BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB...

84
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data 2.1.1 Pengertian Analisis Sistem Menurut Laudon (1998, p400), analisis sistem adalah memeriksa sebuah masalah yang akan diselesaikan oleh perusahaan dengan menggunakan sistem informasi. Menurut Mcleod (2001, p88), analisis sistem adalah penelitian suatu sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbaharui. Ada enam tahap menganalisis sistem, yaitu : 1. Mengumumkan penelitian sistem Ketika perusahaan menerapkan sistem baru, manajemen bekerja sama dengan pekerja perihal sistem baru tersebut. 2. Mengorganisasikan tim proyek 3. Mendefinisikan kebutuhan informasi Melalu wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan dan survey. 4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem Setelah kebutuhan informasi manajer didefenisikan, langkah selanjutnya adalah menspesikasi secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem. 5. Menyiapkan usulan rancangan Analisis sistem memberikan kesempatan bagi para manajer untuk membuat keputusan terusan atau hentikan untuk kedua kalinya.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pendekatan Basis Data

2.1.1 Pengertian Analisis Sistem

Menurut Laudon (1998, p400), analisis sistem adalah memeriksa sebuah masalah

yang akan diselesaikan oleh perusahaan dengan menggunakan sistem informasi.

Menurut Mcleod (2001, p88), analisis sistem adalah penelitian suatu sistem yang

telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbaharui.

Ada enam tahap menganalisis sistem, yaitu :

1. Mengumumkan penelitian sistem

Ketika perusahaan menerapkan sistem baru, manajemen bekerja sama dengan

pekerja perihal sistem baru tersebut.

2. Mengorganisasikan tim proyek

3. Mendefinisikan kebutuhan informasi

Melalu wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan dan survey.

4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

Setelah kebutuhan informasi manajer didefenisikan, langkah selanjutnya adalah

menspesikasi secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem.

5. Menyiapkan usulan rancangan

Analisis sistem memberikan kesempatan bagi para manajer untuk membuat

keputusan terusan atau hentikan untuk kedua kalinya.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

7

 

6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek

Analisis sistem memberikan kesempatan bagi para manajer untuk membuat

keputusan terusan atau hentikan untuk kedua kalinya. Manajer dan komite

pengarah sistem informasi manajemen mengevaluasi usulan rancangan dan

menentukan apakah memberi persetujuan atau tidak.

Dari teori-teori di atas, dapat dikatakan bahwa analisis sistem adalah memeriksa,

meneliti sistem yang ada, dan mencari di mana letak kesalahan sistem tersebut untuk

kemudian diperbaiki dan diperbarui atau digunakan untuk merancang sistem yang baru.

2.1.2 Pengertian Perancangan System

Menurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana

sebuah sistem dapat memenuhi kebutuhan informasi yang telah dibutuhkan oleh analisa

sistem.

Menurut Mcleod (2001, p192), perancangan sistem adalah penentuan proses dan

data yang diperlukan oleh sistem baru. Apabila sistem tersebut berbasis komputer,

perancangan dapat menyertakan spesifikasi peralatan peralatan yang akan digunakan.

Dari teori-teori diatas dapat dikatakan bahwa perancangan sistem adalah

penentuan bagaimana sebuah sistem yang akan dibuat sesuai dengan yang diinginkan

oleh analisis sistem, baik penentuan proses maupun datanya.

2.1.3 Pengertian Data

Menurut Hoffer, Prescott, dan McFadden (2005, p5), data adalah fakta yang telah

diketahui, yang dapat dikumpulkan dan disimpan dalam media komputer.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

8

 

2.1.4 Pengertian Basisdata

Basis data adalah sebuah koleksi data yang dipakai bersama dan terhubung

secara logis dan deskripsi dari data ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi

dari sebuah organisasi (Connolly, 2005, p15)

Menurut Gerald V. Post (2005, p2), basis data merupakan kumpulan dari data

yang disimpan dalam format yang telah distandarisasikan, didesign, untuk dibagikan

oleh banyak user.

Jadi dapat disimpulkan bahwa basisdata merupakan kumpulan data-data yang

terdiri dari atribut-atribut, entity-entity, dan relationship dari informasi sebuah

perusahaan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi sebuah organisasi.

2.1.5 Pengertian Sistem Basis Data

Menurut Connolly (2005, p4), sistem basis data pada dasarnya adalah sistem

penyimpanan record yang terkomputerisasi dimana tujuan sebenarnya adalah

menyimpan informasi dan membuat informasi tersebut selalu tersedia pada saat

dibutuhkan. Keseluruhan sistem terkomputerisasi tersebut memperbolehkan pengguna

menelususri kembali dan mengubah informasi tersebut sesuai kebutuhan.

2.1.6 Database Management System (DBMS)

2.1.6.1 Pengertian DBMS

DBMS (Database Management System) adalah perangkat lunak khusus

yang digunakan untuk membuat, mengakses, mengontrol dan mengatur sebuah

basisdata (Whitten, 2004, p760)

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

9

 

Menurut Gerald V. Post (2005, p2), DBMS (Database Management

System) merupakan software yang mendefenisikan database, menyimpan data,

mendukung query language, menghasilkan report dan membuat data entry

screen.

Sedangkan menurut Connolly (2005, p16), DBMS (Database

Management System) adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan

user untuk mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengendalikan akses ke

dalam basis data.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa DBMS (Database Management System)

adalah suatu sistem perangkat lunak (software) yang digunakan untuk

mendefinisikan, membuat, memelihara/mengontrol, serta mengelola akses ke

dalam database yang saling bersangkutan.

Menurut Connolly (2005, p16). DBMS berinteraksi dengan program

aplikasi user dan database dalam menyediakan fasilitas - fasilitas sebagai

berikut:

a. Data Definition Language (DDL)

User dapat mendefinisikan basis data. DDL memungkinkan user

untuk membedakan tipe dan struktur data, serta batasan data yang akan

disimpan dalam basis data.

b. Data Manipulation Language (DML)

User dapat memanipulasi basis data. DML memungkinkan user untuk

melakukan insert, update, delete, dan mengambil data dari basis data.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

10

 

c. Access Control

DBMS menyediakan akses kontrol ke basis data, contoh:

− Security system yang mencegah pengguna luar untuk mengakses basis

data.

− Integrity system yang menjaga konsistensi dari data yang tersimpan.

− Concurrency control system yang mengizinkan pembagian akses

basis data.

− Recovery control system yang dapat me-restore database jika terjadi

gangguan pada hardware atau pada software.

− User-accesible catalog yang berisi deskripsi data di basis data.

2.1.6.2 Tahapan Pemilihan DBMS

Tahapan utama dalam memilih DBMS antara lain :

1. Mendefinisikan syarat-syarat sebagai referensi

Dibuat dengan menyatakan tujuan dan ruang lingkup pembelajaran,

tugas-tugas yang akan dikerjakan, penjelasan kriteria (berdasarkan

spesifikasi kebutuhan pengguna) yang akan digunakan dalam

mengevaluasi produk-produk DBMS, daftar produk-produk yang

dimungkinkan, semua batasan-batasan dan skala waktu yang dibutuhkan

untuk pembelajaran.

2. Daftar singkat dua atau tiga produk

Kriteria yang dianggap penting dalam keberhasilan impelmentasi

dapat digunakan untuk membuat daftar produk-produk DBMS dalam

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

11

 

evaluasi seperti dana yang tersedia, tingkat dukungan vendor, kecocokan

dengan perangkat lunak lainnya, dan apakah produk hanya berjalan pada

perangkat keras tertentu.

3. Evaluasi produk

Fitur-fitur yang digunakan dalam evaluasi produk-produk DBMS

dikelompokkan menjadi defenisi data, defenisi fisik, kemampuan akses,

penanganan, pengembangan, dan fitur-fitur lainnya.

4. Merekomendasikan pilihan dan memproduksi laporan

Langkah terakhir dari pemilihan DBMS adalah mendokumentasikan

prosesnya dan membuat pernyataan dalam penemuan dan rekomendasi

atas produk DBMS tertentu.

2.1.6.3 Komponen DBMS Environment

Menurut Connolly dan Berg (2005, p19-24) DBMS Environment

memiliki komponen antara lain :

1. Perangkat keras (Hardware)

Perangkat keras meliputi:

a. PC sampai dengan jaringan komputer

b. Tempat penyimpat secondary (magnetik disk), I/O device, contohnya:

disk drives, device controller, I/O channels dan lainnya.

c. Hardware processor dan main memory, digunakan untuk mendukung

saat eksekusi sitem software database.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

12

 

2. Perangkat lunak (software)

Perangkat lunak meliputi:

a. DBMS, sistem operasi, network software (jika diperlukan) dan

program aplikasi pendukung lainnya

b. Semua kebutuhan akses oleh pengguna seperti create, insert, delete

dan lain-lain dilaksanakan oleh perangkat lunak

3. Data

Ciri-ciri data didalam basis data :

a. Data disimpan secara terintegrasi (integrated).

Basis data merupakan kumpulan dari berbagai macam file dari

aplikasi-aplikasi yang berbeda, yang disusun dengan cara

menghilangkan bagian-bagian yang rangkap (redundan)

b. Data dapat dipakai secara bersama-sama (shared)

Masing-masing bagian dari basis data dapat diakses oleh pemakai

dalam waktu yang bersamaan, untuk aplikasi yang berbeda.

4. Prosedur

Prosedur merupakan panduan dan aturan dalam membuat dan

menggunakan basis data. Prosedur di dalam basis data dapat berupa:

login ke dalam basis data, penggunaan fasilitas DBMS atau aplikasi

program, cara menjalankan dan menghentikan DBMS, membuat back-up

database, menangani kerusakan hardware atau software, mengubah

struktur tabel, mengumpulkan basis data dari beberapa disks,

meningkatkan kinerja atau membuat arsip data pada secondary storage.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

13

 

5. Pengguna (user)

Pemakai database dibagi atas 3 klasifikasi, yaitu:

1. DA (Data Administrator), seseorang yang berwenang untuk membuat

keputusan strategis dan kebijakkan mengenai data yang ada.

2. DBA (Database Administrator), menyediakan dukungan teknis untuk

implementasi keputusan tersebut, dan bertanggung jawab atas

keseluruhan kontrol sistem pada level teknis.

3. Database Designer (Logical and Physical)

4. Application Programmers, bertanggung jawab untuk membuat

aplikasi database dengan menggunakan bahasa pemrograman yang

ada, seperti: C++, Java, dan lainnya.

5. End Users, siapapun yang berinteraksi dengan sistem secara online

melalui workstation / terminal

2.1.6.4 Komponen DBMS

DBMS mempunyai kompenen yang terdiri dari : (Connolly, 2005, p53-

55)

1. Query Processor, merupakan komponen utama dalam DBMS yang

merubah query ke dalam bahasa instruksi tingkat rendah yang ditujukan

untuk database manager.

2. Database Manager (DM), DM berhadapan dengan program aplikasi dan

query yang diajukan oleh user. DM menerima query dan memeriksa

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

14

 

skema eksternal dan konseptual untuk menentukan laporan konseptual

apa yang dapat memenuhi permintaan user.

3. File Manager, memanipulasi file-file dasar yang tersimpan dan mengatur

alokasi tempat penyimpanan.

4. DML Processor, modul ini mengkonversikan pernyataan DML dalam

program aplikasi ke dalam bentuk standard dari bahasa host/

5. DDL Compiler, mengkonversikan pernyataan DDL ke dalam sekumpulan

tabel-tabel yang berisikan data-data. Tabel-tabel ini tersimpan di katalog

sistem dan informasi pengawasannya disimpan pada file header data.

2.1.6.5 Keuntungan DBMS

Menurut Connolly (2005, p26-29), keuntungan dari penggunaan DBMS

antara lain :

1. Penggunaan data bersama (The Data Can Be Shared)

2. Mengurangi kerangkapan data (Redudancy Can Be Used)

3. Menghindari ketidakkonsistenan data (Inconsistency Avoided)

4. Integritas data terpelihara (Integrity Can Be Maintained)

5. Keamanan terjamin (Security Can Be Enforced)

6. Kebutuhan user yang kompleks dapat teratasi (Balanced Conflicting

Requirements)

7. Pelaksanaan standarisasi (Standards Can Be Enforced)

8. Meningkatkan produktifitas (Increased Productivity)

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

15

 

9. Layanan back up dan recovery semakin baik (Improved back up and

recovery services)

10. Increased concurrency

11. Improved data accessibility and reponsiveness

2.1.6.6 Kerugian DBMS

Menurut Connolly (2005, p29-30), adapun kerugian dari DBMS meliputi:

1. Kompleksitas

2. Memerlukan ukuran software yang besar

3. Biaya dari suatu DBMS sangat mahal

4. Biaya penambahan perangkat keras

5. Biaya konversi tinggi

6. Performa sistem dapat tidak sesuai dengan keinginan

7. Menimbulkan pengaruh yang besar pada perusahaan jika terjadi

kegagalan pada sistem

2.1.6.7 Fungsi DBMS

Adapun fungsi-fungsi DBMS menurut Connolly (2005, p16) adalah:

1. Penyimpanan, pengambilan dan perubahan data.

DBMS dapat memungkinkan user memiliki kemampuan untuk

menyimpan, restore, dan update data dalam basis data.

2. Katalog yang dapat diakses oleh pengguna

DBMS harus memiliki katalog yang berisikan deskripsi data item dan

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

16

 

dapat diakses oleh user.

3. Dukungan transaksi

DBMS memiliki sebuah mekanisme yang menjamin seluruh perubahan

yang berhubungan dengan sebuah transaksi dapat dilakukan ataupun

tidak dapat dilakukan..

4. Layanan kontrol concurrency

DBMS harus memiliki sebuah mekanisme menjamin database dapat di-

update ketika banyak user meng-update database secara bersamaan.

5. Layanan Recovery

DBMS harus memiliki sebuah mekanisme untuk memperbaiki basis data

yang apabila terjadi kesalahan.

6. Layanan kepemilikan (Authorization Services)

DBMS harus memiliki sebuah mekanisme yang menjamin bahwa hanya

user yang memiliki otorisasi yang dapat mengakses database..

7. Dukungan komunikasi data

DBMS harus dapat terintegrritasi dengan piranti lunak komunikasi dan

mendapat akses database dari lokasi yang jauh.

8. Layanan integrasi

DBMS diharuskan memiliki sarana yang menjamin data di dalam

database maupun perubahan terhadap data dan mengikuti aturanaturan

tertentu (constraint).

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

17

 

9. Layanan untuk peningkatan indepedensi data

DBMS harus mempunyai fasilitas-fasilitas untuk mendukung

ketidaktergantungan piranti lunak terhadap struktur aktual dari database.

10. Layanan utilitas

DBMS harus menyediakan serangkaian layanan seperti program analisis

statistic, pengawasan fasilitas, fasilitas reorganisasi indeks, dan lain-lain.

2.1.7 Structure Query Language (SQL)

Structure Query Language (SQL) adalah bahasa basis data relasional

yang paling populer dan yang memungkinkan para pengguna untuk melakukan

berbagai pencarian rumit dengan perintah yang relatif sederhana. (Turban,

Rainer, Potter, 2005, p637)

Pada dasarnya, sebuah bahasa basis data harus mempunyai karakteristik

sebagai berikut:

- Dapat membuat basis data dan menguraikan struktur relasi.

- Menyajikan data management tasks, seperti insertion, modification, dan

deletion dari relasi data.

- Menyajikan kedua query baik yang sederhana maupun yang kompleks.

SQL merupakan contoh dari transform-oriented language yang dapat

memenuhi kriteria relasi di atas untuk mengubah input menjadi output yang

dibutuhkan dalam basis data (Connoly dan Begg, 2005, p113). Standar dari SQL

memiliki dua komponen utama yaitu: Data Definition Language (DDL) dan

Data Manipulation Language (DML).

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

18

 

2.1.7.1 Data Definition Language

Menurut Conolly dan Begg (2005, p40), DDL (Data Definition

Language) adalah bahasa yang memungkinkan DBA (Database Administrator)

atau pengguna untuk mendeskripsikan nama entitas dan hubungan atribut yang

diperlukan untuk aplikasi, bersama-sama dengan yang terkait kendala integrity

dan keamanan.

DDL digunakan untuk mendefinisikan skema dan DDL tidak dapat

digunakan untuk memanipulasi data.

2.1.7.2 Data Manipulation Language

Menurut Conolly dan Begg (2005, p41), DML (Data manipulation

Language) adalah bahasa yang menyediakan seperangkat operasi untuk

mendukung operasi dasar manipulasi data pada database yang digunakan.

Operasi dasar yang dapat dilakukan oleh DML adalah :

1. Memasukkan data baru ke dalam database

2. Modifikasi data yang disimpan dalam database

3. Pengambilan data yang terdapat dalam database

4. Penghapusan data dari database

DML memiliki dua tipe, yaitu :

1. Prosedural

Bahasa yang memungkinkan pengguna untuk memberitahukan sistem

data apa yang diperlukan dan tepat dan bagaimana cara untuk mengambil

data tersebut.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

19

 

2. Non Prosedural

Bahasa yang memungkinkan user untuk menentukan data yang

dibutuhkan dengan menyebutkan spesifikasinya tanpa menspesifikasikan

bagaimana cara mendapatkannya.

2.1.8 Fourth Generation Language (4GL)

Fourth Generation Language merupakan bahasa pemrograman

kelanjutan dari third generation language (3GL), dimana 3GL seperti COBOL

memerlukan ratusan baris dalam menjalankan sebuah operasi. Sedangkan

sekarang hanya memerlukan sedikit baris dalam 4GL.

Dibandingkan dengan 3GL, yang prosedural, 4GL bersifat non-

procedural: user dapat mendefinisikan apa yang mereka kerjakan, bukan

bagaimana. 4GL mencakup beberapa bagian, yaitu: (Connolly dan Begg, 2005,

p42)

- Presentation languages, seperti bahasa query dan report generators;

- Speciality languages, seperti lembar kerja (spreadsheets) dan bahasa

sistem basis data.

- Application generators yang mendefinisikan, insert, update, dan

mengambil data dari database untuk membuat aplikasi.

- Very high-level languages, digunakan untuk menghasilkan kode aplikasi.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

20

 

SQL (Structured Query Language) dan QBE (Query-By-Example),

merupakan contoh dari 4GL. Berikut ini beberapa tipe dari 4GL:

a. Form generators

Merupakan fasilitas interaktif dengan secara cepat untuk membuat data

input dan menampilkan layout pada layar. Form generator memberikan

akses kepada user untuk merancang layar yang diinginkan, apa informasi

yang ingin disajikan, dan dimana layar tersebut akan ditampilkan. Selain

itu, form generator dapat mendefinisikan warna dari elemen layar dan

karaketeristik lain, seperti bold, underline, blinking, reverse, video, dan

lain sebagainya. Kelebihan tipe ini ada pada cara membuat derived

attributes, menggunakan operator aritmatik atau aggregates, dan

spesifikasi dari pengecekan validasi data input.

b. Report generators

Merupakan fasilitas untuk membuat laporan dari data yang disimpan di

dalam database. Hampir sama dengan query language yang

membolehkan user untuk memanipulasi dan memodifikasi database. Tipe

ini lebih menitikberatkan pada bagaimana output laporan yang

diinginkan.

c. Graphic generators

Merupakan fasilitas untuk mengambil data dari database dan

menampilkan data sebagai grafik untuk menunjukkan kecenderungan dan

hubungan antar data. Biasanya, tipe ini membolehkan user untuk

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

21

 

membuat diagram batang, pie charts, diagram garis, scatter charts, dan

lain sebagainya.

d. Application generators

Merupakan fasilitas untuk membuat program dengan menggunakan

database. Kegunaan application generator dapat mengurangi waktu

perancangan program dari aplikasi software secara keseluruhan. User

menspesifikasikan apa yang akan program lakukan; application generator

yang menentukan bagaimana cara program bekerja.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

22

 

2.1.9 Database Application Lifecycle

Tahapan penerapan database application lifecycle menurut Connolly (2005,

p283-306):

Gambar 2.1 Siklus Aplikasi Basisn Data

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

23

 

Tabel 2.1 Tahapan dan Fungsi Utama Di Setiap Tahapan Siklus Hidup Basis Data

Tahapan Siklus Fungsi utama

Database Planning Merencanakan bagaimana tahapan dalam

siklus hidup basis data dapat dilakukan secara

efektif dan efisien.

System Definition Menspesifikasikan ruang lingkup dan batasan

dari sistem basis data termasuk user views,

user, dan application areas.

Requirements collection and analysis Mengumpulkan analisis dan kebutuhan untuk

sistem basis data yang baru.

Database design Terdiri dari conceptual, logical dan physical

design dari sistem basis data.

DBMS selection (optional) Memilih DBMS yang cocok untuk sistem

basis data.

Application design Merancang antar muka pengguna dan program

aplikasi yang dibutuhkan dalam proses sistem

basis data.

Prototyping (optional) Membuat model kerja dari sistem basis data,

dimana mengijinkan perancang atau pengguna

untuk melihat dan mengevaluasi bagaimana

gambaran dan fungsi sistem akhir yang akan

dibuat.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

24

 

Tahapan Siklus Fungsi utama

Implementation Membuat physical database dan program

aplikasi.

Data conversion and loading Pemuatan data dari sistem yang lama ke

sistem yang baru dan apabila mungkin,

mengkonversi semua aplikasi yang sedang

berjalan untuk diterapkan dalam sistem basis

data yang baru.

Testing Menguji sistem basis data yang baru apakah

bebas dari error dan dicek kembali apakah

sesuai dengan spesifikasi kebutuhan

pengguna.

Operational maintanance Dalam tahap ini, sistem basis data sudah

diimplementasikan secara penuh. Sistem ini

akan terus dipantau dan dipelihara secara

berkelanjutan. Apabila terdapat kebutuhan

yang baru maka dapat kembali ke tahap

sebelumnya untuk membuat sistem basis data

yang baru sesuai kebutuhan pengguna.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

25

 

2.1.9.1 Database Planning

Merupakan aktifitas management yang memungkinkan tahapan dari

database application lifecycle direalisasikan seefektif dan seefisien mungkin.

Perancanaan basis data harus diintegrasikan dengan keseluruhan strategi sistem

informasi dari perusahaan atau organisasi. Terdapat 3 hal penting dalam

menyusun sebuah strategi sistem informasi, yaitu :

a. Identifikasi rencana dan sasaran dari perusahaan termasuk mengenai

sistem informasi yang dibutuhkan

b. Evaluasi dari sistem informasi yang ada untuk menetapkan kelebihan dan

kekurangan yang dimiliki.

c. Penilaian dari kesempatan-kesempatan teknologi informasi yang

mungkin menghasilkan keuntungan yang kompetitif.

Langkah penting dari tahap ini adalah mendefinisikan secara jelas tentang

pernyataan misi untuk proyek basis data. Pernyataan tersebut mendefinisikan

tujuan utama dari aplikasi basis data. Bila pernyataan tersebut selesai maka

langkah selanjutnya adalah mengidentifikasikan sasarannya. Pernyataan dan

sasaran ini perlu didukung oleh informasi-informasi tambahan yang menentukan

pekerjaan apa saja yang harus diselesaikan, sumber-sumber yang

mendukungnya, dan biaya yang harus dikeluarkan.

2.1.9.2 SystemDefinition

Definisi sistem pada lifecylce menjelaskan batasan-batasan dan cakupan

dari aplikasi basis data dan sudut pandang pengguna (user view) yang utama.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

26

 

User view mendefinisikan apa yang diwajibkan dari suatu aplikasi basis data dari

perspektif aturan kerja khusus (seperti manager dan supervisor) atau area

aplikasi perusahaan (seperti marketing, personalia atau stock conrol).

Aplikasi basis data dapat memiliki satu atau lebih user view. Identifikasi

user view, membantu memastikan bahwa tidak ada user utama dari suatu basis

data yang terlupakan ketika pembuatan aplikasi baru yang dibutuhkan. User

view juga dibutuhkan dalam pengembangan aplikasi basis data yang rumit

memungkinkan permintaan-permintaan dipecah ke dalam bagian-bagian yang

lebih sederhana.

2.1.9.3 Requirements Collection and Analysis

Suatu proses pengumpulan dan analisa informasi mengenai bagian

organisasi yang didukung oleh aplikasi basis data, dan menggunakan informasi

tersebut untuk identifikasi kebutuhan user akan sistem baru. Informasi

dikumpulkan untuk setiap user view utama meliputi :

a. Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan.

b. Detail mengenai bagaimana data digunakan/dihasilkan.

c. Beberapa kebutuhan tambahan tuntuk aplikasi basis data yang baru.

Informasi dianalisa untuk identifikasi kebutuhan agar disertakan dalam

aplikasi basis data yang baru. Aktifitas penting lainnya adalah menentukan

bagaimana mengatur aplikasi basis data dengan multiple user view, yaitu :

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

27

 

a. Pendekatan terpusat (Centralized approach)

Kebutuhan untuk setiap user view digabungkan menjadi sekumpulan

kebutuhan. Sebuah global data model dibuat berdasarkan atas

penggabungan kebutuhan (dimana merepresentasikan seluruh user view).

b. Pendekatan integrasi view view integration approach)

Kebutuhan untuk setiap user view digabungkan menjadi sekumpulan

data terpisah untuk merepresentasikan user view tersebut. Hasil dari

model data tersebut nantinya digabungkan dalam tahapan rancangan basis

data.

Model data yang merepresentasikan user view tunggal disebut local

data model, dan tersusun atas diagram-diagram dan dokumentasi yang

secara formal menggambarkan kebutuhan user view khusus terhadap

basis data. Kemudian local data model digabungkan untuk menghasilkan

global data model, yang merepresentasikan seluruh user view untuk basis

data.

c. Kombinasi keduanya (Combination of both approaches)

Kebutuhan untuk setiap user view digabungkan menjadi sekumpulan

data terpisah berdasarkan kebutuhannya masing-masing untuk

merepresentasikan user view tersebut.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

28

 

2.1.9.4 Database design

Tahap ini berupa suatu proses pembuatan sebuah rancangan basis data

yang akan mendukung tujuan dan operasi suatu perusahaan. Tujuan utamanya

adalah :

a. Merepresentasikan data dan relationship antar data yang dibutuhkan oleh

seluruh area aplikasi utama dan user group.

b. Menyediakan model data yang mendukung segala transaksi yang

diperlukan pada data.

c. Menspesifikasikan desain minimal yang secara tepat disusun untuk

memenuhi kebutuhan performa yang ditetapkan pada sistem (contoh :

respon waktu).

Pendekatan dalam perancangan basis data :

1. Top-down

Diawali dengan pembentukan model data yang berisi beberapa entitas

high-level dan relationship, yang kemudian menggunakan pendekatan

top-down secara berturut-turut untuk mengidentifikasi entitas lower level,

relationship dan atribut lainnya.

2. Bottom-up

Dimulai dari atribut dasar (yaitu, sifat-sifat entitas dan relationship),

dengan analisa dari penggabungan antar atribut, yang dikelompokkan ke

dalam suatu relasi yang merepresentasikan tipe dari entitas dan

relationship antar entitas.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

29

 

3. Inside-Out

Berhubungan dengan pendekatan buttom-up tetapi sedikit berbeda

dengan identifikasi awal entitas utama dan kemudian menyebar ke

entitas, relationship, dan atribut terkait lainnya yang lebih dahulu

diidentifikasi.

4. Mixed

Menggunakan pendekatan buttom-up dan top-down untuk bagian

yang berbeda sebelum pada akhirnya digabungkan.

Data modeling, ada dua kegunaan utama dari data modeling yaitu :

1. Untuk membantu dalam memahamiarti dari data.

2. Untuk memfalisitasi komunikasi mengenai informasi yang

dibutuhkan.

Pembuatan model data menjawab pertanyaan mengenai entitas,

relationship dan atribut, Model data bertujuan agar kita memahami :

a. Setiap user perspektif mengenai data.

b. Sifat dari data itu sendiri, independen terhadap reprentasi fisiknya.

c. Kegunaan data melalui user view.

Kriteria untuk menghasilkan model data yang optimal :

a. Validitas struktural (Structural Validity), harus konsisten dengan

definisi dan informasi perusahaan.

b. Kesederhanaan (Simplicity), mudah dimengerti baik oleh

profesional sistem informasi maupun pengguna non-teknik.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

30

 

c. Ketepatan (Expressibility), kemampuan untuk membedakan

antara data yang berlainan, relationship antar data dan batasan-

batasan.

d. Tidak rangkap (Nonredundancy), pengeluaran informasi yang

tidak berhubungan, dengan kata lain representasi setiap bagian

informasi hanya satu kali.

e. Digunakan bersama (Shareability), tidak ditentukan untuk aplikasi

atau teknologi tertentu dan dapat digunakan oleh banyak

pengguna.

f. Perluasan penggunaan (Extensibility), kemampuan untuk

menyusun dan mendukung kebutuhan baru dengan akibat

sampingan yang minimal terhadap user yang sudah ada.

g. Integritas (Integrity), konsistensi dengan cara yang digunakan

perusahaan dan pengaturan informasi.

h. Representasi diagram (Diagramatic Representation), kemampuan

untuk merepresentasikan model menggunakan notasi diagram

yang mudah dimengerti.

2.1.9.5 DBMS Selection

Pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung aplikasi basis data.

Dapat dilakukan kapanpun sebelum menuju desain logikal asalkan terdapat

cukup informasi mengenai kebutuhan siste. Tahap-tahap utama untuk memilih

DBMS :

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

31

 

a. Mendefinisikan terminologi studi referensi.

b. Mendaftar dua atau tiga produk.

c. Evaluasi produk.

d. Rekomendasi pilihan dan laporan produk.

2.1.9.6 Application design

Design interface user dan program aplikasi yang menggunakan dan

memproses basis data. Desain basis data dan aplikasi merupakan aktifitas paralel

yang meliputi dua aktifitas penting, yaitu :

1. Transaction design

Transaksi adalah satu atau serangkaian aksi yang dilakukan oleh

pengguna tunggal atau program aplikasi, yang mengakses atau merubah

isi dari basis data. Kegunaan dari desain transaksi adalah untuk

menetapkan dan keterangan karakteristik high-level dari suatu transaksi

yang dibutuhkan pada basis data, diantaranya :

a. Data yang digunakan oleh transaksi.

b. Karakteristik fungsional dari suatu transaksi

c. Output transaksi.

d. Keuntungannya bagi user.

e. Tingkat kegunaan yang diharapkan.

Terdapat tiga tipe transaksi, yaitu :

a. Retrieval transaction, digunakan untuk pemanggilan (retrieve) data

untuk ditampilkan di layar atau menghasilkan suatu laporan.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

32

 

b. Update transaction, digunakan untuk menambahkan record baru,

menghapus record lama, atau memodifikasi record yang sudah ada di

dalam basis data.

c. Mixed transaction, meliputi pemanggilan dan perubahan data.

2. User interface design

Beberapa aturan pokok dalam pembuatan user interface :

a. Meaningful title, diusahakan pemberian nama suatu form cukup jelas

menerangkan kegunaan dari suatu form/report.

b. Comprehensible instructions, penggunaan terminologi yang familiar

untuk instruksi ke user dan jika informasi tambahan yang dibutuhkan,

maka harus disediakan helpscreen.

c. Logical grouping and sequencing of fields, field yang saling

berhubungan ditempatkan pada form/report yang sama. Urutan field

harus logis dan konsisten.

d. Visually appealing layout of the form/report, tampilan form/report

harus menarik, dan sesuai dengan hard copy agar konsisten.

e. Familiar fields labels, penggunaan label yang familiar

f. Consistenn terminology and abbreviation, terminologi dan singkatan

yang digunakan harus konsisten.

g. Consistent use of color (penggunaan warna yang konsisten)

h. Visible space and boundaries for data-entry fields, jumlah tempat

yang disediakan untuk data entry harus diketahui oleh pengguna.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

33

 

i. Convinient cursor movement, user dapat dengan mudah menjalankan

operasi yang diinginkan dengan menggerakan kursor pada

form/report.

j. Error correction for individual characters and entire fields, user

dapat dengan mudah menjalankan operasi yang diinginkan dan

melakukan perubahan terhadap nilai field.

k. Error messages for unacceptable values

l. Optional fields marked clearly

m. Explanatory messages for fields, ketika user meletakkan kursor pada

suatu field, maka keterangan mengenai field tersebut harus dapat

dilihat.

n. Completion signal, indikator yang menjelaskan bahwa suatu proses

telah selesai dilaksanakan.

2.1.9.7Prototyping

Membuat model kerja suatu aplikasi basis data. Tujuan utama dari

pembuatan prototyping adalah :

a. Untuk mengidentifikasi feature dari sistem yang berjalan dengan baik

atau tidak.

b. Untuk memberikan perbaikan-perbaikan atau penambahan feature baru.

c. Untuk klarifikasi kebutuhan user.

d. Untuk evaluasi feasibilitas (kemungkinan yang akan terjadi) dari desain

sistem khusus.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

34

 

Terdapat dua jenis strategi prototyping yang digunakan saat ini, yaitu :

1. Requirements prototyping, menggunakan prototype untuk menentukan

kebutuhan dari aplikasi basis data yang diinginkan dan ketika kebutuhan

itu terpenuhi maka prototype akan dibuang.

2. Evolutionary prototyping, digunakan untuk tujuan yang sama.

Perbedaannya, prototype tidak dibuang tetapi dengan pengembangan

lanjutan menjadi aplikasi basis data yang digunakan.

2.1.9.8 Implementation

Implementation merupakan realisasi secara fisik dari basis data dan

desain aplikasi. Pada tahap penyelesaian desain (dimana dapat melibatkan

pembuatan prototype atau tidak), kini kita dapat menerapkan basis data dan

program aplikasi yang telah kita buat. Implementasi basis data dengan

menggunakan DDL yang kita pilih dalam melakukan pemilihan DBMS atau

dengan menggunakan Graphical User Interface (GUI), yang menyediakan

fungsional yang sama dengan pernyataan DDL yang low level. Pernyataan DDL

digunakan untuk menciptakan struktur basis data dan mengosongkan file yang

terdapat dalam basis data tersebut. Pandangan pemakain lainnya juga

diimplementasikan dalam tahapan ini. Data Manipulation Language (DML)

digunakan untuk mengimplementasikan transaksi basis data di dalam bagian

aplikasi program dari sasaran DBMS.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

35

 

2.1.9.9 Data converasion and loading

Data conversion and loading adalah mencakup pengambilan data dari

sistem lama untuk dipindahkan ke dalam sistem yang baru. Langkah ini

diperlukan hanya ketika suatu sistem basis data baru sedang menggantikan

sistem yang lama. Sekarang, DBMS yang memiliki kegunaan yang dapat

mengisi file yang ada ke dalam sistem yang baru telah dianggap umum,

kegunaan yang ada umumnya memerlukan spesifikasi sumber file dan target

basis data yang baru. Ketika conversion and loading dibutuhkan, prosesnya

harus direncanakan untuk memastikan kelancaran transaksi untuk keseluruhan

operasi.

2.1.9.10 Testing

Testing adalah suatu proses melaksanakan program aplikasi dengan

tujuan menemukan kesalahan. Sebelum diterapkan dalam suatu sistem, basis

data harus dilakukan testing terlebih dahulu. Hal ini dicapai dengan penggunaan

secara hati-hati untuk merencanakan suatu tes dan data yang realistis sehingga

keseluruhan proses pengujian sesuai dengan metode yang dilaksanakan sesuai

aturan yang ada.

2.1.9.11 Operational Maintenance

Operational maintenance adalah proses untuk memantau dan memelihara

sistem setelah di install. Pada tahapan sebelumnya, basis data benar-benar diuji

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

36

 

dan diimplementasikan. Sekarang sistem beralih ke tahapan pemeliharaan.

Suatu proses pengawasan dan pemeliharaan sistem setelah instalasi, meliputi :

a. Pengawasan performa sistem, jika performa menurun maka memerlukan

perbaikan atau pengaturan ulang database.

b. Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi database (jika dibutuhkan).

c. Penggabungan kebutuhan baru ke dalam aplikasi database.

2.1.10 Entity-Relationship Modelling (E-R Modelling)

Dalam mendesain basis data, hal yang paling penting adalah dengan

menggunakan Entity Relationship (ER). Karena tanpa ER, bisa dipastikan proses

pembuatan basis data dapat berjalan lama dan tidak teratur. Selain itu, yang perlu

diperhatikan adalah membuat relasi-relasi yang benar diantara tabel. Proses desain basis

data cukup menghasilkan waktu yang lama jika basis datanya besar. Desain basis data

mutlak harus dilakukan dengan baik, agar mudah dalam pengembangan dan perbaikan

nantinya.

E-R Modelling menggunakan sebuah pendekatan Top-Down dalam merancang

basis data yang dimulai dengan mengidentifikasikan data yang penting yang disebut

entity dan relationship antar data harus direpresentasikan dalam model (Connolly, 2005,

p342).

ERD adalah model yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri

dari koleksi objek-objek dasar yang disebut entitas (entity) serta hubungan (relationship)

antara entitas-entitas itu. ERD berperan dalam membantu memahami suatu hubungan

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

37

 

atau relasi antara beberapa komponen-komponen atau entiti-entiti dalam suatu

perancangan sebuah sistem.

ERD merupakan alat bantu yang digunakan untuk menggambarkan model data

yang didapat dari spesifikasi kebutuhan. Model ER biasanya dinyatakan dalam ERD. Di

dalam ERD terdapat tipe entiti, hubungan, dan atribut.

Skema ERD dibangun dari beberapa komponen utama, yaitu:

• Rectangles, yang mewakili entity.

• Ellipses, yang mewakili atribut.

• Diamonds, yang mewakili hubungan (relationship).

• Lines, garis yang menghubungkan atribut ke entiti dan entiti ke hubungan.

2.1.10.1 Entity Types

Menurut Connolly dan Begg (2005, p343) tipe entiti adalah sekumpulan

objek yang memiliki properties yang sama yang memiliki sebuah

ketidaktergantungan eksistensi yang diidentifikasi oleh perusahaan. Sedangkan

entity occurrence adalah sebuah objek dari satu entity yang dapat

diidentifikasikan secara unik (Connolly, 2005, 345).

Setiap entity dilambangkan dengan sebuah persegi panjang yang diberi

nama dengan entity tersebut. Nama entity biasanya adalah kata benda tunggal.

Huruf pertama dari setiap entity harus menggunakan huruf besar. Representasi

diagram entity terlihat pada gambar 2.2

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

38

 

Gambar 2.2 Representasi Diagram dari Tipe entity Pegawai dan Cabang

(Connolly, 2005, p345)

Entity dapat diklarifikasikan menjadi :

• Strong Entity Type : tipe entiti yang keberadaannya tidak

bergantung oleh adanya entiti lain. Biasa disebut dengan parent,

owner dominant.(Connolly, 2005, p354)

• Weak Entity Type : tipe entiti yang keberadaannya bergantung oleh

adanya entiti lain. Biasa disebut dengan child, dependent,

subordinate.(Connolly, 2005, p355)

Gambar 2.3 Representasi Diagram entity Kuat dan entity Lemah

(Connolly, 2005, p355)

Entity Name 

Staff  Branch 

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

39

 

2.1.10.2 Relationship Types

Menurut Connoly dan Begg (2005, p346) Relationship adalah suatu

hubungan yang berarti antara satu tipe entity atau lebih tipe entity.

Relationship occurrence, yaitu keterhubungan yang diidentifikasi secara

unik yang meliputi keberadaan tiap tipe entitas yang berpartisipasi.

Contoh : relationship type

Sumber : Buku Database System 4th Edition-Thomas Connoly and Carolyn Begg

Gambar 2.4 A Semantic Net Showing Individual Occurrences of the Has

Relationship Type

Degree of Relationship yaitu jumlah entitas yang berpartisipasi dalam

suatu relationship. Degree of Relationship terdiri dari :

1. Binary Relationship, yaitu keterhubungan antar dua tipe entitas. Contoh

Binary Relationship antara PrivateOwner dengan PropertyForRent yang

disebut Powns

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

40

 

’Private owner owns property for rent’

POwns

Gambar 2.5 Binary Relationship Powns

2. Ternary Relationship, yaitu keterhubungan antar tiga tipe entitas. Contoh

Ternary Relationship yang dinamakan Registers. Relasi ini melibatkan

tiga tipe entiti, yaitu Staff, Branch dan Client. Relationship ini

menggambarkan Staff mendaftarkan client pada branch.

’Staff registers a client at a branch’

Gambar 2.6 Ternary Relationship Registers

3. Quaternary Relationship, yaitu keterhubungan antar empat tipe entitas.

Contoh Quaternary Relationship yang dinamakan Arranges. Relasi ini

melibatkan empat entiti yaitu Buyer, Solicitor, Financial Institution, dan

Bid. Relasi ini menggambarkan Buyer, diberi masukkan oleh Solicitor, dan

didukung oleh Financial Institution, melakukan penawaran (Bid).

PrivateOwner  PropertyForRent 

Staff 

Client 

Branch Registers

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

41

 

’A solicitor arranges a bid on behalf of a

buyer supported by a financial institution’

Gambar 2.7 Quaternary Relationship Arranges

4. Unary Relationship, yaitu keterhubungan antar satu tipe entitas, dimana

tipe entitas tersebut berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang

berbeda. Kadang disebut juga recursive relationship. Relationship dapat

diberikan role names untuk mengidentifikasikan keterkaitan tipe entitas

dalam relationship. Contoh entitas Staff yang berperan menjadi Supervisor

dan Staff yang di-supervisor-i.

Buyer 

Bid 

Financial Institution

Arranges

Solicitor 

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

42

 

’Staff (Supervisor) supervises staff (Supervisoe)’

Supervises Supervisor

Supervisee

Gambar 2.8 Recursive Relationship Supervises with Role Names

Supervisor and Supervisee

2.1.10.3 Attributes

Merupakan sifat-sifat (property) dari sebuah entity atau relationship type.

Contohnya : sebuah entity Staff digambarkan oleh attribut staffNo, name, position

dan salary. (Connoly dan Begg, 2005, p350)

Attribute Domain adalah himpunan nilai yang diperbolehkan untuk satu

atau lebih atribut. Macam-macam atribut :

1. Simple Attribute, yaitu atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal

dengan keberadaan yang independen dan tidak dapat dibagi menjadi

bagian yang lebih kecil lagi. Dikenal juga dengan nama Atomic Attribute.

2. Composite Attribute, yaitu atribut yang terdiri dari beberapa komponen,

dimana masing-masing komponen memiliki keberadaan yang

Staff 

Role Name 

Role Name 

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

43

 

independen. Misalkan atribut Address dapat terdiri dari Street, City,

PostCode.

3. Single-valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk

setiap kejadian. Misalnya entitas Branch memiliki satu nilai untuk atribut

branchNo pada setiap kejadian.

4. Multi-valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai beberapa nilai

untuk setiap kejadian. Misal entitas Branch memiliki beberapa nilai untuk

atribut telpNo pada setiap kejadian.

5. Derived Attribute, yaitu atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari

satu atau beberapa atribut lainnya, dan tidak harus berasal dari satu

entitas.

2.1.10.4 Keys

Macam-macam keys adalah sebagai berikut: (Connoly dan Begg, 2005,

p353).

1. Super Key : Atribut unik yang mengidentifikasikan row.

2. Candidate Key : Atribut unik yang mengidentifikasikan table. Jumlah

minimal atribut-atribut yang dapat mengidentifikasikan setiap

kejadian/record secara unik.

3. Primary Key : Atribut unik yang mengidentifikasikan setiap row dalam

table. Candidate Key yang dipilih untuk mengidentifikasikan setiap

kejadian/record dari suatu entitas secara unik.

4. Alternate Key : Candidate Key yang tidak terpilih menjadi Primary Key.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

44

 

5. Composite Key : Candidate Key yang terdiri dari dua atau lebih atribut.

6. Foreign Key : Atribut sebuah tabel yang menggabungkan diri ke tabel

lain.

2.1.10.5 Structural Constraint

Batasan utama pada relationship disebut multiplicity, yaitu jumlah (atau

range) dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu entitas yang terhubung ke

satu kejadian dari entitas lain yang berhubungan melalui suatu relationship.

Menurut Connoly dan Begg (2005, p356), jenis batasan multiplicity

terdiri dari:

• One to one relationship

Hubungan ini terjadi apabila satu record di sebuah tabel menunjuk hanya

satu record di tabel lain. Contoh seperti gambar di bawah ini. Dapat

dilihat bahwa satu customer hanya dapat menunjuk ke satu order

demikian juga sebaliknya.

Gambar 2.9 One to one relationship diagram

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

45

 

• One to many relationship

Hubungan ini terjadi apabila sebuah record di tabel A menunjuk banyak

record di tabel B, tetapi tabel B hanya dapat ditunjuk oleh sebuah record

dari tabel A. Contoh seperti gambar di bawah ini. Dapat dilihat bahwa

tabel Customer dapat menunjuk beberapa ContactMoment tapi sebuah

ContactMoment hanya dapat ditunjuk oleh sebuah Customer.

Gambar 2.10 One to many relationship diagram

• Many to many relationship

Hubungan ini membutuhkan tabel pembantu untuk membantu hubungan

antara dua tabel yang memiliki hubungan many to many. Dalam

hubungan many to many, tiap tabel dapat menunjuk beberapa record di

tabel lain. Contoh seperti gambar di bawah ini.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

46

 

 

Gambar 2.11 Many to many relationship diagram

2.1.11 Metodologi Sistem Basis Data

Menurut Connoly dan Begg (2002, p417 – 476), metodologi perancangan sistem

basis data terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu :

1. Perancangan Konseptual

2. Perancangan Logical

3. Perancangan Fisikal

2.1.11.1 Perancangan Konseptual

Langkah awal dalam basis data konseptual adalah membuat model data

dari informasi-informasi mengenai perusahaan. Data yang ada dikembangkan

dengan representasi secara konseptual yang mencakup mengidentifikasi entity,

relationship, dan atribut yang secara keseluruhan bebas dari detail implementasi

seperti DBMS yang digunakan, program aplikasi, bahasa pemrograman, platform

untuk hardware, tingkat kinerja, maupun bentuk pertimbangan fisik lainnya.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

47

 

Langkah - langkah dalam membuat model data konseptual :

1.1: Mengidentifikasikan tipe-tipe dari entitas.

Langkah pertama dalam membangun suatu model data local konseptual

adalah untuk mendefinisikan objek utama dimana user memang

membutuhkannya. Salah satu metode untuk mengidentifikasi tipe entitas

adalah dengan mengidentifikasi kata benda atau frase kata benda yang telah

disebutkan oleh pengguna.

1.2: Mengidentifikasikan tipe-tipe dari relationship.

Pada tahap ini dilakukan identifikasi relasi yang penting antara berbagai

tipe entitas yang telah diidentifikasikan. Relasi diidentifikasikan dengan

menggunakan kata kerja atau frase kata kerja. Namun harus diperhatikan

relasi yang kompleks yang melibatkan lebih dari dua entitas dan relasi

recursive yang hanya melibatkan satu entitas.

1.3: Mengidentifikasikan dan menghubungkan atribut dengan tipe-tipe entitas

atau relationship.

Pada langkah ini, atribut dengan entitas atau tipe relasi yang sesuai saling

dihubungkan.

1.4: Menentukan domain dari atribut.

Definisi Domain adalah penampung dari nilai yang dapat ditampung oleh

atribut. Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan domain dari

atribut yang ada dalam model data lokal konseptual.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

48

 

1.5: Menentukan atribut-atribut, candidate key, dan primary key.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengidentifikasi candidate key dari

setiap tipe entitas. Jika terdapat lebih dari satu candidate key, pilih salah

satunya menjadi primary key. Acuan dalam memilih suatu primary key di

antara banyak candidate key, antara lain :

a. Merupakan candidate key dengan jumlah set paling sedikit.

b. Merupakan candidate key yang nilainya jarang sekali berubah.

c. Merupakan candidate key dengan jumlah karakter paling sedikit.

d. Merupakan candidate key dengan jumlah paling sedikit dari nilai

maksimumnya (untuk tipe atribut dengan tipe numerik).

e. Merupakan candidate key yang paling mudah digunakan dari sudut

pandang pengguna.

1.6: Pertimbangkan penggunaan konsep enchanced modeling (optional step)

Langkah ini mempunyai sifat optional (pilihan), kita dapat

mempertimbangkan untuk menggunakan enhanced modeling, seperti

specialization, generalization, aggregation, dan composition.

1.7: Periksa model dan redudancy.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengecek ada atau tidaknya

redudansi dalam model basis data. Apabila ditemukan adanya redudansi

maka redudansi dapat dihilangkan dengan dua langkah berikut:

a. Menguji kembali hubungan one-to-one.

b. Menghilangkan relasi redudansi.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

49

 

1.8: Memvalidasi model konseptual lokal terhadap transaksi pengguna.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memeriksa apakah model konseptual

mendukung transaksi yang dibutuhkan. Pemeriksaan dapat dilakukan

dengan menggunakan dua pendekatan, antara lain:

a. Mendeskripsikan transaksi.

b. Menggunakan alur transaksi.

1.9: Melihat kembali data model konseptual lokal dengan pengguna.

Pada langkah ini dilakukan peninjauan ulang terhadap model data

konseptual termasuk ER bersama pengguna untuk memastikan bahwa

model yang ada sesuai dengan yang diminta. Jika terjadi perbedaan

(anomaly), maka harus dilakukan perubahan.

2.1.11.2 Perancangan Logical

Dalam perancangan basis data logikal dilakukan proses pembentukan

model dari informasi yang digunakan dalam enterprise berdasarkan model data

tertentu (misal : relasional) tetapi independen terhadap DBMS tertentu dan aspek

fisik lainnya.

Model data konseptual yang telah dibuat sebelumnya, diperbaiki dan

dipetakan kedalam model data logikal. Model basis data logical merupakan

sumber informasi dalam merancang basis data fisikal dan sebagai sarana yang

membantu para perancang dalam merancang basis data fisikal.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

50

 

Langkah langkah dalam membuat model data logical :

2.1: Hilangkan fitur-fitur yang tidak kompatibel dengan model relasional

(optional step).

a. Menghilangkan relasi binary many-to-many (*.*).

b. Menghilangkan relasi tipe rekursif many-to-many (*.*).

c. Menghilangkan relesai tipe kompleks.

d. Menghilangkan attribute multivalue.

2.2: Menurunkan relasi-relasi untuk data model logikal lokal.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat suatu relasi model data

logikal yang merepresentasikan suatu entitas, relasinya dan juga atribut

yang telah diidentifikasikan.

Langkah ini mendeskripsikan bagaimana relasi diperoleh untuk struktur

yang mungkin terjadi dalam model basis data konseptual seperti :

a. Tipe entitas kuat (Strong entity type).

Tipe entitas yang kuat, yaitu entitas yang mempunyai atribut kunci.

b. Tipe entitas lemah (Weak entity type).

Tipe entitas yang lemah, yaitu entitas yang tidak mempunyai atribut

kunci.

c. One-to-many (1:* ) tipe relasi binary.

Relasi dimana setiap entity yang ada dapat mempunyai satu relasi atau

lebih dari satu entity dengan entity yang lain.

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

51

 

Gambar 2.12 Relasi one-to-many

Dari gambar tersebut notasi multiplicity-nya dengan gambar berikut :

Gambar 2.13 Notasi relasi one-to-many

d. One-to-one (1:1) tipe relasi binary.

Gambar 2.14 Relasi one-to-one

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

52

 

Dari gambar tersebut notasi multiplicity-nya dengan gambar berikut :

Gambar 2.15 Notasi relasi one-to-one

e. One-to-one (1:1) tipe relasi recursive.

f. Superclass / subclass tipe relasi.

g. Many-to-many tipe relasi binary.

Gambar 2.16 Relasi many-to-many

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

53

 

Dari gambar tersebut notasi multiplicity-nya dengan gambar berikut :

Gambar 2.17 Notasi many-to-many

h. Tipe relasi kompleks.

i. Atribut multi-valued.

2.3: Memvalidasikan relasi-relasi menggunakan normalisasi.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memvalidasi relasi dalam model data

logikal dengan menggunakan teknik dari normalisasi.

2.4: Memvalidasikan relasi-relasi terhadap transaksi pengguna.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa relasi di dalam

model data logikal mendukung transaksi yang dibutuhkan oleh pengguna.

2.5: Menentukan integrity constraint.

Yang dimaksud dengan Integrity Constraint adalah berisi aturan-aturan

atau batasan-batasan untuk terlaksananya integritas data. Dengan demikian,

batasan ini mampu melindungi database dari kerusakan.

Terdapat 6 tipe integrity constraint :

a. Data yang dibutuhkan (Required Data).

b. Batasan domain atribut.

c. Integritas entitas (Intity integrity, primary key tidak boleh null).

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

54

 

d. Integritas referensi (Referential integrity, foreign key pada suatu entity

harus sesuai dengan candidate key pada entity lain).

e. Batasan umum (General Constraint, merupakan aturan tambahan yang

dibuat oleh seorang Database Administrator dari basis data tersebut).

2.6 : Melihat kembali data model logikal lokal dengan pengguna.

Tujuan dari langkah ini untuk memastikan bahwa model yang telah dibuat

sesuai dengan representasi pengguna yang sebenarnya mengenai kebutuhan

data perusahaan.

2.7 Menggabungkan model data logical ke dalam model data global.

Dilakukan penggabungan model data logical local secara keseluruhan

menjadi sebuah model data logical global tunggal yang merepresentasikan

semua user view dari basis data.

2.8 Validasi Model Data Logikal Global.

Valisadi relasi yang dihasilkan dari model data logical global dengan

menggunakan teknik normalisasi.

2.9 Memeriksa perkembangan yang akan datang.

Memastikan apakah akan ada perubahan yang signifikan yang dapat

diperkirakan dan apakah model data logikal tersebut dapat mendukung

perubahan tersebut.

2.10 Me-review model data logikal dengan pengguna.

Melakukan review model data logikal global dengan pengguna untuk

memastikan apakah model tersebut menjadi true representation dari data

perusahaan.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

55

 

2.1.11.3 Perancangan Fisikal

Perancangan basis data fisikal merupakan konstruksi penjelasan

implementasi basis data pada secondary storage, menguraikan basis relasi,

organisasi file, merancang index, integrity, dalam peralatan atau mekanisme

security.

Perancangan basis data fisikal merupakan tahap akhir dari proses

perancangan basis data, dimana tahapan ini menjelaskan bagaimana perancangan

secara fisikal dapat diimplementasikan berdasarkan hasil perancangan logikal.

Untuk model relasional, hal ini meliputi:

1. Membuat satu set tabel relasional dan batasan (constraints) dalam

tabel yang didapat dari data model logikal.

2. Mengidentifikasi struktur penyimpanan secara spesifik dan metode

akses data untuk kinerja yang optimal dalam sistem basis data.

3. Merancang proteksi keamanan untuk sistem.

Perancangan basis data konseptual dan logikal untuk sistem yang lebih

besar harus dipisahkan dari perancangan basis data fisikal, dikarenakan beberapa

alasan, yaitu:

1. Berhubungan dengan masalah subjek yang berbeda – ’the what’, not

the ’how’;

2. Dilakukan dengan waktu yang berbeda – the ’what’ must be

understood before the ’how’ dan be determined;

3. Membutuhkan kemampuan (skill) yang berbeda, dimana sering

ditemukan pada orang yang berbeda.

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

56

 

Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam merancang basis data

fisikal:

3.1: Menterjemahkan model data logikal global untuk sasaran DBMS

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menghasilkan skema basis data

relasional untuk model data logikal global yang dapat diimplementasikan

pada sasaran DBMS.

3.2 Merancang relasi dasar (base relations)

Tujuannya adalah untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan relasi

dasar yang diidentifikasikan dalam model data logika global pada sasaran

DBMS.

Untuk setiap relasi yang diidentifikasikan dalam model data logika global,

kita memiliki definisi yang terdiri dari :

1. Nama relasi

2. Daftar dari simple attribute dalam tanda kurung

3. Primary key (PK) dan, jika perlu, alternate key (AK) dan

foreign key (FK)

4. Daftar dari setiap atribut yang diperoleh dan bagaimana

dikomputasikan

5. Batasan integritas referensial untuk foreign key yang

diidentifikasikan

Dari kamus data, untuk setiap atribut juga didapatkan :

1. Domain, terdiri dari tipe data, panjang, dan setiap batasan dari

domain

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

57

 

2. Pilihan nilai default untuk atribut

3. Apakah atribut boleh berupa null

3.3 Merancang representasi dari data yang diperoleh (derived data)

Tujuannya untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan derived data

yang ada dalam model data logikal global pada sasaran DBMS.

Atribut yang nilainya dapat ditemukan dengan menguji nilai dari atribut

yang lain dikenal sebagai derived atau calculated attributes.

3.4 Merancang batasan perusahaan

Tujuannya untuk merancang batasan perusahaan untuk target DBMS.

3.4 Merancang organisasi file dan indexes

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan organisasi file yang

optimal untuk menyimpan relasi dasar (base relation) dan index yang

diperlukan untuk mendapatkan kinerja yang dapat diterima, yaitu

bagaimana relasi dan tuples akan disimpan dalam penyimpanan sekunder

(secondary strorage).

3.5 Menganalisa transaksi

Tujuannya adalah untuk memahami kegunaan dari transaksi yang akan

dijalankan pada basis data dan untuk menganalisa transaksi yang penting.

Dalam menganalisa transaksi, kita berusaha untuk mengidentifikasikan

kriteria kinerja, seperti :

1. Transaksi yang sering dilakukan dan akan memiliki pengaruh

yang significant pada kinerja.

2. Transaksi yang kritikal terhadap operasi bisnis

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

58

 

3. Waktu selama satu hari/minggu dimana akan ada permintaan

yang tinggi terhadap basis data (dinamakan peak load).

3.6 Memilih organisasi file

Tujuannya untuk menentukan sebuah organisasi file yang efisien untuk

setiap relasi dasar (base relations).

Untuk membantu memahami organisasi file pada setiap relasi, terdapat

petunjuk untuk memilih sebuah organisasi file berdasarkan tipe file berikut:

1. Heap

2. Hash

3. Indexed Sequential Access Method (ISAM)

4. B-tree

5. Clusters

3.7 Memilih index

Tujuannya untuk menentukan apakah menambahkan index akan

meningkatkan kinerja dari sistem.

Pada kasus ini, pilih atribut untuk mengurutkan atau mengelompokkan

tuple sebagai :

1. Atribut yang paling sering digunakan pada operasi join, karena

atribut ini membuat operasi join lebih efisien, atau

2. Atribut yang paling sering digunakan untuk mengakses tuple

dalam sebuah relasi untuk atribut tersebut.

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

59

 

3.8 Menghitung kebutuhan disk space

Tujuannya untuk memperkirakan jumlah dari disk space yang akan

diperlukan oleh basis data. Merupakan sebuah kebutuhan bahwa

implementasi basis data dapat ditangani oleh konfigurasi perangkat keras

yang sedang digunakan. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk

memperkirakan jumlah dari disk space yang diperlukan untuk mendukung

implementasi basis data pada penyimpanan sekunder.

3.9 Merancang user view

Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang pandangan user yang

diidentifikasikan selama pengumpulan kebutuhan dan menganalisa tahapan

dari siklus hidup aplikasi basis data relasional.

3.10 Merancang mekanisme keamanan

Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang mekanisme keamanan

bagi basis data sebagaimana yang dispesifikasikan oleh user.

Mekanisme keamanan basis data adalah suatu mekanisme yang

memproteksi basis data dari suatu kejadian yang disengaja maupun yang

tidak disengaja (Connolly dan Begg, 2005, p542).

Suatu basis data merupakan sumber dari perusahaan yang penting yang

perlu dilindungi dengan suatu kontrol yang memadai. Beberap issue

keamanan basisdata yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Pencurian data (Theft and Fraud)

2. Kehilangan kerahasiaan suatu data (Loss of Confidentiality)

3. Kehilangan hak pribadi (Loss of Privacy)

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

60

 

4. Kehilangan integritas (Loss of Integrity)

5. Kehilangan ketersediaan data (Loss of Availability)

Hasil akhir dari perancangan basis data fisikal adalah suatu proses yang

mendeskripsikan suatu implementasi basis data pada media penyimpanan.

Ini menggambarkan suatu relasional dan struktur penyimpanan serta

metodologi pengaksesan data oleh user yang efisien, selama memenuhi

batasan integritas dan mekanisme keamanan.

2.1.12 Normalisasi

2.1.12.1 Pengertian Normalisasi

Normalisasi adalah teknik untuk menghasilkan kumpulan relasi

dengan properti yang diinginkan, sesuai dengan kebutuhan data perusahaan

(Connolly, 2005, p388). Normalisasi merupakan sebuah teknik untuk

memproduksi sejumlah relasi dengan properties yang didapat dari analisis dan

kebutuhan perusahaan.

Tujuan dari pembutatan normalisasi adalah :

1. Mengurangi terjadinya rangkap data (redudancy data)

2. Menghindarkan adanya data yang tidak konsisten terutama bila terjadi

penambahan, penghapusan data sebagai akibat adanya data rangkap

3. Menjamin bahwa identitas tabel secara tunggal sebagai determinan semua

atribut.

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

61

 

2.1.12.2 Bentuk-bentuk Normalisasi

Hubungan diantara bentuk normal (normal form) menurut Connolly

(2005, p401-422) adalah sebagai berikut :

Sumber : Database System 4th Edition-Thomas Connolly and Carolyn Begg

Gambar 2.18 Diagram ilustrasi hubungan di antara normal forms

Di dalam gambar 2.18 ditunjukkan bahwa beberapa relasi dari 1NF

adalah juga memenuhi 2NF dan beberapa relasi dari 2NF juga memenuhi 3NF.

Setiap BCNF merupakan 3NF, tetapi 3NF belum tentu memenuhi BCNF. Kita

memulai proses normalisasi ini dengan mentransfer data secara initial yang

berada di form ke dalam tabel format dengan baris-baris dan kolom-kolom.

Berikut ini merupakan penjelasan dari bentuk-bentuk normal form,

yaitu:

1. Unnormalized Form (UNF)

a. Merupakan suatu tabel yang berisikan satu atau lebih groups yang

berulang (repeating group).

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

62

 

b. Membuat tabel unnormalized yaitu dengan memindahkan data dari

sumber informasi kedalam format tabel dengan baris dan kolom.

2. First Normal Form (1NF)

a. Merupakan sebuah relasi dimana setiap irisan antara baris dan kolom

berisikan satu dan hanya satu nilai.

b. UNF ke 1NF

1. Tunjuk satu atau sekumpulan atribut sebagai kunci untuk tabel

unnormalized.

2. Identifikasikan groups yang berulang dalam tabel unnormalized

yang berulang untuk kunci atribut.

3. Hapus group yang berulang dengan cara :

a. Masukkan data yang semestinya kedalam kolom yang kosong

pada baris yang berisikan data yang berulang (flattening the

table), atau dengan cara

b. Menggantikan data yang ada dengan copy dari kunci atribut

yang sesungguhnya kedalam relasi terpisah.

3. Second Normal Form (2NF)

a. Berdasarkan pada konsep full functional dependency, yaitu A dan B

merupakan atribut dari sebuah relasi, B dikatakan fully dependent

terhadap A jika B functionally dependent pada A tetapi tidak pada

proper subset dari A.

b. 2NF, merupakan sebuah relasi dalam 1NF dan setiap atribut non-

primary-key bersifat fully functionally dependent pada primary key.

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

63

 

c. 1NF ke 2NF

1. Identifikasikan primary key untuk relasi 1NF.

2. Identifikasikan functional dependencies dalam relasi.

3. Jika terdapat partial dependencies terhadap primary key, maka

hapus dengan menempatkannya dalam relasi yang baru bersama

dengan salinan determinannya.

4. Third Normal Form (3NF)

a. Berdasarkan pada konsep transitive dependency, yaitu suatu kondisi

dimana A, B dan C merupakan atribut dari sebuah relasi, maka jika A

→ B dan B → C, maka C transitively dependent pada A melalui B.

(Jika A tidak functionally dependent pada B atau C).

b. 3NF, adalah sebuah relasi dalam 1NF dan 2NF dan dimana tidak

terdapat atribut non-primary-key atribut yang bersifat transitively

dependent pada primary key.

c. 2NF ke 3NF

1. Identifikasikan primary key dalam relasi 2NF.

2. Identifikasikan functional dependencies dalam relasi.

3. Jika terdapat transitive dependencies terhadap primary key, hapus

dengan menempatkannya dalam relasi yang baru bersama dengan

salinan determinannya.

5. Boyce-Codd Normal Form (BCNF)

a. Berdasarkan pada functional dependencies yang dimasukan kedalam

hitungan seluruh candidate key dalam suatu relasi, bagaimanapun

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

64

 

BCNF juga memiliki batasan-batasan tambahan disamakan dengan

definisi umum dari 3NF.

b. Suatu relasi dikatakan BCNF, jika dan hanya jika setiap determinan

merupakan candidate key.

c. Perbedaan antara 3NF dan BCNF yaitu untuk functional dependency A

→ B, 3NF memungkinkan dependency ini dalam suatu relasi jika B

adalah atribut primary-key dan A bukan merupakan candidate key.

d. Sedangkan BCNF menetapkan dengan jelas bahwa untuk dependency

ini agar ditetapkan dalam relasi maka A harus merupakan candidate

key.

e. Setiap relasi dalam BCNF juga merupakan 3NF, tetapi relasi dalam

3NF belum tentu termasuk kedalam BCNF.

6. Fourth Normal Form (4NF)

Normalisasi keempat merupakan sebuah relasi dalam BCNF dan

dilakukan untuk menghilangkan multi-valued dependency.

7. Fifth Normal Form (5NF)

Normalisasi kelima merupakan sebuah relasi yang tidak mempunyai

join dependency.

Bentuk normal pertama hingga ketiga merupakan bentuk normal

yang umum dipakai. Artinya, bahwa pada kebanyakan relasi bila ketiga

bentuk normal tersebut telah dipenuhi maka persoalan anomali tidak akan

muncul lagi. Bentuk normal Boyce-Codd merupakan revisi terhadap bentuk

normal ketiga. Bentuk normal 4NF dan 5NF hanya dipakai pada kasus-

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

65

 

kasus khusus, yakni pada relasi yang mengandung ketergantungan banyak

nilai.

2.1.13 Internet

2.1.13.1 Pengertian Internet

Internet atau Interconnection Networking adalah jaringan besar yang

menghubungkan jaringan komputer dari bisnis, organisasi, lembaga pemerintah,

dan sekolah di seluruh dunia, dengan cepat, langsung, dan hemat. (Turban,

Rainer dan Potter, 2005, p674)

2.1.13.2 Sejarah Internet

Pada tahun 1957, Uni Soviet berhasil meluncurkan satelit pertama ke

orbit. Hal ini direspon dengan pembentukan Advanced Research Projects Agency

(ARPA) oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Department of Defense).

Pada saat itu, Amerika Serikat dan Uni Soviet sedang berlomba - lomba dalam

persenjataan nuklir.

Pada tahun 1962, Paul Baran menulis mengenai jaringan “packet

switching” yang dapat selamat dari serangan nuklir. Tidak seperti jaringan point

to point, sebuah jaringan packet switching akan memiliki banyak rute dari satu

tempat ke tempat lain.

Karena latar belakang perlombaan senjata nuklir, maka pada tahun 1965,

ARPA mensponsori penelitian jaringan komputer packet switching dengan

harapan dapat membangun suatu jaringan komando yang dapat diperintah atau

Page 61: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

66

 

dijalankan dari seluruh penjuru Amerika Serikat. Pada tahun 1969, empat node

ARPANET pertama terbentuk. Departemen Pertahanan merancang jaringan ini

agar dapat terus mentransmisikan data walaupun sebagian jaringan hancur karena

perang nuklir. Empat node ini adalah cikal bakal internet.

Internet kemudian semakin berkembang. E-mail diperkenalkan pada

tahun 1972. Pada tahun 1982, Transmission Control Procotol / Internet Protokol

(TCP/IP) mulai dipakai pada ARPANET. Pada tahun 1984, National Science

Foundation menciptakan NSFnet yang menghubungkan banyak universitas

dengan internet. Proyek World Wide Web mulai diusulkan pada tahun 1989 dan

pada tahun 1990 ARPANET berakhir, NSFnet adalah jaringan utama (backbone)

internet pada saat itu.

Pada tahun 1992, World Wide Web diciptakan. Pada saat itu, terdapat

lebih dari satu juta komputer terhubung ke internet. Pada tahun 1995, World

Wide Web menjadi bagian internet yang paling populer.

2.1.13.3 World Wide Web (WWW)

World Wide Web adalah sistem dengan standar yang diterima secara

universal untuk menyimpan, menelusuri, memformat, dan menampilkan

informasi melalui arsitektur client/server; menggunakan fungsi – fungsi

transport dari internet. (Turban, Rainer dan Potter, 2005, p680)

Page 62: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

67

 

2.1.13.4 Internet Protocol

Protokol yang digunakan pada internet ialah Transmission Control

Protocol / Internet Protocol (TCP/IP). Menurut Suryadi (1997, p24-25) ada dua

komponen yang perlu diketahui dari Internet dengan protokol TCP/IP, yaitu :

1. Nomor IP

Setiap komputer yang terkoneksi ke Internet memiliki nomor identifikasi

yang unik (ID) agar dapat membedakannya dari komputer lain, disebut

nomor IP. Nomor ini terdiri dari empat digit, w.x.y.z di mana w, x, y, z

bervariasi antara 0 dan 225. Dengan nomor IP ini setiap host atau

komputer yang terkoneksi ke Internet dapat teridentifikasi.

2. Nama Domain

Metode Penomoran dengan menggunakan angka tidak begitu disukai,

karena kita sulit mengingatnya. Umumnya orang mudah mengingat nama

dibandingkan angka. Alasan ini yang memotivasi untuk memakai metode

penggunaan nama yang mengingatnya dengan nomor IP, disebut DNS

(Domain Name System). Metode ini dijadikan standar. Nama domain

terdiri dari beberapa bagian yang dipisahkan dengan titik.

Tabel 2.2 Domain yang Umum Dipakai.

Nama Domain Jenis Website / Organisasi

.com Komersial (commercial)

.edu Pendidikan (educational)

Page 63: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

68

 

Nama Domain Jenis Website / Organisasi

.ac Akademis (academic)

.gov / .go Pemerintahan (governmental)

.mil Militer (military)

.net Layanan jaringan (network provider)

.co Perusahaan (corporate)

.org Organisasi lainnya

Nama konversi nama di atas tidak mengikat, karena tetap akan dikaitkan

dengan sebuah nomor IP. Komputer yang bertugas untuk menerjemahkan

kembali nama domain menjadi nomor IP disebut dengan DNS server.

2.1.14 Sistem Berbasis Web

Sistem berbasis web merupakan sistem yang digunakan berupa urutan rangkaian

instruksi dan harus dijalankan berdasarkan jaringan tertentu dalam suatu aplikasi. Web

adalah sistem dengan standar yang diterima secara universal untuk menyimpan,

menelusuri, memformat, dan menampilkan informasi melalui arsitektur klien/server.

Web bisa menerima semua jenis informasi digital, termasuk teks, hypermedia, grafis,

dan suara. Web menggunakan antarmuka pengguna grafis, sehingga mudah digunakan.

(Turban, Rainer dan Potter, 2005, p680-681)

Web didasari oleh bahasa hiperteks standar yang disebut Hypertext Markup

Language (HTML), yang memformat dokumen dan memadukan link hiperteks dinamis

ke dokumen-dokumen lainnya yang disimpan di dalam komputer yang sama atau yang

Page 64: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

69

 

berbeda. Penawaran informasi melalui web memerlukan adanya home page, yang

merupakan tampilan layar grafis dan teks yang biasanya menyambut pengguna dan

menjelaskan organisasi yang memuat halaman tersebut. Dalam kebanyakan kasus, home

page mengarahkan pengguna ke halaman-halaman lainnya.

Untuk mengakses situs Web, pengguna harus menentukan uniform resource

locator (URL), yag mengarahkan ke alamat dari sumber tertentu di web. Misalnya URL

untuk microsoft adalah http://www.microsoft.com. HTTP adalah singkatan dari hypertext

transport protocol, yang merupakan standar komunikasi yang digunakan untuk

mentransfer halaman di bagian WWW di internet.

Pengguna umumnya mengakses web melalui aplikasi peranti lunak yang disebut

browser. Browser menyediakan tampilan grafis yang memungkinkan pengguna untuk

menunjuk dan meng-klik bagian yang diinginkanya di web. Proses ini disebut surfing.

Browser web menjadi sarana akses universal karena mengirimkan antarmuka yang sama

pada semua sistem operasi yang dijalankan.

2.1.15 PHP dan MySQL

2.1.15.1 PHP

Menurut Welling (2001, p2), PHP adalah sebuah scripting pada

lingkungan server yang dirancang khusus untuk web. Kode PHP dapat disatukan

dalam page yang berisikan tag-tag HTML dan akan dieksekusi setiap halaman

tersebut diakses. Kode-kode PHP yang telah dibuat akan diinterpretasikan oleh

web server yang kemudian menghasilkan tag-tag HTML atau output lainnya

yang akan dibaca oleh user.

Page 65: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

70

 

Sebuah website yang terbuat dari susunan tag-tag HTML bersidat statis.

Dengan adanya PHP ini dapat dirancang suatu website yang bersifat dinamis

bahkan dapat bersidat interaktif.

Beberapa keunggulan PHP dibandingkan dengan beberapa bahasa

scripting lainnya adalah sebagai berikut :

• PHP mendukung abnyak sistem basis data, seperti MySQL, PostgreSQL,

Oracle, Informix, Interbase dan lain-lain.

• PHP bersifat cross platform, artinya dapat dipakai di hampir semua web

server seperti Apache, AOL Server, dan Microsoft Internet Information

Service. Selain itu, PHP juga dapat dijalankan di berbagai sistem operasi,

seperti LINUX, UNIX, maupun di berbagai versi Microsoft Windows.

• PHP adalaha program yang bersifat open source sehingga siapapun dapat

mengubah maupun menambahkan fungsi-fungsi baru secara bebas. Oleh

karena itu, PHP memiliki siklus hidup yang singkat (selalu up to date)

mengikuti perkembangan teknologi internet.

2.1.15.2 MySQL

MySQL adalah basis data server relasional yang gratis di bawah linsensi

GNU (General Public Licensce). MySQL bersifat open source. MySQL

merupakan basis data server multi user dan multi threaded yang tangguh.

MySQL biasanya menjadi pilihan untuk para pengguna PHP (Utdirartatmo,

2002, p1).

Page 66: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

71

 

MySQL adalah suatu sistem manajemen basis data. Suatu basis data

adalah sebuah kumpulan data yang terstruktur yang disimpan dengan suatu cara

yang memudahkan pengambilan kembali. Untuk menambahkan, mengakses, dan

memproses data yang tersimpan pada suatu basis data komputer diperlukan suatu

sistem manajemen basis data seperti MySQL.

Sistem manajemen basis data memainkan peranan yang penting dalam

komputasi. MySQL adalah suatu sistem manajemen basis data relasional

(RDBMS). Data dalama suatu basis data relasional disimpan dalam tabel-tabel

terpisah di mana semua relasi antara data-datda tersebut direpresentasikan

dengan suatu nilai pada tabel yang berhubungan. Hal ini menyebabkan adanya

kemungkinan penambahan kecepatan dan fleksibilitas. Tabel-tabel tersebut

terhubung dengan suatu relasi yang telah didefinisikan dan memungkinkan

pengkombinasian dari beberapa tabel sesuai dengan permintaan.

Beberapa ciri utama dari MySQL antara lain:

• Full multi-threaded dengan kernel threads, memungkinkan untuk

menggunakan beberapa CPU.

• Beroperasi pada banyak platform yang berbeda.

• Fungsi SQL diimplementasikan melalui kelas pustaka yang dioptimasikan.

• Mampu menangani basis data berukuran besar sekitar 50.000 record dan

60.000 tabel.

Page 67: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

72

 

2.1.16 Eight Golden Rules of Interface Design (8 Aturan Emas Desain Tampilan

Pengguna)

Shneiderman mengemukakan 8 (delapan) aturan yang dapat digunakan sebagai

petunjuk dasar yang baik untuk merancang suatu user interface. Delapan aturan ini

disebut dengan Eight Golden Rules of Interface Design, yaitu:

1. Konsistensi

Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang

digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.

2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut

Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan

kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah

tersembunyi, dan fasilitas makro.

3. Memberikan umpan balik yang informative

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan

balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat

diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal

yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul

suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul

pesan kesalahannya.

4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan

Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan

bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan meberikan

Page 68: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

73

 

indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan

kelompok tindakan berikutnya.

5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana

Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat

melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi

kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah

dipahami untuk penanganan kesalahan.

6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya

Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna

mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga pengguna tidak

takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan.

7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control)

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon

tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem

mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga

pengguna menjadi inisiator daripada responden.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana

atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup

waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.

Page 69: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

74

 

2.2 Terminologi Dalam Bidang Pembelian, Persediaan, dan Penjualan

2.2.1 Pembelian

Menurut Webster dan Wind (2005, p238), pembelian merupakan proses

pengambilan keputusan yang dilakukan oleh organisasi formal untuk menetapkan

kebutuhan akan barang dan jasa yang perlu dibeli serta mengidentifikasi, mengevaluasi,

dan memilih alternatif antarmerek dan pemasok.

Pembelian adalah kegiatan yang digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

barang yang diperlukan oleh perusahaan. (Mulyadi, 2001, p299).

Maka, dapat disimpulkan bahwa pembelian merupakan pertukaran sejumlah atau

setara dengan nilai uang atau alat tukar-menukar lainnya untuk mendapatkan

hasil(barang/jasa) yang merupakan kebutuhan yang diperlukan.

2.2.1.1 Fungsi yang terkait dalam pembelian

Fungsi yang terkait dengan sistem akuntansi pembelian adalah (Mulyadi,

2001, p299-300) :

1. Fungsi Gudang

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab

untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan

yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima

oleh fungsi penerimaan. Untuk barang-barang yang langsung pakai (tidak

diselenggarakan persediaan barang di gudang), permintaan pembelian

diajukan oleh pemakai barang.

Page 70: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

75

 

2. Fungsi Pembelian

Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi

mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam

pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok

yang dipilih.

3. Fungsi Penerimaan

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk

melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang

diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang

tersebut diterima oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggung jawab

untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari transaksi retur

penjualan.

4. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi

pencatatan persediaan. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi

pencatat persediaan bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok

persediaan barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan.

2.2.1.2 Jaringan prosedur yang membentuk sistem pembelian

Prosedur pembelian dilaksanakan melalui beberapa bagian dalam

perusahaan bagian-bagian yang terkait dalam prosedur ini adalah bagian

pembelian, penerimaan barang, hutang, dan gudang. Jaringan prosedur yang

membentuk sistem akuntansi pembelian adalah (Mulyadi, 2001, p301-303) :

Page 71: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

76

 

a. Prosedur permintaan pembelian

Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian

dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian.

Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang langsung

pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian

langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan

pembelian.

b. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan

penawaran harga kepada pemasok untuk memperoleh informasi

mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk

memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok

barang yang diperlukan oleh perusahaan.

c. Prosedur order pembelian

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order pembelian

kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit

organisasi lain dalam perusahaan, mengenai order pembelian yang sudah

dikeluarkan oleh perusahaan.

d. Prosedur penerimaan barang

Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai

jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan

kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan

penerimaan barang dari pemasok tersebut.

Page 72: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

77

 

e. Prosedur pencatatan hutang

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang

berhubungan dengan pembelian dan menyelenggarakan pencatatan utang

atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang.

f. Prosedur distribusi pembelian

Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debit dari transaksi

pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.

2.2.1.3 Dokumen pada sistem pembelian

Menurut Mulyadi (2001, p303) dokumen yang digunakan dalam sistem

akuntansi pembelian adalah :

1. Surat permintaan pembelian

Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang untuk

meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis,

jumlah, dan mutu seperti yang tersebut dalam surat permintaan

pembelian.

2. Surat permintaan penawaran harga

Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang

yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi (tidak repetitif),

yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.

3. Surat order pembelian

Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang

telah dipilih.

Page 73: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

78

 

4. Laporan penerimaan barang

Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa

barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi,

mutu dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.

5. Surat perubahan order pembelian

Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian

yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa

perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian

atau hal lain yang bersangkutan dengan perubahan bisnis. Biasanya

perubahan tersebut diberitahukan kepada pemasok secara resmi dengan

menggunakan surat perubahan order pembelian.

6. Bukti kas keluar

Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan

transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah

pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok.

2.2.2 Persediaan

Epstein (2004, p208), persediaan merupakan asset (pengadaan barang) didalam

sebuah bisnis, atau yang sedang dalam proses produksi untuk penjualan tertentu, atau

dalam wujud material/pendukung untuk digunakan dalam proses produksi atau

pengembangan jasa.

Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari: persediaan produk jadi,

persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong,

Page 74: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

79

 

persediaan bahan habis pakai pabrik, dan persediaan suku cadang. Sedangkan dalam

perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu golongan yaitu persediaan barang

dagangan, yang merupakan barang yang dibeli untuk tujuan dijual kembali (Dody

Hapsoro, 1993, p542).

Ada dua macam metode pencatatan persediaan (Mulyadi, 2001, p556) :

1. Metode mutasi persediaan (perpetual inventory method). Setiap mutasi persediaan

dicatat dalam kartu persediaan. Metode mutasi persediaan adalah cocok digunakan

dalam penentuan biaya bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok produknya

dikumpulkan dengan metode harga pokok pesanan.

2. Metode persediaan fisik (physical inventory method). Hanya tambahan persediaan

dari pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena

pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan. Metode persediaan fisik cocok

digunakan dalam penentuan biaya bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok

produknya dikumpulkan dengan metode harga pokok proses.

2.2.2.1 Fungsi yang terkait dalam persediaan

Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem persediaan adalah: (Dody

Hapsoro, 1993, p542)

1. Fungsi Perhitungan Fisik Persediaan

Fungsi akuntansi/pencatatan menghitung secara fisik jumlah persediaan

di dalam fungsi gudang guna mendapatkan data yang digunakan dalam

fungsi pembelian dan fungsi penjualan.

2. Fungsi Pencatatan Kartu Persediaan dan Biaya

Page 75: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

80

 

Fungsi pencatatan merekam dokumen berupa kartu persediaan dan biaya

masing-masing produk persediaan. Data ini berguna dalam pembuatan

laporan dan digunakan dalam fungsi pembelian dan fungsi penjualan.

3. Fungsi Gudang

Fungsi gudang memasukkan stok produk ke dalam tempat penyimpanan

guna untuk dipergunakan atau dijual kembali.

2.2.2.2 Jaringan prosedur yang membentuk sistem persediaan

Tipe persediaan, transaksi yang mempengaruhi, sistem dan prosedur yang

berkaitan. (Mulyadi, 2001, p554-555)

Tabel 2.3 Tipe Persediaan, Transaksi yang

Mempengaruhi, Sistem dan Prosedur yang Berkaitan

Tipe persediaan Transaksi Sistem dan prosedur yang

bersangkutan

1. Persediaan produk

jadi

Produk selesai diproduksi

Penjualan

Retur penjualan

Prosedur pencatatan harga

pokok produk jadi

Prosedur pencatatan harga

pokok produk jadi yang

dijual

Prosedur pencatatan harga

Page 76: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

81

 

Tipe persediaan Transaksi Sistem dan prosedur yang

bersangkutan

Perhitungan fisik

persediaan

pokok produk jadi yang

diterima kembali dari

pembeli

Sistem perhitungan fisik

persediaan

2. Persediaan produk

dalam proses

Produk selesai diproduksi

Readjustment

Perhitungan fisik

persediaan

Prosedur pencatatan produk

jadi

Prosedur readjustment

persediaan produk dalam

proses

Sistem perhitungan fisik

persediaan

3. Persediaan bahan

baku

Pembelian

Retur pembelian

Prosedur pencatatan harga

pokok persediaan yang dibeli

Prosedur pencatatan harga

pokok persediaan yang

Page 77: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

82

 

Tipe persediaan Transaksi Sistem dan prosedur yang

bersangkutan

Pemakaian barang gudang

(dicatat sebagai biaya

bahan baku)

Pengembalian barang

gudang

Perhitungan fisik

persediaan

dikembalikan kepada

pemasok

Prosedur permintaan dan

pengeluaran barang gudang

Prosedur pencatatan

tambahan harga pokok

persediaan karena

pengembalian barang gudang

Sistem perhitungan fisik

persediaan

4. Persediaan bahan

penolong

Pembelian

Retur pembelian

Prosedur pencatatan harga

pokok persediaan yang dibeli

Prosedur pencatatan harga

pokok persediaan yang

dikembalikan kepada

pemasok

Page 78: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

83

 

Tipe persediaan Transaksi Sistem dan prosedur yang

bersangkutan

Pemakaian barang gudang

(dicatat sebagai biaya

overhead pabrik

sesungguhnya)

Pengembalian barang

gudang

Perhitungan fisik

persediaan

Prosedur permintaan dan

pengeluaran barang gudang

Prosedur pencatatan

tambahan harga pokok

persediaan karena

pengembalian barang gudang

Sistem perhitungan fisik

persediaan

5. Persediaan bahan

habis pakai pabrik,

persediaan suku

cadang

Pembelian

Retur pembelian

Prosedur pencatatan harga

pokok persediaan yang dibeli

Prosedur pencatatan harga

pokok persediaan yang

dikembalikan kepada

pemasok

Page 79: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

84

 

Tipe persediaan Transaksi Sistem dan prosedur yang

bersangkutan

Pemakaian barang gudang

(dicatat sebagai biaya

overhead pabrik

sesungguhnya, biaya

administrasi dan umum,

biaya pemasaran)

Pengembalian barang

gudang

Perhitungan fisik

persediaan

Prosedur permintaan dan

pengeluaran barang gudang

Prosedur pencatatan

tambahan harga pokok

persediaan karena

pengembalian barang gudang

Sistem perhitungan fisik

persediaan

2.2.2.3 Dokumen pada sistem persediaan

Dokumen yang digunakan dalam sistem perhitungan fisik persediaan

adalah: (Dody Hapsoro, 1993, p543)

1. Kartu perhitungan fisik (inventory tag). Dokumen yang mencatat hasil

jumlah persediaan barang.

Page 80: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

85

 

2. Daftar hasil perhitungan fisik (inventory summary sheet). Dokumen yang

mencatat hasil persediaan barang secara keseluruhan dan rinci.

3. Bukti memorial. Dokumen-dokumen lainnya yang perlu untuk disimpan

dalam kebutuhan data persediaan.

2.2.3 Penjualan

Menurut Hadar (2001, p384), penjualan adalah pemindahan hak milik

atas barang (termasuk surat–surat berharga)/jasa sesuai dengan harga yang

disepakati dan dibayar.

Menurut Barata (2001, p46), penjualan merupakan suatu penyerahan

barang/jasa dengan memperoleh balas jasa berupa sejumlah uang yang

jumlahnya sama dengan harga yang ditetapkan untuk barang/jasa yang

diserahkan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan proses pemindahan

hak milik atas barang/jasa yang telah disepakati antara kedua belah pihak dengan

uang atau alat tukar-menukar lainnya sebagai media transaksi penjualan.

2.2.3.1 Fungsi yang terkait dalam penjualan

Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit adalah (Mulyadi,

2001, p211-213)

1. Fungsi Penjualan

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk

menerima surat order dari pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk

Page 81: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

86

 

menambahkan informasi yang belum ada pada surat order tersebut (

seperti spesifikasi barang dan rute pengiriman), meminta atorisasi kredit,

menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang akan

dikirim, dan mengisi surat order pengiriman. Fungsi ini juga bertanggung

jawab untuk membuat “back order” pada saat diketahui tidak tersedianya

persediaan untuk membeli order dari pelanggan.

2. Fungsi Kredit

Fungsi ini berada di bawah fungsi keuangan dan dalam transaksi

penjualan kredit, bertanggung jawab untuk meneliti status kredit

pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.

Karena hampir semua penjualan dalam perusahaan manufaktur

merupakan penjualan kredit, maka sebelum order dari pelanggan

dipenuhi, harus terlebih dahulu diperoleh otorisasi penjualan kredit dari

fungsi kredit. Jika penolakan pemberian kredit sering sekali terjadi,

pengecekan status kredit perlu dilakukan sebelum fungsi penjualan

mengisi surat order penjualan. Untuk mempercepat pelayanan kepada

pelanggan, surat order pengiriman dikirim langsung ke fungsi pengiriman

sebelum fungsi penjualan memperoleh otorisasi kredit dari fungsi kredit.

Namun, tembusan kredit harus dikirimkan ke fungsi kredit untuk

mendapatkan persetujuan kredit dari fungsi tersebut. Dalam hal otorisasi

kredit tidak dapat diberikan, fungsi penjualan memberitahu fungsi

pengiriman untuk membatalkan pengiriman barang kepada pelanggan.

Page 82: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

87

 

3. Fungsi Gudang

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk

menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan,

serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.

4. Fungsi Pengiriman

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk

menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang di

terimannya dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk

menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada

otorisasi dari yang berwenang. Otorisasi ini dapat berupa surat order

pengiriman yang telah ditandatangani oleh fungsi penjualan, memo debit

yang ditandatangani oleh fungsi pembelian untuk barang yang dikirimkan

kembali kepada pemasok (retur pembelian), surat perintah kerja dari

fungsi produksi mengenai penjualan atau pembuangan aktiva tetap yang

sudah tidak dipakai lagi.

5. Fungsi Penagihan

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk

membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan, serta

menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencacatan transaksi

penjualan oleh fungsi akuntansi.

6. Fungsi Akuntansi

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk

mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan

Page 83: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

88

 

membuat serta mengirimkan pernyataan hutang kepada para debitur, serta

membuat laporan penjualan. Disamping itu, fungsi ini juga bertanggung

jawab untuk mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu

persediaan.

2.2.3.2 Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan

Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan

adalah :

1. Prosedur Order Penjualan. Prosedur yang dijalankan berdasarkan

permintaan yang diperoleh dari fungsi penjualan.

2. Prosedur Penerimaan Kas. Hasil dari transaksi penjualan diterima dan

dicatat sebagai masukan kas.

3. Prosedur Penyerahan Barang. Barang yang di order dikirim dan diantar

kepada pembeli.

4. Prosedur Pencatatan Penjualan. Fungsi akuntansi mencatat semua

transaksi penjualan yang telah dilakukan.

5. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank. Customer membayar produk yang

telah dibeli dari transaksi penjualan. Hasil tersebut disetor ke bank atau

customer dapat langsung mentransfer pembayaran ke bank yang telah

ditentukan.

6. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas. Pencatatan oleh fungsi akuntan

dalam penerimaan seluruh pendapatan yang dimasukkan ke dalam kas.

Page 84: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00214-IF BAB 2.pdfMenurut Laudon (1998, p400), perancangan sistem adalah cara bagaimana sebuah sistem

 

89

 

7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan. Merekam semua proses

perhitungan yang menentukan harga pokok penjualan suatu produk.

2.2.3.3 Dokumen pada sistem penjualan

Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah

(Mulyadi, 2001, p214-216) :

1. Surat order pengiriman dan tembusannya.

2. Faktur dan tembusannya.

3. Rekapitulasi harga pokok penjualan.

4. Bukti memorial.

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan

tunai adalah:

1. Faktur penjualan tunai.

2. Pita register kas.

3. Bill of lading.

4. Faktur penjualan COD.

5. Bukti setor bank.

6. Rekap harga pokok penjualan.