BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1. Analisis...

22
BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1. Analisis Sistem Berjalan 3.1.1. Sejarah Lapan Kemajuan teknologi dirgantara telah membuka era baru bagi manusia untuk memanfaatkan dan menjelajahi antariksa. Ribuan satelit dan puluhan pesawat antariksa, berawak ataupun tak berawak telah diluncurkan ke antariksa untuk berbagai keperluan, baik mengorbit atau dalam rangka penerbangan antarplanet. Meskipun usaha keantariksaan kebanyakan masih dilakukan oleh negara- negara maju, namun Indonesia menyadari manfaat dari ilmu dan teknologi antariksa dalam menunjang pembangunan nasional di berbagai bidang. Oleh karena itu kegiatan penelitian dan pemanfaatan antariksa secara bertahap tumbuh dan berkembang sesuai dengan keperluan dan manfaat yang diperoleh. Pembentukan LAPAN tidak dapat dilepaskan dari gagasan dan kegiatan yang mendahuluinya. Pada tahun 1963 melalui proyek PRIMA terjalinlah hubungan kerjasama antara Angkatan Udara Republik Indonesia, ITB dan PINDAD dalam usaha membuat roket padat untuk keperluan ilmiah dan tinjauan kemungkinan digunakannya bagi kepentingan militer. Roket tersebut diberi nama KARTIKA dan berhasil diluncurkan pada tahun 1964 dari pusat peluncuran roket Pameungpeuk di Jawa Barat. Berdasarkan kerjasama inilah maka LAPAN dibentuk dengan Keputusan Presiden No. 236 Tahun 1963, dan dipimpin oleh seorang Ketua Lembaga. LAPAN adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang bertanggung jawab

Transcript of BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1. Analisis...

BAB 3

PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

3.1. Analisis Sistem Berjalan

3.1.1. Sejarah Lapan

Kemajuan teknologi dirgantara telah membuka era baru bagi manusia untuk

memanfaatkan dan menjelajahi antariksa. Ribuan satelit dan puluhan pesawat

antariksa, berawak ataupun tak berawak telah diluncurkan ke antariksa untuk

berbagai keperluan, baik mengorbit atau dalam rangka penerbangan antarplanet.

Meskipun usaha keantariksaan kebanyakan masih dilakukan oleh negara-

negara maju, namun Indonesia menyadari manfaat dari ilmu dan teknologi antariksa

dalam menunjang pembangunan nasional di berbagai bidang. Oleh karena itu

kegiatan penelitian dan pemanfaatan antariksa secara bertahap tumbuh dan

berkembang sesuai dengan keperluan dan manfaat yang diperoleh.

Pembentukan LAPAN tidak dapat dilepaskan dari gagasan dan kegiatan yang

mendahuluinya. Pada tahun 1963 melalui proyek PRIMA terjalinlah hubungan

kerjasama antara Angkatan Udara Republik Indonesia, ITB dan PINDAD dalam

usaha membuat roket padat untuk keperluan ilmiah dan tinjauan kemungkinan

digunakannya bagi kepentingan militer. Roket tersebut diberi nama KARTIKA dan

berhasil diluncurkan pada tahun 1964 dari pusat peluncuran roket Pameungpeuk di

Jawa Barat.

Berdasarkan kerjasama inilah maka LAPAN dibentuk dengan Keputusan

Presiden No. 236 Tahun 1963, dan dipimpin oleh seorang Ketua Lembaga. LAPAN

adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang bertanggung jawab

36

langsung kepada Presiden. Sejak LAPAN terbentuk sampai saat ini telah mengalami

penyempurnaan Keputusan Presiden melalui :

1. Keputusan Presiden No. 18 Tahun 1974, tanggal 9 April 1974.

2. Keputusan Presiden No. 33 Tahun 1988, tanggal 27 September 1988, dan

3. Keputusan Presiden No. 24 Tahun 1994, tanggal 15 April 1994.

Kemajuan ilmu dan teknologi antariksa telah memperlihatkan manfaatnya bagi

umat manusia dan pembangunan nasional, seperti penggunaan satelit meteorologi

telah meningkatkan mutu peramalan cuaca, satelit sumber alam telah mampu

meningkatkan pengelolaan sumber-sumber alam, satelit komunikasi sangat

bermanfaat dalam kegiatan pembangunan serta merupakan sarana yang sangat efektif

dalam pembinaan persatuan dan keutuhan bangsa. Ilmu pengetahuan dan teknologi

antariksa maju dengan pesatnya dan akan terus maju serta dapat bermanfaat bagi

kehidupan umat manusia dan perdamaian dunia.

3.1.2. Visi, Misi, Tugas Pokok, Fungsi dan Sasaran LAPAN

3.1.2.1. Visi

Visi LAPAN adalah penguasaan Iptek kedirgantaraan melalui penelitian dan

pengembangan serta aplikasi teknologi kedirgantaraan dalam rangka meningkatkan

pelayanan kepada pimpinan negara, pemerintah dan masyarakat.

3.1.2.2. Misi

Sebagai lembaga penelitian, LAPAN memiliki misi sebagai berikut :

37

1. Penelitian dan pengembangan Iptek kedirgantaraan sebagai upaya penguasaan

teknologi.

2. Aplikasi dan pemanfaatan Iptek kedirgantaraan bagi penyediaan jasa di

bidang kedirgantaraan.

3. Penyebaran data dan informasi produk dan jasa di bidang kedirgantaraan.

3.1.2.3. Tugas Pokok LAPAN

Tugas pokok LAPAN adalah membantu Presiden dalam melaksanakan

penelitian, pengembangan, memberikan saran kepada pemerintah tentang

kebijaksanaan nasional di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatannya untuk

kepentingan tercapainya sasaran pembangunan nasional khususnya dan tujuan

nasional pada umumnya.

3.1.2.4. Fungsi LAPAN

Sesuai dengan Keputusan Presiden No. 33 Tahun 1988 dan No. 24 Tahun

1994, tugas utama LAPAN dalam melaksanakan fungsinya :

1. Mempersiapkan perumusan kebijaksanaan sebagai bahan pertimbangan

bagi Presiden dalam menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan nasional di

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dirgantara dan pemanfaatannya.

2. Melaksanakan koordinasi dalam upaya pengembangan kedirgantaraan.

3. Melaksanakan penelitian dan pengembangan penginderaan jauh dan

pemanfaatannya.

4. Melaksanakan pengkajian dan pengembangan teknologi dirgantara.

38

5. Melaksanakan penelitian dan pengembangan pengetahuan tentang

atmosfer.

6. Melaksanakan pengembangan sistem, pengkajian aspek hukum, penyiapan

bahan teknis pemecahan masalah kedirgantaraan dan pembinaan sarana

ilmiah kedirgantaraan.

7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh Pemerintah.

3.1.2.5. Sasaran LAPAN

Didalam menjalankan fungsinya, LAPAN memiliki sasaran sebagai berikut :

1. Penyampaian konsep pemikiran dan saran-saran kepada pimpinan nasional

dan pemerintah.

2. Pemenuhan kebutuhan di bidang kedirgantaraan bagi masyarakat peneliti,

baik bersifat intern, nasional dan internasional.

3. Produk dan jasa aplikasi teknologi kedirgantaraan bagi masyarakat

pengguna, baik dari instansi publik maupun swasta.

4. Pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat umum.

3.1.3. Struktur dan Susunan Organisasi LAPAN

Ketua didalam melaksanakan tugasnya langsung dibantu oleh empat orang

deputi dan dua orang kepala pusat, antara lain :

1. Deputi Bidang Administrasi.

2. Deputi Bidang Penginderaan Jauh.

3. Deputi Bidang Pengembangan Teknologi Dirgantara.

4. Deputi Bidang Penelitian Media Dirgantara.

39

5. Pusat Analisis Perkembangan Kedirgantaraan.

6. Pusat Dokumentasi dan Informasi Teknik Dirgantara.

LAPAN memiliki susunan organisasi sesuai dengan Keputusan Presiden No.

33 Tahun 1988 dan Keputusan Ketua LAPAN No. LPN / 071 / SK / 001 / III / 1989,

Juncto Nomor Kep. / 076 / VI / 1994 adalah seperti terlihat pada Gambar 3.1.:

40

Gambar 3.1. Bagan Struktur Organisasi LAPAN

41

3.1.4. Tujuan Strategis Jangka Panjang LAPAN

Di dalam melaksanakan tugasnya, LAPAN memiliki tujuan strategi jangka

panjang adalah :

1. Memanfaatkan kemajuan Iptek dirgantara untuk memperoleh data sumber

alam, lingkungan dan cuaca.

2. Mengembangkan teknologi dirgantara :

• Memajukan industri (barang/jasa).

• Meningkatkan kemampuan dan penguasaan teknologi kedirgantaraan

bagi pembangunan nasional berkesinambungan.

3. Meneliti fenomena dirgantara dan keunggulannya yang khas sebagai

sarana pendukung kesejahteraan masyarakat.

4. Melindungi kepentingan Indonesia terhadap dampak negatif kemajuan

Iptek dirgantara.

3.1.5. Fungsi Deputi

Didalam membantu Ketua setiap deputi memiliki fungsi sebagai berikut :

3.1.5.1. Deputi Bidang Administrasi

1. Mengkoordinasikan penyiapan kebijaksanaan dan penyusunan program

kegiatan.

2. Membina, melaksanakan dan mengendalikan urusan perencanaan,

organisasi, pemantauan, kerjasama dan hubungan masyarakat.

3. Membina, melaksanakan dan mengendalikan urusan kepegawaian,

keuangan, perlengkapan dan rumah tangga.

42

3.1.5.2. Deputi Bidang Penginderaan Jauh

1. Penelitian dan pengembangan di bidang teknologi penginderaan jauh.

2. Penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan data penginderaan

jauh.

3. Sebagai bank data penginderaan jauh nasional.

3.1.5.3. Deputi Bidang Pengembangan Teknologi Dirgantara

1. Pengkajian dan pengembangan struktur dan mekanika, pengendalian dan

kontrol, penjejakan, telemetri dan komando serta sistem stabilisasi roket

dan satelit.

2. Pengkajian dan pengembangan sistem propulsi dan energetik.

3. Pengkajian dan pengembangan sistem ruas bumi dan misi dirgantara.

3.1.5.4. Deputi Bidang Penelitian Media Dirgantara

1. Penelitian dan pengembangan pengetahuan atmosfer dan pemanfaatannya.

2. Penelitian dan pengembangan pengetahuan ionosfer dan penelitian

aplikasi fisika matahari serta pemanfaatannya.

3.1.5.5. Pusat Penelitian Perkembangan Kedirgantaraan

Pusat ini mempunyai tugas melaksanakan pengkajian sistem dan aspek hukum

serta penyiapan bahan teknis pemecahan masalah kedirgantaraan.

3.1.5.6. Pusat Dokumentasi dan Informasi Teknik Dirgantara

43

Pusat ini mempunyai tugas menyelanggarakan pelayanan dokumentasi dan

informasi teknik kedirgantaraan.

3.1.6. Hasil Yang Dicapai Setiap Deputi

Hasil penelitian yang diperoleh sampai saat ini dari setiap deputi untuk

diinformasikan kepada para pengguna adalah :

3.1.6.1. Deputi Bidang Penelitian Penginderaan Jauh

1. Paket program LAIPS versi 2 dan buku petunjuk pengguna LAIPS.

2. Buku algoritma dan sistem software SPD 32 bits.

3. Demo simulasi sistem penerima dan perekaman data indera jauh.

4. Integrasi sistem stasiun bumi satelit lingkungan dan cuaca (GMS) dan

sistem integrasi pengolahan data NOAA dan GMS dengan basis PC.

5. Prototipe sistem pengolahan, single task, single user (DOS/WINDOWS).

6. Prototipe multi task, multi user (UNIX/VMS).

7. Integrasi sistem stasiun bumi satelit lingkungan dan cuaca (NOAA).

8. Metoda aplikasi yang telah dikembangkan adalah aplikasi data

penginderaan jauh untuk pengkajian dan pemantauan hutan, struktur

geologi, pemukiman, perkotaan dan hutan bakau.

9. Dibidang lingkungan telah dikembangkan metoda pengamatan perubahan

iklim, kekeringan, kebakaran hutan, letusan gunung berapi, daerah rawan

banjir, pengukuran suhu permukaan laut dan pengamatan pada tingkat

kehijauan tanaman yang mempunyai korelasi dengan ketersediaan awan

penghasil hujan di wilayah Indonesia.

44

10. Monitoring kondisi cuaca dan monitoring kehijauan tanaman yang

mempunyai korelasi dengan ketersediaan awan penghasil hujan di wilayah

Indonesia.

Sedangkan laboratorium yang dimiliki oleh kedeputian tesebut adalah :

1. Laboratorium Komputer Induk

2. Laboratorium Analisis Citra

3. Laboratorium Fotografi dan Uji Mutu

4. Stasiun Bumi Satelit Penginderaan Jauh

5. Stasiun Bumi Satelit Lingkungan dan Cuaca.

3.1.6.2. Deputi Bidang Teknologi Dirgantara

1. Model pengendali analog eksperimental tiga sumbu untuk bergerak pitch,

yaw dan roll.

2. Modul penginderaan posisi berbiaya rendah (low-cost) yang menggunakan

konsep tiga stasiun di permukaan bumi untuk menentukan wahana secara

tiga dimensi.

3. Modul sistem pengindera dinamik roket FM-FM 8 channel untuk roket

berukuran diameter 150, 250 dan 300 mm.

4. Sistem kendali vektor gaya dorong (TVC) model uji.

5. Kemampuan teknologi simulasi dan analisis sistem.

6. Pemanfaatan energi angin dalam memenuhi kebutuhan listrik pedesaan.

7. Struktur roket standar RX–150/150, RX–250/250 dan roket RX–300.

8. Litbang bahan komposit dan Sun Presence Sensor.

45

9. Uji validasi keandalan struktur dan instrumentasi roket melalui uji getar,

termal dan vakum.

10. Pengembangan pembuatan bahan baku propelan padat oxidator

Ammonium Perchlorat dan fuel HTPB (Hydroxy Therminated Poly

Butadine), polysulfide dan polyurethane.

11. Pembuatan propelan dengan diameter 150 s/d 420 mm.

12. Uji statik untuk mengetahui keandalan suatu motor roket dan peningkatan

mutu propelan (impuls spesifik 250 detik).

13. Pemanfaatan bandar antariksa ekuator di Biak.

14. Kemampuan dan penguasaan rekayasa teknologi sistem pelacakan,

pengumpulan, pengolahan dan analisis data serta teknologi sistem

peluncur dan navigasi.

15. Pengembangan subsistem akuisisi data berupa encoder 290 Mhz dengan

kecepatan transmisi 200 Kbps dan model pengukur jarak 140 Mhz.

16. Rancang bangun muatan misi untuk mengisi payload/muatan wahana

antariksa Region F-rendah (tinggi 200 km dengan berat payload 50 kg).

17. Kemampuan penguasaan sistem Telemetry, Tracking dan Control

((TT&C).

18. Jaringan komunikasi paket data via satelit (JASIPAKTA) dengan

penguasaan modem radio berkecepatan transmisi data 300 Kbps, 1200

Kbps, 19.2 Kbps dan 56 Kbps.

19. Penguasaan teknologi satelit orbit rendah, sistem penjejak satelit orbit

rendah pada frekuensi VHF (139-150 Mhz) dan UHF (420-250 Mhz).

46

20. Penguasaan teknologi simulasi dan optimasi pada model trayektori

wahana peluncur/roket, model grain wahana peluncur, model jaringan

komunikasi data paket dan paket sistem optimasi model dinamik.

Sedangkan laboratorium yang dimiliki oleh kedeputian tersebut adalah :

1. Laboratorium Bahan Baku Propelan

• Laboratorium Oksidator.

• Laboratorium Fuel/Polimer.

2. Laboratorium Bidang Propelan

• Laboratorium Piroteknik.

• Laboratorium Dasar Propelan.

• Laboratorium Terapan Propelan.

• Laboratorium Kontrol Kualitas Propelan.

• Laboratorium Non Distruction Test (NDT).

• Laboratorium Liner, Inhibiter dan Adhesive Dander.

3. Laboratorium Motor Roket

• Laboratorium Sistem Propulsi.

• Laboratorium Ceramic dan Plasma Coating.

4. Laboratorium Uji Statik Propulsi dan Thermodinamika.

5. Laboratorium Bahan Komposit dan Uji Struktur.

6. Laboratorium Sistem Kendali Roket.

7. Laboratorium Aerodinamik

• Terowongan Angin Subsonik.

• Terowongan Angin Supersonik.

47

8. Laboratorium Struktur Mekanik Roket dan Satelit.

9. Laboratorium Sistem Kendali dan Pandu.

10. Laboratorium Penelitian Dasar dan Teknologi dan Uji Sistem.

11. Laboratorium Misi Dirgantara

• Laboratorium Sistem Ruas Bumi.

• Laboratorium Transmisi Dirgantara.

• Laboratorium Muatan Dirgantara.

12. Instalasi Uji Statik Propulsi.

13. Stasiun Peluncuran Roket.

14. Stasiun Bumi Misi Satelit Komunikasi.

15. Unit Komputasi dan Perancangan.

3.1.6.3. Deputi Bidang Penelitian Media Dirgantara

1. Pola angin lapisan stratosfer di atas Pulau Jawa.

2. Pola hujan dalam kaitannya dengan fenomena alam.

3. Penelitian lapisan ozon stratosfer di atas Pulau Jawa.

4. Penelitian kualitas udara, konsentrasi ozon permukaan, debu CO2, NOx,

CH4.

5. Model penyebaran polusi LADM (Lagrangian Atmospheric Dispersion

Model) dimensi-3 dalam menentukan pola angin dan penyebaran polusi

suatu kota.

48

6. Penelitian atmosfer atas, 80 s/d 1000 km, untuk mengetahui perilaku

lapisan ionosfer di atas Indonesia dalam rangka penentuan frekuensi

terbaik antara dua lokasi pada waktu tertentu.

7. Prediksi frekuensi komunikasi HF.

8. Perkembangan pengetahuan ionosfer dan teknologi antariksa

menunjukkan bahwa lapisan ionosfer mempengaruhi penjalaran

gelombang radio terutama pada band VHF dan UHF dari satelit ke bumi

dan sebaliknya.

9. Sistem sirkulasi atmosfer global, atmosfer bumi tidak dapat dipisahkan

baik secara vertikal maupun horizontal.

10. Penelitian matahari.

11. Penelitian medan magnit dan lingkungan antariksa.

Sedangkan laboratorium yang dimiliki oleh kedeputian tersebut adalah :

1. Laboratorium Kimia Atmosfer.

2. Laboratorium Lingkungan Antariksa.

3. Laboratorium Ionosfer.

4. Stasiun Pengamat Matahari dan Lingkungan Antariksa.

5. Stasiun Pengamat Dirgantara.

3.1.7. Sarana dan Prasarana LAPAN

LAPAN didalam melaksanakan tugas pokoknya memiliki saran dan prasarana

sebagai berikut :

49

3.1.7.1. Perkantoran

Adapun lokasi perkantoran LAPAN terletak di :

1. Kantor Pusat dan Deputi Ketua Bidang Administrasi berada di Jalan

Pemuda Persil No.1, Jakarta Timur.

2. Deputi Bidang Pengembangan Teknologi Dirgantara berada di Rumpin –

Serpong, Bogor, Pameungpeuk – Jawa Barat. Yogjakarta dan Biak – Irian

Jaya.

3. Deputi Ketua Bidang Penginderaan Jauh di Pekayon – Cijantung, Jakarta

Timur dan Biak – Irian Jaya.

4. Deputi Ketua Bidang Penelitian Media Dirgantara di Bandung, Sumedang,

Pameungpeuk – Jawa Barat. Watukosek – Jawa Timur dan Pontianak –

Kalimantan Timur.

3.1.7.2. Perpustakaan

Sebagai lembaga penelitian dibidang teknologi dirgantara dan antariksa, setiap

pusat penelitian memiliki perpustakaan yang diorganisir oleh perpustakaan pusat

LAPAN. Perpustakaan tersebut dilengkapi dengan 14.867 judul buku yang terdiri dari

buku-buku referensi dan literatur yang berbahasa Indonesia maupun asing.

Disamping buku-buku tersebut, di perpustakaan tersebut juga tersedia majalah-

malajah Iptek dari berbagai ilmu pengetahuan sebanyak 75 jurnal ilmiah, surat kabar,

karya tulis baik luar dan dalam negeri. Setiap para peneliti diharapkan dapat

mengikuti perkembangan kemajuan iptek dan memacu pengetahuannya pada bidang

penelitian masing-masing.

50

3.1.7.3. Publikasi Ilmiah

Didalam meningkatkan kemampuan dan merangsang kehidupan ilmiah para

peneliti, LAPAN memiliki sarana penyebaran informasi karya tulisnya yaitu Majalah

LAPAN dengan ISSN : 0216 – 0480 dan setiap terbit memuat lima sampai tujuh

makalah, demikian juga dengan Warta LAPAN dengan ISSN : 0216 – 9754 dan

setiap terbit memuat lima sampai tujuh makalah, yang terbit empat kali setahun

disamping adanya seminar penelitian tingkat kedeputian yang hasil penelitiannya

tersebut diproceeding. Selain itu Bidang Penginderaan Jauh telah memiliki homepage

: http://www.LAPAN.RS.com dan untuk LAPAN sendiri memiliki homepage :

http://www.LAPAN.go.id yang dapat diakses langsung oleh pengguna.

3.1.8. Sistem Informasi Pelayanan Informasi

Karena setiap deputi saling terpisah tempat penelitiannya maka diperlukan

suatu sistem informasi pelayanan informasi yang terpadu untuk memudahkan para

pengguna yang memerlukan hasil penelitian, kerjasama dan informasi/jasa Iptek

kedirgantaraan dapat berhubungan langsung melalui sarana komunikasi ataupun

mendatangi langsung ke pelayanan informasi di PUSDOKINFO. Adapun model

sistem informasi ini dapat dilihat dalam Gambar 3.2.:

51

Gambar 3.2. Model Sistem Informasi LAPAN

L A P A N

VISI MISI SASARAN TUJUAN

Pemerintah

Sis-Fo Pelayanan Informasi

Lemb. Riset Lain

Dunia Bisnis

Dunia Industri

Dunia Pendidikan

Masyarakat

Pemanfaatan Hasil Penelitian

52

3.2. Perancangan Program

3.2.1. Identifikasi Masalah

Untuk membantu LAPAN dalam hal meluncurkan roket, maka diusulkan

membuat simulasi trayektori roket yang bertujuan untuk memberikan simulasi awal

sebelum dilakukan peluncuran yang sesungguhnya, sehingga dapat memberikan

keputusan yang baik.

Untuk mengatasi masalah yang dihadapi dibutuhkan simulasi dengan

menggunakan input :

1. Massa roket secara keseluruhan

2. Massa bahan bakar roket

3. Diameter roket

4. Interval waktu

5. Derajat serang

6. Waktu pembakaran (burning time)

Setelah input tersebut diperoleh, maka dilakukan perhitungan proses, yang

kemudian akan menghasilkan output dengan tabel dan grafik.

3.2.2. Perancangan Aplikasi

Input yang diberikan oleh user adalah semua informasi yang berkaitan dengan

roket. Setiap massa (massa roket dan massa propelan ) menggunakan satuan kg.

Untuk diameter roket menggunakan satuan m, sedangkan untuk waktu pembakaran

menggunakan satuan detik (s). Derajat serang menggunakan satuan derajat (degree).

Simulasi ini dimulai dengan memasukkan semua informasi yang dibutuhkan

terlebih dahulu. Apabila ada informasi yang belum dimasukkan, proses tidak dapat

53

dilanjutkan, kemudian akan muncul kotak pesan bahwa ada informasi yang belum

dimasukkan. Setelah semua informasi dimasukkan, user dapat melanjutkan ke tahap

berikutnya dengan menekan button Start untuk memulainya.

Hasil perhitungan adalah sebagai output berupa grafik dan tabel. Grafik yang

disajikan berupa grafik dua dimensi dengan bentuk parabolik. Tabel yang disajikan

adalah semua informasi yang dibutuhkan seperti :

• Waktu (t)

• Mo

• Theta / sudut serang (ө)

• X

• Y

• Vx

• Vy

• V

3.2.3. Rancangan Layar

Untuk memudahkan penggunaan simulasi ini, akan dibuat rancangan layar

program utama dalam satu form utama, sehingga user dapat memberikan input dan

melihat output pada saat yang bersamaan tanpa harus mengganti-ganti form.

54

Gambar 3.3. Perancangan Layar Utama

3.2.4. Perancangan Algoritma

Untuk merancang program simulasi ini, penulis menggunakan bahasa

pemograman Java. Algoritma program adalah sebagai berikut :

Langkah pertama, user memasukkan input pada tabel yang tersedia.

Kemudian user dapat menjalankan program dengan menekan tombol Start. Algoritma

selama program dijalankan dapat dilihat pada Gambar 3.4.:

Derajat Serang Derajat Serang

Massa Total Massa Total

Diameter Roket Diameter Roket

Burning Time Burning Time

Massa Propelan

Interval Interval

Massa Propelan

Browse Browse

Start Start

t Mo Teta x y Vx Vy V t Mo Teta x y Vx Vy V

Tampilan Grafik

Tampilan Tabel Roket 1

Tampilan Tabel Roket 2

Roket 1 Roket 2

55

Gambar 3.4. Diagram Alur Simulasi

Start

Masukkan input

Apakah semua input sudah dimasukkan?

tidak

Perhitungan dilakukan

berdasarkan informasi input

ya

Simpan data

Stop

ya Apakah data

yang ditampilkan disimpan?

tidak

Data ditampilkan berupa grafik dan

tabel

56