Bab 4 Alternatif Pemecahan

17
LAPORAN INTERIM Penyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang BAB 4 ALTERNATIF PEMECAHAN PERMASALAHAN 4.1. ANALISA PENENTUAN PRIORITAS Apabila di suatu kota banyak terdapat genangan air akibat hujan, maka untuk mengatasi genangan tersebut, dengan terbatasnya sumber daya, perlu disusun prioritas penanganannya. Prioritas penanganan pertama diberikan kepada suatu daerah genangan didalam kota yang mempunyai nilai strategis yang tinggi, dengan parameter genangan yang relative lebih tinggi dibandingkan dengan daerah genangan lainnya. Parameter genangan meliputi dalamnya genangan, luasnya genangan, durasi genangan dan frekuensi genangan dalam satu tahun. Aspek yang dinilai untuk menentukan prioritas genangan di suatu daerah di dalam kota adalah aspek : - Kerugian harta benda masyarakat/pribadi - Kerugian ekonomi - Kerugian sosial dan milik pemerintah - Kerugian dan gangguan terhadap transportasi/lalu lintas - Kerugian terhadap pemukiman masyarakat. Kerugian dari masing-masing aspek diberi nilai tertentu, kerugian yang besar diberi nilai lebih tinggi dan sebaliknya yang kecil diberi nilai rendah. Demikian pula untuk parameter genangan, IV - 1

Transcript of Bab 4 Alternatif Pemecahan

Page 1: Bab 4 Alternatif Pemecahan

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

BAB 4ALTERNATIF PEMECAHAN

PERMASALAHAN

4.1. ANALISA PENENTUAN PRIORITAS

Apabila di suatu kota banyak terdapat genangan air akibat hujan, maka

untuk mengatasi genangan tersebut, dengan terbatasnya sumber daya,

perlu disusun prioritas penanganannya. Prioritas penanganan pertama

diberikan kepada suatu daerah genangan didalam kota yang mempunyai

nilai strategis yang tinggi, dengan parameter genangan yang relative lebih

tinggi dibandingkan dengan daerah genangan lainnya.

Parameter genangan meliputi dalamnya genangan, luasnya genangan, durasi

genangan dan frekuensi genangan dalam satu tahun. Aspek yang dinilai

untuk menentukan prioritas genangan di suatu daerah di dalam kota adalah

aspek :

- Kerugian harta benda masyarakat/pribadi

- Kerugian ekonomi

- Kerugian sosial dan milik pemerintah

- Kerugian dan gangguan terhadap transportasi/lalu lintas

- Kerugian terhadap pemukiman masyarakat.

Kerugian dari masing-masing aspek diberi nilai tertentu, kerugian yang besar

diberi nilai lebih tinggi dan sebaliknya yang kecil diberi nilai rendah.

Demikian pula untuk parameter genangan, parameter yang besar diberi nilai

tinggi dan sebaliknya yang kecil diberi nilai rendah.

Masing-masing aspek kerugian dan genangan diberi bobot,sesuai dengan

kesepakatan pejabat yang terkait dan besar kecil aspek kerugian serta

parameter telah disusun dalam “Urban Drainage Guidelines And Technical

Design Standards”.

IV - 1

Page 2: Bab 4 Alternatif Pemecahan

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

4.1.1. Nilai Kerugian Harta Benda Milik Pribadi/Rumah

Tangga

Penilaian terhadap kerugian hak milik pribadi berdasarkan evaluasi

matiriks pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1.

Penilaian terhadap Kerugian Harta Milik Pribadi

No Dampak/Kerugian Nilai

1 Tinggi 100

2 Moderat/cukup 65

3 Kecil 25

4 Tidak Ada 0

Dimana :

- Tinggi, jika kerusakan lebih dari 80% dari nilai Hak Milik Pribadi.

- Moderat, jika kerusakan adalah 80% dari nilai Hak Milik Pribadi.

- Kecil, jika kerusakan kurang dari 40% dari nilai Hak Milik Pribadi.

- Tidak ada, jika tidak ada kerusakan terhadap dari nilai Hak Milik

Pribadi.

4.1.2. Nilai Kerugian Ekonomi

Penilaian terhadap kerusakan ekonomi berdasarkan evaluasi matiriks

pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2.

Penilaian terhadap Kerugian Ekonomi

No Dampak/Kerugian Nilai

1 Tinggi 100

2 Moderat/cukup 65

3 Kecil 30

4 Tidak Ada 0

Dimana :

IV - 2

Page 3: Bab 4 Alternatif Pemecahan

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

- Tinggi, jika banjir mempengaruhi daerah padat industri, niaga dan

perkantoran.

- Moderat, jika banjir mempengaruhi daerah yang kurang padat

industri, niaga dan perkantoran.

- Kecil, jika banjir mempengaruhi daerah pemukiman dan agricultur

pertanian (dalam batas-batas perkotaan).

- Sangat kecil, jika penduduknya jarang dan daerahnya tidak

produktif.

4.1.3 Nilai Kerugian Milik Sosial dan Pemerintah

Penilaian terhadap kerusakan Milik Sosial dan Pemerintah berdasarkan

evaluasi matiriks pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3.

Penilaian terhadap Kerugian Milik Sosial dan Pemerintah

No Dampak/Kerugian Nilai

1 Tinggi 100

2 Moderat/cukup 65

3 Kecil 30

4 Tidak Ada 0

Dimana :

- Tinggi, jika banjir mempengaruhi banyak sarana sosial dan

pemerintah.

- Moderat, jika banjir mempengaruhi beberapa sarana sosial dan

pemerintah.

- Kecil, jika banjir mempengaruhi sarana terbatas sosial dan

pemerintah.

- Sangat kecil, jika daerah tersebut tidak memiliki sarana sosial dan

pemerintah.

IV - 3

Page 4: Bab 4 Alternatif Pemecahan

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

4.1.4 Nilai Kerugian/Gangguan Transportasi/Lalu Lintas

Penilaian terhadap gangguan transportasi berdasarkan evaluasi

matiriks pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4.

Penilaian terhadap Gangguan Transportasi

NoDampak/Kerugian

Nilai

1 Tinggi 100

2 Moderat/cukup 65

3 Kecil 30

4 Tidak Ada 0

Dimana :

- Tinggi, jika banjir mempengaruhi jaringan transportasi.

- Moderat, jika banjir mempengaruhi jaringan transportasi yang

kurang padat.

- Kecil, jika banjir mempengaruhi daerah dengan transportasi yang

terbatas.

- Tidak ada, jika daerah tersebut tidak memiliki sistem jalan.

4.1.5 Nilai Kerugian Daerah Pemukiman

Penilaian terhadap kerugian daerah pemukiman berdasarkan evaluasi

matiriks pada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5.

Penilaian terhadap Daerah Pemukiman

NoDampak/Kerugian

Nilai

1 Tinggi 100

2 Moderat/cukup 65

3 Kecil 30

4 Tidak Ada 0

Dimana :

IV - 4

Page 5: Bab 4 Alternatif Pemecahan

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

- Tinggi, jika banjir mempengaruhi daerah pemukiman yang sangat

padat.

- Moderat, jika banjir mempengaruhi daerah pemukiman yang

kurang padat.

- Kecil, jika banjir mempengaruhi daerah pemukiman yang sedikit

perumahannya.

- Tidak ada, jika tidak ada perumahan di daerah banjir.

4.1.6 Nilai Parameter Genangan/Banjir

Penilaian terhadap nilai parameter genangan/banjir berdasarkan

evaluasi matiriks pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6.

Penilaian terhadap Parameter Banjir

No Dampak/Kerugian NilaiProsentase Dari

Nilai1 Kedalaman banjir

a. > 0.50 mb. 0.30 m - 0.50 mc. 0.20 m - < 0.20 md. 0.10 m - < 0.30 me. < 0.10 m

351007550250

2 Daerah banjira. > 8 Hab. 4 - 8 Hac. 2 - < 4 Had. 1 – 2 hae. < 1 ha

201007550250

3 Durasi Banjira. > 8 jamb. 4 - 8 jamc. 2 - < 4 jamd. 1 – 2 jame. < 1 jam

201007550250

4 Frekuensi Banjira. Sangat sering (10 kali/tahun)b. Sering (6 kali/tahun)c. Tidak sering (3 kali/tahun)d. Jarang (1 kali/tahun)e. Tidak Pernah.

201007550250

IV - 5

Page 6: Bab 4 Alternatif Pemecahan

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

4.2. PENENTUAN PRIORITAS PENGANGANAN DAERAH

GENANGAN

Berdasarkan survey di lapangan, dengan perolehan data mengenai lokasi

dan kondisi seluruh genangan di dalam kota Amurang, maka akan disusun

cara penanganan menurut urutan prioritasnya. Uraian permasalahan

genangan seperti telah diuraikan sebelumnya pada bab 3 laporan ini.

Data besaran genangan diperoleh dari hasil survey lapangan dan bekas-

bekas yang tampak di lokasi, kemudian diandingkan dengan informasi

penduduk setempat. Hasil kerusakan yang diakibatkan oleh banjir di setiap

daerah genangan diperoleh dari peninjauan langsung di lapangan seperti

pada gedung/perkantoran, rumah-rumah serta perabotannya yang rusak

akibat dari genangan tersebut, ataupun tanaman pertanian dan perkebunan.

Secara analisis dilakukan perhitungan tetapi, disamping faktor-faktor yang

diuraikan di atas, dalam menentukan prioritas masih ada faktor lain yang

dapat merubah urutan prioritas yaitu berupa konsensus atau kebijakan

pemerintah. Misalnya pertimbangan hal lainnya, pemerintah menetapkan

suatu kebijakan bahwa lokasi genangan tertentu harus dijadikan prioritas

utama. Tabel 4.7 adalah matriks penentuan prioritas penanganan daerah

genangan.

IV - 6

Page 7: Bab 4 Alternatif Pemecahan

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

Tabel 4.7

Matriks penentuan prioritas penanganan daerah genangan

Pak wayan tolong diisi dengan hasil penilaian di

lapangan / rekapitulasi form yang saya kasih waktu

survey lapangan dulu

Dari masing-masing prioritas penanganan daerah genangan tersebut diatas,

dipelajari beberapa rencana alternatif pemecahan masalah genangan

tersebut, selanjutnya akan dipilih alternatif yang paling efektif.

IV - 7

Page 8: Bab 4 Alternatif Pemecahan

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

4.3. PENANGANAN DAERAH PRIORITAS

Penanganan daerah genangan prioritas dilakukan dengan meninjau alternatif

penyelesaian yang dapat diterapkan dimasing-masing daerah genangan

berdasarkan hasil analisa penyebab genangan. Solusi yang diterapkan secara

parsial ini akan mengacu pada konsep dasar pemecahan masalah genangan

pada lingkup lebih luas.

Penanganan atas suatu masalah dapat dilakukan dengan baik jika masalah

yang ada telah teridentifikasi. Demikian juga dengan penanganan masalah

drainase kota Amurang harus diawali dengan kegiatan mengidentifikasikan

masalah yang sedang dihadapi. Dengan cara tersebut diharapkan

penanganan atau solusi terhadap masalah tersebut bisa tepat dan akurat.

Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengetahui permasalahan

sistem drainase di Kota Amurang dijelaskan secara sistematis pada bab ini.

Setelah dilakukan pengumpulan data, analisis dan pengolahan data

termasuk pengamatan langsung di lapangan, maka penyebab masalah

sistem drainase Kota Amurang dapat dikerucutkan menjadi masalah-masalah

sebagai berikut:

4.3.1. Banjir Kiriman

Kemungkinan permasalahan yang dihadapi oleh sistem drainase di

Kota Amurang adalah adanya banjir kiriman. Sesuai dengan namanya,

banjir ini merupakan kiriman dari daerah hulu yang mengalami banjir

sehingga air di sungai bagian hilir (kota) meluap dan naik

menggenangi saluran drainase di perkotaan. Banjir ini dapat

diakibatkan oleh berbagai macam sebab, antara lain:

- Curah hujan yang terjadi sangat tinggi, lebih tinggi dari biasanya.

- Kualitas DAS yang semakin menurun.

- Mengecilnya kapasitas alir sungai di hilir akibat: sedimen, sampah,

dan tumbuhan yang ada di badan sungai.

- Adanya pasang tinggi yang mengakibatkan air hujan yang berasal

dari hulu tertahan di bagian hilir akibat adanya muka air pasang.

Air pasang ini memberikan efek air balik (backwater).

IV - 8

Page 9: Bab 4 Alternatif Pemecahan

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

Walaupun banjir kiriman tersebut bukan merupakan penyebab

genangan yang umumnya terjadi sehari-hari di Kota Amurang, namun

genangan yang terjadi akibat meluapnya sungai tersebut umumnya

terjadi pada musim penghujan pada saat terjadi hujan lebat. Genangan

tersebut juga menyebabkan terhambatnya pengeluaran dari saluran-

saluran pembuang sekunder yang akan masuk.

4.3.2. Banjir Genangan

Istilah banjir genangan mengacu pada kondisi dimana air hujan yang

jatuh pada kawasan yang ditinjau tidak dapat segera diarahkan

menuju saluran drainase yang ada. Jadi, banjir ini bukan akibat luapan

air dari sungai bagian hulu. Penyebab utama banjir genangan ini

adalah tidak memadainya fasilitas saluran drainase yang ada baik

saluran drainase tersier, sekunder maupun primer, sehingga air hujan

tidak dapat dialirkan ke saluran-saluran dengan segera. Kondisi ini

adalah masalah utama yang terjadi di Kota Amurang. Hal ini

diindikasikan oleh keadaan:

- Kondisi topografi yang datar, sehingga air di lahan sulit mengalir.

- Genangan terjadi di saluran bukan hanya saat hujan, tetapi juga

pada saat tidak terjadi hujan.

Jadi genangan yang sehari-hari terjadi di Kota Amurang pada musim

kering (lebih-lebih pada musim hujan) adalah akibat kurang

berfungsinya sistem drainase kota.

Berdasarkan hasil peninjauan langsung di lapangan keadaan ini

diperparah dengan adanya kondisi non teknis sebagai berikut:

- Adanya penumpukan sampah dalam volume yang besar yang

terjadi pada beberapa saluran drainase yang ada di Kota Amurang.

- Saluran drainase yang tertutup plat beton (saluran tertutup) sulit

dilakukan pembersihan sedimen dan sampah, sehingga

menyebabkan kapasitas saluran menurun, bahkan sampai terjadi

penyumbatan yang menghambat aliran.

- Adanya tumbuhan-tumbuhan liar yang berkembang dan tumbuh

secara subur di beberapa saluran drainase, khusunya saluran yang

IV - 9

Page 10: Bab 4 Alternatif Pemecahan

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

tidak menggunakan pasangan, sehingga hal ini akan menyebabkan

air sulit untuk mengalir.

- Adanya timbunan tanah yang menutupi sebagian penampang

saluran, sehingga menutupi bentuk asli dari saluran itu sendiri. Hal

ini juga akan mengakibatkan air sulit untuk mengalir.

- Adanya saluran drainase yang runtuh dan reruntuhan tersebut

menutupi saluran sehingga air tidak bisa mengalir di saluran

tersebut.

Secara umum kondisi-kondisi tersebut diakibatkan oleh kurangnya

pemeliharaan saluran drainase yang ada. Hal ini akan mengakibatkan

bukan hanya terjadinya genangan air di beberapa bagian kota, tetapi

juga akan mengakibatkan penurunan kualitas hidup masyarakat di

sekitarnya. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari adanya genangan

air dalam jangka waktu lama yang mengakibatkan kondisi lingkungan

yang tidak sehat.

4.4. PENDEKATAN UMUM

Pada intinya pemecahan permasalahan genangan di Kota Amurang dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

- Mengurangi terjadinya luapan banjir dari sungai yang masuk ke dalam

kota dengan meningkatkan kapasitas sungai atau menahan sementara

sebagian debit puncak banjir dan ditampung pada daerah tampungan

sementara.

- Membatasi pengaruh limpasan permukaan dari luar kota; pembatasan ini

bisa dilakukan dengan cara mengoptimalkan hirarki sistem jaringan

drainase yang ada dan menghubungkan jaringan yang terputus untuk

selanjutnya dialirkan kepada kali/sungai terdekat yang berfungsi sebagai

saluran primer;

- Memperbaiki sistem dan fisik jaringan drainase dalam kawasan kota

dengan sasaran untuk penanggulangan genangan pada daerah yang

sering tergenang, yakni dengan:

a. Mengendalikan aliran yang berasal dari limpasan permukaan;

IV - 10

Page 11: Bab 4 Alternatif Pemecahan

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

b. Meningkatkan kapasitas pengaliran jaringan drainase dalam kawasan

kota agar dapat mengatasi debit yang ditimbulkan oleh daerah

tangkapan di wilayah kota.

4.5. POLA PENANGANAN PERMASALAHAN GENANGAN

Pendekatan umum mengenai penentuan alternatif pemecahan masalah

drainase akan bertitik tolak dari penyebab utama timbulnya banjir itu

sendiri. Dari penjelasan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemecahan masalah banjir tidak semata-mata hanya memperbesar

penampang saluran, tetapi perlu dipertimbangkan termasuk dalam kategori

mana penyebab banjir tersebut. Selanjutnya dalam penyusunan alternatif

penanganan permasalahan genangan yang dipilih juga akan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

- Dapat diatasi dengan biaya ekonomis

- Dapat direalisasikan tanpa kerumitan pembebasan tanah/lahan.

- Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana sehingga dapat

dikerjakan oleh pemborong setempat.

Jika data alternatif yang ternyata masih dirasakan sangat mahal, maka jalan

keluar yang ditempuh adalah dengan menurunkan sasaran tingkat

pelayanan. Hal ini merupakan kompromi dalam pengertian bahwa bila suatu

daerah banjirnya tidak dapat bebas 100%, maka perbaikannya paling tidak

akan menurunkan genangan misalnya dari 60 cm menjadi setengahnya atau

mempersingkat lama genangan dari 5 jam sampai menjadi 2 jam saja.

Prasarana drainase yang baik ditentukan oleh data kuantitatif genangan

yang terdiri dari:

- Tinggi genangan

- Luas dan lamanya genangan

- Frekuensinya.

Agar penanganan masalah yang ada bisa lebih terfokus dan tepat pada

sasaran atau masalah, maka diperlukan suatu kriteria desain yang akan

diterapkan pada desain drainase yang direncanakan. Kriteria desain yang

digunakan dalam perencanaan ini adalah:

IV - 11

Page 12: Bab 4 Alternatif Pemecahan

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

a. Sesuai dengan ketentuan dari Departemen Permukiman dan Prasarana

Wilayah, debit banjir rencana untuk sistem drainase kota adalah debit

akibat hujan dengan periode ulang 10 tahun.

b. Beban rencana yang diperhitungkan sebagai beban drainase adalah debit

akibat hujan (storm water). Debit akibat kegiatan rumah tangga (limbah

domestik) tidak diperhitungkan.

c. Perencanaan drainase diupayakan dengan sistem drainase yang ramah

lingkungan (eko drain).

d. Masalah yang diupayakan untuk diatasi adalah masalah genangan, akibat

hujan yang jatuh di kawasan kajian. Debit air yang berasal dari luar

kawasan tetapi masih dalam satu wilayah catchment area tetap akan

diperhitungkan.

e. Saluran yang dikaji dalam pekerjaan ini adalah saluran utama atau

saluran drainase sekunder, yang melalui jalan-jalan protokol. Dan anak-

anak sungai atau sungai yang akan dijadikan sebagai saluran pembuang

utama/primer.

f. Saluran drainase tersier dan kuarter tidak termasuk dalam lingkup

kegiatan ini. Saluran drainase tersebut akan direncanakan kemudian

dengan menyesuaikan pada kondisi perencanaan drainase utama.

g. Sistem drainase yang direncanakan akan mengutamakan pemanfaatan

saluran yang sudah ada, sehingga diharapkan biaya yang dibutuhkan

adalah biaya yang sekecil mungkin, namun sudah dapat mengatasi

masalah yang ada.

h. Jenis saluran yang direncanakan diupayakan berupa saluran terbuka.

i. Agar biaya operasional sistem drainase yang direncanakan murah, maka

direncanakan sistem jaringan drainase secara gravitasi (tidak ada

pemompaan).

j. Tidak ada kegiatan peninggian lahan atau reklamasi untuk memperoleh

kemiringan saluran yang tinggi. Sistem drainase hanya akan

memanfaatkan kemiringan lahan alami atau yang sudah ada.

k. Elevasi dasar saluran yang paling rendah berada di tepi sungai, pada

daerah muara diupayakan elevasi dasar saluran sama atau lebih tinggi

dengan elevasi +0.00 dari permukaan air laut.

l. Agar air dapat secepatnya dialirkan menuju sungai dan untuk

menghindari dimensi saluran yang besar, ruas saluran menuju sungai

IV - 12

Page 13: Bab 4 Alternatif Pemecahan

LAPORAN INTERIMPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Kota Amurang

akan dibuat sependek mungkin dengan konsekwensi jumlah saluran akan

banyak (dimensi kecil tapi berjumlah banyak, bukan sedikit saluran

dengan dimensi besar). Pemilihan saluran dengan dimensi kecil tapi

banyak didasari oleh kondisi bahwa Kota Amurang merupakan kawasan

hunian yang sudah jadi, sehingga sulit untuk mendapatkan lahan untuk

saluran yang berdimensi besar. Karena yang dipilih adalah dimensi yang

lebih kecil, maka saluran yang ada saat ini dapat dimanfaatkan (sedikit

diperbesar atau diperdalam).

IV - 13