BAB 2 -...

15
LAPORAN AKHIR Halaman II - 1 BAB 2 Pendekatan dan Metodologi Berisi rumusan pendekatan dan metodologi yang akan dilakukan dalam penyusunan RIPKDA Kabupaten Pulau Morotai 2.1. PENDEKATAN Pendekatan penyusunan RIPKDA Kabupaten Pulau Morotai meliputi pendekatan kualitatif dan kuantitatif. 1. Pendekatan Kualitatif Pendekatan kualitatif yaitu mengelompokkan data, kemudian diseleksi menurut kualitas kebenarannya. Selanjutnya data-data tersebut dibandingkan dengan teori- teori yang diperoleh dari studi kepustakaan. Langkah-langkah pendekatan kualitatif adalah sebagai berikut : a. Pengumpulan data, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian, dikumpulkan. b. Penilaian data, yaitu dalam tahap ini data yang diperoleh dari berbagai sumber data diteliti dan dinilai dengan memperhatikan prinsip validitas, otentitas, dan reabilitas sehingga data yang relevan saja yang digunakan. c. Penafsiran data, yaitu selanjutnya akan diadakan analisis dan interpretasi terhadap berbagai fenomena, gambaran hubungan sebab-akibat dan faktor- faktor yang diteliti.

Transcript of BAB 2 -...

Page 1: BAB 2 - disbudpar.malutprov.go.iddisbudpar.malutprov.go.id/.../2015/11/Bab-2-Pendekatan-dan-Metod… · Pendekatan dan Metodologi ... - Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat

LAPORAN AKHIR

Halaman II - 1

BAB 2 Pendekatan dan Metodologi

Berisi rumusan pendekatan dan metodologi yang akan dilakukan dalam penyusunan RIPKDA Kabupaten Pulau Morotai

2.1. PENDEKATAN

Pendekatan penyusunan RIPKDA Kabupaten Pulau Morotai meliputi pendekatan

kualitatif dan kuantitatif.

1. Pendekatan Kualitatif

Pendekatan kualitatif yaitu mengelompokkan data, kemudian diseleksi menurut

kualitas kebenarannya. Selanjutnya data-data tersebut dibandingkan dengan teori-

teori yang diperoleh dari studi kepustakaan.

Langkah-langkah pendekatan kualitatif adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan data, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian,

dikumpulkan.

b. Penilaian data, yaitu dalam tahap ini data yang diperoleh dari berbagai

sumber data diteliti dan dinilai dengan memperhatikan prinsip validitas,

otentitas, dan reabilitas sehingga data yang relevan saja yang digunakan.

c. Penafsiran data, yaitu selanjutnya akan diadakan analisis dan interpretasi

terhadap berbagai fenomena, gambaran hubungan sebab-akibat dan faktor-

faktor yang diteliti.

Page 2: BAB 2 - disbudpar.malutprov.go.iddisbudpar.malutprov.go.id/.../2015/11/Bab-2-Pendekatan-dan-Metod… · Pendekatan dan Metodologi ... - Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat

LAPORAN AKHIR

Halaman II - 2

d. Penyimpulan data

Pada tahap akhir akan diberikan kesimpulan terhadap hasil interpretasi dan

analisis data. Melalui cara ini diharapkan menghasilkan suatu generalisasi dan

konsep-konsep baru.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif yaitu mengelompokkan data, kemudian diseleksi menurut

kualitas kebenarannya. Selanjutnya data-data tersebut akan dianalisis secara

kuantitatif menggunakan beberapa metode seperti metode trend, metode tabulasi, dan

metode analisis tabel dan grafik.

2.2. TAHAPAN PENYUSUNAN RIPKDA

Dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPDA) ini,

tahapan pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan dengan beberapa tahapan yang

berkaitan dengan kaidah-kaidah penyusunan rencana dan disesuaikan dengan Kerangka

Acuan Kerja (KAK) yaitu sebagai berikut :

2.2.1 Tahap Inisiasi dan Eksplorasi

Tahap awal dalam pekerjaan ini adalah persiapan. Kegiatan persiapan ini akan terbagi

menjadi 2 bagian yaitu persiapan dasar dan pelaksanaan survey lapangan.

1. Persiapan dasar

Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan dimulai dengan mobilisasi tim,

pengumpulan referensi yang berkaitan dengan pekerjaan termasuk menelaah

peraturan-peraturan yang ada, asumsi, rencana-rencana yang berkaitan langsung

dengan wilayah rencana, pembuatan design survey dan pembuatan peta dasar.

2. Pengumpulan Data/Survey

Tahapan pengumpulan data/survey dalam proses perencanaan ini meliputi

pengumpulan data baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif terhadap aspek-

aspek yang berhubungan dengan pariwisata daerah. Pengumpulan data yang akan

dilakukan dalam survey ini meliputi data sekunder (instansional), primer

(wawancara dan kuesioner), serta pengamatan langsung dilapangan sebagai dasar

untuk memahami kondisi wilayah perencanaan.

Page 3: BAB 2 - disbudpar.malutprov.go.iddisbudpar.malutprov.go.id/.../2015/11/Bab-2-Pendekatan-dan-Metod… · Pendekatan dan Metodologi ... - Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat

LAPORAN AKHIR

Halaman II - 3

Survey terhadap aspek-aspek tersebut perlu dikelola dengan baik sehingga proses

yang dilakukan dapat efektif dan efisien. Tahapan ini dilakukan dengan melakukan

survey lapangan terhadap daya tarik wisata, fasilitas wisata, pelayanan,

transportasi, infrastruktur dan lain-lain, serta melakukan diskusi dengan

pemerintah, swasta dan tokoh masyarakat.

Disamping survey untuk mengumpulkan data dan informasi dari lapangan secara

umum, survey khusus untuk melihat aspek pasar perlu dilakukan. Survey ini

dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada para wisatawan, maupun usaha

perjalanan, untuk mengidentifikasi karakteristik demografi maupun perjalanan

wisatawan yang meliputi komponen pola pengeluaran, demografi wisatawan,

maksud kunjungan, kegiatan wisata yang dilakukan, sikap, serta tingkat kepuasan

terhadap masing-masing komponen pariwisata yang mereka beli.

a. Pengumpulan data sekunder

Survey ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi yang telah

terdokumentasikan dalam bentuk buku, laporan dan statistik yang umumnya

terdapat di instansi terkait. Di samping pengumpulan data, pada kegiatan ini

dilakukan pula wawancara atau diskusi dengan pihak instansi mengenai

permasalahan-permasalahan di tiap bidang/aspek yang menjadi

kewenangannya serta menyerap informasi mengenai kebijakan-kebijakan dan

program yang sedang dan akan dilakukan.

b. Pengumpulan data primer

Survey ini dilakukan untuk mendapatkan data terbaru/terkini langsung dari

lapangan atau obyek kajian. Pengumpulan data primer ini sendiri akan

dilakukan melalui 2 metode, yaitu metode observasi langsung ke lapangan dan

metode penyebaran kuesioner atau wawancara. Penetuan penggunaan kedua

metode ini dilakukan berdasarkan jenis data yang dibutuhkan.

Survey primer yang akan dilakukan terdiri dari 4 tipe survey, yaitu :

Interview, yaitu menghubungi dan melakukan wawacara langsung dengan

pejabat di instansi yang berkaitan serta masyarakat sekitar untuk

memperoleh masalah yang akurat dan relevan dengan masalah yang diteliti.

Observasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mengamati karakteristik

objek secara langsung di lokasi wisata.

Page 4: BAB 2 - disbudpar.malutprov.go.iddisbudpar.malutprov.go.id/.../2015/11/Bab-2-Pendekatan-dan-Metod… · Pendekatan dan Metodologi ... - Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat

LAPORAN AKHIR

Halaman II - 4

Survey infrastruktur, yaitu untuk memperoleh data infrastruktur dengan

cara pengamatan lapangan guna menangkap/ menginterpretasikan data-

data sekunder lebih baik. Di samping itu, survey ini dilakukan untuk

memperoleh masukan dari para stakeholders terkait mengenai

permasalahan dan kondisi infrastruktur daerah yang bersangkutan. Masukan

tersebut dapat diperoleh melalui wawancara maupun penyebaran

kuesioner.

Survey Pelaku ekonomi, yaitu survey untuk mendapatkan data dan informasi

tentang pelaku, lokasi, kecenderungan dan potensi pasar, rencana,

permasalahan dan keinginan para pelaku tersebut.

Pengumpulan data pelaku ekonomi dilakukan dengan cara :

- Pengamatan lapangan untuk mengamati pola penyebaran dan jenis

intensitas kegiatan ekonomi tersebut.

- Wawancara/kuesioner terhadap pelaku aktivitas.

Dalam teknik wawancara akan menggunakan cara :

- Teknik wawancara langsung pada tempat alamat responden.

- Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat seperti jalan,

tempat-tempat umum.

- Teknik seminar dengan mengundang responden yang kompeten.

Masing-masing teknik di atas akan dipergunakan sesuai dengan karakteristik

responden, efektivitas dan relevansinya dengan variabel pertanyaan.

2.2.2 Tahap Analisis

Dalam pekerjaan ini membutuhkan serangkaian analisis untuk memahami karakteristik

wilayah, karakteristik sediaan produk wisata dan karakteristik pasar serta komponen

lainnya yang mempengaruhi pengembangan pariwisata di wilayah perencanaan. Untuk

itu analisis dilakukan sekurang-kurangnya untuk :

1. Menilai keadaan masa kini, meliputi :

a) Penilaian keadaan perkembangan pasar (kunjungan wisatawan mencanegara dan

nusantara).

b) Perkembangan sediaan produk wisata (objek dan daya tarik wisata, fasilitas dan

pelayanan pariwisata dan sistem aksesibilitas/transportasi).

Page 5: BAB 2 - disbudpar.malutprov.go.iddisbudpar.malutprov.go.id/.../2015/11/Bab-2-Pendekatan-dan-Metod… · Pendekatan dan Metodologi ... - Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat

LAPORAN AKHIR

Halaman II - 5

c) Karakteristik wilayah dan keterkaitan antar wilayah perencanaan dengan

wilayah yang lebih luas.

d) Keadaan masyarakat.

e) Kegiatan usaha.

f) Lingkungan.

g) Modal.

Item tersebut diatas digunakan untuk memberikan gambaran mengenai potensi dan

permasalahan pembangunan wilayah dan kepariwisataan di wilayah perencanaan.

2. Menilai kecenderungan perkembangan, meliputi penialian perkembangan :

a) Kunjungan wisatawan (mancanegara dan nusantara).

b) Perkembangan sediaan produk wisata.

c) Kegiatan usaha.

d) Sumber daya alam.

e) Investasi.

f) Lingkungan pada masa lalu sampai masa kini.

Item tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kemungkinan

keadaan wilayah perencanaan pada masa yang akan datang.

3. Menghitung kapasitas pengembangan, meliputi :

a) Penghitungan kemampuan modal.

b) Lingkungan.

c) Kegiatan usaha.

d) Sumber daya alam.

e) Sumber daya buatan.

Item tersebut diatas digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kemampuan

pengembangan wilayah perencanaan.

4. Memperkirakan kebutuhan masa yang akan datang, meliputi :

a) Perkiraan kebutuhan ketersediaan sarana dan prasarana pariwisata.

b) Kegiatan usaha yang akan dating akibat dari kunjungan wisatawan.

5. Memperkirakan arah perkembangan masa yang akan datang, meliputi :

a) Perkiraan kemungkinan-kemungkinan perkembangan fisik

b) Perkiraan kemungkinan-kemungkinan perkembangan soaial dan ekonomi.

c) Arah perkembangan jenis wisata yang akan dikembangkan sesuai dengan kondisi

dan kemampuan wilayah perencanaan sehingga dapat membuka peluang-

peluang pembangunan.

Page 6: BAB 2 - disbudpar.malutprov.go.iddisbudpar.malutprov.go.id/.../2015/11/Bab-2-Pendekatan-dan-Metod… · Pendekatan dan Metodologi ... - Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat

LAPORAN AKHIR

Halaman II - 6

Tahap analisis terdiri dari 2 rangkaian kegiatan yaitu : (1) tabulasi dan kompilasi data,

(2) Analisis dan Intepretasi.

1. Tabulasi dan Kompilasi Data

Semua data dan informasi yang telah diperoleh dari hasil kegiatan pengumpulan

data kemudian di kompilasi. Pada dasarnya kegiatan kompilasi data ini dilakukan

dengan cara mentabulasi dan mengsistematisasi data-data tersebut dengan

menggunakan cara komputerisasi. Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya data

dan informasi yang telah diperoleh sehingga akan mempermudah pelaksanaan

tahapan selanjutnya yaitu tahap analisis.

Metoda pengolahan dan kompilasi data yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

Mengelompokan data dan informasi menurut kategori aspek kajian yaitu aspek

sisi sediaan pariwisata dan aspek sisi permintaan pariwisata.

Menyortir data-data setiap aspek tersebut agar menjadi sederhana dan tidak

duplikasi.

Mendetailkan desain pengolahan dan kompilasi data dari desain studi awal

sehingga tercipta form-form isian berupa tabel-tabel, konsep isian, peta

tematik, dll.

Mengisi dan memindahkan data yang telah tersortir ke dalam tabel-tabel isian

dan peta isian tematik.

Melakukan pengolahan data berupa penjumlahan, pengalian, pembagian,

prosentase dsb baik bagi data primer maupun sekunder.

Setelah seluruh tabel dan peta terisi, maka langkah selanjutnya adalah membuat

uraian deskriptif penjelasannya ke dalam suatu laporan yang sistematis per aspek

kajian. Termasuk dalam laporan tersebut adalah uraian kebijaksanaan dan program

setiap aspek.

2. Analisis dan Interpretasi

Ada 4 (empat) hal utama yang perlu dinilai dalam analisis ini yaitu :

a) Analisis Kebijakan Pembangunan

Analisis Kebijakan Pembangunan dilakukan terutama untuk menemukenali

tujuan/sasaran pembangunan berupa target-target pembangunan antara lain

pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, perkembangan sektor serta arahan

pengembangan tata ruang wilayah.

Page 7: BAB 2 - disbudpar.malutprov.go.iddisbudpar.malutprov.go.id/.../2015/11/Bab-2-Pendekatan-dan-Metod… · Pendekatan dan Metodologi ... - Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat

LAPORAN AKHIR

Halaman II - 7

b) Analisis Kewilayahan

Analsis wilayah termasuk di dalamnya mengenai kependudukan, daya dukung

lingkungan, ekonomi wilayah, daya dukung lingkungan, geografi. Analisis ini

terutama untuk mengetahui potensi wilayah untuk mendukung pengembangan

pariwisata seperti kesempatan kerja, potensi sumber daya manusia, adat

istiadat, daya dukung alam, kesesuaian lahan, kemampuan sektor-sektor dan

dukungan sektor terhadap pengembangan sektor pariwisata.

c) Analisis Sisi Sediaan

Analsis sisi sediaan (supply side) terutama untuk menemukenali potensi dan

permasalahan daya tarik wisata serta kesiapan sarana penunjang pengembangan

yang ada di wilayah perencanaan.

Analisis sisi sediaan meliputi kajian terhadap aspek :

Potensi objek dan daya tarik wisata (yang berbasis pada alam, budaya dan

khusus).

Sarana kepariwisataan (akomodasi, restoran, biro/agen perjalanan, angkutan

wisata, sarana MICE).

Transportasi (darat, laut dan udara) yang memberikan gambaran aksesibilitas

ke, di dalam dan dari wilayah perencanaan.

Paket-paket perjalanan wisata.

Prasarana penunjang lainnya serti ketersediaan air bersih, listrik, rumah

sakit, kantor pos, sarana komunikasi, bank/money changer, dll.

d) Analisis Pasar dan Proyeksi Wisatawan

Analisis pasar dimaksudkan untuk menemukenali potensi dan karakteristik calon

pasar bagi wilayah perencanaan antara lain dari segi kuantitatif (jumlah

wisatawan yang ingin diraih) dan kualitatif yang meliputi asal wisatawan, lama

tinggal, karakteristik wisatawan. Analisis pasar ini akan menentukan arah

pengembangan atraksi dan produk wisata yang akan dikembangkan, kebutuhan

sarana transportasi serta kebutuhan akomodasi.

Analisis pasar ke wilayah perencanaan harus memperhatikan pola kunjungan

wisatawan (mancanegara dan domestik) ke wilayah yang lebih luas (lingkup

propinsi). Mengingat wilayah perencanaan adalah kabupaten, maka analisis

kunjungan wisatawan harus dilakukan dengan lebih detail.

Page 8: BAB 2 - disbudpar.malutprov.go.iddisbudpar.malutprov.go.id/.../2015/11/Bab-2-Pendekatan-dan-Metod… · Pendekatan dan Metodologi ... - Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat

LAPORAN AKHIR

Halaman II - 8

Analisis ini merupakan masukan penting dalam perencanaan objek dan daya tarik

wisata, penentuan pengembangan fasilitas pariwisata, pelayanan, transportasi

dan prasarana pendukung lainnya. Selain itu, analisis pasar juga merupakan

dasar untuk merumuskan strategi pemasaran dan program promosi.

Fokus utama dalam analisis pasar adalah sebagai masukan dalam persiapan

perencanaan pariwisata. Namun karena perkembangan pariwisata secara umum,

produk wisata dan daya saing dari sektor ini mengalami perubahan yang sangat

cepat, maka analisis pasar secara terpisah dan kontinyu dapat merupakan suatu

elemen penting dalam pengembangan pariwisata di suatu daerah.

Dalam proses penyusunan RIPKDA kabupaten, analisis pasar tidak dilakukan

secara mendalam, namun lebih bersifat umum mengingat bahwa kunjungan

wisatawan tidak dapat dibatasi oleh batasan administratif tetapi merupakan

suatu bagian yang terintegrasi dengan wilayah-wilayah disekitarnya. Trend

kunjungan serta pola perjalanan wisatawan ke suatu propinsi menjadi acuan di

dalam melakukan analisis pasar pada tingkat kabupaten.

2.2.3 Tahap Perumusan Sasaran Pengembangan Pariwisata.

Setelah melakukan analisis, perlu dirumuskan sasaran pengembangan pariwisata sesuai

dengan kapasitas daya dukung dan sumber daya yang tersedia di wilayah perencanaan.

Sasaran pembangunan ini akan menjadi “bench marking” (tolak ukur) yang memberikan

gambaran apakah pembangunan pariwisata akan dilakukan sesuai dengan rencana yang

diuraikan di dalam dokumen RIPKDA. Rumusan sasaran ini meliputi :

A. Sasaran jangka panjang, untuk jangka waktu 15 tahun.

Sasaran jangka panjang ini dibagi atas 3 periode 5 tahunan.

Pariwisata merupakan sektor yang sangat dinamis, yang kondisinya sangat

dipengaruhi oleh faktor-faktor situasi ekonomi, politik, pola liburan,

kecenderungan/trend pasar, dll yang kadang kala sulit untuk diprediksi. Namun

demikian, destinasi/daerah tujuan wisata harus dapat menetapkan sasaran

pembangunan jangka panjang yang digunakan sebagai tolok ukur pembangunan.

Dalam operasionalisasinya, sasaran jangka panjang 15 tahun ini kemudian dibagi

menjadi 3 periode 5 tahunan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang

mungkin terjadi selama jangka waktu tersebut.

Page 9: BAB 2 - disbudpar.malutprov.go.iddisbudpar.malutprov.go.id/.../2015/11/Bab-2-Pendekatan-dan-Metod… · Pendekatan dan Metodologi ... - Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat

LAPORAN AKHIR

Halaman II - 9

B. Sasaran jangka pendek

Sasaran jangka pendek merupakan sasaran tahunan untuk setiap periode 5

tahunan. Sasaran jangka pendek ini dirumuskan sebagai tolak ukur bagi pencapaian

program-program yang akan dilakukan.

Rumusan sasaran pembangunan pariwisata meliputi :

A. Sasaran Jumlah Kunjungan Wisatawan

Dari hasil proyeksi wisatawan ditetapkan sasaran jumlah wisatawan (baik wisman

maupun wisnus) yang akan diraih oleh daerah yang telah disesuakan dengan

kapasitas pengembangan. Rumusan ini bersifat kuantitatif.

B. Sasaran Ekonomi

Sasaran ekonomi yang dimaksudkan adalah manfaat ekonomi yang diperoleh dari

pengembangan pariwisata, yang meliputi jumlah tenaga kerja yang diharapkan

akan terserap di sektor pariwisata, pendapatan daerah. Kesempatan berusaha

masyarakat di bidang pariwisata (langsung atau tidak langsung). Rumusan ini

bersifat kuantitatif.

C. Sasaran Sosial Budaya

Pengembangan pariwisata daerah juga hendaknya telah dapat merumuskan sasaran

yang berkaitan dengan aspek sosial budaya seperti meningkatkan apresiasi

masyarakat terhadap budaya loka/tradisional, tergalinya aspek-aspek budaya

tradisional atau keunikan budaya lokal yang kesemuanya akan mendorong

pelestarian nilai-nilai budaya tradisional dan memelihara kepribadian bangsa.

Sasaran ini bersifat kuantitatif dan normatif.

D. Sasaran Fisik/Lingkungan Hidup

Pengembangan pariwisata daerah hendaknya dapat menjadi sarana pelestarian

lingkungan hidup. Rumusan ini bersifat kuantitatif.

Page 10: BAB 2 - disbudpar.malutprov.go.iddisbudpar.malutprov.go.id/.../2015/11/Bab-2-Pendekatan-dan-Metod… · Pendekatan dan Metodologi ... - Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat

LAPORAN AKHIR

Halaman II - 10

Kebijaksanaan Pengembangan Kepariwisataan :a. Makro - Kebijakan Pengembangan Kepariwisataan Nasional - Kebijakan Tata Ruang dan Pengembangan Pariwisata Pulau Morotai b. Mikro - Kebijakan Pengembangan Kepariwisataan Daerah - Kebijakan Tata Ruang Daerah

Kondisi WilayahPerencanaan

Sisi Sediaan(Produk Wisata)

Ketersediaan Sarana danPrasarana

Sumber Daya Manusia

Sisi Permintaan(Pasar Wisata)

a. Posisi Geografisb. Peranan Sektor Pariwisata Terhadap Perekonomian Daerah c. Pengembangan Pariwisata dalam Konstelasi Makro

Potensi Objek Wisata

Daya Tarik Objek

- Akomodasi Wisata- Rumah Makan- Fasilitas Pelayanan - Tingkat Aksesibilitas

- Aparat- Tenaga Kerja - Kelembagaan- Masyarakat

Profil Wisatawan

Identifikasi KebijaksanaanMakro dan Mikro

Pengembangan Pariwisata Terkait

Objek WisataAlam

Objek WisataBudaya

Objek Wisataminat Khusus

JumlahWisatawan

INPUT ANALISIS RENCANA

GAMBAR 2.1PENDEKATAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH (RIPKDA)

KABUPATEN PULAU MOROTAI

Matrik EvaluasiPenilaianODTW

Analisis SWOT Penentuan

SKW

MatrikEvaluasi

SKW

RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH

TUJUAN, VISI DAN MISI PENGEMBANGAN PARIWISATA

INDIKASI PROGRAM PENGEMBANGANPARIWISATA

- Prioritas Program-Tahapan Pelaksanaan Program

STRATEGI PENGEMBANGANPARIWISATA

-Pengembangan Produk Wisata - Pemasaran dan Promosi - Pengembangan Sarana danPrasarana- Pengembangan Aksesibilitas- Pengembangan Usaha

KEBIJAKSANAAN PENGEMBANGANPARIWISATA

- Spasial/Keruangan- Pengembangan Produk Wisata- Pemasaran dan Promosi - Penyediaan Sarana dan Prasarana - Kualitas Sumberdaya Manusia- Pengaturan dan Kelembagaan- Lingkungan Hidup

Page 11: BAB 2 - disbudpar.malutprov.go.iddisbudpar.malutprov.go.id/.../2015/11/Bab-2-Pendekatan-dan-Metod… · Pendekatan dan Metodologi ... - Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat

LAPORAN AKHIR

Halaman II - 11

2.3. TEKNIK DAN MODEL ANALISIS

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai teknik pengumpulan data yang akan dilakukan

dan model analisis yang dapat digunakan dalam rangka penyusunan Rencana Induk

Pariwisata Daerah (RIPKDA) Kabupaten Pulau Morotai.

2.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata

Daerah (RIPKDA) ini menggunakan teknik survai, baik survai sekunder maupun survai

primer.

1. Survai Sekunder

- Survai instansional bertujuan untuk memperoleh data-data yang berkaitan

dengan Kabupaten Pulau Morotai. Hasilnya berupa uraian data angka ataupun

peta mengenai keadaan Kabupaten Pulau Morotai dan keadaan objek & atraksi

wisata secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya secara khusus.

- Studi pustaka digunakan untuk mengetahui teori yang berhubungan dengan

materi studi. Studi pustaka diperoleh dari telaahan studi terdahulu yang telah

dilakukan dengan maksud untuk memperoleh wawasan mengenai aspek-aspek

yang berhubungan dengan materi studi.

- Kajian produk statuter dilakukan untuk mengkaji peraturan-peraturan yang

berlaku dan berkaitan dengan penyusunan Rencana Induk Pengembangan

Pariwisata Daerah (RIPKDA).

2. Survai Primer

Survai primer adalah mengumpulkan data-data dan informasi secara langsung ke

lokasi studi dengan cara :

- Interview, yaitu menghubungi dan melakukan wawacara langsung dengan

pejabat di instansi yang berkaitan serta masyarakat sekitar untuk memperoleh

masalah yang akurat dan relevan dengan masalah yang diteliti.

- Observasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mengamati karakteristik

objek secara langsung di lokasi wisata.

Page 12: BAB 2 - disbudpar.malutprov.go.iddisbudpar.malutprov.go.id/.../2015/11/Bab-2-Pendekatan-dan-Metod… · Pendekatan dan Metodologi ... - Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat

LAPORAN AKHIR

Halaman II - 12

2.3.2 Metoda Analisis

Metoda analisis yang digunakan dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan

Pariwisata Daerah (RIPKDA) Kabupaten Pulau Morotai adalah Matriks Evaluasi Penilaian

ODTW, yaitu metoda untuk memberikan penialaian evaluasi terhadap objek dan daya

tarik wisata yang terdapat di Kabupaten Pulau Morotai.

Indikator yang digunakan sebagai faktor evaluasi diantarnya yaitu :

1. Daya tarik

Daya tarik merupakan salah satu penyebab wisatawan mengunjugi suatu wilayah

(Douglas, 1989). Daya tarik wisata merupakan kunci utama suksesnya

pengembangan pariwisata (Inskeep, 1991). Walaupun elemen-elemen lain seperti

transportasi, akomodasi dan promosi juga penting tetapi tanpa suatu alasan untuk

mengunjungi daerah tersebut, maka pariwisata tidak akan berkembang (Tulung,

1984 ; 76 dalam Syaukan, 1999). Oleh karena itu atraksi wisata merupakan salah

satu faktor penentu dalam pengembangan pariwisata.

2. Fasilitas

Ketersediaan fasilitas pelayanan, baik yang terdapat di objek wisata maupun di

daerah sekitar objek akan mempengaruhi kedatangan wisatawan. Fasilitas

pelayanan bukan merupakan daya tarik utama dalam kepariwisataan, namun

kehadirannya diperlukan bila hendak mengembangkan kepariwisataan di suatu

daerah (Yoeti, 1982 ; 164 dalam Syaukan, 1999). Semakin lengkap jenis dan jumlah

fasilitas pelayanan yang dibutuhkan dan semakin baik kualitasnya, akan

meningkatkan kenyamanan wisatawan.

3. Aksesibilitas

Aksesibilitas atau tingkat pencapaian objek wisata dengan pusat pelayanan

merupakan faktor yang sangat penting. Pengembangan pariwisata sangat

bergantung pada kemudahan pencapaian objek wisata (Gunn, 1979 ; 222 dalam

Syaukan, 1999). Suatu objek wisata tidak mempunyai daya tarik efektif jika tidak

ditunjang oleh kemudahan untuk mencapainya. Kemudahan untuk mencapai objek

wisata diasumsikan bahwa faktor jarak objek wisata dari pusat pelayanan

berpengaruh langsung terhadap pengembangan wisata. Selain itu objek wisata tidak

banyak dikunjungi oleh wisatawan jika tidak ditunjang oleh sarana angkutan umum

Page 13: BAB 2 - disbudpar.malutprov.go.iddisbudpar.malutprov.go.id/.../2015/11/Bab-2-Pendekatan-dan-Metod… · Pendekatan dan Metodologi ... - Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat

LAPORAN AKHIR

Halaman II - 13

untuk mencapainya, karena kemudahan untuk mencapai suatu objek dengan

tersedianya angkutan umum akan menguntungkan banyak orang.

4. Dampak Ekonomi

Pembangunan pariwisata di suatu daerah pada dasarnya adalah untuk meningkatkan

perekonomian daerah tersebut, sehingga diharapkan dengan adanya pembangunan

pariwisata di daerah tersebut dapat meningkatkan pendapatan daerah serta

meningkatkan kehidupan perekonomian masyarakatnya.

5. Dampak Sosial Budaya

Dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan pariwisata terhadap kehidupan sosial

budaya masyarakat dapat bersifat negatif maupun positif. Dampak positif dari

kegiatan pariwisata dapat berupa pelestarian budaya masyarakat seperti adat

istiadat, sedangkan dampak negatif dari kegiatan pariwisata dapat berupa

menurunnya norma-norma kehidupan sosial budaya masyarakat seperti perjudian,

perdagangan narkotika, prostitusi dan kriminalitas.

6. Dampak Lingkungan

Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pembangunan pariwisata adalah berupa

polusi air, tanah, udara maupun visual serta rusaknya ekologi di sekitar kawasan

wisata.

Pada tahap selanjutnya masing-masing ODTW diberikan penilaian sesuai dengan faktor

evaluasi penilaian ODTW. Skala yang digunakan untuk memberikan penilaian tersebut

adalah :

a. 5 untuk kriteria yang memiliki nilai bagus. b. 3 untuk kriteria yang sedang. c. 1 untuk kriteria yang rendah.

Masing-masing indikator tersebut diangggap memiliki kepentingan yang berbeda,

sehingga dalam perhitungannya harus diberikan bobot penilaian. Hasil penilaian yang

dilakukan terhadap ODTW tersebut merupakan total nilai dari indikator faktor evaluasi

setelah dikalikan dengan bobot masing-masing, kemudian diklasifikasikan ke dalam tiga

kategori, yaitu tinggi, sedang, rendah sehingga dapat diketahui tingkat pengembanagn

ODTW di Kabupaten Pulau Morotai.

Page 14: BAB 2 - disbudpar.malutprov.go.iddisbudpar.malutprov.go.id/.../2015/11/Bab-2-Pendekatan-dan-Metod… · Pendekatan dan Metodologi ... - Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat

LAPORAN AKHIR

Halaman II - 14

Setelah diketahui klasifikasi tingkat pengembangan ODTW di Kabupaten Pulau Morotai,

tahap selanjutnya adalah menganalisis ODTW yang mempunyai bobot tinggi untuk

penentuan pembagian Satuan Kawasan Wisata (SKW). Tahap selanjutnya adalah menilai

SKW tersebut untuk mengetahui tingkat pengembangan tiap-tiap SKW. Untuk

menentukan strategi pengembangan pariwisata menggunakan analisis SWOT (Strength,

Weakness, Oportunities and Threathening). Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut,

akan dihasilkan suatu sintesa bagaimana kedudukan atau daya saing objek dan daya

tarik wisata yang ada di Kabupaten Pulau Morotai sebagai objek wisata unggulan.

Tahap selanjutnya adalah menentukan kebijakan dan strategi pengembangan.

Kebijakan dan strategi tersebut dijadikan bahan dalam pembuatan Rencana Induk

Pariwisata Daerah (RIPKDA) Kabupaten Pulau Morotai. Setelah rencana pengembangan

pariwisata tersusun, selanjutnya dibuat program-program indikatif (indikasi program)

pengembangan pariwisata.

Program-program indikatif yang dimaksud yaitu berupa upaya-upaya untuk

mendayagunakan kesempatan dan/atau menanggulangi ancaman yang ditemui dengan

tetap memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang ada pada wilayah perencanaan.

Proses identifikasi program memperhatikan beberapa hal, diantaranya :

a. Perhatian dititikberatkan kepada kekuatan yang dimiliki serta kelemahan-kelemahan

yang ada.

b. Menganalisis kemungkinan-kemungkinan berupa pilihan dan atau langkah-langkah yang

dapat diambil untuk mencapai tujuan.

c. Memperhatikan dinamika perubahan yang akan mungkin terjadi dalam proses

pencapaian tujuan.

Page 15: BAB 2 - disbudpar.malutprov.go.iddisbudpar.malutprov.go.id/.../2015/11/Bab-2-Pendekatan-dan-Metod… · Pendekatan dan Metodologi ... - Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat

LAPORAN AKHIR

Halaman II - 15

Tabel 2-1

Kriteria Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Skor Bobot

Kriteria Penilaian Daya Tarik Aksessibilitas Fasilitas Ekonomi Lingkungan Sosial Budaya

Tinggi = 5

- Keaslian alam/ budaya

- Memiliki ciri khas khusus

- Tidak Rusak

- Mudah dijangkau (Terletak di jalan utama)

- Tersedia angkutan umum

- Kondisi jalan baik

- Fasilitas dasar : WC umum, tempat makan & minum, tempat ibadah, tempat parkir, tempat sampah.

- Fasilitas non dasar : akomodasi, Souvenir shop, wartel/telepon umum, dll

- Memberikan kontribusi terhadap PAD

- Memberikan manfaat pada masyarakat misalnya membangkitkan tenaga kerja

- Tidak tercemar (polusi air, tanah,udara, suara, dan visual),

- Tidak mengganggu ekologi lingkungan sekitar objek

- Tidak rawan bencana

- Tidak memberikan dampak negatif pada masyarakat seperti kriminal, prostitusi, obat-obatan, minum-minuman keras

- Masih kuatnya karakter budaya masyarakat sekitar objek

Sedang = 3

- Keaslian alam/ budaya

- Ciri khas bersifat umum

- Tidak rusak

- Tersedia angkutan umum

- Agak sulit di jangkau (Cukup jauh dari jalan utama)

- Kondisi jalan baik

- Hanya ada fasilitas dasar, diantaranya : wc umum/toilet, tempat makan, tempat ibadah, tempat parkir, dan tempat sampah.

- Sebagian fasilitas non dasar misal, telepon umum.

- Hanya memberikan manfaat/masukan pada masyarakat sekitar saja/PAD saja

- Sedikit tercemar (polusi tanah dan air/polusi udara/polusi visual)

- Ekologi sekitar objek agak terganggu

- Tidak rawan bencana

- Sedikit memberikan dampak positif terhadap perilaku masyarakat

- Sedang mamperkuat nilai-nilai budaya masyarakat

Rendah = 1

- Tidak asli - Rusak - Tidak punya

ciri khas

- Sulit dijangkau (Tidak berada di jalan utama)

- Tidak ada angkutan umum

- Kondisi jalan buruk

- Tidak ada fasilitas, kalaupun ada kondisinya buruk

- Kurang memberikan manfaat/ masukan bagi masyarakat/ PAD

- Objek wisata tercemar

- Ekologi sekitar objek terganggu

- Rawan bencana

- Memberikan dampak negatif terhadap masyarakat (tingginya kriminalitas, prostitusi, narkoba.

- Tidak memberi nilai tambah/tidak memperkuan budaya masyarakat