bab 3

20
BAB III PEMBAHASAN III.1 SISTEM SARAF MANUSIA SECARA UMUM Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

description

reer

Transcript of bab 3

BAB III

PEMBAHASAN

III.1 SISTEM SARAF MANUSIA SECARA UMUM

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas

menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.

Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Untuk

menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf,

yaitu:

Gambar 3.1

Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang

bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.

Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas

serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel

khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.

Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan

oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah

otot dan kelenjar

Bagian-bagian sistem saraf dapat dikelompokkan berdasarkan struktur atau

fungsinya. Pembagian sistem saraf secara anatomis atau secara strukturai adalah

sebagai berikut:

1. Sistem saraf sentral /pusat (SSS), meliputi otak (encephalon) dan sumsum

tulang belakang (medulla spinalis).

2. Sistem saraf perifer / tepi (SSP) terdiri dari seluruh saraf di luar SSS, yang

meliputi saraf kranial (nervus cranialis) dan saraf spinal (nervus spinalis).

Saraf kranial adalah saraf yang membawa impuls dari dan ke otak; sedangkan

saraf spinal adalah saraf yang membawa pesan-pesan dari dan ke sumsum

tulang belakang.

Dilihat dari strukturnya, SSS bersama dengan SSP menyusun sebagian besar

jaringan saraf di dalam tubuh. Namun saraf perifer tertentu mempunyai fungsi

khusus, dan karena alasan inilah saraf ini dikelompokkan bersama dalam Sistem

Saraf Otonom. Alasan pemisahan klasifikasi ini adalah karena sebagian besar sistem

saraf otonom berkaitan dengan aktivitas yang lebih kurang berlangsung secara

otomatis. Sistem ini membawa dorongan (impuls) dari SSS menuju kelenjar, otot-

otot polos (involuntar) yang ditemukan dalam dinding saluran dan organ dalam, serta

jantung. Baik saraf spinal maupun saraf kranial keduanya membawa impuls sistem

saraf otonom. Sistem ini di bagi lagi menjadi sistem saraf simpatis (sympathetic) dan

parasimpatis (parasympathetic). Sistem saraf otonom membentuk bagian sistem saraf

visceral atau involuntar yang mengontrol kelenjar, otot jantung, dan otot polos.

Sistem saraf somatik atau voluntar tersusun dari semua saraf yang mengontrol kreja

otot skelet yang ada di bawah kontrol kesadaran.

Gambar 3.2

III.2. MAMPU MENJELASKAN SISTEM SARAF MANUSIA PADA BAGIAN

KEPALA BESERTA FUNGSI

III.2.1. Sitem saraf

Selain otak sebagai sistem saraf pusat (SSP), tubuh manusia juga

memiliki sistem saraf tepi atau sistem saraf perifer. Sistem saraf ini terletak

dibagian luar otak dan medula spinalis. Sistem ini mencakup sistem saraf

kranial yang berasal dari otak, dan saraf spinal yang berasal dari medula

spinalis, dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan. Pada bagian

kepala sistem saraf tepi meliputi duabelas saraf kranial, yaitu :

a. Saraf Kranial I — Nervus Olfaktorius

Merupakan saraf sensoris, berasal dari telensefalon dengan inti di

nukleus olfaktorius anterior, fungsinya adalah untuk menerima rangsang

bau, terletak di foramina olfaktorii di lempeng kribriform tulang ethmoid,

dan lokasi persarafannya di mukosa olfaktoria.

b. Saraf Kranial II — Nervus Optikus

merupakan saraf sensoris yang berasal dari diensefalon dengan

inti pada sel-sel ganglion retina, berfungsi untuk menghantarkan

informasi visual ke otak, terletak di kanal optik, dan lokasi

persarafannya di retina mata.

c. Saraf kranial III — Nervus Okulomotorius

Nervus ini bersifat motorik, berasal dari otak tengah dengan

inti pada nukleus okulomotorius, nukleus Edinger-Westpal. Fungsinya

adalah mempersarafi otot levator palpebra superior, rektus superior,

rektus medial, rektus inferior, dan oblik inferior, yang secara umum

mempersarafi pergerakan bola mata. Selain itu, juga mempersarafi

otot spincter pupil, dan otot-otot siliar tubuh. Terletak di fisura orbita

superior. Lokasi persarafan di otot ekstraokular dan intraokular.

d. Saraf Kranial IV — Nervus trokhlearis

Nervus ini bersifat motorik, berasal dari otak tengah. Nervus

troklearis mempersarafi otot oblik superior, yang menggerakkan bola

mata ke bawah, atau berputar ke samping (pada aksis optik), dan

intorts bola mata. Terletak di fisura orbita superior dan lokasi

persarafan di otot-otot ekstraokular.

e. Saraf Kranial V — Nervus Trigeminus

Merupakan saraf sensoris dan motoris. Berasal dari Pons

(sudut serebelopontin) dengan inti sensoris pada nukleus trigeminus,

nukleus trigeminus spinal, nukleus trigeminus mesensefalik, dan

nukleus motorik trigeminus. Fungsinya untuk menerima rangsang dari

wajah dan mempersarafi otot-otot mastikasi. Terletak di fisura orbita

superior (saraf oftalmikus – V1), foramen rotundum (saraf maxillaris

– V2) dan foramen ovale ( saraf mandibularis – V3). Lokasi

persarafan di otot pengunyahan dan kulit wajah.

f. Saraf Kranial VI — Nervus Abdusen

Saraf ini bersifat motorik. Berasal dari margin posterior Pons

denga inti di nukleus abdusen. Nervus abdusen mempersarafi otot

rektus lateral, yang berfungsi untuk abduksi bola mata. Nervus ini

terletak di fisura orbitalis superior dengan lokasi persararafan di otot-

otot ekstraokular.

g. Saraf Kranial VII — Nervus Facialis

Merupakan saraf sensoris dan motoris. Berasal dari Pons di

atas olive. Inti di nukleus facialis , nukleus solitarius, nukleus

salivarius superior. Nervus facialis mempersarafi otot-otot ekspresi

wajah, belly posterior otot-otot digastrik, dan otot stapedius. Saraf

sensoris menerima rangsang rasa dari 2/3 anterior lidah, dan

mempersarafi kelenjar liur (kecuali kelenjar parotis) dan kelenjar

lakrimalis; terletak di kanalis akustikus internal, memanjang ke

kanalis facialis dan keluar di foramen stilomastoideus. Lokasi

persarafannya di otot-otot ekspresi, kelenjar, dan otot pengecap.

h. Saraf Kranial VIII — Nervus Vestibulokokhlearis

Nervus ini bersifat sensoris. Terletak di lateral nervus facialis

(sudut serebelopontin) kanalis akustikus interna. Inti pada vestibular,

dan kokhlear. Menerima rangsang suara, rotasi dan gravitasi (untuk

keseimbangan dan gerakan tubuh). Lebih spesifik, cabang vestibular

membawa impuls untuk pendengaran dan keseimbanagan.

i. Saraf Kranial IX — Nervus Glossofaringeus

Merupakan saraf motorik dan sensoris. Berasal dari medulla

dengam inti ambiguus, inti salivarius inferior, dan inti solitarius.

Nervus glossofaringeus menerima rangsang rasa dari 1/3 belakang

lidah, mempersarafi kelenjar parotis, dan mempersarafi gerakan

stilofaringeus. Beberapa sensasi juga di relay ke otak dari tonsila

palatina. Sensasi di relay ke talamus sisi yang berlawanan dan

beberapa inti hipotalamik. Terletak di foramen jugularis.

j. Saraf Kranial X — Nervus Vagus

Merupakan saraf sensoris dan motoris. Keluar dari sulkus

posterolateral medulla. Inti ambiguus, inti vagal motor dorsal, inti

solitarius. Nervus vagus mempersarafi gerakan brakhiomotorik untuk

hampir semua otot-otot faringeal dan laringeral (kecuali otot

stafilofaringeus, yang dipersarafi oleh nervus glossofaringeus); nervus

vagus juga sebagai serat parasimpatik untuk hampir semua organ-

organ viscera dada dan perut turun ke fleksura splenikus; dan nervus

vagus juga menerima sensasi rasa khusus dari epiglotis. Fungsi

utama : mengontrol otot-otot suara dan resonansi. Gejala kerusakan :

disfagia (masalah menelan), insufisiensi velofaringeal. Terletak di

foramen jugularis.

k. Saraf Kranial XI — Nervus Asesorius

Saraf ini bersifat motorik. Berasal dari akar kranial dan spinal.

Inti ambiguus, inti asesorium spinalis. Fungsi saraf ini untuk

mengontrol otot sternokleidomastoideus dan trapezius, bersama

dengan fungsi nervus vagus. Terletak di foramen jugularis.

l. Saraf Kranial XII — Nervus Hipoglosus

Merupakan saraf motorik. Berasal dari medulla. inti

hipoglosal. mempersarafi otot-otot pergerakan lidah (kecuali otot

palatoglossus yang dipersarafi nervus vagus) dan otot-otot glossal

lainnya. Penting untuk menelan (formasi bolus) dan artikulasi bahasa.

terletak di kanal hipoglosal.

III.2.2 Serabut-serabut Nervus Trigeminus :

General somatik aferente (GSA).

- Ekteroseptif raba dan diskriminasi dengan badan sel di ganglion trigminaledan

berakhir di inti pontis nervi trigmini/ nuc. Pricipalis nervus trigminus.

- Ekteroseptif nyeri dan suhu dengan badan sel di ganglion trigminale gasseridan

berakhir di nuc. Spinalis nervus trigeminus.

- Propioseptif, rasa tekan dalam dan kinesia dengan badan sel di gangliontrigminale

gasseri dan berakhir di nuc. Masencephalic nervus trigminus.

Special Visceral Efferente (SVE).

- Menginervasi otot yang berasal dari arkus brakhialis I dengan badan sel di nuc.

Motoris nervus trigeminus yang terletak di tegmentum pontis, disebelahventromedial

bracium konjunctivum. Serabut motoris keluar dari sisi lateralpons (portiominor)

yang mengikuti cabang ketiga N. V

III.2.3. NUCLEUS-NUCLEUS N.TRIGEMINUS :

a. Nucleus sensoris

b. Messencephalic Nucleus

Merupakan pita sel-sel unipolar yang terletak di samping akuaductus

dan batasrostal dari ventrikel IV. Processus-processus perifirnya memberi

serabut-serabut sensori untuk muscle, spindless, sedangkan processus

centralnya berjalan dalam tigaarah yaitu ke supratrigeminal nucleus,

cerebellum dan, talangus kontralatral.

c. Pontis Nucleus

Menerima informasi taktil dari kulit wajah. Nucleus ini merupakan

persamaan dari Nuc. Gracilis dan cuneatus di medulla dan terutama

memproekksikan ke lemniscustregminal kontralatral.

d. Spinal nucleus

Terletak di sepanjang modulla oblongata dan dibagi dalam tiga bagian

yaitu : parsoralis, pars intropolaris dan pars caudalis.

e. Nucleus Motoris

Nuc. Motoris nervus trigeminus yang terletak di tegmentum pontis, di

sebelahventromedial bracium konjunctivum. Serabut motoris keluar dari sisi

lateral pons(patriominor) yang mengikuti cabang ketiga N.V.

f. Ganglion Trigeminale

Gamglion semilunare Gasseri terletak dalam cavum trigminale,

bagian durameter yang menutupi impressio trigminale, sebelah anterior pars

petrosaos temoralis. Ganglion ini berbentuk bulan sabit dengan

konveksitasnya menghadap kedepan lateral, permukaannya ditutupi oleh

anyaman serabut saraf.

Nervous Trigeminus bercabang menjadi tiga saluran nervous

1. Nervous oftalmikus

Nervous oftalmikus memasuki orbita melalui Fissura Orbitalis Superior dan

bertugas mensarafi kulit muka di bagian atas mata. Nersous ini merupakan

nervous sensoris murni dan merupakan divisi paling kecil dari nervous

trigeminus.

Nercous oftalmikus bercabang menjadi tiga cabang yaitu:

o Nervous lacrimalis

Nervous ini mensarafi gland lacrimals, conjungtiva, kulit palpebra

superior

o Nervous frontalis

o Nervous nasocilliaris

2. Nervous maksilaris

Nervous maksilaris timbul dari ganglion trigemini yang terletak didalam

durameter disebelah lateral sinus kavernous. Kemudian berjalan melewati

foramen rotundum menuju ke fossa pterigopalatine. Kemudian sebagai

nervous infaorbitalis, ia mencapai fissura orbitalis inferior. Ia berakhir di

daerah wajah, setelah keluar dari foramen infraorbitale. Nervous maksilaris

memberikan percabangan sebagai berikut:

Ramus meningealis, keluar pada fossa kranii media

Ramus komunikans, dipercabangkan ke ganglion pterigopalatine.

Ramus alvealaris superior posterior

Nervous zygomaticus

Nervous infraorbitalis

3. Nervous mandibularis

Pada nervous ini dibagi menjadi dua divisi, yaitu

1) Divisi anterior nervous mandibularis, berisi beberapa cabang kecil yaitu

2) Divisi Posterior, terutama adalah sensoris. Ia mempercabangkan nervous

aurikulotemporalis dan bercabang menjadi nervous alveolaris inferior dan

nervous lingualis.

Nervous aurikulotemporalis, muncul dengan dua akar yag mengapit arteri

meningea media. Saraf ini memberikan cabang yang menyebar, yang

paling besar berjalan kebelakang profundus dari musculus pterigoideus

lateralis dan di antara ligamentum sfenomandibularis, ia menyilang arkus

zygomaticus, dan berjalan kebelakang arteri temporalis superfisialis.

Cabang terminalnya disebarkan ke scalp.

Nervous Lingualis, turun di sebelah medial dari musculus pterigoideus

lateralis, dan disini bergabung dengan corda timpani, sebuah cabang dari

nervous facialis yang berisi serabut serabut yang berkenaan dengan

pengecapan. Nervous lingualis terletak di anterior nervous alveolaris

inferior ( kadang kadang saling melekat) dan ia lewat diantara musculus

pterigoideus medialis dan ramus mandibula, kira kira dibelakang dan

dibawah molar ketiga 1 cm selanjutnya ia menyilang permukaan lateral

musculus hyoglosus, profundus terhadap musculus milohiodeus dan

terletak diatas duktus mandibularis. Ia menyilang kebawah pada sisi

lateral ductus membelit keatas pada sisi medialnya, kemudian terletak

diatas musculus genioglosus. Ia berjalan kedepan sepanjang sisi lateral

lingual, dan mensuplay struktur ini dengan serabut serabut sensoris.

Cabang terminalnya berhubungan dengan nervous hiplogosus. Sebagai

tambahan hubungannya dengan corda timpani, nervous lingualis

memberikan cabang intuk isthmusfaucium, ganglion submandibularis,

membran mukosa mulut, gingiva dan gigi molar pertama dan premolar.

Nervous alveolaris inferior, turun didepan arteri pasangannya, profundus

terhadap musculus pterigoideus lateralis. Ia melewati antara ligamentum

sfenomandibularis dan ramus mandibulae kemudian masuk ke foramen

mandibulae dan canalis mandibularis. Diatas tempat masuknya kedalam

foramen mandibulae nervous alveolaris inferior dan nervous lingualis

dapat di blok secara intraoral, contohnya: untuk pencabutan gigi molar

ketiga impaksi.

Nervous alveolaris inferior memberikan percabangan sebagai berikut, (1)

nervous milohioid, timbul sebelum masuk ke foramen mandibulae. Ia

menembus ligamentum sfenomandibularis berjalan sepanjang sulcus

milohioideus pada mandibula dan terletak dibawah permukaan inferior

musculus milohiodeus, (2) ramus dentalis inferior, timbul didalam canalis

mandibularis, dari pleksus dentalis inferior dan mensuplay gigi gigi

bawah, (3) ramus ginggivalis ke gingiva, (4) nervous mentalis, keluar dari

foramen mentale dan mensuplay kulit dagu dan bibir bawah, (5) ramus

insisivus (sebagai bagian terminal dari nervous alveolaris inferior sesudah

mempercabangkan nervous mentalis) yang mensarafi gigi caninus

(kadang-kadang) dan gigi insisivus, dan sering juga gigi insisivus

kontralateral.

Jawjerk adalah reflek penutup mulut jika otot ototnya meregang dengan

cepat karena ketukan bagian depan mandibula. Impuls aferen dari otot

otot dibawa oleh nervous mandibularis dan radiks motorik ke nukleus

mesenchepalis dari nervous trigeminus. Nervous eferen dari nukleus

motorik, nervous trigeminus ditinggalkan oleh radiks motoris dan

mencapai otot melalui nervous mandibularis.

III.3. Sistem Sirkulasi Darah Pada Manusia Secara Umum

Di dalam tubuh, terdapat 3 macam pembuluh darah utama yaitu pembuluh

arteri (nadi), pembuluh vena(balik) dan pembuluh kapiler. Fungsi dari masing-

masing pembuluh yaitu pembuluh darah yang mengantar darah bersih ke jantung.

Pembuluh balik berfungsi untuk mengumpulkan darah kotor dan membawanya ke

jantung. Sedangkan pembuluh kapiler merupakan cabang dari pembuluh arteri dan

vena yang merupakan pembuluh darah yang lebih tipis dari sehelai rambu. Pembulu

kapiler ini menyebabkan darah dapat sampai ke setiap sel di dalam tubuh

(Sema,2007). Berikut adalah gambar skema alur peredaran darah di dalam tubuh :

Gambar sistem peredaran darah pada manusia(Campbell, 2008)

Pada bagan tersebut terdapat alur sirkulasi darah umum yang terjadi pada

tubuh manusia. Urutannya adalah sebagain berikut :1. Kontraksi ventrikel kanan

memompa darah ke paru-paru darah ke paru-paru melalui (2) arteri pulmoner. Saat

mengalir melalui (3)bantalan-bantalan kapiler di paru-paru kiri dan kanan, darah

mengambil O2 dan melepaskan CO2. Darah kaya oksigen kembali dari paru-paru

melalui vena pulmoner ke (4) atrium kiri jantung. Selanjutnya, darah kaya oksigen

mengalir ke dalam (5) ventrikel kiri, yang memompa darah kaya oksigen keluar ke

jaringan-jaringan tubuh melalui sirkuit sistemik. Darah meninggalkan ventrikel kiri

melalui (6) aorta, yang mengantarkan darah ke arteri-arteri yang menuju ke seluruh

tubuh. Cabang-cabang pertama dari aorta adalah arteri koroner (tidak ditunjukkan),

yang menyuplai darah ke otot jantung itu sendiri. Cabang-cabang kemudian

mengarah ke (7) bantalan-bantalan kapiler di dalam kepala dan lengan (tungkai

depan). Aorta kemudian turun ke dalam abdomen, menyuplai darah kaya oksigen ke

arteri-arteri yang menuju (8) bantalan kapiler di dalam organ-organ abdominal dan

kaki (tungkai belakang). Di dalam kapiler, terjadi difusi neto O2 dari darah ke

jaringan-jaringan dan CO2 yang dihasilkan oleh respirasi selular ke dalam darah.

Kapiler-kapiler bergabung kembali, membentuk venula-venula, yang mengantarkan

darah ke vena. Darah miskin oksigen dari kepala, leher, dan tungkai depan disalurkan

ke dalam suatu vena besar, (9) vena kava superior. Vena besar yang lain (10) vena

kava inferior, mengalirkan darah dari batang tubuh dan tungkai belakang. Kedua

vena kava mengosongkan darahnya ke dalam (11) atrium kanan, tempat darah miskin

oksigen mengalir ke dalam ventrikel kanan (Campbell, 2010).

Proses sirkulasi darah dalam tubuh berlangsung dengan pembuluh arteri

yang membawa darah yang banyak mengandung oksigen untuk disalurkan ke seluruh

tubuh dengan enggunakan pembuluh kapiler yang merupakan pembuluh darah kecil

yang mampu menjangkau jaringan-jaringan yang letaknya jauh dari pembuluh darah

arteri dan vena. Sedangkan pembuluh dara vena merupakan pembuluh darah yang

membawa darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung dan darahnya mengandung

CO2 dari hasil respirasi seluler.