jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/08/jurnal-kateria-fitriska.docx · Web viewManajemen...
Transcript of jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/08/jurnal-kateria-fitriska.docx · Web viewManajemen...
STRATEGI PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESADI DESA LANCANG KUNING KECAMATAN BINTAN UTARA
KATERIA FITRISKA (130563201023)
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
E-mail : chika_kateria.yahoo.co.id
ABSTRAK
Badan Usaha Milik Desa merupakan lembaga ekonomi ditingkat desa yang bertujuan untuk mengelola potensi desa serta mensejahterakan masyarakat desa yang dikelola oleh pemerintah desa bersama masyarakat. Pembentukan Badan Usaha Milik Desa dilakukan berdasarkan aspirasi masyarakat dan pemerintah desa melalui musyawarah desa dan tujuan nya adalah untuk meningkatkan pendapatan asli desa serta masyarakat desa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Lancang Kuning Kecamatan Bintan Utara. Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan proses manajamen strategi yang dikemukakan oleh Hunger & Wheleen (2003:9), yaitu Pengamatan Lingkungan, Perumusan Strategi, Implementasi strategi dan evaluasi/pengendalian strategi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan teknik penelitian deskriptif. Informan dari penelitian ini berjumlah 10 orang. Lokasi penelitian adalah di Desa Lancang Kuning Kecamatan Binan Utara. Adapun Data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa strategi pengembangan Badan Usaha Milik Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat belum berjalan maksimal. Pada pengamatan lingkungan sudah mendukung untuk berjalannya BUMDes. Pada formulasi strategi juga sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada implementasi strategi pengelola BUMDes belum dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Sedangkan evaluasi/pengendalian strategi masyarakat meminta pengelola BUMDes untuk mensosialisasikan misi serta strategi dari BUMDes Jaya Gemilang.
Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa di Desa Lancang Kuning telah diterapkan, meskipun banyak kekurangan-kekurangan dilapangan. Diharapkan pengelola Badan Usaha Milik Desa Jaya Gemilang memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan perlu adanya kerjasama antara pegelola dan masyarakat desa, agar desa dapat menjadi desa yang mandiri
Kata Kunci : Strategi, BUMDes
1 | N A S K A H P U B L I K A S I
ABSTRACT
Village-owned enterprises is an economic institutions at the village level aims to manage the potential welfare villages and rural communities that are an aged by the village government and the community. The establishment of the village-owned enterprises carried out by aspiration of the people and the government village through Village Consultation and to increase the village's original income as well as the village community.
This study aims to determine the strategy of village-owned enterprises Increased welfare community in the Lancang Kuning Village, North Bintan District. The theory uses the process strategic management by Hunger & Wheleen (2003:9), is Environmental Scanning, Strategy Formulation, Strategy Implementation, and Evaluation and Control. This research uses qualitative research approach, with descriptive research technique. Informants in this research consists of 10 people. The research location in Lancang Kuning Village, North Bintan District. The data collection used is interview, and documentation. Technique of data analysis in this research that is data reduction, data display, and conclusion drawing.
The result showed that the indicator of strategic of village-owned enterprises Increased welfare community no running maximally. In Environmental Scanning is already to support the running of Village-owned enterprises. In Strategy Formulation is accordance with the applicable provisions. In Strategy Implementation of Village-owned enterprises is not yet to enterprises Increased welfare community. In Evaluation and Control is the community hope to manager of Village-owned enterprises socialize about mission and strategic of Jaya Gemilang’s Village-owned enterprises.
The conclusion in this research explain that the strategic of village-owned enterprises Increased welfare community has been applied, although there are still shortcomings in the field. Expected the manager of Jaya Gemilang’s Village-owned enterprises provide socialization for the community and needed cooperation between manager and the villages community, So that the village can become an independent village
Keywords: Strategic, BUMDes
2 | N A S K A H P U B L I K A S I
PENDAHULUAN
Desa merupakan agen pemerintah
yang paling depan dalam melaksanakan
pembangunan, karena pembangunan
ditingkat desa berkenaan langsung dengan
masyarakat. Salah satu misi pemerintah
adalah membangun daerah pedesaan yang
dapat dicapai melalui pemberdayaan
masyarakat untuk meningkatan
produktivitas dan keanekaragaman usaha
pedesaan, ketersediaan sarana dan fasilitas
untuk mendukung ekonomi pedesaan,
membangun dan memperkuat institusi
yang mendukung rantai produksi dan
pemasaran, serta mengoptimalkan sumber
daya sebagai dasar pertumbuhan ekonomi
pedesaan. Tujuannya adalah untuk
memberi peluang bagi kemampuan daerah
dan perdesaan sebagai tulang punggung
ekonomi regional dan nasional.
Pembangunan desa saat ini merupakan
poros kemandirian yang dapat membuat
perekonomian disuatu bangsa dapat
dikatakan baik. Dengan adanya kemajuan
ekonomi yang terjadi di perdesaan yang
kuat dapat berimbas pada kesejahteraan
masyarakat luas. Pembangunan desa
merupakan salah satu cara dalam upaya
mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
Pengembangan basis ekonomi di pedesaan
sudah semenjak lama dijalankan oleh
pemerintah melalui berbagai program
namun hal itu belum banyak membuahkan
hasil yang memuaskan.
Kemajuan ekonomi nasional hanya
akan tercapai jika terdapat iklim
perekonomian yang baik di tingkat
provinsi. Kemajuan ekonomi ditingkat
provinsi akan tercapai jika Kabupaten
memiliki kegiatan ekonomi yang baik.
Kemajuan ekonomi sebuah kabupaten
dapat tercapai karena adanya sumbangsih
dari ekonomi pedesaan yang kuat yang
berimbas pada kesejahteraan masyarakat
luas. Hal ini akan menjamin
penyelenggaraan pemerintahan yang baik
untuk diterapkan di semua tingkat
pembangunan dan keputusan berdasarkan
kebutuhan nyata dari masyarakat.
Untuk mewujudkan desa yang
mandiri, maka diperlukan sumber
pendapatan bagi desa yang berasal dari
desa tersebut. Kemandirian yang dimaksud
adalah proses yang dilakukan pemerintah
desa bersama masyarakat untuk melakukan
kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhannya sesuai kemampuan yang
dimiliki. Dalam mendorong pembangunan
ditingkat desa, pemerintah memberikan
kewenangan kepada pemerintah desa
untuk mengelola daerahnya secara
mandiri, salah satunya adalah melalui
lembaga ekonomi yang berada ditingkat
desa yakni Badan Usaha Milik Desa yang
selanjutnya disingkat menjadi BUMDes.
BUMDes sebagai instrumen
otonomi desa maksudnya adalah untuk
mendorong pemerintah desa dalam
3 | N A S K A H P U B L I K A S I
mengembangkan potensi desanya sesuai
dengan kemampuan dan kewenangan desa,
sedangkan sebagai instrumen
kesejahteraan masyarakat yakni dengan
melibatkan masyarakat didalam
pengelolaan BUMDes serta sebagai sebuah
program yang dirancang oleh pemerintah
untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat yang lebih baik. Cara kerja
BUMDes adalah dengan jalan menampung
kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat
dalam sebuah bentuk kelembagaan atau
badan usaha yang dikelola secara
profesional, namun tetap bersandar pada
potensi asli desa sesuai dengan
kemampuan dan kewenangan desa.
BUMDes yang ideal mampu menjadi
poros kehidupan masyarakat Desa, Karena
tujuannya untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat, mampu menyerap kapasitas
produksi masyarakat dan aksesnya terbuka
untuk semua masyarakat Desa. BUMDes
dapat berdiri dengan tujuan sebagai agen
pembangunan daerah dan menjadi
pendorong terciptanya sektor korporasi di
pedesaan tetapi dengan biaya produksi dan
pengelolaan tidak terlalu tinggi.
Pendirian dan pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) menurut
Peraturan Menteri Desa Nomor 4 tahun
2015 pasal 3 adalah, sebagai berikut :
a. Meningkatkan perekonomian Desa ,
b. Mengoptimalkan aset Desa agar
bermanfaat untuk kesejahteraan Desa,
c. Meningkatkan usaha masyarakat
dalam pengelolaan potensi ekonomi
Desa,
d. Mengembangkan rencana kerja sama
usaha antar Desa dan/ dengan pihak
ketiga,
e. Menciptakan peluang dan jaringan
pasar yang mendukung kebutuhan
layanan umum warga,
f. Membuka lapangan kerja,
g. Meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui perbaikan
pelayanan umum, pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi Desa dan ,
h. Meningkatkan pendapatan masyarakat
Desa dan Pendapatan Asli Desa.
Sedangkan tujuan pembentukan dari
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Menurut Peraturan Desa Lancang Kuning
Nomor 04 tahun 2016 pasal 4 adalah,
sebagai berikut :
1. Meningkatkan Pendapatan Asli Desa
dalam rangka meningkatkan
kemampuan Pemerintah Desa dalam
penyelenggaraan Pemerintah dan
pembangunan serta pelayanan desa,
2. Mengembangkan potensi
perekonomian di wilayah pedesaaan
untuk mendorong pengembangan dan
kemampuan perekonomian
masyarakat desa secara keseluruhan,
3. Menciptakan lapangan pekerjaan.
4 | N A S K A H P U B L I K A S I
Pelaksanaan BUMDes di
Kabupaten Bintan telah diterapkan sejak
tahun 2016 di seluruh desa. Setiap desa
yang telah membentuk BUMDes diberikan
dana dari pemerintah. Salah satu desa yang
telah membentuk BUMDes adalah Desa
Lancang Kuning di Kecamatan Bintan
Utara. Desa Lancang Kuning merupakan
Desa yang mengelola khususnya pada
bidang pertanian. Dari setiap BUMDes
yang ada di Bintan, Desa Lancang
Kuninglah yang mengelola di bidang
pertanian. Kondisi lingkungan desa yang
dikatakan baik, serta memiliki tanah yang
cukup subur membuat desa ini cocok
dalam mengelola pertanian dapat terlihat
disini petani kecil yang banyak berhasil
menanam tanaman seperti jagung, ubi,
salak, dan lain-lain. BUMDes yang telah
dibentuk diberi nama BUMDes Jaya
Gemilang. Usaha yang telah dijalankan
sejak awal pembentukan BUMDes yaitu
memanfaatka lahan kosong dengan
menanam tanaman jagung hibrida,
membuat bengkel las, pencucian motor,
dan menyalurkan beras bulog. Dalam
menjalankan usaha-usaha BUMDes
mengalami beberapa kendala yaitu :
Dalam menjalankan usaha pertanian
dengan menanam jagung hibrida tidak
begitu berjalan dengan baik karena
besarnya biaya operasional seperti dalam
penggunaan pupuk untuk tanaman yang
memakan biaya yang cukup tinggi dan
kurangnya pengetahuan petani dalam
mengelola lahan pertanian yang cukup
besar. Dalam menjalankan usaha lain
kurangnya karyawan yang utnuk
dipekerjakan, serta kerjasama yang
dilakukan dengan pihak lain yaitu
menyalurkan beras bulog yang tidak
berjalan sesuai rencana yang membuat
pihak BUMDes merugi dalam hal
permodalan.
Dalam Mengembangkan dan
mengelola BUMDes Jaya Gemilang dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa diperlukannya strategi. Adapun
beberapa strategi dari BUMDes Jaya
Gemilang sebagai berikut :
1. Membuka unit-unit usaha terutama di
bidang pertanian dan menjadi media
serta agen dalam memasarkan hasil
pertanian keseluruh Kecamatan Bintan
Utara.
2. Menjadikan BUMDes Jaya Gemilang
sebagai Melakukan kerja sama dengan
lembaga lain dalam mengembangkan
BUMDes Jaya Gemilang.
3. Melakukan pelatihan dan pembinaan
kepada masyarakat dalam
menjalankan usaha-usaha masyarakat,
4. memaksimalkan penyelesaian
perekonomian tidak harus melakukan
peminjaman kepada pihak eksternal
5 | N A S K A H P U B L I K A S I
dalam menyelesaikan permasalahan
perekonomian.
LANDASAN TEORI
1. Strategi
Secara terminologi strategi
berasal dari kata Strategia yang
merupakan bahasa yunani yang berarti
“the art of general”. Kalimat tersebut
bisa diartikan sebagi seni yang biasa
digunakan oleh panglima dalam sebuah
peperangan supaya kelompoknya bisa
menang. Namun, pengertian dari
strategi tentunya tidak sesederhana ini
dimasa sekarang. Maka dari itu banyak
ahli yang memberikan definisi dari
strategi yang secara berkaitan dengan
sebuah organisasi.
Menurut Hamel dan Prahalad
(dalam Umar 2010:17), menjelaskan
mengenai arti Strategi bahwa:
“Strategi merupakan tindakan yang
bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus,
serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan
dimasa depan. Dengan demikian
strategi selalu dimulai dari apa
yang dapat terjadi dan bukan
dimulai dengan apa yang terjadi.
Terjadinya kecepatan inovasi pasar
yang baru dan perubahan pola
konsumen memerlukan kompetensi
inti (core Competencies).
Perusahaan perlu mencari
kompetensi inti di dalam bisnis
yang dilakukan”.
Menurut Coulter (dalam Kuncoro
2006:12) mengatakan Strategi
merupakan sejumlah keputusan dan
aksi yang ditunjukan untuk mencapai
tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber
daya organisasi dengan peluang dan
tantangan yang dihadapan dalam
lingkungan industrinya.
2. Manajemen Strategi
Membahas mengenai stategi maka
tidak terlepas dari manajemen strategik,
dalam buku Manajemen Strategik oleh
Nawawi (2005:148) Manajemen
Strategik adalah proses atau rangkaian
kegiatan pengambilan keputusan yang
bersifat mendasar dan menyeluruh,
disertai penetapan cara
melaksanakannya, yang dibuat oleh
manajemen puncak dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran
didalam suatu organisasi, untuk
mencapai tujuannya.
Menurut Siagian (2012:27)
Manajemen Stratejik merupakan suatu
proses yang dinamik karena ia
berlangsung secara terus-menerus
dalam suatu organisasi.
6 | N A S K A H P U B L I K A S I
Manajemen strategis menurut
Hunger dan Wheelen (2003:4) adalah
“Strategic Management is that a set of
managerial decisions and actions that
determines the long-run performance of
a corporation”, dan jika diterjemahkan
secara bebas maka Manajemen strategis
adalah serangkaian keputusan dan
tindakan manajerial yang menentukan
kinerja perusahaan dalam jangka
panjang. Proses Manajemen strategis
meliputi empat elemen dasar :
1) Pengamatan Lingkungan
Sebelum melakukan formulasi
strategi, terlebih dulu melakukan
pengamatan lingkungan yang
mencakup dari lingkungan eksternal
dan lingkungan internal.
2) Perumusan Strategi
Yaitu pengembangan rencana jangka
panjang untuk manajemen efektif
dari kesempatan dan ancaman
lingkungan, dilihat dari kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Perumusan
strategi meliputi menentukan misi
perusahaan, menetukan tujuan yang
akan dicapai, pengembangan
strategi, dan penetapan pedoman
kebijakan.
3) Implementasi Strategi
Yaitu proses dimana manajemen
mewujudkan strategi dan
kebijakannya dalam tindakan.
4) Evaluasi dan Pengendalian
Yaitu proses yang melaluinya
aktivitas-aktivitas perusahan dan
hasil kinerja dimonitor dan kinerja
sesungguhnya dibandingkan dengan
kinerja yang diinginkan.
3. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Badan Usaha Milik Desa atau
BUMDes menurut Peraturan Menteri Desa
Nomor 4 tahun 2015 adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal
dari kekayaan desa yang dipisahkan guna
mengelola asset, jasa pelayanan, dan usaha
lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat desa.
Menurut Tim Pusat Kajian
Dinamika Sistem Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijaya dalam
bukunya yang berjudul Buku Paduan
Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha
Milik Desa (2007:3) : “BUMDes
merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa
yang berfunsi sebgai lembaga sosial
(social Institution) dan komersial
(commercial institution). Bumdes sebagai
lemabag sosial berpihak kepada
kepentingan masyarakat melalui
kontribusinya dalam penyediaan pelayanan
sosial. Sedangkan sebagai lembaga
komersial bertujuan mencari keuntungan
melalui penawaran sumberdaya lokal
(barang dan jasa ) ke pasar”.
7 | N A S K A H P U B L I K A S I
BUMDes sebagai suatu lembaga
ekonomi modal usahanya dibangun atas
inisiatif masyarakat dan menganut asas
mandiri. Ini berarti pemenuhan modal
usaha BUMDes harus bersumber dari
masyarakat. Meskipun demikian, tidak
menutup kemungkinan BUMDes dapat
mengajukan pinjaman modal kepada pihak
luar seperti dari pemerinta desa atau pihak
lain bahkan melalui pihak ketiga. Prinsip
dasar dalam mendirikan pembentukan
BUMDes antara lain :
a. Pemberdayaan :Memiliki mana untuk
meingkatkan kemampuan masyarakat,
keterlibatan masyarakat dan tanggung
jawab masyarakat.
b. Keberagaman :Bahwa usaha kegiatan
masyarakat memiliki keberagaman
usaha dan keberagaman usaha
dimaksud sebagai bagian dari uni
usaha BUMDes tanpa mengurangi
status keberadaan dan kepemilikan
usaha masyarakat yang sudah ada.
c. Partisipasi :Pengelola harus mampu
mewujudkan peran aktif masyarakat
agar senantiasa memiliki dan turut
serta bertanggung jawab terhadap
perkembangan kelangsungan
BUMDes.
Pembentukan BUMDes harus dilakukan
berdasarkan kebutuhan masyarakat desa
yang dituangkan dalam musyawarah desa.
Mekanisme pembentukan BUMDes adalah
sebagai berikut :
a. Melakukan musyawarah desa untuk
menghasilkan kesepakatan.
b. Pokok pembahasan mengenai kondisi
ekonomi dan sosial budaya
masyarakat, organisasi pengelola
BUMDes, Modal usaha BUMDes
yang dituangkan dalam Anggaran
Dasar (AD) dan Anggaran Rumah
Tangga (ART) BUMDes.
c. Pengusulan materi kesepakatan
sebagai peraturan desa.
d. Penerbitan peraturan desa.
Pengelolaan kegiatan BUMDes adalah
sebagai berikut :
a. harus dilakukan secara transparan
artinya apat diketahui, diikuti,
dipantau, diawasi dan dievaluasi oleh
warga masyarakat secara luas.
b. Kegiatan harus akuntanbel, mengikuti
kaidah yang berlaku, sehingga dapat
dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat.
c. Warga masyarakat terlibat secara aktif
dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan
pelestarian kegiatan.
d. Kegiatan perlu berkelanjutan, yang
dapat memberikan hasil dan manfaat
kepada warga masyarakat.
e. Kegiatan berdasarkan kesepakatan
antar pelaku dalam warga masyarakat
desa sehingga memperoleh dukungan
dari semua pihak.
8 | N A S K A H P U B L I K A S I
4. Kesejahteraan Sosial
Menurut Segal dan Brzuzy dalam
Suud (2006:5) kesejahteraan sosial adalah
kondisis sejahtera dari suatu masyarakat ,
kesejahteraan sosial meliputi kesehatan,
keadaan ekonomi, kebahagian, dan
kualitas hidup rakyat.
Menurut Wilensky dan Lebeux
dalam Suud (2006:7) kesejahteraan sosial
adalah sebagai sistem yang terorganisasi
dari pelayanan-pelayanan dan lembaga-
lembaga sosial, yang dirancang untuk
membantu individu-individu dan
kelompok-kelompok agar mencapai
tingkat hidup dan kesehatan yang
memuaskan. Maksudnya agar tercipta
hubungan-hubungan personal dan sosial
yang member kesempatan kepada
individu-individu pengembangan
kemapuan-kemampuan mereka seluas-
luasnya dan meningkatkan kesejahteraan
mereka sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan masyarakat.
Sedangkan menurut Wickeden
dalam Suud (2006:8) kesejahteraan sosial
adalah suatu sistem peraturan, program-
program, kebaikan-kebaikan, pelayanan-
pelayanan yang memperkuat atau
menjamin penyediaan pertolongan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial
yang diakui sebagai dasar bagi penduduk
dan keteraturan sosial.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan ini
menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif,
dalam penelitian kualitatif ini peneliti
akan memberikan gambaran sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta
sesuai ruang lingkup judul penelitian
sebagaimana yang dikemukan oleh
Sugiyono (2011:11) penelitian
deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan
atrasa satu variabel dengan variabel
yang lain. Dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara
Snowball Sampling, teknik
pengumpulan dengan interview
(wawasan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekan pada
generalisasi.
Dapat disimpulkan bahwa
penelitian deskriptif dalam penelitian
ini adalah penelitian yang bermaksud
untuk mengumpulkan data dan
informasi tentang Strategi
Pengembangan Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes) Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Di Desa
Lancang Kuning Kecamatan Bintan
9 | N A S K A H P U B L I K A S I
Utara, yang kemudian hasilnya di
deskripsikan atau di gambarkan secara
jelas sebagaimana kenyataan
dilapangan.
Dalam memperoleh data dan
informasi lokasi penelitian ini
dilakukan di Desa Lancang Kuning
Kecamatan Bintan Utara Kabupaten
Bintan. Hal ini didasarkan karena desa
tersebut sudah memiliki Badan Usaha
Milik Desa dan telah diberi izin untuk
melakukan penelitian di Badan Usaha
Milik Desa Jaya Gemilang Desa
Lancang Kuning Kecamatan Bintan
Utara.
Sumber data yang digunakan
adalah sumber data primer yaitu objek
atau dokumen original /data yang
dikumpulkan dari peristiwa yang
sebenarnya. Dalam penelitian ini data
sekunder adalah data yang diperoleh
dengan tidak melalui wawancara,
namun bersumber dari dokumen-
dokumen, literatur, laporan-laporan,
jurnal-jurnal maupun halaman-
halaman internet yang memiliki
informasi dan data yang diperlukan.
Informan dalam penelitian ini penulis
tentukan dengan metode snowball
sampling. Snowball sampling menurut
Umar (2010:76) adalah teknik penetuan
sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian orang –orang yang dijadikan
sampel disuruh memilih responden lain
untuk dijadikan sampel lagi, begitu
seterusnya sehingga jumlah sampel terus
menjadi banyak. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini,
antara lain:
1. Wawancara
2. Observasi
3. Dokumentasi
Komponen dalam analisis data menurut
Miles dan Huberman (Ulber 2009:339),
kegiatan analisis terdiri dari tiga alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan,
yaitu 1) Reduksi data , 2) Penyajian data,
dan 3) Penarikan kesimpulan.
PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Latar Belakang Badan Usaha Milik
Desa di Kabupaten Buntan
Penyelenggaraan Badan Usaha Milik Desa
merupakan amanat dari Peraturan Menteri
Desa Nomor 4 tahun 2015 pasal 4 . Desa
dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa
sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa.
Dalam menjalankan peyelenggaraan
Badan Usaha Milik Desa tentu memiliki
landasan hukum yang jelas agar terdapat
kejelasan tujuan dan agar lebih teratur
dalam penyelenggaraanya serta
pengelolaanya.
Pemerintah Daerah khususnya Badan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kabupaten Bintan telah mensosialisasikan
tentang pembentukan Badan Usaha Milik
10 | N A S K A H P U B L I K A S I
Desa, hal ini juga dilakukan untuk
memeriksa desa yang telah membentuk
BUMDes dan melihat kelengkapan serta
bukti-bukti BUMDes tersebut sudah
memenuhi syarat-syaratnya dan
Kecamatan yang ada di Kabupaten Bintan
telah memenuhi persyaratan dalam
mendirikan BUMDes. Pemerintah Pusat
mengamanatkan kepada setiap daerah yang
ada di Negara Kesatuan Republik
Indonesia untuk menggali potensi yang
dimiliki baik secara umum maupun
potensi-potensi yang dimiliki wilayah
terkecil yaitu potensi desa yang dikelola
oleh masing-masing pemerintah desa
dengan mendapat dukungan dari
pemerintah daerah. Penyelenggaraan
BUMDes yang dilakukan di Kabupaten
Bintan berjalan lancar karena hampir
seluruh desa sudah melakukan
pembentukan BUMDes, partisipasi desa
yang ada di Kabupaten Bintan sangat
bagus, dari 36 desa sudah 28 desa yang
telah memiliki BUMDes.
Beranjak dari program tersebut pemerintah
desa Lancang Kuning menindak lanjuti
dengan mengadakan musyawarah untuk
memberi nama BUMDes dan menetapkan
jajaran direksi BUMDes serta melihat
potensi-potensi yang ada di Desa Lancang
Kuning. Dalam membentuk BUMDes
diperlukannya syarat-syarat yang harus
diikuti serta sesuai dengan ketentuannya.
dari hasil wawancara diatas dapat
disimpulkan bahwa Desa Lancang Kuning
sudah menjalankan serta membentuk
BUMDes sesuai dengan syarat-syarat
pembentukan BUMDes yang terdapat pada
Peraturan Desa Lancang Kuning Nomor
04 Tahun 2016.
B. Strategi Pengembangan Badan
Usaha Milik Desa Jaya Gemilang di
Desa Lancang Kuning Kecamatan
Bintan Utara
Strategi merupakan salah satu alat
untuk tujuan. Untuk dapat
mendeskripsikan dan menganalisa tentang
Strategi Badan Usaha Milik Desa Di
Kecamatan Bintan Utara Desa Lancang
Kuning, maka digunakan model
manajemen strategi dari Hunger &
Wheelen (2003) yang menjelaskan bahwa
terdapat empat indikator yang menjadi
faktor strategi manajemen yaitu
Pengamatan Lingkungan, Perumusan
Strategi, Implementasi Strategi, Dan
Evaluasi Dan Pengendalian sebagai
landasan dalam penelitian ini. Oleh karena
itu, keempat indikator akan dibahas satu
persatu untuk menggambarkan tentang
strategi manajemen tersebut. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut :
a. Pengamatan lingkungan
1) Lingkungan internal
Lingkungan internal terdiri dari
variabel-variabel (kekuatan dan
kelemahan). Lingkungan internal
merupakan lingkungan yang berada
11 | N A S K A H P U B L I K A S I
dalam Badan Usaha Milik Desa Jaya
Gemilang. Dalam analisisnya
lingkungan ini bertujuan untuk melihat
potensi serta kemampuan dari Badan
Usaha Milik Desa Jaya Gemilang ini
dijadikan sebagai wadah usaha untuk
desa yang dapat membantu masyarakat
desa dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat berdasarkan
observasi dilapangan. Adapun kekuatan
dan kelemahan dari lingkungan internal
Badan Usaha Milik Desa Jaya
Gemilang adalah sebagai berikut :
a) Kekuatan
Kekuatan merupakan sumber daya,
keterampilan, atau keunggulan-keunggulan
lain yang berhubungan dengan para
pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar
yang dapat dilayani oleh perusahaan yang
diharapkan dapat dilayani.
Dari hasil wawancara diatas bahwa
lingkungan yang terdapat di Desa Lancang
Kuning menjadi salah satu keuntungan,
dimana banyak potensi usaha yang dapat
dijalankan didesa ini. Lingkungan Desa
Lancang Kuning memiliki banyak potensi
yang dapat diolah mulai dari usaha
pertanian, penangkaran lebah kelut,
peternakan ikan, hingga penggemukan
sapi, dengan potensi-potensi ini
menjadikan keuntungan bagi desa dalam
membuka usaha-usaha masyarakat. Oleh
karena itu perlunya pengelola BUMDes
memanfaatkan keuntungan lingkungan
yang ada di desa. Dengan memiliki sumber
daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk
menjalankan roda usaha diharapkan bisa
menjadi penunjang perekonomian
masyarakat di Desa Lancang Kuning.
b) Kelemahan
merupakan keterbatasan atau
kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan, dan kapabilitas yang
secara efektif menghambat kinerja
perusahaan. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan walaupun memiliki
potensi tidak menutup kemungkinan
terdapat kelemahan dalam
mengembangkan Badan Usaha Milik
Desa Jaya Gemilang.
2) Lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal terdiri dari
variabel-variabel (peluang dan
ancaman). Lingkungan internal
merupakan lingkungan umum.
Lingkungan umum adalah suatu
lingkungan yang terdiri dari faktor-
faktor yang memiliki ruang lingkup
luas. Lingkungan ini nantinya akan
menjadi pengaruh yang cukup besar
dalam pengembangan Badan Usaha
Milik Desa Jaya Gemilang. Adapun
peluang dan ancaman dalam Badan
Usaha Milik Desa Jaya Gemilang
adalah sebagai berikut :
12 | N A S K A H P U B L I K A S I
a) Peluang
Peluang merupakan situasi penting
yang menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Berdasarkan
hasil wawancara yang telah dilakukan
maka peluang yang dimiliki Badan
Usaha Milik Desa Jaya Gemilang
yaitu desa ini memiliki lingkungan
dan lokasi yang strategis karena
terdapat banyak lahan tidur yang dapat
dimanfaatkan dalam mengembangkan
usaha desa dan desa ini juga sudah
dikenal dengan penggemukan sapinya.
Hal ini terlihat pada patung sapi yang
menjadi ikon desa tersebut. Dengan
lingkungan yang baik dan mendukung
dapat membuka usaha-usaha baru
yang menguntungkan bagi desa, maka
peluang BUMDes Jaya Gemilang
untuk dapat membantu masyarakat di
desa Lancang Kuning semakin besar,
namun dari observasi peneliti lakukan
potensi yang ada didesa tersebut
dirangkul oleh BUMDes dikarenakan
masyarakat desa yang belum mau
berkontribusi dalam program
BUMDes Jaya Gemilang.
b) Ancaman
Ancaman merupakan situsi yang
tidak menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Ancaman
merupakan gangguan utama bagi
posisi sekarang atau yang diinginkan
perusahaan. Adapun ancaman yang
dimiliki BUMDes Jaya Gemilang
terletak pada sisi keuangan dan
masyarakat untuk mengelola
BUMDes, pihak pengelola BUMDes
Jaya Gemilang yang belum dapat
mengelola keuangan dengan baik hal
ini terbukti dari kerugian yang
lumayan banyak dalam penanam
jagung pada awal usaha yang
dijalankan BUMDes Jaya Gemilang
serta Sumber Daya Manusia kurang
untuk bekerja di BUMDes Jaya
Gemilang.
b. Perumusan Strategi
Perumusan strategi adalah
pengembangan rencana jangka panjang
untuk manajemen efektif dari kesempatan
dan ancaman lingkungan, dilihat dari
kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Perumusan strategi meliputi menentukan
misi perusahaan, menentukkan tujuan-
tujuan yang dapat dicapai, pengembangan
strategi, dan penetapan pedoman
kebijakan. Hal ini dapat diuraikan
berdasarkan hasil pengamatan dan analisa
mengenai perumusan strategi di BUMDes
Jaya Gemilang Desa Lancang Kuning
adalah sebagai berikut :
1) Misi
Misi yang ditelah dibuat oleh Badan
Usaha Milik Desa Jaya Gemilang
sudah tertuang di Peraturan Desa yang
telah dibuat dan menggambarkan
13 | N A S K A H P U B L I K A S I
harapan/ cita-cita yang ingin dicapai,
dengan misi yang telah dibuat
diharapkan dapat membuat
kelanggengan antara ketua dan
anggota juga agar yang akan
dilakukan di BUMDes Jaya Gemilang
agar sesuai dengan jalur jalur yang
sudah ditetapkan. Adapun misi yang
terkait dengan strategi pengembangan
BUMDes adalah Pengembangan
layanan sosial melalui usaha simpan
pinjam dan usaha sektor riil dan
mengembangkan jaringan kerja sama
ekonomi dengan berbagai pihak.
Dengan BUMDes Jaya Gemilang
membuka usaha yang sesuai dengan
kemampuan desa serta bekerjasama
dengan pihak lain, namun dari hasil
observasi peneliti melalui dokumen
yang diterima dibandingkan dengan
hasil lapangan misi belum terlaksana
sepenuhnya, hal ini dapat dilihat dari
BUMDes Jaya Gemilang baru
melaksanakan kerjasama dengan
pihak lain namun tidak berhasil dan
adanya unit usaha yang tidak berjalan
dengan baik, sedangkan untuk misi
yang lain belum dapat terlaksana.
2) tujuan
Adapun tujuan dari BUMDes Jaya
Gemilang yaitu meningkatkan Pendapatan
Asli Desa Lancang Kuning unutk
peningkatan pembangunan dan
peningkatan pelayanan masyarakat Desa
Lancang Kuning dan memperkuat
kelembagaaan dan memperluas jaringaan
kerja melalui kerjasama dengan berbagai
potensi masyarakat dan bersinergi dengan
lembaga-lembaga lain yang terkait, dengan
berjalanya BUMDes Jaya Gemilang belum
dapat mewujudkan semua tujuan yang
telah dibuat hal ini dikarenakan BUMDes
yang baru berjalan. Jika tujuan yang telah
dibuat terlaksana dengan baik, hal ini akan
memberi manfaat bagi perekonomian
masyarakat desa terutama bagi masyarakat
perekonomian kecil dimana mereka dapat
menumbuhkan pendapatan ekonomi
mereka. Salah satu potensi yang dimiliki
desa yaitu peternakan lebah kelut yang
masih dimiliki secara pribadi oleh salah
satu warga desa Lancang Kuning, jika hal
ini dapat dikelola bersama BUMDes maka
masyarakat desa yang lain dapat ikut serta
dan belajar bagaimana cara menternakan
lebah kelut tersebut. Dalam penjualan
dapat dikelola dengan baik dan legal agar
14 | N A S K A H P U B L I K A S I
tidak ada masalah hukum yang terjadi pada
transaksi jual belinya.
3) strategi
Strategi perusahaan merupakan
rumusan perencanaan komprehensif
tentang bagaimana akan mecapai misi dan
tujuannya. Adapun strategi yang telah
dilaksanakan oleh BUMDes Jaya
Gemilang adalah sebagai berikut :
a) Membuka unit-unit usaha terutama di
bidang pertanian dan menjadi media
serta agen dalam memasarkan hasil
pertanian keseluruh Kecamatan Bintan
Utara.
b) Melakukan kerja sama dengan
lembaga lain dalam mengembangkan
BUMDes Jaya Gemilang.
c. Implementasi strategi Merupakan proses dimana manajemen
mewujudkan strategi dan kebijakannya
dalam tindakan melalui strategi-strategi
yang telah dibuat. Proses tersebut mungkin
meliputi perubahan budaya secara
menyeluruh, struktur atau sistem
manajemen dari organisasi secara
keseluruhan.
Adapun strategi yang digunakan
BUMDes Jaya Gemilang adalah sebagai
berikut :
1. Membuka unit-unit usaha terutama di
bidang pertanian dan menjadi media
serta agen dalam memasarkan hasil
pertanian keseluruh Kecamatan Bintan
Utara.
Berdasarkan wawancara diatas BUMDes
Jaya Gmilang tidak kesulitan dalam
memasarkan hasil pertanian, hal ini terlihat
ketika panen pertama hasil kegiatan usaha
penanaman jagung hibrida terjual habis
walaupun belum masuk kepasar besar
yang ada di kecamatan Bintan Utara.
Dengan usaha-usaha yang telah dibentuk
perlunya BUMDes Jaya Gemilang
menetapkan pasar mana yang akan
digarap, kondisi pasar yang bagaimana
yang diinginkan dan sebagainya serta
dalam menjalankan unit usaha perlu
dikajinya unit usaha yang dibuat apakah
dengan menjalankan unit usaha tersebut
dapat menyerap tenaga kerja dari
masyarakat dan menguntungkan BUMDes
untuk Pendapatan Asli Desa . BUMDes
Jaya Gemilang ini dalam membentuk unit
usaha sudah melihat apa yang menjadi
permintaan pasar serta melihat produk apa
yang terus dibutuhkan secara terus
menerus seperti misalnya yang sekarang
sedang dijalankan BUMDes Jaya
Gemilang di bidang pertanian jagung
hibrida dimana dalam pemasaran yang
dilakukan tidak terlalu sulit, dan di
bengkel las BUMDes ini terus mengkuti
trend yang dapat menarik minat pasar.
15 | N A S K A H P U B L I K A S I
2. Melakukan kerja sama dengan lembaga
lain dalam mengembangkan BUMDes
Jaya Gemilang
Dalam mengembangkan BUMDes Jaya
Gemilang perlu adanya kerjasama dengan
pihak lain yang akan membuat BUMDes
ini bisa berkembang dalam mengelola
serta mengenalkan usaha yang dijalankan
kepada masyarakat luas di Kecamatan
Bintan Utara.
Pada usaha yang dijalankan BUMDes di
pertanian BUMDes dengan hasil panen
yang belum maksimal, BUMDes Jaya
gemilang melakukan kerjasama dengan
Loka Pengkajian Teknologi Pertanian
(LPTP) Kabupaten Bintan dikarenakan
BUMDes kurangnya pengetahuan serta
teknologi yang dipakai dalam mengelola
kondisi lahan jagung yang membuat panen
jagung yang kemaren kurang maksimal.
Dikarenakan hasil panen yang kurang
maksimal, akhirnya pihak pengurus
meminta bantuan dari LPTP Kabupaten
Bintan dalam melakukan penanam
pertanian di Desa Lancang Kuning. Dapat
disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa
strategi sangat penting dalam
mengembangkan BUMDes Jaya Gemilang
karena dengan adanya strategi BUMDes
berharap dapat melaksanakan hal-hal ingin
dicapai yaitu meningkatkan pendapatan
asli, menciptakan lapangan kerja untuk
masyarakat desa serta meningkatkan
perekonomian masyarakat desa. Jika
strategi dapat dilaksanakan dengan baik
maka tujuan yang telah ditentukan dapat
dicapai, namun BUMDes Jaya Gemilang
dalam melaksanakan strategi yang telah
ditentukan tidak berjalan sebagaimana
mestinya hal ini dikarenakan kurang
minatrnya masyarakat ikut serta dalam
kegiatan BUMDes, kurangnya pengelola
mengatur proses kerjasama, dan BUMDes
yang baru berjalan, hal ini juga yang
membuat belum terlihatnya penyerapan
tenaga kerja dan peningkatan
perekonomian dari masyarakat.
d.Evaluasi dan pengendalian
Agar sasaran yang ingin diraih
dapat dibuktikan, perlu ditindak lanjuti
dengan pelaksanaanya. Evaluasi dan
pengendalian atau pengawasan
dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa
semua kegiatan yang diselenggarakan oleh
perusahaan, hendaknya didasarkan pada
rencana yang disepakati, sehingga ia tidak
menyimpang atau keluar dari batas-batas
toleransinya. Dari unit-unit usaha yang
telah dijalankan. harapan masyarakat Desa
Lancang Kuning agar perbaikan /evaluasi
itu dapat terlaksana dan membuat
BUMDes Jaya Gemilang berjalan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan yang dilakukan dari kepala
desa yaitu melihat laporan dari kegiatan
usaha yang dilakukan BUMDes Jaya
Gemilang dan dari pemerintah melihat dari
pelaporan yang dilakukan setahun sekali
16 | N A S K A H P U B L I K A S I
pada tutup buku. BUMDes Jaya Gemilang
awalnya belum dapat membuat hasil
pelaporan yang baik, sejak diadakannya
pelatihan yang dilakukan Pemerintah
Daerah dalam mengelola BUMDes, pihak
BUMDes sudah dapat memperbaiki apa
yang tidak sesuai di pelaporan tersebut,
jika BUMDes masih belum dapat
menghasilkan keuntungan bagi desa maka
pihak desa dapat melakukan konsultasi
kepada tenaga ahli yang ada di Badan
Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Sedangkan untuk menilai kinerja dari
BUMDes dapat dilakukan dengan melihat
tanggapan masyarakat dengan adanya
BUMDes didesa ini bisa dilihat dari
sosialisasi yang dilakukan oleh BUMDes
Jaya Gemilang. Namun dari penelitian
yang dilakukan bahwa pihak pengelolan
BUMDes Jaya Gemilang belum
mensosialisasikan tujuan dari adanya
pembentukan BUMDes, pada saat
pembentukan hanya para tokoh masyarakat
serta sebagian yang ikut serta. Oleh karena
itu masyarakat Desa Lancang Kuning
meminta kepada pihak BUMDes Jaya
Gemilang untuk melakukan sosialisasi
agar masyarakat lebih paham apa
kegunaan dan mendapat manfaat dari
adanya BUMDes didesa tersebut.
masyarakat di Desa Lancang Kuning
belum mengetahui tentang Badan Usaha
Milik Desa.
Dari hasil penelitian yang diperoleh
melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi strategi pengembangan
Badan Usaha Milik Desa di Desa Lancang
Kuning adalah gambaran dan proses dari
pengelolaan BUMDes Jaya Gemilang
tersebut. Dalam tahap ini pengelola
BUMDes Jaya Gemilang mengkaji ulang
kegiatan-kegiatan di BUMDes ini serta
pihak dari pemerintah desa melakukan
pengawasan di BUMDes Jaya Gemilang.
Adapun masyarakat yang dapat merasakan
adanya BUMDes didesa ini belum bisa
dirasakan semua masyarakat jadi dari segi
meningkatkan pendapatan masyarakat dan
pendapatan asli desa belum bisa
didapatkan.
PENUTUPA. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti tentang Strategi
pengembangan Badan Usaha Milik Desa
Jaya Gemilang Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Desa Lancang
Kuning Kecamatan Bintan Utara saat ini
belum berjalan dengan maksimal antara
lain kurang nya pemahaman masyarakat
mengenai BUMDes serta masyarakat
belum dapat merasakan manfaat dari
keberadaan BUMDes Jaya Gemilang Desa
Lancang Kuning Kecamatan Bintan Utara.
Adapun Strategi pengembangan Badan
Usaha Milik Desa Jaya Gemilang Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
17 | N A S K A H P U B L I K A S I
Desa Lancang Kuning Kecamatan Bintan
Utara bisa dilihat sebagai berikut :
1) Pengamatan Lingkungan, dari hasil
pengamatan lingkungan terkait dengan
usaha yang dijalankan. Lingkungan
yang ada didesa Lancang Kuning
sudah dapat dikatakan lingkungan
yang cocok untuk didirikannya
BUMDes namun kurang pemanfaatan
dari pengelola.
2) Perumusan strategi, dalam hal ini
perlunya BUMDes Jaya Gemilang
melakukan perencanaan dalam
membuat misi, tujuan dan strategi
namun dalam kenyataanya belum
semua misi, tujuan dan strategi
tersebut terlaksana sesuai apa yang
diharapkan.
3) Implementasi Strategi, pada
implementasinya strategi sudah
terlaksana namun kenyataanya strategi
yang dilaksanakan tidak berjalan
sebagaimana mestinya terlihat dengan
adanya salah satu unit usaha yang
berhenti beroperasi yaitu unit usaha
pencucian motor.
4) Evaluasi dan pengendalian, pada tahap
ini BUMDes harus melakukan
penyerahan laporan setiap unit usaha
yang dijalankan agar setiap kegiatan
yang berlansung dapat selalu diawasi
dan ditinjau serta perlunya evaluasi
/perbaikan-perbaikan dalam
menjalankan BUMDes Jaya Gemilang
terlihat dengan sosialisasi yang
dilakukan hanya kepada tokoh-tokoh
masyarakat.
B. Saran
Diharapkan pengelola Badan
Usaha Milik Desa Jaya Gemilang
memberikan sosialisasi kepada masyarakat
dan perlu adanya kerjasama antara
pegelola dan masyarakat desa, agar desa
dapat menjadi desa yang mandiri, maka
peneliti memberikan masukan atau saran
terhadap pengembangan Badan Usaha
Milik Desa Jaya Gemilang Desa Lancang
Kuning Kecamatan Bintan Utara sebagai
berikut :
1. Perlu ditingkatkan lagi pemanfaatan
lahan di desa ini dengan bekerja sama
dengan masyarakat setempat.
2. Perlu adanya pertimbangan secara
matang dalam menentukan strategi
dalam menjalankan BUMDes Jaya
Gemilang.
3. Membuka unit usaha yang baru yang
sesuai dan dapat dilaksanakan oleh
masyarakat setempat.dapat
terealisasikan secepatnya sehingga
masyarakat setempat.
4. Pengelola harus melakukan rapat
musyawarah kepada masyarakat
dengan cara melakukan rapat kepada
setiap RT secara bergilir dengan
18 | N A S K A H P U B L I K A S I
kesepakatan bersama, agar tidak
hanya tokoh masyarakat yang
mengetahui tentang BUMDes.
Demikian saran yang dapat saya
sampaikan melalui hasil pembahasan
dari bab sebelumnya. Pentingnya
masyarakat Desa Lancang Kuning
mengetahui tetang BUMDes agar misi
serta strategi yang telah dibuat dapat
terlaksana serta visi dari BUMDes
Jaya Gemilang yakni “Mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Desa
Lancang Kuning melalui
pengembangan ekonomi dan
pelayanan sosial dengan motto
“BERSATU UNTUK MAJU” dapat
terwujudkan.
19 | N A S K A H P U B L I K A S I
REFERENSI
Buku
Arikunto, Suharsimi. 2010. “Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik”, Jakarta: Renika Cipta.
Herdiansyah, Haris. 2014. “Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial”. Jakarta: Salemba Humanika.
Hunger David, J. dan Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi.
Kuncoro, Mudrajat. 2006. “Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan-Keunggulan Kompetitif”. Jakarta: Erlangga.
Wiryokusumo, Iskandar. 2011. ” Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum”. Jakarta: Bumi Aksara.
Nawawi, Hadari. 2005. “Manajemen Stratejik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan”. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Suharto, Edi. 2009. “Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat”. Bandung: PT Refika Aditama.
Siagian, Sondang P. 2012. “Manajemen Stratejik”. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Sugiyono,2011. “Metode Penelitian Administrasi”. Bandung : Alfabeta.
Suud, Mohammad. 2006. “3 Orientasi Kesehjateraan Sosial”. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Suyadi prawirosentono dan dewi primasari. 2014. manajemen stratejik & pengambilan keputusan korporasi. Jakarta: Bumi Aksara
Umar, Husein. 2010. “Desain Penelitian Manajemen Strategik”. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Widoyoko, Eko Putro. 2012. “Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian”. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Jurnal
Budiono, Puguh. 2015.“Implementasi Kebijakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Bojonegoro (Studi di Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu dan Desa Kedungprimpen Kecamatan Kanor )”. (http://journal.unair.ac.id. Diakses 04 Januari 2017 jam 16:15 Wib).
Purnamasari, Hanny dkk. 2016.“Efektifitas Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Berbasis Ekonomi Kerakyatan di Desa Warungbambu Kecamatan Karawang Timur Kabupaten Karang”. (http://journal.unsika.ac.id. Diakses 28 Januari 2017 jam 13:20 Wib)
20 | N A S K A H P U B L I K A S I
Ramadana, Coristya Berlian. Heru Ribawanto. Suwondo. 2013.“Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sebagai Penguatan Desa” (http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id. Diakses 28 Januari 2017 jam 13:00 Wib).
Tama, Ovi Era. Yanuardi. 2013.“Dampak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bagi Kesehjateraan Masyarakat DiDesa Karangrejek Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunugkidul”. (http://journal.student.uny.ac.id. Diakses 04 februari 2017 jam 14.20 Wib).
Dokumen
Departeman Pendidikan Nasional Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan (PKDSP) Fakultas Ekonomi UNIBRAW. 2007. Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan BUMDES. Jakarta: Pimpinan Pusat Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara (PP RPDN).
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia. 2015. “Pengembangan Desa”. Jakarta: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Undang-undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasiona Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesehjateraan Sosial.
Permendesa No.4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran BUMDes.
Peraturan Desa No. 04 Tahun 2016 tentang Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) “Jaya Gemilang” Desa Lancang Kuning.
21 | N A S K A H P U B L I K A S I