BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik...

19
30 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Peningkatan respon imun dapat terjadi karena adanya infeksi maupun setelah imunisasi atau adanya gangguan sirkulasi maupun tumor. Selain itu peningkatan respon imun juga dipengaruhi oleh imunomodulator. Salah satu herbal yang potensial sebagai imunomodulator adalah jintan hitam. Pemberian jintan hitam secara teratur dengan dosis bertingkat (kontrol, dosis prevetif, dosis kuratif dan capuran jintan hitam dengan madu) menunjukkan gambaran histopatologi yang berbeda-beda. Data kuantitatif yang diperoleh dari perhitungan rataan jumlah dan luas folikel menunjukkan nilai rataan yang berbeda berdasarkan dosis pemberiannya. Selain gambaran histopatologi, hasil pengamatan pada slide organ limfoid sekunder tidak ditemukan adanya edema, kongesti, dan hemoragi. Hal ini disebabkan manfaat dari jintan hitam yang dapat memperlancar peredaran darah (El-Dakhakhny 2002). Peredaran darah yang lancar dapat menghindari terjadinya kongesti, edema, dan hemoragi pada organ limfoid sekunder. 4.1 Perubahan Gambaran Histopatologis Pada Limfonodus Limfonodus (kelenjar getah bening) adalah satu-satunya jaringan limfoid, yang terdapat di antara aliran limfe menyaring limfe sebelum memasuki aliran darah. Organ ini paling teroganisasi dari seluruh organ limfatik, dan hanya satu- satunya yang memiliki pembuluh limfe eferen, dan sinus (Dellman 1989). Hasil percobaan menunjukkan perubahan pada limfonodus setelah diberikan jintan hitam dengan dosis bertingkat pada mencit secara teratur selama dua bulan dapat dilihat dari gambaran histopatologi folikel limfoid yang berbeda pada setiap limfonodus (Gambar 9). Limfonodus mencit menunjukkan gambaran folikel limfoid baik dari jumlah maupun luasan yang berbeda antara perlakuan. Mencit yang diberikan jintan hitam dengan campuran madu menunjukkan luasan folikel limfoid yang lebih luas dibandingkan dengan kontrol, preventif maupun kuratif.

Transcript of BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik...

Page 1: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

30

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peningkatan respon imun dapat terjadi karena adanya infeksi maupun

setelah imunisasi atau adanya gangguan sirkulasi maupun tumor. Selain itu

peningkatan respon imun juga dipengaruhi oleh imunomodulator. Salah satu

herbal yang potensial sebagai imunomodulator adalah jintan hitam.

Pemberian jintan hitam secara teratur dengan dosis bertingkat (kontrol,

dosis prevetif, dosis kuratif dan capuran jintan hitam dengan madu) menunjukkan

gambaran histopatologi yang berbeda-beda. Data kuantitatif yang diperoleh dari

perhitungan rataan jumlah dan luas folikel menunjukkan nilai rataan yang berbeda

berdasarkan dosis pemberiannya. Selain gambaran histopatologi, hasil

pengamatan pada slide organ limfoid sekunder tidak ditemukan adanya edema,

kongesti, dan hemoragi. Hal ini disebabkan manfaat dari jintan hitam yang dapat

memperlancar peredaran darah (El-Dakhakhny 2002). Peredaran darah yang

lancar dapat menghindari terjadinya kongesti, edema, dan hemoragi pada organ

limfoid sekunder.

4.1 Perubahan Gambaran Histopatologis Pada Limfonodus

Limfonodus (kelenjar getah bening) adalah satu-satunya jaringan limfoid,

yang terdapat di antara aliran limfe menyaring limfe sebelum memasuki aliran

darah. Organ ini paling teroganisasi dari seluruh organ limfatik, dan hanya satu-

satunya yang memiliki pembuluh limfe eferen, dan sinus (Dellman 1989).

Hasil percobaan menunjukkan perubahan pada limfonodus setelah

diberikan jintan hitam dengan dosis bertingkat pada mencit secara teratur selama

dua bulan dapat dilihat dari gambaran histopatologi folikel limfoid yang berbeda

pada setiap limfonodus (Gambar 9). Limfonodus mencit menunjukkan gambaran

folikel limfoid baik dari jumlah maupun luasan yang berbeda antara perlakuan.

Mencit yang diberikan jintan hitam dengan campuran madu menunjukkan luasan

folikel limfoid yang lebih luas dibandingkan dengan kontrol, preventif maupun

kuratif.

Page 2: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

31

Gambar 9 Histopatologi limfonodus pada mencit yang diberi perlakuan kontrol (A), HS

Preventif (B), HS Kuratif (C), HS Madu (D) Pewarnaan HE yang

menunjukkan perbedaan luasan antara Folikel Limfoid (FL).

Hasil perhitungan rataan jumlah dan luas folikel limfoid merupakan data

kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan

perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah dan luas dari folikel limfoid

antara mencit jantan dan betina dapat dilihat pada Gambar 9 dan Gambar10.

Tabel 8 Rataan Jumlah dan Luas Folikel Limfoid Mencit Jantan dan Betina

Organ yang

diamati

Parameter

Folikel

(Rata-

rata)

Perlakuan

Kontrol HS Preventif HS Kuratif HS Madu

Limfonodus

Jantan

Jumlah 6,5 ± 0,70a 6,67 ± 2,89a 4,0 ± 0,0a 4,33 ± 1,53a

Luas (μm) 71,5 ± 1,48a 121,67 ±

1,25ab 201 ± 3,12bc 306,67 ± 6,8c

Limfonodus

Betina

Jumlah 5,5 ± 0,70a 6,67 ± 1,53a 6,0 ± 2,65a 6,0 ± 3,51a

Luas (μm) 78,0 ± 1,13a 161 ± 6,83ab 251,33 ±

8,27bc 342,67 ± 1,02c

Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan

perbedaan yang nyata (p<0.05)

FL

C

Page 3: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

32

Hasil perhitungan rataan jumlah folikel limfoid setelah dilakukan uji

statistik menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata (p>0.05) dari masing-

masing perlakuan baik yang diberikan jintan hitam secara rutin (Hs preventif, Hs

kuratif dan Hs madu) maupun yang tidak diberikan jintan hitam (kontrol). Namun,

jika dilihat dari gambaran histogram perbedaan raatan jumlah folikel limfoid

antara jantan dan betina pada Gambar 10 menunjukkan bahwa rataan jumlah

folikel limfoid betina lebih banyak dibandingkan dengan rataan jumlah folikel

limfoid jantan.

Gambar histogram rataan jumlah folikel limfoid betina menunjukkan

jumlah terbanyak pada perlakaun Hs preventif. Rataan jumlah pada mencit yang

diberikan perlakuan preventif maupun kuratif serta campuran jintan hitam dengan

madu menunjukkan rataan jumlah yang lebih tinggi dibandingkan dengan

kelompok kontrol. Rataan jumlah folikel limfoid pada jantan menunjukkan

penurunan pada dosis kuratif maupun pada pemberian campuran ekstrak minyak

jintan hitam dengan madu.

Gambar 10 Histogram perbandingan rataan jumlah folikel limfoid pada mencit jantan dan

betina yang diberikan jintan hitam selama dua bulan

Perbandingan rataan jumlah folikel limfoid betina dan jantan pada mencit

yang diberikan jintan hitam menunjukkan jumlah yang lebih tinggi dibandingkan

dengan jantan kecuali pada dosis preventif. Hal ini kemungkinan dapat terjadi

karena adanya peningkatan luas folikel limfonodus, sehingga beberapa folikel

0

1

2

3

4

5

6

7

Kontrol HS

Preventif

HS Kuratif HS Madu

Rata

an

Ju

mla

h

Perlakuan

Jumlah Folikel Limfoid

Jantan

Betina

Page 4: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

33

bergabung menjadi satu. Menurut Searcy (1995), limfonodus berperan penting

dalam pertahanan tubuh dan fungsi imun. Limfonodus bisa mengalami atrofi

maupun hipertrofi, atau bisa juga menjadi tempat dari inflamasi lokal maupun

umum. Penyakit inflamasi selalu berhubungan dengan perubahan pada aliran

limfatik dan daerah disekitar limfonodus (Cheville 2006).

Hasil pengukuran luas folikel limfoid pada setiap perlakuan terlihat pada

tabel rataan luas yang menunjukkan kelompok yang diberikan ekstrak minyak

jintan hitam dosis kuratif, dan kombinasi dengan madu memiliki rataan luas

folikel yang berbeda nyata (p<0.05) bila dibandingkan dengan kontrol. Pemberian

jintan hitam dengan dosis preventif tidak menunjukkan ukuran luas folikel yang

berbeda nyata (p>0.05) dengan kontrol dan dosis kuratif. Hal ini kemungkinan

karena mencit yang digunakan dalam penelitian ini bukan mencit jenis SPF

(Specific Pathogen Free). Meskipun mencit yang digunakan sudah diberikan

perlakuan khusus sehingga lebih baik dari mencit konvensional, namun masih

adanya peluang ketidakseragaman kondisi imunitas antara mencit sebelum

diberikan asupan ektrak minyak jintan hitam. Hasil perlakuan pada kelompok

dosis kuratif dan madu menunjukkan perbedaan yang nyata berdasarkan uji

statistik jika dibandingkan dengan kontrol.

Gambar 11 memperlihatkan gambaran perbandingan luas folikel limfoid

pada pemberian jintan hitam dengan dosis kontrol, preventif, kuratif, dan

kombinasi madu antara jantan dan betina. Rataan luas pada jantan maupun betina

menunjukkan peningkatan rataan luas folikel pada pemberian jintan hitam dosis

preventif, kuratif dan campuran madu jika dibandingkan dengan kontrol. Namun

antara jantan dan betina, rataan luas folikel betina lebih luas dibandingkan dengan

jantan baik pada dosis kontrol sampai pemberian campuran jintan hitam dengan

madu. Pertambahan luas folikel dapat disebabkan oleh bertambahnya jumlah

limfosit pada folikel akibat adanya proliferasi sel limfosit.

Page 5: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

34

Gambar 11 Histogram perbandingan rataan luas folikel limfoid pada mencit jantan dan

betina yang diberikan jintan hitam selama dua bulan

Sel-sel yang terdapat pada organ limfonodus yang telah diberi perlakuan

ditunjukkan pada Gambar 12 dan Gambar 13. Folikel limfoid menunjukkan

dominasi dari sel-sel limfosit. Peningkatan ini tidak selalu menjadi prognosis yang

baik. Namun, peningkatan limfosit pada folikel limfoid dari hewan yang sehat

menunjukkan peningkatan kemapuan hewan dalam melawan penyakits (Chao et

al. 2004).

Hasil pengamatan pada gambaran histopatologi sel-sel yang terdapat pada

organ limfonodus mencit yang diberikan jintan hitam maupun campuran jintan

hitam dan madu menunjukkan adanya proliferasi sel limfosit, folikel limfoid

sebagian besar di dominasi oleh sel-sel limfosit (Gambar 13). Gambaran folikel

limfoid menjadi lebih besar dibandingkan dengan normal akibatnya gambaran

limfonodus terlihat lebih besar juga. Namun, folikel limfoid yang besar tidak

hanya disebabkan oleh proliferasi sel limfosit. Hewan yang folikel limfoidnya

lebih besar dibandingan dengan normal dapat dikarenakan hewan tersebut

mengalami hiperplasia maupun tumor (Carlton dan McGavin 1998).

0

50

100

150

200

250

300

350

Kontrol HS

Preventif

HS Kuratif HS Madu

Rata

an

Lu

as

Perlakuan

Luas Folikel Lifoid

Jantan

Betina

Page 6: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

35

Gambar 12 Gambaran histopatologi sel-sel limfonodus perbesaran 400x pada perlakuan

kontrol (A), preventif (B), kuratif (C), dan madu (D) menunjukkan adanya

dominasi sel limfosit (L) pada organ limfonodus, namun beberapa slide

organ menunjukkan adanya makrofag (M) dan megakariosit (MK).

Perbedaan yang diperoleh dari penelitian ini dengan perbesaran yang terjadp

pada tumor yaitu adanya keseragaman sel limfosit pada folikel limfoid mencit

perlakuan, sedangkan jika hewan mengalami hiperplasia maupun tumor terdapat

infiltrasi dari sel neutrofil maupun eritrosit. Adanya perbesaran dari nukleus

dengan nukleokromatin yang homogen serta bentuk nuklear yang ireguler juga

merupakan gambaran histopatologi pada limfonodus yang mengalami tumor

(Carlton dan McGavin 1998).

Menurut Fawcett (2002), limfosit merupakan agen utama bagi respon imun

tubuh. Sistem imun menyediakan mekanisme untuk pengenalan mikroorganisme

dan benda asing lain yang memasuki tubuh dan menetralkan dari kemungkinan

pengaruh buruknya. Setiap substansi asing yang dapat menginduksi timbulnya

respon imun disebut antigen. Dalam tubuh suatu individu dapat dijumpai dua tipe

Page 7: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

36

dasar imunitas dapatan yang saling berhubungan. Salah satunya, tubuh mampu

membentuk antibodi yang bersirkulasi, yaitu molekul globulin dalam darah yang

mampu menyerang antigen spesifik.

Gambar 13 Gambaran histopatologi folikel limfoid perbesaran 1000x pada limfonodus

yang telah diberikan perlakuan jintan hitam selama dua bulan

menunjukkan adanya proliferasi sel limfosit (L) pada organ limfonodus.

Pemberian jintan hitam berpengaruh pada jumlah dan luas dari folikel

limfoid. Jintan hitam berfungsi sebagai imunomodulator yang di dalamnya

sebagian besar terdiri dari karbohidrat dan lemak. Lemak mempunyai fungsi

selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan

karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion, dan molekul lain keluar

dan masuk ke dalam sel. Hal ini yang akan membantu tubuh dalam melakukan

sistem pertahanan terhadap benda asing (Winarno 2008). Menurut Jones et al.

(2006), stimulasi antigen dapat menyebabkan hiperplasia reaktif yang dicirikan

dengan pembesaran limfoid. Umumnya, pada kondisi hiperplasia yang aktif akan

terjadi peningkatan plasma sel, namun karena tidak ditemukan adanya plasma sel

pada gambaran sel maka dapat dikatakan bahwa pemberian jintan hitam

menyebabkan hiperplasia reaktif pada organ limfonodus.

Bahan aktif dari jintan hitam yang sangat berperan dalam mekanisme

sistem imun adalah thymoquinone (Al Ali et al. 2008). Thymoquinone akan

meningkatkan respon imun yang dimediasi sel T dan sel NK (natural killer cell)

serta meningkatkan perbandingan antara sel T helper (Th) dengan sel T suppresor

(Ts) (El Kadi dan Kandil 1987). Selain itu jintan hitam juga meningkatkan

Page 8: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

37

pertumbuhan sel B melalui peningkatan IL-3 (interleukin-3), serta merangsang

makrofag dengan peningkatn IL-1 ß (Subijanto 2008).

Peningkatan sel B akibat pemberian jinten hitam akan terlihat melalui

folikel limfoid yang di dalamnya kaya akan sel B. Menurut Fawcett (2002) folikel

limfoid terlibat dalam perkembangan fungsional sel B. Semakin sedikit jumlah sel

B menandakan semakin sedikit juga folikel dan Germinal center pada limfonodus

berarti limfonodus mengalami deplesi (Kuby 1997). Semakin luas folikel dan

Germinal center pada limfonodus menandakan adanya peningkatan jumlah sel B

yang matang dan siap untuk melakukan respon imun terhadap benda asing. Tipe

imunitas ini disebut imunitas humoral atau imunitas sel-B (karena limfosit

membentuk antibodi). Tipe kedua dari imunitas dapat diperoleh melalui

pembentukan limfosit teraktivasi dalam jumlah besar yang dirancang untuk

menghancurkan antigen. Tipe imunitas ini disebut imunitas yang diperantarai sel

atau imunitas sel-T (karena limfosit yang teraktivasi adalah limfosit T) (Guyton

dan Hall 2005). Seperti yang terlihat pada Gambar 8 pemberian jintan hitam yang

dicampur dengan madu menunjukkan folikel limfoid yang lebih luas

dibandingkan dengan kontrol.

Secara mikroskopik limfonodus terbagi atas tiga bagian, yaitu korteks,

parakorteks, dan medula. Korteks merupakan lapisan paling luar yang berisi sel

limfosit B, sel dendrit folikular, dan makrofag yang tersusun dalam nodul yang

disebut folikel limfoid. Folikel limfoid merupakan sebutan dari kumpulan sel-sel

yang terdapat pada bagian kortek ini dan terkadang dilengkapi dengan germinal

center. Folikel limfoid yang tidak dilengkapi dengan germinal center disebut

folikel primer sedangkan yang dilengkapi dengan germinal center disebut folikel

sekunder (Rao 2010). Germinal center merupakan tempat terjadinya poliferasi

dan diferensiasi sel B menjadi sel plasma dan sel memory (Messika 1998).

Struktur folikel ini akan meluas pada saat terjadi respon antigen (Douglas 2006).

Folikel primer merupakan tempat yang kaya akan sel B yang telah matang,

sedangkan Germinal center merupakan tempat perkembangan terhadap respon

antigen yang terdiri dari sel dendrit dan sel B yang reaktif, sehingga untuk

mengukur aktifitas limfonodus terhadap suatu rangsangan salah satunya dengan

melihat perubahan yang terjadi pada folikel limfoid.

Page 9: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

38

Jintan hitam yang digunakan sebagai suplemen dalam kehidupan sehari-

hari sering dikombinasikan dengan madu yang berfungsi sebagai antioksidan juga

dapat mempengaruhi sistem imun. Kombinasi antara jintan hitam dengan madu

menunjukkan gambaran rataan luas folikel limfoid yang lebih luas (Gambar 9)

dan jumlah folikel menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan control hal ini

disebabkan karena kandungan utama madu yaitu antioksidan fenolat yang

memiliki daya aktif tinggi serta bisa meningkatkan perlawanan tubuh terhadap

tekanan oksidasi (oksidative stress) (Sirisinghe et al. 2006).

Proliferasi sel limfosit pada limfonodus mencit merupakan akibat dari

pemberian jintan hitam. Kandungan thymoquinone yang terdapat pada jintan

hitam berfungsi sebagai anti depresan melalui mekanisme penghambatan dari

pelepasan histamin yang nantinya akan mereduksi nilai cyclic Adenosine

Monophosphate (cAMP) (Abdel-Sater 2009). Stres menginduksi kenaikan cAMP

intraseluler yang menyebabkan adanya penekanan sistem imun, contohnya dengan

menghambat proliferasi limfosit dan antibodi (Glaser et al. 1990). Penggunaan

jintan hitam secara rutin yang menyebabkan adanya proliferasi limfosit pada

organ limfonodus. Tingginya kadar asam linoleat dan asam linolenic di dalam

jintan hitam juga berpengaruh terhadap proliferasi sel limfosit. Menurut

Schleicher dan Saleh (2000), kandungan asam lemak yang tinggi terutama asam

linoleat dan asam linolenic dalam jintan hitam mampu meningkatkan sistem imun

tubuh dengan cara meningkatkan proliferasi limfosit untuk menghasilkan antibodi.

Limfonodus akan mengarahkan limfosit muda yang terdapat pada folikel

limfoid untuk menjadi limfosit dipredaran darah yang akan melakukan fungsinya

sebagai pendeteksi antigen. Kebanyakan limfosit yang terdapat pada superfisial

korteks adalah sel B. Sel B ini dapat masuk ke peredaran darah sebagai sel

memori (Sari 2010).

Limfosit yang sudah ada di dalam organ limfoid sekunder akan bergerak

dari organ limfoid yang satu ke organ limfoid yang lain, saluran limfe dan darah.

Dari sirkulasi tersebut limfosid akan kembali memasuki limfoid sekunder atau

rongga-rongga jaringan dan kelenjar getah bening (Baratawidjaja 2002).

Perbedaan yang terjadi pada rataan jumlah dan luas folikel limfoid betina

lebih tinggi dibandingkan dengan jantan. Hal ini karena adanya siklus estrus pada

Page 10: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

39

betina, yang berpengaruh pada respon imun mencit. Pada saat estrus kondisis

fisiologis mencit akan berubah karena terjadinya peradangan fisiologis pada

mencit (Gyuton dan Hall 2005). Kondisi estrus juga menyebabkan serviks pada

mencit betina dalam keadaan terbuka sehingga memungkinkan terjadinya

introduksi mikroorganisme ke dalam saluran reproduksi (Lestari 2006). Selain itu

kondisi estrus mencit juga sangat berhubungan dengan keadaan hormon di dalam

tubuh.

Mencit yang digunakan dalam penelitian ini merupakan mencit yang sudah

dewasa. Pada mencit betina dewasa yang mengalami estrus akan menyebabkan

adanya perubahan secara hormonal terutama pada hormon progesteron yang akan

meningkat pada saat terjadinya estrus. Sebagian besar hormon yang mengatur

sistem imun dalam saluran reproduksi adalah estradiol-17β dan progesterone

(Washburn et al. 1982).

Estradiol-17β dapat memfasilitasi pembersihan mikroorganisme, sementara

treatment dengan progesteron sering menyebabkan adanya infeksi uterus.

Perubahan pada hormon ini yang akan memicu terjadinya peningkatan kerja organ

sistem imun terutama pada mencit betina, sehingga pada folikel limfoid yang

terdapat pada limfonodus mencit betina menunjukkan luasan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan folikel limfoid pada limfonodus jantan.

4.2 Perubahan Gambaran Histopatologis Pada Limpa

Perubahan histopatologi pada limpa mencit setelah pemberian jintan hitam

selama dua bulan menunjukkan gambaran yang berbeda-beda berdasarkan dosis

perlakuan (Gambar 14). Gambaran histopatologi dari pulpa putih pemberian jintan

hitam dosis preventif, kuratif dan campuran dengan madu menunjukkan luasan

yang berbeda. Mencit yang diberi jintan hitam dengan campuran madu memiliki

luasan pulpa putih yang lebih luas dibandingkan dengan kontrol. Hal ini juga

terlihat pada luasan pulpa putih pada perlakuan preventif dan kuratif yang

memiliki ukuran luas pulpa putih lebih luas jika dibandingkan dengan kontrol,

namun tidak lebih luas dibandingkan dengan perlakuan campuran jintan hitam

dengan madu.

Page 11: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

40

Gambar 14 Histopatologi limpa pada mencit yang diberi perlakuan kontrol (A), Hs

preventif (B), Hs kuratif (C), Hs madu (D) menggunakan pewarnaan HE

yang menunjukkan perbedaan rataan jumlah dan luasan pulpa putih (PP)

mengakibatkan luasan pulpa merah (PM) menjadi berbeda tiap perlakuan.

Hasil penelitian pada organ limpa yang telah diberi jintan hitam

menunjukkan hasil uji statistik perhitungan rataan jumlah dan luasan pulpa putih

dari masing-masing perlakuan yang dapat dilihat pada Tabel 9 dan gambaran

histogram rataan jumlah dan luas pulpa putih antara mencit jantan dan berina,

serta gambaran histopatologi organ limpa dengan perbesaran 400x (Gambar 14,

15, dan 16).

Hasil uji statistik diperoleh dari penghitungan jumlah dan luas dari folikel

limfoid yang terdapat pada organ limpa perlakuan. Penghitungan jumlah ini

dilakukan secara langsung dengan melihat gambaran histopatologi organ limpa

perbesaran 40x, sedangkan penghitungan luas menggunakan bantuan software

Image J®.

Page 12: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

41

Tabel 9 Rataan Jumlah dan Luas Pulpa Putih Mencit Jantan dan Betina.

Organ

yang

diamati

Parameter

Folikel

(Rata-

rata)

Perlakuan

Kontrol HS Preventif HS Kuratif HS Madu

Limpa

Jantan

Jumlah 6,5 ± 2,12a 7,33 ± 1,15a 6,0 ± 2,65a 6,33 ± 1,53a

Luas (μm) 142,5 ± 4,60a 325 ± 4,67bc 487,67 ± 7,41bc 523,33 ± 1,33 c

Limpa

Betina

Jumlah 8,0 ± 0,0a 6,3 ± 2,08a 6,0 ± 1,0a 6,0 ± 3,46 a

Luas (μm) 115 ± 7,02a 245,55 ±

7,25ab 468,33 ± 1,98bc 567,67 ± 1,67 c

Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan

perbedaan yang nyata (p<0.05)

Uji statistik rataan jumlah pulpa putih pada limpa menunjukkan tidak ada

perbedaan yang nyata (p>0.05) antara kontrol maupun pada mencit yang diberikan

perlakuan ekstrak minyak jintan hitam dosis preventif, kuratif, dan kombinasi

dengan madu baik pada mencit jantan maupun betina. Namun, dalam histogram

batang rataan jumlah pulpa putih pada mencit jantan setelah diberikan perlakuan

mengalami penurunan dibandingkan dengan kontrol. Mencit betina rataan jumlah

folikel mengalami peningkatan tertinggi pada pemberian jintan hitam dengan

dosis preventif. Kemudian mengalami penurunan pada pemberian jintan hitam

dosis kuratif. Penurunan jumlah pulpa putih ini kemungkinan terjadi karena

adanya perluasan dari pulpa putih, sehingga adanya beberapa pulpa putih

bergabung menjadi satu.

Page 13: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

42

Gambar 15 Histogram perbandingan jumlah rataan pulpa putih pada mencit jantan dan betina yang diberikan jintan hitam selama dua bulan

Pulpa merah merupakan bagian terbesar pada limpa yang mengandung

banyak darah yang disimpan dalam jalinan retikuler. Pulpa merah terdiri dari

arteriol pulpa, kapiler selubung serta kapiler terminal, sinus venosus atau venula,

dan bingkai limpa (Dellmann 1989). Berneda dengan pulpa merah, pulpa putih

merupakan jaringan limfatik yang menyebar di seluruh limpa sebagai folikel

limfoid limpa dan seperti selubung limfatik periarterial. Pada kedua lokasi,

serabut retikuler dan sel retikuler membentuk jalinan stroma dalam tiga dimensi

mengandung pecahan limfosit, makrofag, dan sel-sel aksesoris lain mirip dengan

yang terlihat pada limfonodus. Sel-sel utama dalam folikel limfoid ini adalah

limfosit B, sedangkan limfosit T menempati daerah yang langsung mengitari arteri

nodularis (Dellmann 1989).

Pulpa putih limpa terdiri atas jaringan limfoid yang berhubungan langsung

dengan pembuluh darah arteri sentralis yang membentuk periarteriolar lymphoid

sheath (PALS) dan nodulus limfatikus yang ditambah pada selubung. PALS atau

sarung limfoid periarteriolar sebagian besar terdiri atas sel T (Anonim 2006b).

Daerah pulpa putih terdapat folikel primer yang berisi sel limfosit B bila terjadi

respon terhadap antigen maka akan terbentuk germinal center pada pulpa putih

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Kontrol HS

Preventif

HS Kuratif HS Madu

Ju

mla

h P

ulp

a P

uti

h

Perlakuan

Jumlah Rataan Pulpa Putih

Jantan

Betina

Page 14: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

43

dan disebut dengan folikel sekunder. Setiap folikel sekunder yang terbentuk

dikelilingi oleh selapis sel T yang disebut dengan marginal zone (Davis 1998).

Daerah marginal pada pulpa putih merupakan daerah yang kaya akan

makrofag dan limfosit khusus. Semua unsur dari aliran darah, begitu juga antigen

akan bertemu dengan makrofag dan limfosit pada pulpa putih. Partikel yang

mengambang dalam plasma darah akan difagosit secara efisien oleh makrofag

sehingga mempermudah dalam pendeteksian antigen (Dellmann 1989).

Berbeda dengan limfonodus yang berfungsi untuk menyaring antigen dari

cairan limfe, limpa berfungsi untuk menyaring darah (Tizard 1988). Menurut

Martini (1992) fungsi utama limpa ada dua, yaitu memfagosit komponen darah

yang abnormal dan menginisiasi respon imun melalui sel B dan sel T. Disamping

itu, limpa menyimpan eritrosit dan trombosit serta melaksanakan eritropoiesis

pada fetus. Karena itu limpa terbagi atas dua bagian, yaitu satu bagian untuk

menyaring eritrosit, penjeratan antigen, dan eritropoiesis yang disebut pulpa

merah dan bagian lain yang di dalamnya terjadi tanggap kebal disebut pulpa putih.

Ekstrak minyak jintan hitam yang diberikan secara oral pada mencit akan

diserap melalui usus kemudian disebarkan oleh darah ke seluruh organ. Jintan

hitam berfungsi menurunkan tekanan darah dan meningkatkan respirasi (Ebaid et

al. 2010) serta sebagai antioksidan, sehingga pemberian jintan hitam akan

mencegah terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif ini terjadi karena adanya

radikal bebas yang merupakan sekelompok bahan kimia baik berupa atom

maupun molekul yang memiliki elektron yang tidak berpasangan pada lapisan

terluarnya (Droge 2002). Akibatnya, limpa dari mencit yang telah diberikan

perlakuan jintan hitam akan terhindar dari stres oksidatif dan akan adanya

peningkatan kerja yang mengakibatkan penambahan jumlah sel B pada pulpa

putih serta menginduksi hiperplasia. Bahan jintan hitam yang berfungsi sebagai

antioksidan adalah thymoquinone, selain itu zat aktif ini juga berfungsi dalam

penghambat infeksi, pengurang rasa sakit dan merangsang kandungan empedu

(Nagi dan Mansour 2000).

Page 15: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

44

Gambar 16 Histogram perbandingan luas rataan pulpa putih pada mencit jantan dan

betina yang diberikan jintan hitam selama dua bulan.

Uji statistic luas rataan pulpa putih yang ditunjukkan pada Tabel 9 mencit

yang diberi ekstrak minyak jintan hitam dosis preventif, kuratif, dan kombinasi

dengan madu pada mencit jantan menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p<0.05)

jika dibandingkan dengan kontrol. Namun, pada mencit betina dosis pemberian

jintan hitam preventif tidak menunjukkan perbedaan yang nyata jika dibandingkan

dengan kontrol dan Hs kuratif, sedangkan dari hasil perbandingan pengukuran

luas pulpa putih pada tiap perlakuan antara mencit jantan dan betina dalam bentuk

histogram batang (Gambar 16) menunjukkan adanya peningkatan luas pulpa putih

dibandingkan dengan kontrol. Rataan luas pulpa putih terluas terdapat pada

mencit yang diberikan campuran jintan hitam dengan madu selama dua bulan.

Perbandingan rataan luas pulpa putih antara jantan dan betina

menunjukkan rataan luas pulpa putih pada mencit jantan lebih tinggi

dibandingkan dengan mencit betina. Menurut Malole dan Pramono (1989)

berdasarkan sifat anatomisnya limpa pada mencit jantan 50% lebih besar

dibandingkan dengan mencit betina. Hal itu kemungkinan yang menyebabkan

rataan luas pulpa putih mencit jantan lebih luas dibandingkan dengan mencit

betina.

0

100

200

300

400

500

600

Kontrol HS

Preventif

HS Kuratif HS Madu

Lu

as

Pu

lpa

Pu

tih

Perlakuan

Luas Rataan Pulpa Putih

Jantan

Betina

Page 16: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

45

Proliferasi limfosit merupakan penanda adanya fase aktivasi dari respon

imun tubuh. Proliferasi limfosit ini berupa peningkatan produksi limfoblas yang

kemudian menjadi limfosit. Secara mikroskopis dapat terlihat pembesaran organ-

organ limfoid (Ganong 2003). Aktivitas limpa dalam menghasilkan sel limfosit

pada saat terjadi respon imun dapat mengakibatkan pembesaran limpa.

Pembesaran limpa bisa disebabkan karena peningkatan respon imun tubuh.

Peningkatan respon imun dapat terjadi karena adanya infeksi maupun setelah

imunisasi atau adanya gangguan sirkulasi maupun tumor serta pemberian

imunomodulator.

Hasil pengamatan pada gambaran histopatologi sel-sel yang terdapat pada

organ limpa mencit yang diberikan jintan hitam maupun campuran jintan hitam

dan madu menunjukkan adanya proliferasi sel limfosit pada pulpa putih (Gambar

17). Pulpa putih yang sebagian besar di dominasi oleh sel-sel limfosit, sehingga

gambaran pulpa putih menjadi lebih besar dibandingkan dengan normal akibatnya

gambaran limpa terlihat lebih besar juga. Penambahan luas pulpa putih yang

terjadi pada penelitian ini memiliki diagnosa banding yaitu tumor. Pada tumor

pulpa putih mengalami penambahan luas diiringi dengan adanya infiltrasi dari sel

tumor dan neutrofil, sedangkan pada penelitian ini penambahan luas disebabkan

oleh adanya proliferasi sel limfosit yang seragam (Gambar 17).

Pulpa putih menunjukkan dominasi dari sel-sel limfosit. Peningkatan

limfosit pada pulpa putih dari hewan yang sehat akan menunjukkan peningkatan

kemampuan hewan dalam melawan penyakit (Chao et al. 2004). Jintan hitam

yang kaya akan nilai nutrisi, menurut El-Kadi dan Kandil (1987) berpotensial

sebagai imunomodulator. Imunomodulator merupakan suatu senyawa yang dapat

mempengaruhi sistem imun humoral maupun seluler. Jintan hitam yang berperan

sebagai imunomodulator akan meningkatkan fungsi imun tubuh. Fungsi imun

tubuh yang meningkat akan mempercepat penyembuhan jika terjadi infeksi.

Page 17: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

46

Gambar 17 Gambaran histopatologi sel-sel limpa perbesaran 400x pada perlakuan kontrol

(A), preventif (B), kuratif (C), dan madu (D) menunjukkan adanya dominasi

sel limfosit (L) pada organ limfonodus, namun beberapa slide organ

menunjukkan adanya makrofag (M) dan megakariosit (MK)

Ekstrak minyak jintan hitam yang diperoleh dari biji jintan hitam

mengandung 36%-38% fixed oil, protein, tanin, alkaloid, saponin dan 0,4%-2,5%

minyak essensial yang bersifat volatile (mudah menguap). Komponen utama dari

fixed oil ini yaitu asam lemak tak jenuh dan asam eicosadienoic. Minyak essensial

yang telah dianalisis memiliki kandungan utama yaitu thymoquinone (Gerige et al

2009). Zat aktif thymoquinone (2-isopropyl-5-methylbenzo-1,4-quinone) mampu

meningkatkan aktifitas respon imun dalam organ limpa dengan cara memacu

fungsi berbagai komponen sistem imun nonspesifik (fagosit, sel NK) dan sistem

imun spesifik (proliferasi sel T, sel B yang memproduksi antibodi) (Anderson

1999). Selain itu kandungan minyak essensial ini mampu menurunkan volume

tumor jika diberikan secara injeksi pada bagian tumor (Edris 2009) Peningkatan

aktifitas respon imun ini ditunjukkan dengan adanya proliferasi sel-sel limfosit

Page 18: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

47

(Gambar 18) sehingga adanya perluasan dari pulpa putih pada limpa mencit

setelah diberikan jintan hitam.

Peningkatan jumlah limfosit pada perlakuan jintan hitam dengan madu

juga menunjukkan aktivitas sinergisme antar keduanya bila diaplikasikan secara

bersama-sama. Kandungan antioksidan penting yaitu L-askorbat dalam madu dan

komponen mineral lainnya juga mampu meningkatkan status imunitas tubuh

(Bogdanov et al 2008). Menurut Kesic et al (2009), asam L-askorbat adalah

antioksidan fase cair yang paling efektif dalam plasma darah manusia yang

berfungsi sebagai antioksidan fisiologis penting untuk perlindungan terhadap

penyakit dan proses degeneratif yang disebabkan oleh stress oksidatif.

Gambar 18 Gambaran histopatologi pulpa putih perbesaran 1000x pada limpa yang telah

diberikan perlakuan jintan hitam selama dua bulan menunjukkan adanya

proliferasi sel limfosit (L) pada organ limfonodus.

Kombinasi madu dan jintan hitam memiliki kasiat yang sangat tinggi

sebagai antioksidan. Asupan yang kaya akan antioksidan akan mencegah mencit

mengalami stres. Stressor dapat mengakibatkan bahaya terhadap sistem imun.

Mencit dalam kondisi stres akan mempengaruhi pelepasan hormon neuropeptida

seperti ACTH, biasanya imunosupresi. Gangguan respon imun yang disebabkan

stres dapat berupa respon non-spesifik proliferasi limfosit atas pengaruh mitogen,

timbul sel Ts antigen spesifik, aktivasi makrofag, perubahan keseimbangan Th

sekresi sitokin dan ekspresi sitokin. Sehingga menyebabkan kerentanan terhadap

penyakit dan infeksi (Baratawidjaja 2002).

Page 19: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · kuantitatif dalam bentuk hasil uji statistik yang disajikan pada Tabel 8, sedangkan perbandingan gambaran perbedaan rataan jumlah

48

Secara histopatologi peningkatan sistem imun dapat diketahui dengan cara

melihat peningkatan luas serta peningkatan jumlah folikel limfoid pada limpa dan

limfonodus. Pada mencit yang diberikan perlakuan jintan hitam dengan dosis

bertingkat terjadinya hiperplasia folikel limfoid limpa dan dalam kondisi reaktif.

Bertambahnya luas folikel ini menandakan bertambahnya sel B yang siap

melakukan aktifitas dalam sistem imun mencit. Zat aktif utama yang dapat

meningkatkan sistem imun mencit ini adalah thymoquinone yang terkandung di

dalam jinten hitam. Selain itu thymoquinone berperan aktif sebagai antioksidan

yang mampu mencegah stres pada mencit sehingga kondisi kesehatan mencit akan

menjadi baik (Mansour et al 2002).

Kandungan thymoquinone yang terdapat pada jintan hitam berfungsi sebagai

antioksidan melalui mekanisme penghambatan dari pelepasan histamin yang

nantinya akan mereduksi nilai cyclic Adenosine Monophosphate (cAMP) (Abdel-

Sater 2009). Stres menginduksi kenaikan cAMP intraseluler yang menyebabkan

adanya penekanan sistem imun, contohnya dengan menghambat proliferasi

limfosit dan antibodi (Glaser et al. 1990). Penggunaan jintan hitam selama dua

bulan dalam penelitian ini yang menyebabkan penghambatan dari pelepasan

histamin sehingga terjadinya proliferasi limfosit pada organ limpa. Proliferasi sel

limfosit pada limpa mencit menyebabkan adanya perluasan dari pulpa putih.