BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf ·...

24
11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Banyak pakar yang telah merumuskan definisi dari investasi. Sharpe et all (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan aset yang dimiliki sekarang guna mendapatkan aset pada masa mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang lebih besar. Sedangkan Jones (2004) mendefinisikan investasi sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang. Definisi yang lebih lengkap diberikan oleh Reilly dan Brown, yang mengatakan bahwa investasi adalah komitmen mengikatkan aset saat ini untuk beberapa periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu mengkompensasi pengorbanan investor berupa: 1. Keterikatan aset pada waktu tertentu 2. Tingkat inflasi 3. Ketidaktentuan penghasilan pada masa mendatang.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf ·...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Investasi

2.1.1 Pengertian Investasi

Banyak pakar yang telah merumuskan definisi dari investasi. Sharpe et all

(1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

aset yang dimiliki sekarang guna mendapatkan aset pada masa mendatang yang tentu

saja dengan jumlah yang lebih besar.

Sedangkan Jones (2004) mendefinisikan investasi sebagai komitmen

menanamkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada

masa mendatang.

Definisi yang lebih lengkap diberikan oleh Reilly dan Brown, yang mengatakan

bahwa investasi adalah komitmen mengikatkan aset saat ini untuk beberapa periode

waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu mengkompensasi

pengorbanan investor berupa:

1. Keterikatan aset pada waktu tertentu

2. Tingkat inflasi

3. Ketidaktentuan penghasilan pada masa mendatang.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

12

Dari definisi yang disampaikan ketiga pakar investasi tersebut kita bisa menarik

pengertian investasi, bahwa untuk bisa melakukan suatu investasi harus ada unsur

ketersediaan dana (aset) pada saat sekarang, kemudian komitmen mengikatkan dana

tersebut pada obyek investasi (bisa tunggal atau portofolio) untuk beberapa periode

(untuk jangka panjang lebih dari satu tahun) di masa mendatang.

Selanjutnya, setelah periode yang diinginkan tersebut tercapai (jatuh tempo)

barulah investor bisa mendapatkan kembali asetnya, tentu saja dalam jumlah yang

lebih besar, guna mengkompensasi pengorbanan investor seperti yang diungkapkan

Reilly dan Brown. Namun tidak ada jaminan pada akhir periode yang ditentukan

investor pasti mendapati asetnya lebih besar dari saat memulai investasi. lni terjadi

karena selama periode waktu menunggu itu terdapat kejadian yang menyimpang dari

yang diharapkan. Dengan demikian, selain harus memiliki komitmen mengikatkan

dananya, investor juga harus bersedia menanggung risiko.

(http://www.marketivaasia.com/definisi-dan-pengertian-investasi/)

Dengan kata lain yang lebih sederhana, investasi adalah cara seseorang untuk

mengelola uangnya baik itu dengan dibelikan properti, ditabung atau ditanam ke

dalam suatu usaha dengan tujuan mendapat keuntungan setelah masa atau periode

yang ditentukan sebelumnya.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

13

2.1.2 Bentuk-bentuk investasi

Dalam kehidupan sehari-hari ada beberapa bentuk investasi yang kita ketahui,

diantaranya yaitu :

a. Investasi property

Investasi property ini dapat berupa penanaman sejumlah uang dalam bentuk

barang atau benda yang mempunyai nilai. Investasi seperti ini yang paling

sering ditemukan adalah investasi dalam bentuk emas, rumah ataupun tanah.

b. Investasi ekuitas

Investasi ekuitas ini umumnya berhubungan dengan pembelian dan

menyimpan saham pada suatu pasar modal oleh individu, dan dana dalam

mengantisipasi pendapatan dari deviden dan keuntungan modal sebagaimana

nilai saham meningkat. Hal tersebut juga terkadang berkaitan dengan akuisisi

saham (kepemilikan) dengan turut serta dalam suatu perusahaan swasta

(tidak tercatat di bursa) atau perusahaan baru (suatu perusahaan sedang

dibuat atau baru dibuat). Ketika investasi dilakukan pada perusahaan yang

baru, hal itu disebut sebagai investasi modal ventura dan pada umumnya

mempunyai risiko lebih besar dari pada investasi saham yang tercatat di

bursa.

2.1.3 Risiko Investasi

Investasi selain dapat menambah penghasilan (income) juga dapat membawa

risiko keuangan bilamana investasi tersebut gagal. Kegagalan investasi disebabkan

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

14

oleh banyak hal, di antaranya adalah faktor keamanan (baik dari bencana alam atau

diakibatkan faktor manusia), ketertiban hukum, dan lain-lain. Terdapat tiga risiko

yang dapat terjadi apabila melakukan investasi, yaitu :

a. Turunnya nilai investasi

Risiko yang paling ditakuti orang ketika berinvestasi umumnya adalah

"Apakah uang saya akan hilang?" Kebanyakan orang mungkin menjawab

"tidak" kalau ditanya seperti itu. Karena tidak ada orang yang mau

kehilangan uangnya. Akan tetapi, setiap investasi pasti ada resikonya. Ada

produk investasi yang risikonya cukup besar, ada yang sedang, dan ada yang

risiko nya relatif kecil.

b. Sulitnya produk investasi itu dijual

Risiko kedua yang dapat terjadi ketika berinvestasi adalah apakah produk

investasi yang dibeli itu mudah untuk dijual/diuangkan kembali. Beberapa

orang mungkin senang berinvestasi ke dalam emas karena emas dianggap

mudah dijual kembali. Jadi sebelum memutuskan untuk berinvestasi,

sebaiknya diketahui lebih dulu seberapa mudah produk investasi bisa dijual

kembali.

c. Hasil investasi yang diberikan tidak sebesar kenaikan harga barang dan jasa

Bayangkan jika Anda berinvestasi di deposito yang memberikan bunga 10

persen setahun, sedangkan dalam setahun harga barang dan jasa malah naik

15 persen? Hal ini seringkali terjadi, bukan karena terlalu tingginya kenaikan

harga barang dan jasa, tetapi karena produk yang dipilih itu sendiri belum

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

15

tentu sesuai. Mungkin beberapa dari perusahaan menginginkan produk

investasi yang aman dan konservatif. Tetapi konsekuensinya adalah bahwa

hasil investasi yang didapat mungkin saja tidak bisa menyamai kenaikan

harga barang dan jasa. Kalau hal ini terus terjadi dari tahun ke tahun, maka

investasi yang dilakukan akan gagal dan perusahaan terancam bangkrut.

(http://www.semuabisnis.com/articles/53/1/3-Resiko-Investasi/Page1.html)

2.1.4 Produk Investasi

Secara umum, produk investasi dikelompokkan berdasarkan hasilnya menjadi 2

golongan yaitu:

1. Produk Investasi Pendapatan Tetap (fixed income investment), yaitu produk

investasi yang sudah pasti memberikan pendapatan (biasanya disebut bunga),

dan uang yang diinvestasikan tidak akan berkurang nilainya. Contoh : Deposito

dan Tabungan di Bank.

2. Produk Investasi Pertumbuhan (growth income investment), yaitu produk

investasi yang tidak memberikan hasil pasti berupa bunga, tetapi hanya

memberikan hasil apabila dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Contoh :

saham, emas, rumah, barang-barang koleksi, mata uang asing. Resiko produk

seperti ini adalah uang yang diinvestasikan bisa berkurang nilanya apabila

produk investasi itu dijual dengan harga yang lebih rendah dibanding dengan

harga ketika membelinya.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

16

2.1.5 Proses Keputusan Investasi

Proses keputusan investasi merupakan keputusan yang berkesinambungan (on

going process) dengan tahap-tahap sebagai berikut :

Penentuan Tujuan berinvestasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan tujuan berinvestasi yaitu

jangka waktu investasi (panjang/pendek) dan berapa target return yang ingin

dicapai.

Penentuan Kebijakan Investasi

Investor harus mengerti karakter resiko (risk profile) masing-masing apakah

seorang yang mau mengambil risiko atau menghindari risiko, berapa banyak

dana yang akan diinvestasikan, serta pengetahuan akan pasar modal.

Pemilihan strategi portofolio dan aset

Setelah mengetahui tahapan proses keputusan investasi pada point 1 dan 2 di

atas, maka kita dapat membentuk suatu portofolio yang diharapkan efisien dan

optimal.

Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio

Mengukur kinerja portofolio yang telah dibentuk, apakah sudah sesuai dengan

tujuan. Alat yang digunakan untuk mengukur kinerja portofolio yang cukup

populer diantaranya yaitu Sharpe’s measures, Treynor’s measures dan Jensen

measures.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

17

2.2 Alat Analisis Pemulihan Investasi

2.2.1 Metode Payback Period

Metode Payback Period adalah suatu metode analisa kelayakan investasi untuk

menilai kelayakan suatu investasi dihitung berdasarkan jangka waktu pemilihan

modal yang diinvestasikan, dan biasanya dinyatakan dalam satuan tahun untuk

pengembalian investasi tersebut. Ada dua macam acuan yang digunakan untuk

menghitung jangka waktu pengembalian investasi tersebut, yaitu metode arus

kumulatif dan metode arus rata-rata.

1. Metode arus kumulatif

Metode arus kumulatif digunakan jika arus kas proyek tidak seragam atau

berubah-ubah. Dalam hal ini digunakan rumus sebagai berikut :

Payback Period =

Keterangan :

Cf = Biaya pertama

An = Aliran kas pada tahun n

n = Tahun pengembalian ditambah 1

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

18

2. Metode arus rata-rata

Sedangkan metode arus rata-rata digunakan jika arus kas proyek sama

besarnya dari tahun ke tahun selama usia ekonomis proyek. Untuk

perhitungan rumusnya adalah sebagai berikut :

Payback Period = Cf

A

Keterangan :

Cf = Biaya pertama

A = Aliran kas bersih (neto) per tahun

Untuk Kriteria kelayakan dari metode Payback Period ini adalah :

Proyek dikatakan layak jika jangka waktu pengembalian investasi lebih

pendek dari umur ekonomis proyek.

Proyek dikatakan tidak layak jika jangka waktu pengembalian investasi lebih

lama dari umur ekonomis proyek.

2.2.2 Metode Net Present Value (NPV)

Net Present Value adalah suatu metode kelayakan investasi yang menyelaraskan

nilai yang akan datang menjadi nilai sekarang dengan melalui pemotongan arus kas

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

19

menggunakan faktor pengurang (diskonto) pada tingkat biaya modal tertntu yang

diperhitungkan. Apabila arus kas tidak seragam dari periode ke periode berikutnya,

maka digunakan rumus berikut untuk menghitungnya :

PVt = At (1 + i)-t

Keterangan :

PVt = Nilai sekarang dari arus kas periode ke -t

At = Arus kas nominal pada periode ke -t

i = Tingkat bunga yang diperhitungkan

t = Periode 1,2,…, n

Sedangkan perhitungan untuk nilai sekarang total adalah sebagai berikut :

TPV =

Keterangan :

TPV = Nilai sekarang total

= Nilai Sekarang arus kas A setiap periode ke -t

Untuk perhitungan net present value (NPV) adalah sebagai berikut :

NPV = -Io + TPV

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

20

Keterangan :

NPV = Net present value

Io = Nilai sekarang investasi inisial

TPV = Nilai sekarang total

Kriteria kelayakan dari metode Net Present Value (NPV) ini adalah sebagai

berikut:

Proyek layak jika net present value bertanda positif (NPV > 0)

Proyek tidak layak jika net present value bertanda negatif (NPV < 0)

Kelebihan dari metode Net Present Value (NPV) adalah sebagai berikut :

Memasukkan faktor nilai waktu dari uang.

Mempertimbangkan semua aliran kas proyek.

Mengukur besaran absolute dan bukan relatif, sehingga mudah mengikuti

kontribusinya terhadap usaha peningkatan kekayaan perusahaan atau

pemegang saham.

2.2.3 Metode Profitability Index (PI)

Metode Profitability Index dilakukan untuk menghitung perbandingan nilai

sekarang arus kas masuk total (TPV) dengan nilai sekarang investasi inisial (Io).

Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :

PI = TPV

Io

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

21

Keterangan :

PI = Profitability index

TPV = Nilai sekarang arus masuk total

Io = Nilai sekarang pengeluaran investasi inisial

Karakteristik untuk metode Profitability Index adalah :

Proyek dapat dikatakan layak jika profitability index lebih besar dari 1 (PI>1).

Proyek dikategorikan tidak layak jika profitability index lebih kecil dari 1

(P<1).

Sedangkan kelebihan dari metode ini adalah :

Memperhitungkan nilai waktu dari uang atau arus kas.

Mempertimbangkan seluruh arus kas selama usia ekonomis proyek.

Memperhitungkan nilai sisa proyek.

Menyajikan data surplus arus kas terhadap nilai investasi inisial. Jika hasil

bagi NPV dengan Io positif, maka dinilai surplus dan sebaliknya.

2.2.4 Metode Internal Rate of Return (IRR)

Metode Internal Rate of Return adalah suatu perhitungan arus pengembalian

internal dengan menghitung jumlah NPV aliran kas masuk sama dengan NPV aliran

kas keluar dalam periode waktu tertentu. Rumus perhitungan IRR adalah sebagai

berikut :

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

22

Keterangan :

(C)t = Aliran kas masuk pada tahun t

(Co)t = Aliran kas keluar pada tahun t

i = Arus pengembalian (diskon)

n = Tahun

Sementara itu untuk mendapatkan nilai IRR dengan menggunakan rumus

interpolasi sebagai berikut :

IRR = p% + Δ1

(q% - p%) Δ2

Keterangan :

p% = Persen tingkat bunga yang lebih kecil daripada perkiraan IRR

q% = Persen tingkat bunga yang lebih besar daripada IRR

Δ1 = Faktor diskon kumulatif untuk p% pada n yang sesuai dikurangi

dengan masa pemulihan modal.

Δ2 = Faktor diskon kumulatif untuk p% pada n yang sesuai dikurangi

dengan faktor diskon kumulatif untuk q% pada n yang sesuai.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

23

Kriteria kelayakan untuk metode IRR ini adalah :

IRR > arus pengembalian (i) yang diinginkan (required rate of return –RRR),

maka proyek layak untuk dijalankan.

IRR < arus pengembalian (i) yang diinginkan (required rate of return –RRR),

maka proyek tidak layak untuk dijalankan.

Membandingkan nilai NPV dan IRR akan menghasilkan kesimpulan sebagai

berikut :

1. Membarikan hasil kesimpulan yang sama

Kedua kriteria akan memberikan hasil ranking yang sama terhadap layak atau

tidaknya usulan suatu investasi, dengan catatan sebagai berikut :

- Aliran kas investasi harus mengikuti pola yang sejenis (aliran keluar pada

masa awal dan selanjutnya aliran kas masuk berkesinambungan sampai

akhir umur investasi).

- Proyek harus berdiri sendiri daan bukan proyek yang bersifat saling

meniadakan

2. Membarikan hasil kesimpulan yang berbeda

Kriteria yang satu dapat memberikan keputusan yag ditolak atau diterima

yang berbeda dengan kriteria yang lain bilamana terdapat hal-hal berikut :

- Pola aliran kas proyek tidak sejenis, terjadi beberapa kali perubahan tanda

(+) dan (-).

- Proyek-proyek bersifat saling meniadakan.

- Proyek-proyek memiliki ukuran atau skala ukuran yang banyak berbeda.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

24

2.2.5 Metode Return On Investment (ROI)

Pengembalian atas investasi atau Return On Investment (ROI) adalah persentase

nilai perbandingan dari pemasukan (income) per tahaun terhadap dana investasi. ROI

akan memberikan suatu indiksi profitabilitas dari investasi yang dilakukan. Adapun

rumus yang dapat digunakan untuk melakukan analisis ROI yaitu :

ROI = Pemasukan (Income)

x 100% Investasi

Semakin besar nilai ROI yang didapat, maka akan semakin disukai oleh investor.

Pemakaian metode ROI harus menentukan terlebih dahulu berapa nilai suku bunga

(faktor diskonto) yang digunakan sebagai patokan. Apabila ROI yang didapat

menghasilkan nilai lebih besar dari suku bunga (faktor diskonto), maka usulan

investasi layak untuk disetujui.

2.2.6 Metode Return On Equity (ROE)

Kartadinata (1993:68) menyatakan bahwa: “Return On Equity (ROE) merupakan

rasio laba bersih terhadap net worth untuk mengukur tingkat keuntungan yang

diperoleh para investor atas penanaman modal yang dilakukan dalam perusahaan”.

Secara umum ROE dapat dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak

Jumlah Modal Sendiri

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

25

2.2.7 Metode Return On Total Assets (ROTA)

Husnan dan Pudjiastuti (2004:72) menyatakan bahwa: “Return On Total Assets

(ROTA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan aktiva perusahaan dalam

memperoleh laba dari operasional perusahaan (perbandingan antara laba bersih

dengan total aktiva yang tertanam dalam perusahaan)”. Secara umum ROE dapat

dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

ROTA = Laba Bersih

Total Aktiva

2.3 Ekonomi Teknik

Ekonomi teknik adalah disiplin ilmu yang ditujukan untuk menganalisa aspek-

aspek ekonomi dari usulan investasi atau proyek yang bersifat teknis. Proyek atau

investsi yang dimaksud disini bisa diartikan sebagai sebuah produk, sebuah alat,

sebuah mesin, atau bahkan sebuah kawasan industri sekalipun. Adapun bahasan

ekonomi teknik yang dibahas disini adalah mengenai arus kas dan depresiasi.

2.3.1 Arus Kas (Cash Flow)

1. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas (cash flow) adalah laporan yang menggambarkan tentang

posisi kas perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Laporan arus kas

meliputi laporan yang berisi siklus kas perusahaan yang digolongkan kedalam

tiga golongan aktivitas normal suatu perusahaan, yaitu :

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

26

- arus kas dari aktivitas operasi

- arus kas dari aktivitas investasi

- arus kas dari aktuvitas pendanaan (finansial).

Bentuk laporan arus kas setiap perusahaan berbeda, walaupun pada

dasarnya sama yaitu menggambarkan aktivitas kas selama periode tertentu. Ini

tergantung kebijakan dari manajemen perusahaan.

2. Fungsi Arus Kas

Laporan Arus Kas (Cash Flow), diwajibkan oleh Statement of Finansial

acounting Standard No. 95, memberikan satu langkah besar kedepan dalam

pengukuran akuntansi dan pengungkapan, karena sangat relefan bagi pemakai

laporan keuangan. Bukti yang cukup telah diberikan bertahun-tahun oleh

setiap perusahaan yang memiliki ukuran struktur dan jenis operasi bisnis yang

dapat diterima, bahwa mungkin satu perusahaan yang memiliki ukuran

struktur dan laba bersih yang sehat, tetapi tidak memiliki uang tunai untuk

membauar karyawan, supplier dan Bank.

Laporan Arus Kas yang menggantikan laporan perubahan posisi keuangan

pada tahun 1988, memberikan informasi tentang kas masuk dan kas keluar

selama satu periode akuntansi. Dalam laporan arus kas dibagi menjadi :

- Aktivitas operasi (Operating Activity).

- Aktivitas investasi (invested Activity).

- Akrivitas pendanaan (Fund Financing).

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

27

Angka laba bersih yang positif dalam laporan laba rugi akhir tidal akan

berarti banyak, kecuali perusahaan dapat mengubah laba itu menjadi uang

tunai dan sumber satu-satunya dalan laporan keuangan untuk mengetahui

tentang uang tunai yang dihasilkan adalah laporan Arus Kas (Cash Flow).

3. Tujuan Penyusunan Arus Kas

Tujuan utama pembutan laporan arus kas adalah menyediakan informasi

yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan

selama satu periode. Untuk meraih tujuan ini, laporan arus kas melaporkan

kas yang mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan selama satu

periode transaksi investasi dan pembiayaan (invested and financial).

(http://rhekamaubikinfortofolio.blogspot.com/2009/12/pengertian-cash-flow-

penyusunannya.html)

2.3.2 Depresiasi

Depresiaisi adalah salah satu faktor yang sangat penting dipertimbangkan dalam

studi ekonomi teknik. Walaupun depresiasi tidak berupa aliran kas, namun besar dan

waktunya akan mempengaruhi pajak yang akan ditanggung oleh perusahaan.

Pengetahuan yang baik tentang depresiasi akan sangat membantu dalam mengambil

keputusan yang berkaitan dengan investasi.

Depresiasi pada dasarnya adalah penurunan nilai suatu property atau aset karena

waktu dan pemakaian. Depresiasi pada suatu aset biasanya disebabkan karena satu

atau lebih faktor-faktor berikut :

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

28

1. Kerusakan fisik akibat pemakaian dari alat atau property tersebut.

2. Kebutuhan produksi atau jasa yang lebih baru dan lebih besar.

3. Penurunan kebutuhan produksi atau jasa.

4. Properti atau aset tersebut menjadi usang karena adanya perkembangan

teknologi.

5. Penemuan fasilitas-fasilitas yang bisa menghasilkan produk yang lebih baik

dengan ongkos lebih rendah dan tingkat keselamatan yang lebih memadai.

Adapun beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu aset atau properti bias

didepresiasi, antara lain :

1. Harus digunakan untuk keperluan bisnis atau memperoleh pengkasilan.

2. Umur ekonomisnya dapat dihitung.

3. Umur ekonomisnya lebih dari satu tahun.

4. Merupakan sesuatu yang nilainya menurun karena sebab-sebab alamiah.

Metode depresiasi garis lurus didasarkan atas asumsi bahwa berkurangnya nilai

suatu aset secara linier (proporsional) terhadap waktu atau umur dari aset tersebut

Dt = P - S

A

Dt = besarnya depresiasi pada tahun ke-t

P = nilai awal dari investasi

S = nilai sisa dari investasi tersebut

N = masa pakai (umur) investasi dalam tahun.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

29

2.4 Biaya Produksi

2.4.1 Pengertian Biaya Produksi

Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi, sebab biaya

produksi merupakan masukan atau input yang dikalikan dengan harganya. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa biaya produksi adalah semua pengeluaran atau

semua beban yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis

barang atau jasa yang siap untuk dipakai konsumen.

Biaya produksi atau operasional dalam sistem industri memainkan peran yang

sangat penting, karena dapat menciptakan keunggulan kompetitif dalam persaingan

antar industri dalam pasar global. Hal ini disebabkan proporsi biaya produksi dapat

mencapai sekitar 70% – 90% dari biaya total penjualan secara keseluruhan, sehingga

reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan membuat harga jual yang

ditetapkan oleh produsen menjadi lebih kompetitif.

2.4.2 Pengendalian Biaya Produksi

Pengendalian biaya produksi adalah merupakan suatu tanggung jawab penting

untuk dapat menghasilkan produk bermutu secara ekonomi sesuai dengan yang

dijadwalkan, mengakibatkan pemuasan kebutuhan pelanggan dan menghasilkan

pengambilan yang sesuai bagi para pemegang saham perusahaan.

Pengendalian biaya produksi harus mengembangkan suatu sistem penghitungan

biaya yang akan mengendalikan sumber daya dan menyediakan informasi akuntansi

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

30

yang cukup untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan banyak masalah

produksi yang terlibat.

Tujuan dasar dari penetapan suatu sistem biaya, yaitu:

1. Untuk pengendalian biaya.

2. Untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan (performance).

3. Untuk penetapan harga.

4. Untuk penilaian persediaan.

Faktor yang mempengaruhi penetapan pengendalian bahan adalah :

1. Metode produksi yang dipergunakan.

2. Jenis dan nilai bahan (kerugian/pemborosan)

3. Tingkat sejauh mana laporan biaya dipergunakan oleh manajemen untuk tujuan

pengendalian biaya.

(http://www.scribd.com/doc/16618686/Pengendalian-Biaya-Produksi)

2.4.3 Strategi Pengendalian Biaya Produksi

Beberapa strategi dalam pengendalian biaya produksi dapat dilakukan dengan

langkah sebagai berikut :

a. Pertama, biaya harus dipandang sebagai keuntungan potensial (potential

profit), bukan sekedar pengeluaran atau ongkos produksi yang memang

harus dikeluarkan. dengan demikian reduksi biaya produksi melalui

peningkatan efisiensi akan meningkatkan keuntungan.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

31

b. Setelah persepsi tentang biaya produksi diatas berubah, manajemen harus

melaksanakan aktivitas produksi bernilai tambah (bukan sekedar mengubah

input menjadi output) dengan jalan berproduksi pada biaya produksi yang

minimum. Dengan cara ini perusahaan akan meningkatkan daya saing

melalui strategi penetapan harga (pricing strategy) yang kompetitif di pasar.

c. Keunggulan kompetitif produk dipasar akan meningkatkan pangsa pasar

(market share) yang berarti akan meningkatkan penerimaan total (TR) dari

penjualan produk itu.

d. Strategi reduksi biaya produksi dan penetapan harga produk yang kompetitif

dipasar akan meningkatkan keuntungan perusahaan, karena keuntungan

perusahaan adalah benefit antara TR dan Total Cost (TC).

e. Dengan demikian strategi di atas harus dilakukan melalui skenario :

- melaksanakan aktivitas produksi pada tingkat biaya produksi

minimum

- menetapkan harga produk yang kompetitif di pasar

- memperluas pangsa pasar (market share) melalui keunggulan

kompetitif (meningkatkan daya saing terus menerus)

- memperoleh penerimaan total (TR) yang terus meningkat

- memperoleh keuntungan (net benefit) yang terus meningkat

(http://matakuliah.wordpress.com/2007/07/06/konsep-biaya-produksi/)

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

32

2.4.4 Jenis Biaya Dalam Produksi

Dalam teori produksi dikenal adanya periode produksi jangka pendek dan

jangka panjang, maka dalam teori biaya produksi juga mengenal biaya produksi

jangka pendek dan biaya produksi jangka panjang. Biaya produksi jangka pendek

meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya berubah (variable cost).

1. Biaya tetap (fixed cost)

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

menghasilkan sejumlah output tertentu, yang mana biaya tersebut besarnya

tetap tidak tergantung dari output yang dihasilkan. Biaya seperti ini biasa

disebut dengan biaya overhead atau biaya yang tidak dapat dihindari

(unavoidable cost). Yang termasuk dalam biaya tetap misalnya gaji tenaga

administrasi, penyusutan mesin, penyusutan gedung dan peralatan lain.

2. Biaya berubah (variable cost)

Sedangkan dalam produksi jangka panjang, semua biaya adalah biaya

berubah. Biaya berubah adalah biaya yang besarnya berubah-ubah

tergantung dari sedikit banyaknya jumlah output yang dihasilkan. Biaya ini

sendiri disebut dengan biaya langsung atau biaya yang dapat dihindari

(avoidable cost). Yang termasuk dalam contoh biaya variabel ini adalah

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar, listrik.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

33

2.4.5 Efisiensi Biaya

Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya.

Menurut definisi ini, efisiensi terdiri atas dua unsur yaitu kegiatan dan hasil dari

kegiatan tersebut. Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari

segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.

(http://www.scribd.com/doc/22186682/Beberapa-Pengertian-Efektif-Dan-Efisien)

Pengertian efisiensi menurut Mulyamah (1987:3) yaitu efisiensi merupakan

suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan

penggunaan yang direalisasikan atau yang sebenarnya.

Dengan kata lain, efisiensi adalah perbandingan terbaik atau rasionalitas antara

hasil yang diperoleh, atau output dengan kegiatan yang dilakukan serta sumber dan

waktu yang digunakan.

Menurut Murdifin Haming dan Salim Basalamah (2000:30), proyek

penghematan biaya adalah proyek yang ditunjukkan untuk memperbaiki proses

produksi atau proses bisnis dalam usaha menekan biaya usaha, proyek ini merupakan

bagian dari proyek perusahaan (profit motive project), yang dibangun dan

ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum dengan tujuan untuk

menghasilkan data.

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pencapaian suatu efisiensi

diantaranya adalah :

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00478-TIAS BAB 2.pdf · (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan

34

- Pencapaian target haruslah berhasil guna, maksudnya target tercapai sesuai

dengan waktu yang telah di tetapkan tetapi dalam hal pekerjaan juga darus di

perhatikan.

- Ekonomi artinya dalam pencapaianmharus efektif (berhasil guna).

- Pelaksanaan kerja harus dapat dipertanggung-jawabkan.

- Harus mencerminkan pembagian kerja yang nyata karena adanya keterbatasan

kemampuan perseorangan.

- Rasionalitas wewenang dan tanggung-jawab artinya antara wewenang dan

tanggung-jawab yang dibedakan kepada tenaga kerja harus seimbang.

- Produk kerja yang praktis, dapat dikerjakan dan dilaksanakan.

Sedangkan efisiensi kerja dapat ditingkatkan melalui beberapa hal, diantaranya

yaitu :

- Pelaksanaan fungsi manajemen secara tepat.

- Pemanfaatan sumber daya ekonomi yang tepat.

- Pelaksanaan fungsi organisasi sebagai alat pencapaian yangg tepat.

- Pengarahan dan dinamika organisasi yang berkesinambungan.

(http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/pengertian-efisiensi/)