BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Umum - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/lbm2006-328-bab...
Transcript of BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Umum - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/lbm2006-328-bab...
42
BAB 3
PERANCANGAN SISTEM
3.1. Umum
Menurut Olson dan Polka (2005), sebuah alat pengecat otomatis memiliki
persyaratan minimum sebagai berikut.
1. Sistem bekerja secara otomatis dengan sesedikit mungkin melibatkan proses
manual. Sistem menerima informasi ukuran dan menghitung jumlah obyek
yang diproses secara otomatis
2. Adanya ruang yang cukup di sekitar area penyemprotan cat sehingga
pengaruh semprotan cat tidak akan mengganggu kinerja keseluruhan dari
sistem.
3. Setelah proses pengecatan diterapkan pada sebuah obyek, harus dilanjutkan
dengan proses pengeringan.
4. Adanya perubahan/penyesuaian kecepatan gerakan motor/conveyor pada saat
berlangsungnya proses pengecatan dan pengeringan obyek untuk
memperoleh hasil yang sempurna.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, dirancanglah suatu sistem
simulasi conveyor untuk proses pengecatan dan pengeringan menggunakan PLC, yang
dibagi ke dalam dua kegiatan, yaitu perancangan modul perangkat keras (hardware) dan
perancangan modul piranti lunak (software).
43
3.2. Modul Perangkat Keras (Hardware)
Blok diagram sistem simulasi conveyor untuk proses pengecatan dan
pengeringan menggunakan PLC adalah sebagai berikut.
ModulInput
ModulProses
ModulOutput
feedback
masukan keluaran
Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem
3.2.1. Modul Input
Modul input terdiri atas komponen sensor dan tombol-tombol. Diagram blok
dari modul input adalah:
SensorPhotoelectric
Saklar1
Saklar2
siny
al m
asuk
an
ke u
nit i
nput
PLC
Gambar 3.2. Blok Diagram Modul Input
Penjelasan masing-masing komponen yang terdapat pada modul input adalah
sebagai berikut.
3.2.1.1. Sensor Photoelectric
Sensor photoelectric digunakan untuk mendeteksi adanya obyek yang
berjalan melalui conveyor.
44
Spesifikasi alat:
Seri : Autonics BM1M-MDT
Tipe : retroreflective
Waktu respon : maksimum 3ms
Catu daya masukan : 24VDC
Tegangan keluaran : 24VDC
AutonicsLoad
12 - 24VDC
output (hitam)
+V (coklat)
0V (biru)
obyek
Gambar 3.3. Sensor Autonics BM1M-MDT
Sensor tersebut bekerja pada modus operasi dark-ON. Pada saat sebuah
obyek terdeteksi melewati sensor, maka keluaran dari sensor akan H dengan tegangan
keluaran sebesar +24VDC, dan lampu indikator (LED) pada sensor akan menyala (ON).
Sinyal keluaran ini kemudian diteruskan ke PLC untuk dapat diproses lebih lanjut.
OperasiReceiver
IndikatorOperasi(LED)
Output TR
cahaya diterima
cahaya terinterupsi
ON
OFF
ON
OFF
Dark ON
Gambar 3.4. Modus Operasi Sensor BM1M-MDT
3.2.1.2. Saklar-saklar
Sistem dirancang menggunakan 2 (dua) buah saklar, yang dihubungkan
langsung ke modul input PLC. Adapun fungsi masing-masing saklar adalah:
1. Saklar1 (START) berfungsi sebagai saklar untuk mengoperasikan sistem.
45
2. Saklar2 (STOP) berfungsi sebagai saklar untuk menghentikan sistem, termasuk
untuk emergency stop.
3.2.2. Modul Proses
Modul proses menggunakan PLC tipe OMRON C200H, dengan unit-unit
sebagai berikut.
1. Unit CPU
2. Unit Masukan
3. Unit Keluaran
4. Unit Host Link
3.2.2.1. Unit CPU
Fuse220VAC2A
POWERRUNALARM
ERROR
OUT
INHIBIT
SYSMAC C200H O O O OmmmmROROROROnPROGRAMMABLE CONTROLLERCPU21
Gambar 3.5. CPU Model OMRON C200H-CPU21
46
Merupakan “otak” dari PLC yang berfungsi mengeksekusi program,
mengolah data/sinyal yang diterima oleh unit masukan dan kemudian meneruskan hasil
olahan data/sinyal ke unit keluaran, berkomunikasi dengan piranti eksternal lain, dsb.
Spesifikasi alat:
Model : OMRON C200H-CPU21
Catu daya masukan : 100 – 120 atau 200 – 240VAC, 50 atau 60Hz
Tegangan keluaran : 0,3A, 24VDC +10%/–20%
3.2.2.2. Unit Masukan
Unit masukan terdiri atas 2 (dua) unit yaitu high density input unit dan high
speed counter unit.
3.2.2.2.1. High Density Input Unit
ID215
B A A B
121
112
CN1 CN2
MACHINENO.
CN10 1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14 15
CN20 1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14 15
RUN
CN1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
0
1
2
3
4
5
6
7
com0
NC
NC
NC
24 VDC
8
9
10
11
12
13
14
15
com1
NC
NC
NC
24 VDC
I/O word “n”CN2
I/O word “n+1”
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
com3
NC
NC
NC
com2
NC
NC
NC
24 VDC24 VDC
B A BA
Gambar 3.6. Unit Masukan Model OMRON C200H-ID215
Spesifikasi alat:
Model : OMRON C200H-ID215
Tegangan masukan : 24 VDC
47
Merupakan special I/O unit pada PLC C200H dengan 32 buah terminal
masukan berkecepatan tinggi (high speed input).
3.2.2.2.2. High Speed Counter Unit
Spesifikasi alat:
Model : OMRON C200H-CT001-V1
Tegangan masukan : 5 VDC, 12 VDC, atau 24 VDC
MACHINENO.
RUN A B - 1 2 ERR0 1 2 3 4 5 6 7
MODE
CT001-V120
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
No. Pin
Input A: 24 VDC
Input A: 0 V
Control Input IN1: 0 V
Output 0 through 3, Power Supply: 5 to 24 VDC
Baris B
Input B: 24 VDC
Input B: 0 V
Input Z: 24 VDC
Input Z: 0 V
Control Input IN2: 0 V
Output 0 through 3, COM: 0 V
Output 4 through 7, Power Supply: 5 to 24 VDC
Output 4 through 7, COM: 0 V
Input A: 12 VDC
Input A: 5 VDC
Control Input IN1: 12/24 VDC
Control Input IN1: 5 VDC
Output 0
Baris A
Input B: 12 VDC
Input B: 5 VDC
Input Z: 12 VDC
Input Z: 5 VDC
Control Input IN2: 12/24 VDC
Control Input IN2: 5 VDC
Output 1
Output 2
Output 3
Output 4
Output 5
Output 6
Output 7 Gambar 3.7. Unit Masukan Model OMRON C200H-CT001-V1
Merupakan special I/O unit pada PLC C200H dengan masukan berupa pulsa
5VDC atau 12VDC atau 24VDC dan memiliki 1 sumbu/poros. High speed counter
melakukan proses penghitungan secara terpisah dari waktu siklus (cycle time) PLC,
sehingga memungkinkan untuk menghitung sinyal yang sangat pendek dan cepat,
dengan kecepatan penghitungan sebesar 50 kcps.
Modus operasi high speed counter:
o Modus linear, nilai counter di-increment atau decrement antara –8.388.608
sampai 8.388.607 dan secara kontinyu dibandingkan dengan jangkauan preset-
nya. Saat nilai counter berada dalam jangkauan, output akan ON.
48
o Modus circular, nilai counter diulang dari nol ketika mencapai nilai preset
maksimum, atau menjadi nilai preset maksimum ketika nilai counter berkurang
sampai lebih kecil atau sama dengan nol. Nilai preset maksimum harus diantara
0 sampai 65.535.
o Modus preset, nilai counter di-decrement secara normal dari sebuah nilai preset
(antara 1 sampai 8.388.607) sampai mencapai nol.
o Modus gate (model C200H-CT001-V1 hanya memiliki modus gate normal),
pulsa dihitung saat masukan kontrol IN1 berkondisi ON. Nilai counter tidak
berubah ketika IN1 menjadi OFF, dan berubah saat IN1 menjadi ON lagi. Pada
saat itu, nilai counter diulang dari nol.
o Modus latch, penghitungan dimulai dari nol ketika IN1 berkondisi ON dengan
jangkauan antara –8.388.608 sampai 8.388.607. Pulsa dihitung secara kontinyu
terlepas dari kondisi IN1 ON atau telah OFF, namun nilai counter saat ini sama
dengan nilai counter yang terkunci pada saat IN2 berkondisi ON. Penghitungan
akan dimulai dari nol kembali saat IN1 berubah dari OFF menjadi ON.
o Modus sampling, pulsa dihitung pada interval preset setelah IN1 berkondisi ON.
Proses penghitungan dapat dilakukan pada dua arah. Penghitungan selalu dimulai
dari nol dengan jangkauan antara –8.388.608 sampai 8.388.607, dengan interval
waktu harus diantara 10 dan 9.999 ms.
3.2.2.3. Unit Keluaran
Unit keluaran terdiri atas 2 (dua) unit yaitu high density output unit dan
contact output unit.
49
3.2.2.3.1. High Density Output Unit
Spesifikasi alat:
Model : OMRON C200H-OD215
Tegangan keluaran : 5 sampai 24 VDC; 0,1 A
Merupakan special I/O unit pada PLC C200H dengan 32 buah terminal
keluaran transistor yang dapat digunakan sebagai unit keluaran dinamis 128 titik.
OD215
B A A B
121
112
CN1 CN2
MACHINENO.
CN10 1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14 15
CN20 1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14 15
RUN
CN1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
0
1
2
3
4
5
6
7
com0
+ 5 to 24 VDC
NC
NC
8
9
10
11
12
13
14
15
com1
+ 5 to 24 VDC
NC
NC
I/O word “n”CN2
I/O word “n+1”
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
com3
+ 5 to 24 VDC
NC
NC
com2
+ 5 to 24 VDC
NC
NC
B A BA
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
Gambar 3.8. Unit Keluaran Model OMRON C200H-OD215
3.2.2.3.2. Contact Output Unit
OC222
0
21
34
6
8
10
NC
NC
NC
NC
5
7
9
11
NC
NC
COM
B9
B8
B7
B6
B5
B4
B3
B2
B1
B0
A8
A7
A6
A5
A4
A3
A2
A1
A0L
L
L
L
L
L
0
2
4
6
8
10
NC
NC
NC
NC
1
3
5
7
9
11
NC
NC
COM
L
L
L
L
L
L
24 VDC, 250 VAC max.(inductive load: 2 A resistive load: 2 A) (8 A/Unit)
Gambar 3.9. Unit Keluaran Model OMRON C200H-OC222
50
Spesifikasi alat:
Model : OMRON C200H-OC222
Tegangan keluaran : 250 VAC atau 24 VDC; 2 A
Merupakan Standard I/O unit pada PLC C200H dengan 12 buah terminal
keluaran yang digunakan untuk beban yang bersifat resistif.
3.2.2.4. Unit Host Link
Spesifikasi alat:
Model : OMRON C200H-LK201-V1
Standar Koneksi : RS-232C
Merupakan unit yang menghubungkan sistem PLC dengan sebuah host
computer (bisa berupa personal computer/PC), sehingga memungkinkan dilakukannya
pemrograman secara offline yang mudah dan efisien, serta untuk proses monitoring
secara online.
Host Computer (PC)
LK201
SW2
RS232C
SW1
SW4SW3
RUNRCV
XMTERROR
KabelKonektorRS 232C
Gambar 3.10. Unit Host Link Model OMRON C200H-LK201-V1
51
Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, setting pada unit host link harus
sesuai dengan host computer (PC) yang digunakan. Setting pada unit host link diatur
oleh switch SW1, SW2, SW3 dan SW4.
SW1 dan SW2 merupakan setting nomor mesin. SW3 mengatur baud rate
unit host link. Sedangkan SW4 mengatur level perintah, parity dan kode transmisi.
Setting yang digunakan adalah sebagai berikut.
o SW1 : 0
o SW2 : 0
o SW3 : 5
o SW4 : 0
Adapun tabel baud rate (SW3), dan level perintah, parity dan kode transmisi
(SW4) yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.
SW3 Baud Rate SW4 Level
Perintah Parity Kode
Transmisi 0 300 bps 0 1 1 600 bps 1 1, 2 2 1200 bps 2 1, 2, 3 3 2400 bps 3 Tidak diset
Genap
4 4800 bps 4 1 5 9600 bps 5 1, 2 6 19200 bps 6 1, 2, 3 7 - 7 Tidak diset
Ganjil
ASCII 7 bit 2 stop bit
8 - 8 1 9 - 9 1, 2
(a) A 1, 2, 3 B Tidak diset
Genap
C 1 D 1, 2 E 1, 2, 3 F Tidak diset
Ganjil
JJS 8 bit 1 stop bit
(b) Tabel 3.1. Setting Switch (a) SW3, Baud Rate;
(b) SW4, Level Perintah, Parity dan Kode Transmisi
52
Hubungan dengan PC menggunakan kabel koneksi RS-232, yaitu sebagai
berikut.
SignalFrame groundSignal ground
Equipment ready
SymbolFGSGSDRDRSCSERST1
RT5V
ST2
Pin No.1723452024
1714
15
UnitHost Link
FGSGSDRDRSCS
HostComputer
FGSGSDRDRSCS
Send dataReceive dataRequest to sendClear to send
Send signal element timing 1
Reveive timing5V power supply
Send signal element timing 2
Gambar 3.11. Koneksi RS-232C Antara Host Link dan Host Computer
3.2.2.5.
3.2.3. Modul Output
Modul output terdiri atas motor, komponen display, pengecat dan pengering.
Diagram blok dari modul output adalah:
Motor
dari
unit
outp
ut P
LC
Komponen Display
Pengecat
Pengering
Gambar 3.12. Blok Diagram Modul Output
Penjelasan masing-masing komponen yang terdapat pada modul output
adalah sebagai berikut.
53
3.2.3.1. Motor
Motor yang digunakan adalah motor induksi AC 3 fase, dimana kecepatan
putaran motor akan diatur oleh sebuah inverter. Sebuah encoder digunakan untuk
menghitung putaran motor sehingga akan memberikan informasi mengenai kondisi
obyek yang berjalan diatas conveyor. Motor, inverter dan encoder dihubungkan sebagai
berikut.
Encoder
Motor AC 3 Fase
Inverter
dari
unit
outp
ut P
LCke
uni
t inp
ut P
LCLOAD
Gambar 3.13. Blok Diagram Hubungan Motor, Inverter dan Encoder
Spesifikasi motor:
Model : Yuema Y3A 638 – 4
Daya : 0,25 HP
Kecepatan putaran : 1310 rpm
Encoder yang digunakan adalah jenis rotary encoder, dengan tiga terminal
keluaran yaitu terminal A, B dan Z. Untuk setiap satu kali siklus putaran (1 periode T =
berputar 360°) akan dihasilkan 100 pulsa keluaran pada terminal A dan terminal B,
dimana antara pulsa A dan pulsa B akan berbeda fase sebesar 90°. Sedangkan pulsa Z
dihasilkan setiap satu putaran penuh, juga merupakan sinyal reset.
54
Pulsa A
Pulsa B
Pulsa Z1 putaran
Pulsa A
Pulsa B
Pulsa Z1 putaran
(a) (b) Gambar 3.14. Pulsa Encoder
(a) Putaran Searah Jarum Jam; (b) Putaran Berlawanan Arah Jarum Jam
Model inverter yang digunakan pada sistem adalah MITSUBISHI FR-A024.
Dekripsi terminal pada inverter MITSUBISHI FR-A024 adalah sebagai berikut.
Simbol Terminal Nama Terminal Keterangan R, S, T AC Power Input Dihubungkan ke catu daya utama
U, V, W Inverter Output Dihubungkan ke motor 3 fase jenis squirrel cage
P, PR Brake Resistor Connection Dihubungkan ke resistor rem N Brake Unit Connection Dihubungkan ke unit rem
Ground Ground
STF Forward Rotation Start Menutup hubungan STF-SD akan memutar maju.
STR Reverse Rotation Start Menutup hubungan STR-SD akan memutar mundur.
RH Multi Speed Select (High Speed)
RM/AU Multi Speed Select (Medium Speed) or current input select
RL/OH Multi Speed Select (Low Speed) or external thermal input
Operasi dapat dilakukan sampai dengan 7 variasi kecepatan dengan kombinasi hubungan RH-SD, RM-SD dan RL-SD.
MRS/RT Output Stop or Alternate Acceleration/Deceleration Time Select
Menutup hubungan MRS-SD akan menghentikan keluaran inverter.
RES Alarm Reset
Digunakan untuk membatalkan kondisi saat ini ketika rangkaian protektif beroperasi. Meng-ON-kan RES-SD untuk paling tidak selama 0,1s dan kemudian meng-OFF-kan.
SD Contact Input Common Terminal common untuk terminal kontak masukan dan frequency meter.
Tabel 3.2. Deskripsi Terminal Inverter MITSUBISHI FR-A024
55
Simbol Terminal Nama Terminal Keterangan
PC External Transistor Common
Saat keluaran transistor, seperti programmable controller dihubung-kan, hubungkan catu daya eksternal untuk keluaran transistor ke terminal PC untuk menghindari kegagalan karena arus bocor.
10 Frequency Setting Power Supply 5VDC, arus beban yang diperbolehkan sebesar 10mA
2 Frequency Setting (voltage signal)
Dengan memasukan 0 sampai 5VDC (0 sampai 10V), frekuensi keluaran maksimum dicapai pada 5VDC (10V). Unit parameter digunakan untuk pemilihan 5/10V. Resistansi masukan sebesar 10kΩ dan tegangan masukan maksimum yang diperbolehkan sebesar 20V.
5 Frequency Setting Input Common
Digunakan untuk sinyal pengatur frekuensi.
4 Frequency Set (current signal)
Masukan antara 4 sampai 20mA DC (yaitu 0 sampai 60Hz). Arus masukan maksimum yang diperbolehkan adalah 30mA dan resistansi input sebesar 250Ω
A, B, C Alarm Output
Kontak keluaran yang mengindikasikan bahwa rangkaian protektif inverter telah diaktivasi dan keluaran dihentikan.
RUN FU Operating Condition Output Open collector output, beban yang
diperbolehkan sebesar 24VDC; 0,1A
SE Open Collector Common Terminal bersama untuk RUN dan FU.
FM Meter Connection Diset sebesar 60Hz dan 7V (setting pabrik) saat terminal FM-SD terbuka.
Tabel 3.2. Deskripsi Terminal Inverter MITSUBISHI FR-A024 (lanjutan)
Sedangkan diagram koneksi pada inverter MITSUBISHI FR-A024 adalah
sebagai berikut.
56
Multi-speed select (Medium speed)Current input select
Multi-speed select (High speed)
Reverse start
Forward start
Power
NFB
R
S
T
PCExternal transistor common
STF
STR
RH
MRS/RT(Note5)
RM/AU(Note5)
RES
RL/OH(Note5)
SD (Contactinput common)
Multi-speed select (Low speed)External hermal O/L input select
Output stop/Alternate accel/decel time select
Reset
Control input signal (Not for voltage input)
FR-AO24 Inverter
10
2
(+5V)
0 to 5V 0 to 10V( )
(Note4)
5 (Common)
4 (4 to 20mA)
(3)
(2)
(1)
Frequency setting signal (Analog)
Potentiometer ½ W 1kΩ
Current input (-)
DC 4 to 20mA (+)
Parameter unit
ALARM
POWER
FM
SD
Frequency meterScale calibration resistor(Note1)
SE
FU
RUN
Operating condition output (Note3)(Open collector output)
C
B
A
Alarm output(Contact output)
N
PR
P
W
V
U
R
Brake unit (optional) (Note2)
Brake resistor (optional - p.15) (Note2)
IM
Motor
Moving coil type1mA full scale
Ground
Gambar 3.15. Diagram Koneksi Inverter MITSUBISHI FR-A024
3.2.3.2. Komponen Display
dari
unit
outp
ut P
LC
Gambar 3.16. Blok Diagram Komponen Display
57
Komponen display menggunakan 4 buah seven segment yang akan
menampilkan panjang obyek yang melewati conveyor.
3.2.3.3. Pengecat
Pengecat menggunakan satu set air-brush sebagai perangkat penyemprot cat
yang didukung oleh sebuah kompresor mini sebagai sumber tekanan semprotan udara.
RELAY
KompresorPenyemprotCat
dari
unit
outp
ut P
LC
Gambar 3.17. Blok Diagram Pengecat
Gambar 3.18. Bagian-bagian Air-brush
58
No. Nama Bagian No. Nama Bagian 1 Needle Cover 12 Needle Setting Screw 2 Air Cap 13 Holder Cap 3 Fluid Nozzle 14 Needle 4 Fluid Cup Lid 15 Piston 5 O Ring 16 O Ring 6 Needle Packing Screw 17 1/8 Air Nipple 7 Main Lever 18 Air Valve 8 Lever Guide 19 1/8 Hose Coupler 9 Needle Chuck 20 1/8 Hose Insert 10 Needle Spring Cover 21 Spanner 11 Needle Spring 22 Needle Chuck Screw
Tabel 3.3. Nama-nama Bagian Air-brush
3.2.3.4. Pengering
Pengering disimulasikan menggunakan sebuah dryer yang akan
menyemburkan tiupan udara pada obyek yang telah dicat.
Dryer
RELAY
dari
unit
outp
ut P
LC
Gambar 3.19. Blok Diagram Pengering
59
3.2.4. Diagram Koneksi
MODUL OUTPUT
HOST COMPUTER (PC)
MODUL OUTPUT (MOTOR)
OD
215
LK20
1
CT0
01
ID21
5
OC
222
C20
0HC
PU21 AC 220V
Autonics
DC 24V
MODUL INPUT
LOAD
SaklarStart
SaklarStop
RS-232C
RELAY
RELAY
Komponen Display
Pengecat
Pengering
SensorPhotoelectric
Inverter
Encoder
Motor AC3-fase
PLC
Gambar 3.20. Diagram Koneksi Sistem
Modul input sistem terhubung pada unit masukan ID215 pada PLC. Koneksi
terminal terlihat pada gambar berikut.
B A A B
1
CN1 CN2
9
23
PIN KONEKTORID215
Saklar StopSaklar StartFotosensor
24VDC
Gambar 3.21. Koneksi Terminal Modul Input
60
Terminal ID215 yang digunakan adalah Channel 1 (CN1), baris A. Pin 9
dihubungkan dengan –24VDC (dari CPU21), sebagai common. Sedangkan pin 1, 2 dan 3
berturut-turut terhubung pada sensor photoelectric, saklar START dan saklar STOP.
Modul output sistem yang terhubung pada unit keluaran OD215 pada PLC,
memiliki koneksi terminal sebagai berikut.
B A A B
1
1
CN1 CN2
2345678
2345678
PIN KONEKTOROD215
Seven Segment
Relay
Relay
Pengecat
Pengering
Gambar 3.22. Koneksi Terminal Modul Output
Untuk komponen display, dihubungkan 4 (empat) buah seven segment pada
pin 1 sampai 7 semua baris (baris A dan B) pada semua channel (CN1 dan CN2).
Komponen pengecat dan pengering dihubungkan pada Channel 1 (CN1) pin 8, berturut-
turut adalah baris A untuk pengecat dan baris B untuk pengering.
Sedangkan koneksi terminal untuk rangkaian motor yang terhubung pada unit
keluaran OC222 dan unit masukan CT001-V1 seperti terlihat pada gambar 3.23.
Inverter yang berfungsi mengatur kecepatan putaran motor terhubung pada
terminal B0 (pin 0), A0 (pin 1) dan B1 (pin 2) unit keluaran OC222, dimana keluaran
61
tersebut akan mengendalikan kecepatan putaran motor: cepat atau lambat. Terminal A8
(Pin COM) dihubungkan pada terminal common inverter. Keluaran dari inverter
terhubung pada masukan motor AC. Selanjutnya, putaran motor akan turut memutar
rotary encoder sehingga menghasilkan tiga jenis pulsa, yaitu pulsa A, B dan Z, yang
berturut-turut dihubungkan dengan baris A pin 19, 17 dan 15 pada unit masukan CT001-
V1. Sedangkan keluaran 0V dari encoder terhubung pada baris B pin 15, 17 dan 19 unit
CT001-V1.
B A
15
17
19
15
17
19
Z
B
A
0 VIn
verte
r
COM
01
Rot
ary
Enc
oder
Motor AC
PIN KONEKTORCT001-V1
TERMINALOC222
speedcontrol
Gambar 3.23. Koneksi Terminal Rangkaian Motor
3.3. Modul Perangkat Lunak (Software)
Timing chart dan flowchart program utama sistem simulasi conveyor untuk
proses pengecatan dan pengeringan menggunakan PLC dirancang sebagai berikut.
62
Tom
bol S
tart
Dite
kan Fo
to S
enso
rAk
tif
Foto
Sen
sor
Non
-Akt
if
Panj
ang
Oby
ek
Jara
kSe
nsor
-Pen
geca
t
Peng
ecat
Non
-Akt
if
Peng
ecat
Aktif Pa
njan
gO
byek
Peng
erin
gN
on-A
ktif
Peng
erin
gAk
tif Panj
ang
Oby
ek
Akhi
r Sat
uSi
klus
Pro
ses
Tom
bol S
top
Dite
kan
Jara
kPe
ngec
at-P
enge
ring
Sakl
ar S
TAR
T
Sakl
ar S
TOP
Foto
sens
or
Cou
nter
Val
ue
Res
et C
ount
er
Seve
n Se
gmen
t
Mot
or F
ast
Mot
or S
low
Peny
empr
ot
Peng
erin
g
...Pr
oses
diu
lang
sela
ma
tidak
terja
dipe
neka
nan
tom
bol S
top.
..
Gam
bar
3.24
. Ran
cang
an T
imin
g Ch
art S
istem
63
Mulai
PenekananSaklar???
T
Y
Saklar“START”???
T
Jalankan conveyor
Y
Sensormendeteksiobjek???
T
Y
Proses HitungPanjang Obyek
Countermencapai xx?
T
Y
Counter aktif
ProsesPengecatan
Countermencapai yy?
T
Kecepatan Motor:Normal
Kecepatan Motor:Slow
Kecepatan Motor:Normal
Kecepatan Motor:Slow
Kecepatan Motor:Normal
Y
ProsesPengeringan
Countermencapai zz?
T
Y
Selesai
Conveyor berhenti
Counter non-aktif
Kecepatan Motor:Slow
Kecepatan Motor:Normal
C
A
D
A
D
B
C
B
Berkedip: tampilkandata panjang obyek dan
jumlah obyek yangtelah diproses pada
seven segment
Gambar 3.25. Rancangan Flowchart Program Utama
Sedangkan flowchart untuk modul-modul yang ada pada program utama
adalah sebagai berikut.
64
HitungPanjangObyek
Restart counter saatsensor mulai On
Selesai
Jalankan Penyemprot Cat
Selesai
Tampilkan data panjangobyek pada seven
segment
Kecepatan Motor
Parameter:Normal???Y T
Selesai
Panjang Obyek = PulsaEncoder x Faktor
Output 110pada OC222
Output 101pada OC222
Sensor Off?T
Y
Ambil datacounter saatsensor mulai
Off
(a)
(b)
(c)
Sudahsepanjangobyek??
T
Y
Pengecatan
Counter Value terusbertambah
Jalankan Pengering
Selesai
Sudahsepanjangobyek??
T
Y
Pengeringan
(d)
Gambar 3.26. Rancangan Flowchart Modul (a) Hitung Panjang Obyek; (b) Kecepatan Motor;
(c) Pengecatan; dan (d) Pengeringan
3.4. Perancangan Fisik Sistem
Secara garis besar, rancangan fisik sistem terlihat seperti pada gambar 3.27.
Jarak antara sensor photoelectric dengan modul pengecat diatur sepanjang 31,5cm.
Demikian pula dengan jarak antara modul pengecat dengan modul pengering diatur
sejauh 31,5cm. Pada satu putaran motor, obyek diatas conveyor akan berjalan sejauh
12,5cm sehingga untuk menempuh jarak antara sensor dan modul pengecat, serta antara
65
modul pengecat dan modul pengering akan dihasilkan pulsa encoder sebanyak 252
pulsa.
reflektor
sensor
encoder
penyemprotdryer
(a)
(b)
150,0 cm47
,5 c
m59
,0 c
m
Gambar 3.27. Rancangan Fisik Sistem
(a) Tampak Atas; (b) Tampak Samping
Gambar 3.28. Simulasi Conveyor untuk Proses Pengecatan dan Pengeringan