BAB 3

10
BAB 3 KASUS An E usia 6 tahun masuk rumah sakit melalui UGD dengan diagnosa medis GEA dan ISPA dengan keluhan utama nyeri ulu ati kurang lebih 4 hari, muntah 5x dalam sehari, bab 4x/hari dengan konsistensi feses cair , berwarna kuning kecoklatan dan , tidak berlendir,klien batuk berdahak seudah hampir 1 minggu. Saat pengkajian pasien tidak nafsu makan dengan BB awal 24 kg, BB saat di RS 24.5 kg . TTV ; TD :110/70 ,N : 82x/mnt, S : 36.6 , P : 30x/mnt Dilakukan pemeriksaan USG dengan hasil saluran cerna terisicairan,sisa makanann dan gas, peristaltik seidkit meningkat tak tampak massa dan acites. Hasil lab urine warna kuning agak keruh , dan terdapat bacteria amorf. Selama dirawat di RS pasien merasa cemas dan menagis saat bertemu dengan perawat, dokter.

description

rt

Transcript of BAB 3

BAB 3

KASUS

An E usia 6 tahun masuk rumah sakit melalui UGD dengan diagnosa medis GEA dan ISPA dengan keluhan utama nyeri ulu ati kurang lebih 4 hari, muntah 5x dalam sehari, bab 4x/hari dengan konsistensi feses cair , berwarna kuning kecoklatan dan , tidak berlendir,klien batuk berdahak seudah hampir 1 minggu. Saat pengkajian pasien tidak nafsu makan dengan BB awal 24 kg, BB saat di RS 24.5 kg . TTV ; TD :110/70 ,N : 82x/mnt, S : 36.6 , P : 30x/mnt Dilakukan pemeriksaan USG dengan hasil saluran cerna terisicairan,sisa makanann dan gas, peristaltik seidkit meningkat tak tampak massa dan acites. Hasil lab urine warna kuning agak keruh , dan terdapat bacteria amorf. Selama dirawat di RS pasien merasa cemas dan menagis saat bertemu dengan perawat, dokter.

BAB 4

PEMBAHASAN

1. Definisi

Gastroenteritis merupakan peradangan lambung dan intestinal yang disertai dengan muntah dan diare. ( Jane Ball,2012).

2. Etiologi :

Didalam teori dalam penyakit GE disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasite. Namun dalam kasus diduga, GE tersebut disebabkan ISPA temasuk dalam infeksi parenteral. Dikarena menurut orang tua klien, anak nya tidak jajan dan selalu membawa bekal saat sekolah, dan tidak pernah memberi uang jajan. Dan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah BAB,makan, dan dirumah ada PRT yang memasak dan menurut orang tua klien kebersihan rumah dan PRT baik. Dan kelompok kami menduga pencetus terjadinya GE dari ISPA. Dari ISPA tersebut, slem yang terakumulasi di saluran pernafasan, terdapat bakteri dan jamur menjebabkan aspirasi dan akhirnya tertelan, dan masuk dalam saluran pencernaan. Dan terjadi lah proses invasi bakteri atau jamur ke dalam mukosa usus halus. Yang ditunjukan dalam feses yang cair, karena terjadi gangguan absorbsi cairan dan nutrien.

3. Tanda dan Gejala:

a. Dalam teori, GE dapat menyebabkan berat badan menurut akibat dehidrasi. Dan didalam kasus ini, perubahan berat badan terjadi, namun bukan berkurang tetapi bertambah 0,5 gr dari sebelum sakit. Kelompok kami menganalisa kenaikan berat badan klien disebabkan oleh kelebihan cairan, dan dari dokumentasi balance cairan dalam 2 hari terdapat positif 100-400 cc/ hari. Kami menduga cairan berlebihan karena infus. Yang 1500cc/24 jam. Dan tidak adanya dokumentasi jumlah urin selama 24 jam.

b. Didalam teori klien yang mengalami GE dan diare akan terjadi kenaikan peristaltic usus yang nilai normalnya 5-35x/menit, yang disebakan proses inflamasi dan cara untuk mengekresikan bakteri, virus, dan parasite, jamur dalam saluran pencernaan. Namun, didalam kasus setelah diobservasi hasil bunyi peristaltic hanya 15x. Dan hal yang harusnya terjadi adalah peristaltic menjadi 35x/menit. Dan kelompok kami mendiskusikan peristaltic klien normal karena dalam terapi dan sudah proses recovery.

c. Dalam urinalisa terdapat kristal amorf, yang biasanya terdapat dalam feses. Yang kami analisa urin bercamur dengan feses, sehinga hasil urinalisa terdapat amorf.

4. Komplikasi

Dalam kasus ini tidak terjadi komplikasi, seperti dehidrasi, syok hipovolemik dan asidosis metabolik dikarenakan dehidrasi dapat diatasi dan diceah serta dipantau ketat. Sehingga klien tidak terjadi kekurangan cairan, dan jatuh dalam dehidrasi. Dan dalam kasus ini dibuktikan dari hasil SE, dan TTV.

5. Terapi yang diberikan:

Cairan RL 1500 cc/24 jam dan hari ke 3 diganti cairan KN3b

Pasien diberi terapi obat oral L-Bio 2X1sach, L-Zinc 2X 1 cth,

Vomeeta 3X1cth (AC) ,

Tempra diberi jika suhu >37.5 C 1 cth,

Ranivel 2X1 cth ( 8-20) Cespam 2X1cth

Dalam kasus ini terapi yang diberikan simptomatik, dan sesuai dengan teori.

Renival dan Cespan di stop, karena keluhan tidak ada lagi.

Namun dalam 2x24 jam terapi infeksi saluran penceranaan seperti L Bio dan L zinc kurang efektif. Sehingga dikolaborasikan lagi, dan ditambah Renatac 2x25mg, dan Alostil 2x175mg.

Dan setelah 1 x 24 jam diberikan terjadi perubahan yaitu BAB tidak ada, dan monitoring Efek Samping juga dilaksanakan, dan tidak terjadi efek samping terhadap klien.

Dan untuk ISPA dilakukan terapi inhalsi nebulizer dengan obat combiven 1.25cc dan bisolvon 10 tetes, 2x24 (08.00-17.00).

Hasil lab darah rutin

Hemoglobin14.6 g/dl

Eritrosit 5.45 juta/

Hematokrit 45.0

Jumlah leukosit H 16.66

Jumlah tromosit 429 ribu

MCV 83 fL

MCH 27 pg/mL

MCHC 32.4 g/dL

RDW-CV 13%

Basofil L 0.2%

Eusinofil L 0.1%

Neutrofil H 77.9%

Limfosit L 11.7%

Monosit 10.1%

Natrium 139mmol/L

Kalium 4.0mmol/L

Klorida 108 mmol/L

Saat diberikan terapi tersebut dan dilakukan fisioterapi dada slem bisa keluar. Namun sudah di penkes untuk rawat mulut saat slem keluar karena dapat terjadi penumpukan jamur di rongga mulut.

6. Pengkajian Pola Gordon (terlampir)

Dalam kasus, hal yang terlihat beda adalah, Peristalitik/ Bising Usus. Yang seharusnya meningkat lebih dari 5-35x/menit. Dan kasus ini hanya 15x/menit.

Dan juga ditemukan batuk batuk, yang disertai slem yaitu yang menunjukan ISPA.

7. Diagnosa Keperawatan

Didalam kasus terdapat beberapa diagnose keperwatan yang diangkat; yaitu

a. Bersihan jalan Nafas b.d. penumpukan slem

Masalah keperawatan ini diangkat karena sesuai keluhan data subjektif, maupun objektif, dan riwayat klien. Namun dalam teori, masalah keperawatan bersihan jalan nafas bukan merupakan diagnose untuk penyakit GE. Terkecuali sudah terjadi komplikasi hematogen yang menyerang saluran pernafasan.

8. Tumbuh kembang pada anak E adalah pada masa pre schol umur 2-7 tahun menurut

1. Fisik dan motoric

BB normal seharusnya pada klien ialah 20,5kg, dan tinggi 115cm. Klien menujukan sesuai pertumbuhan dan perkembangan nya yaitu, klien menyadari kesukaan nya dank klien menyukai menggambar, dan mewarnai.

2. Mental

Mengetahui konsep umum, seperti mendefiniskan objek, dan mematuhi perintah masuk dalam fase (SuperEgo), oleh Sigmund Freud. Dan klien menujukannya dengan mengikuti perintah perawat, seperti nafas dalam, dan batuk efektif, dan cuci tangan, walaupun belum ada komunikasi secara verbal.

3. Adaptif

Belum bisa adaptif/ delay untuk hunungan antara perawat-dan klien, karena mempunya peristiwa traumatic, hospitalis. Setelah di terapi dan di intervensi klien menunjukan rasa adptifnya dengan berkomunikasi walaupun secara nonverbal, dan mau langsung bertatapan dengan perawat.

4. Personal-Sosial

Ibu klien mengatakan, ia kurang dalam bersosialisasi diluar rumah, hanya dominan di sekolah. Namun tidak terjadi hambatan terhdap bertemu orang baru, terkecuali perawat yang ia takuti karena dampak hospitalis.

5. Stimulasi Motorik kasar

Klien mengatakan mampu benerang, dan menari, dan aktif dalam kegiatan sekolah preschool nya.

6. Stimulasi Motoric Halus

Ditunujkan dengan klien dapat menyusun puzzle, dan menggambar sesuai contoh.

7. Stimulasi Kognitif

Klien belum menunjukan, karena masih belum berkomunikasi secara verbal. Namun menurut Ibu klien, klien sudah dapat berdiskusi tentang suatu tema, dan dapat menginformasikan suatu informasi terbaru terhadap teman nya.

7. Imunisasi yang masih bisa didapat pada umur 6 tahun DT dan campak ( 0.5cc) dan sudah dilakukan di Sekolah AN.E.

BAB 5

PENUTUP

Kesimpulan :

Anak teersebut benar didiagnosa GE, karena dilihat dari tanda dan gejala yang dialami anak tersebut, yaitu BAB lebih dari 3 kali, feses konsistensi cair,yaitu diare. Dan GE harus disertai dengan test diagnostic menunjang, dan terapi yang tepat. Dan juga harus diperhatikan benar untuk bising usus. Karena dalam kasus ini diagnose belum disertai test diagnose biakan feses yang menentukan penyebab dari GE terebut.

Saran :

1. Anjurkan orang tua untuk selalu mengingatkan anak agar selalu mencuci tangan anak sebelum dan sesudah bermain

2.Perhatikan makanan yang akan diberikan pada anak jangan sampai makanan itu sudah basi atau sudah kadaluarsa.

3.Anjurkan orang tua untuk selalu memperhatikan kebersihan makanan dan kebersihan lingkungan sekitar rumah, dan kebersihan PRT.

4. Ajarkan Ibu/ keluarga dan anak untuk melakukan etika batuk: memaki masker, menutup saat batuk/bersin, dan membuang pada tempat sampah.

5. Mengajarkan tanda tanda diare, dan cara pertolongan pertama.

6. Menganjurkan untuk followup ke tenaga kesehatan.