BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01213-AR...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01213-AR...
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 TINJAUAN UMUM
2.1.1 Definisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia III 815, Perancangan adalah
mengatur atau menata sesuatu dengan keinginan. Beda halnya dengan
Departemen Pendidikan Nasional 927 yang mengatakan perancangan sebagai
proses, cara, dan perbuatan merancang.
Mixed Use Building adalah Penggabungan dua massa bangunan atau
lebih ke dalam satu wadah dengan cara yang terkoordinasi dan saling terkait
satu sama lain seperti : kantor, tempat perbelanjaan, hotel atau perumahan.
Menurut buku “Office Development Hand Book, ULI- the Urban Land
Institude, (1998), mixed-use building adalah suatu kawasan bisnis multi
fungsi bagian dari wilayah kota yang menampung beberapa kegiatan yang
berbeda di dalamnya, masing-masing kegiatan saling melengkapi dan
berkaitan erat serta saling berinteraksi, pengembangannya harus memiliki
peranan yang jelas dan akurat diangkat dari masing-masing fungsi kegiatan.
Menurut Mike Jenk (1996) dalam bukunya yang berjudul “The
Compact City A Sustainable Urban From?”, Mixed Use Building adalah
proyek Real Estate yang lebih besar (dengan rasion area lantai terdiri dari tiga
lantai atau lebih) yang berkarakteristik tiga atau lebih bangunan revenue
seperti retail, office, residential, hotel dan rekreasi yang dalam proyek
perencanaannya akan saling berhubungan dan bergantung satu sama lainnya
9
dengan fungsi dan bentuk fisik yang terintegrasi dari komponen proyek,
termasuk jalur pedestrian yang tidak terpotong.
Menurut Endy Marlina dalam bukunya Perancangan Bangunan
Komersial (2008: 280), Mixed Use Building adalah salah satu upaya
pendekatan perancangan yang berusaha menyatukan berbagai aktivitas dan
fungsi yang berada di bagian area suatu kota (luas area terbatas, harga tanah
mahal, letak strategis, nilai ekonomi tinggi) sehingga terjadi satu struktur
yang komples dimana semua kegunaan dan fasilitas saling berkaitan dalam
kerangka integrasi yang kuat. Menurut keputusan menteri pekerjaan umum
nomor 441/KPTS/1998, Klasifikasi bangunan hunian campuran adalah
tempat tingal yang berada didalam suatu bangunan yang termasuk dalam
klasifikasi bangunan kantor, bangunan perdagangan, bangunan penyimpanan,
atau bangunan umum dan memiliki tempat tinggal dalam bangunan tersebut.
Terdapat berbagai kemungkinan konfigurasi tata letak bangunan di
dalam kawasan mixed-use, yaitu : (Sumargo, 2003; 58)
1. Mixed-use Tower
Merupakan struktur tunggal baik massa maupun ketinggian, dimana
fungsi-fungsi ditempatkan dalam lapisan-lapisan. Bangunan dapat
berupa high rise tower dengan fungsi bertumpuk, atau high rise tower
dengan struktur bawah yang diperbesar.
2. Multitowered Megastructure
Merupakan podium dengan tower yang secara arsitektur dilebur dengan
atrium atau tempat perbelanjaan. Secara struktural hal ini
mengintegrasikan semua komponen pada lantai bawah sebagai common
base
10
3. Freestanding Strukcture with Pedestrian Connections
Bangunan-bangunan tunggal yang disatukan oleh jalur pedestrian.
4. Combination
Merupakan gabungan dari ketiga bentuk di atas
Ciri-ciri bangunan Mixed Use adalah:
1. Mewadahi 2 fungsi urban atau lebih misalnya terdiri dari retail,
perkantoran, hunian, hotel dan entertainment/cultural/recreation.
2. Terjadi integrasi dan sinergi fungsional
3. Terdapat ketergantungan kebutuhan antara masing-masing fungsi
bangunan yang memperkuat sinergi dan integrasi antar fungsi tersebut.
Pembangunan Miced-use dalam konteks zoning berarti
mengkombinasikan beberapa fungsi berupa hunian, komersial, industri,
perkantoran,institusi atau fungsi-fungsi lain. Konsep pembangunan ini
memiliki tujuan untuk memberi kenyamanan dan keamanan misalnya dengan
mendekatkan antara fungsi hunian dengan fungsi lain seperti kantor dan
komersial.
Beberapa keuntungan dari konsep pembangunan Mixed Use menurut
Llewelyn Davies (2000) :
1. Akses yang lebih nyaman ke berbagai fasilitas
2. Kemacetan dalam perjalanan ke kantor dapat diminimalisasi
3. Kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi sosial
4. Komunitas sosial yang beragam
5. Stimulasi visual dari perbedaan bangunan dengan jarak yang dekat
6. Efisiensi energi, penggunaan ruang dan bangunan
11
7. Pilihan lebih beragam untuk gaya hidup, baik lokasi atau jenis
bangunan
8. Vitalitas kota dan kehidupan di jalan
9. Mengingkatkan kelangsungan hidup fasilitas kota dan pendukung untuk
bisnis kecil
Pembangunan Mixed use tidak hanya membahas tentang pencampuran
fungsi secara horizontal, tetapi juga secara vertikal. Flat atau kantor dapat
diletakkan di atas toko, restoran atau fungsi hiburan. Menurut Dean
Schwanke & associate dalam bukunya yang berjudul Miced use development
handbook, dalam penerapannya, konsep bangunan mixed use building
digunakan untuk memperbaiki dan mewujudkan kualitas hidup lingkungan
perkotaan yang lebih baik pada masa mendatang.
2.1.2 Apartemen
Definisi Apartemen
Menurut buku Site Planning, Apartemen didefinisikan sebagai beberapa
bagian unit hunian yang saling berbagi akses yang sama dan dilingkupi oleh
struktur kulit bangunan yang sama. Menurut Stein (1967), sebuah ruangan
atau beberapa susunan dalam beberapa jenis yang memiliki kesamaan dalam
suatu bangunan yang digunakan sebagai rumah tinggal. Menurut Endy
Marlina (2008: 86) dalam bukunya yang berjudul Perancangan Bangunan
Komersial mengatakan bahwa, apartemen adalah bangunan yang membuat
beberapa grup hunian, yang berupa rumah flat atau petak bertingkat yang
diwujudkan untuk mengatasi masalah perumahan akibat kepadatan tingkat
hunian dari keterbatasan lahan dengan harga yang terjangkau di perkotaan.
12
Menurut Grolier (1975) dalam bukunya yang berjudul The American
People Encyclopedia, apartemen adalah sebuah bangunan yang terdiri dari
tiga atau lebih unit hunian yang merupakan suatu kehidupan bersama dan
masing-masing unit dapat digunakan secara terpisah. Menurut Neufert
(1980), apartemen adalah bangunan hunian yang dipisahkan secara horizontal
dan vertikal, agar tersedia hunian yang berdiri sendiri dan mencakup
bangunan bertingkat rendah atau bertingkat tinggi, dilengkapi dengan
fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan standart yang telah ditentukan.
Tetapi Ciri-ciri umum bangunan apartemen, sebagai berikut :
- Memiliki jumlah lantai lebih dari satu
- Terdiri atas beberapa unit hunian dalam satu lantai
- Setiap unit hunian terdiri atas minimal 3 macam ruang yaitu ruang tidur,
dapur dan kamar mandi
- Setiap penghuni akan saling berbagi fasilitas yang ada pada apartemen
- Sirkulasi vertikal berupa tangga atau lift, sedangkan sirkulasi
horizontalnya berupa koridor
- Setiap unit mendapatkan jendela yang menghadap ke luar bangunan
- Pada apartemen mewah, terdapa penambahan ruang-ruang seperti ruang
kerja, ruang tamu, foyer, ruang khusus pembantu, ruang rias, dll
Klasifikasi dan Jenis Apartemen
Klasifikasi Apartemen berdasarkan kategori jenis dan besar bangunan
(Akmal,2007) Apartemen terdiri atas :
1. High-rise Apartemen
13
Bangunan apartemen yang terdiri atas lebih dari sepuluh lantai yang
dilengkapi area parkir bawah tanah, sistem keamanan dan servis penuh.
Struktur apartemen lebih komples.
2. Mid-Rise Apartemen
Bangunan apartemen yang terdiri dari 7-10 lantai
3. Low-Rise Apartemen
Apartemen dengan ketinggian kurang dari 7 lantai dan penggunaan
tangga sebagai sirkulasi transportasi vertikal
4. Walked-Up Apartemen
Apartemen yang terdiri dari 3 sampai 6 lantai, terkadang memiliki lift.
Apartemen ini lebih disukai oleh keluarga besar dan biasanya 1 gedung
apartemen hanya terdiri dari 2-3 unit apartemen
5. Garden Apartemen
Bangunan Apartemen 2-4 lantai. Apartemen ini memiliki halaman dan
taman disekitar bangunan.
Berdasarkan buku Apartements:Their Design and Development (1967:
44-47), Garden Apartemen juga termasuk dalam kategori Apartemen Low-
Rise karena memiliki ketinggian antara 2-4 lantai. Ciri-ciri lainnya adalah:
- Tiap unit hunian memiliki teras dan balkon tersendiri.
- Memiliki banyak ruang terbuka hijau dan tempat parkir yang dekat
dengan bangunan.
- Antara Massa Bangunan satu dengan bangunan lain terdapat ruang
terbuka yang cukup luas.
- Biasanya dibangun didaerah kepadatan rendah dan memiliki maksimal
30 keluarga per hektar.
14
Menurut Endy Marline (2008: 86), klasifikasi apartemen menurut
jumlah kamarnya adalah sebagai berikut :
1. Tipe Studio (18 m² - 45 m²)
Tipe ini mengutamakan efisiensi penggunaan ruang-ruang. Hanya
tersedia ruangan tanpa sekat.
2. Tipe dua ruang tidur (45 m²-90 m²)
Apartemen ini berkapasitas 3-4 orang, misalnya keluarga dengan satu
atau dua anak. Pada tipe ini biasanya ruang keluarga dan ruang makan
dipisah.
3. Tipe tiga ruang tidur (54 m²-108 m²)
Apartemen ini berkapasitas 4-5 orang, misalnya keluarga besar dengan
tiga anak atau lebih.
Klasifikasi apartemen berdasarkan pelayanannya (Chiara, 1986), dibagi
menjadi empat, yaitu:
1. Apartemen Fully Service
Apartemen yang menyediakan layanan standar hotel bagi penghuninya,
seperti laundry, catering, kebersihan, dan sebagainya.
2. Apartemen Fully Furnished
Apartemen yang menyediakan furniture dalam unit apartemen.
3. Apartemen Fully Furnished and Fully Service
Gabungan kedua diatas.
4. Apartemen Building Only
Apartemen yang hanya menyediakan ruangannya saja.
15
Fasilitas-fasilitas standar yang umumnya disediakan pada kelas
apartemen mengengah dan apartemen mewah adalah:
1. Dalam unit Hunian
Menengah Mewah
- Intercom
- Alarm Pintu
- Balkon
- Pendingingan ruangan tersendiri
- Penjaga pintu dan telepon
- Entrance servis
- Balkon yang luas
- Pendingingan ruangan terpusat
- Ruang Pembantu
2. Dalam Bangunan
Menengah Mewah
- Laundry
- Area Komersial
- Ruang Bersama
-Tempat penyimpanan barang
bersama
- Parkir yang terjada ketat
- Tempat berbelanja
- Lift servis & CCTV
- Penjaga pintu
- Ruang Pertemuan
- Pusat kebugaran
- Kolam renang indoor
3. Pada Tapak
Menengah Mewah
- Parkir dalam bangunan
- Tempat bermain dan
duduk outdoor
- Kolam Renang
- Taman
- Area Rekreasi
- Country Ckub
- Kolam Renang
16
2.1.3 Kantor
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kantor adalah balai
(gedung, rumah, ruang) tempat mengurus suatu pekerjaan/ tempat bekerja.
Kantor adalah wadah atau tempat untuk sekelompok orang melakukan
kegiatan tata usaha dan merupakan bagian dari organisasi yang menjadi pusat
kegiatan administrasi dan tempat pengendalian kegiatan informasi.
Perkataan kantor berasal dari kata bahasa Belanda yang kemudian
berkembang di Indonesia, kantor lebih diartikan sebagai tempat atau ruang
dan proses kegiatan penanganan data/informasi. Dalam hubungan ini yang
dimaksud dengan penanganan adalah pengumpulan, pencatatan, pengolahan
penyimpanan dan pendistribusian atau penyimpanan data/informasi.
Menurut Mills, tujuan kantor didefinisikan sebagai pemberi pelayanan
komunikasi dan perekaman. Dari definisi tersebut, Mills memperluas menjadi
fungsi kantor (pekerjaan yang dilakukan) yakni sebagai berikut:
1. Menerima Informasi (to receive information)
2. Merekam/ menyimpan data-data serta informasi (to record information)
3. Mengatur Informasi (to arrange information)
4. Memberi Informasi (to give information)
5. Melindungi Aset (to safeguard assets)
Dalam pemilihan lokasi kantor, terdapat beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli.
Menurut Terry (Dalam Gie, 2000) faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam memilih lokasi kantor adalah:
• Corak gedung, termasuk wujud gedung, ukurannya, reputasi, usia
gedung, pelayanan yang tersedia.
17
• Fasilitas gedung, yaitu fasilitas-fasilitas yang membuat gedung menjadi
lebih baik, seperti AC, listrik, tempat parkir, jalan keluar, dll.
• Flexiblilitas ruangan. Meliputi ruangan yang memungkinkan
pengaturan untuk bermacam-macam bagian kantor, ukuran, tempat
peralatan, mesin-mesin.
• Penerangan dan ventilasi. Tiap ruangan diusahakan mendapatkan
penerangan alam, ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup.
• Bebas dari kotoran dan suara gaduh. Kebersihan udara, lingkungan dan
suara gaduh, dapat mengganggu pekerjaan kantor.
Secara garis besar jenis kantor dapat dibedakan menjadi 4 macam
menurut L. Manasseh dan R. Cunliffe, yaitu :
1. Commercial Office
Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah perkantoran
(untuk toko, disewakan), perusahaan (trading company), asuransi dan
transportasi.
2. Industrial Office
Jenis perkantoran ini terikat hams mempunyai hubungan fisik dengan
pabriknya.
3. Profesional Office
Jenis perkantoran ini tidak dipakai dalam waktu yang panjang dan
merupakan perkantoran yang jumlah modal yang digunakan relatif
kecil.
4. Institutional / Governmental Office
Jenis perkantoran ini bersifat usaha yang teratur dalam bentuk lembaga.
Biasanya digunakan dalam waktu yang lama atau panjang.
18
2.2 TINJAUAN KHUSUS
2.2.1 Vertical Farming
Pengertian Vertical Farming
Vertical Farming adalah membudidayakan tanaman atau hewan
didalam sebuah gedung pencakar langit atau bidang-bidang vertikal. Vertical
farming pada bangunan pencakar langit multi-fungsi merupakan sebuah
konsep yang dibuat oleh Ken Yeang. Menurut Ken Yeang, tumbuhan harus
dirawat dan dikembangkan di ruang terbuka, bangunan pencakar langit
multifungsi untuk mengatur iklim dan konsumsi tanaman yang ada.
Menurut FAO dan Nasa, pada tahun 2050 sekitar 80% dari populasi di
bumi akan tinggal di pusat kota. Perkiraan menurut pertambahan demografi
saat ini, populasi manusia akan meningkat sekitar 3 milliar orang . Perkiraan
109 hektar tanah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan makanan untuk
semuanya, jika sistem bertanam tradisional tetap dilanjutkan seperti yang
mereka lakukan saat ini. Saat ini, diseluruh belahan dunia, lebih dari 80%
tanah yang cocok untuk ditanam telah digunakan, sedangkan 15% sisanya
terbuang sia-sia karena kurang baiknya manajemen penggunaan lahan.
Gambar 2.1 Grafik populasi penduduk
19
Sumber : UN Departmen for Economoic and Social Affairs Konsep bertanam di dalam ruangan bukan merupakan konsep baru,
sejak rumah kaca memproduksi tomat, berbagai jenis rumput-rumputan, dll.
Pendekatan bertanam di dalam ruangan saat ini telah dikembangkan menjadi
sistem vertical farming. Vertical farming memiliki lantai yang bertingkat-
tingkat, dapat diletakkan di tengah-tengah pusat kota. Jika hal ini dilakukan
dengan baik, maka terjadi kelanjutan produksi makanan dan dapat
memperbaiki ekosistem yang dikorbanan ketika melakukan horizontal
farming.
Menurut Despommier (2004), Beberapa isu dasar yang mendasari
pemikiran Vertical Farming sebagai berikut :
1. 7 miliar manusia membutuhkan makan dan kelaparan didunia
2. Perubahan iklim yang mengubah bentuk landskap agrikultur
3. Penyakit yang timbul dari makanan
4. Tanaman gagal panen karena serangga pestisida dan patogen
5. Air minum menjadi semakin langka
6. 80% pekerja menderita infeksi karena cacing
Taman vertikal dapat merupakan bagian dari sebuah bangunan yang
memiliki / dipasang beberapa jenis vegetasi dibagian-bagian dari gedung.
Jenis taman/kebun seperti ini merupakan tipe taman yang sangat cocok di
areal perkotaan dimana lahan juga terbatas sehingga pemanfaatan lahan
vertikal pun dilakukan.Taman-taman vertikal ini sangat menarik dilihat dan
juga berfungsi sebagai penyaring udara yang masuk ke dalam bangunan.
Biasanya bagian depan dinding (facade) yang sering digunakan sebagai taman
vertikal, tapi dapat juga untuk bagian dalam dinding (dinding interior).
20
Menurut Despommier (2004), Keuntungan dari Vertikal Farming :
- Tidak terlalu dipengaruhi oleh cuaca dan banjir
- Semua Vertical Farming memiliki hasil organik
- Menciptakan efisiensi lahan
- Vertical farming dapat mengevaporasi air yang telah digunakan menjadi
air bersih dan dapat digunakan untuk menyaring black water
- Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil (tidak ada penggunaan
traktor, bajak, pengiriman jarak jauh)
- Vertical Farming dapat membuat perkotaan memiliki tempat untuk
menghasilkan pangan
- Menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung kehidupan
berkelanjutan di pusat kota
- Menciptakan kesempatan kerja baru dan pendapatan tambahan
- Dll
Studi Kasus
A. Solaris, Fusionopolis
Gambar 2.2 Solaris Sumber : www.skyrisegreenery.com
Bangunan yang memiliki fungsi sebagai research dan business park
yang bernama Solaris berada di pusat kota Singapore yang
pembangunannya telah selesai pada akhir tahun 2012. Bangunan ini
21
mendapatkan penghargaan sertifikat tertinggi Green dengan berhasil
mereduksi energi sebesar 36% dan memiliki 8000 m² area lanskap.
Gambar 2.3 Penggunaan vegetasi bangunan Solaris Sumber : www.skyrisegreenery.com
Gambar 2.4 Potongan Solaris Sumber : www.skyrisegreenery.com
Penggunaan jenis tanaman pada bangunan ini adalah dengan
menggunakan tanaman yang berada di tapak ini sebelum bangunan
didirikan, sehingga keberadaan tanaman pada tapak tidak dihilangkan
namun dipindahkan ke bagian bangunan. Terdapat ramp landskap yang
dijadikan tempat untuk vegetasi dan juga merupakan akses penghubung
antara lantai dasar hingga lantai paling atas. Melalui akses ramp ini,
22
penggunaan rainwater juga dimanfaatkan dengan baik dengan
melakukan sistem irigasi pengairan yang menerus.
Gambar 2.5 Detail struktur Sumber : www.skyrisegreenery.com
B. Kent Vale Housing, NUS
Gambar 2.6 Kent Vale Housing Sumber : www.nus.edu.sg
Kent Vale Housing adalah bangunan mixed-use kantor dan apartemen
berkonsep sustainable yang berada di Singapore yang dirancang oleh
MKPL Architects. Perancangan bangunan ini memperhatikan akses yang
baik menuju transpot publik dan 25,1% merupakan area penangkap air
untuk pengairan taman. Bangunan ini merypakan bangunan hemat energi
yang berhasil menghemat penggunaan energi dari penggunaan
pencahayaan buatan sebesar 38.88%. Orientasi bangunan berhasil
mengurangi panas matahari yang ada.
23
Gambar 2.7 Orientasi matahari dan ventilasi bangunan Sumber : www.nus.edu.sg
Perancangan bangunan ini berusaha untuk memaksimalkan
penggunaan penghawaan alami. Koridor, tempat parkir dan lobby lift
menggunakan penghawaan alami. Ruang-ruang hijau di dalam bangunan
berada pada beberapa bagian fasad dengan menggunakan green wall,
penggunaan terraced planters, undulating planters,dan roof top sky terrace.
2.2.2 Faktor Lingkungan yang mempengaruhi tanaman
Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan
tempat hidupnya. Faktor-faktor lingkungan tersebut antara lain : nutrien,
suhu, cahaya, kelembaban, PH tanah dan udara (Risa,2007).
Cahaya Matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, karena
merupakan bahan dari proses fotosintesis, bila tak ada cahaya, maka proses
fotosintesis tak akan terjadi. Keasaman tanah (pH) tanaman umumnya
tumbuh normal pada tanah yang netral, berkisar antara pH 9-7. Pertumbuhan
sangat dipengaruhi oleh temperatur (suhu) lingkungan. Setiap jenis tumbuhan
memiliki toleransi pada suhu minimum tertentu, suhu optimum tertentu, dan
suhu maksimum tertentu. Toleransi ini berbeda-beda untuk tiap jenis
24
tumbuhan. Pengaruh suhu dan cahaya matahari memberi pengaruh kompleks
berkaitan dengan kedudukan tempat di bumi terhadap cahaya matahari.
Nutrien dibutuhkan oleh tanaman sebagai sumber energi yang
digunakan untuk menyusun berbagai komponen sel selama proses
pertumbuhan dan perkembangan. Tanaman memerlukan suhu yang sesuai
supaya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. (Risa,2007).
Kelembaban merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertkembangan dan pertumbuhan tanaman terutama dalam proses penyerapan
air dalam tanah. Nutrien dalam tanah dapat diserap oleh tanaman karena
adanya faktor pH tanah yang mengatur kelarutan nutrien dalam tanah.
2.2.3 Matahari
Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan bumi. Matahari
memiliki jarak 150 juta kilometer dari bumi dan menyediakan energi yang
dibutuhkan oleh kehidupan di bumi ini secara terus-menerus (Mulyono, 2007:
47). Pentingnya peranan energi matahari dalam hubungannya dengan ilmu
atmosfer (meteorologi dan klimatologi). Meteorologi mempelajari tentang
proses pembentukan dan perubahan cuaca sedangkan klimatologi
mempelajari tentang bentukan unsur-unsur cuaca jangka panjang.
Radiasi Matahari
Radiasi adalah pemindahan energi/kalor dari permukaan mathaari ke
suatu tempat dipermukaan bumi yang dipancarkan dalam bentuk gelombang
elektromagnetik baik melalui perantara maupun tidak melalui perantara.
Radiasi menjalar dengan kecepatan cahaya (3m/s) dalam bentuk gelombang
yang mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda. Peristiwa ini akan
berhenti jika hidrogen dalam reaksi inti habis (Daryanto, 2007: 72).
25
Radiasi surya dapat dinyatakan dalam berbagai komponen dan tiap
komponen mempunyai efek yang berbeda terhadap suatu permukaan.
Komponen-komponen tersebut adalah radiasi surya yang meliputi:
1. Intensitas radiasi
2. Kualitas radiasi
3. Panjang hari dan lama penyinaran
Menurut Lang (2003) dalam buku The Cambridge Guide to the Solar
System, Beberapa manfaat yang dihasilkan oleh matahari adalah :
1. Panas Matahari
Panas Matahari memberikan suhu yang tepat untuk kelangsungan
hidup organisme dan memungkinkan adanya angin, siklus hujan, cuaca
dan iklim.
2. Cahaya Matahari
Cahaya matahari dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan
berklorofil untuk melangsungkan fotosintesis. Bagi pertumbuhan
tanaman pengaruh cahaya selain ditentukan oleh kualitasnya ternyata
ditentukan intensitasnya.
3. Pembangkit Listrik Tenaga Matahari
Pembangkit Listrik tenaga matahari adalah cara mendapatkan energi
listrik dari matahari dengan penggunaan panel surya.
4. Pergerakan rotasi Bumi
Pergerakan ini menyebabkan ada bagian-bagian bumi yang
menerima sinar matahari dan ada bagian yang tidak mendapatkan sinar
matahari. Hal ini menciptakan adanya siang dan malam hari.
26
Menurut Surya (2008), Dilihat dari Bumi, sepanjang tahun Matahari di
langit seolah-olah bergerak sejauh 23.5° ke Utara dan 23.5° ke Selatan dari
garis ekuator. Pergerakan ini terjadi karena sumbu rotasi Bumi memiliki
kemiringan 23.5°. Garis edar Matahari semu ini disebut garis ekliptika. Cara
mudah untuk melihat pergerakan ini, perhatikan bahwa tempat terbit dan
tenggelam Matahari bergeser dari waktu ke waktu.
Gambar 2.8 Gerak Edar Semu Matahari Sumber: ilustrasi pribadi
Keterangan :
21 Maret : Matahari berada di garis khatulistiwa 0°
21 Juni : Matahari berada di garis lintang utara 23,5°
23 September : Matahari berada di garis khatulisitwa 0°
22 Desember : matahari berada di garis lintang selatan 23,5°
Pengaruh Garis Lintang
Setiap tempat di permukaan bumi berbeda-beda bentuk permukaannya
baik struktur maupun kandungannya sehingga mempengaruhi perbedaan
jumlah radiasi yang diterima oleh permukaan bumi. Waktu-waktu dalam
setahun merupakan salah satu faktor yang mengendalikan perbedaan tersebut.
27
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Doorenbos dan Pruit (1975),
rata-rata Harian lama Penyinaran Matahari Maksimum (Jam) untuk berbagai
Bulan dan Lintang, sedangkan Jakarta berada pada Lintang 5 derajat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Rata-Rata Harian Lama Penyinaran Matahari Maksimum
(jam) untuk berbagai Bulan dan lintang
Lin-
tang Bulan
Utara
Selatan
Jan
Juli
Feb
Ags
Mr
Sep
Apr
Okt
Mei
Nov
Jun
Des
Jul
Jan
Ags
Feb
Sep
Mr
Okt
Apr
Nov
Mei
Des
Jun
0 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1
5 11.8 11.9 12.0 12.2 12.3 12.4 12.3 12.3 12.1 12.0 11.9 11.8
10 11.6 11.8 12.0 12.3 12.6 12.7 12.6 12.4 12.1 11.8 11.6 11.5
15 11.3 11.6 12.0 12.5 12.8 13.0 12.9 12.6 12.2 11.8 11.4 11.2
20 11.0 11.5 12.0 12.6 13.1 13.3 13.2 12.8 12.3 11.7 11.2 10.9
25 10.7 11.3 12.0 12.7 13.3 13.7 13.5 13.0 12.3 11.6 10.9 10.6
30 10.4 11.1 12.0 12.9 13.6 14.0 13.9 13.2 12.4 11.5 10.6 10.2
35 10.1 11.0 11.9 13.1 14.0 14.5 14.3 13.5 12.4 11.3 10.3 9.8
40 9.6 10.7 11.9 13.1 14.4 15.0 14.7 13.7 12.5 11.2 10.0 9.3
42 9.4 10.6 11.9 13.4 14.6 15.2 14.9 13.9 12.9 11.1 9.8 9.1
44 9.3 10.5 11.9 13.4 14.7 15.4 15.2 14.0 12.6 11.0 9.7 8.9
46 9.1 10.4 11.9 13.5 14.9 15.7 15.4 14.2 12.6 10.9 9.5 8.7
48 8.8 10.2 11.8 13.6 15.2 16.0 15.6 14.3 12.6 10.9 9.3 8.3
50 8.5 10.1 11.8 13.8 15.4 16.3 15.9 14.5 12.7 10.8 9.1 8.1
28
Sumber : Buku Agroklimatik, Aspek-aspek klimatik untuk sistem budidaya tanaman
2.2.4 Pengaruh Cahaya Matahari terhadap tanaman
Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh adanya cahaya matahari
karena cahaya matahari mempunyai peran yang sangat penting bagi
kebutuhan dari tanaman itu sendiri. Energi matahari merupakan sumber
energi utama bagi makhluk hidup terutama tumbuhan. Cahaya matahari
mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu.
Cahaya matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan
sebagai produsen untuk berfotosintesis. Cahaya Optimal bagi Tumbuhan
Kebutuhan minimum cahaya untuk proses pertumbuhan terpenuhi bila cahaya
melebihi titik kompensasinya (Wirakusumah, 2003).
Menurut Lakitan (2004), berikut ini adalah hubungan-hubungan cahaya
matahari terhadap tanaman adalah :
1. Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman,
terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi
2. Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
3. Cahaya yang diserap daun 1-5% untuk fotosintesis, 75-85% untuk
memanaskan daun dan transpirasi
4. Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi, menaikkan suhu
5. Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi stomater, mekanisme
bukaan stomata
Di daerah tropis seperti di Indonesia, intensitas cahaya dan suhu udara
yang tinggi merupakan masalah yang banyak dihadapi dalam budidaya
tanaman introduksi dari daerah subtropis (Akyas,2000). Menurut Squire
(1993) diacu dalam Ardie (2006) Tiga faktor utama radiasi yang penting bagi
tanaman yaitu kualitas, kuantitas (intensitas), dan periode lama penyinaran.
29
A. Kualitas Cahaya
Menurut Lakitan (2001), kualitas cahaya tidak memperlihatkan
perbedaan yang mencolok antara satu tempat dengan tempat lainnya,
sehingga tidak selalu merupakan faktor ekologi yang penting. Pada ekosistem
daratan kualitas cahaya tidak mempunyai variasi yang berarti untuk
mempengaruhi fotosintesis.
Kualitas cahaya matahari ditentukan oleh proporsi relatif panjang
gelombangnya. Radiasi matahari merupakan gelombang- gelombang
elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang. Tidak semua
gelombang- gelombang tadi dapat menembus lapisan atas atmosfer untuk
mencapai permukaan bumi. Umumnya tumbuhan teradaptasi untuk
mengelola cahaya dengan panjang gelombang antara 0,39 – 7,6 mikron.
Klorofil yang berwarna hijau mengasorpsi cahaya merah dan biru, dengan
demikian panjang gelombang itulah yang merupakan bagian dari spectrum
cahaya yang sangat bermanfaat bagi fotosintesis.
B. Intensitas cahaya
Intensitas adalah jumlah energi yang diterima tanaman pada luasan dan
jangka waktu tertentu. Radiasi berpengaruh terhadap laju pertumbuhan, laju
transpirasi dan periode kritis dalam pertumbuhan (Squire 1993 dalam Ardie
2006). Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek cahaya
terpenting sebagai faktor lingkungan, karena berperan sebagai tenaga
pengendali utama dari ekosistem. Intensitas cahaya ini sangat bervariasi baik
dalam ruang/ spasial maupun dalam waktu atau temporal.
Intensitas cahaya terbesar terjadi di daerah tropika, terutama daerah
kering (zona arid), sedikit cahaya yang direfleksikan oleh awan. Di daerah
30
garis lintang rendah, cahaya matahari menembus atmosfer dan membentuk
sudut yang besar dengan permukaan bumi. Intensitas cahaya menurun secara
cepat dengan naiknya garis lintang. Pada garis lintang yang tinggi matahari
berada pada sudut yang rendah terhadap permukaan bumi dan permukaan
atmosfer, dengan demikian sinar menembus lapisan atmosfer yang terpanjang
dan mengakibatkan lebih banyak cahaya yang direfleksikan dan dihamburkan
oleh lapisan awan dan pencemar di atmosfer (Sasmita mihardja, 1996).
Menurut Lakitan (2004), intensitas cahaya adalah banyaknya energi
yang diterima oleh suatu tanaman per satuan luas dan waktu (kal/cm2/hari).
Pengertian intensitas sudah mencakup didalamnya lama penyinaran, yaitu
lama matahari bersinar dalam satu hari, karena satuan waktunya
menggunakan hari. Intensitas radiasi matahari erat kaitannya dengan
ketinggian suatu tempat. Semakin tinggi tempat maka intensitas yang
diterima akan semakin besar, begitu pula sebaliknya semakin rendah suatu
dataran maka intensitas radiasi matahari yang diterima juga kecil.
C. Fotoperiodisitas
Menurut Wartoyo (2006) dalam buku ajar dasar hortikultura,
Fotoperiodisitas atau panjang hari didefinisikan sebagai panjang atau
lamanya hari dihitung mulai dari matahari terbit sampai terbenam
ditambah lamanya keadaan remang-remang (selang waktu sebelum
matahari terbit atau setelah matahari terbenam pada saat matahari berada
pada posisi 60 di bawah cakrawala). Panjang hari tidak terpengaruh oleh
keadaan awan seperti pada lama penyinaran yang bisa berkurang bila
matahari tertutup awan, sedang panjang hari tetap.
31
Panjang hari berubah beraturan sepanjang tahun sesuai dengan
deklinasi matahari dan berbeda pada setiap tempat menurut garis
lintang. Pada daerah equator panjang hari sekitar 12 jam per harinya,
semakin jauh dari equator panjang hari dapat lebih atau kurang sesuai
dengan pergerakan matahari. Secara umum dapat dikatakan bahwa
semakin lama tanaman mendapatkan pencahayaan matahari, semakin
intensif proses fotosintesis, sehingga karbohidrat yang dihasilkan akan
tinggi. Akan tetapi beberapa tanaman memerlukan lama penyinaran
yang berbeda untuk mendorong fase pembungaan. Fotoperiodisitas
berpengaruh untuk menentukan jumlah makanan yang dihasilkan oleh
suatu tanaman dan waktu pembungaan pada beberapa tanaman.
Menurut Wartoyo (2006) dalam buku ajar dasar hortikultura,
Berdasarkan respon tanaman terhadap panjang hari (fotoperiodisme)
maka tanaman dapat digolongkan menjadi tiga kelompok:
1. Tanaman hari panjang (long day plants)
2. Tanaman hari pendek (short day plants)
3. Tanaman hari netral (neutral day plants).
Tanaman hari netral adalah tanaman yang pembungaannya tidak
dipengaruhi oleh perubahan panjang. Tanaman hari netral (intermediate)
adalah tanaman yang berbunga tidak dipengaruhi oleh panjang hari. Tanaman
intermediate dalam zona sedang bisa berbunga dalam beberapa bulan. Tetapi
tanaman yang tumbuh di daerah tropik yang mengalami 12 jam siang dan 12
jam malam dapat berbunga terus menerus sepanjang tahun. Oleh karena itu
tanaman yang tumbuh di daerah tropik pada umumnya adalah tanaman
intermediate (Tanaman hari netral).
32
2.2.5 Suhu dan kelembaban
Suhu dan Kelembaban suatu tanaman merupakan parameter yang
mempengaruhi jumlah air yang dibutuhkan. Suhu merupakan salah satu
faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan makhluk
hidup, termasuk tumbuhan. Suhu dapat memberikan pengaruh baik secara
langsung maupun tidak langsung. Suhu dapat berperan langsung hampir pada
setiap fungsi dari tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia
dalam tumbuhan tersebut, sedangkan berperan tidak langsung dengan
mempengaruhi faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Suhu akan
mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan
tetapi juga laju kehilangan air dari organisme.
Sebenarnya sangat sulit untuk memisahkan secara mandiri pengaruh
suhu sebagai faktor lingkungan. Misalnya energi cahaya mungkin diubah
menjadi energi panas ketika cahaya diabsorpsi oleh suatu substansi. Suhu
sering berperan bersamaan dengan cahaya dan air untuk mengontrol fungsi-
fungsi dari organisme. Relatif mudah untuk mengukur suhu dalam suatu
lingkungan tetapi sulit untuk menentukan suhu yang bagaimana yang
berperan nyata, apakah keadaan maksimum, minimum atau keadaan harga
rata- ratanya yang penting (Wijana, 1998).
Variasi Suhu
Tidak banyak tempat- tempat di permukaan bumi secara terus-
menerus berada dalam kondisi terlalu panas atau terlalu dingin untuk sistem
kehidupan, suhu biasanya mempunyai variasi baik secara ruang maupun
secara waktu. Variasi suhu ini berkaitan dengan garis lintang, dan sejalan
dengan ini juga terjadi variasi local berdasarkan topografi dan jarak dari laut.
33
Seperti halnya dengan faktor cahaya, letak dari sumber panas ( matahari),
bersama- sama dengan putarannya bumi pada porosnya akan menimbulkan
variasi suhu di alam tempat tumbuhan hidup.
Jumlah panas yang diterima bumi juga berubah- ubah setiap saat
tergantung pada lintasan awan, bayangan tumbuhan setiap hari, setiap tahun
dan gejala geologi. Begitu matahari terbit pagi hari, permukaan bumi mulai
memperoleh lebih banyak panas dibandingkan dengan yang hilang karena
radiasi panas bumi, dengan demikian suhu akan naik dengan cepat. Setelah
beberapa jam tercapailah suhu yang tinggi sekitar tengah hari, setelah lewat
petang mulailah terjadi penurunan suhu maka bumi ini akibat reradiasi yang
lebih besar dibandingkan dengan radiasi yang diterima. Pada malam hari
penurunan suhu muka bumi akan bertambah lagi, panas yang diterima
melalui radiasi dari matahari tidak ada, sedangkan reradiasi berjalan terus,
akibatnya ada kemungkinan suhu permukaan bumi lebih rendah dari suhu
udara disekitarnya.
Suhu tumbuhan biasanya kurang lebih sama dengan suhu sekitarnya
karena adanya pertukaran suhu yang terus- menerus antara tumbuhan dengan
udara sekitarnya. Kisaran toleransi suhu bagi tumbuhan sangat bevariasi,
untuk tanaman di tropika, semangka, tidak dapat mentoleransi suhu di bawah
150 – 180 C, sedangkan untuk biji- bijian tidak bisa hidup dengan suhu di
bawah minus 20 C – minus 50 C. Sebaliknya konifer di daerah temperata
masih bisa mentoleransi suhu sampai serendah minus 300 C. Tumbuhan
umumnya tumbuh pada kisaran suhu 1 sampai 40 0 C, kebanyakan jenis
tumbuhan tumbuh sangat baik antara 15 dan 30 0 C.
34
Hubungan Cahaya, Suhu dan Kelembaban
C Mayer dan Anderson (1952) dalam Simarangkir (2000) menyatakan
bahwa tanaman yang tumbuh dengan intensitas cahaya nol persen akan
mengakibatkan pengaruh yang berlawanan, yaitu suhu rendah, kelembaban
tinggi, evaporasi dan transportasi yang rendah. Tanaman cukup mengambil
air, tetapi proses fotosintensis tiodak dapat berlangsung tanpa cahaya
matahari.
Cahaya berbanding lurus dengan suhu, jika cahaya dilingkungan tinggi
(intensitasnya tinggi) maka suhunya akan meningkat. Dan suhu akan
berpengaruh terhadap proses transpirasi dan evaporasi. Suhu berbanding
terbalik dengan kelembaban, sehingga tinggi rendahnya suhu sangat
berpengaruh pada tinggi rendahnya kelembaban. Pada suhu yang tinggi,
kelembaban akan mengalami penurunan begitu pula sebaliknya jika suhu
rendah, maka kelembaban akan mengalami kenaikan.
Gambar 2.9 Grafik hubungan suhu dan kelembaban Sumber : Wikipedia
35
Suhu merupakan karakteristik yang dimiliki oleh suatu benda yang
berhubungan dengan panas dan energi. Jika panas dialirkan pada suhu benda,
maka suhu benda tersebut akan turun jika benda yang bersangkutan
kehilangan panas. Akan tetpi hubungan antara satuan panas dengan satuan
suhu tidak merupakan suatu konstanta, karena besarnya peningkatan suhu
akibat penerimaan panas dalam jumlah tertentu akan dipengaruhi oleh daya
tampung panas (heat capacity) yang dimiliki oleh benda penerima tersebut
(Lakitan, 2002).
Suhu udara akan berfluktuasi dengan nyata selama setiap periode 24
jam. Fluktuasi suhu udara (dan suhu tanah) berkaitan erat dengan proses
pertukaran energi yang berlangsung di atmosfer. Pada siang hari, sebagian
dari radiasi matahari akan diserap oleh gas-gas atmosfer dan partikel-partikel
padat yang melayang di atmosfer. Serapan energi radiasi matahari akan
menyebabkan suhu udara meningkat. Suhu udara harian maksimum tercapai
beberapa saat setelah intensitas cahaya maksimum tercapai. Intensitas cahaya
maksimum tercapai pada berkas cahaya jatuh tegak lurus, yakni pada waktu
tengah hari (Lakitan, 2002).
Semakin tegak sudut datang sinar, semakin kuat intensitas penyinaran
matahari dan semakin tinggu pula suhu udara di daerah tersebut. Sebaliknya,
semakin miring sudut datang sinar, semakin lemah intensitas penyinarannya
dan semakin rendah suhu udaranya. Oleh karena itu pada tengah hari suhu
lebih panas. Semakin lama penyinaran matahari, semakin tinggi suhu udara di
suatu tempat. Bagi kawasan Indonesia yang beriklim tropis, dimana periode
waktu siang dan malam senantiasa relatif sama yaitu sektiar 12 jam,
perbedaan suhu tidak terlalu mencolok.
36
2.2.6 Naungan Tanaman
Tanaman yang kelebihan cahaya matahari dapat menimbulkan efek
negatif pada tanaman tersebut, contohnya adalah klorosis dengan gejala ujung
tanaman mengering, batang mengeras, mengakibatkan suhu meningkat
sehingga pertumbuhannya tidak berada pada suhu optimal dan lainnya.
Naungan merupakan cara untuk menghalang cahaya matahari secara langsung
menuju objek yang dituju dan juga menciptakan bayangan dari objek tersebut.
Naungan terdiri dari warna abu, hitam dan putih. Naungan dapat berbentuk
seperti atap, pohon, tirai jenela, tirai atau objek lainnya. Naungan merupakan
hal yang penting pada daerah beriklim tropis.
Tanaman hijau tidak hanya membutuhkan cahaya matahari sebagai
energi fotosintesis untuk memproduksi gula, tetapi juga terjadi proses
transpirasi yang membuat daerah sekitar tanaman menjadi lebih nyaman.
Menurut Karleen (2012), Beberapa tipe dari naungan pada tanaman adalah :
1. Full Sun
Membutuhkan cahaya matahari langsung minimal 6 jam dari
pencahayaan selama 8-12 jam
2. Partial Shade/Partial Sun
Membutuhkan cahaya matahari langsung minimal 3 jam/hari dari
pencahayaan matahari selama 4-8 jam/hari. Pembayangan bisa
didapatkan dari bangunan, dinding, pagar, atau pohon terdekat.
3. Full Shade
Cahaya matahari yang dibutuhkan kurang dari 3 jam/harinya. Tanaman
jenis full shade lebih menyukai cahaya matahari pada saat pagi hari atau
sore hari karena memiliki intensitas yang rendah.
37
2.2.7 Jenis Tanaman
Menurut Stan Cox (2012), Sayur-sayuran, terutama yang memiliki daun
yang dipergunakan pada sistem vertical farming, membutuhkan cahaya
matahari. Pada sistem vertical farming, tanaman-tanaman yang terletak
didalam ruangan tidak mendapatkan cahaya matahari yang cukup untuk
berfotosintesis. Intensitas cahaya matahari juga akan berkurang dengan
adanya pemakaian kaca. Cahaya matahari hanya dapat menyinari beberapa
tanaman pada waktu-waktu tertentu di tempat yang dekat dengan kaca dan
biasanya tanaman tersebut terletak pada sudut yang rendah dan hanya
mendapatkan cahaya matahari pada waktu-waktu tertentu saja. Jendela dapat
memenuhi kebutuhan cahaya yang masuk ke dalam ruangan sampai ke
tengah-tengah ruangannya, tetpai proses fotosintesis sangat berbeda.
Tanaman yang dapat menghasilkan pangan, membutuhkan beberapa kali lipat
cahaya yang dibutuhkan dari yang bisa didapatkan di dalam ruangan.
Menurut Stan Cox (2012), Tanaman penghasil biji-bijian atau buah-
buahan yang memiliki nutrisi lebih tinggi membutuhkan cahaya yang jauh
lebih tinggi per beratp produk yang dipanen. Sehingga, semakin tinggi nutrisi
yang diharapkan dari tanaman tersebut, semakin banyak pula penerangan
buatan yang dibutuhkan. Beberapa penelitian membuktikan, pencahayaan
buatan dapat digunakan untuk menanam tanaman dan dapat tumbuh dengan
baik didalam ruangan. Salah satu pencahayaan buatan adalah dengan
menggunakan lampu LED, tetapi pencahayaan buatan membuat bangunan
menjadi boros energi. Konsumsi energi yang digunakan pada vertical farming
dapat dibantu dengan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui
seperti angin dan mathari dengan menggunakan solar panel dan turbin angin.
38
Tanaman Dapur Hidup
Terdapat beberapa jenis tanaman yang digunakan pada praktik dapur
hidup atau urban farming hasilnya dapat menjadi sayur/bumbu dapur.
Beberapa diantaranya adalah tanaman cabai, tomat, bawang putih, kemangi,
sereh (lemon grass), jeruk limau, jeruk nipis, pandan, kunyit, bawang merah,
temulawak, jahe, kencur, daun salam, lidah buaya, selada, lengkuas, timun,
bayam, buncis, kacang panjang, pare, labu, kubis, brokoli, kangkung,caisim,
stroberi, terong, seledri, daun bawang dan sawi hijau.
Jenis-jenis tanaman yang digunakan pada dapur hidup juga dapat
digunakan untuk tanaman Vertical Farming yang disesuaikan dengan
kebutuhan jenis tanaman. Beberapa cara penanaman tanaman sayur/buah
adalah dengan menggunakan pot atau media menanam lainnya. Terdapat
beberapa jenis tanaman buah/sayur yang juga bertumbuh dengan cara
merambat ke atas sehingga harus disediakan media rambat atau perambatan
dilakukan di dekat dinding bangunan.
Tanaman sayuran digolongkan ke dalam dua kelompok utama, pertama
sayuran dataran tinggi dari daerah temperate. seperti kentang, kubis, tomat,
cabai. Kedua, sayuran datara rendah yang umumnya didominasi oleh jenis
asli lokal seperti kacang panjang, tomat, bawang merah dan cabai yang
memiliki daya adaptasi luas.
Sayuran dari daerah temperate beradaptasi dengan baik di dataran
tinggi sedangkan jenis sayuran dataran rendah berkembang dengan baik pada
ketinggian tempat kurang dari 700m dpl (Hidayat et al, 1990). Umumnya
tanaman membutuhkan intensitas sinar minimal Paling sedikit kebutuhan
sinar ini adalah berkisar 700-1.000 Lux atau sekitar 65 – 93 Fc.
39
Berikut ini adalah jenis tanaman sayur/buah yang dapat dijadikan
bumbu dapur/tanaman obat dengan kebutuhan waktu penyinaran cahaya
matahari, suhu yang dibutuhkan serta ketebalan tanah yang dibutuhkan :
Tabel 2.2
Jenis Tanaman dan kebutuhannya
Nama
Tanaman
Lama
Penyinaran Suhu
Ketebalan
tanah
1. Cabai 10-12 jam/hari 18-320 50 cm
2. tomat 8-12 jam/hari 24-280 35-50 cm
3. selada 8 jam 20-300 25-50 cm
4. Tomat Cherry 8-12 jam/hari 21-270 35-50 cm
5. Bawang merah 12 jam 25-320 40 cm
6. terong 8-10 22-320 30-40 cm
7. seledri 8 jam 15-240 30 cm
8. sawi 8 jam 23-350 20 cm
9. jahe 10-12 jam 20-350 30cm
10. anggur 8-10 jam 23-310 60 cm
11. Jeruk nipis 10-12 jam 25-300 25 cm
Sumber : Buku agrikultur dan pertanian
Jenis tanaman tersebut merupakan jenis tanaman yang dapat ditanam
pada bangunan dari penelitian ini dan telah disesuaikan dengan data iklim
lingkungan tapak yang berada di Kembangan.