Bab 3 Hasil Prakt Kodok

8
BAB 2 METODE KERJA 2.1 Alat yang digunakan : a. Jarum penusuk b. Papan percobaan c. Pinset d. Alat-alat tumpul e. Benang f. Sekrup penyangga g. Beban h. Kimograf i. Kertas kimograf 2.2 Bahan yang digunakan : a. Katak percobaan b. Larutan ringer c. Elektroda 2.3 Cara Kerja 2.3.1 Persiapan Membuat Sediaan Saraf Otot Pada percobaan ini dipakai saraf otot katak karena pertimbangan-pertimbangan teknis ekonomis. Sebelum melakukan tindakan-tindakan seperti tuntunan di bawah ini harap disadari sepenuhnya bahwa untuk pengembangan pengetahuan, diperlukan korban dari sesuatu jasad hidup, meskipun hanya binatang katak. Karena itu percobaan ini dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pada persiapan sediaan saraf otot ini diperlukan empat tahap pekerjaan : a. Merusak otak katak dan medulla spinalis b. Membuat sediaan otot gastrocnemius c. Membuat sediaan saraf ischiadicus d. Mempersiapkan sediaan saraf otot untuk percobaan selanjutnya.

description

bab 3 kodok

Transcript of Bab 3 Hasil Prakt Kodok

BAB 2METODE KERJA2.1 Alat yang digunakan:a. Jarum penusukb. Papan percobaanc. Pinsetd. Alat-alat tumpule. Benangf. Sekrup penyanggag. Bebanh. Kimografi. Kertas kimograf

2.2 Bahan yang digunakan:a. Katak percobaanb. Larutan ringerc. Elektroda

2.3 Cara Kerja2.3.1 PersiapanMembuat Sediaan Saraf OtotPada percobaan ini dipakai saraf otot katak karena pertimbangan-pertimbangan teknis ekonomis. Sebelum melakukan tindakan-tindakan seperti tuntunan di bawah ini harap disadari sepenuhnya bahwa untuk pengembangan pengetahuan, diperlukan korban dari sesuatu jasad hidup, meskipun hanya binatang katak. Karena itu percobaan ini dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pada persiapan sediaan saraf otot ini diperlukan empat tahap pekerjaan :a. Merusak otak katak dan medulla spinalisb. Membuat sediaan otot gastrocnemiusc. Membuat sediaan saraf ischiadicusd. Mempersiapkan sediaan saraf otot untuk percobaan selanjutnya.

A. Merusak Otak Katak dan Medulla SpinalisTujuan merusak otak dan medulla spinalis adalah agar katak percobaan tidak merasa sakit dan untuk menghilangkan pengaruh susunan sistem saraf pusat (SSP) yang dapat mengganggu jalannya percobaan.Cara kerja:1. Katak dipegang dengan tangan kiri sedemikian rupa sehingga jari telunjuk diletakkan di bagian belakang kepala dan ibu jari di bagian punggung. Jari telunjuk ditekan agar kepala katak sedikit menunduk, sehingga terdapat lekukan antara cranium dan columna vertebralis.2. Jarum penusuk ditusukkan pada lekukan tersebut pada bagian sela interspinalis yang lebar. Kemudian jarum diarahkan ke dalam rongga tengkorak dan digerakkan kian kemari untuk merusak otak katak setelah itu jarum dipindahkan ke jurusan medulla spinalis. Jarum diputar ke arah berlainan untuk merusak medulla spinalis. Tanda bahwa jarum masuk ke dalam rongga dan merusak medulla spinalis adalah kekejangan dan ekstensi dari kedua otot kaki katak.

B. Merusak Sediaan M. GastrocnemiusSetelah tindakan merusak otak dan medulla spinalis selesai maka dipersiapkan otot gastrocnemius untuk percobaan.Cara kerja :1. Kulit tungkai kanan digunting melingkar setinggi pergelangan kaki.2. Kulit yang telah lepas diangkat keatas dengan menggunakan pinset3. Tendon achilles dipisahkan dari jaringan sekitarnya dengan alat tumpul namun tidak dipotong dulu.4. Tendon tersebut diikatkan dengan ikatan mati yang kuat pada insertio-nya. Kemudian tendon tersebut dipotong pada bagian distal dari ikatan benang.5. Ikatan benang yang kuat dipasangkan pada tulang tibia, fibula, serta otot-otot yang melekat padanya kira-kira 5mm di bawah lutut, untuk mencegah pendarahan ketika pemotongan tulang-tulang tibia.6. Tulang-tulang tibia, fibula, serta otot-otot yang melekat padanya dipotong di bawah ikatan benang (agar tidak mengganggu kontraksi m. gastrocnemius).7. Kulit tadi dikembalikan ke bawah sehingga menutupi kembali otot gastrocnemius untuk melindunginya agar tidak kering.Sediaan ini dibasahi setiap kali dengan larutan ringer.

C. Membuat Sediaan Saraf IschiadicusCara kerja:1. Katak diletakkan telungkup, kemudian kulit digunting memanjang pada bagian paha belakang kanan sehingga ototnya terbuka.2. Saraf ischiadicus dicari dengan memisahkan otot-otot pada daerah paha, dengan alat tumpul. Hati-hati jangan sampai merusak pembuluh darah yang berjalan bersama-sama saraf tersebut.3. Setelah itu dibuat simpul longgar pada saraf ischiadicus dan saraf dikembalikan diantara otot-otot.

D. Mempersiapkan Sediaan Saraf Otot untuk Percobaan SelanjutnyaCara kerja:1. Katak diletakkan tertelungkup pada papan katak, namun tidak difiksasi dulu.2. Kaki kanan difiksasi dengan lutut pada tepi bawah papan sehingga nantinya otot gastrocnemius dapat tergantung bebas.3. Kemudian ketiga kaki yang lain difiksasi sehingga paha kanan dalam posisi tegak lurus untuk memudahkan pemasangan elektroda.4. Tali dihubungkan pada ujung tendon achilles dengan penulis.5. Posisi penulis, tanda rangsang, dan tanda waktu diatur sehingga ujung dari ketiganya pada posisi garis vertical.

2.3.2 PelaksanaanA. Kepekaan Saraf PeriferSatu serat saraf seperti N. Ischiadicus terdiri dari banyak serabut dengan masing-masing mempunyai sifat listrik yang berbeda-beda (waktu latent, threshold, potensial aksi dan sebagainya).Bila kita merangsang saraf dengan intensitas rangsangan yang bertahap dari rangsangan yang paling rendah kemudian tiap kali diperbesar, maka kita akan membagi intensitas rangsangan menjadi rangsangan subliminal, liminal, supraliminal, submaksimal, maksimal, dan supramaksimal.Pada percobaan ini, tingkat intensitas rangsangan dapat dilihat dari bersarnya kontraksi otot gastrocnemius, karena N. ischiadicus mengandung serabut-serabut saraf motoric yang memelihara otot gastrocnemius, yang kuat kontraksinya sebanding dengan besarnya rangsangan.Cara kerja:1. Preparat katak disiapkan untuk sediaan saraf otot.2. Penulis otot ditahan dengan sekrup penyangga.3. Rangsangan tunggal diberikan, dengan intensitas rangsangan yang liminal.4. Seterusnya dilakukan rangsangan berturut-turut dengan interval 30 detik dengan tiap kali menambah rangsangan.Sehabis tiap rangsangan, drum diputar 0.5 cm.5. Rangsangan liminal, supraliminal, submaksimal, maksimal, dan supramaksimal.6. Akhirnya fiksirnya grafik yang dihasilkan.

B. Kontraksi After Loaded Otot KatakDisebut after loaded sebab setelah otot berkontraksi akibat rangsangan, barulah otot mendapat pembebanan (after stimulated, loaded).Cara kerja:1. Sekrup penyangga diatur sehingga ujung sekrup menyangga penulis dan garis dasar (base line) penulis tidak berubah. Dengan demikian panjang otot tidak akan berubah (tidak diregangkan) oleh beban meskipun tempat beban diisi beban.2. Dengan kimograf dalam keadaan diam, otot katak dirangsang dengan rangsangan tunggal voltage kecil. Voltage dinaikkan secara bertahap dan setiap kali dibuat rangsangan tunggal sehingga diperoleh kontraksi otot dengan ampitudo yang maksimal. Voltage yang dicapai ini dinaikkan sedikit dan jangan diubah lagi selama percobaan selanjutnya (kimograf diputar 3/4 cm setiap kali memberi rangsangan dan memberi otot katak istirahat selama 20 detik antara satu rangsangan dengan rangsangan berikutnya).3. Diberi beban 10 gram, kimograf diputar 3/4 cm dan dirangsang lagi.4. Tindakan ad.3 diulangi dengan setiap kali menambah beban sebesar 10 gram hingga otot tidak dapat mengangkat beban lagi.

C. Kontraksi Pre Loaded Otot KatakDisebut pre loaded sebab sebelum otot berkontraksi akibat rangsangan otot telah mengalami pembebanan terlebih dahulu (Pre Stimulated Loaded).Cara Kerja:1. Semua beban diambil dari tempat beban pada percobaan B.2. Sekrup penyangga yang menyangga penulis dilonggarkan sehingga kini otot katak secara langsung menahan beban. Letak penulis diatur sehingga posisinya horizontal.3. Kemudian dirangsang dengan rangsangan tunggal yang maksimal (dengan voltage yang diperoleh pada ad. B.2)4. Kimograf diputar 3/4 cm, dari beban 10 gram, kimograf diputar lagi 3/4 cm, penulis dikembalikan pada posisi horizontal, kimograf diputar lagi 3/4 cm dan rangsangan diberikan.5. Tindakan ad.4 diulangi dengan setiap kali menambah beban 10 gram, hingga otot tidak dapat mengangkat beban lagi.

D. Kontraksi TetaniBila otot dirangsang berulang-ulang kali, yang mana rangsangan berikutnya terjadi sebelum fase relaksasi selesai, maka akan dihasilkan suatu kontraksi tetani.Cara kerja:1. Sediaan saraf otot katak disediakan.2. Pemasangan elektroda perangsang dan tindakan lain diatur seperti pada percobaan kepekaan saraf perifer.3. Intensitas rangsangan yang digunakan adalah rangsangan maksimal.4. Rangsangan dilakukan berulang (multiple) dengan frekuensi rendag selama 3-5 detik. Berilah istirahat cukup (60 detik) sebelum merangsang berikutnya.5. Seterusnya dilakukan rangsangan berkali-kali dengan frekuensi yang makin tinggi, sehingga didapatkan kontraksi tetani lurus. Beri istirahat setiap kali sebelum memberi rangsangan berikutnya.

BAB 3HASIL PRAKTIKUMTabel 3.1 Kepekaan Saraf PeriferKepekaan Saraf Perifer

Rangsangan ( volt)Kontraksi (cm)

0.4 (liminal)0.5

0.51.0

0.61.1

0.71.3

0.81.6

0.91.7

1.01.9

1.1 (maksimal)2.2

Tabel 3.2 Kontraksi After-LoadedKontraksi After-Loaded

Beban (gram)Kontraksi (cm)

151.1

250.8

350.3

450

Tabel 3.3 Kontraksi Pre-LoadedKontraksi Pre-Loaded

Beban ( gram )Kontraksi (cm)

02.6

152.3

251.9

351.8

451.0

550.3

650

Tabel 3.4 Kontraksi sumasi dan tetaniSumasi / Tetani

Frekuensi Rangsangan (kali/detik)Sumasi (+/-)Tetani (+/-)

1x / detik--

2x/ detik--

3x/detik+-

4x/detik+-

5x/detik+-

10x/detik++

25x/detik++

50x/detik++

100x/detik++