Bab 22 Rizqi Azizi 5315077575
-
Upload
yuudho-bepe -
Category
Documents
-
view
384 -
download
2
description
Transcript of Bab 22 Rizqi Azizi 5315077575
MATERIAL ALAT POTONG DAN FLUIDA
PROSES PEMOTONGAN
BAB 22
Dosen Pembimbing : Bp Lukman Arhami
Nama : Rizqi Azizi
No.Reg: 5315077575
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK MESIN PRODUKSI
Universitas Negeri Jakarta
PENDAHULUAN
Berlanjut pembahasan dari bab terdahulu, kini akan dijelaskan dua
unsur penting yang akan di kerjakan pada mesin yaitu material alat potong dan
cairan proses pemotongan. Berikut spesifikasinya:
Jenis dan karakteristik material alat potong.
Sifat dan kegunanaan Baja Kecepatan Tinggi, karbida, keramik, nitrida
borium kubik dan berlian.
Pelapisan pada alat potong, komposisi, dan cara kerja alat potong.
Jenis cairan pemotongan dan aplikasinya.
Mesin proses potong cenderung kering dan Mesin dengan proses potong
kering.
Pemilihan material alat potong untuk aplikasi tertentu merupakan salah satu
faktor paling penting dalam melakukan operasi permesinan. Seperti pemilihan
bentuk dan material yang kuat untuk membuat dan proses pemotongan. Bab ini akan
mendiskusikan seluruh bahasan yang bersifat relevan dan karakteristik - karakteristik
dari semua jenis material alat potong yang akan membantu dalam menentukan
pemilihan alat potong. Untuk dapat menentukan pemilihan alat yang tepat dalam
melakukan pemotongan tetap harus menggunakan pedoman dan rekomendasi.
Informasi tentang spesifikasi yang harus dimiliki material alat potong saat
pengoperasian mesin seperti:
(a) Ketahanan temperatur tinggi.
(b) Kekuatan tegangan tinggi.
(c) Tingkat kehalusan pada mesin.
Oleh karena itu, alat potong harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
Ketahanan Terhadap Panas.
Pada saat pengoperasian mesin, alat potong harus memiliki sifat kekuatan dan
ketahanan aus. Hal ini menjamin bahwa alat potong tersebut tidak mengalami
deformasi atau perubahan bentuk.
Berikut tabel untuk tingkat kekerasan dan tingkat ketahanan panas material alat
potong.
Alat potong baja karbon biasa digunakan untuk alat potong baja kecepatan
tinggi di awal 1900-an. Perhatikan tabel tingkat kekerasan bahwa alat potong baja
karbon dengan cepat mulai kehilangan tingkat kekerasannya pada suhu tinngi, yang
berarti bahwa baja karbon tidak dapat digunakan untuk mesin pada kecepatan tinggi (
suhu tinggi). Akibatnya, tingkat produksi akan rendah dan biaya akan tinggi.
Daya tahan
Dampak sifat ini pada alat dapat ditemui di sela pemotongan berulang kali. Seperti:
Pemotongan, mengubah putaran poros pada mesin bubut, atau karena getaran dan
pengunaan selama proses permesinan.
Ketahanan panas
Untuk menahan suhu yang merambat pada saat pemotongan saat proses permesinan.
Ketahanan pemakaian
Sehingga masa pakai alat dapat dipergunakan maksimal sebelum alat tersebut
diganti.
Stabilitas Kimia dan kelembaman.
Untuk menghindari atau meminimalkan reaksi kimia yang merugikan.
Untuk menanggapi kebutuhan ini, berbagai alat potong dengan berbagai mekanisme
fisik dan kandungan kimianya telah dikembangkan selama bertahun – tahun. Seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 22,1.
Tabel ini berguna dalam menentukan material alat yang diinginkan untuk suatu
karakteristik tertentu, misalnya:
• Tingkat kekerasan dan kekuatan.
• Ketahanan tingkat getaran. seperti penggilingan.
• Titik lebur material alat potong.
• Sifat-sifat fisik koefisien panas dan pengembangan konduktivitas panas untuk
menentukan hambatan dari material alat saat mengalami panas dan goncangan.
Harus diakui bagaimanapun, bahwa sifat material alat potong yang
diinginkan saat pengoperasian mesin dapat muncul dan bertentangan dengan sifat-
sifat yang dibutuhkan alat potong itu sendiri. Situasi ini dengan mudah dapat dilihat
dari Tabel 22,2 dengan melihat garis panah horisontal yang berlawanan arah. Sebagai
contoh :
(a) Baja kecepatan tinggi cukup kuat tetapi terbatas pada ketahanan panas.
(b) Keramik memiliki ketahanan terhadap suhu tinggi tetapi mereka rapuh dan
mudah rusak.
Tabel 22,3 menunjukkan karakteristik material alat pemesinan. Material alat
umumnya dibagi menjadi beberapa kategori berikut, tercantum dalam urutan yang
dikembangkan dan diaplikasikan di industri.
Perhatikan bahwa terdapat juga material yang digunakan untuk dies atau cetakan
seperti :
1. Baja kecepatan tinggi
2. kobalt tuang paduan
3. Karbida
4. Lapisan alat
5. Keramik berbasis alumina
6. Cubic boron nitrida
7. Silikon nitrida berbasis keramik
8. Berlian
9.Material dengan whisker dan Nanomaterial.
Baja karbon adalah material alat tertua dari semua material dan telah
digunakan secara luas untuk mambuat bor, palu, peniti, dan peluas lubang sejak
1880-an. Baja paduan rendah dan baja paduan menengah dikembangkan untuk
aplikasi yang serupa tapi dengan ketahanan umur alat yang lebih lama. Meskipun
lebih murah dan mudah dibentuk dan diasah, baja ini tidak memiliki cukup
ketahanan panas dan ketahanan aus. Untuk memotong kecepatan tinggi ketika suhu
naik secara signifikan, penggunaannya terbatas dan sangat rendah pada operasi
pemotongan yangcepat. Sebab itu partikular baja karbon tidak cocok untuk industri
manufaktur modern.
Dalam bab ini akan dijelaskan sebagai berikut:
• Ciri-ciri, aplikasi, dan keterbatasan material alat potong ini dalam pengoperasian
mesin, termasuk karakteristik yang diperlukan dan termasuk biaya operasional.
• rentang variabel yang berlaku untuk proses kinerja yang optimal.
• Jenis dan karakteristik cairan pemotongan dan aplikasi yang spesifik pada berbagai
pengoperasian mesin.
HIGH SPEED STEEL
Baja kecepatan tinggi (HSS) alat tersebut dinamakan demikian karena
memang dikembangkan untuk mesin pada kecepatan yang lebih tinggi daripada baja
karbon. Pertama digunakan pada awal 1900-an merupakan baja paduan kecepatan
tinggi yang pertama digunakan. HSS dapat mengeras pada berbagai kedalaman,
memiliki ketahanan aus yang baik, dan relatif murah. Karena ketangguhannya baja
kecepatan tinggi cocok terutama untuk :
(a) Memotong dengan sudut alat yang kecil ( lancip )
(b) Pemotongan berulang
(c) Peralatan mesin yang memiliki getaran mesin yang cukup tinggi.
(d) Alat potong kompleks dan tunggal seperti bor, reamer, palu, dan perlengkapan
alat potong.
Keterbatasan HSS yang paling menonjol karena HSS lebih rendah pada
ketahanan panas oleh karena itu bahwa HSS memiliki kecepatan pemotongan yang
rendah dibandingkan dengan alat potong karbida seperti dapat dilihat pada Gambar.
22,1.
Ada dua tipe dasar baja kecepatan tinggi:
Molibdenum (M-series) dan
Tungsten (T-series).
M-seri berisi hingga sekitar 10% Mo dengan Cr, V, W, dan Co sebagai
elemen paduan. T-seri berisi 12-18% W dengan Cr, V, dan Co sebagai elemen
paduan. Sedangkan karbida terbentuk pada komposisi baja sekitar 10 sampai 20%,
volume. M-series umumnya memiliki ketahanan abrasi yang lebih tinggi dibanding
T-seri, lebih tahan terhadap perlakuan panas panas, dan harganya lebih murah.
Akibatnya, 95% hampir semua alat baja kecepatan tinggi terbuat dari M-seri.
Peralatan baja kecepatan tinggi dapat dibentuk dengan di tempa, cast, dan
bubuk metal (disinter). HSS juga bisa dilapisi untuk dapat meningkatkan kinerja,
seperti yang dijelaskan dalam Bagian 22,5. Peralatan baja kecepatan tinggi juga
dapat dilakukan dengan perlakuan pengerasan permukaan seperti untuk pengerasan
untuk meningkatkan kekerasan dan ketahanan aus atau perlakuan uap pada
temperatur tinggi untuk meningkatkan kekerasan, pelapisan oksida hitam (bluing)
untuk meningkatkan kinerja peralatan.
Contoh peran elemen paduan dalam Baja Kecepatan Tinggi.
Unsur - unsur paduan utama dalam baja kecepatan tinggi dan efek paduan tersebut.
Elemen paduan utama pada HSS adalah kromium, vanadium, tungsten, kobalt, dan
molibdenum.
KROMIUM
Meningkatkan kekuatan, ketahanan aus, dan ketahanan temperatur tinggi.
VANADIUM
Meningkatkan kekuatan, ketahanan abrasi, dan ketahanan panas.
TUNGSTEN DAN KOBALT
Memiliki efek yang sama yaitu meningkatkan kekuatan dan ketahanan panas.
MOLIBDENUM
Meningkatkan ketahanan aus, kekuatan dan ketahanan suhu tinggi.
PADUAN KOBALT TUANG
Diperkenalkan pada tahun 1915, paduan kobalt tuang memiliki rentang
komposisi sebagai berikut: 38 53% Co, 30 sampai 33% Cr, dan 10 sampai 20% W.
Karena kekerasan yang tinggi (biasanya 58-64 HRC), paduan kobalt tuang dapat
mempertahankan kekerasannya pada temperatur tinggi. Paduan kobalt tuang tidak
setangguh baja kecepatan tinggi dan lebih sensitif terhadap getaran mesin.
Akibatnya, paduan kobalt tuang kurang cocok untuk pemotongan berulang. Paduan
kobalt tuang kini hanya digunakan untuk aplikasi - aplikasi khusus yang
membutuhkan kedalaman, pemotongan terus - menerus yang kasar dengan kecepatan
yang relatif tinggi sehingga kecepatannya potongnya dapat dua kali dibanding
dengan baja kecepatan tinggi.
KARBIDA Kedua kelompok alat yang telah dijelaskan memiliki bahan-bahan yang
memerlukan ketangguhan, tahan getaran, dan ketahanan panas tetapi mereka juga
memiliki keterbatasan lain terutama yang berkaitan dengan kekuatan dan ketahanan
panas sehingga tidak dapat digunakan secara efektif di mana kecepatan potong yang
tinggi diperlukan, padahal kondisi ini diperlukan untuk meningkatkan produktivitas.
Untuk dapat memenuhi kecepatan pemotongan yang semakin tinggi, karbida
diperkenlkan pada 1930-an. Karena kekerasan yang tinggi pada berbagai suhu,
modulus elastisitas yang tinggi, konduktivitas panas yang tinggi.
Karbida adalah material diantara material lain yang paling utama selain serbaguna,
murah dan mrupakan material yang kuat untuk berbagai aplikasi. Dua kelompok
utama yang digunakan untuk peralatan karbida adalah tungsten karbida dan titanium
karbida.
TUNGSTEN KARBIDA
Tungsten karbida (WC) biasanya terdiri dari partikel tungsten karbida yang
terikat bersama dalam sebuah matriks kobalt. Peralatan dengan material ini dibuat
dengan menggunakan teknik metalurgi bubuk ( sinter karbida ). Pertama partikel
tungsten karbida dikombinasikan dengan kobalt dalam mixer sehingga material
komposit dengan matriks kobalt bereaksi dengan partikel karbida. Pasir tersebut yang
berukuran 1 sampai 5 mm kemudian ditekan dimasukkan ke dalam cetakan yang
dikehendaki. Tungsten karbida sering dipadukan dengan titanium dan niobium
carbide untuk memberikan sifat-sifat khususpada material.
Komposisi kobalt yang ada biasanya berkisar 6-16% mempengaruhi sifat-
sifat peralatan tungsten karbida. Alat potong tungsten karbida umumnya digunakan
untuk memotong baja, besi cor dan material nonferrous. Sebagian besar telah
menggantikan alat HSS karena performanya yang lebih baik.
MICROGRAIN KARBIDA
Alat potong ini terbuat dari serat (mikrograin) karbida yang mencakup
komposisi karbida tungsten, karbida titanium dan karbida tantalum. Ukuran biji
sekitar 0,2 - 0.8 m. Pemaduan karbida secara alami menjadikan material alat lebih
kuat, keras dan lebih tahan resistansi sehingga meningkatkan produktivitas.
Dalam satu aplikasi mata bor mampu membuat kedalaman pengeboran 100 m
dan material ini juga dapat digunakan untuk material papan sirkuit elektronik. Pada
material ini.
TITANIUM KARBIDA
karbida (TiC) terdiri dari matriks nikel – molibdenum. Titanium karbida
cocok untuk pemesinan dengan material yang keras ( biasanya baja dan baja tuang)
dan biasanya untuk memotong pada kecepatan lebih tinggi dibanding tungsten
karbida.
SISIPAN Alat potong baja kecepatan tinggi yang berbentuk utuh dan harus di bentuk
dahulu dengan grinda untuk mendapat sesuai fungsinya seperti bor, pisau potong dan
modul gigi pemotong. Setelah sisi pemotongnya telah di pakai sisipan tersebut
dilepas dari pemegangnya ( busur ). Meskipun penyediaan alat yang tajam atauoun
yang sudah tumpul tidak tajam biasanya tersedia pada ruangan penyimpanan
perkakas, penggantian atau perubahan alat memakan waktu dan kurang effisien.
Kebutuhan untuk metode yang lebih efektif telah dibuat peralatan potong dari sisipan
yang masing - masing alat potong sisipan-pun memiliki beberapa nilai potong.
Sebuah sisipan persegi memiliki delapan mata potong dan sisipan segitiga memiliki 6
mata potong. Sisipan biasanya dijepit pada busur.
Gambar 22.2 sisipan
Walaupun tidak digunakan sebagai umum sisipan juga ada yang langsung
dibuat dengan menggunakan kerangka atau alat pemegang, tetapi sebagian besar
praktek ini telah tidak digunakan kembali pada saat ini. Penjepitan adalah metode
paling disarankan untuk memegang suatu sisian karena setiap sisipan memiliki
sejumlah mata potong dan setelah salah satu mata potong digunakan, maka alat
potong lain nantinya dapat diputar posisinya dan digunakan kembali.
Sisipan karbida tersedia dalam berbagai bentuk seperti persegi, segitiga,
diamond dan bulat. Kekuatan sisipan tergantung pada bentuknya, semakin kecil
sudut yang ada semakin rendah pula kekuatannya pada uung mata potong. Sebagai
cara untuk lebih meningkatkan kekuatan dan mencegah kerusakan ujung mata
potong, semua sisi sisipan biasanya diasah dengan dibuat benbtuk radius sekitar 0 –
0.25 mm.
TABEL 22,4 ISO Klasifikasi Alat Potong Karbida Menurut Fungsinya
Alat potong sisipan bertujuan untuk
(a) Dapat memilih sisipan sesuai kebutuhan
(b) Meniadakan alat potong yang panjang.
(c) Mengurangi getaran dan panas yang dihasilkan.
Pemilihan sisipan tertentu tergantung pada tingkat kecepatan dan kedalaman
pemotongan pada mesin, material benda kerja dan apakah untuk pemotongan yang
kasar atau pemotongan akhir.
Tingkat getaran yang rendah sangat penting saat menggunakan alat potong
karbida. Pemotongan yang dalam, kecepatan rendah sangat tidak diperkenankan
karena cenderung merusak alat potong canggih tersebut. Memotong dengan
kecepatan rendah cenderung untuk melakukan pemotongan dengan suhu yang
rendah. Cairan atau fluida pendingin pemotongan harus dilakukan secara terus -
menerus dalam jumlah besar untuk digunakan dalam meminimalkan panas dan dapat
mendinginkan alat potong saat proses pemotongan.
KLASIFIKASI KARBIDA
manufaktur global telah meningkatkan produksi dan penggunaan yang lebih luas
pada ISO (International Organization for Standardization), nilai – nilai kekuatan alat
potong karbida diklasifikasikan menggunakan huruf P, F, dan K untuk berbagai
aplikasi termasuk C ( digunakan di Amerika Serikat ). Karena berbagai komposisi
karbida yang tersedia dan berbagai aplikasi mesin dan material benda kerja yang
terlibat, upaya ISO untuk mengklasifikasi menjadi tugas yang sulit.
PELAPISAN ALAT POTONG
Paduan baru dan material alat sedang dikembangkan terus menerus terutama
sejak tahun 1960-an. Material ini memiliki kekuatan dan ketangguhan tinggi tetapi
umumnya kasar dan kandungan kimia yang reaktif dengan material alat lain yang
menyulitkan untuk kondidi yang efisien dan produksi yang meningkat.
TABEL Klasifikasi 22,5 Tungsten Karbida Menurut Fungsi Pemesinan
Kinerja pada mesin yang lebih meningkat telah menyebabkan perkembangan
penting dalam upaya pelapisan alat potong. Pelapisan memiliki sifat unik seperti :
• Meminimalisasi gesekan.
• Adhesif.
• Resistensi yang lebih tinggi untuk pemotongan.
• Berfungsi sebagai penghalang difusi.
• Menahan panas yang tinggi.
Alat - alat yang dilapisi dapat memiliki hidup 10 kali lebih tahan dibanding
alat yang tidak di lapisi, ini memungkinkan untuk memotong pada kecepatan tinggi
dan dengan demikian mengurangi waktu yang diperlukan baik untuk pengoperasian
mesin dan biaya produksi. Pelapisan ini telah memberikan dampak besar pada
ekonomi pengoperasian mesin dengan memberikan perbaikan dalam perancangan
dan konstruksi peralatan mesin modern yang dikontrol komputer. Akibatnya alat
potong sekarang dilapisi dengan 40% sampai 80% pada semua operasi mesin,
khususnya dalam memotong dan pengeboran. Survei menunjukkan bahwa
penggunaan alat-alat yang dilapisi lebih umum digunakan di perusahaan yang lebih
besar.
MATERIAL DAN METODE PELAPISAN
Umum yang digunakan adalah material pelapis titanium nitrida (TiN),
titanium karbida (TiC), titanium carbonitride (TiCN), dan aluminium oksida
(A12O3). Pelapisan ini pada umumnya dalam kisaran ketebalan 2 - 15 yu-m, yang
diterapkan pada alat potong sisipan dengan dua teknik yaitu :
1. Deposisi uap kimia (CVD) termasuk plasma dengan deposisi uap kimia.
2. Deposisi fisik uap (PVD).
22,6 GAMBAR
Proses CVD adalah metode yang paling sering digunakan untuk alat karbida
dengan multiphase dan pelapisan keramik. Para lapisan karbida PVD dengan
pelapisan TiN mempunyai kelebihan sisi potong yang lebih kuat, tahan gesekan dan
ketebelannya pun sama pada kisaran 2 - 4 mm. Teknologi lain adalah medium
temperatur deposisi uap kimia (MTCVD), dikembangkan untuk mesin yang ulet
seperti besi dan stainless steel agar dapat memberikan kekuatan yang lebih tinggi
daripada CVD.
Pelapisan untuk alat potong yang kuat harus memiliki ciri-ciri umum sebagai
berikut:
• Ketahanan pada temperatur tinggi saat proses pemesinan.
• Stabilitas kandungan kimia
• konduktivitas panas yang rendah untuk mencegah kenaikan suhu dalam substrat.
• Kompatibilitas ke dalam ikatan inti pengelupasan.
• Minimal porositas pada lapisan untuk menjaga integritas dan kekuatan.
Efektivitas pelapisan ditingkatkan pada kekerasan, ketangguhan, dan
konduktivitas termal tinggi. Pengasahan pada sisi potong memelihara kekuatan
lapisan, jika tidak mungkin lapisan kulit atau sudut mata potong akan rusak.
TITANIUM LAPIS NITRIDA
Titanium lapisan nitrida memiliki koofisien gesekan rendah, tingkat
kekerasan yang tinggi, tahan terhadap suhu tinggi, dan adhesi yang baik ke substrat.
Akibatnya titanium lapis nitrida sangat memperbaiki masa pakai alat baja kecepatan
tinggi serta kehidupan alat karbida, bor. Alat titanium berlapis nitrida (warna emas)
berkinerja baik pada kecepatan pemotongan yang lebih tinggi.
GAMBAR 22,7
PELAPISAN TITANIUM KARBIDA
Pelapisan Titanium pada tungsten karbida sisipan memiliki sisi ketahanan aus
yang tinggi pada mesin dengan pemotongan kasar.
PELAPISAN KERAMIK
Karena kelambanan kimia dan konduktivitas panas yang rendah, tahan
terhadap suhu yang tinggi dan ketahanan terhadap sisi potong dan pembuatan lubang.
Keramik merupakan bahan pelapis yang paling cocok untuk melapisi alat potong.
Yang paling umum digunakan adalah keramik lapisan aluminium oksida (Al₂CO3).
Namun karena sangat stabil (tidak reaktif secara kimia) lapisan oksida tersebut hanya
bersifat lemah kepada substrat inti.
PELAPISAN BEBERAPA TAHAP
Sifat yang diinginkan dari lapisan yang baru saja dijelaskan dapat
dikombinasikan dan dioptimalkan lagi dengan penggunaan pelapisan beberapa tahap.
Alat karbida sekarang tersedia dengan dua atau tiga lapisan lapisan dan efektif
terutama pada mesin untuk pemotongan besi cor dan baja.
Sebagai contoh salah satu lapisan pertama bisa dengan TiC, diikuti oleh
(Al₂CO3), dan kemudian TiN. Lapisan pertama ikatannnya harus baik dengan
substrat, lapisan luar harus dapat untuk pemakaian dan memiliki konduktivitas termal
yang rendah. Lapisan menengah harus ikatan dengan baik dan kompatibel dengan
kedua lapisan lainnya.
Aplikasi alat berlapis ganda adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan tinggi, pemotongan terus menerus: TiC/Al2O3.
2. Awet digunakan, pemotongan terus menerus: TiC/Al2O3/TiN
3. Pemotongan cepat: TiC / TiC + TiN / TiN.
Pelapisan juga tersedia dalam multiphase bolak-balik lapisan. Ketebalan
lapisan ini berada pada ukuran 2 sampai 10 M, alasan untuk menggunakan lapisan
tipis adalah bahwa meningkatkan kekerasan pelapisan dengan penurunan cara ukuran
butir lapisan.
Multifase pelapis pada substrat tungsten carbide. Tiga lapisan aluminium oksida
kemudian dilapisi pada atas dan dan bawahnya oleh lapisan yang sangat tipis yaitu
titanium nitrida. Sisipan dengan sebanyak tiga belas lapisan telah diproduksi. Lama
pelapisan yang tebal biasanya berkisar antara 2 - 10 jam. ( Sumber: Courtesy of
Kennametal, Inc ).
Alat potong karbida berlapis multifase dapat terdiri dari lapisan-lapisan berikut,
mulai dari yang pertama dengan fungsi utamanya:
1. TiN : gesekan rendah.
2. Al₂CO3 : untuk stabilitas termal yang baik.
3.TiCN : lapisan dapat diperkuat dengan keseimbangan yang baik pada sisi
ketahanan terhadap aus dan pembuatan lubang terutama untuk memotong.
4. Karbida dengan lapisan yang tipis : ketangguhan retak tinggi.
5. Karbida dengan subsrat yang tebal : keras dan tahan terhadap deformasi pada
temperatur tinggi.
LAPISAN BERLIAN
Sifat dan aplikasi dari berlian, lapisan berlian masing-masing digunakan
sebagai alat pemotong. Berlian Pollkristalin telah digunakan secara luas sebagai
pelapis untuk alat pemotong, terutama pada sisipan tungsten karbida dan silikon
nitrida. Alat potong yang dilapisi berlian efektif terutama pada mesin untuk
pemotongan logam nonferrous dan bahan abrasive lainnya seperti aluminium paduan
serat silikon dan material komposit matriks logam dan grafit. Dengan cara ini telah
didapatkan sepuluh kali ketahanan alat potong yang telah dilapisi. Lapisan film tipis
yang diberikan di atas substrat dengan teknik PVD dan teknik CVD. Lapisan film
tebal diperoleh dengan selembar besar berlian murni yang kemudian dipotong
menggunakan laser dan sambungan brazing guna untuk memasukkan karbida.
Lapisan berlian Multilayer nanokristal juga sedang dikembangkan, dengan saling
melapisi dengan berlian akan dapat memberikan kekuatan pada pelapis.
BAHAN PELAPIS MISCELLANEOUS
Kemajuan penting lain telah terjadi guna untuk meningkatkan kinerja alat
potong yang dilapisi titanium carbonitride (TiCN) dan titanium aluminium nitrida
(TiAIN) yang berguna untuk memberi efektivitas dalam pemotongan baja tahan
karat. TiCN mempunyai sifat lebih keras dan lebih tangguh daripada TiN dan dapat
dipergunakan pada alat potong karbida dan alat baja kecepatan tinggi. TiAlN efektif
pada paduan industri permesinan. lapisan kromium berbasis kromium karbida (CRC)
telah ditemukan dan efektif pada pemotongan logam yang lebih lunak yang
cenderung mudah untuk dipotong seperti : aluminium, tembaga, dan titanium. Bahan
baru lainnya adalah termasuk nitrida zirkonium (ZrN) dan hafnium nitride (HfN).
Perkembangan yang lebih baru lagi termasuk :
(a) lapisan nanolayer termasuk karbida, boride, nitrida, oksida atau dengan beberapa
kombinasi.
(b) pelapisan komposit, dengan menggunakan berbagai bahan. Kekerasan dari
beberapa lapisan hampir mendekati sifat boron nitrida kubik. Meskipun masih dalam
tahap percobaan diharapkan bahwa lapisan akan memiliki manfaat gabungan dari
berbagai jenis coating serta aplikasi yang lebih luas dalam operasi permesinan.
IMPLANTASI ION
Dalam proses ini, ion yang dimasukan ke dalam permukaan alat pemotong
dapat memperbaiki sifat permukaannya. Proses ini tidak mengubah dimensi alat. Ion
nitrogen diimplantasikan kedalami alat karbida dan telah digunakan dengan sukses
pada baja paduan dan baja stainless. Ion xenon juga diimplantasikan dan juga sedang
dikembangkan.
ALUMINA BERBASIS KERAMIK
Alat bermaterial dasar keramik diperkenalkan pada awal 1950-an terutama yang
terdiri dari butir halus, aluminium oksida dengan kemurnian tinggi (lihat juga Bagian
8.2). Material ini dengan proses dingin kemudian ditekan menjadi bentuk yang
diinginkan di bawah tekanan yang tinggi dan disinter pada suhu tinggi. Produk akhir
ini disebut sebagai keramik putih. Penambahan titanium karbida dan oksida nium
zirco membantu meningkatkan sifat seperti ketangguhan dan ketahanan perpindahan
panas. Alumina berbasis keramik memiliki ketahanan abrasi yang sangat tinggi dan
ketahanan panas (Gbr. 22,9). Sifat kimiawi material ini lebih stabil daripada baja
kecepatan tinggi dan karbida, sehingga mereka memiliki kecenderungan kurang baik
untuk memotong logam selama pemotongan dan kecenderungannya untuk terbentuk
kerusakan pada tepi alat potong. Akibatnya dalam memotong besi cor dan baja dapat
diperoleh permukaan akhir yang baik dengan alat keramik.
GAMBAR 22,9
Kisaran sifat mekanik untuk berbagai kelompok material alat.
Bentuk sisipan keramik tersedia dalam bentuk mirip dengan bentuk sisipan karbida,
mereka efektif dalam kecepatan tinggi, operasi pemotongan tanpa sela seperti tahap
penyelesaian atau semifinishing. Untuk mengurangi kejutan panas harus dilakukan
pemotongan kering atau dengan jumlah cairan pemotongan yang berlebihan yang
diterapkan dalam aliran yang tidak benar dapat menyebabkan kejutan panas dan
terjadinya patahan perkakas keramik.
Susunan dan bentuk alat potong adalah penting. Kegagalan alat potong dapat
dikurangi dengan meningkatkan kekakuan dan kapasitas untuk melumasi peralatan
mesin, penyangga, dan perangkat workholding.
SERMET
Sermet yang pertama kali digunakan pada awal 1950-an dan terdiri dari
partikel keramik dalam matriks logam. Itu diperkenalkan pada 1960-an pertama kali
yaitu keramik (carboxides). Sebuah tipe sermet terdiri dari 70% aluminium oksida
dan 30%; titanium karbida, sermet lainnya mengandung molibdenum karbida,
niobium karbida, dan tantalum karbida. Meskipun sermet memiliki kestabilan kimia
dan ketahanan dari kerusakan sisi potong namun sifat rapuh dan biaya yang tinggi
mmebuat sermet telah mengalami keterbatasan untuk dapat menggunakannya lebih
luas. Perbaikan alat - alat ini lebih lanjut telah menghasilkan peningkatan kekuatan,
ketangguhan, dan kehandalan.performanya adalah material yang sifatnya berada
diantara keramik dan karbida dan merupakan particular yang cocok untuk memotong
cepat dan kasar. Meskipun sermet dapat dilapisi manfaat dari sermet yang dilapisi
agak kontroversial seperti perbaikan dalam memberikan sifat yang tahan agak
bersifat marjinal.
KUBIK BORON NITRIDA
Di samping berlian, cubic boron nitride (CBN) adalah bahan yang paling sulit
saat ini untuk dapat digunakan. Diperkenalkan pada tahun 1962 dengan nama
pasaran Borazon, cubic boron nitride dibuat oleh suatu ikatan 0,5 - 1 mm dengan
kubik boron nitrida lapisan nitrida polikristalin di bawah tekanan tinggi dan suhu
tinggi. Sementara karbida memberikan sifat tahan kejut, lapisan CBN memberikan
ketahanan aus sangat tinggi dan ketahanan kerusakan sisi potong. Alat potong kubik
boron nitrida juga dibuat dalam ukuran yang kecil tanpa substrat.
Pada temperatur tinggi, CBN adalah kimiawinya lamban bereaksi dengan
besi dan nikel sehingga untuk untuk oxidasi tinggi maka pertikular – particular ini
cocok untuk memotong besi dan besi paduan pada temperatur tinggi. Material ini
juga digunakan sebagai sebuah alat untuk pengampelasan. Karena CBN alat yang
rapuh maka kekakuan dari peralatan perkakas sangat penting untuk menghindari
getaran saat pemakaian. Dalam upaya untuk menghindari chipping atau retak akibat
guncangan panas, oleh karena itu permesinan secara umum harus dengan performa
yang kering.
SILIKON NITRIDA BERBASIS KERAMIK
Dikembangkan di tahun 1970-an, silicon nitride(SiN) alat material berbasis
keramik terdiri dari silikon nitrida dengan berbagai penambahan oksida dan titanium
karbida. Alat Ini mempunyai kekerasan, ketahanan panas dan ketahanan kejutan
panas yang baik. Contoh dari sebuah SiN berbasis material silikon di namakan
setelah material dari beberapa elemen dipadu seperti : silicon, alumunium, oksigen
dan nitrogen. Material inii mempunyai ketahanan goncangan panas lebih tinggi dari
pada silicon nitride dan ini merupakan kebutuhan untuki permesinan baja tuang dan
nikel berbasis super paduan.
INTAN
Dari semua material yang dikenal, yang paling keras substansinya adalah
intan. Seperti alat potong biasanya, material ini mempunyai sifat untuk kestabilan
yang lebih tinggi, seperti gesekan yang rendah, ketahanan pemakaian yang tinggi,
dan juga baik setelah pengasahan berulang. Intan digunakan ketika permukaan yang
telah selesai diproses dan memerlukan akurasi dimensi. Berlian dari berbagai tingkat
karat dapat digunakan untuk aplikasi yang khusus namun intan telah digantikan
sebagian besar oleh poli kristal berlian (PCD) yang disebut compacts yang juga dapat
digunakan sebagai dies untuk membentuk kawat halus. Intan – intan ini terdiri dari
kristal sintetik yang sangat kecil dan di keringkan pada tekanan yang tinggi. Proses
temperature tinggi dengan ketebalan sekitar 0,5 - 1 mm dan terikat kepada karbida
substrat.
Karena berlian sifatnya rapuh maka bentuk dan ketajamannya sangat penting.
Pembuatan sudut yang rendah umumnya digunakan untuk menghindari kerusakan
tepi yang kuat. Perhatian khusus juga harus diberikan pada pemasangan yang tepat
agar mendapatkan umur pahat yang optimal. Alat potong intan dapat digunakan
dengan pemakaian pada hampir disetiap kecepatan tapi yang paling cocok untuk
pemotongan finish. Dalam upaya meminimalkan kerusakan alat, berlian kristal
tunggal harus di asah segera sebelum menjadi tumpul. Karena afinitas kimia yang
kuat pada suhu temperatures tinggi (yang mengakibatkan difusi), berlian tidak
direkomendasikan untuk pemotongan baja karbon biasa atau titanium, nikel, dan
kobalt berbasis paduan. Diamond juga digunakan sebagai material dalam grinding
dan polishing dan juga sebagai pelapis.
MATERIAL ALAT YAND DIPERKUAT WHISKER
Dalam upaya untuk lebih meningkatkan kinerja dan ketahanan aus alat
potong, kemajuan lanjutan sedang dilakukan untuk mengembangkan material baru
dengan sifat yang lebih ditingkatkan seperti :
• Ketahanan patah.
• Ketahanan terhadap kejutan panas
• kekuatan terhadap potongan tepi.
• Hambatan panas.
• Ketahanan panas.
Contoh alat potong yang diperkuat whisker meliputi
(a) alat-silikon nitrida berbasis silikon karbida diperkuat.
(b) alat potong oksida berbasis aluminium diperkuat dengan 25 - 40 % silikon
karbida atau kadang-kadang dengan SI disamping oksida zirkonium (ZrC). Silikon
karbida diperkuat whisker biasanya memilii panjang 5 - 100 m dan dengan diameter
0,1 - 1 m.
BIAYA PERANGKAT DAN REKONDISI ALAT POTONG
Biaya alat potong ini sangat bervariasi tergantung pada material alat, ukuran,
bentuk, fitur chip breaker dan kualitasnya. Biaya untuk satu sisipan 12,5 mm adalah
sekitar :
(a) $ 2 sampai $ 10 untuk karbida yang dilapisi.
(b) $ 8 sampai $ 12 untuk keramik.
(c) $ 50 sampai $ 60 untuk berlian berlapis karbida.
(d) $ 60 hingga $ 90 untuk boron nitrida kubik.
(f) $ 90 sampai $ 100 untuk sisipan berlian.
Setelah meninjau biaya yang terlibat dalam operasi mesin dan
mempertimbangkan semua faktor yang terlibat dalam operasi mesin. Biaya
perkakas pada mesin telah diperkirakan dan menjadi 2 sampai 4% dari biaya
produksi. Alat potong dapat direkondisi oleh alat asah, menggunakan alat dan
memotong dengan grinda harus memiliki perlengkapan khusus. Operasi ini dapat
dilakukan dengan tangan atau alat yang dikontrol komputer. Rekondisi alat yang
dilapisi juga dilakukan dengan pelapisan ulang mereka, biasanya memerlukan
fasilitas khusus untuk tujuan ini. Penting sekali bahwa alat yang direkondisi
memiliki fitur geometris yang sama dengan alat yang asli. Seringkali sebuah
keputusan harus dibuat apakah rekondisi ini dapat membuat lebih ekonomis,
terutama ketika biaya yang kecil yang dimasukkan adalah bukan item yang utama
dalam operasi total. Peralatan daur ulang merupakan pemikiran yang perlu
dipertimbangkan terutama jika mengandung bahan – bahan yang mahal dan
penting, seperti tungsten dan kobalt.
CAIRAN ATAU FLUIDA PROSES PEMOTONGAN
Cairan untuk pemotongan cairan telah digunakan secara ekstensif dalam operasi
pemesinan untuk mencapai hasil yang diinginkan meliputi :
• Mengurangi gesekan dan keausan, sehingga meningkatkan umur alat.
• Mendinginkan daerah pemotongan, sehingga meningkatkan masa pakai alat dan
mengurangi suhu dan distorsi panas benda kerja.
• Mengurangi kekerasan benda kerja dan konsumsi energi.
• Beram pemotongan yang jauh dari daerah pemotongan dan dengan demikian
mencegah beram yang mengganggu proses pemotongan, khususnya dalam
operasi seperti pengeboran.
• Melindungi permukaan mesin dari korosi lingkungan.
Tergantung pada jenis operasi pemesinan, cairan untuk pemotongan mungkin
diperlukan untuk pendingin, pelumas atau keduanya. Efektivitas cairan untuk
pemotongan tergantung pada sejumlah faktor, seperti jenis operasi mesin, material
alat dan benda kerja, kecepatan potong, dan metode aplikasi. Air merupakan
pendingin yang sangat baik dan dapat mengurangi suhu tinggi secara efektif pada
daerah pemotongan. Namun air bukan pelumas yang efektif sehingga tidak
mengurangi gesekan. Selain itu menyebabkan karat pada benda kerja dan komponen
mesin. Di sisi lain sebagaimana telah kita lihat, pelumasan yang efektif merupakan
faktor penting dalam operasi pemesinan.
Kebutuhan cairan pemotongan tergantung dari kebutuhan padai mesin
tertentu yang dapat didefinisikan pada tingkat suhu, kecenderungan untuk adanya
kerusakan mata potong, kemudahan untuk chip yang dihasilkan dapat dikeluarkan
dari daerah pemotongan dan seberapa efektif cairan dapat diterapkan ke daerah yang
tepat pada seluruh permukaan alat potong. Kebutuhan mesin yang relatif perlu
pendinginan seperti : menggergaji, pembubutan, pengeboran, pemotongan roda gigi,
wire cut.
Ada juga operasi di mana tindakan pendinginan dengan cairan dapat
merugikan. Telah terbukti bahwa cairan pemotongan dapat menyebabkan alat potong
menjadi lebih berdeformasi dan dengan cairan yang demikian panas akan
berkonsentrasi lebih dekat ke ujung mata potong alat yang dapat mengurangi umur
pahat. Lebih penting lagi dalam operasi pemotongan yang terputus seperti pisau
dengan beberapa pemotong gigi, pendinginan daerah pada pemotongan
menyebabkan siklus panas yang tidak teratur dari gigi pemotong yang dapat
menyebabkan retak termal oleh kelelahan atau kejutan panas.
Mulai pertengahan 1990-an ada perubahan besar untuk mesin yang
memproses dengan proses kering, artinya dengan meminimalkan dalam
menggunakan cairan pemotongan serta mesin dengan proses yang kering
CONTOH PENGARUH CAIRAN UNTUK PEMOTONGAN PADA MESIN
Operasi mesin yang sedang dilakukan dengan cairan pemotongan merupakan
pelumas yang efektif. Apa yang akan terjadi jika mekanisme cairan pada operasi
pemotongan ditiadakan?. Solusinya karena cairan pemotongan adalah pelumas yang
baik maka peristiwa berikut akan terjadi sesudah fluida ditiadakan :
a. Gesekan pada antarmuka alat potong akan meningkat.
b. Sudut geser akan berkurang.
c. Strain geser akan meningkat.
d. Chip ini akan menjadi lebih tebal.
e. Kerusakan sisi potong akan terbentuk.
Sebagai hasil dari perubahan diatas, peristiwa berikut akan terjadi:
a. Energi geser di zona primer akan meningkat.
b. Energi geser pada zona sekunder akan meningkat.
c. Energi total akan meningkat.
d. Suhu di daerah pemotongan akan meningkat, menyebabkan keausan alat yang
lebih besar.
e. Permukaan akan mulai rusak dan toleransi dimensi mungkin sulit dipertahankan
karena suhu meningkat dan perluasan benda kerja pada mesin.
JENIS CAIRAN UNTUK PEMOTONGAN
Empat umum jenis cairan pemotongan biasanya digunakan dalam operasi
pemesinan:
1. Minyak termasuk mineral hewan, sayuran, bahan campuran dan minyak sintetis
biasanya digunakan untuk operasi kecepatan rendah dimana kenaikan suhu tidak
signifikan.
2. Emulsi (juga disebut minyak larut) adalah campuran minyak dan air dan di
tambah, umumnya digunakan untuk operasi kecepatan tinggi karena kenaikan suhu
adalah signifikan. Adanya air membuat emulsi pendingin sangat efektif.
3. Semisynthetics adalah emulsi kimia mengandung minyak mineral kecil,
diencerkan dengan air dan dengan aditif yang mengurangi ukuran partikel minyak
membuat mereka lebih efektif.
4. Sintetis adalah bahan kimia dengan aditif, diencerkan dengan air, dan tidak
mengandung minyak.
METODE APLIKASI CAIRAN UNTUK PEMOTONGAN
Ada empat aplikasi metode dasar cairan pemotongan pada mesin :
1. mengaliri. Ini adalah metode yang paling umum.
2. Mist. Pendinginan ini dengan memasok cairan ke daerah – daerah yang tidak dapat
diakses, mirip dengan menggunakan aerosol dan memberikan visibilitas lebih baik
dari benda kerja mesin (dibandingkan dengan mengaliri pendinginan). Hal ini efektif
terutama dengan air berbasis cairan pada tekanan udara dari 70-600 kPa. Namun,
terbatas pada kapasitas pendinginan. aplikasi Mist memerlukan saringan untuk
mencegah penghisapan partikel fluida airborn oleh operator mesin dan lain-lain di
dekatnya.
3. Sistem bertekanan tinggi. Dengan peningkatan kecepatan dan kekuatan modern,
mesin perkakas yang dikontrol computer, panas pada mesin menjadi faktor yang
signifikan. Cara yang efektif adalah penggunaan tekanan tinggi yang didinginkan
sistem pendingin untuk meningkatkan laju pemindahan panas dari daerah
pemotongan. Tekanan tinggi juga digunakan dalam memberikan cairan
menggunakan nozle yang didesain khusus yang bertujuan mengarahkan cairan
dengan kuat ke daerah pemotongan. Tekanan yang digunakan biasanya dalam
kisaran 5,5 - 35 MPa bertindak sebagai pemutus kondisi dimana beram yang
dihasilkan dinyatakan akan berlangsung lama dan terus menerus. Untuk menghindari
kerusakan pada permukaan potongan oleh dampak dari setiap partikel yang ada
dalam cairan bertekanan tinggi. Saringan cairan terus menerus menyaring cairan juga
sangat penting untuk mempertahankan kualitas cairan.
4.Melalui sistem pahat. Disini telah menunjukkan tingkat keparahan dari berbagai
operasi pemesinan dalam hal kesulitan memasok cairan ke daerah pemotongan.
Untuk aplikasi yang lebih efektif pada bagian yang sempit dapat melalui saluram
didalam alat pemotong, dalam alat penjepit, melalui cairan pemotongan yang dapat
diterapkan di bawah tekanan tinggi. Disini juga telah menunjukkan dua aplikasi dari
metode ini :
(a) pengeboran pistol, dengan lubang yang panjang dan kecil melalui bor itu sendiri.
(b) batang bor, di mana ada lubang panjang melalui pegangan (alat penjepit). Desain
serupa juga telah dikembangkan untuk alat potong sisipan dan untuk memberikan
cairan pemotongan tersebut berasal dari poros dari alat tersebut.
PENGARUH CAIRAN UNTUK PEMOTONGAN
Pemilihan cairan memotong juga harus mencakup pertimbangan seperti
melihat dampaknya pada :
• Material benda yang dikerjakan dan material peralatan mesin.
• Pertimbangan lingkungan.
Dalam memilih cairan pemotongan, seseorang harus mempertimbangkan
apakah komponen mesin akan mengalami efek yang merugikan, seperti
menyebabkan korosi tegangan retak. Pertimbangan ini penting terutama untuk cairan
pemotongan dengan sulfur dan klorin aditif, Misalnya
(a) cairan pemotongan yang mengandung sulfur tidak boleh digunakan dengan
paduan nikel-dasar.
(b) cairan mengandung klorin tidak boleh digunakan dengan titanium.
Pemotongan cairan juga dapat berpengaruh buruk terhadap komponen mesin,
sehingga kompatibilitasnya dengan bahan logam dan non logam berbagai alat mesin
lain harus dipertimbangkan. Bagian mesin harus dibersihkan dan dicuci dahulu untuk
menghilangkan sisa-sisa cairan pemotongan. Operasi ini signifikan mempengaruhi
dalam waktu dan biaya. Akibatnya kecenderungan untuk menggunakan dasar air itu
ada, menggunakan cairan dengan viskositas yang rendah agar memudahkan dalam
pembersihan dan penyaringan.
Karena operator mesin biasanya berada di dekat cairan pemotongan, dampak
kesehatan dari operator harus menjadi perhatian utama. Kabut, asap dan bau dari
cairan pemotongan dapat menyebabkan reaksi kulit yang parah dan masalah
pernafasan terutama dalam menggunakan cairan dengan kandungan kimia seperti
belerang, klorin, fosfor, hidrokarbon, biocides dan berbagai aditif. Banyak kemajuan
telah dibuat dalam memastikan penggunaan yang aman untuk cairan pemotongan di
pabrik. Upaya dalam mengurangi atau menghilangkan penggunaan cairan
pemotonganadalah dengan mengadopsi cara yang lebih baru dengan teknik mesin
yang kering atau mendekati kering.
Cairan pemotongan ( serta cairan lain yang digunakan dalam dunia
manufaktur) dapat mengalami perubahan kimia seperti yang biasa digunakan dari
waktu ke waktu. Perubahan ini mungkin karena pengaruh lingkungan atau
kontaminasi dari faktor sumber, termasuk beram logam dan partikel halus yang
dihasilkan selama mesin dan minyak bekas (dari kebocoran pada sistem hidrolik,
minyak pada komponen mesin dan sistem pelumas untuk alat mesin ). Perubahan ini
mebgakibatkan pertumbuhan mikroba (bakteri, jamur, dan ragi) terutama pada air, ini
menjadi bahaya lingkungan dan juga dapat mempengaruhi karakteristik dan
efektivitas dari cairan pemotongan. Beberapa teknik ( seperti mengendapkan,
mengalirkan, dan penyaringan ) digunakan untuk mempertahankan kualitas cairan
pemotongan yang digunakan. Daur ulang yang dilakukan akan melibatkan cairan
obat dengan berbagai aditif, agen, biocides, dan deodorizers serta pengolahan air
(untuk fluida berbasis air). Pembuangan cairan inipun harus mematuhi peraturan
pemerintah, negara dan undang-undang dan peraturan setempat.
MESIN DENGAN PROSES MENDEKATI DAN PROSES KERING
Untuk alasan ekonomi dan lingkungan ada kecenderungan di seluruh dunia
terus sejak pertengahan 1990-an untuk mengurangi atau menghilangkan penggunaan
cairan kerja logam. Tren ini telah mengakibatkan praktek pemesinan yang mendekati
kering (NDM) dengan manfaat utama seperti :
• Mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan karena menggunakan cairan
pemotongan, meningkatkan udara kualitas pabrik, dan mengurangi bahaya kesehatan.
• Mengurangi biaya operasional mesin, termasuk biaya pemeliharaan, daur ulang,
dan pembuangan cairan pemotongan.
• lebih lanjut meningkatkan kualitas permukaan.
Di Amerika Serikat saja, jutaan galon cairan kerja logam dikonsumsi setiap tahun.
Selain itu diperkirakan bahwa cairan kerja logam merupakan sekitar 7 hingga 17%
dari biaya total dalam proses mesin.
Prinsip di balik pemotongan mendekati kering adalah penerapan kabut
campuran udara dan cairan yang berisi jumlah yang sangat kecil dari cairan tersebut
termasuk minyak sayur. Campuran ini disampaikan ke daerah pemotongan inti dari
perkakas mesin, biasanya melalui nosel 1 mm dan di bawah tekanan 600 kPa. Hal ini
digunakan pada jumlah 1 sampai 100 cc / jam, yang diperkirakan (paling) satu
sepuluh ribu itu digunakan dalam mengaliri pendinginan. Akibatnya, proses ini juga
dikenal sebagai pelumas Jumlah minimum (MQL).
Mesin kering juga merupakan alternatif. Dengan kemajuan besar dalam alat
pemotong, mesin kering telah terbukti efektif dalam operasi berbagai mesin
(terutama komponen berputar, pebubutan, dan pemotongan gigi) pada baja, baja
paduan dan besi cor tetapi umumnya bukan untuk paduan aluminium.
Salah satu fungsi dari pelumas pemotongan logam untuk mengalirkan beram
dari daerah pemotongan. Hal ini tampaknya bermasalah dengan mesin kering.
Namun desain alat telah diciptakan yang memungkinkan penerapan udara bertekanan
melalui alat pemegang. Udara yang dikompresi tidak bertujuan sebagai pelumasan,
hanya untuk pendingin.
MESIN CRYOGENIC
Perkembangan yang lebih baru pada mesin meliputi penggunaan gas
cryogenic seperti nitrogen atau karbon dioksida sebagai pendingin di mesin. Dengan
diameter nozel yang kecil dan pada suhu -200 ° C, nitrogen cair disuntikkan ke
dalam daerah pemotongan. Karena penurunan suhu, kekerasan alat dipelihara dan
umur alat ditingkatkan, sehingga memungkinkan kecepatan potong yang lebih tinggi.
Selain itu nitrogen hanya menguap dan dengan demikian tidak memiliki dampak
lingkungan yang merugikan.
RINGKASAN
Berbagai material alat potong telah dikembangkan selama abad masa lalu,
yang paling sering digunakan adalah baja kecepatan tinggi, karbida, keramik, boron
nitride kubik dan berlian. Material alat memiliki berbagai mekanikal dan sifat fisik
seperti ketahanan panas, kekuatan, stabilitas kimia dan kelamban dan ketahanan
chipping dan umur pemakaian.
Berbagai alat pelapis telah dikembangkan dengan peningkatan kemajuan
besar dalam kehidupan alat, kehalusan permukaan, dan ekonomi pengoperasian
mesin. bahan pelapis yang umum adalah titanium nitrida, karbida titanium,
carbonitride titanium, dan aluminium oksida; pelapis berlian juga mendapatkan
penerimaan. Tren ini menuju pelapis multifase untuk performa lebih baik.
Pemilihan material alat yang sesuai juga tidak hanya tergantung pada material
yang akan di proses pemesinan tetapi juga pada parameter proses dan karakteristik
dari mesinnya.
Cairan pemotongan penting dalam operasi mesin dan mengurangi gesekan,
keausan, kekuatan bahan, dan kebutuhan daya. Secara umum operasi pemotongan
yang berat dan dengan tekanan alat potong tinggi memerlukan cairan pelumas yang
baik sesuai ciri karakteristik. Dalam operasi kecepatan tinggi di mana kenaikan suhu
bisa signifikan, cairan dengan kapasitas pendinginan yang baik dan kemampuan
melumasi sangat yang diperlukan. Pemilihan cairan pemotongan harus mencakup
pertimbangan, kemungkinan efek negatif pada bagian mesin, peralatan mesin dan
komponen-komponennya, operator, dan lingkungan.