BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi...

57
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi merupakan kombinasi dari hardware, software, orang, jaringan komunikasi dan sumber daya data informasi kepada para pemakai akhir guna kegiatan perencanaan, pembuatan keputusan dan pengendalian bagi manajemen. Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi adalah kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, perangkat keras, piranti lunak, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut Gelinas dan Dull (2008, p13), sistem informasi adalah sistem buatan manusia yang secara umum terdiri dari serangkaian komponen berbasis komputer dan manual yang terintegrasi dibangun untuk mengumpulkan, menyimpan dan menangani data serta menyediakan keluaran informasi kepada pengguna. Menurut Stair dan Reynolds (2006, p4), sistem informasi adalah serangkaian komponen-komponen yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, menyebarkan data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk mencapai tujuan tertentu.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan kombinasi dari hardware, software, orang, jaringan

komunikasi dan sumber daya data informasi kepada para pemakai akhir guna kegiatan

perencanaan, pembuatan keputusan dan pengendalian bagi manajemen.

Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi adalah kombinasi teratur apa pun

dari orang-orang, perangkat keras, piranti lunak, jaringan komunikasi dan sumber daya

data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah

organisasi.

Menurut Gelinas dan Dull (2008, p13), sistem informasi adalah sistem buatan

manusia yang secara umum terdiri dari serangkaian komponen berbasis komputer dan

manual yang terintegrasi dibangun untuk mengumpulkan, menyimpan dan menangani

data serta menyediakan keluaran informasi kepada pengguna.

Menurut Stair dan Reynolds (2006, p4), sistem informasi adalah serangkaian

komponen-komponen yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, menyebarkan

data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk mencapai

tujuan tertentu.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

10

Gambar 2.1 Piramida Sistem Informasi

Sumber: Hall (2008, p.3)

Gambar 2.1 di atas menunjukkan piramida sistem informasi yang

memperlihatkan operasi bisnis perusahaan yang dibagi ke dalam beberapa level

aktivitas. Aktivitas-aktivitas tersebut terdiri dari kegiatan berorientasi produk bagi

perusahaan seperti manufaktur, penjualan dan distribusi. Tingkatan yang paling rendah

merupakan operasi bisnis perusahaan, sedangkan tingkatan-tingkatan di atasnya terdiri

dari manajemen operasi, manajemen menengah dan manajemen puncak.

Manajemen operasi bertanggungjawab secara langsung untuk mengendalikan

kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Manajemen pada tingkatan menengah

bertanggungjawab untuk perencanaan jangka pendek dan mengkoordinasikan aktivitas-

aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen pada tingkatan

puncak bertanggungjawab dalam perencanaan jangka panjang organisasi dan

menetapkan tujuan organisasi.

Masing-masing individu pada setiap tingkatan membutuhkan informasi yang

unik dan berbeda untuk menyelesaikan tugasnya.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

11

2.2 Sistem Informasi Akuntansi

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi yang

mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan

informasi keuangan dan akuntansi serta mendistribusikannya kepada pengguna yang

berkepentingan sehingga dapat membantu pengguna dalam proses pengambilan

keputusan.

Pernyataan tersebut didukung dengan pendapat Moscove, et al. (2001, p7), yang

menyatakan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi

dalam sebuah organisasi yang mengumpulkan informasi dari berbagai subsistem suatu

entitas dan mengkomunikasikannya kepada subsistem pengolah informasi organisasi.

Romney dan Steinbart (2006, p6) mengemukakan bahwa sistem informasi

akuntansi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan

memproses data untuk menghasilkan informasi bagi para pembuat keputusan.

Sedangkan Jones dan Rama (2006, p4) menyatakan bahwa sistem informasi

akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan

informasi akuntansi dan keuangan sebaik informasi yang dihasilkan dalam pemrosesan

rutin dari transaksi akuntansi.

2.2.2 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p7), suatu sistem informasi memiliki tiga

fungsi bagi suatu organisasi yaitu:

1. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai kegiatan yang dilakukan oleh

organisasi, sumber daya dan personil.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

12

2. Mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat untuk pembuatan

keputusan yang memungkinkan manajemen untuk merencanakan,

melaksanakan dan mengendalikan kegiatan, sumber daya dan personil.

3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk melindungi aset organisasi,

meliputi data itu sendiri untuk memastikan bahwa aset dan data tersedia ketika

dibutuhkan serta akurat dan dapat diandalkan.

Menurut Jones dan Rama (2006, p6), tujuan dan kegunaan sistem informasi

akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Memproduksi laporan eksternal

Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk memproduksi

laporan khusus untuk memuaskan kebutuhan informasi para investor, kreditur,

agen peraturan, dan pihak lainnya. Laporan-laporan ini meliputi laporan

keuangan, pengembalian pajak dan laporan yang dibutuhkan agen peraturan

perbankan dan lainnya. Karena format dan isi yang dibutuhkan untuk laporan-

laporan tersebut relatif tetap dan sama untuk beberapa perusahaan, supplier

software dapat menyediakan software akuntansi yang mengotomatisasi

banyak proses pelaporan. Selain laporan eksternal, sistem informasi juga

digunakan untuk memproduksi laporan internal bagi kepentingan manajemen

seperti laporan pembelian bulanan, laporan retur pembelian, laporan saldo

utang pemasok dan laporan pengeluaran kas. Laporan-laporan tersebut

bermanfaat bagi para pengambil keputusan untuk menentukan strategi

selanjutnya terkait kegiatan operasional perusahaan.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

13

2. Mendukung kegiatan rutin

Para manajer membutuhkan sistem informasi akuntansi untuk menangani

aktifitas operasi rutin selama siklus operasi perusahaan. Contohnya sistem

informasi akuntansi siklus perolehan mendukung kegiatan operasional dan

pencatatan transaksi yang berkaitan dengan siklus perolehan seperti

permintaan pembelian barang dagang, pemesanan barang dagang kepada

pemasok, menerima pesanan, meretur dan melunasi utang usaha terkait

kegiatan pemesanan tersebut.

3. Mendukung keputusan

Informasi juga dibutuhkan untuk mendukung keputusan yang tidak bersifat

rutin pada semua tingkatan dalam organisasi. Contohnya meliputi mengetahui

produk apa yang penjualannya paling baik, siapa pelanggan yang melakukan

pembelian paling sering, pemasok mana yang paling sering dihubungi oleh

perusahaan, jumlah pesanan yang belum diterima, saldo utang perusahaan

yang belum terlunasi dan pembelian produk apa yang paling banyak di bulan

tertentu. Informasi-informasi ini penting untuk perencanaan produk baru,

memutuskan produk apa yang harus dijaga persediaannya dan pemasaran

produk kepada pelanggan.

4. Perencanaan dan pengendalian

Suatu sistem informasi dibutuhkan untuk perencanaan dan pengendalian

aktivitas yang baik. Informasi yang berhubungan dengan penganggaran dan

biaya standar disimpan oleh sistem informasi dan laporan-laporan didesain

untuk membandingkan figur anggaran dengan jumlah aktual.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

14

5. Mengimplementasikan pengendalian internal

Pengendalian internal meliputi aturan-aturan, prosedur dan sistem informasi

yang digunakan untuk melindungi aset perusahaan dari kehilangan atau

pencurian serta untuk memelihara keakuratan data keuangan. Hal ini mungkin

untuk dibangun pengendalian melalui suatu sistem informasi akuntansi untuk

membantu mencapai tujuan tersebut. Contohnya sistem informasi akuntansi

membatasi hak akses kepada karyawan agar tidak semua karyawan dapat

melihat dan memodifikasi data-data transaksi dalam sistem.

2.2.3 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p6), sebuah sistem informasi akuntansi

terdiri dari enam komponen yaitu:

1. People (orang) yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi.

Misalnya karyawan Bagian Pembelian yang menggunakan sistem informasi

akuntansi siklus perolehan untuk membuat purchase order dan melakukan

fungsi pemesanan.

2. Procedures and instructions (prosedur dan instruksi) baik manual dan

otomatis meliputi pengumpulan, pemrosesan dan penyimpanan data mengenai

kegiatan organisasi. Misalnya, pembuatan dokumen-dokumen dengan

menggunakan sistem informasi akuntansi mendukung kegiatan pengumpulan

dan penyimpanan data secara otomatis dan sekaligus memproses data tersebut

agar menjadi informasi yang berguna (laporan) bagi manajemen.

3. Data mengenai proses bisnis organisasi meliputi semua data transaksi yang

terjadi mengenai proses bisnis organisasi.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

15

4. Software (piranti lunak) yang digunakan untuk memproses data organisasi.

5. Information technology infrastructure (infrastruktur teknologi informasi)

meliputi komputer, peralatan lainnya dan peralatan komunikasi jaringan yang

digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses data serta

mengirimkan data dan informasi.

6. Internal control and security measures (pengendalian internal dan ukuran

keamanan) yang mengamankan data dalam sistem informasi akuntansi.

Misalnya, penggunaan userID dan password serta pembatasan hak akses

terhadap sistem.

2.2.4 Siklus Transaksi pada Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Jones dan Rama (2006, p18), proses bisnis dapat dikategorikan menjadi

tiga siklus transaksi utama yaitu:

1. Acquisition (purchasing) cycle, yang mengacu pada proses pembelian barang

dan jasa.

2. Conversion cycle, yang mengacu pada proses mengubah sumber daya menjadi

barang jadi dan jasa.

3. Revenue cycle, yang mengacu pada proses penyediaan barang jadi dan jasa.

2.3 Sistem Informasi Akuntansi Siklus Perolehan

2.3.1 Pengertian Siklus Perolehan

Siklus perolehan adalah kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan proses

pemesanan, penerimaan barang pesanan, retur pembelian, pencatatan utang dan

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

16

pelunasan utang kepada pemasok dalam rangka mendapatkan bahan baku/barang dagang

yang dibutuhkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

Menurut Jones dan Rama (2006, p356), Siklus perolehan (pembelian) merujuk

pada proses pembelian, penerimaan dan pembayaran barang dan jasa. Siklus ini juga

dikenal dengan siklus pembelian pada umumnya.

Menurut Hollander, et al. (2000, p293), proses perolehan dan pembayaran

meliputi event bisnis yang berhubungan dengan pembelian, pemeliharaan dan

pembayaran untuk barang dan jasa yang dibutuhkan oleh organisasi. Proses ini meliputi

memperoleh bahan mentah, bagian-bagian komponen, dan sumber daya lain yang

terdapat dalam penyelesaian barang dan jasa. Proses ini juga meliputi memperoleh dan

membayar sejumlah barang dan jasa lainnya (seperti: peralatan lainnya, perlengkapan,

asuransi, perbaikan, riset, pengembangan serta jasa profesional dan legal.

2.3.2 Tujuan Utama Siklus Perolehan (Acquisition Cycle)

Menurut Wilkinson, et al. (2000, p469), tujuan utama siklus pengeluaran adalah

untuk mamfasilitasi pertukaran kas dengan pemasok (penjual) untuk barang (material)

dan jasa yang dibutuhkan. Tujuan dalam ruang lingkup yang lebih luas meliputi:

1. Memastikan bahwa semua barang dan jasa yang dipesan sesuai dengan

kebutuhan.

2. Menerima semua barang yang dipesan dan memverifikasi bahwa barang

tersebut dalam kondisi baik.

3. Melindungi barang sampai barang tersebut dibutuhkan.

4. Menetapkan bahwa faktur yang berkaitan dengan barang dan jasa adalah valid

dan benar.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

17

5. Mencatat dan mengklasifikasikan pengeluaran secara tepat dan benar.

6. Untuk memasukkan kewajiban dan pengeluaran kas ke dalam akun pemasok

yang tepat dalam rekening utang.

7. Untuk menjamin bahwa semua pengeluaran kas berhubungan dengan

pengeluaran yang telah diotorisasi.

8. Untuk mencatat dan mengelompokkan pengeluaran kas secara tepat dan

akurat.

2.3.3 Aktivitas Bisnis

Menurut Rama dan Jones (2006, p356), siklus perolehan pada beberapa tipe

organisasi yang berbeda pada umumnya sama, yaitu meliputi beberapa atau seluruh

operasi-operasi berikut:

1. Konsultasi dengan pemasok

2. Proses permintaan barang

3. Mengembangkan perjanjian dengan pemasok untuk membeli barang atau jasa

di masa yang akan datang

4. Menerima barang atau jasa dari pemasok

5. Mengklaim barang atau jasa yang diterima

6. Memilih faktur untuk pembayaran

7. Menulis cek

2.3.4 Prosedur yang Terkait

Menurut Hall, et al. (2001, p240), prosedur dalam sistem pemrosesan pembelian

adalah sebagai berikut:

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

18

1. Fungsi pembelian dimulai dengan timbulnya kebutuhan untuk menambah

kembali persediaan melalui observasi dari catatan persediaan. Tingkat persediaan

menurun, baik melalui penjualan langsung ke pelanggan (aktivitas siklus

pendapatan), maupun transfer ke dalam proses manufaktur (aktivitas siklus

konversi). Informasi kebutuhan persediaan dikirimkan pada proses pembelian

dan account payable.

2. Proses pembelian menentukan jumlah untuk dipesan, memilih pemasok dan

mempersiapkan purchase order. Informasi tersebut lalu dikirimkan pada

pemasok.

3. Setelah beberapa waktu, perusahaan menerima item persediaan dari pemasok.

Barang yang diterima diperiksa kualitasnya dan dikirimkan ke tempat

penyimpanan atau gudang.

4. Informasi mengenai persediaan yang diterima digunakan untuk memperbarui

catatan persediaan.

5. Proses account payable menerima faktur dari pemasok. Account payable

merekonsiliasikannya dengan informasi lain yang telah dikumpulkannya atas

transaksi dan mencatat kewajiban untuk membayar di masa yang akan datang,

tergantung dari syarat perdagangan dengan pemasok.

6. General ledger menerima informasi yang telah dirangkum dari account payable

(jumlah peningkatan dalam kewajiban) dan inventory control (jumlah

peningkatan dalam persediaan). Informasi ini akan direkonsiliasi untuk

keakuratannya dan diposting ke akun utang dan persediaan.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

19

2.3.5 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam Siklus Perolehan

Menurut Wilkinson, et al. (2000, p472), dokumen yang digunakan dalam siklus

pengeluaran (expenditure cycle) adalah sebagai berikut:

1. Purchase requisition

Merupakan formulir awal dalam siklus pengeluaran yang digunakan untuk

mengotorisasi penempatan pesanan untuk barang atau jasa. Purchase requisition

pada umumnya dibuat oleh bagian yang membutuhkan barang atau jasa.

2. Purchase order

Formulir formal dan berganda yang digunakan untuk memesan barang ke

pemasok dan mengikat bagian yang membutuhkan barang.

3. Receiving report

Dokumen yang digunakan untuk mencatat penerimaan barang.

4. Supplier’s (vendor’s) invoice

Dokumen penagihan dari pemasok yang menyediakan barang dan jasa.

5. Disbursement voucher

Dokumen dalam sebuah sistem voucher yang mengakumulasi tagihan pemasok

untuk pembayaran.

6. Disbursement check

Dokumen akhir dalam siklus pengeluaran yang menyediakan pembayaran

kepada pemasok untuk barang atau jasa yang telah diterima.

7. Debit memorandum

Dokumen yang digunakan untuk mengotorisasi retur pembelian.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

20

8. New supplier (vendor) form

Sebuah formulir yang digunakan dalam memilih pemasok baru, memperlihatkan

data harga, tipe barang dan jasa yang disediakan, pengalaman, credit standing,

dan referensi.

9. Request for proposal (or quotation)

Sebuah formulir yang digunakan dalam prosedur tawar-menawar,

memperlihatkan barang dan jasa yang dibutuhkan, harga perbandingan, syarat

pembayaran, dan lainnya.

2.3.6 Fungsi-fungsi yang Terkait dalam Siklus Perolehan

Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p329 – p336), fitur utama dalam diagram

alir adalah pemisahan fungsi-fungsi berikut ini:

a. Requisitioning/stores (fungsi yang melakukan permintaan/penyimpanan)

Fungsi ini meminta untuk dilakukan pembelian. Fungsi Requisitioning/Stores

berasal dari luar departemen pembelian. Permintaan pembelian juga mungkin

dimulai oleh departemen lain dalam perusahaan. Purchase requisition harus

disetujui dalam departemen asal.

b. Purchasing (pembelian)

Fungsi dari departemen pembelian adalah memilih penjual dan menyusun syarat

pembayaran dan pengiriman. Departemen pembelian memilih seorang penjual

kemudian menyiapkan sebuah purchase order untuk fungsi requisitioning.

Salinannya dikirimkan kepada penjual. Departmen account payable,

requisitioning (stores) dan receiving akan mendapat salinan atau dapat

mengakses tiap purchase order untuk memproses order pembelian.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

21

c. Receiving (penerimaan)

Fungsi penerimaan harus terpisah dan independen dari fungsi penyimpanan.

Fungsi penerimaan harus mengakses atau mendapat salinan purchase order dan

mencocokkannya dengan pengiriman dari penjual. Departemen penerimaan

mengotorisasi purchase order untuk menerima pengiriman dari penjual ketika

barang diterima. Prosedur pembelian harus melakukan penghitungan yang

independen terhadap barang yang dikirim dan menyiapkan laporan penerimaan.

d. Stores (penyimpanan)

Departemen penyimpanan mengakui tanda terima formulir pengiriman dengan

menandatangani laporan penerimaan dan meneruskan laporan penerimaan

kepada departemen account payable. Jika barang dikirimkan secara langsung

kepada departemen yang meminta barang/jasa tanpa melalui fungsi

penyimpanan, harus terdapat seorang penyelia dalam departemen requesting

yang menerima serta memberikan tanda terima pada laporan penerimaan dan

meneruskan laporan penerimaan kepada bagian account payable. Verifikasi yang

independen terhadap tanda terima pembelian merupakan suatu fitur pengendalian

utama dalam proses bisnis pengadaan barang.

e. Accounts Payable (utang)

Bagian account payable (utang) bertanggungjawab untuk melakukan

pembayaran kepada penjual. Empat dokumen yaitu purchase requisition,

purchase order, receiving report dan invoice harus tersedia untuk

mendokumentasikan suatu transaksi pembelian. Account payable memulai proses

pembayaran yang meliputi menghitung jumlah tagihan, diskon (jika ada) dan

item lainnya. Account payable juga menyiapkan voucher check dan diposting ke

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

22

voucher register. Voucher juga diposting ke buku besar utang. Kemudian

voucher check dan voucher di setujui dan diteruskan ke cash disbursement

department (departemen pengeluaran kas).

f. Cash Disbursement (pengeluaran kas)

Menerima voucher checks dan voucher dari departemen hutang. Setelah

meninjau voucher check dan voucher, departemen ini menandatangani cek dan

membatalkan voucher serta diarsip berdasarkan nomor. Voucher yang meliputi

dokumen asli (jika memungkinkan), harus dibatalkan untuk menghindari

kemungkinan pembayaran berganda. Departemen pengeluaran kas menyiapkan

dan merekonsiliasi control total terhadap jumlah yang terdapat pada voucher

yang diterima dari bagian account payable. Voucher check diteruskan langsung

kepada penjual dan control total diteruskan kepada bagian general ledger.

g. General Ledger (buku besar)

Menerima journal voucher dari bagian utang dan control total dari bagian

pengeluaran kas serta direkonsiliasi, kemudian jumlahnya diposting ke buku

besar. Journal voucher dan control total harus diarsip berdasarkan tanggal.

2.4 Sistem Pengendalian Internal

2.4.1 Pengertian Pengendalian Internal

Menurut Moscove, et al. (2001, p210), sebuah pengendalian internal terdiri dari

berbagai macam metode dan rancangan pengukuran serta implementasi ke dalam

keseluruhan sistem organisasi untuk mencapai empat tujuan: perlindungan terhadap

asset, melakukan pengecekan terhadap ketepatan dan keandalan dari data akuntansi,

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

23

peningkatan efisiensi operasional dan mendorong ketaatan terhadap peraturan manajerial

yang berlaku.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2001), pengendalian internal merupakan proses

yang dipengaruhi oleh pimpinan direksi suatu entitas, manajemen dan personil lainnya

yang didesain untuk menyediakan jaminan yang layak, berkenaan dengan pencapaian

tujuan dalam kategori berikut ini: (a) kehandalan laporan keuangan, (b) keefektifan dan

efisiensi operasi dan (c) pemenuhan dengan hukum dan aturan yang dapat diterapkan.

2.4.2 Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p196), berdasarkan COSO, “Tujuan

sistem pengendalian internal adalah sebagai berikut:

a. Menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya (reliability of financial

reporting).

b. Menghasilkan operasi yang efektif dan efisien (effectiveness and efficiency of

operations).

c. Memenuhi hukum dan peraturan yang ditetapkan (compliance with applicable

laws and regulations).”

2.4.3 Komponen Pengendalian Internal

Menurut Boynton (2003, p374), untuk menyediakan suatu struktur dalam

mempertimbangkan banyak kemungkinan pengendalian yang berhubungan dengan

tujuan entitas, laporan COSO (dan AU 319.07) mengidentifikasi lima komponen

pengendalian internal (components of internal control) yang saling berhubungan yaitu:

lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

24

komunikasi dan pemantauan. Penjelasan mengenai masing-masing komponen tersebut

yaitu:

1. Lingkungan pengendalian (control environment) menetapkan suasana suatu

organisasi, yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-

orang dalam organisasi tersebut.

2. Penilaian risiko (risk assessment) merupakan pengidentifikasian dan analisis

entitas mengenai risiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang

membentuk suatu dasar mengenai bagaimana risiko harus dikelola.

3. Aktivitas pengendalian (control activity) merupakan kebijakan dan prosedur

yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan.

4. Informasi dan komunikasi (information and communication) merupakan

pengidentifikasian, penangkapan dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk

dan kerangka waktu yang membuat orang mampu melaksanakan

tanggungjawabnya.

5. Pemantauan (monitoring) merupakan suatu proses yang menilai kualitas

kinerja pengendalian intern pada suatu waktu.

2.4.4 Pengendalian Internal pada Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle)

Menurut Romney dan Steinbart (2003, p434 – p435), fungsi lain dari sistem

informasi akuntansi yang didesain dengan baik adalah untuk menyediakan pengendalian

yang memadai untuk memenuhi tujuan berikut ini:

1. Semua transaksi diotorisasi sebagaimana mestinya.

2. Semua transaksi yang tercatat adalah sah (betul-betul terjadi).

3. Semua transaksi yang sah dan diotorisasi telah dicatat.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

25

4. Semua transaksi dicatat secara akurat.

5. Aset (kas, persediaan dan data) dilindungi dari kehilangan dan pencurian.

6. Aktivitas bisnis dilakukan secara efektif dan efisien.

Tabel 2.1 mendeskripsikan ancaman dan penyingkapan utama dalam siklus

pengeluaran dan prosedur pengendalian yang dapat diterapkan yang harus pada

tempatnya untuk mengurangi ancaman tersebut.

Tabel 2.1 Ancaman dan Pengendalian dalam Expenditure Cycle Proses/Aktivitas Ancaman Prosedur yang dapat Diterapkan

Memesan barang 1. Mencegah kehabisan dan/atau kelebihan persediaan

Sistem pengendalian persediaan; pencatatan persediaan perpetual; teknologi bar code; pencatatan persediaan secara periodik

2. Meminta barang yang tidak diperlukan

Pencatatan persediaan perpetual secara akurat; menyetujui purchase requisition

3. Melakukan pembelian pada saat harga naik

Mencoba mendapatkan tawaran yang kompetitif; menggunakan pemasok yang disetujui; persetujuan purchase order; pengendalian anggaran

4. Membeli barang yang buruk kualitasnya

Menggunakan penjual yang diakui; persetujuan purchase order; memonitor kinerja penjual; pengendalian anggaran

5. Membeli dari pemasok yang tidak terotorisasi

Persetujuan purchase order; membatasi akses ke file master pemasok

6. Pembayaran kembali Kebijaksanaan; membutuhkan karyawan pembelian untuk menyingkap kepentingan keuangan mengenai pemasok; mengaudit penjual-penjual.

Menerima dan menyimpan barang

1. Menerima barang yang tidak dipesan

Membutuhkan bagian penerimaan untuk memverifikasi keberadaan purchase order yang sah

2. Membuat kesalahan dalam menghitung

Menggunakan teknologi bar code; mendokumentasikan kinerja

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

26

karyawan; insentif untuk perhitungan yang akurat.

3. Mencuri persediaan Pengendalian akses fisik; perhitungan periodik terhadap persediaan dan rekonsiliasi perhitungan fisik untuk mencatat; mendokumentasikan semua pemindahan persediaan

Menyetujui dan membayar tagihan penjual

1. Gagal untuk menangkap kesalahan dalam tagihan penjual

Double-check terhadap keakuratan tagihan; melatih staf hutang; menggunakan ERS (Evaluated Receipt Settlement)

2. Melakukan pembayaran untuk barang yang tidak diterima

Hanya pembayaran tagihan yang didukung dengan laporan penerimaan yang asli; menggunakan ERS; pengendalian anggaran

3. Gagal untuk mendapatkan diskon pembelian yang tersedia

Pengarsipan yang baik; anggaran arus kas

4. Membayar tagihan yang sama dua kali

Hanya pembayaran tagihan didukung dengan paket voucher yang asli; pembatalan paket voucher setelah pembayaran; menggunakan ERS; akses pengendalian terhadap master file pemasok

5. Mencatat dan memposting kesalahan dalam rekening hutang

Berbagai data entry dan memproses pengendalian edit

6. Kas, cek atau transfer dana elektronik yang tidak sesuai

Membatasi akses terhadap cek kosong, mesin penandatanganan cek dan terminal transfer EFT (Electronic Fund Transfer); pemisahan tugas fungsi utang dan kasir; rekonsiliasi akun bank oleh seseorang yang independen untuk proses pengeluaran kas; perlindungan cek mengukur meliputi Positive Pay; tinjauan regular

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

27

terhadap transaksi EFT. Pengendalian umum

1. Kehilangan data Rencanakan backup dan tindakan pemulihan terhadap bencana; pengendalian akses fisik dan logis

2. Kinerja yang buruk Pengembangan dan tinjauan periodik terhadap laporan kinerja yang tepat

Sumber: Romney dan Steinbart (2006, p425)

2.5 Konsep Reorder Point

Menurut Russel dan Taylor III (2003, p475), Reorder point adalah tingkatan

persediaan di mana pesanan baru harus dilakukan ketika persediaan sudah mencapai

tingkatan tersebut. Reorder point merupakan faktor penentu kapan persediaan akan

dipesan kembali.

Menurut Render dan Heizer (2001, p324), reorder point (ROP) adalah titik

dilakukannya pemesanan ketika persediaan sudah mencapai titik tertentu. Hal-hal yang

mempengaruhi ROP yaitu lead time, permintaan per hari dan safety stock. Lead time

adalah waktu antara dilakukannya pengiriman atau waktu pengiriman. Sedangkan safety

stock adalah unit tambahan di persediaan yang digunakan sebagai stok pengaman

sebelum mencapai tahap reorder point.

Rumus perhitungan ROP adalah sebagai berikut ini:

ROP = d x L

Di mana:

ROP : Reorder Point

d : tingkat permintaan harian atau tingkat penggunaan (dalam unit)

L : Lead time atau waktu pengiriman pesanan (dalam hari)

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

28

Permintaan per hari, d, dapat dicari dengan membagi permintaan tahunan, D,

dengan jumlah hari kerja per tahun:

d = D / Jumlah hari kerja per tahun

Contoh dan ilustrasi perhitungan mengenai konsep reorder point atau titik

pemesanan kembali disajikan sebagai berikut:

Perusahaan X dihadapkan pada permintaan sebanyak 8000 unit setiap tahunnya.

Perusahaan ini beroperasi dalam 200 hari kerja per tahun. Secara rata-rata, pengiriman

pesanan memakan waktu tiga hari kerja. Penghitungan titik pemesanan ulang adalah

sebagai berikut:

Diketahui: D = 8000 unit

Jumlah hari kerja/tahun = 200 hari/tahun

L = 3 hari

Maka ROP dihitung sebagai berikut:

d = D / jumlah hari kerja per tahun

= 8.000 / 200

= 40

ROP = d x L

= 40 unit per hari x 3 hari

= 120 unit

Maka, pada saat tingkat persediaan turun ke tingkat 120 unit, perusahaan harus

melakukan pemesanan. Pesanan itu akan tiba dalam waktu tiga hari, tepat pada saat

persediaan perusahaan telah habis.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

29

2.6 Pajak Masukan

2.6.1 Pengertian Pajak Masukan

Berdasarkan Undang-undang Pajak Tahun 2000 (2000, p170), Pajak Masukan

adalah Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena

perolehan Barang Kena Pajak dan atau penerimaan Jasa Kena Pajak dan atau

pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean dan atau

pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dan atau impor Barang Kena

Pajak.

2.6.2 Dasar Hukum

Menurut Mardiasmo (2003, p226), peraturan perundang-undangan yang

mengatur Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn

BM) adalah Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai

Barang dan Jasa Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang Nomor 11 Tahun 1994, dan diubah lagi dengan Undang-undang Nomor

18 Tahun 2000.

2.6.3 Tarif Pajak Pertambahan Nilai

Tarif PPN yang berlaku saat ini adalah 10% (sepuluh persen). Sedangkan Tarif

PPN atas ekspor BKP adalah 0% (nol persen). Pengenaan tarif 0% (nol persen) bukan

berarti pembebasan dari pengenaan PPN, tetapi Pajak Masukan yang telah dibayar dari

barang yang diekspor dapat dikreditkan.

Berdasarkan pertimbangan perkembangan ekonomi dan atau peningkatan

kebutuhan dana untuk pembangunan, dengan Peraturan Pemerintah tarif PPN dapat

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

30

diubah serendah-rendahnya 5% (lima persen) dan setinggi-tingginya 15% (lima belas

persen) dengan tetap memakai prinsip tarif tunggal.

2.6.4 Subjek Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Ilyas dan Burton (2004, p83), subjek Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP). PKP adalah pengusaha yang melakukan

penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan

pajak berdasarkan Undang-undang PPN, tidak termasuk pengusaha kecil yang

batasannya ditetapkan Menteri Keuangan, kecuali pengusaha kecil tersebut memilih

untuk dikukuhkan menjadi PKP.

Karena Undang-undang PPN tidak menyebutkan secara jelas siapa-siapa yang

termasuk subjek PPN, maka untuk memudahkan memahami, dapat dilihat ketentuan-

ketentuan sebelumnya berdasarkan Pasal 18 Undang-undang PPN mengenai ketentuan

peralihan, yaitu berdasarkan PP Nomor 22 Tahun 1985, PP Nomor 28 Tahun 1988 serta

PP Nomor 75 Tahun1991 yang dapat disebutkan beberapa contoh yang termasuk

pengusaha kena pajak sebagai subjek PPN yaitu:

a. Pabrikan

b. Importir

c. Indentor

d. Agen utama atau penyalur utama

e. Pengusaha pemegang hak atau menggunakan paten atau merek dagang Barang

Kena Pajak

f. Pedagang besar

g. Eksportir

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

31

h. Pedagang eceran besar

i. Pemborong atau Kontraktor

j. Pengusaha jasa bidang telekomunikasi

k. Pengusaha jasa angkatan udara dalam negeri

l. Pengusaha Lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak

Menurut keputusan Menteri Keuangan Nomor: 648/KMK.04/1994 Tanggal 29

Desember 1994, batasan yang termasuk pengusaha kecil adalah:

a. Yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan Barang Kena Pajak

dengan jumlah peredaran bruto tidak lebih dari Rp 240.000.000 atau Jasa

Kena Pajak dengan jumlah peredaran bruto tidak lebih dari Rp 120.000.000.

b. Apabila pengusaha melakukan penyerahan baik Barang Kena Pajak maupun

Jasa Kena Pajak batas peredaran brutonya adalah:

• Rp 240.000.000 jika peredaran Barang Kena Pajak lebih dari 50% dari

jumlah seluruh peredaran bruto; atau

• Rp 120.000.000 jika peredaran Jasa Kena Pajak lebih dari 50% dari

jumlah seluruh peredaran bruto.

2.6.5 Objek Pajak Pertambahan Nilai

Objek dalam PPN adalah penyerahan atau kegiatan yang dilakukan oleh

Pengusaha Kena Pajak. Ada enam kegiatan yang ditegaskan Undang-undang PPN

sebagai objek PPN, yaitu:

a. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh

pengusaha;

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

32

b. Impor Barang Kena Pajak;

c. Penyerahan Jasa Kena Pajak yang dilakukan di dalam Daerah Pabean oleh

pengusaha;

d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di

dalam Daerah Pabean;

e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah

Pabean;

f. Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.

Agar penyerahan barang dan jasa yang dikenakan pajak bisa dikenakan PPN,

atas penyerahan barang dan jasa tersebut harus memenuhi empat syarat, yaitu:

a. Yang diserahkan adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak (karena ada

jenis barang dan jasa yang tidak dikenakan pajak);

b. Dilakukan di dalam Daerah Pabean;

c. Tindakan penyerahannya merupakan penyerahan kena pajak (karena ada

bentuk penyerahan yang tidak dikenakan pajak);

d. Penyerahan dilakukan dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya sehari-

hari.

Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang berwujud (bergerak dan tidak bergerak)

dan tidak berwujud yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang PPN. Barang

tidak berwujud yang dimaksud adalah hak atas merek, hak paten dan hak cipta.

Sedangkan yang dimaksud dengan Jasa Kena Pajak (JKP) adalah setiap kegiatan

pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu

barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

33

dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan

dan atas petunjuk dari pemesan.

Sedangkan yang tidak termasuk pengertian penyerahan Barang Kena Pajak

adalah:

a. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada makelar sebagaimana dimaksud dalam

Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD);

b. Penyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminan utang piutang;

c. Penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan

penyerahan antar cabang, dalam hal pengusaha kena pajak memperoleh izin

pemusatan tempat pajak terutang;

d. Penyerahan persediaan Barang Kena Pajak dalam rangka perubahan bentuk

usaha atau penggabungan usaha atau pengalihan seluruh aktiva perusahaan

yang diikuti dengan perubahan pihak yang berhak atas Barang Kena Pajak.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

34

2.7 Konsep Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

Menurut Mathiassen, et al. (2000, p4), objek adalah kesatuan suatu entitas

dengan identity, state (tingkatan hidup) dan behavior (tingkah laku). Objek merupakan

dasar dalam Object Oriented Analysis and Design (OOA&D).

Pada umumnya, objek digambarkan secara berkelompok (berupa kumpulan)

karena ada beberapa objek yang memiliki sifat atau fungsi yang sama yang disebut juga

dengan class. Class merupakan kumpulan objek-objek yang memiliki atribut, struktur

dan pola perilaku yang sama.

Keuntungan dari Object Oriented Analysis and Design adalah:

• Menyediakan informasi yang jelas mengenai konteks sistem.

• Ada kaitan yang erat antara object-oriented analysis, object-oriented design,

object-oriented user interface dan object-oriented programming. Keempat

perspektif tersebut dihubungkan dengan empat aktivitas utama object oriented

analysis and design seperti yang ditampilkan pada gambar 2.2

Notasi standar yang digunakan dalam OOAD adalah Unified Modelling

Language (UML). UML digunakan sebagai notasi dan bukan sebagai metode dalam

melakukan permodelan.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

35

Gambar 2.2 Aktivitas Utama dan Hasilnya dalam Object Oriented Analysis and Design

Sumber: Mathiassen, et al. (2000, p15)

2.7.1 System Definition

Menurut Mathiassen, et al. (2000, p24), system definition (definisi sistem)

merupakan deskripsi singkat mengenai sebuah sistem terkomputerisasi yang

diekspresikan ke dalam bahasa alami. Definisi sistem mendefinisikan sistem dalam

konteks, informasi apa yang harus dikandung di dalamnya, fungsi apa yang harus

disediakan, di mana digunakannya serta kondisi pengembangan yang akan diterapkan.

Tujuan dari definisi sistem tersebut adalah untuk menjelaskan interpretasi analis

dan kemungkinan-kemungkinan yang berbeda dengan analis lainnya. Definisi sistem

membantu memelihara suatu gambaran mengenai pilihan yang berbeda serta dapat

digunakan untuk membandingkan berbagai alternatif. Definisi sistem yang pada

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

36

akhirnya dipilih harus menyediakan dasar yang sangat diperlukan untuk melanjutkan

aktivitas analisis dan desain.

2.7.1.1 FACTOR Criterion

Menurut Mathiassen, et al. (2000, p39), kriteria FACTOR terdiri dari enam

elemen, sebagai berikut:

- Functionality: Fungsi sistem yang mendukung tugas-tugas application domain.

- Application Domain: Bagian organisasi yang mengadministrasi, memonitor dan

mengontrol sebuah problem domain.

- Condition: Kondisi ketika sistem akan dikembangkan dan digunakan.

- Technology: Mencakup teknologi yang akan digunakan untuk mengembangkan

sistem dan teknologi yang digunakan ketika sistem akan dijalankan.

- Objects: Objek utama dalam problem domain.

- Responsibility: Tanggung jawab keseluruhan sistem dalam hubungan dengan

konteksnya.

2.7.1.2 Rich Picture

Menurut Mathiassen, et al. (2000, p26), Rich picture adalah sebuah gambaran

informal yang digunakan oleh pengembang sistem untuk menyatakan pemahaman

mereka terhadap situasi dari sistem yang sedang berlangsung.

Sebuah rich picture memfokuskan pada aspek-aspek penting dari situasi yang

ditentukan oleh illustrator dengan melakukan observasi pada perusahaan untuk melihat

bagaimana perusahaan tersebut beroperasi, melakukan wawancara dengan beberapa

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

37

orang dalam perusahaan untuk mendapatkan informasi mengenai apa yang sedang

terjadi dan apa yang seharusnya terjadi.

Suatu rich picture harus memberikan sebuah deskripsi yang luas mengenai

situasi organisasi sehingga memungkinkan beberapa interpretasi alternatif. Dalam

membuat rich picture diperlukan pandangan ke dalam dan melihat ke dalam aspek-aspek

penting dari sebuah situasi.

2.7.2 Problem-Domain Analysis

Mengacu pada Mathiassen, et al. (2000), Problem-domain analysis adalah

analisis terhadap sistem bisnis dalam dunia nyata yang dapat diatur, dimonitor, atau

dikendalikan oleh sistem. Tujuan dari problem domain analysis adalah untuk

mengembangkan sebuah model.

Problem domain analysis dibagi menjadi tiga aktivitas seperti yang diperlihatkan

pada gambar 2.3 Pada problem domain analysis terdapat tiga aktivitas utama yaitu:

1. Classes, aktivitas ini meliputi pendefinisian dan pembuatan karakteristik

problem domain dengan memilih class dan event yang menghasilkan event

table.

2. Structure, aktivitas ini mengkhususkan hubungan antara class dan object yang

ada pada problem domain sehingga menghasilkan class diagram.

3. Behavior, aktivitas ini menggambarkan properti yang dinamis dan atribut-

atribut dari setiap class yang dipilih. Tujuan dari behavior adalah untuk

memodelkan kedinamisan suatu problem domain.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

38

Gambar 2.3 Aktivitas pada Model Problem Domain

Sumber: Mathiassen, et al. (2000, p46)

2.7.2.1 Classes

Menurut Mathiassen, et al. (2000, p53), class merupakan kumpulan objek yang

mempunyai structure, behaviour pattern, dan attribute yang sama. Class merupakan

kegiatan yang pertama dilakukan didalam analisis problem-domain. Setiap class

digolongkan dengan serangkaian event yang spesifik.

Aktivitas kelas menghasilkan event table (Tabel 2.2). Dimensi horizontal terdiri

dari kelas-kelas yang dipilih. Dimensi vertikal terdiri dari event-event yang dipilih.

Untuk mengidentifikasikan bahwa objek dari kelas termasuk ke dalam event yang

ditentukan digunakan check mark. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi semua

objek dan event yang akan dimasukkan ke dalam model problem domain yang relevan.

Objek adalah suatu entitas dengan identity, state dan behavior. Istilah identity

merupakan properti yang membedakan objek tersebut dari semua objek lainnya. Sebuah

state objek terdiri dari properti statis dan dinamis atau nilai statis yang ditetapkan

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

39

terhadap properti tesebut. Behavior objek adalah rangkaian event yang dilakukan objek

tersebut secara aktif dan dialaminya secara pasif selama daur hidup objek tersebut.

Event adalah suatu peristiwa yang terjadi serta melibatkan satu atau lebih objek.

Event merupakan abstraksi dari suatu aktivitas problem domain atau proses yang

dilakukan atau dialami oleh satu atau lebih objek.

Tabel 2.2 Contoh Event Table

Event Pass

wor

d

Gud

ang

Pem

belia

n

Adm

inist

rasi

Pem

belia

n

Adm

Pen

j & K

euan

gan

Bank

Reke

ning

Bara

ng

Jeni

s Bar

ang

Mer

ek B

aran

g

War

na B

aran

g

Uku

ran

Bar

ang

Pem

asok

Uta

ng

SPP

Login *

Ubah Password *

Logout *

Mendaftar + + + + + + + + + + +Buka + +Tutup + +Menyetor *Meminta * * +Memesan * * * +Menerima_barang * * *Meretur * * *Mendebet * * *Meminta_Pembayaran * *Penarikan_Uang * * * *Membayar * *

Class

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

40 2.7.2.2 Structure

Menurut Mathiassen, et al (2000, p336), Structure adalah hubungan antara kelas

dengan objek pada problem domain secara keseluruhan. Structure bertujuan untuk

menggambarkan hubungan terstruktur antara kelas dan objek dalam problem domain.

Dalam aktivitas structure, deskripsi structure diperluas dengan menambahkan

hubungan struktural antara kelas dan objek. Hasil dari aktivitas structure adalah class

diagram. Class diagram memberikan suatu pandangan problem domain yang

berhubungan dengan mendeskripsikan semua relasi struktur antara kelas dan objek pada

model.

Menurut Mathiassen, et al. (2000,p70), konsep structure dibedakan menjadi dua

jenis yaitu:

a. Class structure

Class structure mendeskripsikan hubungan yang statis dan konseptual antar

kelas. Class structure terdiri dari dua jenis yaitu:

• Generalization structure

Generalization adalah suatu kelas umum (super class) yang memberikan

properti kepada kelas yang lebih khusus. Generalization structure

memasukkan properti dan sifat umum dari kelas-kelas yang berbeda ke

dalam kelas yang lebih umum. Contoh generalization stucture diperlihatkan

pada gambar 2.4 di bawah ini.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

41

class Pengguna_Siste m

Ka ryawan

Gudang PembelianAdministrasi_Pembe lian Adm_Penj&Keuangan

Gambar 2.4 Contoh Generalization Structure

• Cluster structure

Cluster adalah kumpulan dari kelas yang saling berhubungan. Cluster

structure mengumpulkan beberapa kelas dalam sebuah kelas diagram di

bawah satu konsep menyeluruh. Cluster menyampaikan pengertian yang

menyeluruh mengenai problem domain dengan membaginya ke dalam

subdomain yang lebih kecil. Contoh cluster diperlihatkan pada gambar 2.5 di

bawah ini.

class Cluster

Pemasok

+ Pemasok+ Utang

Barang

+ Barang+ Jenis_Barang+ Merek_Barang+ Ukuran_Barang+ Warna_Barang

Gambar 2.5 Contoh Cluster Structure

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

42

b. Object Structure

Object structure mendeskripsikan hubungan yang dinamis dan konkrit antar

objek. Object structure dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

• Aggregation structure

Aggregation adalah objek yang superior (keseluruhan) terdiri dari sejumlah

objek inferior (bagiannya). Aggregation structure merupakan hubungan

antara dua atau lebih objek. Gambar 2.6 memperlihatkan contoh aggregation

structure.

class Barang

Barang

Jenis_Barang Merek_Barang Warna_Barang

Ukuran_Barang

1.. *1 1..*1 ..

1 ..*

1

1..* 1

Gambar 2.6 Contoh Aggregation Structure

Terdapat tiga struktur agregasi, yaitu:

Whole-Part, di mana objek superior merupakan penjumlahan dari objek

inferior. Jika objek inferior tersebut ditambah atau dihilangkan, akan

mengubah total objek superior.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

43

Container-Content, di mana objek superior adalah container untuk objek

inferior. Objek superior tidak akan berubah jika terjadi penambahan atau

penghapusan objek inferior.

Union-Member, di mana objek superior merupakan kesatuan dari

anggota-anggota (objek inferior). Objek superior tidak akan berubah jika

terjadi penambahan atau penghapusan objek inferior, namun tetap

memiliki batasan.

• Association structure

Association merupakan suatu hubungan yang berarti antara sejumlah objek.

Struktur asosiasi juga merupakan suatu hubungan antara dua objek atau lebih

tetapi asosiasi berbeda dari agregasi dalam hal objek yang berhubungan tidak

mendefinisikan properti dari suatu objek. Contoh association structure

diperlihatkan pada gambar 2.7 di bawah ini.

Gambar 2.7 Contoh Association Structure

Sumber: Mathiassen, et al.(2000, p77)

2.7.2.3 Behaviour

Mengacu pada pendapat Mathiassen, et al. (2000, p89), kegiatan behaviour

bertujuan untuk memodelkan apa yang terjadi (perilaku dinamis) dalam problem-domain

sistem sepanjang waktu. Behaviour merupakan rangkaian dari event yang tidak

berurutan yang meliputi suatu objek. Tugas utama dari kegiatan ini adalah

menggambarkan pola perilaku (behavioural pattern) dan atribut dari setiap kelas. Hasil

dari kegiatan ini adalah statechart diagram.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

44

Pada aktivitas behavior, behavior dideskripsikan lebih tepat dengan

menambahkan waktu relatif dari event. Suatu object’s behavior didefinisikan dengan

event trace yang menjelaskan urutan event tertentu pada suatu waktu. Event trace adalah

rangkaian event-event yang meliputi suatu objek yang spesifik. Contoh event trace:

Account opened – amount deposited – amount withdrawn – amount

deposited – account closed

Behavioral pattern merupakan suatu deskripsi event trace yang mungkin untuk

semua objek dalam suatu kelas. Behavioral pattern mendeskripsikan perilaku umum

kepada semua objek kelas. Notasi untuk behavioral pattern terdiri dari tiga jenis yaitu:

• Sequence: event dalam suatu rangkaian terjadi satu per satu.

• Selection: hanya satu yang keluar dari serangkaian event yang terjadi.

• Iteration: suatu event tidak terjadi sama sekali atau terjadi berulang kali.

Contoh behavioral pattern:

Account opened + (amount deposited | amount withdrawn)* + account closed

Behavioral pattern juga dapat dideskripsikan secara grafis dengan statechart

diagram. Notasi klasik ini secara umum digunakan untuk pergerakan meliputi sejumlah

state yang terbatas dan sejumlah transisi yang terbatas di antara mereka. Contoh

statechart diagram diperlihatkan pada gambar 2.8 di bawah ini.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

45

stm Surat Permintaan Pembelian

active Approved

/memesan[di tol ak]

[di setu ju i]/meminta

Gambar 2.8 Contoh Statechart Diagram

2.7.3 Application Domain Analysis

Mengacu pada Mathiassen, et al. (2000, p117), Application Domain adalah suatu

organisasi yang mengatur, memonitor, atau mengendalikan problem-domain.

Application domain analysis memfokuskan pada bagaimana target sistem akan

digunakan dengan menentukan kebutuhan function dan interface sistem. Hasil dari

application domain analysis adalah suatu daftar lengkap mengenai kebutuhan

penggunaan sistem secara keseluruhan. Contoh application domain analysis

diperlihatkan pada gambar 2.9 di bawah ini.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

46

Gambar 2.9 Application Domain Analysis Sumber: Mathiassen, et al. (2000, p117)

2.7.3.1 Usage

Mengacu pada pendapat Mathiassen, et al. (2000, p119), tujuan dari kegiatan

usage adalah untuk menentukan bagaimana aktor-aktor yang merupakan pengguna atau

sistem lain berinteraksi dengan sistem yang dituju. Hasil dari kegiatan usage adalah

deskripsi semua use case dan aktor yang terlihat pada actor table. Untuk dapat

digunakan, sebuah sistem harus sesuai dengan application domain. Hal ini dapat

dilakukan dengan mendeskripsikan aktor dan use case yang didasarkan dengan

pemahaman mengenai aktivitas application domain.

Use case adalah suatu pola untuk interaksi antara sistem dan aktor dalam

application domain. Use case merupakan abstraksi dari suatu interaksi dengan target

sistem. Use case dapat diawali oleh seorang aktor atau oleh sistem target. Contoh use

case diagram dapat dilihat pada gambar 2.10.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

47

Aktor adalah abstraksi dari pemakai atau sistem lain yang berinteraksi dengan

target sistem dan mengaktivasi fungsi target sistem. Actor Table diperlihatkan pada tabel

2.3 berikut ini.

Tabel 2.3 Contoh Actor Table

Bagian Pembelian

Bagian Gudang

Bagian Administrasi Pembelian

Bag Adm Penjualan & Keuangan

Mendata Barang √Mendata Jenis Barang √Mendata Merek Barang √Mendata Warna Barang √Mendata Ukuran Barang √Mendata Pemasok √Mendata Bank √Mendata Rekening √Membuat SPP √Membuat PO √Membuat FPB √Membuat SR √Membuat MD √Membuat FPP √Membuat BKB √Membuat BKK √Membuat Laporan Pembelian √Membuat Laporan Retur Pembelian √Membuat Laporan Saldo Utang √Membuat Laporan Pengeluaran Kas √Membuat Laporan Jurnal √

Use Case

Actors

Sumber: Mathiassen, et al. (2000, p121)

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

48

uc Use Case Model

Mendata Pemasok

Membuat Purchase OrderBagian Pembelian

Membuat Memo Debit

Membuat Surat Retur

Mendata Bank

«extend»

Gambar 2.10 Contoh Use Case Diagram

2.7.3.2 Sequence Diagram

Menurut Mathiassen, et al. (2000, p340 – p341), sequence diagram men-

deskripsikan interaksi antar beberapa objek sepanjang waktu. Sequence diagram

melampirkan class diagram yang mendeskripsikan situasi umum dan statis. Sequence

diagram dapat menguasai detail mengenai situasi komplek dan dinamis meliputi

beberapa dari banyak objek yang diciptakan dari kelas-kelas dalam class diagram.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

49

Menurut Bennet, McRobb dan Farmer (2006, p252), interaction sequence

diagram adalah satu dari beberapa jenis UML interaction diagram. Sequence diagram

pada umumnya serupa dengan diagram yang memperlihatkan komunikasi untuk

interaksi objek yang sederhana. Sebuah interaksi menkhususkan pola komunikasi antara

serangkaian objek atau sistem yang berpartisipasi dalam kolaborasi. Interaksi

dideskripsikan dengan sebuah sequence di mana pesan ditempatkan dalam sebuah

rangkaian waktu/dua atau lebih pesan mungkin dikirimkan pada waktu yang sama di

antara objek atau aturan komunikasi. Secara umum, selama analisis kebutuhan atau

desain interaksi, objek dimodelkan dalam bentuk peranan yang mereka mainkan dan

berkomunikasi dengan meneruskan pesan.

Sebuah sequence diagram memperlihatkan interaksi antar objek yang diatur

dalam sebuah rangkaian waktu. Sequence diagram dapat digambar pada level detil yang

berbeda dan untuk menemukan tujuan yang berbeda pada beberapa tingkatan dalam

pengembangan daur hidup. Aplikasi sequence diagram yang paling umum adalah untuk

merepresentasikan interaksi objek detail yang terjadi untuk sebuah use case atau untuk

suatu operasi.

Dalam sequence diagram yang diadaptasi dari Bennet, et al., terdapat satu buah

notasi yang disebut fragment. Fragment ini biasa digunakan dalam setiap tipe UML

diagram. Fragment yang digunakan pada sequence diagram dimaksudkan untuk

memperjelas bagaimana sequence ini saling dikombinasikan. Fragment terdiri dari

beberapa jenis interaction operator yang menspesifikasikan tipe dari kombinasi

fragment. Tipe-tipe interaction operator yang ada dalam sequence diagram antara lain

dibahas dalam Tabel 2.4 sebagai berikut:

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

50

Tabel 2.4 Tipe interaction operator yang digunakan dalam fragment Interaction Operator

Penjelasan dan Penggunaan

alt Alternatif ini mewakili alternative behavior yang ada, setiap behavior ditampilkan dalam operasi yang terpisah.

opt Option ini meupakan pilihan tunggal atas operasi yang hanya akan dieksekusi bila batasan interaksi bernilai true.

break Break mengindikasi bahwa dalam combined fragment ditampilkan sementara oleh sisa dari interaction fragment yang terlampir.

par Parallel mengindikasi bahwa eksekusi operasi dalam combined fragment biasa digabungkan dalam sequence manapun.

seq Weak Sequencing menampilkan dalam urutan dari tiap operasi yang telah dimaintain tetapi keterjadian suatu event adalah berbeda operasinya dalam perbedaan lifeline yang dapat terjadi dalam urutan apapun.

Strict Strict Sequencing membuat sebuah strict sequence berada dalam eksekusi sebuah operasi tapi tidak termasuk urutan dalam operasi.

neg Negative menggambarkan sebuah operasi yang bersifat tidak sah. critical Critical Region mengadakan sebuah batasan dalam sebuah operasi yang

tidak memiliki event yang terjadi dalam lifeline. ignore Ignore menandakan tipe pesan, spesifikasi sebagai parameter, yang

seharusnya diabaikan dalam sebuah interaksi. consider Consider merupakan keadaan dimana pesan-pesan seharusnya

dipertimbangkan dalam sebuah interaksi. assert Assertion merupakan keadaan bahwa sebuah sequence dari pesanan dalam

operasi hanyalah satu-satunya yang memiliki lanjutan yang bersifat sah. loop Loop digunakan untuk mengindikasi sebuah operasi yang diulang berkali-

kali sampai batasan interaksi untuk pengulangan berakhir. Sumber : Bennet, et al. (2006, p270)

2.7.3.3 Function

Mengacu pada Mathiassen, et al. (2000, p137 – p138), function adalah suatu

fasilitas untuk membuat sebuah model dapat bermanfaat bagi para aktor. Function

memfokuskan pada apa yang dapat dilakukan sistem untuk membantu aktor dalam

melaksanakan pekerjaannya.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

51

Function terdiri dari empat jenis, di mana tiap jenis function mengekspresikan

relasi antara model dan konteks sistem serta memiliki karakteristiknya masing-masing.

Keempat jenis function tersebut adalah:

• Update

Function diaktivasi oleh suatu event problem domain dan menghasilkan

perubahan dalam state model.

• Signal

Function diaktivasi oleh suatu perubahan dalam state model dan menghasilkan

suatu reaksi dalam konteks. Reaksi tersebut mungkin ditampilkan kepada aktor

dalam application domain atau intervensi dalam problem domain.

• Read

Function diaktivasi oleh kebutuhan informasi dalam tugas kerja aktor dan

hasilnya adalah sistem menampilkan bagian terkait dari model.

• Compute

Function diaktivasi oleh kebutuhan informasi dalam tugas kerja aktor dan terdiri

dari penghitungan meliputi informasi yang disediakan aktor atau model.

Hasilnya adalah tampilan hasil perhitungan.

2.7.3.4 Interface

Interface digunakan oleh aktor untuk berinteraksi dengan sistem. Mathiassen, et

al. (2000, p151) menyatakan, interface yaitu fasilitas untuk membuat suatu sistem model

dan fungsi-fungsi yang tersedia bagi aktor.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

52

Interface terdiri dari dua jenis yaitu: user interface dan system interface. User

interface adalah interface antara sistem kepada pemakai sedangkan system interface

adalah interface antara sistem yang satu ke sistem lainnya.

Sebuah user interface yang baik harus dapat beradaptasi dengan pekerjaan dan

pemahaman pengguna terhadap sistem. Kualitas user interface ditentukan oleh kegunaan

atau usability interface tersebut bagi pengguna. Usability bergantung pada siapa yang

menggunakan dan situasi pada saat sistem tersebut digunakan. Oleh sebab itu, usability

bukan sebuah ukuran yang pasti dan objektif.

Menurut Mathiassen, et al. (2000, p154), terdapat empat jenis pola dialog yang

penting dalam menentukan user interface yaitu:

a. Menu-selection yang menampilkan pilihan-pilihan menu dalam user interface.

b. Form fill-in yang merupakan pola klasik untuk entri data.

c. Command-language di mana pengguna memasukkan dan mengaktifkan

format perintah sendiri.

d. Direct-manipulation di mana pengguna memilih objek dan melaksanakan

function atas objek dan melihat hasil dari interaksi mereka tersebut.

2.7.4 Architectural Design

Mengacu pada Mathiassen, et al. (2000, p173), keberhasilan suatu sistem

ditentukan dari kekuatan desain arsitektural. Arsitektur membentuk sistem yang sesuai

dengan bagiannya dengan memenuhi kriteria desain tertentu. Arsitektur berfungsi

sebagai kerangka untuk pengembangan selanjutnya. Hasil architectural design adalah

struktur komponen dan proses untuk sebuah sistem. Gambar 2.11 memperlihatkan

aktivitas utama dalam architectural design.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

53

Titik awal dalam membuat architectural design adalah dengan mengidentifikasi

kebutuhan sistem, dihasilkan dalam analisis problem dan application domain. Desain

arsitektur harus berdasarkan pemahaman mendalam mengenai konteks sistem, yang

ditegaskan sebagai kriteria desain.

Gambar 2.11 Aktivitas Utama dalam Architectural Design

Sumber: Mathiassen, et al. (2000, p176)

2.7.4.1 Criteria

Mathiassen, et al. (2000, p178 – p181) menyatakan, criteria (kriteria) adalah

properti yang istimewa dari sebuah arsitektur. Tujuan dari sebuah kriteria adalah untuk

menentukan prioritas dari sebuah perancangan. Sebuah desain yang baik harus

menyeimbangkan beberapa kriteria.

Object oriented analysis and design menekankan tiga desain kriteria umum di

mana sebuah desain yang baik harus usable, flexible dan comprehensible. Kriteria

usability menekankan bahwa kualitas utama suatu sistem tergantung pada bagaimana

sistem tersebut bekerja pada konteksnya dan sistem yang dirancang harus sesuai dengan

kebutuhan perusahaan serta dapat digunakan di dalam perusahaan. Flexibility

menekankan bahwa sebuah arsitektur sistem harus dapat menyesuaikan perubahan

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

54

kondisi organisasi dan teknis. Comprehensibility menekankan bahwa kompleksitas

pertumbuhan sistem terkomputerisasi yang ada, model dan deskripsinya harus dapat

dengan mudah dimengerti.

Menurut Mathiassen, et al. (2000, p186), sebuah desain yang baik memiliki ciri-

ciri sebagai berikut:

a. Tidak memiliki kelemahan

Syarat ini menyebabkan adanya penekanan pada evaluasi kualitas sistem

berdasarkan review dan eksperimen serta membantu dalam menentukan

prioritas dari kriteria yang akan mengatur dalam kegiatan perancangan.

b. Menyeimbangkan beberapa kriteria

Pada beberapa kriteria seringkali terjadi konflik antar prioritas. Oleh sebab itu,

untuk menentukan kriteria mana yang akan diutamakan dan bagaimana cara

untuk menyeimbangkannya dengan kriteria-kriteria yang lain bergantung pada

situasi tertentu.

c. Usable, flexible dan comprehensible

Kriteria-kriteria ini bersifat universal dan digunakan pada hampir setiap

proyek pengembangan sistem.

Mathiassen, et al. menjelaskan beberapa kriteria dasar yang harus diperhatikan

dalam membuat perancangan sistem yang baik, seperti yang diperlihatkan pada Tabel

2.5 berikut ini.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

55

Tabel 2.5 Kriteria Klasik untuk Kualitas Piranti Lunak

Criterion Measure of

Usable Penyesuaian terhadap organisasi, hubungan kerja dan konteks teknis

Secure Tindakan pencegahan terhadap akses tak terotorisasi pada data dan fasilitas

Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas technical platform

Correct Pemenuhan kebutuhan

Reliable Pemenuhan terhadap ketelitian yang diperlukan dalam pelaksanaan fungsi

Maintainable Biaya untuk menempatkan dan memperbaiki kerusakan sistem

Testable Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang tersebar melaksanakan fungsi yang dimaksud

Flexible Biaya memodifikasi sistem yang tersebar

Comprehensible Usaha yang dibutuhkan untuk mendapatkan pemahaman yang koheren mengenai sistem

Reusable Kemampuan untuk menggunakan bagian-bagian sistem dalam sistem yang berhubungan lainnya

Portable Biaya untuk memindahkan sistem ke technical platform yang lainnya

Interoperable Biaya untuk menggabungkan sistem ke sistem lainnya Sumber: Mathiassen, et al. (2000, p178)

2.7.4.2 Component Architecture

Menurut Mathiassen, et al. (2000, p189) Component Architecture adalah

struktur sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan.

Komponen merupakan kumpulan bagian-bagian program yang merupakan suatu

keseluruhan dan memiliki tanggungjawab yang terdefinisi dengan baik. Tujuan utama

component architecture adalah untuk menciptakan struktur sistem yang fleksibel dan

komprehensif.

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

56

Component architecture yang baik membuat sebuah sistem mudah untuk

dimengerti, mengorganisasi pekerjaan desain dan merefleksikan stabilitas konteks

sistem. Component architecture juga mengubah pekerjaan desain menjadi beberapa

tugas yang lebih sederhana.

Menurut Mathiassen, et al. (2000, p193 – p197) terdapat tiga pola umum pada

architectural component yaitu:

a. Layered Architectural Pattern

Merupakan bentuk yang paling sederhana, layered architecture pattern terdiri

dari beberapa komponen, didesain sebagai layer. Desain dari setiap komponen

terdiri dari upward dan downward interface. Downward interface

mendeskripsikan di mana operasi-operasi komponen dapat mengakses layer di

bawahnya. Upward interface mendeskripsikan operasi-operasi yang tersedia

bagi layer di atasnya. Ilustrasi Layered Architecture Pattern dapat dilihat pada

gambar 2.12. Pada umumnya, terdapat ketergantungan yang tidak langsung di

mana perubahan pada satu komponen mungkin berdampak pada komponen

lainnya.

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

57

<<component>>Layeri+1

<<component>>Layeri

<<component>>Layeri-1

Upwards Interface

Downwards Interface

Gambar 2.12 Layered Architecture Pattern

Sumber: Mathiassen, et al. (2000, p193)

b. Generic Architecture Pattern

Digunakan untuk merinci atau menguraikan sistem dasar yang terdiri dari

interface, function dan model komponen. Di mana model komponen terletak

pada lapisan yang paling bawah diikuti dengan system function dan komponen

interface di atasnya. Contoh generic architecture pattern diperlihatkan pada

gambar 2.13 di bawah ini.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

58

Gambar 2.13 Generic Architecture Pattern Sumber: Mathiassen, et al. (2000, p196)

c. Client-Server Architecture Pattern

Client-server architecture pada awalnya dikembangkan untuk menangani

distribusi sebuah sistem dengan beberapa prosesor yang terpisah secara

geografis. Komponen pada client-server architecture adalah sebuah server

dan beberapa client. Server terdiri dari sekumpulan operasi yang membuatnya

tersedia bagi client. Contoh client-server architecture pattern diperlihatkan

pada gambar 2.14 berikut ini.

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

59

Gambar 2.14 Client-Server Architecture Pattern

Sumber: Mathiassen, et al. (2000, p197)

Ada beberapa jenis distribusi dalam client-server architecture, seperti yang

terlihat pada tabel 2.6 berikut ini:

Tabel 2.6 Jenis Distribusi pada Client-Server Arcitecture

Client Server Architecture

U U + F + M Distributed Presentation

U F + M Local Presentation

U + F F + M Distributed Functionality

U + F M Centralized Data

U + F + M M Distributed Data Sumber: Mathiassen, et al. (2000, p200)

2.7.4.3 Process Architecture

Menurut Mathiassen, et al. (2000, p209), Process Architecture adalah struktur

eksekusi sistem yang terdiri atau tersusun dari proses yang saling bergantungan. Tujuan

dari aktivitas ini adalah mendefinisikan struktur fisik sistem. Hasil dari process

architecture adalah deployment diagram yang mendeskripsikan distribusi dan kolaborasi

program component serta active object pada prosesor.

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

60

Program component adalah modul fisik dari kode-kode program sedangkan

active object adalah sebuah objek yang telah menetapkan suatu proses. Process

architecture harus dapat memastikan bahwa sistem dapat dijalankan dengan memuaskan

dengan menggunakan prosesor yang tersedia.

Menurut Mathiassen, et al. (2000, p215), terdapat tiga jenis pola distribusi pada

process architecture yaitu:

a. Centralized pattern

Semua data disimpan pada sebuah server utama dan client hanya menangani

user interface. Model keseluruhan dan semua fungsinya terletak pada server

dan client pada dasarnya bertindak seperti terminal yang sederhana.

Keuntungan pola ini adalah semua data konsisten karena hanya terletak pada

satu tempat, strukturnya sederhana serta mudah dimengerti dan

diimplementasi.

b. Distributed pattern

Pada pola distribusi ini, segalanya didistribusikan kepada client dan server

dibutuhkan hanya untuk menyiarkan update model di antara client.

Keuntungan utama pola ini adalah waktu akses yang kecil, individual client

dapat melanjutkan pekerjaannya walaupun jaringan, server dan client lain

sedang bermasalah. Kerugiannya adalah adanya redundansi data, data tidak

konsisten serta arsitekturnya sulit untuk dimengerti dan diimplementasi.

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

61

c. Decentralized pattern

Pada pola ini server menangani model dan fungsi umum sedangkan client

menangani data yang menjadi bagiannya pada application domain.

Keuntungan pola ini adalah datanya konsisten karena tidak ada duplikasi

antara client dengan client maupun antara client dengan server, beban jaringan

dapat diperkecil serta waktu akses ke data lokal dapat diperkecil. Kerugiannya

adalah semua prosesor harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi yang rumit

dan memelihara model yang besar, biaya hardware meningkat dan tidak

menyediakan fasilitas backup.

2.7.5 Component Design

Menurut Mathiassen, et al. (2000, p231), komponen merupakan kumpulan

bagian-bagian program yang merupakan satu kesatuan dan memiliki tanggungjawab

yang terdefinisi dengan baik. Tujuan dari aktivitas component design adalah untuk

menetapkan implementasi kebutuhan dalam kerangka arsitektur. Hasil dari kegiatan ini

adalah sebuah deskripsi mengenai komponen sistem. Aktivitas utama dalam component

design diperlihatkan pada gambar 2.15 di bawah ini.

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

62

Gambar 2.15 Aktivitas Utama dalam Component Design

Sumber: Mathiassen, et al. (2000, p232)

2.7.5.1 Model Component

Menurut Mathiassen, et al. (2000, p235), model component merupakan bagian

dari sebuah sistem yang mengimplementasikan model problem domain. Tujuan dari

aktivitas ini adalah untuk menggambarkan model problem domain.

Hasil dari kegiatan model component adalah revisi class diagram dari kegiatan

analisis. Revisi class diagram pada umumnya terdiri dari penambahan kelas-kelas baru,

atribut dan struktur untuk mewakili event.

2.7.5.2 Function Component

Menurut Mathiassen, et al. (2000, p251), function component merupakan bagian

dari sebuah sistem yang mengimplementasikan kebutuhan fungsional. Tujuan dari

function component adalah untuk memberikan akses terhadap model kepada user

inteface dan komponen sistem lainnya. Function component menghubungkan antara

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

63

model dan usage. Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah class diagram dengan operasi

dan spesifikasi mengenai operasi yang kompleks.

Function didesain dan diimplementasikan menggunakan operasi dalam kelas

sistem. Operasi merupakan deskripsi behavior yang dapat diaktifkan melalui sebuah

objek. Sub kegiatan dalam function component adalah:

a. Merancang function sebagai operation

b. Menelusuri pola yang dapat membantu dalam implementasi function sebagai

operation

c. Spesifikasikan operasi yang kompleks

2.8 Definisi Database

Menurut Connolly dan Begg (2002, p14), database adalah sekumpulan data yang

berelasi secara logis yang berbagi bersama dan sebuah deskripsi dari data tersebut, yang

didesain untuk memenuhi kebutuhan sebuah organisasi. Database merupakan suatu

penyimpanan data yang tunggal dan besar di mana database dapat digunakan secara

bersamaan oleh banyak departemen dan pengguna.

Database tidak memutuskan hubungan file dengan data yang redundansi namun

semua data terintegrasi dengan suatu jumlah minimum duplikasi. Database tidak hanya

dimiliki oleh satu departemen tetapi database merupakan sumber daya perusahaan yang

terbagi.

Database Management System (DBMS) adalah suatu piranti lunak yang

memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, menciptakan, memelihara dan

mengendalikan akses ke database. Pada umumnya, DBMS menyediakan fasilitas

sebagai berikut:

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

64

a. Memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan database, biasanya melalui

Data Definition Language (DDL). DDL memperkenankan pengguna untuk

menspesifikasikan struktur dan tipe data serta hambatannya pada data yang

akan disimpan dalam database.

b. Memungkinkan pengguna untuk memasukkan, memperbarui, menghapus dan

mendapatkan kembali data dari database, biasanya menggunakan Data

Manipulation Language (DML).

c. Menyediakan akses pengendalian ke database. Sebagai contoh, database

menyediakan:

- Security system yang mencegah pengguna yang tidak berwewenang

mengakses database.

- Integrity system yang memelihara konsistensi data yang disimpan.

- Concurrency control system, memungkinkan berbagi akses database.

- Recovery control system, menyimpan kembali database ke sebuah state

sebelumnya yang konsisten karena kegagalan parangkat keras dan

piranti lunak sebelumnya.

- User-accessible catalog yang berisi deskripsi data dalam database.

Data model (2002, p44) adalah sekumpulan konsep yang terintegrasi untuk

mendeskripsikan dan memanipulasi data, hubungan antar data dan hambatan pada data

dalam organisasi. Sebuah data model terdiri dari tiga komponen yaitu:

a. Structural Part, terdiri dari serangkaian aturan-aturan yang terkait dengan

database yang dapat dibangun.

b. Manipulative part, mendefinisikan tipe operasi yang dibolehkan pada data

(hal ini meliputi operasi yang digunakan untuk memperbarui data atau

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasithesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00026-aksi bab 2.pdf · data dan informasi serta menyediakan suatu mekanisme timbal balik untuk

65

mendapatkan kembali data dari database serta untuk mengubah struktur

database).

c. Set of integrity rules, memastikan bahwa data adalah akurat.

Structured Query Language (SQL) merupakan bahasa standar internasional

relational database. Aturan SQL dapat digunakan untuk mendeskripsikan struktur

relational data model dalam rangka mengimplementasikan database tertentu, menarik

dan memanipulasi database.