Bab 3

24
Praktikum Geologi Struktur Struktur Garis BAB III STRUKTUR GARIS 3.1. Tujuan Adapun tujuan praktikum kali ini adalah : 1. Mengetahui bagian-bagian dan istilah struktur garis. 2. Menyelesaikan permasalahan struktur garis dengan metode grafis. 3.2. Dasar Teori Struktur garis adalah struktur yang berbentuk garis yang mempunyai arah dan kedudukan. Seperti halnya struktur bidang, pada struktur garis dalam geologi struktur dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur garis riil dan struktur garis semu. 1. Struktur Garis Riil Struktur garis riil adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati langsung di lapangan. Misalnya gores garis yang terdapat pada bidang sesar. Novia Anita Putri H1C111028

Transcript of Bab 3

Page 1: Bab 3

Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis

BAB III

STRUKTUR GARIS

3.1. Tujuan

Adapun tujuan praktikum kali ini adalah :

1. Mengetahui bagian-bagian dan istilah struktur garis.

2. Menyelesaikan permasalahan struktur garis dengan metode grafis.

3.2. Dasar Teori

Struktur garis adalah struktur yang berbentuk garis yang mempunyai

arah dan kedudukan. Seperti halnya struktur bidang, pada struktur garis dalam

geologi struktur dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur garis riil

dan struktur garis semu.

1. Struktur Garis Riil

Struktur garis riil adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya

dapat diamati langsung di lapangan. Misalnya gores garis yang terdapat pada

bidang sesar.

Sumber : http://wong168.wordpress.com/2011/04/23/sesar-mendatar-strike-slip-dan-sesar-menurun-normal-fault.html

Gambar 3.1 Sesar

Novia Anita PutriH1C111028

Page 2: Bab 3

Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis

2. Struktur Garis Semu

Struktur garis semu adalah semua struktur garis yang arah atau

kedudukannya ditafsirkan dari orientasi unsur-unsur struktur yang

membentuk kelurusan atau liniasi. Sebagai contoh misalnya pada suatu

fragmen breksi besar, liniasi mineral-mineral pada batuan beku dan arah

liniasi pada struktur batuan sedimen (flute cast, cross bedding) serta dapat

dimasukkan kelurusan sungai, topografi dan sebagainya.

Sumber : http://www.kueps.kyoto-u.ac.jp/~web-bs/bs/gallery/flute_eg.html

Gambar 3.2 Flute Cast

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Cross-bedding.html

Gambar 3.3Cross Bedding

Novia Anita PutriH1C111028

Page 3: Bab 3

Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis

Berdasarkan saat pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu :

1. Struktur Garis Primer

Yang termasuk struktur garis primer adalah liniasi atau penjajaran

mineral-mineral pada batuan beku tertentu dan arah liniasi struktur sedimen.

Sumber : http://www.ux1.eiu.edu/~cfjps/1300/sed_rxs.html

Gambar 3.4Graded Bedding

2. Struktur Garis Sekunder

Yang termasuk struktur garis sekunder adalah gores garis, liniasi

memanjang fragmen breksi, sesar garis poros lipatan dan kelurusan-

kelurusan, topografi, sungai, dan lain sebagainya.

Kedudukan pada struktur garis dinyatakan dengan istilah-istilah berikut

ini :

1. Arah Penunjaman (Trend)

Arah penunjaman (trend) adalah jurus dari bidang vertikal yang

melalui garis dan menunjukkan arah penunjaman garis tersebut (hanya

menunjukkan suatu arah tertentu).

2. Arah Kelurusan (Bearing)

Arah kelurusan (bearing) adalah jurus dari bidang vertikal yang

melalui garis tetapi tidak menunjukkan arah penunjaman garis tersebut

(menunjukkan arah dimana salah satu arahnya merupakan sudut pelurusnya).

3. Rake/Pitch

Novia Anita PutriH1C111028

Page 4: Bab 3

Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis

Rake/pitch adalah besar sudut antara garis dengan garis horizontal

yang diukur pada bidang dimana garis tersebut terdapat besarnya rake sama

dengan atau lebih kecil 900.

4. Penunjaman (Plunge)

Penunjaman (plunge) adalah suatu sudut vertikal yang diukur dari

arah bawah pada suatu bidang vertikal diantara garis horizontal.

(Anonim, 2012)

Sumber : Laporan Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.

Gambar 3.5 Istilah Struktur Garis

Untuk menyatakan kedudukan suatu struktur garis secara tertulis dan

suatu cara penulisan simbol pada peta geologi. Penulisan notes struktur garis

dinyatakan dengan :

1. Plunge dan Trend (arah penunjaman)

2. Sistem azimuth, hanya mengenal satu penulisan yaitu Y0, N X0 E. X0 adalah

trend besarnya 00 – 3600 dan Y0 adalah plunge yang besarnya 00 – 900 (sudut

vertikal).

3. Sistem kwadran, penulisannya tergantung pada posisi kwadran yang

diinginkan sehingga mempunyai beberapa cara penulisan, yaitu :

a. Sistem azimuth N 1350 E, 200 maka menurut sistem kwadrannya adalah S

450 E, 200.

Novia Anita PutriH1C111028

Page 5: Bab 3

Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis

b. Sistem azimuth N 3150 E, 250 maka menurut sistem kwadrannya adalah

N 450 W, 250.

Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.

Gambar 3.6 Struktur Garis

Keterangan gambar :

AD = Jurus (Strike) bidang ABCD

AE = Struktur garis bidang ABCD

AL = Trend

α = Rake

β = Plunge

: Trend and plunge of line

: Horizontal line

: Double line

: Attitude of elongated pebble

: Attitude of mineral grains

: Or the bed

Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.

Gambar 3.7

Novia Anita PutriH1C111028

αβ

D

L

A

E

B

C

30

Page 6: Bab 3

Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis

Simbol Struktur Garis

Di dalam garis trend atau bearing hasil pengukuran yang dituliskan

dengan tepat, sesuai dengan arah pembacaan kompas pada satu titik dimana ada

struktur garis tersebut yang akan diukur dan diberikan tanda panah yang ada

pada ujung-ujung garis tersebut sesuai dengan arah yang ditunjukkannya.

AZIMUTH KUADRAN

Notasi Gambar Notasi Gambar

N135oE, 20o

20

N45oW, 25o

25

Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.

Gambar 3.8Penulisan (notasi) Struktur Garis

Ada beberapa cara untuk mengukur struktur garis dengan menggunakan

kompas geologi, yaitu :

1. Pengukuran Struktur Garis yang mempunyai Trend

Adapun yang termasuk struktur garis ini adalah gores garis pada

bidang sesar, arah arus pembentukkan struktur sedimen dan garis sumbu

lipatan.

a. Pengukur Arah Trend

1) Tempelkan alat bantu (clipboard) pada posisi tegak dan sejajar

dengan struktur garis yang akan diukur.

2) Tempelkan sisi west aatau east kompas pada posisi kanan atau kiri

alat bantu dengan visir kompas (sighting arm) mengarah

kepenunjaman struktur garis tersebut.

Novia Anita PutriH1C111028

N N

EW

S

EW

S

Page 7: Bab 3

Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis

3) Levelkan/horizontalkan kompas (nivo mata sapi dalam keadaan

horizontal), maka harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas

adalah harga arah penunjaman (trend).

b. Pengukuran Plunge (Sudut Penunjaman)

1) Tempelkan sisi west kompas pada sisi atas alat bantu yang masih

dalam keadaan vertikal.

2) Levelkan/horizontalkan dinometer dan baca besaran sudut vertikal

yang ditunjukkan oleh penunjuk pada skala dinometer.

Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.

Gambar 3.9Mengukur Plunge Menggunakan Kompas

c. Pengukuran Pitch (Rake)

1) Buat garis horizontal pada bidang dimana struktur garis tersebut

terdapat (sama dengan jurus bidang tersebut) yang memotong

struktur garis akan diukur rake-nya.

2) Ukur besar sudut lancip yang dibentuk oleh garis horizontal dengan

struktur garis tersebut menggunakan busur derajat.

2. Pengukuran Struktur Garis yang tidak mempunyai Trend (Horizontal)

Adapun yang termasuk dalam struktur garis ini pada umumnya

berupa arah-arah kelurusan (arah liniasi fragmen breksi sesar, arah kelurusan

Novia Anita PutriH1C111028

Page 8: Bab 3

Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis

sungai, dan arah kelurusan garis sesar). Jadi yang perlu diukur hanya arah

kelurusan (bearing) saja.

a. Pengukuran Bearing

1) Arah visir kompas sejajar dengan unsur-unsur kelurusan struktur

garis yang akan diukur, misalnya sumbu memanjang fragmen breksi

sesar.

2) Pada posisi visir kompas sejajar dengan unsur-unsur kelurusan

struktur garis yang akan diukur, levelkan/horizontalkan kompas (nivo

mata sapi dalam keadaan horizontal), maka harga yang ditunjuk oleh

jarum utara kompas adalah harga arah bearing-nya.

(Anonim, 2012)

Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.

Gambar 3.10Mengukur Bearing Menggunakan Kompas

Penentuan tebal dan kedalaman dalam geologi struktur pada dasarnya

merupakan aplikasi dari metode grafis dan goneometris. Tebal merupakan

jarak tegak lurus antara dua bidang yang sejajar, yang merupakan batas lapisan

batuan.

Secara garis besar, masalah–masalah penetuan ketebalan dapat dibedakan

berdasarkan cara perhitungannya menjadi :

1. Perhitungan berdasarkan pengukuran langsung

Perhitungan secara langsung dapat dilakukan dilapangan dengan

syarat kemiringan lereng tegak lurus dengan kemiringan lapisan, seperti :

a. Medan datar/tak berelief dengan lapisan relatif tegak

Novia Anita PutriH1C111028

Page 9: Bab 3

Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis

b. Medan vertikal dengan lapisan relatif horizontal

2. Perhitungan berdasarkan pengukuran tidak langsung

Perhitungan secara tidak langsung im dapat dilakukan dengan

macam-macam cara tergantung pada :

a. Kedudukan Lapisan Batuan

Kedudukan lapisan batuan dapat dilihat melalui contoh pada

gambar di bawah ini :

Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.

Gambar 3.11Kedudukan Lapisan Batuan

Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.

Gambar 3.12

Novia Anita PutriH1C111028

Page 10: Bab 3

Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis

Kedudukan Lapisan Batuan

Pada gambar 3.11 di atas dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Aliran lava (lapisan 4) membakar lapisan dibawahnya, dan lapisan

5 mengandung inklusi dari aliran lava, sehingga lapisan 4 lebih

muda dari lapisan 3 namun lebih tua dari lapisan 5 dan 6.

2) Lapisan batuan dibawah dan diatas sill (lapisan 3) terbakar,

menunjukkan bahwa sill tersebut lebih muda daripada lapisan 2.

3) dan 4, namun umur lapisan 5 terhadap sill tidak dapat ditentukan.

Sedangkan pada gambar 3.12 di atas dapat dijabarkan

sebagai berikut :

1) Granit lebih muda daripada batupasir karena batupasir

terpanggang pada bidang kontaknya dengan granit dan granit

mengandung inklusi batupasir.

2) Inklusi granit didalam batupasir menunjukkan granit lebih tua

daripada batupasir.

b. Keadaan Topografi

Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.

Gambar 3.13Peta Topografi

Unsur-unsur yang dijumpai dilapangan yang dipakai sebagai data

perhitungan geometri adalah:

1. Lebar singkapan

Novia Anita PutriH1C111028

Page 11: Bab 3

Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis

2. Kedudukan /kemiringan lapisan batuan

3. Besar sudut lintasan arah jurus lapisan

4. Besar sudut kemiringan lereng /slope

Kedalaman merupakan jarak vertikal dari ketinggian tertentu

(permukaan air laut) ke arah bawah terhadap suatu titik, garis atau bidang.

Masalah–masalah penentuan kedalaman dapat dibedakan berdasarkan

cara perhitungannya menjadi :

1. Perhitungan berdasarkan pengukuran tegak lurus jurus lapisan.

2. Perhitungan berdasarkan pengukuran tidak tegak lurus jurus lapisan.

Pola singkapan adalah suatu bentuk penyebaran batuan dan struktur

yang tergambarkan dalam peta geologi . Peta geologi adalah suatu peta yang

menggambarkan keadaan geologi daerah tersebut, meliputi penyebaran

batuan (litologi), penyebaran struktur dan bentuk morfologinya.

Besar dan bentuk dari pola singkapan tergantung dari beberapa hal, yakni:

1. Tebal Lapisan

2. Morfologi

3. Besar Kemiringan (Dip) Lapisan

4. Bentuk Struktur Lipatan

Hubungan antara lapisan yang mempunyai kemiringan dengan bentuk

topografi berelief akan menghasilkan suatu pola singkapan yang beraturan,

dimana aturan tersebut dikenal dengan hukum "V".

Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Lapisan horizontal akan membentuk pola singkapan yang mengikuti pola

garis kontur.

2. Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan dengan arah kemiringan

lereng maka kenampakan lapisan akan memotong lembah dengan

pola singkapan membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah

kemiringan lembah.

3. Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa garis lurus

dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi.

Novia Anita PutriH1C111028

Page 12: Bab 3

Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis

4. Lapisan yang miring searah dengan arah kemiringan lereng dimana

kemungkinan lapisan lebih besar daripada kemiringan lereng yang akan

membentuk pola singkapan dengan huruf "V" dan mengarah searah dengan

kemiringan lereng.

5. Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan kemiringan lereng dimana

besar kemiringan lapisan lebih kecil dari kemiringan lereng , maka pola

singkapannya akan membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah

kemiringan lereng /lembah.

6. Lapisan yang kemiringannya searah dengan kemiringan lembah dan

besarnya kemiringan lapisan sama dengan kemiringan lereng/lembah maka

pola singkapan tampak.

Dalam pembuatan peta geologi, dilakukan dengan cara mengamati

singkapan-singkapan batuan yang dijumpai. Pengamatan singkapan batuan

biasanya dilakukan dengan mengambil jalur disekitar aliran sungai

disepanjang aliran sungai inilah dapat dijumpai singkapan batuan dengan baik.

Pengamatan yang dilakukan meliputi jenis batuan, penyebaran,

kedudukannya, hubungan antar satuan (litologi), strukturnya (baik struktur

primer maupun sekunder).

1. Data singkapan dari flap lokasi pengamatan diplotkan pada peta dasar (peta

topografi) berupa simbol, tanda, warna

2. Batas litologi, garis sesar, sumbu lipatan dapat berupa garis penuh (tegas)

bila diketahui dengan pasti atau berupa garis putus-putus jika diperkirakan.

3. Legenda peta diurutkan sesuai dengan urutan stratigrafi (hukum

superposisi).

4. Penyebaran satuan batuan (pola singakapannya dapat ditarik batasnya

diantara satuan batuan yang bersama dengan memperhatikan hukum "V".

Suatu gambaran yang memperlihatkan keadaan geologi secara vertikal,

sehingga diketahui hubungan satu dengan lainnya. Dalam pembuatan

penampang geologi dipilih suatu jalur tertentu sedemikian rupa, sehingga

dapat memperlihatkan dengan jelas semua keadaan geologinya secara vertikal.

Dalam hal ini dipilih atau dibuat suatu jalur yang arahnya tegak lurus terhadap

jurus umum lapisan batuan, sehingga dalam penampang akan tergambarkan

Novia Anita PutriH1C111028

Page 13: Bab 3

Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis

keadaan kemiringan lapisan yang asli (true dip). Namun pembuatan

penamapang terkadang juga melalui jalur yang tidak tegak lurus terhadap jurus

lapisan batuan maka disini penggambaran besar kemiringan lapisannya adalah

merupakan kemiringan lapisan semu (apparent dip) yang besarnya sesuai

dengan arah sayatan terhadap jurus lapisan batuan.

Cara pembuatannya adalah sebagai berikut :

1. Perhatikan arah sayatan penampang terhadap jurus umum lapisan (tegak

lurus atau tidak).

2. Buat "base line" yang panjangnya sama dengan panjang garis penampang

peta geologi.

3. Buat "end line" dan berikan angka – angka yang menunjukan ketinggian

sesuai dengan skalanya.

4. Buat "profile line" dengan cara mengeplot ketinggian garis kontur yang

terpotong garis penampang, dan kemudian hubungkan.

5. Gambarkan keadaan geologinya, meliputi batas lapisan, batas struktur dan

lainnya, yang terpotong oleh garis penampang.

Penamaan dari suatu sesar adalah tergantung dari dasar klasifikasi yang

digunakan, berdasarkan orientasi pola tegasan utama yang menyebabkannya

antara lain :

1. Thrust fault, jika tegasan utama maksimum dan intermediate adalah

horisontal.

2. Normal fault, jika pola tegasan utama maksimum adalah vertikal.

3. Wrench fault (strek slip fault), jika pola tegasan utama maksimum dan

minimum adalah horizontal.

Lipatan merupakan basil perubahan bentuk dan suatu bahan yang

ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dan lengkungan pada unsur

garis atau bidang di dalam bahan tersebut.

Mekanisme gaya yang menyebabkannya ada dua macam :

1. Buckling (melipat) disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya sejajar dengan

permukaan lempeng.

2. Bending (pelengkungan), disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya tegak

lurus permukaan lempeng.

Novia Anita PutriH1C111028

Page 14: Bab 3

Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis

Berdasarkan proses lipatan dan jenis batuan yang terlipat dapat di

bedakan menjadi 4 macam lipatan, yaitu :

1. Flexur /Competent Folding termasuk di dalamnya Parallel Fold.

2. Flow /Incompetent Folding termasuk di dalamnya Similar Fold.

3. Shear folding.

4. Aexure and flow folding.

(Anonim, 2012)

3.3. Alat dan Bahan

3.3.1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada praktikum geologi struktur ini

adalah :

a. Clipboard

b. Pensil mekanik

c. Penggaris

d. Busur

e. Milipen

f. Pensil warna

g. Rapido

3.3.2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum geologi struktur

ini adalah :

a. Kertas kuarto (A4S)

b. Lembar Kerja

Novia Anita PutriH1C111028

Page 15: Bab 3

Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis

3.4. Kesimpulan

Kesimpulan uang dapat diambil dari praktikum kali ini antara lain :

1. Struktur garis adalah struktur yang berbentuk garis yang mempunyai arah

dan kedudukan.

2. Struktur garis dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a. Struktur garis riil

b. Struktur garis semu

3. Berdasarkan pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu :

a. Struktur garis primer

b. Struktur garis sekunder

4. Beberapa istilah-istilah yang digunakan dalam struktur garis antara lain :

a. Arah penujaman (trend)

b. Penunjaman (plunge)

c. Arah kelurusan (bearing)

d. Rake (pitch)

5. Untuk menyatakn kedudukan struktur garis secara tertulis agar mudah

dipahami, dibutuhkan suatu cara oenulisan notasi dan simbol.

6. Ada beberapa cara untuk mengukur struktur garis dengan menggunakan

kompas geologi, yaitu :

a. Pengukuran struktur garis yang mempunyai trend.

b. Pengukuran struktur garis yang tidak mempunyai trend.

7. Hasil dari menentukan plunge dan rake sebuah garis pada suatu bidang.

a. Pada Permasalahan 1

1) Plunge (sudut BOE), yaitu 20o.

2) Rake (sudut AOG), yaitu 35o.

b. Pada Permasalahan 2

1) Plunge (sudut BOE), yaitu 25o.

Novia Anita PutriH1C111028

Page 16: Bab 3

Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis

2) Rake (sudut BOAʹ), yaitu 50o.

8. Hasil dari menentukan kedudukan garis dari hasil perpotongan dua buah

bidang.

a. Pada Permasalahan 1

1) Plunge (sudut GOH), yaitu 25o.

2) Rake Batugamping (sudut AOK), yaitu 40o.

3) Rake Dike (sudut BOL), yaitu 55o.

4) Trend (OG), yaitu N 164o E.

b. Pada Permasalahan 2

1) Plunge (sudut GOH), yaitu 21o.

2) Rake Batugamping (sudut AOK), yaitu 42o.

3) Rake Dike (sudut BOL), yaitu 46o.

4) Trend (OG), yaitu N 14o E.

Novia Anita PutriH1C111028

Page 17: Bab 3