BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pengaruh Fase Organik terhadap Karakteristik ... Tween 80 yang...

12
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Parameter dalam proses emulsifikasi penguapan pelarut yang mempengaruhi ukuran partikel, potensial zeta, sifat hidrofil dan pengisian obat meliputi: (i) Intensitas dan durasi homogenisasi; (ii) jenis dan jumlah emulgator, polimer dan zat aktif; dan (iii) profil pengerasan partikel (penguapan pelarut) (Gupta, 2006). Faktor kritis yang menentukan keberhasilan proses pembuatan nanocarrier (ukuran dan morfologinya) yang diteliti pada studi ini adalah kecepatan dan jenis alat untuk emulsifikasi, jenis polimer, jenis dan konsentrasi emulgator, fase organik, dan pengisian zat aktif. Pada penelitian ini, kecepatan yang digunakan adalah 13.500 rpm. Peningkatan kecepatan homogenisasi akan mengakibatkan nanocarrier mengendap dan menempel pada alat (Homogeniser Ultra-Turrax T23). Kecepatan pengadukan mempengaruhi ukuran globul polimer yang teremulsi. Semakin tinggi kecepatan homogenisasi maka ukuran globul akan semakin kecil. Proses homogenisasi dapat menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk menurunkan tegangan permukaan dan membantu memperbesar luas permukaan globul sehingga didapatkan ukuran globul yang lebih kecil. Akan tetapi masalah yang timbul akibat pengecilan ukuran globul yang luar biasa adalah terjadinya aglomerasi. Dua buah globul akan mengalami koalesensi jika jarak antara kedua globul tersebut kurang dari 1 nm (Gupta, 2006). Oleh karena itu, selain pengaturan kecepatan homogenisasi secara optimal, pengecilan globul juga harus distabilkan dari proses koalesensi. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah menambahkan zat penstabil, dalam penelitian ini digunakan PVA, atau dengan mempercepat proses pembentukan nanocarrier (kecepatan penguapan fase organik). Penambahan surfaktan pada sistem ini akan menurunkan tegangan permukaan. Dengan demikian dengan energi yang sama, yang berasal dari proses homogenisasi, diharapkan dapat diperoleh ukuran partikel yang lebih kecil. Sedangkan mempercepat proses pembentukan nanocarrier atau meningkatkan kecepatan penguapan fase organik memiliki mekanisme yang berbeda. Bila penguapan fase organik 25

Transcript of BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pengaruh Fase Organik terhadap Karakteristik ... Tween 80 yang...

Page 1: BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pengaruh Fase Organik terhadap Karakteristik ... Tween 80 yang tinggi hingga 10% yang tidak efektif ... Hal ini dapat dicegah dengan mengatur pH fase

BAB 4

HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Parameter dalam proses emulsifikasi penguapan pelarut yang mempengaruhi ukuran

partikel, potensial zeta, sifat hidrofil dan pengisian obat meliputi: (i) Intensitas dan durasi

homogenisasi; (ii) jenis dan jumlah emulgator, polimer dan zat aktif; dan (iii) profil

pengerasan partikel (penguapan pelarut) (Gupta, 2006). Faktor kritis yang menentukan

keberhasilan proses pembuatan nanocarrier (ukuran dan morfologinya) yang diteliti pada

studi ini adalah kecepatan dan jenis alat untuk emulsifikasi, jenis polimer, jenis dan

konsentrasi emulgator, fase organik, dan pengisian zat aktif.

Pada penelitian ini, kecepatan yang digunakan adalah 13.500 rpm. Peningkatan kecepatan

homogenisasi akan mengakibatkan nanocarrier mengendap dan menempel pada alat

(Homogeniser Ultra-Turrax T23). Kecepatan pengadukan mempengaruhi ukuran globul

polimer yang teremulsi. Semakin tinggi kecepatan homogenisasi maka ukuran globul akan

semakin kecil. Proses homogenisasi dapat menghasilkan energi yang dapat digunakan

untuk menurunkan tegangan permukaan dan membantu memperbesar luas permukaan

globul sehingga didapatkan ukuran globul yang lebih kecil.

Akan tetapi masalah yang timbul akibat pengecilan ukuran globul yang luar biasa adalah

terjadinya aglomerasi. Dua buah globul akan mengalami koalesensi jika jarak antara kedua

globul tersebut kurang dari 1 nm (Gupta, 2006). Oleh karena itu, selain pengaturan

kecepatan homogenisasi secara optimal, pengecilan globul juga harus distabilkan dari

proses koalesensi. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah menambahkan zat penstabil,

dalam penelitian ini digunakan PVA, atau dengan mempercepat proses pembentukan

nanocarrier (kecepatan penguapan fase organik). Penambahan surfaktan pada sistem ini

akan menurunkan tegangan permukaan. Dengan demikian dengan energi yang sama, yang

berasal dari proses homogenisasi, diharapkan dapat diperoleh ukuran partikel yang lebih

kecil.

Sedangkan mempercepat proses pembentukan nanocarrier atau meningkatkan kecepatan

penguapan fase organik memiliki mekanisme yang berbeda. Bila penguapan fase organik

25

Page 2: BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pengaruh Fase Organik terhadap Karakteristik ... Tween 80 yang tinggi hingga 10% yang tidak efektif ... Hal ini dapat dicegah dengan mengatur pH fase

26

dapat dipercepat, maka diharapkan globul yang masih berukuran kecil dapat mengeras

terlebih dahulu sebelum berkoalesensi dengan globul lainnya. Hal ini lebih

menguntungkan karena suspensi dengan nanocarrier yang telah memadat secara fisik

stabil walaupun tanpa menggunakan zat penstabil (Niwa et al., 1993).

4.1 Pengaruh Fase Organik terhadap Karakteristik Nanocarrier HPMCP HP-55

Fase organik yang digunakan pada pembuatan nanocarrier HPMCP HP-55 terdiri dari

aseton, metanol dan diklorometan. Pengamatan pengaruh fase organik terhadap

karakteristik nanocarrier ditunjukkan pada gambar 4.1, 4.2, dan 4.3.

A B

Gambar 4.1 Suspensi nanocarrier HPMCP HP-55 tanpa menggunakan diklorometan (A) dan dengan menggunakan diklorometan (B).

A B

Gambar 4.2 Pengamatan mikroskopik suspensi nanocarrier menggunakan mikroskop cahaya (perbesaran 1000x) nanocarrier HPMCP HP-55 tanpa menggunakan diklorometan (A) dan dengan menggunakan diklorometan (B).

Page 3: BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pengaruh Fase Organik terhadap Karakteristik ... Tween 80 yang tinggi hingga 10% yang tidak efektif ... Hal ini dapat dicegah dengan mengatur pH fase

27

A B

Gambar 4.3 Pengamatan mikroskopik nanocarrier dengan scanning electron microscopy (SEM) nanocarrier HPMCP HP-55 tanpa menggunakan diklorometan (A) dan dengan menggunakan diklorometan (B).

HPMCP hanya mengembang dan tidak dapat larut didalam diklorometan (Rowe et al.,

2006). Tetapi diklorometan perlu digunakan dalam fase organik untuk membentuk globul

stabil sehingga nanocarrier yang diperoleh dapat berbentuk sferis. Aseton merupakan

pelarut yang baik bagi HPMCP HP-55 karena HPMCP mudah larut baik didalamnya,

begitu juga dalam pelarut campur aseton-metanol (1:1) (Rowe et al., 2006). Tetapi

penggunaan fase organik hanya aseton-metanol meningkatkan polaritas fase organik

menyebabkan fase organik bercampur dengan air sehingga tidak dihasilkan globul yang

sferis dan nanocarrier yang dihasilkan pun berbentuk nonsferis. Peningkatan diklorometan

sebagai fase organik menyebabkan peningkatan ukuran nanocarrier akibat dari terjadinya

pengembangan HPMCP HP-55 dan bukan pelarutan yang diharapkan. Penambahan

metanol akan meningkatkan polaritas fase organik sehingga tegangan permukaan antar fase

berkurang dan ketercampuran dengan air semakin tinggi. Hal ini mengakibatkan

diperolehnya globul yang lebih kecil. Tetapi metanol merupakan pelarut yang berbahaya

dan titik didihnya yang relatif tinggi menyebabkan fase organik lebih sulit diuapkan.

Sehingga penggunaan diklorometan dan metanol lebih sedikit dari aseton.

4.2 Pengaruh Emulgator terhadap Karakteristik Nanocarrier HPMCP HP-55

Pada penelitian ini dibandingkan dua emulgator yaitu Tween 80 dan polivinilalkohol

(PVA). Pengamatan pengaruh emulgator terhadap karakteristik nanocarrier ditunjukkan

pada gambar 4.4, 4.5, dan 4.6.

Page 4: BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pengaruh Fase Organik terhadap Karakteristik ... Tween 80 yang tinggi hingga 10% yang tidak efektif ... Hal ini dapat dicegah dengan mengatur pH fase

28

A B C

Gambar 4.4 Suspensi nanocarrier HPMCP HP-55 menggunakan Tween 80 1% (A), PVA 0,1% (B), dan PVA 0,5 % (C).

A B C

Gambar 4.5 Pengamatan mikroskopik suspensi nanocarrier menggunakan mikroskop cahaya (perbesaran 1000x) nanocarrier HPMCP HP-55 menggunakan Tween 80 1% (A), PVA 0,1% (B), dan PVA 0,5 % (C).

A B

Gambar 4.6 Pengamatan mikroskopik nanocarrier dengan scanning electron microscopy (SEM) nanocarrier HPMCP HP-55 menggunakan Tween 80 1% (A) dan PVA 0,1% (B).

Pengembangan formulasi dengan Tween 80 tidak dilanjutkan karena bentuknya yang cair

menyebabkan partikel sulit untuk dikeringkan sedangkan tujuan akhir perolehan

nanocarrier pada penelitian ini adalah dalam keadaan kering. Selain itu untuk

Page 5: BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pengaruh Fase Organik terhadap Karakteristik ... Tween 80 yang tinggi hingga 10% yang tidak efektif ... Hal ini dapat dicegah dengan mengatur pH fase

29

mendapatkan suspensi dengan penampilan yang benar-benar baik diperlukan konsentrasi

Tween 80 yang tinggi hingga 10% yang tidak efektif dari aspek formulasi. PVA dapat

memberikan hasil yang lebih baik dengan konsentrasi lebih rendah. Pada konsentrasi 0.5%,

PVA mengganggu dalam proses pengeringan sehingga konsentrasi PVA diturunkan hingga

0,1% dan masih memberikan hasil yang sama dilihat dari kejernihan suspensi dan

pengamatan mikroskop cahaya.

Pemberian emulgator dalam fase air tidak mempengaruhi ukuran partikel secara langsung

tetapi emulgator dapat menstabilkan globul-globul yang terbentuk pada saat emulsifikasi

sehingga tidak bersatu kembali. Hal ini yang menyebabkan partikel yang terbentuk dapat

terjaga tetap lebih kecil, selain itu persentase perolehan kembali (dengan cara sentrifugasi)

akan meningkat pula (Niwa et al., 1993). Jenis emulgator yang digunakan juga dapat

memberikan pengaruh pada persentase pengisian obat (Gupta, 2006).

4.3 Pengaruh Fase Organik terhadap Karakteristik Nanocarrier Eudragit RL PO®

Fase organik yang digunakan pada pembuatan nanocarrier HPMCP HP-55 terdiri dari

diklorometan dan aseton. Pengamatan pengaruh fase organik terhadap karakteristik

nanocarrier Eudragit RL PO® ditunjukkan pada gambar 4.7 dan 4.8.

A B

Gambar 4.7 Suspensi nanocarrier Eudragit RL PO® tanpa menggunakan aseton (A) dan dengan menggunakan aseton (B).

Page 6: BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pengaruh Fase Organik terhadap Karakteristik ... Tween 80 yang tinggi hingga 10% yang tidak efektif ... Hal ini dapat dicegah dengan mengatur pH fase

30

A B

Gambar 4.8 Pengamatan mikroskopik nanocarrier menggunakan mikroskop cahaya (perbesaran 1000x + 4x (zoom kamera)) nanocarrier Eudragit RL PO® tanpa menggunakan aseton (A) dan dengan menggunakan aseton (B).

Aseton ditambahkan untuk mengurangi tegangan permukaan antara fase air dan fase

organik karena sifatnya yang dapat bercampur dengan air. Hal ini menyebabkan tegangan

permukaan antara fase air dan organik menjadi kecil sehingga ukuran globul dapat

diperkecil. Pada penelitian sebelumnya, penambahan aseton kedalam fase organik yang

berupa diklorometan dapat mengurangi ukuran partikel hingga 400-500 nm (Niwa et al.,

1993).

4.4 Pengaruh Jenis Polimer terhadap Karakteristik Nanocarrier

Polimer yang dibandingkan adalah HPMCP HP-55 dan Eudragit RL PO®. Pengamatan

pengaruh jenis polimer terhadap karakteristik nanocarrier ditunjukkan pada gambar 4.9,

4.10, dan 4.11.

A B

Gambar 4.9 Suspensi nanocarrier HPMCP HP-55 (A) dan suspensi nanocarrier Eudragit RL PO® (B).

Page 7: BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pengaruh Fase Organik terhadap Karakteristik ... Tween 80 yang tinggi hingga 10% yang tidak efektif ... Hal ini dapat dicegah dengan mengatur pH fase

31

A B

Gambar 4.10 Pengamatan mikroskopik suspensi nanocarrier menggunakan mikroskop cahaya (perbesaran 1000x + 4x (zoom kamera)) nanocarrier HPMCP HP-55 (A) dan nanocarrier Eudragit RL PO® (B).

A B

Gambar 4.11 Pengamatan mikroskopik nanocarrier dengan scanning electron microscopy (SEM) nanocarrier HPMCP HP-55 (A) dan nanocarrier Eudragit RL PO® (B).

Hasil pengamatan nanocarrier menunjukkan bahwa kedua polimer dapat menghasilkan

nanocarrier dengan karakteristik fisik yang baik. Nanocarrier dari HPMCP HP-55

memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan Eudragit RL PO®. Sifat Eudragit

RL PO® yang mudah membentuk film menyebabkan Eudragit RL PO® bersifat lebih

lengket ketika dalam keadaan larut. Hal ini menyebabkan kecenderungan penggabungan

globul pada nanocarrier Eudragit RL PO® mudah terjadi sehingga ukuran partikel relatif

lebih besar.

Jenis polimer yang digunakan, selain mempengaruhi karakteristik nanocarrier, juga

perolehan kembali obat dan kandungan obat dalam nanocarrier. Hal ini ada hubungannya

dengan kelarutan polimer dalam fase dimana polimer tersebut dilarutkan. Kelarutan

polimer yang rendah pada fase organik juga mempengaruhi perolehan kembali nanocarrier

(Niwa et al., 1993)

4.5 Pengaruh Zat Aktif terhadap Karakteristik Nanocarrier

Pengembangan formula yang terbaik dari kedua polimer dilanjutkan dengan penambahan

zat aktif. Zat aktif hidrofilik yang digunakan sebagai model adalah INH dan papain.

Page 8: BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pengaruh Fase Organik terhadap Karakteristik ... Tween 80 yang tinggi hingga 10% yang tidak efektif ... Hal ini dapat dicegah dengan mengatur pH fase

32

4.5.1 Pengaruh Penambahan INH terhadap Karakteristik Nanocarrier

INH digunakan sebagai model zat aktif hidrofilik yang larut pada fasa organik.

Pengamatan pengaruh penambahan INH terhadap karakteristik nanocarrier ditunjukkan

pada gambar 4.12, 4.13 dan 4.14.

A B

Gambar 4.12 Suspensi nanocarrier HPMCP HP-55 mengandung INH (A) dan nanocarrier Eudragit RL PO® mengandung INH (B)

A B

Gambar 4.13 Pengamatan mikroskopik menggunakan mikroskop cahaya (perbesaran 1000x + 4x (zoom kamera)) nanocarrier HPMCP HP-55 mengandung INH (A) dan nanocarrier Eudragit RL PO® mengandung INH (B)

A B

Gambar 4.14 Pengamatan mikroskopik nanocarrier dengan scanning electron microscopy (SEM) nanocarrier HPMCP HP-55 mengandung INH (A) dan nanocarrier Eudragit RL PO®

mengandung INH (B).

Page 9: BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pengaruh Fase Organik terhadap Karakteristik ... Tween 80 yang tinggi hingga 10% yang tidak efektif ... Hal ini dapat dicegah dengan mengatur pH fase

33

Penamb nanocarrier menyebabkan peningkatan ukuran nanocarrier

H dapat larut baik didalam fase organik maupun fase air. Hal ini menyebabkan risiko

.5.2 Pengaruh Penambahan Papain terhadap Karakteristik Nanocarrier

organik.

Gambar 4.15 Suspensi n 55 menga

ahan obat ke dalam

secara signifikan yang dapat diamati baik dari suspensi yang menjadi lebih keruh ataupun

dari pengamatan secara mikroskopik.

IN

tinggi adanya kebocoran zat aktif yang diisikan ke dalam nanocarrier. Ditambah lagi

kelarutan INH dalam air yang cukup besar. Hal ini dapat dicegah dengan mengatur pH fase

air sehingga kelarutan zat aktif dalam air berkurang. Selain mencegah kebocoran,

pengaturan pH juga dapat meningkatkan kandungan obat dalam nanocarrier (Niwa et al.,

1993).

4

Papain digunakan sebagai model zat aktif hidrofilik yang tidak larut pada fasa

Pengamatan pengaruh penambahan papain terhadap karakteristik nanocarrier ditunjukkan

pada gambar 4.15, 4.16, dan 4.17 .

A B anocarrier HPMCP HP- ndung papain (A)

dan nanocarrier Eudragit RL PO® mengandung papain (B).

A B

Gambar 4.16 Pengama r menggunakan era))

tan mikroskopik nanocarriemikroskop cahaya (perbesaran 1000x + 4x (zoom kamnanocarrier HPMCP HP-55 mengandung papain (A) dan nanocarrier Eudragit RL PO® mengandung papain (B).

Page 10: BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pengaruh Fase Organik terhadap Karakteristik ... Tween 80 yang tinggi hingga 10% yang tidak efektif ... Hal ini dapat dicegah dengan mengatur pH fase

34

Gambar 4.17 Pengamatan mikroskopik nanocarrier dengan scanning

electron microscopy (SEM) nanocarrier Eudragit RL PO®

mengandung papain.

Papain digunakan sebagai model untuk protein terapeutik. Penambahan papain dalam

nanocarrier dilakukan menggunakan cara emulsi ganda sehingga globul yang terbentuk

sangat besar. Variasi proses dengan emulsi ganda (air/organik/air) digunakan untuk zat

aktif yang hanya larut pada air dan tidak bisa larut dalam fase organik. Jumlah emulgator

pada emulsi pertama (air/organik) harus jauh lebih besar dibandingkan dengan emulsi

kedua (air/organik/air) karena ukuran globul dari emulsi pertama perlu agar jauh lebih

kecil dari pada globul dari emulsi bagian luar kedua (Gupta, 2006). Pada penelitian ini,

emulsi pertama tidak menggunakan emulgator sehingga didapatkan partikel yang relatif

sangat besar.

4.6 Faktor Lain yang Mempengaruhi Pembentukan Nanocarrirer

Selain faktor diatas, faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pembentukan

nanocarrier antara lain intensitas dan durasi homogenisasi, dan kecepatan penguapan

pelarut organik.

4.6.1 Pengaruh Intensitas dan Durasi Homogenisasi terhadap Pembentukan

Nanocarrier

Intensitas dan durasi homogenisasi berpengaruh langsung terhadap ukuran globul yang

dihasilkan. Proses homogenisasi akan mengurangi ukuran globul. Peningkatan intensitas

homogenisasi akan menurunkan ukuran globul hingga pada ukuran tertentu ukuran globul

akan mencapai nilai stabil walaupun intensitas homogenisasi dinaikkan (Gupta, 2006).

Pada penelitian ini peningkatan kecepatan emulsifikasi dari 13.500 rpm hingga 20.500 rpm

tidak memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Penambahan kecepatan emulsifikasi

justru menimbulkan aglomerasi yang mengakibatkan polimer mengendap dan menempel

pada alat. Hal ini disebabkan pada awal emulsifikasi, proses homogenisasi dengan cara

pengadukan dengan kecepatan tinggi akan mempercepat penguapan pelarut hingga

Page 11: BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pengaruh Fase Organik terhadap Karakteristik ... Tween 80 yang tinggi hingga 10% yang tidak efektif ... Hal ini dapat dicegah dengan mengatur pH fase

35

konsentrasi polimer dalam fase dalam meningkat yang menyebabkan meningkatnya

viskositas globul. Dalam keadaan ini globul menjadi ‘lengket’ (Gupta, 2006) sehingga

mudah menempel pada globul lain atau pada permukaan wadah dan alat.

Selain dengan pengadukan, homogenisasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan

tekanan. Homogeniser tekanan tinggi menggunakan tekanan tinggi untuk memaksa cairan

melalui kanal berukuran mikro dengan konfigurasi tertentu dan proses emulsifikasi terjadi

melalui kombinasi mekanisme pelubangan, penyobekan dan benturan yang

memperlihatkan efesiensi yang sempurna dalam proses emulsifikasi. Dalam penggunaan

homogeniser tekanan tinggi, proses homogenisasi dapat dilakukan dalam beberapa kali

putaran (multyple cycle) hingga didapatkan ukuran globul emulsi yang diinginkan (Gupta,

2006).

Pada penelitian ini, diduga penggunaan jenis homogeniser yang kurang tepat pada proses

emulsifikasi menyebabkan nanocarrier yang dihasilkan masih berukuran mikro.

Diperlukan alat homogeniser yang memiliki intensitas lebih besar agar didapatkan ukuran

globul dalam rentang nanometer.

4.6.2 Pengaruh Kecepatan Penguapan Pelarut terhadap Pembentukan Nanocarrier

Kecepatan penguapan pelarut mempengaruhi proses pemadatan globul. Pada awal proses,

globul masih cair dan berkoalesensi bila globul-globul berdekatan hingga kurang dari 1nm.

Ketika sebagian pelarut menguap, globul akan lengket hingga pada saat sebagian besar

pelarut menguap dan globul akan memadat. Sifat lengket ini berasal dari interaksi antara

pelarut, polimer dan zat aktif (Gupta, 2006). Bila proses penguapan berlangsung lambat,

terdapat kemungkinan globul-globul akan menempel satu sama lain kembali. Pertumbuhan

partikel terus berlangsung sebagai akibat dari koalesensi selama pelarut belum seluruhnya

menguap hingga partikel tidak lengket. Selain itu proses penguapan yang lama dapat

memungkinkan zat aktif yang dapat larut dalam fase luar untuk berpindah dari fase dalam

ke fase luar.Untuk mempercepat penguapan pelarut organik dapat dilakukan beberapa cara

antara lain mengurangi tekanan udara dengan cara dilakukan pemvakuman atau

menggunakan pelarut organik yang sangat mudah menguap seperti CO2 superkritik.

Page 12: BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pengaruh Fase Organik terhadap Karakteristik ... Tween 80 yang tinggi hingga 10% yang tidak efektif ... Hal ini dapat dicegah dengan mengatur pH fase

36

4.7 Pengeringan Nanocarrirer

Teknik pengeringan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode kering beku (freeze-drying) atau liofilisasi. Liofilisasi dilakukan pada formula yang

menggunakan tween 80 dan PVA.

Liofilisasi formula menggunakan tween 80 menghasilkan padatan transparan yang

menempel pada dinding labu bundar. Disebabkan karena wujud tween 80 berupa cairan

sehingga tidak bisa dikeringkan.

Liofilisasi formula manggunakan PVA menghasilkan suatu padatan liat dan ringan yang

menyerupai spon. Hal ini disebabkan oleh rekristalisasi PVA . Ketika konsentrasi PVA

diturunkan dan suspensinya dikeringkan dengan metode kering beku, massa liat yang

terbentuk berkurang hingga menyerupai batu yang berongga dan porus.

Disimpulkan bahwa teknik pengeringan yang telah diterapkan pada percobaan belum

berhasil. Untuk mengatasi masalah ini diusulkan menggunakan emulgator lain yang lebih

sesuai atau menambahkan cryoprotectant yang tepat. Penambahan cryoprotectant dapat

mencegah penggumpalan partikel selama proses pembekuan (Abdelwahed, 2006).