Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

28
STIE DEWANTARA MATA KULIAH AUDITING by rakhmi_10102015 1 Dosen : Rakhmi Amaroh, SE, M.Si

description

Kode etik dan Etika Auditor

Transcript of Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

Page 1: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

STIE DEWANTARA

MATA KULIAH AUDITING

by rakhmi_10102015 1

Dosen : Rakhmi Amaroh, SE, M.Si

Page 2: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

MATA KULIAH AUDITING

BAB.III

- Etika Profesional Auditor- Etika Profesional Auditor

- Kode Etik

- Tuntutan Hukum

Page 3: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

ETIKA PROFESIONAL

Apa Etika?Etika dapat didefinisikan secara luas sebagai

serangkaian prinsip atau nilai moral

Perilaku etis sangat diperlukan oleh masyarakatagar bisa berfungsi secara teratur.

Kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukuppenting, sehingga banyak nilai etika yang umumdimasukkan dalam UU

Page 4: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

ETIKA PROFESIONAL..lanjutan

Perlunya Etika Profesional

Pada umumnya masyarakat menempatkan kepercayaanyang cukup besar terhadap jasa yang telah diberikan olehkelompok profesional.kelompok profesional.

Seorang profesional diharapkan dapat berperilaku padatingkat yang lebih tinggi ketimbang sebagian besaranggota masyarakat lainnya.

Page 5: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

Apa itu KODE ETIK PROFESIONAL ?Panduan dan aturan bagi seluruh anggota dalam menjalankantugasnya sehingga dapat memenuhi tanggung jawabnya denganstandar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerjatertingi, dengan orientasi pada kepentingan publik

ETIKA PROFESIONAL..lanjutan

Untuk apa KODE ETIK PROFESIONAL ?Brown (1971) menyatakan bahwa:“Etika profesional melambangkan suatu bagian penting dari sistem disiplin yang komprehensif dalam masyarakat yang beradab. Sistem disiplin ini perlu sekali agar kesejahteraan kelompok dapat dilindungi dari tindakan-tindakan individu yang tidak bertanggung jawab. Tanggung jawab adalah harga kelangsungan hidup suatu kelompok”

Page 6: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

Akuntan Publik Didorong untuk Berperilaku pada Tingkat yang Tinggi

Persyaratan pendidikan yang

berkelanjutan

GAAS daninterpretasi

UjianCPA

Pengendalianmutu

Kewajiban hukum

Seksi praktikAICPAKode

PerilakuProfesional

mutu

Peerreview

PCAOBdan SEC

Perilaku personil

kantor akuntan

publik

Page 7: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

Terdiri dari :

1. Prinsip EtikaKerangka dasar bagi aturan etika danberlaku umum bagi semuaprofesi akuntan. Prinsip-prinsip etika profesi IAI yang ditetapkan dalam kongres ke VIII IAI di Jakarta tahun 19982. Aturan EtikaAturan etika secara khusus digunakan untuk mengatur perilaku profesioanal yang menjadi anggota kompartemen akuntan publik. 3. Interpretasi EtikaInterpertasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk olehHimpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, danpihak pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalampenerapan Aturan Etika.4. Tanya dan Jawab

Page 8: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA...lanjutan

PRINSIP ETIKA PROFESI

1) Tanggung jawab profesi

2) Kepentingan umum

3) Integritas

4) Obyektivitas4) Obyektivitas

5)kompetensi dan ke-hatihatian

6) Kerahasiaan

7) Perilaku profesional

8) Standar teknis

Page 9: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA...lanjutan

Tanggung jawab profesi

“Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagaiprofesional,setiap anggota harus senantiasamenggunakan pertimbangan moral dan profesionaldalam semua kegiatan yang dilakukannya

Kepentingan Umum (Publik)Kepentingan Umum (Publik)

“ Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasabertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkankomitmen atas atas profesionalisme”

Page 10: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA...lanjutan

Integritas

“ Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaanpublik ,setiap amggota harus memenuhi tanggung jawabprofesionalnya dengan integritas setinggi mungkin”profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin”

Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua yang diambilnya.

Page 11: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA...lanjutan

Obyektivitas

“ Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya danbebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhankewajiban profesionalnya”

Prinsip obyektifitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak , jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.

Page 12: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA...lanjutan

Kompetensi dan ke-hatihatian

“Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnyadengan kehati-hatian,kompetensi dan ketekunan,sertamempunyai kewajiban untuk mempertahankanpengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkatyang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atauyang diperlukan untuk memastikan bahwa klien ataupemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesionalyang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legistasi dan teknik yang paling mutakhir.”

Mekanismenya melalui dua fase: Pencapaian Kompetensi Profesional (Pendidikan dasar) Pemeliharaan Kompetensi Profesional (Pendidikan

berkelanjutan)

Page 13: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA...lanjutan

Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkanatau hukum untuk mengungkapkan. Informasi rahasia dapat diungkapkan jika:1. Apabila pengungkapan diijinkan 2. Pengungkapan diharuskan oleh hukum3. Ketika ada kewajiban atau hak profesional untuk

mengungkapkan

Page 14: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA...lanjutan

Perilaku profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Kewajiban untuk menjauhi tidakan yang dapat Kewajiban untuk menjauhi tidakan yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum

Page 15: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA...lanjutan

Standar teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerimaan jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas.

Page 16: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA...lanjutan

100 INDEPENDENSI,INTEGRITAS DAN OBYEKTIVITAS

Independensi merupakan suatu sikap mental yang dimiliki auditor untuk tidak memihak dalam melakukan audit.Independence infact (independensi senyatanya)Auditor benar-benar tidak mempunyai kepentingan ekonomisdalam perusahaan yang dilihat dari keadaan yang sebenarnya,misalnya apakah ia sebagai direksi, komisaris, persero, ataumempunyai hubungan keluarga dengan pihak itu semua.Independence in appearance (independensi dalam penampilan)Kebebasan yang dituntut bukan saja dari fakta yang ada, tetapi jugaharus bebas dari kepentingan yang kelihatannya cenderungdimilikinya dalam perusahaan tersebut

Page 17: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA...lanjutan

200 STANDAR UMUM PRINSIP AKUNTANSI

STANDAR UMUM

• Kompetensi profesional

• Kecermatan dan kesaksamaan profesional

• Peencanaan dan supervisi

• Data relevan yang memadai

PRINSIP AKUNTANSI

Tidak boleh memberikan pendapat wajar atas laporan keuanganyang mengandungsalahsaji material

Page 18: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA...lanjutan

300 TANGGUNG JAWAB KEPADA KLIEN

Tidak boleh mengungkapkan informasi rahasia klien tanpa persetujuan klien.

FEE PROFESIONAL

Besaran fee tergantung pada resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian,struktur KAP dan pertimbangan lainnya.

Fee kontijen , tidak diperkenankan menetapkan fee kontijen jika mempengaruhi independensi.

Page 19: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA...lanjutan

400 TANGGUNG JAWAB KEPADA REKAN

Anggota wajib memelihara citra profesi dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

Komunikasi antar akuntan publikKomunikasi antar akuntan publik

Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik terdahulu bila akan mengadakan perikatan menggantikan akuntan publik pendahulu.

Page 20: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA...lanjutan

500 TANGGUNG JAWAB DAN PRAKTIK LAIN

Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi.

KOMISI dan FEE REFERAL

Angota tidak diperkenankan apabila pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat engurangi independensi

Fee Referal hanya diperkenankan bagi sesama profesi

Page 21: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA...lanjutan

PENEGAKAN KODE ETIK

1. KAP

2. TIM PEER REVIEW IAPI

3. BADAN PENGAWAS PROFESI KOMPARTEMEN IAPI

4. DEWAN PERTIMBANGAN PROFESI KOMPARTEMEN IAPI

5. KEMENKEU RI

Page 22: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

TUNTUTAN HUKUM

ASAL

KlienInvestorBapepam-LKPPAJP-KemenkeuBank IndonesiaBank IndonesiaPengguna Laporan Keuangan

Page 23: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

PENYEBAB??

KEGAGALAN BISNIS

Hal ini terjadi apabila bisnis tersebut tidak mampumengembalikan pinjamannya atau memenuhi harapan

TUNTUTAN HUKUM..lanjutan

mengembalikan pinjamannya atau memenuhi harapanpara investornya karena keadaan ekonomi atau bisnisyang buruk

Page 24: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

PENYEBAB??

KEGAGALAN AUDIT

Hal ini terjadi apabila auditor mengeluarkan pendapataudit yang tidak benar karena gagal memenuhi

TUNTUTAN HUKUM..lanjutan

audit yang tidak benar karena gagal memenuhipersyaratan standar audit.

Page 25: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

PENYEBAB??

RESIKO AUDIT

Risiko audit merupakan risiko auditorakan menyimpulkan bahwa laporan

TUNTUTAN HUKUM..lanjutan

akan menyimpulkan bahwa laporankeuangan telah dinyatakan secara wajardan pendapat wajar tanpa pengecualiandapat diberikan meskipun, dalamkenyataannya, mengandung salah sajiyang material

Page 26: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

TUNTUTAN HUKUM..lanjutan

JENIS PELANGGARAN

Kelalaian Biasa (ordinary negligence)Kelalaian yang umum dilakukan oleh orang lain dalam situasisama

Kecerobohan (gross negligence)Kegagalan karena tidak hati-hatiKegagalan karena tidak hati-hati

Kecurangan terstruktur (Constructive Fraud)Terlibat langsung atau tidak langsung membantu dalam farud yang dilakukan manajemen

Kecurangan (Fraud)Secara sengaja melakukan penyesatan, eperti menyembunyikandata, tidak mengungkapan hal yang material yang mengakibatkan pihak lain dirugikan

Page 27: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

TUNTUTAN HUKUM..lanjutan

SANKSI

PPAJP-Kemenkeu-peringatan tertulis-penghentian sementara pemberian jasa akuntan publik-pencabutan izin paraktik akuntan publikBapepamBapepam-peringatan tertulis-larangan pemberian jasa pasar modalLainnya-tuntutan pengadilan

Page 28: Bab-3 Kode Etik Dan Etika Auditor_ 10102015

TUNTUTAN HUKUM..lanjutan

Hal-hal untuk mengindari tuntutan hukum• Pilih klien yang memliki integritas• Plih audit staf yang kualified dan integritas• Pertahankan indenpendensi• Patuhi standar auditing• Miliki Sistem Pengendalian mutu• Pahami bisnis klien• Lakukan audit yang berkualitas• Pahami bisnis klien• Lakukan audit yang berkualitas• Dukung laporan audit dengan kerta kerja yang lengkap• Dapatkan surat pernyataan langganan sebelum mengeluarkan

audit report• Miliki sikap skeptis yang profesional• Asuransikan jasa profesional yang diberikan• Miliki penasehat hukum