BAB 2 DATA & ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01606-DS Bab2001.pdf ·...
Transcript of BAB 2 DATA & ANALISA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01606-DS Bab2001.pdf ·...
3
BAB 2 DATA & ANALISA
2.1 Sumber Data
2.1.1 Literatur Buku
1. “Is Batman Alive and Well and Living on The Island of Seram?” Karya Karl
Shuker.
2. “Creative Character Design” Karya Bryan Tillman
2.1.2 Literatur Artikel
1. http://www.iniunik.web.id/2011/09/9-mahluk-mitologi-asli-
indonesia.html#ixzz1lzdwPRVc
2. http://www.docstoc.com/docs/27323274/ringkasan-materi-IPS-kelas-8
3. http://www.livepterosaur.com/LP_Blog/archives/1931
4. B.I.Ked. Vol. 35, N0.4: 203-209, 2003
2.2 Animasi Indonesia
Dimulai dengan Si HUMA produksi PPFN yang disiarkan oleh TVRI, dilanjutkan Si
Unyil karya Pak Raden (Drs. Suyadi) dalam salah satu episode berupa animasi gabungan
stop motion, paper cut & 2D bercerita tentang TIMUN MAS. Di akhir tahun 80-an
menjelang 90-an awal ditandai munculnya beberapa perusahaan animasi yang menerima
order dari luar negeri seperti Asiana Wang Animation (kerja sama dengan Wang Film
Animation, Taiwan) yang bergaya Disney, sedangkan untuk gaya Jepang/ Anime ada
Evergreen, Marsa Juwita Indah di Bali, dll. Lalu dilanjutkan dengan munculnya Red Rocket
di Bandung, Bening di Yogyakarta, Tegal Kartun, dstnya hingga muncul di tahun 90-an,
beberapa perusahaan animasi yang juga mengerjakan 3D animasi seperti Kasatmata,
Matahari Studio (lebih ke game animation), dan generasi baru anak2 nongkrong MTV
seperti Wahyu Aditya dengan Hello;motion-nya, dll.
Beberapa tokoh animator di Indonesia seperti Dwi Koendoro (dengan Pailul-nya), Gotot
Prakosa yang senimator (seniman animator di IKJ), Pak Suyadi/ Pak Raden & Pak Denny
Djunaid di era munculnya TV swata pertama (sejaman dengan munculnya RCTI) untuk
iklan chiky, Poppy Palele yang mendalangi para animator di Red Rocket, lalu beberapa
nama yang membuat 3D animasi seperti Mas Chandra, untuk JANUS; film layar lebar
gabungan life & 3D, Deddy Samsudin untuk berbagai animasi iklan teve, hingga yang
4
terbaru para animator yang tengah menyiapkan animasi layar lebar Sing to the Dawn, dari
Infinite Frameworks Batam.
Sebetulnya talent untuk animator di Indonesia amat sangat banyak dan maju, hanya saja
tidak didukung oleh manjement yang kuat dan rapi, namanya juga seniman harus didukung
banyak orang sekaligus industri yang berhubungan langsung dengan pemerintah dan tenaga
kerja agar karya animasi bisa bergaung di dalam dan sekaligus di luar negeri. Animator
Indonesia sudah biasa menggambar atau membuat wayang kulit maupun wayang golek,
leluhur kita piawai dalam membuat candi & pura, sehingga gambar detail dan indah bukan
masalah bagi masyarakat Indonesia.
Sekarang ini, di Jakarta jauh lebih susah/ langka mencari animator 2D ( yang
berstandard internasional) dibandingkan mencari animator 3D, beberapa animator 2D yang
handal, kini bergabung dengan rumah produksi maupun post production, yang mengerjakan
TV commercial dll. Munculnya AINAKI (Asosiasi Animasi Industri dan Konten), perlu
didukung oleh semua personel yang terlibat dalam mengembangkan animasi di negeri
tercinta ini, karena beberapa wadah animasi lainnya di Indonesia rata2 tidak bisa bertahan
lama.
2.3 Cerita Legenda Orang Bati
Legenda Orang Bati mendapat perhatian Internasional setelah seorang bernama Karl
Shuker (orang asing juga) menuangkan kisahnya dalam buku yang berjudul “Is Batman
alive and well and living on the island of seram?”
Begini kisahnya dalam buku Karl:
"Di Pulau Seram, Ambon, sejak abad ke-15, para penduduk melaporkan adanya
makhluk misterius yang hidup di gua-gua di gunung Seram Timur. Makhluk itu disebut
memiliki badan seperti manusia dan memiliki sayap.Kebiasaannya adalah menculik anak
kecil pada malam hari untuk makan malamnya.Mereka menyebutnya orang bati.Menurut
deskripsi para penduduk, orang bati memiliki tinggi badan sekitar 1,6 meter, bersayap hitam,
berkulit merah dan memiliki ekor kecil yang panjang. Orang bati sendiri artinya orang
bersayap."
Beberapa cryptozoologist percaya bahwa orang bati adalah pterodactyl yang masih
hidup pada abad modern ini.Namun, teori paling populer adalah teori kelelawar
raksasa.Kemungkinan para penduduk melihat seekor kelelawar raksasa pemakan monyet,
kemudian salah mengidentifikasikannya.Teori kelelawar raksasa juga sering dikaitkan
dengan mothman di Amerika.Sama seperti makhluk-makhluk misterius lain yang agak sulit
5
diterima oleh akal, tidak ada bukti fisik yang menunjukkan bahwa makhluk ini pernah hidup
di Pulau Seram. Namun entah mengapa, "keberadaan" Orang Bati ini terus hidup selama
berabad-abad.
Menurut deskripsi para penduduk, Orang Bati memiliki tinggi badan sekitar 1,6 meter,
bersayap hitam, berkulit merah dan memiliki ekor kecil yang panjang. Nama Orang Bati
sendiri berarti “Orang bersayap”. Kisah Orang Bati bertahan selama berabad-abad di antara
penduduk lokal hingga kemudian diceritakan kepada para misionaris kristen yang datang ke
Pulau itu. Pada tahun 1987, Seorang misionaris Inggris yang bernama Tyson Hughes
memulai pekerjaannya tinggal selama 18 bulan di Maluku untuk mengajarkan kepada
penduduk cara bercocok tanam yang efisien.
Para penduduk kemudian menceritakan kisah Orang Bati kepada Mr Hughes. Tentu saja,
Mr Hughes skeptis, hingga akhirnya ia sendiri mengaku berjumpa dengan makhluk itu.
Sayang, tidak menemukan informasi lebih lanjut mengenai detail perjumpaan itu.
Kalau mau dikait-kaitkan nama Bati juga hampir sama dengan sebutan Suku Batik. Nah,
suku misterius ini juga salah kisah legenda di Pulau Seram.Menurut kepercayaan orang
Seram maupun pulau-pulau sekitarnya, orang Suku Batik adalah suku bunian atau suku
gaib.Para anggota suku dipercaya memiliki kesaktian yang mengerikan.Bahkan, mereka
dapat merubah diri dalam berbagai bentuk.Namun salah satu bentuk favoritnya adalah
menjadi kelelawar.Jika dihubungkan dengan Orang Bati, bisa saja Orang Bati adalah salah
satu makhluk dari Suku Batik.
2.4 Anatomi dan Jenis Kelelawar
Informasi yang diketahui sangat sedikit mengenai evolusi kelelawar, karena fosil yang
ditemukan 55 juta tahun yang lalu ternyata sudah seperti kelelawar yang ada pada saat ini.
Kelelawar pertama yang diketahui diberi nama Icaronycteris, hidup di Amerika Utara dan
memiliki lebar sayap sepanjang 37 cm. Sayapnya pendek dan lebar. Kelelawar tidak sejak
awal diciptakan dengan kemampuan navigasi untuk melakukan manuver di kegelapan.
Kelebihannya itu mungkin baru berkembang setelah kelelawar bisa terbang. Hal tersebut
dapat dilihat dari fosil spesies kelelawar primitive yang ditemukan di Wyoming, AS.
Kelelawar tersebut diperkirakan hidup sekitar 52 juta tahun lalu. Dilihat dari tulang-
belulangnya, kelelawar tersebut sudah dapat terbang. Namun, hewan tersebut tidak memiliki
tulang yang berfungsi dalam proses navigasi berbasis gelombang suara yang sering disebut
echolocation. Kemampuan ini digunakan untuk menghindari penghalang di depannya saat
6
terbang atau posisi mangsanya. Kelelawar mengeluarkan suara berfrekuensi tinggi dan
menerima pantulannya untuk mengukur jarak.
Sejauh ini, semua fosil kelelawar yang pernah ditemukan memiliki kemampuan tebang
maupun echolocation. Jadi, para peneliti hewan masih memperdebatkan sejak kapan
kemampuan tersebut muncul. Temuan kelelawar primitif tanpa echolocation dilaporkan
Nancy Simmons, Kepala Divisi Vertebrata Museum Sejarah Nasional Amerika, New York
dan timnya dalam jurnal Nature edisi terbaru. Mereka memberi nama ilmiah
Onychonycteridae finneyi untuk menghargai Bonnie Finney, seorang kolektor yang
menemukannya pada tahun 2003. Ukurannya sedikit lebih kecil daripada kelelawar yang
masih hidup, dengan lebar kepakan sayap sekitar 30 centimeter. Struktur giginya
menunjukkan bahwa ia makan serangga. Seluruh jari kukunya berkuku, tidak seperti
kelelawar umumnya yang hanya pada satu atau dua jari.
Kelelawar merupakan salah satu anggota mamalia yang termasuk ke dalam ordo
Chiroptera yang berarti mempunyai “sayap tangan”, karena kaki depannya bermodifikasi
sebagai sayap yang berbeda dengan sayap burung (DeBlase dan Martin, 1981). Sayap
kelelawar dibentuk oleh perpanjangan jari kedua sampai kelima yang ditutupi oleh selaput
terbang atau patagium, sedangkan jari pertama bebas dan berukuran relatif normal. Antara
kaki depan dan kaki belakang, patagium ini membentuk selaput lateral, sedangkan antara
kaki belakang dan ekor membentuk interfemoral.
Anatomi/Bagian tubuh kelelawar
Gambar 2.1 Sumber : Rajesh Rajchal
7
Perubahan bentuk pertulangan lengan pada kelelawar dibandingkan
dengan mamalia lainnya sebagaimana gambar dibawah ini :
Gambar 2.2 Sumber : Bats Biology, 2008
Pada rangkaian gambar dibawah ini, gaya terbang dari kelelawar dalam proses
menyergap mangsanya yang sangat mengagumkan. Saat mendeteksi adanya mangsa (A),
kemudian mulai manuver untuk menyergap (B), meluncur dengan sangat cepat (C),
mengurangi kecepatan dengan memastikan posisi mangsa (D), meluncur dengan posisi
kepala siap menyergap (E) dan mangsapun sudah dalam jangkauan terkaman mulut dan
giginya (F). Proses manuver terbang kelelawar Nathusius' Pipistrelle dalam penyergapan
mangsa.
8
Gambar 2.3 Sumber: 1.List Mamalia in Philipina, 2. Suga, N. 1990, 3. Mrs. Rutkowski, 4. Other
british bats & vagrants
Berbagai jenis kelelawar di dunia
9
10
11
Gambar 2.4 Sumber : 1. University of Bristol, 2. Bats in China, 3. Bats in Phipipina, 4. Warwickshire Bat Group, 5. Mammal Image Library Catalog, 6. Bat Conservation International, Inc., 2002, 7. The
Biogeography of the Hawaiian Hoary Bat.
2.5 Geografis Maluku
Luas Wilayah Provinsi Maluku secara keseluruhan 81.376 km2.
- Luas Lautan 527.191 km2
- Luas Daratan 54.185 km2
Dengan kta lain sekitar Wilayah Provinsi Maluku adalah Lautan Menurut letak
Astronomis maka Wilayah Provinsi Maluku terlatak antara 20.30’ – 90 LS dan 1240 – 1360
BT. Provinsi Maluku merupakan daerah kepualauan yang terdiri dari 559 pulau dan dari
sejumlah pulau tersebut, terdapat beberapa pulau yang tergolong pulau besar. Daratan dan
pegunungan Provinsi Maluku tidak terlepas dari gugusan gunung dan danau yang terdapat
hampir di seluruh Kabupaten/Kota, yang berjumlah 4 gunung dan 11 danua. Adapun gunung
yang tertinggi yaitu gunung Binaya dengan ketinggian 3055 M, terletak di Pulau Seram
Kabupaten Maluku Tengah
2.6 Kepercayaan Masyarakat Maluku
Masyarakat Maluku sebelum masuknya agama Islam dan Kristen juga sudah
mempunyai agama yang dapat disebut sebagai “kepercayaan setempat” atau “kepercayaan
asli”. Adapun inti daripada agama asli ini ialah kepercayaan terhadap aninisme dan
dinamisme. Masyarakat masih menganut kepercayaan aninisme yaitu kepercayaan terhadap
arwah orang-orang yang telah meninggal, kepada magi-magi. Mereka menganggap bahwa
seluruh alam ini mempunyai “jiwa dan roh”. Upacara-upacara adat yang masih ada dewasa
ini jelas memperlihatkan hal itu. Selain aninisme, mereka mengenal pula “dinamisme”, yaitu
12
kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan tidak berwujud yang menguasai segala sesuatu dan
selalu menakutkan. Kepercayaan dinamisme ialah kepercayaan terhadap batu-batu, pohon
atau benda yang dianggap mempunyai kekuatan rahasia. Ada tempat-tempat yang dianggap
suci, yang mengandung hal-hal yang tahbis, tapi ada pula tempat-tempat yang menakutkan
yang daripadanya diperoleh kekuatan gaib. Upacara adat yang dilakukan dalam bentuk
pemujaan sebagai berikut:
Nit-jamad-abud (Tete-Nenek-Moyang)
Ler Wuan (Matahari-Bulan)
Aiwarat (Pohon-pohon)
Aiwat (Batu-batu)
Rahanjam (Mata-rumah)
Tun-lair (Tanjung-labuhan)
Nuhu-tamat (gunung-tanah)
Wamakasal (Pusat negeri-dewa)
Kabur-bat (Kuburan)
2.7 Adat Istiadat
1. Berburu
Di pulau Seram perburuan hampir selalu diadakan , baik secara berkelompk (membawa
anjing) maupun secara pribadi. Perburuan sering diadakan di daerah perburuan desa
yang bersangkutan tetapi sering terjadi seorang pemburu memasuki daerah perburuan
desa lain. Alat-alat yang biasa digunakan adalah hela (perangkap luhu), oy (tombak)
busur dan panah, bole (perangkap= lumoli, morekau), bulutui (bamboo runcing) dodeso
(perangkap- waesala). Hasil- hasil perburuan itu biasanya dipergunakan untuk keperluan
keluarga kalau ada kelebihan hasil barulah dijual. Di desa Luh 75% hasil perburuan
dijual sedangkan 25% sisanya dipergunakan untuk kebutuhan keluarga.
2. Meramu
Sebagai mata pencaharian tambahan, meramu ini hanyalah dilakukan sewaktu-waktu
pada saat adanya kebutuhan atau pesanan jenis-jenis hasil peerburuan itu. Jenis-jenis
ramuan yang diusahalan adalah dammar, berbagai jenis kayu seperti kayu besi, makila,
linggua, siki, gopasa, samama, dan lain-lain
3. Perikanan
Alat-alat yang dipakai berupa jaring, jala, sero, bubu, rureho, kail.
13
4. Pertanian
Pada umumnya yang meerupakan mata pencaharian pokok penduduk pedesaan adalah
bertani ladang.
5. Peternakan
Kambing ayam itik
6. Kerajinan
Berbentuk ayaman.
2.8 Ragam Hias dan Kriya Maluku
Pendapat beberapa ahli bahwa ragam hias mempunyai arti dan kekuatan gaib yang dapat
melindungi pemakai dari pengaruh roh jahat maupun penyakit serta serangan musuh.
Berikut merupakan arti dari ragam hias yang ada di Maluku :
1. Ragam hias ambang pintu : Menggambarkan 2 ekor ayam berhadapan dan diapit 2 ekor
anjing sebelah kiri dan kanan. Ayam atau SIN mempunyai arti suatu tingkatan
kehidupan salah satu masyarakat atau lambang keberuntungan. Anjing menggambarkan
roh nenek moyang yang mempunyai arti lambang kedamaian dan kesentosaan, dimana
menurut kepercayaan kehidupan kita selalu dijaga oleh roh nenek moyang.
2. Ragam hias anjungan perahu. : Digambarkan dengan bentuk ular dan bunga, ini
melambangkan suatu permohonan perlindungan. Ragam hias ini biasa diukir pada
perahu, belang di pulau Kei dan pada kain tenunan taimbar.
3. Ragam hias tumbuh-tumbuhan : Biasanya mengambil motif bagian puncak atau ujung
kembang yang sedang mekar. Diantara ragam hias tumbuhan ini, yang paling dikenal
adalah yang disebut laliki siana. Ragam hias ini melambangkan suatu harapan kehidupan
yang selalu tumbuh terus tanpa ada yang menghalangi. Yang lain adalah laliki inai
berarti seorang wanita yang selalu memberikan gairah hidup baik untuk suami maupun
anak-anak demi kesuksesannya.
4. Ragam hias taling : Kata taling berasal dari kata talang yaitu sejenis burung pemakan
ikan yang berwarna hitam. Kebiasaan burung ini apabila hendak menangkap mangsanya,
ia mengintai dari kejauhan, sehingga apabila sang mangsa lengah, maka dengan sekejap
sang burung akan melahapnya. Motif ragam hias ini pada waktu dulu sering dipakai oleh
mereka yang ditugaaskan oleh penjajah untuk mencari kepala manusia (potong kepala)
untuk dijadikan tumbal pembangunan jembatan dll. Cara memangsanya juga seperti
burung talang. Sekarang dipakai pada bordiran baju kurung dll.
5. Ragam hias bulan dan matahari mempunyai arti apabila seseorang hendak meninggalkan
rumahnya baik itu untuk mencari nafkah atau urusan lain, maka ia akan dilindungi oleh
14
bulan di malam hari dan matahari di siang hari. Ragam hias ini biasanya dilukiskan pada
ikat kepala, ikat pinggang, cawat yang dipakai pada waktu upacara adat dan lain-lain.
Adapun jenis seni kriya yang ada antara lain:
1. Seni anyaman: Alat-alat dapur dan alat-alat rumah tangga lainnya dari rotan, bambu dan
daun pandan dapat dijumpai di seluruh daerah Maluku. Anyaman-anyaman yang halus
dengan warna-warni yang baik dan menarik dapat dijumpai di daerah Halmahera, Seram
dan di kepulauan Kei.
2. Seni memahat: Patung-patung dari kayu maupun batu sudah dikenal baik dalam bentuk
yang besar maupun yang kecil, bahkan ada kemungkinan mereka sudah mengenal teknik
menuang dan mencetak patung dari logam.
3. Seni ukir: Ukiran-ukiran yang dijumpai pada perahu-perahu (Belang). Alat-alat senjata
dan barang-barang lainnya, bahkan dijumpai pula pada bangunan-bangunan rumah
seperti pada tiang-tiang dan dinding rumah.
4. Seni bangunan: Sudah dikenal seperti membuat bangunan besar dan bersifat umum
seperti rumah "Baileo" dan "Rumah Raja" serta rumah-rumah adat lainnya.
5. Seni suara: Dapat didengar ketika melagukan syair-syair “Kapata” yaitu nyanyian-
nyanyian tanah (lagu daerah) yang berhubungan dengan sejarah dan kepercayaan
(agama). Juga lagu-lagu bebas seperti pujaan terhadap keindahan alam dan kekayaan, di
lagukan waktu beristirahat dari bekerja di kebun atau di laut, baik secara perorangan
maupun secara berkelompok. Alat-alat music yang umum mengiringi lagu-lagu dan tari-
tarian adalah tifa dan gong disamping alat-alat dari bamboo (suling) dan kulit siput.
6. Dalam dunia seni tari, dijumpai bermacam-macam jenis tari dengan ebrbagai gerakan
sesuai dengan jiwa dan tujuan tari tersebut. Sifat dari tari-tarian itu bermacam-macam,
antara lain tari perang, tari untuk menyambut dan menghormati tamu, tari bebas
(pergaulan) muda-mudi dan tari yang berhubungan dengan upacara-upacara adat dan
keagamaan. Motif yang terdapat dari tari-tarian yang berasal dari Maluku Tengah adalah
sebagai berikut:
a. Tari Cakalele : motif tari perang
b. Tari Lemso : motif tari pergaulan
c. Tari Maru-maru : motif tari pergaulan
d. Tari Sewal : motif tari pergaulan
15
Bentuk-bentuk kesenian asli yang dimiliki penduduk ini mendapat pengaruh-pengaruh
luar yang masuk dan lebih menambah kekayaannya, terutama pengaruh dari seni budaya
suku bangsa Indonesia lainnya dan seni budaya Islam dan Eropa.
2.9 Sinopsis
Stefani (17 tahun) beserta adiknya, Tommy (14 tahun) tiba di rumah kakek di
Maluku sekitar pukul 5 sore. Saat malam tiba, Tommy merasa ingin buang air besar dan
membangunkan Stefani supaya menemaninya ke kamar mandi yang berada di pekarangan
rumah. Stefani setengah tertidur di depan kamar mandi menunggu adiknya buang air besar.
Saat Tommy selesai buang air besar, di depan pintu ia berteriak karena melihat Orang Bati
sedang berdiri memandangi mereka.Tommy pingsan dan Stefani berusaha membangunkan
Tommy dan berusaha membawanya menjauh dari Orang Bati itu. Tiba-tiba ada kelelawar
besar yang muncul dari belakang Orang Bati itu dan menyerang Stefani.Ia pingsan dan
terjatuh ke tanah. Stefani terbangun dari tidurnya dan tiba-tiba menyadari bahwa ia tertidur
di atas batu di tengah-tengah ladang luas. Stefani berusaha mengingat apa yang terjadi,
sebelum ia tidak sadarkan diri. Dilihatnya adiknya, Tommy tergeletak di dekat Orang
Bati.Stefani berteriak dan berusaha membangunkan Tommy dengan memegang lengannya
yang tergigit oleh kelelawar besar saat tadi menyerangnya.Stefani berusaha mengalahkan
kelelawar besar itu dan sampai akhirnya kelelawar itu menjauh dan menghilang di belakang
Orang Bati.Stefani menantang Orang Bati itu dan berusaha menyelamatkan adiknya.Stefani
tidak berdaya dan Orang Bati itu membawanya ke atas jurang.Orang Bati itu melempar
Stefani dari atas jurang. Tommy yang terbangun, melihat kakaknya yang terlempar dari atas
tiba-tiba berlari dan terbang menyelamatkannya. Terjadi kejar-kejaran antara Orang Bati dan
Tommy. Stefani mengambil sebilah bamboo dan melemparkannya kea rah Orang Bati.
Orang Bati itupun tertusuk dan jatuh ke tanah. Stefani lelah dan tertidur. Tommy
membangunkannya dan mengajaknya masuk kerumah.Stefani keringat dingin dan bengong
seketika. Saat di pintu rumah, ia merasa ada luka di lengannya dan ada sosok yang mengintai
dia. Stefani dan Tommy masuk ke rumah dan keberadaan Orang Bati tidak pernah terbukti.
2.10 Target Audiens
1. Demografi
a. Usia 12-25 tahun
b. Laki-laki dan perempuan
c. Warga negara Indonesia, semua golongan, ras dan agama
16
d. Tingkat pendidikan SMP hingga Perguruan Tinggi
e. Status ekonomi menengah hingga menengah keatas (B-A)
2. Geografi
Masyarakat yang tinggal di Jakarta dan kota besar lainnya
3. Psikografi
Memiliki ketertarikan terhadap sejarah, film, komik, dan animasi
2.11 Analisa Kasus
2.11.1 Faktor Pendukung
1. Mengangkat budaya Indonesia setelah ada masalah tentang pengklaiman dari negara
asing atas budaya Indonesia.
2. Mengangkat legenda yang jarang diketahui orang banyak.
3. Masih jarangnya serial animasi di Indonesia yang mengangkat cerita dari tokoh
cerita rakyat yang jarang diceritakan
4. Animasi kini banyak diminati masyarakat sehingga membuat film animasi dapat
menjadi salah satu daya tarik tersendiri untuk masyarakat Indonesia.
5. Menjadi salah satu pilihan tontonan alternatif sebagai hiburan sekaligus membuka
wawasan tentang legenda yang tidak pernah terdengar namun merupakan milik
pusaka bangsa Indonesia.
6. Animasi pendek ini dapat membuat generasi muda di Indonesia memiliki imajinasi
tokoh-tokoh yang diambil dari cerita rakyat
2.11.2 Faktor Penghambat
1. Masih banyak masyarakat yang kurang tertarik dan mencoba melihat kenyataan
serta menghindari cerita rakyat yang hanya cerita bohong semata
2. Karena keterbatasan data yang realis, cerita dibuat berdasarkan cerita kesaksian dan
dari cerita penduduk asli yang mengetahui cerita tersebut dari keturunan keluarga.