Bab 2elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1... · Web viewSasaran dari perencanaan...

21
Bab 2 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini dimaksudkan sebagai landasan teori yang mendasari penganalisaan terhadap masalah yang terjadi, dimana dengan menggunakan landasan teori yang tepat akan mendapatkan hasil analisis yang baik. Oleh karena itu dalam bab ini akan dibahas mengenai masalah dalam penelitian yang akan dilakukan, teori–teori yang telah dirumuskan ini pada intinya akan menyangkut hal- hal sebagai berikut : 1. Perencanaan Produksi 2. Programa Linier 3. Metode Simpleks 4. Metode Transportasi Rencana Produksi Arti dan Maksud Perencanaan Produksi Seperti kita ketahui perencanaan produksi merupakan salah satu fungsi manajemen. Dalam perencanaan ditentukan usaha-usaha atau tindakan-tibdakan yang akan atau perlu diambil oleh pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, dengan mempertimbangkan masalah-masalah yang mungkin timbul dimasa yang akan dating. Untuk membuat perencanaan yang baik, maka perlu diperhatikan masalah intern dan masalah ektern. 6

Transcript of Bab 2elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1... · Web viewSasaran dari perencanaan...

Page 1: Bab 2elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1... · Web viewSasaran dari perencanaan agregat adalah untuk menentukan rencana yang akan memperkecil biaya-biaya tersebut.

Bab 2

Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini dimaksudkan sebagai landasan teori yang mendasari

penganalisaan terhadap masalah yang terjadi, dimana dengan menggunakan

landasan teori yang tepat akan mendapatkan hasil analisis yang baik. Oleh karena

itu dalam bab ini akan dibahas mengenai masalah dalam penelitian yang akan

dilakukan, teori–teori yang telah dirumuskan ini pada intinya akan menyangkut

hal-hal sebagai berikut :

1. Perencanaan Produksi

2. Programa Linier

3. Metode Simpleks

4. Metode Transportasi

2.1. Rencana Produksi

2.1.1. Arti dan Maksud Perencanaan Produksi

Seperti kita ketahui perencanaan produksi merupakan salah satu fungsi

manajemen. Dalam perencanaan ditentukan usaha-usaha atau tindakan-tibdakan

yang akan atau perlu diambil oleh pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan

perusahaan, dengan mempertimbangkan masalah-masalah yang mungkin timbul

dimasa yang akan dating. Untuk membuat perencanaan yang baik, maka perlu

diperhatikan masalah intern dan masalah ektern.

Masalah intern adalah masalah yang datangnya dari perusahaan (masih dalam

kekuasaan pimpinan perusahaan), seperti mesin yang digunakan, buruh yang

dikaryakan, bahan yang diperlukan dan sebagainya. Sedangkan masalah ektern

adalah masalah yang datangnya dari luar perusahaan (diluar kekuasaan pimpinan

perusahaan ), seperti insflansi, kebijaksanaan, keadaan politik dan sebaginya.

Mengenai perencanaan ini dapat dibedakan anatara lain : perencanaan usaha yang

bersifat umum (general business planning) dan perencanaan produksi (Production

6

Page 2: Bab 2elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1... · Web viewSasaran dari perencanaan agregat adalah untuk menentukan rencana yang akan memperkecil biaya-biaya tersebut.

7

Planning). Perencanaan produksi yang bersifat umum (general business planning)

adalah perencanaan kegiatan yang dijalankan oleh setiap perusahaan, baik

perusahaan besar maupun perusahaan kecil, untuk berhasil (suksesnya)

perusahaan mencapai tujuan. Dalam perencanaan ini ditentukan tujuan jangka

panjang yang merupakan masa depan perusahaan yang diharapkan. Oleh karena

itu perlu diperhatikan dan dipertimbangkan keadaan atau situasi faktor-faktor

yang mempengaruhi perkembangan perusahaan dimasa depan seperti situasi

pasar, keperluan-keperluan pabrik (plan requirement) dan pengaruh saingan serta

trend ekonomi.

Perencanaan produksi (production planning) adalah perencanaan dan

pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan pada suatu

periode tertentu dimasa depan sesuai yang diperkirakan atau diramalkan. Barang

yang direncanakan akan diproduksi pada suatu periode dimasa depan harus

memenuhi beberapa syarat yaitu :

1. Bahwa barang tersebut harus dapat diprodusir atau dibuat pada waktu itu.

2. Bahwa barang tersebut harus dapat dikerjakan dengan /oleh pabrik itu.

3. Bahwa barang tersebut harus dapat atau sesuai memenuhi/dicocokan dengan

keinginan pembeli.

Perencanaan agregat adalah suatu terminologi yang akan diaplikasikan pada suatu

sub tingkat perencanaan produksi. Secara spesifik, hal ini terdiri dari:

1. Dalam pembagian terminologi rencana produksi, biasanya untuk 12 bulan

pertama.

2. Agregasi tingkat produksi, ketenaga-kerjaan, lembur, sub kontrak, dan

backlog atau inventory. Keputusan-keputusan untuk perubahan-perubahan

jangka panjang dalam kapasitas, seperti pabrik dan sarana baru, tidak

dipertimbangkan karena lead time secara umum melebihi horison rencana dari

rencana agregat. Pada sisi lain, berbagai hal seperti perpindahan-perpindahan

atau alternatif-alternatif lain dari karyawan antar departemen-departemen

memerlukan data lebih terperinci dibanding dengan yang tersedia pada fase

perencanaan ini yang ditunda sampai MPS atau MRP yang disiapkan.

Page 3: Bab 2elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1... · Web viewSasaran dari perencanaan agregat adalah untuk menentukan rencana yang akan memperkecil biaya-biaya tersebut.

8

3. Permintaan yang tidak terduga, seperti satu pola musiman. Perusahaan

berhadapan dengan permasalahan yang muncul dengan permintaan tidak

terduga dapat mencoba untuk menstabilkan agregat demand dengan mengubah

lini produk atau oleh usaha-usaha pemasaran khusus. Bagaimanapun, karena

kebanyakan perusahaan tidak mungkin sepenuhnya menstabilkan permintaan

dengan ukuran-ukuran tersebut, dan permasalahan dalam merencanakan

produksi untuk mencukupi sisa permintaan yang diminta.

Perencanaan produksi membutuhkan pertimbangan dan ketelitian yang terinci

dalam menganalisis kebijaksanaan, karena perencanaan ini merupakan dasar

penentuan bagi manajer dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan

produksi ini merupakan suatu fungsi yang menentukan batas-batas (level) dari

kegiatan perusahaan pabrik dimasa yang akan dating. Berdasarkan rencana-

rencana produksi yang telah disusun, pimpinan perusahaan dapat menentukan

langkah-langkah sebagai berikut : bagian dari rencana strategis perusahaan dan

dibuat secara harmonis dengan rencana bisnis (Bussiness Planning) dan rencana

pemasaran (Marketing Planning). Perencanaan produksi dapat disrtikan

menentukan tingkat / rate produksi pabrik yang dinyatakan secara agregat

Karakter dari perencanaan produksi biasanya tidak dirinci, rencana dibuat untuk

family atau kelompok produk. Dan satuan yang digunakan dapat berbeda antara

satu perusahaan dengan perusahaan lainya, seperti ton, gallon waktu produksi

standar, satuan uang, dll. Namun, hal ini juga tergantung pada tipe bisnis apakah

Make to Order atau Make to Stock.

Perencanaan dibuat untuk seluruh produk yang menggunakan sumber yang sama,

tanpa dirinci kedalam masing-masing produk yang berbeda (end item)

Untuk menghadapi demand yang tidak tetap atau berpola musiman dapat

digunakan beberapa strategi yaitu :

- Produksi pada tingkat konstan (tenaga kerja tetap)

- Produksi sesuai demand (Tenaga kerja berubah sesuai demand)

- Mix strategi atau gabungan

Page 4: Bab 2elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1... · Web viewSasaran dari perencanaan agregat adalah untuk menentukan rencana yang akan memperkecil biaya-biaya tersebut.

9

Tujuan dari perencanaan produksi agregat :

- Mengatur strategi produksi

- Memproduksi sesuai demand

- Memproduksi pada kegiatan konstan

- Menentukan kebutuhan sumber daya yang meliputi tenega kerj, material,

fasilitas, peralatan, dan dana

- Menjadi langkah awal bagi seluruh kegiatan produksi

Lima strategi yang dapat diikuti untuk mencukupi permintaan tak terduga dengan

menggunakan perencanaan agregat :

1. Melakukan variasi produksi dengan menentukan persamaan antara produksi

dengan demand masing-masing, bulan dan melakukan hiring atau layoff

terhdapa tenaga kerja. Ha ini mungkin melibatkan pertukaran jumlah shift.

2. Mempertahankan jumlah karyawan yang sama masing-masing bulan, tetapi

melakukan variasi output dengan overtime atau undertime. Undertime berarti

lebih banyak karyawan ditahan daripada diperlukan untuk mendukung tingkat

produksi yang direncanakan.

3. Menghasilkan pada tingkat tarip tetap dan membiarkan inventory diakumulasi

selama periode slack demand dan dihabiskan selama periode permintaan

puncak. Atau mengijinkan backlog untuk ditingkatkan selama periode

permintaan puncak dan berkurang selama periode slack demand..

4. Menghasilkan kontrak tambahan dan tingkat tarip tetap lebih sedikit selama

periode permintaan slack demand dan lebih banyak selama periode

permintaan puncak.

5. Beberapa kombinasi dari strategi 1sampai 4.

Page 5: Bab 2elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1... · Web viewSasaran dari perencanaan agregat adalah untuk menentukan rencana yang akan memperkecil biaya-biaya tersebut.

10

Semua alternatif-alternatif ini melibatkan biaya-biaya tertentu. Sasaran dari

perencanaan agregat adalah untuk menentukan rencana yang akan memperkecil

biaya-biaya tersebut.

Dalam pemilihan metoda – metoda perencanaan agregat, memungkinkan

perusahaan memilih pada salah satu metoda tersebut.alasan mengapa perusahaan

menentukan pada pemilihan metoda perencanaan agregat adalah :

a. Mudah dalam pengolahan data.

Dengan menggunakan satuan agregat maka pengolahan data tidak dilakukan

untuk setiap periode produk individu. Dan keuntungan lainnya apabila produk

tersebut banyak jenisnya.

b. ketelitian hasil yang didapat.

Dengan ketidakrumitan pada perhitungan perencanaan agregat, maka

ketelitian hasil yang didapat akan semakin baik.

c. Kemampuan dalam melihat.

Dengan memilih dan melaksanakan mekanisme dari perencanaan agregat,

maka akan terlihat maksud yang diungkapkan.

Dengan memperhatikan uraian diatas, maka metoda perencanaan produksi relative

diterapkan pada metoda transfortasi, yaitu metoda yang digunakan untuk program

linier sederhana. Bila diperhatikan bahwa masalah perencanaan produksi agregat

sebagai usaha untuk mengalokasikan supply untuk memenuhi permintaan, maka

metoda transfortasi adalah tepat untuk memecahkan permasalahan tersebut.

Metode ini adalah suatu model yang menggambarkan atau mengasumsikan bahwa

beban kerja ( work force ) berjalan konstan, dan juga tidak adanya perekrutan (

hiring ) tenaga kerja pada saat rentang perencanaan.

Dalam menghadapi demand yang berfluktuasi, strategi metode perencanaan

produksi agregat yang menghadapi meliputi:

1. Produksi bervariasi mengikuti tingkat demand yang terjadi, yaitu:

a. Dengan menambah atau mengurangi tenaga kerja, atau mengubah jumlah

shift

Page 6: Bab 2elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1... · Web viewSasaran dari perencanaan agregat adalah untuk menentukan rencana yang akan memperkecil biaya-biaya tersebut.

11

b. Dengan melakukan lembur atau mengurangi jumlah waktu kerja.

2. Produksi pada tingkat konstan, yaitu:

a. Dengan menumpuk jumlah tenaga kerja, tetapi melakukan lembur atau

mengurangi jumlah waktu kerja.

b. Dengan menambah atau mengurangi sub-kontrak.

3. Kombinasi strategi-strategi diatas

4. Metode program Linier (Transprotasi).

2.1.2. Biaya-biaya Mempengaruhi Perencanaan Agregat

Biaya-biaya utama yang mempengaruhi perencanaan agregat dibahas di potongan

ini.

Biaya Hiring.

Untuk menemukan dan memilih lamaran, biaya-biaya terjadi pengiklanan,

wawancara, penyelidikan rujukan-rujukan, dan pengujian-pengujian fisik. Ketika

peminta telah terpilih, terdapat biaya-biaya yang dipersiapkan, upah-upah kantor

penempatan tenaga kerja, dan pelatihan. Biaya-biaya pelatihan meliputi upah

karyawan selama pelatihan, membayar mandor atau pelatih lain, dan produksi

cacat dari bahan. Jika karyawan melakukan pemberhentian sementara hingga

batas tertentu, hanya sebagian dari biaya-biaya ini terjadi.

Jika karyawan baru disewakan untuk memulai shift tambah, maka pada umumnya

terdapat satu premi giliran di dalam tingkat upah. Juga, pekerja tak langsung dan

para pengawas tambahan akan diperlukan.

Biaya-biaya Layoff

Hukum untuk asuransi pengangguran bervariasi dari satu tempat ke tempat lain,

tetapi satu perkumpulan yang mempunyai satu catatan kestabilan dalam ketenaga-

kerjaan secara umum harus membayar premi-premi kompensasi pengangguran

lebih tinggi.

Page 7: Bab 2elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1... · Web viewSasaran dari perencanaan agregat adalah untuk menentukan rencana yang akan memperkecil biaya-biaya tersebut.

12

Biaya-biaya Lembur dan Undertime

Di dalam perencanaan agregat, lembur direncanakan untuk meningkatkan output.

Overtime pada umumnya dibayar pada satu penilaian permium, biasanya 50

persen di atas normal. Jika lembur digunakan secara ekstensif, ketidakhadiran

pada umumnya meningkat.

Bila lebih banyak pekerja dipekerjakan dibanding dengan diperlukan oleh tingkat

produksi yang direncanakan, perbedaan antar waktu karyawan tersedia dan waktu

karyawan yang diperlukan disebut undertime. Jika ongkos undertime tidak

memadai; sama dengan banyaknya jam dari undertime dikalikan dengan tingkat

upah jaminan sosial lebih.

Biaya Subkontrak

Berhubungan dengan proses produksi yang dilibatkan, salah satu arahnya ialah

mengenai permintaan puncak melaui penanganan subkontrak dari pekerjaan.

Biaya yang terjadi adalah harga yang dibayarkan kepada penjual ditambah biaya-

biaya muatan. Satu biaya tambahan bisa tentang pembuatan alat pengiriman

sampai penjual dan pengembalian.

2.1.3. Metode Perencanaan Agregat

Metode Heuristik

Metode Heuristik untuk menyelesaikan permasalahan adalah salah satu aplikasi

dari satu set aturan solusi terbaik tetapi belum tentu merupakan solusi optimal.

Keuntungannya adalah lebih sederhana dan tidak memerlukan proses

terkomputerisasi. Langkah-langkah aplikasi permasalahan perencanaan agregat

Langkah 1. Kembang;kan agregat perencanaan untuk produksi, ketenaga-kerjaan,

lembur, kontrak tambahan, dan menginventarisir dalam membuat pemenuhan

permintaan dan tidak melebihi batas kapasitas.

Langkah 2. Menentukan ongkos perencanaan.

Langkah 3. Menerima rencana atau kembali ke langkah 1

Page 8: Bab 2elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1... · Web viewSasaran dari perencanaan agregat adalah untuk menentukan rencana yang akan memperkecil biaya-biaya tersebut.

13

2.2. Teknik Pemecahan Model Programa Linier

Pada dasarnya, metode-metode yang dikembangkan untuk memecahkan model

programa linier ditujukan untuk mencari solusi dari beberapa alternatif solusi

yang dibentuk oleh persamaan –persamaan pembatas sehingga diperoleh nilai

fungsi tujuan yang optimum.

Ada dua cara yang bisa digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan

programa linier yang akan diselesaikan itu hanya mmepunyai dua buah variabel.

Walaupun demikian, cara ini telah memberikan satu petunjuk bahwa untuk

memecahkan persoalan-persoalan programa linier, kita hanya perlu

memperhatikan titik ekstrem (titik terjauh) pada ruang solusi atau daerah fisibel.

Petunjuk ini telah menjadi kunci dalam mengembangkan motode simpleks.

Metoda simpleks merupakan teknik yang paling berhasil dikembangkan untuk

memecahkan persoalan program linier yang mempunyai lebih dari dua variabel

keputusan dan pembatas. Algoritma simpleks ini diterangkan dengan

menggunakan logika secara aljabar matriks, sedemikian sehingga operasi

perhitungan dapat dibuat lebih efesien.

2.2.1. Programa Linier Simpleks Methode

Programa linier (LP) adalah suatu teknik matematis yang digunakan untuk

meminimasi atau memaksimasi suatu fungsi linier objektif terhadap variabel-

variabel nonnegative. Dalam perencanaan tersebut digunakan untuk memutuskan

tentang aktivitas tertentu (diharapkan) untuk dilakukan dan bagaimana

kekurangan sumber daya dialokasikan sedemikian rupa sehingga sasaran seperti

biaya-biaya minimum atau laba maksimum akan dicapai. LP dikembangkan pada

tahun 1947 oleh satu kelompok Rand Corporation yang bekerja untuk Angkatan

udara U.S., dan sejak itu teknik ini telah diberlakukan untuk cakupan yang luas

tentang permasalahan perencanaan di dalam industri, pemerintahan, dan seluruh

penjuru dunia militer. Tidak sama dengan metode heuristik, yang tidak menjamin

satu pemecahan optimal, LP berlaku untuk perencanaan agregat mengerjakan

menjamin satu rencana biaya-biaya minimum.

Page 9: Bab 2elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1... · Web viewSasaran dari perencanaan agregat adalah untuk menentukan rencana yang akan memperkecil biaya-biaya tersebut.

14

Pendekatannya adalah sebagai berikut:

Langkah 1. Gambarkan satu set peubah keputusan, seperti pengukuran produksi,

inventori, dan tenaga kerja, jumlah tenaga kerja untuk hire atau layoff, dan

kuatitas untuk sub kontrak.

Langkah 2. Kembangkan satu ungkapan yang memberi biaya-biaya total sebagai

fungsi variabel-variabel ini.

Langkah 3. Gambarkan satu set kendala-kendala yang memerlukan bahwa

permintaan-permintaan akan dicukupi, safety stock yang diperhatikan, dan

kendala-kendala daya dalam kapasitas.

Langkah 4. Gunakan satu prosedur iteratif yang disebut Metode simpleks untuk

menentukan nilai-nilai peubah keputusan yang akan memperkecil biaya-biaya

total yang berfungsi untuk memenuhi pembatas-pembatas.

2.2.2. Metode Transportasi

Metode transportasi dinamakan demikian karena metode ini seringkali digunakan

dalam proses determinasi perencanaan minimasi biaya untuk pengiriman suatu

komoditas dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan. Masalah ini dapat

diselesaikan dengan tujuan umum metode simpleks, tetapi secara sederhana,

teknik terkomputerisasi secara lebih efisien dikembangkan untuk menyelesaikan

permasalahan transportasi. Beberapa masalah perencanaan agregat dapat

diformulasikan dalam bentuk persamaan matematis untuk permasalahan

transportasi, dan kemudian, dapat diselesaikan dengan metode yang sama.

Ciri-ciri permasalahan transportasi adalah sebagai berikut :

1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu.

2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan

yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.

3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan,

besarnya sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber.

4. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya

tertentu.

Page 10: Bab 2elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1... · Web viewSasaran dari perencanaan agregat adalah untuk menentukan rencana yang akan memperkecil biaya-biaya tersebut.

15

2.2.2.1. Keseimbangan Metode Transportasi

Suatu model trasnportasi dikatakan seimbang apabila total supply ( sumber ) sama

dengan total demand ( tujuan ). Dengan kata lain :

ai = bj

Dalam permasalahan yang sebenarnya, batasan ini tidak selalu terpenuhi atau

dengan kata lain, jumlah supply yang tersedia mungkin lebih besar atau lebih kecil

dari pada jumlah yang diminta. Jika hal ini terjadi, maka model permasalahannya

disebut sebagi model yang tidak seimbang ( unbalanced ). Batasan diatas

dikemukakan hanya karena ia menjadi dasar dalam pengembangan teknik

transportasi. Namun, setiap persoalan teransportasi dapat dibuat seimbang dengan

cara memasukkan variable artificial ( semu ). Jika jumlah demand melebihi

jumlah supply, maka dibuat suatu sumber dummy yang akan men-supply

kekurangan tersebut, yaitu sebanyak bj ai.

2.2.2.2. Penyelesaian Metode Transportasi.

Untuk pengerjaan dengan metode transportasi digunakan metode least Square

Method (metode ongkos terkecil), dimana demand harus terpenuhi, sebaliknya

kapasitas tidak mesti terpenuhi. Prioritas yang harus dipenuhi adalah Reguler

Time, jika ada sisa dilihat ongkos yang paling kecil lalu simpan kelebihan tersebut

tetapi harus disesuaikan dengan kapasitas periode yang akan dipilih.

Contoh 2.1

Perusahaan memproyeksikan demand dan kapasitas pada regular time, dan

subkontrak untuk per 4 bulan ke depan seperti yang ditunjukkan pada tabel 6.5.

Biaya untuk memproduksi satu unit pada regular time adalah $10, pada overtime

$15, dan sub kontrak $17. Ongkos inventory adalah $1 per unit pada penyimpanan

di akhir perempat bulan. Tidak ada kekurangan kapasitas yang diperbolehkan.

Inventory awal dan akhir adalah nol.

Page 11: Bab 2elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1... · Web viewSasaran dari perencanaan agregat adalah untuk menentukan rencana yang akan memperkecil biaya-biaya tersebut.

16

Tabel 2.1. Data untuk Rencana Agregat, Metode Transportasi.

Periode Demand Kapasitas Kapasitas KapasitasRt Ot Sk

1 38 50 20 302 80 50 20 303 130 50 20 304 98 50 20 30

Total 200 80 120

Sumber : Smith, Spencer B, 1989, “Computer Based Production and Inventory Control”

Langkah awal adalah menyiapkan tabel model transportasi, seperti pada tabel 2.2.

Sumber diletakkan pada sisi kanan bawah, maka 3 kolom pertama dihubungkan

dengan penyediaan produk pada kuarter pertama oleh produksi regular time,

produksi over time, dan sub kontrak. Angka-angka pada sisi kanan menunjukkan

kapasitas untuk sumber tersebut. Angka-angka di seberang bawah menunjukkan

kebutuhan setelah membuat penyesuaian inventory. Pada sudut kanan bawah

untuk masing-masing sel adalah ongkos untuk memenuhi suatu unit demand

untuk menghubungkan kuarter dengan kolom dari sumber dihubungkan dengan

baris. Jadi, sebagai contoh, ongkos pada baris pertama dan kolom pertama adalah

$10, ongkos untuk produksi satu unit pada reguler time pada kuarter pertama

untuk memenuhi demand pada kuarter pertama. Baris pertama – sel kolom kedua

menunjukkan ongkos untuk meproduksi satu unit pada regular time pada kuarter

pertama dengan menyertakan inventory satu kuarter untuk memenuhi demand

pada kuarter kedua. Ongkos simpan adalah $1 per unit kuarter, total ongkos

adalah $10 + $1 = $11. Dengan tidak memperbolehkan adanya kekurangan

kapasitas, maka tidak mungkin untuk memproduksi unit-unit pada kuarter kedua

untuk memenuhi demand pada kuarter pertama, jadi sel yang menunjukkan

sumber kuarter kedua pada kolom kebutuhan kuarter pertama ditunda, seperti

halnya sumber kuarter ketiga pada kolom kuarter kedua.

Page 12: Bab 2elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1... · Web viewSasaran dari perencanaan agregat adalah untuk menentukan rencana yang akan memperkecil biaya-biaya tersebut.

17

Tabel 2.2. Formulasi Rencana Agregat Metode Transportasi

Periode 1 2 3 4 Capacity

1Reguler Time 10 11 12 13 50Over Time 15 16 17 18 20Subkontrak 17 18 19 20 30

2Reguler Time 10 11 12 50Over Time 15 16 17 20Subkontrak 17 18 19 30

3Reguler Time 10 11 50Over Time 15 16 20Subkontrak 17 18 30

4Reguler Time 10 50Over Time 15 20Subkontrak 17 30

Demand 38 80 130 98

Sumber : Smith, Spencer B, 1989, “Computer Based Production and Inventory Control”

Permasalahan sekarang dapat diselesaikan dengan metode transportasi dari linier

programming. Bagaimanapun, dikarenakan struktur khusus pada permasalahan,

hal ini membutuhkan prosedur yang lebih sederhana. Dimulai dengan kolom

pertama pada sisi kiri. Carilah sel dengan ongkos terkecil. Bagilah dengan jumlah

terkecil dari kolom kebutuhan atau baris tersedia. Pada kasus ini, nilai ini

membagi 38 unit untuk sel reguler time pertama pada kolom kebutuhan kuarter

pertama. Lakukan dengan menulis 38 pada sudut kiri teratas dari sel. Jika angka

ini tidak dapat mencukupi total kebutuhan untuk kolom tersebut, temukan kembali

sel dengan ongkos terkecil selanjutnya dan ulangi langkah tersebut. Lanjutkan

sampai total kebutuhan untuk kolom tersebut terpenuhi dan ulangi langkah

tersebut untuk kolom berikutnya. Ingat bahwa kapasitas untuk beberapa baris siap

di reduksi untuk dibagi-bagi ke dalam kolom yang diutamakan. Lihat pada kolom

kuarter kedua, dengan kebutuhan 80, 50 dibagi untuk kuarter kedua sel regular

time dengan masing-masing ongkos $0, sisa 30 untuk dibagikan. Ongkos terkecil

selanjutnya pada kuarter pertama regular time adalah $11. Maka 38 unit dari total

50 telah dibagikan pada setiap baris, tersisa 12 unit di sisi kiri. Kemudian , bagi 12

unit untuk kuarter pertama regular time. Tambahkan sisa 18 unit untuk sel ongkos

terkecil selanjutnya yaitu overtime pada kuarter kedua. Lakukan proses untuk

kolom selanjutnya dan lanjutkan langkah ini sampai semua kolom dapat

dilengkapi. tabel 2.3 menunjukkan model transportasi dengan pembagian yang

telah lengkap. Ringkasan solusi ditunjukkan pada tabel 2.4

Page 13: Bab 2elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1... · Web viewSasaran dari perencanaan agregat adalah untuk menentukan rencana yang akan memperkecil biaya-biaya tersebut.

18

Tabel 2.3. Solusi Rencana Agregat Metode Transportasi

Periode Periode 1 2 3 4 CapacityReguler Time 38 10 12 11 12 13 50

1 Over Time 15 16 20 17 18 20Subkontrak 17 18 19 20 30Reguler Time 10 10 11 12 50

2 Over Time 18 15 2 16 17 20Subkontrak 17 8 18 19 30Reguler Time 50 10 11 50

3 Over Time 20 15 16 20Subkontrak 30 17 18 30Reguler Time 50 10 50

4 Over Time 20 15 20Subkontrak 28 17 30

Demand 38 80 130 98

Sumber : Smith, Spencer B, 1989, “Computer Based Production and Inventory Control”

Tabel 2.4. SummaryPeriode Rt Ot Sk Total Demand Ending

Suuply Inventory1 50 20 0 70 38 322 50 20 8 78 80 303 50 20 30 100 130 04 50 20 28 98 98 0

Total 200 80 66 346 346 62

Sumber : Smith, Spencer B, 1989, “Computer Based Production and Inventory Control”

Total Cost = $10 X 200 + $15 X 80 + $17 X 66 + $1 X 62

= $ 4,384

Jika terdapat inventory awal positif dan dibutuhkan inventory akhir, hal ini dapat

dihitung dengan cara membagi inventory awal dengan demand pada kuarter

pertama dan menambahkan inventory akhir yang dibutuhkan dengan demand pada

kuarter keempat.