Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis
BAB III
STRUKTUR GARIS
3.1. Tujuan
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah :
1. Mengetahui bagian-bagian dan istilah struktur garis.
2. Menyelesaikan permasalahan struktur garis dengan metode grafis.
3.2. Dasar Teori
Struktur garis adalah struktur yang berbentuk garis yang mempunyai
arah dan kedudukan. Seperti halnya struktur bidang, pada struktur garis dalam
geologi struktur dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur garis riil
dan struktur garis semu.
1. Struktur Garis Riil
Struktur garis riil adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya
dapat diamati langsung di lapangan. Misalnya gores garis yang terdapat pada
bidang sesar.
Sumber : http://wong168.wordpress.com/2011/04/23/sesar-mendatar-strike-slip-dan-sesar-menurun-normal-fault.html
Gambar 3.1 Sesar
Novia Anita PutriH1C111028
Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis
2. Struktur Garis Semu
Struktur garis semu adalah semua struktur garis yang arah atau
kedudukannya ditafsirkan dari orientasi unsur-unsur struktur yang
membentuk kelurusan atau liniasi. Sebagai contoh misalnya pada suatu
fragmen breksi besar, liniasi mineral-mineral pada batuan beku dan arah
liniasi pada struktur batuan sedimen (flute cast, cross bedding) serta dapat
dimasukkan kelurusan sungai, topografi dan sebagainya.
Sumber : http://www.kueps.kyoto-u.ac.jp/~web-bs/bs/gallery/flute_eg.html
Gambar 3.2 Flute Cast
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Cross-bedding.html
Gambar 3.3Cross Bedding
Novia Anita PutriH1C111028
Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis
Berdasarkan saat pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1. Struktur Garis Primer
Yang termasuk struktur garis primer adalah liniasi atau penjajaran
mineral-mineral pada batuan beku tertentu dan arah liniasi struktur sedimen.
Sumber : http://www.ux1.eiu.edu/~cfjps/1300/sed_rxs.html
Gambar 3.4Graded Bedding
2. Struktur Garis Sekunder
Yang termasuk struktur garis sekunder adalah gores garis, liniasi
memanjang fragmen breksi, sesar garis poros lipatan dan kelurusan-
kelurusan, topografi, sungai, dan lain sebagainya.
Kedudukan pada struktur garis dinyatakan dengan istilah-istilah berikut
ini :
1. Arah Penunjaman (Trend)
Arah penunjaman (trend) adalah jurus dari bidang vertikal yang
melalui garis dan menunjukkan arah penunjaman garis tersebut (hanya
menunjukkan suatu arah tertentu).
2. Arah Kelurusan (Bearing)
Arah kelurusan (bearing) adalah jurus dari bidang vertikal yang
melalui garis tetapi tidak menunjukkan arah penunjaman garis tersebut
(menunjukkan arah dimana salah satu arahnya merupakan sudut pelurusnya).
3. Rake/Pitch
Novia Anita PutriH1C111028
Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis
Rake/pitch adalah besar sudut antara garis dengan garis horizontal
yang diukur pada bidang dimana garis tersebut terdapat besarnya rake sama
dengan atau lebih kecil 900.
4. Penunjaman (Plunge)
Penunjaman (plunge) adalah suatu sudut vertikal yang diukur dari
arah bawah pada suatu bidang vertikal diantara garis horizontal.
(Anonim, 2012)
Sumber : Laporan Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.
Gambar 3.5 Istilah Struktur Garis
Untuk menyatakan kedudukan suatu struktur garis secara tertulis dan
suatu cara penulisan simbol pada peta geologi. Penulisan notes struktur garis
dinyatakan dengan :
1. Plunge dan Trend (arah penunjaman)
2. Sistem azimuth, hanya mengenal satu penulisan yaitu Y0, N X0 E. X0 adalah
trend besarnya 00 – 3600 dan Y0 adalah plunge yang besarnya 00 – 900 (sudut
vertikal).
3. Sistem kwadran, penulisannya tergantung pada posisi kwadran yang
diinginkan sehingga mempunyai beberapa cara penulisan, yaitu :
a. Sistem azimuth N 1350 E, 200 maka menurut sistem kwadrannya adalah S
450 E, 200.
Novia Anita PutriH1C111028
Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis
b. Sistem azimuth N 3150 E, 250 maka menurut sistem kwadrannya adalah
N 450 W, 250.
Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.
Gambar 3.6 Struktur Garis
Keterangan gambar :
AD = Jurus (Strike) bidang ABCD
AE = Struktur garis bidang ABCD
AL = Trend
α = Rake
β = Plunge
: Trend and plunge of line
: Horizontal line
: Double line
: Attitude of elongated pebble
: Attitude of mineral grains
: Or the bed
Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.
Gambar 3.7
Novia Anita PutriH1C111028
αβ
D
L
A
E
B
C
30
Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis
Simbol Struktur Garis
Di dalam garis trend atau bearing hasil pengukuran yang dituliskan
dengan tepat, sesuai dengan arah pembacaan kompas pada satu titik dimana ada
struktur garis tersebut yang akan diukur dan diberikan tanda panah yang ada
pada ujung-ujung garis tersebut sesuai dengan arah yang ditunjukkannya.
AZIMUTH KUADRAN
Notasi Gambar Notasi Gambar
N135oE, 20o
20
N45oW, 25o
25
Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.
Gambar 3.8Penulisan (notasi) Struktur Garis
Ada beberapa cara untuk mengukur struktur garis dengan menggunakan
kompas geologi, yaitu :
1. Pengukuran Struktur Garis yang mempunyai Trend
Adapun yang termasuk struktur garis ini adalah gores garis pada
bidang sesar, arah arus pembentukkan struktur sedimen dan garis sumbu
lipatan.
a. Pengukur Arah Trend
1) Tempelkan alat bantu (clipboard) pada posisi tegak dan sejajar
dengan struktur garis yang akan diukur.
2) Tempelkan sisi west aatau east kompas pada posisi kanan atau kiri
alat bantu dengan visir kompas (sighting arm) mengarah
kepenunjaman struktur garis tersebut.
Novia Anita PutriH1C111028
N N
EW
S
EW
S
Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis
3) Levelkan/horizontalkan kompas (nivo mata sapi dalam keadaan
horizontal), maka harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas
adalah harga arah penunjaman (trend).
b. Pengukuran Plunge (Sudut Penunjaman)
1) Tempelkan sisi west kompas pada sisi atas alat bantu yang masih
dalam keadaan vertikal.
2) Levelkan/horizontalkan dinometer dan baca besaran sudut vertikal
yang ditunjukkan oleh penunjuk pada skala dinometer.
Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.
Gambar 3.9Mengukur Plunge Menggunakan Kompas
c. Pengukuran Pitch (Rake)
1) Buat garis horizontal pada bidang dimana struktur garis tersebut
terdapat (sama dengan jurus bidang tersebut) yang memotong
struktur garis akan diukur rake-nya.
2) Ukur besar sudut lancip yang dibentuk oleh garis horizontal dengan
struktur garis tersebut menggunakan busur derajat.
2. Pengukuran Struktur Garis yang tidak mempunyai Trend (Horizontal)
Adapun yang termasuk dalam struktur garis ini pada umumnya
berupa arah-arah kelurusan (arah liniasi fragmen breksi sesar, arah kelurusan
Novia Anita PutriH1C111028
Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis
sungai, dan arah kelurusan garis sesar). Jadi yang perlu diukur hanya arah
kelurusan (bearing) saja.
a. Pengukuran Bearing
1) Arah visir kompas sejajar dengan unsur-unsur kelurusan struktur
garis yang akan diukur, misalnya sumbu memanjang fragmen breksi
sesar.
2) Pada posisi visir kompas sejajar dengan unsur-unsur kelurusan
struktur garis yang akan diukur, levelkan/horizontalkan kompas (nivo
mata sapi dalam keadaan horizontal), maka harga yang ditunjuk oleh
jarum utara kompas adalah harga arah bearing-nya.
(Anonim, 2012)
Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.
Gambar 3.10Mengukur Bearing Menggunakan Kompas
Penentuan tebal dan kedalaman dalam geologi struktur pada dasarnya
merupakan aplikasi dari metode grafis dan goneometris. Tebal merupakan
jarak tegak lurus antara dua bidang yang sejajar, yang merupakan batas lapisan
batuan.
Secara garis besar, masalah–masalah penetuan ketebalan dapat dibedakan
berdasarkan cara perhitungannya menjadi :
1. Perhitungan berdasarkan pengukuran langsung
Perhitungan secara langsung dapat dilakukan dilapangan dengan
syarat kemiringan lereng tegak lurus dengan kemiringan lapisan, seperti :
a. Medan datar/tak berelief dengan lapisan relatif tegak
Novia Anita PutriH1C111028
Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis
b. Medan vertikal dengan lapisan relatif horizontal
2. Perhitungan berdasarkan pengukuran tidak langsung
Perhitungan secara tidak langsung im dapat dilakukan dengan
macam-macam cara tergantung pada :
a. Kedudukan Lapisan Batuan
Kedudukan lapisan batuan dapat dilihat melalui contoh pada
gambar di bawah ini :
Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.
Gambar 3.11Kedudukan Lapisan Batuan
Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.
Gambar 3.12
Novia Anita PutriH1C111028
Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis
Kedudukan Lapisan Batuan
Pada gambar 3.11 di atas dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Aliran lava (lapisan 4) membakar lapisan dibawahnya, dan lapisan
5 mengandung inklusi dari aliran lava, sehingga lapisan 4 lebih
muda dari lapisan 3 namun lebih tua dari lapisan 5 dan 6.
2) Lapisan batuan dibawah dan diatas sill (lapisan 3) terbakar,
menunjukkan bahwa sill tersebut lebih muda daripada lapisan 2.
3) dan 4, namun umur lapisan 5 terhadap sill tidak dapat ditentukan.
Sedangkan pada gambar 3.12 di atas dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1) Granit lebih muda daripada batupasir karena batupasir
terpanggang pada bidang kontaknya dengan granit dan granit
mengandung inklusi batupasir.
2) Inklusi granit didalam batupasir menunjukkan granit lebih tua
daripada batupasir.
b. Keadaan Topografi
Sumber : Laporan Praktikum Geologi Struktur Indira Matahari, 2010.
Gambar 3.13Peta Topografi
Unsur-unsur yang dijumpai dilapangan yang dipakai sebagai data
perhitungan geometri adalah:
1. Lebar singkapan
Novia Anita PutriH1C111028
Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis
2. Kedudukan /kemiringan lapisan batuan
3. Besar sudut lintasan arah jurus lapisan
4. Besar sudut kemiringan lereng /slope
Kedalaman merupakan jarak vertikal dari ketinggian tertentu
(permukaan air laut) ke arah bawah terhadap suatu titik, garis atau bidang.
Masalah–masalah penentuan kedalaman dapat dibedakan berdasarkan
cara perhitungannya menjadi :
1. Perhitungan berdasarkan pengukuran tegak lurus jurus lapisan.
2. Perhitungan berdasarkan pengukuran tidak tegak lurus jurus lapisan.
Pola singkapan adalah suatu bentuk penyebaran batuan dan struktur
yang tergambarkan dalam peta geologi . Peta geologi adalah suatu peta yang
menggambarkan keadaan geologi daerah tersebut, meliputi penyebaran
batuan (litologi), penyebaran struktur dan bentuk morfologinya.
Besar dan bentuk dari pola singkapan tergantung dari beberapa hal, yakni:
1. Tebal Lapisan
2. Morfologi
3. Besar Kemiringan (Dip) Lapisan
4. Bentuk Struktur Lipatan
Hubungan antara lapisan yang mempunyai kemiringan dengan bentuk
topografi berelief akan menghasilkan suatu pola singkapan yang beraturan,
dimana aturan tersebut dikenal dengan hukum "V".
Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Lapisan horizontal akan membentuk pola singkapan yang mengikuti pola
garis kontur.
2. Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan dengan arah kemiringan
lereng maka kenampakan lapisan akan memotong lembah dengan
pola singkapan membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah
kemiringan lembah.
3. Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa garis lurus
dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi.
Novia Anita PutriH1C111028
Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis
4. Lapisan yang miring searah dengan arah kemiringan lereng dimana
kemungkinan lapisan lebih besar daripada kemiringan lereng yang akan
membentuk pola singkapan dengan huruf "V" dan mengarah searah dengan
kemiringan lereng.
5. Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan kemiringan lereng dimana
besar kemiringan lapisan lebih kecil dari kemiringan lereng , maka pola
singkapannya akan membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah
kemiringan lereng /lembah.
6. Lapisan yang kemiringannya searah dengan kemiringan lembah dan
besarnya kemiringan lapisan sama dengan kemiringan lereng/lembah maka
pola singkapan tampak.
Dalam pembuatan peta geologi, dilakukan dengan cara mengamati
singkapan-singkapan batuan yang dijumpai. Pengamatan singkapan batuan
biasanya dilakukan dengan mengambil jalur disekitar aliran sungai
disepanjang aliran sungai inilah dapat dijumpai singkapan batuan dengan baik.
Pengamatan yang dilakukan meliputi jenis batuan, penyebaran,
kedudukannya, hubungan antar satuan (litologi), strukturnya (baik struktur
primer maupun sekunder).
1. Data singkapan dari flap lokasi pengamatan diplotkan pada peta dasar (peta
topografi) berupa simbol, tanda, warna
2. Batas litologi, garis sesar, sumbu lipatan dapat berupa garis penuh (tegas)
bila diketahui dengan pasti atau berupa garis putus-putus jika diperkirakan.
3. Legenda peta diurutkan sesuai dengan urutan stratigrafi (hukum
superposisi).
4. Penyebaran satuan batuan (pola singakapannya dapat ditarik batasnya
diantara satuan batuan yang bersama dengan memperhatikan hukum "V".
Suatu gambaran yang memperlihatkan keadaan geologi secara vertikal,
sehingga diketahui hubungan satu dengan lainnya. Dalam pembuatan
penampang geologi dipilih suatu jalur tertentu sedemikian rupa, sehingga
dapat memperlihatkan dengan jelas semua keadaan geologinya secara vertikal.
Dalam hal ini dipilih atau dibuat suatu jalur yang arahnya tegak lurus terhadap
jurus umum lapisan batuan, sehingga dalam penampang akan tergambarkan
Novia Anita PutriH1C111028
Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis
keadaan kemiringan lapisan yang asli (true dip). Namun pembuatan
penamapang terkadang juga melalui jalur yang tidak tegak lurus terhadap jurus
lapisan batuan maka disini penggambaran besar kemiringan lapisannya adalah
merupakan kemiringan lapisan semu (apparent dip) yang besarnya sesuai
dengan arah sayatan terhadap jurus lapisan batuan.
Cara pembuatannya adalah sebagai berikut :
1. Perhatikan arah sayatan penampang terhadap jurus umum lapisan (tegak
lurus atau tidak).
2. Buat "base line" yang panjangnya sama dengan panjang garis penampang
peta geologi.
3. Buat "end line" dan berikan angka – angka yang menunjukan ketinggian
sesuai dengan skalanya.
4. Buat "profile line" dengan cara mengeplot ketinggian garis kontur yang
terpotong garis penampang, dan kemudian hubungkan.
5. Gambarkan keadaan geologinya, meliputi batas lapisan, batas struktur dan
lainnya, yang terpotong oleh garis penampang.
Penamaan dari suatu sesar adalah tergantung dari dasar klasifikasi yang
digunakan, berdasarkan orientasi pola tegasan utama yang menyebabkannya
antara lain :
1. Thrust fault, jika tegasan utama maksimum dan intermediate adalah
horisontal.
2. Normal fault, jika pola tegasan utama maksimum adalah vertikal.
3. Wrench fault (strek slip fault), jika pola tegasan utama maksimum dan
minimum adalah horizontal.
Lipatan merupakan basil perubahan bentuk dan suatu bahan yang
ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dan lengkungan pada unsur
garis atau bidang di dalam bahan tersebut.
Mekanisme gaya yang menyebabkannya ada dua macam :
1. Buckling (melipat) disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya sejajar dengan
permukaan lempeng.
2. Bending (pelengkungan), disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya tegak
lurus permukaan lempeng.
Novia Anita PutriH1C111028
Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis
Berdasarkan proses lipatan dan jenis batuan yang terlipat dapat di
bedakan menjadi 4 macam lipatan, yaitu :
1. Flexur /Competent Folding termasuk di dalamnya Parallel Fold.
2. Flow /Incompetent Folding termasuk di dalamnya Similar Fold.
3. Shear folding.
4. Aexure and flow folding.
(Anonim, 2012)
3.3. Alat dan Bahan
3.3.1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum geologi struktur ini
adalah :
a. Clipboard
b. Pensil mekanik
c. Penggaris
d. Busur
e. Milipen
f. Pensil warna
g. Rapido
3.3.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum geologi struktur
ini adalah :
a. Kertas kuarto (A4S)
b. Lembar Kerja
Novia Anita PutriH1C111028
Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis
3.4. Kesimpulan
Kesimpulan uang dapat diambil dari praktikum kali ini antara lain :
1. Struktur garis adalah struktur yang berbentuk garis yang mempunyai arah
dan kedudukan.
2. Struktur garis dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Struktur garis riil
b. Struktur garis semu
3. Berdasarkan pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :
a. Struktur garis primer
b. Struktur garis sekunder
4. Beberapa istilah-istilah yang digunakan dalam struktur garis antara lain :
a. Arah penujaman (trend)
b. Penunjaman (plunge)
c. Arah kelurusan (bearing)
d. Rake (pitch)
5. Untuk menyatakn kedudukan struktur garis secara tertulis agar mudah
dipahami, dibutuhkan suatu cara oenulisan notasi dan simbol.
6. Ada beberapa cara untuk mengukur struktur garis dengan menggunakan
kompas geologi, yaitu :
a. Pengukuran struktur garis yang mempunyai trend.
b. Pengukuran struktur garis yang tidak mempunyai trend.
7. Hasil dari menentukan plunge dan rake sebuah garis pada suatu bidang.
a. Pada Permasalahan 1
1) Plunge (sudut BOE), yaitu 20o.
2) Rake (sudut AOG), yaitu 35o.
b. Pada Permasalahan 2
1) Plunge (sudut BOE), yaitu 25o.
Novia Anita PutriH1C111028
Praktikum Geologi StrukturStruktur Garis
2) Rake (sudut BOAʹ), yaitu 50o.
8. Hasil dari menentukan kedudukan garis dari hasil perpotongan dua buah
bidang.
a. Pada Permasalahan 1
1) Plunge (sudut GOH), yaitu 25o.
2) Rake Batugamping (sudut AOK), yaitu 40o.
3) Rake Dike (sudut BOL), yaitu 55o.
4) Trend (OG), yaitu N 164o E.
b. Pada Permasalahan 2
1) Plunge (sudut GOH), yaitu 21o.
2) Rake Batugamping (sudut AOK), yaitu 42o.
3) Rake Dike (sudut BOL), yaitu 46o.
4) Trend (OG), yaitu N 14o E.
Novia Anita PutriH1C111028