BAB 2 MSDM

37
 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan ( goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap k aryawan adalah manusia, buk an mesin dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dll.  Menurut Dessler (2006,p4) manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih, nilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan, serta masalah keadilan.  Menurut L.Byars dan W. Rue (2005,p4) manajemen sumber daya manusia adalah suatu aktifitas yang di desain untuk menyediakan dan mengkoordinasikan sumber daya manusia pada suatu organisasi.  Menurut Noe/Hollenbeck/Gerhart/Wright (2008,p2) manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan, pelatihan, dan sistem yang mempengaruhi perilaku karyawan, sikap , dan performance.

Transcript of BAB 2 MSDM

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    1/37

    8

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

    Suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber

    daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat

    digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan,

    karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep

    bahwa setiap karyawan adalah manusia, bukan mesin dan bukan semata menjadi

    sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu

    seperti psikologi, sosiologi, dll.

    Menurut Dessler (2006,p4) manajemen sumber daya manusia adalah proses

    memperoleh, melatih, nilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan,

    memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan, serta masalah

    keadilan.

    Menurut L.Byars dan W. Rue (2005,p4) manajemen sumber daya manusia

    adalah suatu aktifitas yang di desain untuk menyediakan dan mengkoordinasikan

    sumber daya manusia pada suatu organisasi.

    Menurut Noe/Hollenbeck/Gerhart/Wright (2008,p2) manajemen sumber daya

    manusia adalah kebijakan, pelatihan, dan sistem yang mempengaruhi perilaku

    karyawan, sikap , danperformance.

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    2/37

    Menurut Thomas S. Bateman dan Scott A. Snell (2004,p300) manajemen sumber

    daya manusia adalah sistem manajemen formal pada manusia didalam

    organisasi.

    Menurut Scott Snell dan George Bohlander (2010,p4) manajemen sumber daya

    manusia adalah proses mengatur keahlian manusia untuk mencapai tujuan

    organisasi

    Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber

    daya manusia adalah proses mengatur sumber daya manusia dengan sistem formal

    secara efektif dan efisien didalam suatu organisasi.

    2.1.1 Peran Manajemen Sumber Daya Manusia

    Terdapat 9 peran manajemen sumber daya manusia dalam mengatur dan

    menetapkan program kepegawaian menurut Johar Arifin dan A Fauzi (2007,p8-9) :

    1. Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai

    dengan kebutuhan perusahaan.

    2. Melakukan perekrutan karyawan, seleksi dan penempatan pegawai sesuai

    kualifikasi pegawai yang di butuhkan perusahaan.

    3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan promosi dan pemutusan

    hubungan kerja.

    4. Membuat perkiraan kebutuhan pegawai di masa yang akan datang.

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    3/37

    5. Memperkirakan kondisi ekonomi pada umumnya dan perkembangan perusahaan

    pada khususnya.

    6.Senantiasa memantau perkembangan undang-undang ketenagakerjaan dari waktu

    ke waktu khususnya yang berkaitan dengan masalah gaji/upah atau kompensasi

    terhadap pegawai.

    7.Memberikan kesempatan karyawan dalam hal pendidikan, latihan, dan penilaian

    prestasi kerja karyawan.

    8.Mengatur mutasi karyawan.

    9.Mengatur pensiun, pemutusan hubungan kerja beserta perhitungan pesangon yang

    menjadi hak karyawan.

    Dalam Manajemen SDM yang ingin ditelah adalah karyawan. R.Kyosaki

    menyebutnya dalam empat tingkatan (quadrant) yaitu self employed, employee,

    pebisnis dan investor. Karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain dengan

    menjual jasa mereka, waktu, tenaga dan pikiran untuk perusahan dan mendapat

    kopensasi dari perusahan tersebut. Namun berbicara mengenai tenaga kerja ini masih

    umum. Karena ada yang tidak bekerja, yang bekerja (pada orang lain/negara/swasta)

    dan mereka yang bekerja sendiri.

    2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia Yang Strategis

    Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja (2007,p12-13) manajemen sumber daya

    manusia yang strategis di definisikan sebagai adanya keterkaitan antara SDM dengan

    tujuan dan sasaran strategis untuk meningkatkan kinerja bisnis dan mengembangkan

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    4/37

    budaya organisasi yang mendorong inovasi dan fleksibilitas untuk memampukan

    organisasi dalam mencapai tujuannya

    Menurut L. Mathis & H. Jackson (2003,p30) stratejik human resource

    manajemen adalah pemanfaatan kepegawaian dari suatu organisasi untuk

    mendapatkan atau mempertahankan keunggulan kompetitif dari kompetitor.

    Kenyataan bahawa SDM dewasa ini adalah sentral untuk mencapai keunggulan

    bersaing telah mengarahkan kemunculannya pada bidang yang dikenal sebagai

    manajemen SDM yang strategis. Manajemen SDM yang strategis telah didefinisikan

    sebagai tautan dari SDM dengan tujuan dan sasaran strategi untuk meningkatkan

    kinerja bisnis dan mengembangkan kultur perusahaan yang mendorong inovasi dan

    kelenturan. dengan kata lain, itu merupakan pola dari penyebaran SDM dari kegiatan

    kegiatan terencana dimaksudkan untuk memberikan kemampuan sebuah perusahaan

    mencapai tujuannya. SDM strategis berarti menerima fungsi SDM sebagai mitra

    strategis dalam formulasi dari strategi strategi perusahaan, juga dalam implementasi

    strategi strategi tersebut melalui kegiatan kegiatan SDM seperti perekrutan,

    seleksi, pelatihan, dan pengimbalan personel.

    Sementara sumber daya strategis mengakui kemitraan SDM menstrategisasi

    proses, istilah strategi SDM merujuk kepada jalan tindakan SDM khususnya jalan

    yang direncanakan perusahaan untuk berupaya mencapai sasarannya. Contoh satu dari

    sasaran utama SDM strategis perusahaan industri perbankan adalah mencapai tingkat

    unggul dari pelayanan prima pelanggan dan kemampuan mendapatkan laba yang

    tinggi melalui SDM yang sangat setia. Dengan demikian, strategi SDM

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    5/37

    keseluruhannya adalah mengarah kepada pembangunan suatu angkatan kerja yang

    setia, lebih disukai dalam lingkungan kerja bukan serikat kerja. Komponen khusus dari

    strategi SDM bank menyusul dari sasaran dasar itu meggunakan berbagai mekanisme

    untuk membangun komunikasi dua arah yang sehat, yaitu menyaring manajer yang

    potensial yang nilainya tidak berorientasi orang, memberikan kompensasi yang sangat

    bersaing dan insentif pembayaran kinerja, menjamin seluas mungkin perlakuan yang

    adil dan keamanan karyawan bagi semua karyawan, melembagakan berbagai kegiatan

    promosi dari dalam yang diarahkan pada pemberian setiap peluang bagi karyawan

    untuk menggunakan sepenuhnya keterampilan dan bakat mereka ketika bekerja.

    Brian E. Becker dalam buku 'The Human Resotirces Scorecard, Linking

    People, Strategy, and Performance' mengemukakan 4 perspektif tentang evolusi

    sumber daya manusia sebagai aset strategik. Evolusi sumber daya manusia sebagai

    aset strategik sebagai berikut :

    a) The personel perspective, yaitu perusahaan merekrut karyawan yang paling

    baik dan mengembangkannya.

    b) The compensation perspectives, yaitu perusahaan menggunakan bonus,

    pembayaran insentif, dan perbedaan-perbedaan yang berarti dalam

    pembayaran untuk memberi ganjaran kepada karyawan yang berprestasi

    tinggi dan rendah. Ini adalah langkah pertama dalam mempercayai orang

    sebagai sumber keunggulan kompetitif (competitive advantage), namun

    perusahaan belum secara penuh mengeksploitasi manfaat dari sumber daya

    sebagai aset strategik.

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    6/37

    c) The alignment perspective, yaitu manajer senior melihat karyawan sebagai

    aset strategik namun mereka tidak melakukan investasi dalam meningkatkan

    kapabititas sumber daya manusia. Sebab itu, sistem sumber daya manusia

    tidak dapat meningkatkan perspektif manajemen.

    d) The high performance perspective, yaitu eksekutif sumber daya manusia dan

    yang lain memandang sumber daya sebagai suatu sistem yang melekat dalam

    sistem yang tebih besar dari implementasi strategi perusahaan. Perusahaan

    mengelola dan mengukur hubungan antara kedua sistem tersebut dengan

    kinerja perusahaan (linking people, srategy, andperformance).

    2.2.1 Peran Sumber Daya Manusia Sebagai Mitra Srategis

    SDM sebagai staf atau fungsi kemitraaan telah mewariskan suatu reputasi yang

    miskin dengan ide - ide dan motivasi, serta tidak kreatif. Sebagai contoh, satu

    pandangan bahwa SDM itu terlalu fokus pada kebiasaan operasional sehingga kegiatan

    SDM tidak strategis.

    Menurut penalaran ini, kegiatan kegiatan SDM sebenarnya mencakup untuk

    memastikan bahwa orang dibayar pada hari yang tepat, iklan pekerjaan yang tidak

    melewati deadline surat kabar, seorang penyelia yang cocok direkrut untuk shift

    malam pada waktu sebelumnya dan manajer yang sama itu mengingatkan untuk

    mengobservasi proses yang seharusnya sebelum memecat perwakilan penjualan baru

    yang tidak berfungsi.

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    7/37

    Sebuah pandangan yang lebih canggih (namun barang kali tidak lebih akurat)

    atas SDM adalah hanya untuk mencocokkan strategi perusahaan. Dalam pandangan

    ini, peran strategi SDM adalah untuk menyesuaikan praktik SDM individual

    (perekrutan, pengimbalan dan lain-lain) agar cocok dengan strategi perusahaan

    khususnya dan strategi bersaing dan selanjutnya, SDM diminta menciptakan program

    program SDM yang dituntut untuk berhasil mengimplementasikan strategi

    perusahaan tersebut. Seperti yang dikemukakan para ahli, perencanaan strategi, sistem

    manajemen SDM harus disesuaikan pada tuntutan tuntutan strategi bisnis. Gagasan

    di sini adalah bahwa bagi strategi organisasi tertentu manapun, pada pokoknya adalah

    strategi SDM yang sepadan dengannya.

    Pandangan lainnya adalah bahwa manajemen SDM itu merupakan suatu mitra

    sejajar dalam proses perencanaan strategi. Menurut pandangan ini, peran manajemen

    SDM adalah bukan sekedar menyesuaikan kegiatan kegiatannya pada tuntutan

    strategi bisnis, tetapi juga tentu saja sekedar menjalankan tugas operasional sehari

    hari, seperti memastikan bahwa karyawan sudah dibayar. Sebaliknya, menurut

    pandangan ini kebutuhan untuk mendorong angkatan kerja sebuah perusahaan

    kedalam suatu keunggulan bersaing, berarti bahwa manajemen SDM harus menjadi

    mitra sejajar, baik dalam formulasi dan implementasi dari strategi bersaing dan

    mencakup seluruh organisasi perusahaan.

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    8/37

    2.3PengertianHuman Resource ScorecardHuman Resources Scorecard adalah suatu alat untuk mengukur dan mengelola

    kontribusi stategik dari peran human resources dalam menciptakan nilai untuk

    mencapai strategi perusahaan.

    Menurut Brian E. Becker, Mark A Huselid & Dave Ulrich (2009,pxii) human

    resource scorecard adalah kapasitas untuk merancang dan menerapkan sistem

    pengukuran SDM yang strategis dengan merepresentasikan alat pengungkit yang

    penting yang digunakan perusahaan untuk merancang dan mengerahkan strategi

    SDM yang lebih efektif secara cermat.

    Menurut Gary Desler (2006,p16) human resource scorecard adalah mengukur

    keefektifan dan efisiensi fungsi human resource dalam membentuk perilaku karyawan

    yang dibutuhkan untuk mecapai tujuan strategis perusahaan.

    Menurut Nurman (2008,p1) human resources scorecardadalah suatu alat untuk

    mengukur dan mengelola kontribusi strategic dari peran human resources dalam

    menciptakan nilai untuk mencapai strategi perusahaan.

    Menurut Riana Sitawati, Sodikin Manaf, & Endah Winarti (2009,p5) human

    resource scorecard adalah pendekatan yang digunakan dengan sedikit memodifikasi

    dari model balancescorecardawal yang saat ini paling umum digunakan pada tingkat

    korporasi yang di fokuskan pada strategi jangka panjang dan koneksi yang jelas pada

    hasil bisnisnya.

    Menurut Surya Dharma dan Yuanita Sunatrio (2001,p1) human resource

    scorecard adalah pengukuran terhadap strategi SDM dalam menciptakan nilai nilai

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    9/37

    (value creation) dalam suatu organisasi yang sangat di dominasi oleh human capital

    dan modal intangiblelainnya.

    Menurut Uwe Eigenmann (2005,p32) human resource scorecard adalah secara

    khusus dirancang untuk menanamkan sistem sumber daya manusia dalam strategi

    keseluruhan perusahaan dan mengelola SDM arsitektur sebagai aset strategis.

    Scorecard sumber daya manusia tidak menggantikan balanced scorecard tradisional

    tetapi melengkapi itu.

    Perbedaan antara human resourcesscorecarddengan balancedscorecardadalah

    bahwa balance scorecard lebih mengukur kinerja perusahaan berupa tangible assets

    sedangkan human resources scorecard lebih mengukur kinerja sumber daya manusia

    perusahaan yang berupa intangible assets.

    Human resources scorecard adalah suatu sistem pengukuran sumber daya

    manusia yang mengaitkan orang strategi kinerja untuk menghasilkan perusahaan

    yang unggul. Human resources scorecard menjabarkan misi, visi, strategi menjadi

    aksi human resources yang dapat di ukur kontribusinya. Human resources scorecard

    menjabarkan sesuatu yang tidak berwujud/intangible (leading/sebab) menjadi

    berwujud/tangible (lagging/akibat). Human resources scorecard merupakan suatu

    sistem pengukuran yang mengaitkan sumber daya manusia dengan strategi dan kinerja

    organisasi yang akhirnya akan mampu menimbulkan kesadaran mengenai konsekuensi

    keputusan investasi sumber daya manusia, sehingga investasi tersebut dapat dilakukan

    secara tepat arah dan tepat jumlah. Selain itu, human resources scorecard dapat

    menjadi alat bantu bagi manajer sumber daya manusia untuk memastikan bahwa

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    10/37

    semua keputusan sumber daya manusia mendukung atau mempunyai kontribusi

    langsung pada implementasi strategi usaha.

    Berdasarkan kesimpulan diatas pengertian HR Scorecard adalah suatu sistem

    pengukuran pada kontribusi departemen sumber daya manusia sebagai aset untuk

    menciptakan nilai nilai bagi suatu organisasi.

    2.3.1 HR Scorecard Sebagai Model Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia

    Human resources scorecard mengukur keefektifan dan efisiensi fungsi sumber

    daya manusia dalam mengerahkan perilaku karyawan untuk mencapai tujuan strategis

    perusahaan sehingga dapat membantu menunjukan bagaimana sumber daya manusia

    memberikan kontribusi dalam kesuksesan keuangan dan strategi perusahaan. Human

    Resources Scorecard merupakan bagian dari perusahaan. Human resources scorecard

    ibarat sebuah bangunan, yang menjadi bagian dari apa yang kita turunkan dari strategi

    perusahaan.

    Menurut Becker et al. (2001), dasar dari peran sumber daya manusia yang strategis

    terdiri dari tiga dimensi rantai nilai (value chain) yang dikembangkan oleh arsitektur sumber

    daya manusia perusahaan, yaitu fungsi, sistem dan perilaku karyawan. Arsitektur SDM dapat

    dilihat pada Gambar 2.1

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    11/37

    Gambar 2.1 Arsitektur Strategi Sumber Daya Manusia

    1. Fungsi sumberdaya manusia (The HR Function).

    Dasar penciptaan nilai strategi sumber daya manusia adalah mengelola

    infrastruktur untuk memahami dan mengimplementasikan strategi perusahaan.

    Biasanya profesi dalam fungsi sumber daya manusia diharapkan dapat

    mengarahkan usaha ini. Becker et al (2001) menemukan bahwa kebanyakan

    manajer sumberdaya manusia lebih memusatkan kegiatannya pada penyampaian

    (delivery) yang tradisional atau kegiatan manajemen sumber daya manajemen

    teknis, dan kurang memperhatikan pada dimensi manajemen sumber daya

    manusia yang stratejik. Kompetensi yang perlu dikembangkan bagi manajer

    sumber daya manusia masa depan dan memiliki pengaruh yang sangat besar

    terhadap kinerja organisasi adalah kompetensi manajemen sumber daya manusia

    stratejik dan bisnis.

    2. Sistem sumber daya manusia (The HR System).

    Sistem sumber daya manusia adalah unsur utama yang berpengaruh dalam

    sumber daya manusia stratejik. Model sistem ini yang disebut sebagai High

    performance work system (HPWS). Dalam HPWS setiap elemen pada sistem

    The HR Functin

    HR professional withstrategic

    competencies

    The HR Systems

    High performance,Strategically alligned

    Policies and practicies

    Employee Behaviour

    Strategically focusedcompetencies,

    motivation and

    associated

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    12/37

    sumber daya manusia dirancang untuk memaksimalkan seluruh kualitas human

    capital melalui organisasi. Untuk membangun dan memelihara persediaan

    human capital yang berkualitas, HPWS melakukan hal-hal sebagai berikut :

    Mengembangkan keputusan seleksi dan promosi untuk memvalidasi

    model kompetensi.

    Mengembangkan strategi yang menyediakan waktu dan dukungan yang

    efektif untuk ketermpilan yang dituntut oleh implementasi strategi

    organisasi.

    Melaksanakan kebijaksanaan kompensasi dan manajemen kinerja yang

    menarik, mempertahankan dan memotivasi kinerja karyawan yang tinggi.

    Hal diatas merupakan langkah penting dalam pembuatan keputusan

    peningkatan kualitas karyawan dalam organisasi, sehingga memungkinkan

    kinerja organisasi berkualitas. Agar sumber daya manusia mampu

    menciptakan value, organisasi perlu membuat struktur untuk setiap elemen

    dari sistem sumber daya manusia dengan cara menekankan, mendukung

    HPWS.

    3. Perilaku karyawan (Employee Behaviour).

    Peran sumber daya manusia yang stratejik akan memfokuskan pada

    produktivitas perilaku karyawan dalam organisasi. Perilaku stratejik adalah

    perilaku produktif yang secara langsung mengimplementasikan strategi

    organisasi. Strategi ini terdiri dari dua kategori umum seperti :

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    13/37

    Perilaku inti (core behaviour) adalah alur yang langsung berasal dari

    kompetensi inti perilaku yang didefinisikan organisasi. Perilaku tersebut

    sangat fundamental untuk keberhasilan organisasi.

    Perilaku spesifik yang situasional yang essential sebagai key point

    dalam organisasi atau rantai nilai dari suatu bisnis.

    Mengintegrasikan perhatian pada perilaku kedalam keseluruhan usaha untuk

    mempengaruhi dan mengukur kontribusi sumber daya manusia terhadap

    organisasi merupakan suatu tantangan.

    2.3.2 ManfaatHuman Resource Scorecard

    Human resources scorecard memberikan manfaat yaitu menggambarkan peran

    dan kontribusi sumber daya manusia kepada pencapaian visi perusahaan secara jelas

    dan terukur, agar profesional sumber daya manusia mampu dalam mengendalikan

    biaya yang dikeluarkan dan nilai yang dikontribusikan dan memberikan gambaran

    hubungan sebab akibat. Adapun menurut Bryan E.Becker (2009,p80-82) sebagai

    berikut :

    1. Memperkuat perbedaan antaraHRdo abledanHRdeliverable

    Sistem pengukuran SDM harus membedakan secara jelas antara deliverable,

    yang mempengaruhi implementasi strategi, dan do able yang tidak. Sebagai

    contoh, implementasi kebijakan bukan suatu deliverablehingga ia menciptakan

    perilaku karyawan yang mendorong implementasi strategi. Suatu sistem

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    14/37

    pengukuran SDM tepat secara kontinu mendorong professional SDM untuk

    berfikir secara strategis serta secara operasional.

    2. Mengendalikan biaya dan menciptakan nilai

    SDM selalu di harapkan mengendalikan biaya bagi perusahaan. Pada saat yang

    sama, memainkan peran strategis berarti SDM harus pula menciptakan nilai. HR

    Scorecard membantu para manajemen sumber daya manusia untuk

    menyeimbangkan secara efektif kedua tujuan tersebut. Hal itu bukan saja

    mendorong para praktisi untuk menghapus biaya yang tidak tepat, tetapi juga

    membantu mereka mempertahankan investasi dengan menguraikan manfaat

    potensial dalam pengertian kongkrit.

    3. HRScorecardmengukur leading indicatorsModel kontribusi strategis SDM kami menghubungkan keputusan-keputusan dan

    sistem SDM denganHRdeliverable, yang selanjutnya mempengarui pendorong

    kinerja kunci dalam implementasi perusahaan. Sebagaimana terdapat leading

    dan lagging indicator dalam sistem pengukuran kinerja seimbang keseluruhan

    perusahaan, di dalam rantai nilai SDM terdapat pendorong (deliver) dan hasil

    (outcome). Hal ini bersifat essensial untuk memantau keselarasan antara

    keputusan-keputusan SDM dan unsur-unsur sistem yang mendorong HR

    deliverable. Menilai keselarasan ini memberikan umpan balik mengenai

    kemajuan SDM menuju deliverable tersebut dan meletakan fondasi bagi

    pengaruh strategi SDM.

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    15/37

    HR Scorecard menilai kontribusi SDM dalam implementasi strategi dan pada

    akhirnya kepada bottom line. Sistem pengukuran kinerja strategi apapun harus

    memberikan jawaban bagi chief HR officer atas pertanyaannya, apa kontribusi

    SDM terhadap kinerja perusahaan? efek kumulatif ukuran - ukuran HR

    deliverable pada scorecard harus memberikan jawaban itu. Para manajer SDM

    harus memiliki alasan strategi yang ringkas, kredibel dan jelas, untuk semua

    ukuran deliverable. Jika alasan itu tidak ada, begitu pula pada ukuran itu tidak

    ada. Pada manajer lini harus menemukan ukuran deliverable ini sekredibel

    seperti yang dilakukan manajer SDM, sebab matrik-matriks itu

    merepresentasikan solusi - solusi bagi persoalan bisnis, bukan persoalan SDM.

    4. HR Scorecard memungkinkan professional SDM mengelola secara efektif

    tanggung jawab strategi mereka.

    HRScorecardmendorong sumber daya manusia untuk fokus secara tepat pada

    bagaimana keputusan mereka mempengaruhi keberhasilan implementasi strategi

    perusahaan. Sebagaimana kami menyoroti pentingnya fokus strategis

    karyawan bagi keseluruhan perusahaan,HRScorecardharus memperkuat fokus

    strategis para manajer SDM dan karena para professional SDM dapat mencapai

    pengaruh strategis itu sebagian besar dengan cara mengadopsi perspektif

    sistemik dari pada dengan cara memainkan kebijakan individual, scorecard

    mendorong mereka lebih jauh untuk berfikir secara sistematis mengenai strategi

    SDM.

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    16/37

    5. HRScorecardmendorong Fleksibilitas dan perubahan.

    Kritik yang umum terhadap sistem pengukuran kinerja ialah sistem ini menjadi

    terlembagakan dan secara actual merintangi perubahan. Strategi - strategi

    tumbuh, organisasi perlu bergerak dalam arah yang berbeda, namun sasaran -

    sasaran kinerja yang sudah tertinggal menyebabkan manajer dan karyawan

    ingin memelihara status quo. Memang, salah satu kritik terhadap manajemen

    berdasarkan pengukuran ini ialah bahwa orang-orang menjadi trampil dalam

    mencapai angka-angka yang diisyaratkan dalam sistem nama dan mengubah

    pendekatan manajemen mereka ketika kondisi yang bergeser menuntutnya. HR

    Scorecard memunculkan fleksibilitas dan perubahan, sebab ia fokus pada

    implementasi strategi perusahaan, yang akan secara konstan menuntut

    perubahan. Dengan pendekatan ini, ukuran-ukuran mendapat makna yang baru.

    Mereka menjadi sekedar indicator dari logika yang mendasari yang diterima

    oleh para manajer sebagai hal absah. Dengan kata lain, ini bukan sekedar bahwa

    di waktu yang lalu orang mengejar sejumlah angka tertentu; mereka dulu juga

    memikirkan tentang kontribusi mereka pada implementasi strategi perushaan.

    Mereka melihat gambar besarnya. Kami percaya bahwa fokus yang lebih besar

    memudahkan para manajer untuk mengubah arah. Tidak seperti organisasi

    tradisional, dalam organisasi yang berfokus pada strategi, orang memandang

    ukuran - ukuran sebagai alat untuk mencapai tujuan, daripada sebagai tujuan itu

    sendiri.

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    17/37

    2.3.3 Model Tujuh Langkah Untuk Menerapkan Peran Strategis SDM

    Perlu di ilustrasikan bagaimana sumber daya manusia dapat menghubung-

    hubungkan fungsi - fungsi yang dilaksanakannya kedalam proses implementasi

    stratejik organisasi perusahaan menurut Becker, Huselid dan Ulrich (2009,p38) dapat

    dilihat pada gambar 2.2

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    18/37

    Gambar 2.2 Mentransformasikan Arsitektur SDM Ke Dalam Aset Strategis

    DEFINISIKAN STRATEGI BISNIS

    SECARA JELAS

    BANGUN ARGUMEN BISNIS UNTUK

    SDM SEBAGAI ASET STRATEGIS

    IMPLEMENTASIKAN MANAJEMEN

    BERDASARKAN PENGUKURAN

    RANCANG SISTEM PENGUKURAN

    STRATEGIS

    -KembangkanHR Scorecard(Leading,Lagging, pengendalian biaya, dan ukuranpenciptaan nilai)

    -Mengukur SDM ->Intangible->

    Jalinan kinerja perusahaan

    SELARASKAN ARSITEKTUR SDM

    DENGANHRDELIVERABLE

    Fungsi SDM -> Sistem SDM -> Perilaku

    strategis perusahaan

    CIPTAKAN PETA STRATEGIS

    - Leadingdan lagging indicator- Tangibledan intangible

    IDENTIFIKSASIHRDELIVERABLEDALAM PETA STRATEGI

    Bandingkan

    ukuran dengan

    peta strategi

    secara reguler

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    19/37

    Langkah pertama:

    Mendefinisikan strategi bisnis secara jelas Memfokuskan pada implementasi

    strategi daripada hanya memfokuskan pada isi strateginya. Meningkatkan

    kehadiran di pasar Internasional, memaksimalkan efisiensi operasi dan

    memperbaiki produktivitas.

    Langkah kedua:

    Menetapkan peran sumber daya manusia sebagai aset strategik. Didalam

    membuat kasus bisnis perlu dilakukan penelitian untuk mendukung rekomendasi

    perumusan kasus tersebut, hasil penelitian menunjukan bahwa sukses atau

    tidaknya perusahaan ditentukan oleh bagaimana mengimplentasikan strategi

    secara efektif, bukan isi dari stratregi itu sendiri.

    Langkah ketiga:

    Membuat peta strategi untuk mendefinisikan proses penciptaan nilai. Kejelasan

    strategi organisasi mentapkan langkah - langkah untuk pelaksanaan strategi.

    Dikebanyakan organisasi, nilai pelanggan (customer value) tercakup didalam

    produk dan jasa yang dihasilkan organisasi sebagai suatu hasil yang kompleks

    dan proses kumulatif yang disebut Michael Porter (1985) sebagai value chain.

    Semua organisasi memiliki value chain dan sistem pengukuran kinerja

    organisasi harus memperhatikan setiap hubungan didalam rantai itu.

    Langkah keempat:

    Mengidentifikasi HRdeliverable di dalam peta strategi. Memaksimalkan value

    membutuhkan pemahaman dari berbagai sisi yang saling berhubungan. Bila

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    20/37

    manajer sumber daya manusia tidak memahami aspek bisnis, maka para manajer

    tidak akan menghargai bagian sumber daya manusia tersebut. Dalam hal ini

    menetapkan apa yang dapat mendukung kinerja perusahaan seperti yang

    ditentukan dalam peta strategi dan berusaha fokus pada tingkah laku stratejik

    yang memperluas fungsi kompetensi, reward, dan tugas organisasi. Misalnya:

    perusahaan memutuskan bahwa stabilitas karyawan atau rendahnya turnover

    (enables) dapat meningkatkan perputaran waktu (life cycle) bagian R&D(high

    performance driver).

    Langkah kelima:

    Menyelaraskan arsitektur sumber daya manusia dengan HR deliverable.

    Profesional sumber daya manusia menyusun bangunan sumber daya manusia

    yang dapat menghasilkan kontribusi pada implementasi strategi.

    Langkah keenam:

    Merancang sistem pengukuran SDM yang strategis. Dalam tahap ini dibutuhkan

    tidak hanya perspektif baru dalam pengukuran kinerja sumber daya manusia,

    tetapi juga resolusi dari beberapa hal teknis yang belum banyak dikenal oleh

    professional sumber daya manusia. Tugas ini yaitu menetapkan penentu kinerja

    dan pendukung kinerja yang tepat dan tolak ukur yang jelas untuk kontribusi

    tersebut.

    Langkah ketujuh:

    Menerapkan manajemen berdasarkan pengukuran. Bila HR scorecard

    disejajarkan dengan pentingnya strategi perusahaan, maka professional sumber

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    21/37

    daya manusia akan menemukan insight baru tentang apa yang harus dilakukan

    untuk mengelola sumber daya manusia sebagai aset stratejik. Dengan demikian

    untuk mengembangkan sistem pengukuran kinerja kelas dunia tergantung pada

    pemahaman yang jelas apa strategi bersaing dan sasaran operasional perusahaan,

    serta pernyataan definitif tentang kompetensi karyawan dan tingkah laku yang

    dibutuhkan untuk mencapai sasaran perusahaan.

    Para profesional SDM harus secara teratur mengukur HR deliverableyang

    didefinisikan dalam rangka memastikan bahwa driverdan enablertersebut masih

    dianggap signifikan. Dengan demikian untuk mengembangkan sistem pengukuran

    kinerja organisasi kelas dunia tergantung pada pemahaman yang jelas apa strategi

    bersaing dan sasaran operasional perusahaan, serta penentuan tentang kompetensi

    karyawan dan tingkah laku yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran perusahaan.

    Lebih jauh lagi HR deliverableadalah persyaratan untuk menyesuaikan

    keselarasan internal dan eksternal sistim SDM, dan kemudian digeneralisasikan ke

    keuntungan bersama yang sebenarnya. Sistem pengukuran kinerja SDM dapat

    menciptakan value bagi perusahaan, hanya bila sistem tersebut secara hati-hati

    disesuaikan dengan strategi bersama dengan sasaran operasional perusahaan.

    Selanjutnya perusahaan sebaiknya melakukan benchmark dengan sistim pengukuran

    lainnya.

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    22/37

    2.3.4 Pengukuran Kinerja SDM MenggunakanHRScorecard

    Adapun tahapan rancangan sistem pengukuran SDM malaui pendekatan HR

    scorecardmenurut Surya Dharma & Yuanita Sunatrio (2001,p13)

    1. MengidentifikasikanHRcompetency, kompetensi yang dimaksud adalah berupa

    pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan karakteristik kepribadian yang

    mempengaruhi secara langsung terhadap kinerjanya, hasil studi tentang

    kompetansi SDM pernah dilakukan oleh Perrin (1990) dalam Becker, Huselid &

    Ulrich menunjukkan bahwa kompetensi SDM di identifikasi sebagai berikut:

    a. Memiliki kemampuan komputer (eksekutif lini)

    b. Memiliki pengetahuan yang luas tentang misi untuk SDM (akademik)

    c. Memiliki kemampuan untuk mengantisipasi pengaruh perubahan

    (consultant)

    d.

    Mampu memberikan edukasi mengenai SDM dan mempengaruhi manajer

    lini (eksekutif SDM).

    2. Pengukuran high performance work system(HPWS) menempatkan dasar untuk

    membangun sumber daya manusia menjadi aset stratejik. HPWS

    memaksimalkan kinerja karyawan. Setiap pengukuran sistem sumber daya

    manusia harus memasukan kumpulan indikasi yang merefleksikan pada fokus

    pada kinerja dari setiap elemen sistem sumber daya manusia. Pengukuran

    HPWS lebih pada bagaimana organisasi bekerja melalui setiap fungsi sumber

    daya manusia mulai dari tingkat makro dan menekankan pada orientasi kinerja

    pada setiap aktivitas. Contoh:

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    23/37

    - Berapa banyak kandidat yang berkualitas sangat baik yang direkrut untuk

    setiap strategi penerimaan karyawan baru?

    - Bagaimana proporsi merit payditentukan oleh PAformal?

    - Apa perbedaan dalam memberikan merit pay antara karyawan yang

    berkinerja tinggi dan rendah?

    - Berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk trainingbagi karyawan baru

    tiap tahunnya?

    3. Mengukur HR system alignment berarti menilai sejauh mana sistem sumber

    daya manusia memenuhi kebutuhan implementasi strategi perusahaan atau

    disebut kesejajaran eksternal (external aligment) sedangkan yang dimaksud

    dengan kesejajaran internal (internal aligment) adalah bagaimana setiap elemen

    dapat bekerja bersama dan tidak mengalami konflik. Dalam hal ini tidak perlu

    dilakukan pengukuran kesejajaran internal, karena bila sistem sumber daya

    manusia sudah fokus pada implementasi strategi (kesejajaran eksternal) atau

    dapat mengelola kesejajaran eksternal, maka ketidaksejajaran internal

    cenderung tidak terjadi. Fokus pada kesejajaran internal lebih sesuai bila

    pengukuran untuk suatu perusahaan tidak mengadopsi perspektif strategi sumber

    daya manusia.

    4. HR efisiensi merefleksikan pada bagaimana fungsi SDM dapat membantu

    perusahaan untuk mencapai kompetensi yang dibutuhkan dengan cara biaya

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    24/37

    yang efektif. Bukan berarti SDM harus meminimalkan biaya tanpa

    memperhatikan hasil atau outcome, tetapi lebih pada merefleksikan

    keseimbangan (balance). PengukuranHRefisiensi terdiri dari 2 jenis kategori:

    a. Pengukuran efisiensi inti (core efficiency) yang merepresentasikan

    pengeluaran SDM yang signifikan yang tidak memiliki kontribusi langung

    dengan implementasi strategi perusahaan, terdiri dari :

    1.Biaya manfaat (benefit cost) sebagai suatu persentase dari penggajian.

    2.Biaya kesejahteraan (Worker compensation) per karyawan.

    3.Persentase pemasukan yang tepat pada sistem informasi SDM.

    b. Pengukuran efisiensi strategi (strategic eficiency) mengukur efisiensi

    kegiatan dan proses SDM yang di rancang untuk menghasilkan HR

    deliverabletersebut, terdiri dari:

    1.

    Biaya per orang yang diperkerjakan

    2.Biaya per jam pelatihan

    3.Pengeluaran SDM bagi karyawan

    5. HR deliverable untuk mengintegrasikan sumber daya manusia kedalam sistem

    pengukuran kinerja bisnis, manajer harus mengidentifikasi hal yang

    menghubungkan antara sumber daya manusia dan rencana-rencana implementasi

    strategi organisasi. Hal tersebut dinamakan strategi HR deliverable yang

    merupakan outcome dari arsitektur sumber daya manusia yang akan

    melaksanakan strategi perusahaan. Hal ini bertentangan dengan HR doables

    yang memfokuskan pada efisiensi SDM dan jumlah kegiatan.

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    25/37

    HRdeliverableterdiri dari :

    a.

    HRperformance driver. Kapabilitas atau asset yang berhubungan dengan

    orang (core people related) misalnya berupa produktivitas karyawan dan

    kepuasan kerja.

    b. Enablesperformance driver. Memperkuat performance driver, misalnya

    berupa perubahan dalam struktur reward memungkinkan adanya

    pencegahan dari pada reaktif. Atau bila suatu perusahaan mengidentifikasi

    produktivitas karyawan sebagai inti performance driver, maka dengan

    melatih keterampilan ulang (re-skilling) dapat menjadi enabler

    performance driver.

    Jadi sebaiknya perusahaan memfokuskan pada dua hal di atas secara seimbang.

    Misalnya daripada hanya memikirkan SDM yang memfokuskan pada hal-hal yang

    enabler SDM tertentu yang dapat memperkuat performance driver dalam hal

    operasional, pelanggan dan segmen finansial dan perusahaan (non SDM).

    HR deliverable adalah kontribusi penting dalam human capital untuk

    mengimplementasi strategi perusahaan. Dalam hal ini secara stratejik memfokuskan

    pada tingkah laku karyawan, seperti rendahnya turnover.

    PengukuranHRdeliverablemembantu untuk mengidentifikasi hubungan kausal

    unik dimana sistem SDM menciptakan value dalam perusahaan. Pemilihan

    pengukuran HR deliverable yang tepat tergantung pada peran dimana SDM akan

    ditampilkan pada implementasi strategi. HRdeliverabledapat saja berupa kapabilitas

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    26/37

    organisasi. Kapabilitas tersebut akan mengkombinasikan kompetensi individual

    dengan sistem organisasi yang menambah valuemelalui rantai nilai perusahaan.

    Pendekatan lain adalah dengan memfokuskan pada pemahaman kapabilitas

    hubungan dengan orang (people - related capabilities) seperti leadership dan

    fleksibilitas organisasi. Karena hal ini mudah untuk dibayarkan bahwa kapabilitas itu

    dapat mempengaruhi kesuksesan organisasi secara umum.

    Sebaiknya dengan menggunakan model 7 langkah, pengukuran kontribusi SDM

    tidak memerlukan lompatan (leap) langsung antara HR deliverable dan kinerja

    perusahaan. Karena itu, maka pengukuran HR deliverable sebaiknya memfokuskan

    pada HR enablers dan HR performance driver daripada potensi kapabilitas

    perusahaan. Pengukuran ini mewakili dimensi human capital dari performance

    driver yang berlainan dalam peta strategi perusahaan. Idealnya HRdeliverabledalam

    HR scorecard akan memasukkan beberapa pengukuran pengaruh strategik dari HR

    deliverableyang sudah didefinisikan. Hal ini juga termasuk memperkirakan hubungan

    antara tiapHRdeliverabledenganperformance driver individual dalam peta strategi.

    Jadi dapat menghubungkan pengaruh deliverable melalui performance driver dan

    selanjutnya pada kinerja perusahaan. Contoh pengukuranperformance driver.

    1. Akses ke informasi bisnis untuk mempercepat pembuatan keputusan.

    2. Efektivitas berbagai informasi di antara departemen.

    3. Efektivitas proses PAuntuk menghadapi kinerja yang buruk, dan sebagainya.

    2.3.5 Perspektif HRScorecard

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    27/37

    Ada 4 perspektif dalam membentuk kerangka kerja scorecard yaitu keuangan,

    pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.

    Perspektif Keuangan

    Dalam perspektif keuangan, tujuan stratejik yang ingin di capai adalah :

    1. Mengurangi biaya yang berhubungan dengan HR, mengidentifikasi area yang

    memungkinkan untuk mengurangi biaya dengan cara mengurangi biaya

    turnover, mengurangi ketidakhadiran, mengurangi biaya pekerja, pengukurannya

    melalui turnover rate, absence rate, workers comp payroll rate, lost wok day

    rate.

    2. Meningkatkan nilai dan ROI human resource, menyediakan klien nilai tinggi

    yang berfokus pada servisHR, pengukurannya melaluiROI

    Perspektif Pelanggan

    Dalam perspektif pelanggan, tujuan stratejik yang ingin dicapai adalah :

    1. Meningkatkan kepuasaan pelanggan, memenuhi dan melampaui harapan

    pelanggan dengan cara mengembangkan standar pelayanan. Pengukurannya

    melalui completed action.

    Perspektif Proses Bisnis Internal

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    28/37

    Dalam perspektif proses bisnis internal, tujuan stratejik yang ingin dicapai

    adalah :

    1. Meningkatkan kepuasan karyawan secara keseluruhan, dengan pengukurannya

    melalui staff opinion surveydan turnover.

    2. Meningkatkan komitmen karyawan, meningkatkan kesediaan karyawan untuk

    tinggal dan aktif memberikan kontribusi kepada organisasi dengan cara

    identifikasi driver komitmen utama dan mengembangkan rencana untuk

    mempengaruhi perubahan yang positif dengan pengukurannya melalui staff

    opinion survey.

    3. Meningkatkan penghargaan dan recognition program dengan pengukurannya

    melalui staff opinion survey results.

    4. Memperkuat perekrutan dan penarikan orang yang tepat di tempat dan waktu

    yang tepat, terus mengembangkan dan meningkatkan metode merekrut efektif

    untuk mengoptimalkan seleksi dan keberhasilan karyawan baru, pengukurannya

    melalui turnover, customer saticfaction survey.

    5. Workforce Planning, mengembangkan dan menerapkan metode untukmerencanakan dan proaktif memenuhi kebutuhan staf di masa depan. Dengan

    cara analisis dataturnover,membuat dan melaksanakan alat perencanaan tenaga

    kerja, dengan pengukurannya melalui turnover, time to fill a job vacancy, dan

    completed action.

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    29/37

    6. Succession Planning, mengembangkan dan menerapkan metode untuk

    merencanakan pergantian di posisi kunci, pengukurannya melalui key position

    turnover,dan time to fill key positions.

    7. Meningkatkan informasi dan ketersediaan data, mengembangkan &

    meningkatkan akses ke data & laporan untuk memungkinkan klien HR untuk

    membuat keputusan yang efektif dengan cara mengembangkan dan

    meningkatkan akses ke data dan laporan sehingga staf SDM dan klien dapat

    membuat keputusan dan mencapai tujuan, meningkatkan integritas data,

    mengembangkan dan menerapkan sebuah gudang data SDM, pengukurannya

    melaluicustomer satisfaction survey results,dan completed action.

    8. HR Process Improvement, meningkatkan layanan HR, dengan pengukurannya

    melalui customer satisfaction survey results, select staff opinion survey items,

    ROI measures,dan completed actions.

    9. Diverse Workforce, mengembangkan & mendukung tindakan - tindakan yang

    mengarah pada keragaman dalam organisasi, dengan pengukurannya melalui

    number of disparate and ineuitable treatment complaints resulting in finding of

    fault,dan affirmative action goals accomplished.

    10. Mengurangi resiko yang berhubungan dengan kegagalan hukum, kebijakan dan

    kontrak buruh, dengan cara mengembangkan alat analisis untuk mengidentifikasi

    risiko yang terkait dengan transaksi SDM, mengembangkan sistem, peralatan,

    pelatihan & konsultasi untuk mengurangi resiko, dengan pengukurannya melalui

    workerss comp costs, employees claims,dan OSHA findings.

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    30/37

    11. Memperbesar tanggung jawab staff HR, dengan pengukurannya melalui

    customer satisfaction survey scores.

    Perspektif Pembelajaran Dan Pertumbuhan

    Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, tujuan strategis yang ingin

    dicapai adalah :

    1. Meningkatkan pengetahuan dan skill karyawan, melatih staf HR di daerah

    fokus utama dengan cara identifikasi keterampilan dan mengembangkan

    rencana alat pembelajaran, dengan pengukurannya melalui HRskills learning

    plans completed,dan courses delivered.

    2. Meningkatkan komitmen staff HR, dengan cara identifikasi pertanyaan staff

    opinion survey yang menunjukkan komitmen, dan turnover, dengan

    pengukurannya melalui select staff opinion survey item,dan select turnover.

    3. Membuat model manajemen kinerja dan komunikasi di dalam HR, dengan

    cara meningkatkan harapan individu untuk menyesuaikan dengan rencana

    strategis, dengan pengukurannya melalui staff opinion survey scores.

    Ukuran yang digunakan oleh perusahaan pada perspektif keuangan terdiri dari 5

    (lima) ukuran yaitu:Account Receivable - Collection Period, Operating

    Cost, Profitability,Investment, danReturn on Equity (ROE). Pemilihan ukuran untuk

    perspektif finansial bergantung pada tahap siklus bisnis organisasi. Berdasarkan

    Rencana Bisnis Tahun depan dan keadaan keuangan saat ini berada dalam tahap

    bertumbuh. Perusahaan dalam menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    31/37

    pertumbuhan. Untuk hal ini, perusahaan harus melibatkan sumber daya yang cukup

    banyak untuk mengembangkan dan meningkatkan berbagai produk dan jasa

    baru. Perusahaan juga berusaha untuk memperluas pangsa pasarnya agar dapat

    mencapai tingkat pengembalian yang diinginkan.

    Tujuan finansial perusahaan dalam tahap pertumbuhan adalah persentase tingkat

    pertumbuhan pendapatan, dan tingkat pertumbuhan penjualan di berbagai pasar

    sasaran, kelompok pelanggan dan wilayah. UkuranReturn on Equity (ROE),Revenue

    from Data Management, danRevenue from Access to Data merupakan ukuran yang

    relevan karena sesuai dengan kondisi perusahaan yang sedang bertumbuh serta sejalan

    dengan sasaran pertama di bidang keuangan yakni peningkatan pendapatan. Ukuran

    yang lain yaituAccount Receivable - Collection Period, Operating Cost,

    danInvestmentjuga sudah sesuai dengan sasaran perusahaan di perspektif ini yaitu

    peningkatan kinerja manajemen keuangan yang sehat melalui optimalisasi sumber dan

    penggunaan dana.

    Untuk mewujudkan sasaran perspektif pelanggan yang telah ditentukan, yakni

    perluasan pangsa pasar maka keberadaan ukuran yang menerangkan strategi perluasan

    pasar menjadi kebutuhan yang mendesak. Tetapi, di dalam scorecard yang ada saat

    ini perluasan pasar belum mendapatkan perhatian yang memadai.

    Untuk mewujudkan target-target pada perspektif keuangan dan pelanggan

    maka perspektif internal menyiapkan faktor-faktor pendorong terwujudnya target-

    target tersebut. Sesuai dengan inisiatif strategis yang tampak dalam rencana bisnis.

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    32/37

    Perspektif karyawan yang merupakan pilar untuk mewujudkan kinerja

    istimewa dalam tiga perspektif sebelumnya. Perspektif pembelajaran dan

    pertumbuhan karyawan memfokuskan pada pengukuran strategi yang dikembangkan

    untuk manajemen sumber daya manusia agar bisa mendukung pencapaian sasaran

    kinerja yang diinginkan oleh perusahaan.

    Tabel 2.1 Pengukuran HR Scorecard

    Perspektif Objektif Measures

    Pelanggan Meningkatkankepuasan pelanggan

    Completed action

    Keuangan Mengurangi biayayang berhubungan

    denganHR

    Meningkatkan nilai

    danROIHR

    Turnover rates

    (differented by years

    of service, job

    classification, etc)

    Absence rate

    Workerss comp

    payroll rate

    Lost work day rate

    Return on

    investment measures

    (D&T,FSAP)

    Bisnis Internal Meningkatkan

    kepuasan karyawan

    Meningkatkankomitmen karyawan

    Memperkuat

    penghargaan danrecognitionprogram

    Memperkuat

    perekrutan danpenyewaan orang

    yang tepat, di tempat

    Staff opinion survey

    results

    Turnover data

    Staff opinion survey

    results

    Staff opinion survey

    results

    Turnover

    Customer

    Satisfaction survey

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    33/37

    dan waktu yang tepat

    Workforce planning

    Succession Planning

    Meningkatkaninformasi dan

    ketersediaan data

    HR Process

    Improvement

    A diverse workforce

    Mengurangi resikoyang berhubungan

    dengan kegagalan

    hukum, kebijakan,

    dan kontrak buruh

    Memperbesar rasatanggung jawab staff

    HR

    Turnover

    Time to fill Completed action

    Key position

    turnover

    Time to fill key

    positions

    Customer

    satisfaction survey

    results

    Completed action

    Customer

    Satisfaction survey

    results

    Staff opinion survey

    results

    ROI measures

    Completed action

    Number of disparate

    and ineutable

    treatment

    complaints resulting

    in finding of fault

    Workerss comp

    cost

    Employees claims

    Customer

    satisfaction survey

    scores

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    34/37

    Pertumbuhan dan

    pembelajaran Meningkatkan

    pengetahuan dan skill

    karyawan

    Meningkatkankomitmen karyawan

    HR

    Membuat model

    manajemen kinerjadan komunikasi di

    dalamHR

    HR skills learning

    plans completed

    Courses delivered

    Staff opinion survey

    results

    Turnover

    Staff opinion survey

    scores

    Sumber : Journal of Competitiveness Vol. 4, Issue 1, pp.117-128, March 2012

    2.4 PengertianKey Performance Indicators

    Key performance indicators atau indikator kinerja utama (IKU)

    adalah metrik finansial ataupun non-finansial yang digunakan untuk membantu

    suatu organisasi menentukan dan mengukur kemajuan terhadap sasaran organisasi.

    KPI digunakan dalam intelijen bisnis untuk menilai keadaan kini suatu bisnis dan

    menentukan suatu tindakan terhadap keadaan tersebut. KPI sering digunakan untuk

    menilai aktivitas-aktivitas yang sulit diukur seperti keuntungan pengembangan

    kepemimpinan, perjanjian, layanan, dan kepuasan. KPI umumnya dikaitkan dengan

    strategi organisasi.

    Sebagai sebuah alat ukur pencapaian strategi, sebuah indikator keberhasilan

    strategik (strategic measures)yang baik perlu memenuhi unsur-unsur berikut:

    1. Dapat menjadi sarana perusahaan mengkomunikasikan strategi (ability of the

    organization to communicate their strategy for measures).

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    35/37

    2. Terkait secara langsung dengan strategi yang dipilih perusahaan (the selected

    measure adequately focuses on the strategic issue).

    3. Indikator tersebut bersifat kuantifitatif, memiliki formula tertentu dalam

    penghitungannya (quantifiable, can be evaluated objectively).

    4. Indikator tersebut dapat dihitung (the measures are quantifiable, reliabled and

    repeatable).

    5. Frekuensi pemutakhirannya bermanfaat (the frequency of updates are

    meaningfull).

    6. Penetapan target untuk perbaikan dapat dilakukan (meaningful targets for

    improvement are established).

    7. Kemungkinan pembandingan dengan perusahaan lain dapat dilakukan(external

    benchmarking is feasible and/or desirable).

    8.

    Pengukurannya masih valid (validity of measures not old unvalid measures).

    9. Data dan sumber daya tersedia (availability of data and resources).

    10. Biaya pengukurannya tidak melebihi manfaatnya (cost of measures not more

    than benefit of measures).

    Apapun Key performance indicatorsyang dipilih, harus mencerminkan tujuan

    perusahaan, harus menjadi kunci untuk keberhasilan, dan mereka harus diukur

    (terukur). Key Performance Indicatorsbiasanya adalah pertimbangan jangka panjang.

    Tujuan untuk Key Performance Indicators tertentu dapat berubah karena perubahan

    tujuan perusahaan, atau sudah mendekati tujuan yang ingin dicapai.

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    36/37

    2.5 KERANGKA PEMIKIRAN

    Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

    PT. Sur ana

    Visi,Misi, Tujuan strategis

    HR Scorecard

    Perspektif

    Keuangan

    Perspektif

    Pelanggan

    Perspektif

    Bisnis

    Internal

    Perspektif

    pertumbuhan

    dan

    embela aran

    -Mengurangi

    biaya yangberhubungan

    denganHR

    -Meningkat

    kan nilai dan

    HR ROI

    -Meningkat

    kan kepuasaan

    pelanggan

    -Meningkatkan kepuasan

    karyawan

    -Meningkatkan komitmen

    karyawan

    -Memperkuat penghargaan dan

    recognitionprogram

    -Memperkuat perekrutan dan

    penyewaan orang yang tepat, di

    tempat dan waktu yang tepat-Workforce planning

    -Succession Planning

    -Meningkatkan informasi dan

    ketersediaan data

    -HR Process Improvement

    -A diverse workforce

    -Mengurangi resiko yang

    berhubungan dengan kegagalan

    hukum, kebijakan, dan kontrak

    buruh

    -Memperbesar rasa tanggung

    jawab staffHR

    -Meningkat

    kanpengetahuan

    dan skill

    karyawan

    -Meningkatkan komitmen

    karyawanHR

    -Membuat

    modelmanajemen

    kinerja dan

    komunikasi di

    dalamHR

    Kontribusi HRD terhadap perusahaan

    Usaha untuk meningkatkan kontribusi HRD

  • 5/27/2018 BAB 2 MSDM

    37/37

    Keterangan :

    Langkah awal dalam mengukur kontribusi departemen sumber daya manusia

    dalam pencapaian tujuan strategis perusahaan adalah dengan mengetahui visi, misi,

    dan tujuan strategis perusahaan dan menerjemahkannya kedalam 4 perspektif HR

    scorecard yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan

    pertumbuhan dan pembelajaran.

    Setelah menerjemahkan tujuan strategis perusahaan, maka didapatkan kontribusi

    apa saja yang di berikan oleh departemen sumber daya manusia dalam pencapaian

    tujuan strategis perusahaan tersebut.

    Setelah mengetahui kontribusi yang bisa diberikan oleh departemen sumber daya

    manusia dalam pencapaian tujuan strategis perusahaan, langkah selanjutnya adalah

    mengukur kontribusi yang telah diberikan oleh sumber daya manusia tersebut.

    Setelah itu langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan analisis untuk

    mengetahui usaha apa yang bisa dilakukan oleh departemen sumber daya manusia

    untuk meningkatkan kontribusinya dalam pencapaian tujuan strategis perusahaan.