BAB 2 LANDASAN TEORI Menurut Wheelan dan Hunger...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI Menurut Wheelan dan Hunger...
11
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Strategi
Menurut Wheelan dan Hunger (2004, p13), strategi dari
sebuah perusahaan merupakan perencanaan utama yang menyeluruh yang
merumuskan bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya.
Strategi yang tepat akan mampu memaksimalkan keuunggulan bersaing
bagi perusahaan. Strategi adalah pola perencanaan yang menyeluruh
meliputi serangkaian usaha dan pemberdayaan sumber daya untuk
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut David (2006, p16), strategi adalah alat untuk
mencapai tujuan jangka panjang, strategi merupakan tindakan potensial
yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya
perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi juga mempengaruhi
kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang. Strategi memilih
konsekuensi yang multi fungsi dan multi dimensi serta perlu
mempertimbangkan factor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi
perusahaan.
Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), strategi adlah
serangkaian kegiatan atau aksi yang ditunjukkan untuk meningkatkan
12
keuntungan dan kekuatan perusahaan dalam jangka panjang dalam
hubungannya dengan para pesaing.
Menurut McLeod (2001, p34) Perencanaan jangka panjang juga
dikenal sebagai perencanaan strategis karena mengidentifikasi tujuan-
tujuan yang akan memberikan perusahaan posisi yang paling
menguntungkan dalam lingkungannya, serta menentukan strategi-strategi
untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut O’Brien (2006, p20), informasi adalah data yang
telah diolah menjadi berarti dan berguna bagi end user tertentu.
Menurut McLeod (2004, p10), informasi adalah data yang
telah di proses atau data yang memiliki arti.
Menurut Turban dan Rainier (2008, p7), informasi merujuk pada
data yang telah diorganisir sehingga mereka memiliki makna dan nilai
kepada penerima. Contohnya IPK adalah data, tetapi nama mahasiswa
yang dipasangkan dengan nilai IPKnya adalah informasi.
Menurut Ralph dan George (2006, p5), informasi adalah kumpulan
fakta – fakta yang disusun sedemikian rupa sehingga memiliki nilai
tambah selain dari fakta itu sendiri.
13
2.1.3 Pengertian Teknologi Informasi
Menurut O’Brien (2006, p5), teknologi informasi adalah
hardware, software, telekomunikasi, manajemen database dan teknologi
pemrosesan informasi lainnya yang digunakan dalam system informasi
berbasis komputer.
Menurut Ward dan Peppard (2002, p3), teknologi informasi
menunjuk pada spesifikasi mengenai teknologi, khususnya hardware,
software dan jaringan telekomunikasi.
Menurut Brian K. Williams dan Stacey C. Sawyer(2007, p3),
teknologi informasi adalah istilah yang umum untuk mendeskripsikan
teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan,
mengkomunikasikan dan atau menyebarkan informasi
2.1.4 Pengertian Strategi Teknologi Informasi
Menurut Ward dan Peppard (2002, p44), strategi teknologi
informasi adalah strategi yang berfokus pada penetapan visi tentang
bagaimana teknologi dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan
informasi dan system dari sebuah informasi.
2.1.5 Komponen-Komponen Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2006, p26), komponen dasar system informasi
14
meliputi lima sumber daya utama, yaitu manusia, pereangkat keras,
perangkat lunak, data dan jaringan.
Gambar 2.1 Komponen-Komponen Sistem Informasi
1. People Resources (Sumber Daya Manusia)
Sumber daya manusia meliputi end-user dan specialist IS.
Specialist IS adalah orang-orang yang mengembangkan dan
menjalankan system informasi, sedangkan end-user adalah orang
yang menggunakan system informasi.
2. Hardware (Perangkat Keras)
Sumber daya perangkat keras meliputi semua peralatan fisik dan
material yang dalam pemrosesan informasi seperti system
15
komputer dan bagian komputer.
3. Software (Perangkat Lunak)
Sumber daya perangkat lunak meliputi semua kumpulan perintah
pemrosesan seperti system software (operasi program dalam
system yang mengontrol dan mendukung proses operasi dari
system komputer), aplikasi software (program yang berhubungan
dengan pemrosesan data oleh end-user) dan prosedur (instruksi
operasi untuk orang yang akan menggunakan system informasi).
4. Sumber daya data
Sumber daya data adalah fakta-fakta mentah atau obervasi yang
biasanya mengenai fenomena secara fisik atau transaksi bisnis.
5. Network (Sumber daya jaringan)
Sumber daya jaringan merupakan teknologi komunikasi dan
jaringan yang menjadi dasar dari semua komponen sumber daya
system informasi. Sumber daya jaringan seperti media komunikasi
dan jaringan pendukung (media komunikasi, akses jaringan).
Pengolahan data pada Sistem Informasi mencakup Originating
(perekaman), Classifying (klasifikasi), Sorting (penyusunan), Retrieving
(pencarian), Calculating (perhitungan), Summarizing (penyusunan
laporan), Storing (penyimpanan), Reproducing (penggandaan) dan
Communicating (pembagian).
16
2.1.6 Hubungan Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI
Menurut John Ward and Joe Peppard (2002, p40)), dalam membuat
suatu strategic application tidak boleh hanya memfokuskan pada analisis
terhadap teknologi saja. Earl berpendapat bahwa jalur yang efektif dalam
menghasilkan suatu kelebihan dari SI atau TI adalah dengan fokus pada
pemikiran tentang bisnis, yaitu: dengan menganalisis masalah bisnis yang
ada dan perubahan lingkungan dibisnis tersebut, menyadari bahwa SI/TI
adalah hanya salah satu bentuk solusi yang ditawarkan dan lebih bersifat
sebagai pendukung bisnis. Karena ia menemukan bahwa strategi SI/TI
saat ini lebih banyak mengidentifikasikan persoalan teknologi dan
terminologi teknikal saja, tetapi sedikit mengidentifikasikan kebutuhan
organisasi akan aplikasi dan kebutuhan bisnis. Earl menyarankan agar
strategi SI fokus dalam mengidentifikasikan kebutuhan perusahaan
terhadap, sistem informasi, teknologi informasi dan infrastrukturnya.
17
Gambar 2.2 Hubungan Strategi Bisnis,Strategi SI dan Strategi TI
Gambar 2.2 menjelaskan bahwa hubungan antara strategi bisnis,
strategi SI, dan strategi TI saling berkaitan dan mendukung satu sama
lainnya. namun semua keterkaitan itu berawal dari visi dan misi
perusahaan, lingkungan bisnis internal maupun eksternal serta
pengambilan keputusan bisnis. Dari ketiga hal itu disatukan menjadi
sebuah strategi bisnis. Berdasarkan strategi bisnis itulah mulai
direncanakan strategi system informasi yang tepat, serta mendukung
strategi bisnis. Ada 3 hal penting yang dibahas didalam Strategi Sistem
Informasi, yaitu Basis Bisnis (Business Based), Orientasi
Permintaaan/Pelanggan (Demand Oriented), dan Fokus Aplikasi
(Application Focused). Setelah terbentuknya Strategi Sistem Informasi,
maka masuklah ke tahap Strategi Teknologi Informasi, dididalam tahap
18
ini ada beberapa hal yang perlu dirumuskan, yaitu prioritas aktivitas yang
berorientasi mendukung terhadap Sistem Informasi dan focus terhadap
teknologi yang dibutuhkan sesuai dengan Strategi Sistem Informasi.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Definisi Kaca
Kaca merupakan sebuah substansi yang keras dan rapuh, serta
merupakan padatan amorf. Hal ini dikarenakan bahan – bahan pembuat
kaca bersifat amorf yang mana dapat meleleh dengan mudah. Kaca
merupakan hasil penguraian senyawa – senyawa inorganik yang mana
telah mengalami pendinginan tanpa kristalisasi. Komponen utama dari
kaca adalah silika. Dalam kehidupan sehari – hari kaca digunakan sebagai
cermin, insulator panas, alat – alat laboratorium, dekorasi, dan pembatas
ruang.
Menurut Adams dan Williamson, kaca adalah material amorf yang
pada suhu biasa mempunyai bentuk yang keras, tetapi apabila dipanaskan,
lama kelamaan akan menjadi lunak, sesuai dengan suhu yang meningkat
dan akhirnya menjadi kental hingga mencapai keadaan cair. Selama
proses pendinginan terjadi proses yang berkebalikan dengan proses
peleburan kaca. Kaca memiliki sifat yaitu tahan terhadap bahan kimia,
efektif sebagai isolator listrik, dapat menahan vakum. Selain memiliki
19
sifat-sifat tersebut, kaca merupakan bahan yang rapuh dan tidak tahan
terhadap benturan.
2.2.2. Unsur Unsur Pembentuk Kaca
Kaca merupakan bentuk lain dari gelas (Glass). Oksida – oksida yang
digunakan untuk menyusun komposisi kaca dapat digolongkan menjadi :
1. Glass Former
Merupakan kelompok oksida pembentuk utama kaca.
2. Intermediate
Oksida yang menyebabkan kaca mempunyai sifat-sifat yang lebih
spesifik, contohnya untuk menahan radiasi, menyerap UV, dan
sebagainya.
3. Modifier
Oksida yang tidak menyebabkan kaca memiliki elastisitas, ketahanan
suhu, tingkat kekerasan, dll.
Glass former Glass Intermediate Glass modifier
B2O3 Al 2O3 MgO
SiO2 Sb2O3 Li 2O
20
GeO2 ZrO2 BaO
P2O5 TiO2 CaO
V2O5 PbO SrO
As2O3 BeO Na2O
ZnO K2
Tabel 2.1 Kelompok bahan baku kaca
Kombinasi dari ketiganya akan mempengaruhi karakteristik kaca saat
dilakukan proses pembentukan.
2.2.3. Sifat Kaca
Sifat kaca yang penting untuk dipahami adalah sifat pada saat kaca
berbentuk fasa cair dan fasa padatnya. Sifat fasa cair dari kaca digunakan
dalam proses pengambangan (floating) dan pembentukan kaca, sedangkan
untuk sifat fasa padat dari kaca digunakan di dalam pemakaiannya
(kegunaannya). Beberapa sifat fisik dan kimia yang penting dari kaca
antara lain :
1. Sifat mekanik
Tension strength atau daya tarik adalah sifat mekanik utama dari
kaca.Tensile strength merupakan tegangan maksimum yang dialami oleh
21
kaca sebelum terpisahnya kaca akibat adanya tarikan (fracture). Sumber
fracture ini dapat muncul jika kaca mempunyai cacat di permukaan,
sehingga tegangan akan terkonsentrasi pada cacat tersebut. Kekuatan dari
kaca akan bertambah jika cacat di permukaan dapat dihilangkan.
2. Densitas dan Viskositas
Densitas adalah perbandingan antara massa suatu bahan dibagi dengan
volumenya. Nilai densitas dari kaca adalah sekitar 2,49 g/cm3. Densitas
dari kaca akan menurun seiring dengan kenaikan temperatur. Sedangkan,
viskositas merupakansifat kekentalan dari suatu cairan yang diukur pada
rentang temperatur tertentu. Viskositas dari kaca sekitar 4,5 x 107 poise.
Harga viskositas dari kaca merupakan fungsi dari suhu dengan kurva
eksponensial.
3. Sifat termal
Konduktivitas panas dan panas ekspansi merupakan sifat thermal yang
penting dari kaca. Kedua sifat ini digunakan untuk menghitung besarnya
perpindahan panas yang diterima oleh cairan kaca tersebut. Nilai dari
tahanan kaca sekitar 1020 – 1 Ω cm13.
4. Optical properties
• Refractive properties
Kaca mempunyai sifatmemantulkan cahaya yang jatuh pada permukaan
kaca tersebut. Sebagian sinar dari kaca yang jatuh itu akan diserap dan
22
sisanya akan diteruskan. Apabila cahaya dari udara melewati medium
padat seperti kaca, maka kecepatan cahaya saat melewati kaca menurun.
Perbandingan antara kecepatan cahaya di udara dengan kecepatan cahaya
yang lewat gelas ini disebut dengan indeks bias. Nilai indeks bias untuk
kaca adalah ± 1,52.
• Absorptive properties
Intensitas cahaya yang masuk ke dalam akan berkurang karena adanya
penyerapan sepanjang tebal kaca tersebut. Jika kaca semakin tebal, maka
energi cahaya yang diserap akan semakin banyak sedangkan intensitas
cahaya yang masuk melalui kaca akan semakin rendah.
5. Stabilitas kimia
Stabilitas kimia adalah ketahanan suatu bahan terhadap pengaruh zat
kimia. Stabilitas kimia banyak dipengaruhi oleh bahan – bahan
pembentuk kaca.
2.2.4 Bahan Baku Kaca
Ada 4 jenis bahan baku utama yang dapat digunakan untuk
menghasilkan kaca, antara lain :
1. Pasir silika
Pasir silika merupakan sumber dari SiO2. Pasir silika yang digunakan
sebagai bahan baku kaca adalah pasir silika yang tidak banyak
23
mengandung pengotor, baik dari bahan organik maupun bahan anorganik.
Pasir silika berguna untuk membentuk cairan gelas yang sangat kental
yang memiliki ketahanan terhadap perubahan temperatur yang mendadak.
2. Dolomite (CaO.MgO.H2O )
Dolomite digunakan sebagai sumber CaO dan MgO. Dolomite ini
biasanya berupa mineral tambang berwarna putih. Penggunaan dolomite
sangat penting karena dapat mempermudah peleburan (menurunkan
temperatur peleburan) serta mempercepat proses pendinginan kaca.
3. Soda Ash (Na2CO3)
Soda Ash ini digunakan sebagai sumber Na2O dan K2O. Fungsi dari Na2O
adalah menurunkan titik lebur. Secara umum, penggunaan Soda Ash
adalah mempercepat pembakaran, menurunkan titik lebur, mempermudah
pembersihan gelembung dan mengoksidasi besi.
4. Cullet
Cullet merupakan sisa – sisa dari pecahan kaca yang dapat digunakan
sebagai salah satu bahan baku utama dari produksi kaca. Tujuan dari
penggunaan cullet ini adalah mengurangi 3 bahan baku utama di atas
sehingga biaya produksi dapat semakin kecil. Komposisi kimia dari cullet
sama dengan komposisi kimia kaca yang diproduksi. Selain itu,
penggunaan cullet ini dapat memperkecil melting point atau titik lebur
24
dari pembuatan kaca, sehingga dapat menghemat penggunaan bahan
bakar.
Bahan baku kaca tidak hanya terdiri dari 3 bahan di atas, tapi ada juga
bahan pendukung lainnya, seperti Feldspar, Calumite, Sodium Nitrate,
Blue Dust, Nickel Oxide, Cobalt Oxide, Salt Cake, Nepheline dan Sodium
Selenite. Feldspar digunakan sebagai sumber alumina (Al2O3) dan besi
(Fe). Feldspar yang digunakan harus memiliki kemurnian cukup tinggi
dan mudah melebur. Feldspar meleleh pada suhu 1100oC – 1200oC.
Alumina berfungsi untuk meningkatkan elastisitas dan kekuatan kaca
terhadap lingkungan, sedangkan Fe digunakan untuk memberikan bias
kehijauan sehingga dapat menaikkan persen transmitan dari kaca. Sumber
Al 2O3 dan Fe dapat diperoleh juga dari Nepheline dan Blue Dust. Kaca
dapat juga diwarnai dengan menambahkan oksida – oksida pewarna.
Akan tetapi, bahan – bahan pewarna ini hanya digunakan sedikit sekali
dalam komposisi kaca. Bahan pewarna yang digunakan untuk
menghasilkan kaca berwarna hitam adalah Blue Dust, Cobalt Oxide, dan
Nickel Oxide. Untuk menghasilkan kaca berwarna coklat digunakan
bahan pewarna Blue Dust, Cobalt Oxide, Sodium Selenite. Bahan pewarna
yang digunakan untuk menghasilkan kaca berwarna biru adalah Blue
Dust, dan Cobalt Oxide.
25
2.2.5 Teori Finance, Marketing & Sales, Inventori
A.Finance
Financial memiliki arti lebih besar dari sekedar menabung. Menabung
merupakan bagian kecil dari financial planning. Selama ini banyak
masyarakat memiliki pandangan yang sama bahwa kedua pengertian
tersebut memiliki arti yang sama.
Sebelum masuk ke dalam hukum perencanaan keuangan (Law of
Financial Planning), mari kita mengerti dulu definisi financial planning.
Financial planning (perencanaan keuangan) merupakan tindakan untuk
memegang kendali atas hal-hal yang menyangkut kebutuhan dan
penggunaan keuangan.
B. Marketing & Sales
b.1 Marketing
Jika dikatakan bahwa marketing adalah ilmu yang dinamis, itu
memang benar adanya. Sejarah teori dan konsep marketing selalu
mengikuti perubahan struktur sosial dan ekonomi masyarakat.
Kemunculan ide-ide baru yang memperkaya ilmu marketing terus
berkembang seiring revolusi besar peradaban manusia.
Mungkin masih banyak yang belum tahu bahwa peradaban bisnis modern
berkembang sejak adanya revolusi industri di tahun 1900. Revolusi ini
benar-benar mengubah tatanan struktur dan perilaku masyarakat pada saat
26
itu. Bisnis yang tadinya berciri merkantilis (berdagang) kemudian
berubah menjadi kapitalis. Kekuatan modal dipergunakan untuk
membangun pabrik dan organisasi perusahaan,memproduksi barang, dan
memperdagangkannya.
Pada proses ini muncullah pandangan-pandangan baru tentang bagaimana
perilaku pasar terjadi dan bagaimana sebuah lembaga menjalankan
kegiatan operasional untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hal-hal inilah
yang kemudian melatarbelakangi munculnya ilmu praktik manajemen
bisnis, termasuk marketing.
Boleh jadi, ilmu marketing ketika itu memang menjadi jawaban atas
berbagai pertanyaan yang tidak bisa diakomodasi oleh ilmu ekonomi
yang telah berkembang terlebih dahulu. Marketing awalnya tak lebih dari
aktivitas bisnis yang sederhana. Para ekonom pun hanya memasukkannya
sebagai salah satu bentuk aktivitas ekonomi.
Namun, pendekatan yang lebih berciri sosiologis kemudian menunjukkan
adanya pengembangan dari institusi (lembaga) yang disebut sebagai
“market” dalam bahasa ekonomi. Pendekatan sosiologis melihat institusi
market bisa dilihat sebagai institusi sosial dibandingkan ekonomi.
Artinya, di market bukan hanya tempat bertemunya supply dan demand.
Market adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Market
merupakan sebuah sistem sosial di mana kebutuhan setiap pihak akan
materi tertentu akan bertemu.
Pada waktu itu, konsumsi dianggap sebagai akhir dari kegiatan produksi
27
di dunia ekonomi. Padahal perilaku konsumsi sendiri sebenarnya
merupakan ilmu yang bisa dieksplorasi lebih dalam. Demikian halnya
dengan istilah “value”. Ilmu ekonomi meletakkan value berhubungan
dengan penambahan input dari faktor-faktor produksi. Padahal di dunia
bisnis, value juga mencakup sesuatu yang intangible seperti pelayanan.
Pendekatan marketing juga mempertanyakan apakah market dipengaruhi
hanya oleh purchasing power (daya beli) masyarakat? Lebih jauh dari itu,
para praktisi bisnis melihat bahwa market bukan sekadar dipengaruhi oleh
daya beli, tetapi juga keinginan membeli yang dipengaruhi oleh iklan dan
tenaga penjual.
Kabarnya kelas pertama dari pelajaran marketing diberikan oleh ED
Jones pada tahun 1902 di University of Michigan dan kemudian oleh
Simon Litman di University of California pada tahun yang sama. Saat itu,
pemikiran marketing masih berfokus pada masalah distribusi. Ini sesuai
dengan ciri industri tahap awal yang berfokus pada distribusi massal.
Namun, pengembangan pemikiran awal teori marketing justru banyak
bermunculan dari universitas seperti Wisconsin, Harvard, Ohio State,
University of Illinois dan Northwestern University.
Sebenarnya, walaupun belum dimasukkan dalam disiplin ilmu marketing,
pemikiran tentang dunia iklan (advertising) sudah lebih dulu ada. Buku
History of Advertising sudah muncul pada tahun 1875. Demikian pula
halnya dengan selling sudah mendahului pengembangan ilmu marketing
28
itu sendiri. Selling awalnya hanya sekadar sebuah seni menjual, tetapi
kemudian dijadikan sebuah formula untuk dipelajari dan dianalisis.
Mulanya pendekatan marketing memang menyangkut tiga elemen:
advertising, selling dan distribusi. Namun, banyak pemikiran yang
kemudian menambahkan elemen-elemen dalam marketing. Seperti Ralph
Butler dan Arch Shaw, dua ahli ini menambahkan elemen lain dalam
marketing, yakni: komoditas, institusi, dan fungsional. Artinya marketing
menyangkut pula soal produk, organisasi pemasaran dan juga proses serta
kegiatan.
Untuk elemen distribusi, berkembang pula pemikiran baru yang disebut
retailing sejak tahun 1914. Nystrom pada waktu itu menulis literatur ritel
bukan saja dari sisi proses distribusi, tapi juga manajemen ritel. Dengan
banyaknya tambahan elemen-elemen baru dalam marketing.
maka ilmu marketing kemudian masuk ke dalam tahapan integrasi. Pada
tahap ini para pemikir dan ilmuwan mencoba menggabungkan berbagai
ilmu, literatur serta elemen yang berdiri sendiri menjadi sebuah konsep
yang terintegrasi. Buku Principles of Marketing pertama muncul lewat
tangan Paul Ivey pada tahun 1920-an. Buku ini menggabungkan semua
teori dan pemikiran yang berkembang di dunia marketing. Tetapi, yang
lebih mengemuka kemudian adalah buku Principles of Marketing
karangan Maynard, Weidler dan Beckman. Berbeda dibandingkan Ivey
yang berfokus pada sisi pengusaha, buku ini lebih berfokus pada sudut
pandang konsumen.
29
Teori marketing belum berakhir dengan dimunculkannya buku-buku tadi.
Pada dekade-dekade berikutnya masuklah berbagai unsur yang
memperkaya marketing. Ilmu-ilmu psikologi dan sosial mulai masuk.
Demikian pula dengan konsep seperti segmentasi baru hadir
belakangansetelah muncul konsep-konsep lain seperti marketing mix .
Elemen-elemen dalam marketing sendiri mengalami perkembangan.
Sebagai contoh, ilmu advertising semakin berkembang dengan masuknya
media-media baru seperti televisi yang mulai populer pada tahun 1960-an.
Pada tahun 1960-an dan 1970-an ilmu marketing justru memecahkan diri
ke dalam berbagai diferensiasi (kekhususan) seperti international
marketing, social marketing, marketing for non-profit organization dan
lain-lain. Konsep social responsibility juga menjadi salah satu konsep
yang sudah mulai terbentuk pada tahun 1970.
Peran Kotler
Kejayaan Kotler sebagai “bapak marketing” sendiri dimulai pada periode
1970-an. Peran Kotler dalam dunia marketing memang pada
kemampuannya menerjemahkan konsep marketing ke terminologi yang
mudah dipahami oleh banyak orang. Kotler-lah yang mengubah konsep
marketing ke bentuk-bentuk aplikasi tertentu seperti marketing untuk
health service, public service, educational service, politik, dan lain-
lain.
Tahun 1967, misalnya, Kotler sudah memperkenalkan konsep manajemen
marketing modern yang meliputi analisis marketing opportunities,
30
mengorganisasikan aktivitas marketing, kegiatan perencanaan marketing
serta kontrol.
Buku-buku Kotler kemudian menginspirasi banyak para pengajar dan
praktisi di dunia marketing seluruh dunia. Bahkan, tak ada kuliah
marketing yang tak lepas dari karya-karya Kotler. Buku Principles of
Marketing dan Marketing Management dari Kotler membentuk
pemikiran-pemikiran dasar dan fundamental yang mempengaruhi
berbagai pemikiran baru lainnya di dunia marketing.
Pada dekade 1980-an, pemikiran baru di dunia marketing seperti
positioning yang dipopulerkan oleh Jack Trout dan Al Ries serta brand
equity yang dipopulerkan oleh David Aaker semakin menguat. Era
kemajuan bisnis di banyak negara pada dekade tersebut menciptakan
kompetisi bisnis yang semakin ketat. Karenanya, peran dari sebuah merek
dan upaya untuk mendiferensiasikan diri juga mengemuka. Dekade 1980
dan 1990-an adalah dekade menguatnya unsur service dan kepuasan
pelanggan di dalam marketing. Konsep seperti Servqual, Service profit
chain dan juga services marketing mulai bermunculan.
b.2 Sales
Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan
rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan
kebutuhan dan keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang
menghasilkan laba (Marwan, 1991). Penjualan merupakan sumber hidup
31
suatu perusahaan,karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu
usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik
mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan. Menurut
Winardi (1982), penjualan adalah suatu transfer hak atas benda-benda.
Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang
dan jasa diperlukan orang-orang yang bekerja dibidang penjualan seperti
pelaksnaan dagang, agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan
Dalam praktek, kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa
factor sebagai berikut: (Swastha dan Irawan, 1990).
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual. Transaksi jual-beli atau pemindahan
hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya
melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli
sebagai pihak kedua. Disini penjual
harus dapat menyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil
mencapai sasaran penjualan yang diharapkan.untuk maksud tersebut
penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat
berkaitan, yakni:
a. Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan.
b. Harga produk.
c. Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan
32
sesudah penjualan, garansi dan sebagainya.
2. Kondisi Pasar.
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran
dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.
Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu di perhatikan adalah:
a. Jems pasarnya
b. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya
c. Daya belinya
d. Frekuensi pembelian
e. Keinginan dan kebutuhan
3. Modal.
Akan lebih sulit bagi penjualan barangnya apabila barang yang
dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli, atau apabila lokasi
pembeli jauh dari tempat penjual. Dalam keadaan seperti ini, penjual
harus memperkenalkan dulu membawa barangnya ketempat pembeli.
Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta
usaha, seperti: alat transport, tempat peragaan baik didalam perusahaan
maupun di luar perusahaan, usaha promosi, dan sebagainya. Semua ini
hanya dapat dilakukan apabila penjualan memiliki sejumlah modal yang
diperlukan untuk itu.
33
4. Kondisi Organisasi Perusahaan.
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani
oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang
tertentu/ahli di bidang penjualan.
5. Faktor lain.
Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye,
pemberian hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Namun untuk
melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi
perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan.
Sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal relatif kecil,
kegiatan ini lebih jarang dilakukan.
Ada pengusaha yang berpegangan pada suatu prinsip bahwa "paling
penting membuat barang yang baik". Bilamana prinsip tersebut
dilaksanakan, maka diharapkan pembeli akan kembali membeli lagi
barang yang sama. Namun, sebelum pembelian dilakukan, sering pembeli
harus dirangsang daya tariknya, misalnya dengan memberikan bungkus
yang menarik atau dengan cara promosi lainnya.
C. Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk
menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga
lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya
34
guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa.
Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah
sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran.
Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah
yang mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses
produksi disebut Produsen.
2.3 Teori Enterprise Archetecture
Sub bab ini berisikan teori yang diambil dari buku Enterprise Architecture
EA by Scott A.Bernard dalam penulisan ini.
2.3.1 Analysis PEST
PEST menurut The Decision Group, 2008 adalah akronim dari
Political, Economic, Social, dan Technology. PEST merupakan suatu
model analisis untuk mengetahui kondisi lingkungan eksternal makro
yang dapat mempengaruhi seluruh perusahaan. PEST mengukur potensi
situasi pasar secara umum dimana perusahaan berada. Pada dasarnya hal
ini adalah tentang berkembang atau menurun, dan ketepatan akses; oleh
karena itu analisis PEST sangat penting dilakukan untuk suatu
pertimbangan organisasi dalam melakukan suatu proses marketing
terhadap suatu lingkungan. Faktanya, analisis terhadap lingkungan harus
35
dilakukan secara terus-menerus dan memenuhi segala aspek dalam
perencanaan.
Faktor PEST memiliki penting dalam menciptakan nilai keuntungan
suatu strategi, Analisis PEST harus dilakukan dengan menganalisis
kondisi regional dimana perusahaan berada. Karena setiap regional atau
bahkan setiap negara memiliki kondisi PEST yang berbeda-beda.
Analisis PEST disempurnakan dengan menambahkan beberapa
faktor lagi. Antara lain Legal (hukum), Socio-Culture (sosio-budaya),
Environment (lingkungan), Demographic (demografi), dan Education
(pendidikan), serta Ethic (etika). Sehingga muncul akronim baru antara
lain STEEPLE., STEEP, PESTEL, PESTLE, atau LEPTEST. Namun
dalam penelitian ini, penulis akan berfokus hanya pada analisa PEST saja.
Berikut adalah penjabaran dari setiap huruf dalam PEST.
1. Politik
Faktor politik termasuk peraturan pemerintahan dan legal issue dan
menerapkan peraturan formal dan non formal dibawah perusahaan yang
mengoperasikannya. contoh:
1. Kebijakan perpajakan
2. Hukum ketenagakerjaan
3. Kebijakan Undang-Undang (pemerintah)
36
4. Peraturan lingkungan
5. Stabilitas politk
2. Ekonomi
Faktor ekonomi memberi efek pada kekuatan pembelian konsumen
yang potensial dan modal perusahaan. Contoh dari faktor makro ekonomi
sebagai berikut.
1. Pertumbuhan ekonomi
2. Perhatian kurs
3. Nilai tukar kurs
4. Inflasi kurs
3. Sosial
Yang termasuk faktor sosial adalah demografi dan aspek kultur
lingkungan eksternal makro. Faktor tersebut mempengaruhi kebutuhan
Pelanggan dan ukuran pasar potensial. Beberapa faktor sosial
diantaranya:
1. Kesadaran kesehatan
2. Tingkat pertumbuhan populasi
37
3. Distribusi usia
4. Perilaku karir
5. Perhatian terhadap keamanan
4. Teknologi
Faktor teknologi bisa menjadi hambatan yang lemah untuk masuk,
mengurangi secara minimum efisiensi level produksi, dan mempengaruhi
keputusan outsourcing. Beberapa faktor teknologi diantaranya;
1. Aktivitas riset dan pengembangan
2. Otomatisasi
3. Pendorong teknologi
4. Tingkat perubahan teknologi
2.3.2 Analysis Porter
Menurut Porter (John Ward, 2002) ada lima hal yang menentukan
posisi bersaing perusahaan yaitu ancaman dari pendatang baru, ancaman
adanya produk pengganti, kekuatan tawar perusahaan terhadap pemasok,
posisi bersaing perusahaan, dan kekuatan tawar pembeli terhadap
perusahaan. Secara ringkas kelima hal yang mempengaruhi posisi
bersaing perusahaan dalam Porter Five Forces Analysis dapat dilihat
pada gambar 2.3.
38
Gambar 2.3 Poter forces Analysis
Tujuan strategi bersaing untuk suatu unit usaha (business unit)
dalam sebuah industri adalah menemukan posisi dalam industri tersebut
dimana perusahaan dapat melindungi diri sendiri dengan sebaik-baiknya
terhadap tekanan (gaya) persaingan atau dapat mempengaruhi tekanan
tersebut secara positif.
a. Ancaman pendatang baru
Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru,
keinginan untuk merebut bagian pasar, serta seringkali juga sumber daya
yang besar. Akibatnya harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak
sehingga mengurangi kemampulabaan. Ancaman masuknya pendatang
baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada,
39
digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah dapat diperkirakan
oleh pendatang baru.
b. Ancaman produk pengganti
Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan
menetapkan harga pagu (Ceiling Price) yang dapat diberikan oleh
perusahaan dalam industri. Semakin menarik alternatif harga yang
ditawarkan oleh produk pengganti, semakin ketat pembatasan laba
industri.
Mengenali produk-produk subtitusi (pengganti) adalah persoalan
mencari produk lain yang dapat menjalankan fungsi-fungsi yang sama
seperti produk dalam industri. Produk pengganti yang perlu mendapatkan
perhatian besar adalah produk-produk yang mempunyai kecenderungan
untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik ketimbang produk
industri atau dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi.
c. Kekuatan tawar perusahaan terhadap pemasok
Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar-menawar terhadap
para peserta industri dengan mengancam akan menaikan harga atau
menurunkan mutu produk atau jasa yang dibeli. Kondisi-kondisi yang
membuat pemasok kuat cenderung serupa dengan kondisi yang membuat
pembeli kuat.
Kelompok pemasok dikatakan kuat jika terdapat hal-hal berikut:
40
1. Para pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih
terkonsentrasi ketimbang industri dimana mereka menjual.
2. Pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada
industri.
3. Industri tidak merupakan pelanggan yang penting bagi kelompok
pemasok.
4. Produk pemasok merupakan input penting bagi bisnis pembeli.
5. Produk kelompok pemasok terdiferensiasi atau pemasok telah
menciptakan biaya peralihan.
6. Kelompok pemasok memperlihatkan ancaman yang meyakinkan untuk
melakukan integrasi maju.
d. Posisi bersaing perusahaan
Rivalitas (rivalry) di kalangan pesaing yang ada, berbentuk pertumbuhan
untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti
persaingan harga, perang iklan, introduksi produk dan meningkatkan
pelayanan atau jaminan kepada pelanggan.
e. Kekuatan tawar pembeli
Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun,
tawar-menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih
baik, serta berperan sebagai pesaing satu sama lain. Semuanya dengan
41
mengorbankan kemampulabaan industri. Kelompok pembeli disebut kuat
jika situasi berikut terjadi:
1. Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah besar relatif
terhadap penjualan pihak penjual.
2. Produk yang dibeli dari industri merupakan bagian dari biaya atau
pembelian yang cukup besar dari pembeli.
3. Produk yang dibeli dari industri adalah produk standar atau tidak
terdiferensiasi.
4. Pembeli menghadapi biaya pengendalian yang kecil.
5. Pembeli mendapatkan laba kecil.
6. Pembeli menunjukkan ancaman untuk melakukan integrasi balik.
7. Produk industri tidak penting bagi mutu produk atau jasa pembeli.
42
2.3.3 Analisa Strengths-Weakness-Opportunities-Threats (SWOT)
Gambar 2.4 Enterprise Architecture EA3 Cube TM
(Goals & Initiatives)
S-1 Strategic Plan
Perencanaan Strategi yang membutuhkan kebijakan tingkat tinggi
dan dokumen perencanaan perusahaan yang menggunakan arah strategi
kompetitif, dan tujuan terpenting mengadakan program-program proyek
(inisiatif strategis) yang menjadi rencana strategis dalam mencakup
periode masa depan perusahaan untuk 3-5 tahun mendatang.
Rencana strategi harus menjadi panutan tujuan perusahaan dalam
periode 3-5 tahun yang akan datang. Hal ini didapat dengan membuat
43
beberapa perencanaan sebagai berikut :
• Memberikan pernyataan visi dan misi yang sesuai dengan tujuan
dan arah perusahaan.
• Mengembangkan arah strategis yang sesuai dengan tujuan
perusahaan, memastikan perusahaan dapat bertahan dalam
persaingan bisnis, memungkinkan fleksibilitas dalam menjalankan
bisnis, dan mempromosikan keberhasilan kompetitif.
• Merangkum hasil dari analisis SWOT yang didasarkan pada
pernyataan arah tujuan strategis dan mengidentifikasi kekuatan
perusahaan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Hal ini akan lebih
rinci dibahas pada S-2 SWOT analysis.
• Merangkum asumsi situasi dan perencanaan untuk “konsep operasi”
yang terdapat di dalam skenario CONOPS yang mendukung pada
arah strategi perusahaan. Ringkasan ini harus mencakup kegiatan
perusahaan saat ini yang menggambarkan pada tingkat tinggi
koordinasi kegiatan yang sedang berlangsung.
S–2 SWOT Analysis
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini dilakukan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang dan secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jadi, analisis
44
ini memungkinkan perencana perusahaan dapat menata kembali informasi
yang ada dan merumuskan masalah yang nantinya akan mendasari
penentuan strategi alternatif dan rencana yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut dan membandingkan antara faktor eksternal
peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan.
Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka atau
panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi alternatif
dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.
Diagram SWOT
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal yaitu peluang dan
ancaman dengan faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan. Diagram
analisis SWOT menunjuk titik kordinat dari posisi SWOT seperti yang
ditujukan pada
Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT
45
• Kuadran Pertama merupakan situasi yang sangat menguntungkan.
Perusahaan memiliki kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan yang agresif (Growth Oriental Strategy).
• Kuadran Kedua meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan
ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus
diterapkan adalah memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara
strategi diversifikasi (produk pasar).
• Kuadran Ketiga dimana perusahaan menghadapi peluang yang besar,
tetapi di lain pihak perusahaan terdapat beberapa kendala atau
kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan adalah meminimalkan
masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar
yang lebih baik.
• Kuadran Keempat merupakan situasi yang sangat tidak
menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman
dan kelemahan internal.
Matrix SWOT
Matrix SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-
faktor strategi perusahaan. Matrix ini menggambarkan bagaimana
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan secara internal serta
peluang dan ancaman dari faktor eksternal.
46
Matrix ini dapat menghasilkan empat bagian kemungkinan
alternatif strategis seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.1 yaitu strategi
SO, strategi ST, strategi WO, strategi WT.
Tabel 2.2 Tabel TOWS Matrix
• Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya.
• Strategi ST
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
ancaman yang ada.
• Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
47
meminimalkan kelemahan.
• Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat bertahan dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada dan menghindari ancaman.
• IFAS : Internal Strategic Factors Analysis Summary
Terdiri dari kekuatan dan kelemahan perusahaan.
• EFAS : External Strategic Factors Analysis Summary
Terdiri dari peluang dan ancaman perusahaan.
Tabel EFAS dan IFAS
Menurut Rangkuti (2002, p22-25, 31) pada tahap
pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yaitu:
Matrik Faktor Strategi Eksternal
Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, perlu
diketahui terlebih dahulu Faktor Strategi Eksternal (EFAS).
Berikut ini adalah cara menentukan EFAS:
a. Susun dalam kolom pertama ancaman dan peluang
b. Beri bobot masing – masing faktor dalam kolom
kedua, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai
dengan 0,0 (tidak penting).
48
c. Hitung rating dalam kolom ketiga untuk masing-
masing faktor dengan memberikan skala mulai dari
4,0 (outstanding) sampai dengan 1 (poor).
d. Kalikan bobot pada kolom kedua dengan rating
pada kolom ketiga, untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom keempat.
e. Gunakan kolom kelima untuk memberikan
komentar atau catatan
f. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom keempat,
untuk memperoleh total skor pembobotan bagi
perusahaan yang bersangkutan yang digunakan
untuk membandingkan perusahaan ini dengan
perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang
sama
Matrik Faktor Strategi Internal
Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, perlu
diketahui terlebih dahulu Faktor Strategi Internal (IFAS).
Berikut ini adalah cara menentukan IFAS:
a. Susun dalam kolom pertama kekuatan dan
kelemahan
49
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom
kedua, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai
dengan 0,0 (tidak penting).
c. Hitung rating dalam kolom ketiga untuk masing –
masing faktor dengan memberikan skala mulai dari
4,0 (outstanding) sampai dengan 1 (poor).
d. Kalikan bobot pada kolom kedua dengan rating
pada kolom ketiga, untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom keempat.
e. Gunakan kolom kelima untuk memberikan
komentar atau catatan
f. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom keempat,
untuk memperoleh total skor pembobotan bagi
perusahaan yang bersangkutan yang digunakan
untuk membandingkan perusahaan ini dengan
perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang
sama.
IFAS
STRENGTHS (S)
Tentukan 5-10
faktor-faktor
WEAKNESSES (W)
Tentukan 5-10
faktor-faktor
50
EFAS
kekuatan internal kelemahan internal
OPPORTUNITIES (O)
Tentukan 5-10
faktor-faktor
peluang eksternal
Strategi SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Strategi WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang
TREATHS (T)
Tentukan 5-10
faktor-faktor
ancaman eksternal
Strategi ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Strategi WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
Tabel 2.3 Matriks SWOT IFAS-EFAS
S-3 CONOPS Scenario
Konsep Skenario Operasi berisikan narasi dokumen yang
menjelaskan bagaimana kegiatan perusahaan beroperasi saat ini atau
kegiatan operasi beberapa tahun yang akan datang dengan beberapa
faktor-faktor tertentu internal dan eksternal yang di identifikasi dalam
analisis SWOT dengan asumsi perencanaan.
51
S-4 Concept of Operation Diagram
Sebuah konsep operasi (CONOPS) Diagram yang digambarkan
dengan gambaran tingkat tinggi grafis dari rincian fungsi perusahaan,
baik secara keseluruhan, atau dari beberapa wilayah tertentu, contoh :
“Hurricane warning system”.
S-5 Balanced scorecard
Balanced Scorecard adalah ukuran finansial sukses bagi
perusahaan dan menetapkan tujuan dan langkah-langkah dalam empat
pandangan bisnis utama, yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal,
serta pembelajaran dan pertumbuhan. Sistem manajemen penilaian dan
pengendalian yang secara cepat, tepat dan komprehensif dan memberikan
pemahaman kepada manajer tentang kinerja bisnis. Prinsip dasar dari
Balanced Scorecard ini adalah titik pandang penilaian sebuah
perusahaan hendaknya tidak hanya dilihat dari segi finansial saja tetapi
juga harus ditambahkan dengan ukuran-ukuran dari perspektif lainnya
seperti tingkat kepuasan pelanggan, proses internal dan kemampuan
melakukan inovasi.
52
Gambar 2.6 Analisis Balanced Scorecard
Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau
operasional. Perusahaan yang inovatif menggunakan Balanced Scorecard
sebagai sistem manajemen strategis, untuk mengelola strategi jangka
panjang dan menghasilkan proses manajemen seperti :
• Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategis
• Mengkomunikasikan dan mengkaitkan berbagai tujuan
dan ukuran strategis
• Merencanakan, menetapkan sasaran dan menyelaraskan
berbagai inisiatif strategis.
• Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis.
53
Gambar 2.7 Enterprise Architecture EA3 Cube TM
(Process & Services)
B-1 Business Plan
Rencana bisnis yang dituntut untuk memiliki deskripsi tingkat
tinggi dari garis kunci dan fungsi bisnis dengan strategi keuangan yang
akan mencapai tujuan strategis dan inisiatif.
Konsep berikut sering ditemukan dalam rencana bisnis :
1. Kegiatan bisnis
2. Eksekutif tim profile
3. Hubungan kegiatan usaha dengan tujuan strategis
4. Struktur organisasi
5. Prospek pasar dan strategi kompetitif
54
6. Siklus bisnis
7. Ringkasan kapitalisasi perusahaan
8. Strategi keuangan
9. Status keuangan
10. Bisnis kemitraan dan aliansi
B-3 Swim Lane Process Diagram
Stakeholder menunjukkan bagaimana diagram aktivitas para
bagian divisi (orang-orang dengan kepentingan dalam perusahaan) yang
terlibat dengan lini proses bisnis, dan waktu interaksi yang diperlihatkan
pada diagram dengan menggunakan format “swim lanes” untuk mengatur
barisan stakeholder, dan jangka waktu menurut kolom serta overlay
kegiatan dengan simbology flowchart.
B-4 Business Process Diagram
Diagram proses bisnis yang menunjukkan rincian dari suatu
kegiatan dan saling berhubungan dengan orang lain. Diagram D-4
mengikuti IDEF-0 yaitu tekhnik pemodelan untuk menunjukkan data
inputs, kontrol, output, dan mekanisme untuk setiap langkah dalam proses
kegiatan bisnis.
B-5 Activity/Product Matrix
Kegiatan usaha produk dan matriks pada peta siklus pendapatan
dalam memproduksi produk untuk berbagai bidang bisnis di seluruh
55
perusahaan, matriks menitikberatkan pada alur proses bisnis dan produk,
serta tingkat rantai pasokan.
B-6 Use case narrative & diagram
Sebuah narasi use case dengan pemodelan terpadu langauge
(UML) format untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis, konteks,
stakeholder (Actor), dan aturan bisnis di dalam interaksi mereka dengan
sistem, layanan, dan aplikasi yang diidentifikasi sebagai solusi teknologi
pengembangan dan perencanaan.
Gambar 2.8 Enterprise Architecture EA3 Cube TM
(Data & Information)
56
D-3 Object State Transition Diagram
Diagram keadaan transisi yang menggunakan notasi dari bahasa
pemodelan terpadu untuk menunjukkan bagaimana siklus hidup objek
data tertentu. Diagram ini menunjukkan perubahan atribut, link, dan
perilaku dari objek “on-line order” yang merupakan hasil dari aktivitas
sistem internal atau eksternal.
D-5 Logical Data Model
Model data semantik dapat dikembangkan dengan menggunakan
metode terstruktur tradisional dan simbology (diagram hubungan entitas)
atau dapat menggunakan metode object-oriented dan simbology dari
bahasa pemodelan (UML) yang menghasilkan diagram kelas atau
diagram object.
D-7 Activity/Entity Matrix
Matriks kegiatan entitas adalah pemetaan yang dikembangkan
oleh entitas data yang terkait dengan kegiatan usaha. Sering disebut
“CRUD” Matrix karena mengidentifikasi jenis dasar dari transformasi
yang dilakukan pada data (create, read, update, delete) melalui proses
bisnis.
57
Gambar 2.9 enterprise Architecture EA Cube
(System & Application)
SA-2 System Communication Description
Artifak ini menyediakan penjelesan bagaimana alur data bergerak
dalam sistem dalam perusahaan,dan termasuk detil mengenai hubungan-
hubungannya, jalur, jaringan dan media.
SA-4 System Data Flow Diagram
System data flow diagram atau yang lebih dikenal sebagai Data
flow diagram dan bertujuan untuk menunjukkan proses dalam sistem
yang melakukan pertukaran data dan bagaimana pertukaran itu terjadi.
SA-2 System
Communication
Description
SA-4 System Data
Flow Diagram
58
Gambar 2.10 enterprise Architecture EA Cube
Networks & Infrastructures
NI-1 Network Connectivity Diagram
Network connectivity diagram menunjukkan koneksi secara fisik
antara jaringan suara, data dan video perusahaan, termasuk WAN
eksternal dan Local Area Network yang juga dikenal dengan istilah
ekstranet dan intranet.
NI-1 Network
Connectivity
Diagram
59
Gambar 2.11 enterprise Architecture EA Cube
Security, Standars, Workforce
SP-1 Security Plan
Security plan menyediakan deskripsi mendetail dari program
keamanan yang terkait pada keseluruhan perusahaan. Termasuk prosedur
dan elemen keamanan baik secara fisik, keamanan data, personel dan
operational.
ST-2 Technology Forecast
Teknologi yang digunakan oleh perusahaan dalam jangka waktu
tertentu agar dapat digunakan untuk mendukung pencapaian sasaran
SP-1 Security Plan
ST-2 Technology
Forecast
W-1 Workforce
Plan
W-2 Organization
Chart
60
bisnis utk 3 tahun mendatang
W-1 Workforce Plan
Workforce plan menyediakan sekripsi bagaimana sumber daya
manusia diatur dalam perusahaan. Workforce plan didalamnya termasuk
strategi penerimaan, mempertahankan karyawan lama dan pengembangan
secara profesional karyawan baik level eksekutif, manajemen dan staf.
W-2 Organization Chart
Organization chart ini menunjukkan bagaimana jabatan dan
personel dalam organisasi dalam suatu diagram atau matrix. Struktur
organisasi dapat membantu menunjukkan otoritas, hubungan kerja dan
juga siapa yang menggunakan suatu sumber daya, produk ataupun proses.