BAB 2 LANDASAN TEORI -...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI -...
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Dasar-Dasar Jaringan
Berdasarkan pendapat Prihanto (2003, pp1-3) Ditahun 1950-an ketika jenis
komputer mulai membesar sampai terciptanya super komputer, maka sebuah komputer
harus melayani beberapa terminal. (Lihat Gambar 2.1) Untuk itu ditemukan konsep
distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS (Time Sharing
System), maka untuk pertama kali bentuk jaringan (network) komputer diaplikasikan.
Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke sebuah host komputer.
Dalam proses TSS mulai terlihat perpaduan teknologi komputer dan teknologi
telekomunikasi yang pada awalnya berkembang sendiri-sendiri.
Gambar 2.1 Jaringan komputer model TSS
Memasuki tahun 1970-an, setelah beban pekerjaan bertambah banyak dan harga
perangkat komputer besar mulai dirasakan sangat mahal, maka mulailah digunakan
konsep proses distribusi (Distributed Processing). Seperti pada Gambar 2.2 dibawah,
dalam proses ini beberapa host komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara
8
paralel untuk melayani beberapa terminal yang tersambung secara seri disetiap host
komputer. Dalam proses distribusi sudah mutlak diperlukan perpaduan yang mendalam
antara teknologi komputer dan telekomunikasi, karena selain proses yang harus
didistribusikan, semua host komputer wajib melayani terminal-terminalnya dalam satu
perintah dari komputer pusat.
Gambar 2.2 Jaringan komputer model distributed processing.
Selanjutnya ketika harga-harga komputer kecil sudah mulai menurun dan konsep
proses distribusi sudah matang, maka penggunaan komputer dan jaringannya sudah
mulai beragam dari mulai menangani proses bersama maupun komunikasi antar
komputer (Peer to Peer System) saja tanpa melalui komputer pusat. Untuk itu mulailah
berkembang teknologi jaringan lokal yang dikenal dengan sebutan LAN. Demikian pula
ketika Internet mulai diperkenalkan, maka sebagian besar LAN yang berdiri sendiri
mulai berhubungan dan terbentuklah jaringan raksasa WAN.
9
2.1.1 Bandwidth
Terjemahan dari bandwidth berdasarkan National Institute of Standards
and Technology (1996), mengacu pada perbedaan frekuensi yang terbatas dari
performansi sebuah alat yang berjalan, atau perbedaan frekuensi yang terbatas dari
lebar frekuensi yang berjalan secara berkesinambungan. Secara lebih teknis (Tech
target, 2000), bandwidth didefinisikan sebagai lebarnya jarak frekuensi dari signal
elektronik yang ada pada media transmisi, baik signal digital maupun analog
memiliki bandwidth.
Bandwidth biasanya digunakan sebagai kecepatan data yang mengalir pada
jalur transmisi yang telah diberikan, dilihat dari sistem informasi (Tech target,
2000). Selain kecepatan juga dapat berupa jumlah data informasi yang dapat
dibawa baik itu melalui jalur telpon, jalur kabel, jalur satelit, dan sebagainya. Hal
ini didukung oleh QLM (2000), semakin besar bandwidth, semakin besar
kecepatan koneksi data yang ada dan semakin besar pendayagunaannya.
Berdasarkan Computer User (2002) dalam jaringan, bandwidth dapat
didefinisikan sebagai banyaknya data yang dapat dikirimkan melalui koneksi
jaringan, dalam satuan bit per seconds (BPS). Secara umum, bandwidth dapat
diartikan secara langsung kepada banyaknya data yang ditranmisikan atau diterima
per unit waktu. Secara kualitatif bandwidth diartikan kepada kompleksitas dari
data untuk level sistem performasi tertentu. Contoh dibutuhkan bandwidth lebih
untuk men-dowloud gambar dalam satu detik daripada men-dowloud sebuah
halaman teks dalam satu detiknya.
Untuk menghubungkan sebuah komputer dengan komputer dibelahan
benua lain yang berbeda jaringan WAN, maka komputer tersebut harus terhubung
10
terlebih dahulu melalui jaringan internet. Internet merupakan hubungan
internasional antar seluruh komputer di dunia. Komputer-komputer ini saling
terhubung melalui backbone internet internasional.
Bandwidth internet adalah banyaknya data yang dapat diakses dari
sambungan backbone internet internasional. Semakin besar bandwidth internet
maka semakin banyak dan cepat data yang dapat diakses oleh komputer tersebut
dari jaringan backbone internasional. Bandwidth internet biasanya dibedakan
sesuai dengan alat-alat atau media yang digunakan untuk melakukan koneksi
internet, contohnya adalah dial up, LAN dial up, ISDN, kabel modem, DSL,
wireless, yang kesemuanya itu memiliki kecepatan yang berbeda sesuai dengan
kemampuan media transfernya.
Tabel 2.1 Besar Bandwidth berdasarkan Jenis Media
( Sumber: Cisconetacad.net )
Saat ini tidak banyak pilihan bagi pengguna internet mendapatkan
bandwidth yang dapat digunakan untuk aplikasi mereka yang bervolume besar.
11
Perkembangan yang terus ditingkatkan agar dapat menyediakan bandwidth sesuai
dengan kebutuhan dari pengguna. Namun menurut McClimans sendiri
merekomendasikan agar bandwidth digunakan secara fleksibel sehingga memenuhi
kebutuhan perusahaan dibandingkan dengan mencari atau menambah besarnya
bandwidth yang nantinya menjadi sia-sia dan menambah biaya perusahaan.
2.1.2 Topologi Jaringan
Topologi jaringan adalah struktur dari jaringan. Topologi ada dua jenis
yaitu topologi fisik dan topologi logika. Topologi fisik adalah layout sebenarnya
dari kabel dan media. Topologi logika adalah bagaimana media itu diakses oleh
host untuk mengirim data.
Gambar 2.3 Jenis-jenis Topologi Jaringan
(sumber Cisconetacad.net)
12
Topologi fisik yang biasanya digunakan adalah :
• Topologi bus menggunakan sebuah kabel backbone tunggal yang berakhir di
kedua sisi. Semua host terhubung secara langsung ke backbone ini.
• Topologi ring menghubungkan satu host ke host lainnya dan host akhir
terhubung dengan host pertama. Hal ini menciptakan kabel berbentuk ring.
• Topologi star menghubungkan semua host ke sebuah titik pusat.
• Topologi extended star menghubungkan star-star dengan dihubungkan melalui
hub atau switch. Topologi ini dapat memperluas jangkauan dan cakupan dari
jaringan.
• Topologi hierarki mirip dengan topologi extended star. Tetapi, daripada
menghubungkan hub dan switch bersama, sistem terhubung dengan komputer
yang mengkontrol lalu lintas pada topologi.
• Topologi mesh diimplementasikan untuk menyediakan sebanyak mungkin
perlindungan dari gangguan servis. Penggunaan topologi mesh di sistem
jaringan dari sebuah pembangkit nuklir dapat menjadi contoh yang tepat.
Setiap host memiliki hubungan dengan semua host yang ada.
Topologi logika dari sebuah jaringan adalah bagaimana host berkomunikasi
melewati media. dua tipe yang paling umum adalah broadcast dan token passing.
Topologi broadcast berarti setiap host yang mengirim data mengirimkan
data ke semua host pada jaringan. Host pertama yang datang, maka dilayani
pertama. Ethernet bekerja seperti ini.
Topologi yang kedua adalah token passing. Token passing mengontrol
akses jaringan dengan memberikan sebuah elektronik token secara sequensial ke
13
setiap host. Ketika sebuah host menerima token, host itu dapat mengirimkan data
pada jaringan. Jika host tidak mau mengirim data, token diberikan ke host
berikutnya dan proses itu berulang dengan sendirinya. Dua contoh jaringan yang
menggunakan token passing adalah token ring dan Fiber Distributed Data
Interface (FDDI). Sebuah variasi dari token ring dan FDDI adalah Arcnet. Arcnet
adalah token passing pada topologi bus.
2.1.3 Klasifikasi Jaringan Berdasarkan Jarak
Menurut Tanenbaum (1998, p6-9) Kriteria alternatif untuk
mengklasifikasikan jaringan adalah didasarkan pada jaraknya. Komputer-komputer
yang berkomunikasi dengan cara bertukar data atau pesan melalui media jaringan
baik berupa kabel ataupun wireless pada jarak tertentu, jaringan seperti ini dapat
dibagi menjadi Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN),
dan Wide Area Network (WAN). Jarak merupakan hal yang penting sebagai
ukuran klasifikasi karena diperlukan teknik-teknik yang berbeda untuk jarak yang
berbeda.
Local Area Network (LAN)
LAN terdiri dari komponen berikut:
• Komputer
• Network Interface Cards
• Alat-alat peripheral
• Media Jaringan
• Alat-alat Network
14
LAN memungkinkan untuk bisnis yang menggunakan teknologi komputer
untuk membagi file secara lokal dan printer secara efisien, dan membuat
komunikasi internal menjadi mungkin. Contoh yang baik dari teknologi ini adalah
e-mail. LAN menghubungkan data, komunikasi lokal, dan perlengkapan komputer
bersama.
Beberapa teknologi LAN yang umum adalah:
• Ethernet
• Token Ring
• FDDI
Metropolitan Area Network (MAN)
MAN pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan
biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup
kantor-kantor perusahaan yang berdekatan atau juga sebuah kota. MAN mampu
menunjang data dan suara, dan bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi
kabel.
Wide Area Network (WAN)
WAN menghubungkan LAN-LAN, yang kemudian menyediakan akses ke
komputer atau server di lokasi lain. Karena WAN menghubungkan jaringan user
pada area geografi yang luas, WAN memungkinkan bisnis untuk berkomunikasi
melewati jarak yang jauh. Menggunakan WAN memungkinkan komputer, printer,
dan alat-alat lain pada LAN untuk membagi dan dibagi dengan lokasi yang jauh.
WAN menyediakan komunikasi instan melewati area geografi yang luas.
Kemampuan untuk mengirim pesan instan kepada seseorang dimanapun di dunia
15
menyediakan kemampuan komunikasi yang sama yang biasanya hanya
dimungkinkan jika orang-orang berada di dalam kantor yang sama. Software
kolaborasi menyediakan akses ke informasi real-time dan sumber yang
memungkinkan pertemuan dilaksanakan secara jarak jauh, daripada harus secara
langsung berada di pertemuan tersebut. Jaringan WAN juga telah menciptakan
jenis pekerja baru yang disebut telecommuters, orang yang tidak harus
meninggalkan rumah untuk melakukan pekerjaannya.
WAN didesain untuk mengerjakan :
• Beroperasi melewati area geografi yang luas dan terpisah.
• Memungkinkan user untuk melakukan komunikasi real-time dengan user lain
• Menyediakan sumber jarak jauh yang terhubung dengan servis lokal secara full
time
• Menyediakan e-mail, world wide web, mentransfer file, dan servis e-commerce
Beberapa teknologi WAN yang umum:
• Modem
• Integrated Services Digital Network (ISDN)
• Digital Subscriber Line (DSL)
• Frame Relay
• US (T) dan Eropa (E) seri pembawa - T1, E1, T3, E3
• Synchronous Optical Network (SONET)
16
2.1.4 Karakteristik dan Fungsi CLIENT - SERVER
Dalam sebuah lingkungan client-server, layanan jaringan berada pada
komputer yang dedicated yang disebut server. Server merespon permintaan dari
client. Server adalah sebuah komputer pusat yang secara terus-menerus dapat
merespon permintaan dari client untuk file, print, aplikasi, dan servis lainnya.
Banyak operating system jaringan mengadopsi bentuk hubungan client-server.
Secara khusus, komputer desktop berfungsi sebagai client dan satu atau lebih
komputer dengan tambahan tenaga processing, memori, dan software khusus yang
berfungsi sebagai server.
Server didesain untuk menangani permintaan dari banyak client bersamaan.
Sebelum client dapat mengakses server, client harus diidentifikasi dan
diauthorisasi untuk menggunakan server. Hal ini dilakukan dengan memberikan
client account name dan password yang diverifikasi oleh fungsi authentifikasi.
Fungsi authentifikasi bertindak sebagai penjaga untuk menjaga akses ke jaringan.
Dengan sentralisasi dari account user, security, dan control akses, jaringan
berbasis server memudahkan administrasi dari jaringan yang lebih besar.
Pemusatan sumber daya jaringan seperti file, printer, dan aplikasi pada
server juga membuat data lebih mudah untuk di back-up dan dirawat. Daripada
memiliki sumber daya yang tersebar diantara mesin-mesin individual, sumber
daya dapat diletakan pada server yang spesialis untuk akses yang lebih mudah.
Banyak sistem client-server juga mengandung fasilitas untuk mempertinggi
jaringan dengan menambah fungsi baru yang memperluas kegunaan dari jaringan.
Distribusi dari fungsi dalam jaringan client-server membawa keunggulan
yang besar, tetapi hal itu juga membawa beberapa biaya. Walaupun sistem
17
kesatuan dari sumber daya pada server menyebabkan keamanan yang lebih baik,
akses yang lebih mudah, dan kendali yang terkoordinasi, server mengenalkan
sebuah point tunggal dari kegagalan pada jaringan. Tanpa sebuah server
operasional, jaringan tidak dapat bekerja sama sekali. Server membutuhkan staff
yang terlatih dan ahli untuk menjaga kesinambungannya. Hal ini meningkatkan
biaya dari menjalankan jaringan. Sistem server juga membutuhkan hardware
tambahan dan software khusus yang membuat bertambahnya biaya.
2.1.5 Sistem E-MAIL dan MAIL-SERVER
E-mail adalah sarana kirim mengirim surat melalui jalur internet. Dengan
surat biasa kita perlu membeli prangko sebagai biaya pengiriman, tetapi e-mail
tidak perlu memakai biaya untuk mengirim. Biaya yang mungkin dikeluarkan
hanyalah biaya untuk membayar koneksi internet.
E-mail sudah mulai dipakai di tahun 1960-an. Pada saat itu Internet belum
terbentuk, yang ada hanyalah kumpulan 'mainframe' yang terbentuk sebagai
jaringan. Mulai tahun 1980-an e-mail sudah bisa dinikmati oleh khalayak umum.
Sekarang ini banyak perusahaan pos di berbagai negara menurun penghasilannya
disebabkan masyarakat sudah tidak lagi memakai jasa pos.
Pada umumnya sistem e-mail terdiri dari dua buah subsistem: User agent,
yang mengijinkan orang untuk membaca dan mengirim e-mail, dan message
transfer agent, yang memindahkan pesan dari sumber ke tujuan. Umumnya, sistem
email mempunyai lima fungsi dasar (Tanenbaum, 1997, pp224-225):
1. Komposisi, berkaitan dengan proses pembuatan pesan dan jawaban. sembarang
editor teks dapat dipakai untuk membuat badan pesan, sistemnya sendiri dapat
18
menyediakan bantuan berupa pengalamatan dan sejumlah field header yang
dilampirkan ke setiap pesan. Misalnya, pada saat menjawab sebuah pesan,
sistem email dapat memisahkan alamat-alamat pengirim dari email yang masuk
dan secara otomatis menyisipkannya ketempat yang tepat pada email jawaban.
2. Transfer, berkaitan dengan pemindahan pesan dari pengirim ke penerima.
Umumnya, proses ini memerlukan pembentukan koneksi dengan tujuan atau
beberapa mesin perantara, pembuat output pesan, dan pelepasan koneksi.
Sistem email harus melakukan ini secara otomatis, tanpa mengganggu
pengguna.
3. Pelaporan, bertugas untuk memberitahukan pengirim tentang apa yang telah
terjadi dengan pesan yang dikirimkannya. Apakah pesan itu telah diantarkan?
Ditolak? Atau hilang? Konfirmasi pengantaran merupakan hal yang penting
dan bahkan dapat memiliki kepentingan secara hukum.
4. Displaying, peragaan pesan masuk diperlukan, sehingga orang dapat membaca
email. Kadang-kadang diperlukan konversi atau viewer khusus. Misalnya, bila
pesannya berupa file PostScript atau suara yang didigitasi, konversi sederhana
dan pembuatan format dapat diperlukan juga.
5. Disposisi, merupakan langkah terakhir dan berkaitan dengan yang dikerjakan
penerima setelah menerima email. Terdapat beberapa kemungkinan, seperti
membuangnya sebelum dibaca, membuangnya setelah dibaca, menyimpannya,
dll. Mungkin juga untuk mencari dan membaca ulang email yang telah
disimpan, meneruskannya, atau memprosesnya dengan cara yang lain.
Sebagian besar sistem mengizinkan pengguna untuk membuat kotak surat
(MailBox) untuk menyimpan email masuk. Terdapat beberapa perintah untuk
19
membuat dan membuang kotak surat, memeriksa isi kotak surat, menyisipkan dan
menghapus pesan dari kotak surat, dll.
Manajer perusahaan sering kali perlu mengirimkan pesan kepada semua
bawahannya, pelanggannya atau supplier-nya. Hal ini menyebabkan timbulnya ide
milis (Mailing List), yang merupakan sebuah daftar alamat email. Ketika sebuah
pesan dikirimkan ke milis, maka salinan yang identik dikirimkan ke setiap orang
yang terdapat pada daftar.
E-mail terdaftar merupakan ide penting lainnya. E-mail seperti ini
mengijinkan pengiriman untuk mengetahui apakah pesan ini telah sampai.
Sebaliknya, pemberitahuan otomatis tentang tidak sampainya e-mail sangat
diperlukan. Pada kasus tertentu, pengirim dapat mengontrol pelaporan tentang apa
yang terjadi pada e-mail yang telah dikirimkannya.
E-mail disimpan di dalam mail server. Biasanya bila kita memakai koneksi
ISP untuk sambungan ke internet, kita akan diberikan satu e-mail gratis. E-mail
yang kita terima akan disimpan di mail server ISP.
Terdapat dua cara untuk mengakses e-mail:
• Dengan cara menggunakan 'browser', seperti Internet Explorer. Metode seperti
ini disebut sebagai 'Web Based', yang artinya kita menggunakan media web
sebagai perantara ke kotak surat e-mail. Contoh: Yahoo Mail, Gmail
• Menggunakan program e-mail (e-mail client), seperti: Eudora Mail, Outlook
Express, Mutt. Dengan menggunakan program seperti ini, kita harus
mengetahui konfigurasi yang bisa didapat dari ISP. Keuntungannya adalah kita
dapat membaca e-mail kita tanpa perlu terhubung secara terus menerus dengan
20
Internet, dan puluhan e-mail dapat diterima dan dikirimkan secara bersama-
sama (sekaligus).
2.2 Sistem Cluster
Sistem Cluster ialah gabungan dari beberapa sistem individual (komputer) yang
dikumpulkan pada suatu lokasi, saling berbagi tempat penyimpanan data (storage), dan
saling terhubung dalam jaringan lokal (Local Area Network). Sistem cluster memiliki
persamaan dengan sistem paralel dalam hal menggabungkan beberapa CPU untuk
meningkatkan kinerja komputasi. Jika salah satu mesin mengalami masalah dalam
menjalankan tugas maka mesin lain dapat mengambil alih pelaksanaan tugas itu. Dengan
demikian, sistem akan lebih andal dan fault tolerant dalam melakukan komputasi.
Gambar 2.4 Server dengan sistem Cluster
Hal yang menarik tentang sistem Cluster ialah bagaimana mengatur mesin-mesin
penyusun sistem dalam berbagi tempat penyimpanan data (storage). Untuk saat ini,
biasanya sistem Cluster hanya terdiri dari dua hingga empat mesin berhubung kerumitan
dalam mengatur akses mesin-mesin ini ke tempat penyimpanan data.
21
2.2.1 Struktur Redundant Array of Independent (atau Inexpensive) Disks ( RAID )
Disk memiliki resiko untuk mengalami kerusakan. Kerusakan ini dapat
berakibat turunnya kinerja atau pun hilangnya data. Meski pun terdapat backup
data, tetap saja ada kemungkinan data yang hilang karena adanya perubahan
setelah terakhir kali data di-backup. Karenanya reliabilitas dari suatu disk harus
dapat terus ditingkatkan.
Berbagai macam cara dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan juga
reliabilitas dari disk. Biasanya untuk meningkatkan kinerja, dilibatkan banyak disk
sebagai satu unit penyimpanan. Tiap-tiap blok data dipecah ke dalam beberapa
subblok, dan dibagi-bagi ke dalam disk-disk tersebut. Ketika mengirim data disk-
disk tersebut bekerja secara paralel, sehingga dapat meningkatkan kecepatan
transfer dalam membaca atau menulis data. Ditambah dengan sinkronisasi pada
rotasi masing- masing disk, maka kinerja dari disk dapat ditingkatkan. Cara ini
dikenal sebagai RAID -- Redundant Array of Independent (atau Inexpensive)
Disks. Selain masalah kinerja RAID juga dapat meningkatkan realibilitas dari disk
dengan jalan melakukan redundansi data.
Tiga karakteristik umum dari RAID ini, yaitu:
1. RAID adalah sebuah set dari beberapa physical drive yang dipandang oleh
sistem operasi sebagai sebuah logical drive.
2. Data didistribusikan ke dalam array dari beberapa physical drive.
3. Kapasitas disk yang berlebih digunakan untuk menyimpan informasi paritas,
yang menjamin data dapat diperbaiki jika terjadi kegagalan pada salah satu
disk.
22
Peningkatan Kehandalan dan Kinerja
Peningkatan Kehandalan dan Kinerja dari disk dapat dicapai melalui dua cara:
1. Redundansi
Peningkatan Kehandalan disk dapat dilakukan dengan redundansi, yaitu
menyimpan informasi tambahan yang dapat dipakai untuk membentuk kembali
informasi yang hilang jika suatu disk mengalami kegagalan. Salah satu teknik
untuk redundansi ini adalah dengan cara mirroring atau shadowing, yaitu dengan
membuat duplikasi dari tiap-tiap disk. Jadi, sebuah disk logical terdiri dari 2 disk
physical, dan setiap penulisan dilakukan pada kedua disk, sehingga jika salah satu
disk gagal, data masih dapat diambil dari disk yang lainnya, kecuali jika disk
kedua gagal sebelum kegagalan pada disk pertama diperbaiki. Pada cara ini, berarti
diperlukan media penyimpanan yang dua kali lebih besar daripada ukuran data
sebenarnya. Akan tetapi, dengan cara ini pengaksesan disk yang dilakukan untuk
membaca dapat ditingkatkan dua kali lipat. Hal ini dikarenakan setengah dari
permintaan membaca dapat dikirim ke masing-masing disk. Cara lain yang
digunakan adalah paritas blok interleaved, yaitu menyimpan blok-blok data pada
beberapa disk dan blok paritas pada sebuah (atau sebagian kecil) disk.
2. Paralelisme
Peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan mengakses banyak disk secara
paralel. Pada disk mirroring, di mana pengaksesan disk untuk membaca data
menjadi dua kali lipat karena permintaan dapat dilakukan pada kedua disk, tetapi
kecepatan transfer data pada setiap disk tetap sama. Kita dapat meningkatkan
kecepatan transfer ini dengan cara melakukan data striping ke dalam beberapa
23
disk. Data striping, yaitu menggunakan sekelompok disk sebagai satu kesatuan
unit penyimpanan, menyimpan bit data dari setiap byte secara terpisah pada
beberapa disk (paralel).
Level RAID
RAID dapat dibagi menjadi enam level yang berbeda :
1. RAID level 0
RAID level 0 menggunakan kumpulan disk dengan striping pada level
blok, tanpa redundansi. Jadi hanya menyimpan melakukan striping blok data ke
dalam beberapa disk. Level ini sebenarnya tidak termasuk ke dalam kelompok
RAID karena tidak menggunakan redundansi untuk peningkatan kinerjanya.
2. RAID level 1
RAID level 1 ini merupakan disk mirroring, menduplikat setiap disk. Cara
ini dapat meningkatkan kinerja disk, tetapi jumlah disk yang dibutuhkan menjadi
dua kali lipat, sehingga biayanya menjadi sangat mahal.
3. RAID level 2
RAID level 2 ini merupakan pengorganisasian dengan error-correcting-
code (ECC). Seperti pada memori di mana pendeteksian terjadinya error
menggunakan paritas bit. Setiap byte data mempunyai sebuah paritas bit yang
bersesuaian yang merepresentasikan jumlah bit di dalam byte data tersebut di mana
paritas bit=0 jika jumlah bit genap atau paritas=1 jika ganjil. Jadi, jika salah satu
bit pada data berubah, paritas berubah dan tidak sesuai dengan paritas bit yang
tersimpan. Dengan demikian, apabila terjadi kegagalan pada salah satu disk, data
dapat dibentuk kembali dengan membaca error-correction bit pada disk lain.
24
4. RAID level 3
RAID level 3 merupakan pengorganisasian dengan paritas bit interleaved.
Pengorganisasian ini hampir sama dengan RAID level 2, perbedaannya adalah
RAID level 3 ini hanya memerlukan sebuah disk redundan, berapa pun jumlah
kumpulan disk-nya. Jadi tidak menggunakan ECC, melainkan hanya menggunakan
sebuah bit paritas untuk sekumpulan bit yang mempunyai posisi yang sama pada
setiap disk yang berisi data. Selain itu juga menggunakan data striping dan
mengakses disk-disk secara paralel.
5. RAID level 4
RAID level 4 merupakan pengorganisasian dengan paritas blok interleaved,
yaitu menggunakan striping data pada level blok, menyimpan sebuah paritas blok
pada sebuah disk yang terpisah untuk setiap blok data pada disk-disk lain yang
bersesuaian. Jika sebuah disk gagal, blok paritas tersebut dapat digunakan untuk
membentuk kembali blok-blok data pada disk yang gagal tadi. Kecepatan transfer
untuk membaca data tinggi, karena setiap disk-disk data dapat diakses secara
paralel. Demikian juga dengan penulisan, karena disk data dan paritas dapat ditulis
secara paralel.
6. RAID level 5
RAID level 5 merupakan pengorganisasian dengan paritas blok interleaved
tersebar. Data dan paritas disebar pada semua disk termasuk sebuah disk
tambahan. Pada setiap blok, salah satu dari disk menyimpan paritas dan disk yang
lainnya menyimpan data. Sebagai contoh, jika terdapat kumpulan dari 5 disk,
paritas blok ke n akan disimpan pada disk (n mod 5) + 1; blok ke n dari empat disk
yang lain menyimpan data yang sebenarnya dari blok tersebut. Sebuah paritas blok
25
tidak menyimpan paritas untuk blok data pada disk yang sama, karena kegagalan
sebuah disk akan menyebabkan data hilang bersama dengan paritasnya dan data
tersebut tidak dapat diperbaiki. Penyebaran paritas pada setiap disk ini
menghindari penggunaan berlebihan dari sebuah paritas disk seperti pada RAID
level 4.
7. RAID level 6
RAID level 6 disebut juga redundansi P+Q, seperti RAID level 5, tetapi
menyimpan informasi redundan tambahan untuk mengantisipasi kegagalan dari
beberapa disk sekaligus. RAID level 6 melakukan dua perhitungan paritas yang
berbeda, kemudian disimpan di dalam blok-blok yang terpisah pada disk-disk yang
berbeda. Jadi, jika disk data yang digunakan sebanyak n buah disk, maka jumlah
disk yang dibutuhkan untuk RAID level 6 ini adalah n+2 disk. Keuntungan dari
RAID level 6 ini adalah kehandalan data yang sangat tinggi, karena untuk
menyebabkan data hilang, kegagalan harus terjadi pada tiga buah disk dalam
interval rata-rata untuk perbaikan data Mean Time To Repair (MTTR).
Kerugiannya yaitu penalti waktu pada saat penulisan data, karena setiap penulisan
yang dilakukan akan mempengaruhi dua buah paritas blok.
8. RAID level 0+1 dan 1+0
RAID level 0+1 dan 1+0 ini merupakan kombinasi dari RAID level 0 dan
1. RAID level 0 memiliki kinerja yang baik, sedangkan RAID level 1 memiliki
kehandalan. Namun, dalam kenyataannya kedua hal ini sama pentingnya. Dalam
RAID 0+1, sekumpulan disk di-strip, kemudian strip tersebut di-mirror ke disk-
disk yang lain, menghasilkan strip- strip data yang sama. Kombinasi lainnya yaitu
RAID 1+0, di mana disk-disk di-mirror secara berpasangan, dan kemudian hasil
26
pasangan mirrornya di-strip. RAID 1+0 ini mempunyai keuntungan lebih
dibandingkan dengan RAID 0+1.
2.2.2 Komponen dan Model-Model CLUSTER
Definisi standar industri dari cluster (David Libertone, 2000) adalah dua
atau lebih sistem komputer yang independent yang dialamatkan dan dimanage
sebagai sebuah sistem yang tunggal. “ konsep dari cluster berasal dari Digital
Equipment Corporation pada pertengahan tahun 1980 dengan pengenalan
VAXCluster. VAX dapat diklasifikasikan sebagai sebuah komputer mini. Ide
utama dari desain VAXCluster adalah “ tidak adanya kesalahan pada satu titik.”
Hal ini berarti pararel hardware secara total dengan beberapa CPU, disk dan disk
controller. Hardware yang redundant bukan merupakan syarat untuk menjalankan
VAXCluster, tetapi dibutuhkan untuk memungkinkan kegagalan komponen
hardware apapun tanpa mempengaruhi service yang ditawarkan oleh cluster secara
keseluruhan.
Ada empat komponen dasar pada fungsional cluster. Pertama adalah
penghilangan kegagalan dari satu titik. Sebuah koneksi user seharusnya tidak
boleh mengalami resiko down disebabkan salah satu komponen hardware atau
software cluster yang mengalami kegagalan. Kedua, cluster harus menyediakan
scalability. Daripada harus mengganti komputer dengan yang lebih mahal dan
lebih cepat, cluster harus memungkinkan pengenalan kemampuan processor yang
lebih besar tanpa mengorbankan processor yang telah ada. Ketiga, cluster dapat
menyediakan penggantian sumber daya diantara processor. Jika sebuah direktori
sedang diakses melalui salah satu anggota cluster dan anggota cluster mengalami
27
off-line, sumber daya direktori harus dapat ditangani oleh anggota cluster yang
lain. Terakhir, cluster harus menyediakan sharing sumber daya seperti disk dan
printer.
• Solusi Cluster
Aktif / Pasif
Dalam solusi aktif / pasif, sebuah server yang standby memonitor signal
yang terus-menerus dari server aktif. Server standby tetap menjadi backup, mode
pasif tetap berjalan sampai diketahui bahwa server aktif telah gagal (failed).
Kemudian server standby on-line dan mengambil kendali dari cluster. Saat server
utama kembali on-line, intervensi manual mungkin dibutuhkan oleh administrator
untuk mengembalikan state asli mereka. Tergantung pada implementasi, cluster
mungkin harus menjadi off-line untuk kembali ke konfigurasi utama.
Aktif / Aktif
Dalam konfigurasi aktif / aktif, semua server dalam cluster dapat
menjalankan aplikasi dan berlaku sebagai server backup terhadap anggota cluster
lainnya. Tidak terdapat konsep sebuah server utama atau server standby. Semua
server dapat secara dinamis mengambil peran keduanya.
• Model – Model Cluster
Implementasi cluster dapat ditempatkan pada satu atau dua kategori.
Cluster dapat berbagi cluster resource. Berarti bahwa resource seperti sebuah file
dapat secara fisik diakses oleh lebih dari satu anggota cluster secara bersamaan.
• Shared Resource Cluster
28
Dalam shared resource cluster, aplikasi berjalan dalam sebuah cluster yang
dapat mengakses semua sumber daya hardware yang terhubung dengan node
manapun dalam cluster. Sebagai hasilnya, akses ke data harus disinkronisasi. Pada
beberapa implementasi, sebuah komponen spesial yang disebut Distributed Lock
Manager (DLM) digunakan untuk tujuan ini. Sebuah DLM adalah sebuah service
yang mengatur akses ke cluster sumber daya hardware. Ketika beberapa aplikasi
mengakses sumber daya yang sama, DLM mengatasi konflik-konflik yang akan
terjadi. Seiring dengan pengalaman dan kompleksitas, DLM menambah beban
tambahan yang penting ke cluster. Banyak dari hal ini menambah traffic diantara
node-node; tetapi perubahan penampilan juga dirasakan dalam kaitan dengan
hilangnya akses serial ke sumber daya hardware.
• Distributed Lock Manager
Distributed Lock Manager adalah perangkat lunak yang mengkoordinasi
akses resource antara anggota cluster. Secara umum, sebuah distributed lock
manager terdiri dari dua struktur. Pertama adalah sebuah tabel yang menitik
beratkan ke semua lock blocks yang berada pada sistem. Struktur yang kedua
adalah sebuah tabel resource dan anggota cluster yang di-lock untuk meletakkan
resource di suatu tempat.
Terdapat dua kerugian utama untuk menjalankan sebuah distributed lock
manager. Pertama adalah kompleksitas dari distribusi lock database. Kerugian
kedua adalah dalam area sistem operasi caching.
29
• Shared Nothing Cluster
Dalam implementasi ini resource tidak dapat dibagi secara bersamaan
antara anggota cluster. Dalam model ini, setiap node cluster akan memiliki sebuah
subset dari resource perangkat keras yang merupakan bagian dari cluster.
Hasilnya, hanya satu node yang dapat memiliki dan mengakses sebuah resource
pada suatu waktu.
Keuntungan dari model ini adalah mencegah overhead terasosiasi dengan
sebuah distributed lock manager. Kerugian dari shared nothing cluster adalah load
balancing dan resource failover.
Biasanya, Microsoft Cluster Server dan Windows Cluster Service
menggunakan shared nothing model. Karena model ini tidak menggunakan DLM,
model ini tidak memiliki beban tambahan dengan menggunakan servis. Dalam
shared nothing model, hanya satu node yang dapat memiliki dan mengakses
sebuah sumber daya hardware tunggal pada setiap waktu yang diberikan. Ketika
kegagalan terjadi, sebuah node yang bertahan dapat mengambil kepemilikan dari
sumber daya node yang mengalami kegagalan dan membuat sumber daya itu dapat
digunakan oleh user.
Ketika kedua Microsoft Cluster Server dan Windows Cluster Service
mendukung shared nothing model, mereka dapat menggunakan shared device
model, tetapi jika aplikasi cluster menyediakan DLM sendiri.
• Service Cluster
Service cluster pada sebuah node dapat berada dalam keadaan salah satu
dari state yang ada. State ini antara lain :
30
Off Line
Jika state sedang off line, node tidak berfungsi sebagai anggota cluster.
Node mungkin tidak start, service cluster mungkin gagal saat startup, atau service
cluster mungkin belum dikonfigurasi untuk start.
On Line
Jika state sedang on line, node berfungsi sebagai anggota cluster.
Berpartisipasi dalam grup dan kepemilikan resource dan digenerasi atau merespon
heartbeat.
Paused
Dalam state paused, node juga berfungsi sebagai anggota cluster.
Perbedaannya dengan state on line adalah node paused tidak memiliki grup apapun
atau resource. Tujuan dari node ini adalah untuk menyediakan kemampuan untuk
meningkatkan aplikasi tanpa menginterfensi aktifitas cluster.
• Database Manager
Database manager bertanggung jawab untuk mengatur cluster database.
Cluster database mengandung informasi seperti nama cluster, tipe resource, grup,
dan resource. Database cluster disimpan dalam register dari setiap anggota
cluster.
Pengatur database pada setiap anggota cluster saling berkoordinasi untuk
menjaga kekonsistenan informasi konfigurasi cluster. Pengatur database juga
memiliki tanggung jawab untuk mengawasi perubahan cluster database.
• Event Processor
31
Event processor bertanggung jawab untuk proses inisialisasi service cluster
dan melakukan cleanup saat sebuah anggota cluster keluar. Untuk
mengimplementasi control ini, event processor mengimplementasi dua substate
untuk service cluster :
1. Initializing
Service cluster berada dalam proses start. Setelah event processor
meletakkan service cluster ke state ini, event processor memanggil pengatur untuk
melanjutkan proses inisialisasi.
2. Exiting
Service cluster berada dalam proses cleanup sebelum keluar.
• Node Manager
Node manager bertanggung jawab untuk mentracking status dari anggota
cluster lainnya. Jika sebuah anggota cluster off-line, sangat butuh merelokasi setiap
resource yang dimiliki anggota yang gagal. Node manager mencari jejak status
anggota cluster dengan mendengar “hearbeats”.
Node manager juga terlibat saat sebuah komputer tampil atau ikut dalam
sebuah cluster. Saat sebuah anggota cluster menginisialisasi service cluster, ia
melalui beberapa transisi “state” dalam konteks menjadi anggota cluster. State ini
terdiri dari :
1. Member search
Node berusaha mealokasi sebuah anggota cluster on-line. Hal ini digunakan
untuk menentukan apakah sebuah cluster telah keluar dan dapat digunakan untuk
ikut dalam cluster.
2. Quorum Disk Search
32
Node berusaha mealokasi sebuah disk quorum yang mana dapat
disinkronisasi dengan konfigurasi cluster dari register untuk menampilkan sebuah
cluster.
3. Dormant
Node tidak dapat menemukan sebuah anggota cluster on-line atau sebuah
disk quorum. Jika kedua komponen dapat dialokasikan, anggota tidak dapat tampil
atau mengikuti sebuah cluster dan menjadi sebuah state “sleeping”.
4. Forming
Node tidak dapat melokasikan sebuah cluster on-line, tapi dapat
melokasikan disk quorum dan sedang dalam proses pembuatan sebuah cluster.
5. Joining
Node telah menemukan sebuah anggota cluster yang on-line dan
melakukan negosiasi untuk mengikuti cluster. Jika negosiasi tidak berhasil,
pengatur node mengembalikan sebuah pesan gagal ke event processor.
• Communication Manager
Fungsi dari communication manager sebagai sebuah mekanisme transport
level rendah untuk semua komponen service cluster agar dapat berkomunikasi
antara node. Communication manager bertanggung jawab untuk :
- Heartbeat
- Resource grup push dan pull
- Transisi state resource
- Node ikut atau keluar dari cluster.
33
• Global Update Manager
Global Update Manager berfungsi sebagai sebuah dispatcher. Ia
menyediakan sebuah mekanisme untuk inisiasi komponen service cluster dan
mengatur update. Sebagai contoh, sebuah administrator memiliki kemampuan
melalui administrasi cluster untuk merubah state dari sebuah resource atau grup
antara on-line dan off-line.
• Resource Manager
Resource Manager bertanggung jawab untuk semua interaksi kontrol
dengan resource. Meliputi membawa sebuah resource on-line, membawa sebuah
resource off-line, dan menampilkan failover dari resource ke anggota cluster
lainnya. Resource manager bergantung pada informasi dari pengatur lainnya
seperti node manager dan satu atau lebih monitor resource untuk cluster, node,
grup, dan status resource.
Failover
Resource manager bertanggung jawab untuk memindahkan resource
diantara anggota cluster untuk menjaga resource on-line sebanyak mungkin. Satu
kejadian dimana ditangani resource manager adalah saat anggota dalam keadaan
off-line. Pada kasus ini resource manager akan merealokasi semua resource
cluster ke sisa anggota cluster lainnya selama anggota cluster yang ada telah
diidentifikasi sebagai pemilik resource yang mungkin.
34
Failback
Failback adalah proses pergerakan kembalinya resource ke anggota cluster
asli yang memiliki resource. Failback hanya dapat terjadi setelah sebuah failover
dari sebuah resource.
• Resource Monitor
Resource Monitor adalah komponen kedua dari perangkat lunak cluster.
Resource monitor berjalan sebagai sebuah proses dari sistem operasi. Satu
resource monitor dapat mendukung satu atau lebih resource. Resource monitor
diciptakan oleh service cluster dimana resource dibawa on-line. Resource monitor
mencari state on-line/off-line dari resource. Jika sebuah state resource berubah,
resource monitor tidak melakukan aksi apapun pada state tersebut.
Setiap resource monitor mengandung sebuah thread “poller”. Thread ini
digunakan untuk mendeteksi kegagalan resource, yang terdiri dari
• LooksAlive Interval
Ini adalah pengecekan cepat oleh resource monitor untuk menentukan
apakah sebuah resource tetap berjalan.
• IsAlive Interval
Sebuah pengecekan detail lebih dibuat untuk meverefikasi state dari
resource. Polling terjadi saat interval ini apakah dalam keadaan on-line atau
off-line.
• Virtual server
Virtual server adalah sebuah file atau aplikasi server secara logika. Tidak
terdapat komponen fisik dalam service cluster Microsoft yang merepresentasikan
35
sebuah virtual server, virtual server terbentuk dari dua resource yang terpisah,
nama jaringan yang unik dan alamat IP yang unik. Sebuah resource diasosiasi
dengan sebuah virtual server oleh hubungan nama jaringan dan alamat IP.
• Clustering Exchange Server
Exchange server adalah satu dari dua aplikasi utama, yang lain berupa SQL
Server, dirilis oleh Microsoft dalam sebuah edisi enterprise, yang dimana
menyediakan dukungan cluster-aware untuk instalasi ke sebuah lingkungan
micosoft cluster.
• Exchange Server
Micosoft Exchange Server memfasilitas aliran dari informasi di dalam dan
antara organisasi. Lebih dari pesan sederhana, exchange server menggabungkan
sebuah keamanan dan informasi yang dipercaya disimpan dengan sebuah direktori
database yang kokoh dan service yang diperlukan, konektor, dan agent untuk
menyediakan autorisasi pengguna dengan tepat, akses enterprise ke informasi
resource yang mengandung badan hukum. Exchange server menyediakan service
pada sisi server ke range diluar komunikasi client melalui MAPI, SMTP, POP3,
IMAP4, NNTP, dan protokol pesan HTTP.