BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI...

35
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi 2.1.1 Definisi Menurut Nurmianto (1996, p1) istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu Ergon yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum alam, sehingga ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, teknik, manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga “human factors”, karena didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang system dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Tujuan utama dari ergonomi adalah upaya memperbaiki performan kerja manusia seperti keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat dan menghasilkan suatu produk yang nyaman, enak di pakai oleh pemakainya. Disamping itu diharapkan juga mampu memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia (human errors).

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Ergonomi

2.1.1 Definisi

Menurut Nurmianto (1996, p1) istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin

yaitu Ergon yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum alam, sehingga

ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam

lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, teknik,

manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga “human factors”, karena

didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang system dimana manusia, fasilitas kerja

dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan

suasana kerja dengan manusianya.

Tujuan utama dari ergonomi adalah upaya memperbaiki performan kerja

manusia seperti keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi kerja yang

berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat dan

menghasilkan suatu produk yang nyaman, enak di pakai oleh pemakainya. Disamping

itu diharapkan juga mampu memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia dan

meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia (human

errors).

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

19

Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktifitas rancang bangun

ataupun rancang ulang. Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya

perkakas kerja, bangku kerja, platform, kursi, pegangan alat, dan lain-lain. Ergonomi

dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi dan juga sebagai

desain perangkat lunak.

Selain itu ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan

faktor keselamatan dan kesehatan kerja, seperti mengurangi rasa nyeri dan ngilu dan

mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja serta kelelahan yang dialami

pekerja. Penerapan faktor ergonomi yang tidak kalah penting adalah untuk desain dan

evolusi produk. Produk-produk ini haruslah dapat dengan mudah diterapkan dan

dimengerti pada sejumlah populasi masyarakat tertentu tanpa mengakibatkan resiko

dan bahaya dalam penggunaannya.

Terdapat dua pendekatan umum yang dapat dilakukan dalam menghadapi

suatu permasalahan yang berhubungan dengan ergonomi. Pendekatan tersebut adalah:

- Preventif : menerapkan ergonomi sejak awal, mulai dari proses desain

hingga pada pelaksanaan operasionalnya secara berkelanjutan. Pendekatan

ini sangat baik karena dapat mengurangi biaya dan juga performa yang

dihasilkan sudah baik dari awal.

- Korektif : melibatkan ergonomi, ketika masalah telah ditemukan seperti

kelelahan operator ketika melakukan kerja secara terus menerus,

kecelakaan kerja, dsb.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

20

2.1.2 Dasar Keilmuan Ergonomi

Banyak penerapan ergonomi yang hanya berdasarkan sekedar “common

sense” (dianggap suatu hal yang sudah biasa terjadi), hal ini biasanya merupakan

kasus dimana ergonomi belum dapat diterima sepenuhnya sebagai alat untuk proses

desain, akan tetapi masih banyak aspek ergonomi yang tidak dipahami oleh

masyarakat awam. Agar mendapatkan suatu perancangan pekerjaan maupun produk

yang optimum membutuhkan pendekatan ilmiah daripada hanya dengan

menggunakan “trial and error”. Menurut numianto (1996, p5) dasar keilmuan dari

ergonomi dibagi menjadi :

- Kinesiologi :

mekanika pergerekan manusia.

- Biomekanika :

aplikasi ilmu mekanika teknik untuk analisis system kerangka-otot

manusia.

- Antropometri :

kalibrasi tubuh manusia.

Ergonomi dikelompokan dalam empat bidang penyelidikan, yaitu :

- Penyelidikan tentang tampilan :

Tampilan merupakan suatu perangkat untuk menyajikan informasi

tentang lingkungan dan dikomunikasikan ke manusia dalam bentuk

lambang, angka, tanda-tanda, dsb.

- Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia :

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

21

Mengukur kekuatan dan kelelahan yang terjadi pada manusia ketika

melakukan suatu pekerjaan.

- Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja :

Hal ini berguna untuk mendapatkan tempat kerja yang sesuai dengan

dimensi tubuh manusia.

- Penyelidikan tentang lingkungan kerja :

Dengan cara menyelidiki kondisi lingkungan fisik dan fasilitas kerja.

2.1.3 Faktor-faktor dalam Ergonomi

Dalam penerapan ergonomi, penting untuk secara langsung mengikutsertakan

pembahasan tentang system dan faktor-faktor yang berpengaruh secara menyeluruh

agar tidak perlu adanya studi lanjut. Faktor-faktor tersebut adalah:

- Acces : masalah utama untuk desain alat transportasi.

- Restraint : pemasangan sabuk pengaman.

- Visibility : untuk para pejalan kaki.

- Seating : memberikan penyangga punggung, lengan, beban merata untuk

distribusi berat tubuh.

- Display : hal penting antara lain adalah visibility, lighting, clarity.

- Controls : mudah dijangkau dan mudah diidentifikasi.

- Lingkungan : cukup ventilasi, hindari pengaruh panas langsung yang

berlebihan dan hindari bentuk yang meruncing.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

22

Aspek-aspek ergonomis yang harus dipertimbangkan adalah sebagai berikut:

Sikap dan Posisi Kerja

Untuk menghindari sikap dan posisi kerja yang kurang favourable,

diperlukan beberapa pertimbangan, yaitu :

- Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi

membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau jangka

waktu lama.

- Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum

yang bisa dilakukan.

- Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk

waktu lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap

atau dalam posisi miring.

- Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam periode yang lama

dengan tangan atau lengan berada dalam posisi di atas tingkat siku

yang normal.

• Anthropometri dan Dimensi Ruang Kerja

Anthropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik atau

fungsi dari tubuh manusia. Data anthropometri akan sangat bermanfaat

dalam perencanaan peralatan kerja atau fasilitas-fasilitas kerja.

Dimensi ruang kerja akan dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu situasi

fisik dan situasi kerja yang ada. Didalam menentukan dimensi ruang kerja

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

23

perlu diperhatikan antara lain jarak jangkau yang bisa dilakukan operator,

batasan ruang yang cukup untuk ruang gerak operator dan kebutuhan area

minimum yang harus dipenuhi untuk kegiatan-kegiatan tertentu.

• Kondisi Lingkungan Kerja

Situasi dan lingkungan kerja bervariasi, di antaranya dalam hal

temperatur, kelembaban, getaran, kebisingan dan lain-lain; akan tetapi

stress akibat kondisi lingkungan fisik kerja akan terus berkumulasi dan

secara tiba-tiba dapat menyebabkan hal yang fatal. Oleh karena itu, sangat

penting mempertimbangkan seluruh aspek lingkungan fisik kerja yang

memiliki potensial bahaya.

• Efisiensi Ekonomi Gerakan dan Pengaturan Fasilitas Kerja

Perancangan sistem kerja harus memperhatikan prosedur-prosedur

untuk mengekonomikasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat

memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja.

• Energi Kerja yang Dikonsumsikan

Energi kerja yang dikonsumsikan pada saat seseorang melaksanakan

kegiatan merupakan faktor yang kurang diperhatikan, karena dianggap

tidak penting bila mana dikaitkan dengan performans kerja yang

ditunjukkan. Meskipun enersi dalam jumlah besar harus dikeluarkan untuk

periode yang lama bisa menimbulkan kelelahan fisik, akan tetapi bahaya

yang lebih besar justru kalau kelelahan menimpa pada mental manusia.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

24

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas kerja manusia bisa berasal dari

dirinya sendiri (intern) atau mungkin dari pengaruh luar (extern). Salah satu faktor

yang berasal dari luar adalah kondisi lingkungan kerja, yaitu:

Temperatur

Tubuh manusia akan selalu berusaha mempertahankan keadaan normal

dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan

diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh.

Produktivitas kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi

pada temperatur sekitar 24-27 derajat celcius.

Kelembaban (Humidity)

Yang dimaksud kelembaban di sini adalah banyaknya air yang

terkandung dalam udara (dinyatakan dalam %). Kelembaban ini akan

sangat dipengaruhi oleh temperatur udaranya.

Siklus Udara (Ventilation)

Udara di sekitar kita dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam

udara tersebut telah berkurang dan terus bercampur dengan gas atau bau-

bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Kotornya udara di sekitar

kita dapat dirasakan juga dengan sesaknya pernafasan kita dan tidak boleh

dibiarkan terlalu lama karena mempengaruhi kesehatan tubuh dan

mempercepat proses kelelahan.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

25

Sirkulasi udara dengan memberikan ventilasi yang cukup (melalui

jendela) akan menggantikan udara yang kotor dengan yang bersih.

Pencahayaan (Lighting)

Pencahayaan sangat mempengaruhi manusia untuk melihat obyek-

obyek secara jelas, cepat tanpa menimbulkan kesalahan. Pencahayaan

yang kurang akan mengakibatkan mata pekerja menjadi cepat lelah.

Kebisingan (Noise)

Kebisingan merupakan salah satu bentuk kebisingan bunyi-bunyian

yang tidak dikehendaki oleh telinga kita.

Bau-bauan

Adanya bau-bauan juga dipertimbangkan sebagai “polusi” akan dapat

mengganggu konsentrasi orang bekerja.

Getaran Mekanis (Mechanical Vibration)

Getaran mekanis dapat diartikan sebagai getaran-getaran yang

ditimbulkan oleh alat-alat mekanis yang sebagian dari getaran ini sampai

ke tubuh dan dapat menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan pada

tubuh kita. Besarnya getaran ini ditentukan oleh intensitas, frekuensi

getaran dan lamanya getaran itu berlangsung. Anggota tubuh manusia juga

memiliki frekuensi alami di mana apabila frekuansi ini beresonansi

dengan frekuansi getaran akan menimbulkan gangguan-gangguan antara

lain:

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

26

Mempengaruhi konsentrasi kerja

Mempercepat datangnya kelelahan

Gangguan-gangguan pada anggota tubuh, seperti mata, syaraf,

otot-otot dan lain-lain.

Warna

Yang dimaksud di sini adalah untuk tembok ruangan dan interior yang

ada di sekitar tempat kerja. Warna ini selain berpengaruh terhadap

kemampuan mata untuk melihat obyek, juga memberikan pengaruh yang

lain pula terhadap manusia seperti:

Warna merah bersifat merangsang

Warna kuning memberikan kesan luas terang dan leluasa

Warna gelap memberikan kesan leluasa dan lain-lain.

2.2 Rapid Entire Body Assessment (REBA)

Postur kerja merupakan pengaturan sikap tubuh saat bekerja. Sikap kerja yang

berbeda akan menghasilkan kekuatan yang berbeda pula. Pada saat bekerja sebaiknya

postur dilakukan secara alamiah sehingga dapat meminimalisasi timbulnya cidera

dalam bekerja. Kenyamanan tercipta apabila pekerja telah melakukan postur kerja

yang baik dan aman. Postur kerja yang baik sangat ditentukan oleh pergerakan organ

tubuh saat bekerja. Terdapat banyak metode dalam analisa postur dan pergerakan

kerja, salah satunya adalah dengan metode REBA atau Rapid Entire Body

Assessment.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

27

Rapid Entire Body Assessment merupakan suatu metode yang ditemukan oleh

Dr. Sue Hignett dan Dr. Lynn McAtamney , seorang ahli ergonomi yang berasal dari

Inggris, yaitu sebuah metode untuk menilai postur tubuh seseorang akan resiko sikap

tubuh seseorang ketika melakukan pekerjaannya (Cuergo.web,2002).

Berdasarkan Nexgen Ergonomic, inc (Web, 2002) metode Rapid Entire Body

Assessment (REBA) telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan akan suatu

metode yang secara spesifik didesain untuk menganalisa postur tubuh pekerja

khususnya dibidang kesehatan dan industri. REBA didesain untuk mengevaluasi

suatu pekerjaan yang menyebabkan ketidaknyamanan anggota tubuh dalam bekerja

(punggung, leher, pundak, lengan atas, lengn bawah, pergelangan tangan, kaki).

Untuk mendapatkan hasil yang terbaik sebaiknya kita menggunakan software

REBA daripada menghitung nilai REBA dengan manual. oftware ini akan

mengintegrasikan proses analisa postur dan pergerakan kerja mulai dari proses

perhitungan sudut, proses penentuan range sudut, coupling, beban yang diangkat

sampai ke level resiko dan tindakan perbaikan. Selain itu juga terdapat fasilitas

database untuk menyimpan postur yang telah dihitung dan juga fasilitas cetak.

2.2.1 Kelebihan metode REBA

Berdasarkan Nexgen Ergonomi, Inc (Web, 2002) metode REBA ini memiliki

kelebihan-kelebihan yaitu :

- Dapat digunakan untuk menganalisa postur tubuh yang stabil ataupun

yang tidak stabil.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

28

- Metode yang cepat untuk menganalisa postur tubuh pekerja yang

menyebabkan ketidaknyamanan.

- Merupakan metode analisa yang peka terhadap resiko kerangka otot dalam

berbagai pekerjaan.

- Skor akhir REBA (Grand score) dapat digunakan untuk menganalisa

stasiun kerja yang membutuhkan perbaikan dengan segera.

- Teknik penilaian dengan membagi-bagi tubuh kedalam segmen-segmen

yang spesifik dengan memberi kode secara individual, dengan mengacu

pada bidang pergerakan.

2.2.2 Langkah-langkah melakukan metode REBA

Langkah-langkah sistematis untuk melakukan metode REBA adalah :

- Pengambilan data postur tubuh pekerja dengan menggunakan video.

- Penentuan sudut-sudut dari postur tubuh pekerja.

Postur tubuh pekerja dibagi menjadi dua, yaitu :

- Bagian A yang terdiri dari batang tubuh, leher, dan kaki

- Bagian B yang terdiri dari lengan atas, lengan bawah, dan

pergelangan tangan.

- Penentuan berat benda yang diangkat

- Perhitungan nilai REBA

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

29

2.2.3 Perhitungan REBA

Pada prinsipnya perhitungan REBA dilakukan dengan cara menjumlahkan

nilai yang telah dihitung pada bagian A dan juga pada bagian B sehingga didapatkan

nilai C, nilai pad bagian C kemudian ditambahkan dengan aktivitas yang lainnya

sehingga mendapatkan nilai akhir REBA.

Gambar 2.1 REBA Scoring

Sumber : Cornell REBA.pdf (Web, 2002)

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

30

- Bagian A

Batang Tubuh / Punggung

Batang tubuh atau punggung dapat melakukan gerakan berputar, menekuk,

keseamping, dan juga membentuk sudut <-20o sampai dengan >60o ketika

melakukan pekerjaan. Namun gerakan yang terbaik dengan ditandai nilai REBA

terkecil adalah ketika posisi batang tubuh netral, seperti yang terlihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 2.2 Pergerakan Batang Tubuh

Sumber : Nexgen Ergonomic, Inc (Web, 2002)

Gambar 2.3 Nilai Pergerakan Batang Tubuh

Sumber : Cornell REBA.pdf (Web, 2002)

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

31

Leher

Leher dapat melakukan pergerakan memutar kesamping, menunduk dan

membentuk sudut <-20o hingga 20o ketika melakukan pekerjaan. Namun posisi

leher yang terbaik dengan ditandai nilai REBA terkecil adalah ketika posisi leher

membentuk sudut 0o - 20o, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.4 Pergerakan Leher

Sumber : Nexgen Ergonomic, Inc (Web, 2002)

Gambar 2.5 NIilai Pergerakan Leher

Sumber : Cornell REBA.pdf (Web, 2002)

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

32

Kaki

Kaki dapat melakukan pergerakan stabil, tidak satabil, membentuk sudut

antara 30o hingga 60o dan juga lebih dari 60o ketika melakukan suatu pekerjaan.

pergerakan kaki stabil apabila kedua kaki mendapatkan tumpuan yang baik, dan

dikatakan tidak stabil apabila salah satu kaki atau bahkan kedua kaku tidak

mendapatkan tumpuan yang baik. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.6 Pergerakan kaki

Sumber : Nexgen Ergonomic, Inc (Web, 2002)

Gambar 2.7 Nilai Pergerakan Kaki

Sumber : Cornell REBA.pdf (Web, 2002)

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

33

- Bagian B

Lengan Atas

Lengan atas dapat membentuk sudut <-20o sampai dengan >+20o ketika

melakukan pekerjaan, selain itu lengan atas juga dapat terangkat dan disangga

dengan baik. Namun posisi lengan atas terbaik dengan ditandai nilai REBA

terkecil ketika lengan tidak terangkat dan disangga dengan baik, seperti yang

terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.8 Pergerakan Lengan Atas

Sumber : Nexgen Ergonomic, Inc (Web, 2002)

Gambar 2.9 Nilai Pergerakan Lengan Atas

Sumber : Cornell REBA.pdf (Web, 2002)

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

34

Lengan Bawah

Lengan bawah dapat membentuk sudut 0o sampai dengan 100o ketika

melakukan pekerjaan, semakin kecil sudut yang dibentuk maka posisi lengan

bawah semakin baik dengan ditandai nilai REBA terkecil. seperti yang terlihat

pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.10 Pergerakan Lengan Bawah

Sumber : Nexgen Ergonomic, Inc (Web, 2002)

Gambar 2.11 Nilai Pergerakan lengan bawah

Sumber : Cornell REBA.pdf (Web, 2002)

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

35

Pergelangan Tangan

Pergelangan tangan dapat membentuk sudut <-15o sampai dengan >+15o

ketika melakukan pekerjaan, selain itu lengan atas juga dapat melekuk dan

berputar. Namun posisi pergelangan tangan terbaik dengan ditandai nilai REBA

terkecil ketika lengan tidak berputar ketika melakukan pekerjaan, seperti yang

terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.12 Pergerakan Pergelangan Tangan

Sumber : Nexgen Ergonomic, Inc (Web, 2002)

Gambar 2.13 Nilai Pergerakan Pergelangan Tangan

Sumber : Cornell REBA.pdf (Web, 2002)

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

36

- Bagian C

untuk nilai bagian A, setelah menentukan besarnya nilai dari pergerakan

masing-masing bagian tubuh yang sesuai (batang tubuh, leher, dan juga kaki)

ditambahkan berat benda yang bervariasi antara 0 kg sampai dengan >10 kg. Untuk

Besarnya nilai ditunjukan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1 Perhitungan Nilai Bagian A

Sumber : Cornell REBA.pdf (Web, 2002)

Untuk nilai bagian B, setelah menentukan besarnya nilai dari pergerakan

masing-masing bagian tubuh yang sesuai (lengan atas, lengana bawah, dab

pergelangan tangan) ditambahkan dengan pegangan atau coupling yang bervariasi

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

37

mulai dari good sampai acceptable, untuk besarnya nilai ditunjukan pada tabel

dibawah ini.

Tabel 2.2 Perhitungan Nilai Bagian B

Sumber : Cornell REBA.pdf (Web, 2002)

Nilai pada bagian C didapatkan dengan menjumlahkan nilai bagian A dan

nilai bagian B. Nilai bagian C yang telah didapat dijumlahkan kembali dengan

activity score untuk mendapatkan nilai grand score. Grand score inilah yang

dipergunakan untuk melihat apakah stasiun kerja tersebut perlu diperbaiki segeraa

atau tidak.Untuk besarnya nilai ditunjukan pada tabel dibawah ini.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

38

Tabel 2.3 Perhitungan Nilai Bagian C

Sumber : Cornell REBA.pdf (Web, 2002)

Tabel 2.4 Nilai Total REBA

Sumber : Cornell REBA.pdf (Web, 2002)

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

39

2.3 Anthropometri

2.3.1 Pengertian Anthropometri

Istilah Anthropometri berasal dari kata “anthro” yang berarti manusia dan

“metri”yang berarti ukuran. Menurut Nurmianto (1996, p50), Anthropometri adalah

satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik ukuran tubuh

manusia, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari ata tersebut untuk penangan

masalah desain.

Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dan

sebagainya) berat dan lain-lain yang berbeda antara satu dengan lainnya. Secara luas,

antropometri akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam

memerlukan interaksi manusia. Data Anthropometri akan diaplikasikan secara luas

antara lain dalam hal :

Perancangan area kerja.

Perancangan peralatan kerja.

Perancangan produk konsumtif.

Perancangan lingkungan kerja fisik.

Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan menentukan

bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan dengan produk yang dirancang dan

manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut. Dengan ini,

maka perancang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari

populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangannya tersebut.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

40

Secara umum, sekurang-kurangnya 90% : 95% dari populasi yang menjadi

target dalam kelompok pemakai suatu produk haruslah mampu menggunakannya

dengan selayaknya. Contohnya adalah kursi mobil, di mana dirancang secara

fleksibel, dapat digerakkan maju-mundur dan sudut sandarannya dapat pula dirubah

untuk menciptakan posisi yang nyaman.

Pada dasarnya peralatan yang dibuat dengan mengambil referensi dimensi

tubuh tertentu jarang sekali bisa mengakomodasikan seluruh range ukuran tubuh dari

populasi yang akan memakainya. Kemampuan penyesuaian (adjustability) suatu

produk merupakan satu prasyarat yang amat penting dalam proses perancangannya

terutama untuk produk-produk yang berorientasi ekspor.

2.3.2 Data Anthropometri

Pada umumnya ukuran dan dimensi tubuh manusia berbeda-beda, hal ini

dikarenakan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia,

menurut Nurmianto (1996, p48) faktor-faktor tersebut adalah :

Jenis Kelamin

Dimensi ukuran tubuh laki-laki pada umumnya akan lebih besar

dibandingkan dengan wanita, kecuali untuk bagian-bagian tertentu seperti

pinggul dan lain sebagainya.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

41

Suku/ bangsa (ethnic)

Variasi diantara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal

yang tidak kalah pentingnya terutama karena meningkatnya jumlah angka

migrasi dari satu negara ke negara lainnya.

Umur

Ukuran tubuh manusia berbeda-beda menurut usia, semakin

bertambah dewasa, semakin bertambah pula ukurannya sampai batas usia

dewasa. Namun setelah menginjak usia dewasa, tinggi badan manusia

mempunyai kecendrungan menurun, antara lain disebabkan karena

berkurangnya elastisitas tulang belakang.

Jenis Pekerjaan

Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan

khusus, seperti : buruh pelabuhan harus memiliki postur tubuh yang

relative besar dibandingkan dengan buruh pabrik pada umumnya.

Pakaian

Jenis pakaian juga berdasarkan iklim atau musim yang berbeda tiap

tempat terutama daerah yang memiliki empat musim.

Kehamilan

Faktor ini jelas mmepunyai pengaruh perbedaan yang berarti

dibandingkan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan

anailisis perancangan produk dab analisis perancangan kerja.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

42

Cacat Tubuh

Suatu perkembangan yang menggembirakan yaitu dengan

diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas akomodasi

untuk penderita cacat sehingga mereka ikut merasakan kesamaan dalam

penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomic dalam masyarakat.

Posisi tubuh (posture)

Posisi tubuh (posture) berpengaruh terhadap ukuran tubuh, oleh sebab

itu posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran. Ada 2

cara pengukuran tubuh yaitu:

• Pengukuran dimensi struktur tubuh (structural body dimension)

Pada pengukuran ini, tubuh diukur dalam berbagai posisi standar

dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Istilah lain dari

pengukuran tubuh dengan cara ini adalah “static anthropometry”.

Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi

berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk,

ukuran kepala, tinggi/ panjang lutut pada saat berdiri/ duduk,

panjang lengan dan sebagainya. Ukuran dalam hal ini diambil

dengan percentile tertentu seperti 5-th dan 95 th percentile.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

43

• Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh (Functional Body

Dimensions)

Pada pengukuran ini dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat

berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan

dengan kegiatan yang harus diselesaikan. Cara pengukuran

semacam ini akan menghasilkan data “dynamic anthropometry”.

Anthropometri dalam posisi tubuh melaksanakan fungsinya yang

dinamis akan banyak diaplikasikan dalam proses perancangan

fasilitas ataupun ruang kerja.

Data anthropometri baru dapat ditentukan apabila tersedia nilai rata-rata dan

jug standar deviasi yang berdistribusi normal. Untuk nilai persentil dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 2.5 Perhitungan persentil

Sumber : Nurmianto (1996, p51)

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

44

2.3.3 Prinsip Perancangan dengan Data Anthropometri

Agar rancangan suatu produk nantinya dapat sesuai dengan ukuran tubuh

manusia yang akan mengoperasikannya, maka diperlukan prinsip-prinsip yang

diambil dalam aplikasi data anthropometri, yaitu antara lain:

a. Prinsip Perancangan Produk Bagi Individu Dengan Ukuran Yang Ekstrim

Pada prinsip ini, rancangan produk dibuat agar dapat memenuhi 2 sasaran

produk, antara lain :

• Dapat sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi

ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil apabila dibandingkan

dengan rata-ratanya.

• Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain

(mayoritas dari populasi yang ada).

Agar dapat memenuhi sasaran pokok tersebut, maka ukuran yang

diaplikasikan ditetapkan dengan cara :

• Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan

produk umumnya didasarkan pada nilai percentile yang terbesar

seperti 90-th, 95-th atau 99-th percentile.

• Untuk dimensi maksimum yang harus ditetapkan adalah berdasarkan

nilai percentile yang paling rendah (1-th, 5-th,10-th percentile) dari

distribusi data anthropometri yang ada.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

45

Secara umum, aplikasi data anthropometri untuk perancangan produk atau

fasilitas kerja akan menetapkan nilai 5-th percentile untuk dimensi maksimum

dan 95-th percentile untuk dimensi minimum.

b. Prinsip Perancangan Produk Yang Bisa Dioperasikan Di Antara Rentang Ukuran

Tertentu

Pada prinsip ini, rancangan dapat diubah-ubah ukurannya sehingga cukup

fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran

tubuh. Contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil

dimana dalam hal ini letaknya dapat digeser maju/ mundur dan sudut sandarannya

dapat berubah-ubah sesuai dengan yang diinginkan.

c. Prinsip Perancangan Produk Dengan Ukuran Rata-rata

Pada prinsip ini, rancangan produk didasarkan terhadap rata-rata ukuran

manusia. Produk dirancang dan dibuat untuk mereka yang beukuran sekitar rata-

rata, sedangkan bagi mereka yang memiliki ukuran ekstrim akan dibuatkan

rancangan sendiri.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengumpulkan data anthropometri

adalah :

Tetapkan anggota tubuh yang akan melakukan perancangan yang akan

dilakukan.

Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan

tersebut.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

46

Tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan

dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.

Terapkan prinsip ukuran yang harus diikuti (misal: apakan rancangan

tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang

fleksibel ataukah ukuran rata-rata).

Tentukan persentil yang akan digunakan untuk perancangan dan nilai

ukurannya dari tabel data anthropometri yang sesuai.

2.3.4 Metoda Pengukuran Anthropometri

Metoda Ukur Dengan Anthropometer

Dalam metoda ini, pengukuran dilakukan dengan mengunakan data

anthropometri, dimana ketika kita akan merancang produk, digunakan

perhitungan yang sudah baku yaitu dengan menggunakan percentile, baik

percentile besar (90-th, 95-th, 99-th) maupun percentile kecil (5-th,10-th)

tergantung dengan produk yang akan kita desain. Contoh: Mendesain sebuah

pintu. Data rata-rata tinggi orang Indonesia sudah tersedia sehingga kita

tinggal menghitungnya saja yaitu dengan menggunakan percentile besar (95-

th) sehingga orang yang memiliki tinggi di atas rata-rata pun dapat melewati

tinggi pintu tersebut apalagi untuk orang yang pendek.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

47

Metoda Ukur Tukang Jahit

Dalam metoda ini, pengukuran dilakukan dengan mengukur satu

persatu sumber data, setelah itu baru kita olah menjadi data yang dapat

digunakan sebagai patokan untuk membandingkan sesuatu. Setelah diolah

menjadi data, ukuran dari sumber data tersebut tidak dapat digunakan lagi

untuk membuat fasilitas kerja yang sama di tempat yang lain. Apabila kita

mengukur dengan menggunakan metode ini, ketika kita mendesain sesuatu

produk harus sesuai dengan pengguna produk tersebut (pemakainya).

2.4 Kuisioner Nordic Body Map

Kuisioner Nordic merupakan kuisioner yang paling sering digunakan untuk

mengetahui ketidaknyamanan atau kesakitan pada tubuh. Kuisioner ini dikembangkan

oleh Kuorinka (1987) dan Dickinson (1992). Kuisioner ini menggunakan gambar

tubuh manusia yang sudah dibagi menjadi 9 bagian utama yaitu :

-Leher - Punggung bagian bawah

-Bahu - Tangan & Pergelangan tangan

-Punggung bagian atas - Pantat & Pinggang

-Siku - Lutut

-Tumit & kaki

Responden yang mengisi kuisioner diminta untuk memberikan tanda ada

tidaknya gangguan pada bagian-bagian tubuh tersebut.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

48

2.5 Prinsip Desain Tempat Kerja

Menentukan ketinggian permukaan kerja berdasarkan ketinggian siku.

Ketinggian permukaan kerja seharusnya berdasarkan kenyamanan pekerja

ketika melakukan kerja. Lengan atas bergantung kebawah secara natural dan siku

membentuk sudut 90o sehingga lengan depan paralel dengan lantai. Apabila

permukaan kerja terlalu tinggi maka akan menyebabkan bahu mengalami cidera.

Dan apabila permukaan kerja terlalu rendah maka akan menyebabkan punggung

mengalami cidera.

Gambar 2.14 Menentukan Ketinggian Permukaan Kerja

Sumber : Niebel (2003, p187)

Sesuaikan ketinggian permukaan kerja berdasarkan performa kerja.

Untuk perakitan yang melibatkan pengangkatan komponen berat, sebaiknya

apabila menurunkan permukaan kerja sebesar 8 inch (20cm) agar otot punggung

lebih kuat. Dan untuk perakitan yang melibatkan pengamatan yang lebih detail,

sebaiknya apabila meninggikan permukaan kerja sebesar 8 inch (20cm) agar benda

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

49

lebih dekat kepada garis optimum pandangan sebesar 15o. Seperti yang terlihat pada

gambar dibawah ini.

Gambar 2.15 Rekomendasi Dimensi Stasiun Kerja Berdiri

Sumber : Niebel (2003, p188)

Menyediakan kursi yang nyaman bagi operator.

Posisi duduk yang salah menyebabkan beban statis pada kaki dan akibatnya

energi yang dikeluarkan tidak sedikit. Pada saat duduk, pelvis memutar kebelakang

sehingga beban pada lumbar bertambah. Maka dari itu penting untuk menyediakan

sandaran pada kursi untuk mensuport lumbar. Cara lain untuk mengurangi beban

adalah menjaga sudut yang dibentuk antara pinggul dan paha agar tidak terlalu

besar.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

50

Gambar 2.16 Six Basic Seating Postures

Sumber : Niebel (2003, p187)

Melengkapi kursi yang dapat disesuaikan

Sebaiknya kursi dilengkapi pengatur, agar pekerja dapat mengatur sendiri

ketinggian kursi yang sesuai dengan ukuran tubuh mereka. Kursi yang terlalu tinggi

menyebabkan ketidaknyamanan pada bagian paha. Sedangkan kursi yang terlalu

rendah menyebabkan lutut tidak nyaman, dan membuat sudut yang dibentuk

punggung bertambah.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

51

Gambar 2.17 Postur Tulang Belakang Berdiri dan Duduk

Sumber : Niebel (2003, p190)

Membuat stasiun kerja lebih fleksibel

Stasiun kerja sebaiknya didesain agar dapat digunakan dalam posisi duduk

dan berdiri. Dikarenakan postur tubuh manusia tidak di desain untuk duduk dalam

waktu yang lama. Postur tubuh yang kaku juga mengurangi aliran darah ke otot

sehingga menyebabkan fatique.

Menempatkan seluruh alat dan material dalam area kerja yang normal

Pada setiap gerakan, jarak sangat berpengaruh. Semakin besar jarak yang

ditempuh, semakin besar tenaga, waktu dan kontrol yang dikeluarkan. Maka dari itu

penting untuk mengurangi jarak. Selain itu ada baiknya seluruh alat dan material

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00477-TI Bab 2.pdf · manajemen dan perancangan. Ergonomi disebut juga ... dapat berperan

52

ditempatkan pada tempat yang pasti agar dapat mengurangi waktu mencari alat

teresebut.

Gambar 2.18 Jarak Normal dan Maksimum Area Kerja

Sumber : Niebel (2003, p194)