BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - lontar.ui.ac.id 25529-Efek pengumuman... · tersebut akan menyebabkan...
Transcript of BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - lontar.ui.ac.id 25529-Efek pengumuman... · tersebut akan menyebabkan...
16 Universitas Indonesia
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dampak dari
pengumuman buy back saham oleh perusahaan terhadap harga saham emiten yaitu
dengan melihat ada tidaknya abnormal return dan cumulative abnormal return di
sekitar tanggal pengumuman. Selain itu penelitian ini juga akan melihat ada
tidaknya perbedaan rata-rata abnormal return dan cumulative abnormal return
pada saat sebelum dan sesudah pengumuman sebagai akibat dari reaksi pasar
terhadap pengumuman buy back saham tersebut.
Metodologi penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu
1. Prosedur pengumpulan data.
Tahapan ini dimulai dari penentuan event yang akan diteliti, pemilihan
sampel perusahaan, penentuan tanggal event, penentuan periode penelitian,
hingga pengumpulan data yang diperlukan.
2. Prosedur pengolahan data
Pada tahapan ini terdiri dari dua bagian yaitu tahapan pemodelan expected
return dn tahapan event study. Tahapan pemodelan expected return dari
saham yang digunakan dalam penelitian. Pemodelan yang dilakukan
menggunakan market model dengan variabel independennya adalah return
market dalam hal ini adalah IHSG. Untuk model yang tidak signifikan
akan dikeluarkan dari sampel. Sedangkan untuk tahapan event study
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya abnormal return yang didapat
oleh para investor terkait dengan terjadinya peristiwa tersebut. Tahapan
ini dimulai dengan menghitung abnormal return sebagai selisih antara
actual return dengan expected return yang diperoleh dari tahapan
sebelumnya serta cumulative abnormal return yang merupakan akumulasi
dari abnormal return yang diperoleh.
3. Prosedur uji signifikansi
Pada tahapan ini akan dilakukan uji secara statistik apakah pengumuman
perusahaan akan melakukan buy back sahamnya memberikan abnormal
Efek pengumuman..., Fanny Tri Lestari, FE UI, 2008
17
Universitas Indonesia
return pada para investor, serta mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata
besarnya abnormal return dan cumulative abnormal return pada sebelum
dan sesudah hari pengumuman. Selain itu uji statistik ini juga digunakan
untuk membandingkan apakah ada perbedaan rata-rata besarnya abnormal
return dan cumulative abnormal return antara perusahaan yang melakukan
buy back dengan alasan meningkatkan harga saham melalui peningkatan
laba bersih per saham dengan perusahaan yang melakukan buy back
dengan alasan meningkatkan harga saham melalui peningkatan dividen per
saham. Uji statistik ini juga digunakan untuk membandingkan apakah ada
perbedaan rata-rata besarnya abnormal return dan cumulative abnormal
return antara perusahaan yang melakukan buy back yang memiliki tingkat
pertumbuhan yang tinggi dengan perusahaan yang melakukan buy back
yang memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah.
3.1. Prosedur Pengumpulan Data
3.1.1. Penentuan Event
Peristiwa yang akan diteliti dalam karya akhir ini adalah peristiwa
pembelian kembali saham yang dikeluarkan perusahaan publik yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini akan berfokus pada peristiwa pengumuman
keputusan perusahaan akan melakukan pembelian kembali saham.
Event ini dipilih karena penulis ingin memperoleh bukti empiris tentang
dampak aksi korporasi berupa pelaksanaan buy back saham terhadap return saham
perusahaan. Dalam penelitian perusahaan sampel akan dibagi berdasarkan alasan
dan tingkat pertumbuhan perusahaan.
3.1.2. Penentuan Sampel
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahan publik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan pembelian kembali sahamnya.
Penelitian ini akan mengambil sampel selama enam tahun terakhir yaitu dari tahun
2002 sampai dengan tahun 2007. Yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan
periode waktu tersebut adalah periode waktu tersebut merupakan periode waktu
terbaru. Periode waktu tersebut juga dipilih untuk menghindarkan periode 1998-
Efek pengumuman..., Fanny Tri Lestari, FE UI, 2008
18
Universitas Indonesia
1999 dalam perhitungan yang akan digunakan. Dimana pada periode tersebut
Indonesia mengalami krisis ekonomi dan dikhawatirkan kondisi tersebut
mempengaruhi kondisi pasar modal Indonesia.
Berdasarkan laporan tahunan Bappepam selama kurun waktu tahun 2002
sampai dengan 2007 diperoleh daftar perusahaan-perusahaan publik yang
melakukan pembelian kembali saham, seperti dalam table dibawah ini.
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Yang Melakukan Buy Back Saham
Sumber : Laporan Tahunan BAPEPAMLK Tahun 2002-2007
3.1.3. Identifikasi Event Date
Identifikasi event date penting dilakukan karena informasi pada event date
tersebut akan menyebabkan pasar bereaksi. Dalam penelitian ini hari atau tanggal
Tahun Nama Perusahaan Kode
PT Dynaplast Tbk DYNA
PT HM sampoerna Tbk HMSP
PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
PT Metrodata Elektronik Tbk MTDL
PT Matahari Putra Prima Tbk MPPA
PT Panin Insurance Tbk
PT Matahari Putra Prima Tbk MPPA
PT Trimegah Securities Tbk TRIM
PT Metrodata Elektronik Tbk MTDL
PT Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA
PT Sari Husada Tbk SHDA
PT Humpuss Intermoda Tbk HITS
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk ASDM
PT Matahari Putra Prima Tbk MPPA
PT Trimegah Securities Tbk TRIM
PT Berlian Laju Tanker Tbk BLTA
PT Telkom Tbk TLKM
PT Metrodata Elektronik Tbk MTDL
PT Petrosea Tbk PTRO
PT Bank Central Asia, Tbk BBCA
PT Telkom Tbk TLKM
PT Suryainti Permata Tbk SIIP
PT Berlian Laju Tanker Tbk BLTA
PT Bumi Resources Tbk BUMI
PT Kalbe Farma Tbk KLBF
PT Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA
PT Centrin Online Tbk CENT
PT Berlian Laju Tanker Tbk BLTA
PT Telkom Tbk TLKM
PT Panin Life Tbk PNLF
PT Panin Insurance Tbk PNIN
PT Suryainti Permata Tbk SIIP
PT Kalbe Farma Tbk KLBF
PT SMART Tbk SMAR
2007
2002
2003
2004
2005
2006
Efek pengumuman..., Fanny Tri Lestari, FE UI, 2008
19
Universitas Indonesia
kejadian (event date) yang digunakan adalah ketika perusahaan mengungkapkan
rencana pembelian kembali saham kepada seluruh pemegang saham melalui
RUPS. Dimana pada hasil RUPS tersebut mengumumkan bahwa perusahaan
akan melakukan buy back sahamnya kepada seluruh pemegang sahamnya.
3.1.4. Penentuan Periode Penelitian
Periode penelitian terdiri dari periode estimasi dan periode event. Dalam
peneltian ini, digunakan periode estimasi dari hari -180 sampai hari ke -11 dari
pengumuman dimana return pada periode estimasi akan digunakan untuk
menghasilkan model expected return. Sedangkan untuk periode event yang
diamati selama 21 hari, yitu terbagi menjadi 10 hari setelah tanggal event, serta 10
hari sebelum tanggal event. Skema periode ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 3.1 Skema Periode Event Study
Sumber : (Chen, Cheng, Chen, 2002)
3.1.5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan mencakup data harga saham harian dari
perusahaan-perusahaan tersebut, beserta harga saham harian dari pasar yang
diperoleh dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kedua data ini merupakan
data sekunder yang diperoleh dari Yahoo Finance. Dari data harga saham ini
selanjutnya akan dilakukan perhitungan guna memperoleh return harga saham
harian dari masing-masing saham tersebut. Data mengenai harga saham
perusahaan sampel diambil mulai dari 180 hari sebelum pengumuman sampai
Efek pengumuman..., Fanny Tri Lestari, FE UI, 2008
20
Universitas Indonesia
dengan 10 hari setelah pengumuman. Dengan pembagian seperti yang telah
disebutkan sebelumnya yaitu 170 hari data saham tersebut akan digunakan untuk
periode estimasi dan 21 hari data harga saham yaitu 10 hari sebelum dan 10 hari
setelah event akan digunakan untuk pengamatan dan pengujian periode event.
3.1.6. Seleksi Sampel
Dari seluruh perusahan yang melakukan pembelian kembali sahamnya
pada periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2007, dilakukan seleksi untuk
menetapkan perusahaan mana yang dapat dijadikan sebagai sampel dalam
penelitian ini. Yang menjadi kriteria dalam seleksi sampel ini adalah :
1. Tercukupinya periode event yang diperlukan dalam melihat reaksi harga
saham sebelum dan setelah pengumuman, yaitu [-10,+10] hari dari tanggal
efektif pengumuman.
2. Tercukupinya periode estimasi yang diperlukan dalam membentuk model
optimal untuk menghitung expected return dari masing-masing saham
dalam hal ini 170 hari sebelum periode event. Emiten yang tidak memenui
kriteria kedua ini dikarenakan pada periode estimasi tersebut ternyata
emiten belum terdaftar di bursa atau belum listing atau belum IPO.
Emiten yang tidak memenuhi kriteria ini adalah PT Humpuss Intermoda
Transportation. Perusahaan ini tidak memenuhi kriteria karena jarak
antara IPO dan pengumuman buy back yang terlalu dekat.
3. Pengumuman pembelian kembali saham terjadi pada periode tahun 2002
sampai dengan tahun 2007. Emiten yang tidak memenuhi kriteria ini
disebabkan oleh pengumuman pembelian kembali saham sebelum tahun
2002. Emiten yang tidak memenuhi kriteria tersebut adalah PT Dynaplast
Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Metrodata Elektronik Tbk, PT
Panin Insurance Tbk. Perusahaan-perusahaan ini tidak memenuhi kriteria
karena pengumumannya dilakukan pada tahun 2001.
Efek pengumuman..., Fanny Tri Lestari, FE UI, 2008
21
Universitas Indonesia
3.1.7. Pengelompokkan Sampel
Dari sampel yang sudah memenuhi persyaratan maka sampel-sampel
tersebut dikelompokkan berdasarkan alasan melakukan buy back saham. Adapun
alasannya adalah :
1. Untuk meningkatkan nilai saham melalui peningkatan laba bersih per
saham.
2. Untuk meningkatkan nilai saham melalui peningkatan dividen per saham
Sesuai dengan laporan tahunan BAPEPAM LK dari tahun 2002 sampai tahun
2007.
Selain itu sampel juga dikelompokkan berdasarkan tingkat pertumbuhan
yang berdasarkan nilai Tobin Q. Untuk perusahaan yang memiliki nilai Tobin Q
lebih besar dari satu maka akan dikelompokkan pada perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan tinggi, sedangkan untuk perusahaan yang memiliki nilai Tobin Q
kurang dari satu akan dikelompokkan pada perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan rendah. Nilai Tobin Q hitung dengan membagi rata-rata nilai
market dengan book value dari ekuitas perusahaan sebelum pengumuman
(Akhigbe dan MaDura, 1996).
3.2. Prosedur Pengolahan Data
Data yang akan digunakan dalam kedua tahapan berikut ini adalah return
dari harga saham, maka dari hasil data-data harga saham harian yang telah
dikumpulkan untuk masing-masing sampel maupun market dipersiapkan terlebih
dahulu yaitu dikonversikan menjadi return saham harian. Actual return untuk
masing-masing sampel diperoleh dengan membandingkan harga penutupan hari
iini dengan harga penutupan hari sebelumnya, yaitu:
Rit = …………………………………………………………………(3.1)
Dimana : Rit = actual return saham i pada periode t
Pit = harga untuk saham i pada periode t
Pit-1 = harga saham I pada periode t-1
Sedangkan return market harian diperoleh dengan membandingkan
indeks penutupan hari ini dengan indeks penutupan kemarin. Indek dalam hal ini
yaitu IHSG. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Efek pengumuman..., Fanny Tri Lestari, FE UI, 2008
22
Universitas Indonesia
Rmt = …………………………………………………………...(3.2)
Dimana : Rmt = return market pada periode t
IHSGt = IHSG pada periode t
IHSGt-1 = IHSG pada periode t-1
3.2.1. Tahapan Pemodelan Expected Return
Untuk menghitung expected return, berdasarkan Weston, et.al (2004:153),
ada tiga metode yang dapat digunakan yaitu: mean adjusted return method,
market model method, dan market adjusted return method. Dalam penelitian akan
digunakan metode market model. Dengan metode ini selain mempertimbangkan
return dari saham dan return dari market juga mempertimbangkan risiko yang
terkait dalam return saham dan market. Data yang digunakan dalam perhitungan
ini adalah return saham perusahaan sampel pada periode estimasi. Untuk setiap
perusahaan yang melakukam pengumuman pembelian kembali saham, periode
estimasi dari hari ke -180 sampai hari ke -11 digunakan untuk mengestimasi
parameter αj dan βj dengan menggunakan market model method seperti berikut :
Rjt = αj + βjRmt + εjt..............................................................................................(3.3)
dimana Rjt adalah return saham perusahaan j pada periode t
Rmt adalah market index pada periode t
βj untuk mengukur sensitivitas saham perusahaan j terhadap pasar
(risiko pasar)
αj untuk mengukur rata-rata return dari periode yang tidak
dijelaskan oleh pasar
εjt adalah eror statistika
Setelah itu maka maka akan diperoleh nilai dan nilai yang merupakan
koefisien prediksi hasil regresi antara return saham individual dengan return
market. Kemuadian akan di bentuk model untuk perhitungan expected return
dengan market model (Weston, Mitchel, dan Mulherin) yaitu:
= + ……………………………………………………………(3.4)
Dimana: adalah expected return pada periode t dari perusahaan j
adalah market index pada periode t
Efek pengumuman..., Fanny Tri Lestari, FE UI, 2008
23
Universitas Indonesia
Nilai mengukur rata-rata return yang tidak dijelaskan oleh pasar
Nilai mengukur sensitivitas perusahaan j terhadap pasar
Dalam pembentukan market model, digunaan model regresi linier. Untuk
itu, pembentukan market model harus memenuhi asumsi-asumsi regresi linier.
Beberapa asumsi tidak diuji dalam penelitian ini. Sembiring (2003: 39)
menyatakan bahwa alat uji yang dipakai, uji t dan F, cukup robust sehingga
asumsi kesamaan variansi dan kenormalan tidak dituntut secara ketat dipenuhi.
Khusus untuk data time series, seperti harga saham, penggunaannya untuk
pemodelan ekonometrik memerlukan asumsi bahwa data tersebut adalah stasioner.
Suatu data dikatakan stasioner jika tidak mengalami perubahan rerata dan variansi
yang signifikan sepanjang periode pengamatan. Pengujian kestasioneran data
dilakukan dengan mgnggunakan uji Augmented Dickey-Fuller Statistiks (ADF-
test). Pada pengujian ini akan dibandingkan antara ADF Test Statistiks dengan
1% critical value* pada menu unit root test yang ada pada program EViews,
dimana jika ADF Test Statistiks > 1% critical value* berarti H0 (terdapat unit root
dalam data) diterima yang berarti data tidak stasioner dan perlu ditransformasi
dengan diferensiasi. Pada umumnya data dalam bidang keuangan mempunyai
kecenderungan trend, sehingga data mentah belumlah stasioner. Berdasarkan
penelitian-penelitian event study yang telah dilakukan sebelumnya, untuk data
yang telah diubah dalam bentuk return dikatan telah mengalami kondisi stasioner
karena telah dilakukan transformasi, yaitu diferensiasi pada ordo 1.
3.2.2. Tahapan Event Study
Setelah mendapatkan model expected return, maka tahapan selanjutnya
adalah melakukan tahapan empiris event study. Tujuan utama tahapan ini adalah
untuk meneliti reaksi pasar terhadap suatu kejadian dengan menghitung excess
return yang mungkin terjadi antara actual return dengan expected return (return
yang didapat tanpa adanya suatu peristiwa), atau yang sering disebut abnormal
return. Parameter estimasi dari setiap perusahaan yang mengumumkan pembelian
kembali saham, dan , akan digunakan untuk menghitung abnormal return,
ERjt, dari hari ke -10 sampai hari ke +10 untuk setiap perusahaan yang
Efek pengumuman..., Fanny Tri Lestari, FE UI, 2008
24
Universitas Indonesia
mengumumkan pembelian kembali saham. Perhitungannya adalah sebagai
berikut:
ARjt = Rjt - - Rmt………………………………………………………...(3.5)
Dimana ARjt merupakan abnormal return dari perusahaan j pada periode t
Rjt merupakan actual return dari perusahaan j pada periode t
merupakan estimasi rata-rata return dari periode j yang tidak
dijelaskan oleh pasar.
merupakan estimasi sensitivitas saham perusahaan j terhadap
pasar (risiko pasar)
Rmt adalah market index pada periode t
Rata-rata abnormal return (AAR) untuk tiap hari dari dari periode event
dan cumulative average abnormal return (ACAR) akan dihitung untuk menguji
efek pengumuman dengan perhitungan sebagai berikut :
AARt = ∑
ACAR (-d,d) = ∑
Dimana n merupakan jumlah dari perusahaan dan (-d,d) menunjukan satu periode
dalam suatu periode event.
3.3. Prosedur Uji Signifikansi
3.3.1. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka dapat disusun hipotesis penelitian
sebagai berikut:
A. Untuk Kejadian Pengumuman Buy Back Secara Keseluruhan
1. Pengumuman buy back saham memberikan average abnormal return
positif disekitar tanggal efektif bagi investor.
Hipotesis tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut:
H0 : AARt ≤ 0
H1 : AARt > 0
Dimana AARt adalah rata-rata abnormal return pada periode t
2. Pengumuman buy back memberikan cumulative abnormal return positif di
sekitar tanggal pengumuman bagi investor.
Hipotesis tersebut diformulasikan sebagai berikut:
Efek pengumuman..., Fanny Tri Lestari, FE UI, 2008
25
Universitas Indonesia
H0 : ACAR(t1,t2) ≤ 0
H1 : ACAR(t1,t2) > 0
Dimana ACAR(t1,t2) adalah rata-rata cumulative abnormal return
pada periode (t1,t2)
3. Abnormal return sesudah penguman buy back saham lebih besar
dibandingkan dengan abnormal return sebelum pengumuman.
Hipotesis tersebut diformulasikan sebagai berikut:
H0 : AAR[t1,-1] = AAR[1,t2]
H1 : AAR[t1,-1] ≠ AAR[1,t2]
Dimana AAR[t1,-1] adalah rata-rata abnormal return pada
periode [t1,-1]
AAR[1,t2] adalah rata-rata abnormal return pada
periode [1,t2]
4. Cumulative abnormal return sesudah pengumuman buy back saham lebih
besar dibandingkan dengan Cumulative abnormal return ssebelum
pengumuman.
Hipotesis tersebut diformulasikan sebagai berikut:
H0 : ACAR[t1,-1] = ACAR[1,t2]
H1 : ACAR[t1,-1] ≠ ACAR[1,t2]
Dimana ACAR[t1,-1] adalah rata-rata cumulative abnormal
return pada periode [t1,-1]
ACAR[1,t2] adalah rata-rata cumulative abnormal
return pada periode [1,t2]
B. Untuk Kejadian Pengumuman Buy Back Yang Dikelompokkan Berdasarkan
Alasan Buy Back
1. Pengumuman buy back saham memberikan average abnormal return
positif disekitar tanggal efektif bagi investor.
Hipotesis tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut:
H0 : AARt ≤ 0
H1 : AARt > 0
Dimana AARt adalah rata-rata abnormal return pada periode t
Efek pengumuman..., Fanny Tri Lestari, FE UI, 2008
26
Universitas Indonesia
2. Pengumuman buy back memberikan cumulative abnormal return positif di
sekitar tanggal pengumuman bagi investor.
Hipotesis tersebut diformulasikan sebagai berikut:
H0 : ACAR(t1,t2) ≤ 0
H1 : ACAR(t1,t2) > 0
Dimana ACAR(t1,t2) adalah rata-rata cumulative abnormal return
pada periode (t1,t2)
3. Abnormal return antara perusahaan yang melakukan buy back saham
dengan alasan 1 akan ada berbeda dengan perusahaan yang melakukan buy
back saham dengan alasan 2.
Hipotesis tersebut diformulasikan sebagai berikut:
H0 : AAR1 = AAR2
H1 : AAR1 ≠ AAR2
Dimana AAR1 adalah rata-rata abnormal return untuk
alasan 1
AAR2 adalah rata-rata abnormal return untuk
alasan 2
4. Cumulative abnormal return antara perusahaan yang melakukan buy back
saham dengan alasan 1 akan berbeda dengan perusahaan yang melakukan
buy back saham dengan alasan 2.
Hipotesis tersebut diformulasikan sebagai berikut:
H0 : ACAR1 = ACAR2
H1 : ACAR1 ≠ ACAR2
Dimana ACAR1 adalah cumulative rata-rata abnormal
return untuk alasan 1
ACAR2 adalah cumulative rata-rata abnormal
return untuk alasan 2
C. Untuk Kejadian Pengumuman Buy Back Yang Dikelompokkan Berdasarkan
Tobin Q
1. Pengumuman buy back saham memberikan average abnormal return
positif disekitar tanggal efektif bagi investor.
Hipotesis tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut:
Efek pengumuman..., Fanny Tri Lestari, FE UI, 2008
27
Universitas Indonesia
H0 : AARt ≤ 0
H1 : AARt > 0
Dimana AARt adalah rata-rata abnormal return pada periode t
2. Pengumuman buy back memberikan cumulative abnormal return positif di
sekitar tanggal pengumuman bagi investor.
Hipotesis tersebut diformulasikan sebagai berikut:
H0 : ACAR(t1,t2) ≤ 0
H1 : ACAR(t1,t2) > 0
Dimana ACAR(t1,t2) adalah rata-rata cumulative abnormal return
pada periode (t1,t2)
3. Abnormal return antara perusahaan yang melakukan buy back saham
dengan nilai Tobin Q ≥ 1 akan berbeda dengan perusahaan yang
melakukan buy back saham dengan nilai Tobin Q < 1
Hipotesis tersebut diformulasikan sebagai berikut:
H0 : AAR1 = AAR2
H1 : AAR1 ≠ AAR2
Dimana AAR1 adalah rata-rata abnormal return dengan
nilai Tobin Q ≥ 1
AAR2 adalah rata-rata abnormal return dengan
nilai Tobin Q < 1
4. Cumulative abnormal return antara perusahaan yang melakukan buy back
saham dengan nilai Tobin Q ≥ 1 akan berbeda dengan perusahaan yang
melakukan buy back saham dengan nilai Tobin Q < 1
Hipotesis tersebut diformulasikan sebagai berikut:
H0 : ACAR1 = ACAR2
H1 : ACAR1 ≠ ACAR2
Dimana ACAR1 adalah cumulative rata-rata abnormal
return dengan nilai Tobin Q ≥ 1
ACAR2 adalah cumulative rata-rata abnormal
return dengan nilai Tobin Q < 1
Efek pengumuman..., Fanny Tri Lestari, FE UI, 2008