Bab 3 Perencanaan Strategis Angkutan Umum Part1

download Bab 3 Perencanaan Strategis Angkutan Umum Part1

of 47

description

mass transportation

Transcript of Bab 3 Perencanaan Strategis Angkutan Umum Part1

  • Perencanaan Strategis Angkutan UmumMata Kuliah: Sistem Angkutan MassalFakultas Teknik - Universitas Sebelas Maret Surakarta - Indonesia

  • Angkutan umum di perkotaan harus dikelola dengan baik agar diperoleh hasil yang memuaskan dipandang dari berbagai pihak, antara lain : pengguna, operator, dan pengguna jalan lainnya, yang ketiganya memiliki kepentingan yang berbeda. Bagi pengguna, tipe angkutan umum yang baik adalah yang murah, nyaman, cepat, serta memiliki realibilitas dan berkeselamatan yang tinggi. Introduction Dari sisi operator, angkutan umum yang baik adalah yang dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Sedangkan dari sisi pengguna jalan lainnya, persepsi angkutan umum yang baik adalah yang tidak ngetem di sembarang tempat, tidak pula berhenti untuk menaikturunkan penumpang di sembarang tempat, tidak ugal-ugalan, dan tidak berhenti secara tiba-tiba. Terlihat jelas bahwa ketiga pihak memiliki persepsi yang berbeda, yang antara satu dengan lainnya tidak selaras bahkan ada yang kontradiktif, namun demikian semua kepentingan dari ketiganya harus difasilitasi dengan baik.

  • Tidaklah mudah mendapatkan titik temu untuk mengakomodir semua kepentingan dari ketiga pihak, yakni pengguna, operator, dan pengguna jalan lainnya. Agar dicapai hasil yang maksimal dalam pengelolaan suatu angkutan umum, maka diperlukan tiga tahapan yang harus dilakukan yakni: tahap perencanaan, tahap pengoperasian, dan tahap pengaturan. Perencanaan angkutan umum merupakan tahapan awal yang harus dilakukan, yang dibagi ke dalam dua tahap yakni : tahap perencanaan strategis (PS) dan tahap perencanaan operasional (PO). Introduction

  • Pada bab ini akan dibahas bagaimana perencanaan strategis harus dilakukan sebagai bagian dari perencanaan angkutan umum secara keseluruhan. Inti dari perencanaan strategis adalah berupa master plan angkutan umum yang menjadi dasar untuk mengatur pengembangan angkutan umum, yang mencakup permasalahan struktur jaringan rute, yakni berupa hierarki rute (ruas/link) serta hierarki simpul (node), dan skedul pengembangan. Introduction

  • Struktur jaringan rute merupakan struktur sebuah rute angkutan umum yang terdiri dari lintasan rute, koridor rute, dan titik-titik simpul pemberhentian.

    Penentuan struktur jaringan rute merupakan sebuah proses yang dimulai dari penentuan koridor daerah pelayanan angkutan umum dan kapasitas angkut. Pergerakan angkutan umum yang berangkat dari suatu titik awal dan berakhir pada suatu titik tujuan tertentu akan melewati banyak zona. Struktur Jaringan Rute

  • Dalam setiap zona yang dilalui, dibuat suatu koridor pelayanan dengan memperhatikan : potensi pergerakan (demand) yang akan terjadi dan kapasitas rute angkutan umum yang akan dioperasikan.Gambar 1. menunjukkan contoh sebuah struktur jaringan rute.Tampak bahwa ada tiga hal yang menjadi fokus, yakni : lintasan rute, lebar koridor rute, dan simpul-simpul pemberhentian.Struktur Jaringan Rute

  • Secara umum rute dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yakni berdasarkan tipe pelayanannya, tipe jaringannya, dan peran dalam jaringan.

    Ditinjau dari tipe pelayanannya, rute dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yakni a). rute tetap, b). rute dengan deviasi tertentu, c). rute dengan batasan koridor, dan d). rute dengan deviasi penuh.Struktur Jaringan Rute

  • Berdasarkan tipe jaringannya, rute dapat dikelompkkan menjadi lima jenis, yakni : a). rute dengan struktur jaringan grid, b). rute dengan struktur jaringan radial, c). rute dengan struktur jaringan linier, d). rute dengan struktur jaringan modifikasi radial, dan e). rute dengan struktur jaringan teritorial. Struktur Jaringan Rute

  • Sedangkan ditinjau dari perannya dalam struktur jaringan, rute dapat dikelompokkan menjadi tujuh hierarki atau tingkatan, yakni : a). Trunk route, b). Priciple routes, c). Secondari routes, d). Branch route, e). Local routes, f). Feeder routes, dan g). Double feeder routes. Struktur Jaringan Rute

  • Rute angkutan umum merupakan suatu garis lintasan yang akan dilalui oleh angkutan umum, yang melayani calon penumpang dengan karakteristik sosioekonomi dan karakteristik perjalanan berlainan antara satu dengan lainnya. Garis lintasan rute, yang menghubungkan antara titik asal tujuan, belum tentu merupakan satu garis yang sama atau berimpit antara dua arah yang berbeda. Seperti terlihat dalam Gambar 1. antara dua arah yang berbeda, memiliki garis lintasan rute yang terpisah dan hanya bertemu pada satu titik saja. Lintasan Rute

  • Penentuan lintasan seperti ini sangat tergantung pada potensi demand pada zona-zona yang berada pada koridor pelayanan dan tentunya dengan memperhatikan jarak berjalan kaki yang masih layak dilakukan oleh calon penumpang ke halte-halte terdekat. Apabila potensi demand memang sangat besar, maka lintasan rute seperti ini dapat dikembangkan menjadi dua garis.Lintasan Rute

  • Sebagaimana disebutkan di slide sebelumnya, angkutan umum disediakan untuk melayani pergerakan calon penumpang dengan karakteristik sosioekonomi dan karakteristik perjalanan berlainan antara satu dengan lainnya. Karakteristik sosioekonomi dipresentasikan sebagai tingkat pendapatan, ukuran rumah tangga (house hold), jenis kelamin, usia, dan lain-lainnya. Satu hal penting tentang ciri sosioekonomi adalah tingkat pendapatan, yang diduga berkorelasi positif dengan tingkat kepemilikan kendaraan. Perbedaan ciri sosioekonomi ini akan melahirkan dua kelompok yang berbeda, yakni kelompok captive rider dan kelompok choice rider. Lintasan Rute

  • Kelompok captive merupakan kelompok masyarakat yang tidak memiliki kendaraan pribadi, sehingga untuk melakukan aktivitas sehari-hari di luar rumah sangat tergantung pada keberadaan angkutan umum. Sedangkan kelompok choice merupakan kelompok masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi, sehingga untuk melakukan pergerakan mempunyai pilihan yakni apakah menggunakan kendaraan pribadinya atau angkutan umum. Lintasan Rute

  • Pada masa yang lalu terminologi kendaraan pribadi adalah berupa mobil pribadi. Dewasa ini paradigma kendaraan pribadi nampaknya mengalami pergeseran, yakni tidak hanya berupa mobil pribadi saja melainkan juga sepeda motor. Pada tataran bahasan transportasi perkotaan, dengan karakteristik pergerakan jarak pendek dan menengah, bagaimanapun juga sepeda motor dapat memenuhi ciri sebagai moda pribadi, yakni pemiliknya akan memiliki kebebasan untuk memilih moda dalam melakukan pergerakan. Lintasan Rute

  • Sementara karakteristik perjalanan meliputi tujuan perjalanan, jarak perjalanan, dan waktu saat melakukan perjalanan, yang berbeda-beda antara satu penumpang dengan penumpang lainnya. Tujuan perjalanan yang berlainan mengharuskan penyediaan lintasan rute yang bervariasi, sehingga perbedaan penumpang dengan asal tujuan yang berlainan dapat difasilitasi.Sedangkan jarak perjalanan yang berbeda-beda menuntut adanya variasi tipe moda angkutan umum, mulai dari yang hanya keperluan perjalanan jarak pendek, menengah, sampai dengan perjalanan yang panjang. Lintasan Rute

  • Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah masalah variasi waktu saat melakukan perjalanan. Pada pagi hari saat orang berangkat kerja, sekolah, dan melakukan aktivitas lainnya, misalnya belanja, merupakan waktu puncak (peak hours) bagi demand angkutan umum, yang membutuhkan penyediaan jumlah moda angkutan umum tinggi dengan lintasan rute yang memadai. Sementara pada kondisi jam tidak puncak (off peak), kebutuhan pergerakan penumpang relatif rendah, rute tetap dibuka, hanya saja frekuensi modanya perlu dikurangi.Lintasan Rute

  • Dalam struktur jaringan rute, masing-masing lintasan rute menyebar secara spasial membentuk suatu konfigurasi jaringan. Bentuk konfigurasi jaringan rute angkutan umum di suatu kota sangatlah penting ditinjau dari kualitas pelayanan yang dihasilkannya. Lintasan Rute Konfigurasi jaringan sangat berpengaruh terhadap :Persentase daerah yang dapat dilayani oleh sistem angkutan umumJumlah pergantian lintasan atau transfer yang diperlukan dalam pergerakan penumpang dari tempat asal ke tempat tujuanLokasi terminalPengaturan frekuensi dan jadwal operasi

  • Pada kenyataan, dalam pengoperasian angkutan umum dimungkinkan berjalan pada lintasan rute yang bukan rutenya. Jika hal ini terjadi maka telah terjadi deviasi rute, yang hal ini disebabkan oleh alasan tertentu, misalnya karena adanya calon penumpang yang cukup banyak menunggu pada daerah yang bukan rutenya pada jam-jam tertentu. Semakin bebas suatu angkutan umum menyimpang dari rute aslinya maka tingkat deviasi rute semakin tinggi.Tipe Pelayanan Rute

  • Pada kondisi rute tetap, pengemudi angkutan umum hanya diperbolehkan menjalankan kendaraannya pada lintasan rute yang telah ditentukan. Tipe Pelayanan Rute a. Rute Tetap Selama pergerakan moda transportasi masih terpengaruh oleh moda lain dan kondisi lalu lintas yang sedang berjalan, sangatlah sulit untuk dapat memenuhi jadwal waktu yang sudah ditentukan. Demikian pula masalah waktu keberadaan kendaraan, harus sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Untuk dapat memenuhi harapan ini, moda angkutan umum ini hrs berada pada ROW kategori A.

  • Rute tipe ini merupakan kondisi yang sangat diharapkan oleh calon penumpang, karena selain kepastian lintasan rute dapat dipegang, juga kepastian waktu perjalanan dapat dijamin. Setiap penumpang akan dapat merencanakan jadwal aktivitasnya dengan pasti, kapan harus sampai di halte tempat menunggu moda angkutan umum, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai di tempat tujuan, dan di mana mereka harus turun. Realibilitas moda transportasi tipe ini sangat tinggi, dan akan menjadi idaman bagi calon penumpang, apalagi jika disertai dengan pendingin udara dan tarif yang terjangkau Tipe Pelayanan Rute

  • Moda transportasi angkutan umum rute tipe tetap biasanya dirancang untuk melayani daerah-daerah dengan tingkat demand yang tinggi. Penyimpangan hanya boleh terjadi pada kondisi yang tidak normal, misalnya ada penutupan jalan akibat perbaikan jalan, demonstrasi, dan lain hal yang memaksa pengemudi tidak dapat melalui lintasan rute tetap yang telah ditentukan.Tipe Pelayanan Rute

  • Lintasan rute angkutan umum pada kondisi ini dapat mengalami deviasi dengan alasan-alasan tertentu, misalnya karena adanya permintaan dari sekelompok penumpang untuk turun di tempat tertentu karena alasan fisik atau usia. Alasan lain yang dimungkinkan adalah karena pada kondisi waktu sibuk, sekelompok calon penumpang yang berada di luar lintasan rutenya membutuhkan untuk diangkut.Tipe Pelayanan Rute b. Rute Tetap dengan Deviasi Khusus

  • Adanya deviasi khusus ini, bagaimanapun juga menyebabkan penumpang lainnya akan merasa terganggu. Selain waktu bisa menjadi lebih lama, jarak tempuhnya pun juga bertambah. Lebih celaka lagi jika tempat pemberhentian yang direncanakan untuk turun tidak dilewati, tentu ini akan menyebabkan harus berpindah moda, dan tentunya ini akan menambah waktu perjalan dan pengeluarannya untuk membayar tarip angkutan. Tipe Pelayanan Rute

  • Pada kondisi ini, pengemudi kendaraan dapat melakukan deviasi rute pada daerah-daerah tertentu yang tidak begitu padat. Operator sudah menentukan di mana lokasi-lokasi yang tidak padat dan lokasi mana yang padat, yang ini merupakan rute utamanya. Rute utama ini ditunjukkan dengan lokasi-lokasi pemberhentian, dimana pengemudi harus melewatinya.Tipe Pelayanan Rute c. Rute dengan Batasan Koridor

  • Rute tetap dengan deviasi penuh merupakan kondisi, dimana pengemudi diberikan kebebasan untuk memilih lintasan rute, sepanjang titik awal dan akhirnya sama. Pengemudi dengan leluasa dapat menjalankan kendaraannya, sesuai dengan keinginan dan pengalamannya, untuk memilih rute dengan berbagai pertimbangan, misalnya lebih dekat atau menghindari daerah yang macet. Pengemudi dapat melakukan kompromi dengan penumpang, misalnya dalam kondisi penumpang penuh kemudian masing-masing ditanya tujuan akhirnya. Dari informasi tujuan akhir inilah pengemudi dapat mengarahkan kendaraannya sesuai dengan pengalamannya, untuk mencari rute terpendek dan bebas macet. Jika hal ini dilakukan, berarti tidak ada penumpang yang dirugikan, bahkan cenderung diuntungkan dengan waktu perjalanan yang lebih singkat.Tipe Pelayanan Rute d. Rute Tetap dengan Deviasi Penuh

  • Secara umum, bentuk-bentuk dasar dari jaringan rute angkutan umum dapat dibedakan menjadi 5 kelompok, yaitu: jaringan berbentuk grid, linier, radial, modifikasi radial, dan teritorial.Tipe Jaringan Rute a. Tipe Jaringan Grid (orthogonal)Dinamakan grid karena jalur-jalurnya membentuk grid, sebagian menuju ke arah pusat kota dan sebagian lainnya tidak. Pelayanan dapat merata ke seluruh bagian kota, cocok untuk daerah metropolitan, tetapi banyak titik perpindahan sehingga biaya yang dikelurkan oleh penumpang menjadi tinggi.

  • Jaringan rute berbentuk grid atau orthogonal ini hanya mungkin terbentuk jika struktur jaringan jalannya juga berbentuk grid.Di kota-kota baru yang ada di Amerika, banyak dijumpai jaringan rute berbentuk grid. Hal ini dimungkinkan karena struktur jaringan jalan yang ada juga berbentuk grid, sehingga bentuk jaringan seperti ini mudah diaplikasikan. Tipe Jaringan Rute Konfigurasi Jaringan Rute Berbentuk Grid

  • Jaringan rute berbentuk grid atau orthogonal ini hanya mungkin terbentuk jika struktur jaringan jalannya juga berbentuk grid.Di kota-kota baru yang ada di Amerika, banyak dijumpai jaringan rute berbentuk grid. Hal ini dimungkinkan karena struktur jaringan jalan yang ada juga berbentuk grid, sehingga bentuk jaringan seperti ini mudah diaplikasikan. Karakteristik dasar dari struktur grid ini adalah adanya lintasan rute yang secara paralel mengikuti ruas-ruas jalan yang ada, dari pinggir kota yang satu ke pinggir kota lainnya, dengan melewati pusat kota (CBD) yang letaknya ditengah. Tentu saja tidak semua lintasan rute melewati daerah CBD, yakni agar jaringan yang terbentuk dapat merata untuk melayani semua daerah perkotaaan.Tipe Jaringan Rute

  • Keuntungan utama dari struktur jaringan seperti ini adalah bahwa sistem rute yang terbentuk menjadi mudah diingat dan juga mudah dimengerti oleh masyarakat luas. Selain itu daerah perkotaan yang tercakup oleh pelayanan angkutan umum menjadi lebih merata.Dengan bentuk jaringan seperti ini calon penumpang dimungkinkan untuk dapat menggunakan angkutan umum di manapun dia berada, untuk bepergian ke manapun yang diinginkan.Tipe Jaringan Rute

  • Perlu diingat bahwa dengan struktur jaringan berbentuk grid ini, tidak semua arah pergerakan dari satu daerah asal ke tempat tujuan dapat dipenuhi dengan hanya menggunakan satu lintasan rute saja, melainkan diperlukan pergantian lintasan rute (transfer). Dengan adanya transfer ini, penumpang akan merasakan bahwa waktu perjalanan menjadi bertambah lama, karena diperlukan tambahan waktu untuk pindah dari satu lintasan rute ke lintasan rute lainnya, serta adanya waktu tunggu.Tipe Jaringan Rute

  • Secara umum dapat dikatakan bahwa bentuk jaringan grid ini sangat cocok untuk kota-kota besar, terutama untuk daerah pusat kota yang cukup padat, yang memliki struktur jaringan jalan yang berbentuk grid. Untuk daerah pinggir kota (sub-urban) struktur jaringan bentuk grid ini hanya ccok untuk lintasan-rute yang menuju ke pusat kota. Untuk lintasan rute yang hanya melayani daerah sub-urban struktur jaringan seperti ini tidaklah sesuai.Tipe Jaringan Rute

  • Terdiri dari jalur utama yang menghubungkan dua titik dan feeder-feeder. Tipe ini mudah dalam pembuatan rute tetapi mengakibatkan kemacetan di jalur utama serta banyaknya titik-titik perpindahan. Tipe ini ideal untuk dua moda yang dioperasikan, misalnya jalur rel sebagai thrunk line dan bus-bus sebagai feeder-feeder. Tipe Jaringan Rute b. Tipe Jaringan LinierKonfigurasi Jaringan Rute Berbentuk Linier

  • Jaringan rute berbentuk linear biasanya terjadi karena kotanya juga berbentuk linear.Bentuk kota linear adalah bentuk kota yang memanjang, mengikuti jalan arteri utama. Kota ini biasanya terbentuk sebagai kelanjutan dari ribbon-development pada jalan-jalan arteri antar kota. Pada dasarnya bentuk jaringan linear seperti ini hampir sama dengan bentuk jaringan grid, hanya saja grid yang dimaksud adalah suatu daerah yang memanjang di-kiri-kanan jalan arteri utama.Tipe Jaringan Rute

  • Struktur jaringan berbentuk radial merupakan bentuk yang paling sering ditemui di kota-kota besar dunia. Hal ini mudah dimengerti, mengingat sebagian besar kota-kota di dunia merupakan kota-kota yang tumbuh secara evolutive dan mengembang dari pusat kota secara radial ke pinggir-pinggirnya. Struktur jaringan seperti ini biasanya didukung oleh struktur jaringan jalannya yang cenderung secara radial berorientasi ke daerah CBD yang terletak di tengah kota. Tipe Jaringan Rute c. Tipe Jaringan Radial

  • Terminal biasanya satu buah di pusat kota dan beberapa di pinggir kota. Semua rute yang ada dalam sistem jaringan radial ini menghubungkan daerah pinggir kota dan daerah pusat kota. Ada juga lintasan-lintasan rute yang melingkar tidak melewati daerah pusat kota. Hampir semua lintasan rute yang ada bertemu di titik terminal ini, sehingga memudahkan orang untuk bertukar bus, sesuai dengan arah tujuan perjalanannya.Tipe Jaringan Rute Koridor utama menuju pusat kota. Rute angkutan umum dapat memotong pusat kota, berhenti, atau memutar ke arah semula.

  • Untuk pergerakan yang terjadi antar daerah pinggiran, yang bersifat melingkar, bentuk struktur jaringan seperti tidak begitu menguntungkan. Jika menggunakan angkutan umum, maka akan dibutuhkan jumlah transfer yang cukup banyak. Kerugian lain dari struktur jaringan berbentuk radial ini adalah karena tingkat pelayanan yang buruk di daerah CBD. Pada daerah CBD, beban lalulintas cukup tinggi, sehingga sering terjadi kemacetan, yang pada gilirannya akan mengganggu pengoperasian angkutan umum.Struktur jaringan tipe radial ini paling sesuai diterapkan untuk kota yang tidak terlalu besar, di mana tingkat kemacetan yang terjadi di pusat kota tidak begitu tinggi.Tipe Jaringan Rute

  • Konfigurasi jaringan rute territorial membagi-bagi daerah pelayanan menjadi beberapa teritori, dengan masing-masing daerah pelayanan dilayani oleh satu lintasan rute. Pada sistem ini semua lintasan rute bertemu atau bersinggunggan di suatu titik yang dapat digunakan sebagai titik transfer. Titik transfer biasanya merupakan daerah dengan tingkat kegiatan yang cukup tinggi, misalnya daerah pertokoan, pusat hiburan, dan lain-lain.Tipe Jaringan Rute d. Tipe Jaringan teritorialKonfigurasi Jaringan Rute berbentuk Teritorial

  • Konfigurasi jaringan rute territorial membagi-bagi daerah pelayanan menjadi beberapa teritori, dengan masing-masing daerah pelayanan dilayani oleh satu lintasan rute. Pada sistem ini semua lintasan rute bertemu atau bersinggunggan di suatu titik yang dapat digunakan sebagai titik transfer. Titik transfer biasanya merupakan daerah dengan tingkat kegiatan yang cukup tinggi, misalnya daerah pertokoan, pusat hiburan, dan lain-lain.Tipe Jaringan Rute

  • Untuk daerah sub-urban atau kota kecil yang bercirikan tingkat kerapatannya rendah, konfigurasi rute bentuk ini sangatlah cocok. Ciri yang lain adalah adanya suatu lokasi tertentu yang berfungsi sebagai pusat kegiatan (ekonomi, sosial ataupun budaya) yang melayani daerah sekitarnya. Titik di mana terjadi transfer disebut sebagai 'focal point. Titik 'focal pint' ini menjadi tempat di mana seluruh lintasan rate bertemu. Agar pemanfaatan lintasan rute efektif, pengoperasian setiap lintasan rute diatur sedemikian sehingga pada saat sampai di lokasi 'focal point' semua bus bertemu pada suatu perioda waktu yang sama, sehingga para penumpang dengan mudah dapat bertukar bus atau transfer. Karena adanya mekanisme seperti ini, lokasi di mana terjadi pusat transfer ini disebut juga sebagai 'timed transfer center atau 'time transfer focal point'.Tipe Jaringan Rute

  • Secara fisik 'time transfer focal point bentuknya berbeda dengan terminal biasa. Bentuk yang umum adalah berupa platform tersendiri (off-street platform), di mana sekitar delapan sampai duabelas bus dapat diparkirkan. Biasanya focal point seperti itu digunakan dengan cycle time setiap 30 menit. Untuk sekitar 15 sampai 20 menit, platform focal point sama sekali kosong, kemudian muncullah para calon penumpang. Selanjutnya bus muncul dari setiap lintasan rute dan mengisi semua tempat yang ada di platform.Semua penumpang yang ingin turun, ingin naik ataupun ingin berpindah bus (transfer) dapat melakukannya segera. Setelah itu, setelah kegiatan naik, turun dan berganti lintasan bus selesai, semua bus segera berangkat meninggalkan platforms focal point. Dan untuk sekitar 15 sampai 20 menit selanjutnya focal point sepi lagi, sampai perioda berikutnya terjadi aktifitas yang sama lagi.Tipe Jaringan Rute

  • Tentu saja agar mekanisme yang dijelaskan di atas dapat terjadi, perlu dilakukan koordinasi skedul pada seluruh Lintasan yang akan melewati focal point. Mengingat bahwa jaringan seperti ini biasanya diaplikasikan di kota kecil ataupun daerah sub-urban, di mana volume lalu-lintas relatif rendah, adalah tidak sulit untuk melakukan koordinasi skedul. Lain halnya jika jaringan rute ini diaplikasikan di kota besar dengan volume lalu-lintas yang tinggi. Akan sangat sulit mendapatkan koordinasi yang baik.Tipe Jaringan Rute

  • Lokasi focal point biasanya ditempatkan di daerah di mana trip generation-nya cukup tinggi, seperti: pusat kegiatan masyarakat, pusat rekreasi atau pusat pertokoan. Dengan menempatkan focal point pada daerah-daerah tersebut maka focal point mempunyai tiga peran, yaitu sebagai :1. Sebagai titik hubung dengan rute utama ke CBD (trunk routes)2. Sebagai titik hubung dengan setiap lntasan rute, dan3. Untuk melayani pusat kegiatanTipe Jaringan Rute

  • Konfigurasi jaringan rute seperti ini belum ada di Indonesia. Berdasarkan pengalaman yang ada di negara-negara barat, konfigurasi jaringan rute seperti ini banyak diterapkan di daerah-daerah pemukiman di pinggir kota, di mana 'focal pointnya ditempatkan di pusat kegiatan masyarakat yang sekaligus sebagai ujung dan 'trunk routes ke CBD. Dari hasil pengalaman yang ada, meskipun tingkat pemilikan kendaraan dari daerah sub-urban yang dilayani cukup tinggi, jaringan rute dengan konfigurasi teritorial ini cukup efektif dalam melayani pergerakan penumpang. Cukup banyak masyarakat yang menggunakan fasilitas angkutan umum.Tipe Jaringan Rute

  • Salah satu kelemahan dari konfigurasi jaringan berbentuk radial adalah sulitnya pergerakan yang terjadi antar sub-sub kegiatan yang ada di kota.

    Tipe Jaringan Rute e. Tipe Jaringan Modifikasi RadialSalah satu kelemahan dari konfigurasi jaringan berbentuk radial adalah sulitnya pergerakan yang terjadi antar sub-sub kegiatan yang ada di kota. Hal ini disebabkan karena orientasi lntasan rute pada konfigurasi berbentuk radial ini adalah terkonsentrasi ke CBD. Kalaupun ada lintasan rute yang melayani dengan orientasi melingkar ataupun antar sub-pusat kegiatan, jumlahnya relatif kecil.

  • Untuk mengantisipasi kelemahan dari jaringan berbentuk radial ini, dilakukan modifikasi, yaitu dengan menambah lintasan rute yang menghubungkan antar sub-pusat kegiatan dan juga antara sub-pusat kegiatan dengan CBD.Dengan demikian orientasi lintasan rute tidak lagi terpusat ke CBD, tetapi juga ada dalam jumlah yang cukup banyak yang mempunyai orientasi spasial yang melingkar ataupun yang langsung menghubungkan antar sub-pusat kegiatan. Konfigurasi rute seperti ini disebut juga sebagai konfigurasi jaringan rute Modifikasi Radial.Tipe Jaringan Rute

  • Keuntungan utama dari konfigurasi ini adalah lebih dimungkinkannya penumpang untuk dapat menggunakan angkutan umum di manapun dia berada untuk bepergian ke manapuntujuannya. Tapi perlu disadari di sini bahwa akibat dari struktur jaringan yang demikian, maka perjalanan akan membutuhkan lebihbanyak transfer dibandingkan dengan konfigurasi radial biasa.Tipe Jaringan Rute

  • To be Continued..