BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategi Sistem...

52
10 BAB 2 LANDASAN TEO RI 2.1 Perencanaan Strategi Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Michael C. Jackson (2003, p1), sistem didefinisikan sebagai sekumpulan fungsi – fungsi kompleks yang bergantung pada bagian tersebut dan interaksi di antara bagian tersebut. Dari penjelasan tersebut, sistem dapat diidentifikasikan menjadi beberapa tipe - tipe, yait u : secara fisik, biologis, desain, absrak, sosial, dan aktivitas menusia. O’Brien(2003,p18) mengatakan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan output dalam proses perpindahan yang diat ur. Menurut Bennet,McRobb,Farmer (2002,p569) sistem adalah suatu abstrak dari suatu satuan unsur-unsur yang kompleks dan saling berinteraksi , yang dimana untuk mengidentifikasi suatu batas, suatu lingkungan , input dan output suatu kendali mekanisme dan beberapa perubahan bentuk atau proses pencapaian suatu sistem. Sistem juga dapat diartikan sebagai sekumpulan komponen yang bekerja bersama-sama untuk memperoleh t ujuan tertentu. Sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga membentuk satu kesatuan. (O’Brien, 2005, p29)

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategi Sistem...

10

BAB 2

LANDASAN TEO RI

2.1 Perencanaan Strategi Sistem Informasi

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut Michael C. Jackson (2003, p1), sistem didefinisikan

sebagai sekumpulan fungsi – fungsi kompleks yang bergantung pada

bagian tersebut dan interaksi di antara bagian tersebut. Dari penjelasan

tersebut, sistem dapat diidentifikasikan menjadi beberapa tipe - tipe, yait u

: secara fisik, biologis, desain, absrak, sosial, dan aktivitas menusia.

O’Brien(2003,p18) mengatakan bahwa sistem adalah sekelompok

komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama dalam mencapai

tujuan bersama dengan menerima input dan output dalam proses

perpindahan yang diat ur.

Menurut Bennet,McRobb,Farmer (2002,p569) sistem adalah suat u

abstrak dari suatu satuan unsur-unsur yang kompleks dan saling

berinteraksi , yang dimana untuk mengidentifikasi suatu batas, suat u

lingkungan , input dan output suatu kendali mekanisme dan beberapa

perubahan bentuk atau proses pencapaian suatu sistem. Sistem juga dapat

diartikan sebagai sekumpulan komponen yang bekerja bersama-sama

untuk memperoleh t ujuan tertentu.

Sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan atau

berinteraksi hingga membentuk satu kesatuan. (O’Brien, 2005, p29)

  11

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan, sistem adalah

sekolompok komponen yang saling berinteraksi untuk mengidentifikasi

input dan ouput dalam mencapai tujuan bersama.

2.1.2 Pengertian Informasi

Menurut Kenneth C. dan Jane Price Laudon (2008, p14),

informasi adalah data yang sudah dibentuk menjadi sebuah bentuk yang

mempunyai arti dan berguna untuk manusia.

Informasi adalah data yang telah dikonversikan ke dalam konteks

yang penuh arti dan berguna bagi end-user tertentu. (O’Brien, 2003,

p703)

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan, informasi adalah data

yang telah dikonversikan menjadi sebuah konteks yang mempunyai arti

dan berguna bagi end-user yang bersangkutan.

2.1.3 Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan kom binasi terat ur apapun dari orang-

orang, hardware, soft ware, jaringan komunikasi dan sumber daya data

yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam

sebuah organisasi (O’Brien, 2005, p5).

Sedangkan menurut Kadir (2003, p10), sistem informasi adalah

cakupan sejumlah komponen (orang, komputer, teknologi informasi dan

prosedur kerja), ada sesuatu yang di proses (data menjadi informasi), dan

dimaksudkan untuk mencapai suat u sasaran atau tujuan.

  12

Menurut Kenneth C. dan Jane Price Laudon (2008, p14), dapat

didefinisikan secara teknikal sebagai sekumpulan komponen yang saling

terhubung yang mengumpulkan atau mendapatkan, proses, peyimpanan,

dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pem buatan keput usan,

koordinasi, dan kontrol dalam organisasi. Selain itu, dapat juga

membantu manajer dan karyawan lainnya unt uk menganalisa masalah,

menvisualisasikan subyek yang kompleks, dan membuat suatu produk

baru.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan, sistem informasi

adalah suatu jaringan yang terbentuk dari beberapa komponen, seperti :

hardware, software, brainware, jaringan komunikasi, dan data yang

mempunyai proses dari input data, lalu diproses dan menghasilkan suat u

informasi yang mempunyai nilai bagi beberapa pihak, khususnya para

tactical dan strategic level management

2.1.4 Strategi Sistem Informasi

Menurut Ward dan Peppard (2002, p44), strategi sistem informasi

adalah strategi yang mendefinisikan kebutuhan organisasi atau

perusahaan terhadap informasi dan sistem yang mendukung keseluruhan

strategi bisnis yang dimiliki organisasi tersebut.

  13

2.1.5 Perencanaan Strategi Sistem Informasi

Perencanaan strategi sistem informasi merupakan sekumpulan

tujuan jangka panjang yang menggam barkan kebutuhan sistem dan

arsitektur teknologi informasi untuk mencapai tujuan perusahaan

(Turban, 2003, p462).

Perencanaan Strategi Informasi Informasi yang baik akan

membantu sebuah organisasi dalam pengambilan keputusan unt uk

melakukan rencana bisnis dan merealisasikan pencapaian bisnis. Dalam

dunia bisnis saat ini, penerapan dari teknologi informasi unt uk

menentukan strategi perusahaan adalah salah sat u cara yang paling efektif

untuk meningkatkan performa bisnis.

2.1.6 Clustering Matrix

Menurut James Martin (2004, p173) Clustering Matrix adalah

sebuah tipe fungsi matrix yang dikelompokkan untuk menunjukkan

fungsi dan data apa yang cocok. Pengelompokan ini membentuk dasar

untuk membangun wilayah bisnis, yang akan diperiksa secara lebih rinci

selama analisis bisnis area. Pengelompokan dapat membentuk dasar dari

sistem dan membantu menentukan sistem tertentu harus melakukan

fungsi apa dan data apa yang akan digunakan.

2.2 Teori umum perancangan E-commerce

2.2.1 Pengertian Internet

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p28), internet adalah

sebuah koleksi dari kabel-kabel, protocol, dan hardware yang

  14

mengizinkan elektronik transmisi dari data dari pada TCP/IP. Internet

merupakan jaringan global dari komputer-komputer yang akan

memberikan data dan program-program.

Menurut Laudon dan Traver (2004, p117), internet adalah

jaringan dari ribuan jaringan dan jutaan computer (disebut host) yang

menghubungkan bisnis, institusi pendidikan, organisasi pemerintahan dan

individual

2.2.2 Pengertian E-Commerce

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p4), pertukaran antar

bagian yang dihubungkan dengan teknologi (baik individual atau

organisasi) juga diaktifitas dalam atau antar organisasi berbasiskan

elektronik yang mendukung pertukaran seperti it u.

Menurut O’Brien (2003, p23), e-commerce adalah proses

pembelian dan penjualan serta pemasaran dan pelayanan dari produk,

service dan informasi melalui jaringan komputer yang beragam.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan, e-commerce adalah

penyebaran, pem belian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui

sistem elektronik seperti internet atau televise, www, atau jaringan

komputer lainnya.

2.2.3 Kategori E-Commerce

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p4), ada 4 kategori e-

commerce yaitu:

  15

1. Business to Business (B2B)

Business to Business (B2B), aktivitas mengarah

kepandangan penuh pada E-commerce yang dimana dapat terjadi

antara dua (2) Organisasi. Diantara aktifitas lainnya, ini termasuk

pembelian, penyediaan barang, supplier management, inventory

management, sales activities, payment management dan services

and support.

2. Business to Consumer (B2C)

Business to Consumer (B2C) adalah E-commerce yang

mengarah pada pertukaran antara bisnis dan konsumen, seperti

yang dilakukan oleh Amazon dan Yahoo. Transaksi B2C dapat

berupa pert ukaran dari fisik atau produk digital atau pelayanan

dan biasanya lebih kecil daripada transaksi yang dilakukan pada

model B2B.

3. Peer to peer (P2P)

Peer to Peer (P2P) adalah pertukaran yang terjadi antara

konsumen dengan konsumen. Pertukaran dapat melibatkan pihak

ketiga seperti pada kasus pelelangan di website eBay. Beberapa

contoh lainnya yang mendukung P2P adalah Owners.com,

Craigslist (Classified ads), Gnutella (Music), monster (jobs), dan

Lavalife (Personal Services).

4. Consumer to Business (C2B)

Konsumen dapat bersatu bersama unt uk menampilkan

mereka sebagai grup pem beli dalam hubungan C2B. Termasuk

  16

dalam kategori ini adalah perorangan yang menjual produk atau

layanan ke organisasi, dan perorangan yang mencari penjual,

berinteraksi dengan mereka dan mensepakati suatu transaksi.

2.2.4 E-business

Menurut O’Brien dan Marakas (2006, p214), e-business adalah

penggunaan internet dan jaringan lainnya dan teknologi informasi unt uk

mendukung electronic commerce, kom unikasi perusahaan dan kolaborasi,

dan proses bisnis yang sudah menggunakan website, keduanya dalam

jaringan perusahaan dan antara konsumen serta partner bisnisnya.

2.2.4.1 Survvey system

Survey system merupakan aplikasi yang menyediakan

survey secara komprehensif dan fleksibel. Aplikasi ini menitik-

beratkan pada rincian pelanggan yang akan diolah menggunakan

sistem riset secara kreatif, sehingga hasil yang diberikan juga

akan kreatif dan m udah dimengerti oleh perusahaan.

2.2.4.2 Customer Relationship Management (CRM)

Aplikasi yang memiliki nilai potensial tinggi dalam

memberikan suat u keunggulan bersaing jangka panjang dan

mendukung dalam pencapaian visi dan misi perusahaan, nam un

memiliki tahapan resiko implementasi yang tinggi. Customer

Relationship Management (CRM) adalah sebuah sistem informasi

yang terintegrasi yang digunakan unt uk merencanakan,

  17

menjadwalkan, dan mengendalikan aktivitas-aktivitas

prapenjualan dan pasca penjualan dalam sebuah organisasi. CRM

melingkupi semua aspek yang berhubungan dengan calon

pelanggan dan pelanggan saat ini, termasuk didalamnya adalah

call center, sales force, pemasaran, technical support, dan

layanan. CRM berfokus pada penanganan hubungan yang baik

dan erat antara perusahaan dengan pelanggannya dengan tujuan

meningkatkan nilai perusahaan dimata pelanggannya melalui

peningkatan kualitas pelayanan terhadap pelanggan.

2.2.4.3 Pengertian Supply Chain Management (SCM)

Menurut O’Brien dan Marakas (2008,p305), SCM adalah

fungsi yang saling berhubungan dalam internal sistem perusahaan

yang menggunakan Teknologi Informasi untuk mendukung dan

mengelola keterkaitan antara beberapa kunci proses bisnis antara

pemasok, pelanggan , dan partner bisnis. T ujuan dari SCM adalah

menciptakan jaringan bisnis yang cepat , efisien , dan harga yang

relatif terjangkau.

2.2.4.4 Management Information System (MIS)

MIS merupakan suat u aplikasi sistem informasi yang

menyediakan laporan informasi terpadu bagi pihak manajemen.

MIS dihasilkan dari beberapa database yang menyimpan data dari

banyak sum ber, termasuk didalamnya Transaction Processing

  18

System . MIS menyajikan informasi yang detail, rangkuman

informasi dan informasi terpilih.

Untuk mengaksses informasi, pengguna MIS membagi

basis data biasa. Basis data menyimpan data-data dan model yang

membantu pengguna menginterpretasikan dan menerapkan data-

data tersebut. MIS menghasilkan output informasi yang digunakan

untuk membuat keputusan. MIS juga dapat membantu

menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah

terkomputerisasi, meski tidak berupa suat u struktur tunggal.

2.2.4.5 Eksekutif Information System (EIS)

Menurut Kumar dan Palvia (2001, Vol. 101, pp.153 -

164), tujuan dari EIS secara global adalah untuk menyediakan

para eksekutif tampilan yang konsisten, terpadu, dan data

operasional yang sudah diringkas dari anak perusahaan secara

keseluruhan.

2.2.4.6 Enterprise Application Integration (EAI)

EAI atau Enterprise Application Integration adalah suat u

software yang digunakan unt uk menghubungkan aplikasi e-

business seperti MIS, EIS dan CRM. Software ini menyediakan

fasilitas konversi dan koordinasi data, komunikasi, aplikasi, dan

layanan pesan, serta akses ke berbagai interface aplikasi. Jadi,

software EAI dapat mengintegrasikan berbagai kelompok aplikasi

  19

perusahaan dengan memungkinkan aplikasi-aplikasi tersebut

untuk bertukar data.

2.3 Evolusi Sistem Informasi dalam Organisasi

Ward dan Preppard (2002, p23) mengajukan sebuah model unt uk

menggambarkan perkembangan sistem informasi. Model ini terdiri dari tiga era

berbeda dimana peranan sistem informasi berbeda pula.

Tahun Er Tujuan

60-an Data processing Meningkatkan efisiensi

dalam kegiatan operasional

perusahaan

70-an dan 80-an Management information

system (MIS)

Meningkatkan efektifitas

manajemen dengan

menyediakan informasi

yang dibutuhkan dalam

pengambilan keput usan

80-an dan 90-an Strategic information

system (SIS)

Meningkatkan daya saing

perusahan dengan merubah

  20

cara perusahaan melakukan

bisnisnya

Tabel 2.1 Evolusi Sistem Informasi (Ward dan Preppard, 2002, p23)

2.4 Perlunya Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

Ward dan Preppard (2002, p47) mengemukakan beberapa alasan yang

menyebabkan perlunya suat u perusahaan memiliki strategi sistem informasi dan

teknologi informasi (SI/TI):

• Investasi pada SI/TI tidak mendukung sasaran bisnis.

• Tidak terkontrolnya SI/TI yang ada.

• Sistem yang tidak terintegrasi, sehingga memungkinkan terjadinya duplikasi

data dan hilangnya keterkaitan antara sumber daya informasi.

• Perusahaan tidak memiliki panduan untuk menentukan prioritas proyek SI/TI

dan selalu terjadi perubahan sehingga menurunkan produktivitas.

• Manajemen informasi yang buruk dan tidak akurat.

• Strategi SI/TI tidak sejalan dengan strategi bisnis perusahaan.

• Proyek SI/TI hanya dievaluasi pada basis keuangan semata.

Strategi SI/TI hendaknya dapat mengarahkan kinerja sistem secara

terintegrasi untuk menghasilkan informasi yang dapat dijadikan sebagai

masukan untuk pengambilan keput usan manajemen.

2.5 Perencanaan Strategi Teknologi Informasi

2.5.1 Teknologi Informasi

  21

Teknologi informasi meliputi konsep-konsep utama,

pengembangan, dan berbagai isu manajemen teknologi informasi yait u

hardware, software, jaringan, manajemen data dan banyak teknologi

berbasis internet (O’Brien, 2005, p9).

Menurut Ward dan Preppard (2002, p3), teknologi informasi

menunjuk pada spesifikasi mengenai teknologi, khususnya hardware,

software dan jaringan telekom unikasi.

Menurut Jogiyanto (2005, p334) teknologi informasi merupakan

alat yang potensial untuk digunakan dalam menciptakan atau menambah

nilai – nilai dan teknologi informasi dimaksudkan unt uk melihat sampai

sejauh mana peran sistem dan teknologi informasi di perusahaan saat ini

di rantai nilai.

Menurut Thomson dan Cats-Baril (2003, p3), teknologi informasi

adalah perangkat keras dan piranti lunak yang dikemas sebagai sebuah

alat unt uk menangkap, menyimpan, memproses dan menghasilkan

digital.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan, teknologi informasi

adalah hardware, soft ware, dan jaringan telekomunikasi yang dikemas

sebagai sebuah alat unt uk digunakan dalam menciptakan atau menambah

nilai – nilai dan teknologi informasi dimaksudkan unt uk melihat sampai

sejauh mana peran sistem dan teknologi informasi di perusahaan saat ini

di rantai nilai.

2.5.2 Strategi Teknologi Informasi

  22

Menurut Ward dan Preppard (2002, p44), strategi teknologi

informasi adalah strategi yang berfokus pada penetapan visi tentang

bagaimana teknologi dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan

informasi dan sistem dari sebuah informasi.

Menurut Raymond Papp(2001,p3), strategi teknologi informasi

adalah teknologi informasi yang digunakan dalam menjalankan strategi

bisnis, yang meliputi ruang lingkup teknologi , kompentensi yang

sistematis, dan teknologi informasi pemerintahan. Dimana ruang lingkup

teknologi tersebut sama seperti ruang lingkup bisnis, yang berfokus pada

kunci teknologi dan aplikasi, dimana bisnis harus menggunakannya. Hal

tersebut terlihat pada teknologi informasi khusus yang dibutuhkan unt uk

mencapai CSF(Critical Success Factors) seperti penggunaannya pada

kompetisi.Didalam kompetisi yang sistematis terdapat informasi

mengenai pelanggan dan client perusahaan (database pelanggan atau

produk), tingkat akses, tingkat kehandalan, dan karaterisitik vital lainnya

dan kekuatan dari teknologi informasi. Ketiga, teknologi informasi

pemerintahan, mengarahkan pada persoalan yang sama

seperti bisnis pada pemerintahan. Secara khusus, komponen tersebut

berfokus pada keput usan unt uk memproduksi atau membeli, aplikasi

yang menjadi prioritas , serta penggabungan secara teknologi dan

kerjasama yang memungkinkan (termasuk outsourcing).

2.6 Strategi Bisnis

  23

Menurut Rangkuti (2006, p7), strategi bisnis adalah strategi fungsional

yang berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi

pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi

organisasi dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan dari suat u

bisnis.

Strategi bisnis berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan

untuk mendapatkan keunt ungan persaingan didalam setiap bisnis utamanya

(Robbert M Grant, 2002, p14).

Menurut Ward dan Preppard (2002, p69), strategi bisnis adalah

sekumpulan tindakan terintegrasi yang bert ujuan untuk mencapai t ujuan jangka

panjang dan kekuatan perusahaan untuk menghadapi kompetitior.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan, strategi bisnis adalah

sekumpulan tindakan yang terintegrasi yang digunakan untuk nendapatkan

keunt ungan jangka panjang didalam persaingan bisnis untuk mencapai visi dan

misi perusahaan.

Suatu strategi bisnis biasannya meliputi beberapa hal seperti berikut:

• Vission, pencapaian dari sebuah misi atau dapat diartikan sebagai sebuah

pandangan masa depan dari sebuah bisnis yang menjadi t ujuan umum sebuah

perusahaan.

• Mission, adalah pernyataan yang memberikan arahan tentang apa yang akan

dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam mencapai visinya.

• Business Driver, adalah beberapa faktor kritis pendorong perubahan yang

dapat memberikan fokus pada bisnis sehingga dapat memenuhi sasarannya.

  24

• Objectives, adalah sasaran-sasaran yang ditetapkan dan harus dipenuhi oleh

perusahaan dalam pencapaian visi perusahaan.

• Strategies, adalah kebijakan atau tindakan langsung yang dipilih perusahaan

sebagai alat unt uk mencapati tujuan dan memenuhi misinya.

• Critical Success Factor (CSF), adalah beberapa area kunci dimana sesuat u

harus berjalan dengan baik sehingga keberhasilan bisnis dapat dicapai.

• Business Area Plans, adalah perencanaan dari berbagai area bisnis yang ada

yang berkaitan dengan strategi bisnis perusahaan.

2.7 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI

Menurut Earl (Ward and Preppard (2002, p40)), dalam membuat suat u

strategic application tidak boleh hanya memfokuskan pada analisis terhadap

teknologi saja. Earl menyarankan bahwa jalur yang efektif untuk menghasilkan

keunt ungan dari SI atau TI adalah dengan mengkonsentrasikan pada pemikiran

tentang bisnis, yaitu: dengan menganalisis masalah bisnis yang ada dan

perubahan lingkungannya, menyadari bahwa SI atau TI adalah hanya salah sat u

bent uk solusi yang ditawarkan, karena ia menemukan bahwa strategi SI/TI saat

ini lebih banyak mengidentifikasikan persoalan teknologi dan terminologi

teknikal saja, tapi sedikit mengidentifikasikan kebut uhan organisasi akan aplikasi

dan kebutuhan bisnis. “Earl”

menyarankan agar strategi SI fokus dalam mengidentifikasikan kebutuhan

perusahaan terhadap sistem informasi dan strategi TI fokus dalam

  25

mengidentifikasikan kebutuhan perusahaan terhadap teknologi informasi dan

infrastrukturnya. Hubungan ini dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.1 Hubungan antara Strategis Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI

Gambar 2.1 mengilustrasikan hubungan antara strategi bisnis, strategi SI

dan strategi TI dalam suatu pendekatan unt uk menyusun strategi sistem dan

teknologi informasi yang terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan. Unt uk

merencanakan suatu strategi SI/TI terlebih dahulu perlu diketahui kondisi

lingkungan, arah dan tujuan bisnis perusahaan, informasi apa yang dibutuhkan,

peluang dan ham batan bisnis yang dihadapi serta alternatif solusinya. Setelah

mengetahui kondisi lingkungan, arah dan tujuan dari kegiatan bisnis perusahaan,

maka kita dapat

mengevaluasi sistem apa yang sesuai dengan kebut uhan dan mendukung strategi

bisnis perusahaan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan, selanjutnya unt uk

  26

menghasilkan suatu sistem informasi yang strategis bagi perusahaan, perlu

dilakukan penyeleksian dann pemilihan secara tepat teknologi apa yang paling

sesuai unt uk digunakan dalam menunjang sistem informasi tersebut.

2.8 Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

Perencanaan strategis menunjukkan analisa yang komprehensif,

sistematis untuk mengem bangkan rencana dari suatu aksi / kegiatan (Ward dan

Preppard, 2002, p69).

Perencanaan strategi sistem informasi merupakan sekumpulan tujuan

jangka panjang yang menggambarkan kebutuhan sistem dan arsitektur teknologi

informasi untuk mencapai t ujuan perusahaan (T urban, 2003, p462).

Sistem informasi strategi adalah sistem informasi yang dapat memberi

perusahaan produk dan jasa yang komprehensif hingga dapat memberikan

keunggulan strategis atas para pesaingnya dalam pasar. Selain itu juga

merupakan sistem informasi yang menyebarkan inovasi bisnis, memperbaiki

proses bisnis dan membangun sumber daya informasi strategis untuk perusahaan

(O’Brien, 2003, p20).

Sistem informasi strategis adalah sistem-sistem yang membentuk atau

mendukung terciptanya keunggulan kompetitif perusahaan (Turban, 2003, p246).

Sistem informasi strategis adalah sistem yang mendukung dan

memberikan keunggulan kompetitif yang potensial bagi perusahaan. (Thompson

dan Baril, 2003, p222)

Sistem informasi strategis adalah sistem yang mendukung operasi dan

proses manajemen yang memberi perusahaan, produk, layanan dan kemampuan

  27

strategis sebagai keunggulan kompetitif. Contoh : perdagangan saham online,

penelusuran pengiriman, dan sistem Web e-commerce. (Turban, 2005, p14)

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan diatas maka dapat

ditarik kesimpulan atas pengertian dari perencanaan strategi sistem informasi dan

teknologi informasi, yaitu suat u proses analisa yang menyeluruh dan sistematis

dalam mengimplementasikan rencana strategi SI dan TI untuk menunjang

strategi bisnis perusahaan, sehingga memberikan keunggulan jangka panjang

bagi perusahaan dalam bersaing.

2.9 Pentingnya Perencanaan Strategi SI/TI

Perusahaan membutuhkan perencanaan strategis unt uk pengembangan

sumber daya SI/TI dengan beberapa alasan sebagai berikut (Jogiyanto, 2005,

p320).

1. Diskusi dan perset ujuan akan hasil perencanaan strategis ini dapat

menyediakan pemahaman bersama antara ahli-ahli SI/TI dan manajer-

manajer bisnis tentang bagaimana cara terbaik bagi perusahaan unt uk

menggunakan sumber daya informasinya.

2. Membantu mengkomunikasikan masa depan perusahaan kepada

pihak lain dalam organisasi.

3. Membantu manajer-manajer bisnis dan ahli-ahli SI/TI dalam

membuat keput usan mengenai bagaimana SI/TI akan diarahkan unt uk

membantu bisnis perusahaan.

  28

4. Hasil dari perencanaan SI/TI dapat membantu mengalokasikan

sumber daya perusahaan yang ada ke proyek-proyek SI/TI yang

penting dan bermanfaat bagi perusahaan.

2.10 Model Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi

Dari beberapa pengertian yang telah dikem ukakan pada subbab-subbab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan atas pengertian dari Perencanaan

Strategi Sistem dan Teknologi Informasi, yaitu suat u proses analisis yang

menyeluruh dan sistematis dalam merumuskan tujuan dan sasaran

perusahaanserta menentukan strategi yang memanfaatkan keunggulan sistem

informasi dan dukungan teknologi informasi dalam menunjang strategi bisnis

dan memberikan perusahaan suat u keunggulan jangka panjang unt uk

menghadapi persaingan dengan perusahaan lainnya.

Model kerangka kerja dari perencanaan strategi sistem dan teknologi

informasi dapat dilihat pada gambar 2.2 dan penjelasannya adalah sebagai

berikut:

a. Aktivitas Inputs:

• Internal Business Environment, yaitu strategi bisnis yang lama

atau saat ini, objek-objek bisnis, sum bernya, prosesnya, dan

kebudayaannya serta nilai bisnisnya.

• Eksternal Business Environment, yaitu SI/TI yang lama atau saat

ini dalam bisnis, yang membant u jalannya bisnis dan merupakan

salah sat u skill dan sumber serta infrastrukt ur teknologi dalam

perusahaan

  29

• Eksternal IS/IT Environment, yaitu meliputi trend teknologi baru

dan peluang penggunaan SI/TI yang lain, dan melihat SI/TI dari

pelanggan dan pesaing.

b. Proses perencanaan strategi SI/TI

Proses dimana informasi yang diperoleh , serta hasil analisis yang

diperoleh dari inputs, akan diolah untuk menghasilkan outputs.

c. Aktivitas O utputs:

• Business IS strategy, yait u merupakan suatu strategi baru dari SI

bisnis yang mungkin akan menghilangkan atau menambahkan

beberapa unit atau fungsi bisnis yang telah ada.

• IS/IT Management Strategy, yaitu meliputi elemen-elemen umum

dari strategi yang dipakai pada keseluruhan perusahaan.

• IT Strategy, merupakan strategi untuk mengelola teknologi dan

sumber daya khusus yang berhubungan dengan TI.

d. Future application portfolio

Rincian yang menjelaskan usulan aplikasi yang akan digunakan

perusahaan dalam waktu kedepan, untuk mengintegrasikan setiap unit

dari

perusahaan dan menyesuaikan perkembangan teknologi dengan

perkembangan perusahaan.

  30

e. Current application portfolio

Rincian mengenai aplikasi sistem informasi yang diterapkan

diperusahaan saat ini, dengan melihat keuntungan dan kekuatan yang

diperoleh dengan menggunakan aplikasi tersebut serta melihat

dukungan aplikasi yang ada terhadap kegiatan operasional dan

perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi bagi perusahaan

untuk menghadapi persaingan dan pasar pada saat sekarang ini.

Gambar 2.2 Model Perencanaan Strategi SI/TI

  31

2.11 Teknik Analisis Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi

2.11.1 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis

Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan

terdiri dari faktor-faktor pada dasarnya diat ur dan terlepas dari

perusahaan. Faktor-faktor

utama yang biasa diperhatikan adalah faktor-faktor politik, ekonomi,

sosial, dan teknologi. Lingkungan eksternal bisnis ini memberikan

kesempatan besar bagi perusahaan unt uk maju, sekaligus dapat menjadi

hambatan untuk ma ju. Adapun teknik-teknik analisis digunakan unt uk

memahami kondisi situasi pada lingkungan eksternal bisnis diantaranya

adalah:

2.11.1.1 Analisis Lima Persaingan Porter

Setiap perusahaann yang ingin sukses unt uk

mempertahankan eksistensinya ditengah-tengah

persaingan industri harus menaruh perhatian pada

kekuatan kompetitif yang mampu mempengaruhi

persaingan pada industri tersebut. Michael Porter, seorang

pemerhati bidang strategi kompetitif, sejak tahun 1980

mengembangkan teori tentang lima kekuatan yang

mempengaruhi persaingan industri, seperti yang dapat

dilihat gambar 2.3.

Menurut Ward (2002, p95), teori ini telah

memberikan pengaruh yang signifikan dalam perencanaan

  32

strategi bisnis berbagai perusahaan selama 20 (dua puluh)

tahun terakhir ini.

Gambar 2.3 Lima Persaingan Porter (Ward dan Preppard, 2002, p95)

Lima faktor kekuatan Porter dapat dijelaskan

sebagai berikut (Turban, 2005, p16):

1. Ancaman pesaing sejenis

Persaingan tersebut bertingkat dari industri

yang kuat sampai industri yang lemah. Ketika tingkat

persaingan tinggi, keuntungan akan menjadi cenderung

rendah dan sebaliknya. Menurut Porter tingkat

  33

persaingan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

jumlah kompetitor, tingkat

pertumbuhan industri, karakteristik produk, biaya tetap

yang besar, kapasitas dan ham batan keluar.

2. Ancaman masuknya pendatang baru

Masuknya pendatang baru akan menimbulkan

sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada,

misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya

perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya

produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini

menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah

ada. Ada beberapa faktor-faktor penghambat

pendatang baru untuk masuk kedalam suatu industri,

yaitu: skala ekonomi, diferensiasi produk, kecukupan

modal, biaya peralihan, akses kesaluran distribusi dan

peraturan pemerintah.

3. Ancaman dari produk atau jasa pengganti

Ketika tingkat ancaman ini menjadi lebih tinggi

maka keuntungan organisasi menjadi rendah dan

pelanggan akan berubah ketika harga produk kita

menjadi tinggi. Pelanggan akan lebih memilih unt uk

menggunakan produk substitusi apabila harga produk

kita tinggi. Ancaman produk substitusi menjadi lebih

  34

kuat bilamana konsumen dihadapkan pada switching

cost (biaya peralihan) yang

sedikit jika produk substitusi itu mempunyai harga

yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih

tinggi dari produk-produk suatu industri.

4. Kekuatan tawar-menawar pembeli

Para pembeli dengan kekuatan yang mereka

miliki, mampu mempengaruhi perusahaan unt uk

menurunkan harga produk, meningkatkan m utu dan

pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan

kompetitiornya. Hal ini tergant ung sensivitas harga

pembeli dan kemampuan mempengaruhi tawar-

menawar pem beli.

5. Kekuatan tawar-menawar pemasok

Pemasok dapat mempengaruhi industri melalui

kemampuan mereka menaikkan harga atau mengurangi

kualitas produk atau jasa yang ditawarkan.

2.11.1.2 Analisis PEST (Politic, Economic, Social, Technology)

Menurut Ward dan Prepard (2002, p70-72) analisis

PEST adalah analisis terhadap faktor lingkungan eksternal

bisnis yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial dan

teknologi. PEST digunakan untuk menilai pasar dari suat u

  35

unit bisnis atau unit organisasi. Arah analisis PEST adalah

kerangka

untuk menilai sebuahsituasi, dan menilai strategi atau

posisi, arah perusahaan, rencana pemasaran atau ide.

Dimana analisis ini dapat diambil suatu peluang atau

ancaman baru bagi perusahaan.

a. Faktor Politik

Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah,

masalah-masalah hukum, serta mencakup aturan-

aturan formal dan informal dari lingkungan dimana

perusahaan melakukan kegiatan. Contoh : kebijakan

tentang pajak, peraturan ketenagakerjaan, peraturan

perdagangan, stabilitas politik dan perat uran daerah.

b. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang

mempengaruhi daya pembeli dari pelanggan dan

mempengaruhi iklim dari bisnis suatu perusahaan.

Contoh : pertum buhan ekonomi, tingkat suku bunga,

standar nilai tukar, tingkat inflasi, harga-harga produk

dan jasa.

c. Faktor sosial

Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat

mempengaruhi kebutuhan dari pelanggan dan

  36

mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar

yang ada.

Contoh : tingkat pendidikan masyarakat, tingkat

pertumbuhan penduduk, kondisi lingkungann sosial,

kondisi lingkungan kerja, keselamatan dan

kesejahteraan sosial.

d. Faktor Teknologi

Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat

membantu dalam menghadapi tantangan bisnis dan

mendukung efisiensi proses bisnis. Contoh : aktivitas

penelitian dan pengembangan teknologi, automatisasi,

kecepatan transfer teknologi, tingkat kadaluarsa

teknologi.

Pest digunakan untuk menilai pasar dari suat u

unit bisnis atau unit organisasi. Arah analisis PEST

adalah kerangka untuk menilai sebuah situasi, dan

menilai strategi atau posisi, arah perusahaan, rencana

pemasaran, atau ide. Dimana analisis ini cukup

mempengaruhi perusahaan, karena melalui analisa ini

dapat diambil suat u peluang atau ancaman bagi

perusahaan.

  37

Politik

• Pajak / tarif

• Perundang-undangan

• Tekanan atau adanya lobby group

tertentu

• Situasi politik dan keamanan

Social

• Tren gaya hidup

• Demografi

• Tingkah laku konsumen

• Tingkat pendidikan

• Angka kelahiran dan kematian

• Tingkat penghasilan

• Pengelompokan um ur

Ekonomi

• Situasi ekonomi dalam negeri

• Bunga pinjaman

• Tingkat inflasi

• Upah regional

• Nilai tukar mata uang

Teknologi

• Industri yang menggunakan R&D

• Penemuan teknologi baru

• Teknologi informasi

• Hak paten teknologi

• Transfer teknologi

Tabel 2.2 Analisis PEST

2.11.2 Analisis Lingkungan Internal Bisnis

Analisis lingkungan bisnis dari perusahaan digunakan unt uk

mengetahui strategi bisnis perusahaan pada saat ini dan visi misi

perusahaan, aktivitas dan proses bisnis perusahaan, sum ber daya yang

  38

dimiliki dan informasi yang dibutuhkan perusahaan. Adapun teknik-

teknik analisis yang diguanakan dalam memahami kondisi situasi

lingkungan internal bisnis diantaranya adalah:

2.11.2.1 Analisis Rantai Nilai (Value Chain)

Menurut Michael Porter (Ward dan Preppard

(2002, p244)) value chain analisis adalah kegiatan

menganalisa kumpulan aktivitas yang dilakukan unt uk

merancang, memproduksi, memasarkan, mengantarkan

dan mendukung produk dan jasa.

Pendekatan rantai nilai (Value Chain) dibedakan menjadi

dua tipe aktivitas bisnis (Raymond McLeod, Jr, 2007,

p29):

1. Aktivitas Utama (Primary Activities)

Aktivitas-aktivitas utama pada perusahaan yang pada

akhirnya memberikan kepuasan pada pelanggan.

Aktivitas-aktivitas tersebut tidak hanya dilakukan dengan

baik, tapi juga harus saling berhubungan dengan efektif

jika keseluruhan performa bisnis hendak dioptimalkan.

Aktivitas utama terdiri dari inbound logistic, outbound

logistic, sales & marketing dan services.

2. Aktivitas Pendukung (Support Acti vities)

Aktivitas-aktivitas yang melengkapi aktivitas

utama dengan berbagai fungsi, yaitu kelengkapan

  39

infrastruktur, manajemen SDM, pengadaan barang dan

pengembangan teknologi.

Dengan konsep rantai nilai ini Porter menjelaskan

bahwa setiap mata rantai baik yang utama maupun

pendukung dapat menambah nilai dari produk yang

dihasilkan. Nilai

tambah yang dihasilkan oleh aktivitas-aktivitas tersebut

merupakan harga yang akan dibayar konsumen. Jika harga

yang dibayar tersebut lebih besar dari total biaya yang

dikeluarkan oleh seluruh aktivitas, maka perusahaan akan

mendapatkan keunt ungan atau margin.

Gambar 2.4 Rantai Nilai (Raymond McLeod,

Jr, 2007, p29)

Menurut Jogiyanto (2005, p334) teknologi informasi

merupakan alat yang potensial untuk digunakan dalam

  40

menciptakan atau menam bah nilai-nilai dan teknologi informasi

dimaksudkan untuk melihat sampai sejauh mana peran sisem dan

teknologi informasi di perusahaan saat ini dii rantai nilai. Dari

analisis ini dapat diketahui dan dijawab pertanyaan-pertanyaan

berikut:

1. Di kegiatan-kegiatan mana saja sistem informasi sudah

mempunyai peran dalam menciptakan atau menambah

nilai di rantai nilai?

2. Apakah peran sistem informasi sudah optimal atau

masih dapat ditingkatkan di kegiatan-kegiatan yang

sudah memanfaatkannya?

3. Di kegiatan-kegiatan mana saja sistem informasi masih

belum berperan menciptakan atau menambah nilai di

rantai nilai?

4. Apakah sistem informasi dapat diterapkan di kegiatan-

kegiatan yang belum memanfaatkannya?

2.11.2.2 Analasis SWO T (Strength, Weakness, Opportunity,

Threat)

Menurut Rangkuti (2006, pp18-19), analisis

SW OT adalah identifikasi berbagai faktor secara

sistematis unt uk merumuskan strategi perusahaan. Analisis

ini dilakukan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan dan peluang dan secara bersamaan dapat

  41

meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jadi, analisis

SW OT membandingkan antara faktor eksternal peluang

dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan

kelemahan.

Analisis ini terbagi atas 4 komponen dasar yaitu:

• S : Strength, merupakan kekuatan dari organisasi.

• W : Weakness, merupakan kelemahan dari organisasi.

• O : Opportunity, merupakan peluang dari luar organisasi

dan

memberikan peluang kepada organisasi unt uk

berkembang

dimasa mendatang.

• T : Threat, merupakan ancaman dari luar bagi organisasi

dan

dapat mengancam eksistensi dimasa mendatang.

Analisis SW OT dapat digunakan dengan berbagai

cara untuk meningkatkan analisis dalam usahan penetapan

strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai

kerangka/panduan sistematis dalam diskusi unt uk

membahas kondisi alternatif dasar yang mungkin menjadi

pertimbangan perusahaan.

  42

2.11.2.2.1 Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS)

Menurut Rangkuti (2006, p24), setelah

faktor-faktor strategis internal suatu perusahan

diidentifikasi suatu tabel IFAS (Internal Strategic

Factors Analysis Summary) disusun unt uk

merumuskan faktor-faktor strategis internal

tersebut dalam rangka Strength dan Weakness

perusahaan. Tahapnya adalah sebagai berikut:

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan

serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan

skala dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak

penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor

tersebut terhadap

posisi strategis perusahaan. (Sem ua bobot tersebut

jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00)

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-

masing faktor dengan memberikan skala mulai dari

4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap

kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel

yang bersifat positif (semua variabel yang masuk

kategori kekuatan) diberi nilai dari +1 sampai

dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan

  43

rata-rata industri atau dengan pesaing utama.

Sedangkan variabel yang bersifat negatif

kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan

perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-

rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika

kelemahan perusahaan di bawah rata-rata industri

nilainya adalah 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada

kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobolan

dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan

untuk masing-masing faktor yang nilainya

bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1,0

(poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar

atau cacatan mengapa faktor tertentu dipilih dan

bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), unt uk

memperoleh total skor pembobotan bagi

perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu

bereaksi terhadap faktor-faktor strategis

internalnya. Skor total ini dapat digunakan unt uk

membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan

lainnya dalam kelompok industri yang sama.

  44

2.11.2.2.2 Penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Menurut Rangkuti (2006, p22), sebelum

membuat matriks faktor strategi eksternal, kita

perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi

eksternal, EFAS (External Factors Analysis

Summary). Berikut ini eksternal, EFAS (External

Factors Analysis Summary). Berikut ini adalah

cara-cara penentuan strategi eksternal (EFAS)

a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 peluang dan

ancaman).

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan

skala ddari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak

penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan

dapat memberikan dampak terhadap faktor

strategis.

c. Hitung rating ( dalam kolom 3) untuk masing

masing-masing faktor dengan memberikan skala

mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap

kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian

nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif

(peluang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika

peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian nilai

rating ancaman adalah kebalikannya. Misal jika

  45

nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1.

Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit

ratingnya 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada

kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan

dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan

untuk masing-masing faktor yang nilainya

bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1,0

(poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar

atau catatan mengapa faktor tertentu dipilih dan

bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), unt uk

memperoleh tatal skor pembobotan bagi

perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap

faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini

dapat

digunakan untuk membandingkan perusahaan ini

dengan perusahaan lainnya dalam kelompok

industri yang sama.

  46

2.11.2.2.3 Diagram SWO T

Setelah didapat hasil tabel bobot skor dari

masing-masing IFAS dan EFAS. Langkah

selanjutnya adalah memasukkan angka total bobot

skor tersebut ke dalam diagaram analisis SWOT

berikut ini:

Gambar 2.5 Diagram SWO T (Rangkuti, 2006, p19)

Keterangan

Kuadran 1 : ini merupakan situasi

menguntungkan, perusahaan tersebut memiliki

peluang dan kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada, strategi yang

harus diterapkan dalam kondisi ini adalah

  47

mendukung kebijakan pert umbuhan yang agresif

(Growth Oriented Strategy)

Kuadan 2 : meskipun menghadapi berbagai

ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan

segi internal, strategi yang harus diterapkan adalah

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi

(produk/pasar)

Kuadran 3 : perusahaan menghadapi

peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain

pihak ia menghadapi beberap kendala/kelemahan

internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah

meminimalkan masalah-masalah internal

perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasaar

yang lebih baik.

Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang

sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut

menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan

internal.

  48

2.11.2.2.4 Matriks SWO T

Alat yang dipakai unt uk menyusun faktor-

faktor strategis perusahaan adalah Matrik SWOT.

Matrik ini menggam barkan bagaimana peluang dan

ancaman eksternal (EFAS) yang dihadapi

perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan (IFAS) yang dimilikinya. Matrik ini

dapat menghasilkan empat set kemungkinan

alternatif strategis (Rangkuti, 2006, p31)

Cara membuat matrik SWOT adalah

dengan menggunakan faktor-faktor strategis

eksternal maupun

internal sebagaimana telah dijelaskan dalam tabel

EFAS dan IFAS, yait u dengan mentransfer peluang

dan ancaman dari tabel EFAS serta mentransfer

kekuatan dan kelemahan dari tabel IFAS ke dalam

sel yang sesuai dalam matrik SWOT. Kemudian

dengan membandingkan faktor-faktor strategis

tersebut lalu dibuatkan 4 set kemungkinan

alternatif strategi (SO, ST, WO, WT) (Rangkuti,

2006, p35):

  49

IFAS

EFAS

Strength ( S )

Faktor-faktor kekuatan

internal

Weakness ( W )

Faktor-faktor kelemahan

internal

O pportunity ( O )

Faktor peluang eksternal

Strategi SO

Strategi yang menggunakan

kekuatan unt uk

memanfaatkan peluang.

Strategi WO

Strategi yang

meminimalkan kelemaham

untuk memanfaatkan

peluang.

Threats ( T )

Faktor ancaman eksternal

Strategi ST

Strategi yang menggunakan

kekuatan unt uk mengatasi

ancaman

Strategi WT

Strategi yang

meminimalkan kelemahan

dan menghindari ancaman

Gambar 2.6 Matrik SWO T (Rangkuti, 2006, p31)

• Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yait u

dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

  50

• Strategi ST

Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman.

• Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang

ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

• Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif

dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta

menghindari ancaman.

2.11.2.3 Analisis CSF (Critical Success Factor) dan Analisis KPI

(Key Performance Indicator)

Menurut Ward (2002, p209), analisis critical success

factor (CSF) merupakan area terbatas dalam suat u bisnis yang

apabila terpenuhi maka akan menjamin kesuksesan kinerja

kompetitif bagi perusahaan.

Rockart (Ward, 2002, p209) mendefinisikan CSF sebagai

area tertentu dalam perusahaan, dimana jika hasil dari area

tersebut memuaskan, maka akan menjamin keberhasilan

perusahaan dalam bersaing. Area tersebut adalah area kunci

dimana ‘sesuat u harus berjalan dengan baik dan benar’,

  51

sehingga keberhasilan bisnis dapat dicapai dan terus

berkembang.

Key Performance Indicator merupakan hal-hal yang

mungkin dipilih unt uk menilai, memberitahu bagaimana

kinerja seseorang dalam mencapai sebuah tujuan maupun

mengatur CSF (Ward dan Preppard, 2002, p212).

2.11.3 Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI

Analisis ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman tentang

keadaan perkembangan SI/TI diluar lingkungan perusahaan, yang

memberikan dampak dan pengaruh bagi perusahaan baik secara langsung

maupun tidak langsung. Tujuan utama dari analisis ini adalah unt uk

mendapatkan pengetahuan tentang peluang-peluang baru dalam

penggunaan SI/TI, dan tidak hanya terbatas pada peluang unt uk

mengimplementasikan teknologi nam un juga dapat berupa peluang unt uk

menggunakan teknologi yang sudah ada dengan cara yang lebih hemat

dan tepat dalam penggunaannya atau peluang untuk menggunakan

teknologi dengan cara lain yang tidak terpikirkan sebelumnya.

Bagian dari analisis ini juga meliputi pengetahuan tentang SI/TI

yang digunakan oleh pihak eksternal seperti pemasok, pesaing atau

perusahaan-perusahaan lain yang memiliki hubungan dan mempengaruhi

bisnis perusahaan. Salah sat u aspek dari analisis ini adalah untuk dapat

mengkategorikan elemen-elemen yang potensial dan berharga dari

teknologi unt uk dapat dievaluasi dan dimanfaatkan oleh perusahaan. Inti

  52

dari analisis ini adalah untuk dapat menyediakan informasi yang

menyeluruh tentang eksternal

SI/TI unt uk digunakan sebagai salah sat u bentuk masukan dalam bent uk

proses perencanaan strategi SI/TI (Ward dan Peppard, 2002, pp203-204).

2.11.4 Analisis Lingkungan Internal SI/TI

Analisis ini akan menyediakan informasi yang menyeluruh

tentang lingkungan SI/TI perusahaan saat ini, yang dapat digunakan

sebagai salah satu bent uk masukan dalam proses perencanaan strategi

SI/TI.

Analisis lingkungan internal SI/TI mengetahui pandangan SI/TI

terhadap bisnis pada masa sekarang ini, pengalaman perusahaan dalam

bisnis, cakupan bisnis dan kontribusinya terhadap pasar, kemamuan

perusahaan, sum ber daya didalam perusahaan dan infrastrukt ur teknologi

yang digunakan. Aplikasi portofolio saat ini dari sistem yang berjalan dan

sistem yang sedang dalam pengembangan (Ward dan Preppard, 2002,

p153).

2.11.4.1 Analisis Portfolio Aplikasi (McFarlan)

Menurut Ward dan Preppard (2002, p42), Portfolio

aplikasi menampilkan sebuah analisis dari keseluruhan

aplikasi perusahaan, baik yang ada saat ini, potensial

ataupun yang masih direncanakan.

  53

Portfolio aplikasi adalah cara unt uk membawa

bersama sisitem informasi yang telah ada, yang

direncanakan dan potensial kem udian menilai kontribusi

bisnisnya, um um nya

berupa matrik 2x2, yang merupakan metode yang sangat

populer untuk menjelaskan dampak dari variabel yang

tidak berkaitan namun saling mempengaruhi.

Dalam portfolio aplikasi, sebuah aplikasi dapat

dikategorikan sebagai strategic, high potential, key

operasional dan support tergantung dari perananannya

dalam mendukung strategi bisnis perusahaan, baik saat ini

maupun disaat mendatang.

Kategori dalam portfolio aplikasi adalah sebagai berikut:

o Strategic, adalah aplikasi yang memiliki pengaruh

kritis terhadap keberhasilan bisnis perusahaan dimasa

mendatang. Aplikasi strategis adalah aplikasi yang

mendukung perusahaan dengan memberikan

keunggulan bersaing. Teknologi yang digunakan tidak

menentukan apakah suat u aplikasi strategis atau tidak,

dampaknya pada bisnis perusahaan lah yang

menentukan.

o Key Operational, adalah aplikasi yang menunjang

kelangsungan bisnis perusahaan. Apabila terhenti,

perusahaan tidak bisa beroperasi dengan normal dan

  54

ini akan mengakibatkan menurunnya keunggulan

perusahaan.

o Support, adalah aplikasi yang mendukung perusahaan

dalam meningkatkan efisiensi bisnis dan efektivitas

manajemen namun tidak memberikan keunggulan

bersaing.

o High Potential, adalah aplikasi yang mungkin dapat

menciptakan peluang keunggulan bagi perusahaan

dimasa mendatang, tapi masih belum terbukti.

Gambar 2.7 Aplikasi Portfolio McFarlan (Ward dan Preppard, 2002, p42)

Menurut Ward (2002, p306-308), Para pengguna dari

suatu aplikasi yang ada, mungkin saja memiliki penilaian dan

pendapat yang berbeda tentang pengkategorian dari aplikasi

tersebut. Satu kelompok pengguna mungkin berpendapat bahwa

Tinggi

Tinggi Rendah

Penting untuk bisnis mendatang

Penting untuk bisnis masa lalu dan masa sekarang  

  55

suatu aplikasi dapat dikategorikan sebagai strategic, namun

kelompok pengguna yang lain mungkin berpendapat bahwa

aplikasi itu masuk ke kategori support,

high potential, atau key operational. Perbedaan ini sudah pasti

akan menimbulkan ketidakpastian analisis yang mengarah pada

tidak

tercapainya tujuan perencanaan secara maksimal. Oleh karena it u

untuk dapat menghasilkan penilaian dan pengkategorian aplikasi

yang tepat dan disepakati oleh semua bagian yang terkait, maka

diperlukan suat u alat yang dapat digunakan untuk menilai masing-

masing aplikasi tersebut. Salah sat unya adalah dengan menguji

setiap aplikasi yang ada dengan daftar pertanyaan sebagai berikut:

Pertanyaan Ya/Tidak

a. Menciptakan keunggulan bersaing bagi perusahaan

b. Memungkinkan tercapainya sasaran bisnis yang spesifik atau critical

success factors?

c. Mengatasi kendala bisnis yang berhubungan dengan pesaing?

d. Menghindari resiko bisnis di masa depan agar tidak timbul dalam

waktu dekat?

e. Meningkatkan produktivitas bisnis dan mengurangi biaya?

f. Memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan?

g. Manfaatnya belum diketahui, tapi bisa jadi menghasilkan poin (a) atau

(b).

Tabel 2.3 Daftar Pertanyaan Portfolio Aplikasi

Untuk setiap jawaban “Ya” dari tabel 2.3 atas dimasukkan ke dalam tabel

berikut:

  56

High Potential Strategic Key Operational Support

a

b

c

d

e

f

g

Tabel 2.4 Klasifikasi Portfolio Aplikasi

Apabila ada sebuah aplikasi yang menghasilkan jawaban

“Ya” lebih dari dua kolom (yang berarti aplikasi tersebut muncul

lebih dari sat u kategori) maka aplikasi tersebut harus diuji ulang

dengan memecah aplikasi tersebut menjadi beberapa bagian dan

masing-masing bagian diuji secara terpisah. Jika tidak dilakukan,

resiko kegagalan akan meningkat karena tujuan yang tidak jelas

dan ketidakpastian yang akan terjadi saat proyek pengembangan

dilaksanakan.

Berikut adalah daftar pertanyaan yang diperlukan unt uk

memperoleh kejelasan dan kepastian:

1. Apabila ini terjadi maka pertanyaan tambahan untuk memperjelas

adalah “apakah manfaat bisnis dan bagaimana cara mencapainya

  57

telah jelas?”. Jika “Ya” maka Strategic, jika “Tidak” maka “High

Potential”.

2. Untuk memilih salah sat u, maka pertanyaan berikut harus

dijalankan “Apakah kegagalan memenuhi akan menimbulkan

resiko yang signifikan?”, jika “Ya” maka “Key Operational, jika

“Tidak” maka Support.

2.12 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan pada sub bab – sub bab

sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan atas pengertian dari perencanaan

strategi sistem dan teknologi informasi, yait u suatu proses analisis yan g

menyeluruh dan sistematis dalam merumuskan tujuan dan sasaran perusahaan,

serta menentukan strategi yang memanfaatkan keunggulan sistem informasi dan

dukungan teknologi informasi dalam menunjang strategi bisnis dan memberikan

perusahaan suatu keunggulan jangka panjang dalam bersaing.

2.13 Hasil Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi

Hasil atau output dari sebuah proses perencanaan SI/TI adalah gabungan

dari hasil yang bersifat hard dan soft. Hasil yang bersifat hard adalah dokumen

yang mendefinisikan strategi-strategi dan rencana-rencana, dapat juga berisi

materi yang berhubungan dengan komputer, matrik-matrik dan model analisis.

Sedangkan hasil yang bersifat soft berhubungan dengan faktor manusia seperti

standar keahlian yang dibutuhkan dan lainnya (Ward dan Preppard, 2002, p162).

  58

Struktur dari sebuah hasil perencanaan SI/TI adalah mengacu pada

gam bar 2.2 yang terdapat pada subbab 2.7 tentang model perencanaan strategi

SI/TI. Berikut ini

akan diuraikan secara merinci mengenai hasil perencanaan strategi sistem dan

teknologi informasi.

2.13.1 Business IS Strategies

Business IS Strategies adalah strategi yang menjelaskan

bagaimana sebuah bisnis akan memanfaatkan sistem dan teknologi

informasi dalam pencapaian tujuannya. Tujuan utamanya adalah unt uk

menghubungkan sistem dan teknologi informasi secara jelas dan

mendasar dengan strategi bisnis perusahaan. Strategi ini mendefinisikan

kebut uhan layanan dari manajemen dan end-user yang disesuaikan

dengan rencana bisnis dan kegiatan bisnis serta disesuaikan dengan

semua prioritas pengembangan infrastrukt ur atau sistem aplikasi

perusahaan. Tidak semua kebutuhan yang didefinisikan mengarah pada

pengembangan aplikasi baru, beberapa kebut uhan dapat juga mengarah

pada penyempurnaan sistem operasional yang sudah ada agar menjadi

lebih baik dan efektif (Ward 2002, p164).

Business IS Strategies juga mencakup penjelasan tentang portfolio

aplikasi dimasa mendatang, yang tak hanya berisi penjelasan mengenai

kebut uhan-kebut uhan sistem dan informasi, tapi juga mencakup

penjelasan tentang aplikasi yang potensial serta usulan –usulan unt uk

peningkatan strategi bisnis di masa mendatang (Ward, 2002, p167).

  59

2.13.2 IT Strategy

IT Strategy adalah strategi yang bert ujuan untuk mendefinisikan

bagaimana sumber daya dan teknologi akan diperoleh, diat ur, dan

dikembangkan sehingga dapat menunjang business IS strategies. Strategi

ini juga harus dapat menimbulkan peluang dan hambatan di masa yang

akan datang. IS strategy memiliki fokus pada area dimana perubahan

sangat diperlukan berdasarkan pada kebutuhan bisnis, atau focus pada

peluang-peluang baru yang timbul karena adanya kemajuan dan

perubahan pada teknologi, pengalaman atau juga kemampuan.

Menurut Ward dan Peppard (2002, p167) faktor dukungan yang

diberikan IT Strategy adalah sebagai berikut :

• Manajemen portfolio aplikasi

• Organisasi dari SI/TI, mengatur sumber daya dan masalah-masalah

administrasi

• Mengat ur sumber daya informasi dan pencapaian tujuan dari layanan

informasi

• Mengat ur pengem bangan aplikasi

• Mengat ur teknologi

  60

2.13.3 IS/IT Management Strategy

Adalah strategi yang mencakup keseluruhan elemen strategi yang

diterapkan pada perusahaan, strategi yang menjamin konsistensi

kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen yang berkaitan dengan

system dan

teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan. Kebijakan tersebut

dapat berupa struktur organisasi yang dapat mendukung system informasi

perusahaan, kebijakan investasi perusahaan , kebijakan yang

berhubungan dengan pemasok, kebijakan yang berkaitan dengan sumber

daya manusia dan kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan system

informasi perusahaan (Ward dan Peppard, 2002, p168-170)

2.14 Pengertian ERD (Entity-Relationship Diagram)

ERD merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data

dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan

antar relasi.

Menurut (Abdul Kadir, 2003, p48), ERD untuk memodelkan struktur

data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa

notasi dan simbol. Pada dasarnya ada tiga simbol yang digunakan, yaitu :

a. Entiti

Entiti merupakan objek yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat

dibedakan dari sesuatu yang lain. Simbol dari entiti ini biasanya digambarkan

dengan persegi panjang.

b. Atribut

  61

Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang berfungsi

untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Isi dari atribut

mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasikan isi elemen satu dengan

yang lain. Gambar atribut diwakili oleh simbol elips.

c. Hubungan / Relasi

Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang

berbeda. Relasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dalam

satu basis data yaitu :

1). Satu ke satu (One to one)

Hubungan relasi satu ke satu yaitu setiap entitas pada himpunan entitas A

berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B.

2). Satu ke banyak (One to many)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak

entitas pada himpunan entitas B, tetapi setiap entitas pada entitas B dapat

berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

3). Banyak ke banyak (Many to many)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak

entitas pada himpunan entitas B.