BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1...

52
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 Pengertian Pengukuran Menurut [http 1], Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku. Sebagai simpulan, pengukuran adalah membandingkan suatu benda yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Pengukuran bersifat kuantitatif dari suatu obyek tertentu. 2.1.2 Pengertian Sistem M enurut pendapat O’Brien (2006, p29), sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima masukan (input ) serta menghasilkan keluaran (output ) dengan proses transformasi yang teratur. Menurut Hall (2007, p5),”A system is a group of two or more interrelated components or subsystem that serve a common purpose”.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori – Teori Umum

2.1.1 Pengertian Pengukuran

Menurut [http 1], Pengukuran atau measurement merupakan suatu

proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat

numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen

untuk melakukan penilaian.

Menurut Sridadi (2007) pengukuran adalah suatu proses yang

dilakukan secara sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu

obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku.

Sebagai simpulan, pengukuran adalah membandingkan suatu benda

yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Pengukuran

bersifat kuantitatif dari suatu obyek tertentu.

2.1.2 Pengertian Sistem

Menurut pendapat O’Brien (2006, p29), sistem adalah sekumpulan

komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan

bersama dengan menerima masukan (input) serta menghasilkan keluaran

(output) dengan proses transformasi yang teratur.

Menurut Hall (2007, p5),”A system is a group of two or more

interrelated components or subsystem that serve a common purpose”.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

9

Sistem merupakan sekelompok dua atau lebih komponen yang saling terkait

atau subsistem yang melayani tujuan yang sama.

Sistem memiliki tiga komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi,

yaitu:

- Input, meliputi penangkapan dan perakitan elemen yang memasuki sistem

untuk diproses.

- Process, meliputi tranformasi proses-proses yang mengubah input

menjadi ouput.

- Output, meliputi pemindahan elemen yang telah diproduksi oleh

tranformasi proses ke tujuan akhirnya.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka sistem adalah adalah

kumpulan dari dua elemen atau lebih yang saling berhubungan dan

terintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu yang sama.

2.1.3 Pengertian Informasi

Menurut Turban et al. (2006, p730), informasi adalah data yang telah

diorganisir sehingga mereka memiliki makna dan nilai kepada penerima.

Menurut O’Brien (2006, p703), informasi adalah data yang

ditempatkan dalam konteks yang berarti dan berguna untuk pemakai akhir.

Menurut Romney (2009, p27), informasi adalah data yang telah diatur

dan diproses sehingga memberikan manfaat bagi penggunanya. Informasi

dibutuhkan untuk mengambil keputusan atau untuk meningkatkan proses

pengambilan keputusan.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

10

Karakteristik informasi yang berguna menurut Hall (2007, p15)

meliputi:

• Relevance (Relevan): Isi sebuah laporan atau dokumen harus memenuhi

suatu tujuan.

• Timelines (Tepat waktu): Umur informasi merupakan faktor yang penting

dalam menentukan kegunaannya.

• Accuracy (Akurat): Informasi harus bebas dari kesalahan yang bersifat

material.

• Completeness (Lengkap): Tidak boleh ada informasi yang penting bagi

pengambilan keputusan yang hilang.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka informasi adalah data yang

sudah diolah dan terorganisir sehingga memiliki nilai guna dan bermanfaat

dalam pengambilan keputusan.

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi

Menurut pendapat O’Brien (2006, p5), sistem informasi merupakan

kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan

komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan

menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Menurut Hall (2007, p7), sistem informas i adalah serangkaian

prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan

didistribusikan kepada pengguna.

Menurut Laudon (2007, p15), sistem informasi adalah sekumpulan

komponen yang saling berhubungan yang bekerja sama mengumpulkan atau

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

11

mengambil, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk

mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan dalam

suatu organisasi.

Berdasarkan pengertian di atas, sistem informasi adalah kombinasi dari

orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya

data yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengolahan transaksi

harian dan mendukung kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi dimana

data dikumpulkan dan diproses menjadi informasi dan didistribusikan

kepada pengguna.

2.1.5 Enterprise Resource Planning

2.1.5.1 Pengertian Enterprise Resource Planning (ERP)

Definisi Enterprise Resource Planning (ERP) menurut Wijaya

(2009, p27-28), adalah konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber

daya perusahaan, yaitu berupa paket aplikasi program terintegrasi dan multi

modul yang dirancang untuk melayani dan mendukung berbagai fungsi

dalam perusahaan, sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien dan dapat

memberikan pelayanan lebih bagi konsumen, yang akhirnya dapat

menghasilkan nilai tambahan dan memberikan keuntungan maksimal bagi

semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) atas perusahaan.

Menurut Kumar (2010, p264), Enterprise Resource Planning (ERP)

adalah sistem manajemen bisnis yang terintegrasi dan operasi bisnisnya

sudah memiliki standar. ERP dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi

organisasi. ERP merupakan nama dari sistem software manajemen yang

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

12

diciptakan melalui pemikiran korporasi diseluruh dunia untuk

meningkatkan kemampuan fungsi bisnis mereka yang penting. Sistem ERP

menyatukan, menstandarisasi dan meluruskan semua aktivitas bisnis

kedalam satu sistem yang akan mencapai standar tertinggi untuk informasi

yang aman, dipercaya, mudah diakses dan real time. Setiap orang yang

berpartisipasi didalam aktivitas bisnis baik di dalam maupun di luar

organisasi dapat mengakses sistem menggunakan struktur yang sama.

Prosesnya terus di-update dan disederhanakan serta redudansi

diminimalkan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka ERP adalah sebuah

sistem terintegrasi yang menghubungkan seluruh bagian di dalam suatu

perusahaan sehingga dapat mengakses informasi secara real time.

2.1.5.2 Sejarah Enterprise Resource Planning (ERP)

Tabel 2.1 Sejarah sistem ERP

TAHUN PERISTIWA

1960an Sistem pabrikan fokus kepada pengendalian inventory

(inventory control).

1970an Fokus bergeser pada MRP (Material Requirement

Planning), yang menerjemahkan jadwal utama suatu

produk menjadi kebutuhan berbasis time-phases, untuk

perencanaan dan pengadaan barang sebagian jadi,

komponen maupun bahan baku.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

13

1980an MRP-II (Manufacturing Resource Planning) berkembang

mencakup pengelolaan operasi produksi (shop floor) dan

aktivitas pengelolaan distribusi.

1990an MRP-II dikembangkan lagi mencakup aktivitas rekayasa,

keuangan, sumber daya manusia, penelolaan proyek yang

melingkupi hampir semua aktivitas sistem organisasi usaha

(business enterprise), yang dikenal dengan istilah

Enterprise Resource Planning (ERP).

2000an-

sekarang

Extended ERP menjadi ERP II.

(sumber : Wijaya & Darudiato, 2009, p15-16)

2.1.5.3 Infrastruktur Sistem ERP

Infrastruktur merupakan hal utama dalam perencanaan pemakaian

sistem ERP, karena dengan adanya infrastruktur yang kuat, maka dapat

dikatakan bahwa perusahaan telah membangun pondasi yang kuat.

Menurut Wijaya (2009, p22), infrastruktur ERP yang perlu

diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. People

Orang-orang yang terlibat dalam penerapan sistem ERP merupakan

faktor yang sangat penting, terutama dalam hal komitmen waktu,

dukungan top management, rasa memiliki (sense of belonging),

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

14

keterlibatan (involvement), semangat (spirit), dan rasa perlawanan yang

minimum (resistence).

b. Process

Berkaitan dengan proses bisnis berjalan dan proses bisnis ke depan

dengan penerapan sistem ERP. Dalam proses implementasi sistem ERP

harus ada kontrol dari tiap bagian.

c. Technology

Penerapan sistem ERP identik dengan investasi yang relatif besar,

dimana teknologi meliputi dari infrastruktur jaringan, hardware, dan

software.

Gambar 2.1 Komponen infrastruktur ERP

2.1.5.4 Manfaat Sistem Enterprise Resource Planning (ERP)

Menurut O’Brien (2006, p322), ERP merupakan perangkat lunak

yang digunakan oleh perusahaan yang memiliki beberapa manfaat, antara

lain:

a. Kualitas dan efisiensi

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

15

ERP menciptakan kerangka kerja untuk mengintegrasikan dan

meningkatkan proses bisnis internal perusahaan yang menghasilkan

peningkatan signifikan dalam kualitas serta efisiensi layanan pelanggan,

produksi, dan distribusi.

b. Penurunan biaya

Banyak perusahaan melaporkan penurunan yang siginifikan dalam biaya

pemrosesan transaksi dan hardware, software, serta karyawan

pendukung teknologi informasi, jika dibandingkan dengan sistem

warisan yang tidak terintegrasi yang digantikan oleh sistem ERP baru

mereka.

c. Pendukung keputusan

Sistem ERP dapat membantu tugas manajemen dalam pengambilan

kepututsan. Selain itu, sistem ERP menyediakan informasi mengenai

kinerja bisnis lintas fungsi yang sangat penting secara cepat untuk para

manajer agar dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan mereka

dalam mengambil keputusan secara tepat waktu di lintas bisnis

perusahaan.

d. Kelincahan perusahaan

Mengimplementasikan sistem ERP meruntuhkan banyak dinding

departemen dan fungsi atau “benteng” berbagai proses bisnis, sistem

informasi, dan sumber daya informasi. Hal ini menghasilkan struktur

organisasi, tanggung jawab manajerial, dan peran kerja yang lebih

fleksibel, dan karenanya menghasilkan organisasi serta tenaga kerja

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

16

yang lebih lincah dan adaptif, yang dapat dengan lebih mudah

memanfaatkan berbagai peluang baru bisnis.

e. Sistem terintegrasi

Sistem ERP menawarkan sistem yang terintegrasi dalam sebuah

perusahaan sehingga pengambilan keputusan dapat lebih efisien dan

efektif.

2.1.5.5 Modul-modul dalam Enterprise Resource Planning (ERP)

Menurut [http 2], beberapa modul yang terdapat dalam Enterprise

Resource Planning (ERP) antara lain:

1. Item Master Management (IMM)

2. Bill of Material (BOM)

3. Demand Management (DM)

4. Sales and Order Management (SOM)

5. Master Production Scheduling (MPS)

6. Material Requirements Planning (MRP)

7. Capacity Requirement Planning

8. Inventory Mangement (INV)

9. Shop Floor Control (SFC)

10. Purchasing Management (PUR)

11. General Ledger (GL)

12. Account Payable (AP)

13. Account Receivable (AR)

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

17

14. Cost Control (CO)

15. Financial Reporting (FIR)

2.1.5.6 Konsep Dasar Enterprise Resource Planning (ERP)

Menurut [http 3], sistem ERP adalah sebuah terminologi yang

secara de facto adalah aplikasi yang dapat mendukung transaksi atau

operasi sehari-hari yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya

sebuah perusahaan, seperti dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu,

material dan kapasitas.

Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-sistem yaitu sistem Financial,

sistem Distribusi, sistem Manufaktur, sistem Maintenance dan sistem

Human Resource. Pada prinsipnya, dengan sistem ERP sebuah industri

dapat dijalankan secara optimal dan dapat mengurangi biaya-biaya

operasional yang tidak efisien seperti biaya inventory (slow moving part,

dll.), biaya kerugian akibat 'machine fault', dll.

Sistem ERP dirancang berdasarkan proses bisnis yang dianggap

'best practice' proses umum yang paling layak di tiru. Misalnya, bagaimana

proses umum yang sebenarnya berlaku untuk pembelian (purchasing),

penyusunan stok di gudang dan sebagainya. Untuk mendapatkan manfaat

yang sebesar-besarnya dari sistem ERP, maka industri juga harus

mengikuti 'best practice process' (proses umum terbaik) yang berlaku.

Sebagai simpulan, sistem ERP adalah paket software yang sangat

dibutuhkan untuk mengelola sebuah industri secara efisien dan produktif.

Secara de facto, sistem ERP harus menyentuh segala aspek sumber daya

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

18

perusahaan yaitu dana, manusia, waktu, material dan kapasitas. Untuk lebih

meningkatkan kemampuan sistem ERP maka perlu ditambah modul CRM,

SRM, PLM dan juga Project Management.

2.1.6 Pengertian Flowchart

Menurut [http 4], flowchart sistem merupakan bagan yang

menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem

secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada

di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara

grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk

suatu sistem.

Flowchart sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan

proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam flowchart

sistem dapat digambarkan secara online (dihubungkan langsung dengan

komputer) atau offline (tidak dihubungkan langsung dengan komputer,

misalnya mesin tik, cash register atau kalkulator).

2.2 Teori – teori Khusus

2.2.1 ORACLE

2.2.1.1 Gambaran Umum Oracle E-Business Suite

Menurut [http 5], Oracle E-Business Suite merupakan aplikas i

Enterprise Resource Planning (ERP) yang bermanfaat dalam hal

otomatisasi proses bisnis perusahaan dari hulu hingga hilir (end to end).

Oracle E-Business Suite adalah sebuah paket aplikasi bisnis yang lengkap

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

19

dan pre-configured yang memungkinkan pengelolaan seluruh fungsi bisnis

inti secara efisien, seperti interaksi dengan customer, pengelolaan finansial,

sumber daya manusia dan pengelolaan value chain.

Menurut Lee (2008, p3), Oracle E-Business Suite release 12

merupakan rilisan terbaru dari Oracle E-Business Suite 11i. Oracle E-

Business Suite terus menawarkan solusi untuk berbagai jenis bisnis di

seluruh dunia dan memungkinkan mereka untuk mengakses aplikasi

melalui internet. Update terbaru yang disediakan pada Oracle E-Business

Suite release 12 adalah release 12 RUP4 untuk semua modul, dan release

12 RUP5 untuk modul Financials dan HRMS.

Menurut ITGI (2010, p8), Oracle E-Business Suite (EBS) version

12 adalah produk Oracle yang terintegrasi dan berbasis internet. Oracle

EBS menawarkan aplikasi aliran bisnis, yang memungkinkan organisasi

untuk mengotomatisasi alur bisnis, seperti procurement atau order to cash.

Aplikasi ini memungkinkan operasi bisnis customer dapat berjalan dengan

biaya yang lebih murah.

Berikut adalah contoh tampilan dalam Oracle EBS

Gambar 2.2 Login Oracle EBS

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

20

Gambar 2.3 Oracle EBS Home Page

2.2.1.2 Produk aplikasi Oracle E-Business Suite

Menurut Wijaya (2009, p154), produk aplikasi yang tersedia pada

Oracle E-Business Suite adalah sebagai berikut:

• Financials:

- Planning (General Ledger, Analyzer)

- Analysis

- Consolidation

- Expenditure Management

- Billing and Cash Collection

- Cash Management

- Asset Management

• Supply Chain Management:

- Strategic Procurement

- Non-production Procurement

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

21

- Strategic Souring

- Catalogue Management

Project:

- Costing

- Billing

- Time and Expense

- Activity Management Gateway

• Human Resource:

Material Management:

- Inventory

- Purchasing

Manufacturing:

- Factory and Item definition

- Planning and Simulation

- Materials Management

- Production

- Cost Management

- Integrated Technologies

2.2.1.3 Oracle Inventory

Menurut ITGI (2010, p13), Oracle Inventory mencakup item-item

yang dibeli dari pemasok atau item yang dihasilkan dari proses manufaktur.

Dalam modul Inventory Management, barang yang disimpan dalam

inventory akan dikenakan biaya dalam cost center. Barang-barang tersebut

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

22

dapat menjadi raw material yang diperlukan dalam proses manufaktur,

yang akan dijual kepada customer. Barang yang disimpan juga dapat

menjadi peralatan yang dibutuhkan untuk proses pemeliharaan mesin,

perlengkapan dan lain-lain.

Alur Oracle Inventory pada umumnya dimulai ketika baran g

diterima dari pemasok, barang dikembalikan dari customer, barang di-

transfer dari inventory organization lainnya atau finished goods dari

departemen produksi. Berikut adalah alur proses Oracle Inventory:

Gambar 2.4 Alur proses Oracle Inventory

2.2.2 INVENTORY

2.2.2.1 Pengertian Inventory

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

23

Menurut Nafarin (2007, p253), sediaan (Inventory) adalah baran g

yang diperoleh dan tersedia dengan maksud untuk dijual atau dipakai

dalam produksi atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus

kegiatan yang normal.

Pengertian inventory menurut Herjanto (2008, p237) adalah bahan

atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan

tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan,

untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin.

Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, bahan dalam

proses, barang jadi, ataupun suku cadang dimana bisa dikatakan bahwa

persediaan hanyalah suatu sumber dana menganggur, karena sebelum

persediaan digunakan berarti data terikat didalamnya tidak dapat digunakan

untuk keperluan lain

Menurut Assauri (2009, p171), inventory adalah barang-baran g

persediaan berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang mana

dapat diperoleh dari sumber-sumber ataupun dibeli dari supplier atau

perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang

menggunakannya.

Dapat pengertian diatas, dapat disimpulkan inventory adalah

sejumlah barang atau bahan-bahan dalam kendali perusahaan yang

disimpan dalam beberapa waktu tertentu, menunggu sampai digunakan

untuk keperluan produksi ataupun dijual.

2.2.2.2 Tujuan Inventory

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

24

Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan

memerlukan inventory. Dengan tersedianya bahan baku maka diharapkan

perusahaan industri dapat melakukan proses produksi sesuai kebutuhan

atau permintaan konsumen. Selain itu dengan adanya inventory yang cukup

tersedia digudang juga diharapkan dapat memperlancar kegiatan produksi

atau pelayanan kepada konsumen, perusahaan dan dapat menghindari

terjadinya kekurangan bahan baku.

Menurut Aquilano (2006, p590), tujuan penyimpanan persediaan

dapat dikarenakan beberapa alasan berikut:

a. Untuk mempertahankan kelangsungan operasi

b. Untuk memenuhi variasi permintaan produk

c. Untuk memungkinkan fleksibilitas dalam perencanaan produksi

d. Untuk mengantisipasi adanya variasi waktu pengiriman mulai dari

order pembelian sampai dengan barang diterima dalam gudang.

Fungsi dasar inventory sebenarnya sangat sederhana, yaitu

meningkatkan profitability perusahaan. Menurut Herjanto (2008, p238),

fungsi inventory adalah:

a. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau

barang yang dibutuhkan perusahaan

b. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga

harus dikembalikan

c. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga atau inflasi

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

25

d. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman

sehingga perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan baku itutersedia

di pasaran

e. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon

kuantitas

f. Memberikan pelayan kepada pelanggan dengan tersedianya barang

yang diperlukan.

2.2.2.3 Jenis-jenis Inventory

Menurut Herjanto (2008, p239), inventory dapat dikelompokkan

kedalam empat jenis, yaitu:

• Fluctuation stock

Merupakan persediaan yang dimaksudkan untuk menjaga terjadinya

fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya, dan untuk

mengatasi bila terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam prakiraan

penjualan, waktu produksi, atau pengiriman barang.

• Anticipation stock

Merupakan persediaan untuk menghadapi permintaan yang dapat

diramalkan pada musim permintaan tinggi, tetapi kapasitas produksi

pada saat itu tidak mampu memenuhi permintaan. Persediaan ini juga

dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan

baku sehingga tidak mengakibatkan terhentinya produksi.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

26

• Lot-size inventory

Merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih besar

daripada kebutuhan saat itu. Persediaan dilakukan untuk mendapatkan

keuntungan dari harga barang (berupa diskon) karena membeli dalam

jumlah yang besar, atau untuk mendapatkan penghematan dari biaya

pengangkutan per unit yang lebih rendah.

• Pipeline inventory

Merupakan persediaan yang dalam proses pengiriman dari tempat asal

ke tempat dimana barang tersebut akan digunakan. Misalnya, barang

yang dikirim dari pabrik menuju tempat penjualan, yang dapat

memakan waktu beberapa hari atau minggu.

2.2.3 Material

2.2.3.1 Pengertian Material

Menurut Yunarto (2006, p116), material mencakup semua kategori,

baik itu produk (barang) maupun jasa. Dalam prakteknya setiap material

mempunyai kode tertentu. Kode material ini banyak sebutannya dan

berbeda-beda untuk setiap perusahaan, ada yang menyebut product code,

material code, item code, item number, part number, stock code, kode

barang, SKU, dan lain-lain. Material di dalam sistem informasi dikenal

dengan istilah material master.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

27

2.2.3.2 Tipe Material

Salah satu tujuan pengelompokan tipe material adalah untuk

mempermudah dalam memilah-milah material sehingga dari sisi

operasional akan lebih mudah. Tujuan yang lain adalah tipe material

berhubungan dengan penentuan kode akun secara otomatis pada proses

jurnal akuntansi.

Menurut Yunarto (2006, p119), tipe material yang ada dibanyak

perusahaan adalah sebagai berikut:

• Trading goods

Merupakan barang yang diperjual-belikan. Barang tersebut bisa

diproduksi sendiri atau dibeli dari supplier. Barang tersebut memiliki

inventory atau lebih sering kita sebut dengan istilah barang stock.

Misalnya untuk perusahaan rokok maka trading goods-nya adalah

rokok.

• Non-stock material

Merupakan barang yang tidak dikontrol inventory-nya. Secara fisik

barang ini ada, tetapi karena barangnya bernilai kecil maka tidak di-

track sebagai inventory. Beberapa perusahaan menyebutnya dengan

istilah consumable goods. Barang ini banyak dipakai untuk menunjang

operasi produksi dan operasi perusahaan. Contoh barang ini sarung

tangan, masker, paku, sekrup, isolasi, lem, amplas, pelumas mesin, dan

lain-lain.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

28

• Services

Services dapat diterjemahkan dengan istilah jasa. Contoh services

adalah jasa consultant, pendidikan, asuransi, jasa transportasi, jasa

dokter, jasa pengacara, dan lain-lain.

• Packaging

Merupakan material yang digunakan untuk packaging seperti kotak,

peti, palet, bungkus plastik, karton dan lain-lain.

• Semifinished goods

Merupakan barang setengah jadi. Sering disebut juga dengan istilah

material di work in process atau work in progress. Contoh barang

setengah jadi untuk industri ban adalah compound.

• Raw material

Merupakan bahan mentah. Bahan mentah ini digunakan sebagai bahan

untuk memproduksi suatu barang. Biasanya bahan mentah ini dibeli

dari supplier.

2.2.4 Stock

2.2.4.1 Pengertian Stock

Menurut Waters (2003, p4), stock terdiri dari semua goods dam

material-material yang disimpan oleh sebuah organisasi. Stock merupakan

gudang dari item-item yang disimpan untuk keperluan di masa depan.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

29

2.2.4.2 Klasifikasi Stock

Menurut Waters (2003, p9-10), ada beberapa isitilah berbeda yang

digunakan untuk klasifikasi stock:

• Cycle stock adalah stock normal yang digunakan selama operasi.

• Safety stock adalah stock cadangan dari material yang digunakan untuk

keperluan darurat.

• Seasonal stock digunakan untuk menjaga kestabilan operasi selama

permintaan musiman yang bervariasi.

• Pipeline stock digunakan pada saat adanya perpindahan dari satu

lokasi ke lokasi lainnya.

• Other stock mencakup semua stock yang digunakan untuk beberapa

alasan lainnya.

2.2.5 Pengertian Receipt

Menurut Siddiqui (2010, p181), receipt di-generate ketika barang

sudah datang dan sampai di pelabuhan sesuai dengan pesanan pembelian.

Setelah dilakukan proses inspeksi maka akan digunakan form receipt untuk

penerimaan barang sesuai dengan jumlah yang dipesan.

2.2.6 Pengertian Inspection

Menurut Siddiqui (2010, p181), setelah barang diterima berdasarkan

purchase order, maka barang tersebut akan diinspeksi. Proses inspeksi

biasanya dilakukan oleh departemen Quality Assurance. Berdasarkan hasil

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

30

inspeksi, dapat dibuat keputusan apakah barang tersebut akan diterima atau

di-reject.

2.2.7 Pengertian Deliver

Menurut Siddiqui (2010, p182), deliver adalah tahap dimana barang

yang telah melalui proses inspeksi akan dipindahkan ke dalam inventory,

yang akan menambah jumlah stok barang.

2.2.8 Pengertian Sub-inventory Transfer

Menurut Siddiqui (2010, p182), sub-inventory transfer digunakan

ketika kita melakukan transfer barang dari satu sub-inventory ke sub-

inventory lainnya. Transfer ini berlangsung dalam inventory organisasi yang

sama. Jika memilki lebih dari dua sub-inventory dalam inventory organisasi

maka kita dapat menggunakannya secara efisien.

2.2.9 Pengertian Inter-organization Transfer

Menurut Siddiqui (2010, p182), inter-organization transfer adalah

mekanisme untuk melakukan transfer barang dari satu inventory

organization ke inventory organization lainnya. Inter-organization transfer

dapat terjadi apabila kita meng-create jaringan pengiriman antara inventory

organization.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

31

2.2.10 Pengertian Inventory Organization

Menurut Siddiqui (2010, p192). inventory organization adalah gudang

untuk pendefinisian item atau suatu diferensiasi logis dari material. Dalam

setiap inventory organization, kita dapat mengendalikan atau mengelola item

kita pada level yang berbeda. Sebagai contoh, dalam sub-inventory dibuat

inventory organization dimana barang-barang ditempatkan. Selain itu, kita

dapat mengendalikan locator, lot dan serial.

Beberapa inventory organization dapat dibuat untuk suatu unit operasi

dan unit bisnis. Dalam Oracle, inventory organization dapat berupa finished

good dan semi-finished good, raw material, techinal store dan packing

material. Perbedaan jumlah inventory organization bergantung pada

persyaratan pada proses bisnis organisasi.

.

2.2.11 Move Order

2.2.11.1 Pengertian Move Order

Menurut Siddiqui (2010, p183), move order biasanya digunakan

untuk men-transfer dan mengeluarkan barang dari inventory ke departemen

pengguna. Permintaan move order pada dasarnya di-generate untuk

pengeluaran barang yang dialokasikan sesuai dengan jumlah dan lot yang

diinginkan.

Menurut [http 6], move order dapat diidentifikasi berdasarkan tipe

move order pada tingkat header. Beberapa tipe move order adalah:

• Move Order Requisitions

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

32

Dapat dibuat dari form Move Order yang didasarkan pada setup di

setiap organisasi. Move order memerlukan persetujuan sebelum di-

allocate dan di-transact. Move order requisition dapat dibuat untuk

mengisi akun atau memindahkan material dari satu sub-inventory ke

sub-inventory yang lain.

• Replenishment Move Order

Move order ini dapat di auto-create dengan status yang sudah

disetujui. Kita dapat mengisi kuantitas dalam sub-inventory untuk

sebuah item tergantung dari tipe perencanaan yang dipilih. Tiga tipe

perencanaan yang tersedia:

o Min-max Replenishment Planning

o Kanban Replenishment Planning

o Replenishing Count Planning

• Pick Wave Move Order Requisitions

Move order ini khusus untuk proses picking sales order. Ketika

picking telah dijalankan maka move order akan ter-create dengan

status pre-approved dan allocate.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

33

2.2.11.2 Move Order Flow Diagram

Gambar 2.5 Move Order Flow Diagram

Proses Move Order:

1. Create Move Order

Create move order untuk material yang dibutuhkan. Kita dapat

membuat permintaan move order secara manual atau melakukan set up

pada sistem agar secara otomatis dapat men-generate replenishment

atau pick wave move order.

Approve Move order. Jika permintaan move order telah disetujui,

perencana item harus menyetujui juga permintaan move order tersebut.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

34

Gambar 2.6 Move Order

2. Allocate Move Order.

Setiap move order yang telah diapprove, kita dapat melakukan allocate

atau membatalkannya. Allocate adalah proses yang menggunakan aturan

picking dalam Oracle Inventory untuk menentukan dimana sumber

material untuk memenuhi permintaan. Kita dapat membatalkan sebagian

permintaan allocate move order dan replenishment move order.

3. Print Pick Slip.

Sebelum melakukan transact move order, maka harus dicetak terlebih

dahulu pick slip-nya. Pick slip dapat dicetak sebelum maupun sesudah

transaksi move order dilakukan.

4. Transact Move Order

Semua permintaan move order dapat di-transact dalam satu waktu atau

transact dilakukan pada saat item dipindahkan. Jika kita melakukan

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

35

transact kurang dari jumlah permintaan, move order akan tetap terbuka

sampai semua jumlah permintaan di-transact atau sampai permintaan

ditutup atau dibatalkan.

2.2.12 Pengertian Physical Inventory

Menurut [http 7], physical inventory merupakan suatu aktivitas dimana

100% dari on-hand secara fisik diverifikasi dan direkonsiliasi dengan sistem

on-hand. Biasanya dilakukan setahun sekali atau dua kali didasarkan pada

kebutuhan bisnis. Ketika proses physical inventory biasanya semua operasi

akan ditahan. Setiap perbedaan dalam fisikal dan sistematis akan disesuaikan

dan disetujui sistem dan dicocokan dengan jumlah on-hand secara fisik.

2.2.13 Balance Scorecard

2.2.13.1 Pengertian Balance Scorecard

Menurut Yuwono, et.al (2006, p8), Balance Scorecard merupakan

suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian secara cepat, tepat

dan komperhensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang

performance bisnis. Pengukuran kinerja tersebut memandang unit bisnis

dari empat perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis

dalam perusahaan (internal), serta proses pembelajaran dan berkembang.

Menurut Mulyadi (2007, p3), Balance Scorecard terdiri dari dua

kata yaitu Balanced dan scorecard. Scorecard diartikan sebagai kartu skor,

maksudnya adalah kartu skor yang akan digunakan untuk merencanakan

skor yang diwujudkan dimasa yang akan datang. Balanced artinya

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

36

berimbang, untuk mengukur kinerja eksekutif secara berimbang dari

berbagai dimensi yaitu keuangan dan non keuangan jangka pendek dan

jangka panjang. Balance Scorecard dapat dimanfaatkan untuk sistem

pengelolaan kinerja personel. Hal tersebut dilakukan dengan

pengintegrasian sistem manajemen strategik berbasis Balance scorecard

dengan sistem pengelolaan kinerja personel.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, Balance Scorecard adalah

suatu alat pengukuran kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan

empat perspektif (yang saling berhubungan) yang mampu menerjemahkan

visi dan strategi organisasi kedalam tindakan nyata dilapangan.

2.2.13.2 Kelebihan Balance Scorecard

Menurut Luis dan Biromo (2008, p.48), Balanced scorecard (BSC)

adalah salah satu metode perencanaan strategi. BSC memiliki kelebihan-

kelebihan seperti berikut ini:

• BSC dapat berfungsi sebagai alat ukur untuk mengkomunikasikan

strategi diantara para stakeholders (pihak manajemen, karyawan,

pelanggan, pemegang saham, dan komunitas lingkungan).

• BSC memungkinkan organisasi untuk menjelaskan semua faktor

utama yang ada didalam organisasi baik dalam bentuk benda fisik

(tangible asset) atau benda non fisik (intangible asset).

• BSC dapat mengaitkan strategi dengan kinerja organisasi. Konsep

perencanaan strategi lain hanya terfokus pada membangun strategi dan

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

37

berhenti setelah strategi itu selesai dibangun. Sedangkan BSC

memungkinkan organisasi untuk mengaitkan strategi yang dibangun

dengan proses pelaksanannya. Dan proses pelaksanaan itu dapat

dipantau tingkat pencapaiannya dengan menggunakan Key

Performance Indicator yang biasa disingkat menjadi KPI. Hal ini

menunjukkan bahwa Balance Scorecard tidak hanya membantu

organisasi dalam menyusun strategi, tetapi juga memonitor pencapaian

strategi tersebut.

• BSC memiliki konsep sebab-akibat. Hubungan sebab-akibat ini secara

tidak langsung menguatkan kerjasama dalam organisasi dan

mendorong mereka dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

• BSC dapat membantu proses penyusunan anggaran. Pada saat

penyusunan anggaran tahunan, organisasi dapat menggunakan BSC

sebagai titik tolak. Dari BSC kita dapat mengetahui kegiatan apa saja

yang harus dilakukan oleh organisasi guna mencapai target-targetnya

2.2.13.3 Perspektif Balance Scorecard

Menurut [http 8], Balance Scorecard mengukur empat perspektif

yang berbeda tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu mencapai sasaran

strategi yang sudah direncanakan oleh perusahaan. Keempat perspektif

tersebut saling berkaitan yang nantinya akan meningkatkan kinerja

perusahaan. Keempat perspektif tersebut diuraikan berikut ini:

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

38

1. Perspektif Keuangan (Financial Perspective)

Dalam balance scorecard, perspektif keuangan tetap menjadi

perhatian, karena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtisar dari

konsekuensi ekonomi yang terjadi yang disebabkan oleh keputusan

dan tindakan ekonomi yang diambil. Pengukuran kinerja keuangan

menunjukkan apakah perencanaan, implementasi dan pelaksanaan dari

strategi memberikan perbaikan yang mendasar. Perbaikan-perbaikan

ini tercermin dari sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan

dengan keuangan yang terukur, baik berbentuk Gross Operating

Income, Return On Investment, atau bahkan Economic Value Added.

2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)

Dalam perspektif pelanggan, Balance Scorecard melihat aspek

pelanggan memainkan peran penting dalam kehidupan perusahaan.

Sebuah perusahaan yang tumbuh dalam persaingan tidak mungkin

survive apabila tidak didukung oleh pelanggan. Loyalitas tolak ukur

pelanggan dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemetaan

terhadap segmen pasar yang akan menjadi target atau sasaran.

Perspektif pelanggan memiliki dua kelompok pengukuran, yaitu:

1. Pengukuran utama pelanggan (Customer Core Measurement)

Customer Core Measurement memiliki beberapa komponen

pengukuran, yaitu:

• Pangsa pasar (Market Share)

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

39

Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai oleh

perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi:

jumlah pelanggan, jumlah penjualan dan volume unit

penjualan.

• Tingkat retensi pelanggan (Customer Retention)

Mengukur dimana perusahaan dapat mempertahankan

hubungan dengan konsumen.

• Tingkat akusisi pelanggan (Customer Acquisition)

Mengukur dimana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan

baru atau memenangkan bisnis baru

• Tingkat kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction)

Menaksirkan tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan

kriteria kinerja dalam value proportion.

• Profitabilitas pelanggan (Customer Profitability)

Mengukur laba bersih dari seorang pelanggan atau segmen

setelah dikurangin biaya khusus yang diperlukan untuk

mendukung pelanggan tersebut.

2. Proporsi nilai pelanggan (Customer Value Proposition)

Customer Value Proposition merupakan pemicu kinerja yang

terdapat pada :

• Product/service attributes, meliputi fungsi dari produk/jasa,

harga dan kualitas.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

40

• Customer relationship, menyangkut perasaan pelanggan

terhadap proses pembelian produk yang ditawarkan

perusahaan.

• Image and reputation, membangun image dan reputasi dapat

dilakukan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang

dijanjikan.

3. Perspektif Proses Internal Bisnis (Internal Business Process

Perspective)

Perspektif proses internal bisnis lebih menekankan pada

penciptaan produk baru yang lebih berkualitas. Tentunya proses

internal bisnis tidak lepas dari perspektif keuangan dan perspektif

pelanggan. Untuk mengoperasikan perspektif proses internal bisnis ini

perusahan harus lebih dahulu melihat keuangan perusahaan dan

kemauan pelanggan. Jadi ketiga perspektif ini membentuk rantai yang

saling berhubungan. Di dalam perspektif proses internal bisnis ada tiga

tahapan yang harus dilakukan, yaitu:

1. Inovasi

Pada tahap ini perusahaan berusaha keras untuk mengadakan

penelitian dan pengembangan produk baru sehingga tercipta produk

yang benar-benar sesuai dengan keinginan customer.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

41

2. Operasi

Tahap ini mencerminkan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan

mulai dari penerimaan order dari customer, pembuatan produk/jasa

sampai dengan pengiriman produk/jasa tersebut kepada customer.

Pengukuran kinerja yang terkait dalam proses operasi

dikelompokkan pada waktu, kualitas, dan biaya.

3. Pelayanan Purna Jual

Proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah

penjualan produk atau jasa tersebut dilakukan. Aktivitas yang

terjadi dalam tahapan ini, misalnya, penangan garansi dan

perbaikan penanganan atas barang rusak dan yang dikembalikan

serta pemrosesan pembayaran pelanggan.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth

Perspective)

Perspektif ini berfokus pada sumberdaya khususnya sumber daya

manusia yang ada dalam organisasi. Perspektif ini berurusan dengan

pengembangan sumberdaya manusia, agar masing-masing menjadi

karyawan yang kompeten yang akhirnya akan menghasilkan kinerja

yang prima bagi organisasi. Karena itu sasaran strategis harus

merefleksikan strategi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan.

Menurut Craig Symons (2005, p6), berikut merupakan wujud dari

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, yaitu modal manusia

(human capital), dan modal informasi (information capital).

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

42

1. Modal Manusia (Human Capital)

Faktor penting dalam mencapai keunggulan proses bergantung

pada tenaga kerja yang memiliki motivasi. Tenaga kerja akan

terdorong untuk mengetahui apakah mereka memiliki

keterampilan dan kompetensi yang diperlukan, dan terdorong

untuk memahami apakah aktivitas sehari-hari yang mereka

lakukan selaras dengan tujuan strategis perusahaan secara

keseluruhan.

2. Modal Informasi (Information Capital)

Faktor penting lainnya dalam mencapai keunggulan proses juga

mensyaratkan bahwa karyawan memiliki akses ke sistem

informasi, data, dan alat lainnya yang diperlukan untuk secara

efektif dan efisien dalam melaksanakan tanggung jawab mereka.

Menurut [http9], modal informasi yang merupakan komponen dari

pembelajaran dan pertumbuhan, mengukur seberapa besar

kemampuan yang dimiliki dalam menyediakan alat yang

dibutuhkan perusahaan dalam menjalankan strategi perusahaan.

Khususnya pada lingkungan bisnis saat ini menuntut perusahaan

mengubah informasi menjadi pengetahuan yang dapat

dimanfaatkan untuk kesuksesan.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

43

2.2.14 COBIT

2.2.14.1 Pengertian COBIT

Menurut Brand (2007, p21), COBIT (Control Objectives for

Information Technology) merupakan model yang didesain untuk

mengendalikan fungsi TI. Model ini sebenarnya dikembangkan oleh

Information Systems Audit and Control Foundation (ISACF), lembaga

penelitian untuk Information Systems Audit and Control Association

(ISACA). Tahun 1999 tugas ISACF untuk COBIT ditransfer ke IT

Governance Institute (ITGI), yang merupakan badan independen di dalam

ISACA.

Menurut Wallace (2011, p61), COBIT (Control Objectives for

Information Technology) adalah kerangka dari best practices manajemen

TI yang membantu organisasi untuk memaksimalkan keuntungan bisnis

dari organisasi TI mereka. COBIT dapat membantu auditor, manajemen

dan pengguna akhir (end user) untuk menjembatani gap antara risiko

bisnis, kebutuhan kontrol dan permasalahan-permasalahan teknis. Selain

itu, COBIT juga memberikan panduan yang berorientasi pada bisnis, dan

karena itu proses bisnis owner dan manajer, termasuk juga auditor dan

user, diharapkan dapat memanfaatkan panduan ini dengan sebaik-baiknya.

2.2.14.2 Sejarah COBIT

Para eksekutif membuktikan bahwa mereka dapat memanipulasi

sistem akuntansi mereka. Untuk menjawab kebutuhan para eksekutif,

maka dikembangkanlah COBIT framework pada tahun 1992 oleh ISACA.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

44

Pada tahun 1992, the Committee of Sponsoring Organization

(COSO) mendirikan framework untuk otorisasi, merekam dan melaporkan

transaksi. Security and Exchange Commission (SEC) mengenal bahwa

COSO framework mampu mendirikan kontrol internal untuk laporan

keuangan. COSO adalah dasar dari standar COBIT untuk kontrol internal

dan audit. Secara periodik COBIT meng-update dan menyamakan dengan

standar kelas dunia lainnya. COBIT menjelaskan apa yang perlu dilakukan

dan bagaimana melakukannya. COBIT dirancang untuk dapat bekerja sama

dengan standar IT governance lainnya.

COBIT versi 4 diterbitkan pada tahun 2005. Versi 4 lebih dekat

dengan ITIL dan memiliki orientasi bisnis yang lebih kuat. COBIT versi 4

dibangun berdasar masalah yang ada pada COBIT versi 3. Versi 4

mengkombinasikan buku versi 3 (Executive Summary, Framework, kontrol

objek dan panduan manajemen) ke dalam satu buku.

2.2.14.3 Kerangka kerja COBIT

Menurut Gondodiyoto (2007, p157), kerangka kerja COBIT terdiri

atas beberapa arahan (guidelines), yakni:

1. Control Objectives

Control objectives TI adalah pernyataan mengenai hasil atau

tujuan yang harus dicapai melalui penerapan prosedur kendali dalam

aktivitas TI tertentu. Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi

(high-level control objectives) yang tercermin dalam 4 domain, yaitu:

o Perencanaan dan Organisasi (Plan and Organize)

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

45

Kesuksesan organisasi TI memerlukan analisis yang teliti mengenai

apa yang dibutuhkan, bagaimana hal tersebut dibutuhkan, dan

dimana TI banyak digunakan. Tanpa adanya rencana yang

menuntun organisasi TI, maka dapat terjadi kesalahan dikemudian

hari yakni biaya operasi yang mahal dan hasil yang diperoleh tidak

efektif.

Domain ini mencakup pembahasan tentang identifikasi dan strategi

investasi teknologi informasi yang dapat memberikan yang terbaik

untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis. Selanjutnya identifikasi

dan visi strategis perlu direncanakan, dikomunikasikan, dan diatur

pelaksanaannya (dari berbagai perspektif).

o Pengakuisisi dan Implementasi (Acquire and Implement)

Untuk merealisasi strategi TI, perlu diatur kebutuhan teknologi

informasi, diidentifikasi, dikembangkan, atau diimplementasikan

secara terpadu dalam proses bisnis perusahaan.

o Penyerahan dan Pendukung (Deliver and Support)

Domain ini fokus pada ukuran tentang aspek dukungan teknologi

informasi terhadap kegiatan operasional bisnis (tingkat jasa layanan

TI actual atau service level) dan aspek urutan (prioritas

implementasi dan untuk pelatihannya).

o Memantau dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)

Domain ini fokus pada proses pengawasan pengelolaan TI pada

organisasi serta harus diawasi dan dinilai kelayakannya secara

berkala. Selain itu, domain ini fokus pada masalah pengendalian,

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

46

pemeriksaan internal dan eksternal. Domain ini akan menilai

apakah sistem TI saat ini masih memenuhi tujuan yang dirancang.

Pengendalian mencakup penilaian terhadap efektivitas sistem TI

pada kemampuannya untuk memenuhi tujuan dan proses bisnis.

Tabel 2.2 Domain dan High Level Control COBIT

COBIT Domain High Level Objectives

1 Plan and

Organize (PO)

PO1. Menetapkan rencana strategis TI

PO2. Menetapkan arsitektur informasi

PO3. Menentukan arah teknologi

PO4. Menetapkan proses TI, organisasi dan hubungannya

PO5. Mengelola investasi TI

PO6. Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen

PO7. Mengelola sumber daya manusia TI

PO8. Menjaga kualitas

PO9. Menilai dan mengatur resiko

PO10. Mengelola proyek

2. Acquire and

Implement

(AI)

AI1. Mengidentifikasi solusi-solusi otomatis

AI2.Mendapatkan dan memelihara perangkat lunak

aplikasi

AI3.Mendapatkan dan memelihara infrastruktur teknologi

AI4. Menjalankan operasi dan menggunakannya

AI5. Pengadaan sumberdaya TI

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

47

AI6. Mengelola perubahan

AI7.Meng-install dan mengakreditasi solusi dan

perubahan

3. Delivery and

Support (DS)

DS1. Mengdefinisikan dan mengatur tingkat pelayanan

DS2. Mengatur pelayanan bagi pihak ketiga

DS3. Mengatur kinerja dan kapasitas

DS4. Memastikan pelayanan yang berkelanjutan

DS5. Memastikan keamanan sistem

DS6. Mengidentifikasi dan mengalokasikan biaya

DS7. Mendidik dan melatih user

DS8. Mengelola bantuan layanan dan insiden

DS9. Pengaturan konfigurasi

DS10. Mengatur masalah

DS11. Mengatur data

DS12. Mengatur lingkungan

DS13. Mengatur operasi

4. Monitor and

Evaluation

(ME)

ME1. Monitor dan evaluasi kinerja TI

ME2.Memonitor dan mengevaluasi pengendalian internal

ME3. Memastikan pemenuhan kebutuhan dengan syarat

dari luar

ME4. Penyediaan untuk tata kelola TI

Sumber : Gondodiyoto (2007, p160)

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

48

2. Audit Guidelines

Berisi sebanyak 318 (tiga ratus delapan belas) tujuan pengendalian

yang bersifat rinci (detailed control objective) untuk membantu para

auditor dalam memberikan management assurance dan atau saran

perbaikan.

3. Management Guidelines

Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja

yang mesti dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut:

- Sejauh mana TI anda harus bergerak, dan apakah biaya TI yang

dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang dihasilkannya?

- Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang bagus?

- Apa saja faktor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat

mencapai sukses (critical success factors)?

- Apa saja risiko-risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai

sasaran yang ditentukan?

- Bagaimana dengan perusahaan lainnya, apa yang mereka lakukan?

- Bagaimana Anda mengukur keberhasilan dan bagaimana pula

membandingkannya?

Konsep dari kerangka kerja COBIT adalah bahwa pengendalian

terhadap sistem informasi dapat dilakukan dengan cara menentukan

informasi-informasi yang dibutuhkan untuk mendukung business

objectives. Setelah informasi ditentukan, kemudian dilakukan

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

49

pengendalian terhadap informasi tersebut. Pengendalian atas informasi

tentang sumber daya yang terkait dalam proses sistem informasi akan

didukung oleh sumber daya TI (IT Resources). Dimana sumber daya

TI dikelola oleh proses TI (IT Processes) untuk mencapai tujuan TI

agar dapat menanggapi kebutuhan bisnis. Berikut merupakan matrix

relasi antara IT Goals dan Business Goals COBIT 4.1:

Gambar 2.7 Matrix Relasi IT Goals dan Business Goals Sumber: ITGI (2010, p178)

Berikut merupakan matrix relasi IT Goals dengan proses-proses yang

ada setiap domain COBIT 4.1:

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

50

Gambar 2.8 Matrix Relasi IT Goals dan Proses-Proses di setiap Domain Sumber: ITGI (2010, p179)

Secara keseluruhan, COBIT dapat dipandang sebagai sebuah kubus

yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu:

1. Information Criteria

Tujuh kriteria informasi yang menjadi perhatian dalam COBIT

adalah:

• Efektivitas (Effectiveness)

Menitikberatkan pada sejauh mana efektifitas informasi dikelola

dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

51

• Efisiensi (Efficiency)

Menitikberatkan pada sejauh mana efisiensi investasi terhadap

informasi yang diproses oleh sistem.

• Kerahasiaan (Confidentiality)

Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi secara

hierarki.

• Keterpaduan (Integrity)

Menitikberatkan pada integritas data/informasi dalam sistem.

• Ketersediaan (Availability)

Menitikberatkan pada ketersediaan data atau informasi dalam

sistem informasi.

• Kepatuhan pada kebijakan atau aturan (Compliance)

Menitikberatkan pada kesesuaian data atau informasi dalam

sistem informasi.

• Kehandalan informasi (Reliability)

Menitikberatkan pada kemampuan/ketangguhan sistem informasi

dalam pengelolaan data/informasi.

2. IT Resources

IT Resources adalah sumber daya yang berkaitan dengan teknologi

informasi. IT Resource terdiri dari empat hal, yaitu :

1. Application

Meliputi aplikasi untuk mengelola informasi dalam menjalankan

proses bisnis

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

52

2. Information

Merupakan data yang diinput, diproses, dan dihasilkan oleh sistem

informasi yang digunakan untuk kebutuhan bisnis.

3. Infrastructure

Merupakan teknologi dan fasilitas (seperti hardware, sistem

operasi, sistem manajemen database, jaringan, multimedia) yang

mendukung proses aplikasi.

4. People

Merupakan personil yang dibutuhkan untuk merencanakan,

mengorganisasi, memperoleh, mengimplementasi, men-deliver,

mendukung, memonitor, dan mengevaluasi sistem dan layanan

informasi. Personil dapat berasal dari internal perusahaan,

outsource maupun kontrak.

3. IT Processes

Kerangka kerja COBIT menyediakan referensi pada proses agar

setiap orang didalam perusahaan dapat me-manage operasi TI.

Setiap operasi yang dikerjakan TI, sebagaimana keseluruhan

operasi yang tersedia pada proses inti, harus diintegrasikan kedalam

perencanaan yang ada. Perencanaan dan sruktur organisasi yang

telah ada dapat digunakan, tergantung atas kondisi dari setiap

operasi tersebut. Kemudian, operasi akan diimplementasi dan

dilakukan tindakan pencegahan yang dilakukan terus menerus.

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

53

Gambar 2.9 Kubus COBIT Sumber: ITGI (2010, p29)

2.2.15 Maturity Model

Maturity model digunakan sebagai metric untuk mengukur tingkat

pengembangan sistem informasi. Maturity model untuk setiap proses

COBIT, digunakan untuk mengidentifikasi:

1. Kinerja aktual perusahaan – Dimana perusahaan saat ini

2. Status industri yang terkini – Sebagai perbandingan

3. Target peningkatan perusahaan – Posisi yang ingin dicapai perusahaan

Menurut ITGI (2010, p23), kapabilitas proses manajemen tidak

sama untuk setiap proses kinerja. Kapabilitas yang diperlukan ditentukan

oleh tujuan bisnis dan tujuan TI. Untuk mengukur kapabilitas kinerja TI,

COBIT menggunakan lima level maturity model:

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

54

• Skala 0 : Non-existent

Tidak ada proses TI yang diidentifikasi. Perusahaan tidak mengetahui

adanya masalah.

• Skala 1 : Initial/Ad Hoc

Terdapat bukti bahwa perusahaan sudah menyadari adanya masalah

yang perlu dibahas. Dan bagaimanapun juga perusahaan belum

memliki standarisasi proses. Ada pendekatan khusus (ad hoc) yang

diterapkan per kasus. Pendekatan manajemen secara keseluruhan

belum terorganisasi.

• Skala 2 : Repeatable but Intuitive

Perusahaan sudah memiliki prosedur dalam proses teknologi

informasi. Namun tidak ada pelatihan dan komunikasi tentang standar

prosedur. Tanggung jawab terhadap proses teknologi informasi

dibebankan pada setiap individu. Dan tingkat ketergantungan pada

pengetahuan individu sangat tinggi sehingga sering terjadi kesalahan.

• Skala 3 : Defined Process

Prosedur sudah distandarisasi, didokumentasikan dan dikomunikasikan

melalui pelatihan. Prosedur yang dibuat tidak rumit, hanya merupakan

formalisasi praktek yang sudah ada.

• Skala 4 : Managed and Measurable

Manajemen melakukan pemantauan dan pengukuran prosedur yang

ada dan mengambil aksi apabila terdapat proses yang tidak berjalan

secara efektif. Proses yang ada sudah berjalan dengan baik dan

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

55

mengalami perbaikan. Otomatisasi dan perangkat teknologi digunakan

secara terbatas.

• Skala 5 : Optimised

Proses yang ada telah disempurnakan ke tingkat praktek yang lebih

baik, berdasarkan hasil perbaikan terus menerus. TI digunakan secara

terintegrasi untuk mengotomatisasi proses kerja, menyediakan alat

untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas serta membuat

perusahaan mudah beradaptasi.

Berikut adalah gambar skala maturity model COBIT:

Gambar 2.10 Maturity Model (ITGI, 2010)

Terdapat 5 (lima) jenis kemungkinan respon, dikaitkan dengan

maturity model yang direkomendasikan oleh COBIT (skala 0 – 5).

Responden akan memilih tingkat aktivitas yang sesuai dengan kondisi

perusahaan saat ini. Maturity model akan membantu para professional

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

56

menjelaskan ke para manajer tentang kekurangan manajemen TI dan

menetapkan target yang mereka perlukan. Tingkatan maturity akan

dipengaruhi oleh sasaran bisnis perusahaan dan operasi lingkungan.

Pemetaan posisi tiap proses sistem informasi perusahaan terhadap

maturity model dibuat berdasarkan hasil dari respon yang diperoleh.

Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks adalah:

Indeks = ∑ (Jumlah Nilai Jawaban)

∑ (Pertanyaan Kuesioner)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Djatmiko (2007), skala

pembulatan indeks bagi pemetaan ke tingkat maturity model adalah

sebagai berikut:

• 0.00 – 0.49 berada pada tingkat 0 (Non-Existent)

• 0.50 – 1.49 berada pada tingkat 1 (Initial/Ad Hoc)

• 1.50 – 2.49 berada pada tingkat 2 (Repeatable but Intuitive)

• 2.50 – 3.49 berada pada tingkat 3 (Defined Process)

• 3.50 – 4.49 berada pada tingkat 4 (Managed and Measurable)

• 4.50 – 5.00 berada pada tingkat 5 (Optimised)

2.3 Kerangka Pikir

Berikut ini merupakan sebuah bagan yang dapat digunakan untuk membantu

dan menggambarkan kerangka pemikiran dalam penyusunan skripsi ini:

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

57

Gambar 2.11 Kerangka Pikir

Analisa: • Proses bisnis • Analisa masalah

Perspektif Visi Misi Inventory

Business Goals

Target Maturity Level

Pengumpulan Data: • Kuesioner • Wawancara • Observasi

Melakukan Pengukuran

Hasil Maturity Level VS Target Maturity Level

GAP

Temuan

Rekomendasi Usulan

Proses Bisnis VS Business Goals

IT Goals

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

58

• Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan analisa terhadap proses

bisnis inventory yang sedang berjalan saat ini. Setelah memahami proses bisnis

yang ada, maka dilakukan identifikasi dan analisa masalah-masalah yang terjadi

di inventory tersebut.

• Setelah memahami proses bisnis yang sedang berjalan saat ini, maka akan

dilanjutkan dengan memahami visi misi dari inventory. Proses bisnis, visi dan

misi inventory akan dijadikan landasan untuk menentukan perspektif yang akan

dibahas dalam penulisan skripsi ini, dimana ada terdapat empat perspektif yaitu

financial perspective, customer perspective, internal perspective dan learning

and growth perspective.

• Pada saat menentukan perspektif yang dibahas, ditentukan juga tingkat maturity

level yang diharapkan oleh perusahaan pada sistem Oracle EBS. Selanjutnya,

ditentukan business goals yang dibahas pada penulisan skripsi ini, yaitu business

goals yang sesuai dengan proses bisnis inventory.

• Dari business goals yang telah dipilih, maka akan menentukan IT goals yang

sesuai dengan business goals tersebut. Pemilihan IT goals ini disesuaikan dengan

standar yang telah ditentukan oleh COBIT 4.1.

• Kemudian akan dilakukan analisa proses-proses mana saja didalam IT goals

tersebut yang sesuai dengan standar COBIT 4.1 yang akan dibahas didalam

penulisan ini. Kriteria pemilihan proses tersebut adalah proses yang berhubungan

dengan inventory.

• Setelah mengetahui proses-proses yang akan dianalisa, maka selanjutnya adalah

mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk melakukan analisa sesuai

dengan standar COBIT 4.1. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00608-SI bab 2.pdf · untuk melakukan penilaian. Menurut Sridadi (2007) pengukuran

59

menggunakan kuesioner, wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait

dan observasi langsung.

• Data-data yang telah diperoleh itu kemudian diukur tingkat maturity level-nya

sesuai dengan standar yang diberikan oleh COBIT 4.1. Kemudian, akan dilihat

apakah terdapat gap antara target level yang diinginkan oleh perusahaan dengan

level yang dicapai saat ini.

• Apabila terdapat gap dari hasil pengukuran tersebut, maka akan dijelaskan

temuan-temuan masalah atau ketidaksesuaian dengan standar yang menyebabkan

munculnya gap tersebut.

• Dari hasil tersebut akan diberikan rekomendasi usulan yang sesuai, baik dalam

hal perbaikan untuk meminimalkan gap yang ada maupun untuk perkembangan

ke level yang lebih tinggi.