BAB 2 LANDASAN TEORI Dengan judul “Peranlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00909-MC...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI Dengan judul “Peranlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00909-MC...
12
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori umum
Dengan judul “Peran Public Relations melalui majalah Info BCA sebagai
media komunikasi internal”, maka penulis menggunakan teori-teori dasar yang
membahas diantaranya:
2.1.1 Komunikasi
Menurut Everett M. Rogers di dalam buku Deddy Mulyana tahun 2007
menyatakan bahwa: “Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku mereka.”
Komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau pesan dari komunikator
ke komunikan. Menurut Harold Lasswell cara yang baik untuk menggambarkan
komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Who Says
What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa
Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? Berdasarkan
definisi Lasswell ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung
satu sama lain, yaitu: sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima
(receiver), dan efek (effect). (Mulyana, 2007: 69)
Dilihat dari pandangan kedua para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah suatu proses dari komunikator (sumber/source) ke komunikan
(penerima/receiver) melalui suatu saluran atau media (channel) tertentu yang
13
didalamnya terdapat suatu pesan (message) yang ingin disampaikan dan selanjutnya
ada umpan balik (feedback) dari komunikan terhadap pesan yang sudah diterima.
Pesan yang disampaikan biasanya bertujuan untuk mengubah perilaku dari
komunikan, maka dari itu feedback diperlukan di dalam suatu proses komunikasi.
� Fungsi Komunikasi
Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama
untuk menyatakan dan mendukung identitas-diri, untuk membangun kontak
sosial dengan orang disekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk
merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan. (Mulyana, 2007: 4)
Berikut ini kita akan membahas empat fungsi komunikasi berdasarkan
kerangka yang dikemukakan William I. Gorden di dalam Keempat fungsi
tersebut, yakni komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan
komunikasi instrumental, tidak saling meniadakan (mutually exclusive). Fungsi
suatu peristiwa komunikasi (communication event) tampaknya tidak sama sekali
independen, melainkan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun
terdapat suatu fungsi yang dominan. (Mulyana, 2007: 5)
- Komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep
diri kita, aktualisasi-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh
kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat
komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.
(Mulyana, 2007: 5-6)
14
- Komunikasi ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang
lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi
instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.
(Mulyana, 2007: 24)
- Komunikasi ritual
Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif. Tetapi sering
juga bersifat ekspresif yang menyatakan perasaan terdalam seseorang.
Kita sering kali melakukan acara-acara atau kegiatan yang berlainan
sepanjang tahun yang dinamakan rites of passage oleh para antropolog.
Kegiatan-kegiatan tersebut kita lakukan rutin setiap tahunnya. Contohnya
seperti acara ulang tahun, kelahiran, pertunangan, pernikahan, dan
sebagainya. Di dalam melaksanakan acara-acara tersebut, biasanya kita
melakukan atau mengucapkan kata-kata dan menampilkan perilaku-
perilaku simbolik. (Mulyana, 2007: 27)
- Komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan
keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga
menghibur. Semua tujuan tersebut bersifat membujuk (persuasive).
Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menginformasikan (to
inform) mengandung makna persuasif dapat dikatakan bahwa pembicara
atau komunikator menginginkan pendengarnya untuk mempercayai pesan
15
yang disampaikannya atau informasi yang disampaikan layak untuk
diketahui. (Mulyana, 2007: 33)
2.1.2 Komunikasi organisasi
Organisasi adalah sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu, dan komunikasi adalah perekat yang memungkinkan
kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama melakukan fungsinya dengan
baik. Hubungan komunikasi yang terjalin baik antara manajer yang satu dengan
manajer yang lain, antara manajer dengan karyawan, atau antara karyawan yang satu
dengan karyawan yang lain, merupakan salah satu kunci keberhasilan manajer dalam
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Purwanto, 2011: 44).
Menurut Wiryanto di dalam buku karangan Khomsahrial Romli tahun 2011
menyatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu
sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi. Komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial.
Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotannya secara
individual. (Romli, 2011: 2).
Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga komunikasi
organisasi sebagai berikut: fungsi perintah, fungsi relasional, fungsi manajemen
ambigu (Romli, 2011: 2-3).
16
1. Fungsi perintah berkenaan dengan anggota-anggota organisasi mempunyai hak
dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan, dan bertindak atas suatu
perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah
anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut.
2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-
anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal
dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi
kinerja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara.
3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi
sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Komunikasi adalah alat untuk
mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam
organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun
lingkungan dan memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi
bersama.
Dari berbagai pandangan yang ada, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
organisasi adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengirimkan dan menerima
berbagai pesan dari perusahaan ke karyawan, karyawan ke perusahaan ataupun antar
sesama karyawan di dalam suatu perusahaan atau organisasi. Komunikasi dari
perusahaan ke karyawan dan sebaliknya berorientasi kepada kepentingan organisasi
dan bersifat formal. Sedangkan komunikasi antar sesama karyawan dapat disebut
sebagai komunikasi informal karena berorientasi kepada anggota dari suatu
organisasi secara individual.
17
� Pola komunikasi
Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai
pihak dalam mencapai tujuannya, perlu diketahui bahwa pendekatan yang dipakai
antara satu organisasi dengan organisasi yang lain dapat bervariasi atau berbeda-
beda. Bagi perusahaan berskala kecil yang hanya memiliki beberapa karyawan,
penyampaian informasi dapat dilakukan secara langsung kepada para karyawannya
tersebut. Lain halnya dengan perusahaan besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan
karyawan, penyampaian informasi kepada mereka merupakan pekerjaan yang cukup
rumit. (Purwanto, 2011: 49)
Secara umum, pola komunikasi dapat dibedakan menjadi saluran komunikasi
formal (formal communication channel) dan saluran komunikasi nonformal
(informal communication channel) (Purwanto, 2011: 49)
1) Saluran komunikasi formal
Dalam struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak
berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas
tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses
penyampaian informasi dari manajer kepada bawahan ataupun dari manajer ke
karyawan, pola transformasi informasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas
ke bawah (downward communications), komunikasi dari bawah ke atas (upward
communications), komunikasi horizontal (horizontal communications), dan
komunikasi diagonal (diagonal communications) (Purwanto, 2011: 49).
a. Komunikasi dari atas ke bawah
Secara sederhana, transformasi informasi dari manajer dalam semua level ke
bawahan merupakan komunikasi dari atas ke bawah (downward
18
communications). Aliran komunikasi dari manajer ke bawahan tersebu,
umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu
organisasi. Komuniasi dari atas ke bawah dipakai untuk menyampaikan
informasi, mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin,
mengendalikan berbagai kegiatan di level bawah. Komunikasi dari atas ke
bawah tersebut dapat berbentuk lisan (oral communications) maupun tertulis
(written communications). (Purwanto, 2011: 49-50)
Gambar 2.1.2.1: Komunikasi dari atas ke bawah (Purwanto, 2011: 50)
b. Komunikasi dari bawah ke atas
Dalam struktur organisasi, komunikasi dari bawah ke atas (upward
communications) berarti alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah
(karyawan) menuju ke atas (manajer). Pesan yang ingin disampaikan mula-
mula berasal dari para karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang
lebih tinggi, yaitu ke bagian pabrik, ke manajer produksi, dan akhirnya ke
manajer umum. Untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam
suatu organisasi dan mengambil keputusan secara tepat, sudah sepantasnya
bila manajer memperhatikan aspirasi yang berasal dari bawah. Keterlibatan
karyawan (bawahan) dalam proses pengambilan keputusan merupakan salah
Manajer Umum
Manajer Pemasaran
Manajer Produksi
Manajer Keuangan
Bagian Penjualan
Bagian Promosi
Bagian Pabrik
Bagian Penelitian
Bagian Akuntansi
Bagian Keuangan
Karyawan
19
satu cara yang positif dalam upaya membantu pencapaian tujuan organisasi.
(Purwanto, 2011: 51)
Gambar 2.1.2.2: Komunikasi dari bawah ke atas (Purwanto, 2011: 52)
c. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal (horizontal communications) atau sering disebut
dengan istilah komunikasi lateral (lateral communications) adalah
komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar
atau sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara
lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberikan informasi
kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar (Purwanto,
2011: 52)
Manajer Umum
Manajer Pemasaran
Manajer Produksi
Manajer Keuangan
Bagian Penjualan
Bagian Promosi
Bagian Pabrik
Bagian Penelitian
Bagian Akuntansi
Bagian Keuangan
Karyawan
20
Gambar 2.1.2.3: Komunikasi horizontal (Purwanto, 2011: 53)
d. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal (diagonal communications) melibatkan komunikasi
antara dua tingkat (level) organisasi yang berbeda. Contohnya adalah
komunikasi formal antara manajer pemasaran dengan bagian pabrik, antara
manajer produksi dengan bagian promosi, antara manajer produksi dengan
bagian akuntansi, dan antara manajer keuangan dengan bagian penelitian
(Purwanto, 2011: 53)
Gambar 2.1.2.4: Komunikasi diagonal (Purwanto, 2011: 53)
Manajer Umum
Manajer Pemasaran
Manajer Produksi
Manajer Keuangan
Bagian Penjualan
Bagian Promosi
Bagian Pabrik
Bagian Penelitian
Bagian Akuntansi
Bagian Keuangan
Karyawan
Manajer Pemasaran
Manajer Produksi
Manajer Keuangan
Bagian Penjualan
Bagian Promosi
Bagian Pabrik
Bagian Penelitian
Bagian Akuntansi
Bagian Keuangan
Karyawan
Manajer Umum
21
2) Saluran komunikasi informal
Bagan organisasi formal akan dapat menggambarkan bagaimana informasi yang
ada ditransformasikan dari satu bagian ke bagian yang lainnya sesuai dengan jalur
hierarki yang ada. Namun, dalam praktik, tampaknya garis-garis dan kotak-kotak
yang tergambar pada struktur organisasi tidak mampu mencegah orang-orang dalam
suatu organisasi untuk saling bertukar informasi antara orang yang satu dengan orang
yang lain.
Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu
organisasi, tanpa memedulikan jenjang hierarki, pangkat dan kedudukan/jabatan,
dapat berkomunikasi secara luas. Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan
biasanya bersifat umum, seperti mengobrol tentang humor yang baru didengar,
keluarga, anak-anak, dunia olah raga, music, acara film, dan sinetron TV, kadang
kala mereka juga membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada
dalam organisasinya (Purwanto, 2011: 55)
2.1.3 Public Relations
Menurut buku Cutlip, Center dan Broom yang berjudul ”Effective Public
Relations” tahun 2009 mengatakan bahwa public relations adalah fungsi manajemen
yang membangun dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan
antara organisasi dan publik yang mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan suatu
organisasi.
Sarjana dan public relations professional, almarhum Rex F. Harlow
mengumpulkan hampir 500 definisi dari public relations. Lalu kemudian beliau
mengidentifikasikan unsur-unsur umum utama dalam upaya untuk mendefinisikan
public relations. Definisinya meliputi baik elemen konseptual dan operasional
22
adalah: Public relations is the distinctive management function which helps establish
and maintain mutual lines of communication, understanding, acceptance and
cooperation between an organization and its publics; involved the management of
problems or issues; helps management to keep informed on and responsive to public
opinion; defines and emphasizes the responsibility of management to serve the public
interest; helps management keep abreast of and effectively utilize change, serving as
an early warning system to help anticipate trends; and uses research and sound and
ethical communication as its principal tools. (Cutlip, Center dan Broom, 2009: 24).
Artinya bahwa public relations adalah fungsi manajemen yang khas yang membantu
membangun dan mempertahankan garis komunikasi timbal balik, penerimaan
pengertian, dan kerjasama antara organisasi dengan publiknya; terlibat pengelolaan
masalah atau isu, membantu manajemen untuk mendapatkan informasi dan responsif
terhadap opini publik; mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen
untuk melayani kepentingan umum; membantu manajemen untuk tetap mengikuti
dan efektif memanfaatkan perubahan, melayani sebagai sistem peringatan dini untuk
membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian serta ethical
communications sebagai alat utamanya.
Dari kedua pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa public relations
adalah fungsi manajemen yang berfungsi untuk membangun dan mempertahankan
hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan publiknya melalui
komunikasi yang efektif. Publik tersebut bisa berasal dari eksternal maupun internal
perusahaan. Eksternal bisa berupa media, pemerintah, masyarakat, konsumen, dsb.
Sedangkan untuk publik internal perusahaan adalah karyawan. Public relations
dianggap sebagai alat atau tools untuk melayani kepentingan umum, mengatasi isu-
23
isu manajemen serta membantu manajemen untuk mendapatkan informasi dari pihak
luar serta responsif terhadap opini public. Semua itu dilakukan oleh public relations
melalui komunikasi.
2.1.3.1 Fungsi Public Relations
Salah satu fungsi public relations adalah menjalin komunikasi dan relasi
dengan publik-publik organisasi. Dampak dari terwujudnya fungsi ini adalah
pencapaian tujuan organisasi. Tujuan organisasi itu dibantu pencapaiannya melalui
kegiatan public relations dengan meningkatkan, menjaga atau memperbaiki prestise
organisasi, mendeteksi dan menangani isu-isu yang berkembang,dan mengatasi
kesalahpahaman dan prasangka
Komunikasi dan relasi antara publik dan organisasi tidak selamanya berada
dalam kondisi baik. Karena itu dinyatakan, komunikasi dan relasi anatar organisasi
dan publiknya tidak bersifat tetap, melainkan bersifat dinamis yang berubah sesuai
dengan keadaan lingkungan strategis organisasi itu (Iriantara dan Surachman. 2006:
5).
24
2.1.3.2 Proses Public Relations
Gambar 2.1.1.3.1 Proses public relations digambarkannya seperti berikut ini
Oleh Rhenald Kesali (Iriantara dan Surachman, 2006: 9)
Pengumpulan Fakta
Definisi Permasalahan
Perencanaan dan Program
Aksi dan Komunikasi
Evaluasi
Gambar 2.1.3.2: Proses public relation
Sumber: Rhenald Kesali (1994:33)
25
2.2 Teori-teori Khusus
Penulis menggunakan teori-teori khusus yang membahas diantaranya:
2.2.1 Peran public relations
Secara umum, peran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga
adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan
dalam masyarakat. Peran public relations dapat disimpulkan memiliki makna seluruh
tingkah yang dilakukan anggota-anggota yang berkedudukan di dalam public
relations di dalam melakukan tugasnya.
Peran public relations salah satunya adalah menjalankan fungsinya untuk
menjaga hubungan dengan publik eksternal dan publik internal yang ingin disoroti
oleh peneliti. Publik internal adalah seluruh anggota di dalam organisasi yang
bersama-sama bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Karyawan merupakan
publik internal dari perusahaan yang menentukan kesuksesan dari suatu organisasi.
Sebelum kita menjalin hubungan dengan publik eksternal yang diantaranya
adalah customers, consumers, neigbours, dan investors, manajemen justru harus
lebih memperhatikan individu-individu yang melakukan pekerjaan organisasi. Maka
dari itu, CEO dari suatu perusahaan sering mengatakan bahwa karyawan merupakan
“publik nomor satu” atau sebagai “aset penting organisasi” dan mereka mencoba
untuk menciptakan “budaya organisasi” yang menarik dan mempertahankan
karyawan yang produktif. Hal ini merupakan salah satu dari peran public relation
yang dinamakan hubungan internal (internal relations) (Cutlip, Center, dan Broom
2012: 28)
Komunikasi karyawan atau komunikasi internal adalah suatu spesialisasi
public relations yang berhubungan dengan “bagaimana para professional public
26
relations di korporasi, perusahaan konsultan, dan organisasi nirlaba membantu
mewujudkan komunikasi yang efektif antarkaryawan dan antara karyawan dengan
manajemen puncak.” Usaha komunikasi karyawan dimulai sebelum seorang
karyawan dipekerjakan sampai pasca-kepergian karyawan tersebut dari organisasi.
Dengan demikian, dari rekrutmen sampai setelah perpisahan, public relations
memiliki peran penting dalam pengalaman kerja seorang karyawan. . (Lattimore, et
al, 2010: 231-232)
Membuat organisasi bersikap responsif terhadap kepentingan publik dan
kontribusinya kepada sistem informasi publik yang amat penting bagi masyarakat
demokratis dan kelangsungan hidup organisasi.
1. Membuat organisasi bersikap responsif terhadap kepentingan publik dan
kontribusinya kepada sistem informasi publik yang amat penting bagi
masyarakat demokratis dan kelangsungan hidup organisasi.
2. Membantu dan mempertahankan hubungan antar publik dengan
manajement organisasional yang memperhatikan tanggung jawab sosial
dan kepemimpinan yang bermoral.
3. Membantu organisasi untuk mengantisipasi dan merespon persepsi dan
opini publik. Merespon nilai dan gaya hidup yang baru, merespon
pergeseran diantara elektoran dan didalam lembaga legislatif, dan
merespon perubahan-perubahan lain di lingkungan.
4. Membuat informasi menjadi tersedia melalui sistem informasi publik, dan
juga meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ke publik dengan
mendukung pernyataan pendapat dan debat pasar ide yang kompetitif.
27
5. Melayani kepentingan publik dnegan sudut pandang alternatif dalam
forum publik, termasuk suara dari orang-orang yang diabaikan oleh media
massa.
6. Membantu masyarakat dengan menjadi perantara konflik dan membangun
konsensus yang dibutuhkan untuk keterlibatan sosial.
7. Memfasilitasi atau membantu penyesuaian dan pemeliharaan dalam sistem
sosial yang memberi kita kebutuhan sosial dan fisik.
(http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/2010/08/peran-profesional-
public-relations.html)
2.2.2 Komunikasi internal
Internal relations is the specialized part of public relations that builds and
maintains a mutually beneficial relationship between managers and the employees
on whom an organization’s success depends. (Wilcox dan Cameron, 2012: 28). Hal
ini mempunyai arti bahwa hubungan internal adalah bagian khusus dari public
relations yang membangun dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan
antara manajer dan karyawan yang mempengaruhi kesuksesan dari suatu organisasi.
Komunikasi karyawan disebut juga dengan komunikasi internal atau
employee relations, menciptakan dan memelihara sistem komunikasi internal antara
pemilik perusahaan dengan para karyawan. Garis komunikasinya dua arah, yaitu
semua karyawan berpartisipasi secara bebas dalam sebuah pertukaran informasi.
(Lattimore, et al, 2010: 232)
Menurut jurnal ilmiah karangan Mazzei tahun 2010 menyatakan bahwa
banyak ahli yang menekankan bahwa komunikasi internal yang efektif merupakan
prasyarat untuk citra perusahaan yang positif di kalangan eksternal maupun reputasi
28
yang baik (Tench and Yeomans, 2006; Argenti and Forman, 2002; Kitchen, 1997;
Sholes, 1997; Goldhaber, 1993; Grunig and Hunt, 1984).
Dari beberapa pandangan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi internal adalah bagian khusus dari public relations suatu perusahaan
yang berfungsi sebagai jembatan antara perusahaan dengan publik internal yaitu
karyawan. Jembatan tersebut harus berfungsi untuk menjaga dan memelihara
hubungan baik antara kedua belah pihak dengan melakukan berbagai bentuk
komunikasi yang efektif.
Menurut Alvie Smith, mantan direktur Corporate Communications di
General Motors, ada dua faktor yang menjelaskan mengapa manajemen
menghormati bagian dari fungsi public relations ini (Cutlip, Center dan Broom,
2012: 29):
1. Nilai dari pengertian, teamwork, dan komitmen dari karyawan, di saat
mendapatkan hasil bottom-line. Aspek yang positif dan perilaku karyawan
ini dipengaruhi sangat kuat oleh way-of-live komunikasi yang interaktif di
dalam organisasi.
2. Kebutuhan untuk membentuk manager yang kuat dalam jaringan
komunikasi, yang membuat setiap supervisor pada semua level melakukan
komunikasi yang efektif dengan bawahannya. Hal ini butuh untuk lebih
dari informasi yang hanya berhubungan dengan pekerjaan dan harus
menekankan kepada kunci bisnis dan isu publik yang mempengaruhi
keseluruhan organisasi.
2.2.3 Publik internal
Yang termasuk publik internal adalah khalayak atau publik yang menjadi
bagian dari kegiatan usaha pada suatu organisasi atau instansi itu sendiri. Dalam
29
dunia bisnis public relations, Publik internal ini disesuaikan dengan bentuk daripada
organisasi yang bersangkutan apakah organisasi tersebut berbentuk suatu perusahaan
dagang, instansi pemerintah ataupun lembaga pendidikan. Jadi tergantung dari jenis,
sifat atau karakter dari organisasinya. Jadi publik yang termasuk ke dalamnya pun
menyesuaikan diri dengan bentuk dari organisasinya dan umumnya khalayak atau
publik tersebut adalah yang menjadi bagian dari kegiatan usaha dari badan, instansi
atau perusahaan itu sendiri.
Publik internal dan bentuk hubungan internal perusahaan:
a) Publik Internal dari perusahaan :
- Publik Pegawai(employee public)
- Publik Manajer (manager public)
- Publik Pemegang Saham (stockholder public)
- Publik Buruh (labour public)
b) Bentuk Hubungan dalam Perusahaan
Dengan adanya publik internal dalam lingkup kegiatan public relations
tersebut memberikan konsekuensi pada berbagai hubungan bagi masing-masing
publik internal. Sifat hubungannya disebut hubungan internal (Internal Relations).
Beberapa bentuk hubungan internal dalam perusahaan :
1. Employee Relations (hubungan dengan para pekerja/para karyawan).
2. Stockholder Relations (hubungan dengan para pemegang saham)
3. Labour Relations (hubungan dengan pada buruh)
4. Manager Relations (hubungan dengan para manajer)
(http://belajarkomunikasi2009.blogspot.com/2010/03/mengenal-publik-internal.html)
Publik internal perusahaan khususnya karyawan menurut Hendrix dan Hayes
terdiri dari (Hendrix dan Hayes, 2007: 17)
30
• Employee Publics
Publik karyawan yang ada di dalam organisasi:
1) Management, terdiri dari:
• Upper-level administrators
• Midlevel administrators
• Lower-level administrators
2) Nonmanagement (staff) terdiri dari: specialists
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa publik
internal perusahaan adalah keseluruhan public di dalam suatu perusahaan yang
berfungsi untuk menjalankan kepentingan organisasi serta mencapai tujuan
organisasi.
2.2.4 Media Internal
Pembuatan sebuah media internal membutuhkan pengorganisasian dan
koordinasi. Semua itu harus dilakukan dengan interval jadwal yang regular.
mengorganisasi detail produks merupakan kunci bagi efektivitasnya. (Lattimore, et
al, 2010: 243).
Isi dari media internal berbeda antara satu organisasi dengan organisasi yang
lain. Informasi perusahaan harus memuaskan kebutuhan karyawannya tidak sekadar
memuaskan pihak manajemen. Ada peningkatan perhatian karyawan terhadap isu
yang terkait keamanan, yang terbukti berada pada bagian atas dari hal yang dianggap
penting “organisasi merencanakan masa depan”. Harapan dari pekerja ini sangat
jelas. Mereka ingin tahu kea rah mana organisasi akan bergerak, apa rencana untuk
dapat sampai ke sana, dan apa maknanya untuk mereka. (Lattimore, et al, 2010: 243).
Dapat disimpulkan bahwa media internal adalah media yang digunakan oleh
public relations di dalam menginformasikan suatu berita atau informasi kepada
31
publik internal di dalam suatu perusahaan. Media internal berfungsi sebagai sarana
komunikasi antara pihak perusahaan dengan karyawannya.
Buat dan peliharalah kebijakan yang ketat tentang apa yang akan
dipublikasikan di internal. Kriteria berikut dapat membantu mengevaluasi nilai berita
sebuah topik (Lattimore, et al, 2010: 243).
1. Ketepatan waktu. Apakah topik yang disampaikan cukup tepat waktunya
dengan minat kebanyakan pembaca?
2. Jangkauan. Apakah sebuah topik berpengaruh kepada masyarakat, baik
langsung ataupun tidak langsung?
3. Signifikansi. Apakah sesuatu atau seseorang penting terlibat didalamnya?
4. Ketertarikan. Apakah sebuah topik terkait dengan sesuatu yang penting
menyangkut minat pembaca dan mereka yang terlibat?
Objektivitas merupakan tujuan penting dari media internal, namun media ini
harus memiliki rasa yang lebih personal dibanding surat kabar atau majalah publik.
Media internal harus merefleksikan rasa kedekatan dan kepentingan yang sama yang
disampaikan kepada pembaca, “Kita semua dalam kebersamaan” (Lattimore, et al,
2010: 244).
• Mengontrol Media Internal
Setiap media harus mengevaluasi kemajuannya secara berkala terkait
pencapaian sasarannya. Semua tujuan, isi dan frekuensi publikasi harus diuji
dalam hubungannya dengan kebutuhan audiensi target. Survey dan kuesioner
dapat pula menjadi alat yang bermanfaat dalam mencari tahu informasi
tentang seberapa efektif media memenuhi harapan. Majalah nasional telah
menemukan bahwa survei kecil pun dapat memberikan pengetahuan yang
baik tentang minat pembaca. Dengan cara ini, editor dapat memperoleh
32
timbal-balik tentang kemungkinan keberhasilan dari berita tertentu
(Lattimore, et al, 2010: 244).
2.3 Kerangka pikir
Gambar 2.3 analisa peran public relations pada majalah Info BCA sebagai media
komunikasi internal
Sumber: peneliti
Penjelasan dari kerangka pikir di atas:
Peran public relations
Majalah Info BCA
Media komunikasi internal
Komunikasi ke bawah
Komunikasi ke atas
Komunikasi diagonal
Komunikasi horizontal
Efektif Tidak Efektif
33
Dari permasalahan yang ada, yakni pentingnya karyawan mengetahui
informasi seputar perusahaan, dibutuhkan peran dari public relations PT. Bank
Central Asia, Tbk untuk melakukan beberapa strategi untuk melaksanakan kegiatan
komunikasi internal yang efektif. Public relations dapat dikatakan sebagai jembatan
yang menghubungkan perusahaan dengan karyawannya. Maka dari itu merupakan
fungsi dari public relations untuk melakukan komunikasi ke kedua belah pihak
tersebut.
Di dalam lingkungan internal komunikasi, ada banyak kegiatan komunikasi
internal yang dapat digunakan oleh public relations. Dengan kata lain public
relations berperan di dalam kelangsungan kegiatan komunikasi internal. Salah satu
kegiatan yang dilakukan untuk menjalani komunikasi internal yang efektif adalah
dengan menyebarkan majalah Info BCA yang merupakan majalah internal khusus
karyawan. Untuk karya tulis ini, peneliti menganalisis tentang bagaimana peran dari
public relations PT. Bank Central Asia, Tbk melalui majalah Info BCA yang
berfungsi sebagai media komunikasi internal.
Untuk kegiatan komunikasi internal, melalui majalah Info BCA sebagai
medianya, terdapat komunikasi ke bawah, ke atas, diagonal maupun horizontal. Hal
ini berarti komunikasi yang dilakukan tidak hanya berasal dari atasan saja, tetapi dari
bawahan, di dalam departemen, dan juga masing-masing departemen di dalam PT.
Bank Central Asia, Tbk.
Dalam proses analisis ini, peneliti melakukan observasi dan wawancara untuk
mengetahui proses yang dijalankan dan menarik kesimpulan mengenai tingkat
keberhasilan dari peran yang dijalankan. Jika peran tersebut dianggap kurang efektif,
34
maka perlu adanya pengkajian ulang oleh public relations untuk menentukan
pembaruan melalui inovasi yang baru.