Bab 2 Pemodelan Sistem2
-
Upload
agung-triwicaksono-pamungkas -
Category
Documents
-
view
10 -
download
2
Transcript of Bab 2 Pemodelan Sistem2
BAB 2PEMODELAN SISTEM
2.1 Defenisi
Pada materi sebelumnya sudah dibahas sedikit mengenai model dalam
sebuah sistem. Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau
ide-ide dalam bentuk yang disederhanakan. Model berisi informasi-informasi
tentang suatu sistem yang dibuat dengan tujuan untuk mempelajari sistem
yang sebenarnya.
Model dapat merupakan tiruan dari suatu benda, sistem atau kejadian yang
sesungguhnya yang hanya berisi informasi-informasi yang dianggap penting
untuk ditelaah.
Tujuan dari studi pemodelan adalah menentukan informasi-informasi yang
dianggap penting untuk dikumpulkan, sehingga tidak ada model yang unik.
Satu sistem dapat memiliki berbagai model, bergantung pada sudut pandang
dan kepentingan pembuat model.
Pemodelan sistem merupakan kumpulan aktivitas dalam pembuatan model
dimana model merupakan perwakilan atau abstraksi dari sebuah obyek atau
situasi aktual suatu penyederhanaan dari suatu realitas yang kompleks
2.2 Jenis-jenis model
Adapun jenis-jenis model dalam sebuah sistem adalah
1. Model ikonik
Yang merupakn perwakilan fisik dari beberapa hal baik yang berdimensi
dua (foto, petak,cetak biru) atau yang berdimensi tiga (prototipe alat atau
mesin)
2. Model Analog
Model yang mewakili situasi dinamik, yaitu keadaan berubah menurut
waktu serta mempunyaikemampuan mengetengahkan karakteristik
kejadian yang dikaji, banyak berkesusuaian dengan penjabaran
hubungan kuantitatif antara sifat dan klasklas yang berbeda
contoh: kurva perminataan, diagram alir
Permodelan Dan SimulasiFahraini Bacharuddin
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 1
3. Model Simbolik
Suatu sistem lebih mengarah pada model simbolik yang merupakan
perwakilan dari realitas yang sedang dikaji Format model simbolik dapat
berupa bentuk angka, simbol, dan rumus.
Jenis model simbolik yang umum dipakai adalah suatu persamaan
(equation)
Model Simbolik ini terdiri atas model ststik dan model dinamis
model statik memberikan informasi tentang peubah-peubah model hanya
pada titik tunggal dari waktu
model dinamik mampu menelusuri jalur waktu dari peubah-peubah model,
lebih sulit dan mahal pembuatannya namun memberikan kekuatan yang
lebih tinggi pada analisis dunia nyata.
model yang menggunakan simbol-simbol untuk menggambarkan suatu
sistem. Misalnya diagram alir proses, diagram tata letak fasilitas, diagram
organisasi, dll. Banyak digunakan untuk dokumentasi pada perancangan
suatu sistem dan proses rekayasa ulang. Model ini cepat pembuatannya
dan mudah dimengerti orang lain.
Kelemahan model simbolik:
a. Sangat sedehana/ tidak detil.
b. Hanya memberikan gambaran elemen-elemen, jenis aktivitas dan
hubunganantar elemen tetapi tidak dapat menggambarkan dinamika
sistem.
4. Model Analitik :
adalah model matematik yang menghasilkan solusi kuantitatif. Misal,
model analitik untuk menghitung ekspektasi jumlah pelanggan (entiti -N)
pada suatu sistem yang terdiri dari seorang pelayan (single server) dan
satu jalur kedatangan/ menunggu (single input queue) dengan tingkat
kedatangan (λ) berdistribusi Poisson, waktu pelayanan berdistribusi
Exponential dengan mean (μ):
N =λ / (μ- λ)
Model analitik dapat memberikan hasil optimum tanpa proses coba-coba
(trial and error). Model analitik umumnya bersifat statis, prescriptive,
deterministik atau probabilistik.
Permodelan Dan SimulasiFahraini Bacharuddin
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 2
5. Model Simulasi : adalah model yang menggambarkan hubungan sebab
dan akibat (cause and effect relationship) dalam sebuah sistem pada
model komputer yang mampu menggambarkan perilaku yang mungkin
terjadi pada sistem nyatanya. Model simulasi dipakai sebagai alat untuk
mengetahui apa yang terjadi jika (what if) satu atau lebih komponen atau
variabelnya diubah. Seperti halnya model analitik, model simulasipun
memberikan output kuantitatif. Kelebihannya adalah dapat mengatasi
kompleksitas fluktuasi statistis dan interdependensi. Model simulasi
sering sangat sulit dibuat/dikonstruksi dan lebih bersifat deskriptif
daripada preskriptif.
2.3 Sifat Model
Ada beberapa sifat model adalah sebagai berikut :
1. stokastik/probabilistik:
- sering dipakai karena perihal yang dikaji umumnya mengandung
keputusan yang tidak tentu,
- biasanya mengkaji ulang data atau informasi terdahulu untuk
menduga peluang kejadian tersebut pada keadaan sekarang atau
yang akan datang dengan asumsi terdapat relevansi pada jalur
waktu.
- model simulasi yang mengandung input-input probabilistik (random)
dan output yang dihasilkan pun sifatnya random (probabilistik).
2. deterministik:
- model kuantitatif yang tidak mempertimbangkan peluang kejadian;
- memusatkan penelaahannya pada faktorfaktor kritis yang
diasumsikan mempunyai nilai eksak dan tertentu pada waktu yang
spesifik
- model simulasi yang tidak mengandung komponen yang sifatnya
probabilistik (random) dan output telah dapat ditentukan begitu
sejumlah input dan hubungan tertentu dimasukkan. Output yang
Permodelan Dan SimulasiFahraini Bacharuddin
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 3
diperoleh akan tetap sama jika inputnya sama walaupun diproses
berulang
3. deskriptif:
- dibuat hanya untuk semacam deskripsi matematis dari kondisi dunia
nyata,
- untuk mempermudah penelaahan suatu permasalahan
4. optimalisasi:
- perbandingan antar alternatif dilakukan,
- solusi dari model optimalisasi adalah merupakan nilai optimum yang
Tergantung pada nilai input
2.4 Klasifikasi Model
Tidak ada teknik pemodelan tunggal yang terbaik. Model yang cocok untuk
masalah yang dihadapi harus dipilih berdasarkan tujuannya dan kemampuan
serta keterbatasan setiap metode pemodelan. Urutan pemakaian model
simbolik, analitik dan simulasi:
3. Simulation Modeling
4. (Evaluation and fine tuning)
5. Analytic Modeling
6. (Estimation of requirement)
7. Symbolic Modeling
8. (Conceptualization and rough design)
Sebelumnya sudah dipaparkan mengenai jenis model dan sifat model. Bila
digabungkan menghasilkan klasifikasi model seperti yang ad adi tabel 2.1 di
bawah ini:
Tabel 2.1 Klasifikasi Model
Tipe Klasifikasi Tipe Model
Fungsi Deskriptif (kondisi nyata )
Prediktif (meramalkan)
Normatif ( seharusnya )
Struktur / Morfologi Ikon
Permodelan Dan SimulasiFahraini Bacharuddin
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 4
Analog
Simbolik
Waktu Statik
Dinamik
Aspek Informasi Deterministik
Probabilistik
Tingkat Generalisasi Umum
Khusus
Interaksi dgn lingkungan Terbuka
Tertutup
Tingkat Kuantifikasi Kualitatif
Kuantitatif
Dimensi 2 dimensi
3 dimensi
1. Model simulasi statis :
adalah representasi sistem pada suatu waktu tertentu, atau model yang
digunakan untuk merepresentasikan sistem dimana waktu tidak
mempunyai peranan, contoh simulasi Monte Carlo (simulasi prilaku
sistem fisika dan matematika).
2. Model simulasi dinamis :
representasi sistem sepanjang pergantian waktu ke waktu, contohnya
sistem conveyor di pabrik.
3. Model simulasi kontinue :
adalah model simulasi dimana state (status) dari sistem berubah secara
kontinue karena berubahnya waktu (continuouschange state variables),
contohnya simulasi populasi penduduk.
4. Model simulasi diskrit :
Permodelan Dan SimulasiFahraini Bacharuddin
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 5
adalah model suatu sistem dimana perubahan state terjadi pada satuan-
satuan waktu yang disk rit sebagai hasil suatu kejadian (event) tertentu
(discrete-change state variables), contohnya simulasi antrian.
2.5 Pemodelan Simulasi Sistem Diskrit :
Model simulasi kejadian diskrit digunakan untuk memodelkan sistem yang
sedang berjalan dan berubah terhadap waktu, sehingga variabel state
berubah nilainya pada waktu-waktu tertentu dengan jumlah yang dapat
dihitung. Titik waktu perubahan adalah waktu dimana event terjadi. Event
adalah kejadiaan sesaat yang merubah sistem.
Model simulasi kejadian diskrit mempunyai sifat dinamik, sehingga
diperlukan penyimpanan nilai akhir dari waktu setlah setelah terjadi
perubahan pada sistem dan diperlukan mekanisme updating waktusimulasi.
2.5.1 Komponen Simulasi Sistem Diskrit :
Pada simulasi kejadian diskrit (discrete-event), pembagian kedalam
komponen dan organisasi akan mempermudah proses pemodelan,
perbaikan dan perubahan model simulasi jika diperlukan pada bidang lain.
Komponen yang selalu ada dalam simulasi sistem (kejadian) adalah: Entity,
Activity, Events, Queues, Attributes, Sets, dan States (Allan Carrie).
2.6 Pemodelan Simulasi Sistem Kontinue
Model simulasi kejadian kontinue digunakan untuk memodelkan sistem yang
perubahannya berjalan secara terus menerus dari waktu ke waktu, sehingga
variabel state berubah nilainya dapat setiap waktu. Titik waktu perubahan
bisa terjadi setiap saat. Event adalah kejadiaan kontinue yang dapat
merubah sistem. Model simulasi kejadian kontinue mempunyai sifat dinamik,
karena perubahannya bisa terjadi setiap saat maka mekanisme updating
waktu simulasi perlu ditetapkan secara periodik.
2.7 Tahap Penyusunan Model
Permodelan Dan SimulasiFahraini Bacharuddin
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 6
2.8 Karakteristik Model
Model yang baik memiliki beberapa karakteristik:
1. Hanya melibatkan elemen-elemen yang secara langsung terlibat dalam
masalah yang akan dipecahkan.
2. Valid (dengan tepat mewakili/merepresentasikan sistem sebenarnya).
3. Memberikan hasil yang berarti dan mudah dimengerti.
4. Mudah dimodifikasi dan dikembangkan.
5. Cepat dan murah pembuatannya.
6. Dapat digunakan berulang.
Permodelan Dan SimulasiFahraini Bacharuddin
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 7