BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab...

65
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Bodnar et al. (2001, p.1) “Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah kumpulan sumber daya, seperti peralatan dan orang, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian dikomunikasikan kepada berbagai pengambil keputusan. Sistem Informasi Akuntansi menampilkan perubahan ini apakah secara manual atau terkomputerisasi.” Menurut Romney et al. (2006, p.6) “Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan informasi bagi para pengambil keputusan.” Sedangkan menurut Wilkinson et al. (2000, p.7) “Sistem Informasi Akuntansi adalah struktur terpadu dalam sebuah entitas, seperti perusahaan bisnis, yang mempekerjakan sumber daya fisik dan komponen lainnya untuk mentransformasikan data ekonomi ke dalam informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan informasi dari berbagai user yang bervariasi.” Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem informasi dalam sebuah organisasi yang mengumpulkan informasi dari berbagai subsistem dengan menggunakan sumber daya yang ada dalam perusahaan kemudian mengkomunikasikannya kepada subsistem pengolah informasi

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Bodnar et al. (2001, p.1) “Sistem Informasi Akuntansi adalah

sebuah kumpulan sumber daya, seperti peralatan dan orang, yang dirancang untuk

mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini

kemudian dikomunikasikan kepada berbagai pengambil keputusan. Sistem

Informasi Akuntansi menampilkan perubahan ini apakah secara manual atau

terkomputerisasi.”

Menurut Romney et al. (2006, p.6) “Sistem Informasi Akuntansi adalah

sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data

untuk menghasilkan informasi bagi para pengambil keputusan.”

Sedangkan menurut Wilkinson et al. (2000, p.7) “Sistem Informasi

Akuntansi adalah struktur terpadu dalam sebuah entitas, seperti perusahaan bisnis,

yang mempekerjakan sumber daya fisik dan komponen lainnya untuk

mentransformasikan data ekonomi ke dalam informasi akuntansi, dengan tujuan

untuk memuaskan kebutuhan informasi dari berbagai user yang bervariasi.”

Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah

subsistem informasi dalam sebuah organisasi yang mengumpulkan informasi dari

berbagai subsistem dengan menggunakan sumber daya yang ada dalam perusahaan

kemudian mengkomunikasikannya kepada subsistem pengolah informasi

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

9

organisasi agar menjadi informasi akuntansi yang berguna bagi para pengambil

keputusan.

2.1.2 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney et al. (2006, p.6) , ada 6 (enam) komponen dari sistem

informasi akuntansi, yaitu :

a) People yang mengoperasikan sistem dan menjalankan fungsi yang

bervariasi.

b) Procedures dan instructions, baik manual maupun otomatis terlibat

dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang

aktivitas organisasi.

c) Data tentang organisasi beserta proses bisnisnya.

d) Software yang digunakan untuk memproses data organisasi.

e) Information technology infrastructure, termasuk komputer beserta alat-

alat disekelilingnya, dan alat jaringan komunikasi yang digunakan

untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan mengirimkan data

serta informasi.

f) Internal control dan security measures yang menjaga keamanan data

dalam sistem informasi akuntansi

2.2 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

2.2.1 Pengertian Gaji

Menurut Warren et al. (2005, p. 552) “Dalam akuntansi, istilah gaji

diartikan sebagai jumlah total yang dibayarkan kepada karyawan atas jasa-jasa

yang merek berikan selama suatu periode tertentu.”

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

10

Menurut Horngren et al. (2002, p. 430) “Gaji merupakan pendapatan yang

jumlahnya dihitung per tahun, per bulan, atau per minggu, sedangkan upah

merupakan pendapatan yang dihitung berdasarkan tarif per jam.”

2.2.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

Menurut Wilkinson et al. (2000, CD p.109), “Tujuan utama dari human

resource management cycle adalah untuk memfasilitasi pertukaran kas dengan

pegawai untuk jasa yang telah diberikan. Tujuan ini mempunyai sasaran khusus,

seperti :

1. Untuk memastikan status, tarif pembayaran gaji, dan membayar pengurangan

dari gaji pegawai yang diotorisasi.

2. Untuk membayar jasa aktual yang telah dilakukan.

3. Untuk mencatat, mengklasifikasikan, mendistribusikan, dan membuat laporan

biaya yang berhubungan dengan pegawai secara tepat dan akurat.

2.2.3 Fungsi Terkait

Wilkinson et al. (2000, CD p.110) mengemukakan bahwa fungsi-fungsi

yang terkait dalam Human Resource Management Cycle adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Personalia

Bagian ini mempunyai tujuan utama untuk merencanakan, mengatur, dan

mengkoordinasikan pegawai dalam organisasi. Fungsi personalia berada di

bawah arahan Wakil Presiden bagian personalia. Bagian dari fungsi personalia

ini ada :

a. Perencanaan Personalia dan Kepegawaian (Employment and Personnel

Planning) :

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

11

Unit perencanaan personalia dan kepegawaian berhubungan dengan

rekruitmen dan pengujian karyawan yang prospektif, mempekerjakan

karyawan terpilih, memastikan prosedur promosi dan pemecatan berjalan

dengan baik, dan menentukan kebutuhan personalia di masa depan (baik

dalam keahlian ataupun tingkatan).

b. Keamanan dan Keuntungan (Safety and Benefits) :

Unit ini bertanggung jawab atas keamanan dan kesehatan para pegawai,

seperti halnya juga menyediakan lingkungan kerja yang nyaman bagi para

pegawai.

c. Hubungan Industrial (Industrial Relations) :

Unit hubungan industrial bertanggung jawab dengan hubungan dengan

serikat buruh dan organisasi yang berhubungan dengan pekerja lainnya.

d. Pengembangan Pegawai (Employee Development) :

Unit ini berhubungan dengan masalah pelatihan para pegawai dan

pengembangan keahlian eksekutif para manajer.

e. Administrasi Sumber Daya Manusia (Human Resources Administration) :

Unit ini bertanggung jawab terhadap perencanaan kompensasi (gaji),

asuransi grup, serta program lain yang relevan. Selain itu juga sebagai

administrator dan mengatur data semua pegawai dan segala tindakan yang

berhubungan dengan personalia lainnya. Karena itu unit administrasi

sumber daya manusia (disebut juga administrasi personalia) adalah unit

yang paling dekat dengan aktivitas penggajian.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

12

2. Fungsi Keuangan / Akuntansi

Tujuan dari manajemen keuangan dan akuntansi adalah yang berhubungan

dengan pendanaan, data, informasi, perencanaan, dan mengatur sumber daya.

Yang termasuk dalan fungsi ini antara lain :

Timekeeping : berfungsi untuk mengatur waktu dan mencatat kedatangan

dari para pegawai.

Payroll : bertugas menyiapkan cek pembayaran, mengatur data penggajian,

dan membuat laporan dan pernyataan yang berhubungan dengan

penggajian.

Accounts payable : bertugas untuk membuat persetujuan terhadap

disbursement voucher yang berhubungan dengan jasa karyawan.

Cash disbursements : bersama dengan kasir, bagian ini bertugas

menandatangani dan mendistribusikan cek pembayaran.

Cost distribution : bertugas mengurus data yang menggambarkan detail

biaya dari suatu produk.

General Ledger : bertugas mengatur semua assets, modal, biaya, dan akun

pendapatan.

Sebagai catatan, unit timekeeping dan cost distribution biasanya ditemukan

dalam perusahaan manufaktur.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

13

2.2.4 Formulir Input untuk Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

2.2.4.1 Forms of Input

Menurut Wilkinson et al (2000, CD p.111), dokumen sumber

yang biasanya digunakan pada manajemen jasa kepegawaian sebagai

berikut :

1. Personnel action form

Formulir ini untuk memberitahukan pihak-pihak yang terkait dengan

kegiatan yang berhubungan dengan pegawai. Kegiatan ini termasuk

keputusan pengangkatan karyawan baru, perubahan status, evaluasi

performa kerja, dan masih banyak lagi. Formulir ini yang

memberitahukan departemen penggajian mengenai situasi atau

perubahan yang mempengaruhi status pembayaran pegawai. Kategori

lainnya dari tindakan personalia mengenai pengurangan. Beberapa

formulir tersebut dibuat oleh perusahaan dan beberapa oleh pihak

pemerintah. Misalnya, Employee Withholding Allowance Certificate

yang disediakan oleh Internal Revenue Service. Formulir ini

menspesifikasikan perusahaan dengan nomor wajib pajak. Formulir ini

untuk menghitung pajak penghasilan pegawai di perusahaan tersebut.

2. Time card (clock card)

Kartu ini mencatat waktu aktual yang digunakan oleh karyawan pada

lokasi kerja mereka. Pada formulir ini terdapat nama dan nomer

karyawan, berikut dengan tanggal dari periode pembayaran yang

diaplikasikan. Setiap kali pegawai masuk atau pulang, ia memasukkan

kartu ke dalam time clock. Pada bagian bawah kartu terdapat

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

14

tandatangan supervisor. Formulir kehadiran lainnya termasuk time

sheet yang digunakan oleh karyawan bulanan.

3. Job-time ticket

Berbeda dengan time card, yang berfokus pada kehadiran di tempat

kerja, job-time ticket berfokus pada pesanan kerja atau pada pekerjaan

tertentu. Setiap kali karyawan upahan seperti buruh produksi, memulai

dan mengakhiri pekerjaan, dia mencatat waktu pada kartu untuk

pekerjaan tertentu. Seperti time card, kartu tersebut dimasukkan ke

dalam time clock. Jika sesuai dengan tugas pegawai, ruang yang

disediakan untuk memasukkan produktivitas dalam artian bagian yang

diselesaikan selama waktu yang berlangsung.

4. Paycheck

Bersama dengan voucher stub, merupakan dokumen akhir pada siklus

manajemen sumber daya manusia. Paycheck yang pada umumnya

disiapkan oleh komputer. Stub menunjukkan semua detail yang

diperlukan, termasuk pembayaran uang lembur berikut dengan

pengurangan dari gaji karyawan.

Pertimbangan Desain Files dan Records

Menurut Wilkinson (2000, p.110) dalam mendesain files dan

records, beberapa pertanyaan mengenai manajemen data harus diajukan.

Seperti misalnya, siapa yang menggunakan files tersebut dan untuk

kepentingan apa, bagaimana files harus diatur dan diakses, dan berapa lama

harusnya isi files ditahan. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini

tergantung dari bagian mana yang membutuhkan aplikasi tersebut untuk

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

15

didesain. Mereka juga dipengaruhi oleh permintaan penyimpanan, efisiensi

dalam maintenance file, dan aksesbilitas dalam penyimpanan data.

2.2.5 Aktivitas Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

Berdasarkan Romney et al. (2006, p. 495) ada tujuh aktivitas utama dalam

sistem informasi penggajian, yaitu :

1. Meng-update master file penggajian

Aktivitas pertama dalam proses penggajian ini meliputi peng-update-an master

file penggajian untuk merefleksikan tipe variasi dari perubahan penggajian,

apakah ada pegawai baru dipekerjakan, pemecatan, perubahan dalam tarif

pembayaran, atau perubahan dalam pemotongan gaji. Departemen Sumber

Daya Manusia (SDM) menyediakan informasi ini. Departemen SDM

mempunyai akses online untuk melakukan perubahan terhadap master file

penggajian. Pengecekan perubahan yang diperbolehkan, seperti pengecekan

validitas pada angka karyawan dan tes yang layak untuk perubahan dilakukan,

kemudian diaplikasikan ke seluruh transaksi perubahan penggajian. Catatan

tentang pegawai yang berhenti atau dipecat harusnya tidak langsung dihapus

saat itu juga, karena bagaimanapun juga untuk beberapa laporan akhir tahun,

dibutuhkan data tentang semua karyawan yang bekerja pada saat tahun

berjalan.

2. Meng-update tarif pajak dan pengurangan

Aktivitas kedua adalah meng-update informasi mengenai tarif pajak dan

pemotongan lainnya. Departemen penggajian membuat perubahan ini, tetapi

perubahan ini biasanya jarang terjadi. Hal tersebut terjadi ketika departemen

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

16

penggajian menerima pemberitahuan perubahan dalam tarif pajak dan

pengurangan lainnya dari kantor pajak dan perusahaan asuransi.

3. Memvalidasikan data waktu dan kehadiran

Langkah ketiga adalah memvalidasikan data waktu dan kehadiran setiap

karyawannya. Informasi ini datang dalam berbagai bentuk tergantung dari

status pembayaran karyawan itu sendiri. Beberapa perusahaan menggunakan

time card untuk mencatat waktu kedatangan dan kehadiran, time card ini juga

meliputi total jam kerja dalam periode pembayaran. Beberapa perusahaan telah

menggantikan time card kertas dengan electronic time clocks, karyawan tinggal

menggesekkan kartu identitas pegawai melalui reader ketika mereka tiba dan

pulang. Para supervisor juga mengawasi keterlibatan mereka dalam pekerjaan.

Menggunakan insentif, komisi, bonus harus berhubungan dengan sistem

penggajian dan sistem informasi penjualan dan siklus lainnya untuk

mengumpulkan data yang digunakan untuk menghitung bonus. Skema

bonus/insentif harus didesain secara realistis, sehingga tujuan bisa dicapai.

Tujuan ini haruslah sejalan dengan tujuan perusahaan dan manajer harus

mengawasi tujuan ini untuk memastikan bahwa tujuan tersebut pantas.

4. Menyiapkan gaji

Departemen dimana pegawai bekerja menyiapkan data mengenai jam kerja dan

masing-masing supervisor biasanya mengkonfirmasikan data tersebut. Pertama

file transaksi penggajian diatur berdasarkan nomer karyawan. File yang telah

diatur ini kemudian digunakan untuk menyiapkan cek pembayaran karyawan.

Untuk setiap karyawan, catatan master file penggajian dan catatan korespoden

transaksi terbaca dan pembayaran kotor dihitung, pembayaran kotor

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

17

merupakan fraksi dari pembayaran tahunan, dimana fraksi merefleksikan

panjang dari periode pembayaran. Contoh, jika pembayaran dilakukan setiap

bulan maka karyawan akan menerima seperduabelas (1/12) dari gaji tahunan

mereka untuk setiap periode pembayarannya.

Kemudian, semua pengurangan terhadap gaji dijumlahkan dan dikurangkan

dari pembayaran kotor untuk mendapatkan jumlah pembayaran bersih.

Pengurangan gaji ini biasanya terbagi dalam dua kategori yaitu pemotongan

pajak dan pengurangan sukarela. Pemotongan Pajak meliputi pajak pendapatan

yang dipotong dari jumlah gaji yang diterima, sedangkan pengurangan sukarela

meliputi dana pensiun, asuransi kesehatan, dan kontribusi untuk amal.

Ketika pembayaran bersih telah diperoleh, maka fields untuk pembayaran

kotor, pengurangan dan pembayaran bersih untuk setiap catatan karyawan ter-

update. Mengurus catatan pendapatan kumulatif yang akurat penting, karena

pemotongan pajak penghasilan dan pemotongan lainnya diberhentikan maka

perusahaan harus tahu kapan dan apa pemotongan untuk setiap karyawannya

serta informasi ini dibutuhkan untuk memastikan jumlah pajak dan

pengurangan lainnya telah dilaporkan ke kantor pajak, asuransi perusahaan dan

organisasi lainnya. Informasi ini juga termasuk laporan bervariasi mengenai

agensi-agensi yang berkepentingan. Akhirnya payroll register dan cek

pembayaran karyawan dicetak.

5. Membayarkan gaji

Setelah cek pembayaran disiapkan, payroll register dikirimkan ke departemen

utang untuk di-review dan disetujui. Voucher pembayaran kemudian disiapkan

untuk mengotorisasikan transfer dana dari akun perusahaan ke akun bank

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

18

penggajian. Cek gaji harus tidak disamakan dengan akun bank perusahaan

yang reguler. Selain untuk kontrol, batas ancaman kerugian perusahaan

berkurang dengan menggunakan akun penggajian yang terpisah. Hal ini juga

memudahkan untuk merekonsiliasi penggajian dan mendeteksi masalah pada

cek pembayaran.

Voucher pembayaran dan payroll register kemudian dikirimkan ke kasir. Kasir

akan me-review voucher pembayaran dan payroll register dan menyiapkan dan

menandatangani cek untuk mentransfer dana ke dalam akun bank penggajian

perusahaan. Kasir juga me-review, menandatangani dan mendistribusikan cek

pembayaran karyawan. Kasir akan mengambil kembali cek pembayaran yang

tidak di-klaim dari akun bank perusahaan. Hal ini untuk mencegah pembuatan

dan distribusi cek pembayaran palsu. Daftar dari cek pembayaran yang tidak

di-klaim dikirim ke departemen audit internal untuk investigasi lebih lanjut.

Kemudian payroll register dikembalikan ke departemen penggajian, yang akan

disimpan berdasarkan tanggal dengan time cards dan job-time tickets. Voucher

pembayaran kemudian dikirimkan ke bagian akuntansi untuk meng-update

jurnal umum.

6. Menghitung pajak dan keuntungan yang telah dibayar karyawan

Karyawan membayar pajak penghasilan dan keuntungan untuk pegawai secara

langsung. Hukum federal dan Negara bagian memerlukan agar pegawai

memberikan kontribusi dari persentase tertentu dari gaji kotor setiap karyawan

yang dipergunakan untuk dana asuransi kompensasi pengangguran. Selain itu,

karyawan juga memberikan kontribusi untuk kesehatan, cacat, dan premi

asuransi lainnya. Beberapa perusahaan menawarkan karyawan mereka rencana

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

19

keuntungan yang fleksibel, dimana karyawan akan ditanggung sebagian kecil

asuransi kesehatan dan kontribusi pensiun, ditambah kredit keuntungan yang

bisa digunakan untuk waktu liburan tambahan atau asuransi kesehatan

tambahan. Menyediakan jasa tambahan ini tentunya akan menambah

permintaan dari sistem penggajian itu sendiri.

7. Membayarkan pajak penghasilan dan pengurangan lain-lain

Aktivitas terakhir adalah membayar kewajiban pajak penghasilan dan

pengurangan sukarela untuk setiap karyawannya. Perusahaan harus secara

periodik menyiapkan cek atau menggunakan transfer dana elektronik untuk

membayar kewajiban pajak yang ada. Kantor pajak telah memberitahukan

kapan waktu-waktu untuk pajak-pajak tertentu. Dana sukarela dari setiap

karyawan digunakan untuk berbagai macam keuntungan, seperti rencana

simpanan gaji, yang harus dibayarkan ke organisasi yang berwenang.

2.2.6 Information Output

Berdasarkan Wilkinson et al. (2000, CD p.122), hasil informasi keluaran

dari siklus manajemen sumber daya manusia ini ada 3 (tiga), yaitu :

1. Operational Listings, Statements, and Required Reports

Salah satu dari output yang sering digunakan adalah payroll register. Berisikan

data yang berhubungan dengan setiap karyawan untuk setiap periode

pembayaran, tersusun dari pembayaran kotor hingga pembayaran bersih.

Output yang berhubungan lainnya adalah deduction register, yang

menyediakan detail potongan dari setiap pegawai. Sedangkan cumulative

earnings register menunjukkan saldo yang diperoleh hingga saat ini, dan bisa

dalam tri wulan, untuk setiap pegawainya dan untuk keseluruhan karyawan.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

20

Laporan kontrol yang bervariasi juga diperlukan. Contohnya adalah laporan

yang menunjukkan nomer dari cek yang telah dicetak dan total saldo dari cek

tersebut.

Dibutuhkan juga laporan untuk pemerintah meliputi Jamsostek dan pajak

penghasilan, ditambah variasi dari lainnya. Beberapa jatuh tempo setiap tiga

bulan sekali, sementara lainnya setiap akhir tahun.

2. Inquiry Screens

Sistem on-line memungkinkan personnel clerks dan lainnya untuk melihat

data dalam catatan gaji pegawai secara individual maupun data personal.

Pegawai juga dapat mengakses data mereka sendiri. Akses lainnya

berhubungan dengan penggajian per departemen atau pendapatan kumulatif per

departemen.

3. Managerial Reports

Analisa yang bervariasi dari manajer yang berhubungan, seperti misalnya

mengenai absensi, pembayaran lembur, turn over, komisi penjualan, dan biaya

tenaga kerja tidak langsung. Salah satu analisa yang berguna adalah proyeksi

gaji setiap bulan untuk tahun depan. Laporan lainnya yang sering membantu,

antara lain :

a. Survei tarif pembayaran rata-rata untuk setiap kategori pekerjaan, bila

dibandingkan dengan perusahaan serupa.

b. Laporan kekuatan personalia, menunjukkan tingkat jumlah pegawai dan

perubahannya selama beberapa bulan terakhir.

Labor distribution summary bisa disajikan dengan dua tujuan, yaitu sebagai

dasar entry bagian akuntansi dan sebagai analisa untuk pihak manajemen.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

21

Laporan tersebut menunjukkan saldo dari biaya jasa pegawai yang dikenakan

dalam beberapa akun. Bagaimanapun juga, hal tersebut bisa termasuk detail

biaya yang ditimbulkan setiap pegawai dan departemen dalam berbagai tugas.

Laporan ini juga memisahkan antara biaya tenaga kerja langsung dan tidak

langsung.

2.2.7 Data Management

Menurut Wilkinson et al. (2000, CD p. 122) files yang dibutuhkan dalam

menangani sumber daya manusia ini adalah :

1. Employee Payroll Master File

File ini menunjukkan catatan atribut dan pendapatan dari karyawan. Hasil

update-nya menunjukkan jumlah yang diterima dari cek pembayaran pada

setiap akhir periode pembayaran. Umumnya, primary dan sorting key adalah

nomer karyawan. Elemen data tambahan terdiri dari nama karyawan, nomer

jamsostek, kode departemen, klasifikasi pembayaran, tarif gaji, tarif kerja

lembur, status perkawinan, data mengenai pengurangan terhadap gaji,

pendapatan yang diterima selama setahun, gaji kotor sampai tahun berjalan,

dan gaji bersih hingga tahun berjalan.

Sangat penting untuk menjaga catatan ini dan update-nya. Ketika pegawai

menikah dan mengganti nama belakang mereka, seharusnya secara cepat hal

ini muncul dalam catatannya. Ketika pegawai baru dipekerjakan, catatan

mengenai pegawai baru sudah harus ada sebelum akhir periode pembayaran.

Selain itu, jika seorang pegawai dipecat, catatan harus tidak dihapus dahulu

hingga akhir tahun. Karena laporan akhir tahun terkadang membutuhkan data

semua karyawan yang aktif selama tahun berjalan.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

22

2. Personnel Reference and History File

Sebagai sumber utama untuk data personalia dalam perusahaan, file ini

melengkapi payroll master file. File ini berisikan data nonfinansial mengenai

setiap karyawan. Seperti alamat karyawan, keahlian, jabatan pekerjaan, sejarah

pendidikan, evaluasi performa, dan bahkan status keluarga.

3. Skills File

File ini berisikan daftar persediaan keahlian yang dibutuhkan perusahaan, dan

karyawan yang memiliki keahlian tersebut. Tipe file ini membuat perusahaan

dapat mengalokasikan kandidat yang berkualitas ketika ada permintaan yang

meningkat.

4. Time Record Transaction File

Terdiri dari kopi semua time cards untuk setiap periode pembayaran. Dalam

sistem berbasis komputer file ini disimpan dalam media magnetic untuk

digunakan dalam proses penggajian.

5. Payroll Transaction File

Dalam sistem manual file ini terdiri dari kopi setiap cek pembayaran, yang

diatur menurut nomer order cek. Dalam sistem berbasis komputer file ini

disimpan dalam media magnetic mirip dengan catatan dalam file transaksi

pengeluaran cek.

6. Compensation Reference File

Berisikan daftar tarif pembayaran dan level gaji untuk berbagai macam

deskripsi pekerjaan.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

23

7. Personnel Planning File

Untuk menyediakan dasar bagi perencanaan kebutuhan masa depan personalia,

perusahaan harus mengatur kumpulan informasi yang berhubungan dengan tren

masa kini dan masa lalu dan juga proyeksi. File ini menunjukkan jumlah

karyawan di setiap departemen selama 10 tahun terakhir, dan juga turnover

untuk setiap departemennya.

2.2.8 Kesempatan Penggunaan Teknologi Informasi dalam Sistem Informasi

Akuntansi Penggajian

Dalam Romney et al. (2006, p. 498) dijelaskan bahwa “proses penggajian

bisa dibuat lebih efisien dengam mengumpulkan data waktu dan kehadiran

karyawan secara elektronik dibandingkan dengan menggunakan dokumen kertas.

Hal ini dapat mengurangi waktu dan kesalahan yang potensial dalam pencatatan

manual, memverifikasi, dan pada akhirnya memasukkan data waktu dan kehadiran

karyawan. Contohnya, badge readers yang digunakan untuk mengumpulkan data

job-time untuk karyawan produksi. Data ini kemudian secara otomatis masuk ke

dalam sistem proses penggajian. Jam waktu elektronik bisa mengirimkan data

waktu dan kehadiran langsung ke dalam program proses penggajian.”

Selain itu James H. Hall (2004, p. 307) mengatakan bahwa “bentuk sistem

pembayaran gaji dengan elemen-elemen real-time memberikan banyak keuntungan

operasional, termasuk pengurangan jeda waktu antara terjadinya peristiwa dan

pencatatan, kertas kerja, dan tenaga kerja klerikal. Bentuk ini juga membawa

implikasi kontrol. Banyak pekerjaan yang dulunya dilakukan oleh tenaga manusia,

sekarang dilakukan oleh komputer harus menghasilkan catatan yang memadai

untuk verifikasi independen dan tujuan audit. Pada akhirnya, kontrol harus

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

24

didesain untuk melindungi akses yang tidak terotorisasi kepada data dan program

komputer.”

2.2.9 Penggunaan Outsource

Dalam Romney et al. (2006, p.503) dikatakan bahwa, “salah satu upaya

untuk mengurangi biaya, beberapa perusahaan menggunakan biro jasa penggajian

dan organisasi kepegawaian yang profesional. Biro jasa penggajian mengatur

master file penggajian untuk setiap kliennya dan melakukan aktivitas penggajian.

Sedangkan organisasi kepegawaian profesional tidak hanya melakukan proses

penggajian tetapi juga menyediakan jasa manajemen sumber daya manusia seperti

untuk administrasi kepegawaian. Ketika perusahaan menggunakan outsource,

perusahaan mengirimkan data waktu dan kehadiran bersama dengan informasi

mengenai perubahan yang ada kepada biro jasa penggajian atau organisasi

kepegawaian profesional setiap akhir periode pembayaran. Kemudian data tersebut

digunakan untuk menyiapkan cek pembayaran, laporan pendapatan, dan laporan

penggajian.

Biro jasa penggajian dan organisasi kepegawaian profesional biasanya

disenangi oleh bisnis kecil dan menengah untuk beberapa alasan :

Mengurangi biaya. Keuntungannya adalah dari skala ekonomi yang

berhubungan dengan menyiapkan cek pembayaran untuk perusahaan besar.

Mereka mengenakan biaya yang kurang dari biaya apabila penggajian

dilakukan sendiri oleh perusahaan. Biro jasa penggajian juga memberikan

keuntungan dengan mengeliminasi kebutuhan untuk mengembangkan dan

mengurus keahlian yang dibutuhkan dengan perubahan hukum pajak yang

berubah terus-menerus.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

25

Memperluas keuntungan. Organisasi kepegawaian profesional memberikan

keuntungan mengurus administrasi semua klien mereka. Sehingga

perusahaan kecil dapat memiliki keuntungan yang sama dengan perusahaan

besar.

Membebaskan sumber daya komputer. Dengan menggunakan biro jasa

penggajian atau organisasi kepegawaian profesional dapat mengurangi satu

atau lebih aplikasi sistem informasi akuntasi (manajemen keuntungan dan

penggajian). Sumber daya komputer yang ada dapat digunakan untuk

meningkatkan jasa dalam area lain seperti order penjualan.

Ketika kompetisi meningkat khususnya pada keahlian dan pengetahuan

karyawan, maka efektivitas dan efisiensi dari manajemen penggajian dan fungsi

manajemen sumber daya manusia menjadi sangat penting. Outsource bisa saja

mengurangi biaya perusahaan, tetapi bagaimanapun juga perusahaan harus

mengawasi secara hati-hati, untuk memastikan bahwa sistem dari outsource telah

terintegrasi dengan data penggajian dan data pada bagian HRD untuk mendukung

manajemen efektivitas dari karyawan. “

Tetapi menurut Cushing dan Romney (1998, p.949), “ada beberapa

kerugian karena menggunakan biro jasa penggajian. Pertama, karena data

penggajian secara fisik diurus oleh biro, klien mempunyai kontrol yang lemah

terhadap data gaji tersebut, sehingga akan meningkatkan perhatian pada keamanan

dari data itu sendiri. Kedua, jika permintaan klien adalah laporan spesial,

contohnya permintaan untuk menyediakan informasi karyawan untuk kepentingan

kontrol manajemen, biro jasa akan mengenakan biaya yang terpisah untuk jasa ini.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

26

Ketiga, biro jasa ini bisa lambat dalam merespon permintaan klien akan laporan

khusus atau jasa lainnya yang berbeda.”

2.3 Sistem Pengendalian Internal

2.3.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Menurut Gelinas et al. (2005, p. 237) “Pengendalian Internal adalah suatu

sistem dengan elemen terintegrasi – orang, struktur, proses, dan prosedur – yang

bertindak untuk menyediakan jaminan yang masuk akal bahwa perusahaan akan

mencapai tujuan proses bisnisnya.”

Sedangkan menurut Romney et al (2006, p. 192) “Pengendalian Internal

adalah suatu proses yang diimplementasikan oleh para direksi perusahaan,

manajemen, dan mereka yang berada di bawah arahan untuk menyediakan jaminan

yang masuk akal bahwa sasaran kontrol dari perusahaan akan tercapai.”

Menurut Bodnar et al. (2004, p. 182) “Pengendalian Internal adalah sebuah

proses – dipengaruhi oleh lingkungan direksi perusahaan, manajemen, dan

personel lainnya – yang didesain untuk menyediakan jaminan yang masuk akal

tergantung dari pencapaian tujuan dari kategori : (a) reliabilitas dari pelaporan

keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi dari operasi, dan (c) pemenuhan hukum dan

aturan yang berlaku.”

2.3.2 Komponen Sistem Pengendalian Internal

Berdasarkan Wilkinson et al. (2000, p. 235) ada lima komponen dalam

sistem pengendalian intern antara lain sebagai berikut :

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

27

1. Control Environment

Inti dari semua bisnis adalah orangnya – sifat masing-masing individu,

termasuk integritas, nilai etika, dan kemampuan – lingkungan dimana mereka

beroperasi. Mereka adalah alat yang mengendalikan organisasi dan merupakan

dasar dari segala sesuatu.

2. Control Activities

Prosedur dan kebijakan pengendalian harus ditetapkan dan dijalankan untuk

membantu meyakinkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen

untuk menanggulangi resiko dan untuk mencapai tujuan organisasi terlihat

efektif.

3. Risk Assessment

Perusahaan harus berhati-hati terhadap resiko yang dihadapi. Perusahaan harus

membentuk suatu tujuan, yang digabungkan dengan penjualan, produksi,

pemasaran, keuangan, dan aktivitas lainnya sehingga perusahaan dapat

beroperasi dengan baik. Perusahaan juga harus menyusun sebuah mekanisme

untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengatur resiko-resiko yang

berhubungan dengan masing-masing bagian.

4. Information and Communication

Yang mengelilingi aktivitas pengendalian adalah sistem informasi dan

komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang dari perusahaan menerima

dan saling bertukar informasi yang dibutuhkan untuk memimpin, mengatur,

dan mengontrol operasi yang ada.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

28

5. Monitoring

Tujuan dari monitoring ini adalah untuk menilai kualitas Internal Control

Structure overtime dengan memperhatikan aktivitas yang terus-menerus terjadi

dan evaluasi terpisah yang dilakukan. Memonitor aktivitas yang terus-menerus

terjadi meliputi supervision untuk karyawan dilakukan setiap hari, dan aktivitas

memonitor terpisah meliputi audit Internal Control Structure dan accounting

records dilakukan secara periodik.

2.3.3 Sistem Pengendalian Internal Penggajian

2.3.3.1 Tujuan Sistem Pengendalian Internal Penggajian

Menurut Wilkinson et al. (2000, CD p. 126) tujuan dari sistem

pengendalian internal penggajian adalah untuk memastikan bahwa :

a. Semua jasa yang telah dilakukan oleh karyawan, termasuk jam kerja

pada tugas tertentu seperti pekerjaan produksi, dicatat secara akurat dan

tepat waktu.

b. Semua karyawan dibayar berdasarkan kontrak kerja atau kebijakan

lainnya.

c. Semua cek pembayaran dihitung secara tepat, dengan tunjangan dan

potongan gaji yang terotorisasi.

d. Semua biaya untuk jasa karyawan didistribusikan ke akun yang sesuai

dengan kebijakan akuntansi.

e. Semua laporan yang dibutuhkan disiapkan secara lengkap dan akurat

sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku serta diserahkan tepat

waktu.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

29

2.3.3.2 Ancaman dalam Sistem Pengendalian Internal Penggajian

Menurut Romney et al. (2006, p.504) ada setidaknya 8 (delapan)

ancaman dalam sistem informasi penggajian itu sendiri, yaitu :

1. Mempekerjakan karyawan yang tidak berkualitas dan suka mencuri

Mempekerjakan karyawan yang tidak berkualitas bisa meningkatkan

biaya produksi, dan mempekerjaan karyawan yang suka mencuri dapat

menyebabkan pencurian terhadap aset. Kedua masalah ini dapat diatasi

dengan melakukan prosedur mempekerjakan karyawan yang tepat.

2. Pelanggaran terhadap hukum tenaga kerja

Pemerintah akan mengenakan hukuman pada perusahaan yang

melanggar ketetapan hukum tenaga kerja. Organisasi bisa menjadi

subjek dari tuntutan sipil karena diskriminasi tenaga kerja. Untuk kasus

ini, prosedur kontrol yang tepat adalah mendokumentasikan semua

tindakan secara hati-hati dalam mengiklankan, merekrut, dan

mempekerjakan pegawai baru dan pemecatan karyawan yang dapat

digunakan sebagai bukti terhadap aturan pemerintah.

3. Perubahan yang tidak terotorisasi terhadap master file penggajian

Perubahan yang tidak terotorisasi dapat menyebabkan peningkatan

biaya jika gaji, komisi, dan tarif lainnya digunakan untuk menentukan

kompensasi karyawan disalahgunakan. Masalah ini akan menghasilkan

laporan yang tidak akurat pada biaya tenaga kerja, yang akan membawa

kita untuk mengambil keputusan yang salah. Pembagian tugas yang

tepat adalah kunci prosedur kontrol yang tepat untuk mengatasi

masalah ini.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

30

4. Ketidak akuratan data waktu

Ketidak akuratan dari catatan waktu dan kehadiran bisa menimbulkan

meningkatnya biaya tenaga kerja dan membuat laporan biaya tenaga

kerja yang salah. Lebih dari itu, ketidak akuratan bisa menyakiti moral

karyawan (jika cek pembayaran terlambat atau hilang) atau hasil

pembayaran untuk jasa tenaga kerja tidak dibuat. Otomatisasi bisa

mengurangi masalah ketidak akuratan dalam data waktu. Badge readers

dan barcode scanners bisa digunakan untuk mengumpulkan data waktu

kehadiran.

Pembagian tugas yang tepat bisa mengurangi ketidak akuratan yang

disengaja. Semua perubahan harus mendapat persetujuan supervisor

yang tepat. Data time clock, bisa juga digunakan untuk merekonsiliasi

data job-time ticket untuk kepentingan manajerial dan pembiayaan.

5. Ketidak akuratan proses penggajian

Kompleksitas proses penggajian, khususnya kepentingan berbagai

macam pajak membuat proses ini mudah terjadi kesalahan. Kesalahan

dapat menyakiti moral karyawan, khususnya jika cek pembayaran

terlambat. Memproses laporan dan catatan biaya gaji yang salah dapat

mengakibatkan kegagalan untuk mengirimkan jumlah pajak

penghasilan yang tepat kepada pemerintah. Kegagalan dalam

menghitung secara tepat tunjangan-tunjangan dan potongan gaji dan

membayarkan ke pihak yang berwenang juga dapat memberikan

hukuman bagi perusahaan.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

31

6. Pencurian atau Kecurangan distribusi cek pembayaran

Ancaman lainnya adalah pencurian cek pembayaran atau penerbitan cek

pembayaran untuk karyawan yang sudah tidak bekerja lagi dalam

perusahaan. Hal ini dapat menimbulkan peningkatan biaya dan

kerugian terhadap kas. Hal ini dapat diatasi dengan prosedur kontrol

sebagai berikut :

- Akses ke cek penggajian kosong dan ke mesin penanda tangan

harus terbatas.

- Semua cek pembayaran harus diberi nomer urut dan secara periodic

harus dicek.

- Kasir harus menandatangani semua cek pembayaran hanya ketika

cek tersebut didukung dengan dokumentasi yang tepat (payroll

register dan disbursement voucher).

- Seseorang yang independen dari proses penggajian harus

merekonsiliasi akun bank penggajian.

7. Kerugian, Perubahan, dan Pengungkapan yang tidak terotorisasi

terhadap data

Database penggajian adalah sumber daya yang berharga yang harus

dilindungi dari kerugian maupun perusakan. Prosedur back-up dan

disaster-recovery menyediakan kontrol terbaik untuk mengurangi

resiko dari kerugian data penggajian. File labels untuk internal dan

eksternal harus digunakan untuk memastikan bahwa database tidak

dengan sengaja dihapus atau diproses dengan program yang salah. Dua

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

32

kopi back-up dari master file penggajian dan files transaksi sekarang

harus dibuat.

8. Performa yang jelek

Hal yang dimaksud disini adalah tidak efisiennya dan tidak efektifnya

performa dari karyawan. Menyiapkan dan me-review laporan performa

dapat mengatasi masalah ini. Mengawasi secara seksama produktivitas

karyawan adalah penting untuk memastikan bahwa mereka benar-benar

bekerja pada saat jam kerja. Dan memastikan bahwa karyawan tidak

menggunakan sumber daya komputer perusahaan untuk hal-hal lain.

2.3.3.3 Kontrol dalam Sistem Pengendalian Internal Penggajian

Menurut James H. Hall (2004, p.302) dalam sistem pengendalian

internal penggajian mempunyai kontrol meliputi :

1. Otorisasi Transaksi

Formulir tindakan personel adalah untuk menyediakan kontrol otorisasi

yang penting dalam sistem penggajian. Dokumen ini penting untuk

mencegah penipuan penggajian dengan mengidentifikasi karyawan

yang terotorisasi. Bentuk penipuan yang umum adalah memasukkan

time cards ke gaji karyawan yang sudah tidak bekerja lagi dalam

perusahaan. Formulir tindakan personel ini mengizinkan departemen

penggajian untuk mengatur daftar karyawan, yang kemudian

dicocokkan dengan time card.

2. Pembagian Tugas

Fungsi timekeeping harus terpisah dari fungsi personalia. Departemen

personalia menyediakan gaji dengan informasi tarif gaji. Mungkin saja

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

33

terdapat range antar tarif gaji tergantung dari pengalaman, klasifikasi

pekerjaan, senioritas, jasa. Untuk mencegah penipuan informasi ini

harus dihasilkan dari sumber yang independent yaitu departemen

personalia.

3. Supervisi

Area lain yang beresiko adalah timekeeping. Terkadang beberapa

karyawan akan “clock in” untuk karyawan lain yang datang terlambat

atau bahkan tidak datang. Supervisor harus mengobservasi proses

clocking dan merekonsiliasi time cards dengan kehadiran aktual.

4. Catatan akuntansi

Jejak audit untuk penggajian meliputi dokumen beikut :

a. Time cards, job tickets, dan disbursement vouchers.

b. Informasi jurnal, yang datang dari ringkasan distribusi tenaga kerja

dan payroll register.

c. Akun buku besar pembantu, yang mengandung catatan karyawan

dan akun biaya yang bervariasi.

d. Akun jurnal umum : kontrol penggajian, kas, payroll clearing

(imprest account).

5. Kontrol akses

Aset yang berhubungan dengan penggajian adalah tenaga kerja dan kas.

Keduanya bisa disalahgunakan melalui akses yang tidak tepat ke dalam

catatan akuntansi. Individu yang tidak jujur dapat menyalahgunakan

total time cards yang telah terjadi dan kemudian menggelapkan kas.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

34

Mengontrol akses ke sumber dokumen dan catatan dalam sistem

penggajian adalah penting.

6. Verifikasi independen

Beberapa contoh verifikasi independent dalam sistem penggajian :

a. Verifikasi waktu : sebelum mengirimkan time cards ke bagian

penggajian, supervisor harus memverifikasi keakuratan dan

menandatanganinya.

b. Paymaster : menggunakan paymaster untuk mendistribusikan cek

pembayaran membantu memverifikasi karyawan yang masih ada.

c. Utang dagang : bagian utang dagang memverifikasi ketepatan

payroll register sebelum membuat disbursement voucher untuk

mengirimkan dana ke dalam imprest account.

7. Jurnal umum : departemen jurnal umum menyediakan verifikasi untuk

semua proses dengan merekonsiliasi laporan distribusi tenaga kerja dan

disbursement voucher penggajian.

2.3.3.4 Kontrol Aplikasi dalam Sistem Pengendalian Internal

Penggajian

Menurut Wilkinson et al (2000, CD p.127) terdapat beberapa

prosedur kontrol yang dapat digunakan dalam transaksi jasa dan catatan

karyawan :

1. Menyiapkan dokumen yang diberi nomer dan dirancang dengan baik

yang berhubungan dengan pembayaran gaji dan pengeluaran kas. Juga,

mencetak ulang time cards, dan job time tickets yang dapat digunakan,

dengan nama dan nomer karyawan.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

35

2. Memvalidasikan data pada catatan waktu ketika mereka dimasukkan ke

dalam proses dengan melakukan cek seperti cek validitas pada nomer

karyawan, cek limit dalam waktu bekerja, cek field pada kunci

identifikasi dan data saldo, dan cek hubungan nomer karyawan dengan

departemen yang berhubungan.

3. Memvalidasi hasil data yang diproses dengan pengecekan seperti sign

check dan cross-foot balance check. Field net pay untuk setiap cek

pembayaran harus diverifikasi dengan pengecekan sebelumnya untuk

melihat tanda positif dan dengan pengecekan selanjutnya untuk melihat

saldo sama dengan gross pay dikurangi semua pengurangan yang ada.

4. Memperbaiki error yang terdeteksi selama meng-entry data atau proses

secepatnya dengan menggunakan prosedur perbaikan error. Bagian dari

prosedur ini melibatkan pencetakan pengecualian yang sesuai dan

laporan ringkasan selama perbaikan berjalan. Proses cek pembayaran

menjadi tertunda hingga semua data transaksi yang error dan

ketidaksesuaian telah diperbaiki.

5. Menerbitkan formulir aksi personalia untuk karyawan baru dan

perubahan tarif gaji sebagai dasar otorisasi yang valid.

6. Merekonsiliasi jam yang direfleksikan dari job-time tickets (ketika

digunakan) dengan waktu yang ditunjukkan pada kartu waktu

kehadiran.

7. Menghitung dahulu total batch control dalam jam kerja, yang

direfleksikan dalam time cards dan dengan saldo net pay, yang terdapat

dalam payroll register. Membandingkan total batch ini dengan total

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

36

yang terkomputerisasi selama persiapan cek pembayaran dan selama

meng-entry pada employee payroll master file.

8. Membuat cek pembayaran pada account bank yang berbeda dari

account bank perusahaan.

9. Menahan cek pembayaran yang kosong untuk mencatat semua nomer

cek pembayaran.

10. Melacak cek pembayaran yang tidak diklaim untuk memverifikasi

pemilik sebenarnya dari cek pembayaran tersebut.

11. Me-review preliminary payroll register sebelum cek pembayaran

dicetak untuk menentukan bahwa semua error telah diperbaiki.

12. Mencetak laporan rangkuman gaji periodic untuk meningkatkan jejak

audit.

Sebagai tambahan, semua kontrol yang berlaku untuk pengeluaran kas juga

berlaku untuk penerbitan cek pembayaran.

2.4 Pajak Penghasilan Pasal 21

Undang-undang No. 7 Tahun 1984 tentang Pajak Penghasilan (PPh)

berlaku sejak 1 Januari 1984. Undang-undang ini telah beberapa kali mengalami

perubahan dan terakhir kali diubah dengan Undang-undang No. 17 Tahun 2000.

Ketentuan Pasal 21 UU PPh mengatur tentang pembayaran pajak dalam tahun

berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh

oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan,

jasa, dan kegiatan.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

37

2.4.1 Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21

Penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 adalah :

1. Pejabat Negara

2. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

3. Pegawai

4. Pegawai Tetap

5. Pegawai dengan status Wajib Pajak Luar Negeri

6. Pegawai Lepas

7. Penerima Pensiun

8. Penerima Honorarium

9. Penerima Upah

2.4.2 Objek Pajak Pajak Penghasilan Pasal 21

Penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh pasal 21 adalah :

a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai atau penerima pensiun

secara teratur berupa gaji, uang pensiun bulanan, upah, honorarium

(termasuk honorarium anggota dewan komisaris atau anggota dewan

pengawas), premi bulanan, uang lembur, uang sokongan, uang tunggu,

uang ganti rugi, tunjangan isteri, tunjangan anak, tunjangan kemahalan,

tunjangan jabatan, tunjangan khusus, tunjangan transpot, tunjangan pajak,

tunjangan iuran pensiun, tunjangan pendidikan anak, bea siswa, premi

asuransi yang dibayar pemberi kerja, dan penghasilan teratur lainnya

dengan nama apapun.

b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai, penerima pensiun atau

mantan pegawai secara tidak teratur berupa jasa produksi, tantiem,

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

38

gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, tunjangan tahun baru,

bonus, premi tahunan, dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak

tetap.

c. Upah harian, upah mingguan, upah satuan, dan upah borongan yang

diterima atau diperoleh pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, serta

uang saku harian atau mingguan yang diterima peserta pendidikan,

pelatihan atau pemagangan yang merupakan calon pegawai.

d. Uang tebusan pensiun, uang Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua,

uang pesangon dan pembayaran lain sejenis sehubungan dengan pemutusan

hubungan kerja.

e. Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam

bentuk apapun, komisi, bea siswa, dan pembayaran lain sebagai imbalan

sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh

Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri.

f. Gaji, gaji kehormatan, tunjangan-tunjangan lain yang terkait dengan gaji

dan honorarium atau imbalan lain yang bersifat tidak tetap yang diterima

oleh Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil serta uang pensiun dan

tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya terkait dengan uang pensiun yang

diterima oleh pensiunan termasuk janda atau duda dan atau anak-anaknya.

2.4.3 Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Mardiasmo (2003, p. 144) berikut ini adalah termasuk pemotong

pajak PPh pasal 21 :

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

39

1. Pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan

pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan sehubungan dengan

pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai.

2. Bendaharawan Pemerintah yang membayarkan gaji, upah, honorarium,

tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan

sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan.

3. Dana pensiun, PT Taspen, PT Jamsostek, badan penyelenggara jaminan social

tenaga kerja lainnya, serta badan-badan lain yang membayar uang pensiun,

Tabungan Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua (THT).

4. Perusahaan, badan dan bentuk usaha tetap yang membayar honorarium atau

pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa,

termasuk jasa tenaga ahli dengan status Wajib Pajak dalam negeri yang

melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri,

bukan atas nama persekutuannya.

5. Perusahaan, badan dan bentuk usaha tetap yang membayar honorarium atau

pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa yang

dilakukan oleh orang pribadi dengan status Wajib Pajak Luar Negeri.

6. Yayasan (termasuk yayasan yang bergerak di bidang kesejahteraan, rumah

sakit, pendidikan, kesenian, olahraga, kebudayaan), lembaga, kepanitian,

asosiasi, perkumpulan, dan organisasi dalam bentuk apapun dalam segala

kegiatan sebagai pembayar gaji, upah, honorarium, atau imbalan dengan nama

apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh

orang pribadi.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

40

7. Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap, yang membayarkan honorarium

atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan.

8. Penyelenggara kegiatan (termasuk badan pemerintah, organisasi termasuk

organisasi internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya

yang menyelenggarakan kegiatan) yang membayar honorarium, hadiah atau

penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam

negeri berkenaan dengan suatu kegiatan.

2.4.4 Penghasilan Tidak Kena Pajak

Besarnya Penghasilan Kena Pajak dari seorang pegawai dihitung

berdasarkan penghasilan netonya dikurangin dengan Penghasilan Tidak Kena

Pajak (PTKP). Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

137/PMK03/2005 tanggal 30 Desember 2005, pemerintah melakukan penyesuaian

besarnya PTKP yang diberlakukan sejak tahun pajak 2006 menjadi :

1. Rp. 13.200.000,00 (tiga belas juta dua ratus ribu rupiah) untuk diri Wajib Pajak

Orang Pribadi.

2. Rp. 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak

yang kawin.

3. Rp. 13.200.000,00 (tiga belas juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk

seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami.

4. Rp. 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk setiap

anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus

serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga)

orang untuk setiap keluarga.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

41

2.4.5 Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun

Biaya jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

penghasilan yang besarnya 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp.

1.296.000,- setahun atau Rp. 108.000,- sebulan.

Biaya pensiun adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

uang pensiun yang besarnya 5% dari penghasilan bruto berupa uang pensiun

setinggi-tingginya Rp. 432.000,- setahun atau Rp. 36.000,- sebulan.

2.4.6 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21

Sesuai dengan pasal 17 Undang-undang PPh, besarnya tarif pajak

penghasilan bagi Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dapat dilihat dalam tabel

2.1 berikut ini :

Tabel 2.1 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp. 25.000.000,00 5 %(lima persen)

Diatas Rp. 25.000.000,00 s.d. Rp. 50.000.000,00 10 %(sepuluh persen)

Diatas Rp. 50.000.000,00 s.d. Rp. 100.000.000,00 15 %(lima belas persen)

Diatas Rp. 100.000.000,00 s.d. Rp. Rp. 200.000.000,00 25 %(dua puluh lima persen)

Diatas Rp. 200.000.000,00 35 %(tiga puluh lima persen)

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

42

2.4.7 Cara Menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21

Cara Menghitung PPh Pasal 21 atas Penghasilan Teratur Pegawai

Tetap

1. a. Untuk menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan pegawai tetap, terlebih

dahulu dicari seluruh penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh

selama sebulan, yang meliputi seluruh gaji, segala jenis tunjangan dan

pembayaran teratur lainnya, termasuk uang lembur (overtime) dan

pernbayaran sejenisnya.

b. Untuk perusahaan yang masuk program Jamsostek, premi Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK), premi Jaminan Kematian (JK) dan premi Jaminan

Kecelakaan (JPK) yang dibayar oleh pemberi kerja penghasilan bagi

pegawai. Ketentuan yang sama diberlakukan juga bagi premi asuransi

kesehatan, asuransi kecelakaan kerja, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan

asuransi bea siswa yang dibayarkan oleh pemberi kerja untuk pegawai

kepada perusahaan asuransi lainnya. Dalam menghitung PPh Pasal 21,

premi tersebut digabungkan dengan penghasilan bruto yang dibayarkan

oleh pemberi kerja kepada pegawai.

c. Selanjutnya dihitung jumlah penghasilan neto sebulan yang diperoleh

dengan cara mengurangi penghasilan bruto sebulan dengan biaya jabatan,

iuran pensiun, iuran Jaminan Hari Tua, iuran Tunjangan Hari Tua yang

dibayar sendiri oleh pegawai yang bersangkutan melalui pemberi kerja

kepada Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri

Keuangan atau kepada Badan Penyelenggara Program Jamsostek.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

43

2. a. Selanjutnya dihitung penghasilan neto setahun, yaitu jumlah penghasilan

neto setulan dikalikan 12.

b. Dalam hal seorang pegawai tetap dengan kewajiban pajak subjektifnya

sebagai Wajib Pajak dalam negeri sudah ada sejak awal tahun, tetapi mulai

bekerja setelah bulan Januari, maka penghasilan neto setahun dihitung

dengan mengalikan penghasilan neto sebulan dengan banyaknya bulan

sejak pegawai yang bersangkutan mulai bekerja sampai dengan bulan

Desember dan menambahkan hasilnya dengan penghasilan neto yang

diperoleh dalam masa-masa sefcelumnya dalam tahun yang sama yang

diperoleh dari pemberi kerja sebelumnya sesuai dengan yang tercantum

dalam bukti pemotongan PPh Pasal 21 (Form 1721 - A1), jika pegawai

yang bersangkutan sebelumnya bekerja pada pemberi kerja lain.

c. Selanjutnya dihitung Penghasilan Kena Pajak sebagai dasar penerapan tarif

Pasal 17 UU PPh, yaitu sebesar Penghasilan neto setahun pada huruf a atau

b di atas, dikurangi dengan PTKP.

d. Setelah diperoleh PPn terutang dengan menerapkan tarif Pasal 17 UU PPh

terhadap Penghasilan Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada huruf c,

selanjutnya dihitung PPh Pasal 21 sebulan, yang harus dipotong dan atau

disetor ke kas negara, yaitu sebesar :

- jumlah PPh Pasal 21 setahun atas penghasilan sebagaimana dimaksud

pada huruf a dibagi dengan 12; atau

- jumlah PPh Pasal 21 setahun setelah dikurangi dengan PPh yang

terutang dan telah diperhitungkan pada pemberi kerja sebelumnya

sesuai yang tercantum dalam bukti pemotongan PPh Pasal 21, jika

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

44

pegawai yang bersangkutan sebelumnya bekerja pada pemberi kerja

lain, dibagi dengan banyaknya bulan pegawai yang bersangkutan

bekerja, atas penghasilan sebagaimana dimaksud dalam huruf b.

3. a. Apabila pajak yang terutang oleh pemberi kerja tidak didasarkan atas

masa gaji sebulan, maka untuk penghitungan PPh Pasal 21, jumlah

penghasilan tersebut terlebih dahulu dijadiken penghasilan bulanan

dengan mempergunakan faktor perkalian sebagai berikut :

1. Gaji untuk masa seminggu dikalikan dengan 4;

2. Gaji untuk masa sehari dikalikan dengan 26.

b. Selanjutnya dilakukan penghitungan PPh Pasal 21 sebulan dengan cara

seperti dalam angka 2 di atas.

c. PPh Pasal 21 atas penghasilan seminggu dihitung berdasarkan PPh

Pasal 21 sebulan dalam huruf b dibagi 4, sedangkan PPh Pasal 21 atas

penghasilan sehari dihitung berpasarksn PPh Pasal 21 sebulan dalam

huruf b dibagi 26.

4. Jika kepada pegawai di samping dibayar gaji bulanan juga dibayar

kenaikan gaji yang berlaku surut (rapel), misalnya untuk 5 (lima) bulan,

maka penghitungan PPh Pasal 21 atas rapel tersebut adalah sebagai berikut

:

a. rapel dibagi dengan banyaknya bulan perolehan rapel tersebut (dalam

hal ini 5 bulan);

b. hasil pembagian rapel tersebut ditambahkan pada gaji setiap bulan

sebelum adanya kenaikan gaji, yang sudah dikenakan pemotongan PPh

Pasal 21;

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

45

c. PPh Pasal 21 atas gaji urtuk bulan-bulan setelah ada kenaikan, dihitung

kembali atas dasar gaji baru setelah ada kenaikan;

d. PPh Pasal 21 terutang atas tambahan gaji untuk bulan-bulan dimaksud

adalah selisih antara jurHah pajak yang dihitung berdasarkan huruf c

dikurangi jumlah pajak yang telah dipotong sebagaimana disebut pada

huruf b.

5. Apabila kepada pegawai di samping dibayar gaji yang didasarkan masa gaji

kurang dari satu bulan juga dibayar gaji lain mengenai masa yang tebih

lama dari satu bulan (rapel) seperti tersebut dalam angka 4, maka cara

penghitungan PPh Pasal 21 nya adalah sesuai dengan yang telah ditetapkan

datam angka 4 dengan memperhatikan ketentuan dalam angka 3.

Cara Menghitung PPh Pasal 21 atas Penghasilan Tidak Teratur

1. Apabila kepada pegawai tetap diberikan jasa produksi, tantiem, gratifikasi,

bonus, premi, tunjangan hari raya, dan penghasilan lain semacam itu yang

sifatnya tidak tetap dan biasanya dibayarkan sekali setahun, maka PPh

Pasal 21 dihitljng dan dipotong dengan cara sebagai berikut :

a. dihitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang disetahunkan

ditambah dengan penghasilan tidak teratur berupa tantiem, jasa

produksi, dan sebagainya.

b. dihitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang disetahunkan tanpa

tantiem, jasa produksi, dan sebagainya.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

46

c. selisih antara PPh Pasal 21 menurut penghitungan huruf a dan huruf b

adalah PPh Pasal 21 atas penghasilan tidak teratur berupa tantiem, jasa

produksi, dan sebagainya.

2. Dalam hal pegawai tetap yang kewajiban pajak subyektifnya sudah ada

sejak awal tahun, namun baru mulai bekerja setelah bulan Januari, maka

PPh Pasal 21 atas penghasilan yang tidak teratur tersebut dihitung dengan

cara sebagaimana pada butir 1 dengan memperhatikan ketentuan mengenai

Penghitungan PPh Pasal 21 Bulanan atas Penghasilan Teratur pada butir

A.1. angka 2 huruf b, c dan d di atas.

2.5 Object Oriented Analysis and Design

2.5.1 Object

Berdasarkan Mathiassen et al. (2000, p. 4) pengertian object adalah suatu

entitas yang memiliki identity, state, dan behavior.

Sedangkan menurut Lau (2001, p.1) object merupakan abstraksi baik untuk

hal-hal konseptual maupun fisik. Objek memiliki keadaan dan identitas yang

melekat. Objek mencapai tingkah laku tertentu melalui suatu kumpulan operasi

yang didefinisikan diawal, yang mana dapat masuk atau merubah keadaannya.

2.5.2 System Definition

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.24), “System definition adalah

merupakan suatu gambaran secara umum dari sistem yang berjalan dalam

perusahaan tersebut. Dan yang kita bahas dalam skripsi ini adalah sistem

penggajian.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

47

2.5.3 Pengertian Object Oriented Analysis and Design

Mathiassen et al. (2000, p.9) menyatakan bahwa Object Oriented Analysis

and Design merupakan suatu metode yang berguna untuk mengembangkan sistem

yang mempunyai model problem domain dinamis seperti sebuah elemen kunci dan

kemudian mencari pemecahan masalah yang logical yang berbasiskan objek.

2.5.4 Pengertian Object Oriented Analysis

Berdasarkan Mathiassen et al. (2000, p. 8) mengemukan bahwa Object

Oriented Analysis merupakan perpaduan antara fungsi dan orientasi data yang

meliputi sebuah analisis dari entitas state untuk merubah hasil dari event di

application domain yang lebih berfokus pada object, state, dan behavioral pattern

yang dideskripsikan secara logis Object Oriented Analysis dibagi menjadi 3, yaitu :

2.5.4.1 System Choice

Yaitu sebuah proyek perkembangan yang bermula dari

sekumpulan ide-ide tentang sistem yang diinginkan, analisis awal atau

urutan-urutan keputusan yang sudah dibuat menjadi langkah pertama untuk

mendapatkan sistem yang diinginkan. Meneliti kembali dan menimbang-

nimbang adalah pekerjaan utama dalam pengembangan sistem.

Mengacu pada Mathiassen et al. (2000, p.25) rich picture adalah

sebuah gambaran informal yang digunakan oleh pengembang sistem untuk

menyatakan pemahaman mereka terhadap situasi dari sistem sedang

berlangsung. Rich picture juga dapat digunakan sebagai alat yang berguna

untuk memfasilitasi komunikasi yang baik antara pengguna dalam sistem.

Rich picture difokuskan pada aspek-aspek penting dari sistem

tersebut, yang ditentukan sendiri oleh pengembang sistem dengan

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

48

mengunjungi perusahaan untuk melihat bagaimana perusahaan tersebut

beroperasi, berbicara, dengan banyak orang untuk mengetahui apa yang

harus terjadi atau seharusnya terjadi, dan mungkin melakukan beberapa

wawancara formal.

Kriteria FACTOR terdiri dari 6 elemen yaitu :

Functionality : fungsi dari suatu sistem yang mendukung fokus

application domain.

Application domain : bagian dari organisasi yang mengadministrasi,

memonitor atau mengontrol problem domain.

Condition : dalam kondisi seperti apa sistem akan dibangun dan

digunakan.

Technology : teknologi yang digunakan untuk menghasilkan sistem dan

dengan teknologi seperti apa sistem akan berjalan.

Objects : objek utama dalam problem domain.

Responsibility : tanggung jawab keseluruhan sistem yang berhubungan

dengan konteks.

2.5.4.2 Problem Domain Analysis

Mengacu pada Mathiassen et al. (2000, p.45), problem domain

adalah bagian dari konteks yang diatur, dimonitor atau dikendalikan oleh

sistem. Tujuan dari problem domain analisis adalah untuk

mengidentifikasikan dan membuat model dari problem domain. Tujuan dari

aktivitas ini adalah membangun sebuah model yang dapat digunakan untuk

merancang dan mengimplementasikan sebuah sistem yang dapat

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

49

memproses, berkomunikasi dan menyajikan informasi mengenai problem

domain. Hasil dari problem domain analysis adalah membuat class

diagram. Gambar 2.1 berikut ini adalah contoh class diagram.

-Kd_karyawan : String-Nama : String-Alamat : String-No_telp : String

Karyawan

-Kd_Staff_Penjualan : String

Staff Penjualan-Kd_Staff_Keuangan : String

Staff Keuangan

-Kd_Staff_Pembelian : String

Staff Pembelian-Kd_Staff_Produksi : String

Staff Produksi

-Tanggal : Date-No_Faktur_Pemesanan : String-Kd_Staff_Penjualan : String-Kd_Pelanggan : String-Nama_Pelanggan : String-Kd_Barang : String-Nama_Barang : String-Kuantitas : Long-Harga_Barang : Long

Faktur Pemesanan

1

1..*

-Kd_Barang : String-Nama_Barang : String-Harga_Barang : Long-Jumlah : Long

Barang

1

1..*-Kd_Pelanggan : String-Nama_Pelanggan : String-Alamat_Pelanggan : String-Telp_Pelanggan : String-No_Kartu_Kredit : String-Sisa_Utang : Long

Pelanggan

1..*

1

-Tanggal : Date-No_Faktur_Penjualan : String-Kd_Staff_Keuangan : String-No_Faktur_Pemesanan : String-Kd_Pelanggan : String-Nama_Pelanggan : String-Kd_Barang : String-Nama_Barang : String-Kuantitas : Long-Harga_Barang : Long-Total : Long-Jumlah_Bayar : Long-No_KartuKredit : Long-Sisa_Utang : Long

Faktur Penjualan

1

1..*

1

1

1..*

1

-Tanggal : Date-Nomer_surat : String-Kd_Staff_Pembelian : String-Email_Supplier : String-Nama_Supllier : String-Alamat_Supplier : String-Telp_Supplier : String-Nama_Bahan_Baku : String-Jumlah_pesan : Long

Surat Order

1

1..*

-Kd_Bahan_Baku : String-Nama_Bahan_Baku : String-Harga_Bahan_Baku : String-Jumlah_Bahan_baku : Long-Nama_Supplier : String-Email_Supplier : String-Alamat_Supplier : String-Telp_Supplier : String

Bahan Baku

1

1

-Tanggal : Date-No_Tanda_Terima : String-Kd_Staff_Pembelian : String-Kd_Staff_Produksi : String-Nama_Staff_Produksi : String-No_Nota : String-Kd_Bahan_Baku : String-Nama_Bahan_Baku : String-Jumlah_Bahan_Baku : Long

Tanda Terima

1

1

1

1..*

1

1..*

-Tanggal : Date-No_Surat_Permintaan_Produksi : String-Kd_Staff_Pembelian : String-Kd_Barang : String-Nama_Barang : String-Jumlah_Produksi : Long

SuratPermintaanProduksi

1

1..*1

1

-Tanggal : Date-No_Surat_Permintaan_Barang : String-Kd_Staff_Penjualan : String-Kd_Barang : String-Nama_Barang : String-Jumlah : Long

SuratPermintaanBarang

1

1..*

1

1

Gambar 2.1 Contoh Class Diagram

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

50

Analisis problem domain memfokuskan pada informasi apa yang

harus ditangani oleh sistem dan menghasilkan sebuah model yang

merupakan gambaran dari kelas-kelas, object-object, struktur dan perilaku

(behavior yang ada dalam problem domain). Dalam tabel 2.2 berikut ini

dapat dilihat aktivitas pada Problem Domain Analysis.

Tabel 2.2 Aktivitas pada Problem Domain Analysis

Aktivitas Isi Konsep

Classes Objek dan event yang mana yang

merupakan bagian dari problem

domain?

Class, object dan event

Structure Bagaimana kelas dan objek secara

konseptual digabungkan bersama?

Generalization,

aggregation,

association dan cluster

Behavior Properti-properti dinamik yang

mana yang seharusnya dimiliki

objek?

Event trace, behavioral

pattern dan attribute

2.5.4.2.1 Class

Istilah class digunakan untuk menggambarkan kumpulan objek-

objek. Menurut Mathiassen et al. (2000, p. 53), class adalah gambaran atau

definisi dari kumpulan objek yang mempunyai structure, behavior pattern,

dan atribut yang bersamaan.

Menurut Bennet et al. (2002, p.591) class adalah deskripsi dari

kumpulan objek yang secara logis serupa sehubungan dengan behavior dan

struktur datanya.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

51

Mengacu pada Mathiassen et al. (2000), kegiatan class merupakan

kegiatan pertama dalam analisis problem domain. Ada beberapa tugas

dalam kegiatan ini, yaitu : abstraksi fenomena problem domain dengan

melihatnya sebagai objek dan event, klasifikasi objek dan event tersebut,

dan memilih kelas dan event dari sistem yang akan dipelihara informasinya.

Classes merupakan kegiatan utama untuk mendefinisikan dan membatasi

problem domain.

Classes bertujuan untuk memilih elemen-elemen dari suatu

problem domain. Classes terdiri dari tiga bagian, yaitu :

1. Nama Class, setiap class harus mempunyai nama untuk dibedakan dari

suatu class yang lain.

2. Attribute, merupakan kepemilikan deskriptif dari class atau event.

Setiap class boleh memiliki beberapa attribute atau sebagian saja.

3. Operation, merupakan proses kepemilikan yang spesifik di dalam class

dan diaktifkan melalui class object.

Kegiatan class akan menghasilkan suatu event table. Dimensi

horizontal dari event table menggambarkan class yang akan dipilih,

sedangkan dimensi vertikal menggambarkan event yang terpilih, tanda cek

digunakan untuk mengindikasikan objek dari kelas yang berhubungan

dalam event tertentu.

2.5.4.2.2 Structure

Menurut Mathiassen et al. (2000, p. 69), structure merupakan

kegiatan kedua dalam problem domain. Tujuan dari structure adalah untuk

mencari hubungan structural antara kelas-kelas dan objek-objek dalam

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

52

problem domain. Hasil dari kegiatan structure adalah membuat class

diagram. Menurut Mathiassen et al. (2000, p.336), class diagram

menggambarkan kumpulan dari kelas-kelas dan merupakan hubungan yang

terstruktur.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p. 73-77), tipe dari Object

Oriented Structure terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Class structure, mengekspresikan hubungan konseptual yang statis

antar class. Class structure dibagi menjadi dua bagian yang meliputi :

a) Generalization : sebuah kelas umum (super class) yang

menjelaskan property pada suatu kelompok kelas khusus

(subclasses). Hubungan dalam generalization dapat dikatakan

sebagai hubungan “is-a”, yang artinya subclass akan mempunyai

attribute dan operation yang sama dengan superclasses.

b) Cluster : sebuah kumpulan dari kelas-kelas yang saling

berhubungan. Cluster digambarkan dengan notasi file forder yang

di dalamnya terdapat kumpulan class yang berkaitan. Class-class

yang ada pada cluster yang berbeda dihubungkan dengan hubungan

association.

2. Object Structure menggambarkan hubungan yang dinamik dan konkret

antara objek-objek dalam problem domain. Hubungan ini berubah

secara dinamis tanpa mempengaruhi perubahan pada class description.

Object structures terdiri dari dua bagian, yaitu :

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

53

a) Aggregation : objek superior (keseluruhan) yang terdiri dari

sejumlah objek inferior (sebagian). Hubungan aggregation

dirumuskan sebagai hubungan ”has-a” atau “is-part-of”.

b) Association : hubungan yang penting antara sejumlah objek-objek.

Hubungan association digambarkan sebagai garis yang

menghubungkan class-class yang relevan. Association structure

mendefinisikan hubungan antara dua buah objek atau lebih. Hasil

dari aktivitas ini adalah membuat class diagram yang berisi class

dengan hubungan struktur dengan class lainnya.

2.5.4.2.3 Behavior

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.90), kegiatan ketiga adalah

kegiatan behavior yang bertujuan untuk memodelkan apa yang terjadi

dalam sistem problem domain sepanjang waktu. Behavior bertujuan untuk

membuat model yang dinamis dari problem domain. Hasil dari kegiatan

behavior adalah membuat statechart diagram yang contohnya dapat dilihat

dalam gambar 2.2 berikut ini.

Proses/ diproduksi

/ dipesan

/ dicek

/ dibeli

Gambar 2.2 Contoh Statechart Diagram

Perilaku dari suatu objek ditentukan oleh urutan event (event

trace) yang harus dilewati oleh objek tertentu sepanjang waktu. Contoh :

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

54

kelas nasabah harus melalui event trace sepanjang hidupnya yaitu : account

opened – amount deposited – amount withdrawn – amount deposited –

account closed.

Mengacu pada pendapat Mathiassen et al. (2000, p. 93), ada tiga

jenis notasi dalam behavioral pattern, yaitu :

1) Sequence : sekumpulan event muncul satu per satu.

2) Selection : terjadi pemilihan satu event dari sekumpulan event yang

muncul .

3) Iteration : sebuah event muncul sebanyak nol atau beberapa kali.

2.5.4.3 Application Domain Analysis

Menurut Mathiassen et al. (2000, p. 117), application domain

adalah organisasi yang mengatur, memonitor, atau mengendalikan problem

domain. Analisis application domain memiliki tiga kegiatan yang dapat

dilihat dalam tabel 2.3 berikut ini :

Tabel 2.3 Aktivitas pada Application Domain

Aktivitas Isi Konsep

Usage Bagaimana sistem berinteraksi dengan

orang dan sistem dalam konteks?

Use case dan actor

Functions Apa kemampuan sistem dalam

memproses informasi?

Function

Interfaces Apa kebutuhan-kebutuhan tampilan

layar yang sistem targetkan?

Interface, user interface,

dan system interface

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

55

2.5.4.3.1 Usage

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.118), kegiatan usage

merupakan kegiatan pertama dalam application domain analysis yang

bertujuan untuk menentukan bagaimana aktor-aktor yang merupakan

pengguna atau sistem lain berinteraksi dengan sistem yang dituju. Interaksi

antara aktor dengan sistem tersebut dinyatakan dalam use case. Mathiassen

et al. (2000, p.120) menyatakan bahwa, “use case adalah pola sistem untuk

berinteraksi dengan aktor dalam application domain.”, sedangkan “actor

adalah abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan

sistem target. Tujuan dari application domain analysis adalah untuk

menganalisis kebutuhan dari pengguna sistem. Prinsip dari aktivitas ini

adalah :

- Menentukan application domain dengan use case.

- Mengevaluasi use case dalam kerjasama dengan user.

Hasil dari usage adalah deskripsi lengkap dari semua use case dan

actor yang ada, yang digambarkan dalam actor table dan use case diagram.

Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan fungsi dari sebuah

sistem dan berbagai macam pengguna yang akan berinteraksi dengan

sistem.

Untuk mengidentifikasikan actor adalah dengan menentukan

bagian dan tugas dari bagian apa saja yang berhubungan atau terlibat

langsung dengan konteks sistem yang dituju. Masing-masing actor

memiliki peranan yang berbeda. Actor yang digambarkan dalam actor

specification yang memiliki tiga bagian, yaitu tujuan, karakteristik, dan

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

56

contoh. Tujuan menunjukkan peranan dari actor dalam sistem target,

sedangkan karakteristik menggambarkan aspek-aspek yang penting dari

actor.

Use case dapat dikatakan gambaran suatu interaksi antara sistem

dengan actor. Untuk menggambarkan suatu use case dapat menggunakan

statechart diagram, use case specification atau keduanya. Use case

specification terdiri dari tiga bagian, yaitu use case, objects dan function.

Use case menjalankan urutan dari sistem yang berjalan, objects

menunjukkan actor apa saja yang berhubungan dengan aktivitas use case

tersebut, dan function akan dijelaskan setelah usage. Dibawah ini adalah

contoh use case diagram dapat dilihat pada gambar 2.3.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

57

Sistem Penjualan Barang danPemesanan Bahan Baku

PT. XYZ

Login Karyawan

Pendaftaran Pelanggan

Staff_Penjualan

Staff_Keuangan

Staff_Pembelian

Penjualan Barang

Pembayaran Barang

Pengecekan BarangGudang Produksi

Pembelian BahanBaku

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

Pengecekan BarangGudang Penjualan

*

*

Gambar 2.3 Contoh Use Case Diagram

Sequence Diagram

Menurut Bennet et al., sequence diagram membantu seorang

analis untuk mengidentifikasikan rincian dari kegiatan yang dibutuhkan

untuk menjalankan fungsi dari sebuah use case. Tidak ada suatu sequence

diagram yang tepat untuk use case tertentu, melainkan ada beberapa

kemungkinan sequence diagram yang masing-masing dari diagram tersebut

dapat lebih atau kurang dalam memenuhi kebutuhan dari use case. Gambar

2.4 berikut ini memperlihatkan contoh sequence diagram.

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

58

Staff_Penjualan

Faktur Pemesanan

1.memasukkanKodePelanggan()

2.getDataPelanggan()

Pelanggan Barang

5.memasukkanKodeBarang()

4.DataPelanggan()

6.getDataBarang()

8.DataBarang()

9.mencetakFakturPemesanan()

10.()

3.checking()

7.checking()

Gambar 2.4 Contoh Sequence Diagram

2.5.4.3.2 Function

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.138) kegiatan function

memfokuskan pada bagaimana cara sebuah sistem dapat membantu aktor

dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Function memiliki 4 tipe yang

berbeda, yaitu :

1. Update, function ini disebabkan oleh event problem domain dan

menghasilkan perubahan dalam state atau keadaan dari model tersebut.

2. Signal, function ini disebabkan oleh perubahan keadaan atau state dari

model yang dapat menghasilkan reaksi pada konteks. Reaksi ini dapat

berupa tampilan bagi aktor dalam application domain, atau intervensi

langsung dalam problem domain.

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

59

3. Read, function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam

pekerjaan aktor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian yang

berhubungan dengan informasi dalam model.

4. Compute, function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam

pekerjaan aktor dan berisi perhitungan yang melibatkan informasi yang

disediakan oleh aktor atau model, hasil dari function ini adalah tampilan

dari hasil komputasi.

Hasil dari kegiatan function adalah function list yang lengkap,

yang merinci function yang kompleks. Function list dibuat berdasarkan use

case description. Kompleksitas function list dimulai dari yang simple

hingga very complex. Untuk mengidentifikasikan function adalah dengan

melihat deskripsi problem domain yang dinyatakan dalam kelas dan event

yang dapat menyebabkan munculnya function read dan update, dan melihat

deskripsi application domain yang dinyatakan use case yang dapat

menimbulkan segala macam tipe function.

2.5.4.3.3 User Interface

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.151) interface

menghubungkan sistem dengan semua aktor yang berhubungan dalam

konteks. Terdapat dua jenis interface, yaitu user interface yang

menghubungkan pengguna (user) dengan sistem dan system interface yang

menghubungkan sistem dengan sistem lainnya.

Sebuah user interface yang baik, harus dapat beradaptasi dengan

pekerjaan dan pemahaman user terhadap sistem. Kualitas user interface

ditentukan oleh kegunaan atau usability interface tersebut bagi pengguna.

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

60

Usability tergantung pada siapa yang menggunakan dan situasi pada saat

sistem tersebut digunakan. Oleh sebab itu usability bukan sebuah ukuran

yang pasti dan objektif.

Suatu user interface harus dapat menangani berbagai macam

pengguna yang memiliki kemampuan dan kapabilitas yang berbeda. User

interface sangat sulit untuk dikembangkan apabila tidak menerima umpan

balik berupa ide yang berarti dari pengguna. Suatu system interface tidak

hanya dapat digunakan untuk sistem administrasi tetapi dapat digunakan

pada sistem-sistem lainnya. System interface lebih banyak digunakan pada

monitoring system dan control system.

Ada empat jenis dialog penting dalam menentukan user interface,

yaitu :

a) Menu-selection. Suatu jenis dialog yang terdiri dari daftar pilihan-

pilihan yang dapat atau mungkin dilakukan dalam user interface.

b) Form filling. Merupakan pola klasik yang digunakan untuk mengentri

data.

c) Command Language. Merupakan suatu jenis dialog yang

memungkinkan pengguna memasukkan dan memulai format perintah

sendiri.

d) Direct Manipulation. Pengguna memilih objek dan melaksanakan

function atas objek dan melihat hasil interaksi mereka tersebut.

Kegiatan dari interface didasarkan atas hasil dari kegiatan-

kegiatan sebelumnya yang dilakukan, problem domain, function dan use

case. Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah deskripsi dari elemen-elemen

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

61

user interface maupun system interface yang lengkap. Interface element

harus juga dilengkapi dengan suatu navigation diagram yang menyediakan

sebuah ringkasan dari elemen-elemen user interface dan perubahan antara

elemen-elemen tersebut.

2.5.5 Pengertian Object Oriented Design

Berdasarkan Mathiassen et al. (2000, p. 6) object oriented design

menekankan pada pendefinisian software object yang diimplementasikan pada

bahasa pemrograman.

2.5.5.1 Architecture Design

Menurut Mathiassen et al. (2000, p. 175) Architecture design

adalah merancang arsitektur secara garis besar yang terdiri dari komponen

dan proses. Kegiatan architecture design bertujuan untuk membangun

sistem yang terkomputerisasi. Arsitektur membentuk sistem sesuai dengan

fungsi sistem tersebut dan dapat memenuhi criteria desain tertentu.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam desain arsitektur dapat dilihat

pada tabel 2.4 di bawah ini.

Tabel 2.4 Kegiatan Architecture Design

Kegiatan Isi Kondisi

Criteria Kondisi dan criteria untuk

pendesainan.

Criterion

Component Bagaimana sistem dibentuk menjadi

komponen-komponen.

Architecture component

Process Bagaimana process sistem

didistribusikan dan dikoordinasi.

Architecture process

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

62

2.5.5.1.1 Criteria

Mathiassen et al. (2000) menyatakan bahwa tujuan dari sebuah

criteria adalah untuk mempersiapkan prioritas dari sebuah perancangan.

Konsep utama pada aktivitas criteria, yaitu :

Criteria : menentukan property yang diinginkan dari sebuah arsitektur.

Condition : hal-hal yang bersifat teknis, organisasional, kelebihan dan

keterbatasan manusia yang terlibat dalam tugas.

Criteria adalah suatu sifat istimewa dari sebuah arsitektur.

Aktivitas ini bertujuan untuk membuat desain. Desain yang bagus bukan

hanya dinilai dari sifatnya, tetapi apabila terdapat kekurangan dapat

menjadi tidakk berguna dalam prakteknya. Secara umum, desain yang

bagus itu berguna, fleksibel, dan mudah dimengerti. Hasil dari kegiatan

criteria adalah collection prioritized criteria.

Desain yang baik tidak memiliki kelemahan

Prinsip ini memperlihatkan tujuan utama dari object criteria design.

Prinsip ini menimbulkan penekanan pada evaluasi kualitas berdasarkan

review dan eksperimen dan membantu dalam menentukan prioritas dari

kriteria. Ada beberapa kriteria umum yang digunakan dalam kegiatan

desain yang berorientasi objek, yang ditunjukkan dalam tabel 2.5 dibawah

ini.

Tabel 2.5 Criteria

Criterion Measure of

Usable Kemampuan sistem untuk menyesuaikan diri dalam konteks,

organisasi yang berhubungan dengan pekerjaan dan teknis.

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

63

Secure Ukuran keamanan sistem dalam menghadapi akses yang tidak

terotorisasi terhadap data dan fasilitas.

Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis.

Correct Pemenuhan dari kebutuhan.

Reliable Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan dalam melaksanakan fungsi.

Maintainable Biaya untuk menemukan dan memperbaiki kerusakan.

Testable Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dibentuk dapat

melaksanakan fungsi yang diinginkan.

Flexible Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk.

Comprehensible Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan pemahaman terhadap

sistem.

Reusable Kemungkinan untuk menggunakan bagian sistem pada sistem lain

yang berhubungan.

Portable Biaya untuk memindahkan sistem ke platform teknis yang berbeda.

Interoperable Biaya untuk menggabungkan sistem ke sistem yang lain.

Desain yang baik mempunyai criteria yang seimbang

Tidak semua kriteria memiliki prioritas. Beberapa kriteria dapat

menunjukkan objektivitas secara keseluruhan, sehingga dapat mewakili

beberapa kriteria lainnya.

Desain yang baik adalah usable, flexibility dan comprehensibility

Kriteria ini bersifat universal dan dapat digunakan pada hamper setiap

proyek pengembangan sistem, bagaimanapun mengorganisasikannya,

menunjukkan tiga kriteria ideal pada proyek pengembangan sistem.

Usable menspesifikasikan kualitas pada sistem yang pokok tergantung

bagaimana cara kerjanya. Flexibility memuat sistem arsitektur merubah

organisasi dan kondisi teknik. Sedangkan comprehensibility memberikan

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

64

peningkatan pada sistem terkomputerisasi, model dan deskripsi harus

mudah untuk dipahami.

2.5.5.1.2 Component Architecture

Menurut Mathiasssen (2000, p.191) component architecture

adalah suatu struktur sistem yang terdiri dari komponen yang saling

berhubungan sehingga sistem menjadi lebih mudah dimengerti,

menyederhanakan desain dan mencerminkan kestabilan sistem. Komponen

merupakan kumpulan bagian-bagian program yang membentuk suatu

kesatuan dan memiliki fungsi yang jelas.

Tujuan dari component architecture ini adalah untuk membuat

struktur sistem yang komprehensif dan fleksibel. Dengan aktivitas awalnya

adalah dengan mengurangi tingkat kompleksitas dengan pemisahan fokus

sistem, kemudian merefleksikan struktur konteks yang stabil, dan

menggunakan komponen yang telah ada. Sedangkan hasil dari kegiatan ini

adalah class diagram dengan spesifikasi dari komponen yang kompleks.

Beberapa pola yang dapat digunakan untuk merancang

Component Architecture adalah sebagai berikut :

1) Layered architecture pattern

Bentuk yang paling umum dalam software, yaitu terdiri dari beberapa

komponen yang dibentuk menjadi beberapa lapisan-lapisan yang mirip

dengan prinsip OSI Layer pada model jaringan, dimana lapisan yang

berada di atas tergantung pada lapisan yang berada dibawahnya, begitu

pula sebaliknya. Arsitektur ini sangat berguna untuk memecah sistem

menjadi komponen-komponen.

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

65

2) Generic architecture pattern

Pattern ini dapat digunakan untuk menguraikan sistem dasar yang

terdiri dari interface, function, dan model component. Model component

berada di layer yang paling bawah kemudian dilanjutkan oleh function

layer dan yang paling atas adalah interface layer.

3) Client server architecture pattern

Pattern ini dibangun untuk mengatasi sistem yang terdistribusi di

beberapa proses yang tersebar. Arsitektur ini terdiri dari sebuah server

dan beberapa client. Server memiliki kumpulan operation yang dapat

digunakan oleh client. Client menggunakan server secara independent.

Bentuk distribusi dari bagian sistem harus diputuskan antara client dan

server. Identifikasi komponen, di dalam perancangan sistem atau

subsistem, pada umumnya dimulai dengan layer architecture yang

menggunakan interface, function dan model component.

Berikut ini adalah beberapa jenis distribusi dalam arsitektur client-

server dimana U adalah user interface, F adalah function, dan M adalah

Model, yang dapat dilihat dalam tabel 2.6.

Tabel 2.6 Jenis Arsitektur client-server

Client Server ArchitectureU

U

U+F

U+F

U+F+M

U+F+M

F+M

F+M

M

M

Distributed presentation

Local presentation

Distributed functionality

Centralized data

Distributed data

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

66

Hasil dari suatu component architecture adalah component diagram

yang menunjukkan hubungan antara komponen (dalam hal ini adalah

server dan beberapa client).

2.5.5.1.3 Process Architecture

Process Architecture adalah struktur eksekusi sistem yang terdiri

dari proses yang saling bergantungan. Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk

mendefinisikan struktur sistem. Menurut Mathiassen et al. (2000, p. 209)

ada empat konsep yang harus diketahui diantaranya adalah :

1) Process architecture adalah struktur eksekusi sistem yang tersususn

dari proses yang saling bergantungan.

2) Processor adalah sebuah peralatan yang dapat mengeksekusi sebuah

program.

3) Program component adalah modul fisik dari kode program.

4) Active object adalah sebuah objek yang telah ditugaskan oleh sebuah

proses.

Pada process architecture, sumber daya yang digunakan secara

bersama perlu diidentifikasikan untuk mencari bottleneck. Bottleneck

artinya kemacetan yang terjadi pada proses. Seperti yang telah disebutkan

bahwa untuk mencari bottleneck, kita perlu memperhatikan penggunaan

processor, external device, tempat penyimpanan data atau juga sistem

koneksi. Hasil dari process architecture adalah membuat deployment

diagram.

Menurut Mathiassen et al. (2000. p.220), sumber daya yang ada

pada umumnya digunakan secara bersama adalah :

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

67

a) Processor. Penggunaan processor secara bersamaan terjadi apabila dua

atau lebih proses yang dieksekusi secara bersamaan pada satu

processor.

b) Program component. Program component digunakan secara bersamaan

apabila dua atau lebih proses yang secara bersamaan memanggil

operasi pada komponen.

c) External device. External device digunakan secara bersamaan pada saat

terjadi pemrosesan dua atau lebih pada suatu peralatan. Contoh :

penggunaan printer yang terhubung melalui jaringan.

2.5.5.2 Component Design

Menurut Mathiassen (2000, p. 231) component design adalah

menentukan implementasi kebutuhan dalam kerangka arsitektural.

Kegiatan desain komponen berawal dari spesifikasi arsitektural dan

kebutuhan sistem, sedangkan hasil dari kegiatan ini adalah spesifikasi dari

komponen yang saling berhubungan. Berikut ini adalah beberapa kegiatan

dari desain komponen dapat dilihat pada tabel 2.7 :

Tabel 2.7 Design Component

Kegiatan Konteks Konsep

Model component Bagaimana suatu model

digambarkan sebagai class

dalam sebuah sistem.

Model component dan

attribute.

Function component Bagaimana suatu function

diimplementasikan.

Function component dan

operation

Page 61: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

68

Connecting

component

Bagaimana komponen-

komponen dihubungkan

Component dan connection

2.5.5.2.1 Model Component

Berdasarkan Mathiassen (2000, p. 235) model component adalah

bagian dari sistem yang mengimplementasikan model problem domain.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengantarkan data historis dan

sekarang ini kepada fungsi, interface dan kepada user dan sistem lainnya.

Terdapat dua aktivitas utama dalam kegiatan model component ini adalah :

1) Merepresentasikan event sebagai classes, structures, dan attributes

Class diagram dari aktivitas analisis direvisi dengan merepresentasikan

secara sistematis event dari objek-objek dalam classes, structures, dan

attributes yang baru.

2) Memilih representasi yang paling mudah dari events

Jika common event hanya terlibat dalam iterasi saja, kita mungkin harus

menguraikan dan membandingkan alternatif desain yang mendasar.

Terdapat dua jenis events yang harus direpresentasikan, yaitu

private events dan common events. Private events adalah events yang hanya

terlibat dalam objek problem domain. Panduan untuk merepresentasikan

private events :

Event yang muncul dalam sequence dan selection :

a) Merepresentasikan event ini sebagai atribut state dalam class yang

dideskripsikan dalam statechart diagram. Setiap satu event muncul,

sistem akan memberikan nilai baru dari atribut state tersebut.

Page 62: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

69

b) Mengintegrasikan atribut yang dari events yang terlibat dengan

class.

Event yang muncul dalam iterasi :

a) Merepresentasikan event ini sebagai class baru, mengikatkan

mereka dengan class yang dideksripsikan dengan statechart

diagram dengan menggunakan struktur agregasi. Untuk setiap

iterasi, sistem akan menghasilkan objek baru dari class.

b) Mengintegrasikan atribut event ke dalam class baru.

Common events adalah events yang melibatkan beberapa objek.

Maka panduan untuk merepresentasikan common events adalah :

Jika events terlibat dalam statechart diagram dalam cara yang berbeda,

representasikan hal tersebut dalam relasinya dengan class yang

menawarkan presentasi yang paling sederhana.

Jika events terlibat dalam statechart diagram dalam cara yang sama,

kita harus mempertimbangkan kemungkinan representasi yang

berlawanan satu sama lain.

Hasil dari aktivitas model component ini adalah versi revisi dari

class diagram dari aktivitas analisis. Revisi ini biasanya terdiri dari

penambahan class, atribut dan struktur baru untuk merepresentasikan

events.

2.5.5.2.2 Function Component

Menurut Mathiassen (2000, p. 252) function component adalah

bagian dari sistem yang mengimplementasikan kebutuhan fungsional.

Aktivitasi ini bertujuan untuk memberikan user interface dan komponen

Page 63: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

70

sistem lainnya mengakses model dan menentukan implementasi dari

fungsi. Terdapat dua aktivitas utama dalam function component ini, yaitu :

1. Membuat desain dari tipe-tipe fungsi

Desain dari implementasi fungsi individual bisa berdasarkan dari

pertanyaan dasar dari desain untuk setiap masing-masing tipe fungsi.

Tabel 2.8 Pertanyaan utama berdasarkan desain tipe fungsi

Tipe Fungsi Pertanyaan Utama

Untuk semua tipe Bagaimana seharusnya fungsi diimplementasikan

sebagai operasi di class yang berbeda?

Bagaimana operasi utama aktif dan apa input data yang

digunakan?

Objek dan koneksi apa yang terlibat dalam menampilkan

operasi, dan bagaimana mereka diidentifikasikan?

Apa feedback dari operasi utama?

Update Bagaimana kita menentukan jika suatu update adalah

legal?

Read Atribut dan koneksi mana yang harus dibaca, dan

bagaimana mereka ditemukan?

Compute Algoritma mana yang harus digunakan?

Signal Aturan apa yang digunakan dalam signal?

2. Menspesifikasikan operasi yang kompleks

Fungsi harus didesain, bukan di-program. Selama desain function

component, semua ketidakpastian yang penting tentang desain harus

dihilangkan, tetapi detail yang lebih lanjut harus dihindarkan.

Page 64: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

71

Hasil utama dari aktivitas ini adalah class diagram untuk function

component dan ekstensi dari model’s component class diagram. Hasil

kedua dari aktivitas ini adalah spesifikasi untuk setiap operasi yang

kompleks.

2.5.5.2.3 Connecting Components

Berdasarkan Mathiassen (2000, p. 271) connecting components

adalah menyambungkan antar komponen yang ada dalam sistem. Dalam

aktivitas yang lain, kita memodelkan hubungan antar komponen sebagai

dependencies. Dependencies ini bisa direalisasikan dalam beberapa cara.

Dalam aktivitas ini, kita mendesain koneksi antar komponen untuk

mendapatkan desain yang komprehensif dan fleksibel.

Prinsip dalam aktivitas ini adalah menghasilkan hubungan

komponen dengan cohesion yang tinggi dan coupling yang rendah, dimana

kita harus menukarkan untuk mendapatkan class dan komponen dimana

keduanya kohesif dan mempunyai coupling yang rendah diantara mereka.

Menurut Mathiassen (2000, p.272) coupling adalah ukuran

seberapa dekat sebuah class atau component mengharuskan perubahan

dalam class atau component lainnya. Terdapat empat bentuk dari coupling,

yaitu :

a) Outside coupling : sebuah class atau component yang berhubungan

langsung dengan properti publik dari class atau component lainnya.

b) Inside coupling : sebuah operasi yang berhubungan langsung dengan

operasi lainnya, properti private dalam class yang sama.

Page 65: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-1-00013-AKSI Bab 2.pdf2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

72

c) Coupling from below : class spesialisasi yang berhubungan langsung

dengan properti private dalam super class.

d) Sideways coupling : class yang berhubungan langsung dengan properti

private dalam class yang berbeda.

Sedangkan cohesion adalah ukuran seberapa baik sebuah class atau

component disatukan bersama. Hasil dari aktivitas connecting components

ini adalah sebuah class diagram dengan komponen yang terlibat di dalam

class diagram tersebut.