Bab 3

9

Click here to load reader

Transcript of Bab 3

Page 1: Bab 3
Page 2: Bab 3

BAB IIIPROSEDUR PERENCANAAN PENGEMBANGAN

Proses dan Mekanisme penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Perikanan meliputi tahapan-

tahapan berikut:

Inventarisasi dalam penyusunan rencana pengembangan kawasan perikanan budidaya (minapolitan)

terdiri dari 3 kegiatan;

Dalam tahapan persiapan dilakukan beberapa kegiatan yang akan menunjang kelancaranpenyusunan rencana kawasan perikanan budidaya, yaitu :

a. Menyusun kerangka acuan kerja atau Terms of Reference (TOR) termasuk di dalamnya agenda

pelaksanaan dan tenaga ahli yang diperlukan;

b. Membentuk tim pelaksana yang terdiri dari tim pengarah, tim teknis dan tim supervisi;

c. Menyiapkan kelengkapan administrasi;

d. Menyiapkan pengadaan jasa konsultansi;

e. Menyusun program kerja dan tim ahli apabila akan dilakukan secara swakelola;

f. Persiapan teknis, antara lain meliputi perumusan substansi secara garis besar, penyiapan

checklist data dan kuesioner,

penyiapan metode pendekatan

dan peralatan yang diperlukan;

g. Perkiraan biaya penyusunan

Rencana Pengembangan

Kawasan.

Rencana pengembangan kawasan

merupakan turunan dar i

Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten/Kota dalam hal

pemanfaatan ruang untuk

A. Inventarisasi

1.Persiapan

2. P e n y e s u a i a n d e n g a n

Rencana Tata Ruang

Wilayah

Budidaya Rumput LautBudidaya Rumput Laut

16

Page 3: Bab 3

kegiatan perikanan dimana kegiatan ini hanya dapat dilaksanakan di kawasan yang memiliki

peruntukan sebagai kawasan budidaya:

a. Kelengkapan data;

b. Metodologi yang digunakan;

c. Kelengkapan isi rencana dan peta

rencana;

d. Tinjauan terhadap pemanfaatan

rencana;

e. Tinjauan pengendalian;

f. Kelembagaan;

g. Aspek legalitas;

h. Proses penyusunan rencana.

Tahap ini bertujuan untuk dapat

mengidentifikasi kondisi awal

wilayah dan kecenderungan

perkembangannya. Data dan

informasi yang dikumpulkan dan

diolah secara umum mencakup:

a. Data dan peta kebijaksanaan

pembangunan;

b. Data dan peta kondisi sosial

ekonomi;

c. Data dan peta sumber daya alam;

d. Data sumber daya manusia;

e. Data dan peta infrastruktur;

f. Data dan peta penggunaan lahan;

g. Data pembiayaan pembangunan;

h. Data kelembagaan.

3. Pengumpulan Data dan Informasi

Panen Udang WinduPanen Udang Windu

Panen LelePanen Lele

17

Page 4: Bab 3

B. Pelaksanaan

1. Analisis

Tahapan pelaksanaan penyusunan rencana pengembangan kawasan perikanan budidaya terbagi ke

dalam 3 tahap yaitu;

Pembangunan Kawasan tidak lain adalah usaha

untuk mengembangkan dan meningkatkan

saling ketergantungan dan interaksi antara

sistem ekonomi (economic system), manusia

atau masyarakat (social system), dan

lingkungan hidup beserta sumber daya alam

(ecosystem) yang ada didalamnya. Kawasan

menurut Tom Edward MN (1999) adalah unit

geografis dengan batas-batas tertentu yang

bagian-bagiannya saling tergantung satu sama

lain secara fungsional yang dikembangkan

dalam bentuk pembangunan ekonomi, sosial,

budaya, maupun hankam secara berimbang

dan berkesinambungan.

Analisis dilakukan untuk memahami kondisi unsur-unsur pembentuk ruang serta hubungan sebab

akibat terbentuknya kondisi ruang wilayah, dengan memperhatikan kebijaksanaan pembangunan

wilayah yang ada. Analisis yang dilakukan meliputi analisis terhadap kondisi sekarang dan

kecenderungan di masa depan dengan menggunakan data dan informasi yang telah dikumpulkan.

Aspek-aspek yang dianalisis meliputi:

a. Analisis kebijakan dan strategi pengembangan kabupaten /kota;

b. Analisis regional;

c. Analisis ekonomi dan sektor unggulan;

d. Analisis sumber daya alam;

e. Analisis sumber daya manusia;

f. Analisis infrastruktur;

g. Analisis penggunaan lahan;

h. Analisis pembiayaan pembangunan;

i. Analisis kelembagaan.

18

Page 5: Bab 3

2. Perumusan Konsep Pengembangan KawasanPerumusan konsep pengembangan kawasan perikanan budidaya diawali dengan identifikasi potensi

dan masalah pembangunan. Identifikasi potensi dan masalah pemanfaatan ruang tidak hanya

mencakup perhatian pada masa sekarang namun juga potensi dan masalah yang akan terjadi di masa

depan. Identifikasi dari potensi dan masalah tersebut membutuhkan terjalinnya komunikasi antara

perencana dengan masyarakat yang akan dipengaruhi oleh rencana.

Langkah berikutnya adalah perumusan tujuan pemanfaatan ruang kawasan perikanan. Tujuan dan

sasaran perencanaan tata ruang harus mencerminkan visi dari masyarakat setempat. Selanjutnya,

dilakukan perumusan strategi dan kebijakan tata ruang. Rumusan konsep rencana pengembangan

kawasan perikanan budidaya yang dilengkapi peta-peta dengan tingkat ketelitian minimal skala

1:10.000 mencakup:

a. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang;

b. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya;

c. Rencana Sistem Prasarana Transportasi, Telekomunikasi, Energi, Pengairan, dan

Pengelolaan Lingkungan;

d. Rencana Penatagunaan Tanah, Air, dan Sumber daya alam Lainnya;

e. Rencana Sistem Kegiatan Pembangunan.

Konsepsi Pengembangan Kawasan Sentra Perikanan (Minapolitan)

19

Page 6: Bab 3

3. KelembagaanBentuk-bentuk kelembagaan

yang terlibat dalam proses

p e n y u s u n a n r e n c a n a

pengembangan kawasan

perikanan dapat berbeda

antara satu kawasan dengan

kawasan lainnya sesuai dengan

ciri, kondisi, dan kebutuhan

kawasan serta seiring dengan

penerapan Otonomi Daerah.

W a l a u p u n d e m i k i a n ,

kelembagaan penataan ruang

yang melibatkan berbagai pihak

tersebut secara umum dapat

d i k e l o m p o k k a n s e b a g a i

lembaga formal pemerintahan,

lembaga fungsional, dan

organisasi kemasyarakatan.

a. Lembaga Formal Pemerintahan Unit yang diberikan tanggung jawab utama atas penataan

ruang di daerah pada umumnya adalah lembaga yang ditunjuk oleh Bupati yang biasanya

berada di Bappeda, Dinas yang menanggani Perikanan, Dinas PU/Kimpraswil atau Dinas

Tata Ruang.

b. Lembaga Fungsional Dalam penyusunan rencana pengembangan kawasan, perlu dibentuk

tim adhoc yang mempunyai tugas memberikan arahan terhadap pihak yang menyusun

rencana pengembangan kawasan dan sekaligus sebagai penanggungjawab substansi

rencana. Tim ini umumnya melibatkan unsur-unsur dari pemerintah yang terdiri Bappeda,

Dinas PU/Kimpraswil/Tata Ruang, BPN, BKPMD, perguruan tinggi, dan instansi terkait

lainnya.

c. Peran Serta Masyarakat Dalam proses penyusunan rencana pengembangan kawasan sentra

perikanan budidaya, peran serta masyarakat harus terlibat dalam seluruh proses dimulai

dari tahap persiapan sampai pada tahap pengesahan. Untuk itu, Pemerintah

Kabupaten/Kota harus selalu mengundang masyarakat untuk ikut terlibat dalam setiap

tahapan penyusunan rencana pengembangan kawasan perikanan budidaya (Minapolitan).

Pembangunan KolamPembangunan Kolam

20

Page 7: Bab 3

Bentuk-bentuk peran serta masyarakat dalam penyusunan rencana pengembangan kawasan

perikanan budidaya dapat berupa:

a) Pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan;

b) Pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah pembangunan;

c) Pemberian masukan dalam perumusan rencana pengembangan kawasan perikanan

budidaya;

d) Pemberian informasi atau pendapat dalam penyusunan strategi penataan ruang;

e) Pengajuan keberatan atau sanggahan terhadap rancangan rencana pengembangan

kawasan;

f) Kerjasama dalam penelitian dan pengembangan;

g) Bantuan tenaga ahli.

Wujud peran serta masyarakat dalam

persiapan penyusunan dimulai dengan

mengetahui penyusunan rencana

pengembangan kawasan perikanan

budidaya melalui pengumuman.

Pengumuman tersebut menjadi

kewajiban dari pihak Pemerintah

Kabupaten/Kota, dan dapat dilakukan

melalui media cetak, media elektronik,

dan forum pertemuan.

Peran serta masyarakat dalam tahap

penyusunan rencana dapat dilakukan

pada langkah-langkah penentuan arah

pengembangan, identifikasi potensi dan

masalah pembangunan, perumusan

rencana, hingga penetapan rencana.

Peran serta tersebut berbentuk pemberian saran, pertimbangan, pendapat, tanggapan, keberatan,

atau masukan serta pemberian data atau informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Tindak lanjut

dari masukan tersebut menjadi kewajiban dari pihak Pemerintah Kabupaten/Kota yang dapat

diwujudkan melalui pembahasan yang dilakukan dalam forum pertemuan yang lebih luas dengan

melibatkan para pakar dan tokoh masyarakat bersama Pemerintah Kabupaten/Kota. Instansi yang

berwenang selanjutnya menyempurnakan Rancangan Masterplan Pengembangan Kawasan Perikanan

Budidaya Kabupaten/Kota dengan memperhatikan saran, pertimbangan, pendapat, tanggapan,

keberatan, atau masukan dari masyarakat dan hasil pembahasan dalam forum pertemuan.

21

Page 8: Bab 3

C. Finalisasi

1. Legalisasi Rencana Pengembangan Kawasan

2. Pelaporan

Finalisasi Rencana Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya terdiri dari 3 kegiatan yaitu:

Penetapan rencana pengembangan kawasan perikanan budidaya (Minapolitan) oleh Kepala

Daerah. Langkah awal dari proses penetapan rencana pengembangan kawasan perikanan

dimulai dengan mempresentasikan konsep akhir masterplan pengembangan kawasan

minapolitan oleh tim penyusun untuk dibahas sebagai ketetapan Kepala Daerah.

Selanjutnya, konsep rencana tata ruang yang telah disempurnakan ditetapkan sebagai

suatu Ketetapan Kepala Daerah.

Pelaporan penyusunan rencana pengembangan kawasan perikanan secara bertahap terdiri

dari:a. Laporan Pendahuluan (Inception Report);b. Fakta dan Analisis;c. Konsep Rencana;d. Rencana;e. Album Peta.

22

Page 9: Bab 3

3. Outline Laporan

Pengembangan Kawasan Dengan Pendekatan Perencanaan Terintegrasi (Sumber: Tom Edward, 1999)

23