Bab 4 Final
-
Upload
dickydick-well -
Category
Documents
-
view
95 -
download
1
description
Transcript of Bab 4 Final
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
4.1 ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
Analisis lingkungan eksternal Kabupaten Musi Banyuasin dilakukan
untuk mengidentifikasi peluang yang tersedia dan ancaman yang mungkin
timbul dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan
Kabupaten Musi Banyuasin dalam lima tahun mendatang (2012-2017). Merujuk
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2008-2013, analisis lingkungan eksternal berkaitan dengan tiga
arus perubahan yang terjadi, yaitu globalisasi, demokratisasi dan desentralisasi.
4.1.1 Analisis Peluang Daerah
a. Posisi Kabupaten Musi Banyuasin sebagai daerah yang memiliki potensi
sumberdaya alam yang sangat besar, khususnya sumberdaya minyak
dan gas bumi serta pertambangan dan energi menjadikan daerah yang
dianggap penting secara regional maupun nasional.
b. Kabupaten Musi Banyuasin sebagai salah satu daerah yang
menghasilkan gambir dengan kualitas getah yang sangat bagus.
c. Pelestarian kawasan hutan rawa gambut di Kecamatan Bayung Lencir
akan meningkatkan ketersediaan karbon dalam rangka perdagangan
karbon (carbon trade).
d. Pembangunan sektor pertanian kedepannya diarahkan sebagai sektor
strategis dalam peningkatan kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
e. Kabupaten Musi Banyuasin memiliki sumberdaya batubara dan gas alam
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik
f. Perkembangan teknologi dan informasi dapat memberikan kemudahan
dalam penyebaran informasi Data, potensi dan peluang investasi yang
dimiliki Kabupaten Musi Banyuasin
IV - 1
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012
g. Rencana pembangunan jaringan jalan tol mulai dari kota palembang −
Kabupaten Musi Banyuasin – Kecamatan Babat Supat – Kecamatan
Sungai Lilin – Kecamatan Tungkal Jaya – Kecamatan Bayung Lencir –
Provinsi Jambi.
h. Adanya perluasan wilayah yang belum terlayani
i. Perencanaan yang bersifat lintas sektoral dan regional serta kerjasama
dengan pihak luar.
j. Dinamika sosial, khususnya pada aspek religius dan kultur masyarakat
Kabupaten Musi Banyuasin mengarah kepada perwujudan masyarakat
mandiri dan tidak mudah di pengaruhi
4.1.2 Analisis Ancaman Daerah
a. Peningkatan investasi dan percepatan pembangunan akan mendorong
eksploitasi sumber daya alam termasuk hutan, air dan pertambangan
secara berlebihan yang berdampak negatif bagi kesinambungan
pembangunan
b. Krisis ekonomi yang merupakan dampak dari krisis ekonomi dunia akan
berdampak menurunnya investasi dan produksi, meningkatnya
penggangguran, bertambahnya angka kemiskinan dan menurunnya
pendapatan daerah.
c. Peraturan Perundangan Daerah tidak terintegrasi dengan Peraturan
perundangan provinsi maupun pusat sehingga menghambat
pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan daerah
d. Masih adanya gangguan keamanan dan iklim berinvestasi yang kurang
kompetitiif sehingga investor kurang tertarik berinvestasi di Kabupaten
Musi Banyuasin
e. Kecenderungan pertumbuhan ekonomi masih rendah
IV - 2
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012
f. Kebutuhan menjaga integrasi nasional, keseimbangan, pembangunan
antar wilayah terutama keseimbangan pembangunan antar wilayah
maupun antar kota dan desa
g. Masih rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah
daerah sehingga partisipasi masyarakat terhadap proses pembangunan
rendah
h. Adanya pelanggaran – pelanggaran yang mengakibatkan kerugian
keuangan Negara / Daerah.
i. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Musi Banyuasin masih tergolong
tinggi ( 20,06 persen ) akan berpengaruh terhadap capaian cakupan
pendidikan, kesejahteraan dan kesehatan.
j. Dampak perubahan iklim dan peningkatan frekuensi serta intensitas iklim
ekstrim rentan terhadap bencana banjir maupun hujan yang
berkepanjangan dapat menyebabkan tanah longsor dan bencana alam
lainnya.
4.2 ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL
Analisis lingkungan internal Kabupaten Musi Banyuasin dilakukan untuk
mengidentifikasi seluruh kekuatan yang tersedia serta berbagai kelemahan
yang dapat menghambat upaya dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan
sasaran pembangunan Kabupaten Musi Banyuasin dalam lima tahun
mendatang (2012-2017).
4.2.1 Analisis Kekuatan Daerah
a. Kabupaten Musi Banyuasin merupakan daerah yang memiliki potensi
sumberdaya alam yang sangat besar, khususnya sumberdaya minyak
dan gas bumi serta pertambangan dan energi yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi, yaitu batu bara, gas alam/Coal Bed Methane
(CBM) serta minyak dan gas alam yang jumlahnya sangat besar dan
manfaat ekonominya masih sangat panjang.
IV - 3
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012
b. Kabupaten Musi Banyuasin memiliki lahan perkebunan yang sangat
potensial, terutama kelapa sawit, karet, gambir dan kelapa. terdapat 53
(lima puluh tiga) perusahaan perkebunan kelapa sawit, 9 (sembilan)
diantaranya sudah memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit serta 2 (dua)
pabrik pengolahan crumb rubber.
c. Selain itu Kabupaten Musi Banyuasin juga memiliki potensi pertanian dan
peternakan yaitu pengembangan padi organik, jagung dan peternakan
sapi. Total luas lahan sawah untuk pengembangan padi adalah seluas
64.750 Ha yang tersebar di beberapa kecamatan dan pengembangan
jagung seluas 8.605 Ha di Kecamatan Lalan. Pengembangan peternakan
sapi tersebar di Kecamatan Sungai Lilin, Plakat Tinggi dan Kecamatan
Lais dengan luas lahan untuk peternakan sapi 1.607,60 Ha dan total
populasi sapi sebanyak 12.861 ekor.
d. Kabupaten Musi Banyuasin memiliki luas hutan lebih kurang 826. 441 Ha,
yang terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu hutan lindung (19.2999 Ha),
hutan produksi (517.084 Ha) serta hutan produksi konservasi (116.358
Ha). Selain itu Kabupaten Musi Banyuasin juga memiliki hutan rawa
gambut yang masih sangat potensial seluas 24.000 Ha, terletak di
Kecamatan Bayung Lencir.
e. Musi Banyuasin dialiri 7 (tujuh) sungai besar yaitu Musi, Batanghari Leko,
Dawas, Tungkal, Lalan, Merang dan Bayat serta kawasan pesisir yang
luas untuk menunjang pengembangan angkutan sungai serta kegiatan
perikanan.
f. Ikan Kejublang (botia Macrachanta), yang merupakan spesies ikan hias
air tawar banyak terdapat di perairan sungai di Kabupaten Musi
Banyuasin.
g. Kabupaten Musi Banyuasin memiliki potensi wisata yang cukup banyak
yaitu wisata alam seperti Danau Ulak Lia, Danau Cala, Danau Sidowali,
Danau Konger, Danau Gas Alam dan Danau Ujan Mas serta wisata
kuliner dengan berbagai makanan khas seperti pindang ikan baung, ikan
IV - 4
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012
tapa, ikan lais (salai lais), pundang, kerupuk-kemplang, lempuk durian
dan lainnya.
h. Kabupaten Musi Banyuasin memiliki lapangan terbang, sirkuit skyland,
stabel kuda, kolam renang serta atlet-atlet yang berprestasi baik tingkat
nasional maupun International.
i. Kabupaten Musi Banyuasin memiliki dana APBD yang cukup besar
sehingga pelaksanaan pembangunan dapat terlaksana sampai ke daerah
terisolir untuk mengejar ketertinggalan pembangunan
4.2.2 Analisis Kelemahan Daerah
a. Belum optimalnya pengembangan mutu sumber daya manusia yang
ditunjukkan oleh relatif rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
tingginya angka kemiskinan, rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja
b. Terbatasnya infrastruktur perekonomian (jalan, listrik, air dan industri)
yang menghambat pengembangan usaha dan pelayanan publik.
c. Belum optimalnya kinerja aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan
publik.
d. Peraturan perundangan belum kondusif bagi pengembangan usaha.
e. Belum optimalnya investasi swasta.
f. Belum optimalnya pelayanan pendidikan sebagai akibat terbatasnya
sarana dan prasarana pendidikan, belum maksimalnya perluasan akses
dan pemerataan pendidikan serta masih rendahnya kualitas dan mutu
pendidikan.
g. Belum optimalnya pelayanan kesehatan masyarakat sebagai akibat
terbatasnya fasilitas dan tenaga kesehatan.
h. Organisasi yang kurang efektif dan optimal.
IV - 5
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012
4.3 ISU-ISU STRATEGIS
Isu strategis dapat berasal dari permasalahan pembangunan maupun
yang berasal dari dunia internasional, kebijakan nasional maupun regional.
Dalam penyajian isu-isu strategis, hal terpenting yang diperhatikan adalah isu
tersebut dapat memberikan manfaat atau pengaruh di masa datang terhadap
perkembangan di Kabupaten Musi Banyuasin dalam kurun waktu Tahun 2012-
2017.
Pada bagian perumusan isu-isu strategis yang akan dirancang,
permasalahan-permasalahan pembangunan yang diprioritaskan, akan menjadi
agenda utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.
4.3.1 Isu Strategis Pembangunan di Luar Kabupaten Musi Banyuasin
Kemajuan global makin meningkatkan keterkaitan pengaruh dunia
internasional, nasional, regional maupun lokal. Hubungan antar manusia
dengan segala kepentingan, aktivitas dan akibat atau kejadian-kejadiannya,
menimbulkan isu-isu dan permasalahan strategis baik positif maupun negatif.
Beberapa kondisi yang menjadi dasar dalam analisis lingkungan strategis,
adalah sebagai berikut.
1. Lingkungan Internasional
a) Globalisasi Perdagangan dan Jasa
Perdagangan bebas memperketat persaingan sektor usaha antar
negara, sehingga dibutuhkan kualitas SDM (tenaga kerja) yang
mampu menghasilkan produk-produk ekspor (barang dan jasa) yang
unggul dan berdaya saing. Kekalahan daya saing akan berakibat
pada penurunan ekspor serta kegagalan program penempatan
tenaga kerja atau pengurangan pengangguran.
IV - 6
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012
b) Fluktuasi Harga dan Kurs Mata Uang
Produktivitas yang tidak sebanding dengan tingginya konsumsi
mencerminkan pola hidup konsumtif yang harus dikurangi. Besarnya
konsumsi mempengaruhi daya saing rupiah terhadap mata uang
internasional dan dalam keterkaitan dengan perdagangan
internasional akan terjadi ketimpangan (defisit) Neraca Pembayaran.
Fluktuasi negatif ataupun penurunan nilai rupiah yang signifikan
mengakibatkan instabilitas APBN yang selanjutnya akan mengurangi
besaran dana perimbangan (DAU, DAK dan lainnya) yang akan
diterima pemerintah kabupaten.
c) Degradasi Lingkungan
Pemanasan global berdampak pada terjadinya pencairan es/salju
yang menambah kenaikan permukaan air laut (rob). Akibat lainnya
adalah terjadinya anomali musim, bencana alam dan kerusakan alam
yang menurunkan produktivitas pertanian. Krisis pangan dunia mesti
disikapi dengan peningkatan swasembada pangan guna terpenuhinya
kebutuhan pangan nasional.
d) Komitmen Internasional
Kesepakatan antar negara khususnya yang telah ditandatangani
(disepakati) oleh Pemerintah Indonesia perlu didukung oleh seluruh
masyarakat (Pemerintah Daerah). Komitmen internasional tersebut
diantaranya adalah Millenium Development Goals (MDG’s) tentang
paradigma pembangunan global, Protokol Kyoto tentang
pengurangan emisi gas rumah kaca, Convention on the Elimination of
All Form of Discrimination Against Women (CEDAW) tentang
pembangunan dan Pemberdayaan perempuan, Hyogo Framework
tentang peredaman bencana, Ecolabelling atau sertifikasi produk dan
sebagainya.
IV - 7
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012
2. Lingkungan Nasional
a) Kemiskinan dan Pengangguran
Jumlah penduduk miskin di Indonesia dengan kriteria MDG’s yaitu
yang berpenghasilan kurang dari 1 US$ lebih kurang sebanyak 16,5
juta jiwa atau 7,5%.
b) Krisis Energi
Sumber energi yang digunakan saat ini sebagian besar bersumber
dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Keterbatasan
energi fosil memicu terjadinya krisis energi yang lebih lanjut akan
berpengaruh pada produktivitas masyarakat utamanya dunia usaha.
Penggunaan energi alternatif perlu diupayakan guna memenuhi
kebutuhan energi masyarakat.
c) Tuntutan Pemerintahan yang Bersih dan Profesional
Kenyataan yang melekat beberapa periode terdahulu hingga saat ini
adalah banyaknya korupsi, kolusi dan nepotisme yang merambah di
semua tingkatan aparatur. Selain itu birokrasi yang dinilai kurang
profesional tidak sejalan dengan kebutuhan dan pengetahuan
masyarakat yang terus berkembang. Kebijakan Reformasi Birokrasi
dilakukan secara menyeluruh dari tatanan kelembagaan, manajemen,
pengembangan SDM, penegakan hukum demokrasi dan lain-lain
dalam rangka peningkatan pelayanan publik yang makin berkualitas.
d) Bencana Alam
Degradasi lingkungan sebagaimana halnya masalah internasional
strategis juga dirasakan secara nasional. Indonesia sebagai negara
maritim memiliki potensi lebih besar akan intensitas terjadinya
bencana alam berupa gempa, letusan gunung berapi, banjir, angin,
kebakaran dan tanah longsor. Pelaksanaan tanggap darurat dan
rehabilitasi-rekonstruksi merupakan hal penting yang harus dilakukan
oleh jajaran pemerintah hingga masyarakat.
IV - 8
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012
e) Kemampuan Keuangan Negara
Pembangunan menyeluruh membutuhkan dana pembiayaan yang
besar, sementara kemampuan keuangan negara sangat terbatas
sehingga negara masih terbelit hutang luar negeri yang cukup besar
pula. Setiap daerah harus berupaya meningkatkan kemandirian
keuangan daerah (tidak hanya bergantung pada bantuan dari
Pemerintah Pusat) dengan cara meningkatkan penggalian
pendapatan asli daerah dan investasi. Dalam RPJM Nasional 2010-
2014 disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional selama ini
berkisar 6%, padahal pembangunan yang inklusif membutuhkan
pertumbuhan ekonomi diatas 6,5% per tahun. Pertumbuhan ekonomi
ini dapat terwujud manakala terjadi peningkatan produktivitas dunia
usaha yang signifikan terhadap ekspor. Di sisi lain proporsi belanja
daerah didominasi oleh belanja pegawai dan belanja tidak langsung,
harus diimbangi dengan efisiensi dan efektivitas tinggi agar dana
yang ada dapat didayagunakan dengan sebaik-baiknya.
f) Stabilitas Keamanan dan Ketentraman
Salah satu dampak buruk kemajuan iptek adalah makin canggihnya
kejahatan, diawali dari tumbuhnya keinginan dan ketidakpuasan,
persaingan dan kecemburuan sosial sehingga mendorong orang
untuk berperilaku melawan, merugikan dan meresahkan.
g) Hambatan Perdagangan antar Daerah
Hambatan perdagangan antar daerah biasanya berkaitan dengan
perijinan, transportasi, komunikasi, informasi dan sarana prasarana
pendukung. Hal yang dirasakan oleh dunia usaha khususnya usaha
kecil dan menengah adalah kurangnya akses ke pasar di luar daerah
maupun ekspor.
IV - 9
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012
h) Keadilan dan Kesetaraan Gender
Indikator pembangunan gender secara resmi adalah Gender-
related Development Index (GDI) dan Gender Empowerment
Measurement (GEM). Dua indikator tersebut menghendaki adanya
peningkatan peran dan kesempatan bagi perempuan sebagaimana
peran dan kesempatan yang dimiliki laki-laki. Kesempatan tersebut
adalah kesempatan dalam berusaha, pendidikan dan lain-lain serta
dalam menduduki jabatan/posisi strategis tertentu.
i) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak
Tujuan dari isu ini adalah untuk menjamin dan melindungi anak
akan haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
berpartisipasi secara optimal sesuai harkat dan martabat
kemanusiaan, serta terlindungi dari segala bentuk kekerasan,
perlakuan salah, penelantaran dan eksploitasi. Kasus gizi buruk,
partisipasi sekolah, putus sekolah, kekerasan terhadap anak, pekerja
anak, anak jalanan dan lain-lain adalah fakta yang menunjukkan
belum terpenuhinya perlindungan dan kesejahteraan anak.
j) Daya Saing Teknologi dan Industri
Dominasi ekspor Indonesia adalah ekspor bahan mentah yang
bersumber dari kekayaan alam yang belum diolah, sehingga memiliki
nilai ekonomis yang rendah. Penyebabnya adalah kurangnya
kemampuan iptek dalam mengolahnya menjadi barang setengah jadi
maupun produk akhir serta kurangnya kemampuan iptek dalam
menciptakan dan membuat produk yang berkualitas. Budaya iptek
yang kreatif dan inovatif harus difasilitasi.
Selain itu kebanggaan terhadap produk dalam negeri kurang
tertanam dalam diri warga negara Indonesia, image yang
berkembang adalah bahwa produk dalam negeri selalu lebih jelek
daripada produk luar negeri. Pencintaan terhadap produk tradisional
(batik, dll) merupakan satu bentuk local genius yang baik untuk
IV - 10
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012
dikembangkan, khususnya di dalam negeri dan sebaiknya
dipromosikan/dipasarkan ke luar negeri.
4.3.2 Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Musi Banyuasin
Isu strategis adalah suatu kondisi yang bersifat penting, mendasar,
mendesak, berkepanjangan dan terkait dengan pencapaian tujuan di masa
mendatang, khususnya selama periode 5 (lima) tahun ke depan. Pemilihan
isu strategis di Kabupaten Musi Banyuasin, mempertimbangkan beberapa
hal, yaitu:
(i) merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin;
(ii) besarnya dampak yang ditimbulkan terhadap publik;
(iii) tingkat kemungkinan/ kemudahan penanganan;
(iv) memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran
pembangunan;
(v) memiliki daya ungkit terhadap pencapaian untuk pembangunan daerah;
(vi) janji politik yang harus diwujudkan.
Dengan berdasar pada pertimbangan di atas, isu-isu strategis yang
menjadi prioritas pembangunan bagi pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin
untuk periode 5 (lima) tahun mendatang, adalah sebagai berikut:
Isu 01 : Menciptakan Basis Perekonomian Wilayah Kabupaten yang Kuat,
yang didukung oleh Sektor-sektor tangguh, produktif dan berdaya
saing dengan bertumpu pada sumber daya alam setempat dan
kelestarian daya dukung wilayah;
Sebagai wilayah kabupaten berkembang, Kabupaten Musi
Banyuasin mesti memiliki basis kegiatan ekonomi yang kuat
dengan mengandalkan potensi sumberdaya lokal dan sumberdaya
yang ada di sekitarnya. Kabupaten Musi Banyuasin kedepan mesti
menjadi wilayah yang terbuka dan mudah diakses dari wilayah
IV - 11
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012
Propinsi Sumatera dalam rangka mendorong percepatan dan
pemerataan pembangunan ekonomi wilayah Kabupaten Musi
Banyuasin.
Isu 02 : Pengembangan Sistem Perkotaan yang terpadu dengan jaringan
prasarana dan sarana wilayah untuk mendukung Kegiatan Sosial-
Ekonomi Masyarakat dan Pemerataan Pembangunan.
Ketidakseimbangan perkembangan pembangunan sistem
perkotaan dan perdesaan nampak dipengaruhi oleh keterbatasan
pelayanan jaringan prasarana dan sarana wilayah. Sistem pusat-
pusat perkotaan mengalami perkembangan pembangunan yang
tidak merata. Oleh karena itu, untuk mewujudkan percepatan dan
pemerataan pembangunan ekonomi wilayah, maka langkah-
langkah strategis yang perlu dilakukan antara lain ;
mengintegrasikan pembangunan prasarana transportasi dalam
rangka melakukan percepatan dan pemerataan pembangunan
fisik, social dan ekonomi, melakukan optimalisasi pemanfataan
potensi sumberdaya local secara berkelanjutan, untuk kepentingan
pembangunan ekonomi wilayah dan mempersiapkan fasilitas
pelayanan social yang cukup dan ditempatkan sesuai kebutuhan
dan merata pada setiap pusat-pusat permukiman perkotaan dan
perdesaan.
Isu 03 : Adanya kecenderungan Perencanaan Wilayah yang Berbasis
Mitigasi Bencana.
Dalam perencanaan tata ruang wilayah perlu mencermati
karakteristik wilayah yang direncanakan. Karakteristik wilayah yang
dimaksud tidak hanya menemukan potensi dan permasalahan
perkembangan pembangunan wilayah, tetapi perlu juga
mencermati bila ada potensi bencana alam, seperti abrasi, gempa
bumi, kebakaran hutan, banjir, longsor dan bencana lainnya.
Adanya potensi bencana yang relative beragam ini perlu mendapat
perhatian secara khusus, agar apa yang sudah direncanakan dan
dibangun sudah mempertimbangkan faktor resiko yang
IV - 12
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012
menimbulkan kerugian bagi wilayah yang bersangkutan. Dalam
RTRW Kabupaten Musi Banyuasin ini, tentunya harus sudah
mempertimbangkan adanya potensi bencana alam, seperti :
kebakaran hutan dan permukiman perkotaan serta bencana abrasi
pantai. Untuk meminimalisasi munculnya kerugian akibat bancana
alam, maka produk RTRW Kabupaten Musi Banyuasin mesti
sudah mengantisipasi dengan mencermati dan
mengakomodasikan prinsip-prinsip mitigasi bencana dalam produk
perencanaan tata ruang tersebut.
IV - 13