BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2009-2-00215-IF Bab...
Transcript of BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2009-2-00215-IF Bab...
68
BAB 3
ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
3.1 Riwayat Perusahaan
Sejarah berdirinya lembaga Mahkamah Konstitusi (MK) diawali dengan
diadopsinya ide MK (Constitutional Court) dalam amandemen konstitusi
yang dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 2001
sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan Pasal 24 ayat (2), Pasal 24C, dan Pasal
7B Undang-Undang Dasar 1945 hasil Perubahan Ketiga yang disahkan pada 9
Nopember 2001. Ide pembentukan MK merupakan salah satu perkembangan
pemikiran hukum dan kenegaraan modern yang muncul di abad ke-20.
Setelah disahkannya Perubahan Ketiga UUD 1945 maka dalam
rangka menunggu pembentukan MK, MPR menetapkan Mahkamah Agung (MA)
menjalankan fungsi MK untuk sementara sebagaimana diatur dalam Pasal III
Aturan Peralihan UUD 1945 hasil Perubahan Keempat.
DPR dan Pemerintah kemudian membuat Rancangan Undang-Undang
mengenai Mahkamah Konstitusi. Setelah melalui pembahasan mendalam, DPR
dan Pemerintah menyetujui secara bersama UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi pada 13 Agustus 2003 dan disahkan oleh Presiden pada
hari itu (Lembaran Negara Nomor 98 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor
4316).
69
Dua hari kemudian, pada tanggal 15 Agustus 2003, Presiden melalui
Keputusan Presiden Nomor 147/M Tahun 2003 hakim konstitusi untuk pertama
kalinya yang dilanjutkan dengan pengucapan sumpah jabatan para hakim
konstitusi di Istana Negara pada tanggal 16 Agustus 2003.
Lembaran perjalanan MK selanjutnya adalah pelimpahan perkara dari MA
ke MK, pada tanggal 15 Oktober 2003 yang menandai mulai beroperasinya
kegiatan MK sebagai salah satu cabang kekuasaan kehakiman menurut ketentuan
UUD 1945.
3.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi Mahkamah Konstitusi adalah tegaknya konstitusi dalam rangka
mewujudkan cita negara hukum dan demokrasi demi kehidupan kebangsaan dan
kenegaraan yang bermartabat.
Misi Mahkamah Konstitusi adalah:
a. Mewujudkan Mahkamah Konstitusi sebagai salah satu kekuasaan
kehakiman yang terpercaya.
b. Membangun konstitusionalitas Indonesia dan budaya sadar
berkonstitusi.
70
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan
________ Garis Komando
---------------- Garis Koordinasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Mahkamah Konstitusi
71
Biro Perencanaan dan Keuangan
Bagian Perencanaan
Sub bagian Program dan Anggaran
Sub bagian Evaluasi dan Anggaran
Sub bagian Kas dan Perbendaharaan
Sub bagian Akutansi dan Verifikasi
Bagian Keuangan
Gambar 3.2 Struktur Biro Perencanaan dan Keuangan
Gambar 3.3 Struktur Biro Umum
72
Gambar 3.4 Struktur Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol
Kepala Biro Administrasi Perkara dan Persidangan
Kepala bagian Administrasi Perkara Kepala bagian
Persidangan
Kepala bagian Pelayanan Risalah dan Putusan
Risalah
Kepala Sub bagian Registrasi
Kepala Sub bagian Penyusuanan Kaidah Hukum
dan Dokumentasi Perkara
Kepala Sub bagian Pelayanan Persidangan
Kepala Sub bagian Pemanggilan
Kepala Sub bagian Pelayanan Risalah
Kepala Sub bagian Pelayanan Putusan
Gambar 3.5 Struktur Biro Administrasi Perkara dan Persidangan
73
Gambar 3.6 Struktur Penelitian dan Pengkajian Mahkamah Konstitusi
74
3.4 Tugas dan Tanggung Jawab
Mengenai hubungan organisasi, uraian tugas, dan tanggung jawab dari
masing-masing fungsi sesuai dengan struktur organisasi Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Sekretaris Jenderal :
1. Penyusunan rencana dan program dukungan teknis administratif.
2. Pembinaan dan pelaksanaan administrasi kepegawaian, keuangan,
ketatausahaan, perlengkapan dan kerumahtanggaan.
3. Pelaksanaan kerja sama, hubungan masyarakat dan hubungan antar
lembaga.
4. Pelaksanaan dukungan fasilitas kegiatan persidangan.
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Mahkamah Konstitusi
sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Panitera :
1. Menyelenggarakan dukungan teknis administrasi justisial.
2. Pembinaan dan pelaksanaan administrasi perkara.
3. Pembinaan pelayanan teknis kegiatan :
- Pengujian Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
- Sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya
diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
- Pembubaran partai politik.
75
- Perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
- Pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan / atau Wakil
Presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa
pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana
berat lainnya, dan / atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden
dan atau Wakil Presiden.
c. Biro Perencanaan dan Keuangan :
1. Koordinasi dan penyusunan perencanaan dan program.
2. Penyusunan rencana anggaran Mahkamah Konstitusi.
3. Pembinaan dan pelaksanaan anggaran Mahkamah Konstitusi.
4. Penyusunan dan pelaksanaan pertanggung jawaban keuangan Mahkamah
Konstitusi.
5. Pelaksanaan pembukuan keuangan Mahkamah Konstitusi.
6. Penyusunan perhitungan anggaran Mahkamah Konstitusi.
7. Pelaksanaan verifikasi terhadap bukti-bukti anggaran pendapatan dan
belanja Mahkamah Konstitusi.
8. Pelaksanaan pembendaharaan di lingkungan Mahkamah Konstitusi.
9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
d. Biro Umum :
1. Pengelolaan urusan tata usaha Mahkamah Konstitusi.
2. Pengelolaan dan pembinaan kepegawaian di lingkungan Mahkamah
Konstitusi.
3. Pelaksana urusan pengamanan dan rumah tangga.
76
4. Penyiapan pembinaan dan pengaturan pengelolaan perlengkapan dan
menganalisa kebutuhan serta penyusunan pembakuan perlengkapan.
5. Pelaksanaan pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan pemeliharaan
perlengkapan.
6. Pelaksanaan inventarisasi dan penyusunan statistik perlengkapan.
7. Penyiapan penetapan kebijaksanaan penghapusan.
e. Pusat Penelitian dan Pengkajian MKRI :
1. Penyusunan rencana dan program penelitian, pengkajian dan
pengembangan.
2. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, pendidikan, dan latihan serta
pengembangan.
3. Pelaksanaan dokumentasi hasil penelitian dan pengkajian.
4. Pengelolaan administrasi jabatan fungsional peneliti.
5. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan
penelitian dan pengkajian.
6. Pengelolaan perpustakaan.
7. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga pusat.
f. Biro Humas dan Protokol :
1. Pemberian informasi, komunikasi, penyuluhan, dan sosialisasi kepda
masyarakat dan menampung aspirasi yang timbul dalam masyakarat
tentang kebijaksanaan dan kegiatan Mahkamah Konstitusi.
2. Pelaksanaan urusan publikasi baik langsung maupun tidak langsung
melalui media massa, cetak, elektronik dan audio visual.
77
3. Pembinaan dan pelaksanaan hubungan kerja sama dengan kelembagaan
pemerintah maupun non pemerintah.
4. Pendokumentasian dan publikasi kegiatan Mahkamah Konstitusi.
5. Pengelolaan urusan protokol dan tata usaha pimpinan.
g. Biro Administrasi Perkara dan Persidangan :
1. Pelaksanaan urusan tata usaha perkara, administarsi perkara, administrasi
keuangan perkara, koordinasi dan sinkronisasi pelaksaan persidangan, dan
tugas administrasi lainnya yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
2. Penelaahan perangkat kelengkapan formal dan penyiapan berkas
permohonan perkara, pembuatan resume perkara dan berkas-berkas
terkait.
3. Penyiapan surat pemberitahuan dan pengumuman hari sidang.
4. Penyiapan surat penyampaian permintaan keterangan / risalah rapat yang
berkenaan dengan perkara.
5. Pengumpulan dan penyusunan kaidah hukum putusan perkara.
6. Penyusunan statistik, dokumentasi, dan penyusunan laporan bulanan
perkara serta pengarsipan putusan perkara.
7. Penyiapan rancangan kebijakan teknis dibidang sarana persidangan,
penyusunan rencana kebutuhan, pemantauan, pengevaluasian penyusunan
laporan prasarana dan sarana persidangan.
8. Pelaksanaan pengadaan, penyaluran sarana persidangan, inventarisasi,
penyimpanan, pemeliharaan serta penyiapan sarana persidangan.
78
9. Penyuluhan dan sosialisasi Undang-Undang Mahkamah Konstitusi,
beserta peraturan pelaksanaannya kepada masyarakat.
10. Pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan.
11. Pelaksanaan tata usaha biro.
3.5 Prosedur yang sedang berjalan
Prosedur yang sedang berjalan pada Mahkamah Konstitusi yang dianalisis
untuk sistem yang diusulkan adalah prosedur administrasi surat masuk, prosedur
(share) distribusi dokumen dan prosedur administrasi surat keluar.
3.5.1 Prosedur administrasi surat masuk
Prosedur yang sedang berjalan pada sistem administrasi surat
masuk pada Mahkamah Konstitusi adalah sebagai berikut :
1. Surat dari luar masuk ke bagian Tata Usaha Mahkamah Konstitusi.
2. Jika alamat tidak benar dikembalikan ke alamat pengirim.
3. Jika alamat benar surat masuk disortir berdasarkan tingkat keamanan
informasi dan tingkat kecepatan penyampaian surat masuk.
4. Surat masuk dicatat dalam Agenda Surat Masuk.
5. Surat masuk didistribusikan ke tujuan surat masuk.
6. Surat masuk dibaca, diberi disposisi atau instruksi oleh pimpinan atau
unit pengolah kemudian diberikan kepada pelaksana.
7. Pelaksana mengolah surat masuk sesuai instruksi.
8. Surat Aktif yang menjadi dokumentasi disimpan oleh unit pengolah.
79
9. Surat Inaktif yang menjadi dokumentasi disimpan oleh unit
pendokumentasian.
80
3.5.1.1 Diagram Aliran Data Administrasi Surat Masuk yang sedang
berjalan
Proses administrasi surat masuk yang saat ini sedang
berjalan di Mahkamah Konstitusi adalah sebagai berikut :
Gambar 3.7 Diagram Aliran Data Administrasi Surat Masuk
81
3.5.2 Prosedur Distribusi (Share) Dokumen
Prosedur yang sedang berjalan pada sistem distribusi (share)
dokumen pada Mahkamah Konstitusi adalah sebagai berikut :
1. Pelaksana membuat dokumen.
2. Pelaksana memberikan dokumen tersebut kepada pengolah.
3. Pengolah memeriksa dokumen dari pelaksana.
4. Jika tidak disetujui, maka dokumen dikembalikan kepada pelaksana
untuk diperbaiki sesuai instruksi pengolah.
5. Jika dokumen disetujui oleh pengolah maka disimpan dalam
dokumentasi Mahkamah Konstitusi.
82
3.5.2.1 Diagram Aliran Data Distribusi (Share) Dokumen yang sedang
berjalan
Proses administrasi distribusi (share) dokumen yang saat ini
sedang berjalan di Mahkamah Konstitusi adalah sebagai berikut :
Gambar 3.8 Diagram Aliran Data Distribusi (Share) Dokumen
83
3.5.3 Prosedur Administrasi Surat Keluar
Prosedur yang sedang berjalan pada sistem administrasi surat
keluar pada Mahkamah Konstitusi adalah sebagai berikut :
1. Pelaksana atau pengolah menyiapkan konsep surat keluar sesuai
Pedoman Tata Naskah Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
2. Pelaksana atau pengolah mengajukan konsep surat keluar kepada
pimpinan
3. Konsep disampaikan kepada pimpinan untuk mendapat persetujuan.
4. Jika tidak disetujui pimpinan, konsep surat keluar diperbaiki sesuai
dengan instruksi.
5. Jika disetujui, konsep surat keluar ditandatangani oleh pimpinan.
6. Setelah ditanda tangani, konsep surat keluar maka jadilah surat keluar.
7. Surat keluar diberi nomor, tanggal surat keluar dan cap dinas.
8. Surat keluar dicatat dalam Agenda Surat Keluar.
9. Surat keluar dicatat dalam Buku Ekspedisi Caraka.
10. Rangkapan surat keluar disimpan ke dalam Dokumentasi Mahkamah
Konstitusi.
11. Surat keluar dikirim.
84
3.5.3.1 Diagram Aliran Data Administrasi Surat Keluar yang sedang
berjalan
Proses administrasi surat keluar yang saat ini sedang berjalan di
Mahkamah Konstitusi adalah sebagai berikut :
Flowchart surat keluar yang sedang berjalan
Pimpinan Bagian Tata UsahaPelaksana / Pengolah
Membuat surat keluar
Menerim a konsep
surat keluar
Mem eri ksa konsep surat
keluar
M emberikan konsep surat
kel uar
Konsep surat keluar
di tanda tanganin
Menerima konsep
surat keluar
Surat keluar diolah sesuai
dengan inst ruksi
Mem berikan surat kel uar
Surat kel uar di beri
nom or, tanggal, dan cap dinas
Dicatat dalam
agenda surat keluar
Surat kel uar dicatat dalam
buku ekspedisi caraka
Selesai
Ti dak Ya
Mem perbaik i konsep surat keluar
Ti dak
Ya
M ulai
M enyiapkan konsep surat keluar sesuai
pedoman MKRI
Konsep surat keluar
disampaikan pada pimpi nan
Konsep surat kel uar menjadi
surat keluar
Surat kel uar dirangkap menj adi
dokum entasi
M enerim a surat keluar
Dokumentasi di sim pan
Surat kel uar
Gambar 3.9 Diagram Aliran Data Administrasi Surat Keluar
85
3.5.4 Data Flow Diagram sistem yang sedang berjalan
Prosedur yang sedang berjalan pada Mahkamah Konstitusi yaitu
prosedur administrasi surat masuk, prosedur (share) distribusi dokumen
dan prosedur administrasi surat keluar dapat digambarkan pada data flow
diagram berikut ini :
3.5.4.1 Diagram Konteks
Diagram konteks pada sistem yang sedang berjalan adalah
diagram yang menggambarkan aliran data sistem dokumentasi
pada Mahkamah Konstitusi dengan entitas-entitas lain yang saling
berhubungan. Gambar 3.10 dibawah ini merupakan diagram
konteks sistem yang sedang berjalan pada Mahkamah Konstitusi.
External Entity yang ada di dalam diagram ini adalah Pelaksana,
Pengolah, Lembaga Lain, Pimpinan, dan Bagian Tata Usaha.
Gambar 3.10 Diagram Konteks pada sistem yang sedang berjalan
86
3.5.4.2 Diagram nol
Pada sistem yang sedang berjalan di Mahkamah Konstitusi
yaitu prosedur administrasi surat masuk, prosedur (share) distribusi
dokumen dan prosedur administrasi surat keluar dapat
digambarkan pada diagram nol berikut ini :
Gambar 3.11 Diagram Nol pada sistem yang sedang berjalan
87
3.6 Permasalahan yang dihadapi
Ada beberapa permasalahan yang sedang dihadapi di Mahkamah Konstitusi
diantaranya adalah :
1. Masih bersifat manualnya sistem administrasi surat masuk pada Mahkamah
Konstitusi, yaitu pada saat bagian Tata Usaha mensortir dan memberi surat
masuk yang ditujukan ke Mahkamah Konstitusi kepada yang berhak
menerimanya, dan pada saat pimpinan memberi disposisi atau instruksi tindak
lanjut dari surat masuk kepada bawahannya.
2. Masih bersifat manualnya dokumentasi sistem administrasi surat keluar pada
Mahkamah Konstitusi, yaitu pada saat bagian Tata Usaha mendokumentasikan
surat keluar dari Mahkamah Konstitusi ke dalam arsip.
3. Sistem distribusi (share) dokumen yang masih berjalan saat ini memperlambat
proses permintaan dan pemprosesan dokumen antara orang yang memberi dan
menerima dokumen tersebut. Sehingga keberadaaan sistem distribusi (share)
dokumen sangat dibutuhkan kedepannya dikarenakan semakin banyaknya
pertukaran dokumen dari waktu ke waktu.
88
Analisa Kebutuhan Informasi
Berdasarkan hasil analisis terhadap sistem yang berjalan dan permasalahan
yang dihadapi Mahkamah Konstitusi maka berikut ini adalah kebutuhan informasi
Mahkamah Konstitusi yang ditampilkan kedalam bentuk entity dan jenis-jenis
laporan.
Proses Kebutuhan Informasi
Perihal Perihal membutuhkan informasi idperihal,
namaperihal.
Surat masuk Surat masuk membutuhkan informasi
mengenai idSM, namaSM, nama jenis SM, tgl
terima SM, sifat informasi SM, status SM dan
catatan SM.
Surat keluar Surat keluar membutuhkan informasi
mengenai idSK, namaSK, nama jenis SK,
tglkirimSK, sifat informasiSK, status SK dan
catatan SK.
Dokumentasi surat masuk Dokumentasi surat masuk membutuhkan
informasi mengenai iddokumentasiSM,
tgldokumentasiSM dan dokumentasiSM.
Dokumentasi surat keluar Dokumentasi surat keluar membutuhkan
informasi mengenai iddokumentasiSK,
tgldokumentasiSK dan dokumentasiSK.
89
Pengirim luar Pengirimluar membutuhkan informasi
mengenai idpengirimluar, namapengirim,
namainstansipengirim, alamatpengirimluar,
telppengirim, email.
Penerima luar Penerimaluar membutuhkan informasi
mengenai idpenerimaluar, nama penerima,
namainstansipenerima, alamat penerimaluar,
telppenerima, email.
Biro Biro membutuhkan informasi mengenai idbiro
dan namabiro.
Jabatan Jabatan membutuhkan informasi mengenai
idjabatan dan namajabatan.
Klasifikasi Klasifikasi membutuhkan informasi mengenai
idklasifikasi dan namaklasifikasi.
Disposisi Disposisi membutuhkan informasi mengenai
iddisposisi, isi disposisi.
Karyawan Karyawan membutuhkan informasi mengenai
idkaryawan, password, status tipe, nama
karyawan, tempatlahir, tanggallahir, email
karyawan, telp karyawan, alamatkaryawan,
jeniskelaminkaryawan, namajabatan.
90
File dokumen Filedokumen membutuhkan informasi
mengenai idfiledokumen.
Tabel 3.1 Analisis kebutuhan informasi
3.8 Solusi pemecahan masalah
Dari masalah yang ada maka dirancang suatu sistem basis data yang dapat
membantu Mahkamah Konstitusi dalam menangani proses administrasi surat
masuk, distribusi (share) dokumen antar karyawan dan administrasi surat keluar.
Sistem basis data ini akan dibangun dengan berbasis web sehingga memberikan
kemudahan dalam proses administrasi surat, distribusi (share) dokumen antar
karyawan dan administrasi surat keluar. Sistem ini juga akan menyediakan
authenfikasi berupa validasi user id, password dan status tipe untuk meningkatkan
keamanan data dalam sistem, dengan demikian masalah efisiensi dan efektifitas
dalam mengelola data-data tersebut dapat teratasi dengan baik.
Berikut pemecahan masalah yang diharapkan :
a. Dengan tersedia sistem ini maka karyawan (user) dapat langsung
menerima surat masuk yang ditujukan kepadanya dari luar Mahkamah
Konstitusi dan memberikan perintah kepada bawahannya atas tindak
lanjut surat masuk tersebut (disposisi), dengan mengisi user id,
password dan status tipe terlebih dahulu saat login.
b. Kemudahan dalam mencari dan melihat surat masuk, surat keluar dan
dokumen yang dibutuhkan oleh karyawan Mahkamah Konstitusi.
91
c. Dengan adanya sistem ini maka dokumen pada masing-masing biro
memiliki integritas dengan dokumen di biro lainnya sehingga
memudahkan karyawan (user) dalam melakukan pencarian dokumen.
Selain itu dari hasil wawancara dengan beberapa staf yang terlibat langsung
dalam proses administrasi surat, distribusi (share) dokumen antar karyawan dan
administrasi surat keluar, maka diperoleh beberapa permintaan yaitu :
a. Sistem ini dapat memberikan kemudahan dalam tindak lanjut surat
masuk dari luar Mahkamah Konstitusi.
b. Sistem ini dapat memberikan kemudahan dalam pertukaran dokumen
antar karyawan pada Mahkamah Konstitusi.
c. Sistem ini dapat memberikan kemudahan penyimpanan dan pencarian
surat masuk, surat keluar dan dokumen di Mahkamah Konstitusi.
92
3.8.1 Data Flow Diagram sistem yang diusulkan
3.8.1.1 Diagram Konteks
Diagram konteks pada sistem yang akan diusulkan adalah
diagram yang menggambarkan aliran data sistem dokumentasi
digital yang akan diterapkan pada Mahkamah Konstitusi dengan
entitas-entitas lain yang saling berhubungan. Gambar 3.12 di
bawah ini merupakan diagram konteks sistem yang sedang berjalan
pada Mahkamah Konstitusi. External Entity yang ada di dalam
diagram ini adalah Sekretaris Jenderal, Kepala Biro, Kepala
Bagian, Staf, Admin dan Lembaga lain.
Gambar 3.12 Diagram Konteks sistem yang diusulkan
93
3.8.1.2 Diagram Nol
Pada sistem yang diusulkan pada Mahkamah Konstitusi
yaitu prosedur administrasi surat masuk, prosedur (share) distribusi
dokumen dan prosedur administrasi surat keluar dapat
digambarkan pada diagram nol berikut ini :
Sekretaris Jenderal
Admin
Kepala Biro
Kepala Bagian
Staf
1.0 Registrasi Surat Masuk
2.0 Pengecekan Surat Masuk
3.0 Laporan Surat Masuk
4.0 Instruksi Keluar
(Disposisi Keluar)
5.0 Instruksi Masuk
(Disposisi Masuk)
DB Dokumentasi Surat Masuk
DB Dokumentasi Surat Keluar
DB Distribusi Dokumen
6.0 Registrasi Surat Keluar
Detail surat masuk
Laporan surat masukLaporan surat masukLaporan surat m asukLaporan surat masuk
Surat masuk Input data surat masuk
Inst ruksi tertulis
Inst ruksi tertulisInst ruksi tertulis
Detail Inst ruksi
7.0 Pengecekan Surat Keluar
8.0 Distribusi Dokumen
9.0 Laporan Distribusi Dokumen
Instruksi tertulis
Instruksi tertul is
Instruksi tertulis
Surat Keluar
Fi le DokumenFi le DokumenFi le DokumenFi le Dokumen
Laporan dokumen
Laporan dokumenLaporan dokumenLaporan dokumen
Data surat masuk
Detail Surat Keluar
Detail dokumen
Data laporan surat m asuk
DB Disposisi
Data dist ribusi dokumen
Data dist ibusi dokumen
Data Surat Keluar
Data Surat keluar
Data instruksi keluar
Data instuksi m asuk
Surat masuk
Surat Keluar
Gambar 3.13 Diagram Nol sistem yang diusulkan