BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab...

37
56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA 3.1. Latar Belakang Perusahaan Cahaya Buana Furindotama merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang training & manufactured produk furniture. Perusahaan yang berumur lebih dari dua puluh tahun ini, berdiri secara sah pada Agustus 1994. Namun proses hingga terbentuknya perusahaan ini amat panjang. Dimulai pada tahun 1979 pabrik pertama ini didirikan di Palembang. Pada saat itu perusahaan ini bernama Cahaya Murni Sriwindo. Kemudian pada tahun 1982 sang pemilik bergabung dengan saudaranya, dan membentuk perusahaan yang bernama Cahaya Sakti . Di masyarakat Cahaya Sakti ini dikenal sebagai Olympic Group karena merk dagang mereka yang bernama Olympic. Olympic group ini sendiri dahulu menangani produk panel (knocked down), plastic, busa , spring bed dan sofa. Hingga akhirnya dari tahun 1982 hingga 1994 Olympic makin berkembang, sampai tahun 1994 Olympic sudah memiliki banyak pabrik di Indonesia, diantaranya di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Makasar, Kupang, Bali, dan Menado. Pada saat itu pula sistem pemasaran mereka sudah mencakup 27 provinsi. Pada tahun yang sama, ditahun 1994 lebih tepatnya, sang pemilik dari Olympic group itu berpisah dari saudaranya. Sehingga beliau membentuk sebuah perusahaan baru yang bernama Cahaya Buana Furindotama. Perusahaan baru ini menangani produksi plastik, busa , spring bed, sofa, dan furniture plastik lainnya. Sementara itu Cahaya Sakti (Olympic) hanya menangani panel (furniture knocked down).

Transcript of BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab...

Page 1: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

56

BAB 3

ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

3.1. Latar Belakang Perusahaan

Cahaya Buana Furindotama merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

bidang training & manufactured produk furniture. Perusahaan yang berumur lebih dari

dua puluh tahun ini, berdiri secara sah pada Agustus 1994. Namun proses hingga

terbentuknya perusahaan ini amat panjang. Dimulai pada tahun 1979 pabrik pertama ini

didirikan di Palembang. Pada saat itu perusahaan ini bernama Cahaya Murni Sriwindo.

Kemudian pada tahun 1982 sang pemilik bergabung dengan saudaranya, dan

membentuk perusahaan yang bernama Cahaya Sakti . Di masyarakat Cahaya Sakti ini

dikenal sebagai Olympic Group karena merk dagang mereka yang bernama Olympic.

Olympic group ini sendiri dahulu menangani produk panel (knocked down), plastic,

busa , spring bed dan sofa.

Hingga akhirnya dari tahun 1982 hingga 1994 Olympic makin berkembang,

sampai tahun 1994 Olympic sudah memiliki banyak pabrik di Indonesia, diantaranya di

Sumatera, Jawa, Kalimantan, Makasar, Kupang, Bali, dan Menado. Pada saat itu pula

sistem pemasaran mereka sudah mencakup 27 provinsi.

Pada tahun yang sama, ditahun 1994 lebih tepatnya, sang pemilik dari Olympic

group itu berpisah dari saudaranya. Sehingga beliau membentuk sebuah perusahaan baru

yang bernama Cahaya Buana Furindotama. Perusahaan baru ini menangani produksi

plastik, busa , spring bed, sofa, dan furniture plastik lainnya. Sementara itu Cahaya Sakti

(Olympic) hanya menangani panel (furniture knocked down).

Page 2: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

57

Struktur organisasi PT Cahaya Buana Furindotama adalah bermula dari keluarga,

bergerak secara professional, hingga kini memilki lebih dari dua puluh pabrik dan dua

puluh lima perusahaan dari Medan sampai Jayapura.

PT Cahaya Buana Furindotama ini kini memiliki beberapa merk dagang

diantaranya: Napolly , BigLand , BigStar , BigFoam dll. Sekarang PT Cahaya Buana

Furindotama ini berpusat di daerah Sentul Bogor. Hingga kini perusahaan ini memiliki

6.000 orang tenaga kerja tersebar diseluruh cabang di Indonesia.

Sasaran produk dari perusahaan ini ialah kalangan menengah bawah. Logo dari

merk dagang mereka lebih banyak didominasi dengan warna biru, merah dan putih.

Warna biru diambil karena anggapan mereka bahwa 70% Negara Indonesia ialah lautan

dan juga mata orang Indonesia lebih terbiasa melihat langit, sehingga warna biru

dianggap “friendly”. Merah diambil karena perusahaan ini mencoba untuk terus

memiliki semangat untuk maju melebarkan usahanya. Putih sendiri perlambangan dari

suci yang dimana mereka dapat dipercaya.

Distribusi dan produksi dilakukan ke banyak provinsi. PT Cahaya Buana

Furindotama memiliki dua puluh empat pabrik yang memproduksi spring bed &

furniture plastik, dua puluh tiga pabrik yang memproduksi busa, dan dua puluh dua

pabrik yang memproduksi sofa.

Ekspor juga telah dilakukan oleh perusahaan lokal ini ke banyak mancanegara,

yaitu: Singapura, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Malaysia, Sri Lanka, Brunei Darussalam,

Sudan, Tanzania, Chili, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Cook Island, dll.

Page 3: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

58

3.1.1. Prestasi

Berikut merupakan prestasi yang diraih oleh PT. Cahaya Buana Furindotama:

1. Sertifikat Internasional yaitu TUV- DIN EN ISO 9001:2000, yang merupakan

standar internasional dari Jerman.

2. Penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia) atas penciptaan spring bed

terbesar di Indonesia:

• Matras busa → 500 cm x 400 cm x 20 cm

• Divan busa → 500 cm x 400 cm x 43 cm

Penghargaan ini diberikan di Semarang, Mei 2002.

3. Piagam Penghargaan Asean Programme Consultant kepada Dr. BC. Simarba

Atong, yang merupakan pemilik dari PT. Cahaya Buana Furindotama, oleh:

Development Citra Award.

3.1.2. Profil Pemilik

Pak Atong memulai terjun ke panggung bisnis pada 1979 di Palembang dengan

memproduksi busa untuk kasur, sofa dan matras bersama saudara-saudaranya. Setelah

berkembang cukup baik, Atong, Au Bintoro dan Edi Mulyanto -- kakak beradik dari 13

bersaudara ini -- mengibarkan merek Olympic untuk furnitur knocked down. Kemudian,

tahun 1986 Pak Atong pula yang mengembangkan jaringan distribusi Olympic di

seluruh Indonesia, dari Medan sampai Jayapura, dengan mendirikan PT Cahaya Sakti

Multi Intraco (CASMI). Jalur distribusi yang dibentuknya berkembang dengan baik dan

mampu menopang pemasaran produk-produk perusahaan. Beliau adalah orang pertama

Page 4: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

59

di Sumatera yang mengembangkan teknologi, menciptakan dan memproduksi spring bed

di tahun 1989.

Sejak tahun 1986, Pak Atong sudah memasarkan produk seperti ini dan

didistribusikan melalui CASMI -- kemudian dijadikan nama anaknya. Proses

produksinya di-makloon-kan ke perusahaan lain. Baru tahun 1990 beliau berinvestasi ke

pabrik dan membuat cetakan dan desainnya. Cetakan pertamanya adalah kursi plastik

yang sebelumnya dibuat dari kayu atau besi. CASMI beliau klaim sebagai perusahaan

pertama yang memproduksi kursi plastik.

Untuk produk plastik, beliau juga yang memopulerkan bangku plastik tanpa

tempat tangan dan tanpa sandaran, yang terkenal dengan bangku baso. Menurut beliau

Baso itu merupakan singkatan dari tipe produksi yaitu bangku seri oval. Inspirasi dalam

berinovasi bisa diperoleh Pak Atong dari mana saja. Ia sering ke luar negeri dan melihat

berbagai pameran.

Pak Atong kini memiliki 24 pabrik perakitan (assembling), tersebar di seluruh

Indonesia. Dengan strategi ini, harga semua produk di seluruh Indonesia tidak terlalu

jauh berbeda, ia lebih cepat menyuplai kebutuhan pasar di wilayahnya masing-masing,

memudahkan penjualan dan tentu saja lebih hemat atau efisien. Memang, tidak semua

pabrik itu memproduksi bahan-bahan baku untuk membuat spring bed, kasur busa,

furnitur plastik ataupun sofa. Misalnya, ada beberapa unit pabrik yang membutuhkan

pasokan per kawat atau kain list untuk spring bed, maka ia mengusahakan bahwa semua

bahan baku dibuat sendiri, kecuali bahan baku kain, biji plastik dan bahan kimia.

Dalam mengembangkan bisnisnya, Pak Atong juga menerapkan pola bapak asuh

dengan perusahaan home industry kategori produk metal seperti kursi besi. Karena itu,

boleh dibilang sekarang lingkup bisnisnya meliputi produk kasur busa dengan merek

Page 5: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

60

BigFoam dan Bola Dunia, spring bed (Bigland), sofa (Bigstyle), kursi plastik (Napolly)

dan produk furnitur dari metal dengan merek BigStar. Menurutnya, saat ini Napolly

yang ditujukan untuk segmen menengah merupakan pemimpin pasar di kategori produk

kursi plastik. Kontribusi penjualannya terhadap perusahaan paling besar: sekitar 40%.

Sementara itu, kontribusi spring bed untuk segmen menengah-atas kurang-lebih 25%

dan kasur busa 25%. Sisanya, dari barang pendamping seperti metal atau kursi kantor.

Pak Atong memiliki keinginan memboyong teknologi dan SDM Cahaya Buana ke luar

negeri.

3.2. Visi dan Misi Perusahaan

PT. Cahaya Buana Furindotama memiliki visi dan misi, antara lain:

a. Visi Perusahaan

Visi perusahaan adalah “Cahaya Buana bertekad menjadi perusahaan Furniture

yang memimpin pasar & memiliki Citra Positif serta Kondusif bagi semua pihak

sehingga diakui sebagai Asset Nasional”

b. Misi Perusahaan

Misi perusahaan adalah “Cahaya Buana adalah perusahaan Furniture yang

berkarya unggul dalam berbagai aspek untuk memberikan kepuasan bagi

Pelanggan maupun Karyawan, Pemegang Saham, Negara & Masyarakat”

Page 6: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

61

3.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Cahaya Buana Furindotama Sumber : PT. Cahaya Buana Furindotama

Page 7: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

62

3.3.1. Uraian Tugas dan Wewenang

Direktur:

1. Mengawasi dan mengatur kinerja perusahaan.

2. Menentukan langkah-langkah strategis bagi perusahaan.

3. Menentukan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan.

4. Menentukan visi dan misi perusahaan yang jelas dan dipahami oleh para

bawahan.

5. Menganalisa laporan tiap divisi dalam perusahaan untuk merencanakan langkah

perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan kemampuan bersaing perusahaan.

Secretary:

1. Membantu Direktur dalam komunikasi dengan para manajer baik secara verbal

maupun tertulis.

2. Menjembatani laporan-laporan yang diserahkan oleh para manajer tiap divisi.

3. Membantu Direktur membuat laporan-laporan tertulis.

Logistic Manager:

1. Mengawasi bahan baku, barang jadi dan saluran persediaan dalam gudang.

2. Memastikan aliran persediaan bahan mentah tersedia dan lancer untuk

dikirimkan ke bagian pabrik.

3. Mengawasi dan mengatur pngiriman barang hasil produksi menuju retail-retail

atau ke tangan konsumen secara langsung.

4. Membuat laporan persediaan dan langkah yang harus ditempuh untuk

peningkatan kualitas perusahaan dalam divisi logistic.

Page 8: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

63

Financial Manager:

1. Membuat laporan keuangan secara terperinci dalam suatu jangka waktu yang

akan diserahkan kepada Direktur.

2. Meneruskan strategi yang sudah direncanakan oleh DIrektur kepada setiap staff.

3. mengkoordinasi setiap staff agar sesuai dengan pekerjaan yang ada dan

mengurangi dampak buruk bagi divisi.

4. Mengontrol aliran uang dalam perusahaan.

Bagian accounting:

1. Mengurusi semua data tertulis keuangan perusahaan.

2. Membuat laporan keuangan untuk manajer keuangan.

3. Mencatat utang dan piutang perusahaan secara terperinci.

4. Menerima data dari bagian finance.

Bagian Finance:

1. Mengurusi semua aktivitas keuangan perusahaan.

2. Mencatat arus keuangan dan meneruskan kepada bagian accounting

Cashier:

1. Melakukan semua aktivitas keuangan perusahaan secara langsung dengan pihak

kedua.

2. Melakukan pembayaran kepada supplier atas bahan mentah yang sudah

dikirimkan.

Page 9: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

64

3. Menerima pembayaran dari retail atau konsumen yang sudah menerima

pengiriman produk dari perusahaan.

HRD Manager:

1. Mengawasi data para karyawan perusahaan secara keseluruhan.

2. Merancang etos kerja yang baik dalam perusahaan.

3. Membuat laporan tertulis atau tidak tertulis kepada Direktur mengenai karyawan.

4. Memberhentikan dan menerima karyawan.

5. Menjembatani karyawan dengan pihak manajemen perusahaan.

Administration dan staff:

1. Mengurusi data-data dari tiap karyawan.

2. Mengatur kebutuhan perusahaan dan karyawan dalam menjalankan pekerjaan.

3. Menerima semua masukan dan opini dari karyawan untuk diteruskan kepada

manajer.

4. Mengurusi sistem administrasi karyawan.

5. Mengurusi perekrutan karyawan-karyawan baru.

Marketing Manager:

1. Menganalisa laporan-laporan penjualan untuk menentukan strategi penjualan

pada masa berikutnya dan meminta persetujuan perusahaan.

2. Membuat laporan penjualan perusahaan untuk disampaikan kepada Direktur.

3. Memastikan target penjualan perusahaan dapat terus dicapai, dan menganalisa

kendala-kendala yang dihadapi.

Page 10: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

65

Staff Sales :

1. Mengurusi semua bidang penjualan perusahaan.

2. Berinteraksi langsung dengan konsumen.

3. Berusaha mencapai target penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan.

4. Menerima pemesanan produk oleh konsumen.

Staff Marketing :

1. Menarik minat konsumen kepada produk dari perusahaan.

2. Memberikan pengenalan produk kepada konsumen.

3. Meningkatkan image perusahaan beserta produk-produknya dimata masyrakat.

Factory Manager:

1. Mengawasi seluruh aktivitas pabrik.

2. Bertanggung jawab atas semua aktivitas pabrik.

3. Membuat laporan mengenai aktivitas pabrik kepada Direktur.

4. Menentukan langkah yang harus ditempuh untuk efisinsi dalam pabrik.

Staff Production

1. Menjalankan proses produksi sebagaimana mestinya.

2. Memproduksi sesuai dengan pemesanan.

3. Memastikan produksi dapat berjalan efisien dan tepat waktu agar tidak terjadi

keterlambatan produksi.

Page 11: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

66

Staff Finishing

1. Memastikan produk akhir tidak cacat atau kurang.

2. Memeriksa kesiapan barang jadi.

3. Memastikan barang-barang yang mengalami cacat produksi untuk dipisahkan.

Staff Packing

1. Mempersiapkan barang hasil produksi sebelum dikirmkan kepada konsumen.

2. Memastikan produk dalam keadaan aman dan terjaga sampai ke tangan

konsumen.

3. Mengirimkan produk yang sudah siap dikirim ke bagian pengiriman.

Preliminary Step

Tugas mengembangkan sistem aplikasi e-Scm membutuhkan beberapa tahap

persiapan yang terfokus pada analisis kebutuhan. Tahap persiapan tersebut terbagi

menjadi 5 bagian, yaitu:

Energize The Organization

Electronic supply chain management yang akan dibangun pada PT. Cahaya

Buana Furindotama mencakup hubungan mulai dari supplier, perusahaan hingga ke

customer.

Demi terwujudnya proses perancangan dan implementasi aplikasi e-Scm, maka

harus adanya dukungan dari pihak manajemen perusahaan dan juga struktur organisasi

yang sesuai. PT. Napolly Top Furniture memiliki struktur organisasi yang terdiri

beberapa divisi yang dapat mendukung aplikasi e-Scm. Divisi-divisi tersebut memegang

Page 12: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

67

peranan yang penting dan jelas dalam penerapan aplikasi e-Scm. Bagian manajemen

perusahaan juga memberikan dukungan dalam penerapan aplikasi e-Scm.

Berikut ini adalah bagian-bagian dalam PT. Cahaya Buana Furindotama yang

memiliki peranan penting dalam sistem e-Scm:

a. Logistic Manager

Mengatur arus persediaan bahan baku. Mengeluarkan bahan baku untuk diteruskan

kepada bagian Factory sesuai dengan permintaan untuk jumlah produksi. Selain itu

mengawasi jumlah persediaan agar tetap stabil dan memberikan laporan jika

persediaan harus ditambah kepada Financial

b. Financial Manager

Mengurusi bagian keuangan. Berinteraksi langsung dengan supplier jika

perusahaan membutuhkan penambahan bahan baku dan mengurusi sistem

pembayaran kepada supplier.

c. Marketing Manager

Menerima pemesanan dan melayani penjualan barang hasil produksi kepada

konsumen. Memastikan hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan

konsumen tetap baik.

d. Factory Manager

Bertugas mengatur dan mengawasi jalannya produksi, memastika jumlah produksi

sesuai dengan jumlah pemesanan yang didapat oleh perusahaan. Memastikan

jadwal produksi berjalan tepat waktu dan lancar.

Page 13: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

68

Entreprise Vision

PT. Cahaya Buana Furindotama yang didirikan pada tahun 1995 merupakan

perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan dengan produk furniture dan peralatan

rumah tangga dari bahan baku plastic. PT. Cahaya Buana Furindotama merupakan anak

cabang dari PT. Cahaya Buana Furindotama.

Perusahaan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi para pelanggan. Salah

satu caranya adalah dengan menggunakan bahan-bahan berkualitas dalam produksinya

dan menyewa tenaga-tenaga professional untuk meningkatkan kinerja dan performa

perusahaan. Perusahaan mengharapkan produk yang dihasilkan memiliki nilai yang

tinggi bagi pelanggan.

PT. Cahaya Buana Furindotama memiliki banyak distributor dalam penyaluran

produk perusahaan di seluruh Indonesia, mulai dari toko kecil sampai toserba besar.

Perusahaan juga memiliki beberapa toko untuk menjual produk secara langsung kepada

konsumen. Selain itu, perusahaan sering mengikuti pameran-pameran untuk menjaring

pembeli.

Supply Chain Value Assessment

Supply Chain Planning

Supply chain pada PT. Cahaya Buana Furindotama meliputi beberapa aktivitas,

antara lain:

a. Order Commitment

Order penjualan diterima oleh salesman atau sales counter (via telepon

atau langsung). Setiap pesanan mencatat tanggal, jumlah, rencana pengiriman

dan pihak pemesan. Bagian marketing akan memeriksa kepada bagian produksi

Page 14: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

69

apakah pesanan tersebut dapat segera diproduksi dan bagaimana ketersediaan

bahan baku di gudang. Jika kebutuhan sudah terpenuhi dan produksi siap

berjalan maka Marketing Manager akan memberikan Surat Permintaan Produksi

(SPP) kepada Factory Manager.

b. Advanced Schedulling and Manufacturing Planning

Factory manager akan menerima Surat Permintaan Produksi (SPP) dari

bagian marketing dan mulai merencanakan produksi untuk memenuhi

permintaan tersebut. Jadwal produksi mencakup produksi khusus yang dimana

merupakan produksi untuk barang-barang yang merupakan permintaan khusus

dari pelanggan dan produksi umum yang dilakukan untuk mencapai target

produksi dalam jangka waktu 1 bulan.

c. Demand Planning

Gudang melakukan pengecekan, apakah jumlah bahan baku yang

diperlukan untuk melakukan produksi sesuai pesanan sudah sesuai atau belum.

Jika belum sesuai atau mengalami kekurangan bahan baku maka staff bagian

gudang akan membuat form permintaan pembelian kepada Logistic Manager

untuk disetujui dan meneruskan kebagian finance.

d. Distribution Planning

Bagian Finance akan menghubungi supplier dan bernegoisasi. Jika sudah

disepakati maka supplier akan mengirimkan bahan baku ke perusahaan yang

akan diterima oleh bagian penerimaan di gudang. Staff bagian gudang akan

mengecek fisik barang “apakah barang tersebut sesuai yang dibicarakan via

Page 15: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

70

telepon baik jumlah, kualitasnya ? Jika ya, bagian finance kemudian membayar

sesuai harga negosiasi

e. Transportation Planning

Gudang memberikan informasi kepada bagian pembelian atau BM/FM

mengenai barang-barang yang akan dipesan pada bukti Bukti Permintaan Barang

(BPtB). Berdasarkan BPtB yang telah disetujui oleh BM/FM (Otorisator) ini

kemudian bagian Adm. Pembelian menerbitkan Order Pembelian (OP) dan

melakukan quotation (penawaran harga) kepada para supplier. Jika sudah

tercapai kesepakatan maka supplier akan mengirimkan bahan baku ke bagian

gudang.

Bagian marketing akan membuat surat jalan kepada bagian delivery

meneruskan barang hasil produksi ke setiap distributor yang akan menyalurkan

barang langsung ke retail pemesan.

Supply Chain Execution

Supply Chain Execution pada PT. Cahaya Buana Furindotama meliputi beberapa

aktivitas sebagai berikut:

1. Order Planning Process

A. Order penjualan diterima oleh salesman atau sales counter.

Salesman/Sales counter membuat Nota Pesanan Penjualan (NPP)

rangkap 2 dan ditandatangani oleh Sales dan Cap perusahaan. Nota

Page 16: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

71

pesanan penjualan (NPP) yang asli diberikan ke bagian Adm.

Penjualan untuk ditindaklanjuti, sementara Nota pesanan penjualan

copy (NPP ke 2) untuk toko pemesan/pembeli.

B. Bagian Adm. Penjualan kemudian menyerahkan Nota Pesanan

Penjualan asli ini ke Marketing Manager yang kemudian akan

memutuskan/mempertimbangkan pemberian kredit atau diskon

kepada pembeli berdasarkan informasi dari bagian akunting/Adm.

piutang mengenai kelancaran pembayaran toko pemesan/pembeli

yang bersangkutan.

2. Replenishment Process

A. Berdasarkan NPP yang diterima dari bagian Sales, setiap bulan

Marketing akan menerbitkan Surat Permintaan Produksi yang akan

diserahkan kepada bagian Factory Manager.

B. Bagian Factory Manager akan mengeluarkan Surat Permintaan

Bahan Baku kepada bagian Inventory.

C. Inventory memberikan informasi kepada bagian pembelian atau

BM/FM mengenai barang-barang yang akan dipesan. Berdasarkan

persetujuan ini kemudian bagian administrasi pembelian membuat

order pembelian dan melakukan negosiasi dengan supplier .

D. Supplier dengan perjanjian yang dilakukan dalam negosiasi

mengirimkan barang ke gudang tergantung dari hasil negosiasi.

E. Setelah Inventory menerima barang yang dipesan, kepala gudang

membuat laporan penerimaan barang yaitu material receive

voucher/MRV. Gudang kemudian melakukan pencatatan dalam kartu

Page 17: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

72

stock dan mengarsip dokumen-dokumen MRV sedangkan Adm.

Accounting melakukan penjurnalan dan rekapitulasi pembelian serta

untuk menambah stock bahan baku yang dibeli berdasar copy MRV

serta melakukan pencatatan dalam Buku Hutang Dagang.

F. Finance setelah menerima pemberitahuan dari Unit bahwa barang

telah diterima kemudian Pusat melakukan pengecekan tagihan dari

para supplier dan apabila telah mendekati jatuh tempo maka Pusat

membuat PUTG dan membayar hutang unit ke supplier kemudian

seluruh jumlah yang dibayarkan.

3. Production Process

A. Sesuai dengan Surat Permintaan Produksi yang diterima maka bagian

Production akan merencanakan jadwal produksi bulanan. Jadwal

produksi dibuat secara detil berdasarkan produksi perhari, jenis

produk, tenaga kerja, dan sumber daya yang dibutuhkan.

B. Produk yang telah jadi, diperiksa dan dikirimkan ke bagian Delivery.

4. Distribution Process

A. Sesuai jumlah barang yang siap dikirim di truck/mobil ekspedisi,

bagian Delivery membuat surat jalan rangkap 4 dan

menandatanganinya. Surat jalan asli,lembar ke 2,lembar ke-3

diserahkan ke Supir agar dibawa bersama barang untuk

ditandatangani pihak toko. Lembar ke 4 di file oleh Staff bagian

Iventory

B. Staff bagian Iventory berdasarkan surat jalan lembar ke-4 melakukan

pengurangan posisi barang di kartu stock.

Page 18: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

73

C. Setelah barang diterima oleh pihak retail, kemudian retail barang

menandatangani Surat jalan dan surat jalan copy/lembar ke 2

diserahkan ke pihak toko/pembeli. Sedangkan surat jalan asli dan

copy ke-3 dikembalikan diserahkan sales.

D. Berdasarkan surat jalan asli yang telah ditandatangani pihak toko ini

Bagian sales membuat faktur penjualan rangkap 3.

E. Faktur penjualan ini diperiksa oleh bagian keuangan/akunting dan

ditanda tangani oleh FM/BM, kemudian faktur asli,copy lembar ke-2

(merah) dan surat jalan asli diserahkan ke finance sementara lembar

ke-3 dipegang oleh sales sebagai dasar untuk membuat laporan-

laporan penjualan yang diperlukan oleh BM/FM.

F. Bagian finance akan input penambahan piutang kemudian faktur

difiling sementara sambil menunggu sampai waktu penagihan

(dilanjutkan ke Prosedur Penagihan Piutang)

Page 19: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

74

RICH PICTURES Proses Bisnis Berjalan

CustomerSales

Accounting

FinanceSupplier

Production

Factory Manager

1. Pemesanan

Marketing Manager

Administration

3. NPP asli

Payto

$

4. copy NPPPayto

$

5. NPP asliPa

yto

$

7. SPP

Payto

$

Inventory

8. SPBB

Payto $

9. listbahanbaku

6. approve

10. approve

11. negosiasi

12. kesepakatan

13. POPayto

$

14. bahan baku

16. MRVPayto

$

15. report

18. pembayaran

17. hutang

$

$

20. jadwal produksi19. bahan baku

Delivery

21. Barang jadi

22. Suratjalan 4

23. Surat jalan1,2,3

24. Surat jalan 1 dan 3

25. Faktur penjualan+

Surat jalan

Payto

$

26. faktur 1,2+

surat jalanasli

Payto

$

Gambar 3.2 Rich Pictures Proses Bisnis Berjalan Sumber: PT. Cahaya Buana Furindotama

Page 20: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

75

Keterangan Gambar: SO = Sales Order

NPP = Nota Pesanan Penjualan

PO = Purchase Order

SPP = Surat Permintaan Produksi

SPBB = Surat Permintaan Bahan Baku

MRV = Material Receive Voucher

Permasalahan yang dihadapi

Melalui pembahasan supply chain planning dan supply chain execution, maka

ditemukan bahwa dalam melakukan proses bisnisnya PT. Cahaya Buana Furindotama

menghadapi beberapa permasalahan, antara lain:

1. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memproses pemesanan pelanggan.

2. Data bahan baku sering kali tidak lengkap atau tidak akurat, dapat terjadi

juga kekosongan bahan baku pada saat jadwal produksi akan dibuat.

3. Terjadi Human Error yang dimana karyawan salah memasukkan data untuk

nota-nota atau laporan.

4. Terjadi kesalahan komunikasi dengan retail dan supplier karena tidak

terintegrasinya data perusahaan dengan data yang dimiliki oleh supplier dan

retail.

5. Pihak retail yang ingin memesan seringkali ragu-ragu karena tidak

mengetahui kapasitas produk yang bisa disediakan oleh perusahaan pada saat

retail tersebut membutuhkan.

Page 21: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

76

3.4.4. Opportunity Identification

3.4.4.1. Matriks Lima Kekuatan Industri dari Porter

Gambar 3.3 Matriks Lima Kekuatan Industri dari Porter Sumber: PT. Cahaya Buana Furindotama

1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru (Threat of New Entrants)

Suatu industri yang memiliki peluang akan menarik minat para pelaku-

pelaku bisnis baru. PT. Cahaya Buana Furindotama yang termasuk pelaku bisnis

lama dalam bidang produksi peralatan plastik memiliki beberapa pesaing baru

dalam industri ini, sebagian besar pesaing baru tersebut berada dalam skala kecil

yang tidak terlalu mempengaruhi perusahaan. Salah satu pesaing baru yang

cukup memiliki kelebihan untuk mengancam keberadaan PT. Cahaya Buana

Page 22: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

77

Furindotama adalah PT. Green Leaf Indonesia karena perusahaan ini di sokong

oleh perusahaan plastik ternama dari Jepang. PT. Green Leaf Indonesia memiliki

berbagai ragam produk yang menarik para pelanggan dan segi kualitas produk

yang cukup baik. Sedangkan pesaing-pesaing lainnya sulit untuk berkembang

karena terdapat beberapa faktor hambatan.

Faktor - faktor hambatan:

• Skala Ekonomi

Pada dasarnya pendatang baru dalam suatu bisnis yang sudah

cukup ketat persaingannya akan menemui hambatan – hambatan dalam

menjalankan bisnisnya, misalnya pada proses produksi, hal ini

mengakibatkan mereka harus melakukan produksi dalam skala yang

kecil, hal ini terjadi karena tingkat biaya produksi cukup tinggi, biaya –

biaya ini mencakup pembelian mesin – mesin produksi, lahan pabrik,

biaya upah karyawan dan biaya – biaya lainnya. Sebaliknya pada

perusahaan yang tengah berupaya pada skala produksi yang terus

diperbesar dan proses produksi yang harus selalu diefisienkan sehingga

harga per unit barang menjadi lebih rendah, hal ini disebabkan karena

perusahaan tersebut sudah mengalami balik modal.

• Diferensiasi Produk

Untuk menciptakan suatu produk dibutuhkan suatu inovasi

terhadap produk tersebut dan pengalaman dalam membuatnya, agar

produk tersebut dapat dipergunakan secara layak, dan tidak mudah untuk

ditiru serta memiliki ciri khas, hal ini tentunya mengakibatkan tingginya

Page 23: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

78

tingkat biaya yang dibutuhkan. Kebanyakan pemain baru mengikuti atau

meniru produk-produk yang sudah ada tetapi dengan mengurangi kualitas

dan mutu dari produknya sehingga harga jual produknya lebih rendah.

• Kecukupan Modal

Menjalankan suatu usaha tidaklah mudah karena memerlukan

modal yang tidak kecil dan saluran distribusi yang baik. Meskipun modal

yang dikeluarkan cukup besar jumlahnya tetapi modal tersebut dapat

dengan mudah diperoleh kembali, hal ini disebabkan oleh karena kita

sebagai distributor hanya menyalurkan dan menjual produk tersebut ke

outlet-outlet dan counter-counter yang ada di kota-kota dan daerah-

daerah yang menjual produk tersebut. Oleh karena itu jika perusahaan

pendatang baru ingin membuat produk sendiri tidaklah mudah karena

membutuhkan biaya yang cukup besar untuk memproduksi barangnya

yang mengakibatkan tingginya biaya modal yang dibutuhkan.

• Akses ke Saluran Distribusi

Pemain baru sangat sulit menembus pasar yang ada sekarang, hal

ini diakibatkan oleh kurangnya pengalaman dan pengetahuan tentang cara

berpromosi. Penetrasi pasar membutuhkan biaya tambahan yang sangat

besar, hal ini dilakukan untuk membangun saluran distribusi antara

penjual dan pembeli. Promosi produk merupakan salah satu faktor yang

sangat penting dalam usaha untuk menembus pasar dan melakukan

perluasan jaringan distribusi.

Page 24: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

79

2. Ancaman Produk Subtitusi (Threat of Subtitute Products or Services)

Kenaikan harga jual produk menyebabkan timbulnya barang subtitusi

atau barang pengganti yang dapat mempengaruhi penjualan produk utama.

Meskipun masih ada konsumen yang membeli produk utama dengan kualitas

yang lebih baik, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa pangsa pasarnya

dapat direbut karena adanya konsumen yang membeli produk kelas dua yang

kualitas produknya tidak sebaik produk utama,akan tetapi untuk PT. Cahaya

Buana Furindotama dengan produk Napolly tidak memiliki barang subtitusi dari

segi tingkat harga yang lebih rendah sedangkan dari segi kualitas produk

perusahaan memiliki pesaing-pesaing yang memproduksi produk berbahan baku

kayu dan besi. Pesaing-pesaing tersebut antara lain adalah: PT. Cofemo furniture,

PT. Max Havelaar Furniture Tbk, dan PT. Chitose Furniture.

3. Kekuatan Tawar Menawar Supplier (The Bargaining Power of Suppliers)

PT. Cahaya Buana Furindotama mengutamakan kualitas dan mutu produk

yang baik. Hal ini merupakan salah satu cara agar mencegah para pelanggan

berpindah ke perusahaan lain. Penawaran produk yang berkualitas rendah dapat

memberikan dampak negatif bagi perusahaan sehingga dapat mempengaruhi

tingkat penjualan perusahaan, yang pada akhirnya perusahaan tidak dapat

bersaing dengan baik didalam pasar industri yang ada. PT. Cahaya Buana

Furindotama memiliki 1 Supplier besar yang memiliki kontrak kerja, yaitu PT.

Tri Polyta Indonesia Tbk dan beberapa supplier skala kecil yang memasok bahan

baku pada perusahaan-perusahaan cabang.

Page 25: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

80

4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (The Bargaining Power of Customers)

Kekuatan tawar menawar pembeli memiliki pengaruh yang sangat besar

terhadap volume penjualan perusahaan. Daya tawar pembeli terus menerus

mengalami perubahan mengingat jumlah populasi produk yang semakin tinggi.

Untuk mengantisipasi kendala itu maka PT. Cahaya Buana Furindotama terus

menerus melakukan pemantauan terhadap pengembangan mutu dan kualitas

produk yang beraneka ragam agar dapat menyesuaikan produk-produk yang

dijual terhadap daya tawar menawar konsumen. PT. Cahaya Buana Furindotama

tidak pernah menjual produknya langsung kepada end-user, perusahaan

mendapatkan permintaan dari retail-retail atau toko yang hendak menjual

kembali produk tersebut. Oleh karena itu dapat dikatakan konsumen yang terlibat

dalam proses bisnis perusahaan secara langsung adalah retail dan toko-toko.

Perusahaan berusaha selalu memantau dan melakukan Follow Up kepada para

pemilik retail dan toko tersebut agar terbina hubungan yang saling

menguntungkan dan perusahaan selalu mendapatkan masukan pendapat

mengenai produk-produk yang laku terjual maupun tidak dari para pemilik toko

dan retail tersebut untuk dilakukan analisa lebih lanjut dalam pengembangkan

strategi oleh perusahaan dimasa yang akan datang.

5. Persaingan Diantara Sesama Perusahaan yang Sejenis (Rivalry Among

Existing Competitors)

Pada dasarnya dalam setiap bisnis pasti terdapat persaingan, setiap

perusahaan pasti ingin mencapai posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan

pesaingnya dalam bidang yang sama. Sifat persaingan yang terjadi diantara para

pebisnis tersebut berbeda – beda, dari persaingan yang halus sampai pada tingkat

Page 26: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

81

persaingan yang saling menjatuhkan tergantung pada seberapa agresif

perusahaan – perusahaan melakukan tindakan – tindakan yang mengancam

perolehan laba pesaingnya, serta seberapa diperhatikannya etika dalam berbisnis

oleh perusahaan – perusahaan yang bersaing dalam industri sejenis. PT. Cahaya

Buana Furindotama memiliki beberapa pesaing yang bergerak dalam bisnis

furniture plastik, yaitu: owl plast, Maspion Group, Lion Star Plastic. Perusahaan-

perusahaan pesaing tersebut dengan gencar melakukan penawaran-penawaran

kepada konsumen dengan menyediakan beragam produk dan iklan-iklan yang

menunjang penjualan produknya. PT. Cahaya Buana Furindotama terus menerus

melakukan riset dan pengembangan dalam pembuatan strategi menghadapi para

perusahaan pesaing tersebut.

Berdasarkan Matriks Lima Kekuatan Industri dari Porter, diketahui bahwa posisi

perusahaan dalam industri sudah cukup kuat. Perusahaan mempunyai persaingan yang

cukup tinggi dengan perusahaan yang memiliki modal kuat atau adanya dukungan dari

perusahaan luar negeri. Perusahaan dapat menambah strategi yang dapat diterapkan

dalam mengahadapi perusahaan-perusahaan pesaing yang bermodal kuat.

3.4.4.2. External Factor Evaluation (EFE) Matrix

Adalah strategi yang digunakan untuk menganalisa faktor-faktor lingkungan

yang dapat mempengaruhi sebuah perusahaan. Berikut adalah faktor eksternal dari PT.

Cahaya Buana Furindotama :

Page 27: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

82

1. Peluang (Opportunities)

a. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki tingkat harga yang

bersaing dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, karena bahan

baku plastik lebih murah dibandingkan dengan bahan baku kayu dan besi

dan juga dapat lebih awet karena bahan baku plastik tidak akan

mengalami perubahan dibandingkan dengan bahan baku kayu yang dapat

lapuk dan bahan baku besi yang dapat terjadi karat.

b. Para pelaku bisnis memiliki kepercayaaan yang tinggi terhadap

perusahaan, tingginya permintaan pasar untuk furniture plastik membuat

para investor lebih concern.

c. Masyarakat mulai melihat internet sebagai suatu kebutuhan sehari-hari,

dibandingkan keadaan 5 tahun yang lalu peningkatan pemakaian internet

cukup signifikan. Oleh karena itu hal ini merupakan peluang bagi

perusahaan, semakin mudahnya akses internet dapat digunakan

perusahaan dalam menarik minat pelanggan dan menjalin relasi yang

lebih baik dengan para supplier.

d. Tingginya permintaan pasar domestik dapat menarik permintaan dari luar

negeri, karena pasar luar negeri akan melihat produk dan perusahaan

yang memiliki tingkat permintaan tinggi untuk menjalin kerjasama.

e. Industri plastik memiliki tingkat perkembangan yang cukup baik,

dibandingkan dengan industri furniture berbahan baku besi atau kayu.

industri furniture plastik meningkat cukup tajam karena terjadinya resesi

global membuat konsumen lebih memilih furniture plastik yang berharga

lebih murah dibandingkan dengan furniture berbahan baku kayu atau besi

Page 28: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

83

dan juga furniture plastik lebih praktis karena lebih ringan. Sebagai

contoh PT. Cahaya Buana Furindotama memiliki produk bangku plastik

yang dilapisi kulit, hal ini karena 2 alasan:

i. Dilapisi kulit dan diwarnai dengan warna gelap akan menyerupai

furniture dari kayu.

ii. Memudahkan bagi ibu rumah tangga dalam membersihkan,

karena bahan plastik lebih ringan sehingga tidak membutuhkan

tenaga yang besar untuk mengangkatnya.

Dari 2 alasan tersebut PT. Cahaya Buana Furindotama telah menarik minat end-

user yang membutuhkan furniture elegan dan praktis.

2. Ancaman (Threatness)

a. Tingginya faktor persaingan dengan perusahaan-perusahaan yang

bergerak dalam produk-produk plastik, tingkat pertumbuhan industri

yang tinggi menarik munculnya pesaing-pesaing baru. Persaingan tidak

hanya dengan pelaku-pelaku lama tetapi juga dengan pesaing-pesaing

baru yang potensial seperti: Green Leaf.

b. Terjadinya resesi global berimbas pula pada perekonomian perusahaan,

walaupun tidak berdampak terlalu besar dalam kawasan Asia. Perusahaan

melakukan beberapa pengurangan inventaris perusahaan ataupun tenaga

kerja untuk menstabilkan keuangan perusahaan.

c. Perusahaan-perusahaan asing mulai mengancam pasar nasional,

munculnya produk-produk perusahaan dari negara Cina, Jepang dan

Page 29: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

84

Eropa mengancam keberadaan PT. Cahaya Buana Furindotama. Beberapa

perusahaan tersebut antara lain: Owl Plast, Shinpo dan Huangxi.

d. Banyaknya produk-produk palsu yang beredar dipasar dengan

menggunakan merk perusahaan, sebagai contoh di beberapa supermarket

tersedia bangku-bangku plasti bermerk Napolly tetapi kualitas bahannya

berbeda dengan produk asli perusahaan dan produk tersebut dijual

dibawah harga produk asli.

e. Perubahan kebutuhan dan kepuasan konsumen, dalam jangka waktu

tertentu akan terjadi perubahan selera pada konsumen. Misalnya pada

tahun 2009 produk furniture yang digemari oleh konsumen adalah tipe

kursi dengan lengan dan bermotif batik, pada tahun 2010 kemungkinan

tipe yang digemari akan berubah menjadi kursi plastik yang diberi

bantalan busa dengan warna-warna cerah.

Tabel 3.1 Matriks EFE

Variabel Bobot Rating Nilai Peluang (Opportunities) 1. Tingkat harga 2. Kepercayaaan Pelaku Bisnis 3. Internet sebagai suatu kebutuhan sehari-hari. 4. Peluang menuju pasar internasional 5. Tingkat perkembangan industri yang cukup baik. Ancaman (Threatness) 1. Tingkat persaingan 2. Resesi global 3. Ancaman perusahaan asing 4. Produk palsu 5. Perubahan kebutuhan dan kepuasan konsumen

0.1

0.25 0.08

0.03 0.04

0.08 0.1

0.07 0.16 0.08

3 4 4 3 2

2 3 4 4 3

0.3 1

0.32

0.09 0.08

0.16 0.3

0.21 0.64 0.24

Total 1 3.34

Sumber: PT. Cahaya Buana Furindotama

Page 30: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

85

Berdasarkan Matriks kekuatan factor internal perusahaan, diketahui bahwa

Internet dapat memberikan peluang yang sangat tinggi bagi perusahaan, dilihat dari nilai

sebesar 0.32. Sedangkan dari sisi ancaman, perusahaan mendapatkan ancaman yang

terbesar dari keberadaan produk-produk palsu yang beredar di pasar.

3.4.4.3. Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix

Adalah tools dalam Strategic Management untuk mengevaluasi kekuatan utama

dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Matriks IFE PT. Cahaya Buana

Furindotama terdiri dari:

1. Kekuatan (Strengths)

a. Pihak manajemen terdiri dari orang-orang yang berkualitas dan

professional dibidangnya, sehingga perusahaan dapat lebih efisien dalam

pengambilan keputusan dan pengaturan perusahaan.

b. Memiliki banyak distributor dalam penyaluran barang hasil produksi,

seperti Giant, Carefour dan Hypermart yang memiliki konsumen yang

beragam dalam jumlah besar sehingga memberikan keuntungan bagi

perusahaan dalam mengakses pasar.

c. Perusahaan memiliki tingkat teknologi yang cukup tinggi, karena para

pegawai non-operasional diberikan masing-masing 1 buah komputer

untuk mendukung pekerjaan mereka, perusahaan memiliki sistem

jaringan tersendiri yang terintegrasi khusus dalam perusahaan saja

(Intranet) dan perusahaan memiliki mesin-mesin produksi yang memakai

teknologi terbaru.

Page 31: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

86

d. Letak perusahaan berada didaerah yang strategis, yaitu di daerah Sentul

yang dimana dekat dengan Jabodetabek yang merupakan pasar utama

perusahaan, memudahkan perusahaan dalam mendistribusikan barang-

barang hasil produksi.

e. Perusahaan memiliki hubungan dengan beberapa supplier besar, seperti

PT. Tri Polyta Indonesia Tbk memudahkan perusahaan dalam mengakses

kebutuhan akan bahan baku.

2. Kelemahan (Weakness)

a. Perusahaan kurang mengetahui keinginan pelanggan secara pasti, karena

perusahaan tidak berinteraksi langsung dengan end-user. Perusahaan

tidak menyediakan layanan secara langsung bagi end-user.

b. Ragam produk yang dihasilkan kurang bervariasi, dibandingkan dengan

perusahaan perusahaan pesaing yang memiliki lebih banyak variasi

produk untuk menarik end-user.

c. Iklan yang dilakukan perusahaan hanya terbatas dalam toko / retail. Iklan

pada media cetak dan televisi masing kurang. Pengenalan produk yang

dilakukan perusahaan memfokuskan pada pembuatan katalog dan brosur

yang disediakan bagi end-user di retail-retail.

d. Perusahaan tidak memiliki kepercayaan dari manajemen tingkat atas

untuk melakukan terobosan-terobosan baru yang menggunakan Internet

sebagai pendukung proses bisnis perusahaan, manajemen tingkat atas

tidak mempercayai internet dapat meningkatkan proses bisnis

perusahaan. Pihak manajemen hanya menganggap bahwa internet hanya

Page 32: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

87

digunakan untuk ”efisiensi waktu” bukan untuk ”meningkatkan proses

bisnis”. Jadi konsep pemakaian internet bagi pihak manajemen hanya

untuk membantu mengurangi waktu yang diperlukan.

e. Masih banyak mengandalkan pemakaian kertas yang berlebihan dalam

pelaksanaan pekerjaan dalam perusahaan. Hal ini kurang baik, semakin

banyak pekerjaan yang dilakukan maka akan semakin banyak kertas yang

diperlukan untuk mencatat data dan pekerjaan, selain itu biaya yang

dikeluarkan semakin banyak dan lamanya waktu yang diperlukan. Di Era

globalisasi ini perusahaan-perusahaan terpacu untuk meningkatkan proses

perusahaan dengan biaya yang minim dan waktu yang sedikit.

Tabel 3.2 Matriks IFE Variabel Bobot Rating Nilai

Kekuatan (Strengths) 1. Kualitas SDM 2. Memiliki banyak distributor 3. Tingkat teknologi yang tinggi 4. Letak perusahaan yang strategis 5. Memiliki hubungan dengan supplier besar Kelemahan (Weakness) 1. Kurang pengetahuan tentang pelanggan. 2. Variasi produk kurang 3. Kurangnya iklan mengenai produk 4. Kurang kepercayaan terhadap pemakaian internet 5. Pemakaian kertas yang berlebih.

0.21 0.21 0.1

0.06 0.09

0.06 0.1

0.07 0.05

0.05

4 4 4 3 3

1 2 2 1 2

0.84 0.84 0.4

0.18 0.27

0.06 0.2

0.14 0.05

0.1

Total 1 3.08

Sumber: PT. Cahaya Buana Furindotama

Dari tabel diatas diketahui bahwa kekuatan terbesar perusahaan adalah dari segi

kualitas SDM dan memiliki banyak distributor yang menopang proses bisnis perusahaan.

Sedangkan dari sisi kelemahan yang tertinggi adalah variasi produk. Variasi produk

Page 33: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

88

perusahaan tidak sebanyak variasi produk pesaingnya, sehingga posisi perusahaan lebih

lemah dibandingkan dengan pesaingnya.

Matriks IE

Berdasarkan matriks IFE dan EFE, didapatkan nilai rata-rata tertimbang untuk

EFE adalah 3.34. Sedangkan untuk IFE didapatkan nilai rata-rata tertimbang sebesar

3.08. dari kedua nilai tertimbang rata-rata tersebut diketahui bahwa PT. Cahaya Buana

Furindotama termasuk dalam bagian I dalam matriks IE.

Kelemahan dan ancaman-ancaman yang ada dapat ditutupi oleh kekuatan dan

peluang perusahaan, sehingga perusahaan sangat berpotensi untuk berkembang menjadi

lebih baik lagi. Dengan menerapkan beberapa solusi bisnis dan pemakaian teknologi

akan mendukung proses bisnis perusahaan.

Matriks IE:

Gambar 3.4. Matriks IE

I

IV

II

V

VII VIII

III

VI

IX

Kuat 3.00 - 4.00

Tinggi 3.00 - 4.00

Sedang 2.00 - 2.99

Lemah 1.00 - 1.99

Sedang 2.00 - 2.99

Lemah 1.00 - 1.99

Total Rata-rataTertimbang IFE

Total

Rata-rata

Tertimbang

EFE

Page 34: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

89

3.4.4.5. Analisis Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats (SWOT)

Analisis SWOT yang dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam

mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada PT. Cahaya Buana

Furindotama serta strategi-strategi yang akan dilakukan dijelaskan dalam sebuah

matriks.

Dapat diketahui berdasarkan matriks kekuatan internal dan eksternal perusahaan,

bahwa perusahaan memiliki posisi yang kuat dan memiliki kekuatan yang mendukung

posisi perusahaan tersebut. Oleh karena itu diusulkan perusahaan menggunakan strtategi

SO pada matriks SWOT yang dimana perusahaan dapat menerapkan strategi yang

mengoptimalkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai

peluang-peluang yang ada sehingga perusahaan dapat terus berkembang dan bersaing

dengan para pesaing yang sudah terlebih dahulu menguasai pasar seperti Lion Star.

Page 35: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

90

Matriks SWOT:

Tabel 3.3 Matriks SWOT

Kekuatan (Strengths)

1.. Kualitas SDM

2.Memiliki banyak distributor

3. Tingkat teknologi yang tinggi

4.Letak perusahaan yang strategis

5. Memiliki hubungan dengan supplier besar

Kelemahan (Weakness)

1. Kurang pengetahuan tentang pelanggan.

2. Variasi produk kurang

3. Kurangnya iklan mengenai produk

4. Kurang kepercayaan terhadap pemakaian internet

5. pemakaian kertas yang berlebih.

Peluang (Opportunities)

1. Tingkat harga

2.Kepercayaaan Pelaku Bisnis

3. Internet sebagai suatu

kebutuhan sehari-hari.

4. Peluang menuju pasar

internasional

5. Tingkat perkembangan

industri yang cukup baik.

Strategi SO

1. Penggunaan teknologi dapat mendongkrak kinerja dan efisiensi perusahaan, selain itu dapat

digunakan internet sebagai salah satu proses bisnis perusahaan karena tingkat penggunaan

internet yang tinggi dalam masyarakat dan internet dapat merambah seluruh dunia bukan hanya

terbatas pada suatu wilayah (S3,O3, O4).

2. Mempertahankan kepercayaan dari pelaku bisnis dengan peningkatan kinerja perusahaan dengan

melakukan pelatihan-pelatihan karyawan yang dibarengi dengan penggunaan teknologi (S1, S3,

O2)

3. Meningkatkan layanan kepada masyarakat dengan berinteraksi lanrgsung melalui internet,

memberikan layanan secara online , memberikan pengetahuan mengenai produk perusahaan

kepada konsumen-konsumen ditempat yang jauh secara langsung dan memberikan laporan

kepada investor guna menambah kepercayaan mereka. (S1,S2, S3,O2,O3,O4,O5)

Strategi WO

1. Menambah jumlah variasi produk sesuai dengan permintaan pasar, yang dilakukan dengan

startegi riset dan pengembangan produk. Sasaran yang dituju bukan hanya pada pasar lokal

tetapi juga mulai merambah pasar internasional. (O1,O4,O5,W1,W2)

2. Meningkatkan efektifitas produk iklan atas produk dengan merencanakan lebih matang

pemasangan iklan yang strategis yang diharapkan dapat meningkatkan pengenalan dan

kepercayaan kepada perusahaan (O2,W3)

3. Mengurangi penggunaan kertas dengan mengadopsi serta mengembangkan strategi

manajemen perusahaan asing karena sudah banyak perusahaan asing umumnya

menghindari pemakaian kertas yang berlebih, selain itu hal ini merupakan salah satu upaya

mengenali situasi perusahaan internasional (O4, W5)

Ancaman (Threatness)

1. Tingkat persaingan

2. Resesi global

3. Ancaman perusahaan asing

4. Produk palsu

5. Perubahan kebutuhan dan

kepuasan konsumen

Strategi ST

1. Terus mengikuti perkembangan teknologi yang dapat menambah kualitas produk dan berusaha

mengaplikasi teknologi tersebut dalam perusahaan karena tingginya tingkat persaingan maka

perusahaan harus dapat berinovasi baik dalam produk maupun kinerja perusahaan

(S1,S3,T1,T3,T5)

2. Memberikan jasa bagi pelanggan yang membeli produk perusahaan agar produk yang dihasilkan

tetap menjadi pilihan utama pelanggan. Menempatkan karyawan-karyawan yang berkualitas

dalam posisi tersebut. (S1,S2,S3,T1,T3,T4)

3. Perusahaan dapat menugaskan karyawan yang berpotensi untuk menarik investor-investor baru

untuk mengatasi dampak resesi global. Perusahaan harus dapat menunjukkan kemampuan dalam

menghadapi pesaing dan ancaman yang ada untuk menarik Investor(S1,S3,T2,T1)

Strategi WT

1. Melakukan evaluasi dengan melakukan riset pendapat masyarakat mengenai produk

perusahaan (W1,W3,O1,O5)

2. Meningkatkan kemampuan daya saing perusahaan dengan mengaplikasi software-software

pendukung pengambilan keputusan (W4,W5,T1,T4)

3. Melakukan pendekatan kepada konsumen dan memberikan pengenalan produk dengan

penggunaan iklan sehingga masyarakat tidak keliru dengan produk-produk palsu, hal ini

membantu pencitraan perusahaan sehingga dapat mengalahkan pesaing (W2,W3,T1,T3,T4)

Page 36: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

91

Strategy Decision

Setelah melihat latar belakang perusahaan, struktur organisasi, permasalahan

dan peluang yang ada, maka PT. Cahaya Buana Furindotama dapat mengembangkan

strategi bisnisnya dengan menerapkan sistem aplikasi e-SCM. Diharapkan sistem

aplikasi e-SCM ini dapat memberikan perusahaan beberapa keuntungan:

a. Otomatisasi proses bisnis perusahaan.

b. Menghemat waktu yang dbutuhkan karena memepercepat aliran

informasi antara suppliers, perusahaan dan customer.

c. Mengurangi biaya operasional perusahaan seperti biaya pemakaian

kertas, biaya telepon, biaya pengiriman surat-surat kepada supplier,dll.

Page 37: BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00460-MNSI Bab 3.pdf · 56 BAB 3 ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. CAHAYA BUANA FURINDOTAMA

92

Analisis Kebutuhan

Tabel 3.6 Tabel Analisis Kebutuhan Strategi Sasaran Tujuan Permasalahan Solusi Kebutuhan

Informasi

Memaksimalkan penggunaan teknologi untuk mendukung proses bisnis perusahaan

Memenuhi kebutuhan arus informasi yang cepat, akurat dan tepat sasaran.

- Mengurangi proses bisnis yang banyak menggunakan kertas.

- Pihak manajemen seringkali tidak menyukai data dalam bentuk softcopy

- Memberikan pendekatan kepada pihak manajemen,bagaimana keuntungan yang didapat menggunakan data softcopy

- Data-data tiap divisi dan persediaan.

- Sistem peramalan produksi.

- Meningkatkan kemampuan bisnis perusahaan sehingga bisa membantu memproleh kepercayaan dari rekan bisnis.

- Sebagian besar dari rekan bisnis tidak dapat menggunakan sistem yang diusulkan.

- Memberikan pelatihan dan pendekatan sehingga rekan bisnis dapat memahami dan menggunakan sistem untuk mendukung proses bisnis.

Membangun Sistem aplikasi e-SCM

Meningkatkan nilai bisnis perusahaan dengan meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan supplier dan antara perusahaan dengan pelanggan.

Komunikasi terjalin secara lancar tanpa perlu tatap muka langsung sehingga dapat memudahkan pertukaran data perusahaan dengan supplier maupun distributor.

adanya redudancy data karena keterlambatan informasi yang dikirimkan.

Mengintegrasikan sistem internal dengan supplier dan distributor untuk mengurangi adanya datar-data yang rusak

- Data-data rekan bisnis. - Data mengenai produk

dan kebutuhan.

Membangun Sistem Tender

Pengaturan dan kontrol tender bahan baku secara terkomputerisasi yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.

- Proses real time untuk memudahkan proses pengadaan bahan baku.

- Terbatas hanya untuk supplier-supplier yang sudah terdaftar saja.

- Menawarkan supplier-supplier baru untuk bergabung.

- Data tender - Data supplier - Data penawaran

- Meningkatkan value chain perusahaan dengan supplier

- Lebih memakan waktu karyawan untuk memilih pemenang tender.

- Menggunakan sistem tender yang terpusat sehingga dapat meringkas waktu.

Membangun sistem pemesanan secara online

Memudahkan para distributor untuk memesan produk dan dapat mempersingkat waktu lebih banyak.

Mempermudahkan pemesanan karena dapat dilakukan secara online

- Distributor tidak melihat fisik produk secara langsung.

-

- Menampilkan data keterangan produk dan gambar produk. Selain itu dapat memberikan keterangan pemesanan berupa surat elektronik kepada distributor yang dapat dicetak sebagai bukti pemesanan.

- Data Produk - Data Distributor - Data Pesanan