2012-2-00831-HM Bab2001

29
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tepung Beras Menurut Paula (2008:104) Tepung Beras digiling dari endosperm dari kernel padi, dapat dibeli di toko-toko khusus, tepung beras merupakan tepung berprotein rendah, sehingga membuat tepung tersebut menjadi tepung umum dalam penggunaan pembuatan cake yang dipanggang. Tepung beras digunakan dalam membuat kue tertentu dan cookies, terutama etnis Timur Tengah dan produk Asian. Tepung beras bisa digunakan untuk membuat berbagai macam makanan, tepung beras dibuat dengan cara menggiling beras putih sampai tingkat kehalusan tertentu. Biasanya tepung beras digunakan dalam pembuatan kue tradisional, yang kebanyakan merupakan kue basah, seperti nagasari, lapis, dan sebagainya. Akan tetapi saat ini tepung beras sering digunakan untuk membuat cake atau kue kering bahkan sebagai adonan campuran makanan gorengan. Kue kering dan makanan gorengan yang dihasilkan tepung beras teksturnya lebih renyah, sedangkan cake tepung beras teksturnya lebih padat jika dibandingkan dengan cake dari tepung terigu. Hali ini disebabkan karena kandungan lemak dan protein tepung beras lebih rendah dibandingkan tepung terigu (Ida, 2008:43). 2.1.1 Pembuatan tepung beras Berikut adalah tahapan pembuatan tepung beras secara sederhana adalah sebagai berikut (Erwin, 2007:7):

description

2012-2-00831-HM Bab2001

Transcript of 2012-2-00831-HM Bab2001

  • 7

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Tepung Beras

    Menurut Paula (2008:104) Tepung Beras digiling dari endosperm dari kernel

    padi, dapat dibeli di toko-toko khusus, tepung beras merupakan tepung berprotein

    rendah, sehingga membuat tepung tersebut menjadi tepung umum dalam penggunaan

    pembuatan cake yang dipanggang. Tepung beras digunakan dalam membuat kue

    tertentu dan cookies, terutama etnis Timur Tengah dan produk Asian.

    Tepung beras bisa digunakan untuk membuat berbagai macam makanan,

    tepung beras dibuat dengan cara menggiling beras putih sampai tingkat kehalusan

    tertentu. Biasanya tepung beras digunakan dalam pembuatan kue tradisional, yang

    kebanyakan merupakan kue basah, seperti nagasari, lapis, dan sebagainya. Akan

    tetapi saat ini tepung beras sering digunakan untuk membuat cake atau kue kering

    bahkan sebagai adonan campuran makanan gorengan. Kue kering dan makanan

    gorengan yang dihasilkan tepung beras teksturnya lebih renyah, sedangkan cake

    tepung beras teksturnya lebih padat jika dibandingkan dengan cake dari tepung terigu.

    Hali ini disebabkan karena kandungan lemak dan protein tepung beras lebih rendah

    dibandingkan tepung terigu (Ida, 2008:43).

    2.1.1 Pembuatan tepung beras

    Berikut adalah tahapan pembuatan tepung beras secara sederhana adalah

    sebagai berikut (Erwin, 2007:7):

  • 8

    Gambar 2.1 Proses Pembuatan Tepung Beras

    1. Beras dengan volume

    sesuai selera (Jangan pilih beras yang terlalu pulen).

    2. Beras dicuci dan

    direndam semalaman.

    3. Tiriskan hingga tidak

    ada air yang menetes.

    4. Beras digiling hingga

    halus (Untuk jumlah sedikit dapat digiling dengan pisau).

    Beras

    Pencucian

    Perendaman

    Pengeringan

    Penggilingan

    Pengayakan

    Tepung Beras

  • 9

    5. Saring atau ayak beras

    untuk mendapatkan tepung beras yang halus.

    2.2 Tepung Ganyong

    Menurut Richana (2012:65) Ganyong telah dikenal orang terutama di

    Amerika Selatan sekitar 2500 tahun sebelum Masehi. Kemudian tahun 1905, tanaman

    ini masuk ke Indonesia, terutama Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Bali. Di Australia

    pada awal tahun 1900, ganyong dikembangkan secara besar besaran untuk

    pengolahan pati atau disebut Quesland arrowroot artinya tumbuhan canna yang dapat

    dimakan. Di Indonesia sekitar tahun 1998, dengan adanya resesi, ganyong mulai di

    promosikan sebagai salah satu komoditas bahan pangan

    Ganyong merupakan rimpang yang sebenarnya ialah batang yang tinggal di

    dalam tanah. Umbi ganyong tumbuh dalam satu rumpun dan pada rimpangnya

    terdapat buku buku yang jelas. Bagian tengah umbi tebal dan dikelilingi berkas

    berkas sisik dengan akar serabut tebal. Warna sisik umbi ada yang ungu dan ada yang

    coklat.

    Di Indonesia sendiri, dikenal dua macam ganyong, yaitu ganyong merah dan

    ganyong putih. Ganyong merah ditandai dengan warna batang, daun dan pelepahnya

    yang bewarna merah atau ungu, sedangkan untuk warna batang, daun dan pelepahnya

    hijau dan sisik umbinya kecoklatan disebut ganyong putih.

  • 10

    A. Umbi Ganyong Merah B. Umbi Ganyong Putih

    Gambar 2.2 Umbi Ganyong Merah dan Putih

    Menurut Richana (2012:69) Pemanfaatan umbi ganyong sebagai bahan

    pangan dapat dimanfaatkan sebagai sayuran atau sebagai makanan selingan yang

    telah banyak di lakukan di Amerika Selatan ataupun di Indonesia. Umbi ini bisa

    direbus bersama kulitnya, dimakan sebagai makanan selingan, atau dapat juga

    dimasak sebagai sayuran. Umbi ganyong dapat diparut kemudian diambil patinya,

    dan digunakan dalam proses pembuatan tepung.

    Hasil utama tanaman ganyong adalah umbi ganyong. Umbi ganyong diolah

    secara tradisional dengan teknik olah digoreng, direbus, atau dibakar. Produk olahan

    umbi ganyong yang lain adalah keripik ganyong, tepung ganyong, dan pati ganyong. .

    Tepung ganyong adalah tepung yang dibuat langsung dari umbinya yang sudah tua

    dan baik yang berarti tidak ada tanda-tanda kebusukan. Tepung dapat digunakan

    sebagai bahan baku industri pangan, misalnya mie, roti, sponge cake, cookies, dan

    makanan tradisional seperti cendol, nagasari, jenang atau ongol-ongol.

    Tepung ganyong memiliki karakteristik yang cukup baik untuk dikembangkan

    dalam industri bakery, tepung ganyong juga sangat mudah dicerna sehingga bisa

    dimanfaatkan untuk bahan kue, campuran dalam pembuatan mi dan bihun serta

  • 11

    dipakai untuk makanan bayi. Tepung ganyong memiliki tekstur dan rasa mirip ubi

    jalar, bentuk patinya akan membentuk gel ketika dimasak, bahkan dapat digunakan

    sebagai tepung pengganti dari jenis tepung lainnya misalnya seperti, tepung sukun,

    tepung maizena ataupun hunkwe.

    2.2.1 Pembuatan tepung ganyong

    Tahapan pembuatan tepung ganyong secara sederhana adalah sebagai berikut

    (Sri, 2009:15):

    Ganyong

    Pencucian dan Pembersihan

    Pemarutan

    Penyaringan

    Pengulangan Penyaringan

    Pengendapan cairan

    Pemisahan endapan

    Pengeringan / Pemanasan

    Tepung Ganyong

  • 12

    Gambar 2.3 Proses Pembuatan Tepung Ganyong

    1. Umbi ganyong dikupas lalu dicuci hingga bersih.

    2. Umbi yang telah bersih dihancurkan dengan cara diparut, yang dapat

    menggunakan alat parut biasa atau dengan alat parut mesin.

    3. Hasil parutan dicampur dengan air dan diremas-remas sehingga menjadi

    serupa bubur, peremasan ini bertujuan agar pati ganyong dapat terpisah.

    4. Bubur pati dimasukan dalam kain penyaringan lalu diperas sambil

    sekaligus disaring, sehingga ampas akan tertinggal dalam kain dan air

    yang bercampur pati akan lolos.

    5. Ampas yang tertinggal tersebut dicampur dengan air lagi seperti di atas

    lalu disaring lagi, begitu selanjutnya sampai hasil penyaringan kelihatan

    jernih, yang menandakan bahwa pati telah terperas tuntas.

    6. Cairan hasil perasan dibiarkan dan diendapkan selama satu malam atau

    kurang lebih 12 jam di dalam bak.

    7. Bila air dalam bak endapan telah bening menandakan pati telah

    mengendap, lalu bak di miringkan pelan-pelan sehingga airnya tertumpah.

    8. Tepung yang diperoleh dianginkan terlebih dahulu sehingga airnya

    berkurang, lalu letakkan pada tampah besar dan dijemur pada panas

    matahari langsung. Apabila tidak ada sinar matahari, penjemuran

    dilakukan di dalam ruangan, di atas pemanas buatan seperti tungku atau

    kompor.

  • 13

    9. Selama dijemur, tepung dibolak balik dan diremas-remas agar cepat

    kering, dan tidak bergumpal-gumpal.

    10. Bila sudah kering dan ternyata tepung masih bergumpal, makan tepung ini

    perlu ditumbuk lagi sehingga menghasilkan tepung halus.

    2.3 Kue Nagasari

    Gambar 2.4 Kue Nagasari

    Nagasari adalah kue kukus tradisional yang terbuat dari santan, tepung beras

    dan gula, diisi dengan irisan pisang, kue nagasari biasanya dibungkus menggunakan

    daun pisang sebelum dikukus di isi juga dengan irisan pandan yang memberikan

    aroma. Kue nagasari umumnya dimakan sebagai camilan di Indonesia, dimana

    nagasari juga dikenal oleh orang orang bugis dengan nama kue bandang bandang,

    dan terkadang bisa juga disebut kue pisang. Keanekaragaman kue nagasari bermacam

    macam di Indonesia, nagasari merah mengandung gula aren, nagasari hijau

  • 14

    mengandung daun suji, nagasari biru dalam pewarnaannya menggunakan bunga

    clitoria. Kue nagasari umumnya di jual di pasar tradisional sebagai salah satu jajanan

    pasar yang dijual bersama dengan kue tradisional lainnya.

    Nagasari sering muncul di berbagai acara hajatan. Sebagai kue basah

    bingkisan tamu saat pulang menghadiri perkawinan, kue khitanan, hantaran acara

    kleman dan meminang gadis. Nagasari akan melengkapi koleksi kue basah yang

    dikirim ke sanak kerabat atau bingkisan para tamu. Rasanya belum lengkap bila

    belum membuat jajan ini. Diantara jenis kue yang lain, Nagasari merupakan jajan

    utama yang selalu dibuat di berbagai acara. Bahkan untuk kenduri kirim doapun, di

    samping Apem, Nagasari juga disajikan (Sujanto, 2006:26).

    Berikut adalah bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan kue

    nagasari:

    1) Tepung Tapioka

    Gambar 2.5 Tepung Tapioka

    Menurut Pichet (2007:24) Tapioka terbuat dari sari padi tanaman singkong

    yang tersedia dalam berbagai bentuk, namun yang berbentuk bola bola kecil lah yang

    menjadi kunci bahan dalam makanan penutup di Asia, berdiameter 1/16 inci sampai

  • 15

    inci, butiran ini sering dicampur kedalam sup hangat dan minuman dingin. Rasa

    yang terkandung tidak terasa dan tidak berwarna saat dimasak, butiran tapioka

    menambah tekstur licin, kenyal dan lembut dengan rasa yang kuat.

    Tepung tapioka juga dikenal dengan tepung singkong yang terbuat dari akar

    tanaman singkong dan sering digunakan sebagai pengental masakan. Dalam makanan

    penutup, tapioka menciptakan kekenyalan yang mirip dengan tepung beras ketan.

    Tepung tapioka biasa disebut tepung juga sebagai tepung kanji. Tepung

    tapioka adalah pati dari umbi singkong yang dikeringkan dan dihaluskan. Pada

    pembuatan makanan atau kue, tepung tapioka berfungsi sebagai bahan pengental

    (thickener), bahan pemadat atau pengisi (filter), dan bahan pengikat atau perekat.

    2) Pisang

    Gambar 2.6 Pisang Tanduk

    Menurut Supriyadi (2008:37) Pisang termasuk salah satu jenis buah yang

    mampu menyuplai cadangan energi secara cepat sehingga mudah diserap tubuh

    ketika dibutuhkan. Dalam pembuatan kue nagasari penulis menggunakan isi pisang

  • 16

    yang berjenis pisang tanduk, pisang tanduk memiliki ukuran buah yang besar dan

    menyerupai tanduk. Oleh karena itu, dikenal dengan nama pisang tanduk. Bila

    matang, warna kulit buahnya coklat kemerahan dan berbintik bintik. Pisang tanduk

    termasuk jenis pisang olahan, warna daging buahnya putih kemerahan, dan berat

    setiap tandannya sekitar 7-10 kg dan terdiri dari tiga sisir yang masing masing sisir

    terdiri dari 10 buah.

    3) Gula

    Gambar 2.7 Gula Kastor

    Gula atau pemanis digunakan dalam memasak dengan tujuan sebagai berikut :

    Untuk mengembalikan rasa manis.

    Untuk menciptakan kelembutan dan kehalusan tekstur.

  • 17

    Untuk memberikan kerak pada warna.

    Untuk meningkatkan kualitas dengan tetap mempertahankan

    kelembaban.

    Mempunyai peran sebagai pengental.

    Pemanis biasa disebut dengan istilah gula untuk gula halus yang terbuat dari

    tebu dan bit. Gula pasir dan gula kastor adalah jenis yang paling dikenal dan sering

    digunakan, gula yang sangat halus, lebih halus dari gula biasa sangat baik digunakan

    dalam pembuatan kue, karena dapat membuat adonan lebih baik dan mengandung

    lemak yang lebih banyak, sedangkan gula pasir kasar digunakan untuk pelapisan

    donut, kue dan produk lainnya (Wayne, 2007:900).

    4) Vanilla

    Gambar 2.8 Vanilla kristal

    Menurut Wayne (2005:61) Sumber rasa berasal dari buah buahan jenis bunga

    anggrek tropis matang yang sebagian kering. Buah ini disebut biji vanilla atau vanilla

    pod. Tersedia di pasaran namun dengan harga yang tinggi, terlepas dari harga yang

  • 18

    tinggi, biji vanilla sangat disukai oleh para bakery chef dalam pembuatan produk

    kualitas terbaik.

    Ada beberapa cara untuk menambahkan rasa langsung dengan biji vanilla,

    yang paling sederhana adalah dengan cara memasukan biji vanilla ke dalam air yang

    sedang dipanaskan, setelah itu angkat biji dari dalam air untuk rasa yang lebih kuat.

    Biji vanilla harus dipotong memanjang sebelum dimasukan ke dalam air yang

    dipanaskan.

    Biji vanilla juga dapat digunakan untuk menambah rasa ke dalam masakan

    yang tidak dipanaskan seperti whipped cream, caranya sangat sederhana, cukup belah

    buah vanilla, keluarkan biji yang terdapat di dalam buah dan dapat langsung di

    tambahkan ke dalam masakan.

    Cara yang lebih umum dan ekonomis adalah menggunakan ekstra vanilla

    yang dibuat dengan cara melakukan unsur unsur penyedap dari biji bijian di dalam

    larutan alcohol dan untuk penggunaan cukup dengan menambahkan ekstra vanilla ke

    dalam adonan atau masakan dengan jumlah yang sesuai

    Kekuatan rasa vanilla tergantung dalam berbagai faktor, seperti berapa lama

    biji vanilla direndam, dan dibelah atau tidaknya biji vanilla dalam proses

    perendaman. Cara praktis penggunaan ekstra vanilla adalah - 1 sendok teh (2,5

    sampai 5 ml) ekstra untuk setiap biji vanilla. Untuk pembuatan kue nagasari dalam

    penelitian ini, penulis menggunakan vanilla

    Kristal Koepokoepo.

    5) Santan

  • 19

    Gambar 2.9 Santan Alami Cair

    Menurut Yuliadi (2012:15) Dalam kehidupan sehari-hari, santan merupakan

    cairan yang didapat dengan mengerjakan pemerasan pada hasil parutan dari daging

    kelapa. Dari bahan santan inilah yang kemudian dipakai untuk memasak makanan,

    baik yang berasal dari sayuran maupun hewan seperti daging, ikan, ayam, dan lain-

    lain. Selain itu juga digunakan untuk membuat macam-macam makanan, seperti kue,

    eskrim, dan lain-lain.

    Ada bermacam cara untuk mengekstrasi santan, hanya intinya adalah

    memeras parutan kelapa. Para ahli yang telah mengamati melalui mikroskop

    memperlihatkan adanya struktur sel panjang, yang dipenuhi oleh cairan dan globula-

    globula minyak di dalam cairan tersebut, artinya inilah cairan dan globula minyak

    yang baru diperas keluar dari santannya. Kesimpulannya untuk mengeluarkan cairan

    dan minyak, maka dinding selnya harus dihancurkan. Caranya dengan memarut

    daging buah kelapa tersebut, dari parutan biasa itu kita akan memperoleh hasil

    parutan dengan ukuran 3 4 mm yang tebalnya adalah 1 2 mm.

  • 20

    Hasil parutan diletakkan pada kain katun segi empat, kemudian kain

    dipeluntir dan diperas berbentuk hingga keluar santannya. Kegiatan ini dilakukan

    berulang ulang dengan menambahkan air hingga diperkirakan santannya habis.

    Santan kental diperoleh dari 1 butir kelapa parut dengan kematangan tua atau

    sedang dan 200 ml air, dengan 1/3 bagian air, remas-remas kelapa parut, setelah itu

    peras dan saring, maka akan diperoleh santan kental. Dengan 2/3 air lagi santan yang

    didapat disebut santan cair. Santan areh atau kanil mengacu pada santan kental yang

    dimasak lama dengan api kecil sehingga mengeluarkan minyak. Di Jawa, santan

    berminyak ini disebut moto ulo (mata ular). Santan siap pakai terjual dalam bentuk

    bubuk atau krim kental. Konsumen diharap memperhatikan cara penggunaan yang

    tercantum pada kemasan, kelapa parut kering sebenarnya juga dapat dibuat santan,

    tapi hasilnya tidak optimal karena kadar airnya telah susut banyak. Hal yang harus

    diperhatikan dalam memasak santan yaitu sambil diaduk supaya tidak pecah atau

    memisah dengan api kecil atau sedang, saat memarut kelapa untuk mengurap kue,

    sebaiknya menggunakan kelapa yang sedang dan tidak terlampau tua, kulit ari kelapa

    dikupas bersih, lalu buah kelapa dibelah 4 agar mudah dipegang, parutkan permukaan

    yang lebar, maka hasil parutan berbentuk panjang-panjang utuh dan cantik, jika

    diparutkan permukaan yang sempit, hasil parutan akan halus, dan hasil santannya

    banyak. Sisa kelapa utuh akan tetap segar sampai esok hari jika direndam dalam air,

    parutan kelapa akan tahan hingga sebulan jika dibekukan dalam freezer dalam

    keadaan terbungkus plastik (Yasa, 2012:16)

    6) Daun Pandan

  • 21

    Gambar 2.10 Daun Pandan

    Menurut Murdijati (2013:53) Pandan atau juga sering disebut pandan wangi,

    merupakan daun beraroma wangi yang khas. Tumbuhan ini mudah dijumpai di

    pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh. Daun pandan kadang

    disebut sebagai screwpine leaf, yang merupakan penambah aroma serta pemberi

    warna hijau yang sering digunakan dalam masakan Indonesia dan Asia Tenggara

    lainnya. Warna hijau berasal dari klorofil dalam daun pandan. Daun pandan dapat

    digunakan dengan berbagai cara, untuk masakan berkuah, daun pandan disimpulkan,

    dicabik-cabik, lalu rebus bersama bahan lain. Untuk adonan kue, daun pandan dibuat

    air daun pandan (dapat ditambahkan daun suji). Untuk hiasan kue, daun pandan dapat

    dipotong-potong atau diiris tipis sebagai taburan. Masakan yang mengandung daun

    pandan misalnya adalah kue-kue, kolak, minuman, atau dapat juga digunakan saat

    menanak nasi agar nasi menjadi harum. Daun yang masih segar memiliki aroma

    harum yang lebih kuat. Selain menimbulkan aroma harum, daun pandan juga bisa

    digunakan sebagai pewarna hijau seperti pada klepon, gethuk, dadar gulung, atau juga

    sebagai hiasan.

  • 22

    Daun pandan juga dikenal sebagai pandanus screwpine atau daun bai touy,

    banyak digunakan dalam makanan penutup di Asia Tenggara sebagaimana

    penggunaan vanilla di dalam makanan penutup orang barat. Daun hijau panjang

    menambahkan aroma manis alami dan warna hijau yang cantik. Daunnya dapat

    dipergunakan untuk membungkus makanan kukus atau dapat juga dicampur dengan

    air untuk mendapatkan ekstrak daun pandan, kita juga dapat mempergunakan daun

    pandan yang dibekukan , rasa yang didapat dari daun pandan beku sama dengan daun

    pandan segar namun tidak dengan warnanya. Untuk mendapatkan warna yang sama

    kita dapat menggunakan pandan pasta atau ekstrak daun pandan satu tetes (Pichet,

    2007:22).

    7) Daun Pisang

    Gambar 2.11 Daun Pisang Tua

    Beberapa jenis kue Indonesia dimatangkan dan disajikan bersama

    pembungkusnya yaitu dan pisang, daun kelapa atau daun pandan. Daun pisang batu

    atau pisang kepok memberi warna hijau cantik pada makanan yang direbus.

    Sedangkan daun pisang jenis lain menyebabkan kue berwarna kehitaman. Sebelum

  • 23

    digunakan sebagai pembungkus, sebaiknya daun dijemur selama menit atau diangin-

    anginkan semalaman supaya lemas dan tidak mudah pecah. Atau dipanggang sebentar

    di atas nyala api. Daun bisa dicelupkan ke dalam air mendidih, tapi menghasilkan

    warna hijau yang kurang baik (Yasa, 2012:19).

    Daun pisang banyak dimanfaatkan sebagai pembungkus aneka makanan dan

    barang- barang lainnya.

    8) Air

    Gambar 2.12 Air Mineral

    Udara dapat dimasukan kedalam adonan dengan metode creaming dan udara

    mengembang saat proses pemanggangan. Creaming adalah proses memasukan udara

    menggunakan lemak dan gula ke dalam adonan. Ini merupakan teknik yang sangat

  • 24

    penting dalam berbagai pembuatan kue. Beberapa kue ponds dan khamir hamper

    semuanya menggunakan metode ini. (Wayne, 2007:905).

    9) Garam

    Gambar 2.13 Garam

    Garam memainkan peran penting dalam pembuatan kue. Hal ini lebih dari

    sekedar penambah bumbu atau rasa, melainkan juga memiliki fungsi-fungsi tertentu,

    salah satunya yaitu, Garam menghambat pertumbuhan jamur, oleh karena itu penting

    untuk mengendalikan fermentasi dalam adonan roti untuk mencegah tumbuhnya

    jamur yang tidak diinginkan. Untuk alasan ini, hendaknya penggunaan garam harus

    dikontrol dengan baik (Wayne, 2007:905).

    2.3.1 Alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan Kue Nagasari

    1. Steamer Pot (Panci Steamer)

  • 25

    Gambar 2.14 Steamer Pot

    Penulis menggunakan steamer pot terbuat dari stainless steel. Steamer Pot

    atau Panci Steamer digunakan untuk mengukus kue atau makanan yang

    membutuhkan pemasakan dengan pengukusan.

    2. Plastic Spatula

    Gambar 2.15 Plastic Spatula

    Digunakan untuk mengaduk, membersihkan adonan disekitar pinggiran

    saucepan atau bowl. Dapat digunakan dalam proses pembungkusan dalam

    merapihkan adonan ke dalam daun pisang.

  • 26

    3. Sieve

    Gambar 2.16 Stainless Sieve

    Saringan atau sieve memiliki beberapa macam, ada yang terbuat dari nilon

    dan dari kawat. Digunakan dalam penelitian ini untuk menyaring tepung ganyong dan

    tepung beras agar dapat menghasilkan cake dengan tekstur yang lebih halus.

    4. Measuring Jug

    Gambar 2.17 Measuring Jug

    Digunakan untuk mengukur volume bahan memasak cair agar tepat dengan

    cita rasa. Measuring jug yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berbahan plastik.

  • 27

    5. Kitchen Scale

    Gambar 2.18 Kitchen Scale

    Digunakan untuk menimbang bahan makanan kering. Peran timbangan

    dalam membuat kue sangat lah penting karena menentukan konsistensi dari hasil

    makanan yang akan dibuat.

  • 28

    6. Paring Knife

    Gambar 2.19 Paring Knife

    Paring knife digunakan dalam persiapan dalam pembuatan makanan seperti

    mengiris daging buah pisang dalam penelitian ini.

    7. Saucepan

    Gambar 2.20

    Sauce Pan

    Alat masak yang terbuat dari logam (aluminium, baja dan lain sebagainya),

    digunakan untuk memasak adonan cair hingga menjadi agak kental.

    8. Kitchen Napkin

  • 29

    Gambar 2.21 Kitchen Napkin

    Kitchen napkin atau kain lap dapur digunakan dalam penelitian ini untuk

    mengangkat loyang steame dalam keadaan panas.

    2.3.2 Proses Pembuatan Kue Nagasari

    Pada proses pembuatan Kue Nagasari penulis membandingkan dua formulasi

    terbaik untuk pembuatan kue nagasari, pada akhirnya penulis menjadikan formulasi

    Hansen Cake Shop sebagai prosedur baku pembuatan kue nagasari tepung beras

    sebagai pembanding kue nagasari tepung ganyong yang penulis buat, berikut adalah

    proses pembuatan kue nagasari menggunakan tepung beras dan tepung ganyong.

  • 30

    Gambar 2.22 Proses Pembuatan Kue Nagasari A (menggunakan tepung beras)

    Gambar 2.23 Proses Pembuatan Kue Nagasari B (menggunakan tepung

    ganyong)

    1. Timbang bahan yang diperlukan secara akurat.

    2. Pencamuran bahan-bahan yang diperlukan.

    Pencampuran (mixing) pada pembuatan kue nagasari adalah mencampur

    secara merata semua bahan yang diperlukan, yaitu tepung beras, gula pasir,

    vanilli, santan dan daun pandan.

    3. Perebusan (Boiling)

  • 31

    Gambar 2.24 Proses Perebusan hingga mengental

    Gambar 2.25 Adonan Kue Nagasari

    Perebusan dilakukan dengan merebus air santan yang dicampur dengan bahan

    lainnya sambil diaduk agar santan yang dimasak terserap sampai adonan

    mengental dan tidak lengket pada permukaan saucepan sehingga adonan

    mudah dibungkus, perebusan setengah matang mempermudah pembuatan kue

    karena penambahan santan atau air diperlukan agar tekstur menjadi lembut.

    (Yuyun,2007:15)

    4. Pembungkusan

  • 32

    Gambar 2.26 Pembungkusan Adonan Kue Nagasari

    Setelah adonan dan pisang sudah siap, adonan siap dibungkus dengan

    menggunakan daun pisang, ambil sepotong daun pisang, beri 1 sendok makan

    adonan tepung selagi panas, tumpangkan 1 potong pisang, tutup dengan 1

    sendok makan adonan. Gulung daun dan lipat kedua ujungnya ke tengah

    sehingga kue berukuran 4 x 7 cm.

    5. Pengukusan (Steaming)

    Pengukusan memiliki banyak tujuan untuk menyempurnakan hasil olahan.

    Pengukusan sangat mendominasi cara memasak panganan tradisional.

    Gambar 2.27 Pengukusan Kue Nagasari

  • 33

    Bisa dikatakan tipikal makanan dulu adalah dengan menggunakan tehnik

    kukus, metode memasak menggunakan media uap air panas. Peralatan

    kukusan dari anyaman bambu banyak digunakan tapi dengan berkembangnya

    zaman macam-macam alat steam, dari metal steamer pot sampai electric

    steam cooker telah di ciptakan. Pengukusan juga memiliki banyak tujuan

    untuk menyempurnakan hasil olahan (Yuyun,2007:15). Adonan nagasari yang

    sudah terbungkus rapih siap di masak kukus selama 20 menit dengan

    menggunakan metal steamer pot.

    2.3.3 Perlakuan Penelitian

    Formulasi penggunaan tepung beras dan tepung ganyong , yaitu:

    A: Tepung Beras 100% dan tepung ganyong 50%.

    B: Tepung Beras 50% dan tepung ganyong 50%.

    Penulis menggunakan subtitusi terbaik yaitu 50% tepung ganyong dan 50%

    tepung beras, sebelumnya penulis telah meneliti 100% tepung ganyong dan 0%

    tepung beras akan tetapi hasil dari kue nagasari yang telah dibuat memiliki tekstur

    yang terlalu keras. Sehingga pada penelitian ini di lakukan subtitusi 50% tepung

    beras dan 50% tepung ganyong.

    2.4 Penyimpanan dan Penanganan Tepung

    2.4.1 Penyimpanan Tepung

    Menurut Sujanto (2006:15) dalam proses penyimpanan tepung harus

    memperhatikan suhu ruangan dan sirkulasi udara tempat penyimpanan agar tetap

    terjaga dengan baik dan terhindar dari kontaminasi dengan air, udara, debu ataupun

  • 34

    jenis kotoran lainnya. Bahan tepung dikemas dalam wadah tertutup dan disimpan

    pada suhu ruangan. Kemasan tidak dalam keadaan terbuka karena akan mengundang

    binatang dan larva sehingga tepung menjadi rusak. Tepung yang rusak akan

    mempengaruhi hasil lapisan.

    2.4.2 Penanganan Tepung

    Dalam penanganan sebelum menggunakan tepung, ada beberapa faktor yang

    harus diperhatikan (Sutomo, 2012:7):

    1. Tepung harus baru, biasanya ditandai dengan aroma segar khas atau tidak

    berbau.

    2. Memeriksa tanggal kadaluwarsa pada kemasan tepung agar kualitas tetap

    terjamin.

    3. Sebelum digunakan, sangrai tepung sehingga benar-benar kering, menyangrai

    tepung juga meningkatkan aroma sehingga tidak berbau.

    4. Mengayak tepung sebelum digunakan untuk memisahkan benda asing dari

    tepung.

    5. Mengayak tepung juga membuat tepung lebih mudah tercampur dengan bahan

    lain.

    Gunakan peralatan yang bersih dalam menggunakan tepung untuk

    menghindari terjadinya kontaminasi silang. Bersihkan tangan sebelum dan sesudah

    menggunakan tepung apabila ingin mengurus makanan lain untuk menghindari

    terjadinya kontaminasi silang.

    2.5 Penyimpanan Kue

  • 35

    Penyimpanan merupakan masa atau lama waktu kue selesai diproduksi hingga

    produk diterima konsumen. Selama masa ini kualitas kue harus dalam kondisi baik,

    jajan pasar tanpa pengawet hanya bertahan 12 jam atau hingga 24 jam, sedangkan kue

    tradisional kering atau jajan pasar kering mampu bertahan 7-12 hari. Setelah masa

    simpan ini, kue mengalami penurunan kualitas. Kerusakannya, seperti aroma menjadi

    tengik, kulit lembap dan lengket, tekstur menjadi keras, timbul bercak hitam, dan

    tumbuh kapang atau jamur.

    Agar daya tahan simpan lebih lama, syarat penyimpanan kue harus terpenuhi.

    Sebaiknya, suhu penyimpanan memiliki kelembapan yang tepat. Ruangan yang sejuk

    dan kering (RH