BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Definisi …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01233-MC...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Definisi …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01233-MC...
16
16
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Definisi Komunikasi
Secara umum komunikasi dapat disebutkan sebagai proses
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita (informasi) antara dua
orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami (Barata, Atep Daya, 2003: 54)
Proses Komunikasi menurut Atep Daya Brata (2003: 55),
Komunikasi akan berlangsung dengan baik jika terdapat elemen-
elemen yang mendukung proses komunikasi, antara lain meliputi
keberadaan:
1. Pengirim, yaitu pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak
lainnya.
2. Penulisan dalam bentuk sandi, yaitu suatu proses penyebaran
dalam bentuk simbol atau kode atau sandi.
3. Pesan, serangkaian simbol-simbol yang disampaikan pengirim.
4. Media, yaitu suatu alat bantu atau saluran untuk
menyampaikan pesan.
5. Penerima, yaitu pihak yang menerima pesan
17
17
6. Pembacaan sandi, suatu proses atau pengartian atau
menterjemahkan simbol-simbol oleh pihak penerima pesan
7. Tanggapan, yaitu serangkaian reaksi dari pihak penerima atas
pesan-pesan yang disampaikan kepadanya.
8. Umpan balik, yaitu respons penerima yang disampaikan
kepada pengirim pesan.
Analisis definisi komunikasi menurut Harold D Laswell :
1. Who? (Siapa atau Sumber)
Sumber atau komunikator adalah pelaku utama yang
mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau memulai
suatu komunikasi, bisa individu, kelompok, organisasi,
maupun suatu negara sebagai komunikator.
2. Says what? (pesan)
Apa yang akan disampaikan kepada penerima (komunikan),
dari sumber atau isi informasi. Merupakan eperangkat simbol
verbal atau non-verbal yang mewakili perasaan, nilai,
gagasan, maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan, yaitu
: makna, simbol untuk menyampaikan makna, dan bentuk
pesan.
3. In which chanel? (saluran atau media)
Alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada
18
18
komunikan baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui
media cetak, elektronik atau online).
4. To whom? (kepada siapa atau penerima)
Orang, kelompok, atau organisasi yang menerima pesan dari
sumber. Selain penerima, to whom dapat juga dikatakan
sebagai tujuan (destination), pendengar (listener), khalayak
(audience), atau komunikan.
5. To whom? (kepada siapa atau penerima)
Orang, kelompok, atau organisasi yang menerima pesan dari
sumber. Selain penerima, to whom dapat juga dikatakan
sebagai tujuan (destination), pendengar (listener), khalayak
(audience), atau komunikan.
6. With what effect? (dampak atau efek)
Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima)
setelah menerima pesan dari sumber. Seperti, perubahan sikap
atau penambahan pengetahuan.
2.1.2 Definisi Public Relations
Definisi PR yang diambil dari The British Institute of Public
Relations dalam (Ruslan Rosady, 2010: 15), berbunyi :
1. Public Relations activity is management of communications
between an organization and its public.
19
19
(Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi
antara organisasi dan publiknya).
2. Public Relations pratice is deliberate, planned, and sustain
effort to establish and maintain mutual understanding
between an organization and its public.
(Prkatik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan,
dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling
pengertian antara organisasi dan publiknya).
Definisi Public Relations menurut Rex Harlow dalam (Ruslan
Rosady, 2010: 16) adalah fungsi manajemen yang khas dan
mendukng pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi
dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikas, pengertian,
penerimaan dan kerja sama; melibatkan manajemen dalam
menghadapi persoalan/ permasalahan, membantu manajemen dalam
mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak
sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan
penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis
sebagai sarana utama.
Fungsi Public Relations menurut Cutlip & Centre, and Canfield
dalam (Ruslan Rosady, 2010: 18) adalah sebagai berikut:
20
20
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai
tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/
organisasi).
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/ organisasi
dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini,
persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/ organisasi
yang diwakilinya, atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan
saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat
bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, mengatur
arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/ organisasi
ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif
bagi kedua belah pihak.
3 fungsi utama Public Relations menurut Edward L. Bernay dalam
(Ruslan Rosady, 2010: 18) adalah sebagai berikut :
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.
2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan
masyarakat secara langsung.
21
21
3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu
badan/ lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan
masyarakat atau sebaliknya.
Ruang lingkup tugas Public Relations dalam sebuah organisasi/
lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut :
1. Membina hubungan baik ke dalam (publik internal)
Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang
menjadi bagian dari unit/ badan/ perusahaan atau organisasi
itu sendiri. Seorang PR harus mampu mengidentifikasi atau
mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di
dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh
organisasi.
2. Membina hubungan keluar (publik eksternal)
Yang dimaksud publik eksternal adalah umum (masyarakat).
Mengusahakan timbulnya sikap dan gambaran publik yang
positif terhadap lembaga yang diwakilinya.
Menurut H. Fayol dalam beberapa kegiatan dan sasaran PR, adalah
sebagai berikut :
1. Membangun indentitas dan citra perusahaan. Menciptakan
identitas dan citra perusahaan yang positif serta mendukung
22
22
kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai
pihak.
2. Menghaddapi krisis, menangani keluhan dan menghadapi
krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan
PR Recovery image yang bertugas memperbaiki lost of
image and damage.
3. Mempromosikan aspek kemasyarakatan, mempromosikan yang
menyangkut kepentingan publik serta mendukung kegiatan
kampanye sosial anti merokok, serta menghindari obat-obatan
terlarang, dan sebagainya.
Menurut Dozier & Broom dalam (Ruslan Rosady, 2010: 20)
peranan public relations dalam satu organisasi dapat dibagi empat
kategori :
1. Penasehat Ahli
Seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman
dan memiliki kemampuan tinggi dan membantu mencarikan
solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan
publiknya.
2. Fasilitator Komunikasi
Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator
atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal
23
23
untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh
publiknya.
3. Fsilitator Proses Pemecahan Masalah
Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan
public relations ini merupakan bagian dari tim manajemen.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi
baik sebagai penasihat hingga mengambil tindakan eksekusi
dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi
secara rasional dan profesional.
4. Teknisi Komunikasi
Peranan teknisi komunikasi ini menjadikan praktisi PR
sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan
layanan teknis komunikasi atau yang dikenal dengan methode
of communication in organization.
Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung masing-
masing bagian atau tingkatan, yaitu secara teknis komunikasi,
baik atus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari
tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan
ke tingkat atasan.
2.1.3 Definisi Citra
Menurut canton dalam buku berjudul Metodologi Penelitian untuk
Public Relations Kuantitaif dan Kualitatif, Elizabeth Goenawan (2011:
99) citra adalah kesan, perasaan, gambaran, diri
24
24
publik terhadap perusahaan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu
objek, orang atau organisasi.
Menurut Rosady Ruslan (2010: 77) citra dari suatu lembaga/
organisasi dan bentuk pelayanan jasa dan lain sebagainya yang
hendak dicapai oleh public relations dalam sistem informasi terbuka
pada era globalisasi serba kompetitif tersebut, intinya tidak terlepas
dari bentuk kualitas jasa pelayanan yang telah
diberikan, nilai kepercayaan dan merupakan amanah dari publiknya,
serta goodwill (kemauan baik) yang ditampilkan oleh lembaga/
perusahaan bersangkutan.
Menurut Frank Jefkins dalam (Ruslan Rosady, 2010: 77) terdapat
beberapa jenis citra yang dikenal di dunia aktivitas public relations
sebagai berikut :
1. Citra cermin
Pengertian di sini bahwa citra cermin yang diyakini oleh
perusahaan bersangkutan-terutama para pemimpin-yang selalu
merasa dalam posisi baik tanpa mengacuhkan kesan orang
luar.
25
25
2. Citra kini
Citra merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain
tentang perusahaan/ organisasi atau hal yang berkaitan
dengan produknya.
3. Citra keinginan
Citra keinginan ini adalah seperti apa yang ingin dicapai
oleh pihak manajemen terhadap lembaga/ perusahaan, atau
produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal,
menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif
diberikan oleh publiiknya atau masyarakat umum.
4. Citra perusahaan
Jenis citra ini adalah yang berkaitan dengan sosok
perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan
citra perusahaan yang positif.
5. Citra sarbaneka
Merupakan pelengkap dari citra perusahaan di atas, misalnya
bagaimana pihak PR-nya akan menampilkan pengenalan
terhadap identitas perusahaan.
6. Citra penampilan
Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subjeknya,
bagaimana kinerja atau penampilan diri para profesional pada
perusahaan bersangkutan.
26
26
Strategi angkat citra menurut Jackie Ambadar (2007: 19) dapat
diwujudkan antara lain melalui :
1. Penggantian logo perusahaan sesuai dengan citra yang ingin
dibangun.
2. Penggantian slogan baru perusahaan.
3. Pasang iklan baris di Koran.
4. Pasang iklan di halaman kuning (yellow pages)
5. Pasang iklan di pusat perkulakan
6. Promosi lewat surat
7. Jadi pembicara di seminar dan bicaralah tentang hal yang
benar-benar dikuasai.
8. Jadi pembicara tamu di acara dialog di radio
9. Membuat pusat data tentang pelanggan, lengkap dengan
alamatnya. Jaga terus agar tetap up-to-date.
10. Bangun citra perusahaan dengan kartu nama dan kop surat
yang menarik
11. Merancang brosur yang menjelaskan keuntungan dari produk
perusahaan
12. Mengembangkan system pemesanan lewat surat. Buat tempat
khusus untuk memamerkan dan membeli langsung produk
perusahaan
13. Merancang pemasaran jarak jauh (telemarketing)
27
27
14. Menerbitkan bulletin yang menceritakan perkembangan terbaru
usaha perusahaan, paling tidak tiga bulan sekali.
15. Membuat souvenir dengan logo perusahaan, seperti kalender,
pena, mug, kertas memo dan sebagainya
16. Membuat kampanye social yang berhubungan dengan produk
perusahaan.
17. Membuat stiker atau balon dengan logo dan slogan
perusahaan.
18. Merancang kaos dengan logo dan nama perusahaan. Jajaki
kerja sama dengan perusahaan lain yang bukan pesaing.
Pelajari semua biaya promosi promosi, baik yang lewat
Koran, majalah, radio, televise, papan reklame, halte bus, dan
tempat-tempat umum lainnya.
19. Menjaga hubungan dengan pelanggan dengan cara
mengirimnya kartu ulang tahun, Lebaran, Natal, atau tahun
baru.
20. Pasang profil perusahaan di majalah atau Koran yang bias
dibaca oleh calon konsumen sasaran.
21. Menyewa agen periklanan atau humas (PR/ Public Relations)
22. Mencari calon pelanggan di pameran-pameran, di seminar-
seminar, di majalah atau Koran.
23. Pasang logo dan nama perusahaan pada mobil perusahaan
24. Siapkan video tentang profil perusahaan.
28
28
25. Sponsori acara amal.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 PR Organisasi
Manajemen humas dapat dilihat secara konseptual, fungsional,
dan unsur-unsurnya dalam aktivitas atau kegiatan serta faktor-faktor
yang mempengaruhi pengertian manajemen humas suatu organisasi.
Baik untuk tujuan komunikasi dua arah timbal balik, membangun
hubungan baik maupun komunikasi peruasif searah, yang pada
akhirnya bertujuan untuk saling pengertian, menghargai, dukungan
yang baik hingga menciptakan citra positif (Ruslan Rosady, 2010:
30).
Menurut Mc Elreath dalam (Ruslan Rosady, 2010: 31) manajemen
humas berarti penelitian, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengevaluasian sutau kegiatan komunikasi yang disponsori oleh
organisasi; mulai dari pertemuan kelompok kecil hingga berkaitan
dengan konferensi pers internasional via satelit, dari pembuatan
brosur hingga kampanye nasional melalui multi media, dari
menyelenggarakan acara open house hingga kampanye politik, dari
pengumuman pelayanan publik hingga menangani manajemen krisis.
Menurut Glenn dan Danny Grisworld dalam (Ruslan Rosady,
2010: 33) peran dan fungsi PR dalam manajemen yaitu merupakan
29
29
pilar kekuatan dalam mendukung keberadaan manajemen organisasi.
Fungsi utama dari manajemen public relations adalah
mengevaluasi dan mengatisipasi efek dari setiap tujuan usulan,
kebijakan, perencanaan dan kepentingan kegiatan pihak oirganisasi
dengan pihak publiknya. Artinya manajemen PR harus berupaya
apakah usulan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, dan metode
yang tepat serta efektif dari sudut pandangan tindakan public
relations (Ruslan Rosady, 2010: 41).
2.2.2 Citra Perusahaan
Citra perusahaan adalah yang berkaitan dengan sosok perusahaan
sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan
yang positif, lebih dikenal serta diterima oleh publiknya, mungkin
tentang sejarahnya, kualitas pelayanan prima (service excellence),
keberhasilan dalam bidang marketing, dan hingga berkaitan dengan
tanggung jawab sosial sebagainya. Dalam hal ini pihak PR berupaya
atau bahkan ikut bertanggung jawab untuk mempertahankan citra
perusahaan, agar mampu mempengaruhi harga sahamnya tetap berbilai
tinggi untuk berkompetisi dipasar bursa saham.
30
30
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara
keseluruhan, bukan sekadar citra atas produk atau pelayanannya. Citra
perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat
hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan
stabilitas keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan
industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja,
kesediaan turut memiki tanggung jawab sosial dan komitmen
mengadakan riset (Jefkins, dalam Ardianto, 2009: 38-43).
2.2.2 Service Excellence
Service excellence menurut Elhaitammy (Ruslan Rosady, 2010:
280) merupakan suatu sikap atau tata cara pihak pelayanan pelanggan
dapat melayani pelanggan secara memuaskan.
Dalam konsep Service of excellence terdapat 4 (empat) unsur
pokok, yaitu : 1). Kecepatan, 2). Ketepatan, 3). Keramahan, dan 4).
Kenyamanan.
Keempat unsur tersebut merupakan satu kesatuan pelayanan jasa
yang terintegrasi, artinya pelayanan atau jasa yang diberikan kepada
pelanggan menjadi tidak excellence jika salah satu unsurnya kurang.
Untuk mencapai tingkat suatu pelayanan prima, maka pihak
pelayanan pelanggan harus memiliki tingkat keterampilan tertentu,
keandalan, berpenampilan baik dan rapi,
31
31
bersikap ramah serta mampu berkomunikasi dan menciptakan
hubungan pelanggan yang baik. Semua itu dapat dilakukan dengan
memperlihatkan gairah kerja dan etos kerja yang tinggi, dan
menunjukan sikap selalu siap untuk memberikan pelayanan terbaik
terhadap para pelanggan.
Menurut Zeithaml, Berry, dan Parasuraman (Ruslan Rosady,
2010: 282), terdapat 10 faktor yang menentukan kualitas layanan jasa,
yaitu sebagai berikut :
1. Reliability
Yaitu keandalan, mencakup kinerja dan kemampuan untuk
dipercaya, serta dapat memenuhi janji yang ditawarkaan
dalam memberikan pelayanan.
2. Responsiveness
Kesigapan dalam merespon dan memberikan pelayanan jasa
yang dibutuhkan oleh para pelanggannya.
3. Competence
Memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik tentang
produksi jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.
4. Access
Kemudahan untuk menghubungi dan dijumpai, seperti lokasi,
fasilitas, dan informasi produk layanan jasa mudah diakses
pelanggan.
32
32
5. Courtesy
Memiliki sikap sopan santun, menghormasti, perhatian,
keramahan dari pihak pemberi jasa layanan dalam kontak
personal, melalui operator telepon, customer srvice, dan
customer relations.
6. Communication
Media komunikasi yang dipergunakan selain dapat
memudahkan penyampaian pesan-pesan, informasi, dan mudah
dipahami, serta penuh perhatian untuk mendengar atau
keluhan yang disampaikan oleh pelanggannya.
7. Credibility
Kepercayaan yang dibangun itu berawal dari sifat jujur dan
dapat diterima, biasanya mencakup citra, nama dan reputasi
yang baik dari pihak perusahaan atau customer service dalam
berinteraksi dengan para pelanggannya.
8. Security
Menciptakan rasa aman dan nyaman dari suatu risiko, atau
keragu-raguan, yaitu berkaitan dengan keamanan secara fisik,
keuangan, dan kerahasiaan terjamin.
9. Understanding or knowing the customer
Berupaya memahami kebutuhan atau keinginan para
pelanggannya.
33
33
10. Tangibles
Wujud fisik yang ditampilkan, sosok gedung, ruangan,
fasilitas dan sarana parkir serta peralatan penunjang lainnya
untuk memberikan pelayanan jasa yang memadai, aman dan
nyaman.
Faktor-faktor yang harus menjadi perhatian bagi seorang PR
dalam memberikan service excellence (Ruslan Rosady, 2010: 286)
adalah sebagai berikut :
1. Menghargai kepentingan dan kebutuhan konsumen.
2. Menjaga sopan santun dalam berkomunikasi, sikap tindak dan
perilaku dalam hal melayani kepentingan/kebutuhan
konsumen.
3. Selalu bersikap bijaksana, dan bekerja secara profesional,
cepat dan efisien, serta saling menguntungkan bagi kedua
belah pihak, diandalkan dan dipercaya.
4. Tetap menjaga pihak pribadi pihak konsumen.
Disamping itu terdapat faktor sebagai penunjang atas
keberhasilan atau tidaknya seorang praktisi PR dalam hal mendorong
bidang customer relations untuk memberikan service excellence
terhadap pelanggannya, yaitu antara lain :
34
34
1. Percaya diri
Kepercayaan diri tersebut merupakan profil pribadi yang
handal dan dipercaya, cepat tanggap terhadap masalah yang
mungkin timbul, proaktif, dinamis, serta konseptual dan
sistematika dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya secara
profesional.
2. Disiplin tinggi
Memiliki disiplin kerja yang tinggi sehingga dapat diandalkan
dan dipercaya dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya
secara profesional.
3. Rasa memiliki dan loyalitas
Sebagai profesional, PR harus memiliki sikap loyalitas yang
tinggi, dalam bekerja menganut asas long life employment
sehingga menumbuhkan rasa memiliki daripada sekadar dalam
upaya mencari nilai materi dalam jangka panjang dapat
merusak nilai kepercayaan itu sendiri.
4. Sikap dan penampilan diri
Memiliki sikap tindak dan penampilan diri yang positif, yaitu
sopan, ramah, terbuka, dan terus terang tetapi tegas, serta
mampu membedakan mana yang berkaitan dengan urusan
perusahaan dengan urusan kepentingan pribadi.
35
35
5. Dedikasi
Lebih mengutamakan kepentingan perusahaan daripada
melihat kepentingan pribadi dalam melaksanakan fungsi dan
kewajibannya sebagai seorang profesional dalam upaya
memberikan pelayanan dan menciptakan kepuasan pelayanan
yang terbaik.
6. Komunikatif
Sebagai seorang public relations atau customer relations yang
handal, mampu melakukan hubungan komunikasi yang efektif
dengan berbagai kalangan publik pada umumnya, dan plihak
pelanggan khususnya.
7. Customer relations dan service excellence
Mampu meningkatkan service excellence, dan memelihara
kepercayaan relasi demi tercapainya tujuan kepuasan atau
keuntungan bersama.
8. Willing to coorporate
Kemauan untuk bekerja sama, baik dengan rekan atau dalam
satu tim kerja maupun dengan pihak relasi demi mencapai
tujuan bersama yang saling bermanfaat dalam kerja sama
tersebut.
36
36
Tujuan dari service excellence yang telah diberikan oleh perusahaan
bersangkutan, yaitu :
1. Dapat memberikan rasa puas dan kepercayaan pada
konsumennya.
2. Tetap menjaga agar konsumen merasa diperhatikan dan
dipentingkan segala kebutuhan atau keinginannya.
3. Upaya mempertahankan konsumen agar tetap loyal untuk
menggunakan produk barang atau jasa yang ditawarkan
tersebut.
Hal tersebut dapat diraih melalui cara dan sikap seperti berikut ini :
1. Terbuka
Menciptakan suasana akrab, misalnya jabat tangan,
menanyakan yang perlu dibantu, mohon maaf atas
keterlambatasa dan sebagainya.
2. Thanks
Mengucapkan terimakasih atas kedatangannya.
3. Let them talk
Membiarkan customer bicara mengemukakan keperluannya
dan keinginannya.
4. Minta izin untuk mengajukan pertanyaan dan menjelaskan
bahwa dengan memahami akan masalah kebutuhannya, dan
37
37
pihak customer akan mendapatkan pelayanan setrta solusi
yang terbaik.
Empat (4) sumber kualitas yang menentukan kualita layanan jasa,
sebagai berikut :
1. Design quality, kaitan kualitas jasa ditentukan pada waktu
pertama jasa dirancang untuk memenuhi kebutuhan selera
pelanggan.
2. Production quality, bahwa kualitas jasa ditentukan oleh kerja
sama antara departemen manufaktur dengan bagian
pemasaran.
3. Delivery quality, menjelaskan bahwa kualitas jasa ditentukan
oleh janji perusahaan kepada pelanggan.
4. Relationship quality, penjelasan bahwa kualitas jasa
ditentukan oleh hubungan profesional dan sosial antara
perusahaan dengan stakeholder.
Menurut, Cronin dan Taylor dalam (Ruslan Rosady, 2010: 298)
yaitu tolak ukur kualitas jasa yang dapat dipergunakan, seperti
beberapa alternatif rumus pengukuran :
1. Skor kualitas jasa = (skor kinerja-skor harapan).
2. Skor kualitas jasa = skor derajat x (skor kinerja-skor
harapan) kepentingan.
38
38
3. Skor kualitas jasa = (skor kinerja).
4. Skor kualitas jasa = skor derajat kepentingan x (skor
kinerja).
2.3 Kerangka Pikir
Peranan PR guna membangun citra positif PT. Wanindo
Prima melalui service excellence.
Teori Khusus :
• Definisi PR Organisasi
• Definisi Citra Perusahaan
• Service Excellence ExExcellence
Teori Umum :
• Definisi PR
• Definisi
Komunikasi
• Definisi Citra
Untuk mengetahui peranan PR dalam mengembangkan citra
positif PT. Wanindo Prima melalui service excellence.
39
39
Gambar diatas merupakan kerangka berpikir peneliti. Service
excellence sangatlah penting untuk PT. Wanindo Prima yang bergerak
dalam bidang pelayanan jasa. Karena melalui service excellence maka
citra PT. Wanindo Prima menjadi baik dan positif sehingga
pelanggan percaya untuk menggunakan jasa PT. Wanindo Prima dan
menjadi pelanggan yang loyal. Service excellence dilakukan oleh
public relations yang merupakan ujung tombak perusahaan yang
berhubungan pertama kali dengan pelanggan dan berkomunikasi
secara intens dengan pelanggan. Maka dari itu service excellence
perlu diterapkan PR sebagai pelantara antara perusahaan dengan para
pelanggan. Penerapan ini dilakukan PR melalui peranan, fungsi dan
tugas PR yang sesuai dengan standar service excellence. Sehingga
citra positif perusahaan dapat terus berkembang dan PT. Waindo
Prima dapat selalu dipercaya sebagai penyedia jasa kontraktor
pameran yang bermutu dan terpercaya.