BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00263-TI...
-
Upload
truongkiet -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-1-00263-TI...
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Definisi Produktivitas
Definisi dari produktivitas pertama kali muncul pada tahun 1776 dalam
sebuah makalah yang disusun dan ditulis oleh Francis Quesnay yang berasal dari
Perancis. Menurut Walter Aigner dalam “ Motivation and Awareness “, filosofi dan
spirit tentang produktivitas sudah ada sejak awal peradaban manusia karena makna
produktivitas adalah keinginan (Will) dan upaya (Effort) manusia untuk selalu
meningkatkan kualitas didalam segala bidang. Produktivitas sebagai konsep yang
menyatakan bagaimana keluaran akan berubah apabila masukan berubah, pertama
kali dicetuskan oleh David Ricardo pada tahun 1810. pada tahun 1883, Littre
mendefinisikan produktivitas sebagai “kemampuan untuk menghasilkan” yaitu
kemampuan untuk memproduksi.
Produktivitas menggambarkan hubungan antara keluaran dan alat atau sarana
yang digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Keluaran atau hasil produksi
tersebut diperoleh dari suatu proses kegiatan, bentuk keluaran tersebut dapat berupa
produk nyata atau jasa. Untuk menghasilkan keluaran diperlukan masukkan atau
sumber-sumber utama dapat berupa tenaga kerja, modal, bahan baku, dan energi.
16
Jika membicarakan masalah produktivitas muncullah satu situasi yang
paradoksial (bertentangan) – karena belum ada kesepakatan umum tentang maksud
pengertian produktivitas serta kriterianya dalam mengukur petunjuk-petunjuk
produktivitas. Dan tak ada konsepsi, metode penerapan maupun cara pengukuran
yang bebas dari kritik.
Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata
maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Misalnya
saja, “produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara
hasil keluaran dan masuk atau output : input. Masukkan sering dibatasi dengan
masukkan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan
nilai.
Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi
barang-barang atau jasa-jasa: “produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara
baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang.”
Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai
(output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Produktivitas
adalah peningkatan proses produksi. Peningkatan produksi berarti perbandingan yang
membaik jumlah sumber daya yang dipergunakan (input) dengan jumlah barang-
barang dan jasa-jasa yang diproduksikan (output). Pengurangan dalam input dengan
output tetap atau kenaikan output sedang input tetap merupakan peningkatan dalam
produktivitas.
17
Adapun definisi-definisi lain akan produktivitas dengan perkembangannya
dikemukakan oleh beberapa pakar atau ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pada tahun 1950 Organization for European Economic Coorporation (OEEC)
mengemukakan definisi produktivitas yang lebih formal sebagai berikut :
Produktivitas adalah rasio yang didapatkan dengan membagi keluaran dengan
salah satu faktor produksi.
2. Menurut Paul Mali (1998, p18) produktivitas adalah ukuran seberapa baik
sumber daya yang digunakan bersama didalam organisasi untuk memperoleh
dan menyelesaikan sekumpulan hasil.
3. Menurut Gomes F. Cardoso (1997, p159) menyatakan bahwa : “produktivitas
ditunjukkan sebagai rasio output terhadap input, input dapat mencakup biaya
produksi dan biaya peralatan, sedangkan output bisa terdiri dari penjualan,
pendapatan dan kerusakan. Produktivitas dan efisiensi sering dianggap
sinonim, dimana pengukuran efisiensi menghendaki penentuan outcome, dan
penentuan jumlah sumberdaya yang dipakai untuk menghasilkan outcome
tersebut.
4. Menurut Organization for Economic Coorporation and Development (OECD)
produktivitas adalah output dibagi dengan elemen produksi yang
dimanfaatkan.
18
5. Menurut European Productivity Agency (EPA) produktivitas adalah tingkatan
efektivitas pemanfaatan setiap elemen produktivitas.
6. Menurut International Labour Organization (ILO) menyatakan perbandingan
antara elemen-elemen produktivitas dengan yang dihasilkan merupakan
ukuran produktivitas.
7. Menurut Husein Umar (1998, p9) Produktivitas adalah sikap mental yang
selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari
kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
8. Menurut L. Greenberg (2005, p12) produktivitas didefinisikan sebagai
perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas
masukkan selama periode tersebut.
9. Menurut Dewan Produktivitas Nasional
Produktivitas didefinisikan dari berbagai macam segi atau sudut yaitu :
a. Secara Filosofis / Psikologis
Produktivitas merupakan sikap mental untuk selalu mempunyai pandangan
bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan hari esok
harus lebih baik dari hari ini. Esensi pengertian produktivitas adalah sikap
mental dan cara pandang hari esok. Sikap mental dan cara pandang yang
tidak produktif menurut hidayat adalah :
19
- Menganggap bahwa tanpa bekerja keras kita dapat memperoleh sesuatu
yang berharga.
- Ketakutan mengambil keputusan karena ada unsur resiko
- Merasa puas dengan hasil yang cukup, walaupun belum sempurna
- Mempunyai budaya konsumtif yang tinggi
- Tidak mengoreksi kesalahan saat ini, melainkan menunda sampai esok.
b. Secara Ekonomis ( Finansial )
Produktivitas merupakan usaha memperoleh hasil yang sebesar-besarnya
dengan pengorbanan sumber daya yang sekecil-kecilnya. produktivitas
secara finansial adalah pengukuran produktivitas atas output dan input yang
dikuantifikasi.
c. Secara Teknis
Pengertian produktivitas secara teknis adalah pengertian efisiensi produksi
terutama dalam pemakaian ilmu dan teknologi. Produktivitas
diformulasikan sebagai rasio output terhadap input ( output / input ).
Jadi produktivitas merupakan pembagian nilai dari output produksi
terhadap biaya input produksi.
Output Produktivitas = Input
20
Rendahnya output karena banyaknya produk yang tidak sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan mengakibatkan produktivitas menjadi rendah.
Produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara menurunkan input dan
meningkatkan output. Peningkatan produktivitas yang terbaik adalah
meningkatnya output jauh lebih besar dibandingkan meningkatnya output.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Berikut ini terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya
produktivitas menurut Sinungan (2005, p18) yaitu :
1) Investasi
Komponen pokok dari investasi ialah modal, karena modal merupakan
landasan gerak suatu usaha, namun modal saja tidaklah cukup, untuk itu harus
ditambah dengan komponen teknologi. Untuk berkembang menjadi bangsa yang bisa
memberi dukungan kepada kemajuan pembangunan nasional, ditingkat mikro
tentunya teknologi yang mampu mendukung kemajuan usaha atau perusahaan. Besar
kecilnya investasi ini akan menentukan modal usaha dan hal ini akan berpengaruh
terhadap promosi produk, market share atau penggunaan kapasitas.
2) Manajemen
Kelompok manajemen dalam organisasi bertugas pokok menggerakkan orang-
orang lain untuk bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai dengan baik. Hal-
21
hal yang kita hadapi dalam manjemen, terutama dalam organisasi modern, ialah
semakin cepatnya cara kerja sebagai pengaruh langsung dari kemajuan-kemajuan
yang diperoleh dalm bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi
seluruh aspek organisasi seperti proses produksi distribusi, pemasaran, dan lain-lain.
Kemajuan teknologi yang berjalan cepat maka harus diimbangi dengan proses yang
terus-menerus melalui pengembangan sumber daya manusia, yakni melalui
pendidikan dan pengembangan. Dari pendidikan, latihan dan pengembangan tersebut
maka antara lain akan menghasilkan tenaga skill yang menguasai aspek-aspek teknis
dan aspek-aspek manajerial. Aspek-aspek tersebut yaitu :
1. Technical Skill
Tenaga kerja yang mempunyai standarisasi tertentu, terampil dan ahli dibidang
teknis.
2. Managerial Skill
Kemampuan dan keterampilan dalam bidang manajemen tertentu, mampu
mengadakan atau melakukan kegiatan-kegiatan analisa kuantitatif dan kualitatif
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi organisasi.
3) Tenaga Kerja
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor-faktor tenaga
kerja ini ialah :
• Motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja Produktivitas dan masa depannya.
22
• Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana keterbukaan.
Meskipun ada sejumlah perbedaan mengenai definisi produktivitas yang
tergantung pada keadaan yang nyata dan tujuan-tujuan yang ada pendekatan umum
(bukan definisi) bagi menyusun pola dari model produktivitas adalah
mengidentifikasikan output dan komponen-komponen input yang benar dan sesuai
dengan tujuan jangka panjang, menengah dan pendek perusahaan.
Menurut Sinungan (2005, p56) produktivitas tenaga atau alat, dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan, dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Kondisi pekerjaan dan lingkungan
2. Keterampilan tenaga kerja / kapasitas alat
3. Motivasi tenaga kerja / operator
4. Cara kerja ( Metode )
5. Manajemen ( Sumber Daya Manusia dan Alat )
2.1.3 Konsep Dasar Sistem Produktivitas
Sistem produksi modern selalu melibatkan komponen struktural dan
fungsional, seperti modal, bahan baku (material), prosedur, mesin, sumber daya
manusia, informasi dan lain-lain. Menurut Gaspersz (2000, p17) sistem produksi
memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :
23
1. Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan
satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan
dengan komponen struktural yang membangun sistem produksi itu.
2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk
(barang atau jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di
pasar.
3. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi
output secara efektif dan efisien.
4. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya berupa
optimasi pengalokasian sumber daya.
produktivitas tidak sama dengan produksi, tetapi produksi, performansi kualitas,
hasil-hasil, merupakan komponen dari usaha produktivitas. Apabila ukuran
keberhasilan produksi hanya dipandang dari sisi output, maka produktivitas
dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu : sisi input dan sisi output. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan input
dalam memproduksi output. Pada dasarnya produktivitas tidak sama dengan
produksi, tetapi produksi, performansi kualitas, hasil-hasil, merupakan komponen
dari usaha produktivitas. Dengan demikian, produktivitas merupakan suatu kombinasi
dari efektivitas dan efisiensi, sehingga produktivitas dapat diukur berdasarkan
pengukuran berikut :
24
Output yang dihasilkan Pencapaian tujuan Produktivitas = =
Input yang dipergunakan Penggunaan sumber-sumber daya Efektivitas = Efisiensi
Berdasarkan dari hasil uraian produktivitas di atas, sehingga sistem
produktivitas produksi dapat digambarkan seperti dalam Gambar 2.1 dan berikut alur
penjelasannya (Gaspersz (2000, p19)).
Tenaga KerjaModal
MaterialEnergiTanah
InformasiManajerial
ProsesTransformasinilai tambah
Produk(Barang atau Jasa)
ProduktivitasSistem Produksi(Output / Input)
Umpan balik untukpengendalian sistem
produksi agarmeningkatkan
Produktivitas terus-menerus
INPUT PROSES OUTPUT PRODUKTIVITAS
LINGKUNGAN
Gambar 2.1
Sistem Produktivitas Produksi
25
Lingkungan
Terdapat dua area utama dari lingkungan yang bermanfaat untuk
dipertimbangkan dalam analisis sistem produksi, yaitu kondisi ekonomi dan keadaan
teknologi. Kondisi ekonomi sangat mempengaruhi biaya dari input dan nilai output
yang akan dipasarkan, sehingga analisis terhadap sistem produksi itu perlu
mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi itu. Keadaan teknologi juga sangat
mempengaruhi perilaku sistem produksi, dimana apabila terjadi perubahaan maka
akan mengubah proses dan meningkatkan produk rata-rata (Average Product) dari
input yang digunakan dalam sistem produksi itu, sehingga produktivitas dari input
maupun produktivitas total dari sistem akan meningkat.
Elemen input dalam Sistem Produksi
Pada dasarnya input dalam sistem produksi dapat diklarifikasikan ke dalam
dua jenis yaitu: input tetap (fixed input) dan input variabel (variable input). Input
tetap didefinisikan sebagai suatu input bagi sistem produksi yang tingkat penggunaan
input itu tidak bergantung pada jumlah output yang akan diproduksi. Sedangkan input
variabel didefinisikan sebagai suatu input bagi sistem produksi yang tingkat
penggunaan input itu tergantung pada jumlah output yang akan diproduksi.
Dalam sistem produksi terdapat beberapa input baik variabel maupun tetap, yaitu
Tenaga kerja, modal, material, energi, tanah, informasi, dan manajerial.
26
Elemen proses dalam Sistem Produksi
Suatu proses dalam sistem produksi dapat didefinisikan sebagai integrasi dari
tenaga kerja, material, informasi, metode kerja dan mesin atau peralatan dalam suatu
lingkungan guna menghasilkan nilai tambah bagi produk agar dapat dijual dengan
harga kompetitif di pasar.
Definisi lain dari proses adalah suatu kumpulan tugas yang dikaitan melalui
suatu aliran material dan informasi yang mentransformasikan berbagai input ke
dalam output yang bermanfaat atau bernilai tambah tinggi (Gaspersz, 1997, p10).
Suatu proses memiliki kapabilitas atau kemampuan untuk menyimpan material (yang
diubah menjadi barang setengah jadi) dan informasi selama transformasi berlangsung.
Berikut ini beberapa karakteristik proses yang perlu diperhatikan dalam suatu sistem
produksi adalah :
Kapasitas adalah tingkatan output maksimum dari suatu proses. Karakteristik
ini diukur sebagai output per unit waktu (Gaspersz, 1997, p12). Pengukuran
kapasitas produksi yang dipergunakan dalam perencanaan produksi adalah
kapasitas aktual atau kapasitas efektif (Actual Capacity or effective capacity).
Biasanya diukur dengan angka rata-rata berdasarkan beban kerja normal.
Efisiensi adalah ukuran yang menunjukkan bagaimana baiknya sumber-
sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output
(Gaspersz, 1997, p14). Efisiensi merupakan karakteristik dari proses yang
27
mengukur performansi aktual dari sumber daya relatif terhadap standar yang
ditetapkan. Peningkatan efisiensi dalam proses produksi akan menurunkan
biaya per unit output. Sebagai ukuran efisiensi, produktivitas merupakan
indikator seberapa efisien pemakaian input. Efisiensi dapat dimengerti sebagai
kegiatan penghematan penggunaan sumber-sumber daya dalam kegiatan
produksi atau kegiatan organisasi seperti penghematan pemakaian bahan,
tenaga listrik, uang, waktu, air dan sebagainya.
Efektivitas merupakan karakteristik lain dari proses yang mengukur derajat
pencapaian output dari sistem produksi (Gaspersz, 1997, p14). Efektivitas
diukur berdasarkan rasio output aktual terhadap output yang direncanakan.
Pengukuran efektivitas membutuhkan beberapa rencana atau standar yang
telah ditetapkan sebelum proses dimulai untuk menghasilkan output.
Fleksibilitas merupakan karakteristik dari proses yang mengukur berapa lama
(waktu) perubahan proses untuk menghasilkan output yang berbeda atau
dengan menggunakan sekumpulan input yang berbeda (Gaspersz, 1997, p14).
Karakteristik fleksibilitas proses dalam sistem produksi modern (JIT)
mencakup hal-hal yang berkaitan dengan : fleksibilitas model dan produk
(product-mix fleksibility), fleksibilitas volume total, fleksibilitas tenaga kerja,
fleksibilitas perubahan rekayasa (reengineering), dan fleksibilitas produk baru.
28
Elemen output dalam Sistem Produksi
Pengukuran karakteristik output seyogianya mengacu kepada kebutuhan atau
keinginan pelanggan dalam pasar yang sangat kompetitif sekarang ini. Pengukuran
output yang paling mudah dan bersifat klasik adalah unit output yang diproduksikan
oleh sistem itu. Dalam era persaingan bebas sekarang ini, pengukuran sistem
produksi yang hanya mengacu pada kuantitas output semata akan dapat menyesatkan,
karena pengukuran ini tidak memperhatikan karakteristik utama dari proses yaitu:
kapasitas, efisiensi, efektivitas dan fleksibilitas. Banyak perusahaan telah mengukur
performansi proses dalam sistem produksi menggunakan indikator produktivitas total.
Menurut Gaspersz (1997, p20) pada dasarnya konsep siklus produktivitas
(Productivity Cycle) yang dipergunakan dalam peningkatan produktivitas terdiri dari
empat tahap utama, yaitu :
1. Pengukuran Produktivitas
2. Evaluasi Produktivitas
3. Perencanaan Produktivitas
4. Peningkatan Produktivitas
Berdasarkan konsep siklus produktivitas, secara formal program peningkatan
produktivitas harus dimulai melalui pengukuran produktivitas dari sistem industri itu
sendiri, Sehingga konsep siklus produktivitas (Productivity Cycle) dapat ditunjukkan
pada gambar 2.2 dibawah ini :
29
30
2. Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien
melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek
maupun jangka panjang.
3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan
kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut
produktivitas.
4. Perencanaan target tingkat produktivitas dimasa mendatang dapat
dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas
sekarang.
5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan
berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas (productiviy gap) yang ada
diantara tingkat produktivitas yang direncanakan (produktivitas ekspektasi)
dan tingkat produktivitas yang diukur (produktivitas aktual). Dalam hal ini
pengukuran produktivitas akan memberikan informasi dalam
mengidentifikasikan masalah-masalah atau perubahan-perubahan yang terjadi,
sehingga tindakan korektif dapat diambil.
6. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang
bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas diantara organisasi
perusahaan dalam industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi
produktivitas industri pada skala nasional maupun global.
31
7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi
informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan dari
perusahaan itu.
8. Pengukuran produktivitas akan menciptaka tindakan-tindakan kompetitif
berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus-menerus (Continuous
Productivity Improvement).
9. Pengukuran produktivitas terus-menerus akan memberikan informasi yang
bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecenderungan
perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu.
10. Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam
mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan terus-menerus
yang dilakukan dalam perusahaan itu.
11. Pengukuran produktivitas akan memberikan motivasi kepada orang-orang
untuk secara terus-menerus melakukan perbaikan dan juga akan
meningkatkan kepuasan kerja. Orang-orang akan lebih memberikan perhatian
kepada pengukuran produktivitas apabila dampak dari perbaikan produktivitas
itu terlihat jelas dan dirasakan langsung oleh mereka.
12. Aktivitas perundingan bisnis (kegiatan tawar-menawar) secara kolektif dapat
diselesaikan secara rasioanl, apabila telah tersedia ukuran-ukuran
produktivitas.
32
2.1.5 Prasyarat Kondisional dalam Pengukuran Produktivitas
Karena hasil pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi landasan
dalam membuat kebijakan perbaikan produktivitas secara keseluruhan dalam proses
bisnis. Kondisi-kondisi berikut sangat diperlukan untuk mendukung pengukuran
produktivitas yang valid. Beberapa kondisi itu adalah :
1. Pengukuran harus dimulai dari permulaan program perbaikan produktivitas.
2. Pengukuran produktivitas dilakukan pada sistem industri itu.
3. Pengukuran produktivitas seharusnya melibatkan individu yang terlibat dalam
proses industri itu.
4. Pengukuran produktivitas yang menghasilkan informasi-informasi utama
seharusnya dicatat tanpa distorsi
5. Perlu adanya komitmen secara menyeluruh dari manajemen dan karyawan
untuk pengukuran produktivitas dan perbaikannya
6. Program-program pengukuran dan perbaikan produktivitas seharusnya dapat
dipecahkan-pecahkan.
2.1.6 Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Model Mundel
Marvin E. Mundel memperkenalkan penggunaan angka indeks produktivitas
pada tingkat perusahaan berdasarkan dua bentuk pengukuran, yaitu :
• IP = {(AOPM / RIMP) / (AOBP / RIBP)} x 100
• IP = {(AOMP / AOBP) / (RIMP / RIBP)} x 100
33
Dimana :
IP = Indeks Produktivitas
AOMP = Output agregat untuk periode yang diukur
AOBP = Output agregat untuk periode dasar
RIMP = Input-input untuk periode yang diukur
RIBP = Input-input untuk periode dasar
Bentuk pengukuran pertama merupakan rasio antara indeks performansi pada
periode pengukuran dan indeks performansi pada periode dasar, sedangkan bentuk
pengukuran kedua merupakan rasio antara indeks output dan indeks input. Dengan
demikian kedua bentuk pengukuran diatas dapat pula dinyatakan sebagai berikut :
• IP = {(AOPM / RIMP) / (AOBP / RIBP)} x 100 = (Indeks Performansi
Periode Pengukuran / Indeks Performansi Periode Dasar) x 100
• IP = {(AOMP / AOBP) / (RIMP / RIBP)} x 100 = (Indeks Output / Indeks
Input) x 100
2.1.7 Menetapkan Sistem Pengukuran Produktivitas
Salah satu langkah penting adalah menetapkan sistem pengukuran
produktivitas dalam perusahaan sistem pengukurannya sendiri dalam prakteknya
menimbulkan peningkatan kesadaran pekerja terhadap pengertian produktivitas.
Dalam suatu penelitian terhadap lebih dari 400 pabrik, Mitchell berkesimpulan,
bahwa pada saat pabrik-pabrik mengadakan pengukuran kerja, produktivitasnya naik
34
rata-rata 14,6 %. Masalah-masalah utama dalam organisasi yang harus dipecahkan
dan ditanggulangi dalam kaitannya dengan peningkatan sistem pengukuran
produktivitas adalah :
1. Tentukan unsur-unsur organisasi yang paling harus diperhatikan / diawasi.
2. Lakukanlah penelitian untuk menentukan jenis-jenis ukuran yang
dikembangkan melalui aktivitas sejenis.
3. Pilihlah konsep-konsep yang dikehendaki dan unit-unit pengukuran output
dan input perusahaan maupun aktivitas sub (bagian) yang kritis lainnya.
4. Hubungi pekerja-pekerja dan bagian-bagian lain untuk menggunakan ukuran-
ukuran tersebut bagi penilaiannya dan cara menerapkan ukuran-ukuran
tersebut pada pelaksanaannya.
5. Yakinkan tersedianya data dan buatkan beberapa kompromi yang perlu.
6. Pilihlah bobot yang sesuai, gabungkan formula-formula dan metode
penomoran indeks.
7. Pilihlah aktivitas, percontohan seksi atau kelompok percobaan untuk
mengetes sistem pengukuran.
8. Ujilah sistemnya pada aktivitas percobaan terpilih itu dan dapatkan umpan
berkala pada hasil-hasilnya.
9. Sesudah melalui tenggang waktu yang cukup, evaluasilah nilai sistemnya,
buatkan beberapa modifikasi dan perlebar ruang lingkupnya atau adakanlah
aktivitas percontohan baru jika modifikasinya benar-benar mengubah
rancangan sistem yang pertama kali.
35
Suatu sistem pengukuran harus mempertimbangkan efektivitas biaya, batas
pengukuran produktivitas dan perlu / tidaknya pengukuran faktor total ; dengan
perkataan lain tentukan kedalaman dan masalah tugas sistem pengukurannya. Sistem
pengukurannya haruslah mudah dipraktekkan dan dapat mengetahui sebab-sebab
perubahan organisasi.
Dalam menentukan sistem pengukuran produktivitas menurut sinungan (2005,
p82) itu ada 4 pertimbangan khusus manajemen perusahaan yaitu :
1. Sebuah perusahaan tidak harus meniru / mengikuti sistem pengukuran
produktivitas ditempat lain namun juga harus mengetahui ukuran-ukuran yang
memenuhi kebutuhan khususnya.
2. Sekali sistem pernah diterapkan, maka usaha memperkirakan /
memperhitungkan secara mekanis masalah yang lebih jauh harus dicegah.
3. Pengukuran output haruslah sekonkrit dan sesuai mungkin selagi dapat dilihat
membantu memotivisir.
4. Apa saja ukuran yang dikenalkan harus terlihat adanya peningkatan konstan,
sebab untuk peningkatan secara statistika itu berkaitan dengan peningkatan
output perjamnya itu sendiri.
Realisasi dari pola pengukuran organisasi semacam itu membantu kesiapan
sistem manajemen dalam melaksanakan program produktivitasnya. Pendahuluan atas
pola peningkatan produktivitasnya adalah tidaklah mungkin penentuan atau
peningkatan sistem informasi manajemen yang sedikitnya melindungi atau menutupi
36
bidang-bidang seperti pembiayaan, pemanfaatan produksi, perencanaan produksi,
pemeliharaan dan kerusakan, shift kerja dan sebagainya.
2.1.8 Bagaimana Mengukur Produktivitas
Produktivitas adalah konsep yang menghubungkan output dan input. Menurut
Sinungan (2005, p43) dalam pengukuran produktivitas dikenal dua pendekatan yaitu :
1. Pendekatan produktivitas total atau faktor ganda yaitu output dihadapkan
dengan seluruh input yang dipakai (5M + E + I), dan
2. Pendekatan partial atau faktor tunggal yaitu output dihadapkan dengan satu
input saja (seperti produktivitas tenaga kerja atau produktivitas modal).
Dilingkungan perusahaan yang dipakai adalah pendekatan produktivitas
partial maka dapat diukur rasio atau indeks produktivitas tenaga kerja, modal,
organisasi, penjualan, produksi, dan produk.
Karena produktivitas menyatakan rasio antara output dan input maka dalam
pekerjaan pengukuran produktivitas terlebih dahulu harus disusun definisi kerja dan
kemudian cara mengukur baik output maupun input. Dalam kenyataan, ada dua jenis
perusahaan yaitu penghasil barang dan penghasil jasa. Dalam kasus perusahaan
penghasil barang, mengukur output relatif lebih mudah dibandingkan dengan
mengukur input. Hal ini disebabkan karena jenis input yang dipakai relatif banyak
jenisnya. Sebaliknya dalam kasus perusahaan penghasil jasa, output lebih sulit diukur
dibandingkan dengan input.
37
2.1.9 Evaluasi Sistem Produktivitas
Masalah produktivitas dapat didefinisikan sebagai deviasi atau penyimpangan
yang terjadi antara aktual (hasil aktual) dan sasaran produktivitas yang direncanakan
atau diharapkan (rencana mencapai sasaran produktivitas tertentu), atau dapat pula
didefinisikan sebagai perubahan produktivitas menunjukkan kecenderungan menurun
atau tetap sepanjang periode waktu tertentu (Gaspersz, 1997, p67). Apabila masalah
produktivitas telah dapat diidentifikasi, seperti produktivitas input tenaga kerja,
material, energi, dan modal menurun, atau tidak mencapai sasaran produktivitas yang
diharapkan, maka berbagai informasi penting yang berkaitan dengan masalah itu
perlu dikumpulkan. Dengan demikian manajemen dalam praktek bisnis global yang
ingin meningkatkan produktivitas perusahaan terus-menerus harus berpikir melalui
masalah-masalah produktivitas bisnis (Think Through the Businnes Productivity
Problem) dan membicarakan masalah itu berdasarkan fakta atau data produktivitas
bisnis (Speak with Businnes Productivity Data).
2.1.10 Faktor-faktor Penyebab Penurunan Produktivitas Perusahaan
Menurut Dewan Produktivitas Nasional terdapat sejumlah faktor penyebab
penurunan produktivitas perusahaan, antara lain :
1. Ketidakmampuan manajemen dalam mengukur, mengevaluasi dan mengelola
produktivitas perusahaan
38
2. Motivasi karyawan yang rendah karena sistem pengakuan dan penghargaan
yang diberikan tidak berkaitan dengan produktivitas dan tanggung jawab dari
karyawan itu.
3. Pengiriman produk yang sering terlambat karena ketidakmampuan memenuhi
jadwal yang ditetapkan sehingga mengecewakan pelanggan.
4. Peningkatan biaya-biaya untuk proses produksi dan pemasaran.
5. Pemborosan penggunaan sumber daya material, tenaga kerja, energi, modal,
waktu dan informasi.
6. Terdapat konfli-konflik dan hambatan-hambatan dalam tim kerjasama yang
tidak terpecahkan sehingga menimbulkan ketidakefektifan dalam bekerjasama
dan partisipasi total dari karyawan.
7. Ketiadaan sistem pendidikan dan pelatihan bagi karyawan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang teknik-teknik peningkatan kualitas dan
produktivitas perusahaan.
8. Kegagalan perusahaan untuk selalu menyesuaikan diri dengan tingkat
peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
industri.
2.1.11 Perencanaan Peningkatan Produktivitas Perusahaan
Perencanaan peningkatan produktivitas perusahaan harus bersifat SMART
(Specific, Measureable, Achieveable, Result Oriented, and Time Related), yang
artinya sasaran peningkatan produktivitas harus bersifat spesifik, dapat diukur secara
39
kuantitatif, hasil-hasil yang diinginkan dapat dicapai, dapat diambil tindakan, dan
memiliki jadwal waktu spesifik untuk implementasi program peningkatan
produktivitas itu.
Menurut Gaspersz(1997, p55) terdapat Lima Strategi Peningkatan Sistem
Produktivitas bagi Perusahaan. Karena produktivitas merupakan rasio output terhadap
penggunaan input, maka strategi peningkatan sistem produktivitas perusahaan dapat
dilakukan dengan lima cara, berikut ini yang harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi perusahaan antara lain yaitu :
• Menerapkan Program Reduksi Biaya
Melaksanakan program reduksi biaya tidak berarti semua komponen biaya
dikurangi secara pukul rata. Program reduksi biaya mengacu pada yang
dikeluarkan untuk aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah pada
produk.
• Mengelola Pertumbuhan
Peningkatan produktivitas melalui pengelolaan pertumbuhan akan efektif
apabila permintaan pasar sedang meningkat, sehingga output yang diproduksi
perlu ditambah. Dalam situasi ini, peningkatan produktivitas dicapai melalui
peningkatan output dalam kuantitas yang lebih besar sesuai permintaan pasar
dengan meningkatkan penggunaan kuantitas input yang lebih kecil.
40
• Bekerja Lebih Tangkas
Peningkatan arus perputaran inventori ( Inventory Turnover Ratio ) dan
perbaikan desain produk merupakan aktivitas aktual dari ” bekerja lebih tangkas
”. Karena anda tidak perlu menyuruh atau memerintah orang agar bekerja lebih
keras, karena mereka telah bekerja keras, tetapi suruhlah mereka bekerja lebih
tangkas.
• Bekerja Lebih Efektif
Dalam bekerja lebih efektif, kita memperoleh output dalam jumlah yang lebih
banyak dengan menggunakan input yang lebih sedikit.
• Mengurangi Aktivitas
Dalam situasi perekonomian yang menurun, seperti dalam kondisi resesi
ekonomi, tingkat inflasi tinggi, dan lain-lain, strategi peningkatan produktivitas
kembali asset yang tidak produktif. Jadi produktivitas perusahaan dapat
ditingkatkan melalui pengurangan sedikit output sesuai permintaan pasar dan
mengurangi banyaknya input yang tidak perlu.
2.1.12 Langkah-langkah Program Peningkatan Sistem Produktivitas
Sebuah perusahaan atau sistem produksi lainnya menerapkan kombinasi
kebijakan, rencana sumber-sumber dan metodenya dalam memenuhi kebutuhan dan
tujuan khususnya. Kombinasi kebijakan-kebijakan ini dituangkan melalui dan dengan
41
bantuan faktor-faktor produktivitas internal dan eksternal. Pada tingkat perusahaan,
faktor-faktor tersebut hampir seluruhnya direfleksikan dalam sumber pokok, yaitu
manusia dan bahan-bahan atau melalui tenaga kerja, manajemen dan organisasi,
modal pokok, bahan mentah. Jadi peningkatan produktivitas didalam perusahaan
terutama berkaitan dengan modal, tenaga kerja dan manajemen dan organisasi.
Menurut Dewan Produktivitas Nasional program peningkatan produktivitas
dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut yaitu :
Memilih dan menetapkan program peningkatan produktivitas
Mengemukakan alasan mengapa memilih program itu
Melakukan analisis situasi melalui pengamatan situasional
Melakukan pengumpulan data selama beberapa waktu
Melakukan analisis data
Menetapkan rencana perbaikan melalui penetapan sasaran peningkatan
produktivitas
Melaksanakan program peningkatan produktivitas selama beberapa waktu
tertentu
Melakukan studi penilaian terhadap program peningkatan produktivitas itu
Mengambil tindakan berupa tindakan korektif atas penyimpangan yang
terjadi atau standarisasi terhadap aktivitas yang sesuai
43
misalnya: buruh harian yang pembayaran upahnya berdasarkan kuantitas
produksi yang dihasilkan setiap hari.
2. Material
Agar sistem produksi dapat menghasilkan produk manufaktur, diperlukan
material atau bahan baku. Dalam hal ini, material diklasifikasikan sebagai
input variabel.
3. Energi
Mesin-mesin produksi dan aktivitas pabrik lainnya membutuhkan energi
untuk menjalankan aktivitasnya. input energi ini dianggap sebagai input tetap.
Proses
Suatu proses memiliki kapabilitas atau kemampuan untuk menyimpan
material (yang diubah menjadi barang setengah jadi) dan informasi selama
transformasi berlangsung. Dalam melakukan penelitian, proses yang terjadi adalah :
1. Melakukan pengumpulan data dengan mencari bahan dari buku, jurnal dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan model pengukuran produktivitas.
2. Membandingkan teori yang diperoleh dengan variabel yang akan diteliti.
3. Melakukan tahap perhitungan pengukuran produktivitas dengan menggunakan
metode perhitungan pengukuran produktivitas berupa bahan baku (material),
energi, dan tenaga kerja.
44
Output
Pengukuran karakteristik output seyogianya mengacu kepada kebutuhan atau
keinginan pelanggan dalam pasar yang sangat kompetitif sekarang ini. Pengukuran
output yang paling mudah dan bersifat klasik adalah unit output yang diproduksikan
oleh sistem itu. Dalam era persaingan bebas sekarang ini, pengukuran sistem
produksi yang hanya mengacu pada kuantitas output semata akan dapat menyesatkan,
karena pengukuran ini tidak memperhatikan karakteristik utama dari proses yaitu:
kapasitas, efisiensi, efektivitas dan fleksibilitas. Banyak perusahaan telah mengukur
performansi proses dalam sistem produksi menggunakan indikator produktivitas total.
Produktivitas
Dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan, Produktivitas
mutlak harus dilakukan agar dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Produktivitas
yang diterapkan sehari-hari pada hakekatnya adalah bagaimana perusahaan dapat
mendayagunakan sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran perusahaan
secara efektif dan efisien. Membahas masalah perbedaan tingkat produktivitas setiap
bulan perusahaan yang disebabkan oleh besar kecilnya input baik biaya maupun
kewajiban yang bersifat tetap maupun variabel dibandingkan dengan output atau hasil
produksi dan penyajian data-data perusahaan yang telah diolah, baik data input
maupun data output.
Perhitungan produktifitas penjualan pada PT. Jupiter Mitra Setia mengukur
indeks produktivitas baik tenaga kerja, biaya total langsung, energi, dan material.
45
Produktivitas itu didapat dari jumlah agregat output parsial yakni output yang
dihasilkan di bagi dengan input yang digunakan sebagai contoh penggunaan sumber
daya.
Proses pemecahan masalah dengan metode yang digunakan adalah metode
deskriptif, yaitu metode yang dilakukan dengan mencari data yang dapat memberikan
gambaran yang jelas dan akurat mengenai fakta atau sesuatu yang sedang
berlangsung, dalam hal ini adalah kegiatan produksi yang dilakukan oleh PT. Jupiter
Mitra Setia dalam meningkatkan produktivitas produksi pembuatan mesin astor,
penentuan masalah yang jelas mengenai penerapan sistem produktivitas yang
dilakukan oleh PT. Jupiter Mitra Setia yang mana pada akhirnya dapat meningkatkan
laba dan kualitas dari perusahaan.