BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1. Analisis...
Transcript of BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1. Analisis...
BAB 3
PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI
3.1. Analisis Sistem Berjalan
3.1.1. Sejarah Lapan
Kemajuan teknologi dirgantara telah membuka era baru bagi manusia untuk
memanfaatkan dan menjelajahi antariksa. Ribuan satelit dan puluhan pesawat
antariksa, berawak ataupun tak berawak telah diluncurkan ke antariksa untuk
berbagai keperluan, baik mengorbit atau dalam rangka penerbangan antarplanet.
Meskipun usaha keantariksaan kebanyakan masih dilakukan oleh negara-
negara maju, namun Indonesia menyadari manfaat dari ilmu dan teknologi antariksa
dalam menunjang pembangunan nasional di berbagai bidang. Oleh karena itu
kegiatan penelitian dan pemanfaatan antariksa secara bertahap tumbuh dan
berkembang sesuai dengan keperluan dan manfaat yang diperoleh.
Pembentukan LAPAN tidak dapat dilepaskan dari gagasan dan kegiatan yang
mendahuluinya. Pada tahun 1963 melalui proyek PRIMA terjalinlah hubungan
kerjasama antara Angkatan Udara Republik Indonesia, ITB dan PINDAD dalam
usaha membuat roket padat untuk keperluan ilmiah dan tinjauan kemungkinan
digunakannya bagi kepentingan militer. Roket tersebut diberi nama KARTIKA dan
berhasil diluncurkan pada tahun 1964 dari pusat peluncuran roket Pameungpeuk di
Jawa Barat.
Berdasarkan kerjasama inilah maka LAPAN dibentuk dengan Keputusan
Presiden No. 236 Tahun 1963, dan dipimpin oleh seorang Ketua Lembaga. LAPAN
adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang bertanggung jawab
36
langsung kepada Presiden. Sejak LAPAN terbentuk sampai saat ini telah mengalami
penyempurnaan Keputusan Presiden melalui :
1. Keputusan Presiden No. 18 Tahun 1974, tanggal 9 April 1974.
2. Keputusan Presiden No. 33 Tahun 1988, tanggal 27 September 1988, dan
3. Keputusan Presiden No. 24 Tahun 1994, tanggal 15 April 1994.
Kemajuan ilmu dan teknologi antariksa telah memperlihatkan manfaatnya bagi
umat manusia dan pembangunan nasional, seperti penggunaan satelit meteorologi
telah meningkatkan mutu peramalan cuaca, satelit sumber alam telah mampu
meningkatkan pengelolaan sumber-sumber alam, satelit komunikasi sangat
bermanfaat dalam kegiatan pembangunan serta merupakan sarana yang sangat efektif
dalam pembinaan persatuan dan keutuhan bangsa. Ilmu pengetahuan dan teknologi
antariksa maju dengan pesatnya dan akan terus maju serta dapat bermanfaat bagi
kehidupan umat manusia dan perdamaian dunia.
3.1.2. Visi, Misi, Tugas Pokok, Fungsi dan Sasaran LAPAN
3.1.2.1. Visi
Visi LAPAN adalah penguasaan Iptek kedirgantaraan melalui penelitian dan
pengembangan serta aplikasi teknologi kedirgantaraan dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada pimpinan negara, pemerintah dan masyarakat.
3.1.2.2. Misi
Sebagai lembaga penelitian, LAPAN memiliki misi sebagai berikut :
37
1. Penelitian dan pengembangan Iptek kedirgantaraan sebagai upaya penguasaan
teknologi.
2. Aplikasi dan pemanfaatan Iptek kedirgantaraan bagi penyediaan jasa di
bidang kedirgantaraan.
3. Penyebaran data dan informasi produk dan jasa di bidang kedirgantaraan.
3.1.2.3. Tugas Pokok LAPAN
Tugas pokok LAPAN adalah membantu Presiden dalam melaksanakan
penelitian, pengembangan, memberikan saran kepada pemerintah tentang
kebijaksanaan nasional di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatannya untuk
kepentingan tercapainya sasaran pembangunan nasional khususnya dan tujuan
nasional pada umumnya.
3.1.2.4. Fungsi LAPAN
Sesuai dengan Keputusan Presiden No. 33 Tahun 1988 dan No. 24 Tahun
1994, tugas utama LAPAN dalam melaksanakan fungsinya :
1. Mempersiapkan perumusan kebijaksanaan sebagai bahan pertimbangan
bagi Presiden dalam menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan nasional di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dirgantara dan pemanfaatannya.
2. Melaksanakan koordinasi dalam upaya pengembangan kedirgantaraan.
3. Melaksanakan penelitian dan pengembangan penginderaan jauh dan
pemanfaatannya.
4. Melaksanakan pengkajian dan pengembangan teknologi dirgantara.
38
5. Melaksanakan penelitian dan pengembangan pengetahuan tentang
atmosfer.
6. Melaksanakan pengembangan sistem, pengkajian aspek hukum, penyiapan
bahan teknis pemecahan masalah kedirgantaraan dan pembinaan sarana
ilmiah kedirgantaraan.
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh Pemerintah.
3.1.2.5. Sasaran LAPAN
Didalam menjalankan fungsinya, LAPAN memiliki sasaran sebagai berikut :
1. Penyampaian konsep pemikiran dan saran-saran kepada pimpinan nasional
dan pemerintah.
2. Pemenuhan kebutuhan di bidang kedirgantaraan bagi masyarakat peneliti,
baik bersifat intern, nasional dan internasional.
3. Produk dan jasa aplikasi teknologi kedirgantaraan bagi masyarakat
pengguna, baik dari instansi publik maupun swasta.
4. Pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat umum.
3.1.3. Struktur dan Susunan Organisasi LAPAN
Ketua didalam melaksanakan tugasnya langsung dibantu oleh empat orang
deputi dan dua orang kepala pusat, antara lain :
1. Deputi Bidang Administrasi.
2. Deputi Bidang Penginderaan Jauh.
3. Deputi Bidang Pengembangan Teknologi Dirgantara.
4. Deputi Bidang Penelitian Media Dirgantara.
39
5. Pusat Analisis Perkembangan Kedirgantaraan.
6. Pusat Dokumentasi dan Informasi Teknik Dirgantara.
LAPAN memiliki susunan organisasi sesuai dengan Keputusan Presiden No.
33 Tahun 1988 dan Keputusan Ketua LAPAN No. LPN / 071 / SK / 001 / III / 1989,
Juncto Nomor Kep. / 076 / VI / 1994 adalah seperti terlihat pada Gambar 3.1.:
41
3.1.4. Tujuan Strategis Jangka Panjang LAPAN
Di dalam melaksanakan tugasnya, LAPAN memiliki tujuan strategi jangka
panjang adalah :
1. Memanfaatkan kemajuan Iptek dirgantara untuk memperoleh data sumber
alam, lingkungan dan cuaca.
2. Mengembangkan teknologi dirgantara :
• Memajukan industri (barang/jasa).
• Meningkatkan kemampuan dan penguasaan teknologi kedirgantaraan
bagi pembangunan nasional berkesinambungan.
3. Meneliti fenomena dirgantara dan keunggulannya yang khas sebagai
sarana pendukung kesejahteraan masyarakat.
4. Melindungi kepentingan Indonesia terhadap dampak negatif kemajuan
Iptek dirgantara.
3.1.5. Fungsi Deputi
Didalam membantu Ketua setiap deputi memiliki fungsi sebagai berikut :
3.1.5.1. Deputi Bidang Administrasi
1. Mengkoordinasikan penyiapan kebijaksanaan dan penyusunan program
kegiatan.
2. Membina, melaksanakan dan mengendalikan urusan perencanaan,
organisasi, pemantauan, kerjasama dan hubungan masyarakat.
3. Membina, melaksanakan dan mengendalikan urusan kepegawaian,
keuangan, perlengkapan dan rumah tangga.
42
3.1.5.2. Deputi Bidang Penginderaan Jauh
1. Penelitian dan pengembangan di bidang teknologi penginderaan jauh.
2. Penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan data penginderaan
jauh.
3. Sebagai bank data penginderaan jauh nasional.
3.1.5.3. Deputi Bidang Pengembangan Teknologi Dirgantara
1. Pengkajian dan pengembangan struktur dan mekanika, pengendalian dan
kontrol, penjejakan, telemetri dan komando serta sistem stabilisasi roket
dan satelit.
2. Pengkajian dan pengembangan sistem propulsi dan energetik.
3. Pengkajian dan pengembangan sistem ruas bumi dan misi dirgantara.
3.1.5.4. Deputi Bidang Penelitian Media Dirgantara
1. Penelitian dan pengembangan pengetahuan atmosfer dan pemanfaatannya.
2. Penelitian dan pengembangan pengetahuan ionosfer dan penelitian
aplikasi fisika matahari serta pemanfaatannya.
3.1.5.5. Pusat Penelitian Perkembangan Kedirgantaraan
Pusat ini mempunyai tugas melaksanakan pengkajian sistem dan aspek hukum
serta penyiapan bahan teknis pemecahan masalah kedirgantaraan.
3.1.5.6. Pusat Dokumentasi dan Informasi Teknik Dirgantara
43
Pusat ini mempunyai tugas menyelanggarakan pelayanan dokumentasi dan
informasi teknik kedirgantaraan.
3.1.6. Hasil Yang Dicapai Setiap Deputi
Hasil penelitian yang diperoleh sampai saat ini dari setiap deputi untuk
diinformasikan kepada para pengguna adalah :
3.1.6.1. Deputi Bidang Penelitian Penginderaan Jauh
1. Paket program LAIPS versi 2 dan buku petunjuk pengguna LAIPS.
2. Buku algoritma dan sistem software SPD 32 bits.
3. Demo simulasi sistem penerima dan perekaman data indera jauh.
4. Integrasi sistem stasiun bumi satelit lingkungan dan cuaca (GMS) dan
sistem integrasi pengolahan data NOAA dan GMS dengan basis PC.
5. Prototipe sistem pengolahan, single task, single user (DOS/WINDOWS).
6. Prototipe multi task, multi user (UNIX/VMS).
7. Integrasi sistem stasiun bumi satelit lingkungan dan cuaca (NOAA).
8. Metoda aplikasi yang telah dikembangkan adalah aplikasi data
penginderaan jauh untuk pengkajian dan pemantauan hutan, struktur
geologi, pemukiman, perkotaan dan hutan bakau.
9. Dibidang lingkungan telah dikembangkan metoda pengamatan perubahan
iklim, kekeringan, kebakaran hutan, letusan gunung berapi, daerah rawan
banjir, pengukuran suhu permukaan laut dan pengamatan pada tingkat
kehijauan tanaman yang mempunyai korelasi dengan ketersediaan awan
penghasil hujan di wilayah Indonesia.
44
10. Monitoring kondisi cuaca dan monitoring kehijauan tanaman yang
mempunyai korelasi dengan ketersediaan awan penghasil hujan di wilayah
Indonesia.
Sedangkan laboratorium yang dimiliki oleh kedeputian tesebut adalah :
1. Laboratorium Komputer Induk
2. Laboratorium Analisis Citra
3. Laboratorium Fotografi dan Uji Mutu
4. Stasiun Bumi Satelit Penginderaan Jauh
5. Stasiun Bumi Satelit Lingkungan dan Cuaca.
3.1.6.2. Deputi Bidang Teknologi Dirgantara
1. Model pengendali analog eksperimental tiga sumbu untuk bergerak pitch,
yaw dan roll.
2. Modul penginderaan posisi berbiaya rendah (low-cost) yang menggunakan
konsep tiga stasiun di permukaan bumi untuk menentukan wahana secara
tiga dimensi.
3. Modul sistem pengindera dinamik roket FM-FM 8 channel untuk roket
berukuran diameter 150, 250 dan 300 mm.
4. Sistem kendali vektor gaya dorong (TVC) model uji.
5. Kemampuan teknologi simulasi dan analisis sistem.
6. Pemanfaatan energi angin dalam memenuhi kebutuhan listrik pedesaan.
7. Struktur roket standar RX–150/150, RX–250/250 dan roket RX–300.
8. Litbang bahan komposit dan Sun Presence Sensor.
45
9. Uji validasi keandalan struktur dan instrumentasi roket melalui uji getar,
termal dan vakum.
10. Pengembangan pembuatan bahan baku propelan padat oxidator
Ammonium Perchlorat dan fuel HTPB (Hydroxy Therminated Poly
Butadine), polysulfide dan polyurethane.
11. Pembuatan propelan dengan diameter 150 s/d 420 mm.
12. Uji statik untuk mengetahui keandalan suatu motor roket dan peningkatan
mutu propelan (impuls spesifik 250 detik).
13. Pemanfaatan bandar antariksa ekuator di Biak.
14. Kemampuan dan penguasaan rekayasa teknologi sistem pelacakan,
pengumpulan, pengolahan dan analisis data serta teknologi sistem
peluncur dan navigasi.
15. Pengembangan subsistem akuisisi data berupa encoder 290 Mhz dengan
kecepatan transmisi 200 Kbps dan model pengukur jarak 140 Mhz.
16. Rancang bangun muatan misi untuk mengisi payload/muatan wahana
antariksa Region F-rendah (tinggi 200 km dengan berat payload 50 kg).
17. Kemampuan penguasaan sistem Telemetry, Tracking dan Control
((TT&C).
18. Jaringan komunikasi paket data via satelit (JASIPAKTA) dengan
penguasaan modem radio berkecepatan transmisi data 300 Kbps, 1200
Kbps, 19.2 Kbps dan 56 Kbps.
19. Penguasaan teknologi satelit orbit rendah, sistem penjejak satelit orbit
rendah pada frekuensi VHF (139-150 Mhz) dan UHF (420-250 Mhz).
46
20. Penguasaan teknologi simulasi dan optimasi pada model trayektori
wahana peluncur/roket, model grain wahana peluncur, model jaringan
komunikasi data paket dan paket sistem optimasi model dinamik.
Sedangkan laboratorium yang dimiliki oleh kedeputian tersebut adalah :
1. Laboratorium Bahan Baku Propelan
• Laboratorium Oksidator.
• Laboratorium Fuel/Polimer.
2. Laboratorium Bidang Propelan
• Laboratorium Piroteknik.
• Laboratorium Dasar Propelan.
• Laboratorium Terapan Propelan.
• Laboratorium Kontrol Kualitas Propelan.
• Laboratorium Non Distruction Test (NDT).
• Laboratorium Liner, Inhibiter dan Adhesive Dander.
3. Laboratorium Motor Roket
• Laboratorium Sistem Propulsi.
• Laboratorium Ceramic dan Plasma Coating.
4. Laboratorium Uji Statik Propulsi dan Thermodinamika.
5. Laboratorium Bahan Komposit dan Uji Struktur.
6. Laboratorium Sistem Kendali Roket.
7. Laboratorium Aerodinamik
• Terowongan Angin Subsonik.
• Terowongan Angin Supersonik.
47
8. Laboratorium Struktur Mekanik Roket dan Satelit.
9. Laboratorium Sistem Kendali dan Pandu.
10. Laboratorium Penelitian Dasar dan Teknologi dan Uji Sistem.
11. Laboratorium Misi Dirgantara
• Laboratorium Sistem Ruas Bumi.
• Laboratorium Transmisi Dirgantara.
• Laboratorium Muatan Dirgantara.
12. Instalasi Uji Statik Propulsi.
13. Stasiun Peluncuran Roket.
14. Stasiun Bumi Misi Satelit Komunikasi.
15. Unit Komputasi dan Perancangan.
3.1.6.3. Deputi Bidang Penelitian Media Dirgantara
1. Pola angin lapisan stratosfer di atas Pulau Jawa.
2. Pola hujan dalam kaitannya dengan fenomena alam.
3. Penelitian lapisan ozon stratosfer di atas Pulau Jawa.
4. Penelitian kualitas udara, konsentrasi ozon permukaan, debu CO2, NOx,
CH4.
5. Model penyebaran polusi LADM (Lagrangian Atmospheric Dispersion
Model) dimensi-3 dalam menentukan pola angin dan penyebaran polusi
suatu kota.
48
6. Penelitian atmosfer atas, 80 s/d 1000 km, untuk mengetahui perilaku
lapisan ionosfer di atas Indonesia dalam rangka penentuan frekuensi
terbaik antara dua lokasi pada waktu tertentu.
7. Prediksi frekuensi komunikasi HF.
8. Perkembangan pengetahuan ionosfer dan teknologi antariksa
menunjukkan bahwa lapisan ionosfer mempengaruhi penjalaran
gelombang radio terutama pada band VHF dan UHF dari satelit ke bumi
dan sebaliknya.
9. Sistem sirkulasi atmosfer global, atmosfer bumi tidak dapat dipisahkan
baik secara vertikal maupun horizontal.
10. Penelitian matahari.
11. Penelitian medan magnit dan lingkungan antariksa.
Sedangkan laboratorium yang dimiliki oleh kedeputian tersebut adalah :
1. Laboratorium Kimia Atmosfer.
2. Laboratorium Lingkungan Antariksa.
3. Laboratorium Ionosfer.
4. Stasiun Pengamat Matahari dan Lingkungan Antariksa.
5. Stasiun Pengamat Dirgantara.
3.1.7. Sarana dan Prasarana LAPAN
LAPAN didalam melaksanakan tugas pokoknya memiliki saran dan prasarana
sebagai berikut :
49
3.1.7.1. Perkantoran
Adapun lokasi perkantoran LAPAN terletak di :
1. Kantor Pusat dan Deputi Ketua Bidang Administrasi berada di Jalan
Pemuda Persil No.1, Jakarta Timur.
2. Deputi Bidang Pengembangan Teknologi Dirgantara berada di Rumpin –
Serpong, Bogor, Pameungpeuk – Jawa Barat. Yogjakarta dan Biak – Irian
Jaya.
3. Deputi Ketua Bidang Penginderaan Jauh di Pekayon – Cijantung, Jakarta
Timur dan Biak – Irian Jaya.
4. Deputi Ketua Bidang Penelitian Media Dirgantara di Bandung, Sumedang,
Pameungpeuk – Jawa Barat. Watukosek – Jawa Timur dan Pontianak –
Kalimantan Timur.
3.1.7.2. Perpustakaan
Sebagai lembaga penelitian dibidang teknologi dirgantara dan antariksa, setiap
pusat penelitian memiliki perpustakaan yang diorganisir oleh perpustakaan pusat
LAPAN. Perpustakaan tersebut dilengkapi dengan 14.867 judul buku yang terdiri dari
buku-buku referensi dan literatur yang berbahasa Indonesia maupun asing.
Disamping buku-buku tersebut, di perpustakaan tersebut juga tersedia majalah-
malajah Iptek dari berbagai ilmu pengetahuan sebanyak 75 jurnal ilmiah, surat kabar,
karya tulis baik luar dan dalam negeri. Setiap para peneliti diharapkan dapat
mengikuti perkembangan kemajuan iptek dan memacu pengetahuannya pada bidang
penelitian masing-masing.
50
3.1.7.3. Publikasi Ilmiah
Didalam meningkatkan kemampuan dan merangsang kehidupan ilmiah para
peneliti, LAPAN memiliki sarana penyebaran informasi karya tulisnya yaitu Majalah
LAPAN dengan ISSN : 0216 – 0480 dan setiap terbit memuat lima sampai tujuh
makalah, demikian juga dengan Warta LAPAN dengan ISSN : 0216 – 9754 dan
setiap terbit memuat lima sampai tujuh makalah, yang terbit empat kali setahun
disamping adanya seminar penelitian tingkat kedeputian yang hasil penelitiannya
tersebut diproceeding. Selain itu Bidang Penginderaan Jauh telah memiliki homepage
: http://www.LAPAN.RS.com dan untuk LAPAN sendiri memiliki homepage :
http://www.LAPAN.go.id yang dapat diakses langsung oleh pengguna.
3.1.8. Sistem Informasi Pelayanan Informasi
Karena setiap deputi saling terpisah tempat penelitiannya maka diperlukan
suatu sistem informasi pelayanan informasi yang terpadu untuk memudahkan para
pengguna yang memerlukan hasil penelitian, kerjasama dan informasi/jasa Iptek
kedirgantaraan dapat berhubungan langsung melalui sarana komunikasi ataupun
mendatangi langsung ke pelayanan informasi di PUSDOKINFO. Adapun model
sistem informasi ini dapat dilihat dalam Gambar 3.2.:
51
Gambar 3.2. Model Sistem Informasi LAPAN
L A P A N
VISI MISI SASARAN TUJUAN
Pemerintah
Sis-Fo Pelayanan Informasi
Lemb. Riset Lain
Dunia Bisnis
Dunia Industri
Dunia Pendidikan
Masyarakat
Pemanfaatan Hasil Penelitian
52
3.2. Perancangan Program
3.2.1. Identifikasi Masalah
Untuk membantu LAPAN dalam hal meluncurkan roket, maka diusulkan
membuat simulasi trayektori roket yang bertujuan untuk memberikan simulasi awal
sebelum dilakukan peluncuran yang sesungguhnya, sehingga dapat memberikan
keputusan yang baik.
Untuk mengatasi masalah yang dihadapi dibutuhkan simulasi dengan
menggunakan input :
1. Massa roket secara keseluruhan
2. Massa bahan bakar roket
3. Diameter roket
4. Interval waktu
5. Derajat serang
6. Waktu pembakaran (burning time)
Setelah input tersebut diperoleh, maka dilakukan perhitungan proses, yang
kemudian akan menghasilkan output dengan tabel dan grafik.
3.2.2. Perancangan Aplikasi
Input yang diberikan oleh user adalah semua informasi yang berkaitan dengan
roket. Setiap massa (massa roket dan massa propelan ) menggunakan satuan kg.
Untuk diameter roket menggunakan satuan m, sedangkan untuk waktu pembakaran
menggunakan satuan detik (s). Derajat serang menggunakan satuan derajat (degree).
Simulasi ini dimulai dengan memasukkan semua informasi yang dibutuhkan
terlebih dahulu. Apabila ada informasi yang belum dimasukkan, proses tidak dapat
53
dilanjutkan, kemudian akan muncul kotak pesan bahwa ada informasi yang belum
dimasukkan. Setelah semua informasi dimasukkan, user dapat melanjutkan ke tahap
berikutnya dengan menekan button Start untuk memulainya.
Hasil perhitungan adalah sebagai output berupa grafik dan tabel. Grafik yang
disajikan berupa grafik dua dimensi dengan bentuk parabolik. Tabel yang disajikan
adalah semua informasi yang dibutuhkan seperti :
• Waktu (t)
• Mo
• Theta / sudut serang (ө)
• X
• Y
• Vx
• Vy
• V
3.2.3. Rancangan Layar
Untuk memudahkan penggunaan simulasi ini, akan dibuat rancangan layar
program utama dalam satu form utama, sehingga user dapat memberikan input dan
melihat output pada saat yang bersamaan tanpa harus mengganti-ganti form.
54
Gambar 3.3. Perancangan Layar Utama
3.2.4. Perancangan Algoritma
Untuk merancang program simulasi ini, penulis menggunakan bahasa
pemograman Java. Algoritma program adalah sebagai berikut :
Langkah pertama, user memasukkan input pada tabel yang tersedia.
Kemudian user dapat menjalankan program dengan menekan tombol Start. Algoritma
selama program dijalankan dapat dilihat pada Gambar 3.4.:
Derajat Serang Derajat Serang
Massa Total Massa Total
Diameter Roket Diameter Roket
Burning Time Burning Time
Massa Propelan
Interval Interval
Massa Propelan
Browse Browse
Start Start
t Mo Teta x y Vx Vy V t Mo Teta x y Vx Vy V
Tampilan Grafik
Tampilan Tabel Roket 1
Tampilan Tabel Roket 2
Roket 1 Roket 2
55
Gambar 3.4. Diagram Alur Simulasi
Start
Masukkan input
Apakah semua input sudah dimasukkan?
tidak
Perhitungan dilakukan
berdasarkan informasi input
ya
Simpan data
Stop
ya Apakah data
yang ditampilkan disimpan?
tidak
Data ditampilkan berupa grafik dan
tabel