BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem...

29
9 BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005) mendefinisikan Sistem informasi sebagai kombinasi atau gabungan yang terorganisasi dari orang, perangkat keras (hardware), piranti lunak (software), jaringan komunikasi dan sumber-sumber data mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Sedangkan menurut Satzinger (2005) menyebutkan sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling terkait, yang mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output informasi yang dibutuhkan untuk meyelesaikan tugas-tugas bisnis. Laudon and Laudon dalam Hamza (2009), juga berpendapat tentang sistem informasi yang adalah komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menditribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Dari beberapa definisi diatas dapat simpulkan Sistem informasi adalah suatu sistem yang terintegrasi dan terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan dimana mampu menyediakan informasi yang sangat berguna bagi individu

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

9

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

2.1 Sistem Informasi O’brien (2005) mendefinisikan Sistem informasi

sebagai kombinasi atau gabungan yang terorganisasi dari

orang, perangkat keras (hardware), piranti lunak (software),

jaringan komunikasi dan sumber-sumber data

mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi

dalam sebuah organisasi. Sedangkan menurut Satzinger

(2005) menyebutkan sistem informasi adalah sekumpulan

komponen yang saling terkait, yang mengumpulkan,

memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output

informasi yang dibutuhkan untuk meyelesaikan tugas-tugas

bisnis. Laudon and Laudon dalam Hamza (2009), juga

berpendapat tentang sistem informasi yang adalah

komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja

sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan

menditribusikan informasi untuk mendukung pengambilan

keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Dari

beberapa definisi diatas dapat simpulkan Sistem informasi

adalah suatu sistem yang terintegrasi dan terdiri dari

komponen-komponen yang saling berkaitan dimana mampu

menyediakan informasi yang sangat berguna bagi individu

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

10

dalam menyelesaikan tugas dan dalam pengambilan

keputusan.

Komponen sistem informasi secara umum menurut

kadir (2003) adalah :

• Perangkat keras (hardware), mencangkup piranti fisik

seperti komputer, monitor, printer, hardis dan lain-

lain.

• Perangkat lunak (software) atau program, merupakan

sekumpulan instruksi atau perintah yang

memungkinkan perangkat keras bisa digunakan

untuk memproses data.

• Prosedur, Instruksi bagi pengguna (user), cara yang

diperlukan bagi pemakai untuk mendapatkan

informasi yang akan digunakan.

• Orang, merupakan semua pihak yang bertanggung

jawab dan menggunakan sistem informasi tersebut,

seperti sponsor (system owner), pengguna sistem

(user), perancang sistem (system designer) dan

pengembang sistem informasi (sistem development).

• Basis data (database), berupa kumpulan data dan

informasi yang diorganisasikan sedemikian rupa

sehingga mudah diakses pengguna sistem informasi.

• Jaringan komputer dan komunikasi data merupakan

sistem penghubung yang memungkinkan suatu

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

11

sumber dipakai secara bersama-sama, baik pada

waktu dan tempat bersamaan ataupun berbeda.

2.2 Aspek keperilakuan (behavioral Aspect) penggunaan Teknologi informasi

Menurut Goodhue dalam Hamzah 2009, Teknologi

didefinisikan sebagai alat yang digunakan oleh individu

untuk membantu menyelesaikan tugas mereka. Perangkat

keras (hardware) dan perangkat lunak (sowftare)

merupakan alat teknologi yang digunakan. Sejalan dengan

pendapat Bodnar dan Hopwood dalam Nasution 2009

menjelaskan tentang tiga elemen yang saling berinterkasi

dalam penerapan TI yakni Perangkat keras (hardware)

sebagai media dalam pemprosesan informasi, perangkat

lunak (sowftare) sebagai sistem aplikasi yang digunakan

dalam pemprosesan data atau informasi dan pengguna

(brainware) merupakan yang terpenting karena sebagai

pengembang, operator sekaligus pengguna sistem, memiliki

aspek keperilakuan dalam konteks sebagai manusia

spikologi, sehingga pengguna (brainware) menjadi faktor

penentu dalam penggunaan TI.

Tompson dalam Rahadi 2007 juga menjelaskan

tentang faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang

mempengaruhi perilaku individu, sikap seseorang yang

berkaitan dengan perilaku juga menurut Syam dalam

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

12

Rahadi 2007, Perilaku ini perlu mendapat perhatian khusus

dalam konteks penerapan TI. Lebih lanjut Henry dalam

Nasution 2009, juga berpendapat bahwa perilaku pengguna

dan personal sistem diperlukan dalam pengembangan

sistem karena hal ini berkaitan dengan pemahaman dan

cara pandang dari pengguna sistem sehingga dapat

disimpulkan bahwa persepsi dari pengguna yang terlibat

dalam implementasi sistem akan berpengaruh pada akhir

sistem. Sistem dikatakan berhasil atau tidak, dapat

diterima, bermanfaat atau tidak jika diterapkan.

Jadi dalam penggunaan Teknologi Informasi, aspek

perilaku merupakan aspek yang sangat penting, karena

berhubungan lansung dengan pengguna sebagai user.

Sebab interaksi antara pengguna dengan TI sangat

dipengaruhi oleh persepsi, sikap, afeksi sebagai aspek

keprilakuan yang melekat pada tiap manusia sebagai

pengguna (user).

2.3 Sistem Informasi akademis Satya Wacana (SIASAT) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang

memanfaatkan TI dalam menjalankan aktivitas utamanya

yakni dalam bidang akademik telah menggunakan TI

sebagai sarana dan prasarana untuk memberikan

pelayanan kepada mahasiswa, dosen dan staff pekerjanya,

dalam melakukan aktivitasnya UKSW sudah didukung oleh

Biro Administrasi dan Akademik (BAA) yang berfungsi dalam

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

13

menjalankan pelayanan administrasi akademik. BAA sendiri

sudah di dukung oleh teknologi informasi yang dalam

pengembangan teknologi tersebut dikelola oleh Biro

Teknologi dan Sistem Informasi (BTSI) adalah sebuah biro

yang bertugas dan bertanggung jawab dalam

mengembangkan dan melayani kebutuhan civitas

akademika dalam bidang teknologi informasi, sistem

informasi, multimedia dan fasilitas pengajaran yang

diiplementasikan di UKSW. Dalam bidang sistem informasi

BTSI terus mengembangkan dan menjamin keberlansungan

aksesibilitas sistem-sistem informasi di UKSW dan salah

satu sistem yang dikembangkan adalah sistem informasi

akademis Satya Wacana (SIASAT) merupakan salah satu

fasilitas layanan yang disediakan dalam mendukung serta

menunjang peningkatan kinerja akademik mahasiswa.

Penggunaan aplikasi sistem SIASAT untuk

menyimpan data administrasi setiap mahasiswa dari awal

masuk sampai pada kelulusan secara online dan real-time.

SIASAT yang merupakan salah satu unit penunjang

akademik terdiri dari sekumpulan prosedur yang mengatur

kegiatan-kegiatan administrasi akademik seperti prosedur

registrasi mahasiswa dengan melihat tagihan keuangan dan

pembayaran secara online, prosedur registrasi matakuliah

dengan mencetak kartu rencana studi (KRS), prosedur nilai

dan transkip serta keaktifan mahasiswa. Semua mahasiswa

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

14

UKSW dapat mengakses aplikasi tersebut melalui homepage

UKSW dengan alamat http://www.uksw.edu/id.php

kemudian memilih menu program akademik selanjutnya

klik SIASAT atau lansung ke alamat http://siasat.uksw.edu.

2.4 Model Kesuksesan Sistem Informasi Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk

menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor yang

menyebabkan kesuksesan dari suatu sistem informasi

seperti kesuksesan sistem informasi Delone dan McLean

(D&M IS success Model) dan Technology Acceptance Model

(TAM) oleh Davis.

2.4.1 Model kesuksesan sistem informasi Delone dan McLean (D&M IS success Model)

Model kesuksesan sistem informasi yang di

perkenalkan oleh Delone dan McLean. Berdasarkan teori-

teori dan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya yang

telah teruji, Delone dan McLean mengembangkan suatu

model dengan nama model kesuksesan sistem informasi

Delone dan McLean (D&M IS success Model). Dalam proses

pembuatannya, menurut Delone dan McLean model ini

didasari oleh suatu proses pembuatan informasi dan

dampak dari penggunaan sistem informasinya. Delone dan

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

15

McLean mendasarkan modelnya pada tiga komponen proses

yang terdiri dari,

1. Pembuatan dari suatu sistem informasi

2. Penggunaan sistem informasi tersebut.

3. Konsekuensi atau dampak dari penggunaan

sistem.

Model ini telah teruji validitasnya dan cepat mendapat

tanggapan dari para peneliti karena model yang

dikembangkan terbilang cukup sederhana dan dianggap

cukup valid untuk semua jenis sistem informasi,

pengembangan model kesuksesan ini didasarkan pada

proses dan hubungan kausal dari elemen-elemen dalam

model, jadi masing-masimg dari tiap elemen tidak

mengukur kesuksesan SI secara independen tetapi

mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang

lainnya. Keenam elemen atau faktor pengukuran tersebut

adalah kualitas sistem (system quality), kualitas informasi

(information quality), penggunaan (use), kepuasan pemakai

(user satisfaction), dampak individu (individual impact) dan

dampak organisasi (organization impact) dari sistem

informasi, seperti terlihat pada gambar 2.1 dibawah ini.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

16

Gambar 2.1 Model kesuksesan sistem informasi Delone dan

McLean dalam jogiyanto 2007

Dari gambar diatas, dapat dijelaskan secara singkat

bahwa kualitas sistem (system quality) dan kualitas

informasi (information quality) secara independen dan

bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use) dan

kepuasan pemakai (user satisfaction). Besarnya elemen

penggunaan (use) dapat mempengaruhi nilai dari kepuasan

pemakai (user satisfaction) secara positif ataupun negatif,

berikutnya penggunaan (use) dan kepuasan pemakai (user

satisfaction) mempengaruhi dampak individu (individual

impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak organisasi

(organization impact) dari sistem informasi.

Berikut elemen-elemen yang terdapat dalam D&M IS

success Model

1. Kualitas sistem (system quality)

Kualitas sistem (system quality) dan Kualitas informasi

(information quality) merupakan elemen pertama pada

Kualitas informasi (information

quality)

Kualitas sistem (system quality)

Penggunaan (use)

Kepuasan Pemakai

(user satisfaction)

Dampak organisasi (organization

impact)

Dampak individu (individual impact)

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

17

model kesuksesan Delone dan McLean. Kualitas sistem

(system quality) yang digunakan untuk mengukur

kualitas dari sistem informasi yang dipakai

2. Kualitas informasi (information quality)

Kualitas informasi (information quality) digunakan untuk

mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi

3. Penggunaan (use)

Penggunaan (use) merupakan penggunaan keluaran

suatu sistem informasi oleh penerima, banyak peneliti

yang menggunakan proksi penggunaan (use) sebagai

pengukuran kesuksesan SI, dimana konsep pengunaan

(use) dari suatu sistem dapat dilihat dari beberapa

perspektif yakni penggunaan nyata (actual used),

penggunaan persepsi (perceived use) dan penggunaan

dilaporkan (reported use).

4. Kepuasan pemakai (user satisfaction)

Kepuasan pemakai (user satisfaction) merupakan respon

pengguna terhadap penggunaan keluaran dari sistem

informasi.

5. Dampak individu (individual impact)

Dampak individu (individual impact) merupakan efek

dari informasi terhadap perilaku pengguna. Dampak

individu ini berhubungan erat dengan kinerja, yakni

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

18

dapat meningkatkan kinerja individu yang

menggunakan sistem.

6. Dampak organisasi (organization impact)

Dampak organisasi (organization impact) merupakan

elemen terakhir dalam model kesuksesan Delone dan

McLean. Pada elemen ini akan menjelaskan bagaimana

informasi yang dihasilkan oleh sistem berpengaruh pada

peningkatan kinerja organisasi.

Dalam studinya, menurut Delone dan McLean dari

berbagai hasil riset yang dilakukan mengenai kesuksesan

sistem informasi serta pengembangan model yang dilakukan

para ahli seperti Walstrom, Hardgrave dan Leonard dalam

Mc Gill et al. 2003 serta Livari 2005, secara empiris

menyebutkan bahwa kesuksesan sistem informasi

dipengaruhi oleh kualitas sistem informasi dan kualitas

informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut.

Penelitian empiris Model Delone dan McLean yang

dilakukan oleh Mc Gill et al (2003) menemukan bahwa

Perceived information quality dan perceived system quality

merupakan prediktor yang signifikan bagi user satisfaction,

sedangkan user satisfaction juga merupakan prediktor yang

signifikan bagi intended use dan perceived individual impact.

Studi lain yang dilakukan oleh Livari (2005) mendapat hasil

bahwa perceived system quality dan perceived information

quality merupakan prediktor yang signifikan bagi user

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

19

satisfaction, namun dalam penelitiannya tidak ada

signifikansi terhadap intensitas penggunaan sistem tersebut

dan user satisfaction juga merupakan prediktor yang

signifikan terhadap individual impact. Dari penelitian-

penelitian ini dapat dijadikan argumentasi research gap

yang menjadi dasar dilakukannya pengujian empiris

terhadap model Delone dan McLean pada objek yang

berbeda.

2.4.2 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) atau Model

penerimaan Teknologi ini pertama kalinya diperkenalkan

oleh Fred D. Davis pada tahun 1989, yang dibuat khusus

untuk pemodelan adopsi penggunaan sistem informasi yang

bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari

perilaku pengguna terhadap penerimaan penggunaan

teknologi. Model TAM sendiri sebenarnya diadopsi dari

model TRA yang menurut David merupakan teori tindakan

yang beralaskan dengan satu asumsi bahwa reaksi dan

persepsi seseorang terhadap suatu hal, akan menentukan

sikap dan perilaku orang tersebut (Wibowo, 2006). Faktor-

faktor yang dapat mempengaruhinya seperti reaksi dan

persepsi penggunaan TI akan mempengaruhi sikapnya

dalam penerimaan teknologi tersebut.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

20

Model TAM yang dikembangkan dari teori spikologis

menjelaskan tentang perilaku penguna TI, yakni

berdasarkan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude),

intensitas (intention) dan hubungan perilaku pengguna (user

behavior relationship). Model TAM bertujuan untuk

menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna

terhadap penerimaan penggunaan TI. Dalam model TAM

yang menjelaskan tentang aspek keperilakuan,

menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilaku

penggunaan TI dengan dua variabel yakni kemanfaatan

(usefulness) dan kemudahan penggunaan (ese of use),

dengan melihat faktor pemanfaatan dan kemudahan

penggunaan TI tersebut, menjadi tindakan yang beralasan

dalam konteks penggunaan teknologi, sehingga dengan

alasan tersebut dapat menjadi tindakan/alasan seseorang

dalam menerima penggunaan teknologi informasi. Adapun

model dari Penerimaan teknologi dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar 2.1. Technolgy Accepted Model merujuk dari wahyudi, 2008.

Perceiver Usefulness

Perceiver Ease of use

Attitude Toward

Behavior Intention to Use

Actual System Usage

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

21

Adapun penjelasan dari masing-masing konstruk

dalam model TAM sebagai berikut :

1. Perceived Ease of use

Perceived Ease of use sebagai persepsi tentang

kemudahan penggunaan sebuah teknologi didefinisikan

sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa

teknologi informasi dapat dengan mudah dipahami dan

digunakan. (Davis dalam Wibowo, 2007)

2. Perceiver Usefulness

Perceiver Usefulness sebagai persepsi terhadap

kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran

dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan

mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakan.

(Davis dalam Wibowo, 2007)

3. Attitude Toward Using

Attitude Toward Using dikonsepkan sebagai sikap

terhadap penggunaan sistem yang berbentuk

penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila

seseorang menggunakan suatu teknologi dalam

pekerjaannya. (Davis dalam Wibowo, 2007)

4. Behavioral Intention to Use

Behavioral Intention to Use adalah kecenderungan

perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi.

(Davis dalam Wibowo, 2007)

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

22

5. Actual system Usage

Actual system Usage merupakan kondisi nyata dari

penggunaan sistem. Dikonsepkan dalam bentuk

pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu

penggunaan teknologi. (Davis dalam Wibowo, 2007)

Model TAM difokuskan pada sikap terhadap

pemakaian teknologi informasi yang mana menurut Hartono

2007 dalam Lihawa 2012 menjelaskan dan meprediksi

penerimaan penggunaan terhadap suatu teknologi dan

menjelaskan perilaku dari penggunaan teknologi. Sehingga

TAM secara terperinci menjelaskan penerimaan teknologi

informasi dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat

mempengaruhi pemakai agar mudah dalam penerimaan

suatu teknologi informasi.

2.5 Penelitian terdahulu Penelitian sebelumnya telah dilakukan dalam

mengukur kinerja SI akademik di UKSW. Penelitian pertama

yang dilakukan oleh Haryani dan Pranoto (2006)

menggunakan metode pengukuran kepuasan pelanggan

(user satisfaction) kinerja SIASAT diukur berdasarkan

tingkat kepuasan siswa dengan melihat faktor

standardization, Understandability dan Timeliness, data

diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada sejumlah

responden yakni khusus mahasiswa program professional

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

23

(PP) UKSW dengan jumlah sampel 263 responden. Hasilnya

ditemukan bahwa keberhasilan SIASAT dalam menyediakan

informasi yang berkualitas secara keseluruhan tidak

memuaskan bagi mahasiswa, walaupun salah satu faktor

yakni Timeliness mahasiswa sangat puas sedangkan

standardization, Understandability tidak.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Haryani (2008)

dengan mengukur kinerja SIASAT berdasarkan user

participation dan user understanding dalam mempengaruhi

kepuasan pengguna. Dalam penelitiannya juga menemukan

bahwa mahasiswa menyatakan ketidakpuasan pada

SIASAT. sedangkan pemahaman dan partisipasi mahasiswa

juga dinilai rendah. Dalam penelitiannya Haryani

menyarankan agar dilakukan evaluasi secara berkala

terutama pada fitur-fiturnya seperti konten, akurasi,

ketepatan waktu, format dan kemudahan penggunaan serta

mengetahui faktor penyebab rendahnya kinerja dari

intrumen tersebut.

Berkaca dari Penelitian-penelitian sebelumnya,

penelitian yang dilakukan yakni pengidentifikasian faktor-

faktor penentu kesuksesan SI akademik guna menilai

kinerja dari SIASAT menggunakan model kesuksesan SI

yang dikembangkan oleh Delone dan Mclean dan

dimodifikasi dengan model penerimaan sistem informasi

oleh Davis menggunakan variabel kualitas dari informasi

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

24

yakni persepsi kemanfaatan sistem (perceived usefulness)

dan penggunaan nyata (actual system use) dalam

Technology Acceptance Model (TAM). Variabel yang

digunakan dalam model kesuksesan Delone dan Mclean

yakni faktor kualitas sistem (system quality) dan kepuasan

pengguna (user satisfaction) dilihat dari persepsi mahasiswa.

Dalam penelitian ini, gambaran konseptual model

yang digunakan adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3 Konseptual model diadaptasi dari Delone dan

McLean dan Davis

Model kesuksesan sistem informasi Delone dan

McLean yang dimodifikasi dengan model penerimaan sistem

informasi TAM menurut Davis menunjukkan hubungan

kausalitas seperti pada model Delone dan McLean

didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari elemen-

elemen dalam model. Kualitas sistem (system quality)

mempengaruhi secara positif Persepsi Kemanfaatan

(perceived usefulness) dan penggunaan nyata (actual use).

Persepsi Kemanfaatan (Perceived Usefulness)

Kualitas sistem (System quality)

Penggunaan nyata (Actual system Use)

Kepuasan pemakai (user satisfaction)

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

25

persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) berpengaruh

positif terhadap penggunaan nyata (actual use) dan

Penggunaan nyata (actual use) berpengaruh positif terhadap

kepuasan pemakai (user satisfaction)

Penjelasan konstruk-konstruk pada konseptual model

sebagai beriku :

1. Kualitas Sistem (system quality)

Menurut Delone dan McLean kualitas sistem (system

quality) merupakan karakteristik dari informasi yang

melekat mengenai sistem itu sendiri. Kualitas dari sistem

informasi juga didefinisikan oleh Davis sebagai persepsi

kemudahan penggunaan (perceived Ease of use) yang

merupakan tingkatan dari seberapa besar teknologi

komputer dirasakan relatif mudah untuk dipahami dan

digunakan. Kerangka teoritis tersebut menunjukkan bahwa

kualitas sistem (system quality) yang baik dapat

berpengaruh pada tingkat penggunaan sistem informasi,

dimana semakin baik kualitas sistem informasi yang

diberikan maka intensitas penggunaan sistem akan

meningkat. Penggunaan dari sistem tersebut dapat

dikatakan bermanfaat bagi pengguna, sehingga tingginya

derajat manfaat yang diperoleh mengakibatkan pengguna

akan merasa lebih puas.

Swanson dalam Jogiyanto (2007) menjelaskan untuk

mengukur kualitas sistem teknologi menggunakan

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

26

pengukuran apresiasi terhadap SIM oleh para pemakai

manajer dalam mengukur kualitas sistem. Elemen-elemen

pengukuran yang digunakan adalah keandalan dari sistem

komputer, waktu respon on-line dan kemudahan

penggunaan terminal. Adapun kualitas sistem yang

diadaptasi oleh Bailey dan pearson dalam jogiyanto 2007,

yang terdiri dari enam skala yakni fleksibilitas sistem,

integrasi sistem, waktu respon, perbaikan kesalahan,

kenyamanan akses dan bahasa.

Kualitas sistem (system quality) dalam sistem

informasi akademik di UKSW berhubungan dengan

performa sistem dan user interface. Kualitas sistem

memerlukan indikator pengukuran untuk mengetahui

seberapa besar kualitas dari sistem informasi tersebut,

indikator diperlukan karena kualitas sistem (system quality)

merupakan variabel laten yang tidak dapat diukur secara

lansung. Dalam sistem informasi akademik seperangkat

pertanyaan kualitas sistem yang dapat diukur melalui

beberapa indikator seperti Navigasi (navigation), Waktu

respon (response time), Keandalan sistem (system reliability),

keamanan (security) dan Akurasi sistem (accuracy).

2. Persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness)

Dalam model kesuksesan DeLone dan McLean

menjelaskan tentang kualitas informasi (information quality)

sebagai pengukur kualitas keluaran dari sistem informasi.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

27

sedangkan dalam model Davis variabel kualitas dalam

informasi adalah persepsi dari kemanfaatan (Perceived

Usefulness) yang mana menurut Wibowo (2007) juga

mendefinisikan persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness)

sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi

informasi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang

yang menggunakannya. Dimensi kemanfaatan teknologi

informasi meliputi : a. Kegunaan yakni, menjadikan pekerjaan jauh lebih

mudah, bermanfaat dan menambah produktivitas.

b. Efektifitas yakni meningkatkan efektifitas dan

mengembangkan kinerja pekerjaan.

Persepsi kemanfaatan (Perseived Usefulness)

didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja

dari pekerjaannya (Jogiyanto, 2007). Berkaitan dengan

kegunaan SIASAT, respon mahasiswa dalam penggunaan

sistem akan mempertimbangkan faktor pemanfaatan, jika

dirasakan bahwa sistem tersebut memberikan manfaat bagi

mereka dan membantu menyelesaikan pekerjaannya, maka

akan mempengaruhi perilaku mereka dan mendorong

keinginan mereka untuk menggunakan sistem informasi.

Dalam kajian ini, kemanfaatan sistem merupakan penentu

yang kuat terhadap sikap penggunaan sistem informasi.

Indikator yang digunakan dalam Sistem tersebut seperti

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

28

efektifitas (efectifity), kemudahan (ease of use), kelengkapan

informasi (completeness), ketepatwaktuan (timeliness),

kehandalan informasi (Reliable information) dan penyajian

informasi (format)

3. Penggunaan Nyata (actual system use)

Penggunaan nyata merupakan konsep dari pengguna

(use) yang merupakan salah satu variabel dalam model

kesuksesan DeLone dan McLean yang adalah penggunaan

dari informasi yakni penggunaan keluaran dari sistem

informasi yang dihasilkan oleh pengguna, adapun beberapa

variabel yang digunakan oleh DeLone dan McLean sebagai

berikut :

a. Penggunaan waktu harian (daily use time)

b. Frekuensi pengguaan (frequency of use)

Sedangkan dalam model Davis memiliki kesamaan

variabel yakni penggunaan Nyata (actual system use)

menjelaskan kondisi nyata dari penggunaan sistem.

Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi

dan durasi waktu penggunaan teknologi (Wibowo, 2007).

Intensitas penggunaan Sistem informasi mengacu pada

seberapa sering pegguna menggunakan sistem tersebut,

dalam kaitannya dengan penelitian ini, penting untuk

membedakan apakah pemakainya termaksud keharusan

atau digunakan secara sukarela.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

29

Dalam model penelitian ini menggunakan variabel

pengguna (use) diganti menggunakan variabel actual system

use dari model Davis karena diadaptasi dengan kondisi

pada SIASAT UKSW sebagai objek penelitian dengan

indikator frekuensi dan waktu penggunaan. Fokus

penelitian ini hanya kepada mahasiswa selaku pengguna

nyata dari sistem informasi, bagaimana pengaruh dan

dampak yang ditimbulkan dari penggunaan sistem secara

nyata tersebut terhadap kepuasan pengguna yang dapat

meningkatkan kinerja dari mahasiswa.

4. Kepuasan pemakai (user satisfaction)

Kepuasan pemakai merupakan respon lansung

terhadap hasil keluaran dari sistem informasi, beberapa

peneliti seperti EinDor dan Segev serta Hamilton dan

Chervany dalam Jogiyanto (2007) mengusulkan bahwa

kepuasan pemakai adalah satu-satunya faktor penentu

keberhasilan suatu sistem informasi. Selain itu pada

beberapa penelitian lain disebutkan bahwa kepuasan

pemakai berhubungan sangat erat dengan perilaku (attitude)

dari pengguna. Oleh karena itu DeLone dan McLean

menentukan variabel-variabel pegukuran seperti kepuasan

menyeluruh terhadap sistem dan perilaku pengguna

terhadap sistem informasi yang digunakan.

Jogiyanto (2007) juga menjelaskan kepuasan pemakai

(user satisfaction) sebagai respon pemakai terhadap

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

30

penggunaan keluaran sistem. Selain itu kepuasan

penggunaan menunjukkan seberapa jauh pemakai puas

dan percaya pada sistem informasi yang disediakan dalam

memenuhi kebutuhan mereka. Variabel ini diukur dengan

indikator seperti efisiensi (efficiency), keefektifitan

(effectiveness) dan kepuasan menyeluruh terhadap sistem

(satisfaction).

2.6. Model Penelitian Model Penelitian ini adalah sebagai berikut :

H3

H1 H4

H2

Gambar 2.4 Model Penelitian

Adapun definisi dari masing-masing variabel tersebut

sebagai berikut :

Kualitas sistem (system quality) berarti hardware dan

software dalam sistem informasi dan fokusnya adalah

performa dari sistem. Dalam sistem informasi akademik

seperangkat pertanyaan kualitas sistem yang dapat

diukur melalui beberapa indikator seperti Navigasi

Persepsi Kemanfaatan (Perceived Usefulness)

Kualitas sistem (System quality)

Penggunaan nyata (Actual system Use)

Kepuasan pemakai (user satisfaction)

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

31

(navigation), Waktu respon (response time), Keandalan

sistem (system reliability), keamanan (security) dan

Akurasi sistem (accuracy) yang diadaptasi dari Anh 2004

dalam Pratiwi 2010.

Persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness)

Persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness) sebagai

sejauh mana mahasiswa percaya bahwa menggunakan

sistem SIASAT akan mendatangkan manfaat untuk

meningkatkan kinerja dari pekerjaannya, respon

mahasiswa dalam penggunaan sistem akan

mempertimbangkan faktor pemanfaatan, jika dirasakan

bahwa sistem tersebut memberikan manfaat bagi

mereka, maka akan mempengaruhi perilaku mereka dan

mendorong keinginan mereka untuk menggunakan

sistem informasi. Indikator yang digunakan dalam

Sistem tersebut seperti efektifitas (efectifity), kemudahan

(ease of use), kelengkapan informasi (completeness),

ketepatwaktuan (timeliness), kehandalan informasi

(Reliable information) dan penyajian informasi (format)

yang diadaptasi dari Wibowo 2007.

Penggunaan Nyata (actual system use)

Penggunaan nyata menjelaskan bahwa seberapa sering

pengguna memakai sistem SIASAT. dalam kaitannya

dengan penelitian ini penting untuk membedakan

apakah pemakainya termaksud keharusan yang tidak

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

32

bisa dihindari atau sukarela. Variabel ini diukur dengan

indikator yang hanya dua item yaitu Dikonsepkan dalam

bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi

waktu penggunaan teknologi yang diadaptasi dari

Wibowo, 2007.

Kepuasan pemakai (user satisfaction) merupakan respon

dan umpan balik yang dimunculkan oleh mahasiswa

setelah memakai sistem SIASAT atau mengukur tingkat

kepuasan mahasiswa terhadap sistem dan output yang

dihasilkan. Kepuasan penggunaan menunjukkan

seberapa jauh mahasiswa puas dan percaya pada sistem

SIASAT yang disediakan dalam memenuhi kebutuhan

akademik mereka. Variabel ini diukur dengan indikator

seperti efisiensi (efficiency), keefektifitan (effectiveness)

dan kepuasan menyeluruh terhadap sistem

(satisfaction). Yang diadaptasi dari McGill et al 2003

2.7 Pengembangan Hipotesis 2.7.1 Pengaruh Kualitas sistem terhadap Persepsi

kemanfaatan Delone dan McLean dalam jogiyanto 2007,

menjelaskan kualitas sistem sebagai karakteristik dari

informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri. Suatu

sistem dikatakan dapat memenuhi karakteristik yang

diinginkan oleh pengguna ditentukan oleh kemampuan yng

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

33

dimiliki oleh sistem untuk dapat mengolah data menjadi

informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Dengan

adanya kualitas sistem yang baik berdampak pada tingkat

penggunaan sistem informasi, penggunaan dari sistem

tersebut dapat dikatakan bermanfaat bagi pengguna

sehingga tingginya derajat manfaat yang diperoleh

mengakibatkan pengguna akan merasa lebih puas.

Davis dalam Instianingsih et al., 2009 juga

mendefinisikan kualitas sistem sebagai kemudahan sistem

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi

kemanfaatan. Kim Suh dan Lee dalam Agustiani 2010,

mengungkapkan bawah keefektifan kinerja akan

dipengaruhi oleh kapasitas pemprosesan informasi yang

diperlukan, dimana kepuasan pemakai akan meningkat

apabila terdapat keselarasan dalam pemanfaatan teknologi.

Pemanfaatan sistem menunjukkan keyakinan pengguna

pada kontribusi dari sistem sedangkan kualitas sistem

menunjukkan tingkat peforma dari sistem dimana

penggunaan sistem informasi dikatakan mudah dan tidak

memerlukan usaha keras. Bila sistem tersebut mudah

dalam penggunaan, maka akan meningkatkan kinerja

pengguna dalam penggunaan, sebaliknya jika Sistem tidak

mudah digunakan maka menurunkan pemanfaatan sistem

yang berdampak pada kinerja pengguna.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

34

Berdasarkan dari uraian literatur diatas maka

dirumuskan hipotesa pertama sebagi berikut :

H1 : Kualitas Sistem pada SIASAT mempengaruhi persepsi

kemanfaatan sistem.

2.7.2 Pengaruh Kualitas sistem terhadap Penggunaan Nyata

Model kesuksesan Delone dan McLean dalam

jogiyanto 2007, mengasumsikan bahwa kualitas dari sistem

informasi dapat mempengaruhi penggunaan dari sistem

informasi. serta Davis dalam model TAM mendefinisikan

Kualitas sistem sebagai persepsi kemudahan dalam

mempengaruhi penggunaan nyata (Surachman, 2008).

Kualitas sistem menunjukkan kualitas dari apliksai

sistem yang diterapkan sedangkan kualitas dari

pemanfaatan sistem nenunjukkan manfaat yang dihasilkan

dari aplikasi sistem informasinya, kedua kualitas tersebut

menentukan sikap dari pengguna sebagai penerima

informasi. Kerangka teoritis tersebut menjelaskan bahwa

kualitas sistem dengan pemenuhan manfaat yang baik

dapat berpengaruh terhadap tingkat penggunaan sistem

sehingga dari pernyataan ini dibuat hipotesa sebagai

berikut,

H2 : Kualitas sistem SIASAT memiliki pengaruh terhadap

penggunaan Nyata sistem.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

35

2.7.3 Pengaruh Persepsi kemanfaatan terhadap Penggunaan Nyata

Jogiyanto, 2007 menyatakan persepsi kemanfaatan

sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja

dari pekerjaannya. Sedangkan penggunaan nyata

menjelaskan kondisi nyata dari penggunaan sistem

(Wibowo, 2007).

Penelitian Davis dalam Kartika 2009, menunjukkan

bahwa persepsi kemanfaatan memiliki hubungan yang kuat

dengan pengguna sistem, pernyataan ini didukung oleh

penelitian Sun dan zhang 2006, menyebutkan persepsi

kemanfaatan dengan penggunaan nyata memperoleh hasil

yang signifikan. Serta Surachman (2008), Szajna dalam

lihawa 2012, yang mengemukakan bahwa variabel

kemanfaatan berpengaruh signifikan dalam menjelaskan

sikap terhadap penggunaan nyata sistem informasi.

Pemanfaatan sistem teknologi berpengaruh terhadap

pengguna sistem, apakah teknologi tersebut mempunyai

dampak yang baik atau buruk. Respon pengguna dalam

penggunaan sistem akan mempertimbangkan faktor

pemanfaatan, jika dirasakan bahwa sistem tersebut

memberikan manfaat bagi mereka dan membantu

menyelesaikan pekerjaannya, maka akan mempengaruhi

perilaku mereka dan mendorong keinginan mereka untuk

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

36

menggunakan sistem informasi. Dalam kajian ini,

kemanfaatan sistem merupakan penentu yang kuat

terhadap sikap penggunaan sistem informasi sehingga dari

pernyataan ini dibuat hipotesa sebagai berikut,

H3 : Persepsi Kemanfaatan berpengaruh terhadap

Penggunan Nyata dari sistem.

2.7.4 Pengaruh Penggunaan Nyata terhadap Kepuasan Pengguna Model kesuksesan Delone dan Mclean menyatakan

adanya pengaruh antara penggunaan nyata dengan

kepuasan penggunaan (jogiyanto 2007). Dalam penelitian

mereka ditemukan dampak penggunaan sistem informasi

dengan kepuasan penggunaan bersifat timbal balik

sedangkan Seddon dalam Istianingsih et al., 2009

menyatakan bahwa dampak dari penggunaan sistem

informasi yang berupa meningkatnya kinerja individu, akan

mempengaruhi tingkat kepuasan dari pengguna dan tidak

menyebutkan adanya timbal balik antara keduanya. Rai et

al., 2002 juga dalam penelitiannya menjelaskan dampak

dari sistem penggunaan sistem informasi berpengaruh

terhadap kepuasan pengguna.

Namun Livari 2005 dalam penelitiannya mengenai

keberhasilan sistem informasi yang baru diterapkan

terhadap pengguna sistem informasi yang bersifat

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4108/3/T2_912010005_BAB II.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005)

37

mandatory, hasilnya menyatakan bahwa penggunaan nyata

dalam memprediksi kepuasan pemakai tidak memiliki

pengaruh yang signifikan. Sehingga berdasarkan dari uraian

teoritis diatas maka dibuat hipotesa sebagi berikut :

H4 : Penggunaan nyata berpengaruh terhadap kepuasan

pengguna