Bab 2 Bps Lamandau 2013
-
Upload
abu-aisyah -
Category
Documents
-
view
175 -
download
9
description
Transcript of Bab 2 Bps Lamandau 2013
BUKU PUTIH SANITASI
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik
Wilayah Kabupaten Lamandau memiliki luas 6.414 Km
wilayah Provinsi Kalimantan Tengah,
Kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Jarak dari ibukota
yaitu Nanga Bulik ke Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah (Palangka Raya) sekitar 559
Km.
Wilayah administrasi, Kabupaten Lamandau memi
sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat,
Kecamatan Seruyan Hulu Kabupaten Seruyan, dan Kecamatan Arut Utara
Kabupaten Kotawaringin Barat.
2. Sebelah Selatan berbatasan deng
Kotawaringin Barat dan Kecamatan Balai Riam Kabupaten Sukamara.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin
Barat.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan
dan sebagian dengan Kabupaten Sukamara.
Secara astronomis, posisi Kabupaten Lamandau berada pada posisi 1°9 s
dengan 3°36 Lintang Selatan dan 110°25 s
topografi Kabupaten Lamandau terdiri dari rawa dataran rendah, dataran tinggi, dan
perbukitan, juga dialiri oleh sungai
perekonomian di daerah ini.
Kondisi fisik permukaan wilayah sebagian besar adalah beru
relatif bergelombang dengan transisi antara 0
dari perbukitan lemah yang banyak dijumpai pada wilayah sebelah barat. Sedangkan
cekungan dapat ditemukan pada daerah yang masih berupa rawa.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik
Wilayah Kabupaten Lamandau memiliki luas 6.414 Km2, atau 4,8% dari luas
wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, menduduki urutan ke-11 terluas dari 14
Kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Jarak dari ibukota
yaitu Nanga Bulik ke Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah (Palangka Raya) sekitar 559
ilayah administrasi, Kabupaten Lamandau memiliki batas-batas administratif
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat,
Kecamatan Seruyan Hulu Kabupaten Seruyan, dan Kecamatan Arut Utara
Kabupaten Kotawaringin Barat.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Arut Selatan Kabupaten
Kotawaringin Barat dan Kecamatan Balai Riam Kabupaten Sukamara.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan
dan sebagian dengan Kabupaten Sukamara.
Secara astronomis, posisi Kabupaten Lamandau berada pada posisi 1°9 s
3°36 Lintang Selatan dan 110°25 sampai dengan 112°50 Bujur Timur.
topografi Kabupaten Lamandau terdiri dari rawa dataran rendah, dataran tinggi, dan
perbukitan, juga dialiri oleh sungai–sungai besar maupun kecil yang menjadi urat n
Kondisi fisik permukaan wilayah sebagian besar adalah berupa dataran yang
relatif bergelombang dengan transisi antara 0 – 25 %. Kondisi ini merupakan bentukan
dari perbukitan lemah yang banyak dijumpai pada wilayah sebelah barat. Sedangkan
cekungan dapat ditemukan pada daerah yang masih berupa rawa.
KABUPATEN LAMANDAU 2013
, atau 4,8% dari luas
11 terluas dari 14
Kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Jarak dari ibukota Lamandau,
yaitu Nanga Bulik ke Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah (Palangka Raya) sekitar 559
batas administratif
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat,
Kecamatan Seruyan Hulu Kabupaten Seruyan, dan Kecamatan Arut Utara
an Kecamatan Arut Selatan Kabupaten
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat
Secara astronomis, posisi Kabupaten Lamandau berada pada posisi 1°9 sampai
112°50 Bujur Timur. Keadaan
topografi Kabupaten Lamandau terdiri dari rawa dataran rendah, dataran tinggi, dan
sungai besar maupun kecil yang menjadi urat nadi
pa dataran yang
25 %. Kondisi ini merupakan bentukan
dari perbukitan lemah yang banyak dijumpai pada wilayah sebelah barat. Sedangkan
BUKU PUTIH SANITASI
Geologi permukaan tanah di kawasan
humus, jenis tanah latosol dan podsolik merah kuning yang tahan erosi namun memiliki
tingkat resapan yang sangat kecil. Di
m terdapat kandungan air tanah yang sementara ini digunakan sebagai salah satu sumber
air penduduk di samping air permukaan yang ada yaitu sungai.
tanah dalam (>30 m) belum diketahui secara pasti
Salah satu sungai terbesar yang melalui wilayah
Sungai Lamandau dengan beberapa cabang yang membentuk
di sekitar kota antara lain Sungai Bulik, Sungai Belantikan, Sungai Matu, Sungai Batang
Kawa, Sungai Delang, Sungai Kungkung dan
anak sungainya di samping berfungsi untuk menunjang kehidupan sehari
penduduk di sekitarnya juga berfungsi sebagai jalur transportasi.
Kabupaten Lamandau
zona iklim, yaitu jumlah bulan basah
Pada Tahun 2011 merupakan tahun kemarau karena curah hujan berkisar antara 160
4.870 mm/tahun. Curah hujan tertinggi hanya terjadi di akhir tahun antara November
dan Desember, dengan suhu maksimum berkisar
suhu minimum antara 21,5˚C sampai dengan 23,2˚C. Kelembaban udara berkisar antara
87%-92%, yang berarti tergolong daerah yang memiliki udara yang cukup lembab.
Kecepatan angin antara 0,4 –
Pada Tahun 2011, musim kemarau terjadi hampir sepanjang tahun. Sedangkan
musim penghujan baru terjadi di Bulan November dan Desember dimana curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 4.870 mm.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
kaan tanah di kawasan Kabupaten Lamandau terdiri dari lapisan
humus, jenis tanah latosol dan podsolik merah kuning yang tahan erosi namun memiliki
tingkat resapan yang sangat kecil. Di bawah permukaan tanah antara kedalaman 10
anah yang sementara ini digunakan sebagai salah satu sumber
samping air permukaan yang ada yaitu sungai. Sedangkan untuk air
tanah dalam (>30 m) belum diketahui secara pasti.
ungai terbesar yang melalui wilayah Kabupaten Lamanda
Sungai Lamandau dengan beberapa cabang yang membentuk anak sungai yang berada
di sekitar kota antara lain Sungai Bulik, Sungai Belantikan, Sungai Matu, Sungai Batang
gai Delang, Sungai Kungkung dan lain-lain. Sungai Lamandau beserta anak
samping berfungsi untuk menunjang kehidupan sehari
penduduk di sekitarnya juga berfungsi sebagai jalur transportasi.
Kabupaten Lamandau termasuk daerah yang beriklim tropis tipe A berdasarkan
iklim, yaitu jumlah bulan basah lebih banyak dibandingkan dengan bulan kering.
Pada Tahun 2011 merupakan tahun kemarau karena curah hujan berkisar antara 160
4.870 mm/tahun. Curah hujan tertinggi hanya terjadi di akhir tahun antara November
dan Desember, dengan suhu maksimum berkisar antara 31,4°C sampai dengan 33,5°C
˚C sampai dengan 23,2˚C. Kelembaban udara berkisar antara
92%, yang berarti tergolong daerah yang memiliki udara yang cukup lembab.
– 0,7 knot.
musim kemarau terjadi hampir sepanjang tahun. Sedangkan
musim penghujan baru terjadi di Bulan November dan Desember dimana curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 4.870 mm.
KABUPATEN LAMANDAU 2013
Lamandau terdiri dari lapisan
humus, jenis tanah latosol dan podsolik merah kuning yang tahan erosi namun memiliki
bawah permukaan tanah antara kedalaman 10–15
anah yang sementara ini digunakan sebagai salah satu sumber
Sedangkan untuk air
Kabupaten Lamandau adalah
anak sungai yang berada
di sekitar kota antara lain Sungai Bulik, Sungai Belantikan, Sungai Matu, Sungai Batang
Sungai Lamandau beserta anak-
samping berfungsi untuk menunjang kehidupan sehari-hari dari
termasuk daerah yang beriklim tropis tipe A berdasarkan
lebih banyak dibandingkan dengan bulan kering.
Pada Tahun 2011 merupakan tahun kemarau karena curah hujan berkisar antara 160 –
4.870 mm/tahun. Curah hujan tertinggi hanya terjadi di akhir tahun antara November
°C sampai dengan 33,5°C
˚C sampai dengan 23,2˚C. Kelembaban udara berkisar antara
92%, yang berarti tergolong daerah yang memiliki udara yang cukup lembab.
musim kemarau terjadi hampir sepanjang tahun. Sedangkan
musim penghujan baru terjadi di Bulan November dan Desember dimana curah hujan
BUKU PUTIH SANITASI
Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai
Nama Daerah Aliran Sungai (DAS)
Bulik
Lamandau
Belantikan
Palikodan
Batang Kawa
Delang
Bayat
Sumber: Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 20
Tabel 2.2: Nama, luas wilayah per
Nama Kecamatan Kelurahan
Kecamatan Bulik
Kecamatan Bulik Timur
Kecamatan Sematu Jaya
Kecamatan Menthobi Raya Kecamatan Lamandau
Kecamatan Belantikan Raya Kecamatan Batang Kawa
Kecamatan Delang
Sumber : Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 20
proses penghitungan.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Lamandau
Nama Daerah Aliran Sungai (DAS) Luas (Ha)
9000
13000
10400
4200
13000
11400
4000
Sumber: Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 2012.
2.2: Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan kabupaten Lamandau
Jumlah Kelurahan
/Desa
Luas Wilayah
Administrasi Terbangun
(Ha) (%) thd
total (Ha)
11/1 66.555 10.38 380
12/0 107.472 16.76 280
7/0 8.685 1.35 378
11/0 62.088 9.68 305
9/1 133.300 20.78 179
12/0 126.300 19.69 232
9/0 68.500 10.68 133
9/1 68.500 10.68 287
Sumber : Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 2012, luas terbangun masih dalam
KABUPATEN LAMANDAU 2013
kabupaten Lamandau
Terbangun (%) thd
total 17%
13%
17%
14%
8%
11%
6%
13%
, luas terbangun masih dalam
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Lamandau
Sumber: Draft RTRW Kab. Lamandau 2013
KABUPATEN LAMANDAU 2013
Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Lamandau
Halaman 17
BUKU PUTIH SANITASI
2.2 Demografi
Penduduk Kabupaten Lamandau
Angka ini terus meningkat dan pada Tahun 2011 telah mencapai 66.061 jiwa. Tingkat
pertumbuhan penduduk mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Selama periode 2008
2011 tingkat pertumbuhan penduduk tercatat mengalami peningkatan laju pertumbuhan
yaitu dari 4,6% di Tahun 2008 hingga mencapai 3,8% pada Tahun 2011 dibandingkan
tahun sebelumnya. Hal ini terutama diperkirakan akibat migrasi penduduk dari luar ke
dalam kabupaten.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Penduduk Kabupaten Lamandau pada Tahun 2008 berjumlah 59.531 jiwa.
Angka ini terus meningkat dan pada Tahun 2011 telah mencapai 66.061 jiwa. Tingkat
pertumbuhan penduduk mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Selama periode 2008
2011 tingkat pertumbuhan penduduk tercatat mengalami peningkatan laju pertumbuhan
yaitu dari 4,6% di Tahun 2008 hingga mencapai 3,8% pada Tahun 2011 dibandingkan
lumnya. Hal ini terutama diperkirakan akibat migrasi penduduk dari luar ke
KABUPATEN LAMANDAU 2013
59.531 jiwa.
Angka ini terus meningkat dan pada Tahun 2011 telah mencapai 66.061 jiwa. Tingkat
pertumbuhan penduduk mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Selama periode 2008 -
2011 tingkat pertumbuhan penduduk tercatat mengalami peningkatan laju pertumbuhan
yaitu dari 4,6% di Tahun 2008 hingga mencapai 3,8% pada Tahun 2011 dibandingkan
lumnya. Hal ini terutama diperkirakan akibat migrasi penduduk dari luar ke
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Peta 2.2: Peta Administrasi Kabupaten Lamandau
Sumber : Data Digital Adiministrasi Provinsi Kalimantan Tengah (Bappeda Prov. Kalteng)
KABUPATEN LAMANDAU 2013
Kabupaten Lamandau dan Cakupan Wilayah Kajian
Sumber : Data Digital Adiministrasi Provinsi Kalimantan Tengah (Bappeda Prov. Kalteng)
Halaman 19
BUKU PUTIH SANITASI
A. Kepadatan dan Distribusi Penduduk
Sampai Tahun 2011 k
Lamandau adalah kecamatan Sematu Jaya
penduduk sebanyak 9.110
Kemudian kecamatan terpadat kedua adalah Kecamatan Bulik, dengan tingkat
kepadatan sebesar 34,54 per km
penduduk sebanyak 22.985 jiwa.
B. Komposisi Penduduk
Secara umum jumlah penduduk laki
penduduk perempuan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh sex ratio yang nilainya lebih
besar dari 100, dimana pada Tahun 2011 untuk setiap 100 penduduk perempuan
terdapat 114 penduduk laki
Pada Tahun 2011 terjadi fenomena tersendiri dilihat dari angka migrasi neto,
diperkirakan karena cukup tingginya minat masyarakat di dalam Kabupaten untuk
melakukan migrasi ke Kecamatan Bulik dengan tujuan untuk meningkatkan taraf
hidup yang lebih baik dengan m
ibukota kabupaten dan sekitaranya. Kondisi ini juga didukung oleh peningkatan
infrastruktur jalan antar kecamatan yang juga semakin membaik.
Komposisi penduduk lamandau Tahun 2011 didominasi oleh penduduk
muda/dewasa yaitu kelompok usia 25
kelompok penduduk usia 0
usia 5 – 9 tahun. Data ini menunjukkan pemerintah berhasil mempertahankan tingkat
pertumbuhan alamiah yan
Berdasarkan struktur usia penduduk
seberapa besar penduduk dalam usia
besarnya beban tanggungan per 100 orang
penduduk dalam usia produktif (usia 15
usia non produktif (usia 0
sehingga rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Lamandau adalah sebesar 50
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Kepadatan dan Distribusi Penduduk
Sampai Tahun 2011 kecamatan terpadat penduduknya di Kabupaten
kecamatan Sematu Jaya yaitu 104,89 jiwa per km2 dengan j
9.110 jiwa dengan luas wilayahnya sebesar 86,85 km
Kemudian kecamatan terpadat kedua adalah Kecamatan Bulik, dengan tingkat
kepadatan sebesar 34,54 per km2 dengan luas wilayah 665,55 km2 dengan jumlah
penduduk sebanyak 22.985 jiwa.
Komposisi Penduduk
um jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah
penduduk perempuan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh sex ratio yang nilainya lebih
besar dari 100, dimana pada Tahun 2011 untuk setiap 100 penduduk perempuan
terdapat 114 penduduk laki-laki.
Tahun 2011 terjadi fenomena tersendiri dilihat dari angka migrasi neto,
diperkirakan karena cukup tingginya minat masyarakat di dalam Kabupaten untuk
melakukan migrasi ke Kecamatan Bulik dengan tujuan untuk meningkatkan taraf
hidup yang lebih baik dengan mencari peluang usaha atau pekerjaan terutama di
ibukota kabupaten dan sekitaranya. Kondisi ini juga didukung oleh peningkatan
uktur jalan antar kecamatan yang juga semakin membaik.
Komposisi penduduk lamandau Tahun 2011 didominasi oleh penduduk
tu kelompok usia 25 – 29 tahun. Piramida penduduk terlihat
kelompok penduduk usia 0 – 4 tahun jumlahnya lebih kecil dibandingkan kelompok
9 tahun. Data ini menunjukkan pemerintah berhasil mempertahankan tingkat
pertumbuhan alamiah yang rendah atau lebih rendah dibandingkan sebelumnya.
struktur usia penduduk Kabupaten Lamandau dapat diketahui
penduduk dalam usia produktif, kelompok non produktif, dan
besarnya beban tanggungan per 100 orang penduduk. Pada Tahun 2011
produktif (usia 15-64 tahun) mencapai 44.078 jiwa, sedang
produktif (usia 0-14 tahun dan 65 tahun keatas) sebanyak 21.983
sehingga rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Lamandau adalah sebesar 50
KABUPATEN LAMANDAU 2013
di Kabupaten
dengan jumlah
luas wilayahnya sebesar 86,85 km2.
Kemudian kecamatan terpadat kedua adalah Kecamatan Bulik, dengan tingkat
dengan jumlah
laki lebih banyak dibandingkan jumlah
penduduk perempuan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh sex ratio yang nilainya lebih
besar dari 100, dimana pada Tahun 2011 untuk setiap 100 penduduk perempuan
Tahun 2011 terjadi fenomena tersendiri dilihat dari angka migrasi neto,
diperkirakan karena cukup tingginya minat masyarakat di dalam Kabupaten untuk
melakukan migrasi ke Kecamatan Bulik dengan tujuan untuk meningkatkan taraf
encari peluang usaha atau pekerjaan terutama di
ibukota kabupaten dan sekitaranya. Kondisi ini juga didukung oleh peningkatan
Komposisi penduduk lamandau Tahun 2011 didominasi oleh penduduk
29 tahun. Piramida penduduk terlihat
4 tahun jumlahnya lebih kecil dibandingkan kelompok
9 tahun. Data ini menunjukkan pemerintah berhasil mempertahankan tingkat
g rendah atau lebih rendah dibandingkan sebelumnya.
dapat diketahui
produktif, dan
2011, diketahui
jiwa, sedang
21.983 jiwa,
sehingga rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Lamandau adalah sebesar 50
BUKU PUTIH SANITASI
yang berarti bahwa per 100 orang penduduk menanggung 50 orang usia tidak
produktif.
C. Rumus untuk menghitung proyeksi penduduk 5 tahun:
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk pada tahun t (2017).
Po = jumlah penduduk pada tahun awal (2012)
r = angka pertumbuhan penduduk
t = waktu (5)
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
yang berarti bahwa per 100 orang penduduk menanggung 50 orang usia tidak
Rumus untuk menghitung proyeksi penduduk 5 tahun:
Pt = jumlah penduduk pada tahun t (2017).
Po = jumlah penduduk pada tahun awal (2012)
r = angka pertumbuhan penduduk
Pt = Po (1 + r )t
KABUPATEN LAMANDAU 2013
yang berarti bahwa per 100 orang penduduk menanggung 50 orang usia tidak
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Tabel 2.3: Jumlah penduduk dan kepadatannya 3
Kecamata
n
Jumlah Penduduk
2008 2009 2010 2011 2012 2008
Bulik 4.833
16.201
21.989
22.985
24352 3882
Bulik
Timur
6.592
6.809
6.467 6.760
7104 1836
Menthobi
Raya
8.473
9.725
8.982 9.389
9867 2620
Sematu
Jaya
9.183
8.881
8.715 9.110
9576 2355
Lamandau 6.174
6.405
5.454 5.700
5991 1652
Belantikan
Raya
5.463
5.726
4.321 4.516
5212 1450
Batang
Kawa
3.241
3.391
2.405 2.514
2642 833
Delang 5.572
5.941
4.866 5.087
5346 1404
Sumber: Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 200
KABUPATEN LAMANDAU 2013
kepadatannya 3 - 5 tahun terakhir
Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008
3882 4662 6344 6352 6629 5,23 4,55 35,7 12,99
12,99
22,29
1836 2017 1808 1922 2021 -0,93 2,59 -5,0 1,64 1,64 6,13
2620 2731 2924 2666 2803 0,97 3,35 -7,6 1,75 1,75 14,79
2355 2475 2584 2424 2548 -0,21 3,14 -1,9 3 3 97,56
1652 1843 1947 1572 1652 3,46 2,68 -14,8 -1,06 -1,06 4,63
1450 1908 1519 1314 1526 3,49 3,69 -24,5 -3,67 -3,67 4,33
833 861 779 721 758 2,4 3,03 -29,1 -1,2 -5,19 4,73
1404 3007 1680 1382 1453 5,78 3,54 -18,1 -5,19 -1,2 8,13
Sumber: Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 2009 - 2012
Halaman 22
Kepadatan Penduduk (km2)
2008 2009 2010 2011 2012
24,34
33,0 34,54 37
6,34 6,0 6,29 7
15,66
14,0 15,12 16
102,26
103,4 104,89 110
4,8 4,1 4,28 4
4,53 3,4 3,58 4
4,95 3,5 3,67 4
8,67 7,1 7,43 8
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Kecamatan
Jumlah Penduduk
2013 2014 2015
Bulik 27.515 31.090 35.128 39
Bulik Timur 7.221 7.339 7.459 7
Menthobi Raya 10.040 10.215 10.394 10
Sematu Jaya 9.863* 10.159 10.464 10
Lamandau 5.927 5.865 5.802 5
Belantikan Raya 5.021 4.836 4.659 4
Delang 5.282 5.218 5.156 5
Batang Kawa 2.505 2.375 2.252 2
Sumber: Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 200
*Jumlah penduduk Kecamatan Sematu Jaya pada
KABUPATEN LAMANDAU 2013
Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Jumlah Penduduk Jumlah KK
2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013
39.691 44.847 7.490 8.463 9.562 10.805 12.208 41
7.582 7.706 2.054 2.088 2.122 2.157 2.192 7
10.576 10.761 2.852 2.902 2.953 3.004 3.057 16
10.778 11.101 2.624 2.703 2.784 2.868 2.954 114
5.741 5.680 1.634 1.617 1.600 1.583 1.566 4
4.488 4.323 1.470 1.416 1.364 1.314 1.266 4
5.094 5.033 1.436 1.418 1.401 1.385 1.368 8
2.135 2.024 719 681 646 612 581 4
Sumber: Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 2009 – 2012, diolah
pada Tahun 2013 adalah 12.000 jiwa (sumber : Camat Sematu Jaya, Konsultasi Publik BPS, 2013)
Halaman 23
Kepadatan Penduduk
2013 2014 2015 2016 2017
47 53 60 67
7 7 7 7
16 17 17 17
114 117 120 124 128
4 4 4 4
4 4 4 3
8 8 7 7
3 3 3 3
(sumber : Camat Sematu Jaya, Konsultasi Publik BPS, 2013)
BUKU PUTIH SANITASI
2.3 Keuangan dan Perekonomian
Dalam pembangunan
kondisi perekonomian secara makro adalah data produk domestik regional bruto
(PDRB). Terdapat 2 (dua) jenis penilaian produk domestik regional bruto (PDRB) yang
dibedakan dalam dua jenis penilaian yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
konstan. Penyajian PDRB atas dasar harga konstan mengalami perubahan mendasar
sebagai konsekuensi logis berubahnya tahun dasar yang digunakan.
Selain menjadi bahan dalam penyusunan perencanaan, angka PDRB juga
bermanfaat untuk bahan evaluasi hasil
Adapun beberapa kegunaan angka PDRB ini antara lain :
1. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan setiap
ekonomi, mencakup sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri
pengolahan; listrik, gas, dan air bersih; konstruksi; perdagangan, restoran dan hotel;
pengangkutan dan komunikasi; lembaga keuangan; dan jasa
2. Untuk mengetahui struktur perekonomian;
3. Untuk mengetahui besarnya PDRB perkapita penduduk sebagai salah satu indikator
tingkat kemakmuran/kesejahteraan;
4. Untuk mengetahui tingkat inflasi/deflasi, berdasarkan pertumbuhan/perubahan harga
produsen.
Kondisi Perekonomian Kabupat
dasar harga konstan (ADHK) Tahun 200
terjadi pada kurun waktu tersebut sebesar
sebesar 6,52% atau berada pada urutan ke empat setelah Kotim 7,07%, Palangka Raya
6,99% dan Kobar 6,89% serta
Kalimantan Tengah pada tahun yang sama
ekonomi yang cukup tinggi tersebut
pendapatan regional perkapita selama kurun waktu yang sama, yaitu dari
Rp.8.762.335,52,- pada Tahun 200
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
euangan dan Perekonomian Daerah
alam pembangunan ekonomi, salah satu indikator penting untuk mengetahui
perekonomian secara makro adalah data produk domestik regional bruto
Terdapat 2 (dua) jenis penilaian produk domestik regional bruto (PDRB) yang
dibedakan dalam dua jenis penilaian yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
ian PDRB atas dasar harga konstan mengalami perubahan mendasar
sebagai konsekuensi logis berubahnya tahun dasar yang digunakan.
bahan dalam penyusunan perencanaan, angka PDRB juga
bermanfaat untuk bahan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.
Adapun beberapa kegunaan angka PDRB ini antara lain :
Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan setiap
ekonomi, mencakup sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri
gas, dan air bersih; konstruksi; perdagangan, restoran dan hotel;
pengangkutan dan komunikasi; lembaga keuangan; dan jasa-jasa lainnya;
truktur perekonomian;
mengetahui besarnya PDRB perkapita penduduk sebagai salah satu indikator
tingkat kemakmuran/kesejahteraan;
Untuk mengetahui tingkat inflasi/deflasi, berdasarkan pertumbuhan/perubahan harga
Kondisi Perekonomian Kabupaten Lamandau terlihat dari gambaran PDRB atas
dasar harga konstan (ADHK) Tahun 2007 - 2011. Rata-rata pertumbuhan PDRB yang
terjadi pada kurun waktu tersebut sebesar 6,06%. Tahun 2011 pertumbuhan PDRB
atau berada pada urutan ke empat setelah Kotim 7,07%, Palangka Raya
6,99% dan Kobar 6,89% serta berada di atas pertumbuhan rata-rata tingkat Provinsi
Kalimantan Tengah pada tahun yang sama, yaitu sebesar 6,33%. Adanya pertumbuhan
tersebut memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan
pendapatan regional perkapita selama kurun waktu yang sama, yaitu dari
pada Tahun 2007 menjadi Rp.9.656.418,58,- pada Tahun 20
2013
ekonomi, salah satu indikator penting untuk mengetahui
perekonomian secara makro adalah data produk domestik regional bruto
Terdapat 2 (dua) jenis penilaian produk domestik regional bruto (PDRB) yang
dibedakan dalam dua jenis penilaian yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
ian PDRB atas dasar harga konstan mengalami perubahan mendasar
bahan dalam penyusunan perencanaan, angka PDRB juga
hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.
Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan setiap sektor
ekonomi, mencakup sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri
gas, dan air bersih; konstruksi; perdagangan, restoran dan hotel;
jasa lainnya;
mengetahui besarnya PDRB perkapita penduduk sebagai salah satu indikator
Untuk mengetahui tingkat inflasi/deflasi, berdasarkan pertumbuhan/perubahan harga
terlihat dari gambaran PDRB atas
rata pertumbuhan PDRB yang
pertumbuhan PDRB
atau berada pada urutan ke empat setelah Kotim 7,07%, Palangka Raya
tingkat Provinsi
Adanya pertumbuhan
memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan
pendapatan regional perkapita selama kurun waktu yang sama, yaitu dari
pada Tahun 2011.
BUKU PUTIH SANITASI
Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD
No Realisasi Anggaran
A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)
a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a.1.1 Pajak daerah
a.1.2 Retribusi daerah
a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan
a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah
a.2 Dana Perimbangan (Transfer)
a.2.1 Dana bagi hasil
a.2.2 Dana alokasi umum
a.2.3 Dana alokasi khusus
a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah
a.3.1 Hibah a.3.2 Dana darurat
a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota
a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus
a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya
Sumbangan Pihak Ke tiga
Tunjangan/Tambahan Penghasilan Guru PNSD
Pendapatan lainnya-pendapatan yang masih perlu konfirmasi
B Belanja (b1 + b.2)
b.1 Belanja Tidak Langsung
b.1.1 Belanja pegawai
b.1.2 Bunga
b.1.3 Subsidi
b.1.4 Hibah
b.1.5 Bantuan sosial
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi /Kabupaten/ Kota Pemerintahan Desa dan Partai Politik
b.1.6 Belanja bagi hasil
b.1.7 Bantuan keuangan
b.1.8 Belanja tidak terduga
b.2 Belanja Langsung
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Lamandau Tahun 2008
Tahun
n-4 n-3 n-2 n-1
373.259.638.385,94
378.090.410.070,09
388.164.601.950,92
461.563.687.926,37
420.783.971.922,32
Asli Daerah (PAD) 11.606.719.590,94
11.390.127.317,09
8.285.838.859,28
12.680.995.360,37
11.064.719.822,18
877.275.434,00 953.900.842,00 1.842.345.916,00
1.433.551.575,00
1.396.869.647,00
1.556.039.250,00
944.250.405,00 1.101.755.795,00
1.106.091.416,25
2.297.084.391,00
1.152.664.727,62
2.035.144.070,61 1.580.874.129,51
1.946.772.559,00
2.143.244.375,99
8.020.740.179,32
7.456.831.999,48 3.760.863.018,77
8.194.579.810,12
5.227.521.408,19
326.535.628.818,00
352.015.270.226,00
351.181.349.210,00
393.603.986.958,00
390.881.620.740,00
41.299.972.818,00
53.026.236.226,00
61.568.811.210,00
63.785.747.958,00
54.212.003.740,00
251.739.656.000,00
255.341.034.000,00
257.428.838.000,00
285.962.839.000,00
311.033.679.000,00
33.496.000.000,00
43.648.000.000,00
32.183.700.000,00
43.855.400.000,00
25.635.938.000,00
35.117.289.977,00
14.685.012.527,00
28.697.413.881,64
55.278.705.608,00
18.837.631.360,14
0 2.500.000.000,00 0 0 0
5.360.871.656,00
6.561.334.227,00 7.807.980.661,00
9.394.406.409,00
6.114.303.175,14
27.576.272.200,00
0 12.530.500.000,00
42.291.786.300,00
9.163.328.750,00
0 0 0 0 0
0 0 1.521.246.229,50
3.440.718.899,00
3.439.949.610,00
0 0 6.832.770.000,00
0 0
pendapatan yang 2.180.146.121,00
5.623.678.300,00 4.916.991,14 151.794.000,00
120.049.825,00
359.272.044.906,00
420.022.140.552,05
373.418.988.926,20
440.841.741.797,21
280.233.021.037,89
128.585.482.308,00
135.424.379.818,48
152.419.363.374,60
166.164.528.519,66
142.122.588.863,89
86.546.829.078,00
95.015.266.517,48
113.066.992.784,00
130.395.248.715,00
113.793.969.819,00
3.625.522.392,00
3.591.560.000,00
1.008.784.000,00
0 0
7.166.845.912,00
0 4.984.443.050,00
5.585.161.572,00
12.656.099.000,00
10.173.914.232,00
16.317.707.961,10
12.043.419.218,00
13.181.176.892,00
3.343.260.700,00
20.556.138.817,00
20.499.845.339,90
21.315.724.322,60
15.689.917.955,66
12.265.103.344,89
516.231.877,00
0 0 1.313.023.385,00
64.156.000,00
230.686.562.598,00
284.597.760.733,57
220.999.625.551,60
274.677.213.277,55
138.110.432.174,00
19.277.975.8 15.950.055.171 14.504.736. 19.632.436. 11.681.619.97
2013
08 – 2012.
Rata2
pertumbuhan
N
420.783.971.922,
3,51
11.064.719.822,1 2,79
1.396.869.647,00 19,28
2.297.084.391,00 21,36
2.143.244.375,99 21,87
5.227.521.408,19 6,27
390.881.620.740,
4,74
54.212.003.740,0 8,27
311.033.679.000,
5,52
25.635.938.000,0 -0,31
18.837.631.360,1 15,99
6.114.303.175,14 6,70
9.163.328.750,00
3.439.949.610,00
120.049.825,00 756,06
280.233.021.037,89
-3,14
142.122.588.863,89
3,10
113.793.969.819,00
7,84
12.656.099.000,00
3.343.260.700,
-7,75
12.265.103.344,89
-11,13
64.156.000,00
138.110.432.174,00
-6,10
11.681.619.97 -7,87
BUKU PUTIH SANITASI
b.2.1 Belanja pegawai
b.2.2 Belanja barang dan jasa
b.2.3 Belanja modal
C Pembiayaan
Surplus/Defisit Anggaran
Sumber : Realisasi APBD tahun 2008Keterangan : n = tahun penyusunan buku putih sanitasi
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
07,00 ,00 959,00 439,00 8,0075.319.704.551,00
103.767.486.192,00
73.288.293.419,00
70.681.179.480,55
43.753.587.135,00
136.088.882.240,00
164.880.219.370,57
133.206.595.173,60
184.363.597.358,00
82.675.225.061,00
359.272.044.906,00
420.022.140.552,05
373.418.988.926,20
440.841.741.797,21
280.233.021.037,89
359.272.044.906,00
420.022.140.552,05
373.418.988.926,20
440.841.741.797,21
280.233.021.037,89
13.987.593.479,94
-41.931.730.481,96
14.745.613.024,72
20.721.946.129,16
140.550.950.884,43
2008 - 2012, diolah n = tahun penyusunan buku putih sanitasi
2013
8,00 43.753.587.135,00
-8,31
82.675.225.061,00
-3,70
280.233.021.037,89
-3,14
280.233.021.037,89
-3,14
140.550.950.884,43
20,96
BUKU PUTIH SANITASI
Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Tahun 2008 – 2012
No
SKPD
1 PU
1.a Investasi dalam jutaan
1.b operasional/pemeliharaan (OM) dalam jutaan
2 BLH
2.a Investasi dalam jutaan
2.b operasional/pemeliharaan (OM) dalam jutaan
3 Dinkes 3.a Investasi dalam jutaan
3.b operasional/pemeliharaan (OM) dalam jutaan
4 Bappeda 4.a Investasi dalam jutaan 4.b operasional/pemeliharaan (OM) dalam jutaan5 BPMD 5.a Investasi dalam jutaan 5.b operasional/pemeliharaan (OM) dalam jutaan
8 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n) dalam jutaan
9 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na)dalam jutaan
10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb)
11 Belanja Langsung dalam jutaan
12 Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11)dalam jutaan
13 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8) dalam jutaan
14 Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8) dalam jutaan
Sumber : Realisasi APBD tahun Keterangan : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan,
pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan sanitasi
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Lamandau
Tahun
n-4 n-3 n-2 n-1 N
12.736.310,00
13.373.125,50
14.041.781,78
14.743.870,86
15.481.064,41
dalam jutaan 845.000
887.250
931.613
978.193
1.027.103
-
205.000,00
452.500,00
415.125,00
478.400,00
dalam jutaan 100.000,00
350.000,00
399.750,00
429.737,50
460.050,00
- - - - -
dalam jutaan 111.500
122.650
134.915
148.407
163.247
- - - - -
dalam jutaan - - - - - - - - - -
dalam jutaan - - - - -
dalam jutaan
13.792.810,00
14.938.025,50
15.960.559,28
16.715.332,99
17.609.864,34
Total (1a+2a+3a+…na) 12.736.310,00
13.578.125,50
14.494.281,78
15.158.995,86
15.959.464,41
Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb) dalam jutaan
1.056.500,00
1.359.900,00
1.466.277,50
1.556.337,13
1.650.399,93
19.277.975,81
15.950.055,17
14.504.736,96
19.632.436,44
11.681.619,98
Belanja Langsung(8/11) 0,715469826
0,936550083
1,10036875
0,851414089
1,507484781
Total Belanja Sanitasi 0,660666355
0,85129019
0,999279189
0,772140325
1,366203013
Total Belanja Sanitasi 0,054803472
0,085259893
0,101089562
0,079273764
0,141281769
Realisasi APBD tahun 2008- 2012, diolah investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan,
pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan
2013
Kabupaten Lamandau
Rata2 pertumbuha
n N
15.481.064,
5,00 1.027.1
5,00
478.400,00 31,93 460.050,00 69,69
- 163.24
10,00
-
-
-
-
17.609.864,
6,31
15.959.464,
5,81
1.650.399,9
12,18
11.681.619,98 -7,87
1,507484781 25,71
1,366203013 25,11
0,141281769 32,69
investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, studi yang terkait dengan
BUKU PUTIH SANITASI
Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita
No D e s k r i p s i
1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota
2 Jumlah Penduduk
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) dalam jutaan
Sumber : APBD dan BPS, diolah
Tabel 2.8 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Lamandau
No D e s k r i p s i
1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (dalam jutaan rupiah
2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.)
3 Pertumbuhan Ekonomi (%)
Sumber : LKPJ Bupati tahun 2012
2.4 Tata Ruang Wilayah
Kebijakan Umum Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau
Perumusan Tujuan Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau
merupakan salah satu dasar bagi penentuan arah pengembangan ruang serta fungsi dan
peran yang akan diemban oleh Kabupaten Lamandau
kemampuan serta daya dukung lingkungannya, baik dari aspek fisik dasar,
kependudukan, perekonomian dan sarana
Tujuan dari pengembangan Tata Ruang Kabupaten adalah untuk mewujudkan
tata ruang wilayah kabupaten guna memenuhi kebutuhan pembangunan daerah baik itu
jangka menengah maupun jangka panjang dengan memperhatikan aspek kelesta
lingkungan, efisiensi alokasi investasi dan bersinergi dengan kegiatan pembangunan
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Lamandau Tahun 2008 - 20
Tahun
n-4 n-3 n-2 n-1 n
Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota
13.792.810,00
14.938.025,50
15.960.559,28
16.715.332,99
17.609.864,34
63079
64957 66061 70090
dalam jutaan 218,66
229,97
241,60
238,48
Sumber : APBD dan BPS, diolah
eta Perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2008 - 20
Tahun
n-4 n-3 n-2
dalam jutaan rupiah) 868.467,54 940.570,57 1.082.925,31
Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota
8.964.455,49 9.054.163,98 9.345.428,31 9.656.481,58
6,04 5,74 6,15 LKPJ Bupati tahun 2012
ebijakan Umum Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau
Perumusan Tujuan Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau
salah satu dasar bagi penentuan arah pengembangan ruang serta fungsi dan
peran yang akan diemban oleh Kabupaten Lamandau sesuai dengan potensi dan
kemampuan serta daya dukung lingkungannya, baik dari aspek fisik dasar,
kependudukan, perekonomian dan sarana/prasarana wilayah pendukungnya.
Tujuan dari pengembangan Tata Ruang Kabupaten adalah untuk mewujudkan
tata ruang wilayah kabupaten guna memenuhi kebutuhan pembangunan daerah baik itu
jangka menengah maupun jangka panjang dengan memperhatikan aspek kelesta
lingkungan, efisiensi alokasi investasi dan bersinergi dengan kegiatan pembangunan
2013
2012
Rata-rata
15803318,42
66046,75
232,1775
2012
n-1 N
1.232.139,02
9.656.481,58
6,52
ebijakan Umum Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau
Perumusan Tujuan Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau
salah satu dasar bagi penentuan arah pengembangan ruang serta fungsi dan
sesuai dengan potensi dan
kemampuan serta daya dukung lingkungannya, baik dari aspek fisik dasar,
Tujuan dari pengembangan Tata Ruang Kabupaten adalah untuk mewujudkan
tata ruang wilayah kabupaten guna memenuhi kebutuhan pembangunan daerah baik itu
jangka menengah maupun jangka panjang dengan memperhatikan aspek kelestarian
lingkungan, efisiensi alokasi investasi dan bersinergi dengan kegiatan pembangunan
BUKU PUTIH SANITASI
lainnya, sehingga dapat dijadikan acuan dalam program pembangunan untuk tercapainya
kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan sasaran yang diharapkan dari penataan ruang wila
Lamandau adalah :
a) Terkendalinya berbagai kegiatan pembangunan di wilayah Kabupaten Lamandau,
baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat
b) Terciptanya keserasian antara pelestarian Kawasan lindung dan pemanfaatan
Kawasan Budidaya.
c) Tersusunnya rencana dan keterpaduan program
Kabupaten Lamandau.
d) Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha untuk menanamkan
investasinya di wilayah Kabupaten Lamandau dalam berbagai sektor pemba
e) Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor pembangunan
A. Tujuan Eksternal
Tujuan Eksternal merupakan tujuan
berkaitan dengan peran Kabupaten dalam konstelasi wilayah yang lebih luas a
Wilayah Kabupaten Lamandau dengan wilayah
wilayah yang lebih makro, yaitu baik dalam Sistem RTRWN, Rencana Tata Ruang
Pulau Kalimantan dan Rencana Tata Ruang Provinsi Kalimantan Tengah.
1. Dalam konteks sistem
Kabupaten Lamandau terdapat pada klasifikasi tingkat permukiman Kawasan Bagian
Tengah / Transisi. Kawasan Bagian Tengah / Transisi adalah merupakan kawasan
yang mempunyai koneksi dengan kawasan hilir atau da
perantara untuk kawasan bagian belakang atau hulu. Simpul
Sambas, Mempawah, Sanggau, Bengkayang, Ngabang, Sintang, Putusibau
(Kalimantan Barat), Marabahan, Rantau, Kandangan, Barabai, Tanjung (Kalimantan
Selatan) Buntok, Muara Teweh, Kasongan, Nanga Bulik, Lamandau (Provinsi
Kalimantan Tengah), Sendawar, Tenggarong, Malinau (Provinsi Kalimantan Timur).
Sedangkan dalam kontek Regional dan nasional berdasarkan PP No. 26
Tahun 2008 tentang RTRWN, Kabupaten
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
lainnya, sehingga dapat dijadikan acuan dalam program pembangunan untuk tercapainya
Sedangkan sasaran yang diharapkan dari penataan ruang wilayah Kabupaten
Terkendalinya berbagai kegiatan pembangunan di wilayah Kabupaten Lamandau,
baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat
Terciptanya keserasian antara pelestarian Kawasan lindung dan pemanfaatan
Tersusunnya rencana dan keterpaduan program-program pembangunan di wilayah
Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha untuk menanamkan
investasinya di wilayah Kabupaten Lamandau dalam berbagai sektor pemba
Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor pembangunan
Tujuan Eksternal merupakan tujuan-tujuan pengembangan wilayah yang dirumuskan
berkaitan dengan peran Kabupaten dalam konstelasi wilayah yang lebih luas a
Wilayah Kabupaten Lamandau dengan wilayah-wilayah kabupaten lainnya atau dengan
wilayah yang lebih makro, yaitu baik dalam Sistem RTRWN, Rencana Tata Ruang
Pulau Kalimantan dan Rencana Tata Ruang Provinsi Kalimantan Tengah.
Dalam konteks sistem pengembangan tata ruang wilayah secara Nasional,
Kabupaten Lamandau terdapat pada klasifikasi tingkat permukiman Kawasan Bagian
Tengah / Transisi. Kawasan Bagian Tengah / Transisi adalah merupakan kawasan
yang mempunyai koneksi dengan kawasan hilir atau dapat dikatakan sebagai simpul
perantara untuk kawasan bagian belakang atau hulu. Simpul-simpul tersebut adalah
Sambas, Mempawah, Sanggau, Bengkayang, Ngabang, Sintang, Putusibau
(Kalimantan Barat), Marabahan, Rantau, Kandangan, Barabai, Tanjung (Kalimantan
Selatan) Buntok, Muara Teweh, Kasongan, Nanga Bulik, Lamandau (Provinsi
Kalimantan Tengah), Sendawar, Tenggarong, Malinau (Provinsi Kalimantan Timur).
Sedangkan dalam kontek Regional dan nasional berdasarkan PP No. 26
Tahun 2008 tentang RTRWN, Kabupaten Lamandau termasuk ke dalam Hinterland
2013
lainnya, sehingga dapat dijadikan acuan dalam program pembangunan untuk tercapainya
yah Kabupaten
Terkendalinya berbagai kegiatan pembangunan di wilayah Kabupaten Lamandau,
Terciptanya keserasian antara pelestarian Kawasan lindung dan pemanfaatan
program pembangunan di wilayah
Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha untuk menanamkan
investasinya di wilayah Kabupaten Lamandau dalam berbagai sektor pembangunan.
Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor pembangunan
tujuan pengembangan wilayah yang dirumuskan
berkaitan dengan peran Kabupaten dalam konstelasi wilayah yang lebih luas antara
wilayah kabupaten lainnya atau dengan
wilayah yang lebih makro, yaitu baik dalam Sistem RTRWN, Rencana Tata Ruang
pengembangan tata ruang wilayah secara Nasional,
Kabupaten Lamandau terdapat pada klasifikasi tingkat permukiman Kawasan Bagian
Tengah / Transisi. Kawasan Bagian Tengah / Transisi adalah merupakan kawasan
pat dikatakan sebagai simpul
simpul tersebut adalah
Sambas, Mempawah, Sanggau, Bengkayang, Ngabang, Sintang, Putusibau
(Kalimantan Barat), Marabahan, Rantau, Kandangan, Barabai, Tanjung (Kalimantan
Selatan) Buntok, Muara Teweh, Kasongan, Nanga Bulik, Lamandau (Provinsi
Kalimantan Tengah), Sendawar, Tenggarong, Malinau (Provinsi Kalimantan Timur).
Sedangkan dalam kontek Regional dan nasional berdasarkan PP No. 26
dalam Hinterland
BUKU PUTIH SANITASI
Kawasan Andalan Sampit
pusat perkembangan unggulan pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan, industri
dan pariwisata.
2. Kabupaten Lamandau terdapat pada Pusat Kegia
Wilayahnya adalah Pangkalan Bun, Arahan pengembangan Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) yang meliputi :
- Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana kota yang mendukung
sebagai pusat pelayanan kawasan perdesaan di seki
- Mendorong terciptanya keterkaitan sosial ekonomi antara kawasan perkotaan
dengan kawasan perdesaan yang saling menguntungkan
Sesuai dengan kebijakan
Pengembangan Wilayah Eksternal Kabupaten Lamandau ad
1. Merupakan Wilayah yang harus diprioritaskan pernbangunannya karena berada
dalam Kawasan Bagian Tengah / Transisi yang merupakan kawasan yang
mempunyai koneksi dengan kawasan hilir atau dapat dikatakan sebagai simpul
perantara untuk kawasan bagian
2. Sebagai kawasan yang termasuk dalam Hinterland Kawasan Andalan Sambun
(Sampit Pangkalan Bun) dengan arahan perkembangan sebagai pusat perkembangan
unggulan Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Perikanan, industri dan pariwisata.
Dengan hal tersebut maka Kabupaten Lamandau guna mendukung Kawasan
Andalan Sambung Raya diharapkan dapat meningkatkan perekonomian melalui
potensi unggulan yaitu pertanian dengan meningkatkan infrastruktur pertanian.
3. Sebagai Pusat Kegiatan Lokal di tingkat
diharapkan untuk meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana yang mendukung
kegiatan sebagai pusat pelayanan kawasan perdesaan di sekitarnya.
B. Tujuan Internal
Mengacu kepada Undang
tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penataan tata ruang wilayah Kabupaten
Lamandau adalah :"Mewujudkan tata ruang wilayah Kabupaten Lamandau dalam
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun dengan arahan perkembangan sebagai
pusat perkembangan unggulan pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan, industri
Kabupaten Lamandau terdapat pada Pusat Kegiatan Lokal, dengan Pusat Kegiatan
Wilayahnya adalah Pangkalan Bun, Arahan pengembangan Pusat Kegiatan Lokal
Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana kota yang mendukung
sebagai pusat pelayanan kawasan perdesaan di sekitarnya.
Mendorong terciptanya keterkaitan sosial ekonomi antara kawasan perkotaan
dengan kawasan perdesaan yang saling menguntungkan
Sesuai dengan kebijakan-kebijakan tersebut diatas maka tujuan
Pengembangan Wilayah Eksternal Kabupaten Lamandau adalah:
Merupakan Wilayah yang harus diprioritaskan pernbangunannya karena berada
dalam Kawasan Bagian Tengah / Transisi yang merupakan kawasan yang
mempunyai koneksi dengan kawasan hilir atau dapat dikatakan sebagai simpul
perantara untuk kawasan bagian belakang atau hulu.
Sebagai kawasan yang termasuk dalam Hinterland Kawasan Andalan Sambun
(Sampit Pangkalan Bun) dengan arahan perkembangan sebagai pusat perkembangan
unggulan Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Perikanan, industri dan pariwisata.
n hal tersebut maka Kabupaten Lamandau guna mendukung Kawasan
Andalan Sambung Raya diharapkan dapat meningkatkan perekonomian melalui
potensi unggulan yaitu pertanian dengan meningkatkan infrastruktur pertanian.
Sebagai Pusat Kegiatan Lokal di tingkat provinsi, Kabupaten Lamandau dapat
diharapkan untuk meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana yang mendukung
kegiatan sebagai pusat pelayanan kawasan perdesaan di sekitarnya.
Mengacu kepada Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penat
tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penataan tata ruang wilayah Kabupaten
Lamandau adalah :"Mewujudkan tata ruang wilayah Kabupaten Lamandau dalam
2013
Pangkalan Bun dengan arahan perkembangan sebagai
pusat perkembangan unggulan pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan, industri
tan Lokal, dengan Pusat Kegiatan
Wilayahnya adalah Pangkalan Bun, Arahan pengembangan Pusat Kegiatan Lokal
Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana kota yang mendukung fungsi kota
Mendorong terciptanya keterkaitan sosial ekonomi antara kawasan perkotaan
kebijakan tersebut diatas maka tujuan-tujuan
Merupakan Wilayah yang harus diprioritaskan pernbangunannya karena berada
dalam Kawasan Bagian Tengah / Transisi yang merupakan kawasan yang
mempunyai koneksi dengan kawasan hilir atau dapat dikatakan sebagai simpul
Sebagai kawasan yang termasuk dalam Hinterland Kawasan Andalan Sambun
(Sampit Pangkalan Bun) dengan arahan perkembangan sebagai pusat perkembangan
unggulan Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Perikanan, industri dan pariwisata.
n hal tersebut maka Kabupaten Lamandau guna mendukung Kawasan
Andalan Sambung Raya diharapkan dapat meningkatkan perekonomian melalui
potensi unggulan yaitu pertanian dengan meningkatkan infrastruktur pertanian.
provinsi, Kabupaten Lamandau dapat
diharapkan untuk meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana yang mendukung
undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penataan tata ruang wilayah Kabupaten
Lamandau adalah :"Mewujudkan tata ruang wilayah Kabupaten Lamandau dalam
BUKU PUTIH SANITASI
rangka memenuhi kebutuhan pembangunan daerah dalam jangka panjang dengan
senantiasa memperhatikan aspek kelestarian lingkungan, efisiensi alokasi investasi, dan
bersinergi dengan kegiatan pembangunan lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai
acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan
masyarakat".
Dengan mengacu kepada
pengembangan wilayah serta arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tingkap
diatasnya (RTRWN, RTRWP), Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Lamandau
serta kondisi obyektif wilayah Kabupaten Lamandau yang
permasalahan, maka dapat dirumuskan tujuan pengembangan dan fungsi wilayah yang
khas untuk Kabupaten Lamandau.
Adapun tujuan pengembangan wilayah Kabupaten Lamandau adalah sebagai berikut :
1. Memantapkan fungsi lindung yang ter
terutama berkenaan dengan kawasan hutan lindung, kawasan lindung setempat
(Sempada Sungai, Mata Air dan Danau) maupun kawasan pengembangan sumber
daya air (recharge area).
2. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang wilayah
dukung, sehingga bentuk
seimbang/sesuai dengan daya dukung ruang tersebut.
3. Mengembangkan bagian-bagian wilayah baru dengan pola pemanfaatan ruang yang
optimal melalui pengem
cadangan dan kawasan penyangga (buffer zone) yang terpadu dan berkelanjutan,
sesuai dengan daya dukung ruang.
4. Mengembangkan prasarana wilayah, terutama prasarana transportasi sungai guna
merangsang pengembangan kawasan
5. Mengembangkan serta meningkatkan peranan dan fungsi pusat
ada, guna dapat memberikan pelayanan yang seoptimal mungkin terhadap wilayah
pelayanannya. Untuk mendukung hal tersebut dikembangkan fasilitas
pelayanan (sosial, ekonomi, pemerintahan) dan prasarana permukiman yang
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
rangka memenuhi kebutuhan pembangunan daerah dalam jangka panjang dengan
kan aspek kelestarian lingkungan, efisiensi alokasi investasi, dan
bersinergi dengan kegiatan pembangunan lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai
acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan
Dengan mengacu kepada Undang-Undang No, 26 Tahun 2007 dan Visi dan Misi
pengembangan wilayah serta arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tingkap
diatasnya (RTRWN, RTRWP), Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Lamandau
serta kondisi obyektif wilayah Kabupaten Lamandau yang menggambarkan potensi dan
permasalahan, maka dapat dirumuskan tujuan pengembangan dan fungsi wilayah yang
khas untuk Kabupaten Lamandau.
Adapun tujuan pengembangan wilayah Kabupaten Lamandau adalah sebagai berikut :
Memantapkan fungsi lindung yang terletak dalam wilayah Kabupaten Lamandau,
terutama berkenaan dengan kawasan hutan lindung, kawasan lindung setempat
(Sempada Sungai, Mata Air dan Danau) maupun kawasan pengembangan sumber
Mengoptimalkan pemanfaatan ruang wilayah, sesuai dengan potensi atau daya
dukung, sehingga bentuk bentuk kegiatan yang memanfaatkan ruang akan
seimbang/sesuai dengan daya dukung ruang tersebut.
bagian wilayah baru dengan pola pemanfaatan ruang yang
optimal melalui pengembangan kawasan budidaya dan kawasan lindung inti,
cadangan dan kawasan penyangga (buffer zone) yang terpadu dan berkelanjutan,
sesuai dengan daya dukung ruang.
4. Mengembangkan prasarana wilayah, terutama prasarana transportasi sungai guna
mbangan kawasan-kawasan baru.
5. Mengembangkan serta meningkatkan peranan dan fungsi pusat-pusat kegiatan yang
ada, guna dapat memberikan pelayanan yang seoptimal mungkin terhadap wilayah
pelayanannya. Untuk mendukung hal tersebut dikembangkan fasilitas
nomi, pemerintahan) dan prasarana permukiman yang
2013
rangka memenuhi kebutuhan pembangunan daerah dalam jangka panjang dengan
kan aspek kelestarian lingkungan, efisiensi alokasi investasi, dan
bersinergi dengan kegiatan pembangunan lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai
acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan
Undang No, 26 Tahun 2007 dan Visi dan Misi
pengembangan wilayah serta arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tingkap
diatasnya (RTRWN, RTRWP), Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Lamandau
menggambarkan potensi dan
permasalahan, maka dapat dirumuskan tujuan pengembangan dan fungsi wilayah yang
Adapun tujuan pengembangan wilayah Kabupaten Lamandau adalah sebagai berikut :
letak dalam wilayah Kabupaten Lamandau,
terutama berkenaan dengan kawasan hutan lindung, kawasan lindung setempat
(Sempada Sungai, Mata Air dan Danau) maupun kawasan pengembangan sumber
, sesuai dengan potensi atau daya
bentuk kegiatan yang memanfaatkan ruang akan
bagian wilayah baru dengan pola pemanfaatan ruang yang
bangan kawasan budidaya dan kawasan lindung inti,
cadangan dan kawasan penyangga (buffer zone) yang terpadu dan berkelanjutan,
4. Mengembangkan prasarana wilayah, terutama prasarana transportasi sungai guna
pusat kegiatan yang
ada, guna dapat memberikan pelayanan yang seoptimal mungkin terhadap wilayah
pelayanannya. Untuk mendukung hal tersebut dikembangkan fasilitas-fasilitas
nomi, pemerintahan) dan prasarana permukiman yang
BUKU PUTIH SANITASI
dibutuhkan (air minum, drainase, pembuangan air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi dan lain-lainnya).
6. Mengembangkan kawasan yang mulai berkembang, yang memerlukan penanganan
segera yang dimulai dengan penataan ruang secara lebih rinci, terutama untuk
kawasan-kawasan yang tumbuh cepat (Kecamatan Bulik ) dan kawasan kegiatan
perekonomian/produksi (Kecamatan Sematu Jaya, Lamandau dan Kecamatan
Menthobi Raya), kawasan penunjang sektor ekonomi, kaw
(Kecamatan Batang Kawa, Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Bulik Timur)
Fungsi dan Peranan Kabupaten Lamandau
Fungsi dan peranan Kabupaten Lamandau untuk 20 tahun mendatang
disesuaikan dengan kebutuhan dan arah perkembangan Kabupaten Lam
pengembangan fungsi kabupaten tersebut mencakup pula sektor
dan berkaitan dengan kawasan yang strategis. Hal ini digunakan untuk menentukan
penataan ruang wilayah Kabupaten Lamandau.
Adapun strategi untuk pemantapan str
ditentukan oleh proporsi jumlah penduduk di masa yang akan datang, dimana hirarki
ukuran jumlah penduduk mempunyai bobot lebih tinggi dari hirarki fungsional kota
tersebut. Dengan demikian kota yang hirarki jumlah pendudukn
hirarki fungsional akan mempunyai urutan lebih tinggi, karena semakin besar, jumlah
penduduk akan diimbangi oleh kelengkapan fasilitas kota.
Struktur Tata Ruang Kabupaten Lamandau
Penentuan struktur tata ruang/hirarki kota di Kabupaten
pada jalur upaya pemantapan
kebijaksanaan pengembangan peta struktur tata ruang wilayah Kabupaten Lamandau.
Dengan demikian struktur kota
pembangunan antar wilayah. Artinya, adanya keseimbangan pembangunan antara
perkembangan wilayah pusat, wilayah transisi, dan wilayah belakang sehingga wilayah
sekitar dapat ikut berkembang akibat multiptiplier effect dari sistem kegiatan ekonomi
pada pusat-pusat pengembangan. Untuk menciptakan kondisi ini, maka struktur ekonomi
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
dibutuhkan (air minum, drainase, pembuangan air limbah, persampahan, listrik,
lainnya).
6. Mengembangkan kawasan yang mulai berkembang, yang memerlukan penanganan
dengan penataan ruang secara lebih rinci, terutama untuk
kawasan yang tumbuh cepat (Kecamatan Bulik ) dan kawasan kegiatan
perekonomian/produksi (Kecamatan Sematu Jaya, Lamandau dan Kecamatan
Menthobi Raya), kawasan penunjang sektor ekonomi, kawasan tertinggal
(Kecamatan Batang Kawa, Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Bulik Timur)
Fungsi dan Peranan Kabupaten Lamandau
Fungsi dan peranan Kabupaten Lamandau untuk 20 tahun mendatang
disesuaikan dengan kebutuhan dan arah perkembangan Kabupaten Lamandau.
pengembangan fungsi kabupaten tersebut mencakup pula sektor-sektor yang strategis
dan berkaitan dengan kawasan yang strategis. Hal ini digunakan untuk menentukan
penataan ruang wilayah Kabupaten Lamandau.
Adapun strategi untuk pemantapan struktur kota dalam jangka panjang,
ditentukan oleh proporsi jumlah penduduk di masa yang akan datang, dimana hirarki
ukuran jumlah penduduk mempunyai bobot lebih tinggi dari hirarki fungsional kota
tersebut. Dengan demikian kota yang hirarki jumlah penduduknya lebih tinggi dari
hirarki fungsional akan mempunyai urutan lebih tinggi, karena semakin besar, jumlah
penduduk akan diimbangi oleh kelengkapan fasilitas kota.
Struktur Tata Ruang Kabupaten Lamandau
Penentuan struktur tata ruang/hirarki kota di Kabupaten Lamandau didasarkan
pada jalur upaya pemantapan-pemantapan fungsi kota dalam kerangka strategi dan
kebijaksanaan pengembangan peta struktur tata ruang wilayah Kabupaten Lamandau.
Dengan demikian struktur kota-kota ini diarahkan pada tujuan keseimbangan
mbangunan antar wilayah. Artinya, adanya keseimbangan pembangunan antara
perkembangan wilayah pusat, wilayah transisi, dan wilayah belakang sehingga wilayah
sekitar dapat ikut berkembang akibat multiptiplier effect dari sistem kegiatan ekonomi
usat pengembangan. Untuk menciptakan kondisi ini, maka struktur ekonomi
2013
dibutuhkan (air minum, drainase, pembuangan air limbah, persampahan, listrik,
6. Mengembangkan kawasan yang mulai berkembang, yang memerlukan penanganan
dengan penataan ruang secara lebih rinci, terutama untuk
kawasan yang tumbuh cepat (Kecamatan Bulik ) dan kawasan kegiatan
perekonomian/produksi (Kecamatan Sematu Jaya, Lamandau dan Kecamatan
asan tertinggal
(Kecamatan Batang Kawa, Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Bulik Timur)
Fungsi dan peranan Kabupaten Lamandau untuk 20 tahun mendatang
andau. Didalam
sektor yang strategis
dan berkaitan dengan kawasan yang strategis. Hal ini digunakan untuk menentukan
uktur kota dalam jangka panjang,
ditentukan oleh proporsi jumlah penduduk di masa yang akan datang, dimana hirarki
ukuran jumlah penduduk mempunyai bobot lebih tinggi dari hirarki fungsional kota
ya lebih tinggi dari
hirarki fungsional akan mempunyai urutan lebih tinggi, karena semakin besar, jumlah
Lamandau didasarkan
pemantapan fungsi kota dalam kerangka strategi dan
kebijaksanaan pengembangan peta struktur tata ruang wilayah Kabupaten Lamandau.
kota ini diarahkan pada tujuan keseimbangan
mbangunan antar wilayah. Artinya, adanya keseimbangan pembangunan antara
perkembangan wilayah pusat, wilayah transisi, dan wilayah belakang sehingga wilayah
sekitar dapat ikut berkembang akibat multiptiplier effect dari sistem kegiatan ekonomi
usat pengembangan. Untuk menciptakan kondisi ini, maka struktur ekonomi
BUKU PUTIH SANITASI
yang mantap dan seimbang diperlukan diantara sektor primer, sekunder, dan sektor
tersier.
Disamping berdasarkan aspek administrasi, faktor yang juga harus
dipertimbangkan dalam penataa
hirarki jumlah penduduk dan hirarki fungsional yang berdasarkan pada kelengkapan
serta besaran daerah pelayanan dari fasilitas dan utilitas yang ada di masing
wilayah.
Sistem Pusat-pusat Pertumbuh
Pusat-pusat pengembangan suatu wilayah merupakan satu kesatuan mekanisme
pengembangan pusat-pusat adalah orientasi pengembangan bagi pusat
kecil, agar memudahkan dalam indikasi cakupan pengaruh pelayanan maka digunakan
batasan administrasi wilayah.
Sistem pusat-pusat yang ada di Kabupaten Lamandau berdasarkan hasil analisis
struktur tata ruang terbentuk oleh adanya beberapa pertimbangan, meliputi pertimbangan
kesatuan ekologi, perkembangan fisik/ruang yang terjadi, identifikasi kota
kebijaksanaan pengembangan kota. Berdasarkan faktor
tersebut diatas, maka struktur terhadap pusat
pertumbuhan yang diidentifikasi berdasarkan fungsinya, meliputi :
a. Pusat-pusat yang berfungsi sebagai pusat pelayanan wilayah belakang (hinterland
service).
b. Pusat-pusat yang berfungsi sebagai pusat perhubungan antar wilayah.
c. Pusat-pusat yang berfungsi sebagai pusat pengolahan atau industri.
d. Pusat-pusat yang berfungsi seba
Disamping itu juga tak lepas dari pertimbangan
terhadap pusat-pusat pertumbuhan teridentifikasi adanya :
1. Pusat-pusat yang dikelompokkan berdasarkan wilayah pembangunan, yang masing
masing memiliki pusat
wilayahnya. Dalam hal ini terbagi atas :
a. Wilayah Pembangunan Timur.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
yang mantap dan seimbang diperlukan diantara sektor primer, sekunder, dan sektor
Disamping berdasarkan aspek administrasi, faktor yang juga harus
dipertimbangkan dalam penataan struktur tata ruang Kabupaten Lamandau ini adalah
hirarki jumlah penduduk dan hirarki fungsional yang berdasarkan pada kelengkapan
serta besaran daerah pelayanan dari fasilitas dan utilitas yang ada di masing
pusat Pertumbuhan
pusat pengembangan suatu wilayah merupakan satu kesatuan mekanisme
pusat adalah orientasi pengembangan bagi pusat-pusat yang lebih
kecil, agar memudahkan dalam indikasi cakupan pengaruh pelayanan maka digunakan
asi wilayah.
pusat yang ada di Kabupaten Lamandau berdasarkan hasil analisis
struktur tata ruang terbentuk oleh adanya beberapa pertimbangan, meliputi pertimbangan
kesatuan ekologi, perkembangan fisik/ruang yang terjadi, identifikasi kota
kebijaksanaan pengembangan kota. Berdasarkan faktor-faktor pertimbangan seperti
tersebut diatas, maka struktur terhadap pusat-pusat teridentifikasi adanya pusat
pertumbuhan yang diidentifikasi berdasarkan fungsinya, meliputi :
g berfungsi sebagai pusat pelayanan wilayah belakang (hinterland
pusat yang berfungsi sebagai pusat perhubungan antar wilayah.
pusat yang berfungsi sebagai pusat pengolahan atau industri.
pusat yang berfungsi sebagai tempat permukiman.
Disamping itu juga tak lepas dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka struktur
pusat pertumbuhan teridentifikasi adanya :
pusat yang dikelompokkan berdasarkan wilayah pembangunan, yang masing
memiliki pusat-pusat pertumbuhan dalam rangka mengembangkan
wilayahnya. Dalam hal ini terbagi atas :
Wilayah Pembangunan Timur.
2013
yang mantap dan seimbang diperlukan diantara sektor primer, sekunder, dan sektor
Disamping berdasarkan aspek administrasi, faktor yang juga harus
n struktur tata ruang Kabupaten Lamandau ini adalah
hirarki jumlah penduduk dan hirarki fungsional yang berdasarkan pada kelengkapan
serta besaran daerah pelayanan dari fasilitas dan utilitas yang ada di masing-masing
pusat pengembangan suatu wilayah merupakan satu kesatuan mekanisme
pusat yang lebih
kecil, agar memudahkan dalam indikasi cakupan pengaruh pelayanan maka digunakan
pusat yang ada di Kabupaten Lamandau berdasarkan hasil analisis
struktur tata ruang terbentuk oleh adanya beberapa pertimbangan, meliputi pertimbangan
kesatuan ekologi, perkembangan fisik/ruang yang terjadi, identifikasi kota-kota dan
faktor pertimbangan seperti
pusat teridentifikasi adanya pusat-pusat
g berfungsi sebagai pusat pelayanan wilayah belakang (hinterland
pertimbangan tersebut, maka struktur
pusat yang dikelompokkan berdasarkan wilayah pembangunan, yang masing-
pusat pertumbuhan dalam rangka mengembangkan
BUKU PUTIH SANITASI
b. Wilayah Pembangunan Tengah
c. Wilayah Pembangunan Barat
2. Pusat-pusat kegiatan yang difungsikan atas kebijaksanaan
wilayah. Berdasarkan arahan pengembangan pusat
Lamandau maka pusat-pusat di wilayah ini terbagi atas kelompok :
a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) untuk tingkat Kabupaten Lamandau; di Kota
Nanga Bulik
b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berfungsi melayani wilayah disekitarnya serta
wilayahnya sendiri; Sematu Jaya, Tapin Bini dan Kudangan, Menhtobi Raya,
Belantikan Raya, dan Kecamatan batang Kawa.
c. Pusat Kegiatan Desa (DPP) yang berfungsi melayani wilayahnya
tersebar di setiap wilayah desa Kabupaten Lamandau.
Dasar Pertimbangan
Berdasarkan pertimbangan terhadap isu permasalahan serta potensi dan prospek
pengembangan di wilayah Kabupaten Lamandau baik dari aspek fisik, sumber daya
alam (SDA) ekonomi dan sistem prasarana wilayah. Dan pertimbangan terhadap tujuan
tujuan eksternal(kebijakan makro) serta tujuan internal Pengembangan Wilayah
Kabupaten Lamandau, maka pada dasarnya pengembangan kegiatan di Kabupaten
Lamandau yang menjadi dasar perumusan stru
diarahkan :
Kegiatan ekonomi yang tidak memerlukan dukungan lahan relatif luas,
Pengembangan Lahan di wilayah timur hendaknya dapat menjadi pendukung
wilayah tengah dan barat
Pengembangan Wilayah tengah, harus diperhatik
interaksi antara wilayah timur dan barat menjadi lancar. Demikian juga sebagian
wilayahnya sebagai daerah perlindungan dibawahnya.
Pengembangan lahan di wilayah barat hendaknya dikendalikan secara ketat karena
terkait dengan fungsi sebagai kawasan perlindungan bagi wilayah bawahnya.
Kegiatan ekonomi diarahkan pada pemberdayaan ekonomi lokal dengan sektor
Pertanian sebagai sektor penggerak.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Wilayah Pembangunan Tengah
Wilayah Pembangunan Barat
pusat kegiatan yang difungsikan atas kebijaksanaan dan arahan pengembangan
wilayah. Berdasarkan arahan pengembangan pusat-pusat yang ada di Kabupaten
pusat di wilayah ini terbagi atas kelompok :
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) untuk tingkat Kabupaten Lamandau; di Kota
sat Kegiatan Lokal (PKL) yang berfungsi melayani wilayah disekitarnya serta
wilayahnya sendiri; Sematu Jaya, Tapin Bini dan Kudangan, Menhtobi Raya,
Belantikan Raya, dan Kecamatan batang Kawa.
Pusat Kegiatan Desa (DPP) yang berfungsi melayani wilayahnya
tersebar di setiap wilayah desa Kabupaten Lamandau.
Berdasarkan pertimbangan terhadap isu permasalahan serta potensi dan prospek
pengembangan di wilayah Kabupaten Lamandau baik dari aspek fisik, sumber daya
dan sistem prasarana wilayah. Dan pertimbangan terhadap tujuan
tujuan eksternal(kebijakan makro) serta tujuan internal Pengembangan Wilayah
Kabupaten Lamandau, maka pada dasarnya pengembangan kegiatan di Kabupaten
Lamandau yang menjadi dasar perumusan struktur ruang harus mempertimbangkan
Kegiatan ekonomi yang tidak memerlukan dukungan lahan relatif luas,
Pengembangan Lahan di wilayah timur hendaknya dapat menjadi pendukung
Pengembangan Wilayah tengah, harus diperhatikan karena akan menyebabkan
interaksi antara wilayah timur dan barat menjadi lancar. Demikian juga sebagian
wilayahnya sebagai daerah perlindungan dibawahnya.
Pengembangan lahan di wilayah barat hendaknya dikendalikan secara ketat karena
ngsi sebagai kawasan perlindungan bagi wilayah bawahnya.
Kegiatan ekonomi diarahkan pada pemberdayaan ekonomi lokal dengan sektor
Pertanian sebagai sektor penggerak.
2013
dan arahan pengembangan
pusat yang ada di Kabupaten
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) untuk tingkat Kabupaten Lamandau; di Kota
sat Kegiatan Lokal (PKL) yang berfungsi melayani wilayah disekitarnya serta
wilayahnya sendiri; Sematu Jaya, Tapin Bini dan Kudangan, Menhtobi Raya,
Pusat Kegiatan Desa (DPP) yang berfungsi melayani wilayahnya sendiri,
Berdasarkan pertimbangan terhadap isu permasalahan serta potensi dan prospek
pengembangan di wilayah Kabupaten Lamandau baik dari aspek fisik, sumber daya
dan sistem prasarana wilayah. Dan pertimbangan terhadap tujuan-
tujuan eksternal(kebijakan makro) serta tujuan internal Pengembangan Wilayah
Kabupaten Lamandau, maka pada dasarnya pengembangan kegiatan di Kabupaten
ktur ruang harus mempertimbangkan
Pengembangan Lahan di wilayah timur hendaknya dapat menjadi pendukung
an karena akan menyebabkan
interaksi antara wilayah timur dan barat menjadi lancar. Demikian juga sebagian
Pengembangan lahan di wilayah barat hendaknya dikendalikan secara ketat karena
ngsi sebagai kawasan perlindungan bagi wilayah bawahnya.
Kegiatan ekonomi diarahkan pada pemberdayaan ekonomi lokal dengan sektor
BUKU PUTIH SANITASI
Pelayanan fasilitas dan prasarana hendaknya dilakukan dengan sistem banyak pusat,
meskipun dengan skala yang lebih rendah
Alternatif Skenario
Kondisi yang diharapkan di masa datang :
Perlu diupayakan pembangunan yang sistematis, berkelanjutan dengan kualitas
potensial SDA, SDM dan SDB untuk mencapai peningkatan taraf hidup masyarakat.
Perlu pemantapan pemerintahan yang baik melalui eksekutif, legislatif maupun
yudikatif, mampu memenuhi dan melayani kepentingan masyarakatnya.
Perlu memanfaatkan potensi
A. SKENARIO I (Sesuai Kecenderungan Perkembanga
Konstan)
Skenario ini berorientasi pada pembangunan wilayah mengikuti kecenderungan
dan pembagian sistem pusat pelayanan. Skenario struktur Perwilayahan dengan asumsi
sbb :
1. Pembagian Wilayah pembangunan lebih berorientasi pada pembag
Administrasi;
2. Setiap wilayah Pembangunan dibatasi oleh wilayah administrasi Kecamatan, yaitu :
SWP Timur terdiri dari Kecamatan Buli, Kecamatan Sematu Jaya, Bulik Timur
dan Kecamatan Menthobi Raya ;
SWP Tengah yaitu Kecamatan Lamandaudan
SWP Barat terdiri dari Kecamatan Delang dan Kecamatan Batang Kawa ;
3. Penentuan pusat dilakukan pada Kecamatan Bulik yang terletak di Kawasan
Strategis dengan akses yang lancar, selain juga mempertimbangkan kelengkapan
fasilitas, sarana dan prasarana pendukung aksesibilitas.
Perkembangan leading sektor (dalam hal ini sektor Pertanian) yang diharapkan
mampu menjadi sektor penggerak sektor
Besarnya perkembangan melalui proses peningkatan sarana prasarana dasar
secara bertahap terseleksi sesuai dengan daya tenaga serta dana yang tersedia.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Pelayanan fasilitas dan prasarana hendaknya dilakukan dengan sistem banyak pusat,
dengan skala yang lebih rendah
Kondisi yang diharapkan di masa datang :
Perlu diupayakan pembangunan yang sistematis, berkelanjutan dengan kualitas
potensial SDA, SDM dan SDB untuk mencapai peningkatan taraf hidup masyarakat.
antapan pemerintahan yang baik melalui eksekutif, legislatif maupun
yudikatif, mampu memenuhi dan melayani kepentingan masyarakatnya.
Perlu memanfaatkan potensi-potensi yang terkandung di Kabupaten Lamandau.
SKENARIO I (Sesuai Kecenderungan Perkembangan Wilayah/Skenario
Skenario ini berorientasi pada pembangunan wilayah mengikuti kecenderungan
dan pembagian sistem pusat pelayanan. Skenario struktur Perwilayahan dengan asumsi
Pembagian Wilayah pembangunan lebih berorientasi pada pembagian Wilayah
Setiap wilayah Pembangunan dibatasi oleh wilayah administrasi Kecamatan, yaitu :
SWP Timur terdiri dari Kecamatan Buli, Kecamatan Sematu Jaya, Bulik Timur
dan Kecamatan Menthobi Raya ;
SWP Tengah yaitu Kecamatan Lamandaudan Belantikan Raya;
SWP Barat terdiri dari Kecamatan Delang dan Kecamatan Batang Kawa ;
Penentuan pusat dilakukan pada Kecamatan Bulik yang terletak di Kawasan
Strategis dengan akses yang lancar, selain juga mempertimbangkan kelengkapan
sarana dan prasarana pendukung aksesibilitas.
Perkembangan leading sektor (dalam hal ini sektor Pertanian) yang diharapkan
mampu menjadi sektor penggerak sektor-sektor lainnya.
Besarnya perkembangan melalui proses peningkatan sarana prasarana dasar
bertahap terseleksi sesuai dengan daya tenaga serta dana yang tersedia.
2013
Pelayanan fasilitas dan prasarana hendaknya dilakukan dengan sistem banyak pusat,
Perlu diupayakan pembangunan yang sistematis, berkelanjutan dengan kualitas
potensial SDA, SDM dan SDB untuk mencapai peningkatan taraf hidup masyarakat.
antapan pemerintahan yang baik melalui eksekutif, legislatif maupun
potensi yang terkandung di Kabupaten Lamandau.
n Wilayah/Skenario
Skenario ini berorientasi pada pembangunan wilayah mengikuti kecenderungan
dan pembagian sistem pusat pelayanan. Skenario struktur Perwilayahan dengan asumsi
ian Wilayah
Setiap wilayah Pembangunan dibatasi oleh wilayah administrasi Kecamatan, yaitu :
SWP Timur terdiri dari Kecamatan Buli, Kecamatan Sematu Jaya, Bulik Timur
SWP Barat terdiri dari Kecamatan Delang dan Kecamatan Batang Kawa ;
Penentuan pusat dilakukan pada Kecamatan Bulik yang terletak di Kawasan
Strategis dengan akses yang lancar, selain juga mempertimbangkan kelengkapan
Perkembangan leading sektor (dalam hal ini sektor Pertanian) yang diharapkan
Besarnya perkembangan melalui proses peningkatan sarana prasarana dasar
bertahap terseleksi sesuai dengan daya tenaga serta dana yang tersedia.
BUKU PUTIH SANITASI
Diperlukan prioritas kawasan andalan dengan sektor / subsektor yang
diunggulkan untuk memperoleh hubungan pengaruh perkembangan kumulatif/
multiplier efek yang tinggi.
Harapan perkembangan tercapai melalui akselerasi pembangunan bertahap,
berjalan dalam jangka menengah atau jangka panjang karena sektor yang satu
menunggu hasil pembangunan sektor lain terlebih dahulu, sehingga
perkembangan ekonomi wilayah berjalan relatif lambat dan lama
Tahap pertama : pembangunan sarana prasarana transport/komunikasi.
Tahap kedua : peningkatan kualitas potensi unggulan dan peningkatan Kualitas
& kuantitas produk pertanian pendukungnya
Tahap ketiga : pembinaan sumber daya manusia kearah agroiwisata k
pertanian dalam arti luas untuk mendukung pariwisata
Tahap keempat : pengembangan akses ke pemasaran produksi potensi lokal
orientasi global
B. SKENARIO II ( Moderat ) Terjadi Percepatan Pengembangan Wilayah
Dengan penyusunan program pengembang
Pemecahan masalah pengembangan sarana prasarana transport ke seluruh wilayah
untuk pengembangan SDA sebagai prioritas program pengembangan sektoral.
Peningkatan kualitas, kemampuan SDM petani, pengolah, pengangkut pedagang dan
pengusaha, dengan bekerja sama para tenaga ahli.
Penerapan teknologi peningkatan produk pada sektor unggulan yaitu pemilihan
sektor yang berkontribusi besar menyerap tenaga kerja, menghasilkan kualitas dan
kuantitas produk yang dibutuhkan pasar global.
Metode pengembangan dengan pemasukan permodalan dalam jumlah relatif besar
baik modal asing maupun domestik, disertakan pembinaan penyuluhan untuk
peningkatan produk yang berkualitas.
Metode pengembangan melalui pembangunan sistem transportasi terpadu darat,
laut/sungai, udara sebagai suatu konsekuensi perluasan pemasaran produk pertanian.
Harapan perkembangan tercapai melalui akselerasi pembangunan serentak beberapa
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Diperlukan prioritas kawasan andalan dengan sektor / subsektor yang
diunggulkan untuk memperoleh hubungan pengaruh perkembangan kumulatif/
multiplier efek yang tinggi.
ngan tercapai melalui akselerasi pembangunan bertahap,
berjalan dalam jangka menengah atau jangka panjang karena sektor yang satu
menunggu hasil pembangunan sektor lain terlebih dahulu, sehingga
perkembangan ekonomi wilayah berjalan relatif lambat dan lama.
pembangunan sarana prasarana transport/komunikasi.
peningkatan kualitas potensi unggulan dan peningkatan Kualitas
& kuantitas produk pertanian pendukungnya
pembinaan sumber daya manusia kearah agroiwisata k
pertanian dalam arti luas untuk mendukung pariwisata
pengembangan akses ke pemasaran produksi potensi lokal
orientasi global
SKENARIO II ( Moderat ) Terjadi Percepatan Pengembangan Wilayah
Dengan penyusunan program pengembangan ekonomi, melalui :
Pemecahan masalah pengembangan sarana prasarana transport ke seluruh wilayah
untuk pengembangan SDA sebagai prioritas program pengembangan sektoral.
Peningkatan kualitas, kemampuan SDM petani, pengolah, pengangkut pedagang dan
pengusaha, dengan bekerja sama para tenaga ahli.
Penerapan teknologi peningkatan produk pada sektor unggulan yaitu pemilihan
sektor yang berkontribusi besar menyerap tenaga kerja, menghasilkan kualitas dan
kuantitas produk yang dibutuhkan pasar global.
ode pengembangan dengan pemasukan permodalan dalam jumlah relatif besar
baik modal asing maupun domestik, disertakan pembinaan penyuluhan untuk
peningkatan produk yang berkualitas.
Metode pengembangan melalui pembangunan sistem transportasi terpadu darat,
laut/sungai, udara sebagai suatu konsekuensi perluasan pemasaran produk pertanian.
Harapan perkembangan tercapai melalui akselerasi pembangunan serentak beberapa
2013
Diperlukan prioritas kawasan andalan dengan sektor / subsektor yang
diunggulkan untuk memperoleh hubungan pengaruh perkembangan kumulatif/
ngan tercapai melalui akselerasi pembangunan bertahap,
berjalan dalam jangka menengah atau jangka panjang karena sektor yang satu
menunggu hasil pembangunan sektor lain terlebih dahulu, sehingga
pembangunan sarana prasarana transport/komunikasi.
peningkatan kualitas potensi unggulan dan peningkatan Kualitas
pembinaan sumber daya manusia kearah agroiwisata kegiatan
pertanian dalam arti luas untuk mendukung pariwisata
pengembangan akses ke pemasaran produksi potensi lokal
SKENARIO II ( Moderat ) Terjadi Percepatan Pengembangan Wilayah
Pemecahan masalah pengembangan sarana prasarana transport ke seluruh wilayah
untuk pengembangan SDA sebagai prioritas program pengembangan sektoral.
Peningkatan kualitas, kemampuan SDM petani, pengolah, pengangkut pedagang dan
Penerapan teknologi peningkatan produk pada sektor unggulan yaitu pemilihan
sektor yang berkontribusi besar menyerap tenaga kerja, menghasilkan kualitas dan
ode pengembangan dengan pemasukan permodalan dalam jumlah relatif besar
baik modal asing maupun domestik, disertakan pembinaan penyuluhan untuk
Metode pengembangan melalui pembangunan sistem transportasi terpadu darat,
laut/sungai, udara sebagai suatu konsekuensi perluasan pemasaran produk pertanian.
Harapan perkembangan tercapai melalui akselerasi pembangunan serentak beberapa
BUKU PUTIH SANITASI
faktor, berjalan dari kawasan terpilih jangka pendek, karena keterpaduan penunjang
pembangunan terhadap SDM, teknologi, biaya, prasarana sarana dasar, berpangkal
pada sektor unggulan sampai ke pasar global.
Kawasan prioritas dimaksudkan sebagai kawasan cepat berkembang dan mulai
berkembang diharapkan menjadi kawasan pembangunan ekonomi terpadu
Kabupaten Lamandau.
Susunan program pengembangan wilayah untuk mempercepat laju pertumbuhan
ekonomi, dalam proses pembangunan pelaksanaan program, perlu disertai dengan
pemantapan pemerintahan yang baik, terpadunya tugas legislatif, eksekutif dan yudikatif
bagi kepentingan masyarakat umumnya. Dukungan kondisi sosial ekonomi saat ini yang
menjadi dasar perkembangan ekonomi wilayah kabupaten dimasa datang adalah :
Potensi wilayah
Komposisi penduduk
Angka harapan hidup, yang menunjukkan bahwa derajat kesehatan pen
Kabupaten Lamandau yang relatif cukup baik
Seks ratio
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau yang mempunyai kecenderungan yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun selama periode tahun 2004
pertumbuhan rata-rata mencapai 13%. Hal i
perkembangan ekonomi yang semakin baik.
Terjadi peningkatan perubahan struktur pertanian dari sektor primer ke sektor
sekunder dan tersier, dan masih tetap sektor pertanian tetap memiliki kontribusi
terbesar terhadap PDRB Kabupa
Transportasi jalan sudah di usahakan dapat menjangkau seluruh wilayah di
Kabupaten Lamandau, sekalipun sebagian besar tidak dalam kondisi baik.
C. Skenario III : (Optimis)
Pertumbuhan Wilayah dengan banyak pusat dan dengan Orde Kota yang tidak
terlalu tinggi diharapkan akan mempercepat pertumbuhan Wilayah. Skenario 3 ini
merupakan pengembangan dari Skenario 2. Hal ini disebabkan karena wilayah tersebut
memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk dikembangkan sebagai pusat baru
dan orientasi pergerakan ke arah wilayah belakangnya lebih baik.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
faktor, berjalan dari kawasan terpilih jangka pendek, karena keterpaduan penunjang
terhadap SDM, teknologi, biaya, prasarana sarana dasar, berpangkal
pada sektor unggulan sampai ke pasar global.
Kawasan prioritas dimaksudkan sebagai kawasan cepat berkembang dan mulai
berkembang diharapkan menjadi kawasan pembangunan ekonomi terpadu
Susunan program pengembangan wilayah untuk mempercepat laju pertumbuhan
ekonomi, dalam proses pembangunan pelaksanaan program, perlu disertai dengan
pemantapan pemerintahan yang baik, terpadunya tugas legislatif, eksekutif dan yudikatif
i kepentingan masyarakat umumnya. Dukungan kondisi sosial ekonomi saat ini yang
menjadi dasar perkembangan ekonomi wilayah kabupaten dimasa datang adalah :
Angka harapan hidup, yang menunjukkan bahwa derajat kesehatan pen
Kabupaten Lamandau yang relatif cukup baik
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau yang mempunyai kecenderungan yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun selama periode tahun 2004-2009 dengan laju
rata mencapai 13%. Hal ini menunjukkan adanya trend
perkembangan ekonomi yang semakin baik.
Terjadi peningkatan perubahan struktur pertanian dari sektor primer ke sektor
sekunder dan tersier, dan masih tetap sektor pertanian tetap memiliki kontribusi
terbesar terhadap PDRB Kabupaten Lamandau
Transportasi jalan sudah di usahakan dapat menjangkau seluruh wilayah di
Kabupaten Lamandau, sekalipun sebagian besar tidak dalam kondisi baik.
Skenario III : (Optimis)
Pertumbuhan Wilayah dengan banyak pusat dan dengan Orde Kota yang tidak
terlalu tinggi diharapkan akan mempercepat pertumbuhan Wilayah. Skenario 3 ini
merupakan pengembangan dari Skenario 2. Hal ini disebabkan karena wilayah tersebut
memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk dikembangkan sebagai pusat baru
i pergerakan ke arah wilayah belakangnya lebih baik.
2013
faktor, berjalan dari kawasan terpilih jangka pendek, karena keterpaduan penunjang
terhadap SDM, teknologi, biaya, prasarana sarana dasar, berpangkal
Kawasan prioritas dimaksudkan sebagai kawasan cepat berkembang dan mulai
berkembang diharapkan menjadi kawasan pembangunan ekonomi terpadu
Susunan program pengembangan wilayah untuk mempercepat laju pertumbuhan
ekonomi, dalam proses pembangunan pelaksanaan program, perlu disertai dengan
pemantapan pemerintahan yang baik, terpadunya tugas legislatif, eksekutif dan yudikatif
i kepentingan masyarakat umumnya. Dukungan kondisi sosial ekonomi saat ini yang
menjadi dasar perkembangan ekonomi wilayah kabupaten dimasa datang adalah :
Angka harapan hidup, yang menunjukkan bahwa derajat kesehatan penduduk
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau yang mempunyai kecenderungan yang
2009 dengan laju
ni menunjukkan adanya trend
Terjadi peningkatan perubahan struktur pertanian dari sektor primer ke sektor
sekunder dan tersier, dan masih tetap sektor pertanian tetap memiliki kontribusi
Transportasi jalan sudah di usahakan dapat menjangkau seluruh wilayah di
Kabupaten Lamandau, sekalipun sebagian besar tidak dalam kondisi baik.
Pertumbuhan Wilayah dengan banyak pusat dan dengan Orde Kota yang tidak
terlalu tinggi diharapkan akan mempercepat pertumbuhan Wilayah. Skenario 3 ini
merupakan pengembangan dari Skenario 2. Hal ini disebabkan karena wilayah tersebut
memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk dikembangkan sebagai pusat baru
BUKU PUTIH SANITASI
Konsep Pengembangan Ruang Wilaya
Memperhatikan pola pemanfaatan ruang yang ada, kebijakan pembangunan yang
telah ditetapkan, daya-dukung lahan serta kecenderungan perkembangan wilayah secara
keseluruhan, maka konsep yang dinilai tepat untuk dijadikan sebagai dasar dalam
penyusunan rencana pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Lamandau ke depan
adalah “Konsep Agropolitan”. Masing
direncanakan diasumsikan sebagai sebuah Agropolitan yang terdiri dari pusat kegiatan
yang dikelilingi oleh kawasan pertanian.
Walaupun pada dasarnya hampir semua kabupaten di Indonesia merupakan
agropolitan, namun secara konseptual tidak diiringi dengan langkah
Penentuan dan pengembangan perwilayahan ekonomi yang mengacu kepada potensi
sumberdaya dominan dan unggulan.
Pemerataan dalam memanfaatkan sumberdaya dan kesamaan dalam memperoleh
akses ke kelompok-kelompok sosial
Mengacu kepada kons
pengembangan 'agropolitan', untuk mengoptimalkan perkembangan daerah baru perlu
dikembangkan suatu strategi yang memperhatikan kebutuhan dasar daerah tersebut.
Strategi kebutuhan dasar (basic needs
Friedmann dan M. Douglass (1975) merupakan pengembangan dari konsep kutub
pertumbuhan dan pusat pertumbuhan (growth poles and growth centers concept) yang
dinilai kurang mengikuti pertumbuhan global yang terjadi, teruta
penduduk di negara yang sedang berkembang. Implementasi dari strategi kebutuhan
dasar tersebut dituangkan dalam bentuk Pendekatan Kota Pertanian (The Agropolitan
Approachl. Terdapat 4 (empat) elemen utama dalam Pendekatan Pengembangan
Agropolitan, yaitu :
a) Kondisi Dasar Yang Ingin Diwujudkan (the basic conditions for its realization,
dalam bentuk:
Perwilayahan yang jelas.
Kebersamaan dalam memanfaatkan kekayaan sumberdaya yang dimiliki.
Kesamaan akses ke kekuatan sosial yang ada.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Konsep Pengembangan Ruang Wilayah
Memperhatikan pola pemanfaatan ruang yang ada, kebijakan pembangunan yang
dukung lahan serta kecenderungan perkembangan wilayah secara
keseluruhan, maka konsep yang dinilai tepat untuk dijadikan sebagai dasar dalam
penyusunan rencana pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Lamandau ke depan
adalah “Konsep Agropolitan”. Masing-masing pusat pengembangan wilayah yang
n sebagai sebuah Agropolitan yang terdiri dari pusat kegiatan
yang dikelilingi oleh kawasan pertanian.
Walaupun pada dasarnya hampir semua kabupaten di Indonesia merupakan
agropolitan, namun secara konseptual tidak diiringi dengan langkah-langkah :
an dan pengembangan perwilayahan ekonomi yang mengacu kepada potensi
sumberdaya dominan dan unggulan.
Pemerataan dalam memanfaatkan sumberdaya dan kesamaan dalam memperoleh
kelompok sosial-ekonomi-politik yang dominan.
Mengacu kepada konsep awal yang selama ini dijadikan sebagai referensi dalam
pengembangan 'agropolitan', untuk mengoptimalkan perkembangan daerah baru perlu
dikembangkan suatu strategi yang memperhatikan kebutuhan dasar daerah tersebut.
Strategi kebutuhan dasar (basic needs strategi) yang dikemukakan oleh John
Friedmann dan M. Douglass (1975) merupakan pengembangan dari konsep kutub
pertumbuhan dan pusat pertumbuhan (growth poles and growth centers concept) yang
dinilai kurang mengikuti pertumbuhan global yang terjadi, terutama pertumbuhan
penduduk di negara yang sedang berkembang. Implementasi dari strategi kebutuhan
dasar tersebut dituangkan dalam bentuk Pendekatan Kota Pertanian (The Agropolitan
Approachl. Terdapat 4 (empat) elemen utama dalam Pendekatan Pengembangan
Kondisi Dasar Yang Ingin Diwujudkan (the basic conditions for its realization,
Perwilayahan yang jelas.
Kebersamaan dalam memanfaatkan kekayaan sumberdaya yang dimiliki.
Kesamaan akses ke kekuatan sosial yang ada.
2013
Memperhatikan pola pemanfaatan ruang yang ada, kebijakan pembangunan yang
dukung lahan serta kecenderungan perkembangan wilayah secara
keseluruhan, maka konsep yang dinilai tepat untuk dijadikan sebagai dasar dalam
penyusunan rencana pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Lamandau ke depan
masing pusat pengembangan wilayah yang
n sebagai sebuah Agropolitan yang terdiri dari pusat kegiatan
Walaupun pada dasarnya hampir semua kabupaten di Indonesia merupakan
langkah :
an dan pengembangan perwilayahan ekonomi yang mengacu kepada potensi
Pemerataan dalam memanfaatkan sumberdaya dan kesamaan dalam memperoleh
ep awal yang selama ini dijadikan sebagai referensi dalam
pengembangan 'agropolitan', untuk mengoptimalkan perkembangan daerah baru perlu
dikembangkan suatu strategi yang memperhatikan kebutuhan dasar daerah tersebut.
strategi) yang dikemukakan oleh John
Friedmann dan M. Douglass (1975) merupakan pengembangan dari konsep kutub
pertumbuhan dan pusat pertumbuhan (growth poles and growth centers concept) yang
ma pertumbuhan
penduduk di negara yang sedang berkembang. Implementasi dari strategi kebutuhan
dasar tersebut dituangkan dalam bentuk Pendekatan Kota Pertanian (The Agropolitan
Approachl. Terdapat 4 (empat) elemen utama dalam Pendekatan Pengembangan
Kondisi Dasar Yang Ingin Diwujudkan (the basic conditions for its realization,
Kebersamaan dalam memanfaatkan kekayaan sumberdaya yang dimiliki.
BUKU PUTIH SANITASI
b) Kerangka Kewilayahan (the territorial framework)
Kawasan (district) Agropolitan merupakan bagian wilayah yang terintegrasi dari
3 ruang yang saling berhimpitan, yakni ruang yang bersifat ekonomi (economic
space) dan ruang yang bersifat sifat politik (political
budaya (cultural space).
c) Pengembangan Produksi (the expansion of production), melalui :
Diversifikasi perwilayahan ekonomi
Pengembangan fisik yang berlebihan harus dibatasi
Perluasan pasar wilayah dan antar
Penanaman modal dengan biaya sendiri
Mengembangkan pengetahuan masyarakat
d) Peraturan Pemerintah (the role of the state)
Dibutuhkan peraturan pemerintah untuk mendukung pengembangan
Agropolitan. Pada dasarnya Konsep/_Pendekatan Agropolitan bertujuan unt
mengikut-sertakan bagian terbesar dari penduduk dalam pem
penduduk di perdesaan. Pengikut
konsumen maupun penduduk sebagai produsen. Dalam pengikutsertaan tersebut
diambil kebijaksanaan untu
Pengertian "kota" dalam konsep ini adalah desa yang tadinya bersifat
tertutup, baik dalam komunikasi maupun perdagangan, dibuat lebih terbuka.
Produksi desa yang tadinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri yang
paling primer (pangan), sekarang harus dapat mencukupi kebutuhan dasar lainnya
(sandang dan papan). Dengan demikian, pembangunan tidak berorientasi pada
pengembangan sektor industri besar, tetapi lebih ditekankan pada sektor pertanian
dan industri kecil di perdesaan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar (basic needs)
penduduk. Selain itu desa juga dibuat terbuka terhadap hubungan
dengan lain, pengembangan inovasi
pengembangan sarana sosial dan lain sebagai
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
ngka Kewilayahan (the territorial framework)
Kawasan (district) Agropolitan merupakan bagian wilayah yang terintegrasi dari
3 ruang yang saling berhimpitan, yakni ruang yang bersifat ekonomi (economic
space) dan ruang yang bersifat sifat politik (political space dan ruang yang bersifat
Pengembangan Produksi (the expansion of production), melalui :
Diversifikasi perwilayahan ekonomi
Pengembangan fisik yang berlebihan harus dibatasi
Perluasan pasar wilayah dan antar-wilayah
Penanaman modal dengan biaya sendiri
Mengembangkan pengetahuan masyarakat
Peraturan Pemerintah (the role of the state)
Dibutuhkan peraturan pemerintah untuk mendukung pengembangan
Agropolitan. Pada dasarnya Konsep/_Pendekatan Agropolitan bertujuan unt
sertakan bagian terbesar dari penduduk dalam pembangunan, yakni
penduduk di perdesaan. Pengikut-sertaan ini berlaku baik bagi penduduk sebagai
konsumen maupun penduduk sebagai produsen. Dalam pengikutsertaan tersebut
diambil kebijaksanaan untuk menjadikan "desa" sebagai "kota".
Pengertian "kota" dalam konsep ini adalah desa yang tadinya bersifat
tertutup, baik dalam komunikasi maupun perdagangan, dibuat lebih terbuka.
Produksi desa yang tadinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri yang
paling primer (pangan), sekarang harus dapat mencukupi kebutuhan dasar lainnya
(sandang dan papan). Dengan demikian, pembangunan tidak berorientasi pada
pengembangan sektor industri besar, tetapi lebih ditekankan pada sektor pertanian
perdesaan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar (basic needs)
penduduk. Selain itu desa juga dibuat terbuka terhadap hubungan-hubungan sosial
dengan lain, pengembangan inovasi-inovasi baru, pengembangan prasarana,
pengembangan sarana sosial dan lain sebagainya.
2013
Kawasan (district) Agropolitan merupakan bagian wilayah yang terintegrasi dari
3 ruang yang saling berhimpitan, yakni ruang yang bersifat ekonomi (economic
space dan ruang yang bersifat
Dibutuhkan peraturan pemerintah untuk mendukung pengembangan
Agropolitan. Pada dasarnya Konsep/_Pendekatan Agropolitan bertujuan untuk
bangunan, yakni
sertaan ini berlaku baik bagi penduduk sebagai
konsumen maupun penduduk sebagai produsen. Dalam pengikutsertaan tersebut
Pengertian "kota" dalam konsep ini adalah desa yang tadinya bersifat
tertutup, baik dalam komunikasi maupun perdagangan, dibuat lebih terbuka.
Produksi desa yang tadinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri yang
paling primer (pangan), sekarang harus dapat mencukupi kebutuhan dasar lainnya
(sandang dan papan). Dengan demikian, pembangunan tidak berorientasi pada
pengembangan sektor industri besar, tetapi lebih ditekankan pada sektor pertanian
perdesaan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar (basic needs)
hubungan sosial
inovasi baru, pengembangan prasarana,
BUKU PUTIH SANITASI
Dengan arahan pengembangan tersebut diharapkan desa akan tumbuh
menjadi “agropolis” atau kota di kawasan pertanian, sehingga dapat mencegah
terjadinya perpindahan penduduk ke kawasan perkotaan.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Dengan arahan pengembangan tersebut diharapkan desa akan tumbuh
menjadi “agropolis” atau kota di kawasan pertanian, sehingga dapat mencegah
terjadinya perpindahan penduduk ke kawasan perkotaan.
2013
Dengan arahan pengembangan tersebut diharapkan desa akan tumbuh
menjadi “agropolis” atau kota di kawasan pertanian, sehingga dapat mencegah
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Peta 2.3: Rencana pusat layanan Kabupaten Lamandau
Sumber: Draft RTRW Kabupaten Lamandau 2013
KABUPATEN LAMANDAU 2013
ana pusat layanan Kabupaten Lamandau
: Draft RTRW Kabupaten Lamandau 2013
Halaman 41
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Peta 2.4: Rencana pola ruang Kabupaten Lamandau
Sumber: Draft RTRW Kabupaten Lamandau Tahun 2013
KABUPATEN LAMANDAU 2013
encana pola ruang Kabupaten Lamandau
Draft RTRW Kabupaten Lamandau Tahun 2013
Halaman 42
BUKU PUTIH SANITASI
Strategi Pengembangan Kependudukan
Pertambahan jumlah penduduk di tahun perencanaan dari tahun 2010
mengalami peningkatan yang cukup lumayan besar akan mempengaruhi perkembangan
wilayah perencanaan dan juga laju perkembangan penduduk wilayah ini akan menjadi
sangat cepat, karena dengan dilaksanakann
peluang investasi yang semakin besar dan memberi rangsangan untuk berpindah ke
kabupaten ini.
Perkembangan penduduk yang relatif cukup tinggi tersebut akan berpengaruh terhadap
penyediaan sarana dan prasarana pelayanan
yang mampu mengarahkan perkembangan penduduk. Dengan kondisi laju pertumbuhan
penduduk yang berbeda pada setiap kecamatannya, maka dapat diprediksikan bahwa
jumlah penduduk tertinggi akan terkonsentrasi di Kecam
jumlah penduduk dalam klasifikasi sedang diperkirakan berada di Kecamatan
Lamandau, Sematu Jaya, Delang, dan untuk jumlah penduduk terendah akan tersebar di
Kecamatan Bulik Timur dan Kecamatan Belantikan Raya.
Mengacu pada uraia
wilayah Kabupaten Lamandau adalah sebagai berikut :
1. Pengendalian laju penduduk dengan batasan jumlah penduduk di setiap wilayah.
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang trampil dan b
saing.
3. Meningkatkan dan memperluas kesempatan kerja yang diimbangi dengan
peningkatan produktivitas tenaga kerja.
4. Pengaturan kepadatan penduduk, untuk mengantisipasi terkonsetrasi jumlah
penduduk di suatu wilayah.
Strategi Pengembangan Perek
Letak strategis wilayah Kabupaten Lamandau, mengakibatkan wilayah
Kabupaten Lamandau memiliki nilai strategis dalam konstelasi regional dengan
mengembangkan kegiatan sektor unggulan Kabupaten Lamandau yaitu Perkebunan dan
sektor-sektor pendukung lainya seperti, Pariwisata, Pertambangan dan industri .
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
trategi Pengembangan Kependudukan
penduduk di tahun perencanaan dari tahun 2010
mengalami peningkatan yang cukup lumayan besar akan mempengaruhi perkembangan
wilayah perencanaan dan juga laju perkembangan penduduk wilayah ini akan menjadi
sangat cepat, karena dengan dilaksanakannya pemekaran wilayah akan memberikan
peluang investasi yang semakin besar dan memberi rangsangan untuk berpindah ke
Perkembangan penduduk yang relatif cukup tinggi tersebut akan berpengaruh terhadap
penyediaan sarana dan prasarana pelayanan wilayah, untuk itu diperlukan suatu strategi
yang mampu mengarahkan perkembangan penduduk. Dengan kondisi laju pertumbuhan
penduduk yang berbeda pada setiap kecamatannya, maka dapat diprediksikan bahwa
jumlah penduduk tertinggi akan terkonsentrasi di Kecamatan Bulik. Sedangkan untuk
jumlah penduduk dalam klasifikasi sedang diperkirakan berada di Kecamatan
Lamandau, Sematu Jaya, Delang, dan untuk jumlah penduduk terendah akan tersebar di
Kecamatan Bulik Timur dan Kecamatan Belantikan Raya.
Mengacu pada uraian diatas, maka strategi pengembangan kependudukan di
wilayah Kabupaten Lamandau adalah sebagai berikut :
Pengendalian laju penduduk dengan batasan jumlah penduduk di setiap wilayah.
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang trampil dan b
Meningkatkan dan memperluas kesempatan kerja yang diimbangi dengan
peningkatan produktivitas tenaga kerja.
Pengaturan kepadatan penduduk, untuk mengantisipasi terkonsetrasi jumlah
penduduk di suatu wilayah.
Strategi Pengembangan Perekonomian Regional
Letak strategis wilayah Kabupaten Lamandau, mengakibatkan wilayah
Kabupaten Lamandau memiliki nilai strategis dalam konstelasi regional dengan
mengembangkan kegiatan sektor unggulan Kabupaten Lamandau yaitu Perkebunan dan
dukung lainya seperti, Pariwisata, Pertambangan dan industri .
KABUPATEN LAMANDAU 2013
penduduk di tahun perencanaan dari tahun 2010-2030 yang
mengalami peningkatan yang cukup lumayan besar akan mempengaruhi perkembangan
wilayah perencanaan dan juga laju perkembangan penduduk wilayah ini akan menjadi
ya pemekaran wilayah akan memberikan
peluang investasi yang semakin besar dan memberi rangsangan untuk berpindah ke
Perkembangan penduduk yang relatif cukup tinggi tersebut akan berpengaruh terhadap
wilayah, untuk itu diperlukan suatu strategi
yang mampu mengarahkan perkembangan penduduk. Dengan kondisi laju pertumbuhan
penduduk yang berbeda pada setiap kecamatannya, maka dapat diprediksikan bahwa
atan Bulik. Sedangkan untuk
jumlah penduduk dalam klasifikasi sedang diperkirakan berada di Kecamatan
Lamandau, Sematu Jaya, Delang, dan untuk jumlah penduduk terendah akan tersebar di
n diatas, maka strategi pengembangan kependudukan di
Pengendalian laju penduduk dengan batasan jumlah penduduk di setiap wilayah.
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang trampil dan berdaya
Meningkatkan dan memperluas kesempatan kerja yang diimbangi dengan
Pengaturan kepadatan penduduk, untuk mengantisipasi terkonsetrasi jumlah
Letak strategis wilayah Kabupaten Lamandau, mengakibatkan wilayah
Kabupaten Lamandau memiliki nilai strategis dalam konstelasi regional dengan
mengembangkan kegiatan sektor unggulan Kabupaten Lamandau yaitu Perkebunan dan
dukung lainya seperti, Pariwisata, Pertambangan dan industri .
BUKU PUTIH SANITASI
Kondisi ini secara langsung akan berpengaruh terhadap perubahan struktur kegiatan
ekonomi maupun pola ruang yang ada. Adapun kebijaksanaan pengembangan kegiatan
perekonomian di Kabupaten Lama
1. Pengembangan iklim usaha yang menjamin terciptanya persaingan yang sehat antara
usaha kecil, menengah dan besar.
2. Pemasyarakatan dan penyederhanaan mekanisme perencanaan, pemantauan dan
evaluasi kegiatan antar sektor ekonomi.
3. Pengembangan informasi pasar untuk menjamin pemasaran hasil produksi.
4. Perumusan dan pelaksanaan regulasi yang memungkinkan terciptanya iklim yang
kondusif bagi investasi, yang secara langsung berpengaruh pada perkembangan
kegiatan Usaha Kecil Menen
5. Penyederhanaan dan peningkatan efisiensi segala bentuk pengaturan untuk
penyelenggaraan usaha, sehingga memberi kesempatan yang lebih besar kepada
UKM untuk memasuki pasar dan berkembang secara wajar.
6. Peningkatan produksi masyarakat, mel
iklim usaha yang baik dan kondusif.
7. Pemberdayaan ekonomi rakyat dan sikap keberpihakan terhadap ekonomi lemah dan
sektor informasi melalui pembinaan teknis, permodalan dan pemasaran.
8. Menciptakan dan meningk
Perkebunan/Pertanian dari wilayah sekitarnya sebagai salah satu lokomotif
penggerak perekonomian wilayah.
Sektor Industri
Strategi pengembangan dan pengelolaan terhadap sektor industri adalah :
Dalam operasionalnya maka disarankan untuk menggunakan semaksimal mungkin
bahan baku lokal dan tenaga kerja lokal.
Menghilangkan atau mengurangi terjadinya polusi lingkungan dan melengkapi unit
pengolahan limbah yang memadai.
Pengembangan kegiatan industri hend
pembangunan kawasan (Kabupaten Lamandau).
Mengembangkan kegiatan usaha industri kecil dan menengah yang mampu mengolah
hasil-hasil perikanan sebagai potensi utama serta bersifat non polutan.
Memanfaatkan potensi kawasan peruntukkan industri untuk meningkatkan nilai
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Kondisi ini secara langsung akan berpengaruh terhadap perubahan struktur kegiatan
ekonomi maupun pola ruang yang ada. Adapun kebijaksanaan pengembangan kegiatan
perekonomian di Kabupaten Lamandau, diarahkan untuk :
Pengembangan iklim usaha yang menjamin terciptanya persaingan yang sehat antara
usaha kecil, menengah dan besar.
Pemasyarakatan dan penyederhanaan mekanisme perencanaan, pemantauan dan
evaluasi kegiatan antar sektor ekonomi.
Pengembangan informasi pasar untuk menjamin pemasaran hasil produksi.
Perumusan dan pelaksanaan regulasi yang memungkinkan terciptanya iklim yang
kondusif bagi investasi, yang secara langsung berpengaruh pada perkembangan
kegiatan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Penyederhanaan dan peningkatan efisiensi segala bentuk pengaturan untuk
penyelenggaraan usaha, sehingga memberi kesempatan yang lebih besar kepada
UKM untuk memasuki pasar dan berkembang secara wajar.
Peningkatan produksi masyarakat, melalui penciptaan lapangan kerja, penciptaan
iklim usaha yang baik dan kondusif.
Pemberdayaan ekonomi rakyat dan sikap keberpihakan terhadap ekonomi lemah dan
sektor informasi melalui pembinaan teknis, permodalan dan pemasaran.
Menciptakan dan meningkatkan peluang pasar dalam pemasaran hasil-hasil produksi
Perkebunan/Pertanian dari wilayah sekitarnya sebagai salah satu lokomotif
penggerak perekonomian wilayah.
Strategi pengembangan dan pengelolaan terhadap sektor industri adalah :
operasionalnya maka disarankan untuk menggunakan semaksimal mungkin
bahan baku lokal dan tenaga kerja lokal.
Menghilangkan atau mengurangi terjadinya polusi lingkungan dan melengkapi unit
pengolahan limbah yang memadai.
Pengembangan kegiatan industri hendaknya turut memberikan kontribusi bagi
pembangunan kawasan (Kabupaten Lamandau).
Mengembangkan kegiatan usaha industri kecil dan menengah yang mampu mengolah
hasil perikanan sebagai potensi utama serta bersifat non polutan.
Memanfaatkan potensi kawasan peruntukkan industri untuk meningkatkan nilai
KABUPATEN LAMANDAU 2013
Kondisi ini secara langsung akan berpengaruh terhadap perubahan struktur kegiatan
ekonomi maupun pola ruang yang ada. Adapun kebijaksanaan pengembangan kegiatan
Pengembangan iklim usaha yang menjamin terciptanya persaingan yang sehat antara
Pemasyarakatan dan penyederhanaan mekanisme perencanaan, pemantauan dan
Pengembangan informasi pasar untuk menjamin pemasaran hasil produksi.
Perumusan dan pelaksanaan regulasi yang memungkinkan terciptanya iklim yang
kondusif bagi investasi, yang secara langsung berpengaruh pada perkembangan
Penyederhanaan dan peningkatan efisiensi segala bentuk pengaturan untuk
penyelenggaraan usaha, sehingga memberi kesempatan yang lebih besar kepada
alui penciptaan lapangan kerja, penciptaan
Pemberdayaan ekonomi rakyat dan sikap keberpihakan terhadap ekonomi lemah dan
hasil produksi
Perkebunan/Pertanian dari wilayah sekitarnya sebagai salah satu lokomotif
operasionalnya maka disarankan untuk menggunakan semaksimal mungkin
Menghilangkan atau mengurangi terjadinya polusi lingkungan dan melengkapi unit
aknya turut memberikan kontribusi bagi
Mengembangkan kegiatan usaha industri kecil dan menengah yang mampu mengolah
Memanfaatkan potensi kawasan peruntukkan industri untuk meningkatkan nilai
BUKU PUTIH SANITASI
tambah pemanfaatan ruang dalam memenuhi kebutuhan ruang bagi pengembangan
kegiatan industri, dengan tetap mempertahankan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Perlunya memperhatikan batas ambang pencemaran air dan udara.
Perlu mengadakan treatment limbah cair maupun padat sehingga tidak menimbulkan
dampak lingkungan.
Jaringan jalan memenuhi kebutuhan secara teknis.
Tidak banyak memerlukan air baku.
Sektor Pariwisata
Strategi pengelolaan dan pengembangan terhadap sektor pariwisata adalah sebagai
berikut :
Penataan fasilitas dan utilitas pada setiap obyek wisata yang ada agar dapat menarik
wisatawan baik lokal, nusantara maupun mancanegara.
Peningkatan prasarana dan sarana transportasi
penyediaan fasilitas akomodasi di sekitarnya.
Operasional kegiatan pariwisata tidak mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
Arahan pengembangan kawasan pariwisata dapat dilakukan melalui :
Pemantapan dan peningkatan pemanfa
berkembang dewasa ini dengan penekanan pada kegiatan yang mempertahankan
kelestarian lingkungan.
Pelestarian sumber daya alam dan lingkungan serta peninggalan sejarah.
Menggali objek-objek wisata baru serta memperkenalkan
wisata dan kesenian daerah melalui penyediaan lokasi
Strategi Pengembangan Lingkungan Perumahan
Strategi pengelolaan dan pengembangan sektor permukiman di Kabupaten
Lamandau antara lain :
Perlu dikendalikan agar permukima
perkotaan dengan tujuan agar lahan tanah pertanian produktif tetap dapat
dipertahankan serta konservasi tanah dan air dapat terjaga dengan baik.
Perkembangannya dibatasi bagi petani atau penduduk setempat.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
tambah pemanfaatan ruang dalam memenuhi kebutuhan ruang bagi pengembangan
kegiatan industri, dengan tetap mempertahankan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
batas ambang pencemaran air dan udara.
Perlu mengadakan treatment limbah cair maupun padat sehingga tidak menimbulkan
Jaringan jalan memenuhi kebutuhan secara teknis.
Tidak banyak memerlukan air baku.
an dan pengembangan terhadap sektor pariwisata adalah sebagai
Penataan fasilitas dan utilitas pada setiap obyek wisata yang ada agar dapat menarik
wisatawan baik lokal, nusantara maupun mancanegara.
Peningkatan prasarana dan sarana transportasi untuk mencapai setiap obyek dan
penyediaan fasilitas akomodasi di sekitarnya.
Operasional kegiatan pariwisata tidak mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
Arahan pengembangan kawasan pariwisata dapat dilakukan melalui :
Pemantapan dan peningkatan pemanfaatan kawasan pariwisata yang telah
berkembang dewasa ini dengan penekanan pada kegiatan yang mempertahankan
Pelestarian sumber daya alam dan lingkungan serta peninggalan sejarah.
objek wisata baru serta memperkenalkan dan memasarkan objek
wisata dan kesenian daerah melalui penyediaan lokasi-lokasi baru.
Strategi Pengembangan Lingkungan Perumahan
Strategi pengelolaan dan pengembangan sektor permukiman di Kabupaten
Perlu dikendalikan agar permukiman pedesaan tidak berubah menjadi permukiman
perkotaan dengan tujuan agar lahan tanah pertanian produktif tetap dapat
dipertahankan serta konservasi tanah dan air dapat terjaga dengan baik.
Perkembangannya dibatasi bagi petani atau penduduk setempat.
KABUPATEN LAMANDAU 2013
tambah pemanfaatan ruang dalam memenuhi kebutuhan ruang bagi pengembangan
kegiatan industri, dengan tetap mempertahankan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Perlu mengadakan treatment limbah cair maupun padat sehingga tidak menimbulkan
an dan pengembangan terhadap sektor pariwisata adalah sebagai
Penataan fasilitas dan utilitas pada setiap obyek wisata yang ada agar dapat menarik
untuk mencapai setiap obyek dan
Operasional kegiatan pariwisata tidak mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
atan kawasan pariwisata yang telah
berkembang dewasa ini dengan penekanan pada kegiatan yang mempertahankan
dan memasarkan objek
Strategi pengelolaan dan pengembangan sektor permukiman di Kabupaten
n pedesaan tidak berubah menjadi permukiman
perkotaan dengan tujuan agar lahan tanah pertanian produktif tetap dapat
BUKU PUTIH SANITASI
Dapat dikembangkan agro industri keluarga.
Diperkenankan intensifikasi pekarangan bagi penghijauan.
Strategi Pengembangan Transportasi
Transportasi sebagai salah satu motor penggerak dalam mendukung
perekonomian wilayah, harus terus ditingkatkan kinerjanya,
perkembangan tuntunan jaman dan kemajuan teknologi. Dalam sistem prasarana
transportasi di Kabupaten Lamandau, strategi pengembangan prasarana transportasi
yang ditempuh adalah meliputi hal
Peningkatan prasarana transpor
Pengelolaan lalu lintas.
Penambahan armada angkutan dan pengaturan rute.
Pengawasan dan pengendalian penggunaan kendaraan pribadi pada ruas
kawasan-kawasan tertentu.
Perwujudan sistem terminal terpadu.
Pembangunan ruas-ruas jalan penghubung dua atau lebih zona dengan keterkaitan
pergerakan tinggi.
Strategi pengelolaan sistem prasarana transportasi bertujuan untuk :
Terciptanya kelancaran, ketertiban dan keamanan angkutan.
Lancarnya penyaluran hasil produksi, pengembangan
peningkatan kondisi jalan.
Meningkatnya disiplin pengguna jalan.
Program yang dilaksanakan bagi sistem prasarana transportasi adalah sebagai berikut :
Pengadaan, perbaikan, dan pemeliharaan rambu
Membangun terminal bis
Sehubungan dengan pengembangan kawasan
perlu dukungan sistem prasarana transportasi wilayah yang akan menghubungkan
kawasan-kawasan tersebut dengan pusat pemasaran yang ada, baik didalam wilayah
maupun diluar wilayah.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
dikembangkan agro industri keluarga.
Diperkenankan intensifikasi pekarangan bagi penghijauan.
trategi Pengembangan Transportasi
Transportasi sebagai salah satu motor penggerak dalam mendukung
perekonomian wilayah, harus terus ditingkatkan kinerjanya, seirama dengan
perkembangan tuntunan jaman dan kemajuan teknologi. Dalam sistem prasarana
transportasi di Kabupaten Lamandau, strategi pengembangan prasarana transportasi
yang ditempuh adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:
Peningkatan prasarana transportasi yang sudah ada.
Penambahan armada angkutan dan pengaturan rute.
Pengawasan dan pengendalian penggunaan kendaraan pribadi pada ruas
kawasan tertentu.
Perwujudan sistem terminal terpadu.
jalan penghubung dua atau lebih zona dengan keterkaitan
Strategi pengelolaan sistem prasarana transportasi bertujuan untuk :
Terciptanya kelancaran, ketertiban dan keamanan angkutan.
Lancarnya penyaluran hasil produksi, pengembangan obyek wisata melalui
peningkatan kondisi jalan.
Meningkatnya disiplin pengguna jalan.
Program yang dilaksanakan bagi sistem prasarana transportasi adalah sebagai berikut :
Pengadaan, perbaikan, dan pemeliharaan rambu-rambu jalan.
Membangun terminal bis dan sub-sub terminal.
Sehubungan dengan pengembangan kawasan-kawasan pusat produksi diatas, maka
perlu dukungan sistem prasarana transportasi wilayah yang akan menghubungkan
kawasan tersebut dengan pusat pemasaran yang ada, baik didalam wilayah
KABUPATEN LAMANDAU 2013
Transportasi sebagai salah satu motor penggerak dalam mendukung
seirama dengan
perkembangan tuntunan jaman dan kemajuan teknologi. Dalam sistem prasarana
transportasi di Kabupaten Lamandau, strategi pengembangan prasarana transportasi
Pengawasan dan pengendalian penggunaan kendaraan pribadi pada ruas-ruas jalan
jalan penghubung dua atau lebih zona dengan keterkaitan
obyek wisata melalui
Program yang dilaksanakan bagi sistem prasarana transportasi adalah sebagai berikut :
kawasan pusat produksi diatas, maka
perlu dukungan sistem prasarana transportasi wilayah yang akan menghubungkan
kawasan tersebut dengan pusat pemasaran yang ada, baik didalam wilayah
BUKU PUTIH SANITASI
Dengan demikian pengembangan sistem transportasi diarahkan untuk dapat
mendorong perkembangan pusat
wilayah.
Selain itu mengingat pesatnya perkembangan kegiatan dibagian timur perlu
diidentifikasikan dan diteliti untuk kemudian ditingkatkan atau dibangun sistem
transportasi yang dapat mendukung pergerakan orang dan barang.
Strategi Pengembangan Fasilitas
Sebagai salah satu faktor pendukung dalam kegiatan wilayah, ketersediaan
fasilitas sosial merupakan hal yang paling mendasar dalam menyediakan sarana
pelayanan bagi masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka strategi pengembangan
fasilitas sosial diarahkan untuk :
a. Memenuhi kebutuhan hidup orang banyak dengan lebih meningkatkan pelayana
kepada masyarakat.
b. Penyediaan dan pengembangan fasilitas sosial melalui penyebaran pelayanan di
setiap pusat-pusat pelayanan, baik pada lingkungan permukiman maupun pusat
kegiatan lainnya.
c. Penyebaran setiap jenis fasilitas pelayanan sosial
Lamandau sesuai dengan standar kebutuhan penduduk dan tingkat pelayanannya.
d. Memfungsikan dan mengoptimalkan penggunaan setiap jenis fasilitas sosial yang
sudah ada untuk lebih dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
e. Memprioritaskan penyediaan lahan untuk pengembangan fasilitas sosial bagi daerah
daerah yang jauh dari jangkauan pelayanan fasilitas yang ada.
Secara rinci, strategi pengembangan fasilitas sosial, adalah sebagai berikut :
A. Fasilitas Pendidikan
Menampung murid usia sekolah di lembaga
Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan informal dan keterampilan di
kalangan masyarakat.
Meningkatkan kualitas maupun kuantitas fasilitas pendidikan melalui peran serta
masyarakat.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Dengan demikian pengembangan sistem transportasi diarahkan untuk dapat
mendorong perkembangan pusat-pusat dan kawasan dibagian utara dan selatan
Selain itu mengingat pesatnya perkembangan kegiatan dibagian timur perlu
ikasikan dan diteliti untuk kemudian ditingkatkan atau dibangun sistem
transportasi yang dapat mendukung pergerakan orang dan barang.
asilitas
Sebagai salah satu faktor pendukung dalam kegiatan wilayah, ketersediaan
merupakan hal yang paling mendasar dalam menyediakan sarana
pelayanan bagi masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka strategi pengembangan
fasilitas sosial diarahkan untuk :
Memenuhi kebutuhan hidup orang banyak dengan lebih meningkatkan pelayana
Penyediaan dan pengembangan fasilitas sosial melalui penyebaran pelayanan di
pusat pelayanan, baik pada lingkungan permukiman maupun pusat
Penyebaran setiap jenis fasilitas pelayanan sosial di seluruh wilayah Kabupaten
Lamandau sesuai dengan standar kebutuhan penduduk dan tingkat pelayanannya.
Memfungsikan dan mengoptimalkan penggunaan setiap jenis fasilitas sosial yang
sudah ada untuk lebih dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Memprioritaskan penyediaan lahan untuk pengembangan fasilitas sosial bagi daerah
daerah yang jauh dari jangkauan pelayanan fasilitas yang ada.
Secara rinci, strategi pengembangan fasilitas sosial, adalah sebagai berikut :
Menampung murid usia sekolah di lembaga-lembaga pendidikan.
Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan informal dan keterampilan di
kalangan masyarakat.
Meningkatkan kualitas maupun kuantitas fasilitas pendidikan melalui peran serta
KABUPATEN LAMANDAU 2013
Dengan demikian pengembangan sistem transportasi diarahkan untuk dapat
pusat dan kawasan dibagian utara dan selatan
Selain itu mengingat pesatnya perkembangan kegiatan dibagian timur perlu
ikasikan dan diteliti untuk kemudian ditingkatkan atau dibangun sistem
Sebagai salah satu faktor pendukung dalam kegiatan wilayah, ketersediaan
merupakan hal yang paling mendasar dalam menyediakan sarana
pelayanan bagi masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka strategi pengembangan
Memenuhi kebutuhan hidup orang banyak dengan lebih meningkatkan pelayanan
Penyediaan dan pengembangan fasilitas sosial melalui penyebaran pelayanan di
pusat pelayanan, baik pada lingkungan permukiman maupun pusat-pusat
di seluruh wilayah Kabupaten
Lamandau sesuai dengan standar kebutuhan penduduk dan tingkat pelayanannya.
Memfungsikan dan mengoptimalkan penggunaan setiap jenis fasilitas sosial yang
sudah ada untuk lebih dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Memprioritaskan penyediaan lahan untuk pengembangan fasilitas sosial bagi daerah-
Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan informal dan keterampilan di
Meningkatkan kualitas maupun kuantitas fasilitas pendidikan melalui peran serta
BUKU PUTIH SANITASI
Meningkatkan mutu pendidikan dan optimalisasi pelayanan, melalui program
penggabungan sekolah (regrouping).
B. Fasilitas Kesehatan
Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat mulai dari tingkat
desa/kelurahan hingga tingkat kabupaten, baik secara kualitas maupun kuanti
Meningkatkan pemulihan kesehatan masyarakat, melalui peningkatan terhadap
penyediaan tenaga medis.
Meningkatkan kualitas pelayanan dan mengembangkan fasilitas kesehatan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
C. Fasilitas Peribadatan
Meningkatkan penyedi
penduduk, berdasarkan rasio penduduk pemeluk agama.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas serta pengembangan fasilitas peribadatan
dengan melibatkan masyarakat.
D. Fasilitas Perdagangan
Penempatan dan penyediaan fasilitas perdagangan diatur berdasarkan skala
kegiatan perdagangan lokal hingga regional dengan melakukan penyebaran pada
sentra-sentra ekonomi di setiap wilayah sesuai dengan potensi dan karakteristik
daerahnya.
Pengaturan tata ruangnya dalam s
pelayanannya.
Pemanfaatan pasar-pasar tradisional secara optimal sebagai salah satu sentra
ekonomi pada tingkat kecamatan.
Strategi Pengembangan Utilitas
Strategi pengembangan utilitas pelayanan didasarkan pada a
kebutuhan masyarakat Kabupaten Lamandau di masa mendatang. Berdasarkan kriteria
pelayanan yang ada, maka pengembangan utilitas disesuaikan dengan kebutuhan
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
utu pendidikan dan optimalisasi pelayanan, melalui program
penggabungan sekolah (regrouping).
Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat mulai dari tingkat
desa/kelurahan hingga tingkat kabupaten, baik secara kualitas maupun kuanti
Meningkatkan pemulihan kesehatan masyarakat, melalui peningkatan terhadap
penyediaan tenaga medis.
Meningkatkan kualitas pelayanan dan mengembangkan fasilitas kesehatan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
Meningkatkan penyediaan fasilitas peribadatan yang sesuai dengan kebutuhan
penduduk, berdasarkan rasio penduduk pemeluk agama.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas serta pengembangan fasilitas peribadatan
dengan melibatkan masyarakat.
enyediaan fasilitas perdagangan diatur berdasarkan skala
kegiatan perdagangan lokal hingga regional dengan melakukan penyebaran pada
sentra ekonomi di setiap wilayah sesuai dengan potensi dan karakteristik
Pengaturan tata ruangnya dalam suatu kelompok kegiatan, sesuai dengan skala
pasar tradisional secara optimal sebagai salah satu sentra
ekonomi pada tingkat kecamatan.
Strategi Pengembangan Utilitas
Strategi pengembangan utilitas pelayanan didasarkan pada antisipasi pemenuhan
kebutuhan masyarakat Kabupaten Lamandau di masa mendatang. Berdasarkan kriteria
pelayanan yang ada, maka pengembangan utilitas disesuaikan dengan kebutuhan
KABUPATEN LAMANDAU 2013
utu pendidikan dan optimalisasi pelayanan, melalui program
Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat mulai dari tingkat
desa/kelurahan hingga tingkat kabupaten, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Meningkatkan pemulihan kesehatan masyarakat, melalui peningkatan terhadap
Meningkatkan kualitas pelayanan dan mengembangkan fasilitas kesehatan sesuai
aan fasilitas peribadatan yang sesuai dengan kebutuhan
Meningkatkan kualitas dan kuantitas serta pengembangan fasilitas peribadatan
enyediaan fasilitas perdagangan diatur berdasarkan skala
kegiatan perdagangan lokal hingga regional dengan melakukan penyebaran pada
sentra ekonomi di setiap wilayah sesuai dengan potensi dan karakteristik
uatu kelompok kegiatan, sesuai dengan skala
pasar tradisional secara optimal sebagai salah satu sentra
ntisipasi pemenuhan
kebutuhan masyarakat Kabupaten Lamandau di masa mendatang. Berdasarkan kriteria
pelayanan yang ada, maka pengembangan utilitas disesuaikan dengan kebutuhan
BUKU PUTIH SANITASI
masyarakat pada umumnya, seperti : air bersih, listrik, telekomunikasi dan siste
persampahan.
A. Air Bersih
Peningkatan jangkauan pelayanan air bersih ke seluruh bagian wilayah di
Kabupaten Lamandau yang belum terlayani dengan memanfaatkan secara
maksimal sumber-sumber air yang ada (air permukaan dan air bawah tanah).
Meningkatkan cadangan volume air tanah melalui pembuatan sumur
resapan.
Pengendalian penggunaan sumber
kedalaman sumur pompa pada wilayah
Pengembangan pemanfaatan sumber
teknis sulit terjangkau oleh pelayanan air bersih, melalui pengembangan Tempat
Air Hidrant Umum (TAHU).
Pengendalian lingkungan sekitar sumber
dengan menetapkannya sebagai area konservasi.
B. Listrik
Peningkatan pelayanan jaringan listrik ke seluruh bagian wilayah yang belum
terpenuhi.
Pengembangan sistem pengamanan untuk mengurangi jumlah kehilangan energi
listrik akibat kebocoran dan pencurian.
Peningkatan jumlah cadangan penyediaan energi listrik acara interkoneksi
dengan daerah sumber tenaga listrik.
Peningkatan jumlah GI (Gardu Induk) khusus jangkauan pelayanan guna
peningkatan pelayanan.
Peningkatan pengembangan listrik pedesaan dengan menggunakan tenaga diesel.
Pemasangan sistem meterisasi bagi penerangan jalan u
penggunaan.
Pengaman penggunaan lahan di sekitar jaringan tegangan listrik dengan
pemanfaatan bagi jalur hijau dan taman.
C. Telepon
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
masyarakat pada umumnya, seperti : air bersih, listrik, telekomunikasi dan siste
Peningkatan jangkauan pelayanan air bersih ke seluruh bagian wilayah di
Kabupaten Lamandau yang belum terlayani dengan memanfaatkan secara
sumber air yang ada (air permukaan dan air bawah tanah).
cadangan volume air tanah melalui pembuatan sumur
Pengendalian penggunaan sumber-sumber air bawah tanah dengan membatasi
kedalaman sumur pompa pada wilayah-wilayah tertentu.
Pengembangan pemanfaatan sumber-sumber mata air bagi wilayah yang s
teknis sulit terjangkau oleh pelayanan air bersih, melalui pengembangan Tempat
Air Hidrant Umum (TAHU).
Pengendalian lingkungan sekitar sumber-sumber mata air dari pencemaran
dengan menetapkannya sebagai area konservasi.
nan jaringan listrik ke seluruh bagian wilayah yang belum
Pengembangan sistem pengamanan untuk mengurangi jumlah kehilangan energi
listrik akibat kebocoran dan pencurian.
Peningkatan jumlah cadangan penyediaan energi listrik acara interkoneksi
engan daerah sumber tenaga listrik.
Peningkatan jumlah GI (Gardu Induk) khusus jangkauan pelayanan guna
peningkatan pelayanan.
Peningkatan pengembangan listrik pedesaan dengan menggunakan tenaga diesel.
Pemasangan sistem meterisasi bagi penerangan jalan umum per blok
Pengaman penggunaan lahan di sekitar jaringan tegangan listrik dengan
pemanfaatan bagi jalur hijau dan taman.
KABUPATEN LAMANDAU 2013
masyarakat pada umumnya, seperti : air bersih, listrik, telekomunikasi dan sistem
Peningkatan jangkauan pelayanan air bersih ke seluruh bagian wilayah di
Kabupaten Lamandau yang belum terlayani dengan memanfaatkan secara
sumber air yang ada (air permukaan dan air bawah tanah).
cadangan volume air tanah melalui pembuatan sumur-sumur
sumber air bawah tanah dengan membatasi
sumber mata air bagi wilayah yang secara
teknis sulit terjangkau oleh pelayanan air bersih, melalui pengembangan Tempat
sumber mata air dari pencemaran
nan jaringan listrik ke seluruh bagian wilayah yang belum
Pengembangan sistem pengamanan untuk mengurangi jumlah kehilangan energi
Peningkatan jumlah cadangan penyediaan energi listrik acara interkoneksi
Peningkatan jumlah GI (Gardu Induk) khusus jangkauan pelayanan guna
Peningkatan pengembangan listrik pedesaan dengan menggunakan tenaga diesel.
mum per blok
Pengaman penggunaan lahan di sekitar jaringan tegangan listrik dengan
BUKU PUTIH SANITASI
Peningkatan pengembangan jaringan telepon guna pemerataan pelayanan di
setiap wilayah kota.
Peningkatan pengembangan sentra telepon otomat dan telepon guna menunjang
kelancaran aktivitas penduduk.
Peningkatan pengembangan satuan sambungan telepon maupun telepon umum
pada setiap bagian wilayah kabupaten yang belum terlayani.
Pengembangan jaringan kabel bawah tanah
utilitas wilayah lainnya.
D. Persampahan
Peningkatan pelayanan pengangkutan sampah di mulai dari unit lingkungan
terkecil ke kawasan perdesaan melalui pola pengelolaan sampah terpadu.
Peningkatan kesadaran masyarakat
menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir sampah, baik untuk dikelola sendiri
atau kerjasama dengan wilayah lainnya dengan tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan sekitarnya.
Peningkatan penggunaan sarana pengangkutan sampah melalui pola angkutan
sampah reguler dengan memperhatikan waktu dan jalur pengangkutan sampah ke
TPA.
Mengembangkan pola kerjasama dengan swasta baik dalam kegiatan
pengumpulan dan pengangkutan ataupun dalam peng
Pemrosesan Akhir (TPA).
2.5 Sosial dan Budaya
Masyarakat Kabupaten Lamandau adalah heterogen, di mana penduduk asli
adalah suku Dayak. Penduduk pendatang yang sudah lama berdomisili
Lamandau yaitu orang–orang yang mengikut
sedangkan penduduk pendatang baru adalah orang
Penduduk pendatang baru ini umumnya mempunyai mata pencarian sebagai
pedagang, bekerja di perusahaan perkebunan atau sebagai PNS yang ditem
instansi-instansi pemerintah. Pola hidup masyarakat asli, khususnya yang bermukim di
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Peningkatan pengembangan jaringan telepon guna pemerataan pelayanan di
mbangan sentra telepon otomat dan telepon guna menunjang
kelancaran aktivitas penduduk.
Peningkatan pengembangan satuan sambungan telepon maupun telepon umum
pada setiap bagian wilayah kabupaten yang belum terlayani.
Pengembangan jaringan kabel bawah tanah yang terintegrasi dengan jaringan
utilitas wilayah lainnya.
Peningkatan pelayanan pengangkutan sampah di mulai dari unit lingkungan
terkecil ke kawasan perdesaan melalui pola pengelolaan sampah terpadu.
Peningkatan kesadaran masyarakat dalam upaya menanggulangi sampah untuk
menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir sampah, baik untuk dikelola sendiri
atau kerjasama dengan wilayah lainnya dengan tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan sekitarnya.
katan penggunaan sarana pengangkutan sampah melalui pola angkutan
sampah reguler dengan memperhatikan waktu dan jalur pengangkutan sampah ke
Mengembangkan pola kerjasama dengan swasta baik dalam kegiatan
pengumpulan dan pengangkutan ataupun dalam pengelolaan sampah di Tempat
Akhir (TPA).
Masyarakat Kabupaten Lamandau adalah heterogen, di mana penduduk asli
adalah suku Dayak. Penduduk pendatang yang sudah lama berdomisili di
orang yang mengikuti program transmigrasi tahun 1980
sedangkan penduduk pendatang baru adalah orang-orang yang datang belakangan.
Penduduk pendatang baru ini umumnya mempunyai mata pencarian sebagai
pedagang, bekerja di perusahaan perkebunan atau sebagai PNS yang ditem
instansi pemerintah. Pola hidup masyarakat asli, khususnya yang bermukim di
KABUPATEN LAMANDAU 2013
Peningkatan pengembangan jaringan telepon guna pemerataan pelayanan di
mbangan sentra telepon otomat dan telepon guna menunjang
Peningkatan pengembangan satuan sambungan telepon maupun telepon umum
yang terintegrasi dengan jaringan
Peningkatan pelayanan pengangkutan sampah di mulai dari unit lingkungan
terkecil ke kawasan perdesaan melalui pola pengelolaan sampah terpadu.
dalam upaya menanggulangi sampah untuk
Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir sampah, baik untuk dikelola sendiri
atau kerjasama dengan wilayah lainnya dengan tetap memperhatikan kelestarian
katan penggunaan sarana pengangkutan sampah melalui pola angkutan
sampah reguler dengan memperhatikan waktu dan jalur pengangkutan sampah ke
Mengembangkan pola kerjasama dengan swasta baik dalam kegiatan
elolaan sampah di Tempat
Masyarakat Kabupaten Lamandau adalah heterogen, di mana penduduk asli
di Kabupaten
i program transmigrasi tahun 1980-an,
orang yang datang belakangan.
Penduduk pendatang baru ini umumnya mempunyai mata pencarian sebagai
pedagang, bekerja di perusahaan perkebunan atau sebagai PNS yang ditempatkan di
instansi pemerintah. Pola hidup masyarakat asli, khususnya yang bermukim di
BUKU PUTIH SANITASI
pedesaan (pedalaman) lebih mengandalkan pada sumber alam yang ada di sekitarnya.
Mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dari kegiatan bidang pertanian, dengan pola
ladang berpindah. Sementara para pendatang, khususnya para transmigran, juga
berusaha bidang pertanian, namun umumnya mereka bertani dengan ladang tetap, dan
mengembangkan lahan yang telah dikelolanya.
Wilayah yang paling berkembang saat ini adalah Kecama
ini kondisinya jauh lebih ramai dibandingkan kecamatan lainnya. Nanga Bulik
merupakan pusat perekonomian dan pemerintahan. Sebagian besar masyarakat di Nanga
Bulik adalah orang Dayak yang menganut agama Islam. Mereka lebih senang diseb
Dayak Melayu karena sudah jarang menggunakan bahasa dan adat Dayak. Masyarakat
pendatang kebanyakan datang dari Demak, Semarang dan kota
pula masyarakat transmigran yang telah berhasil dan berdagang di Nanga Bulik.
Fasilitas pendidikan
Pemerintah Kabupaten Lamandau telah berupaya maksimal dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan di bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat
dari terpenuhinya sarana pendidikan dengan mempertimbangkan unit administrasi
pemerintahan, jumlah penduduk terlayani dan faktor desain keruangan dan kelompok
lingkungan. Seperti yang terlihat pada
Tabel 2.9: Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Lamandau
Nama Kecamatan
SDBulik 23
Bulik Timur 14
Menthobi Raya 12
Sematu Jaya 8
Lamandau 14
Belantikan Raya 14
Batang Kawa 9
Delang 12
Sumber: Kabupaten Lamandau Dalam Angka
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
pedesaan (pedalaman) lebih mengandalkan pada sumber alam yang ada di sekitarnya.
Mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dari kegiatan bidang pertanian, dengan pola
ladang berpindah. Sementara para pendatang, khususnya para transmigran, juga
berusaha bidang pertanian, namun umumnya mereka bertani dengan ladang tetap, dan
mengembangkan lahan yang telah dikelolanya.
Wilayah yang paling berkembang saat ini adalah Kecamatan Bulik. Kecamatan
ini kondisinya jauh lebih ramai dibandingkan kecamatan lainnya. Nanga Bulik
merupakan pusat perekonomian dan pemerintahan. Sebagian besar masyarakat di Nanga
Bulik adalah orang Dayak yang menganut agama Islam. Mereka lebih senang diseb
Dayak Melayu karena sudah jarang menggunakan bahasa dan adat Dayak. Masyarakat
pendatang kebanyakan datang dari Demak, Semarang dan kota- kota lain di Jawa, ada
pula masyarakat transmigran yang telah berhasil dan berdagang di Nanga Bulik.
Pemerintah Kabupaten Lamandau telah berupaya maksimal dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan di bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat
dari terpenuhinya sarana pendidikan dengan mempertimbangkan unit administrasi
, jumlah penduduk terlayani dan faktor desain keruangan dan kelompok
lingkungan. Seperti yang terlihat pada table dibawah ini.
Tabel 2.9: Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Lamandau
Jumlah Sarana Pendidikan
Umum Agama SD SLTP SMA SMK MI MTs
7 3 2 1 1
6 1 0 0 0
5 1 0 1 0
4 1 0 1 1
5 2 0 0 0
4 1 0 0 0
5 1 0 0 0
5 1 0 0 0
Lamandau Dalam Angka Tahun 2013
KABUPATEN LAMANDAU 2013
pedesaan (pedalaman) lebih mengandalkan pada sumber alam yang ada di sekitarnya.
Mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dari kegiatan bidang pertanian, dengan pola
ladang berpindah. Sementara para pendatang, khususnya para transmigran, juga
berusaha bidang pertanian, namun umumnya mereka bertani dengan ladang tetap, dan
tan Bulik. Kecamatan
ini kondisinya jauh lebih ramai dibandingkan kecamatan lainnya. Nanga Bulik
merupakan pusat perekonomian dan pemerintahan. Sebagian besar masyarakat di Nanga
Bulik adalah orang Dayak yang menganut agama Islam. Mereka lebih senang disebut
Dayak Melayu karena sudah jarang menggunakan bahasa dan adat Dayak. Masyarakat
kota lain di Jawa, ada
pula masyarakat transmigran yang telah berhasil dan berdagang di Nanga Bulik.
Pemerintah Kabupaten Lamandau telah berupaya maksimal dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan di bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat
dari terpenuhinya sarana pendidikan dengan mempertimbangkan unit administrasi
, jumlah penduduk terlayani dan faktor desain keruangan dan kelompok
MA 1
1
0
0
0
0
0
0
BUKU PUTIH SANITASI
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Kemiskinan Masyarakat
Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan
melihat perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan
capaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dengan melihat
perkembangan angka IPM tiap tahun, tampaknya kemajuan yang dicapai Lamandau
dalam pembangunan manusia mengalami peningkatan. Angka IPM Lamandau
mengalami peningkatan dari 71,98 pada Tahun 2008 menjad
Persentase penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di
Lamandau mengalami penurunan yang cukup signifikan. Ini terlihat pada Tahun 2007
persentase penduduk miskin sebesar 7,76 persen turun menjadi 6,97 persen
2008. Angka kemiskinan kembali turun pada Tahun 2009 menjadi 5,57 persen dan pada
Tahun 2010 berhasil mencapai penurunan hingga sebesar 5,35 persen. Pada Tahun 2010
tersebut Lamandau merupakan kabupaten dengan presentase penduduk miskin terendah
ketiga se Kalimantan Tengah setelah Kota Palangka Raya.
Tabel 2.10: Jumlah penduduk miskin per kecamatan
Nama Kecamatan Bulik
Bulik Timur
Menthobi Raya
Sematu Jaya
Lamandau
Belantikan Raya
Batang Kawa
Delang
Sumber: Penduduk Miskin Kabupaten 2008
Persentase penduduk Kabupaten Lamandau yang terus meningkat dari tahun ke
tahun menghasilkan kepadatan bangunan dan hunian yang semakin tinggi pula.Tingkat
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Kemiskinan Masyarakat
Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan
melihat perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan
bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dengan melihat
perkembangan angka IPM tiap tahun, tampaknya kemajuan yang dicapai Lamandau
dalam pembangunan manusia mengalami peningkatan. Angka IPM Lamandau
mengalami peningkatan dari 71,98 pada Tahun 2008 menjadi 72,74 di Tahun 2011.
Persentase penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di
Lamandau mengalami penurunan yang cukup signifikan. Ini terlihat pada Tahun 2007
persentase penduduk miskin sebesar 7,76 persen turun menjadi 6,97 persen
2008. Angka kemiskinan kembali turun pada Tahun 2009 menjadi 5,57 persen dan pada
Tahun 2010 berhasil mencapai penurunan hingga sebesar 5,35 persen. Pada Tahun 2010
tersebut Lamandau merupakan kabupaten dengan presentase penduduk miskin terendah
ketiga se Kalimantan Tengah setelah Kota Palangka Raya.
Tabel 2.10: Jumlah penduduk miskin per kecamatan
Jumlah keluarga miskin (KK) 795
811
539
177
473
328
358
474
Penduduk Miskin Kabupaten 2008
Persentase penduduk Kabupaten Lamandau yang terus meningkat dari tahun ke
tahun menghasilkan kepadatan bangunan dan hunian yang semakin tinggi pula.Tingkat
KABUPATEN LAMANDAU 2013
Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan
melihat perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan
bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dengan melihat
perkembangan angka IPM tiap tahun, tampaknya kemajuan yang dicapai Lamandau
dalam pembangunan manusia mengalami peningkatan. Angka IPM Lamandau
i 72,74 di Tahun 2011.
Persentase penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di
Lamandau mengalami penurunan yang cukup signifikan. Ini terlihat pada Tahun 2007
persentase penduduk miskin sebesar 7,76 persen turun menjadi 6,97 persen di Tahun
2008. Angka kemiskinan kembali turun pada Tahun 2009 menjadi 5,57 persen dan pada
Tahun 2010 berhasil mencapai penurunan hingga sebesar 5,35 persen. Pada Tahun 2010
tersebut Lamandau merupakan kabupaten dengan presentase penduduk miskin terendah
Persentase penduduk Kabupaten Lamandau yang terus meningkat dari tahun ke
tahun menghasilkan kepadatan bangunan dan hunian yang semakin tinggi pula.Tingkat
BUKU PUTIH SANITASI
kepadatan permukiman tersebut akan menimbulkan kerawanan kesehatan. Adapun
tingkat kepadatan perumahan permukiman di Kabupaten Lamandau dapat di lihat dari
Error! Reference source not found.
Tabel 2.11: Jumlah rumah per kecamatan
Nama Kecamatan Bulik
Bulik Timur
Menthobi Raya
Sematu Jaya
Lamandau
Belantikan Raya
Batang Kawa
Delang
Sumber:Survey Lapangan; * jumlah rumah tangga tahun 2011
Wilayah Kumuh Kawasan Per
Secara umum Menurut Sinulingga (2005)
Perkotaan dapat di jelaskan dengan beberapa
1. Penduduk sangat padat antara 250
(MMUDP,90) menyatakan bahwa apabila kepadatan suatu kawasan telah
jiwa/ha maka timbul masalah akibat kepadatan ini, antara
tidak mungkin lagi memiliki persyaratan fisiologis,psikologis dan perlindungan terhadap
penyakit.
2. Jalan-jalan sempit tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, karena
kadang-kadang jalan ini sudah tersembunyi dibalik atap
bersinggungan satu sama lain.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
kepadatan permukiman tersebut akan menimbulkan kerawanan kesehatan. Adapun
tingkat kepadatan perumahan permukiman di Kabupaten Lamandau dapat di lihat dari
Error! Reference source not found. di bawah ini.
Tabel 2.11: Jumlah rumah per kecamatan
Jumlah Rumah 6352*
1931
2502
2424*
1572*
1528
757
1382*
; * jumlah rumah tangga tahun 2011
kotaan
Menurut Sinulingga (2005) ciri-ciri dari wilayah kumuh Kawasan
Perkotaan dapat di jelaskan dengan beberapa criteria sebagai berikut :
Penduduk sangat padat antara 250-400 jiwa/ha. Pendapat para ahli perkotaan
(MMUDP,90) menyatakan bahwa apabila kepadatan suatu kawasan telah mencapai 80
jiwa/ha maka timbul masalah akibat kepadatan ini, antara perumahan yang
tidak mungkin lagi memiliki persyaratan fisiologis,psikologis dan perlindungan terhadap
jalan sempit tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, karena
kadang jalan ini sudah tersembunyi dibalik atap-atap rumah
bersinggungan satu sama lain.
KABUPATEN LAMANDAU 2013
kepadatan permukiman tersebut akan menimbulkan kerawanan kesehatan. Adapun
tingkat kepadatan perumahan permukiman di Kabupaten Lamandau dapat di lihat dari
ciri dari wilayah kumuh Kawasan
400 jiwa/ha. Pendapat para ahli perkotaan
mencapai 80
perumahan yang dibangun
tidak mungkin lagi memiliki persyaratan fisiologis,psikologis dan perlindungan terhadap
jalan sempit tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, karena sempitnya,
yang sudah
BUKU PUTIH SANITASI
3. Fasilitas drainase sangat tidak memadai, dan malahan biasa terdapat jalanjalan
drainase, sehingga apabila hujan kawasan ini dengan mudah akan
4. Fasilitas pembuangan air kotor/tinja sangat mi
membuang tinjanya ke saluran yang dekat dengan rumah,
membuangnya ke sungai yang terdekat.
5. Fasilitas penyediaan air bersih sangat minim, memanfaatkan air sumur
atau membeli secara kalengan.
6. Tata bangunan sangat tidak teratur dan bangunan
permanen dan malahan banyak yang darurat.
7. Kondisi a sampai f membuat kawasan ini sangat rawan terhadap penularan
8. Pemilikan hak atas lahan sering tidak le
tanah negara dan para pemilik tidak memiliki status apa
Dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
menyatakan bahwa:
......untuk mendukung terwujudnya lingkungan pemukiman ya
keamanan, kesehatan, kenyamanan dan keandalan bangunan, suatu
yang tidak sesuai tata ruang, kepadatan bangunan sangat
rendah, prasarana lingkungan tidak memenuhi syarat
kehidupan dan penghidupan masyarakat
Kabupaten/Kota yang bersangkutan
Jadi Wilayah Kumuh Perkotaan di Kabupaten Lamand
di atas, masih terlihat dikawasan tengah kota yg ada kawasan bisnis (Pasar), Daerah
bantaran Sungai, di Nanga Bulik
genangan air hujan dan luapan sungai, serta tingkat kepadatan yg kuran
kawasan menjadikan kawasan bisnis (Pasar) menjadi daerah yg padat dan terlihat kumuh.
Beberapa tempat sudah mulai terlihat kumuh karena sudah mulai terlihat tingkat kepadatan
penduduk dengan banyaknya pendatang karena melihat peluang usah
lamandau ini sudah semakin meningkat dari per tahunnya, kurang terlayaninya fasilitas
sanitasi yang memadai sehingga mulai terlihat sampah yg mulai menumpuk,
titik saluran-saluran air ada yg
genangan atau luapan air pada saat hujan.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Fasilitas drainase sangat tidak memadai, dan malahan biasa terdapat jalanjalan
drainase, sehingga apabila hujan kawasan ini dengan mudah akan tergenang oleh air.
Fasilitas pembuangan air kotor/tinja sangat minim sekali. Ada diantaranya yang langsung
membuang tinjanya ke saluran yang dekat dengan rumah, ataupun ada juga yang
membuangnya ke sungai yang terdekat.
Fasilitas penyediaan air bersih sangat minim, memanfaatkan air sumur dangkal, air hujan
secara kalengan.
Tata bangunan sangat tidak teratur dan bangunan-bangunan pada umumnya
permanen dan malahan banyak yang darurat.
Kondisi a sampai f membuat kawasan ini sangat rawan terhadap penularan penyakit.
Pemilikan hak atas lahan sering tidak legal, artinya status tanahnya masih
tanah negara dan para pemilik tidak memiliki status apa-apa.
Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman, yang
......untuk mendukung terwujudnya lingkungan pemukiman yang memenuhi
keamanan, kesehatan, kenyamanan dan keandalan bangunan, suatu lingkungan pemukiman
yang tidak sesuai tata ruang, kepadatan bangunan sangat tinggi, kualitas bangunan sangat
rendah, prasarana lingkungan tidak memenuhi syarat dan rawan, yang dapat membahayakan
kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni, dapat ditetapkan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota yang bersangkutan sebagai lingkungan pemukiman kumuh..
Wilayah Kumuh Perkotaan di Kabupaten Lamandau apabila ditinjau dari syarat
di atas, masih terlihat dikawasan tengah kota yg ada kawasan bisnis (Pasar), Daerah
di Nanga Bulik sudah mulai terlihat sampah menumpuk di beberapa titik,
genangan air hujan dan luapan sungai, serta tingkat kepadatan yg kurang merata ke semua
kawasan menjadikan kawasan bisnis (Pasar) menjadi daerah yg padat dan terlihat kumuh.
Beberapa tempat sudah mulai terlihat kumuh karena sudah mulai terlihat tingkat kepadatan
penduduk dengan banyaknya pendatang karena melihat peluang usaha di kabupaten
lamandau ini sudah semakin meningkat dari per tahunnya, kurang terlayaninya fasilitas
sanitasi yang memadai sehingga mulai terlihat sampah yg mulai menumpuk,
yg sudah mulai rusak dan buntu sehingga banyak terjadi
genangan atau luapan air pada saat hujan.
KABUPATEN LAMANDAU 2013
Fasilitas drainase sangat tidak memadai, dan malahan biasa terdapat jalanjalan tanpa
tergenang oleh air.
yang langsung
ataupun ada juga yang
dangkal, air hujan
bangunan pada umumnya tidak
penyakit.
gal, artinya status tanahnya masih merupakan
Pemukiman, yang
persyaratan
lingkungan pemukiman
tinggi, kualitas bangunan sangat
, yang dapat membahayakan
penghuni, dapat ditetapkan oleh Pemerintah
syarat-syarat
di atas, masih terlihat dikawasan tengah kota yg ada kawasan bisnis (Pasar), Daerah
sudah mulai terlihat sampah menumpuk di beberapa titik,
g merata ke semua
kawasan menjadikan kawasan bisnis (Pasar) menjadi daerah yg padat dan terlihat kumuh.
Beberapa tempat sudah mulai terlihat kumuh karena sudah mulai terlihat tingkat kepadatan
a di kabupaten
lamandau ini sudah semakin meningkat dari per tahunnya, kurang terlayaninya fasilitas
sanitasi yang memadai sehingga mulai terlihat sampah yg mulai menumpuk, di beberapa
anyak terjadi
BUKU PUTIH SANITASI
2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah
Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran dari
Kabupaten Kotawaringin Barat di wilayah Propinsi Kalimantan Tengah yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor
yang hari jadinya ditetapkan tanggal 3 Agustus 2002. Seiring dengan pelaksanaan
otonomi daerah, pemerintah Kabupaten Lamandau telah membentuk DPRD serta
lembaga Organisai pemerintah lainnya.
Sebagai daerah yang baru dengan tujuan membangu
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka Kabupaten Lamandau
menetapkan Tema dan Konsep Pembangunan dengan mempertimbangkan kondisi
lingkungan strategis, baik internal maupun eks
peluang. Operasionalisasi kegiatan Pemerintahan, Pembangunan, dan Pelayanan
kepada Masyarakat Kabupaten Lamandau dimulai sesudah adanya Pembentukan
Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan mengacu kepada
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang dilanjutkan dengan
pelantikan para pejabat yang menduduki Jabatan Struktur pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah sebagaimana berikut:
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lamandau Berdasarkan P
Pemerintah No 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah:
Sekretariat Daerah
Sekretaris Daerah
Asistem Pemerintahan
Asisten Ekonomi dan Pembangunan
Asisten Administrasi Umum
Staf Ahli Bidang Hukum dan Pemerintah
Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan
Sekretariat Dewan
Badan
Badan Perencanaan Pembangunan
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Kelembagaan Pemerintah Daerah
Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran dari
Kabupaten Kotawaringin Barat di wilayah Propinsi Kalimantan Tengah yang dibentuk
Undang Nomor 5 tahun 2002 dengan Ibukotanya Nanga Bulik
yang hari jadinya ditetapkan tanggal 3 Agustus 2002. Seiring dengan pelaksanaan
otonomi daerah, pemerintah Kabupaten Lamandau telah membentuk DPRD serta
lembaga Organisai pemerintah lainnya.
ebagai daerah yang baru dengan tujuan membangun daerah sendiri dalam
eningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka Kabupaten Lamandau
menetapkan Tema dan Konsep Pembangunan dengan mempertimbangkan kondisi
lingkungan strategis, baik internal maupun eksternal. Faktor kekuatan, kelemahan,
Operasionalisasi kegiatan Pemerintahan, Pembangunan, dan Pelayanan
kepada Masyarakat Kabupaten Lamandau dimulai sesudah adanya Pembentukan
Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan mengacu kepada Peraturan Pemerinta
ahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang dilanjutkan dengan
pelantikan para pejabat yang menduduki Jabatan Struktur pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah sebagaimana berikut:
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lamandau Berdasarkan P
Pemerintah No 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah:
Asisten Ekonomi dan Pembangunan
Asisten Administrasi Umum
Staf Ahli Bidang Hukum dan Pemerintah
Perekonomian dan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
KABUPATEN LAMANDAU 2013
Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran dari
Kabupaten Kotawaringin Barat di wilayah Propinsi Kalimantan Tengah yang dibentuk
5 tahun 2002 dengan Ibukotanya Nanga Bulik
yang hari jadinya ditetapkan tanggal 3 Agustus 2002. Seiring dengan pelaksanaan
otonomi daerah, pemerintah Kabupaten Lamandau telah membentuk DPRD serta
n daerah sendiri dalam
eningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka Kabupaten Lamandau
menetapkan Tema dan Konsep Pembangunan dengan mempertimbangkan kondisi
ternal. Faktor kekuatan, kelemahan,
Operasionalisasi kegiatan Pemerintahan, Pembangunan, dan Pelayanan
kepada Masyarakat Kabupaten Lamandau dimulai sesudah adanya Pembentukan
Peraturan Pemerintah
ahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang dilanjutkan dengan
pelantikan para pejabat yang menduduki Jabatan Struktur pada Satuan Kerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lamandau Berdasarkan Peraturan
BUKU PUTIH SANITASI
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Badan Lingkungan Hidup
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana
Inspektorat Daerah
Dinas
Dinas Pendidikan, Pariwisata, Pemuda dan
Dinas Kesehatan
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Dinas Sosial, Tenaga Kerja
Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Dinas Pertambangan dan Energi
Dinas Pendapatan, Penge
Kantor
Kantor Ketahanan Pangan
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Rumah Sakit Umum Daerah
Instansi Vertikal dan Perusahaan Negara, BUMN / BUMD
Polres Lamandau
Kejaksaan Negeri
Kementerian Agama (Kemenag)
Badan Pusat Statistik (BPS)
PT. Pos dan Giro
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Badan Lingkungan Hidup
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Masyarakat Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Dinas Pendidikan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah
as Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Dinas Pertambangan dan Energi
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kantor Ketahanan Pangan
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Rumah Sakit Umum Daerah
Instansi Vertikal dan Perusahaan Negara, BUMN / BUMD
Agama (Kemenag)
Badan Pusat Statistik (BPS)
KABUPATEN LAMANDAU 2013
Masyarakat Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Usaha Mikro Kecil Menengah
BUKU PUTIH SANITASI
PT. PLN Ranting Nanga Bulik
Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Nanga Bulik
Bank Pembangunan Kalimantan Tengah (BPK) Cabang Pembantu
Perusaahaan Daerah Air
Perusahaan Daerah (Perusda) Bajurung Raya
Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)
Kecamatan
Kantor Camat Bulik
Kantor Camat Bulik Timur
Kantor Camat Sematu Jaya
Kantor Camat Menthobi Raya
Kantor Camat Lamandau
Kantor Camat Belantikan
Kantor Camat Batang Kawa
Kantor Camat Delang
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
PT. PLN Ranting Nanga Bulik
Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Nanga Bulik
Bank Pembangunan Kalimantan Tengah (BPK) Cabang Pembantu
Minum (PDAM) Kabupaten Lamandau
Perusahaan Daerah (Perusda) Bajurung Raya
Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)
Kantor Camat Bulik Timur
Kantor Camat Sematu Jaya
Kantor Camat Menthobi Raya
Kantor Camat Lamandau
Kantor Camat Belantikan Raya
Kantor Camat Batang Kawa
KABUPATEN LAMANDAU 2013
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013
Gambar 2.1: Struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten
KABUPATEN LAMANDAU 2013
Gambar 2.1: Struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten Lamandau
Halaman 59