BAB-3

14
10 BAB III HASIL PENGUMPULAN DATA 3.1 Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara adalah kabupaten yang mengelilingi Kota Lhokseumawe. Aceh Utara mempuyai luas wilayah 3.236,86 km 2 di bagian timur dibatasi oleh Kabupaten Aceh Timur di bagian barat dibatasi oleh Kabupaten Bireun di bagian utara oleh Selat Malaka dibagian selatan dibatasi oleh Kabupaten Bener Meriah. 3.2 Jumlah Kecamatan Kabupaten Aceh Utara dengan Ibukota Lhoksukon, terdiri dari 27 kecamatan. 3.3 Jumlah Desa/Kelurahan Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di bawah kabupaten. Sementara

description

ini adalah pembahasan mengenai profil lokasi rsu cut meutia dan data jumlah dan jenis penyakit di ruang bersalin dan nifas pada tahun 2013

Transcript of BAB-3

Page 1: BAB-3

10

BAB IIIHASIL PENGUMPULAN DATA

3.1 Luas Wilayah

Kabupaten Aceh Utara adalah kabupaten yang mengelilingi Kota

Lhokseumawe. Aceh Utara mempuyai luas wilayah 3.236,86 km2 di bagian timur

dibatasi oleh Kabupaten Aceh Timur di bagian barat dibatasi oleh Kabupaten

Bireun di bagian utara oleh Selat Malaka dibagian selatan dibatasi oleh

Kabupaten Bener Meriah.

3.2 Jumlah Kecamatan

Kabupaten Aceh Utara dengan Ibukota Lhoksukon, terdiri dari 27 kecamatan.

3.3 Jumlah Desa/Kelurahan

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul

dan istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada

di bawah kabupaten. Sementara kelurahan adalah suatu wilayah kerja lurah

sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah kerja kecamatan.

Adapun jumlah desa/gampong/kelurahan adalah sebanyak 852 desa.

3.4 Jumlah penduduk

Jumlah penduduk menurut kelompok umur dapat menunjukkan jumlah

penduduk produktif dan nonproduktif. Pengelompokan penduduk dalam usia

produktif dan nonproduktif dapat digunakan sebagai acuan menghitung Angka

Page 2: BAB-3

11

Beban Tanggungan (ABT) yang merupakan indikator ekonomi di suatu daerah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Aceh Utara tahun 2012

sebanyak 556.793 jiwa sebanyak 275 537 orang berjenis kelamin laki-laki dan

281.256 orang berjenis kelamin perempuan dengan jumlah usia produktif

sebanyak 141.212 orang berumur 14-45 tahun, rata-rata tingkat kepadatan

penduduk 172 orang per kilometer.

3.5 Jumlah Rumah Tangga/Kepala Keluarga

Dari seluruh jumlah rumah tangga 129.095 di kabupaten/kota, ratarata dalam

satu rumah tangga.

3.6 Deskripsi Rumah Sakit Umum Cut Meutia

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia yang

berlokasi di jalan Medan – Banda Aceh Km 6, Aceh Utara. RSUD Cut Meutia

berdiri diatas lahan seluas 79.912 m2 dengan luas bangunan 78.130,60 m2. RSUD

Cut Meutia terletak sangat strategis, jauh dari keramaian, mudah dijangkau oleh

masyarakat serta alat transportasi lancar dan mempunyai batas-batas wilayah

sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan jalan lintas Medan-Banda Aceh

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kompi AURI

3. Sebelah barat berbatasan dengan Akademi Kesehatan Pemerintah Daerah

Kabupaten Aceh Utara

4. Sebelah timur berbatasan dengan Kampus Politeknik.

RSUD Cut Meutia memiliki pelayanan rawat jalan, rawat inap, pelayanan

Page 3: BAB-3

12

rawat darurat, tindakan operasi, perawatan intensif, pelayanan persalinan,

pelayanan radiologi, pelayanan anastesi, pelayanan patologi klinik, pelayanan

farmasi, pelayanan rehabilitasi, pelayanan gizi. Pelayanan rawat jalan terdiri dari

poliklinik dewasa, poliklinik anak, poliklinik KIA/KB, poliklinik gigi, poliklinik

bedah, poliklinik penyakit dalam, poliklinik kesehatan anak, poliklinik

kebidanan, poliklinik mata, poliklinik THT, poliklinik kulit dan kelamin,

poliklinik saraf, poliklinik jantung, poliklinik gigi dan mulut, poliklinik jiwa,

poliklinik orthopedic dan poliklinik paru. Pelayanan rawat inap terdiri dari ruang

perawatan umum/non operasi, ruang perawatan anak, ruang perawatan

kebidanan, ruang perawatan pasien operasi, ruang perawatan urologi, ruang

perawatan saraf, ruang perawatan paru dan ruang perawatan penyakit dalam.

Pelayanan rawat darurat terdiri dari pelayanan resusitasi dan pelayanan

penunjang. Jenis atau tindakan operasi terdiri dari emergensi, semi emergensi,

elektif dan operasi mikroskopi. Jenis perawatan intesif yang ada ICU. Jenis

pelayanan persalinan/kuretase normal dan risiko tinggi. Jenis pelayanan radiologi

radio diagnostik. Jenis pelayanan anastesi yang diberikan umum, lokal, bantuan

hidup jangka panjang. Jenis pelayanan patologi klinik yang diberikan hematologi,

hemostasis, urinalisa, cairan tubuh, tinja, kimia klinik, mikrobiologi dan

parasitologi. Jenis pelayanan farmasi yang diberikan meracik dan

mendistribusikan obat, informasi dan melayani obat. Jenis pelayanan rehabilitasi

medis yang diberikan fisioterapi, terapi okupasi/social medic, orthotic-prosthotic

dan psikoterapi. Jenis pelayanan gizi yang dapat diberikan pengadaan dan

peyajian makanan, peyuluhan konsultasi gizi dan pengolahan makanan. Jumlah

kepegawaian yang ada di RSUD Cut Meutia terdiri dari 10 dokter umum pegawai

Page 4: BAB-3

13

negeri sipil, 9 orang honorer, 3 dokter spesialis obsteri dan ginekologi, 844

karyawan, pegawai negeri sipil 393 orang, honor daerah 9 orang, bakti murni 14

orang, tenaga sukarela 428 orang (Profil RSUD Cut Meutia, 2014).

3.7 Distribusi Penyakit di Ruang Bersalin

Distribusi penyakit di ruang bersalin RSU Cut Meutia pada tahun 2013 dapat

dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Distribusi Penyakit di Ruang Bersalin

Jenis Penyakit Frekuensi (f) Presentase (%)

Persalinan Normal 245 31,0Perdarahan Pervaginam 145 18,3Partus Lama 70 8,9Abortus Inkomplite 57 7,2Previous Sectio Cesaria 56 7,1Ketuban Pecah Dini 41 5,2Intra Uterine Fetal Death 39 4,9Cepalo Pelvic Disproporsional 30 3,8Malpresentasi 27 3,4Bliqted Ovum 21 2,7Preeklamsia 14 1,8Post Matur 13 1,7Plasenta Previa 11 1,4Anemia defisiensi Besi 4 0.5Kehamilan Ganda 4 0,5Polyhidroamnion 4 0,5Mola Hidatidosa 3 0,4Atonia Uteri 1 0,1Primigravida Resiko Tinggi 1 0,1Tetania Uteri 1 0,1Eklamsia 1 0,1Hamil Dengan Gangguan Mental 1 0,1Tubektomi 1 0,1Hiperplasia Endometrium 1 0,1

Total 791 100

Data Primer RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2013 diatas

Page 5: BAB-3

14

menunjukkan bahwa penyakit tertinggi di ruang bersalin ialah Persalinan Normal

sebanyak 245 kasus (31,0%). Sedangkan penyakit terendah ialah Atonia Uteri,

Primigravida Resiko Tinggi, Tetania Uteri, Eklamsia, Hamil dengan Gangguan

Mental, Tubektomi, dan Hiperplasia Endometriun yang masing-masing sebanyak

1 kasus (0,1).

3.8 Distribusi Penyakit dengan Tindakan Sectio Cesaria di Ruang Bersalin

Distribusi penyakit dengan tindakan sectio cesaria di ruang bersalin RSU

Cut Meutia tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Distribusi Penyakit dengan Tindakan Sectio Cesarea di Ruang Bersalin

Jenis Penyakit Frekuensi (f) Presentase (%)

Partus Lama 70 26,1Previous Sectio Cesarea 56 20,9Ketuban Pecah Dini 41 15,3Cepalo Pelvic Disproporsional 30 11,2Malpresentasi 27 10.1Preeklamsia 14 5,2Post Matur 13 4,9Anemia 4 1,6Kehamilan Ganda 4 1,6Polyhidroamnion 4 1,6Eklamsia 1 0,3Primigravida Resiko Tinggi 1 0,3Tetania Uteri 1 0,3Hamil Dengan Gangguan Mental 1 0,3Tubektomi 1 0,3

Total 268 100

Sumber : Data Primer 2013

Data Primer RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2013 diatas

menunjukkan bahwa penyakit tertinggi dengan tindakan sectio cesarea di ruang

Page 6: BAB-3

15

bersalin ialah Partus Lama sebanyak 70 kasus (26,1%). Sedangkan penyakit

terendah ialah Eklamsi, Primigravida resiko tinggi, Tetania Uteri, dan Hamil

dengan Gangguan Mental yang masing sebanyak 1 kasus (0,3%).

3.9 Distribusi Penyakit dengan Tindakan Kuretase di Ruang Bersalin

Distribusi penyakit dengan tindakan kuretase di ruang bersalin RSU Cut

Meutia tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3 Distribusi Penyakit dengan Tindakan Kuretase di Ruang Bersalin

Jenis Penyakit Frekuensi (f) Presentase (%)

Abortus Inkomplit 57 69,5Bliqted Ovum 21 25,6Mola Hidatidosa 3 3,7Hiperplasia Endometrium 1 1,2

Total 82 100

Sumber : Data Primer 2013

Data Primer RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2013 diatas

menunjukkan bahwa penyakit tertinggi dengan tindakan kuretase di ruang

bersalin ialah Abortus Inkomplit sebanyak 57 kasus (69,5%). Sedangkan penyakit

terendah ialah Hiperplasia Endometrium sebanyak 1 kasus (1,2%).

3.10 Distribusi Penyakit dengan Kematian Ibu di Ruang Bersalin

Distribusi penyakit dengan kematian ibu di ruang bersalinRSU Cut Meutia

tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Distribusi Penyakit dengan Kematian Ibu di Ruang Bersalin

Jenis Penyakit Frekuensi Presentase

Plasenta Previa 2 66,7%Atonia Uteri 1 33,3%

Page 7: BAB-3

16

Total 3 100%

Sumber : Data Sekunder 2013

Data Primer RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2013 diatas

menunjukkan bahwa penyakit tertinggi dengan kematian ibu di ruang bersalin

ialah Plasenta previa sebanyak 2 kasus (66,7%). Sedangkan yang terendah ialah

Atonia Uteri sebanyak 1 kasus (33,3%).

3.11 Distribusi Penyakit di Ruang Nifas

Distribusi penyakit di ruang nifas RSU Cut Meutia pada tahun 2013 dapat

dilihat pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Distribusi Penyakit di Ruang Nifas

Jenis Penyakit Frekuensi (f) Presentase (%)

Hiperemesis Gravidarum 98 22,9Previus Sectio Cecarea 38 8,9Menoraghia 33 7,7Abortus Inkomplite 28 6,5Kista Ovarium 26 6,1Tubektomi 24 5,6Mioma Uteri 21 4,9Malpresentasi 18 4,2Post Mature 16 3,7Abortus Imminens 13 3,0Prolapsus Uteri 13 3,0Partus Lama 13 3,0Metroraghia 12 2,8Perdarahan Uterus Disproporsional 11 2,6Ketuban Pecah Dini 10 2,3Hiperplasia Endometrium 9 2,1Bliqted Ovum 8 1,9Mola Hidatidosa 5 1,2Cepalo Pelvik Disproporsianal 5 1,2

Plasenta Previa 5 1,2

Preeklamsia 4 0,9

Endometritis 4 0,9

Adenocarcinoma Servik 4 0,9

Page 8: BAB-3

17

Kehamilan Ektopik Terganggu 3 0,7Atonia Uteri 3 0,7Adneksitis 2 0,5Endometriosis 1 0,2Kanker Ovarium 1 0,2Intra Uterine Fetal Death 1 0,2

Total 429 100

Sumber : Data Primer 2013

Data Primer RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2013 diatas

menunjukkan bahwa penyakit tertinggi di ruang bersalin ialah Hiperemesis

Gravidarum 98 kasus (22,9%). Sedangkan penyakit terendah ialah Endometriosis,

Kanker Ovarium, IUFD yang masing-masing 1 kasus (0,2%).

3.12 Distrubusi Penyakit dengan Tindakan Sectio Cesarea di Ruang Nifas

Distribusi penyakit dengan tindakan sectio cesarea di ruang nifas RSU Cut

Meutia tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 3.6

Tabel 3.6 Distribusi Penyakit dengan Tindakan Sectio Cesarea di Ruang Nifas

Jenis Penyakit Frekuensi (f) Presentase (%)

Previus Sc 38 38,8Tubektomi 24 24,5Post Mature 16 16,3Ketuban Pecah Dini 10 10,2

Plasenta Previa 5 5,1

Cepalo Pelvic Disproporsianal 5 5,1

Total 98 100

Sumber : Data Primer 2013

Data Primer RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2013 diatas

menunjukkan bahwa penyakit tertinggi dengan tindakan sectio cesarea di ruang

nifas ialah previous sectio cesarea sebanyak 38 kasus (38,8%). Sedangkan

penyakit terendah ialah Plasenta Previa dan Cepalo pelvik disproporsianal yang

Page 9: BAB-3

18

masing-masing sebanyak 5 kasus (5,1%).

3.13 Distribusi Penyakit dengan Tindakan Kuretase di Ruang Nifas

Distribusi penyakit dengan tindakan kuretase di ruang nifas RSU Cut Meutia

tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 3.7

Tabel 3.7 Distribusi Penyakit dengan Tindakan Kuretase di Ruang Nifas

Jenis Penyakit Frekuensi (f) Presentase (%)

Abortus Inkomplite 28 60,9Hiperplasia Endometrium 9 19,6Bliqted Ovum 8 17,4

Missed Abortion 1 2,1

Total 46 100

Sumber : Data Primer 2013

Data Primer RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2013 diatas

menunjukkan bahwa penyakit tertinggi dengan tindakan kuretase di ruang nifas

ialah Abortus Inkomplit sebanyak 28 kasus (60,9%). Sedangkan penyakit

terendah ialah Missed Abortion sebanyak 1 kasus (2,1%)

3.14 Distribusi Penyakit dengan Tindakan Laparotomi di Ruang Nifas

Distribusi penyakit dengan tindakan Laparotomi di ruang nifas RSU Cut

Meutia tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 3.8

Tabel 3.8 Distribusi Penyakit dengan Tindakan Laparotomi di Ruang Nifas

Jenis Penyakit Frekuensi Presentase

Kista Ovarium 11 73,4Kehamilan Ektopik Terganggu 3 20,0Kanker Ovarium 1 5,6

Total 15 100

Sumber : Data Primer 2013

Page 10: BAB-3

19

Data Primer RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2013 diatas

menunjukkan bahwa penyakit tertinggi dengan tindakan laparotomi di ruang nifas

ialah kista ovarium sebanyak 11 kasus (73,4). Sedangkan penyakit terendah ialah

Kaner Ovarium sebanyak 1 kasus (5,6)