LAPORAN AKHIR
Halaman II - 1
BAB 2 Pendekatan dan Metodologi
Berisi rumusan pendekatan dan metodologi yang akan dilakukan dalam penyusunan RIPKDA Kabupaten Pulau Morotai
2.1. PENDEKATAN
Pendekatan penyusunan RIPKDA Kabupaten Pulau Morotai meliputi pendekatan
kualitatif dan kuantitatif.
1. Pendekatan Kualitatif
Pendekatan kualitatif yaitu mengelompokkan data, kemudian diseleksi menurut
kualitas kebenarannya. Selanjutnya data-data tersebut dibandingkan dengan teori-
teori yang diperoleh dari studi kepustakaan.
Langkah-langkah pendekatan kualitatif adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan data, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian,
dikumpulkan.
b. Penilaian data, yaitu dalam tahap ini data yang diperoleh dari berbagai
sumber data diteliti dan dinilai dengan memperhatikan prinsip validitas,
otentitas, dan reabilitas sehingga data yang relevan saja yang digunakan.
c. Penafsiran data, yaitu selanjutnya akan diadakan analisis dan interpretasi
terhadap berbagai fenomena, gambaran hubungan sebab-akibat dan faktor-
faktor yang diteliti.
LAPORAN AKHIR
Halaman II - 2
d. Penyimpulan data
Pada tahap akhir akan diberikan kesimpulan terhadap hasil interpretasi dan
analisis data. Melalui cara ini diharapkan menghasilkan suatu generalisasi dan
konsep-konsep baru.
2. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif yaitu mengelompokkan data, kemudian diseleksi menurut
kualitas kebenarannya. Selanjutnya data-data tersebut akan dianalisis secara
kuantitatif menggunakan beberapa metode seperti metode trend, metode tabulasi, dan
metode analisis tabel dan grafik.
2.2. TAHAPAN PENYUSUNAN RIPKDA
Dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPDA) ini,
tahapan pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan dengan beberapa tahapan yang
berkaitan dengan kaidah-kaidah penyusunan rencana dan disesuaikan dengan Kerangka
Acuan Kerja (KAK) yaitu sebagai berikut :
2.2.1 Tahap Inisiasi dan Eksplorasi
Tahap awal dalam pekerjaan ini adalah persiapan. Kegiatan persiapan ini akan terbagi
menjadi 2 bagian yaitu persiapan dasar dan pelaksanaan survey lapangan.
1. Persiapan dasar
Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan dimulai dengan mobilisasi tim,
pengumpulan referensi yang berkaitan dengan pekerjaan termasuk menelaah
peraturan-peraturan yang ada, asumsi, rencana-rencana yang berkaitan langsung
dengan wilayah rencana, pembuatan design survey dan pembuatan peta dasar.
2. Pengumpulan Data/Survey
Tahapan pengumpulan data/survey dalam proses perencanaan ini meliputi
pengumpulan data baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif terhadap aspek-
aspek yang berhubungan dengan pariwisata daerah. Pengumpulan data yang akan
dilakukan dalam survey ini meliputi data sekunder (instansional), primer
(wawancara dan kuesioner), serta pengamatan langsung dilapangan sebagai dasar
untuk memahami kondisi wilayah perencanaan.
LAPORAN AKHIR
Halaman II - 3
Survey terhadap aspek-aspek tersebut perlu dikelola dengan baik sehingga proses
yang dilakukan dapat efektif dan efisien. Tahapan ini dilakukan dengan melakukan
survey lapangan terhadap daya tarik wisata, fasilitas wisata, pelayanan,
transportasi, infrastruktur dan lain-lain, serta melakukan diskusi dengan
pemerintah, swasta dan tokoh masyarakat.
Disamping survey untuk mengumpulkan data dan informasi dari lapangan secara
umum, survey khusus untuk melihat aspek pasar perlu dilakukan. Survey ini
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada para wisatawan, maupun usaha
perjalanan, untuk mengidentifikasi karakteristik demografi maupun perjalanan
wisatawan yang meliputi komponen pola pengeluaran, demografi wisatawan,
maksud kunjungan, kegiatan wisata yang dilakukan, sikap, serta tingkat kepuasan
terhadap masing-masing komponen pariwisata yang mereka beli.
a. Pengumpulan data sekunder
Survey ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi yang telah
terdokumentasikan dalam bentuk buku, laporan dan statistik yang umumnya
terdapat di instansi terkait. Di samping pengumpulan data, pada kegiatan ini
dilakukan pula wawancara atau diskusi dengan pihak instansi mengenai
permasalahan-permasalahan di tiap bidang/aspek yang menjadi
kewenangannya serta menyerap informasi mengenai kebijakan-kebijakan dan
program yang sedang dan akan dilakukan.
b. Pengumpulan data primer
Survey ini dilakukan untuk mendapatkan data terbaru/terkini langsung dari
lapangan atau obyek kajian. Pengumpulan data primer ini sendiri akan
dilakukan melalui 2 metode, yaitu metode observasi langsung ke lapangan dan
metode penyebaran kuesioner atau wawancara. Penetuan penggunaan kedua
metode ini dilakukan berdasarkan jenis data yang dibutuhkan.
Survey primer yang akan dilakukan terdiri dari 4 tipe survey, yaitu :
Interview, yaitu menghubungi dan melakukan wawacara langsung dengan
pejabat di instansi yang berkaitan serta masyarakat sekitar untuk
memperoleh masalah yang akurat dan relevan dengan masalah yang diteliti.
Observasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mengamati karakteristik
objek secara langsung di lokasi wisata.
LAPORAN AKHIR
Halaman II - 4
Survey infrastruktur, yaitu untuk memperoleh data infrastruktur dengan
cara pengamatan lapangan guna menangkap/ menginterpretasikan data-
data sekunder lebih baik. Di samping itu, survey ini dilakukan untuk
memperoleh masukan dari para stakeholders terkait mengenai
permasalahan dan kondisi infrastruktur daerah yang bersangkutan. Masukan
tersebut dapat diperoleh melalui wawancara maupun penyebaran
kuesioner.
Survey Pelaku ekonomi, yaitu survey untuk mendapatkan data dan informasi
tentang pelaku, lokasi, kecenderungan dan potensi pasar, rencana,
permasalahan dan keinginan para pelaku tersebut.
Pengumpulan data pelaku ekonomi dilakukan dengan cara :
- Pengamatan lapangan untuk mengamati pola penyebaran dan jenis
intensitas kegiatan ekonomi tersebut.
- Wawancara/kuesioner terhadap pelaku aktivitas.
Dalam teknik wawancara akan menggunakan cara :
- Teknik wawancara langsung pada tempat alamat responden.
- Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat seperti jalan,
tempat-tempat umum.
- Teknik seminar dengan mengundang responden yang kompeten.
Masing-masing teknik di atas akan dipergunakan sesuai dengan karakteristik
responden, efektivitas dan relevansinya dengan variabel pertanyaan.
2.2.2 Tahap Analisis
Dalam pekerjaan ini membutuhkan serangkaian analisis untuk memahami karakteristik
wilayah, karakteristik sediaan produk wisata dan karakteristik pasar serta komponen
lainnya yang mempengaruhi pengembangan pariwisata di wilayah perencanaan. Untuk
itu analisis dilakukan sekurang-kurangnya untuk :
1. Menilai keadaan masa kini, meliputi :
a) Penilaian keadaan perkembangan pasar (kunjungan wisatawan mencanegara dan
nusantara).
b) Perkembangan sediaan produk wisata (objek dan daya tarik wisata, fasilitas dan
pelayanan pariwisata dan sistem aksesibilitas/transportasi).
LAPORAN AKHIR
Halaman II - 5
c) Karakteristik wilayah dan keterkaitan antar wilayah perencanaan dengan
wilayah yang lebih luas.
d) Keadaan masyarakat.
e) Kegiatan usaha.
f) Lingkungan.
g) Modal.
Item tersebut diatas digunakan untuk memberikan gambaran mengenai potensi dan
permasalahan pembangunan wilayah dan kepariwisataan di wilayah perencanaan.
2. Menilai kecenderungan perkembangan, meliputi penialian perkembangan :
a) Kunjungan wisatawan (mancanegara dan nusantara).
b) Perkembangan sediaan produk wisata.
c) Kegiatan usaha.
d) Sumber daya alam.
e) Investasi.
f) Lingkungan pada masa lalu sampai masa kini.
Item tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kemungkinan
keadaan wilayah perencanaan pada masa yang akan datang.
3. Menghitung kapasitas pengembangan, meliputi :
a) Penghitungan kemampuan modal.
b) Lingkungan.
c) Kegiatan usaha.
d) Sumber daya alam.
e) Sumber daya buatan.
Item tersebut diatas digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kemampuan
pengembangan wilayah perencanaan.
4. Memperkirakan kebutuhan masa yang akan datang, meliputi :
a) Perkiraan kebutuhan ketersediaan sarana dan prasarana pariwisata.
b) Kegiatan usaha yang akan dating akibat dari kunjungan wisatawan.
5. Memperkirakan arah perkembangan masa yang akan datang, meliputi :
a) Perkiraan kemungkinan-kemungkinan perkembangan fisik
b) Perkiraan kemungkinan-kemungkinan perkembangan soaial dan ekonomi.
c) Arah perkembangan jenis wisata yang akan dikembangkan sesuai dengan kondisi
dan kemampuan wilayah perencanaan sehingga dapat membuka peluang-
peluang pembangunan.
LAPORAN AKHIR
Halaman II - 6
Tahap analisis terdiri dari 2 rangkaian kegiatan yaitu : (1) tabulasi dan kompilasi data,
(2) Analisis dan Intepretasi.
1. Tabulasi dan Kompilasi Data
Semua data dan informasi yang telah diperoleh dari hasil kegiatan pengumpulan
data kemudian di kompilasi. Pada dasarnya kegiatan kompilasi data ini dilakukan
dengan cara mentabulasi dan mengsistematisasi data-data tersebut dengan
menggunakan cara komputerisasi. Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya data
dan informasi yang telah diperoleh sehingga akan mempermudah pelaksanaan
tahapan selanjutnya yaitu tahap analisis.
Metoda pengolahan dan kompilasi data yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Mengelompokan data dan informasi menurut kategori aspek kajian yaitu aspek
sisi sediaan pariwisata dan aspek sisi permintaan pariwisata.
Menyortir data-data setiap aspek tersebut agar menjadi sederhana dan tidak
duplikasi.
Mendetailkan desain pengolahan dan kompilasi data dari desain studi awal
sehingga tercipta form-form isian berupa tabel-tabel, konsep isian, peta
tematik, dll.
Mengisi dan memindahkan data yang telah tersortir ke dalam tabel-tabel isian
dan peta isian tematik.
Melakukan pengolahan data berupa penjumlahan, pengalian, pembagian,
prosentase dsb baik bagi data primer maupun sekunder.
Setelah seluruh tabel dan peta terisi, maka langkah selanjutnya adalah membuat
uraian deskriptif penjelasannya ke dalam suatu laporan yang sistematis per aspek
kajian. Termasuk dalam laporan tersebut adalah uraian kebijaksanaan dan program
setiap aspek.
2. Analisis dan Interpretasi
Ada 4 (empat) hal utama yang perlu dinilai dalam analisis ini yaitu :
a) Analisis Kebijakan Pembangunan
Analisis Kebijakan Pembangunan dilakukan terutama untuk menemukenali
tujuan/sasaran pembangunan berupa target-target pembangunan antara lain
pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, perkembangan sektor serta arahan
pengembangan tata ruang wilayah.
LAPORAN AKHIR
Halaman II - 7
b) Analisis Kewilayahan
Analsis wilayah termasuk di dalamnya mengenai kependudukan, daya dukung
lingkungan, ekonomi wilayah, daya dukung lingkungan, geografi. Analisis ini
terutama untuk mengetahui potensi wilayah untuk mendukung pengembangan
pariwisata seperti kesempatan kerja, potensi sumber daya manusia, adat
istiadat, daya dukung alam, kesesuaian lahan, kemampuan sektor-sektor dan
dukungan sektor terhadap pengembangan sektor pariwisata.
c) Analisis Sisi Sediaan
Analsis sisi sediaan (supply side) terutama untuk menemukenali potensi dan
permasalahan daya tarik wisata serta kesiapan sarana penunjang pengembangan
yang ada di wilayah perencanaan.
Analisis sisi sediaan meliputi kajian terhadap aspek :
Potensi objek dan daya tarik wisata (yang berbasis pada alam, budaya dan
khusus).
Sarana kepariwisataan (akomodasi, restoran, biro/agen perjalanan, angkutan
wisata, sarana MICE).
Transportasi (darat, laut dan udara) yang memberikan gambaran aksesibilitas
ke, di dalam dan dari wilayah perencanaan.
Paket-paket perjalanan wisata.
Prasarana penunjang lainnya serti ketersediaan air bersih, listrik, rumah
sakit, kantor pos, sarana komunikasi, bank/money changer, dll.
d) Analisis Pasar dan Proyeksi Wisatawan
Analisis pasar dimaksudkan untuk menemukenali potensi dan karakteristik calon
pasar bagi wilayah perencanaan antara lain dari segi kuantitatif (jumlah
wisatawan yang ingin diraih) dan kualitatif yang meliputi asal wisatawan, lama
tinggal, karakteristik wisatawan. Analisis pasar ini akan menentukan arah
pengembangan atraksi dan produk wisata yang akan dikembangkan, kebutuhan
sarana transportasi serta kebutuhan akomodasi.
Analisis pasar ke wilayah perencanaan harus memperhatikan pola kunjungan
wisatawan (mancanegara dan domestik) ke wilayah yang lebih luas (lingkup
propinsi). Mengingat wilayah perencanaan adalah kabupaten, maka analisis
kunjungan wisatawan harus dilakukan dengan lebih detail.
LAPORAN AKHIR
Halaman II - 8
Analisis ini merupakan masukan penting dalam perencanaan objek dan daya tarik
wisata, penentuan pengembangan fasilitas pariwisata, pelayanan, transportasi
dan prasarana pendukung lainnya. Selain itu, analisis pasar juga merupakan
dasar untuk merumuskan strategi pemasaran dan program promosi.
Fokus utama dalam analisis pasar adalah sebagai masukan dalam persiapan
perencanaan pariwisata. Namun karena perkembangan pariwisata secara umum,
produk wisata dan daya saing dari sektor ini mengalami perubahan yang sangat
cepat, maka analisis pasar secara terpisah dan kontinyu dapat merupakan suatu
elemen penting dalam pengembangan pariwisata di suatu daerah.
Dalam proses penyusunan RIPKDA kabupaten, analisis pasar tidak dilakukan
secara mendalam, namun lebih bersifat umum mengingat bahwa kunjungan
wisatawan tidak dapat dibatasi oleh batasan administratif tetapi merupakan
suatu bagian yang terintegrasi dengan wilayah-wilayah disekitarnya. Trend
kunjungan serta pola perjalanan wisatawan ke suatu propinsi menjadi acuan di
dalam melakukan analisis pasar pada tingkat kabupaten.
2.2.3 Tahap Perumusan Sasaran Pengembangan Pariwisata.
Setelah melakukan analisis, perlu dirumuskan sasaran pengembangan pariwisata sesuai
dengan kapasitas daya dukung dan sumber daya yang tersedia di wilayah perencanaan.
Sasaran pembangunan ini akan menjadi “bench marking” (tolak ukur) yang memberikan
gambaran apakah pembangunan pariwisata akan dilakukan sesuai dengan rencana yang
diuraikan di dalam dokumen RIPKDA. Rumusan sasaran ini meliputi :
A. Sasaran jangka panjang, untuk jangka waktu 15 tahun.
Sasaran jangka panjang ini dibagi atas 3 periode 5 tahunan.
Pariwisata merupakan sektor yang sangat dinamis, yang kondisinya sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor situasi ekonomi, politik, pola liburan,
kecenderungan/trend pasar, dll yang kadang kala sulit untuk diprediksi. Namun
demikian, destinasi/daerah tujuan wisata harus dapat menetapkan sasaran
pembangunan jangka panjang yang digunakan sebagai tolok ukur pembangunan.
Dalam operasionalisasinya, sasaran jangka panjang 15 tahun ini kemudian dibagi
menjadi 3 periode 5 tahunan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi selama jangka waktu tersebut.
LAPORAN AKHIR
Halaman II - 9
B. Sasaran jangka pendek
Sasaran jangka pendek merupakan sasaran tahunan untuk setiap periode 5
tahunan. Sasaran jangka pendek ini dirumuskan sebagai tolak ukur bagi pencapaian
program-program yang akan dilakukan.
Rumusan sasaran pembangunan pariwisata meliputi :
A. Sasaran Jumlah Kunjungan Wisatawan
Dari hasil proyeksi wisatawan ditetapkan sasaran jumlah wisatawan (baik wisman
maupun wisnus) yang akan diraih oleh daerah yang telah disesuakan dengan
kapasitas pengembangan. Rumusan ini bersifat kuantitatif.
B. Sasaran Ekonomi
Sasaran ekonomi yang dimaksudkan adalah manfaat ekonomi yang diperoleh dari
pengembangan pariwisata, yang meliputi jumlah tenaga kerja yang diharapkan
akan terserap di sektor pariwisata, pendapatan daerah. Kesempatan berusaha
masyarakat di bidang pariwisata (langsung atau tidak langsung). Rumusan ini
bersifat kuantitatif.
C. Sasaran Sosial Budaya
Pengembangan pariwisata daerah juga hendaknya telah dapat merumuskan sasaran
yang berkaitan dengan aspek sosial budaya seperti meningkatkan apresiasi
masyarakat terhadap budaya loka/tradisional, tergalinya aspek-aspek budaya
tradisional atau keunikan budaya lokal yang kesemuanya akan mendorong
pelestarian nilai-nilai budaya tradisional dan memelihara kepribadian bangsa.
Sasaran ini bersifat kuantitatif dan normatif.
D. Sasaran Fisik/Lingkungan Hidup
Pengembangan pariwisata daerah hendaknya dapat menjadi sarana pelestarian
lingkungan hidup. Rumusan ini bersifat kuantitatif.
LAPORAN AKHIR
Halaman II - 10
Kebijaksanaan Pengembangan Kepariwisataan :a. Makro - Kebijakan Pengembangan Kepariwisataan Nasional - Kebijakan Tata Ruang dan Pengembangan Pariwisata Pulau Morotai b. Mikro - Kebijakan Pengembangan Kepariwisataan Daerah - Kebijakan Tata Ruang Daerah
Kondisi WilayahPerencanaan
Sisi Sediaan(Produk Wisata)
Ketersediaan Sarana danPrasarana
Sumber Daya Manusia
Sisi Permintaan(Pasar Wisata)
a. Posisi Geografisb. Peranan Sektor Pariwisata Terhadap Perekonomian Daerah c. Pengembangan Pariwisata dalam Konstelasi Makro
Potensi Objek Wisata
Daya Tarik Objek
- Akomodasi Wisata- Rumah Makan- Fasilitas Pelayanan - Tingkat Aksesibilitas
- Aparat- Tenaga Kerja - Kelembagaan- Masyarakat
Profil Wisatawan
Identifikasi KebijaksanaanMakro dan Mikro
Pengembangan Pariwisata Terkait
Objek WisataAlam
Objek WisataBudaya
Objek Wisataminat Khusus
JumlahWisatawan
INPUT ANALISIS RENCANA
GAMBAR 2.1PENDEKATAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH (RIPKDA)
KABUPATEN PULAU MOROTAI
Matrik EvaluasiPenilaianODTW
Analisis SWOT Penentuan
SKW
MatrikEvaluasi
SKW
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH
TUJUAN, VISI DAN MISI PENGEMBANGAN PARIWISATA
INDIKASI PROGRAM PENGEMBANGANPARIWISATA
- Prioritas Program-Tahapan Pelaksanaan Program
STRATEGI PENGEMBANGANPARIWISATA
-Pengembangan Produk Wisata - Pemasaran dan Promosi - Pengembangan Sarana danPrasarana- Pengembangan Aksesibilitas- Pengembangan Usaha
KEBIJAKSANAAN PENGEMBANGANPARIWISATA
- Spasial/Keruangan- Pengembangan Produk Wisata- Pemasaran dan Promosi - Penyediaan Sarana dan Prasarana - Kualitas Sumberdaya Manusia- Pengaturan dan Kelembagaan- Lingkungan Hidup
LAPORAN AKHIR
Halaman II - 11
2.3. TEKNIK DAN MODEL ANALISIS
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai teknik pengumpulan data yang akan dilakukan
dan model analisis yang dapat digunakan dalam rangka penyusunan Rencana Induk
Pariwisata Daerah (RIPKDA) Kabupaten Pulau Morotai.
2.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
Daerah (RIPKDA) ini menggunakan teknik survai, baik survai sekunder maupun survai
primer.
1. Survai Sekunder
- Survai instansional bertujuan untuk memperoleh data-data yang berkaitan
dengan Kabupaten Pulau Morotai. Hasilnya berupa uraian data angka ataupun
peta mengenai keadaan Kabupaten Pulau Morotai dan keadaan objek & atraksi
wisata secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya secara khusus.
- Studi pustaka digunakan untuk mengetahui teori yang berhubungan dengan
materi studi. Studi pustaka diperoleh dari telaahan studi terdahulu yang telah
dilakukan dengan maksud untuk memperoleh wawasan mengenai aspek-aspek
yang berhubungan dengan materi studi.
- Kajian produk statuter dilakukan untuk mengkaji peraturan-peraturan yang
berlaku dan berkaitan dengan penyusunan Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah (RIPKDA).
2. Survai Primer
Survai primer adalah mengumpulkan data-data dan informasi secara langsung ke
lokasi studi dengan cara :
- Interview, yaitu menghubungi dan melakukan wawacara langsung dengan
pejabat di instansi yang berkaitan serta masyarakat sekitar untuk memperoleh
masalah yang akurat dan relevan dengan masalah yang diteliti.
- Observasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mengamati karakteristik
objek secara langsung di lokasi wisata.
LAPORAN AKHIR
Halaman II - 12
2.3.2 Metoda Analisis
Metoda analisis yang digunakan dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah (RIPKDA) Kabupaten Pulau Morotai adalah Matriks Evaluasi Penilaian
ODTW, yaitu metoda untuk memberikan penialaian evaluasi terhadap objek dan daya
tarik wisata yang terdapat di Kabupaten Pulau Morotai.
Indikator yang digunakan sebagai faktor evaluasi diantarnya yaitu :
1. Daya tarik
Daya tarik merupakan salah satu penyebab wisatawan mengunjugi suatu wilayah
(Douglas, 1989). Daya tarik wisata merupakan kunci utama suksesnya
pengembangan pariwisata (Inskeep, 1991). Walaupun elemen-elemen lain seperti
transportasi, akomodasi dan promosi juga penting tetapi tanpa suatu alasan untuk
mengunjungi daerah tersebut, maka pariwisata tidak akan berkembang (Tulung,
1984 ; 76 dalam Syaukan, 1999). Oleh karena itu atraksi wisata merupakan salah
satu faktor penentu dalam pengembangan pariwisata.
2. Fasilitas
Ketersediaan fasilitas pelayanan, baik yang terdapat di objek wisata maupun di
daerah sekitar objek akan mempengaruhi kedatangan wisatawan. Fasilitas
pelayanan bukan merupakan daya tarik utama dalam kepariwisataan, namun
kehadirannya diperlukan bila hendak mengembangkan kepariwisataan di suatu
daerah (Yoeti, 1982 ; 164 dalam Syaukan, 1999). Semakin lengkap jenis dan jumlah
fasilitas pelayanan yang dibutuhkan dan semakin baik kualitasnya, akan
meningkatkan kenyamanan wisatawan.
3. Aksesibilitas
Aksesibilitas atau tingkat pencapaian objek wisata dengan pusat pelayanan
merupakan faktor yang sangat penting. Pengembangan pariwisata sangat
bergantung pada kemudahan pencapaian objek wisata (Gunn, 1979 ; 222 dalam
Syaukan, 1999). Suatu objek wisata tidak mempunyai daya tarik efektif jika tidak
ditunjang oleh kemudahan untuk mencapainya. Kemudahan untuk mencapai objek
wisata diasumsikan bahwa faktor jarak objek wisata dari pusat pelayanan
berpengaruh langsung terhadap pengembangan wisata. Selain itu objek wisata tidak
banyak dikunjungi oleh wisatawan jika tidak ditunjang oleh sarana angkutan umum
LAPORAN AKHIR
Halaman II - 13
untuk mencapainya, karena kemudahan untuk mencapai suatu objek dengan
tersedianya angkutan umum akan menguntungkan banyak orang.
4. Dampak Ekonomi
Pembangunan pariwisata di suatu daerah pada dasarnya adalah untuk meningkatkan
perekonomian daerah tersebut, sehingga diharapkan dengan adanya pembangunan
pariwisata di daerah tersebut dapat meningkatkan pendapatan daerah serta
meningkatkan kehidupan perekonomian masyarakatnya.
5. Dampak Sosial Budaya
Dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan pariwisata terhadap kehidupan sosial
budaya masyarakat dapat bersifat negatif maupun positif. Dampak positif dari
kegiatan pariwisata dapat berupa pelestarian budaya masyarakat seperti adat
istiadat, sedangkan dampak negatif dari kegiatan pariwisata dapat berupa
menurunnya norma-norma kehidupan sosial budaya masyarakat seperti perjudian,
perdagangan narkotika, prostitusi dan kriminalitas.
6. Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pembangunan pariwisata adalah berupa
polusi air, tanah, udara maupun visual serta rusaknya ekologi di sekitar kawasan
wisata.
Pada tahap selanjutnya masing-masing ODTW diberikan penilaian sesuai dengan faktor
evaluasi penilaian ODTW. Skala yang digunakan untuk memberikan penilaian tersebut
adalah :
a. 5 untuk kriteria yang memiliki nilai bagus. b. 3 untuk kriteria yang sedang. c. 1 untuk kriteria yang rendah.
Masing-masing indikator tersebut diangggap memiliki kepentingan yang berbeda,
sehingga dalam perhitungannya harus diberikan bobot penilaian. Hasil penilaian yang
dilakukan terhadap ODTW tersebut merupakan total nilai dari indikator faktor evaluasi
setelah dikalikan dengan bobot masing-masing, kemudian diklasifikasikan ke dalam tiga
kategori, yaitu tinggi, sedang, rendah sehingga dapat diketahui tingkat pengembanagn
ODTW di Kabupaten Pulau Morotai.
LAPORAN AKHIR
Halaman II - 14
Setelah diketahui klasifikasi tingkat pengembangan ODTW di Kabupaten Pulau Morotai,
tahap selanjutnya adalah menganalisis ODTW yang mempunyai bobot tinggi untuk
penentuan pembagian Satuan Kawasan Wisata (SKW). Tahap selanjutnya adalah menilai
SKW tersebut untuk mengetahui tingkat pengembangan tiap-tiap SKW. Untuk
menentukan strategi pengembangan pariwisata menggunakan analisis SWOT (Strength,
Weakness, Oportunities and Threathening). Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut,
akan dihasilkan suatu sintesa bagaimana kedudukan atau daya saing objek dan daya
tarik wisata yang ada di Kabupaten Pulau Morotai sebagai objek wisata unggulan.
Tahap selanjutnya adalah menentukan kebijakan dan strategi pengembangan.
Kebijakan dan strategi tersebut dijadikan bahan dalam pembuatan Rencana Induk
Pariwisata Daerah (RIPKDA) Kabupaten Pulau Morotai. Setelah rencana pengembangan
pariwisata tersusun, selanjutnya dibuat program-program indikatif (indikasi program)
pengembangan pariwisata.
Program-program indikatif yang dimaksud yaitu berupa upaya-upaya untuk
mendayagunakan kesempatan dan/atau menanggulangi ancaman yang ditemui dengan
tetap memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang ada pada wilayah perencanaan.
Proses identifikasi program memperhatikan beberapa hal, diantaranya :
a. Perhatian dititikberatkan kepada kekuatan yang dimiliki serta kelemahan-kelemahan
yang ada.
b. Menganalisis kemungkinan-kemungkinan berupa pilihan dan atau langkah-langkah yang
dapat diambil untuk mencapai tujuan.
c. Memperhatikan dinamika perubahan yang akan mungkin terjadi dalam proses
pencapaian tujuan.
LAPORAN AKHIR
Halaman II - 15
Tabel 2-1
Kriteria Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Skor Bobot
Kriteria Penilaian Daya Tarik Aksessibilitas Fasilitas Ekonomi Lingkungan Sosial Budaya
Tinggi = 5
- Keaslian alam/ budaya
- Memiliki ciri khas khusus
- Tidak Rusak
- Mudah dijangkau (Terletak di jalan utama)
- Tersedia angkutan umum
- Kondisi jalan baik
- Fasilitas dasar : WC umum, tempat makan & minum, tempat ibadah, tempat parkir, tempat sampah.
- Fasilitas non dasar : akomodasi, Souvenir shop, wartel/telepon umum, dll
- Memberikan kontribusi terhadap PAD
- Memberikan manfaat pada masyarakat misalnya membangkitkan tenaga kerja
- Tidak tercemar (polusi air, tanah,udara, suara, dan visual),
- Tidak mengganggu ekologi lingkungan sekitar objek
- Tidak rawan bencana
- Tidak memberikan dampak negatif pada masyarakat seperti kriminal, prostitusi, obat-obatan, minum-minuman keras
- Masih kuatnya karakter budaya masyarakat sekitar objek
Sedang = 3
- Keaslian alam/ budaya
- Ciri khas bersifat umum
- Tidak rusak
- Tersedia angkutan umum
- Agak sulit di jangkau (Cukup jauh dari jalan utama)
- Kondisi jalan baik
- Hanya ada fasilitas dasar, diantaranya : wc umum/toilet, tempat makan, tempat ibadah, tempat parkir, dan tempat sampah.
- Sebagian fasilitas non dasar misal, telepon umum.
- Hanya memberikan manfaat/masukan pada masyarakat sekitar saja/PAD saja
- Sedikit tercemar (polusi tanah dan air/polusi udara/polusi visual)
- Ekologi sekitar objek agak terganggu
- Tidak rawan bencana
- Sedikit memberikan dampak positif terhadap perilaku masyarakat
- Sedang mamperkuat nilai-nilai budaya masyarakat
Rendah = 1
- Tidak asli - Rusak - Tidak punya
ciri khas
- Sulit dijangkau (Tidak berada di jalan utama)
- Tidak ada angkutan umum
- Kondisi jalan buruk
- Tidak ada fasilitas, kalaupun ada kondisinya buruk
- Kurang memberikan manfaat/ masukan bagi masyarakat/ PAD
- Objek wisata tercemar
- Ekologi sekitar objek terganggu
- Rawan bencana
- Memberikan dampak negatif terhadap masyarakat (tingginya kriminalitas, prostitusi, narkoba.
- Tidak memberi nilai tambah/tidak memperkuan budaya masyarakat
Top Related