bab 2.docx
-
Upload
arsal-congratulation-son -
Category
Documents
-
view
228 -
download
9
Transcript of bab 2.docx
![Page 1: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/1.jpg)
II. ANALISIS POSISI SUMBER DAYA PERUSAHAAN
II.1 Analisis Posisi Sumber Daya
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu
materi atau unsur tertentu dalam kehidupan.Sumber daya tidak selalu
bersifat fisik, tetapi juga non-fisik (intangible). Sumber daya ada yang
dapat berubah, baik menjadi semakin besar maupun hilang, dan ada pula
sumber daya yang kekal (selalu tetap) (Stephen, 2008).
Analisa sumber daya perusahaan dan posisinya dalam persaingan
merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan dalam pengembangan
strategi menggunakan RBV (Resource-Based View).Pada tataran
praktikal, analisa diawali dengan mempertanyakan seberapa baik strategi
yang ada, kemudian melakukan identifikasi terhadap kekuatan dan
kelemahan sumber daya perusahaan yang dimiliki serta peluang dan
ancaman yang ada di luar lingkungan perusahaan. Langkah berikutnya
mengevaluasi apakah harga produk/jasa dan biaya sudah unggul dari
para pesaing (Maswig, 2007).
Dengan mengetahui posisi perusahaan relatif terhadap pesaing
dalam suatu industri, manajemen dapat menggunakan informasi tersebut
untuk mengidentifikasi isu-isu strategis yang memerlukan perhatian,
terutama bila strategi yang ada belum mampu menjawab perubahan yang
terjadi di lingkungan luar, atau tidak dapat memanfaatkan sumber daya
perusahaan secara efisien dan efektif (Maswig, 2007).
15
![Page 2: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/2.jpg)
II.1.1 Sumber Daya Lahan dan Bangunan
Sumber daya lahan dan bangunan merupakan sumber daya yang
sangat penting dalam suatu agrosistem karena lahan dan bangunan
merupakan tempat dilaksanakannya semua kegiatan dalam agrosistem.
Selain itu, sumber daya lahan dan bangunan juga merupakan harta tetap
yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.
Sumber daya lahan dan bangunan merupakan jenis sumber daya
yang mutlak diperlukan untuk mengelola suatu jenis usaha.Sumber daya
lahan adalah tanah yang digunakan sebagai wadah dan ruang bagi tiap
kegiatan manusia atau kelompok masyarakat menurut kepentingan
masing-masing.Lahan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi besar kecilnya hasil produksi (Morri, 2000).
Bangunan PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan terbagi atas tiga
bagian utama, yaitu kantor, gudang, dan parkiran. Bagian kantor PT.
Pertani sengaja dibuat tidak bersekat agar komunikasi mengenai
pekerjaan antar karyawan dapat berjalan secara efisien. Komunikasi yang
terjadi setiap hari membuat hubungan sosial semakin erat diantara
mereka. Bagian gudang sengaja diletakkan di sebelah bagian utama
(kantor) agar akses dalam pencatatan pengadaan produk dalam
terlaksana. Kasi operasional bagian pemasaran dapat dengan mudah
mengontrol keluar masuknya produk dari perusahaan.Bagian parkiran
diltekkan di bagian depan kantor agar kendaraan yang notabenenya
dimiliki oleh karyawan PT. Pertani, serta kendaraan yang mengangkut
16
![Page 3: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/3.jpg)
produk dengan mudah memindahkan produk dari mobil pengangkut
menuju ke gudang penyimpanan. Secara keseluhan letak bangunan PT.
Pertani Wilayah Sulawesi Selatan tergolong strategis sebab letaknya
berada di salah satu jalan utama Kota Makassar yaitu
Jl. Jendral Sudirman.
Tabel 1.Sumber Daya Lahan dan Bangunan PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan, 2012.
No. Sumber DayaLuas
Lahan (m2)
Status Kepemilikan
Lahan Nilai (Rp)Sewa Milik
1. Lahan 500 √ 1.000.000.000,-2. Bangunan :
KantorGudangParkiran
240140120
√√√
450.000.000,- 200.000.000,- 100.000.000,-
Total 1000 1.950.000.000,-Sumber : Data Primer setelah diolah, 2012.
Sumber daya lahan dan bangunan yang dimiliki PT. Pertani yaitu
satu buah lahan yang merupakan lahan berdirinya perusahaan yang
terdapat di Jl. Jend. Sudirman No. 29, Makassar. Lahan ini luasnya 500
m2 dengan senilai Rp. 1.000.000.000,- jika ditetapkan berdasarkan harga
satuan lahan yang ada di Kota Makassar sekarang ini. Sedangkan
bangunannya ada dua buah, yakni bangunan kantor yang luasnya 240 m2
senilai Rp. 450.000.000,- dan bangunan gudang yang luasnya 140 m2
senilai Rp. 200.000.000,-. Di depan kantor terdapat parkiran dengan luas
120 m2 senilai Rp. 100.000.000,-. Lahan dan bangunan PT. Pertani
merupakan milik PT. Pertani sendiri.
17
![Page 4: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/4.jpg)
120 m2
140 m2
Keterangan :
: Parkiran
: Kantor
: Gudang
Gambar 2. Denah PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan, 2012.
II.1.2 Sumber Daya Manusia
Manusia sebagai SDM keberadaannya sangat penting dalam
perusahaan atau suatu organisasi, karena SDM menunjang perusahaan
melalui karya, bakat, kreativitas, dorongannya dan peran nyata seperti
yang dapat disaksikan dalam setiap perusahaan ataupun dalam
organisasi. Tanpa adanya unsur manusia dalam perusahaan, tidak
mungkin perusahaan tersebut dapat bergerak dan berjalan menuju yang
diinginkan (Rivai, 2006).
SDM perlu dikelola secara baik dan profesional agar terciPT.a
keseimbangan antara kebutuhan SDM dengan tuntutan serta kemajuan
bisnis perusahaan.Keseimbangan tersebut merupakan kunci sukses
18
![Page 5: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/5.jpg)
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2012
utama bagi perusahaan agar dapat berkembang dan tumbuh secara
produktif dan wajar.Perkembangan bisnis perusaahan sangat tergantung
pada produktivitas tenaga kerja yang ada diperusahaan ataupun di
organisasi (Rivai, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian, PT. Pertani Wilayah Indonesia timur
memiliki 22 orang karyawan, yang masing-masing memiliki tugas pokok
dan fungsi sesuai dengan jabatannya.
Tabel 2.Sumber Daya Manusia PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan, 2012.
No. Nama Umur (thn)
Pendidikan Terakhir Jabatan
Lama Bekerja (tahun)
Gaji Per Bulan (Rp)
1. H. Maryadi, SE, MM 46 Strata 2 Kepala Cabang 6 5.000.0002. Ir. Yudi Herdiana 40 Strata 1 Kepala Bagian Perbenihan 4 3.500.0003. Sudirman 49 SMA Kepala Bagian Perberasan 7 3.500.0004. Parman, SE 50 Strata 1 Kepala Bagian Pemasaran 7 3.500.000
5. Sri Mujiati 38 SMA Bendahara Bagian Perbenihan 7 2.250.000
6. Amir, SE 40 Strata 1 Bendahara Bagian Pemasaran 7 2.250.000
7. Siti Rohaida 37 SMA Kasi Keuangan/ Umum Bagian Perberasan 5 2.250.000
8. Basiruddin 40 SMA Kasi Keuangan/ Umum Bagian Pemasaran 6 2.250.000
9. Rano Sujatma, S. Kom 40 Strata 1 Kasi Operasional Bagian Perberasan 6 2.250.000
10. Laremmang, SE 45 Strata 1 Kasi Operasional Bagian Pemasaran 7 2.250.000
11. M. Natsir 29 SMA Staf Bagian Perbenihan 4 1.700.00012. Riksan 28 SMA Staf Bagian Perbenihan 4 1.700.00013. Yani 35 SMA Staf Bagian Perberasan 6 1.700.00014. Hendrik 30 SMA Staf Bagian Perberasan 6 1.700.00015. Siska 30 SMA Staf Bagian Perberasan 4 1.700.00016. Yulian 55 SMA Staf Bagian Pemasaran 8 1.700.00017. Anggraeni 43 SMA Staf Bagian Pemasaran 7 1.700.00018. Nike 23 SMA Staf Bagian Pemasaran 3 1.700.00019. Muhlis 25 SMA Staf Bagian Pemasaran 3 1.700.00020. Subair 47 SMA Staf Bagian Pemasaran 7 1.700.00021. Asrul 30 SMA Staf Bagian Pemasaran 5 1.700.00022.
Idris 25 SMA Staf Bagian Pemasaran 3 1.700.000
19
![Page 6: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/6.jpg)
Tabel 2 menunjukkan jumlah tenaga kerja atau karyawan yang
dimiliki oleh PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan. Jumlah tenaga kerja
yang dimiliki oleh perusahaan ini adalah sebanyak 22 orang, yang terdiri
dari 1 orang Kepala Wilayah yang bernama Bapak H. Maryadi, SE, MM,
selanjutnya 3 orang Kepala Bagian yang bernama Bapak
Ir. Yudi Herdiana (Perbenihan), Sudirman (Perberasan), dan Parman, SE
(Pemasaran). Kemudian 2 orang bendahara yaitu Ibu Sri Mujiati
(Perbenihan) dan Bapak Amir, SE (Pemasaran), selanjutnya 2 orang Kasi
Keuangan/Umum yaitu Ibu Siti Rohaida (Perberasan) dan Bapak
Basiruddin (Pemasaran), serta 2 orang Kasi Operasional yaitu Bapak
Rano Sujatma, S.Kom (Perberasan) dan Laremmang, SE (Pemasaran).
Dan selebihnya adalah 2 orang Staf bagian Perbenihan (M. Natsir dan
Riksan), 3 orang Staf bagian Perberasan (Yani, Hendrik, Siska), dan 7
orang Staf bagian Pemasaran (Yulian, Anggraeni, Nike, Muhlis, Subair,
Asrul dan Idris).
Sistem penggajian di PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan
berlangsung tiap 1 kali dalam sebulan. Pemberian gaji didasarkan pada
jenis pekerjaan yang dilakukan serta jabatan karyawan di perusahaan
tersebut. Pimpinan memiliki gaji yang lebih besar karena memiliki
tanggung jawab besar dan memiliki andil yang banyak terhadap berdirinya
perusahaan. Sistem jam kerja yang di gunakan oleh PT. Pertani ialah
sesuai dengan jam kerja karyawan (pegawai) pemerintah. Sistem lima hari
20
![Page 7: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/7.jpg)
kerjadari pukul 07.00-16.00 (delapan jam) yang di terapkan oleh
perusahaan menyebabkan tidak efisien dalam pemakaian peroses
produksi. Menghadapi hal ini perusahaan biasanya akan menambah jam
kerja apabila permintaan beras meningkat untuk mengatasi persediaan
beras.
Sumber Daya Manusia adalah hal terpenting dalam perekonomian
perusahaan karena hal ini merupakan faktor penggerak dinamika
perekonomian perusahaan termasuk di dalamnya untuk meningkatkan
kuantitas penjualan produk suatu perusahaan.PT.. Pertani mengharapkan
Sumber Daya Manusia yang bermutu dan bekompeten, agar tujuan yang
ingin dicapai .perusahaan dapat tercapai sesuai dengan visi perusahaan.
Dalam merekrut pegawai PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan
melakukan proses seleksi. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai
berikut :
1. Seleksi Kelengkapan Berkas
Hal ini dilakukan untuk melihat kebenaran dari daftar riwayat hidup
(Curriculum Vitae), Ijazahdan sertifikat pelamar.
2. Psikotes
Pelaksanaan psikotes di PT.. Pertani biasanya diterapkan dalam
bentuk tes tertulis yang pertanyaan disesuaikan dengan jabatan pekerjaan
yang akan diisi.
21
![Page 8: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/8.jpg)
3. Tes Wawancara (Interview)
Pelamar melakukan interview dengan Pimpinan Perusahaan. Dalam
interview, biasanya pelamar diberikan pertanyaan mengenai pengalaman
kerja sebelumnya dan jabatan apa yang ingin diisi dalam perusahaan,
selain itu pelamar juga terkadang diberikan pertanyaan mengenai upah
yang mereka inginkan.
4. Tes Kesehatan (Jasmani)
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui riwayat penyakit
yang pernah diderita oleh pelamar. Agar nantinya dapat disesuaikan
dengan posisi jabatan yang sesuai dengan kondisi kesehatan pelamar
tersebut.
5. Tes Fisik
Dalam proses seleksi PT. Pertani juga melakukan tes fisik. Tes fisik ini
hanya untuk pelamar yang mendaftarkan diri menjadi seorang buruh.
II.1.3 Sumber Daya Peralatan
Sumber daya peralatan merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk memperlancar kegiatan-kegiatan dan
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.Untuk menunjang kelancaran
mekanisme kerja perusahaan, maka ketersediaan peralatan yang
memadai sangat penting dalam menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Pengolahan suatu agrosistem tidak akan terlepas dari jenis dan jumlah
22
![Page 9: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/9.jpg)
peralatan yang digunakan pengelola usaha tersebut. Dalam pemilihan
peralatan, harus disesuaikan dengan kebutuhan unit usaha yang
dilakukan (Pambudy, 2001).
Pelaksanaan kegiatan usaha apapun memerlukan seperangkat
peralatan. Sumber daya peralatan adalah sumber daya yang penting
dalam pelaksanaan kegiatan produksi karena tanpa peralatan, kegiatan
produksi tidak dapat berjalan. Begitu pula jumlah dan jenis peralatan
sangat berpengaruh terhadap jumlah produksi yang dihasilkan. Setiap
peralatan yang digunakan akan mengalami penyusutan dan dari tahun ke
tahun penyusutan suatu alat akan semakin bertambah besar, sehingga
nilai peralatan tersebut akan menurun (Morri, 2000).
Sumber daya peralatan adalah semua sarana dan fasilitas yang
berupa alat yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
Sumber daya peralatan yang digunakan perusahaan tentu akan
mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya juga
semakin menurun sesuai dengan lama pemakaian. Nilai penyusutan dari
peralatan yang digunakan dihitung berdasarkan harga barang pada
saat pembelian (nilai awal) yang dikurangi dengan nilai sekarang (nilai
akhir) lalu dibagi dengan lama pemakaian (umur) kemudian dikalikan
dengan jumlah alat yang digunakan (Pambudy, 2001).
23
![Page 10: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/10.jpg)
Nilai penyusutan alat dapat dicari dengan menggunakan
rumus:
NP= NAwal(Rp )−NAkhir (Rp)LP( tahun )
xjumlahalat
Keterangan :
NP = Nilai Penyusutan (Rp)
LP = Lama Pemakaian (Tahun)
Tabel 3. Sumber Daya Peralatan PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan, Makassar, 2012.
No. Jenis Alat Jumlah (unit)
Nilai Akhir (Rp/unit)
Nilai Awal (Rp/unit)
Umur Alat
(tahun)
Nilai Penyusutan
(Rp)1. Lemari 10 800.000 500.000 3 1.000.0002. Komputer 6 1.850.000 1.250.000 6 600.0003. Kursi 58 175.000 150.000 2 725.0004. Meja 29 300.000 250.000 2 725.0005. Kipas Angin 5 450.000 350.000 4 125.0006. Air
Conditioner (AC)
12 2.500.000 2.000.000 3 2.000.000
7. Telepon 10 150.000 100.000 4 125.0008. Sofa 2 1.500.000 800.000 4 350.000
Total 7.725.000 5.400.000 5.650.000Sumber : Data Primer setelah diolah, 2012.
Berdasarkan tabel 3, sumber daya peralatan yang dimiliki oleh PT.
Pertani Cabang Makassar terdiri dari 8 macam alat. Untuk lebih jelasnya
dapat diuraikan pada penjelasan sebagai berikut :
1. Lemari terdiri atas 10 unit dengan umur alat 3 tahun yang memiliki nilai
awal sebesar Rp. 500.000,- dan nilai akhir sebesar Rp. 800.000,-
sehingga memiliki nilai penyusutan sebesar Rp.1.000.000,-. Lemari ini
24
![Page 11: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/11.jpg)
berfungsi sebagai tempat penyimpanan berkas-berkas atau arsip
penting perusahaan.
Gambar 3. Sumber Daya Peralatan PT.. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan, Makassar, 2012.
2. Komputer terdiri atas 6 unit dengan umur alat 6 tahun yang memiliki
nilai awal sebesar Rp.1.250.000,- dan nilai akhir sebesar
Rp.1.850.000,- sehingga memiliki nilai penyusutan sebesar Rp.
600.000. Komputer ini berfungsi sebagai alat pengolahan data
perusahaan, seperti data personalia dan hasil-hasil keinerja
perusahaan.
Gambar 4. Sumber Daya Peralatan PT.. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan, Makassar, 2012.
3. Kursi terdiri atas 58 unit dengan umur alat 2 tahun yang memiliki nilai
awal sebesar Rp.150.000,- dan nilai akhir sebesar Rp.175.000,-
sehingga memiliki nilai penyusutan sebesar Rp.725.000,-. Kursi
berfungsi sebagai tempat duduk bagi karyawan dalam melakukan
pekerjaannya.
25
![Page 12: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/12.jpg)
Gambar 5. Sumber Daya Peralatan PT.. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan, Makassar, 2012.
4. Meja terdiri atas 29 unit dengan umur alat 2 tahun yang memiliki nilai
awal sebesar Rp.250.000,- dan nilai akhir sebesar Rp.300.000,-
sehingga memiliki nilai penyusutan sebesar Rp.725.000,-. Meja
berfungsi sebagai sebagai tempat untuk meletakkan peralatan
admnistrasikantor, barang-barang pegawai seperti laPT.op, tas, dan
lain-lain.
Gambar 6. Sumber Daya Peralatan PT.. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan, Makassar, 2012.
5. Kipas Angin terdiri atas 5 unit dengan umur alat 4 tahun yang memiliki
nilai awal sebesar Rp.350.000,- dan nilai akhir sebesar Rp.450.000,-
sehingga memiliki nilai penyusutan sebesar Rp.125.000,-. Kipas angin
berfungsi sebagai alat pendingin dalam ruangan.
Gambar 7. Sumber Daya Peralatan PT.. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan, Makassar, 2012.
26
![Page 13: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/13.jpg)
6. Air Conditioner (AC) terdiri atas 12 unit dengan umur alat 3 tahun yang
memiliki nilai awal sebesar Rp.2.000.000,- dan nilai akhir sebesar
Rp.2.500.000,- sehingga memiliki nilai penyusutan sebesar
Rp.2.000.000,-. Air Conditioner (AC) berfungsi sebagai salah satu alat
pendingin ruangan selain kipas angin.
Gambar 8. Sumber Daya Peralatan PT.. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan, Makassar, 2012.
7. Telepon terdiri atas 10 unit dengan umur alat 4 tahun yang memiliki
nilai awal sebesar Rp.100.000,- dan nilai akhir sebesar Rp.150.000,-
sehingga memiliki nilai penyusutan sebesar Rp.125.000,-. Telepon
berfungsi sebagai alat komunikasi jarak jauh yang memudahkan
perusahaan saling berkoordinasi secara tidak langsung.
Gambar 9. Sumber Daya Peralatan PT.. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan, Makassar, 2012.
8. Sofa terdiri atas 2 unit dengan umur alat 4 tahun yang memiliki nilai
awal sebesar Rp.800.000,- dan nilai akhir sebesar Rp.1.500.000,-
sehingga memiliki nilai penyusutan sebesar Rp.350.000,-. Sofa
27
![Page 14: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/14.jpg)
berfungsi sebagai tempat duduk sekaligus tempat menunggu bagi
tamu yang datang ke kantor perusahaan.
Gambar 10. Sumber Daya Peralatan PT.. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan, Makassar, 2012.
II.1.4 Sumber Daya Finansial
Sumber daya finansial merupakan komponen yang sangat vital
dalam pengembangan suatu perusahaan.Sumber daya finansial
merupakan salah satu faktor yang dapat memperjelas kelangsungan
suatu usaha karena usaha yang terencana dengan baik pastinya didukung
dengan perhitungan finansial yang mapan (Sartono, 2001).
Sumber daya finansial adalah satu sumber daya yang
keberadaannya sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu
perusahaan.Kunci keberhasilan untuk mendapatkan finansial yang
oPT.imum dan untuk mempertahankan kelangsungan usaha adalah
tersedianya asset atau kekayaan perusahaan dalam jumlah yang cukup
dan kombinasi tepat (Sartono, 2001).
Sumber daya yang sangat penting dimiliki perusahaan ialah sumber
daya finansial. Hal ini menjadi sangat penting karena sumber daya
finansial mencakup masalah keuangan yang berada dalam suatu
perusahaan. Dengan adanya sumber daya finansial, suatu perusahaan
28
![Page 15: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/15.jpg)
dapat mengetahui dengan rinci mengenai masalah keuangan yang terjadi
pada perusahaannya tersebut, agar perusahaan dapat memperhitungkan
keuntungan dan kerugian, serta pemasukan dan pengeluaran yang
dilakukan untuk menunjang pengembangan perusahaan (Sofian, 2009).
Adapun neraca keuangan PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan
pada tahun 2012 dirincikan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.Sumber Daya Finansial PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan, 2012.
AKTIVA PASSIVA
Harta Lancar Utang Lancar
Kas Rp 700.000.000 Gaji Tenaga Kerja Rp. 197.600.000Pajak Rp. 130.000
Jumlah Harta Lancar
Rp 700.000.000 Jumlah Utang Lancar Rp. 197.730.000
Harta Tetap
Lahan Bangunan
RpRp
1.000.000.000950.000.000
Modal Rp 2.459.995.000
Peralatan Rp 7.725.000
Jumlah Harta Lancar
Rp 1.957.725.000
TOTAL AKTIVA Rp 2.657.725.000 TOTAL PASSIVA Rp 2.657.725.000
Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2012.
Tabel 4 menunjukkan keadaan sumber daya finansial di PT. Pertani
Cabang Makassar yang terdiri atas aktiva dan passiva.Aktiva terbagi atas
harta lancar dan harta tetap. Harta lancar terdiri dari kas sebesar
29
![Page 16: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/16.jpg)
Rp.700.000.000,-. Sedangkan untuk harta tetap terdiri dari lahansenilai
Rp. 1.000.000.000,- dan bangunan yang senilai Rp 950.000.000,- serta
peralatan senilai Rp. 7.725.000,-. Jadi jumlah harta tetap PT. Pertani
Cabang Makassar adalah sebesar Rp 1.957.725.000,-.Jadi total aktiva
PT. Pertani adalah sebesar Rp2.657.725.000,-.
Pada passiva yang terdiri dari utang lancar dan modal, PT. Pertani
tidakmemiliki utang ataupun pinjaman dari bank atau pemilik kredit usaha
lainnya. Pada tabel menunjukkan bahwa PT. Pertani Wilayah Sulawesi
Selatan memiliki utang lancar dan modal. Utang lancar pada PT. Pertani
Wilayah Sulawesi Selatan terdiri dari gaji tenaga kerja sebesar Rp.
197.600.000,- dan pajak sebesar Rp. 130.000,-, jadi jumlah utang lancar
PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan senilai Rp. 197.730.000,-.
Sedangkan modal yang dimiliki oleh PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan
adalahsebesar Rp2.459.995.000,-yang digunakan untuk keperluan proses
produksi. Jadi total keseluruhan passiva adalah sebesar
Rp2.657.725.000,-.
Keadaan keuangan perusahaan termasuk baik karena PT. Pertani
Wilayah Sulawesi Selatanmelaksanakan manajemen keuangan dengan
cukup baik yang dimana setiap pengeluaran dan pemasukan dicatat
dalam pembukuan perusahaan.
II.2 Analisis Kinerja Perusahaan Agrosistem
30
![Page 17: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/17.jpg)
Sebuah perusahaan tidak pernah lepas dengan suatu analisis
kinerja yang dapat menjadi pengarah perusahaan itu sendiri.Analisis
kinerja adalah suatu proses yang ada dalam lingkup perusahaan dan
diluarnya serta hubungannya dengan proses yang lainnya. Analisis kinerja
biasanya digunakan untuk melihat kondisi dari agrosistem atau
perusahaan serta yang diperoleh perusahaan tersebut. Analisis kinerja
terdiri atas proses pengadaan bahan baku, proses produksi, proses
pemasaran serta pengendalian dampak lingkungan (Iyandri, 2009).
Kinerja proses adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam
suatu agrosistem kasus. Analisis kinerja proses meliputi pengadaan
bahan baku, proses produksi, pemasaran, dan proses pengupahan dan
jaminan kesejahteraan. Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya (Cantika, 2005).
II.2.1 Proses Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan salah satu unsur penting dalam proses
produksi, dengan tersedianya bahan baku dalam jumlah dan waktu yang
tepat akan memperlancar proses produksi dalam perusahaan, sehingga
diharapkan dengan lancarnya proses produksi tersebut dapat
menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen baik
jumlah dan waktunya, sebaliknya jika proses produksi kurang lancar akan
dapat menghasilkan produk yang kurang memuaskan konsumen dan
konsumen sendiri akan berpindah ke produsen lain, apabila ini terjadi
31
![Page 18: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/18.jpg)
maka perusahaan akan kehilangan konsumennya, volume penjualan akan
turun dan laba yang diraih akan berkurang. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa dengan tersedianya bahan baku dengan jumlah dan
waktu yang tepat akan dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan
(Yulianto, 2000).
Bahan baku merupakan faktor produksi yang sangat penting untuk
melakukan proses produksi dalam suatu industri atau pabrik, karena
merupakan sumber bahan pokok untuk diproses menjadi suatu produk
yang bermutu. Mutu akhir produk sangat ditentukan oleh mutu bahanbaku
yang digunakan dalam proses produksi. Bahan baku haruslah disortir
terlebih dahulu untuk menentukan kualitas produk yang akan diproduksi
untuk menghilangkan dampak yang tidak diinginkan saat produksi
dilaksanakan (Cantika, 2005).
PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan dalam mendapatkan bahan
baku,perusahaan membeli gabah dalam bentuk gabah kering sawah
(GKS) yang di dapatkan di daerah-daerah sentra beras seperti : Sidrap,
Pinrang, Bone-Wajo, Luwu, dan Bulukumba. Perusahaan mendapatkan
bahan baku dalam bentuk gabah melalui para pedagang pengumpul dan
juga kadang perusahaan langsung mengambil gabah dari para penebas
(Pa’Daros). Selanjutnya GKS tersebut di bawah kedi tempat penggilingan
padi perusahaan yang ada di beberapa daerah Sulawesi Selatan (Sidrap,
Pinrang, Bone, dan Bulukumba) , di tempat ini gabah tersebut dibersihkan
kotoran, sampah pasir dan batu–batu dan kotoran lainnya. Proses
32
![Page 19: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/19.jpg)
selanjutnya yaitu penggilingan proses ini bertujuan untuk memisahkan
antara beras pecah kulit dengan kulit (sekam) dan kotoran lainnya.
Setelah proses penggilingan dilanjutkan dengan proses pemutihan beras.
Proses ini berfungsi untuk menggosok kulit ari yang membuat beras yang
dihasilkan menempati beberapa kualitas beras broken, beras warna, dan
beras putih. Proses selanjutnya yaitu melakukan pengemasan (packing)
beras sesuai dengan keinginan (5 kg, 20 kg, 25kg, dan 50 kg).Selanjutnya
produk yang yang telah diolah di tempat penggilingan padi ini
(Sidrap,Bone, Pinrang, dan Bulukumba) selanjutnya diangkut ke gudang
PT. Pertani yang bertempat Makassar. Gudang PT. Pertani Wilayah
Sulawesi Selatan hanya menerima barang atau produk dalam bentuk jadi
atau sudah dikemas kemudianPT. Pertani memasarkan produk tersebut
kepada konsumen di seluruh daerah Sulawesi Selatan.
II.2.2 Proses Produksi
Produksi dapat diartikan sebagai usaha untuk menciPT.akan atau
menambah faedah ekonomi suatu benda dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan manusia.Sedangkan orang, badan usaha, atau organisasi yang
menghasilkan barang dan jasa disebutprodusen.Proses produksi
merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk menghasilkan
produk (Assuari, 2002).
Para ahli ekonomi mendefinisikan produksi sebagai “menghasilkan
kekayaann melalui eksploitasi manusia terhadap sumber-sumber
kekayaan lingkungan” atau bila kita artikan secara konvensional, produksi
33
![Page 20: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/20.jpg)
adalah proses menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang
atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada. Produksi juga
dapat diartikan sebagai output yang dihasilkan untuk memberikan nilai
timbale balik bagi yang menghasilkannya (Choir, 2010).
Kegiatan produksi yang dilakukan oleh PT. Pertani Wilayah
Sulawesi Selatan berpusat di 4 unit penggilingan padi yang tersebar di
beberapa daerah yaitu (Sidrap, Bone, Pinrang, dan Bulukumba).
Pengadaan bahan baku yang berlangsung pada PT. Pertani
menggandalkan suplai dari unit penggilingan padi yang tersebar di 4
daerah tersebut, tetapi perlu kita ketahui bahwa untuk benih yang masuk
pada PT. Pertani hanya diperoleh pada kabupaten Sidrap, hal ini
dikarenakan kabupaten lain belum sanggup menyediakan kebutuhan
benih berkualitas yang diinginkan oleh PT. Pertani. Kebutuhan Beras yang
disediakan oleh 4 unit penggilingan merupakan hasil pembelian yang
dilakukan di beberapa petani yang berasal dari daerah sentra beras
seperti Sidrap, Bone, Wajo, Pinrang, Luwu, dan Bulukumba. Adapun
daerah lainnya yang bisa dikatakan bukan sentra beras tetapi menjadi
penyuplai beras yaitu Gowa, Barru, Maros dan Pangkep.
Dalam proses produksi yang dilakukan tentunya perusahaan perlu
mengelompokkan kualitas maupun jenis dari beras yang nantinya akan
dipasarkan. Untuk itu, kualifikasi pengelompokkan yang sudah ditentukan
oleh unit penggilingan PT. Pertani dibagi dalam beberapa hal yaitu terdiri
dari Kristal (3-5 persen broken), super (5-7 persen broken), dan kepala
34
![Page 21: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/21.jpg)
(10 persen broken). Sedangkan untuk kualifikasi pengelompokan benih
terdiri atas varietas-varietas unggul seperti Ciliwung, Ciherang, IR 64 dan
Ramos.
Pengelompokan yang berlangsung pada unit penggilingan
PT.. Pertani menjadi sebuah kelebihan tersendiri, karena konsumen yang
akan melakukan proses pembelian senantiasa merasa terbantu dengan
penentuan beras maupun benih seperti apa yang akan digunakannya.
Selain itu, kualifikasi ini juga menandakan bahwa manajemen
perencanaan PT. Pertani terhadap kualitas beras maupun benih yang
akan dipasarkan menjadi semakin lebih baik dan terpercaya bagi setiap
konsumen tetap yang menjadi langganan dari PT. Pertani tersebut.
II.2.3 Proses Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana
individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka
dengan menciPT.akan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai
satu sama lain. Pemasaran lebih dipandang sebagai seni daripada ilmu,
maka seorang ahli pemasaran tergantung lebih banyak pada keterampilan
pertimbangan dalam membuat kebijakan daripada berorientasi pada ilmu
tertentu.(Sugiri, 2009).
Proses pemasaran pada prinsipnya adalah suatu proses
penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Proses pemasaran
merupakan kelanjutan dari proses produksi. Kegiatan ini bertujuan agar
dana yang diinvestasikan dalam kegiatan produksi dapat diperoleh
35
![Page 22: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/22.jpg)
kembali dengan mendapatkan sejumlah dana dari hasil penjualan sebagai
imbalan dari investasi yang telah dilakukan (Sugiri, 2009).
Analisis faktor pemasaran berhubungan dengan analisis baruan
pemasaran (marketing mix) yang meliputi analisis terhadap produk,
harga,distribusi,dan promosi.
Proses pemasaran yang dilakukan PT. Pertani Wilayah Indonesia
timur adalah sebagai berikut :
1. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu
pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan.Segala sesuatu yang
termasuk ke dalamnya adalah barang berwujud, jasa, events, tempat,
organisasi, ide ataupun kombinasi antara hal-hal yang baru saja
disebutkan (Sugiri, 2009).
Produk yang di hasilkan oleh PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan
adalah beras dan benih.Adapun kualifikasi beras yang diperdagangkan
oleh PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan terdiri dari beras Kristal (3-5
persen broken), beras Super (5-7 persen broken), dan beras Kepala (10
persen broken.Sedangkan untuk produk benih terdiri dari varietas
Ciliwung, Ciherang, IR 64 dan Ramos.
Saat ini PT.. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan telah memiliki merek
baru yang sudah dipatenkan namun belum digunakan yaituIndonesia
rice.Hal ini disebabkan karena PT. Pertani masih menggunakan merek
dagang dengan nama perusahaan mereka sendiri.
36
![Page 23: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/23.jpg)
2. Harga
Harga menduduki tempat yang cukup penting, karena harga akan
menentukan penerimaan perusahaan. Dalam menentukan harga harus
menitikberatkan pada kemampuan si pembeli pada harga yang
telahditetapkan. Harga bukan semata-mata untuk membiayai produk dan
keuntungan yang diinginkan perusahaan, tetapi yang lebih penting akan
menunjukkan persepsi konsumen terhadap produk yang dipasarkan
(Godam, 2009).
Dalam penepatan harga oleh PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan
dipengaruhi oleh harga yang berlaku di pasar. Harga yang ditetapkan oleh
perusahaan untuk kemasan 5 kg yaituRp 15.000 hingga Rp 25.000 per
kemasan untuk tiap kualitas, kemasan 20 kg yaitu Rp 68.000 hingga
Rp 75.000 per kemasan untuk tiap kualitas, kemasan 25 kg yaitu
Rp 100.000 hingga Rp 112.500 per kemasan untuk tiap kualitas,
sedangkan untuk kemasan 50 kg yaitu Rp 200.000 hingga Rp 230.000 per
kemasan untuk tiap kualitas.
Penetapan harga yang ditawarkan oleh perusahaan dipengaruhi
oleh harga yang berlaku di pasar. Karena dengan melihat harga di
pasaran suatu perusahaan dapat meningkatkan kualitas produknya
sehingga harga yang ditawarkan oleh perusahaan tidak rendah dari harga
dasar yang berlaku. Harga yang ditawarkan oleh PT. Pertani tergolong
37
![Page 24: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/24.jpg)
harga yang terjangkau karena selisihnya dengan harga di pasaran
berkisaran antara Rp 5.000 hingga Rp 10.000. Misalnya untuk kemasan
5 kg yaitu Rp 15.000 hingga Rp 25.000 per kemasan untuk tiap kualitas
sedangkan di pasaran berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 40.000 per
kemasan untuk tiap kualitas. Kemasan 20 kg yaitu Rp 68.000 hingga Rp
75.000 per kemasan untuk tiap kualitas, sedangkan di pasaran berkisar
antara Rp 120.000 hingga Rp 130.000 per kemasan untuk tiap kualitas.
Kemasan 25 kg yaitu Rp 100.000 hingga Rp 112.500 per kemasan untuk
tiap kualitas sedangkan di pasaran berkisar antara Rp 150.000 hingga
Rp 160.000 per kemasan untuk tiap kualitas. Untuk kemasan 50 kg yaitu
Rp 200.000 hingga Rp 230.000 per kemasan untuk tiap kualitas
sedangkan di pasaran berkisar antara Rp 300.000 hingga Rp 320.000.
3. Promosi
Promosi adalah kegiatan pemasaran yang sangat penting bagi
perusahaan untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen,
sedangkan distribusi merupakan proses pendistribusian produk dan jasa
yang sesuai dan terorganisir sehingga terjadi keefektifan penjualan. Selain
itu, promosi juga dapat dikatakan sebagai upaya untuk memberitahukan
atau menawarkan produk atau jasa kepada konsumen dengan tujuan
menarik calon konsumen untuk membeli dan mengkonsumsinya.Dengan
adanya promosi produsen atau distributor mengharapakan kenaikan
angka penjualan.Oleh karena itu usaha untuk mempromosikan suatu
produk pada perusahaan sangatlah penting (Sugiri, 2009).
38
![Page 25: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/25.jpg)
Kegiatan promosi dapat didefinisikan sebagai berikut (Rizal, 2008).:
a. Advertising (Periklanan). Suatu promosi barang atau jasa yang
sifatnya non personal dilakukan oleh sponsor yang diketahui.
b. Personal selling (Penjualan perorangan). Penjualan perorangan yang
dilakukan oleh para wiraniaga yang mencoba dan membujuk untuk
melakukan penjualan sekaligus.
c. Sales promotion (Promosi penjualan). Suatu kegiatan yang dimaksud
untuk membantu mendapatkan konsumen yang bersedia membeli
produk atau jasa suatu perusahaan.
d. Public relation (Publisitas). Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak
langsung dimana produk atau jasa suatu perusahaan disebarluaskan
oleh media komunikasi.
Promosi produk PT. Pertani Cabang Makassar dilakukan melalui
media cetak.Selain itu, PT. Pertani juga sering ikut serta dalam pameran-
pameran agribisnis secara pribadi maupun melakukan kerjasama dengan
DinasPertanian. Promosi lainnya yang dilakukan oleh PT. Pertani yang
melibatkan instansi-instansi pemerintah yaitu melakukan proses
kerjasama dengan pihak penyuluh pertanian lapangan dalam hal
pengenalan benih berkualitas.
39
![Page 26: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/26.jpg)
4. Tempat Pemasaran
Distribusi merupakan upaya agar produk yang ditawarkan berada
pada tempat dan waktu yang tepat sesuai dengan biaya wajar.Saluran
distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari
produsen ke perantara dan akhirnya sampai ke konsumen (Sugiri, 2009).
Berdasarkan saluran tataniaga padi dari petani sampai konsumen
pada gambar 3, maka PT. Pertani dapat dikatakan sebagai produsen yang
melakukan proses penampungan produk yang berasal dari unit-unit yang
telah bekerjasama dengan PT. Pertani sebelumnya. Pada posisi ini
perusahaa melakukan pembelian bahan baku (gabah) maupun benih dari
pedagang pengumpul yang berada pada daerah sentra beras yaitu Bone,
Wajo, Sidrap, Luwu, Pinrang dan Bulukumba. Kemudian gabah tersebut
dibawa ke daerah penggilingan padi PT. Pertani (Sidrap, Bone, Pinrang,
dan Bulukumba) untuk diolah sendiri menjadi beras dan kemudian di
pasarkan di pedagang besar/grosir. Terkhusus pada benih hanya
dilakukan proses pembelian di Kabupaten Sidrap.
Alur distribusi yang terapkan PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan
dalam memasarkan beras dan benih yang dihasilkan ke tangan konsumen
yaitu melalui pedagang grosir, perusahaan, serta pedagang
pengecer/kios.Pedagang grosir membeli produk (beras dan benih) pada
PT. Pertani dalam yang banyak untuk dijual diusaha-usaha dagang milik
40
![Page 27: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/27.jpg)
Petani
Pedagang Pengumpul(Sidrap, Bone, Wajo, Pinrang, Luwu, dan Bulukumba)
PT. Pertani
Pedagang GrosirPerusahaan Pedagang Pengecer / Kios
Konsumen
mereka dalam jumlah yang banyak pula. Perusahaan seperti Mc Donalds
membeli produk (beras) pada PT. Pertani untuk kemudian diolah menjadi
makanan siap saji yang selanjutnya dijual kepada konsumen. Sedangkan
untuk pedagang pengecer/kios ini merupakan kios binaan milik PT.
Pertani itu sendiri, mereka tidak perlu membeli produk (beras dan benih)
melainkan hanya mengambil untuk kemudian dijual di kios-kios di seluruh
Kabupaten di Sulawesi Selatan.Adapun hasil penjualan dari produk (beras
benih) yang didapatkan dari pedagang pengecer selanjutnya diserahkan
ke PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan. Konsumen juga dapat langsung
membeli produk (beras dan benih) ke PT. Pertani Wilayah Sulawesi
Selatan dengan mengunjungi koperasi milik PT. Pertani yang ada di
kantor tersebut.
Gambar 11. Alur Pemasaran PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan, 2012.
41
![Page 28: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/28.jpg)
II.2.4 Pengendalian Dampak Lingkungan
Suatu dampak adalah setiap perubahan yang terjadi dalam
lingkungan akibat adanya aktivitas manusia. Dalam peraturan pemerintah
diartikan sebagai perubahan lingkungan. Dampak adalah perbedaan
antara kondisi lingkungan yang diperkirakan akan ada tanpa adanya
pembangunan (Sumarwoto, 2001).
Setiap perusahaan tentunya mempunyai dampak terhadap
lingkunga sekitar tempat usaha tersebut didirikan baik itu dampak
lingkungan yang positif maupun negatif. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengelolaan usaha yang mampu memahami keadaan lingkungan tersebut
dan dapat mempengaruhi jalannya perusahaan. Lingkungan perusahaan
juga didesain dengan baik agar dapat memberikan kenyamanan untuk
pegawai, konsumen dan lingkungan sosial perusahaan (Wirawan, 2008).
Aspek tentang pengendalian dampak lingkungan merupakan
masalah serius dan mendasar dari suatu usaha. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang dampak lingkungan akan membantu pemilik
perusahaan dalam memilih teknologi dan produksi yang dapat
memperkecil dampak negatif dari lingkungan (Suryana, dkk, 2006).
Dalam usaha penjualan yang dijalankan oleh PT. Pertani Wilayah
Sulawesi Selatan ini menghasilkan limbah padat berupa karung beras.
Karung beras ini jika setelah habis dipakai dan dibuang maka tidak dapat
42
![Page 29: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/29.jpg)
diuraikan oleh tanah sehingga dapat mencemari lingkungan. Sehingga
untuk menanggulangi dampak pencemaran lingkungan yang ditimbulkan,
maka karung-karung bekas tersebut sebaiknya digunakan kembali dengan
dialih fungsikan, contohnya karung bekas tersebut dapat dijadikan sebagai
tempat untuk menyimpan barang-barang bekas seperti buku-buku bekas,
kertas bekas, majalah bekas dan lain-lain.
II.2.5 Pengendalian Keuangan
Pengendalian keuangan adalah perilaku dari dalam orang
organisasi bukan mesin. Maka, pengendalian adalah suatu inisiatif yang
dipilih yang akan mengubah kemungkinan dari pencapaian hasil yang
diharapkan. Manajemen keuangan merupakan proses untuk memperoleh
dan mengelola sumber daya keuangan pada proyek, terutama pada
penghasilan (revenue) dan sumber daya tersebut dan menganalisa atau
updating arus kas (cash flow) untuk proyek konstruksi yang lebih dari
sekedar pengelolaan biaya. Agar manajemen tidak salah arah, maka
keuangan perusahaan harus disusun berdasarkan perhitungan yang riil
yang dapat berfungsi sebagai pedoman kerja yang memberikan arah dan
target-target tertentu yang harus dilakukan oleh perusahaan
(Himia, 2007).
PT. Pertani Wilayah Sulawesi Selatan merupakan salah satu
cabang dari PT. Pertani (Persero) yang berpusat di Jakarta. Perusahaan
wilayah ini mendapat bantuan finansial secara langsung oleh perusahaan
pusat apabila mengalami masalah dalam hal ekonomi, seperti apabila
43
![Page 30: bab 2.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062316/5695d34f1a28ab9b029d7e2a/html5/thumbnails/30.jpg)
perusahaan ini kekurangan dalam hal biaya produksi maka langkah yang
diambil oleh perusahaan wilayah adalah melakukan koordinasi terlebih
dahulu dengan stakeholder internal yang ada di perusahaan itu sendiri.
Apabila stakeholder internal tidak dapat menyelesaikannya maka,
kemudian perusahaan wilayah akan langsung berkoordinasi dengan
perusahaan pusat agar mendapatkan bantuan dana sesuai dengan yang
dibutuhkan.Karena perusahaan ini tidak memiliki pinjaman maupun kredit
dengan bank atau instansi keuangan lainnya, oleh karena itu semua
masalah mengenai aktivitas finansial ditangani secara langsung oleh
perusahaan pusat.
44