Bab 2. Tegangan Kerja
-
Upload
carlos-johnson -
Category
Documents
-
view
147 -
download
6
Transcript of Bab 2. Tegangan Kerja
DIKTAT ELEMEN MESIN 1JURUSAN TEKNIK MESIN UNTIRTA
2013
BAB 2 TEGANGAN KERJA
2.1 Diagram Tegangan-Regangan
Perilaku material dan ketersediannya untuk tujuan engineering dapat diketahui melalui
pengujian tarik. Perhatikan gambar pengujian tarik pada baja karbon rendah di bawah ini.
Material akan mengikuti Hukum Hooke hingga pembebanan menjadi lebih kecil dari
setengah kekuatan ultimate-nya. Di daerah ini dapat ditentukan nilai E sebuah material.
Gambar 2.1. Diagram tegangan-regangan pada beberapa material
Jika tegangan ultimate-nya telah tercapai, maka spesimen akan mengalami necking. Besaran
perubahan panjang material ini mengindikasikan keuletan sebuah material. Material baja
yang diberikan perlakuan panas biasanya tidak memiliki batas elastisitas, tetapi tegangan
luluh terjadi secara berangsur-angsur setelah batas proporsionalnya.
Pada material lunak, nilai kekuatan luluh geser setara dengan 0,5 – 0,6 kekuatan luluh
dalam tarikan.
Page 15
DIKTAT ELEMEN MESIN 1JURUSAN TEKNIK MESIN UNTIRTA
2013
2.2 Jenis Kegagalan
Ada dua jenis kegagalan mekanis pada material, yaitu: peluluhan (yielding) dan patah
(fracture). Yielding atau deformasi permanen adalah bentuk sliding sepanjang bidang sudut
tertentu pada material. Fracture adalah terpisahnya luas penampang akibat adanya beban
tarik. Material ulet memiliki ketahanan sliding yang lebih kecil dibandingkan dengan
ketahanan terhadap pemisahannya.
Material getas memiliki ketahanan terhadap pemisahan lebih kecil jika dibandingkan
terhadap ketahanan terhadap slidingnya. Batasan elongasi 5% biasa digunakan untuk
pembagi antara material ulet dan material getas. Biasanya material getas memiliki kekuatan
ultimate-nya lebih tinggi dalam kondisi kompresi dibanding dengan tariknya. Di bawah
kondisi tertentu, material ulet akan mengalami kegagalan fracture atau terpisah mirip dengan
material getas. Kondisi tersebut antara lain:
a. Pembebanan siklik pada suhu normal (fatik).
b. Pembebanan statik dalam waktu yang lama pada suhu elevasi (creep).
c. Pembebanan impak atau sangat cepat, khususnya pada suhu rendah.
Page 16
DIKTAT ELEMEN MESIN 1JURUSAN TEKNIK MESIN UNTIRTA
2013
d. Kuencing dalam perlakuan panas yang tidak diikuti oleh tempering.
2.3 Material Ulet dengan Beban Steadi
Pada pembebanan statis, bagian tertentu komponen mesin yang dibuat dari material ulet
akan mengalami peluluhan atau distorsi. Tegangan kerja didasarkan atas tegangan titik
luluhnya. Sudah menjadi kebiasaan bagi seorang insinyur untuk mengabaikan pengaruh
konsentrasi tegangan ketika beban yang digunakan adalah tunak dan materialnya ulet.
2.3.1. Tarikan dan Tekanan Sederhana. Ketika material dikenai tegangan tarik dan tekan
sederhana, maka nilai faktor keamanan diberikan dengan persamaan:
F s=σ yp
σ
2.3.2. Geseran Sederhana. Untuk pembebanan geser murni, persamaan faktor keamanan
dinyatakan dengan:
F s=τ yp
τmax
2.4 Teori Kegagalan Geser Maksimum.
Karena kegagalan material ulet disebabkan oleh geseran, maka dapat digunakan teori
kegagalan geser maksimum. Teori ini digunakan untuk menentukan tegangan geser
maksimum pada beban yang diberikan. Lingkaran Mohr menunjukkan bahwa sebuah benda
dengan tegangan tarik sederhana memiliki tegangan geser yang sepadan dengan setengah dari
nilai ini pada arah 45o terhadap arah σ .
τ max=12
σ
Page 17
DIKTAT ELEMEN MESIN 1JURUSAN TEKNIK MESIN UNTIRTA
2013
Jika tegangan terus ditingkatkan hingga mencapai nilai luluhnya, maka teori tegangan
geser maksimum material akan menjadi:
τ yp=12
σ yp
Dari dua persamaan di atas dapat diperoleh nilai faktor keamanannya, yaitu:
F s=0,5 σ yp
τmax
Kegagalan dalam geseran diasumsikan akan terjadi sepanjang arah 45o seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 2.4 di bawah ini.
2.5 Tegangan Normal dalam Dua Arah
Pada dua atau tiga dimensi tegangan, kegagalan material teknik merupakan fenomena
yang sangat kompleks. Disain pada kondisi ini didasarkan atas titik luluh atau nilai kekuatan
ultimate sebagaimana dalam uji tarik sederhana. Perhatikan Gambar 2.7 di bawah ini.
Page 18
DIKTAT ELEMEN MESIN 1JURUSAN TEKNIK MESIN UNTIRTA
2013
a. Kedua tegangan adalah tarik seperti yang ditunjukkan oleh gambar. Bidang terlemah
adalah BADE karena σ 2 tidak memiliki pengaruh pada bidang ini. Kegagalan ini
hanya ditentukan oleh tegangan σ 1.
b. Kedua tegangan adalah tekan seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.8,
menunjukkan bahwa σ 2 lebih besar dibandingkan σ 1. Bidang terlemah adalah BCDF
karena σ 1 tidak memiliki pengaruh pada bidang ini. Kegagalan hanya ditentukan
oleh σ 2.
c. Tegangan σ 1 adalah tarik, tegangan σ 2 adalah tekan seperti yang ditunjukkan oleh
Gambar 2.9. Bidang terlemah adalah ACEF. Kedua tegangan berkontribusi terhadap
tegangan geser pada bidang ini. Nilai tegangan geser maksimum adalah:
τ max=12
( σ1−σ 2)=√( σ x−σ y
2 )2
+τ xy2
Teori kegagalan geser maksimum ini sangat mudah diterapkan untuk persoalan
tegangan dua dimensi.
Page 19
DIKTAT ELEMEN MESIN 1JURUSAN TEKNIK MESIN UNTIRTA
2013
2.6 Teori Energi Distorsi atau Hencky-Mises
Kriteria lain untuk menyatakan tegangan dua dimensi adalah teori energi distorsi yang
menyatakan sebuah formula.
S2=σ12+σ2
2−σ1 σ2
Dari lingkaran Mohr diperoleh persamaan untuk dua tegangan, yaitu:
σ 1=σx−σ y
2+√( σ x−σ y
2 )2
+τxy2
σ 2=σx−σ y
2−√( σ x−σ y
2 )2
+τ xy2
Dengan demikian dapat diperoleh persamaan baru, yaitu:
S2=σx2−σ x σ y+σ y
2 +3 τ xy2
Contoh 2.1. Tegangan pada titik sebuah bodi adalah σ x=13.000 psi, σ y=3.000 psi dan
τ xy=12.000 psi. Jika material memiliki σ yp=40.000 psi . Tentukan:
a. Faktor keamanan dengan menggunakan teori kegagalan geser maksimum.
b. Faktor keamanan dengan menggunakan teori kegagalan Mises-Hencky.
Jawab 2.1. Dengan menggunakan lingkaran Mohr atau persamaan tegangan kombinasi dapat
diperoleh tegangan utama sebagai berikut:
σ 1=21.000 psi dan σ 2=−5.000 psi
a. Bidang geser terlemah (lihat Gambar 2.9). σ 1 dan σ 2 berkontribusi tegangan geser:
τ max=12
( σ1−σ 2)=12
(21.000−(−5.000 ) )=13.000 psi
τ yp=12
σ yp=12
(40.000 )=20.000 psi
F s=τ yp
τmax
=20.00013.000
=1,54
b. Dengan menggunakan persamaan di bawah ini.
S2=σ12+σ2
2−σ1 σ2
S=√(21.000 )2+ (−5.000 )2−21.000(−5.000)=23.900 psi
Page 20
DIKTAT ELEMEN MESIN 1JURUSAN TEKNIK MESIN UNTIRTA
2013
F s=σ yp
S=40.000
23.900=1,67
2.7 Batas Ketahanan Material
Tegangan kerja ditentukan berdasarkan titik luluh atau ultimate material dan faktor
keamanannya. Kebanyakan komponen mesin tidak hanya menerima beban yang steadi saja,
akan tetapi pembebanan yang menyebabkan tegangan yang berfluktuasi. Kegagalan
komponen permesinan pada umumnya disebabkan oleh pembebanan yang berulang (fatik)
dan tegangan di bawah titik luluhnya. Dari pengalaman yang panjang menunjukkan bahwa
untuk beberapa material ketika tegangan kerja di bawah nilai tertentu, sebuah komponen
tidak terdefinisikan disebut sebagai batas ketahanan material.
Kegagalan disebabkan oleh retakan kecil yang dimulai pada daerah konsentrasi
tegangan atau cacat material pada titik-titik yang tegang. Retak itu sendiri sebagai
konsentrasi tegangan dan merambat terus menerus menjadi lebih besar hingga mengalami
kegagalan. Metode yang paling banyak digunakan untuk menguji ketahanan lelah material
adalah RBT (the rotating-beam test). The endurance-limit stress, σ e, sering didefinisikan
sebagai nilai maksimum tegangan lentur bolak-balik secara sempurna, yang mana spesimen
sederhana dapat menahan selama sepuluh juta siklus beban atau lebih tanpa mengalami
kegagalan.
Kegagalan fatik karena lenturan adalah kegagalan yang sering terjadi, sedangkan
kegagalan torsional atau pembebanan aksial jarang terjadi. Jika sudah mulai terbentuk, retak
fatik akan segera mengikuti normal terhadap tegangan tarik. Kegagalan fatik biasanya
memotong kristal.
Page 21
DIKTAT ELEMEN MESIN 1JURUSAN TEKNIK MESIN UNTIRTA
2013
2.8 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Fatik
Nilai batas kelelahan material tergantung pada kondisi permukaan spesimen. Tegangan
endurance untuk spesimen yang digerinda atau dipoles, ketika tidak ada konsentrasi tegangan
kira-kira sama atau setengah kekuatan ultimate pada baja tempa. Sedangkan untuk
permukaan yang lebih kasar yang dihasilkan dari proses pemesinan, batas ketahanan hanya
35-40% kekuatan ultimatenya. Korosi karena air atau garam dapat menurunkan batas
ketahanan hingga nilai yang sangat rendah. Pengaruh kondisi permukaan terhadap batas
ketahanan pada baja ditunjukkan oleh Gambar 2.11 ini.
Untuk coran baja atau besi cor, batas ketahanan sekitar 40% dari kekuatan ultimate-
nya. Retak fatik karena tegangan tarik, tegangan tarik sisa pada permukaan menimbulkan
tambahan kerusakan fatik.
2.9 Konsentrasi Tegangan yang Disebabkan Oleh Perubahan Bentuk Secara
Mendadak.
Tegangan maksimum terjadi pada beberapa titik fillet (Gambar 2.12). Contoh yang lain
adalah batang yang mengalami tarik dengan lubang berbentuk lingkaran, tegangan tariknya
ditunjukkan oleh Gambar 2.12.
Page 22
DIKTAT ELEMEN MESIN 1JURUSAN TEKNIK MESIN UNTIRTA
2013
Ketidakteraturan distribusi tegangan disebabkan oleh perubahan bentuk tiba-tiba
dinamakan konsentrasi tegangan. Hal ini terjadi pada semua tegangan, aksial, lentur, geser,
kehadiran fillet, lubang, takikan, alur pasak, spline atau goresan lainnya. Inklusi atau cacat
material atau permukaan juga menjadi pemicu naiknya tegangan. Faktor konsentrasi
tegangan, K, dirumuskan sebagai:
K=nilai teganganaktual tertinggi pada fillet , takik ,lubang dan sebagainyategangan nominal yang diberikanuntuk penampang minimal
2.10 Faktor Konsentrasi Tegangan
Faktor konsentrasi tegangan ditentukan oleh bentuk geometrik dan tipe pembebanan.
Faktor untuk batang segiempat dari dua luasan dalam tarik atau tekan ditunjukkan oleh
Gambar 2.14 di bawah ini. Ketika batang dibebani oleh murni lenturan, faktor konsentrasi
tegangan dapat ditentukan dengan menggunakan Gambar 2.16. Gambar 2.15 dan 2.17 untuk
poros.
Contoh 4. Sebuah pelat datar dengan lebar yang kecil 1,25 in, dan yang besar 2,25 in dan
radius filletnya 0,25. Tentukan:
a. Nilai faktor konsentrasi tegangan jika batang dibebani beban tarik.
b. Nilai faktor konsentrasi tegangan jika dibebani momen.
Jawab:
Page 23
DIKTAT ELEMEN MESIN 1JURUSAN TEKNIK MESIN UNTIRTA
2013
a. Jika beban tarik:
D=2,25∈; d=1,25∈;r=0,25∈.
Dd
=2,251,25
=1,80 ;rd=0,25
1,25=0,2
Dari Gambar 2.14 diperoleh nilai K = 1,78. Tegangan tarik maksimum adalah 1,78
kali nilai P/A.
b. Jika terdapat momen
Dari Gambar 2.16 diperoleh K = 1,48, maka tegangan lentur maksimum adalah 1,48
kali Mc/I.faktor konsentrasi tegangan meningkat jika luas bagian sebelah kiri juga
meningkat.
Page 24
DIKTAT ELEMEN MESIN 1JURUSAN TEKNIK MESIN UNTIRTA
2013
Contoh 5.
Page 25
DIKTAT ELEMEN MESIN 1JURUSAN TEKNIK MESIN UNTIRTA
2013
Page 26
DIKTAT ELEMEN MESIN 1JURUSAN TEKNIK MESIN UNTIRTA
2013
Page 27
DIKTAT ELEMEN MESIN 1JURUSAN TEKNIK MESIN UNTIRTA
2013
Page 28
DIKTAT ELEMEN MESIN 1JURUSAN TEKNIK MESIN UNTIRTA
2013
Page 29