bab 3 bakat skolastik

24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI semester 1 kelas TGB SMK N 1 nganjuk tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 64 siswa. Seluruh siswa dianggap sebagai satu kesatuan populasi. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Dalam hal ini terdapat satu kelas yang diteliti terdiri dari atas 32 siswa, yaitu kelas TGB 1. Atau dengan kata lain, dalam penelitian ini ada terdapat 32 siswa. B. Variabel Penelitian Variabel adalah gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin

description

pendidikan

Transcript of bab 3 bakat skolastik

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian1. PopulasiPopulasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI semester 1 kelas TGB SMK N 1 nganjuk tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 64 siswa. Seluruh siswa dianggap sebagai satu kesatuan populasi.2. SampelSampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Dalam hal ini terdapat satu kelas yang diteliti terdiri dari atas 32 siswa, yaitu kelas TGB 1. Atau dengan kata lain, dalam penelitian ini ada terdapat 32 siswa.B. Variabel PenelitianVariabel adalah gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki dan perempuan, berat badan dan sebagainya (Hadi dalam arikunto, 2006: 53) adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:1. Variabel bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi/varibel penyebab (Arikunto, 2006: 119). Terdapat dua variabel bebas pada penelitian ini yaitu kecerdasan spasial (X1) dan pembelajaran dengan metode (X2).2. Variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi/variabel akibat (Arikunto, 2006: 119). Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar menggambar dengan perangkat lunak pada mata pelajaran gambar cad.C. Desain PenelitianPenelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penulis mencoba meneliti sejauh mana hubungan antara kecerdasan spasial dan proses pembelajaran dengan metode dengan prestasi belajar menggambar dengan perangkat lunak siswa kelas XI TGB semester 1 SMK N 1 Nganjuk Tahun Ajaran 2014/2015. Dari penjelasan mengenai variabel diatas, dapat ditunjukan mengenai hubungan antar variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dalam desain penelitian sebagai berikut:

X1X1Y

Keterangan:X1: Kecerdasan SpasialX2: Model pembelajaran Project Based LearningY: Prestasi Belajar Menggambar Dengan Perangkat Lunak

D. Metode Pengumpulan DataAda dua macam data yang mendukung penelitian ini yaitu data yang berasal dari variabel bebas dan data yang berasal dari variabel terikat. Data ini diperoleh menggunakan:1. Metode Dokumenter Metode ini digunakan untuk mendapatkan daftar nama siswa kelas XI TGB semester 1 tahun ajaran 2014/2015.2. Metode AngketMetode ini digunakan untuk memperoleh kondisi minat para siswa mengambil jurusan TGB.3. Metode TesMetode ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kemampuan spasial dan proses pembelajaran dengan model pembelajaran project based learning yang masing-masing terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Selain itu untuk mengetahui hasil proses belajar siswa terdapat 10 soal pilihan ganda.E. Uji Instrumen PenelitianUntuk mengukur minat belajar siswa akan digunakan angket. Sedangkan untuk mengukur kecerdasan spasial dan prestasi belajar menggambar dengan perangkat lunak digunakan tes. Tes kecerdasan spasial dan prestasi belajar berbentuk skala pilihan ganda, yaitu skala yang bentuknya ilihan ganda dimana suatu pernyataan yang diikuti oleh sejumlah alternatif pendapat.Sebelum angket dan tes digunakan untuk pengambilan data, maka angket dan tes tersebut diuji cobakan terlebih dahulu pada siswa untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket, daya pembeda butir soal, dan tingkat kesukaran soalnya. Suatu angket bisa dikatakan baik bila memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Sedangkan soal tes dikatakan baik bila memenuhi validitas, reliabilitas, daya pembeda butir soal, dan tingkat kesukaran soal.1. Uji instrumen angketa. ValiditasValiditas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 168). Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.Untuk menghitung validitas digunakan rumus korelasi product momen, yaitu: (Arikunto, 2006: 170)

Keterangan:rxy= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Yn= jumleh subyekXi= jumlah skor angketYi= jumlah skor totalXiYi= jumlah perkalian skor angket (X) dan skor total (Y)Interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah:0,00 sampai 0,20 korelasi hampir tidak ada0,21 sampai 0,40 korelasi hampir rendah0,41 sampai 0,60 korelasi hampir sedang0,61 sampai 0,80 korelasi hampir tinggi0,81 sampai 1,00 korelasi hampir sempurna(Arikunto, 2006: 72)b. ReliabilitasSebuah instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut mempunyai atau dapat memberikan hasil yang tetap dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.Adapun untuk mengukur reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian digunakan rumus Alpha.

Keterangan:r11 = reliabilitas instrumenk= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal= jumlah varian skor tiap-tiap butir= varian totalSama halnya dengan angket, instrumen butir soal juga perlu diuji terlebih dahulu.Klasifikasi reliabilitas soal adalah sebagai berikut:0,800-1,000= tinggi0,600-0,799= cukup0,400-0,599= agak rendah0,200-0,399= rendah0,000-0,199= sangat rendah(Arikunto, 2007: 75)2. Uji instrumen tesa. ValiditasValiditas adalah ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Rumus yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran (valid tidak instrumen) adalah rumus korelasi product moment, yang dikemukakan oleh Pearson.

Keterangan:rxy= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Yn= jumleh subyekXi= jumlah skor angketYi= jumlah skor totalXiYi= jumlah perkalian skor angket (X) dan skor total (Y)Selanjutnya harga rxy yang diperoleh dari tiap-tiap butir soal dikonsultasikan dngan rtabel product moment. Harga rxy menunjukan indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan. Setiap nilai korelasi mengandung 3 makna, yaitu:1) Ada tidaknya korelasi, ditunjukan oleh besarnya angka yang terdapat pada bilang koma. Jika angkanya terlalu kecil sampai empat angka dibelakang koma, maka korelasi diabaikan. Artinya tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y.2) Arah korelasi, yaitu arah yang menunjukan kesejajaran antara nilai variabel X dan nilai variabel Y. Jika tandanya plus (+), maka arah korelasina positif, sedang kalau minus (-), maka arah korelasinya negatif.3) Besarnya korelasi, yaitu besarnya angka yang menunjukan kuat tidaknya, atau mantap tidaknya kesejajaran antara dua variabel yang diukur variabelnya.Butir instrumen dikatakan valid apabila mempunyai korelasi lebih besar atau sama dengan nilai rtabel taraf signifikansi 5%. Jika rxy < rtabel maka butir angket tidak valid.Interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah:0,00 sampai 0,20 korelasi hampir tidak ada0,21 sampai 0,40 korelasi hampir rendah0,41 sampai 0,60 korelasi hampir sedang0,61 sampai 0,80 korelasi hampir tinggi0,81 sampai 1,00 korelasi hampir sempurna(Arikunto, 2006: 72)b. ReliabilitasReliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen ukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. (Arikunto, 1998: 170).Untuk menguji reliabilitas tes akan digunakan rumus Alpha yaitu:

Keterangan:r11 = reliabilitas instrumenk= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal= jumlah varian skor tiap-tiap butir= varian totalRumus varian butir soal:

Setelah diperoleh r11 kemudian dikonsultasikan dengan harga r product moment. Instrumen dikatakan reliabel jika r11 > rtabel.Klasifikasi reliabilitas:0,81 r11 1,00 = sangat tinggi0,61 r11 0,80 = tinggi0,41 r11 0,60 = cukup0,21 r11 0,40 = rendah0,01 r11 0,20 = sangat rendah(Arikunto, 2006: 75)

c. Tingkat Kesukaran SoalSoal yang baik adalah soal yang tidak mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.Rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:P= Indeks kesukaranB= Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benarJB= Jumlah seluruh siswa peserta tesDengan klasifikasi:Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukarSoal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedangSoal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah(Arikunto, 2006: 207)d. Daya PembedaDaya pembeda soal, adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai 9berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk menentukan daya pembeda untuk tes yang berbentuk uraian menggunakan nomor uji t.

Keterangan:T: Uji tMH: Mean kelompok atasML: Mean kelompok bawahx12: jumlah deviasi skor kelompok atasx22: jumlah deviasi skor kelompok bawahNi: jumlah responden pada kelompok atas atau bawah (27% x N)Hsil perhitungan dikonsultasikan dngan ttabel, denga taraf signifian 5% dan dk = n1 + n2 -2. Jika thitung > ttabel maka daya pembeda soaltersebut signifikan (Arifin, 1991: 141).F. Metode Analisis DataLangkah-langkah analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis awal dengan uji homogenitas sampel dan uji normalitas dan dilanjutkan dengan analisis akhir menggunakan uji regresi linier dan uji korelasi.1. Tahap analisis awala. Uji normalitasUji normalitas yang digunakan adalah menggunakan uji lilifors sebagai berikut:1) HipotesisHo = sampel dari populasi berdistribusi normalHa = sampel tidak dari populasi berdistribusi normal2) Prosedura) Pengamatan x1, x2, ..., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ..., zn dengan rumus:

b) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = p (z zi)c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ..., zn yang zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka

d) Menghitung selisih F(zi) - S (zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.e) Mengambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar tersebut. Sebutlah harga terbesar ini Lo.Untuk menerima atau menolak Ho, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L untuk taraf nyata = 5%. Dengan kriteria Ho diterima jika Lo < Ltabel dan Ho ditolak jika Lo > Ltabel (Sudjana, 2005: 466-467).b. Uji homogenitasUntuk mengetahui seragam tidaknya variasi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama, maka perlu melakukan pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel. Untuk menguju homogenitas sampel digunakan Uji Barlett, yang bentuknya sebagai berikut:Sampel keDkSi2Log Si2dk-log Si2

1n1-1S12Log S12(n1-1) Log S12

2n2-1S22Log S22(n2-1) Log S22

..

Knk-1Sk2Log Sk2(nk-1) Log Sk2

Jumlah--

Di daftar tersebut kita hitung harga-harga yang diperlukan, yaitu:1) S2 = 2) Harga satuan B dengan rumusB = (Log S2) (ni-1)Ternyata untuk uji Barlett digunakan statistika chi kuadrat:2 = (ln 10)Dengan ln 1o = 2,3026, disebut logaritma asli dari pada bilangan 10. Dengan kriteria jika 2hitung < 2tabel, dengantaraf signifikansi 5%, maka dapat dikatakan homogen (Sudjana, 2002:261).c. Uji LinieritasUji linieritas digunakan untuk menguji kelinieran regresi, adapun yang diuji dalam penelitian ini adalah:Ho = hubungan antara veriabel bebas dan variabel terikat adalah tidak linier.Ha = hubungan antara veriabel bebas dan variabel terikat adalah linier.Berikut ini adalah daftar analisis varians yang digunakan untuk menguji kelinieran regresi. Hipotesisnya adalah:Ho = model regresi tidak signifikan.Ha = model regresi signifikan.

SumberVariansidkJumlah kuadrat(JK)KTF

TotalNYi2Yi2-

Regresi (a)1

Regresi1

Residun-2

Tuna cocok Kekeliruank-2JK(TC)

n-kJK(E)

Dari daftar diatas didapatkan dua hasil yaitu: untuk uji independenyang akan dipakai untuk menguji tuna cocok regresi linier. Dalam hal ini, kita tolak hipotesis model regresi linier jika F F(1-)(k-2, n-k). Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = (k-2) dan dk penyebut = )(n-k). (Sudjana, 2005: 331-332).2. Uji DeskripsiAnalisis ini digunakan untuk mendeskripsikan hasil erhitungan ketiga variabel beserta hasil belajarnya dengan menggunakan rata-rata (mean), median, modus, serta dibuat diagramnya dengan histogram dan pologon.Sebelum mencari rata-rata, median, dan modus diperlukan tabel distribusi frekuensi guna memudahkan dalam perhitungan. Pertama, menentukan rata-ratanya dngan meggunakan rumus:

Dimana:= rata-rata (mean)= jumlah frekuensi= jumlah dari perkalian antara frekuensi dengan nilai tengah Selanjutnya menghitung median (nilai tengah) dngan rumus:

Keterangan:Me= medianb= batas bawah kelas medianp= panjang kelas mediann= banyak dataF= frekuensi komulatif sebelum kelas medianf= frekuensi kelas medianKemudian menentukan modus (data terbanyak0 dengan menggunakan rumus:

Keterangan:Mo= modusb= batas bawah kelas modusb1= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya b2= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya fDari hasil perhitungan ketiganya kemudian dideskripsikan sehingga menghasilkan penjabaran yang jelas.3. Analisis akhira. Koefisien korelasiDengan kriteria pengujian Ho diterima pada taraf signifikan = 5% dan dk = n-1, apabila rhitung < rtabel. Langkah-langkah menentukan koefisien korelasi adalah sebagai berikut:1) Menentukan hubungan antara satu variabel bebas (Xi) dengan variabel terikat (Y).

Misal:Menentukan hubungan antara kecerdasan spasial (X1) dengan hasil proses belajar menggambar dengan menggunakan perangkat lunak (Y) atau ry1.

Dengan cara yang sama, kita dapat menentukan pola hubungan antara model pembelajaran project based learning (X2) dengan hasil proses belajar menggunakan perangkat lunak (Y) atau ry2.2) Menentukan hubungan antara satu variabel bebas dengan satu variabel bebas yang lain Yaitu hubungan antara minat belajar (X1) dengan kecerdasan emosional (X2). Misal :