ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

24
ETIKA PROFESI ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2 PERTEMUAN-2 PROGRAM STUDI TI/SI PROGRAM STUDI TI/SI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL KAMAL KAMAL

description

ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2. PROGRAM STUDI TI/SI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL KAMAL. PROFESI, KODE ETIK DAN PROFESIONALISME Definisi Profesi: - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

Page 1: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

ETIKA PROFESIETIKA PROFESI

KODE ETIK DAN PROFESIONALISMEKODE ETIK DAN PROFESIONALISMEPERTEMUAN-2PERTEMUAN-2

PROGRAM STUDI TI/SIPROGRAM STUDI TI/SIINSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL KAMALINSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL KAMAL

Page 2: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

PROFESI, KODE ETIK DAN PROFESIONALISMEPROFESI, KODE ETIK DAN PROFESIONALISME

Definisi Profesi:Definisi Profesi: Profesi Profesi merupakan kelompok lapangan kerja merupakan kelompok lapangan kerja

yang khusus melaksanakan kegiatan yang yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggimemerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan HIDUP manusia, guna memenuhi kebutuhan HIDUP manusia, ketrampilan dan keahlian tsb harus dipakai ketrampilan dan keahlian tsb harus dipakai dengan cara yang benar, dan hanya dapat dengan cara yang benar, dan hanya dapat dicapai dengan memiliki pengetahuan dan latihan dicapai dengan memiliki pengetahuan dan latihan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup :dengan ruang lingkup yang luas, mencakup :sifat manusia, kecenderungan sejarah dan sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.menyandang profesi tersebut.

Page 3: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

ProfesiProfesi

Definisi : (Gilley dan Eggland, 1989)Definisi : (Gilley dan Eggland, 1989)Profesi merupakan bidang usaha manusia berdasarkan Profesi merupakan bidang usaha manusia berdasarkan pengetahuan, dimana keahlian dan pengalaman sangat diperlukan. pengetahuan, dimana keahlian dan pengalaman sangat diperlukan. Pendapat lain bahwa : Pendapat lain bahwa :- Profesi merupkan suatu pekerjaan yang mengandalkan Profesi merupkan suatu pekerjaan yang mengandalkan keterampilan atau keahlian khusus yang tidak didapatkan pada keterampilan atau keahlian khusus yang tidak didapatkan pada pekerjaan2 pada umumnya.pekerjaan2 pada umumnya.- Profesi merupakan pekerjaan yang dilakukan sebagai sumber Profesi merupakan pekerjaan yang dilakukan sebagai sumber utama nafkah hidup dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.utama nafkah hidup dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.- Profesi merupakan pekerjaan yang menuntut pengembangan Profesi merupakan pekerjaan yang menuntut pengembangan untuk terus memperbaharui keterampilannya sesuai untuk terus memperbaharui keterampilannya sesuai perkembangan teknologi.perkembangan teknologi.- Profesi pada bidang tertentu yang melibatkan hajat hidup orang Profesi pada bidang tertentu yang melibatkan hajat hidup orang banyak, gelar keprofesionalannya harus didapatkan melalui banyak, gelar keprofesionalannya harus didapatkan melalui pengujian oleh orgnisasi profesional yang diakui secara nasional pengujian oleh orgnisasi profesional yang diakui secara nasional dan internasionaldan internasional

Page 4: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

Tiga (3) Ciri Utama ProfesiTiga (3) Ciri Utama Profesi

1.Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan 1.Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi;profesi;

2.Pelatihan tersebut meliputi komponen 2.Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan;intelektual yang signifikan;

3.Tenaga yang terlatih mampu memberikan 3.Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.jasa yang penting kepada masyarakat.

Page 5: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

Tiga (3) Ciri Tambahan ProfesiTiga (3) Ciri Tambahan Profesi

1. Adanya proses lisensi atau sertifikat;1. Adanya proses lisensi atau sertifikat;

2. Adanya organisasi;2. Adanya organisasi;

3. Otonomi dalam pekerjaannya3. Otonomi dalam pekerjaannya

Page 6: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

Kode EtikKode Etik

Kode etik Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.

Kode etik menyatakan perbuatan apa yang Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.dilakukan dan apa yang harus dihindari.

Tujuan kode etik Tujuan kode etik agar profesional memberikan agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau pelanggannya. Adanya kode etik akan pelanggannya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesionalmelindungi perbuatan yang tidak profesional

Page 7: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

Tiga Fungsi dari Kode Etik ProfesiTiga Fungsi dari Kode Etik Profesi

1.Kode etik profesi memberikan pedoman bagi 1.Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan;profesionalitas yang digariskan;

2.Kode etik profesi merupakan sarana kontrol 2.Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan;bersangkutan;

3.Kode etik profesi mencegah campur tangan 3.Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesietika dalam keanggotaan profesi

Page 8: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

Sifat Kode Etik ProfesionalSifat Kode Etik ProfesionalSifat dan orientasi kode etik hendaknya:Sifat dan orientasi kode etik hendaknya:1. Singkat;1. Singkat;2. Sederhana;2. Sederhana;3. Jelas dan Konsisten;3. Jelas dan Konsisten;4. Masuk Akal;4. Masuk Akal;5. Dapat Diterima;5. Dapat Diterima;6. Praktis dan Dapat Dilaksanakan;6. Praktis dan Dapat Dilaksanakan;7. Komprehensif dan Lengkap, dan7. Komprehensif dan Lengkap, dan8. Positif dalam Formulasinya.8. Positif dalam Formulasinya.

Page 9: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

Orientasi Kode Etik hendaknya ditujukan Orientasi Kode Etik hendaknya ditujukan kepada:kepada:

1. Rekanan,1. Rekanan,

2. Profesi,2. Profesi,

3. Badan,3. Badan,

4. Nasabah/Pemakai,4. Nasabah/Pemakai,

5. Negara, dan5. Negara, dan

6. Masyarakat.6. Masyarakat.

Page 10: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

Etika KomputerEtika KomputerSejarah dan PerkembanganSejarah dan Perkembangan

Perubahan yang terjadi pada cara berpikir manusia akibat adanya perkembangan teknologi, berpengaruh terhadap cara pandang manusia terhadap etika dan norma-norma dalam kehidupan

- Era 1940 – 1950an

Adanya proyek pengembangan meriam antipesawat oleh Prof Nobert Wiener. Menghasilkan riset baru cybernetics atau the science of information feedback systems. Muncul karyanya yang berjudul The Human Use of Human Beings yang mencakup tujuan hidup manusia, prinsip-prinsip hukum dan penerapan etika

- Era 1960an

Donn Parker melakukan riset untuk menguji penggunaan komputer yang tidak sah dan tidak sesuai dengan profesionalisme dibidang komputer. Mengumpulkan berbagai contoh kejahatan komputer, sehingga muncullah karyanya berjudul “Rules of Ethics in Information Processing”. Akhirnya Parker dikenal sebagai pelopor kode etik profesi di bidang IT.

Page 11: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

Era 1970-anEra 1970-anMuncul program ELIZA, yaitu program komputer untuk melakukan Muncul program ELIZA, yaitu program komputer untuk melakukan wawancara dengan pasien. Lahirlah karya Computer Power and Human wawancara dengan pasien. Lahirlah karya Computer Power and Human Reason.Reason.

Lahir juga karya Walter Maner yang berjudul Starter Kit in Computer Ethics, Lahir juga karya Walter Maner yang berjudul Starter Kit in Computer Ethics, yang berisi materi kurikulum dan pedagogi untuk para pengajar dalam yang berisi materi kurikulum dan pedagogi untuk para pengajar dalam pendidikan etika komputerpendidikan etika komputer

Era 1980-anEra 1980-anJames Moor menerbitkan artikel “What Is Computer Ethics?”jawaban atas James Moor menerbitkan artikel “What Is Computer Ethics?”jawaban atas munculnya kejahatan – kejahatan komputermunculnya kejahatan – kejahatan komputer

Era 1990 s/d sekarangEra 1990 s/d sekarangMunculnya organisasi-organisasi profesional komputer yang menangani Munculnya organisasi-organisasi profesional komputer yang menangani tanggung jawab sosial profesitanggung jawab sosial profesi

Page 12: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

ProfesionalismeProfesionalisme

Profesionalisme Profesionalisme adalah suatu paham yang adalah suatu paham yang menciptakan dilakukannya kegiatan-menciptakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan, serta ikrar berdasarkan rasa keterpanggilan, serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut dengan untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat pengabdian, selalu siap semangat pengabdian, selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama. memberikan pertolongan kepada sesama. (Wignjosoebroto, 1999).(Wignjosoebroto, 1999).

Page 13: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

Tiga Watak Kerja ProfesionalismeTiga Watak Kerja Profesionalisme1.Kerja seorang profesional itu beritikad untuk 1.Kerja seorang profesional itu beritikad untuk

merealisasikan kebajikan demi tegaknya merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil;mengharapkan imbalan upah materiil;

2.Kerja seorang profesional itu harus dilandasi 2.Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat;berat;

3.Kerja seorang profesional diukur dengan kualitas 3.Kerja seorang profesional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral, harus menundukkan teknis dan kualitas moral, harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah organisasi profesi.bersama di dalam sebuah organisasi profesi.

Page 14: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

Menurut Harris [1995] ruang gerak seorang profesional ini Menurut Harris [1995] ruang gerak seorang profesional ini akan diatur melalui etika profesi yang distandarkan dalam akan diatur melalui etika profesi yang distandarkan dalam bentuk kode etik profesi.bentuk kode etik profesi.Pelanggaran terhadap kode etik profesi bisa dalam berbagai Pelanggaran terhadap kode etik profesi bisa dalam berbagai bentuk, meskipun dalam praktek yang umum dijumpai akan bentuk, meskipun dalam praktek yang umum dijumpai akan mencakup dua kasus utama, yaitu:mencakup dua kasus utama, yaitu:

a. pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak mencerminkan a. pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak mencerminkan respek terhadap nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi respek terhadap nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi itu. Memperdagangkan jasa atau membeda-oleh profesi itu. Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan pelayanan jasa atas dasar keinginan untuk bedakan pelayanan jasa atas dasar keinginan untuk mendapatkan keuntungan uang yang berkelebihan ataupun mendapatkan keuntungan uang yang berkelebihan ataupun kekuasaan merupakan perbuatan yang sering dianggap kekuasaan merupakan perbuatan yang sering dianggap melanggar kode etik profesi; danmelanggar kode etik profesi; dan

b. pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa profesi b. pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa profesi yang kurang mencerminkan kualitas keahlian yang sulit atau yang kurang mencerminkan kualitas keahlian yang sulit atau kurang dapat dipertanggung-jawabkan menurut standar kurang dapat dipertanggung-jawabkan menurut standar maupun kriteria profesionalmaupun kriteria profesional

Page 15: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

Sifat dan Sikap ProfesionalSifat dan Sikap Profesional

Sifat :Sifat :- Menguasai ilmu secara mendalamMenguasai ilmu secara mendalam- Mampu mengkonversi ilmu menjadi Mampu mengkonversi ilmu menjadi

keterampilanketerampilan- Selalu menjunjung tinggi etika dan integritas Selalu menjunjung tinggi etika dan integritas

profesiprofesiSikap :Sikap :- Komitmen tinggiKomitmen tinggi- Tanggung jawabTanggung jawab- Berpikir sistematisBerpikir sistematis- Penguasan materiPenguasan materi- Perilaku baik sebagai masyarakat profesionalPerilaku baik sebagai masyarakat profesional

Page 16: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

Karakteristik staff (Profesional) yang dibutuhkan perusahaan ;

Berpengalaman, (pengalaman kerja)Berwawasan luas, bidang keilmuanTrampil, skill (misal dalam bidang TI)Kreatif, melihat celah pekerjaan/peluangDaya adaptasi, beradaptasi dengan

perkembangan yang cepatGaya Belajar

Page 17: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

Komponen pokok yang harus diperhatikan dalam menentukan standar profesi adalah kompetensi. Kompetensi disini mencakup:

Pendidikan yang berkaitan dengan profesinya,

Pengetahuan dan ketrampilan dibidang yang bersangkutan,

Working attitude (sikap kerja). Kemampuan komunikasi dan sosial serta

training

Page 18: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

Indonesa kini telah memasuki era perdagangan bebas.

Dalam WTO (World Trade Organization) telah diatur 40 profesi yang akan bebas terbuka untuk semua negara.

Beberapa jenis profesi dikelompokkan dalam 6 kelompok profesi yang meliputi: pengacara, akuntan, profesional services, personal computer services, tourism services, dan medicine services.

Page 19: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

Contoh Kode Etik:Contoh Kode Etik:

Kode Etik Ilmuwan InformasiKode Etik Ilmuwan Informasi

Pada tahun 1895 muncullah istilah dokumentasi, Pada tahun 1895 muncullah istilah dokumentasi, sedangkan orang yang bergerak dalam bidang sedangkan orang yang bergerak dalam bidang dokumentasi menyebut diri mereka sebagai dokumentasi menyebut diri mereka sebagai dokumentalis, digunakan di Eropa Barat.dokumentalis, digunakan di Eropa Barat.

Di AS, istilah dokumentasi diganti menjadi ilmu Di AS, istilah dokumentasi diganti menjadi ilmu informasi; informasi; American Documentation Institute (ADI) American Documentation Institute (ADI) kemudian diganti menjadi kemudian diganti menjadi American Society for American Society for Information Information ((ASISASIS).).

Page 20: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

ASIS ASIS Professionalism Committee Professionalism Committee yang yang membuat rancangan membuat rancangan ASIS ASIS Code of Ethics for Code of Ethics for Information ProfessionalsInformation Professionals..Kode etik yang dihasilkan terdiri dari beberapa Kode etik yang dihasilkan terdiri dari beberapa kategori pertanggungan jawab etika, masing-kategori pertanggungan jawab etika, masing-masing pada masing pada pribadipribadi, , masyarakatmasyarakat, , sponsorsponsor, , nasabah,nasabah, atasan atasan dan pada dan pada profesiprofesi..Kesulitan menyusun kode etik menyangkut Kesulitan menyusun kode etik menyangkut

(a)(a) apakah yang dimaksudkan dengan kode etik apakah yang dimaksudkan dengan kode etik dan bagaimana seharusnya; dan bagaimana seharusnya;

(b)(b) bagaimana kode etik tersebut akan digunakan; bagaimana kode etik tersebut akan digunakan; (c)(c) tingkat rincian kode etik dan tingkat rincian kode etik dan (d)(d) siapa yang menjadi sasaran kode etik dan kode siapa yang menjadi sasaran kode etik dan kode

etik diperuntukkan bagi kepentingan siapa.etik diperuntukkan bagi kepentingan siapa.

Page 21: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

TUGASTUGASSecara nalar, lahirnya undang2, atau aturan berangkat dari adanya Secara nalar, lahirnya undang2, atau aturan berangkat dari adanya pelanggaran yang terjadi, bisa juga untuk mengantisipasi pelanggaran yang pelanggaran yang terjadi, bisa juga untuk mengantisipasi pelanggaran yang akan tejadi.akan tejadi.Sebutkan macam-macam kode etik pada profesi yang berbeda? (untuk Sebutkan macam-macam kode etik pada profesi yang berbeda? (untuk menghindari subyek/isi yang sama. Kemudian analisis tentang :menghindari subyek/isi yang sama. Kemudian analisis tentang :- Latar belakang munculnya kode etik suatu bidang tertentu- Latar belakang munculnya kode etik suatu bidang tertentu- Tujuan dibentuknya suatu kode etik, baik itu asosiasi, - Tujuan dibentuknya suatu kode etik, baik itu asosiasi,

perkumpulan dan sejenisnya.perkumpulan dan sejenisnya.- Berikan contoh daftar pelanggaran yang telah terjadi dan - Berikan contoh daftar pelanggaran yang telah terjadi dan gambaran solusinya (kasus)gambaran solusinya (kasus)Berdasarkan analisa anda di atas, tuangkan dalam bentuk paper atau Berdasarkan analisa anda di atas, tuangkan dalam bentuk paper atau makalah dengan format :makalah dengan format :

- Ukuran kertas A4, Fontsize 12, spasi 1,5Ukuran kertas A4, Fontsize 12, spasi 1,5- Jilid biasaJilid biasa- Hasilnya didiskusikan dan dikumpulkan (presentasi Hasilnya didiskusikan dan dikumpulkan (presentasi ± 10 Menit) pada ± 10 Menit) pada

pertemuan ke-4pertemuan ke-4

Page 22: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

Beberapa ProfesiBeberapa ProfesiKedokteran (MarzukiKedokteran (Marzuki

Bidan (Yulianto)Bidan (Yulianto)Perawat RiniPerawat RiniHakim ProboHakim ProboPengacara Dwi PPengacara Dwi PPolisi (iil)Polisi (iil)Tentara/TNITentara/TNIGuru (JoisGuru (JoisDosen solehanDosen solehanAtlit (dipecah 10)Atlit (dipecah 10)Wasit (Nandi)Wasit (Nandi)Psikiater AmbyahPsikiater AmbyahApoteker RezaApoteker RezaHacker IswailHacker IswailPhotographer renraPhotographer renraKameraman Tomi AKameraman Tomi A

Artis AjengArtis AjengMusisi Sri AstutiMusisi Sri AstutiSeniman HerlinaSeniman HerlinaAkuntan lukmanAkuntan lukmanAuditorAuditorNotaris AndikNotaris AndikPialang AjiPialang AjiPengusaha HofidPengusaha HofidMarketing ToroMarketing ToroJurnalis/wartawan Jurnalis/wartawan

angkiangkiReporter RinaReporter RinaEditor BudiEditor BudiDesigner PulungDesigner PulungKoki eni KKoki eni K

Analis YudiAnalis YudiProgrammer AriProgrammer AriBlogger anggoroBlogger anggoroNetworker mamanNetworker mamanArsitek (HeruArsitek (HeruNahodaNahodaPetani EdiPetani EdiNelayanNelayanMasinisMasinisPilot ekoPilot ekoUlama Ulama HardiansyahHardiansyahCendikiawanCendikiawanKonsultan nasrulKonsultan nasrulAdmin (OsaAdmin (OsaButler (Tomo)Butler (Tomo)

Page 23: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2

PSSI ( Muhyidin)PSSI ( Muhyidin)PBSI PriantoPBSI PriantoDokter GigiDokter GigiAgent Asuransi (ety)Agent Asuransi (ety)Drafter (Warsono)Drafter (Warsono)Engenering IrfanEngenering IrfanSupervisor Budi SSupervisor Budi SForwarder TrianaForwarder Triana

Page 24: ETIKA PROFESI KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PERTEMUAN-2