BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi...

45
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Menurut O’brien (2005, p29) sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Sistem semacam ini memiliki 3 komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi: Input melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki sistem untuk diproses. Pemrosesan melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi output. Output melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses transformasi ke tujuan akhirnya.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi...

7  

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Sistem Informasi

2.1.1.1 Pengertian Sistem

Menurut O’brien (2005, p29) sistem adalah sekelompok

komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk

mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan

output dalam proses transformasi yang teratur. Sistem semacam ini

memiliki 3 komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi:

‐ Input melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang

memasuki sistem untuk diproses.

‐ Pemrosesan melibatkan proses transformasi yang mengubah input

menjadi output.

‐ Output melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh

proses transformasi ke tujuan akhirnya.

8  

  

Menurut Mulyadi (2006, p2) pengertian umum mengenai

sistem adalah:

1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur. Sistem pernapasan kita

terdiri suatu kelompok unsur, yaitu hidung, saluran pernapasan,

paru-paru, dan darah. Unsur-unsur suatu sistem terdiri dari

subsistem yang lebih kecil, yang terdiri pula dari kelompok unsur

yang membentuk subsistem tersebut.

2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang

bersangkutan. Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan

yang lainnya dan sifat dan kerjasama antar unsur sistem tersebut

mempunyai bentuk tertentu.

3. Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem.

Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu. Sistem pernapasan kita

bertujuan menyediakan oksigen, dan pembuangan karbon

dioksida dari tubuh kita bagi kepentingan kelangsungan hidup

kita. Unsur sistem tersebut yang berupa hidung, saluran

pernapasan, paru-paru, dan darah bekerjasama satu dengan yang

lainnya dengan proses tertentu untuk mencapai tujuan tersebut

diatas.

4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

Sistem pernapasan kita merupakan salah satu sistem yang ada

dalam tubuh kita, yang merupakan bagian dari sistem

9  

  

metabolisme tubuh. Contoh sistem lain adalah sistem pencernaan

makanan, sistem peredaran darah, dan sistem pertahanan tubuh.

Menurut Mulyadi (2006, p5) sistem adalah suatu jaringan

prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

kegiatan pokok perusahaan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah

sekumpulan komponen atau prosedur yang saling terintegrasi dengan

menerima input dan menghasilkan output untuk mencapaikan tujuan

bersama.

2.1.1.2 Pengertian Informasi

Menurut Romney and Steinbart (2003, p9) informasi adalah

data yang terorganisasi dan diporses yang memiliki arti.

Menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2007, p84) informasi

adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang sesuai

dengan keinginan si penerima. Biasanya informasi terdiri dari

processed data, selected data, atau sorted data yaitu data yang

terpilih, tergabung, dan disusun sesuai dengan kebutuhan pemakai

data, masalah, waktu dan fungsinya.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah

data yang diproses sehingga memiliki arti pada pengguna akhir.

10  

  

2.1.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut O’brien (2005, p5) sistem informasi dapat

merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware,

software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang

mengumpulkan, mengubah, menyebarkan informasi dalam sebuah

organisasi. Orang bergantung pada sistem informasi untuk

berkomunikasi antar satu sama lain dengan menggunakan berbagai

jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan

informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), dan data yang

tersimpan (sumber daya data) sejak permulaan peradaban.

Menurut Hall (2006) sistem informasi adalah sebuah

rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan, diproses

menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai.

Dari pengertian diatas dapat didefinisikan bahwa sistem

informasi adalah kumpulan orang-orang, hardware, software,

jaringan komunikasi, dan data yang diproses menjadi informasi yang

dapat didistribusikan kepada pemakai.

11  

  

2.1.2 Analisis dan Perancangan Sistem

2.1.2.1 Pengertian Analisis Sistem

Menurut Hall (2006, p253) analisis sistem merupakan sebuah

proses intelektual yang dilakukan bersamaan dengan pengumpulan

fakta. Tujuan utama melakukan analisis sistem adalah untuk

menidentifikasi kebutuhan pemakai dan menentukan kebutuhan

sistem baru.

Menurut Mulyadi (2006, p41) analisis sistem dibagi menjadi 4

tahap, yaitu:

1. Analisis pendahuluan.

2. Penyusunan usulan pelaksanaan analisis sistem.

3. Pelaksanaan analisis sistem.

4. Penyusunan laporan hasil analisis sistem.

Dalam analisis pendahuluan, analisis sistem mengumpulkan berbagai

informasi umum untuk menyusun dokumen tertulis yang disebut

usulan pelaksanaan analisis sistem. Tahap pelaksanaan analsis sistem

dilakukan oleh analis sistem setelah tahap analisis pendahuluan

dilakukan dan didasarkan pada usulan pelaksanaan analisis sistem.

Hasil analisis sistem dituangkan dalam dokumen tertulis yang disebut

laporan hasil analisis sistem.

12  

  

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa analisis sistem

adalah proses pengumpulan fakta untuk mengidentifikasi kebutuhan

pemakai dan menentukan kebutuhan sistem baru. 

2.1.2.2 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut Mulyadi (2006, p51) perancangan sistem adalah

proses penterjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam

alternatif rancangan sistem informasi yang diajukan kepada pemakai

informasi untuk dipertimbangkan. Tahap perancangan sistem ini

dibagi menjadi enam tahap:

1. Perancangan sistem secara garis besar.

2. Penyusunan usulan perancangan sistem secara garis besar.

3. Evaluasi sistem.

4. Penusunan laporan final perancangan sistem secara garis besar.

5. Perancangan sistem secara rinci.

6. Penyusunan laporan final perancangan sistem secara rinci.

13  

  

2.1.3 Internet

2.1.3.1 Pengertian Internet

Menurut Hall (2006, p179) internet adalah jaringan luas yang

terdiri lebih dari 100.000 antar sambungan jaringan yang lebih kecil

yang terletak di seluruh dunia.

Menurut Williams dan Sawyer (2007, p17) internet

merupakan “induk dari semua jaringan”: Internet adalah jantung era

informasi. Disebut “induk dari semua jaringan” karena internet (“net”

atau “jaringan”) adalah jaringan komputer di seluruh dunia yang

menghubungkan ratusan bahkan ribuan jaringan yang lebih kecil,

misalnya jaringan pendidikan, komersial, nirlaba, dan militer, bahkan

jaringan individual.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa internet adalah

jaringan luas yang menghubungkan para pengguna komputer

diseluruh dunia sehingga dapat saling berkomunikasi dan berbagi

informasi.

2.1.3.2 Sejarah Internet

Menurut Hall (2006, p179) internet mulanya dikembangkan

untuk militer Amerika Serikat dan kemudian digunakan secara luas

untuk penelitian akademis dan penelitian pemerintah. Ditahun

terakhir internet telah berkembang dengan pesat kedalam jalan raya

14  

  

informasi yang mendunia. Pertumbuhan ini disebabkan pada 3 faktor

utama. Pertama pada 1995, perusahaan telepon komersial nasional

seperti MCI, Sprint, dan UUNET mengambil kontrol dari elemen

tulang punggung dari internet dan telah melanjutkan untk

melanjutkan infrastruktur mereka. Penyedia jasa internet regional

(Regional Intrernet Service Providers-ISPs) dapat berhubungan ke

dalam tulang punggung ini untuk menghubungkan langganannya dan

ISP yang lebih kecil dapat menghubungkan secara langsung baik pada

tulang punggung nasional atau kedalam ISP Regional. Kedua, jasa

online seperti CompuServe dan AOL berhubungan pada internet

untuk e-mail, dengan demikian memungkinkan pengguna dari jasa

berbeda untuk komunikasi satu sama lain. Ketiga, perkembangan dari

grafik berdasarkan browser web seperti Netscape Navigator dan

Explorer Microsoft membuat akses internet suatu tugas sederhana.

2.1.3.3 Keuntungan Internet

Menurut Chaffey et.al. (2000, p10) keuntungan internet dapat

diringkas dengan menggunakan 6C, yang terdiri dari:

1. Cost reduction

Dapat dicapai melalui pengurangan kebutuhan akan

penyelidikan penjualan dan pemasaran yang dilakukan melalui

15  

  

telepon dan pengurangan biaya cetak dan distribusi materi

komunikasi pemasaran, yang dapat dipublikasikan melalui situs web.

2. Capability

Internet menyediakan peluang baru untuk produk-produk dan

layanan baru serta mengeksploitasi pasar baru.

3. Competitive advantage

Jika sebuah perusahaan memperkenalkan kemampuan baru

sebelum pesaingnya, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan

hingga pesaing memiliki kemampuan yang sama.

4. Communication imporovement

Meliputi peningkatan komunikasi dengan pelanggan, staff,

pemasok, dan distributor.

5. Controll

Internet dan intranet dapat menyediakan riset pemasaran yang

lebih baik melalui pelacakan perilaku konsumen dan cara staff

perusahaan memberikan pelayanan.

6. Costumer service improvement

Dicapai dengan query isi database yang intraktif. Misalnya

ketersediaan stok atau pertanyaan customer service.

16  

  

2.1.4 World Wide Web

Menurut Hall (2006, p180) World Wide Web (Web) adalah suatu

fasilitas Internet yang menghubungkan situs pengguna secara lokal dan

seluruh dunia.

Menurut Williams dan Sawyer (2007, p17) World Wide Web

merupakan komponen internet yang berupa multimedia. Internet memang

sudah lahir lebih dari 35 tahun yang lalu, tetapi satu hal yang penting yang

mempopulerkan internet, selain e-mail, adalah World Wide Web atau “Web”

atau “web” yang mulai dikembangkan awal tahun 1990-an. Web

didefinisikan sebagai sistem interkoneksi komputer internet (disebut server)

yang mendukung dokumen-dokumen berformat multimedia. Kata multimedia

yang berarti “banyak media”, berkaitan dengan teknologi yang menyajikan

informasi dilebih dari satu media, misalnya teks, gambar tidak bergerak,

gambar bergerak, dan suara. Dengan kata lain, web menyediakan informasi

dalam beragam bentuk.

2.1.5 Pemasaran

2.1.5.1 Pengertian Pemasaran

Menurut Madura (2008, p141) pemasaran dapat didefinisikan

secara luas sebagai tindakan perusahaan untuk merencanakan dan

melakukan desain, penentuan harga, distribusi, dan promosi produk.

17  

  

Menurut Stanton (2007) pemasaran adalah sesuatu yang

meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk

merencanakan dan menentukan harga sampai dengan

mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa

memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.

http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-pemasaran-menurut-

para-ahli-ilmu-manajemen-pemasaran-marketing-dasar.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran

adalah proses penetapan harga, distribusi, dan promosi produk yang

bertujuan untuk memuaskan keinginan pelanggan.

2.1.5.2 Konsep Pemasaran

Menurut Kotler (2008, p12) konsep pemasaran mengatakan

bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan

kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan

yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para

pesaing.

Menurut Lea (2007) konsep pemasaran merupakan

perwujudan dari keinginan, kebutuhan dan permintaan manusia yang

dijabarkan dalam bentuk produk dengan tujuan memuaskan keinginan

manusia sehingga marketing dapat terjadi apabila seseorang

18  

  

memutuskan untuk mempertukarkan suatu barang demi memuaskan

keinginan dan kebutuhannya.

http://punyalea.blogspot.com/2007/10/manajemen-pemasaran-1.html.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa konsep

pemasaran adalah konsep penentuan kebutuhan dan keinginan

pelanggan yang diwujudkan kedalam bentuk produk yang dihasilkan

sehingga dapat memuaskan kebutuhan pelanggan, salah satunya

tentang konsep perencanaan di bidang harga, promosi, dan distribusi.

2.1.5.3 Manajemen Pemasaran

Menurut Shinta (2009) manajemen pemasaran adalah suatu

usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan (yang terdiri dari

kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir) serta

mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu

organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif.

http://lecture.brawijaya.ac.id/shinta/files/2009/02/bab-1.doc.

19  

  

2.2 Teori Khusus

2.2.1 E-business

Menurut O’brien (2005, p11) e-business adalah pengunaan teknologi

internet hingga ke pekerjaan yang berkaitan dengan internet dan

pemberdayaan proses bisnis, e-commerce, dan kerjasama usaha dalam sebuah

perusahaan, dengan para pelanggan dan pemasok, serta pihak-pihak yang

berkepentingan (stakeholder).

Menurut Connolly and Begg (2002, p947) e-business adalah integrasi

lengkap dari teknologi internet kedalam infrastruktur bisnis.

2.2.2 E-marketing

Menurut Madura (2008, p157) istilah e-marketing mengacu pada

penggunaan internet untuk melakukan pendesainan, penentuan harga,

distribusi, dan promosi produk. E-marketing adalah bagian dari e-commerce,

yaitu penggunaan teknologi elektronik untuk melakukan berbagai transaksi

bisnis, misalnya penjualan produk dan pengakusisian informasi mengenai

konsumen, dengan cara yang lebih efisien.

Menurut Kotler (2003, p40) e-marketing merupakan usaha

perusahaan untuk menginformasikan, mengkomunikasikan, mempromosikan,

dan menjual produk dan jasanya melalui internet.

20  

  

Jadi e-marketing adalah usaha perusahaan untuk mempromosikan dan

menjual produknya dengan menggunakan aplikasi elektronik salah satunya

adalah melalui internet.

2.2.3 Critical Success Factor

Menurut Lauden (2004, p380) critical success factor adalah sejumlah

kecil pengidentifikasian tujuan operasional yang dibentuk oleh industri,

perusahaan, manajer, dan lingkungan yang lebih luas yang diyakini untuk

menjamin keberhasilan suatu organisasi.

Kekuatan metode CSF adalah bahwa CSF menghasilkan kumpulan

data yang lebih kecil untuk menganalisis daripada analisis perusahaan. Hanya

manajer puncak yang diwawancarai dan pertanyaan-pertanyaan fokus pada

sejumlah kecil CSF daripada penyelidikan yang luas pada informasi apa yang

digunakan atau diperlukan. Metode CSF memperhitungkan perubahan

lingkungan yang harus disepakati oleh organisasi dengan manajer. Metode

ini secara eksplisit meminta manajer untuk melihat lingkungan dan

mempertimbangkan bagaimana analisis mereka pada informasi yang mereka

butuhkan.

21  

  

2.2.4 Tujuh Tahapan dari E-marketing

Menurut Mohammed et al. (2003, p8) ada 7 tahapan dalam internet

marketing sebagai berikut:

Gambar 2.1 Tujuh Tahapan Dalam Internet Merketing

 

Stage 1

Framing the Market 

Opportunity Stage 2

Formulating The 

Marketing Strategy 

Stage 3 

Design the Customer Experience 

Stage4 

Crafting the Customer Interface 

Stage 5 

Designing the Marketing Program 

Stage 6 

Leveraging Customer Information through 

Technology 

Stage 7 

Evaluating Marketing Program 

22  

  

Sumber: Mohhamed et.al

Stage 1: Framing the Market Opportunity

Tahap ini meliputi analisis peluang pasar dan mengumpulkan

data dari sistem online maupun offline untuk menciptakan penilaian

peluang. Pada tahap ini memiliki enam bagian dari suatu metodologi

sederhana untuk mengevaluasi daya tarik peluang. Enam bagian

tersebut adalah sebagai berikut: (Mohammed et.al, 2003, p31-p66).

1. Investigate opportunity in an existing or New Value System

(menginvestigasi peluang pada sistem yang sudah berjalan atau pada

sistem yang baru).

Pengidentifikasian peluang dan analisis ditujukan pada sistem

yang sudah ada atau sistem yang baru. Value sistem dapat dijelaskan

sebagai keseluruhan rantai dari supplier, distributor, competitor,

pembeli, dan perantara yang membawa sebuah penawaran pada pasar.

Pada bagian ini dipergunakan untuk mengidentifikasi

secara luas daerah mana yang akan dimasuki oleh perusahaan baru

dan peluang-peluang apa saja yang dapat diperoleh untuk

memungkinkan perusahaan untuk masuk ke pasar.

2. Identify unmet or underserved customer needs (mengidentifikasi

kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi).

Penciptaan nilai yang baru berdasarkan atas melakukan

sebuah pekerjaan yang baik dalam melihat apa yang dibutuhkan oleh

23  

  

pelanggan dengan mengidentifikasi proses bisnis didalam perusahaan

yang telah ada untuk melihat apakah sistem yang telah berjalan

sekarang ini dapat memenuhi kebutuhan pelanggan atau tidak.

Pelanggan akan tetap loyal pada perusahaan hanya jika

perusahaan mengetahui kebutuhan pelanggan dan berkomunikasi

secara efektif karena kebutuhan akan selalu terus berkembang. Kunci

aktifitas pada tahap ini adalah mengidentifikasi salah satu dari

kebutuhan yang tidak terpenuhi / tidak dilayani dengan baik.

3. Determine target customer segment (mengidentifikasi segmentasi

pelanggan).

Segmentasi memiliki pengertian sebagai proses

pengelompokan konsumen berdasarkan faktor-faktor tertentu.

Perusahaan harus dapat mengsegmentasi setiap konsumennya

sehingga memudahkan perusahaan untuk menentukan target

perusahaan. Pendeketan segmentasi pasar dapat dibedakan

berdasarkan:

a. Geographics

Negara / daerah / kota, ukuran kota, kepadatan (urban,

suburban, rural), dan lainnya.

b. Demographic dan Firmographic

Pendekatan demographic mencakup pengelompokan

menurut umur, jenis kelamin, pekerjaan, etnik,

pendapatan, status keluarga, taraf hidup, konektifitas

internet, dan tipe browser. Dalam pendekatan

24  

  

firmographic, perusahaan disegmentasikan berdasarkan

jumlah pegawai, status online atau offline, ukuran

perusahaan, fungsi pekerjaan, dan proses pembelian.

c. Behavioral

Perilaku belanja online¸ perilaku belanja offline,

penggunaan jaringan, website loyalty, dan pembelanjaan

sebelumnya.

d. Occasion (situsional)

Kesempatan rutin, kesempatan khusus, waktu, lokasi,

event, dan trigger.

e. Psychographic

Gaya hidup, kepribadian, dan hubungan dekat.

f. Benefits

Kenyamanan, ekonomi, kualitas, kemudahan penggunaan,

kecepatan, informasi, dan seleksi.

g. Beliefs and Attitudes

Kepercayaan terhadap merek, sikapnya terhadap kategori,

kepercayaan efektifitas saluran, dan kepercayaan terhadap

diri mereka sendiri.

4. Assess resource requirements to deliver the offering

(menggunakan sumber daya perusahaan untuk menyampaikan sebuah

penawaran).

Sebuah perusahaan haruslah memiliki kumpulan sumber daya

yang jelas agar dapat berhasil di pasar. Tanpa mereka, perusahaan

25  

  

tidak akan mempunyai keuntungan yang diperlukan untuk

menghasilkan cash flow. Pada tahap ini, perusahaan haruslah

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sumber daya yang ada.

Dimana setiap peluang yang dimiliki oleh perusahaan akan menjadi

suatu keunggulan dalam bersaing. Adapun tiga klasifikasi kategori

sumber daya perusahaan, yaitu:

a. Customer-Facing

Sumber customer-facing meliputi kekuatan dari pemasaran,

kekuatan merek dagang serta luasnya daerah distribusi sehingga

pelanggan mengetahui caranya berinteraksi dengan perusahaan.

b. Internal

Meliputi seluruh kegiatan operasional perusahaan seperti

teknologi, pengembangan produk, skala ekonomi, dan karyawan

berpengalaman.

c. Upstream

Berhubungan dengan hubungan antara perusahaan dengan

pemasok. Contohnya kerjasama antar pemasok dengan pemasok dan

tingkat kesempurnaan kerjasama antara perusahaan dengan pemasok.

5. Asses competitive, techonological, and financial attractiveness of

opportunity (mempertimbangkan daya tarik persaingan, teknologi,

dan keuangan sebagai peluang).

Terdapat empat kriteria yang biasanya digunakan untuk

menentukan karakter dan tingkat dari sebuah peluang, yaitu:

26  

  

a. Di dalam dunia industri terdapat dua jenis pesaing untuk sebuah

proses bisnis, yaitu:

‐ Direct competitor

Merupakan pesaing dalam industri yang sama dimana

menawarkan produk atau jasa yang sama dengan pesaing lainnya.

‐ Indirect competitor

Merupakan pesaing dalam industri yang sama namun tidak

menawarkan produk atau jasa yang sama dengan pesaing lainnya.

Dapat dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu:

• Substitute producers, suatu perusahaan yang menawarkan

produk atau jasa yang berbeda namun memiliki fungsi yang sama

dengan yang ditawarkan oleh perusahaan.

• Adjacent competitors, merupakan pesaing yang tidak

menawarkan produk yang langsung menjadi barang pengganti namun

memiliki suatu potensi untuk menjadi produsen barang pengganti /

subtitute producers.

b. Technology vulnerability

c. Perkembangan teknologi semakin maju pesat harus

dijadikan bahan pertimbangan dalam melihat teknologi apa yang

dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan potensi yang ada di

dalam perusahaan. Technology vulnerability merupakan penilaian

terhadap teknologi yang diterapkan dalam perusahaan.

d. Customer dynamics

27  

  

Perusahaan haruslah senantiasa menganalisa setiap perubahan

yang ada di dalam konsumen, karena sifat konsumen yang dinamik

menjadi salah satu tolak ukur dalam memajukan perusahaan dan bila

perusahaan dapat manfaatkannya dengan memenuhi setiap kebutuhan

konsumen maka akan memudahkan perkembangan lainnya.

e. Microeconomics

Dalam microeconomics haruslah mempertimbangkan market

size dan profitability. Pangsa pasar yang luar akan menentukan

penghasilan yang didapat serta margin / keuntungan yang tinggi akan

memacu perusahaan untuk memperolehnya. Dengan mengetahui

luasnya pangsa pasar dan keuntungan yang diperoleh akan

menentukan bagaimana sebuah perusahaan mendapatkan penghasilan.

6. Conduct go/no-go assessment (membuat keputusan akhir “go/no

go decision”).

Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengambilan

keputusan akhir yang didasarkan dari setiap peluang yang ada yang

berhasil di analisa oleh perusahaan. Dimana peluang tersebut akan

dijadikan sebagai tolak ukur apakah go/no go bagi perusahaan untuk

dapat melakukan internet marketing.

Beberapa dasar pertimbangan yang digunakan untuk

mengambil keputusan adalah:

a. Competitive vulnerability

b. Technology vulnerability

c. Magnitude of unmet needs

28  

  

d. Interaction between segments

e. Likely rate of growth

f. Market size

g. Level of profitability

Pertimbangan-pertimbangan di atas digunakan untuk dijadikan

dasar dalam mengambil keputusan akhir.

Stage 2: Formulating the Market Strategy

Strategi pemasaran internet didasarkan pada perusahaan, unit

bisnis, dan keseluruhan strategi-strategi pemasaran di perusahaan

tersebut. Tujuan-tujuan, sumber daya, dan berbagai aksi dari strategi

pemasaran tersebut harus berjalan bersamaan dengan stategi unit-

bisnis. Tahap ini meliputi tiga komponen utama marketing mix

program pemasaran untuk mendukung strategi pemasaran, yaitu:

(Mohammed et.al, 2003, p107-p113)

1. Segmentation

Mengidentifikasi segmen pasar yang dituju oleh perusahaan,

berdasarkan faktor-faktor tertentu. Merupakan suatu pembagian pasar

/ orang ke dalam beberapa sub unit pelanggan berdasarkan kesamaan-

kesamaan seperti kesamaan produk yang disukai, biaya yang harus

dihabiskan untuk melayani pelanggan dan karakteristik yang cocok

untuk program pemasaran yang ada seperti wilayah, dan tingkat

29  

  

pendapatan. Dasar dari segmentasi pasar akan berubah secara alami

ketika perusahaan offline mulai mencari pelanggan melalui internet,

misalnya variable seperti geografi,dan varibel-variabel baru seperti

kecepatan akses internet.

Change in segmentation characteristics due to internet

No Yes

Market Expansion

Reclassified Expansion

No Change

Market Reclassification

Gambar 2.2 Brick and Mortals Segmentation Scenarios

Sumber: Mohammed et.al (2003, p108)

Di dalam Bricks and Mortals untuk segmentasi terdapat empat

kemungkinan, yaitu:

a. No change

Segmentasi online tidak menampakan berbagai segmen baru

yang signifikan dan komposisi serta ukuran dari segmen

pelanggan online pada umumnya relatif sama dengan segmen

offline.

 

Yes

No

Change in size market segment

30  

  

b. Market expansion

Karakteristik dari segmen online sama seperti karakteristik

dari sistem offline, tetapi ukuran segmennya mengalami

perubahan. Hal tersebut disebabkan internet membantu

mengurangi keterbatasan geografis dalam penjualan produk

dan batasan waktu.

c. Market reclassification

Karakteristik pelanggan offline berbeda dengan pelanggan

online. Hal ini berkaitan dengan kemampuan internet dalam

meningkatkan penawaran perusahaan seperti melalui

peningkatan pelayanan atau customizability.

d. Reclassified expansion

Dalam segmentasi ini perubahan yang terjadi tidak hanya pada

ukuran namun pada komposisi segementasi pasarnya ataupun

karakteristiknya juga. Dalam hal ini targeting dan positioning

memegang peranan penting dalam kesuksesan online.

2. Targeting

Merupakan penerapan segmen pasar yang paling menarik

yang kemudian akan dijadikan target utama perusahaan dalam

kegiatan akhir dari pemasaran yaitu penjualan, berdasarkan pada

keuntungan, biaya pelayanan, mudah dijangkau, dan potensi

pertumbuhan.

31  

  

Gambar 2.3 Brick and Mortals Targeting Scenario

Sumber: Mohammed et.al (2003, p110)

Keterangan:

a = serve segment online as offline

b = serve a portion of offline segment online

c = serve new segment online

d = serve part of offline as well as new segment online

a. Blanket Targeting

Karakteristik umum dari segmen online sama dengan segmen

offline-nya, tetapi segmen bertambah besar karena faktor

Blanket Targeting

New Opportunity Targeting

Beachhead Targeting

 

Bledd-Over Targeting

Same customers Different customers

Entire segment

Focus of effort

Partions of a segment

a c

b d 

32  

  

seperti meningkatnya jangkauan geografis atau pelanggan

offline perusahaan tersebut merupakan pengguna internet.

b. Beachhead Targeting

Segmen pelangan online lebih kecil daripada segmen offline-

nya, yang mungkin mewakili suatu kelompok rasa atau

kesukaan yang lebih fokus. Hal ini mungkin terjadi, jika hanya

sebagian dari pelanggan perusahaan tersebut menggunakan

internet untuk melakukan pembelian. Pelanggan-pelanggan ini

mungkin menunjukkan peningkatan pilihan dengan

menggunakan internet tetapi biasanya masih memperhatikan

pilihan pembelian yang sama seperti pelanggan offline.

c. Bleed Over Targeting

Fokus utama perusahaan mencakup sebagian besar dari

segmen offline dan sebagian dari segmen pelanggan baru.

Segmen yang ditargetkan dapat mencakup individu-individu

yang mungkin sebelumnya diabaikan pada pilihan target

segmen offline dikarenakan online sekarang menawarkan

sesuatu yang memikat untuk menarik pelanggan-pelanggan

tersebut.

d. New Opportunity Targeting

Perusahaan akan memilih segmen pasar yang sepenuhnya

baru, target segmen benar-benar beda seluruhnya dimana

pelanggan menghadirkan kebutuhan dan pilihan yang berbeda

dari segmen offine yang tradisional. Skenario ini mungkin

33  

  

terjadi ketika terdapat produk-produk yang berbeda, hal yang

baru untuk pelanggan dengan lokasi geografis yang berbeda,

atau jika pemasaran sebelumnya tidak mampu menjangkau

dan mempengaruhi persepsi produk.

3. Positioning

Dalam hal ini adalah bagaimana perusahaan

mempengaruhi pelanggan, mendesain pesan-pesan pemasaran

sehingga sebuah produk yang ditawarkan dapat dianggap unik

dan bernilai untuk pelanggan. Strategi untuk pelanggan

merupakan kombinasi dari strategi produk, jaringan pemasaran,

harga, dan promosi yang membutuhkan differensiasi.

Customer Similarity

Same Customers Different Customer

Blanket Targeting

• Menggunakan seluruh

strategi positioning saat

offline.

• Menyediakan website

kenyamanan dan mudah

diakses.

New Opportunity Targeting

• Mengganti seluruh strategi

positioning saat offline.

• Pembedaan posisi untuk

melayani segmen yang

baru.

Beachhead Targeting

• Mengambil sebagian strategi

Bleed Over Targeting

• Menggunakan dua

34  

  

saat offline.

• Lebih berfokus pada

kebutuhan kelompok kecil

pelanggan.

• Menekankan pada

keuntungan yang ada pada

internet.

positioning.

• Positioning sebelumnya

masih digunakan.

• Keuntungan tambahan posisi

seperti memperbanyak

penawaran via internet.

Gambar 2.4 Bricks and Mortar Targeting Scenarios

Sumber: Mohammed et.al (2003, p112)

Stage 3: Designing the Customer Experience

Menurut Mohammed et.al (2003, pp133-134) tahap ketiga di

dalam internet marketing perusahaan haruslah mengerti dan

memahami tipe-tipe customer experience yang dibutuhkan untuk

menyampaikan peluang yang ada. Oleh karena itu hasil dari

pemahaman tersebut harus benar-benar akurat dan tepat guna

terhadap kebutuhan konsumen. Pengalaman konsumen harus

berhubungan dengan posisi perusahaan dan strategi marketing.

Kesimpulannya sebuah customer experience merupakan suatu media

jembatan antara strategi high level marketing dengan taktik program

pemasaran.

35  

  

Sedangkan definisi mengenai customer experience adalah

sebagai suatu penerjemah user ketika berhadapan dengan sebuah

website, mulai dari home sampai pada tahap pembelian, termasuk

pada keputusan user mulai mengabaikan sistem belanja secara

manual. Inilah definisi sesungguhnya dari customer experience.

Ada tiga tahapan dalam membangun customer experience, yaitu:

1. Experiencing Functionality

Di dalam experiencing functionality dijelaskan bagaimana suatu

perusahaan memberikan produk yang sesuai dengan keinginan

pelanggan, sesuai dengan keinginan pasar, dan juga sesuai juga

dengan periode waktu yang ada.

Berkaitan langsung dengan tujuan dari fungsi website itu dibuat.

a. Usability and case of navigation

b. Speed

c. Realiability

d. Security

e. Media accessibility

2. Experiencing Intimacy

Pada tahap ini, konsumen merasa bahwa perusahaan telah sangat

memahami kebutuhan dan keinginan mereka yang pada

umumnya terwujud dalam berbagai customization untuk

tampilan situs web yang diinginkan konsumen.

a. Customization

36  

  

b. Communication

c. Clearly

d. Consistency

e. Trustworthtiness

f. Exceptional value

g. Shift from consuptional to leasure activity

3. Evangelism

Ketika perusahaan telah berhasil memenuhi setiap kebutuhan

konsumen maka dengan sendirinya tercipta suatu pengalaman

dari konsumen yang digambarkan sebagai individual experience

konsumen. Hasil dari individual experience konsumen ini

menggabungkan brand / merek perusahaan ke dalam

kehidupannya sehari-hari. Pada tahap ini konsumen menjadi

seseorang yang bersifat evangelist yaitu seorang konsumen yang

menyebar luaskan suatu produk atau brand dari suatu perusahaan

karena konsumen merasa telah mendapatkan nilai kepuasan

terhadap semua layanan yang diberikan sehingga tidak dapat

menunggu untuk dapat membagikan cerita tersebut kepada orang

lain.

a. Taking the world to the market

b. Active community membership

c. The company cares about my opinions

d. Defender of the experience

37  

  

Stage 4: Crafting the Customer Interface

Dalam merancang interface yang baik digunakan kerangka

kerja 7C (7C’s framework) yaitu cara untuk mengidentifikasi

tantangan-tantangan perancangan tampilan utama yang dihadapi

ketika mengimplementasikan model bisnis. (Mohammed et.al. 2003,

pp161-162).

Elemen-elemen tersebut, adalah:

1. Context: Konteks dari sebuah halaman web haruslah dapat

menangkap estetika dan berfungsi untuk dapat melihat dan

merasakan. Beberapa situs menitikberatkan fokus utamanya pada

tampilan fisik yang menarik, warna-warna dan segi-segi design,

sementara yang lainnya telah menekankan tujuan-tujuan yang

dapat bermanfaat seperti membuat navigasi.

2. Content: Isi dapat ditegaskan dengan semua hal-hal yang sifatnya

digital dalam sebuah website. Tentu saja media yang digunakan

– teks, video, audio, dan gambar / grafik – harus dapat

menyampaikan pesan dengan sebaik-baiknya, diantaranya

produk, jasa dan penyediaan informasi. Sementara konteks

sebagian besar berfokus pada “bagaimana” design dari sebuah

38  

  

halaman website, sedangkan ini berpusat pada apa yang ingin

dipresentasikan.

3. Community: Komunitas dapat dijelaskan sebagai sebuah

hubungan yang dijalin berdasarkan ketertarikan yang sama.

Komunitas dapat menciptakan sebuah content atau jasa yang

dapat menarik konsumen untuk mengunjungi sebuah website.

Dapat juga membangun hubungan yang lebih erat antara

konsumen dan perusahaan, juga antara sesama konsumen.

Biasanya sebuah komunitas menawarkan message boards dan

live chats.

4. Customization: Kemampuan situs dalam memberikan bentuk

yang berbeda untuk tiap konsumen atau memberikan konsumen

untuk membuat personalisasi dalam website.

5. Communication: Menunjuk kepada dialog yang melibatkan

website dan para penggunanya. Komunikasi ini dapat terjadi

dalam tiga bentuk, yakni perusahaan kepada user (email),

permintaan user keperusahaan (permintaan customer service),

kemudian dari user ke user (instant messaging).

6. Connection: Hubungan (link) antara satu site ke site lainnya.

7. Commerce: Berhubungan dengan kapasitas atau kemampuan

website dalam melakukan transaksi – penjualan barang, produk

atau jasa, yakni dengan shopping charts, pengiriman dan pilihan

pembayaran, pemeriksaan dan konfirmasi pesanan.

39  

  

Stage 5: Designing the Marketing Program

Dalam tahap lima ini maka kita akan mendesain program

pemasaran yang digunakan untuk merangkaikan strategi pemasaran

secara terkombinasi agar dapat menggerakkan target pelanggan dari

tahap awareness mengenai produk perusahaan menjadi tahap

commitment dan berakhir pada tahap dissolution. Keseluruhan

komponen yang terkait dengan kerangka kerja tersebut dinamakan

marketspace matrix. (Mohammed et.al 2003, p230-p233).

T

a

b

e

l

2

.

Tabel 2.1 Market Space Matrix

Sumber: Mohammed et.al (2003, p542)

Awareness Exploration Commitment Dissolution

Product

Price

Communication

Community

Distribution

40  

  

Ada empat tahap hubungan pelanggan, yaitu:

1. Tahap Kesadaran (Awareness). Tahap dimana pelanggan memiliki

informasi dasar, pengetahuan atau pandangan tentang perusahaan

atau produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut tetapi belum

memulai komunikasi dengan perusahaan. Konsumen mencapai

tahap ini melalui berbagai sumber seperti word of mouth,

pemasaran tradisional misalnya iklan di televisi dan pemasaran

online seperti banner ads.

2. Tahap Eksplorasi (Exploration). Tahap dimana pelanggan dan

perusahaan mulai membuat komunikasi dan aksi yang

memungkinkan suatu evaluasi mengenai kelanjutan hubungan

yaitu apakah akan lanjut atau tidak ke bagian yang lebih dalam. Di

dunia maya, eksplorasi ini dapat berupa mengakses situs web

secara berkala, membeli produk yang ditawarkan, atau

mengembalikan produk yang telah dibeli. Tahap ini dapat

memakan waktu bertahun-tahun atau hanya beberapa kali akses

saja sebelum lanjut ke tahap berikutnya.

3. Tahap Komitmen (Commitment). Tahap ini melibatkan adanya

tanggung jawab terhadap produk atau perusahaan. Pelanggan akan

secara berkala mangakses situs web tersebut, memberikan

41  

  

pandangan dan sikap yang merefleksikan loyalitas. Satu ukuran

utama untuk melihat komitmen dari pelanggan adalah

customization yang dilakukan pelanggan tersebut terhadap situs

web yang dikunjunginya.

4. Tahap Pemutus Hubungan (Dissolution). Tahap ini muncul ketika

salah satu atau kedua belah pihak memutuskan hubungan. Tidak

semua pelanggan berharga untuk perusahaan. Manajer pemasaran

berpegang pada aturan 20% pelanggan menyediakan 80%

keuntungan. Sehingga ada banyak pelanggan harus dilakukan

pengelompokan yang jelas. Terhadap pelanggan yang tidak

berharga, perusahaan akan memutuskan hubungan atau mendorong

pelanggan tersebut untuk memutuskan hubungan.

Pelanggan tidak perlu melalui ke-4 tahap ini. Bisa saja dari

tahap awareness langsung ke tahap commitment atau dissolution, atau

dari tahap exploration langsung ke tahap dissolution tanpa melalui

tahap commitment. Adapun bauran pemasaran internet (marketing

mix) terdiri product, price, communication dan disstribution,

ditambah dengan community dan branding.

‐ Product

Produk merupakan suatu bentuk atau barang fisik yang ditawarkan

perusahaan dalam suatu transaksi. Produk juga merupakan sesuatu

yang diciptakan untuk tujuan terjadinya kegiatan transaksi baik

dalam bentuk barang maupun jasa.

‐ Price

42  

  

Harga merupakan sejumlah nilai yang harus dibayar oleh

pelanggan untuk mendapatkan produk atau jasa yang ditawarkan

oleh perusahaan. Harga merupakan bagian penting pemasaran

yang terus meningkat. Internet menciptakan alat penentuan harga

dengan sepenuhnya konsep baru untuk digunakan perusahaan,

termasuk strategi harga yang dinamis.

‐ Communication

Komunikasi atau promosi sangatlah penting dalam marketing.

Komunikasi merupakan sebuah kegiatan yang menginformasikan

satu atau lebih grup target pelanggan tentang perusahaan dan

produknya. Tujuan komunikasi ini adalah untuk menyampaikan

pesan pada pelanggan yang tepat pada waktu yang tepat.

Marketing komunikasi ini dapat dikelompokkan ke dalam empat

kategori, yaitu:

• Mass offline

• Personal offline

• Mass online

• Personal online

‐ Community

Kominitas merupakan satu set hubungan yang terbentuk karena

adanya kesamaan minat yang dapat memuaskan kebutuhan

individu yang tidak tercapai.

43  

  

‐ Disstribution

Saluran distribusi merupakan proses membuat produk atau

layanan perusahaan tersedia bagi pelanggan untuk digunakan dan

dikonsumsi.

‐ Branding

Merupakan nama, simbol, tanda atau rancangan untuk

mengidentifikasi barang dan layanan yang dijual sehingga dapat

berbeda dengan produk pesaing.

Stage 6: Leveraging Customer Information through Technology

Perusahaan dapat menggunakan bantuaan teknologi untuk

mendapatkan, mengorganisasikan, menganalisa, dan memanfaatkan

informasi mengenai pelanggan sehingga perusahaan akan lebih

memahami dan mengenal pelanggan untuk mengetahui apa yang

dibutuhkan oleh pelanggan. Dalam sebuah lingkungan yang terpusat

pada pelanggan, perusahaan harus berbuat dan bertindak pada tiga

keputusan utama, yaitu: (Mohammed et.al 2003, p628-p664)

1. Research Marketing

Kerangka dari research marketing ini meliputi: peluang /

pendefinisian masalah (opptunity / problem definition),

44  

  

perancangan penelitian (research design), pengumpulan data dan

masukan (data collection and entry), analisa data (data analysis),

penggunaan data.

2. Marketing Database

Database marketing terdiri dari perolehan informasi konsumen

yang berarti bagi tiap individu, menganalisa informasi ini untuk

memperkirakan respon konsumen pada penawaran-penawaran

tertentu, dan membuat keputusan-keputusan pemasaran

berdasarkan respon yang diharapkan.

3. Customer Relationship Management

Menetapkan profitabilitas jangka panjang dari pelanggan dan

memelihara pelanggan utama. Pemasar yang efektif

menggunakan pasar dan informasi pelanggan untuk memberi

informasi dan mengurangi ketidakpastian hubungan dengan

pengelolaan pengambilan keputusan. Informasi pelanggan

merupakan kekuatan dan sistem informasi pelanggan membuat

perusahaan dapat meningkatkan kekuatannya.

Stage 7: Evaluating Marketing Program

Menurut Mohammed et.al (2003, p681-p703) tahap terakhir

ini melibatkan hasil evaluasi dari program pemasaran internet secara

keseluruhan yang terdiri dari fokus yang seimbang baik dengan

pelanggan maupun dengan matrik keuangan. Model ini

45  

  

mengendalikan perilaku organisasional dalam beberapa cara,

termasuk membantu menjelaskan sasaran-sasaran strategis,

mengkomunikasikan strategi tersebut, memonitor kinerja,

meningkatkan akuntanbilitas, dan meluruskan sasaran. Beberapa

karakteristik dari matrik yang baik: mudah diukur, dapat diartikan,

kuat, diterima secara umum, berhubungan dengan hasil yang

diinginkan.

Evaluasi tersebut dilakukan dengan cara pengukuran: matrik

keuangan, matrik berbasiskan pelanggan, matrik implementasi

program serta halaman situs. Matrik keuangan menilai kinerja dari

suatu bisnis. Matrik berbasiskan pelanggan mengukur kesehatan aset

pelanggan dari suatu bisnis. Sedangkan matrik implementasi

mengukur pengimplementasian program pemasaran yang

menjelaskan apa aksi yang perlu dilakukan untuk memperkuat basis

pelanggan dan pada akhirnya hasil keuangan tersebut.

Perusahaan juga meninjau kembali program pemasaran yang

telah disusun melalui proses pengukuran dengan menggunakan matrik

dengan tujuan untuk menilai tingkat keberhasilannya. Sehingga hasil

dari keseluruhan evaluasi ini dapat dilihat apakah objektifitas

perusahaan telah terpenuhi atau belum.

46  

  

2.2.5 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

2.2.5.1 Rich Picture

Menurut Mathiassen (2000, p26-p27) rich picture adalah

gambaran informal yang menyajikan pemahaman tentang sebuah

situasi. Rich picture berfokus pada aspek-aspek penting dari situasi,

yang ditentukan oleh ilustrator. Namun, rich picture harus

memberikan gambaran yang luas mengenai situasi yang

memungkinkan beberapa alternatif terjadi.

2.2.5.2 Class Diagram

Menurut Mathiassen (2000, p336) class diagram

menggambarkan kumpulan class dan hubungan strukturalnya. UML

memiliki class diagram, mereka adalah deskripsi sentral dalam

analisis berorientasi objek dan desain.

Menurut Fowler (2004, p53) class diagram mendeskripsikan

jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai macam hubungan statis

yang terdapat diantara mereka. Class diagram juga menunjukan

property dan operasi sebuah class dan batasan-batasan yang terdapat

dalam hubungan-hubungan objek tersebut.

47  

  

2.2.6 Navigation Diagram

Menurut Mathiassen (2000, p344) navigation diagram adalah jenis

khusus statechart diagram yang berfokus pada dinamika keseluruhan user

interface. Navigation diagram menunjukkan berpartisipasi windows dan

transisinya.

2.2.7 Basis Data

Menurut Connolly and Begg (2002, p14) database adalah kumpulan

data yang terkait secara logis, dan deskripsi dari data ini, yang dirancang

untuk memenuhi kebutuhan informasi dari sebuah organisasi.

Menurut Mulyadi (2006, p14) basis data merupakan tempat untuk

menyimpan data yang digunakan untuk melayani kebutuhan pemakai

informasi. Basis data dapat diperlakukan dari dua sudut pandang: secara fisik

dan secara logis. Basis data secara fisik merupakan media untuk menyimpan

data, seperti kartu buku besar, pita magnetik, disk, diskette, kaset, kartu

magnetik chip dan microfilm. Basis data secara fisik merupakan tempat

sesungguhnya suatu data disimpan. Namun yang lebih penting bukan dalam

bentuk fisik apa data disimpan, melainkan bagaimana mencari,

menggabungkan, dan mengambil data yang disimpan untuk memenuhi

kebutuhan khusus pemakai. Oleh karena itu, basis data dapat dipandang dari

48  

  

sudut pandang logis yang bersangkutan dengan bagaimana struktur

penyimpanan data sehingga menjamin ketepatan, ketelitian, dan relevansi

pengambilan informasi untuk memenuhi kebutuhan pemakai.

Menurut Budilaksono (2008, p2 & p5) basis data didefinisikan

sebagai himpunan sekelompok data yang diorganisasikan dan diatur secara

sistematis dan saling berhubungan sehingga kelak jika diperlukan akan

menghasilkan informasi yang diperoleh dengan cepat dan mudah dan dapat

ditampilkan di computer ataupun dicetak atau disimpan dalam format file

yang lain. Manfaat adanya basis data dan sistem basis data adalah:

1. Ketersediaan data selalu terjamin.

2. Integrasi data selalu terjaga.

3. Duplikasi data dan kelebihan data dapat diminimalkan.

4. Keamanan data terjamin karena dapat diatur tingkatan user yang berhak

untuk mengakses data.

5. Sentralisasi pengelolaan data yang dilakukan oleh administrator basis

data.

2.2.8 Sistem Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2002, p274) sistem basis data

menggambarkan jangkauan dan batasan dari aplikasi basis data dan

pandangan-pandangan utama para pemakai. Sebelum mendesain suatu

aplikasi basis data penting untuk terlebih dahulu mengidentifikasikan

49  

  

batasan-batasan dari sistem yang sedang diteliti dan bagaimana

keterkaitannya dengan bagian lain dari sistem informasi perusahaan.

2.2.9 Database Management System

Menurut Hall (2006, p6) DBMS merupakan sebuah sistem perangkat

lunak khusus yang diprogram untuk mengetahui elemen data mana yang bisa

diakses (mendapatkan otorisasinya) oleh pemakai.

Menurut O’brien (2005, p222) database management system (DBMS)

adalah software utama dalam pendekatan manajemen database, karena

software tersebut mengendalikan pembuatan, pemeliharaan, dan penggunaan

database organisasi dan pemakai akhir.

Menurut Connolly and Begg (2002, p16) database management

system adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna

untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke

database.

2.2.10 Bahasa Pemrograman yang Digunakan

2.2.10.1 PHP

Menurut Welling and Thomson (2001, p2) PHP adalah bahasa

scripting sisi server yang dirancang khusus untuk web. PHP adalah

produk Open Source.

50  

  

Menurut Budilaksono (2008, p13) PHP (PHP Hypertext

Preprocessor) merupakan bahasa yang memfasilitasi penulisan script

ini dapat menyatu dengan HTML (Hypertext Markup Language) yang

merupakan script untuk membuat halaman web.

2.2.10.2 MySQL

Menurut Welling and Thomson (2001, p3) MySQL sesuatu

sangat cepat, kuat, sistem manajemen database relasional (RDBMS).

Database efisien memungkinkan anda untuk menyimpan, menyortir,

dan mengambil data. Server MySQL mengontrol akses ke data anda

untuk memastikan bahwa beberapa pengguna dapat bekerja dengan

merangkap, untuk menyediakan akses cepat ke sana, dan memastikan

bahwa hanya berwenang dapat memperoleh akses. Oleh karena itu,

MySQL adalah multi-user, multi-threaded server.

Menurut Budilaksono (2008, p12) MySQL adalah perangkat

lunak basis data server yang juga popular sama halnya dengan

Apache dan memang dalam penggunaannya dipasangkan dengan

Apache sebagai web server.

51  

  

2.2.10.3 Web Server Apache

Menurut Budilaksono (2008, p12) Web Server Apache

merupakan perangkat lunak web server yang paling popular

digunakan diseluruh dunia karena perangkat lunak Apache dapat

diperoleh dengan gratis dan penggunaan perangkat lunak ini handal.

Hal ini dikarenakan instalasi, setting dan komputibilitas dengan

berbagai perangkat lunak lainnya seperti basis data server dan bahasa

scripting yang membaca basis data dari basis data server.