BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40359/5/bab 4.pdf5. Setelah perlakuan, tempatkan tikus di...

9
32 BAB 4 METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian The Post test Only Control Group Design. 1.2 Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmako Universitas Muhammadiyah Malang 1.3 Waktu penelitian Penelitian akan dilaksanakan selama dua minggu dibulan Juni 1.4 Populasi dan sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus strain wistar) jantan. 1.5 Replikasi Sampel dalam penelitian ini adalah tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus strain wistar) jantan yang dipilih secara Random Sampling. Penelitian menggunakan dua kelompok perlakuan yang masing-masing berdasarkan rumus Resource Equation yaitu: 10 +1 10 2 +1=6 Keterangan: k = jumlah kelompok

Transcript of BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40359/5/bab 4.pdf5. Setelah perlakuan, tempatkan tikus di...

Page 1: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40359/5/bab 4.pdf5. Setelah perlakuan, tempatkan tikus di kandang masing-masing 6. Lepaskan handscoon dan cuci tangan 7. Perlakuan Setelah

32

BAB 4

METODE PENELITIAN

1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan

rancangan penelitian The Post test Only Control Group Design.

1.2 Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmako Universitas Muhammadiyah

Malang

1.3 Waktu penelitian

Penelitian akan dilaksanakan selama dua minggu dibulan Juni

1.4 Populasi dan sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih galur wistar

(Rattus norvegicus strain wistar) jantan.

1.5 Replikasi

Sampel dalam penelitian ini adalah tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus

strain wistar) jantan yang dipilih secara Random Sampling.

Penelitian menggunakan dua kelompok perlakuan yang masing-masing

berdasarkan rumus Resource Equation yaitu:

10𝑘 + 1

102 + 1 = 6

Keterangan:

k = jumlah kelompok

Page 2: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40359/5/bab 4.pdf5. Setelah perlakuan, tempatkan tikus di kandang masing-masing 6. Lepaskan handscoon dan cuci tangan 7. Perlakuan Setelah

33

Dari rumus besar sampel tersebut didapatkan jumlah sampel tiap kelompok

berjumlah 6 ekor. Sehingga jumlah sampel untuk penelitian minimal sebanyak

12 ekor tikus yang meliputi:

kelompok kontrol: pemberian kontrol berupa krim SSD 1% serta pengukuran dan

pengamatan luas permukaan luka pada hari ke 7

Kelompok perlakuan: pemberian nanas lumat serta pengukuran dan pengamatan

luas permukaan luka pada hari ke 7

1.6 Kriteria Inklusi dan Drop Out

1.6.1 Kriteria Inklusi

Berat badan tikus jantan dewasa 180-250 gram.

Sehat yang ditandai dengan bulu lebat, halus, tidak rontok, licin, mata yang

jernih dan mobilitas yang normal.

1.6.2 Kriteria Drop Out

Tikus sakit dalam proses penelitian ditandai dengan bulu tikus rontok, tidak

mengkilat, mata berair

1.7 Variabel penelitian

Variabel bebas : Nanas lumat (Ananas comocus)

Variabel tergantung : Luas jaringan nekrotik luka bakar derajat II B

Variabel kontrol : Tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus strain wistar).

Page 3: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40359/5/bab 4.pdf5. Setelah perlakuan, tempatkan tikus di kandang masing-masing 6. Lepaskan handscoon dan cuci tangan 7. Perlakuan Setelah

34

1.8 Definisi operasional

Tabel 4.1 tabel definisi operasional penelitian

No Variabel Definisi

Operasional

Variabel

Hasil Ukur

Variabel

Cara ukur

Variabel

Alat

Ukur

Skala

Ukur

Variabel

Variabel Bebas

1 Bonggol

nanas

lumat

(Anana

s

comocu

s)

Buah nanas 250 g

(Ananas comocus)

diambil bagian

bonggol lalu parut

dengan parutan

yang sudah

didesinfeksi.

Secukupnya.

Peneliti

mengunakan

sendok ukur

steril 1 ml

lalu dioleskan

secara merata

Diberikan

secara

topikal

- Kategori:

Nomina

l

Variabel Tergantung

2 Luas

jaringan

nekroti

k luka

bakar

derajat

II B

Luas jaringan

nekrotik pada luka

bakar derajat IIB

dilakukan secara

objektif melalui

pengukuran luas

jaringan nekrotik

pada luka bakar

pada ke-7

Luas jaringan

nekrotik luka

bakar

menyempit

yang

dinyatakan

dalam satuan

sentimeter

(cm)

Gambar

luas

permukaa

n dengan

mika

transpara

n dengan

spidol

permanen

lalu ukur

dengan

menggun

akan

planimete

r

Planimete

r dan

Plastik

Mika

Transpa

rant

Kategori:

Numerik

3 Krim

SSD 1

%

Terapi topikal baku

untuk luka bakar

bersifat

bakteriostatik,

mempunyai daya

tembus yang

cukup efektif

terhadap semua

kuman, tidak

menimbulkan

resistensi dan

aman digunakan

(Sjamsuhidajat dan

Wim De jong,

Kekuatan 1 % Diberikan

secara

topikal

selama 7

hari

- Kategori:

Nomina

l

Page 4: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40359/5/bab 4.pdf5. Setelah perlakuan, tempatkan tikus di kandang masing-masing 6. Lepaskan handscoon dan cuci tangan 7. Perlakuan Setelah

35

1.9 Alat dan Bahan Penelitian

1.9.1 Alat dan Bahan Pemeliharaan Tikus

1. Kandang tikus

2. Penutup kandang

3. Sekam

4. Pakan tikus/ jagung segar

5. Botol air

6. Air

1.9.2 Alat dan Bahan Pembuatan Nanas Lumat (Ananas comocus)

1. Buah nanas muda

2. Alkohol

3. Handscoon

4. Sendok takar

5. Blender

6. Pisau

1.9.3 Alat dan Bahan Pembuatan Luka Bakar

1. Logam dengan diameter 30 mm

2. Air mendidih

3. Sarung tangan/handscoon

4. Ether 10-20%

5. Perlak

6. Lap kain

2010).

Page 5: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40359/5/bab 4.pdf5. Setelah perlakuan, tempatkan tikus di kandang masing-masing 6. Lepaskan handscoon dan cuci tangan 7. Perlakuan Setelah

36

7. Pencukur otomatis/razer

8. Gunting

1.9.4 Alat dan Bahan Perawatan Luka

1. Sarung tangan

2. Normal salin

3. Kasa steril

4. Nanas Lumat

5. Bengkok

6. Hypafix

7. SSD 1 %

8. Tas plastik

1.9.5 Alat Observasi Luka

1. Kamera/Alat pengambil gambar

2. Mika transparant

3. Planimeter atau dapat menggunakan aplikasi Imagej

1.10 Prosedur Penelitian

1.10.1 Adaptasi Tikus

Sampel yang memenuhi kriteria inklusi, dilakukan proses adaptasi

terhadap lingkungan dan pakan yang baru dalam kandang berukuran

43cm X 37cm X 15cm selama satu minggu. Sekam harus diganti

setiap 3 Hari sekali agar menjaga kebersihan kandang.

1.10.2 Pembuatan Luka Bakar

Page 6: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40359/5/bab 4.pdf5. Setelah perlakuan, tempatkan tikus di kandang masing-masing 6. Lepaskan handscoon dan cuci tangan 7. Perlakuan Setelah

37

Terlebih dahulu melakukan pencukuran bulu punggung bagian

lateral tikus. Setelah itu setiap kelompok tikus dianastesi di dalam box

menggunakan kloroform per-inhalasi hingga pingsan setelah itu

pembuatan luka bakar derajat II B menggunakan logam dengan

diameter 30 mm yang dipanaskan dengan solder selama 5 menit,

kemudian ditempelkan di punggung tikus selama 5 detik pada

punggung tikus (Simanjuntak M R, 2008).

1.10.3 Pembuatan bonggol nanas lumat (Ananas comocus)

Bahan-bahan: Bonggol buah nanas (Ananas comocus)

Alat-alat: Pisau, blender, alcohol 70%, jar steril

Cara:

1. cuci tangan hingga bersih lalu pakai handscoon, lalu bersihkan

nanas dengan disemprot menggunkana alcohol 70% lalu kupas

dengan menggunakan handscoon steril. Bersihkan blender dengan

air mengalir lalu keringkan, semprot dengan alcohol 70% untuk

desinfeksi lalu biarkan hingga menguap setelah itu blender nanas

sampai halus, lalu letakkan pada jar kaca yang telah di desinfeksi.

2. Setelah itu dilakukan pasteurisasi, karena enzim bromelain akan

denaturasi jika dipanaskan, maka dari itu akan dilakukan

pasteurisasi dengan suhu 63oC selama 1800 detik. Pasteurisasi ini

disebut juga dengan metode vat pasteurization (Koswara S, 2009).

1.10.4 Perlakuan Luka

1. Siapkan alat dan bahan

Page 7: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40359/5/bab 4.pdf5. Setelah perlakuan, tempatkan tikus di kandang masing-masing 6. Lepaskan handscoon dan cuci tangan 7. Perlakuan Setelah

38

2. Cuci tangan

3. Pakai sarung tangan bersih

4. kelompok I: Setelah dilakukan perlukaan tikus diberi silver

sulfadiazin 1% lalu ditutup dengan hypafix. Pengukuran dan

pengamatan luas jaringan nekrotik pada hari ke 7.

5. Kelompok II: Setelah dilakukan perlukaan tikus diberi bongol

nanas lumat lalu ditutup dengan hypafix. Pengukuran dan

pengamatan luas jaringan nekrotik pada hari ke 7.

6. Dressing, kasa dan hypafix diganti setiap hari

1.10.5 Pengukuran Luka

1. Cuci tangan dan pakai handscoon

2. Posisikan tikus miring sehingga mudah melaksanakan tindakan

3. Tempelkan plastik mika dangan berpola luka pada kertas

menggunakan spidol

4. Ukur pola yang ada pada plastik mika dengan planimeter/imagej

5. Setelah perlakuan, tempatkan tikus di kandang masing-masing

6. Lepaskan handscoon dan cuci tangan

7. Perlakuan Setelah Tindakan

8. Setiap kelompok tikus dianastesi di dalam box menggunakan

kloroform per-inhalasi hingga tikus mati

9. Tikus dibungkus dengan polybag lalu dikuburkan

Page 8: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40359/5/bab 4.pdf5. Setelah perlakuan, tempatkan tikus di kandang masing-masing 6. Lepaskan handscoon dan cuci tangan 7. Perlakuan Setelah

39

1.11 Kerangka operasional penelitian

Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian

Kontrol krim SSD 1

% lalu ditutup

dengan kasa steril

dan hypafix.

Pengukuran luas

jaringan nekrotik

hari ke 7

Randomisasi

Adaptasi selama 7 hari

Perlakuan luka

Pengumpulan data

Analisis data

Hasil dan pembahasan

I

Kelompok I Kelompok II

ekortikusputihja

ntan (Rattus

norvegicus

strain wistar)

Pencukuran bulu, anastesi pada tikus dan pembuatan luka

bakar derajat II B di punggung tikus dengan diameter 30 mm

Bonggol nanas lumat(Ananas comocus)

lalu ditutup dengan

kasa steril dan hypafix. Pengukuran

luas jaringan

nekrotik hari ke 7

12 ekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus strain wistar)

Page 9: BAB 4 METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/40359/5/bab 4.pdf5. Setelah perlakuan, tempatkan tikus di kandang masing-masing 6. Lepaskan handscoon dan cuci tangan 7. Perlakuan Setelah

40

1.12 Analisis data

Rancangan penelitian post test only control group design. Data

yang diperoleh dalam penelitian ini akan di analisa menggunakan uji

normalitas, uji homogenitas, uji komparasi uji t yang pengolahannya

menggunakan program SPSS 20.0 untuk Windows.

Uji normalitas data dengan menggunakan tes Saphiro Wilk karena

sampel kurang dari 50 (normal p>0,05) dan uji homogenitas data dengan

menggunakan tes Levene untuk mengetahui kehomogenan varian dari

data-data yang diperoleh.

Uji komparatif atau uji beda dengan menggunakan uji t, uji ini

digunakan untuk menguji membandingkan antara kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan.