Bab 2 Profil Daerah

30
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN PADANG LAWAS LAPORAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN PROFIL DAERAH 2.1 POSISI GEOGRAFIS DAN BATAS WILAYAH ADMINISTRASI Secara geografis Kabupaten Padang Lawas terletak diantara koordinat 1 o 26’ sampai dengan 2 o 11’ Lintang Utara dan 91 o 01’ sampai dengan 95 o 53’ Bujur Timur. Secara kemiringan, wilayah Kabupaten Padang Lawas hampir keseluruhan wilayahnya berbukit- bukit, yaitu mencapai 279,733 Ha (66.13% dari total luas Kabupaten Padang Lawas). Kabupaten Padang Lawas memiliki posisi yang strategis karena berbatasan langsung dengan Propinsi Riau, yang merupakan propinsi yang banyak menhasilkan hasil bumi di Indonesia. Wilayah Kabupaten Padang Lawas terdiri dari 12 (dua belas) Kecamatan dengan 304 desa/kelurahan yang mencakup seluas 4.229,99 Km2. Adapun mengenai batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Padang Lawas, dapat diuraikan sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Padang Lawas Utara. 2 - 1 GAMBARAN WILAYAH KABUPATEN PADANG LAWAS `

description

laporan

Transcript of Bab 2 Profil Daerah

GAMBARAN WILAYAH KABUPATEN PADANG LAWAS

`

2.1 POSISI GEOGRAFIS DAN BATAS WILAYAH ADMINISTRASISecara geografis Kabupaten Padang Lawas terletak diantara koordinat 1o 26 sampai dengan 2o 11 Lintang Utara dan 91o 01 sampai dengan 95o 53 Bujur Timur. Secara kemiringan, wilayah Kabupaten Padang Lawas hampir keseluruhan wilayahnya berbukit-bukit, yaitu mencapai 279,733 Ha (66.13% dari total luas Kabupaten Padang Lawas). Kabupaten Padang Lawas memiliki posisi yang strategis karena berbatasan langsung dengan Propinsi Riau, yang merupakan propinsi yang banyak menhasilkan hasil bumi di Indonesia. Wilayah Kabupaten Padang Lawas terdiri dari 12 (dua belas) Kecamatan dengan 304 desa/kelurahan yang mencakup seluas 4.229,99 Km2. Adapun mengenai batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Padang Lawas, dapat diuraikan sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Padang Lawas Utara. Sebelah Selatan: Kecamatan Pasaman (Provinsi Sumatera Barat) dan Kecamatan Siabu (Kabupaten Mandailing Natal). Sebelah Barat : Kecamatan Gunung Malintang (Kabupaten Mandailing Natal), Kecamatan Sayur Matinggi dan Kecamatan Batang Angkola (Kabupaten Tapanuli Selatan). Sebelah Timur : Kabupaten Rokan Hulu (Provinsi Riau). LAPORAN PENDAHULUANPENYUSUNAN PROFIL DAERAH

2 - 1

2.2 FISIK ALAMKemiringan pada suatu wilayah dan/atau kawasan perencanaan diklasifikasikan atas beberapa kelas dengan masing-masing area (data kelerengan Kabupaten Padang Lawas yang bersumber dari Shuttle Radar Topographic Mission/SRTM. Secara jelasnya kemiringan lahan di Kabupaten Padang Lawas dapat dilihat pada tabel 1.2.Pada tahun 2007, Kabupaten Padang Lawas memiliki rata-rata curah hujan 167 mm/tahun dengan rata-rata curah hujan 167 mm/bulan. Curah hujan di Kabupaten Padang Lawas dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir (2003-2007), yaitu curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu 2.014 mm/tahun dengan rata-rata curah hujan 168 mm/bulan. Sementara curah hujan yang terendah terdapat pada tahun 2004 yaitu 1.865 mm/tahun dengan rata-rata curah hujan 155 mm/bulan.Tabel 2.1Ketinggian Wilayah Di Atas Permukaan Laut Menurut Kecamatan

Secara umum Kabupaten Padang Lawas memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata antara 14-36C. Berdasarkan ketinggian wilayahnya, Kabupaten Padang Lawas berada pada ketinggian (altitude) 915 m diatas permukaan laut (dpl).

2.3 PENGGUNAAN LAHANSebagian besar lahan di Kabupaten Padang Lawas pada umumnya dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan. Penggunaan lahan untuk kawasan terbangun seperti perumahan dan permukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran dan fasilitas umum lainnya tersebar di ibukota Kabupaten dan Ibukota Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Padang Lawas. Berdasarkan data guna lahan Kabupaten Padang Lawas memperlihatkan bahwa guna lahan Kabupaten Padang Lawas terdiri dari 9 (sepuluh) jenis, yaitu lahan sawas, pekarangan dan bangunan, Tegal/Kebun, Ladang/Huma, Penggembalaan, Rawa Tidak Ditanami, Tambak, Kolam/Tebat/Empang, dan lahan kosong diperuntukan (sementara tidak ditanami). Tetapi, data luas guna lahan tahun 1998 (Sumber : RTRW Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000) yang diperoleh hanya berupa luas permukiman (12.510 Ha), sawah (5.433 Ha), dan rawa/hutan rawa (428 Ha). Distribusi guna lahan dapat dilihat pada Gambar dibawah. Peta guna lahan Kabupaten Padang Lawas memperlihatkan bahwa guna lahan Kabupaten Padang Lawas terdiri dari 9 (sembilan) jenis, yaitu lahan sawas, pekarangan dan bangunan, Tegal/Kebun, Ladang/Huma, Penggembalaan, Rawa Tidak Ditanami, Tambak, Kolam/Tebat/Empang, dan lahan kosong diperuntukan (sementara tidak ditanami).

Tabel 2.2Kondisi Penggunaan Tanah di Kabupaten Padang LawasNoKecamatanSawahPekarangan dan BangunanTegal/ KebunLadang/HumaPenggembalaanRawa Tidak DitanamiTambakKolam/Tebat/ EmpangSementara tdk DitanamiTotal

1Sosopan37599-668---13-1,155

2Ulu Barumun1,364120642----415,1557,322

3Barumun1,614556710792,867260-38466,170

4Barumun Selatan4602571065720110-15372,142

5Lubuk Barumun1,3501,8009005030--20-4,150

6Sosa2,104571,612226478--429325,451

7Batang Lubu Sutam961415435542---104192,782

8Hutaraja Tinggi-2,000-356500--53-2,909

9Huristak1,245382385-112--34-2,158

10Barumun Tengah1,1862025179800--144,1006,450

11Aek Nabara Barumun95018200120600--153,3005,203

12Sihapas Barumun1,06012-303760--194,5376,691

Padang Lawas12,6695,5045,8452,4886,867370-31418,52652,583

Sumber : Padang Lawas Dalam Angka 2013

2.4 POTENSI SUMBER DAYA ALAM2.4.1 POTENSI SEKTOR EKONOMIPotensi sektor-sektor ekonomi yang dimiliki oleh Kabupaten Padang Lawas dapatdilihat pada tabel 2.3.A. Sektor PertanianSektor pertanian di Kabupaten Padang Lawas meliputi beberapa jenis tanaman. Ubi kayu merupakan jenis tanaman yang memiliki produksi terbesar pada sector pertanian di Kabupaten Padang Lawas dengan jumlah produksi pada tahun 2012 sebesar 1.337 ton/Ha. Kecamatan Barumun dan Batang Lubuk Sutam merupakan wilayah yang memberikan kontribusi besar dalam pruduktivitas sektor pertanian. Secara umum, semua wilayah kecamatan telah mampu memberikan kotribusinya dalam sektor pertanian tanaman pangan ini. Sementara kecamatan yang paling rendah dalam memberikan kontribusinya adalah Kecamatan Huristak yaitu sebesar 421 ton/Ha. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa untuk sub sektor padi sawah, ubi kayu, ubi jalar, tanaman sayuran dan tanaman buah-buahan sudah merupakan sektor basis pada sebagian besar kecamatan, terkecuali Kecamatan Batang Lubuk Sutam dan Hutaraja Tinggi. Komoditi kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau merupakan komoditi sektor pertanian tanaman pangan yang kurang berkembang di Kabupaten Padang Lawas.

B. Sektor PerkebunanSektor perkebunan merupakan salah satu sektor unggulan dalam menunjang pertumbuhan wilayah Kabupaten Padang Lawas, atau dengan kata lain Kabupaten Padang Lawas kaya akan potensi perkebunan terutama perkebunan kelapa sawit dengan jumlah produksi yang relatif tinggi sebanyak 11,55 Ton/Ha atau sekitar 76,41 % dari total hasil produktifitas sektor perkebunan. Kecamatan Hutaraja Tinggi dan Sosa merupakan kawasan sentra produksi kelapa sawit terbesar di Kabupaten Padang Lawas sekitar 28,15 % dan 22,58%, dengan nilai produktifitas lebih tinggi dari rata-rata produktifitas tingkat kabupaten. Di samping kelapa sawit, hasil perkebunan yang dapat dikembangkan adalah tanaman kelapa, yang banyak terdapat di Kecamatan Huristak. Sementara untuk tanaman perkebunan lainnya merupakan pendukung dari sektor perkebunan besar yang ada di Kabupaten Padang Lawas. Kecamatan Sosopan dan Batang Lubu Sutam merupakan kecamatan di Kabupaten Padang Lawas yang kurang memberikan kontribusinya di sektor perkebunan.Gambar 2.1Produktifitas Sektor Perkebunan di Kabupaten Padang Lawas

Berdasar atas hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa kelapa sawit, kelapa, kopi robusta, karet dan kakao adalah komoditi sektor perkebunan yang menjadi sektor basis dalam lingkup kecamatan. Hampir seluruh kecamatan yang terdapat di Kabupaten Padang Lawas memiliki sektor basis pada komoditi kelapa sawit dan kelapa, komoditi yang paling dominan di Kecamatan Hutaraja Tinggi dan Sosa adalah komoditi perkebunan kelapa sawit, sedangkan kelapa paling dominan terdapat di Kecamatan Huristak dan Barumun Tengah. Komoditi lainnya seperti cengkeh, pala, kapuk, pinang, kapulaga, jambu mente dan jarak merupakan komoditi sektor perkebunan yang kurang berkembang di Kabupaten Padang Lawas.C. Sektor PeternakanSektor perternakan di Kabupaten Padang Lawas yang paling dominan adalah jenis ternak ayam kampung dan itik. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah ternak yang tersebar di seluruh kecamatan. Berdasarkan hasil analisis LQ, sudah terlihat bahwa jenis ternak yang dominan terdapat di Kabupaten Padang Lawas memiliki nilai LQ > 1, maka komoditas tersebut merupakan sektor basis pada wilayahnya. Jenis ternak ayam kampung, itik dan kambing merupakan komoditas basis pada seluruh kecamatan di Kabupaten Padang Lawas. Disamping itu, jenis ternak domba merupakan basis pada beberapa kecamatan.

D. Sektor PerikananBudidaya perikanan air tawar merupakan komoditas sektor perikanan yang memiliki produktifitas paling besar di Kabupaten Padang Lawas dan tersebar hampir di seluruh kecamatan. Berdasarkan hasil analisis, nilai LQ untuk jenis ikan air tawar merupakan komoditas basis pada sebagian besar kecamatan. Kecamatan Barumun, Sosa dan Batang Lubu Sutam merupakan sentra pengembangan perikanan air tawar, hal ini terlihat dari besarnya nilai LQ apabila dibandingkan dengan wilayah kecamatan lainnya. Sementara untuk jenis lainnya hanya terdapat di beberapa kecamatan saja.

E. Sektor PertambanganSelain sektor pertanian dan perkebunan yang besar, di Kabupaten Padang Lawas terdapat potensi pertambangan yang besar. Namun belum dikelola dengan baik. Disamping itu lokasi yang memiliki potensi pertambangan tersebut banyak yang berada di kawasan lindung sehingga perlu lebih lagi ditelaah untuk pengemban gan lebih lanjut. Berikut ini lokasi potensi sumber daya pertambangan di Kabupaten Padang Lawas.

Tabel 2.3Potensi Bahan Tambang dan Galian di Kabupaten Padang Lawas

F. Sektor PariwisataDemikian halnya dengan sektor pariwisata. Pengembangan sektor pariwisata belumcberkembang di Kabupaten Padang Lawas. disamping belum ada pengelolaan yang intensif, skala ekonomi pengembangan pariwisata pun masih menjadi kendala. Berdasarkan hasil survey, berikut ini lokasi yang memiliki potensi pariwisata di Kabupaten Padang Lawas.

Tabel 2.4Potensi Pariwisata di Kabupaten Padang Lawas

2.4.2 Potensi Ekonomi WilayahSektor yang paling dominan dalam mendukung kegiatan perekonomian di Kabupaten Padang Lawas adalah sektor perkebunan. Adapun potensi mengenai pengembangan perekonomian wilayah di Kabupaten Padang Lawas diuraikan sebagai berikut: Sektor tanaman pangan merupakan salah satu sektor yang mengalami perkembangan cukup pesat di Kabupaten Padang Lawas, meliputi ubi jalar dan ubi kayu, sedangkan komoditas tanaman padi juga mengalami pertumbuhan pesat di tingkat kecamatan dibandingkan ditingkat kabupaten. Komoditas tanaman yang juga pertumbuhannya pesat adalah kemiri, lada, aren, nilam dan tembakau. Pengembangan di sektor perkebunan di Kabupaten Padang Lawas menjadi sektor penunjang utama kegiatan perekonomian masyarakat. Lahan yang tersedia cukup luas bagi pengembangan sektor ini. Gambaran produksi saat ini serta hasil analisa yang dilakukan menunjukkan bahwa perkebunan Kelapa sawit dan karet merupakan komoditi yang menjanjikan untuk dikembangkan di masa yang akan datang. Tanaman buah-buahan yang juga mengalami pertumbuhan yang cukup baik dalam menunjang perekonomian di Kabupaten Padang Lawas adalah mangga dan durian. Disamping itu tanaman nangka dan duku juga mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Di tingkat kabupaten, peternakan ayam kampung, itik, kambing dan domba, produksinya juga yang mengalami pertumbuhan yang cepat. Berdasarkan hasil analisis, secara rataan sektor perikanan budidaya air tawar dapat dikembangkan dengan baik di Kabupaten Padang Lawas.

Kinerja ekonomi Padang Lawas terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Grafik dibawah menunjukkan peningkatan kinerja ekonomi yang terjadi pada periode 20102012. PDRB ADHB (Atas Dasar Harga Berlaku) Padang Lawas pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp. 1,6 triliun. Angka ini kemudian meningkat menjadi Rp. 1,8 triliun di tahun 2011, dan meningkat lagi di tahun 2012 menjadi Rp. 2 triliun.Jika dilihat dengan mengesampingkan faktor inflasi, kinerja ekonomi Padang Lawas juga mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari besaran PDRB ADHK (Atas Dasar Harga Konstan) yang juga mengalami peningkatan selama periode 20102012. Pada tahun 2012 PDRB ADHK Padang Lawas tercatat sebesar Rp. 0,88 triliun, lebih tinggi dibanding tahuntahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 6,31 persen dibandingkan tahun 2011. Secara umum seluruh sektor ekonomi Padang Lawas mengalami peningkatan/penurunan laju pertumbuhan yang tidak terlalu signifikan, kecuali sector keuangan yang mengalami penurunan laju pertumbuhan cukup jauh, yaitu dari 10,57 persen tahun 2011 menjadi 8,81 persen tahun 2012.Tabel 2.5Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha / Sektor Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010-2012

Gambar 2.2Perkembangan PDRB di Kabupaten Padang Lawas

2.5 KEPENDUDUKAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA2.5.1 Tingkat Pertumbuhan PendudukAspek kependudukan merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi perkembangan suatu wilayah. Perkembangan dan kondisi penduduk suatu wilayah sangat vital, karena merupakan suatu objek sekaligus subjek pembangunan secara keseluruhan. Perkembangan dan perubahan yang berkaitan dengan kependudukan harus teridentifikasi dengan baik, karena berpengaruh dalam merumuskan kebijaksanaan pembangunan tahap selanjutnya. Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, termasuk kebutuhan dalam bidang sosial dan ekonomi.Perkembangan penduduk Kabupaten Padang Lawas dalam 5 tahun terakhir per kecamatan sebelum dan sesudah pemekaran Kabupaten Tapanuli Selatan (menjadi 3 kabupaten) mengalami kenaikan. Hal tersebut terlihat dari jumlah penduduk wilayah studi tahun 2004 sebanyak 175.163 jiwa sedangkan pada tahun 2009 menjadi 186.643 jiwa, mengalami kenaikan sebesar 2,59 %.Jumlah Penduduk Kabupaten Padang Lawas pada tahun 2009 tercatat sebanyak 186.643 jiwa, dimana jumlah penduduk kecamatan tertinggi pada tahun 2009 terdapat di Kecamatan Barumun yaitu 43.462 jiwa atau sekitar 21,14 % dan terendah di Kecamatan Sosopan yaitu 8.901 jiwa atau sekitar 4,58 %. Hal ini terjadi disebabkan oleh kondisi sarana dan prasarana Kecamatan Barumun (sebagai ibukota Kabupaten) lebih lengkap dibanding kecamatan-kecamatan lain. Keadaan ini yang menjadi daya tarik terjadinya konsentrasi penduduk. Laju pertumbuhan penduduk terbesar terjadi pada tahun 2007/2008 yaitu sebesar 0,34%. Sedangkan penurunan penduduk terjadi pada tahun 2008/2009 yaitu sebesar 0,24%. Bila dilihat per kecamatan laju pertambahan penduduk terbesar adalah Kecamatan Lubuk Barumun yaitu 3,01 % per tahun. Sedangkan Kecamatan Barumun mengalami laju pertambahan penduduk terendah dalam 5 tahun terakhir sebesar 4.44 % per tahun. Fenomena ini terjadi disebabkan oleh sudah semakin terbatasnya lahan di Kecamatan Barumun sebagai pusat ibukota kabupaten dikembangkan bagi permukiman penduduk.Tabel 2.6Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2012

NoKecamatanJlh PendudukRumah TanggaRata-rata Anggota RT

1Sosopan9,2992,1694.29

2Ulu Barumun14,1873,2134.42

3Barumun44,90510,1254.44

4Barumun Selatan7,0371,6094.37

5Lubuk Barumun16,5883,9294.22

6Sosa32,6057,4484.38

7Batang Lubu Sutam12,1802,9434.14

8Hutaraja Tinggi40,31510,3213.91

9Huristak20,3534,5854.44

10Barumun Tengah18,9574,4704.24

11Aek Nabara Barumun11,0812,4194.58

12Sihapas Barumun4,6591,1354.10

Padang Lawas232,16654,3664.27

Sumber : Padang Lawas dalam Angka 2013

2.5.2 Persebaran dan Kepadatan PendudukSejalan dengan pertumbuhan wilayah Kabupaten Padang Lawas yang berkembang dengan pesat, yang dicirikan oleh perkembangan penduduknya. Indikasi tersebut tercermin dari semakin tingginya tingkat kepadatan penduduk pada sebagian besar wilayah Kabupaten Padang Lawas. Apabila dikelompokkan berdasarkan jumlah kepadatan pertahunnya, maka terdapat 3 kelompok, yaitu : Kecamatan yang memiliki kepadatan tinggi yaitu Kecamata Barumun dengan kepadatan tertinggi tahun 2009 sebesar 180 jiwa/km2 Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk sedan adala Kecamatan Hutaraja Tinggi pada tahun 2009 dengan kepadatan 82 jiwa/km2, Kecamatan Ulu Barumun, Kecamatan Ulu Barumun,Lubuk Barumun, dan Kecamatan Sosa. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk rendah yaitu Kecamatan Batang Lubu Sutam hanya sebanyak 16 jiwa/km2, Kecamatan Sosopan, dan Kecamatan Barumun Tengah. Secara jelasnya lihat tabel dibawah.Gambar 2.3Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Padang Lawas

Tabel 2.7Kepadatan Penduduk Kabupaten Padang Lawas

Sumber : RTRW Kabupaten Padang Lawas 2011-1031

Secara umum seluruh wilayah di Kabupaten Padang Lawas, dalam kurun waktu 2004 - 2009 kepadatan penduduknya relatif bervariasi. Kepadatan penduduk paling tinggi yakni di Kecamatan Ulu Barumun sebanyak 35 jiwa atau sekitar 47,73 %. Sedangkan bertambahnya kepadatan penduduk yang paling kecil adalah Kecamatan Batang Lubu Sutam hanya sebesar 4 jiwa.

2.5.3 Struktur dan Karakteristik PendudukA. Struktur Penduduk menurut Kelompok UmurStruktur penduduk menurut kelompok umur Kabupaten Padang Lawas pada tahun 2008, dengan kategori kelompok umur antara 0 14 tahun jumlahnya lebih banyak dibanding kelompok umur lain di Kabupaten Padang Lawas yaitu jumlah sebesar 87.050 jiwa atau sebesar 37,41%. Kemudian diikuti oleh kelompok umur 20 - 39 tahun dan kelompok umur 40 - 54 tahun dengan jumlah penduduk sebesar 61.872 jiwa (26,59%) dan 36.438 jiwa (15,66%). Sedangkan kelompok umur terendah yaitu pada kelompok umur >65 tahun yaitu sebanyak 6.348 jiwa atau sebesar 2,73%. Jumlah penduduk usia 40 54 tahun pada tahun 2007 sebanyak 22.240 jiwa menjadi 36.438 jiwa di tahun 2008, hal ini menunjukkan bahwa kelompok umur ini mengalami perkembangan penduduk sebesar 63,84 %. Sedangkan perkembangan jumlah penduduk usia 0 14 tahun pada tahun 2007 sebanyak 74.630 menjadi 87.050 dengan rata-rata perkembangan penduduk terendah yakni sebesar 16,64 %.Berdasarkan rata-rata kelompok umur, diketahui bahwa jumlah penduduk usia non produktif adalah sebesar 45,16 % dan usia produktif sebesar 54,84 %. Jika ditelaah untuk usia non produktif dengan kelompok umur antara 0 14 tahun lebih banyak dibandingkan kelompok umur 6075 tahun. Sementara pada kelompok usia produktif, kelompok umur 1519 tahun cenderung lebih banyak dibandingkan kelompok umur lainnya. Keadaan ini memberi gambaran bahwa Kabupaten Padang Lawas memiliki jumlah penduduk usia produktif lebih banyak yang juga harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai bagi aktivitasnya.

Gambar 2.4Perbandingan Jumlah Penduduk Menurut Umur Kabupaten Padang Lawas

B. Struktur Penduduk Menurut Jenis KelaminJumlah penduduk Kabupaten Padang Lawas bila dirinci menurut jenis kelamin, bahwa penduduk dengan jenis kelamin kelamin laki-laki berjumlah 122.235 jiwa dan perempuan sebanyak 110.452 jiwa dengan sex ratio sebesar 110,67 %. Jika per masing-masing kecamatan, secara rataan di Kabupaten Padang Lawas memiliki jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan jenis kelamin perempuan sebesar 0,275%.

Tabel 2.8Jumlah Penduduk Menurut Jenis KelaminNoKecamatanJenis KelaminJumlahRatio

Laki-lakiPerempuan

1Sosopan4,6984,6019,2991.02

2Ulu Barumun7,0607,12714,1870.99

3Barumun22,23222,67344,9050.98

4Barumun Selatan3,5073,5307,0370.99

5Lubuk Barumun8,3068,28216,5881.00

6Sosa16,35816,24732,6051.01

7Batang Lubu Sutam6,1086,07212,1801.01

8Hutaraja Tinggi20,52119,79440,3151.04

9Huristak10,26010,09320,3531.02

10Barumun Tengah9,4469,51118,9570.99

11Aek Nabara Barumun5,4755,60611,0810.98

12Sihapas Barumun2,3182,3414,6590.99

Padang Lawas116,289115,877232,1661.00

Sumber : Kabupaten Padang Lawas Dalam Angka 2013

C. Struktur Penduduk Menurut Mata PencaharianStruktur penduduk menurut mata pencaharian di Kabupaten Padang Lawas dikelompokkan menjadi 13 kelompok. Pada tahun 2009, mata pencaharian penduduk di bidang pertanian merupakan sektor yang dapat menyerap tenaga kerja paling besar, hal ini tercermin dari jumlah tenaga kerja yang mencapai 47.464 jiwa atau sekitar 42,6 %. Sedangkan sektor buruh perkebunan merupakan sektor yang menempati urutan kedua dalam menyerap tenaga kerja, yaitu sebesar 26.977 jiwa. Data memberi gambaran bahwa jumlah penduduk di sector perkebunan cukup tinggi disebabkan oleh masih luasnya lahan perkebunan sawit dan karet di Kabupaten Padang Lawas. Selanjutnya penduduk yang bermata pencaharian sebagai pengusaha besar/kecil menempati urutan terkecil yakni sebesar 70 jiwa.Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa rasio ketergantungan angkatan kerja di Kabupaten Padang Lawas pada tahun 2008 sebesar 0,79 untuk laki-laki sedangkan untuk perempuan rasio ketergantungannya sebesar 0,86 %. Ini berarti bahwa pada setiap 1.000 penduduk usia produktif menanggung sebanyak 79 jiwa penduduk usia non produktif.

Tabel 2.9Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Gambar 2.5Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Padang Lawas

D. Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan TertinggiTelaahan tentang struktur penduduk menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Padang Lawas adalah tamat SD/sederajatnya yakni sebanyak 70.007 jiwa atau sebesar 30,09 %, kemudian penduduk dengan tingkat pendidikan SLTP/sederajat sebanyak 51,902 jiwa atau sebesar 22,31 %. Sedangkan penduduk yang tamat perguruan tinggi merupakan jumlah terkecil yakni sebanyak 3.876 jiwa atau sebesar 1,67 %. Hal ini ditunjang oleh masih barunya Kabupaten Padang Lawas sebagai sebuah kabupaten baru, yang perlu pembangunan prasarana pendidikan tinggi yang lebih memadai.Tabel 2.10Struktur Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan

Gambar 2.6Struktur Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan

E. Struktur Penduduk Menurut Agama yang DianutMayoritas penduduk Kabupaten Padang Lawas menganut agama Islam, hal ini terlihat dari prosentase penduduk menganut agama Islam sebesar 99,38 % sedangkan sisanya adalah campuran antara penganut agama Khatolik dan Protestan yakni sebesar 0,62 %.2.5.4 Proyeksi Pertumbuhan PendudukSebagaimana data jumlah perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Padang Lawas, maka dapat diproyeksikan jumlah penduduk untuk 12 tahun mendatang yaitu tahun 2021 yang diperkirakan berjumlah 241.079 jiwa dan serta untuk 21 tahun mendatang berjumlah 314.641 jiwa (tahun 2031) atau bertambah sebanyak 185.603 jiwa dari tahun 2004. Kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya pada tahun 2031 adalah masih Kecamatan Barumun Tengah yang berjumlah 69.776 jiwa, kemudian Kecamatan Hutaraja Tinggi berjumlah 61.987 jiwa serta Kecamatan Sosa berjumlah 53.591 jiwa.Kecamatan-kecamatan yang menunjukan perkembangan yang pesat tersebut umumnya berfungsi sebagai pusat-pusat pertumbuhan/pusat kabupaten serta memiliki nilai lokasi yang strategis serta merupakan tempat transit masyarakat yang hendak melakukan perjalanan ke Kabupaten lain seperti ke arah Provinsi Riau. Tabel 2.11Proyeksi Jumlah Penduduk Sampai Tahun 2031

Sumber : RTRW Padang Lawas 2011 - 2031

Gambar 2.7Proyeksi Jumlah Penduduk Sampai tahun 2031

Secara umum, proyeksi rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Padang Lawas sebanyak 84 jiwa/Km2. Berdasarkan hasil proyeksi diketahui bahwa pada kurun waktu tahun perencanaan kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Barumun Tengah dengan jumlah 49.612, hal ini sangat memungkinkan dimana Kecamatan Barumun sebagai ibukota kabupaten sehingga menarik sebagai wilayah pengembangan untuk kegiatan permukiman. Sementara kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah pada akhir tahun perencanaan adalah Kecamatan Batang Lubuk Sutam dan Sosopan masing-masing memiliki kepadatan penduduk sebesar 40 jiwa dan 52 jiwa/km2. Kondisi ini disebabkan faktor lokasi yang sulit ditempuh, karena dibatasi oleh ketersediaan sarana dan prasarana aksesibilitas serta relatif kurangnya infrastruktur pendukung.Kemudahan aksesibilitas merupakan salah satu pertimbangan bagi penduduk untuk berdomisili di wilayah tersebut. Kecamatan-kecamatan lainnya yang diperkira kan akan tumbuh sebagai tempat konsentrasi penduduk dimasa mendatang, dengan perkiraan bahwa tingkat kepadatan penduduk di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Padang Lawas akan berkembang yakni Kecamatan Barumun Tengah, Kecamatan Lubuk Barumun dan Kecamatan Hutaraja Tinggi. Untuk menghindari penyebaran yang kurang merata antar wilayah, karena saat ini konsentrasi penduduk cenderung terdapat di wilayah selatan maka diperlukan upaya untuk membentuk (meningkatkan) sub pusat pertumbuhan di wilayah bagian utara dan timur, sehingga distribusi penduduk dapat tersebar secara merata dan pelayanan dapat diberikan lebih efektif dan efisien. Pembentukan sub pusat pelayanan tersebut ditempatkan pada wilayah/daerah yang memiliki sarana dan prasarana pendukung yang memadai dan memiliki skala pelayanan yang relatif luas.

2.6 PRASARANA DAN SARANA2.6.1 Sarana PemerintahanDi Kabupaten Padang Lawas saat ini memiliki kantor pemerintahan yang tersebar di ibukota Kabupaten Padang Lawas. Kantor pemerintahan kecamatan dan kelurahan berada pada masing-masing wilayah, sedangkan kawasan perkantoran dinas-dinas/Satuan Kerja Perangkat Daerah tersebar di beberapa lokasi di wilayah utara, barat, tengah dan selatan ibukota Padang Lawas. Hal ini terjadi karena saat ini Kabupaten Padang Lawas masih dalam tahap pembangunan kawasan perkantoran sehingga kantor yang ada saat ini adalah kantor yang bersifat sementara. Kondisi tersebut juga memiliki beberapa permasalahan keterjangkauan, aksesibilitas serta kelancaran koordinasi. 2.6.2 Sarana PerekonomianUntuk fasilitas perekonomian di Kabupaten Padang Lawas sebagai sebuah Kabupaten yang baru saja terbentuk, fasilitas perekonomian masih belum memadai. Sejak terbentuknya Kabupaten Padang Lawas perkembangan prasarana perekonomian di Kabupaten Padang Lawas mulai menggeliat untuk mendukung pertumbuhan perekonomian Kabupaten Padang Lawas. Sarana perekonomian sudah muali banyak tersebar di kawasan pusat kota dan sebagian lagi di pinggiran kota yang memiliki lokasi pada jalan arteri primer sebagai pintu masuk ke ibukota Kabupaten Padang Lawas. Sedangkan, pasar tradisional yang pada awalnya melayani masyarakat di lingkungannya belum tersebar merata di seluruh wilayah Kabupaten Padang Lawas. Hal ini mengakibatkan belum mampunya sarana perekonomian yang ada untuk melayani masyarakat dalam cakupan yang lebih luas.