Bab 4 Final

18
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012 BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4.1 ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL Analisis lingkungan eksternal Kabupaten Musi Banyuasin dilakukan untuk mengidentifikasi peluang yang tersedia dan ancaman yang mungkin timbul dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Musi Banyuasin dalam lima tahun mendatang (2012-2017). Merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008-2013, analisis lingkungan eksternal berkaitan dengan tiga arus perubahan yang terjadi, yaitu globalisasi, demokratisasi dan desentralisasi. 4.1.1 Analisis Peluang Daerah a.Posisi Kabupaten Musi Banyuasin sebagai daerah yang memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat besar, khususnya sumberdaya minyak dan gas bumi serta pertambangan dan energi menjadikan daerah yang dianggap penting secara regional maupun nasional. b.Kabupaten Musi Banyuasin sebagai salah satu daerah yang menghasilkan gambir dengan kualitas getah yang sangat bagus. IV - 1

description

hyiop

Transcript of Bab 4 Final

Page 1: Bab 4 Final

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1 ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

Analisis lingkungan eksternal Kabupaten Musi Banyuasin dilakukan

untuk mengidentifikasi peluang yang tersedia dan ancaman yang mungkin

timbul dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan

Kabupaten Musi Banyuasin dalam lima tahun mendatang (2012-2017). Merujuk

pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera

Selatan Tahun 2008-2013, analisis lingkungan eksternal berkaitan dengan tiga

arus perubahan yang terjadi, yaitu globalisasi, demokratisasi dan desentralisasi.

4.1.1 Analisis Peluang Daerah

a. Posisi Kabupaten Musi Banyuasin sebagai daerah yang memiliki potensi

sumberdaya alam yang sangat besar, khususnya sumberdaya minyak

dan gas bumi serta pertambangan dan energi menjadikan daerah yang

dianggap penting secara regional maupun nasional.

b. Kabupaten Musi Banyuasin sebagai salah satu daerah yang

menghasilkan gambir dengan kualitas getah yang sangat bagus.

c. Pelestarian kawasan hutan rawa gambut di Kecamatan Bayung Lencir

akan meningkatkan ketersediaan karbon dalam rangka perdagangan

karbon (carbon trade).

d. Pembangunan sektor pertanian kedepannya diarahkan sebagai sektor

strategis dalam peningkatan kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

e. Kabupaten Musi Banyuasin memiliki sumberdaya batubara dan gas alam

yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik

f. Perkembangan teknologi dan informasi dapat memberikan kemudahan

dalam penyebaran informasi Data, potensi dan peluang investasi yang

dimiliki Kabupaten Musi Banyuasin

IV - 1

Page 2: Bab 4 Final

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012

g. Rencana pembangunan jaringan jalan tol mulai dari kota palembang −

Kabupaten Musi Banyuasin – Kecamatan Babat Supat – Kecamatan

Sungai Lilin – Kecamatan Tungkal Jaya – Kecamatan Bayung Lencir –

Provinsi Jambi.

h. Adanya perluasan wilayah yang belum terlayani

i. Perencanaan yang bersifat lintas sektoral dan regional serta kerjasama

dengan pihak luar.

j. Dinamika sosial, khususnya pada aspek religius dan kultur masyarakat

Kabupaten Musi Banyuasin mengarah kepada perwujudan masyarakat

mandiri dan tidak mudah di pengaruhi

4.1.2 Analisis Ancaman Daerah

a. Peningkatan investasi dan percepatan pembangunan akan mendorong

eksploitasi sumber daya alam termasuk hutan, air dan pertambangan

secara berlebihan yang berdampak negatif bagi kesinambungan

pembangunan

b. Krisis ekonomi yang merupakan dampak dari krisis ekonomi dunia akan

berdampak menurunnya investasi dan produksi, meningkatnya

penggangguran, bertambahnya angka kemiskinan dan menurunnya

pendapatan daerah.

c. Peraturan Perundangan Daerah tidak terintegrasi dengan Peraturan

perundangan provinsi maupun pusat sehingga menghambat

pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan daerah

d. Masih adanya gangguan keamanan dan iklim berinvestasi yang kurang

kompetitiif sehingga investor kurang tertarik berinvestasi di Kabupaten

Musi Banyuasin

e. Kecenderungan pertumbuhan ekonomi masih rendah

IV - 2

Page 3: Bab 4 Final

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012

f. Kebutuhan menjaga integrasi nasional, keseimbangan, pembangunan

antar wilayah terutama keseimbangan pembangunan antar wilayah

maupun antar kota dan desa

g. Masih rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah

daerah sehingga partisipasi masyarakat terhadap proses pembangunan

rendah

h. Adanya pelanggaran – pelanggaran yang mengakibatkan kerugian

keuangan Negara / Daerah.

i. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Musi Banyuasin masih tergolong

tinggi ( 20,06 persen ) akan berpengaruh terhadap capaian cakupan

pendidikan, kesejahteraan dan kesehatan.

j. Dampak perubahan iklim dan peningkatan frekuensi serta intensitas iklim

ekstrim rentan terhadap bencana banjir maupun hujan yang

berkepanjangan dapat menyebabkan tanah longsor dan bencana alam

lainnya.

4.2 ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL

Analisis lingkungan internal Kabupaten Musi Banyuasin dilakukan untuk

mengidentifikasi seluruh kekuatan yang tersedia serta berbagai kelemahan

yang dapat menghambat upaya dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan

sasaran pembangunan Kabupaten Musi Banyuasin dalam lima tahun

mendatang (2012-2017).

4.2.1 Analisis Kekuatan Daerah

a. Kabupaten Musi Banyuasin merupakan daerah yang memiliki potensi

sumberdaya alam yang sangat besar, khususnya sumberdaya minyak

dan gas bumi serta pertambangan dan energi yang dapat dimanfaatkan

sebagai sumber energi, yaitu batu bara, gas alam/Coal Bed Methane

(CBM) serta minyak dan gas alam yang jumlahnya sangat besar dan

manfaat ekonominya masih sangat panjang.

IV - 3

Page 4: Bab 4 Final

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012

b. Kabupaten Musi Banyuasin memiliki lahan perkebunan yang sangat

potensial, terutama kelapa sawit, karet, gambir dan kelapa. terdapat 53

(lima puluh tiga) perusahaan perkebunan kelapa sawit, 9 (sembilan)

diantaranya sudah memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit serta 2 (dua)

pabrik pengolahan crumb rubber.

c. Selain itu Kabupaten Musi Banyuasin juga memiliki potensi pertanian dan

peternakan yaitu pengembangan padi organik, jagung dan peternakan

sapi. Total luas lahan sawah untuk pengembangan padi adalah seluas

64.750 Ha yang tersebar di beberapa kecamatan dan pengembangan

jagung seluas 8.605 Ha di Kecamatan Lalan. Pengembangan peternakan

sapi tersebar di Kecamatan Sungai Lilin, Plakat Tinggi dan Kecamatan

Lais dengan luas lahan untuk peternakan sapi 1.607,60 Ha dan total

populasi sapi sebanyak 12.861 ekor.

d. Kabupaten Musi Banyuasin memiliki luas hutan lebih kurang 826. 441 Ha,

yang terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu hutan lindung (19.2999 Ha),

hutan produksi (517.084 Ha) serta hutan produksi konservasi (116.358

Ha). Selain itu Kabupaten Musi Banyuasin juga memiliki hutan rawa

gambut yang masih sangat potensial seluas 24.000 Ha, terletak di

Kecamatan Bayung Lencir.

e. Musi Banyuasin dialiri 7 (tujuh) sungai besar yaitu Musi, Batanghari Leko,

Dawas, Tungkal, Lalan, Merang dan Bayat serta kawasan pesisir yang

luas untuk menunjang pengembangan angkutan sungai serta kegiatan

perikanan.

f. Ikan Kejublang (botia Macrachanta), yang merupakan spesies ikan hias

air tawar banyak terdapat di perairan sungai di Kabupaten Musi

Banyuasin.

g. Kabupaten Musi Banyuasin memiliki potensi wisata yang cukup banyak

yaitu wisata alam seperti Danau Ulak Lia, Danau Cala, Danau Sidowali,

Danau Konger, Danau Gas Alam dan Danau Ujan Mas serta wisata

kuliner dengan berbagai makanan khas seperti pindang ikan baung, ikan

IV - 4

Page 5: Bab 4 Final

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012

tapa, ikan lais (salai lais), pundang, kerupuk-kemplang, lempuk durian

dan lainnya.

h. Kabupaten Musi Banyuasin memiliki lapangan terbang, sirkuit skyland,

stabel kuda, kolam renang serta atlet-atlet yang berprestasi baik tingkat

nasional maupun International.

i. Kabupaten Musi Banyuasin memiliki dana APBD yang cukup besar

sehingga pelaksanaan pembangunan dapat terlaksana sampai ke daerah

terisolir untuk mengejar ketertinggalan pembangunan

4.2.2 Analisis Kelemahan Daerah

a. Belum optimalnya pengembangan mutu sumber daya manusia yang

ditunjukkan oleh relatif rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM),

tingginya angka kemiskinan, rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja

b. Terbatasnya infrastruktur perekonomian (jalan, listrik, air dan industri)

yang menghambat pengembangan usaha dan pelayanan publik.

c. Belum optimalnya kinerja aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan

publik.

d. Peraturan perundangan belum kondusif bagi pengembangan usaha.

e. Belum optimalnya investasi swasta.

f. Belum optimalnya pelayanan pendidikan sebagai akibat terbatasnya

sarana dan prasarana pendidikan, belum maksimalnya perluasan akses

dan pemerataan pendidikan serta masih rendahnya kualitas dan mutu

pendidikan.

g. Belum optimalnya pelayanan kesehatan masyarakat sebagai akibat

terbatasnya fasilitas dan tenaga kesehatan.

h. Organisasi yang kurang efektif dan optimal.

IV - 5

Page 6: Bab 4 Final

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012

4.3 ISU-ISU STRATEGIS

Isu strategis dapat berasal dari permasalahan pembangunan maupun

yang berasal dari dunia internasional, kebijakan nasional maupun regional.

Dalam penyajian isu-isu strategis, hal terpenting yang diperhatikan adalah isu

tersebut dapat memberikan manfaat atau pengaruh di masa datang terhadap

perkembangan di Kabupaten Musi Banyuasin dalam kurun waktu Tahun 2012-

2017.

Pada bagian perumusan isu-isu strategis yang akan dirancang,

permasalahan-permasalahan pembangunan yang diprioritaskan, akan menjadi

agenda utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.

4.3.1 Isu Strategis Pembangunan di Luar Kabupaten Musi Banyuasin

Kemajuan global makin meningkatkan keterkaitan pengaruh dunia

internasional, nasional, regional maupun lokal. Hubungan antar manusia

dengan segala kepentingan, aktivitas dan akibat atau kejadian-kejadiannya,

menimbulkan isu-isu dan permasalahan strategis baik positif maupun negatif.

Beberapa kondisi yang menjadi dasar dalam analisis lingkungan strategis,

adalah sebagai berikut.

1. Lingkungan Internasional

a) Globalisasi Perdagangan dan Jasa

Perdagangan bebas memperketat persaingan sektor usaha antar

negara, sehingga dibutuhkan kualitas SDM (tenaga kerja) yang

mampu menghasilkan produk-produk ekspor (barang dan jasa) yang

unggul dan berdaya saing. Kekalahan daya saing akan berakibat

pada penurunan ekspor serta kegagalan program penempatan

tenaga kerja atau pengurangan pengangguran.

IV - 6

Page 7: Bab 4 Final

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012

b) Fluktuasi Harga dan Kurs Mata Uang

Produktivitas yang tidak sebanding dengan tingginya konsumsi

mencerminkan pola hidup konsumtif yang harus dikurangi. Besarnya

konsumsi mempengaruhi daya saing rupiah terhadap mata uang

internasional dan dalam keterkaitan dengan perdagangan

internasional akan terjadi ketimpangan (defisit) Neraca Pembayaran.

Fluktuasi negatif ataupun penurunan nilai rupiah yang signifikan

mengakibatkan instabilitas APBN yang selanjutnya akan mengurangi

besaran dana perimbangan (DAU, DAK dan lainnya) yang akan

diterima pemerintah kabupaten.

c) Degradasi Lingkungan

Pemanasan global berdampak pada terjadinya pencairan es/salju

yang menambah kenaikan permukaan air laut (rob). Akibat lainnya

adalah terjadinya anomali musim, bencana alam dan kerusakan alam

yang menurunkan produktivitas pertanian. Krisis pangan dunia mesti

disikapi dengan peningkatan swasembada pangan guna terpenuhinya

kebutuhan pangan nasional.

d) Komitmen Internasional

Kesepakatan antar negara khususnya yang telah ditandatangani

(disepakati) oleh Pemerintah Indonesia perlu didukung oleh seluruh

masyarakat (Pemerintah Daerah). Komitmen internasional tersebut

diantaranya adalah Millenium Development Goals (MDG’s) tentang

paradigma pembangunan global, Protokol Kyoto tentang

pengurangan emisi gas rumah kaca, Convention on the Elimination of

All Form of Discrimination Against Women (CEDAW) tentang

pembangunan dan Pemberdayaan perempuan, Hyogo Framework

tentang peredaman bencana, Ecolabelling atau sertifikasi produk dan

sebagainya.

IV - 7

Page 8: Bab 4 Final

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012

2. Lingkungan Nasional

a) Kemiskinan dan Pengangguran

Jumlah penduduk miskin di Indonesia dengan kriteria MDG’s yaitu

yang berpenghasilan kurang dari 1 US$ lebih kurang sebanyak 16,5

juta jiwa atau 7,5%.

b) Krisis Energi

Sumber energi yang digunakan saat ini sebagian besar bersumber

dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Keterbatasan

energi fosil memicu terjadinya krisis energi yang lebih lanjut akan

berpengaruh pada produktivitas masyarakat utamanya dunia usaha.

Penggunaan energi alternatif perlu diupayakan guna memenuhi

kebutuhan energi masyarakat.

c) Tuntutan Pemerintahan yang Bersih dan Profesional

Kenyataan yang melekat beberapa periode terdahulu hingga saat ini

adalah banyaknya korupsi, kolusi dan nepotisme yang merambah di

semua tingkatan aparatur. Selain itu birokrasi yang dinilai kurang

profesional tidak sejalan dengan kebutuhan dan pengetahuan

masyarakat yang terus berkembang. Kebijakan Reformasi Birokrasi

dilakukan secara menyeluruh dari tatanan kelembagaan, manajemen,

pengembangan SDM, penegakan hukum demokrasi dan lain-lain

dalam rangka peningkatan pelayanan publik yang makin berkualitas.

d) Bencana Alam

Degradasi lingkungan sebagaimana halnya masalah internasional

strategis juga dirasakan secara nasional. Indonesia sebagai negara

maritim memiliki potensi lebih besar akan intensitas terjadinya

bencana alam berupa gempa, letusan gunung berapi, banjir, angin,

kebakaran dan tanah longsor. Pelaksanaan tanggap darurat dan

rehabilitasi-rekonstruksi merupakan hal penting yang harus dilakukan

oleh jajaran pemerintah hingga masyarakat.

IV - 8

Page 9: Bab 4 Final

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012

e) Kemampuan Keuangan Negara

Pembangunan menyeluruh membutuhkan dana pembiayaan yang

besar, sementara kemampuan keuangan negara sangat terbatas

sehingga negara masih terbelit hutang luar negeri yang cukup besar

pula. Setiap daerah harus berupaya meningkatkan kemandirian

keuangan daerah (tidak hanya bergantung pada bantuan dari

Pemerintah Pusat) dengan cara meningkatkan penggalian

pendapatan asli daerah dan investasi. Dalam RPJM Nasional 2010-

2014 disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional selama ini

berkisar 6%, padahal pembangunan yang inklusif membutuhkan

pertumbuhan ekonomi diatas 6,5% per tahun. Pertumbuhan ekonomi

ini dapat terwujud manakala terjadi peningkatan produktivitas dunia

usaha yang signifikan terhadap ekspor. Di sisi lain proporsi belanja

daerah didominasi oleh belanja pegawai dan belanja tidak langsung,

harus diimbangi dengan efisiensi dan efektivitas tinggi agar dana

yang ada dapat didayagunakan dengan sebaik-baiknya.

f) Stabilitas Keamanan dan Ketentraman

Salah satu dampak buruk kemajuan iptek adalah makin canggihnya

kejahatan, diawali dari tumbuhnya keinginan dan ketidakpuasan,

persaingan dan kecemburuan sosial sehingga mendorong orang

untuk berperilaku melawan, merugikan dan meresahkan.

g) Hambatan Perdagangan antar Daerah

Hambatan perdagangan antar daerah biasanya berkaitan dengan

perijinan, transportasi, komunikasi, informasi dan sarana prasarana

pendukung. Hal yang dirasakan oleh dunia usaha khususnya usaha

kecil dan menengah adalah kurangnya akses ke pasar di luar daerah

maupun ekspor.

IV - 9

Page 10: Bab 4 Final

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012

h) Keadilan dan Kesetaraan Gender

Indikator pembangunan gender secara resmi adalah Gender-

related Development Index (GDI) dan Gender Empowerment

Measurement (GEM). Dua indikator tersebut menghendaki adanya

peningkatan peran dan kesempatan bagi perempuan sebagaimana

peran dan kesempatan yang dimiliki laki-laki. Kesempatan tersebut

adalah kesempatan dalam berusaha, pendidikan dan lain-lain serta

dalam menduduki jabatan/posisi strategis tertentu.

i) Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

Tujuan dari isu ini adalah untuk menjamin dan melindungi anak

akan haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan

berpartisipasi secara optimal sesuai harkat dan martabat

kemanusiaan, serta terlindungi dari segala bentuk kekerasan,

perlakuan salah, penelantaran dan eksploitasi. Kasus gizi buruk,

partisipasi sekolah, putus sekolah, kekerasan terhadap anak, pekerja

anak, anak jalanan dan lain-lain adalah fakta yang menunjukkan

belum terpenuhinya perlindungan dan kesejahteraan anak.

j) Daya Saing Teknologi dan Industri

Dominasi ekspor Indonesia adalah ekspor bahan mentah yang

bersumber dari kekayaan alam yang belum diolah, sehingga memiliki

nilai ekonomis yang rendah. Penyebabnya adalah kurangnya

kemampuan iptek dalam mengolahnya menjadi barang setengah jadi

maupun produk akhir serta kurangnya kemampuan iptek dalam

menciptakan dan membuat produk yang berkualitas. Budaya iptek

yang kreatif dan inovatif harus difasilitasi.

Selain itu kebanggaan terhadap produk dalam negeri kurang

tertanam dalam diri warga negara Indonesia, image yang

berkembang adalah bahwa produk dalam negeri selalu lebih jelek

daripada produk luar negeri. Pencintaan terhadap produk tradisional

(batik, dll) merupakan satu bentuk local genius yang baik untuk

IV - 10

Page 11: Bab 4 Final

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012

dikembangkan, khususnya di dalam negeri dan sebaiknya

dipromosikan/dipasarkan ke luar negeri.

4.3.2 Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Musi Banyuasin

Isu strategis adalah suatu kondisi yang bersifat penting, mendasar,

mendesak, berkepanjangan dan terkait dengan pencapaian tujuan di masa

mendatang, khususnya selama periode 5 (lima) tahun ke depan. Pemilihan

isu strategis di Kabupaten Musi Banyuasin, mempertimbangkan beberapa

hal, yaitu:

(i) merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Musi

Banyuasin;

(ii) besarnya dampak yang ditimbulkan terhadap publik;

(iii) tingkat kemungkinan/ kemudahan penanganan;

(iv) memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran

pembangunan;

(v) memiliki daya ungkit terhadap pencapaian untuk pembangunan daerah;

(vi) janji politik yang harus diwujudkan.

Dengan berdasar pada pertimbangan di atas, isu-isu strategis yang

menjadi prioritas pembangunan bagi pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin

untuk periode 5 (lima) tahun mendatang, adalah sebagai berikut:

Isu 01 : Menciptakan Basis Perekonomian Wilayah Kabupaten yang Kuat,

yang didukung oleh Sektor-sektor tangguh, produktif dan berdaya

saing dengan bertumpu pada sumber daya alam setempat dan

kelestarian daya dukung wilayah;

Sebagai wilayah kabupaten berkembang, Kabupaten Musi

Banyuasin mesti memiliki basis kegiatan ekonomi yang kuat

dengan mengandalkan potensi sumberdaya lokal dan sumberdaya

yang ada di sekitarnya. Kabupaten Musi Banyuasin kedepan mesti

menjadi wilayah yang terbuka dan mudah diakses dari wilayah

IV - 11

Page 12: Bab 4 Final

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012

Propinsi Sumatera dalam rangka mendorong percepatan dan

pemerataan pembangunan ekonomi wilayah Kabupaten Musi

Banyuasin.

Isu 02 : Pengembangan Sistem Perkotaan yang terpadu dengan jaringan

prasarana dan sarana wilayah untuk mendukung Kegiatan Sosial-

Ekonomi Masyarakat dan Pemerataan Pembangunan.

Ketidakseimbangan perkembangan pembangunan sistem

perkotaan dan perdesaan nampak dipengaruhi oleh keterbatasan

pelayanan jaringan prasarana dan sarana wilayah. Sistem pusat-

pusat perkotaan mengalami perkembangan pembangunan yang

tidak merata. Oleh karena itu, untuk mewujudkan percepatan dan

pemerataan pembangunan ekonomi wilayah, maka langkah-

langkah strategis yang perlu dilakukan antara lain ;

mengintegrasikan pembangunan prasarana transportasi dalam

rangka melakukan percepatan dan pemerataan pembangunan

fisik, social dan ekonomi, melakukan optimalisasi pemanfataan

potensi sumberdaya local secara berkelanjutan, untuk kepentingan

pembangunan ekonomi wilayah dan mempersiapkan fasilitas

pelayanan social yang cukup dan ditempatkan sesuai kebutuhan

dan merata pada setiap pusat-pusat permukiman perkotaan dan

perdesaan.

Isu 03 : Adanya kecenderungan Perencanaan Wilayah yang Berbasis

Mitigasi Bencana.

Dalam perencanaan tata ruang wilayah perlu mencermati

karakteristik wilayah yang direncanakan. Karakteristik wilayah yang

dimaksud tidak hanya menemukan potensi dan permasalahan

perkembangan pembangunan wilayah, tetapi perlu juga

mencermati bila ada potensi bencana alam, seperti abrasi, gempa

bumi, kebakaran hutan, banjir, longsor dan bencana lainnya.

Adanya potensi bencana yang relative beragam ini perlu mendapat

perhatian secara khusus, agar apa yang sudah direncanakan dan

dibangun sudah mempertimbangkan faktor resiko yang

IV - 12

Page 13: Bab 4 Final

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin 2012

menimbulkan kerugian bagi wilayah yang bersangkutan. Dalam

RTRW Kabupaten Musi Banyuasin ini, tentunya harus sudah

mempertimbangkan adanya potensi bencana alam, seperti :

kebakaran hutan dan permukiman perkotaan serta bencana abrasi

pantai. Untuk meminimalisasi munculnya kerugian akibat bancana

alam, maka produk RTRW Kabupaten Musi Banyuasin mesti

sudah mengantisipasi dengan mencermati dan

mengakomodasikan prinsip-prinsip mitigasi bencana dalam produk

perencanaan tata ruang tersebut.

IV - 13