2012-1-00619-IF Bab2001

36
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer 2.1.1. Pengertian Jaringan Komputer Syafrizal (2005 : 2) mengatakan bahwa, “Jaringan Komputer yaitu himpunan "interkoneksi" antara 2 komputer autonomous atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless)”. Tujuan dari penggunaan jaringan komputer adalah: File Sharing : Praktek mendistribusikan atau menyediakan akses untuk berbagi sumber daya data. Jaringan komputer membuat para pengguna dalam jaringan tersebut dapat berbagi data file secara mudah. Data file pada pengguna komputer dapat dibagi dalam jaringan atau ditempatkan pada sebuah file server, yang menyediakan tempat utama untuk semua data yang dibutuhkan oleh para pengguna di dalam jaringan. Hardware Sharing : Berbagi sumber daya alat, seperti printer, CD-ROM drive dan hard drive. Di dalam jaringan local, user dapat mengakses alat – alat seperti printer, CD-ROM drive dan hard drive, atau alat – alat yang disediakan oleh server. Hal ini dapat membantu user dalam hal efisiensi. Program Sharing : Berbagi sumber daya aplikasi. Dengan jaringan, user dapat berbagi aplikasi seperti aplikasi spreadsheet (program aplikasi tabulasi dan pengolahan data pada komputer) seperti Google Spreadsheet, goffice, dll. Dengan program sharing, kita dapat menyimpan sebagian

description

b

Transcript of 2012-1-00619-IF Bab2001

  • 7

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Jaringan Komputer

    2.1.1. Pengertian Jaringan Komputer

    Syafrizal (2005 : 2) mengatakan bahwa, Jaringan Komputer yaitu

    himpunan "interkoneksi" antara 2 komputer autonomous atau lebih yang

    terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). Tujuan

    dari penggunaan jaringan komputer adalah:

    File Sharing : Praktek mendistribusikan atau menyediakan akses untuk

    berbagi sumber daya data. Jaringan komputer membuat para pengguna

    dalam jaringan tersebut dapat berbagi data file secara mudah. Data file

    pada pengguna komputer dapat dibagi dalam jaringan atau ditempatkan

    pada sebuah file server, yang menyediakan tempat utama untuk semua

    data yang dibutuhkan oleh para pengguna di dalam jaringan.

    Hardware Sharing : Berbagi sumber daya alat, seperti printer, CD-ROM

    drive dan hard drive. Di dalam jaringan local, user dapat mengakses alat

    alat seperti printer, CD-ROM drive dan hard drive, atau alat alat yang

    disediakan oleh server. Hal ini dapat membantu user dalam hal efisiensi.

    Program Sharing : Berbagi sumber daya aplikasi. Dengan jaringan, user

    dapat berbagi aplikasi seperti aplikasi spreadsheet (program aplikasi

    tabulasi dan pengolahan data pada komputer) seperti Google Spreadsheet,

    goffice, dll. Dengan program sharing, kita dapat menyimpan sebagian

  • 8

    besar file pada server aplikasi khusus di dalam jaringan. Hal ini

    memudahkan user karena tidak perlu lagi menginstal aplikasi di

    komputer dan membuat proses upgrade software lebih mudah karena

    dilakukan oleh server itu sendiri.

    User Communication : Jaringan memungkinkan user untuk berinteraksi

    dengan sesama user lainnya melalui media media seperti email,

    newsgroup, chatting, dan video conference.

    2.1.2. Jenis Jenis Jaringan

    Berdasarkan lingkungan area geografis dan beberapa hal lainnya, jaringan

    dibagi menjadi beberapa jenis.

    2.1.2.1. LAN (Local Area Network)

    M. Kozierok (2005:26) mengatakan bahwa, LAN(Local Area

    Network) adalah jaringan yang menghubungkan komputer yang relatif

    dekat satu sama lain yang pada umumnya di dalam satu ruangan atau satu

    gedung.

    Acharya (2006:10) mengatakan bahwa, LAN menawarkan

    computer users banyak keuntungan, meliputi shared access ke devices

    dan aplikasi, file exchange antara users yang berhubungan, dan

    komunikasi antara users via email dan aplikasi lainnya. LAN adalah

    komunikasi network yang menghubungkan beberapa device dan

    menyediakan information exchange antara device tersebut.

  • 9

    Oppenheimer (2011:15) mengatakan bahwa, LAN adalah suatu

    set segment yang diaktifkan berdasarkan pada protokol layer 2 tertentu

    seperti Fast Ethernet dan interswitch trunking protokol seperti IEEE

    802.1Q standard. Segment sendiri menurut Oppenheimer (2011:15)

    adalah sebuah jaringan tunggal yang dibatasi oleh sebuah switch atau

    router, dan didasarkan pada Layer 1 dan Layer 2 protokol tertentu seperti

    Fast Ethernet.

    Dengan jangkauannya yang kecil membuat kecepatan proses

    transmisi datanya kecil, dan sebuah LAN bisa terkoneksi dengan LAN

    lain secara jarak jauh melalui media, seperti jalur telepon atau gelombang

    radio.

    Gambar 2.1. Local Area Network

    (Sumber: Solekan, 2009:92)

    Biasanya LAN menghubungkan beberapa workstation, printer,

    dan beberapa device yang lain. LAN memberikan beberapa keuntungan

    kepada penggunanya, diantaranya pembagian hak akses device dan

    aplikasinya, pertukaran file antar pengguna, dan komunikasi antar

    pengguna.

  • 10

    Suatu Local Area Network digunakan untuk :

    a. Beroperasi pada wilayah geografis yang terbatas.

    b. Memperbolehkan beberapa user untuk mengakses high-

    bandwidth.

    c. Menyediakan koneksi pada service lokal secara full-time.

    d. Menghubungkan device device yang berdekatan secara fisik.

    2.1.2.2. VLAN (Virtual Local Area Network)

    2.1.2.2.1 Pengertian VLAN(Virtual Local Area Network)

    Hartpence (2011:85) mengatakan bahwa, VLAN adalah

    pengelompokan logis dari port yang memiliki lokasi yang

    independen. Sebuah VLAN akan berjalan seperti yang berada pada

    layer network 3 yang terpisah.

    Anderson (1996) mengatakan bahwa, VLAN

    memungkinkan sekelompok user yang berada di sebuah jaringan,

    dimanapun user tersebut berada dapat berkomunikasi seolah olah

    mereka berada di dalam segmen LAN yang sama. Hal ini

    memungkinkan sebuah organisasi untuk mengelompokkan user ke

    dalam hal yang mereka senangi daripada melalui kedekatan fisik

    seperti bertemu langsung dan mendekatkan mereka dengan

    menggunakan teknologi single switching. Pada akhirnya hal ini

    membantu menekan harga untuk jaringan tersebut.

  • 11

    Menurut Anderson (1996), ada dua cara untuk mendefinisi

    VLAN, yaitu secara port-based dan address-based. Dalam port-

    based, masing - masing VLAN adalah kumpulan port dalam

    physical network. Misalnya, apabila physical network terdiri atas

    dua hub(lihat gambar 2.2), VLAN 1 dapat didefinisikan sebagai

    port 1 dan 3 pada hub A dan port 3 pada hub B, VLAN 2 akan

    ditetapkan sebagai port 4 pada hub A, port 2 dan 4 pada hub B,

    VLAN 3 yaitu port 2 pada hub A dan port 1 pada hub B. semua

    Gambar 2.2. Contoh VLAN

    (Sumber : Anderson, 1996)

    komputer yang terhubung pada port tersebut terlihat sama oleh user

    dalam physical LAN, tapi broadcast messages pada VLAN ini akan

  • 12

    dikirim hanya untuk port tersebut. Sedangkan pesan untuk port

    lainnya meskipun mereka pada hub yang sama, mereka tidak akan

    mendapatkan pesan tersebut.

    Sedangkan berdasarkan address-based VLAN adalah

    sekumpulan user yang diidentifikasi oleh network address. Hal ini

    memberikan fleksibilitas yang lebih dari port-based VLAN karena

    user dapat berpindah tempat tetapi masih menjadi bagian dari

    VLAN tersebut.

    2.1.2.2.2 Perbedaan VLAN dengan LAN

    Perbedaan yang sangat jelas dari LAN dan VLAN adalah

    bahwa bentuk jaringan dengan model LAN sangat bergantung pada

    letak atau fisik dari workstation serta penggunaan hub dan repeater

    sebagai perangkat jaringan yang memiliki beberapa kelemahan.

    Sedangkan yang menjadi salah satu kelebihan dari model jaringan

    dengan VLAN adalah bahwa tiap tiap workstation atau user yang

    tergabung dalam satu VLAN atau bagian dapat saling terhubung

    walaupun saling terpisah secara fisik.

    2.1.2.2.3 Keuntungan Menggunakan VLAN

    a. Security

    Keamanan data dari setiap difisi dapat dibuat tersendiri,

    karena segmennya bisa terpisah secara logika. Lalu lintas

    data dapat dibatasi juga segmennya.

  • 13

    b. Cost Reduction

    Penghematan dari penggunaan bandwidth yang ada dan

    dari upgrade perluasan network yang bisa jadi mahal.

    c. Higher Performance

    Pembagian jaringan layer 2 ke dalam beberapa kelompok

    broadcast domain yang lebih kecil, yang tentunya akan

    mengurangi lalu lintas paket yang tidak dibutuhkan dalam

    jaringan.

    d. Broadcast Storm

    Menurut Nassar (2000 : 195), Broadcast storm adalah

    rentetan dari broadcast operation dari spesifik device atau

    sekelompok device yang terjadi secara cepat frame-per-

    second rate-nya sehingga mengakibatkan masalah pada

    jaringan. Masalah yang terjadi bisa berupa menurunnya

    kinerja jaringan akibat penuh dengan broadcast.

    Pembagian jaringan ke dalam beberapa kelompok VLAN

    akan mengurangi banyaknya device yang berpatisipasi

    dalam pembuatan broadcast storm. Hal ini terjadi karena

    adanya pembatasan broadcast domain.

    e. Improved IT Staff Efficiency

    VLAN memudahkan manajemen jaringan karena pengguna

    yang membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi

    dalam segmen yang sama.

  • 14

    f. Simpler Project or Apllication Management

    VLAN menggabungkan para pengguna jaringan dan

    perlatan jaringan untuk mendukung perusahaan dan

    menangani permasalahan kondisi geografis.

    2.1.2.3. WAN (Wide Area Network)

    Menurut M. Kozierok (2005:26), WAN adalah jaringan yang

    menghubungkan device atau jaringan dan memiliki jarak yang lebih jauh

    dari LAN. Kalau jarak antara device bisa diitung dalam mil, maka yang

    akan digunakan adalah WAN dan bukan teknologi LAN untuk

    menghubungkannya.

    Biasanya, suatu WAN terdiri dari sejumlah node penghubung.

    Suatu transmisi dari suatu perangkat diarahkan melalui node atau

    persimpangan persimpangan internal ini menuju perangkat tujuan yang

    dituju. Node ini tidak berkaitan dengan isi data, melainkan untuk

    menyediakan fasilitas switching yang akan memindah data dari satu node

    ke node yang lain sampai mencapai tujuan.

  • 15

    Gambar 2.3. Wide Area Network

    (Sumber: Solekan, 2009: 98)

    2.1.3 Topologi Jaringan

    Para ahli telah mengembangkan model jaringan hierarchical untuk

    membantu mengembangkan topologi dalam layer. Setiap layer dapat difokuskan

    pada bagian tertentu yang memungkinkan untuk memilih sistem dan fitur yang

    tepat untuk layer tersebut. Menurut Oppenheimer (2011:120), Hierarchical

    topology adalah sebuah lapisan inti dari high-end router dan switch yang

    dioptimalkan untuk availability dan performance yang merupakan distribution

    layer dari router dan switch yang menghubungkan users melalui lower-end

    switch dan wireless access point.

    Dalam topologi jaringan terdapat backbone. Menurut Oppenheimer

    (2011:120), Backbone adalah sebuah jaringan yang menghubungkan banyak

    lainnya jaringan dan bertindak sebagai jalan utama untuk lalu lintas antara

    jaringan. Jenis kabel untuk sebuah backbone haruslah dipertimbangkan dengan

  • 16

    baik dalam perancangannya sehingga dapat menunjang kinerja jaringan secara

    baik.

    Gambar 2.4. Hierarchical topology

    (Sumber : CISCO, 2008:1)

    Topologi hierarchical digunakan karena jaringan yang tumbuh tapi tidak

    terencana dan terabaikan cenderung akan berkembang dalam pola yang tidak

    terstruktur. Ketika network devices berkomunikasi dengan device lainnya,

    workload yang didapat CPU dari device tersebut menjadi beban. Misalnya, dalam

    sebuah flat(switched)network yang besar paket-paket broadcast adalah

    beban.Paket broadcast disini akan mengganggu kerja CPU pada setiap device

    yang berada pada broadcast domain tersebut dan waktu proses pada setiap

    device(termasuk router, workstations dan server).

  • 17

    Masalah lain yang potensial dengan jaringan nonhierarchical selain

    paket-paket broadcast adalah beban kerja CPU yang diperlukan router untuk

    berkomunikasi dengan router lain dan banyak proses rute lainnya. Metodologi

    jaringan hierarchical desain memungkinkan anda untuk merancang topologi

    modular yang membatasi jumlah router berkomunikasi dengan router lainnya.

    Dengan menggunakan hierarchical model dapat membantu

    meminimalkan biaya. Selain itu hanya perlu untuk membeli perangkat yang

    sesuai internetworking untuk setiap lapisan hirarki, sehingga menghindari uang

    belanja pada fitur-fitur yang tidak perlu untuk jaringan. Juga, sifat modular dari

    desain hirarki memungkinkan perencanaan kapasitas yang akurat dalam setiap

    lapisan hirarki, sehingga mengurangi terbuangnya bandwidth. Network

    management responsibility dan network management systems dapat

    didistribusikan ke berbagai lapisan arsitektur jaringan modular untuk

    mengendalikan biaya manajemen.

    Modularitas memungkinkan menyimpan setiap elemen desain yang

    sederhana dan mudah dimengerti. Kesederhanaan meminimalkan kebutuhan

    untuk pelatihan bagi personil jaringan operasi dan mempercepat pelaksanaan

    desain. Pengujian desain jaringan dibuat mudah karena ada fungsi yang jelas

    pada setiap lapisan. Isolasi kesalahan ditingkatkan karena jaringan teknisi dapat

    dengan mudah mengenali titik transisi dalam jaringan untuk membantu mereka

    mengisolasi poin kegagalan lainnya.

    Fasilitas hierarchical design mulai berubah. Sebagai elemen dalam

    jaringan yang memerlukan perubahan, biaya pembuatan upgrade terkandung

    untuk subset kecil dari jaringan secara keseluruhan. Di dalam large flat or

  • 18

    meshed network architectures, perubahan cenderung berdampak besar kepada

    sistem. Mengganti satu perangkat dapat mempengaruhi jaringan banyak karena

    kompleks interconnections.

    2.1.4 Standarisasi Arsitektur Jaringan

    Standarisasi arsitektur jaringan dapat menyelesaikan berbagai masalah,

    pembangunan suatu jaringan komputer yang baik, harus memiliki kemampuan

    untuk mendukung berbagai jenis komponen jaringan. Agar dapat terbentuk

    jaringan, maka dibutuhkan komponen jaringan yang memenuhi suatu persyaratan

    spesifikasi tertentu.

    Ada beberapa arsitektur jaringan yang dikembangkan oleh manufaktur

    jaringan dan organisasi standarisasi jaringan. Arsitektur ini sebagai standart

    dalam membuat sebuah jaringan. Menurut Gusta (2006 : 193), beberapa standart

    arsitektur yang penting adalah :

    a. IBMs System Network Architecture (SNA).

    b. Digitals Digital Network Architectur (DNA).

    c. Open System Interconnection (OSI) dikembangkan oleh ISO

    (International Organization for Standardziation) dan ITU-T.

    d. Internet architectur.

    2.1.4.1. Open System Interconnection (OSI)

    Model OSI adalah sebuah model arsitektural jaringan yang

    dikembangkan oleh ISO (International Organization for Standardization) di

    Eropa pada tahun 1977. Model OSI dibuat untuk mengatasi berbagai

    kendala internetworking akibat perbedaan arsitektur dan protokol jaringan.

  • 19

    Model ini diterima oleh international standart IS 7498 pada tahun 1983 dan

    direkomendasikan oleh ITU-T X.200.

    Gambar 2.5. Open System Interconnection Layer

    (Sumber: Solekan, 2009:105)

    a) Lapis 7 OSI : Application Layer

    Lapis ini berfungsi untuk menyediakan pelayanan langsung yang

    mendukung pemakai, misalnya : e-mail, file dan akses ke data base.

    b) Lapis 6 OSI : Presentation Layer

    Lapis ini berfungsi menterjemahkan, kompresi, dan enkripsi data.

    Pada lapisan inilah berbagai ragam data diproses atau diubah ke

    format lain yang dibutuhkan oleh lapisan di bawahnya, misalnya :

    ASCII, JPEG, MPEG.

    c) Lapis 5 OSI : Session Layer

    Lapis ini berfungsi untuk mengkoordinasi komunikasi antar system

    yaitu membuka ,memproses dan menutup sessi.

  • 20

    d) Lapis 4 OSI : Transport Layer

    Lapis ini memungkinkan paket data terkirim tanpa kesalahan dan

    tanpa duplikat. Protokol yang digunakan antara lain TCP, UDP, SPX.

    e) Lapis 3 OSI : Network Layer

    Lapis network menentukan jalur pengiriman dan meneruskan data ke

    alamat peralatan lain yang berjauhan. Alamat logika yang digunakan

    oleh lapisan ini adalah IP Address dimana dengan alamat logika

    inilah data dapat dikirim ke tujuan yang berada pada jaringan yang

    berbeda dan berjauhan dengan bantuan peralatan yang disebut

    Router. Protokol yang digunakan misalnya IP, ARP, IPX.

    f) Lapis 2 OSI : Datalink Layer

    Lapis ini mengatur binary data menjadi logical group. Pada lapisan

    ini data dikirim dalam bentuk frame. Semua peralatan yang

    berhubungan dengan jaringan diberikan tanda pengenal atau alamat

    hardware yang diatur oleh lapisan bawah yang dinamakan Media

    Access Control (MAC). Protokol yang digunakan oleh lapisan ini

    misalnya : Ethernet, token, dan FDDI.

    g) Lapis 1 OSI : Physical Layer

    Pada lapisan ini semua spesifikasi yang berkaitan dengan cara

    menghubungkan kabel jaringan ditentukan dan diterapkan.Protokol

    yang digunakan misalnya : TbaseT, 100BaseTX, dll.

  • 21

    2.1.5. Metode Transmisi Data

    2.1.5.1. Broadcast

    Menurut Syafrizal (2005 : 50), Broadcast merupakan metode

    transmisi one to all (satu ke semua). Karena broadcast digunakan untuk

    mengirim paket ke semua host pada jaringan, paket tersebut

    menggunakan sebuah alamat broadcast khusus. Saat sebuah host

    menerima sebuah paket dengan alamat broadcast sebagai tujuan, maka

    dia akan memproses paket itu layaknya sebuah paket ke alamat unicast-

    nya. Transmisi broadcast digunakan untuk lokasi layanan/perangkat

    khusus yang alamatnya tidak diketahui atau saat sebuah host

    memerlukan untuk menyediakan informasi kepada seluruh host yang

    ada di jaringan.

    Saat sebuah host memerlukan informasi, host tersebut

    mengirimkan sebuah permintaan, memanggil (request) sebuah query, ke

    alamat broadcast. Semua host yang ada pada jaringan menerima dan

    memproses query ini. Satu atau beberapa host dengan informasi yang

    diminta akan me-respond, biasanya menggunakan unicast. Demikian

    pula, ketika sebuah host ingin mengirim informasi ke host host pada

    jaringan, dia akan membuat dan mengirim sebuah paket broadcast

    bersama informasi tersebut. Tidak seperti unicast, dimana paket paket

    dapat dialihkan melalui internetwork. Paket paket broadcast biasanya

    terbatas untuk jaringan lokal. Pembatasan ini bergantung pada

    konfigurasi router yang berbatasan dengan jaringan dan jenis siaran.

  • 22

    Biasanya paket broadcast menggunakan alamat IPv4

    255.255.255.255 sebagai tujuan. Contoh sebuah host pada

    jaringan dengan alamat 123.123.123.123 ingin broadcast ke seluruh

    host di jaringan menggunakan sebuah paket dengan alamat tujuan

    255.255.255.255.

    Gambar 2.6 Model Broadcast

    (Sumber :

    http://www.cisco.com/en/US/tech/tk828/tech_brief09186a00800e9952.ht

    ml akses tanggal 8 Oktober 2012)

    2.1.5.2. Unicast

    Menurut Syafrizal (2005 : 46), Unicast merupakan transmisi

    jaringan point to point (one to one). Komunikasi unicast digunakan

    untuk komunikasi dari host ke host dalam sebuah jaringan client

    server atau peer-to-peer. Paket unicast menggunakan alamat host yang

    dituju sebagai alamat tujuan dan bisa dialihkan melalui internetwork.

    Beda halnya dengan broadcast dan multicast, yang menggunakan alamat

    yang khusus sebagai alamat tujuan. Menggunakan alamat khusus ini,

  • 23

    broadcast secara umum terbatas untuk jaringan lokal saja. Cakupan

    dari multicast juga dibatasi pada jaringan lokal atau dialihkan

    melalui internetwork.

    Gambar 2.7. Model Unicast

    (Sumber : http://www.cisco.com/en/US/docs/ios-

    xml/ios/sec_conn_getvpn/configuration/xe-3s/sec-get-vpn.html akses

    tanggal 8 Oktober 2012)

    2.1.5.3. Multicast

    Menurut Syafrizal (2005 : 48), Multicast merupakan transmisi

    yang dimaksudkan untuk banyak tujuan, tetapi tidak semua host. Oleh

    karena itu multicast dikenal sebagai metode transmisi one to many (satu

    kebanyak) atau jaringan point to multipoint. Transmisi multicast

    dirancang untuk menghemat bandwidth dari jaringan IPv4 bisa

    mengurangi traffic dengan memperbolehkan sebuah host untuk mengirim

    sebuah paket tunggal ke sekumpulan host yang sudah dipilih. Untuk

  • 24

    mencapai tujuan host yang lebih dari satu menggunakan komunikasi

    unicast, host sumber nantinya perlu mengirim sebuah paket individu

    yang ditujukan kepada masing - masing host. Dengan multicast,

    sumber host data mengirim satu paket yang dapat mencapai ribuan

    host (yang sudah dipilih/ditentukan).

    Host yang ingin menerima data multicast tertentu disebut client

    multicast. Client multicast menggunakan layanan yang diinisiasi oleh

    sebuah client program untuk bergabung ke multicast grup. Setiap

    multicast grup direpresentasikan dengan sebuah alamat tujuan multicast

    IPv4. Saat sebuah host IPv4 bergabung ke sebuah grup multicast, host

    akan memproses paket yang dialamatkan ke alamat multicast ini

    layaknya paket yang dialamatkan ke alamat unicast yang dialokasikan

    secara unik. IPv4 sudah mengatur sebuah block alamat khusus dari

    224.0.0.0 sampai 239.255.255.255.

  • 25

    Gambar 2.8. Model Multicast

    (Sumber :

    http://www.cisco.com/en/US/docs/switches/datacenter/nexus5000/sw/mu

    lticast/521_N1_1/overview.html akses tanggal 8 Oktober 2012)

    2.1.6. Fiber Optik

    2.1.6.1. Pengenalan Fiber Optik

    Kabel adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam teknologi

    transimisi jaringan. Kecepatan data yang lebih besar sepanjang jarak yang

    jauh dengan harga yang lebih rendah daripada sistem kawat tembaga

    adalah hal yang selalu diinginkan oleh semua orang. Lebih dari 30 tahun

    kebelakang telah dikembangkan sebuah teknologi yang menawarkan hal

    ini yaitu teknologi fiber optik.

    Menurut Agrawal (2002 : 2) Fiber optik adalah adalah untaian

    tipis dari kaca atau plastik yang menghubungkan sumber cahaya ke

    tujuannya (dalam sistem komunikasi fiber optik menghubungkan

  • 26

    transmitter ke receiver). Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah

    laser atau LED.

    2.1.6.2. Sistem Kinerja Fiber Optik

    Fiber optik berbentuk silinder dan menyalurkan energi gelombang

    elektromagnetik dalam bentuk cahaya di dalam permukaannya dan

    mengarahkan cahaya pada sumbu axisnya. Cahaya inilah yang digunakan

    untuk mengirimkan informasi (data). Cahaya yang membawa informasi

    dapat dipandu melalui fiber optik berdasarkan fenomena fisika yang

    disebut total internal reflection (pemantulan sempurna).

    Kinerja dari fiber optik sebagai media transmisi pada suatu

    sistem komunikasi didasarkan pada hukum Snellius untuk perambatan

    cahaya pada media transparan seperti pada kaca yang terbuat dari quartz

    kualitas tinggi dan dibentuk dari dua lapisan utama yaitu lapisan inti

    yang biasanya disebut core yang terletak pada lapisan yang paling dalam

    dengan indeks bias n1 dan dilapisi oleh cladding dengan indeks bias n2

    yang lebih kecil dari n1.

  • 27

    Gambar 2.9. Hukum Snellius

    (Sumber : http://maulanakafaby.blogspot.com/2012/05/fiber-optik-

    part-2.html akses 8 Oktober 2012)

    Menurut hukum Snellius jika seberkas sinar masuk pada suatu

    ujung fiber optik atau media yang transparan, dengan sudut kritis dan

    sinar itu datang dari medium yang mempunyai indeks bias lebih kecil dari

    udara menuju fiber optik core yang berupa kuarsa murni yang

    mempunyai indeks bias yang lebih besar maka seluruh sinar akan

    merambat sepanjang inti fiber optik core menuju ujung lainnya.

  • 28

    2.1.6.3. Jenis Fiber Optik

    Berikut ini adalah jenis-jenis kabel fiber optik yang umum digunakan

    saat ini :

    a. Fiber optik Single-mode Index

    Pada single-mode fiber, terlihat pada gambar bahwa index bias

    akan berubah dengan segera pada batas antara core dan cladding (step

    index). Bahannya terbuat dari silica glass baik untuk cladding

    maupun corenya. Diameter core jauh lebih kecil, sekitar 9 m

    (CISCO, 2008:12), dibandingkan dengan diameter cladding,

    konstruksi demikian dibuat untuk mengurangi atenuasi akibat adanya

    fading. Single-mode fiber sangat baik digunakan untuk menyalurkan

    informasi jarak jauh karena di samping atenuasi yang kecil juga

    mempunyai jangakauan frekuensi yang lebar. Single mode fiber juga

    dapat dibuat dengan index bias yang berubah secara perlahan- lahan

    atau graded index.

    Gambar 2.10. Singlemode fiber

    (Sumber : http://maulanakafaby.blogspot.com/2012/05/fiber-optik-part-

    2.html akses 8 Oktober 2012)

  • 29

    b. Fiber optik Multi-mode Index

    Multi-mode fiber optik merupakan yang pertama kali

    diproduksi dan dikomersialisasikan (CISCO, 2008:6). Jenis fiber

    optik ini memiliki ukuran diameter core yang lebih besar,

    dibandingkan dengan single-mode fiber, hal ini memungkinkan agar

    dapat memiliki jumlah mode yang lebih banyak dibandingkan dengan

    single-mode fiber.

    Fiber optik multi-mode merambatkan lebih dari satu mode,

    dapat merambatkan lebih dari 100 mode. Jumlah mode yang

    merambat bergantung pada ukuran inti dan numerical aperture (NA).

    Jika ukuran inti dan NA bertambah maka jumlah mode bertambah.

    Ukuran inti dan NA biasanya sekitar 50 100 m dan 0,20 0,229

    (Endra, S. Kom.,MT , p14).

    Multi-mode fiber dapat dikategorikan dalam dua jenis yaitu:

    a) Fiber optik Multi-mode Step Index

    Sama halnya dengan single-mode fiber, pada fiber optik

    ini terjadi perubahan index bias dengan segera atau lazim disebut

    step index, pada batas antara core dan cladding. Fiber optik

    multi-mode step index merupakan desain kabel fiber yang pertama

    tetapi terlalu lambat untuk kebanyakan user, hal ini disebabkan

    dispersi yang terjadi karena perbedaan modes path. Sehingga jenis

    fiber optik ini tidak populer karena atenuasi yang disebabkan

    dispersi sewaktu transmisi tetap besar, sehingga hanya baik

  • 30

    digunakan untuk menyalurkan data dengan kecepatan rendah dan

    jarak dekat.

    Gambar 2.11 Graded Index Fiber

    (Sumber : http://jofania.wordpress.com/2010/02/14 /dasar-

    serat-optik-2/ akses 8 Oktober 2012)

    b) Fiber optik Multi-mode Graded Index

    Multi-mode graded index dibuat dengan menggunakan bahan

    multi component glass atau dapat juga dengan silica glass baik

    untuk core maupun claddingnya. Pada fiber optik tipe ini, indeks

    bias berubah secara perlahan-lahan (graded index multimode).

    Indeks bias inti berubah mengecil perlahan mulai dari pusat core

    sampai batas antara core dengan cladding. Makin mengecilnya

    indeks bias ini menyebabkan kecepatan rambat cahaya akan

    semakin tinggi dan akan berakibat dispersi waktu antara

    berbagai mode cahaya yang merambat akan berkurang dan pada

    akhirnya semua mode cahaya akan tiba pada waktu yang

    bersamaan di penerima. Kabel ini menawarkan 100 kali lipat lebih

    bandwidth dibandingkan multi-mode step index fiber (CISCO,

  • 31

    2008:5). Biaya pembuatan jenis fiber optik ini sangat tinggi bila

    dibandingkan dengan jenis Single-mode.

    Gambar 2.12. Step Index Fiber

    (Sumber : http://jofania.wordpress.com/2010/02/14 /dasar-serat-

    optik-2/ akses 8 Oktober 2012)

    2.1.6.4. Kelebihan dan Kekurangan Fiber Optik

    2.1.6.4.1. Kelebihan Fiber Optik

    Fiber optik memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan

    kabel system kawat tembaga yaitu (Endra, 2007:15-16):

    1) Less expensive Beberapa mil kabel optik dapat dibuat lebih

    murah dari kabel tembaga dengan panjang yang sama.

    2) Thinner Fiber optik dapat dibuat dengan diameter lebih

    kecil (ukuran diameter kulit dari fiber sekitar 100 m dan total

    diameter ditambah dengan jaket pelindung sekitar 1 2 mm)

    daripada kabel tembaga, dan juga karena fiber optik membawa

    light (cahaya) maka tentunya memiliki light weight (berat yang

  • 32

    ringan). Maka kabel fiber optik mengambil tempat yang lebih

    kecil di dalam tanah.

    3) Higher carrying capacity Karena fiber optik lebih tipis dari

    kabel tembaga maka kebanyakan fiber optik dapat dibundel ke

    dalam sebuah kabel dengan diameter tertentu maka beberapa

    jalur telepon dapat berada pada kabel yang sama atau lebih

    banyak saluran televisi pada TV cable dapat melalui kabel.

    Fiber optik juga memiliki bandwidth yang besar ( 1 dan 100

    GHz, untuk multimode dan single-mode sepanjang 1 Km).

    4) Less signal degradation Sinyal yang loss pada fiber optik

    lebih kecil (kurang dari 1 dB/km pada rentang panjang

    gelombang yang lebar) dibandingkan dengan kabel tembaga.

    5) Light signals Tidak seperti sinyal listrik pada kabel tembaga,

    sinyal cahaya dari satu fiber optik tidak berinterferensi dengan

    sinyal cahaya pada fiber optik yang lainnya di dalam kabel

    yang sama, juga tidak ada interferensi elektromagnetik. Ini

    berarti meningkatkan kualitas percakapan telepon atau

    penerimaan TV.

    6) Low Power Karena sinyal pada fiber optik mengalami loss

    yang rendah, transmitter dengan daya yang rendah dapat

    digunakan dibandingkan dengan sistem kabel tembaga yang

    membutuhkan tegangan listrik yang tinggi, hal ini jelas dapat

    mengurangi biaya yang dibutuhkan.

  • 33

    7) Digital signals Fiber optik secara ideal cocok untuk

    membawa informasi digital dimana berguna secara khusus

    pada jaringan komputer.

    8) Non-flammable Karena tidak ada arus listrik yang melalui

    fiber optik, maka tidak ada resiko bahaya api.

    9) Flexibile Karena fiber optik sangat fleksibel dan dapat

    mengirim dan menerima cahaya, maka digunakan pada

    kebanyakan kamera digital fleksibel untuk tujuan :

    a) Medical Imaging pada bronchoscopes,

    endoscopes, laparoscope, colonofiberscope (dapat

    dimasukkan ke dalam tubuh manusia (misal usus)

    sehingga citranya dapat dilihat langsung dari luar

    tubuh).

    b) Mechanical imaging memeriksa pengelasan

    didalam pipa mesin

    c) Plumbing memeriksa sewer lines.

    2.1.6.4.2 Kekurangan Fiber Optik

    1) Konstruksi fiber optik lemah sehingga dalam pemakaiannya

    diperlukan lapisan penguat sebagai proteksi.

    2) Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan

    dari luar yang berlebihan

    3) Tidak dapat dialiri arus listrik, sehingga tidak dapat

  • 34

    memberikan catuan pada pemasangan repeater.

    4) Adanya sifat Atenuasi adalah besaran pelemahan energi

    sinyal informasi dari fiber optik y ang dinyatakan dalam

    dB. Atenuasi disebabkan 3 hal yaitu :

    a) Absorbsi Absorpsi merupakan sifat alami suatu gelas.

    Pada daerah-daerah tertentu gelas dapat mengabsorpsi

    sebagian besar cahaya seperti pada daerah ultraviolet. Hal

    ini disebabkan oleh adanya gerakan elektron yang kuat.

    Demikian pula untuk daerah inframerah, terjadi absorpsi

    yang besar. Ini disebabkan adanya getaran ikatan kimia.

    Oleh karena itu sebaiknya penggunaan fiber optik harus

    menjauhi daerah ultraviolet dan inframerah. Penyebab

    absorpsi lain adanya transmisi ion-ion logam dan ion OH.

    Ion OH ini ternyata memberikan sumbangan absorpsi

    yang cukup besar. Semakin lama usia suatu fiber maka

    bisa diduga akan semakin banyak ion OH di dalamnya

    yang menyebabkan kualitas fiber menurun.

    b) Hamburan Dalam pembuatan fiber optik, sering kali

    terjadi ketidaksempurnaan pada bahan,seperti tidak

    homogennya indeks bias, tidak sempurnanya atom

    pembentuk, dan terbawanya atom-atom lain dalam fiber

    optik. Ketidakhomogenan indeks bias dalam fiber optik

    akan menimbulkan hamburan sinar (berpencarnya sinar)

    yang dinamakan dengan hamburan Rayleigh.

  • 35

    c) Bending - Terdapat 2 jenis bending (pembengkokan)

    yaitu macro-bending dan micro-bending. Micro-bending

    adalah suatu pembengkokan mikroskopis dari inti fiber

    yang disebabkan oleh laju penyusutan (contraction)

    thermal yang sedikit berbeda antara bahan inti dan bahan

    pelapis. Sedangkan macro-bending adalah pembengkokan

    fiber optik yang terjadi secara sekala besar semisal

    pembengkokan karena mengikuti bentuk ruangan

    pemasangan kabel. Namun pembengkokan dapat pula

    terjadi secara tidak sengaja seperti misalnya fiber optik

    yang mendapat tekanan cukup keras sehingga cahaya yang

    merambat di dalamnya akan berbelok dari arah transmisi

    dan hilang.

    5) Adanya sifat Dispersi, dalam komunikasi serat optik Dispersi

    adalah proses penyebaran pulsa optik ketika mereka berjalan

    melewati serat optik. Penyebaran ini terjadi karena kecepatan

    pulsa optik tidak sama. Ketidaksamaan ini disebabkan oleh

    indeks bias yang berbeda.

    2.1.7. Parameter QOS

    Solekan (2009:64) mengatakan bahwa, Quality of Service (QoS) adalah

    kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang baik dengan

    menyediakan bandwith, mengatasi jitter dan delay. Parameter QoS adalah latency,

  • 36

    jitter, packet loss, throughput, MOS, echo cancellation dan PDD. QoS sangat

    ditentukan oleh kualitas jaringan yang digunakan. Terdapat beberapa factor yang dapat

    menurunkan nilai QoS, seperti : Redaman, Distorsi, dan Noise.

    2.1.7.1. Throughput

    Menurut Oppenheimer (2011:33), Bandwidth adalah

    kemampuan sebuah jaringan untuk membawa data, biasanya diukur

    dalam bit per detik (bps). Konsep bandwidth tidak cukup untuk

    menjelaskan kecepatan jaringan dan apa yang terjadi di jaringan. Untuk

    itulah konsep Throughput muncul. Throughput, yaitu kecepatan (rate)

    transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Troughput merupakan

    jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination

    selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut

    (Solekan, 2009:67) . Hal ini sama dengan, jumlah pengiriman paket IP

    sukses per service-second. Berikut adalah perhitungan rumus dalam

    mencari nilai throughput:

    Throughtput = Paket diterima / Time between fist paket and last packet

    2.1.7.2. Latency

    Delay (latency), adalah waktu yang dibutuhkan data untuk

    menempuh jarak dari asal ke tujuan (Solekan, 2009:69). Delay dapat

    dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang

    lama. Adapun komponen delay adalah sebagai berikut:

  • 37

    Tabel Tabel 2.1. One-Way Delay/Latensi

    (Sumber: Solekan, 2009:69)

    2.1.7.3. Packet Loss atau Error

    Packet Loss, merupakan suatu parameter yang menggambarkan

    suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat

    terjadi karena collision dan congestion pada jaringan dan hal ini

    berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi

    efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup

    tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut (Solekan, 2009:67) . Salah satu

    penyebab packet loss adalah antrian yang melebihi kapasitas buffer pada

    setiap node. Beberapa penyebab terjadinya packet loss yaitu:

    a. Congestion, disebabkan terjadinya antrian yang berlebihan

    dalam jaringan

    b. Node yang bekerja melebihi kapasitas buffer

    KATEGORI LATENSI

    BESAR DELAY

    Excellent < 150 ms

    Good 150 s/d 300 ms

    Poor 300 s/d 450 ms

    Unacceptable > 450 ms

  • 38

    c. Memory yang terbatas pada node

    d. Policing atau kontrol terhadap jaringan untuk memastikan

    bahwa jumlah trafik yang mengalir sesuai dengan besarnya

    bandwidth. Jika besarnya trafik yang mengalir didalam jaringan

    melebihi dari kapasitas bandwidth yang ada maka policing control

    akan membuang kelebihan trafik yang ada.

    Tabel 2.2. Packet loss

    (Sumber: Solekan, 2009:68)

    2.1.7.4. Jitter

    Jitter, didefinisikan sebagai variasi dari delay atau variasi waktu

    kedatangan paket (Solekan, 2009:69) . Banyak hal yang dapat

    menyebabkan jitter, diantaranya adalah peningkatan trafik secara tiba-

    tiba sehingga menyebabkan penyempitan bandwith dan menimbulkan

    KATEGORI DEGREDASI

    PACKET LOSS

    Sangat bagus 0

    Bagus 3 %

    Sedang 15 %

    Jelek 25 %

  • 39

    antrian. Selain itu, kecepatan terima dan kirim paket dari setiap node juga

    dapat menyebabkan jitter.

    Tabel 2.3. Jitter

    (Sumber: Solekan, 2009:69)

    2.1.7.5. MOS (Mean Opinion Score)

    Kualitas sinyal yang diterima biasanya diukur secara subjektif dan

    objektif. Metoda pengukuran subyektif yang umum dipergunakan dalam

    pengukuran kualitas speech coder adalah ACR (Absolute Category

    Rating) yang akan menghasilkan nilai MOS (Mean Opinion Score)

    (Solekan, 2009:70). Tes subyektif ACR meminta pengamat untuk

    menentukan kualitas suatu speech coder tanpa membandingkannya

    dengan sebuah referensi.

    KATEGORI DEGRADASI

    PEAK JITTER

    Sangat bagus 0 ms

    Bagus 0 s/d 75 ms

    Sedang 76 s/d 125 ms

    Jelek 125 s/d 225 ms

  • 40

    Tabel 2.4. Rekomendasi Nilai ITU-T P.800 untuk Nilai MOS

    (Sumber: Solekan, 2009:69)

    NILAI MOS OPINI

    5 Sangat baik

    4 Baik

    3 Cukup baik

    2 Tidak baik

    1 Buruk

    2.1.7.6. Echo Cancelation

    Untuk menjamin kualitas layanan voice over packet terutama

    disebabkan oleh echo karena delay yang terjadi pada jaringan paket maka

    perangkat harus menggunakan teknik echo cancelation. Persyaratan

    performansi yang diperlukan untuk echo canceller harus mengacu standar

    internasional ITU G.165 atau G.168.

    2.1.7.7. Post Dial Delay

    PDD (Post-Dial Delay) yang diijinkan kurang dari 10 detik dari

    saat digit terakhir yang dimasukkan sampai mendapatkan ringing back

    (Solekan, 2009:70) .

    2.1.7.8. Penyebab QOS yang Buruk

    Terdapat beberapa faktor pengganggu dalam jaringan yang

    menyebabkan turunya nilai QoS, yaitu :

  • 41

    1) Redaman, yaitu jatuhnya kuat sinyal karena pertambahan jarak pada

    media transmisi. Setiap media transmisi memiliki redaman yang

    berbeda-beda, tergantung dari bahan yang digunakan. Untuk

    mengatasi hal ini, perlu digunakan repeater sebagai penguat sinyal.

    Pada daerah frekuensi tinggi biasanya mengalami redaman lebih

    tinggi dibandingkan pada daerah frekuensi rendah.

    2) Distorsi, yaitu fenomena yang disebabkan bervariasinya kecepatan

    propagasi karena perbedaan bandwidth. Untuk itu, dalam komunikasi

    dibutuhkan transmisi bandwidth yang memadai dalam

    mengakomodasi adanya spektrum sinyal. Dianjurkan digunakan

    pemakaian bandwidth yang seragam, sehingga distorsi dapat

    dikurangi.

    3) Noise, yaitu suatu sinyal gangguan yang bersifat akustik (elektris ,

    maupun elektronis) yang hadir dalam suatu sistem (rangkaian listrik

    atau elektronika) dalam bentuk gangguan yang bukan merupakan

    sinyal yang diinginkan. Noise ini sangat berbahaya, karena jika terlalu

    besar akan dapat mengubah data asli yang dikirimkan.

    Jenis-jenis noise dalam jaringan :

    a. Thermal Noise

    Terjadi pada media transmisi bila suhunya diatas suhu mutlak

    (0K)

    Akibat pergerakan elektron secara random dan memiliki

    karakteristik energi terdistribusi seragam

  • 42

    Menjadi faktor yang menentukan batas bawah sensitifitas sistem

    penerima

    b. Intermodulation Noise

    Terjadi karena ketidak-linieran komponen transmitter dan receiver

    Sinyal output merupakan penjumlahan dan perbedaan dari sinyal

    input

    Sistem diharapkan linear sehingga sinyal output sama dengan

    sinyal input

    c. Impulse Noise

    Pulsa-pulsa iregular atau spikes

    Durasi pendek

    Amplitudo tinggi

    Pengaruh kecil pada komunikasi telepon analog

    Pengaruh besar pada komunikasi data

    4) Crosstalk, yaitu gandengan yang tidak diinginkan antar lintasan

    sinyal media metal (twisted pair & koaksial). Penyebabnya adalah

    gandengan elektris dan pengendalian respon frekuensi yang buruk.

    Contohnya adalah saat kita bertelepon, kita mendengarkan

    percakapan lain.

    5) Echo yaitu, suatu kejadian dimana sinyal yang dikirim oleh

    transmitter kembali (feedback) kepadanya.